isolasi dan identifikasi bakteri

Upload: gina-ruqbah

Post on 13-Oct-2015

134 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Isolasi dan identifikasi bakteri

Isolasi dan identifikasi bakteri

Pembiakan dan identifikasi bakteri bersumber dari spesimen yang merupakan hasil proses infeksi, sedangkan infeksi itu sendiri dapat berasal dari berbagai sumber,beberapa tahapan terjadinya proses infeksi : Infeksi memerlukan tempat masuk yang sesuai (port of entry) misalnya saluran pernafasan, saluran pencernaan, kontak langsung, gigitan serangga. Tempat masuknya bakteri biasanya spesifik terutama untuk bakteri patogen, bakteri harus tumbuh dan berkembang dalam tubuh hospes dan menyebar melalui system limfa dan aliran darah menyebar ke seluruh jaringan, Penyebaran infeksi memerlukan jalan keluar unuk menginfeksi hospes lainnya (port of exit). .Patogenitas bakteri terutama disebabkan oleh adanya kapsul pada bakteri tersebut, bakteri yang tidak berkapsul lebih mudah untuk difagosit oleh sel leukosit. Hilangnya kapsul bakteri berhubungan dengan hilangnya virulensi bakteri karena kapsul diketahui sebagai faktor pengganggu. (contohnya bakteri pneumococcus)Toksin bakteri diketahui memiliki peranan penting dalam kemampuan bakteri menimbulkan penyakit. Toksin dibagi dalam kelompok eksotoksin dan endotoksin.Morfologi bakteriUkuran bakteri coccus berdiameter 1 micron (), bakteri batang memiliki lebar 0.5 dan panjang of 2 , sedangkan spirochaeta berbentuk ulir dengan lebar 0.2 dan lebar 10 .Struktur umum bakteri terdiri dari Dinding sel Membrane sitoplasma Sitoplasma IntiStruktur khusus bakteri: Kapsul, merupakan substansi eksretori, sebagai benteng pertahanan melawan fagositosis oleh sel darah putih dan penetrasi virus Flagel , berasal dari protein elastin yang berada di sitoplasma dan keluar badan bakteri berfungsi sebagai organ pergerakan Spora, bentuk vegetatif bakteri untuk bertahan pada lingkungan yang kurang menguntungkan Inclusion bodies, vakuola yang berfungsi sebagai tempat sisa material di sitoplasma

Media perbenihan Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya sesuai kebutuhan bakteri. Oleh karena bakteri yang berbeda memerlukan kebutuhan akan nutrisi yang berbeda pula , sehingga dikembangkan berbagai macam media pertumbuhan untuk digunakan dalam diagnosa mikrobiologi. Media perbenihan terdiri dari dua bentuk yaitu bentuk cair dan padat (agar). Pada media cair, bahan-bahan gizi dilarutkan dalam air sehingga pertumbuhan bakteri ditandai dengan perubahan warna madia menjadi keruh, semakin banyak bakteri tumbuh akan semakin keruh larutan. Diperlukan jumlah bakteri 106 sehingga dapat terlihat adanya pertumbuhan tanpa mikroskop. Media padat dibuat dengan penambahan bahan pengeras pada campuran bahan gizi dan air. Biasanya digunakan agarosa yang memiliki sifat cair pada suhu 95C tetapi berbentuk padat pada suhu dibawah 50C. Dengan kondisi inkubasi yang sesuai bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam jumlah yang banyak sehingga dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Pertumbuhan bakteri membentuk kelompok yang terdiri dari satu jenis bakteri yang disebut koloni, dengan kata lain dalam satu koloni adalah bakteri yang sama genus dan spesiesnya memiliki karakteristik gen dan fenotip yang sama. Pembiakan bakteri yang terdiri dari satu macam koloni yang seragam disebut dengan pembiakan murni. Pembiakan yang murni diperlukan untuk identifikasi bakteri, untuk memudahkan pengambilan koloni yang sama ketika ditanam pada media identifikasi

