islamisme dan imigran turki studi kasus : mili gorus...

69
ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS HAREKETI DI JERMAN TAHUN 1976-2011 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Listinawati (1113022000073) JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI

STUDI KASUS : MILI GORUS HAREKETI DI JERMAN TAHUN 1976-2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Listinawati

(1113022000073)

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI

STUDI KASUS: MILI GORUS HAREKETI DI JERMAN TAHUN 1976-2011

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk

Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora

(S.Hum.)

Oleh

Listinawati

1113022000073

Pembimbing

Drs. Jajang Jahroni, MA, Ph.D.

NIP. 196706121994031006

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/ 1440 H

Page 3: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman
Page 4: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian,

pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun

saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain

2. Sumber yang saya gunakan dalam ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap

gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan

kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi

tanggung jawab saya.

Jakarta, 10 April 2019

Listinawati

Page 5: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

i

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji preferensi politik imigran Turki di Jerman melalui metode

historis dengan pendekatan politik. Pasca perang dunia pertama (1914-1918), pasca perang

dunia kedua, Jerman yang mengalami deficit tenaga kerja, mendatangkan banyak pekerja

tamu (Gastarbeiter) dari Turki untuk bekerja disana.

Pada tahun 1969, Necmettin Erbakan mendirikan organisasi Mili Gorus (Visi

Nasional) yang menganut ideologi politik Islamisme. Gerakan Mili Gorus, berakar pada

prinsip-prinsip Islam, yang memiliki kesamaan dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Karena

itu, sepanjang kehidupan Erbakan, yang terlibat aktif dalam gerakan Mili Gorus, terjalin

hubungan yang sangat erat, antara Mili Gorus dengan Ikhwanul Muslimin di mana kedua

organisasi memiliki persamaan, yaitu penguatan pada nilai-nilai Islam dalam kehidupan

politik dan kemasyarakatan serta memandang negatif elemen sosial politik dari Barat seperti

Demokrasi dan Sekularisme. Organisasi yang juga membuka cabang di Jerman ini, segera

menjadi organisasi terbesar orang-orang keturunan Turki di perantauan.

Menurut penelahaan penulis, faktor utama mengapa Mili Gorus sukses menuai

dukungan dari para imigran Turki di Jerman adalah karena imigran Turki di Jerman

membutuhkan identitas penguat untuk melawan marjinalisasi sosial dan kesulitan berintegrasi

yang mereka hadapi di perantauan.

Kata Kunci: Imigran, Turki, Jerman, Mili Gorus Hareketi, Islamisme.

Page 6: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena berkah, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Islamisme dan Imigran Turki

Studi Kasus: Mili Gorus Hareketi di Jerman (1976-2011). Shalawat serta salam selalu tercurah

kepada baginda Nabi Muhammad Shallallah ‘Alayhi Wasallam, yang telah menghantarkan

manusia ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Dibalik selesainya skripsi ini, terdapat orang-orang yang selalu mendukung penulis baik dari

segi materil maupun moril. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak yang terkait demi selesainya skripsi ini. Penulis

mempersembahkan ucapan terima kasih tersebut kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Saipul Umam Ph.d,. Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Uin

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak H Nurhasan M.A., selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan Ibu

Solikhatus Sa’diyah, M.Pd., selaku Sekertaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

3. Bapak Jajang Jahroni Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah sepenuh hati

membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas masukan,

arahan dan perhatiannya selama penulis menyusun skripsi ini.

4. Kepada seluruh Dekanat dan Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah berbagi ilmu dan pengalaman kepada penulis selama

menjadi mahasiswa aktif di Fakultas Adab dan Humaniora.

5. Ibu dan (Alm) Ayah tercinta, kakak, adik, mertua dan suami tercinta yang telah

memberikan semangat, motivasi, cinta serta do’anya kepada penulis dalam proses

penyusunan skripsi ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam angkatan 2013 konsentrasi Timur

Tengah terkhusus Ayu, Ummy, Yulia, Patimah. Terima kasih telah menghiasi kehidupan

penulis semasa kuliah dan membantu perjuangan penulis hingga akhir. Kepada teman

seperbimbingan, Khairunnisa Maulida yang berjuang dan berdiskusi bersama dalam

menyelesaikan skripsi ini.

ii

Page 7: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

7. Terakhir kepada seluruh pihak baik individu maupun kelompok yang tak bisa penulis

sebutkan satu persatu, rasa hormat dan terima kasih selalu tercurah kepada kalian yang

telah memberikan semangat, bantuan dan doa kepada penulis.

Jakarta, 10 April 2019

Listinawati

iii

Page 8: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................................7

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................................8

E. Kerangka teori ............................................................................................................9

F. Metode penelitian.......................................................................................................10

G. Sistematika Penulisan ................................................................................................11

BAB II AWAL MULA MASUKNYA IMIGRAN TURKI KE JERMAN .....................13

A. Sejarah masuknya imigran Turki ke Jerman ..............................................................13

B. Perkembangan imigran Turki di Jerman ....................................................................18

C. Profesi dan komunitas imigran Turki ........................................................................24

BAB III HUBUNGAN ISLAM DAN NEGARA DI JERMAN ........................................30

A. Organisasi Islam di Jerman ........................................................................................30

B. Peran negara Turki terhadap muslim di Jerman ........................................................33

C. Pendidikan Islam di Jerman .......................................................................................34

BAB IV STUDI KASUS: MILI GORUS DI JERMAN PENGARUH KEBERADAAN

IMIGRAN TURKI (MILLI GORUS HAREKETI) DI JERMAN..................................39

A. Sejarah berdirinya Mili Gorus di Jerman ...................................................................39

B. Ideologi dan struktur organisasi .................................................................................43

C. Mili Gorus dan strategi Islamisme .............................................................................48

D. Kegiatan Mili Gorus Hareketi ....................................................................................50

E. Tokoh Mili Gorus ......................................................................................................51

BAB V PENUTUP................................................................................................................56

A. KESIMPULAN ........................................................................................................56

B. SARAN-SARAN .......................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 9: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu faktor yang menekan arus migrasi ialah faktor finansial untuk

melakukan perjalanan, khususnya bagi negara yang kurang maju (miskin) yang

kemudian cenderung untuk menempuh keluar dari negaranya. Selain itu, faktor

permintaan migrasi menguat dikarenakan oleh kondisi demografi negara maju

yang menunjukkan penurunan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk yang

rendah, juga karena adanya permintaan terhadap pekerja ahli di negara kaya, dan

meningkatnya penerimaan tenaga kerja kontrak di berbagai pelayanan jasa yang

ditampung oleh pihak-pihak asing seperti perusahaan asing yang memiliki cabang

di luar negeri.1

Jerman adalah salah satu negara di Eropa yang menjadi tujuan utama bagi para

imigran. Mereka memandang Jerman sebagai tempat yang layak bagi mereka

untuk tinggal. Selain karena kondisi perekonomian yang cukup stabil di kawasan

Eropa. Mereka memandang, Jerman adalah negara yang cukup ramah dan terbuka

terhadap imigran, karena sejarah panjang Jerman dalam penerimaan imigran

terutama dari wilayah Eropa Timur yaitu Turki. Tidak bisa dipungkiri bahwa

Turki tidak hanya menjadi negara pengirim tetapi menjadi negara transit dan

bahkan menjadi negara penerima saat ini.2

Terjadi migrasi besar-besaran sejak awal 1960-an dari Turki ke Eropa,

khususnya ke negara Jerman. Turki telah banyak mengirimkan masyarakatnya

untuk berimigrasi ke Jerman. Turki secara ekslusif adalah negara pengirim

imigran, imigran Turki datang ke Jerman sebagai gastarbeiter atau pekerja

undangan yang terampil sederhana dan dengan upah rendah. Gelombang pekerja

1 Bhagwati, International Flow of Humanity (in defense of globalization) cet III, (London: Oxford

University Press, 2004), h. 212. 2Prakash Shah and Werner Menski, Migration, Diaspora and Legal Systems In Europe, Routledge

Canada: 2006, h. 265.