Isolasi bakteriIsolasi atau pembiakan adalah proses menumbuhkan mikroorganisme dari tempat infeksi (lingkungan in vivo) melalui berbagai spesimen dan menumbuhkan dalam lingkungan tiruan di laboratorium (lingkungan invitro). Ketika bakteri tumbuh pada media, pada umumnya populasi bakteri akan mudah diamati tanpa mikroskop karena berada dalam jumlah yang banyak berupa koloni bakteri sehingga memungkinkan untuk identifikasi laboratorik selanjutnya . Keberhasilan pemindahan bakteri dari lingkungan in vivo ke in vitro memerlukan nutrisi dan lingkungan yang dibutuhkan oleh bakteri patogen tersebut. Karena pada lingkungan in vivo bakteri dapat menggunakan berbagai hasil metabolik dan jalur fisiologik untuk pertumbuhan selama berada di dalam tubuh hospes kemudian secara tiba-tiba harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tiruan di laboratorium. Dengan demikian sangatlah penting untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan dan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan bakteriDi dalam tubuh, populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam jenis bakteri untuk memisahkan bakteri patogen perlu dilakukan isolasi di laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya.Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pertumbuhan bakteri maka perlu cara kerja yang aseptik, dan sterilisasi ose sebelum digunakan mengambil koloni yang dicurigai sebagai penyebab infeksi.Inkubasi Metode-metode yang digunakan untuk mengoptimalkan kondisi inkubasi : inkubasi dilakukan pada suhu optimum untuk pertumbuhan bakteri (35C-37C) dan kelembaban udara yang mengandung CO2 sekitar 3-5% untuk pertumbuhan bakteri yang memerlukan CO2 lebih banyak diperlukan inkubasi pada tempat khusus yang mengandung CO2 (tablet natrium bikarbonat dengan kelembaban dan penutupan yang sangat erat akan menghasilkan CO2 yang cukup , sebagai alternatif dapat juga dilakukan inkubasi pada sungkup lilin yang dapat menghasilkan CO2 3%Identifikasi bakteriSetelah isolasi, bakteri yang tumbuh pada media perbenihan dilakukan identifikasi dengan tahapan sebagai berikut:1) Evaluasi morfologi koloniEvaluasi morfologi koloni dengan memperhatikan warna koloni, bentuk koloni (seperti titik, bundar, berfilamen,atau tidak beraturan), elevasi koloni (cembung, cekung, datar), serta batas koloni (halus atau tidak beraturan)2) Pemeriksaan mikroskopisPemeriksaan mikroskopis dengan cara pewarnaan gram dengan melihat diferensiasi (termasuk bakteri gram positif atau negatif), bentuk (coccus, batang, koma, atau pleimorf), susunan (sendiri-sendiri, diplo, berantai, atau seperti anggur)3) Uji biokimiaUji biokimia dilakukan untuk melihat karakteristik bakteri melalui reaksi biokimia, yang biasa dilakukan diantaranya:http://masselekang.blogspot.com/2010/12/isolasi-dan-identifikasi-bakteri.htmlPEMBAHASAN

Untuk mengamati bakteri di bawah mikroskop, kita memerlukan pewarnaan bakteri dengan menggunakan pewarna karena sebagian bakteri tidak berwarna. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mengidentifikasi bakteri. Ada 3 macam pewarnaan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi bakteri, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain), pewarnaan diferensial (differential stain), dan pewarnaan khusus (special stain).Namun dalam praktikum ini kami hanya melakukan pewarnaan sederhana dan pewarnaan diferensial yaitu pewarnaan gram.Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pewarnaan adalah pembuatan preparat oles. Caranya adalah dengan membersihkan kaca objek dengan alkohol sehingga bebas dari lemak. Kemudian membuat sediaan preparat dalam bentuk suspensi. Lalu memijarkan ose dan didinginkan. Setelah itu mencelupkan ose ke dalam suspensi bakteri dan goreskan pada kaca objek. Jika bakteri yang akan diperiksa terdapat pada medium padat(media agar), maka meneteskan NaCl Fisiologis terlebih dahulu pada kaca preparat kemudian menggoreskan bakteri tersebut dengan ose. Dan yang terakhir adalah mengeringkan preparat dan melakukan fiksasi. Mengeringkan preparat dilakukan dengan mengangin anginkan pada suhu ruang dan fiksasi dilakukan dengan cara melewatkan preparat di atas api sebanyak tiga kali. Fiksasi dilakukan agar bakteri tetap berada di kaca preparat dan tidak berpindah kemana-mana. Karena ada kemungkinan besar bakteri yang sudah di fiksasi itu mati dan tetap tinggal di kaca preparat.Setelah pembuatan preparat oles selesai, dilanjutkan dengan prosespewarnaan. Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam pewarna dan bertujuan mewarnai seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk seluler dan struktur dasarnya dapat terilihat. Contoh zat warna seperti: Metilen Blue, Karbol Violet dan Air Fucshin.