Page 10: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

2

undangan ini terus didatangkan hingga pada akhir 1970-an akan tetapi harus

dipulangkan kembali ke negara asal mereka mengingat kondisi perekonomian

Jerman yang terus turun, namun tidak sedikit yang menetap di Jerman. Banyak

imigran Turki yang menetap di Jerman. Oleh karena itu, Jerman merupakan salah

satu negara di kawasan Eropa Barat yang menerima banyak imigran untuk

membantu perkembangan perubahaan sosial ekonomi yang merubah pencaharian

masyarakat Jerman pasca perang.3

Di antara banyak imigran Turki di Jerman, ada yang sukses namun ada juga

yang tidak. Ismail Tipi adalah salah satu imigran Turki yang berbeda. Ketika

banyak di antara mereka hidup miskin di Jerman karena tidak mampu membaur

dengan masyarakat dan akhirnya menutup kesempatan untuk mengembangkan

diri, Ismail Tipi justru dipercaya untuk menempati satu kursi di Parlemen Negara

di wilayah Hessian. Pada tahun 2010 Ismail bekerja sebagai komite utama bagian

sosial dan juru bicara kebijakan integrasi, beliau juga sebagai kontak yang

berkaitan dengan migrasi bahkan terkait ekstrimisme agama.4

Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman. Hal ini berbarengan

dengan revolusi sepak bola Jerman dengan menitikberatkan pada pembinaan

pemain muda. Pasca kekalahan 1-5 dari Inggris pada 2001 dan kegagalan di piala

dunia 1998, Jerman melakukan perubahan struktural pada pembinaan pemain

muda. Tak berhenti sampai masalah sepak bola. Akademi juga akan memberikan

materi untuk memastikan pemain-pemain imigran untuk bisa mengidentifikasikan

diri dengan budaya Jerman. Termasuk memastikan mereka mampu mengatasi

keterbatasan komunikasi. Hal ini yang membuat para imigran Turki yang bermain

bola lebih mudah berbaur dan menyatu dengan masyarakat Jerman.5

3Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 131 4http://www.ismail-tipi.de/, diakses pada 16/04/2019, pukul: 09.52. 5https://sport.detik.com/aboutthegame/pandit/d-2761080/sepakbola-sebagai-penyelamat-orang-

turki-di-jerman. Diakses pada 20-03-2017. Pukul 12:55.

Page 11: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

3

Hampir semua negara-negara Eropa Barat menjadi negara penerima imigran.

Beberapa negara, seperti, Perancis, Inggris dan Belanda menjadi negara penerima

imigran sejak tahun 1960-an. Penempatan imigran secara berkelompok dalam

satulokasi dengan karakteristik yang sama merupakan kebijakan yang telah

disepakati oleh negara penerima dan pengirim. Misalnya, imigran dari wilayah

Mediterania seperti orang Turki dan Maroko tinggal bersama atau berdekatan

dalam satu lokasi.6 Lokasi tempat tinggal pekerja tamu ini berada di kawasan

pedesaan dan tidak jauh dari lokasi tempat kerja mereka.

Para migran termasuk imigran Turki dipekerjakan dengan sistem kerja kontrak

di sektor-sektor industri. Mereka tinggal di asrama-asrama khusus yang sudah

disediakan oleh pemerintah dantidak diperkenankan untuk membawa serta istri

atau keluarganya. Namun sistem ini dianggap tidak efektif karena jumlah imigran

atau pengunjung ilegal (tanpa izin) menjadi besar. Masuknya para pekerja ilegal

ke negara Eropa Barat melalui daerah perbatasan menjadi sebuah isu yang cukup

kuat pada awal tahun 1970-an terutama ketika resesi ekonomi dunia tahun 1973.7

Bagaimanapun, imigran membutuhkan tempat untuk membangun sebuah

komunitas yang baru. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk penyesuaian

dan mengintegrasikan diri dengan budaya setempat. Menurut Penninx, integrasi

adalah sebuah proses untuk menjadi anggota yang diakui, diterima dan menjadi

satu bagian dalam sebuah masyarakat.8 Dengan kata lain integrasi menekankan

bahwa pendatang harus mampu beradaptasi dengan budaya setempat dan

membuat keberadaan mereka diterima oleh masyarakat setempat.

Apabila didefinisikan secara lengkap maka integrasi adalah sebuah proses

adaptasi yang dilakukan oleh pendatang yang meliputi dua hal yaitu individu dan

6Kastoryano, Riva. 2003. “Transnational Participation and Citizenship: Immigrants in the

European Union”, National Europe Centre Paper No. 64, h. 5 7Jurnal Migrasi, Kewarganegaraan, dan Partisipasi Imigran: Studi Kasus Imigran Turki di Belanda,

by Gusnelly, 2010, h. 63. 8Penninx, Rinus. 2004. Integration of Migrants: Economic, Social, Cultural and Political

Dimension. European Commision Report.

Page 12: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

4

kelompok masyarakat di mana para pendatang harus membuat dirinya berada

pada posisi yang dapat diterima oleh komunitas dimana dia berada. Dalam hal ini

pendatang harus menerima ketentuan yang berlaku dalam komunitas yang

dimasukinya. Proses integrasi harus berjalan perlahan-lahan dan setiap individu

harus memahami dimana dan seperti apa budaya di tempat mereka berada.

Yasemin Karakasoglu seorang peneliti dari Bremen University mengungkapkan

menurutnya, lebih banyak masyarakat Turki yang menganggap Jerman sebagai

tanah airnya ketimbang Turki. Sebanyak dua per tiga orang Turki tidak pernah

berpikir untuk meninggalkan Jerman.9

Dari 10% penduduk Jerman yang terdiri atas imigran, Jerman masih tidak

mendefinisikan dirinya sebagai ‘negara imigrasi’. Organisasi imigran memiliki

pengaruh yang genting terhadap politik Jerman. Sehingga lembaga negara Jerman

semakin bekerjasama dengan melegitimasi kebijakan imigran mereka sendiri.

Kebijakan kewarganegaraan dan migrasi dalam konteks perubahan demografi

masyarakat Jerman pasca perang yakni ‘pencarian normalitas’ dan modernisasi

pemahaman diri negara dalam pergeseran definisi bahasa Jerman, identitas dan

dalam pendekatan yang terkait dengan migran, Islam, budaya Jerman. Isu migrasi

merupakan faktor utama yang membentuk dan mengubah masyarakat Jerman

dalam menyoroti meningkatnya minat mengubah kehidupan sosial. Sementara

pemerintah sebelumnya berulang kali menolak gagasan Jerman sebagai ‘negara

imigrasi’.

Pada tahun 1980-an, jaringan organisasi Turki memiliki kelompok yang paling

luas dari semua kelompok imigran di Jerman.10 Salah satu organisasi yang populer

9http://www.spiegel.de/international/germany/immigration-survey-shows-alarming-lack-of-

integration-in-germany-a-603588.html, diakses pada 09/03/2017, pukul 22:20.

10Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 144

Page 13: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

5

diantara imigran Turki di Jerman adalah Mili Gorus, yang didirikan oleh Mantan

Perdana Menteri Turki, Necmettin Erbakan pada tahun 1969 11.

Dibentuknya Mili Gorus, menjadi awal mula lahirnya Islamisme di Turki.