Dalam praktikum ini bakteri yang digunakan dalam pewarnaan sederhana adalah E.coli dan B.subtilisdan pewarna yang digunakan adalah kristal ungu. Pertama adalah meletakkan kaca objek di atas bak pewarnaan dan mengggenangi olesan tersebut dengan zat warna kristal ungu lalu mendiamkan hingga 1 menit. Kemudian memiringkan preparat dan membilas dengan air hingga zat warna hilang atau sedikit sekali. Setelah itu mengeringkan air pada permukaan preparat dengan kertas serap. Preparat pun siap diamati di mikroskop.Bacillus subtillisberwarna ungu setelah penambahan zat warna kristal ungu. Dan setelah diamati dengan mikroskop, bakteri ini memiliki morfologi basil. Biasanya bentuk rantai atau terpisah. Eschericia coli setelah penambahan zat warna kristal ungu warnanya menjadi ungu. Dan setelah diamati dengan mikroskop E.coli memiliki morfologi kokobasil, dan bentuknya yang cenderung ke batang panjang. Bakteri ini ada yang soliter, bergerombol atau berpasangan.Pada Bacillus subtillisdan Eschericia coli saat penambahan zat warna menghasilkan warna yang sama yaitu ungu sehingga tidak bisa membedakan ciri bakteri yang satu dengan yang lain misalnya apakak termasuk bakteri gram positif atau gram negatif. Hal ini dikarenan pewarnaan ini hanya untuk mewarnai seluruh sel mikroorganisme sehingga bentuk seluler dan struktur dasarnya dapat terilihat dan tidak untuk membedakan bakteri.

Pewarnaan grammenggunakan lebih dari satu pewarna dan memiliki reaksi yang berbeda untuk setiap bakteri sehingga digunakan untuk membedakan bakteri. Pewarnaan gram ini mampu membedakan dua kelompok besar bakteri, yaitu Gram positf dan Gram negatif.

Pada praktikum ini bakteri yang digunakan dalam pewarnaan gram adalah Bacillus subtillis, Eschericia coli, dan St.Aureusmenggunakan zat warna kristal ungu, larutan iodium, alkohol, dan safranin.

Hal pertama adalah membuat preparat oles dari bakteri Bacillus subtillis, Eschericia coli, dan St.Aureus. Setelah pembuatan preparat dan proses fiksasi selesai maka dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Zat warna pertama yang digunakan adalah kristal ungu. Preparat diberi kristal ungu dan didiamkan selama 1 menit. Kelebihan kristal ungu dibuang dan membilas preparat dengan air. Lalu mengeringkan dengan tissue. Hasil yang terjadi adalah ketiga bakteri menjadi berwarna ungu. Tidak ada perbedaan antar ketiganya.

Kemudian preparat ditetesi iodin yang merupakan mordant (penajam). Setelah iodin dicuci, baik Bacillus subtillis, Eschericia coli, dan St.Aureus tampak berwarna ungu. Selanjutnya preparat diberi alkohol yang merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna) pada spesies bakteri tertentu. Setelah alkohol dicuci, bakteri Bacillus subtillis dan St.Aureus tampak masi berwarna ungu. Namun untuk bakteri Eschericia coli menjadi tidak berwarna. Warna ungu nya telah hilang.

Zat warna terakhir yang diberikan adalah safranin. Safranin merupakan zat warna basa berwarna merah. Preparat kemudian dicuci dan dikeringkan. Hasilnya adalah bakteri Bacillus subtillis dan St.Aureus tetap berwarna ungu sedangkan bakteri Eschericia colimenjadi berwarna merah.Dari hasil pewarnaan gram, dapat diketahui bahwa Bacillus subtillis dan St.Aureus digolongkan ke dalam Gram Positif dan bakteri Eschericia coli digolongkan ke dalam Gram Negatif.

Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan Gram negatif disebabkan oleh adanya perbedaan struktur pada dinding sel nya. Dinding bakteri Gram positif banyak mengandung peptidoglikan sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak mengandung lipopolisakarida.Kompleks kristal ungu-iodin yang masuk ke dalam dinding sel bakteri Gram positif tidak dapat dicuci oleh alkohol karena adanya lapisan peptidoglikan yang kokoh pada dinding sel; sedangkan pada bakteri Gram negatif, alkohol akan merusak lipopolisakarida. Kompleks kristal ungu-iodin yang pada dinding sel bakteri Gram negatif dapat tercuci dan menyebabkan sel bakteri tampak transparan yang akan berwarna merah setelah diberi safranin.

Untuk melihat morfologi bakteri, kita harus mengamatinya di bawah mikroskop. Ada beberapa bentuk dasar bakteri yaitu bulat (tunggal: coccus, jamak: cocci), batang (tunggal: bacillus, jamak: bacilli), dan spiral yaitu batang melengkung atau melingkar-lingkar. Bentuk bulat dibedakan menjadi coccus, diplococci, streptococci, tetrad, sarcina, dan staphylococci. Sedangkan bentuk batang dibedakan menjadi bacillus, diplobacilli, streptobacilli, dan coccobacillus. Dan bentuk spiral dibedakan menjadi vibrio, spirilla, dan spirochaeta.

Sebelum pengamatan dengan mikroskop, preparat di tetesi oleh oleum emersi dahulu. Dari pengamatan yang terlihat bahwa Esterichia coli morfologinya kokobasil, dan bentuk yang cenderung ke batang panjang. Bakteri ini ada yang soliter, namun ada juga yang tampak bergerombol atau berpasangan. Staphylococcus aureus morfologinya stafilokokus, dan berbentuk bulat. Bakteri ini umumnya tumbuh bergorombol sehingga tampak seperti anggur. Dan Bacillus subtillis morfologinya basil, ada yang tebal dan yang tipis. Biasanya bentuk rantai atau terpisah.

http://ikanurmasruroh.blogspot.com/2013/06/laporan-mikrobiologi-identifikasi.htmlIsolasi mikroba adalah memisah satu jenis mikroba denga mikroba lainya yang terdapat dialam dan menumbuhkannya dalam satu medium buatan (sutedjo, 1996).Prinsip isolasai mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrba dengan mikroba lainnya yang berasal dari bermacam macam campuran mikroba (sutedjo, 1996)Faktor kesalahan pada percobaan kali ini yaitu, pengambilan bahan atau sampel yang akan digunakan salah, kedua metode pengambilan sampel yang tidak benar, ketiga kecerobohan dalam melakukan percobaan, tergesa gesa dan kurang teliti.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan.htmlhttp://semuacoretankuliah.blogspot.com/2013/09/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan.htmlBiokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup, sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia.

Metabolism merupakan reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada mahluk hidup. Proses metabolisme dibedakan menjadi dua jenis yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme (Biosintesis) yaitu reaksi biokimia yang merakit molekul-molekul sederhana menjadi molekul-molekul yang lebih kompleks. Sedangkan katabolisme yaitu reaksi biokimia yang memecah atau menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Pada percobaan kali ini kita membahas tentang uji biokimia. Yang pertama kali dilakukan pada percobaan ini adalah mensterilkan tangan terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol 70%. Kemudian mengambil sampel bakteri dengan menggunakan jarum ose loop dan jarum ose needle, sebelum mengambil sampel bakteri jarum juga disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan api bunsen sampai kedua ujung jarum ose tersebut memerah. Setelah jarum osedisterilkan, kemudian jarum ose di angin-anginkan agar pada saat mengambil bakteri tidak merusak bakteri tersebut. Setelah itu mengambil tabung reaksi yang berisi bakteri kemudian membuka tutup tabung lalu mensterilkan mulut tabung dengan menggunakan api bunsen, kemudian mengambil sampel bakteri dengan menggunkan jarum ose. Setelah mengambil sampel bakteri mulut tabung reaksi yang berisi bakteri disterilkan kembali dengan menggunakan api bunsen dan menutup kembali mulut tabung yang berisi bakteri.Setelah mengambil sampel bakteri, kemudian sampel bakteri dimasukkan kedalam setiap medium yang ada. Pada media SIM sampel bakteri dimasukkan dengan cara inokulasi dengan menggunakan jarum ose needle, sebelum memasukkan sampel bakteri mulut tabung dari media SIM disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan api bunsen, kemudian memasukkan jarum ose needle dengan cara dicelupkan kedalam tabung tidak bersentuhan dengan dinding tabung dan juga tidak bersentuhan dengan dasar tabung. Hal ini dilakukan bertujuan agar sampel baktri yang berada pada jarum ose needle tadi tidak berpindah apabila bersentuhan pada dinding tabung, dan kenapa tidak dicelupkan sampai pada dasar tabung, hal ini dilakukan untuk memudahkan nanti pada saat melihat hasil pengamatan. Setelah memasukkan sampel bakteri mulut tabung disterilkan kembali dengan menggunakan api bunsen, hal ini bertujuan untuk mencegah bakteri yang berada diudara masuk kedalam tabung reaksi yang berisi media SIM.Peda media glukosa, laktosa, sukrosa, manosa, maltosa, manitol, MR, dan VP sebelum memasukkan sampel bakteri mulut tabung dari media SIM disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan api bunsen beberapa saat, kemudian memasukkan sampel bakteri kedalam tabung dengan menggunakan jarum ose needle dengan cara mengocok jarum ose pada saat jarum berada didalam tabung. Hal ini bertujuan untuk menyebarkan sampel bakteri didalam media yang telah disiapkan. Setelah memasukkan sampel bakteri mulut tabung kemudian disterilkan kembali dengan menggunakan api bunsen beberapa saat. Hal ini bertujuan untuk mencegah bakteri yang berada diudara masuk kedalam tabung reaksi yang berisi media glukosa, laktosa, sukrosa, manosa, maltosa, manitol, MR, dan VP.Pada media citrate, acid, urea, dan KIAmemasukkan sampel bakteri dengan metode zig-zag. Sebelum memasukkan sampel bakteri mulut tabung dari media SIM disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan api bunsen beberapa saat, setelah mensterilkan mulut tabung memasukkan sampel bakteri dengan metode zig-zag hal ini bertujuan agar semua bakteri yang ada pada jarum ose loop tidak tersangkut pada media dan hanya ada pada permukaan media karena media berbentuk padat yang apabila jarum ose dicelupkan akan menyebabkan semua bakteri akan tertinggal didalam media.Setelah memasukkan semua sampel bakteri pada semua sampel yang ada, tabung reaksi yang telah diisi bakteri kemudian dimasukkan kedalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 30oC.