Lembaga yang dibentuk oleh Necmettin Erbakan inilah yang menghasilkan

beberapa partai politik Islamis di Turki. Seperti gerakan Islamisme pada

umumnya, Mili Gorus memiliki karakteristik yang serupa, meskipun silsilah

ideologisnya ke bapak pendiri Islamisme kurang tampak dan pemilihan istilahnya

yang berbeda yaitu Mili Gorus (Visi Nasional). Mili Gorus juga mengaitkan

kemunduran dunia Muslim dengan kurangnya komitmen untuk menjalankan

ajaran Islam secara ketat. Ia memandang ‘penyakit’ yang menjangkiti masyarakat

Turki sebagai pengingkaran terhadap sebuah tradisi yang diketahui sebagai sikap,

institusi, dan nilai-nilai Islam. Dalam hal ini, ia juga memandang Islam sebagai

ideologi dan basis untuk melakukan reformasi masyarakat secara menyeluruh.

Nilai-nilai yang berasal dari Barat harus ditolak, tetapi sains dan teknologi Barat

boleh diterima.12

Partai Islamis pertama yang dibentuk oleh Mili Gorus adalah Partai Ketertiban

Nasional (Mili Nizam Partisi atau MNP). Lebihjauh lagi, MNP bercita-cita

mengembalikan kejayaan kekhalifahan Utsmani. Tidak hanya itu, MNP juga

berhasil mendapat kekuasaan meskipun mendapat tekanan dari militer. Partai

Kesejahteraan (Refah Partisi atau RP), bahkan menjadi salah satu kekuatan politik

terbesar di Turki dengan memenangkan pemilu nasional tahun 1995. Keberhasilan

RP dalam pemilu tersebut mengantarkan partai tersebut menjadi mitra senior

dalam koalisi di parlemen sekaligus mengantarkan Erbakan menjadi Perdana

Mentri Turki. Tidak hanya mencoba menguasai panggung politik di Republik

11Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 146 12Kerstin Rosenow-Williams. Organizing Muslims and Integrating Islam in Germany: New

Developments in the 21st Century. (Leiden : EJ Brill, 2012), h. 225

Page 14: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

6

Turki, Mili Gorus sebagai pengusung Islamisme Turki yang mencoba melebarkan

misinya ke Jerman.13

The Bundesverfassungsschutz, badan intelijen domestik Jerman, berulang kali

memperingatkan kegiatan Mili Gorus, yang menggambarkan kelompok ini dalam

laporan tahunan mereka sebagai "organisasi ekstrimis asing." Badan ini juga

melaporkan bahwa "meskipun Mili Gorus, dalam pernyataan publik, seolah-olah

mematuhi prinsip-prinsip dasar demokrasi Barat, namun mereka sesungguhnya

bertujuan menghapus sistem pemerintahan sekuler di Turki dan membentuk

sebuah negara dan sistem sosial Islam di antara tujuan-tujuannya ."14

Namun meski dipandang secara negative oleh pemerintah Jerman,

kenyataannya Mili Gorus sukses menjaring anggota. Mili Gorus, telah memiliki

30.000 anggota di seluruh Jerman dan diperkirakan memiliki 100.000 simpatisan

lainnya. Dari segi angka, pengaruh terhadap komunitas Muslim, dan relevansi

sosial politik, Mili Gorus termasuk berhasil mendominasi komunitas imigran turki

di Jerman15.

Dengan latar belakang pemikiran di atas, penulis menganggap masalah ini

menarik untuk dikaji, masalah antara Islam dan negara, serta hubungan antara

imigran dan negara penerima merupakan sesuatu yang masih relevan sampai saat

ini.

13Arda Can Kumbaracibasi. Turkish Politics and the Rise of the AKP: Dilemmas of

Institutionalization and Leadership Strategy, (New York : Routledge, 2009), h. 201

14Eva Ostergaard-Nielsen. Transnational Politics: The Case of Turks and Kurds in Germany.(New

York : Routledge,2003), h. 73 15http://www.dw.com/en/turkey-offers-support-for-controversial-islamic-group/a-837905

Page 15: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

7

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, agar terfokus pembahasannya,

yang menarik untuk dikaji atas persoalan yang timbul ketika imigran Turki

berada di Jerman. Penulis membatasi penelitian ini hanya fokus kepada

keberadaan komunitas imigran Turki dalam kehidupan sosial politik di

Jerman yang tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan imigran Turki di

Jerman dan Eropa pada umumnya mengalami dinamika sosial yang cukup

tegang. Ketegangan sosial ini tidak hanya disebabkan oleh perbedaan

identititas keagamaansertakelompok social politik dari imigran Turki sendiri

akan tetapi juga didorong oleh perspektif negarapenerima dengan keberadaan

imigran

.

2. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah, penulis telah merumuskan

beberapa masalah yang akan dianalisis dan dijelaskan dalam skripsi ini.

Masalah pokok dalam penelitian ini adalah, Mengapa Mili Gorus Hareketi

yang menganut faham Islamisme menjadi gerakan yang populer diantara

komunitas imigran Turki di Jerman ?

Adapun sub masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana awal mula kedatangan Imigran Turki di Jerman?

2. Bagaimana kehidupan imigran Turki di Jerman ?

3. Bagaimana proses berdiri dan sepak terjang Mili Gorus Hareketi di

Jerman ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan sejumlah permasalahan di atas, tujuan studi ini ingin menjelaskan

kenapa Mili Gorus Hareketi memperoleh pengaruh kuat diantara komunitas

imigran Turki di Jerman.

Page 16: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

8

Karena pada dasarnya, informasi mengenai masa lampau akan menyajikan

manfaat atau akan memberikan pencerahan yang positif bagi khalayak luas,

maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara Edukatif, dapat memberikan pelajaran bagi para imigran

muslim di Barat untuk dapat lebih berbaur dan berintegrasi dengan

masyarakat negara penerima.

2. Sebagai cermin bagi negara-negara penerima imigran, bahwa untuk

mengintegrasikan imigran kedalam masyarakat negara yang

bersangkutan, bukanlah perkara mudah, perlu ada pendekatan yang

lebih komprehensif..

D. Tinjauan Pustaka

Sumber-sumber yang penulis jadikan sebagai kajian pustaka dalam skripsi

ini, antara lain adalah:

Riva Kastoryano, paper no. 64 tahun 2003 berjudul “Transnational

Participation and Citizenship: Immigrants in the European Union” yang

membahas tentang mengapa negara-negara Eropa merasa sangat sulit untuk

memasukkan imigran sepenuhnya ke dalam komunitas politik mereka.

Pelajaran dari buku ini yaitu dua kelompok imigran muslim terbesar di Eropa,

Afrika Utara di Perancis dan penduduk Turki di Jerman, bagaimana cara

kelompok-kelompok tersebut berasimilasi dengan peradaban Barat yang jelas

sangat mendesak.16

Jurnal Cognitive and language skills of Turkish children in Germany yang

berisikan tentang beberapa kelompok rasional, generasi Turki asal Jerman

yang berbeda-beda di dalam jurnal ini dijelaskan mulai dari orang tua dari

berbagai macam sumber. Selain itu juga membahas anak-anak sampai

pendidikannya.

16 Kastoryano Riva, “Transnational Participation and Citizenship: Immigrants in the European

Union” , National Europe Centre Paper No. 64

Page 17: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

9

Selanjutnya, buku karya Oki Setiana Dewi yang berjudul Islam dalam

perjalanan antara, Australia, Jerman dan Spanyol, Penerbit: Mizan Media

Utama, Bandung, tahun 2018. Berdasarkan pengalaman beliau selama di

Jerman. Bertemu langsung dengan para imigran dari Turki dan relawan yang

membantu para imigran.17

Selanjutnya, artikel Amara Mahfoud “Sport, Islam, and Muslims in

Europe: in between or on the Margin?”, Open Access Religions, no. 4, (2013).