Pada hasil pengamatan kali ini bakteri X telah dideteksi bahwa bakteri X ini adalah bakteri Escherichia colihal ini sesuai dengan literatur yang ada. Pada percobaan dengan menggunakan medium SIM diperoleh hasil positif, karena ditemukan adanya gelembung disekitar daerah inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini (Escherichia coli)memiliki flagella., yang merupakan hasil metabolisme bakteri, hal ini juga menunjukkan bahwa bakteri ini mampu hidup pada kondisi kurang atau tidak ada oksigen (anaerob).

Kemudian pada medium citrate diperoleh hasil negatif karena tidak ditemukan koloni bakteri didalam tabung dan tidak terjadi perubahan warna, hal ini menandakan bahwa bakteri tidak memiliki enzim sitrat permiase yang membawa sitrat kedalam sel.Pada medium glukosa diperoleh hasil positif, yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada media tersebut. Dari hasil yang diperoleh menandakan bahwa bakteri Escherichia coli dapat mengurai glukosa dan bakteri tersebut mempunyai enzim beta galaktisidase.Dari hasil uji laktosa yang berwujud cair diperoleh hasil positif. Hal ini di karenakan medium laktosa mengandung gula, air peptone dan fenol red, sehingga bakteri Escherichia coli dapat mengurai medium laktosa, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada medium yaitu dari warna merah berubah menjadi warna kuning. Bakteri ini memiliki enzim beta-galaktosidase yang dapat memecahkan laktosa.Dari hasil uji sukrosa yang berwujud cair dan datar diperoleh hasil positif. Hal ini di karenakan medium sukrosa mengandung gula, air peptone dan fenol red, sehingga bakteri Escherichia coli dapat mengurai medium sukrosa, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada medium dari warna merah menjadi warna kuning. Bakteri ini memiliki enzim sukrase yang dapat memecah sukrosa.Dari hasil uji manosa yang berwujud cair diperoleh hasil positif. Hal ini di karenakan medium mannosa mengandung gula, mannosa, air peptone, fenol red, dan KOH, sehingga bakteri Escherichia colidapat mengurai medium mannosa yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada medium yaitu dari warna merah menjadi warna kuning. Bakteri ini (Escherichia coli) memiliki enzim sululase yang dapat memecahkan mannosa.Dari hasil uji manitol yang berwujud cair diperoleh hasil positif. Hal ini di karenakan medium mannitol mengandung garam yang cukup tinggi, sehingga bakteri Escherichia colidapat mengurai medium mannitol, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada medium yaitu warna merah berubah menjadi warna kuning. Perubahan warna yang terjadi menandakan bahwa bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa. Pembentukan gelembung gas yang terjadi pada tabung durham disebabkan oleh adanya reaksi fermentasi karbohidrat. Bakteri ini memiliki enzim beta-galaktosidase yang dapat memecahkan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Selain itu Escherichia colijuga memiliki enzim sukrase yang dapat memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.Pada media MR diperoleh hasil negatif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna pada medium, hal ini menunjukkan bahwa bakteri Escherichia coli tidak melakukan pergerakan atau fermentasi.Pada media VP diperoleh hasil negatif, karena tidak terjadi perubahan warna pada mediaVP. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Escherichia colitidak dapat mengurai media ini.Pada medium urea diperoleh hasil negative. Hal ini ditandai dengan tidak terdapat kolonibakteri yang tumbuh padamedia ini. Hal ini menandakan bakteri Escherichia colitidak dapat mengurai urea.Pada media acid diperoleh hasil negatif karena tidak ditemukan koloni bakteri Escherichia coli yang tumbuh pada media ini. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri ini tidak dapat mengurai acid.

Pada medium KIA diperoleh hasil positif. Hal ini ditandai dengan ditemukannya koloni bakteri yang tumbuh media ini. Karena jika semua medium yang hasilnya negatif itu tidak dapat difermentasikan oleh bakteri Escherichia colimaupun Stapylococcus aureus.Pada hasil pengamatan kali ini bakteri Y telah dideteksi bahwa bakteri Y ini adalah bakteri Staphylococcus aureushal ini sesuai dengan literatur yang ada. Pada percobaan dengan menggunakan medium SIM diperoleh hasil positif, karena ditemukan adanya gelembung disekitar daerah inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan dari bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini (Staphylococcus Aureus) mampu hidup pada kondisi kurang atau tidak ada oksigen (anaerob).Kemudian pada medium citrate diperoleh hasil negatif karena tidak ditemukan koloni bakteri didalam tabung dan tidak terjadi perubahan warna, hal ini menandakan bahwa bakteri tidak memiliki enzim sitrat permiase yang membawa sitrat kedalam sel dan tidak dapat mengurai media citrate.Pada medium glukosa diperoleh hasil negatif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna pada medium glukosa. Hal ini menandakan bahwa bakteri Staphylococcus aureus tidak dapat mengurai glukosa. Ini menandakan bakteri Staphylococcus aureus tidak memiliki enzim beta galaktisidase untuk mengurai medium glukosa.Pada medium laktosa diperoleh hasil negatif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadinyaperubahan warna pada laktosa. Hal ini menandakan bahwa bakteri Staphylococcus aureus dapat mengurai media laktosa tersebut.Pada medium sukrosa diperoleh hasil negatif karena tidak terjadi perubahan warna pada medium serta bakteri Staphylococcus aureus tidak bisa mengurai bahan medium sukrosa.Pada medium manosa juga diperoleh hasil negatif karena tidak terjadi perubahan warna pada medium. Hal ini menandakan bahwa bakteri Staphylococcus aureustidak dapat mengurai medium manosa tersebut.Pada medium manitol diperoleh hasil negatif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna pada medium manitol serta dapat diketahui bahwa bakteri Staphylococcus aureus tidak dapat mengurai medium manitol tersebut.Pada media MR diperoleh hasil negatif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna pada medium, hal ini menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus aureustidak dapat melakukan fermentasi atau megurai medium MR tersebut.Pada medium VP juga diperoleh hasil negatif. Hal ini ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna pada medium VP. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri Staphylococccus aureustidak dapat mengurai medium VP tersebut.Pada uji Urea, untuk bakteri Staphylococcusaureus hasil yang diperoleh adalah positif. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna yang terjadi karena bakteri Staphylococccus aureus mampu menguraikan urea yang menghasilkan enzim urease dan urea menjadi amonia, CO2.Pada uji acid hasil yang diperoleh adalah negatif, karena tidak ada perubahan warna yang terjadi dan tidak ada koloni pada medium tersebut. Hal ini menujukkan bahwa bakteri Staphylococccus aureustidak mampu mengurai medium tersebut.Pada uji KIA hasil yang didapatkan adalah negative. Hal ini ditandai dengan tidak adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media KIA. Hal ini menandakan bahwa bakteri Staphylococccus aureus tidak dapat memfermentasi atau mengurai medium KIA.http://hutanribaku.blogspot.com/2013/06/laporan-uji-biokimia_15.html