Dalam artikelnya ini, Amara menyatakan bahwa telah terjadi miskonsepsi

tentang peran dan posisi Islam di Eropa sehingga berdampak pada wacana-

wacana seperti olahraga, Islam, dan imigrasi. Menurut Amara, perdebatan

mengenai agama dan khususnya Islam sangat sering diperselisihkan, terutama

yang berkaitan dengan masalah integrasi komunitas Muslim kepada nilai-nilai

sekuler.18

E. Kerangka Teori

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan teori fungsionalis

sebagai alat untuk menganalisis integrasi sosial imigran Turki di Jerman.

Perspektif fungsionalis ini memiliki suatu gagasan bahwa peristiwa-peristiwa

sosial dapat dijelaskan dengan cara melihat bagaimana peristiwa tersebut

menunjukan fungsinya.19 Teori fungsionalis di dalam sosiologi dan

antropologi juga turut membantu untuk menjelaskan institusi sosial, utamanya

untuk menjelaskan fungsi dari institusi-institusi sosial tersebut. Dengan

demikian, jika migrasi dipahami sebagai sebuah proses sosial, maka isu-isu

sentral yang patut diberikan perhatian khusus adalah perlakuan terhadap

tatanan sosial, kekuasaan, konflik sosial, dan perubahan sosial. Gagasan

tentang studi terhadap kehidupan sosial khususnya fungsi-fungsi sosial

17 Setiana Dewi Oki, Islam Dalam Perjalanan Antara Australia, Jerman dan Spanyol, Penerbit:

Mizan Media Utama, Bandung: 2018. 18 Mahfoud Amara, “Sport, Islam and Muslims in Europe: In Between Or The Margin?”, Open

Access Religions, no. 4, 2003. 19Grant Jarvie, Sport, Culture and Society, an Introduction,(London: Routledge, 2006), h. 24.

Page 18: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

10

diadopsi pada awal abad keduapuluh oleh ilmu antropologi sosial. Masyarakat

dipandang sebagai bagian-bagian yang interdependen yang bekerja sama

untuk mencapai suatu kebutuhan sosial. Fungsionalisme di dalam antropologi

cenderung beraksentuasi kepada isu-isu metodologis. Sementara

fungsionalisme dalam sosiologi cenderung kritis terhadap hal-hal

epistemologis yang menginformasikan body of knowledge dalam teori ini.

Dengan demikian, dengan berdasarkan pada teori fungsionalis, peran Mili

Gorus sebagai sebuah komunitas sosial memiliki fungsi integratif. Tujuan dan

kegiatan yang dirancang oleh Mili Gorus sendiri berperan sebagai wadah

rekonsiliasi bagi berbagai individu atau pun kelompok yang memiliki latar

belakang berbeda. Melalui Mili Gorus yang ingin ikut andil dalam politik,

imigran Turki di Jerman dapat terintegrasi dengan masyarakat asli Jerman

serta saling berkooperasi untuk mencapai tujuan bersama.

F. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode historis yang

bersifat deskriptif analitis, yaitu sebuah metode yang bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis suatu peristiwa yang terjadi di masa

lampau.20 Adapun langkah-langkah dalam menggunakan metode historis

tersebut diantaranya adalah Heuristik (pengumpulan data), Verifikasi (kritik

sumber), Interpretasi (analisis sejarah) dan Historiografi (penulisan sejarah).21

1. Heuristik (Pengumpulan Data)

Kegiatan yang dilakukan penulis pertama kali adalah mengumpulkan

berbagai sumber atau data dengan melakukan penelitian kepustakaan

(Library Research) yang merujuk kepada sumber-sumber yang berkaitan

dengan tema skripsi ini, diantaranya buku-buku, jurnal, artikel. Dalam

20 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj: Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1983), h. 32. 21 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, cet II, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

h. 54.

Page 19: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

11

upaya mendapat sumber tersebut penulis melakukan penelitian ke berbagai

perpustakaan seperti, perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Universitas

Indonesia. Selain itu penulis juga melakukan online search dengan

mengunjungi beberapa situs di internet diantaranya: JSTOR, media surat

kabar online baik media lokal maupun internasional.

2. Verifikasi (Kritik Sumber)

Setelah data terkumpul penulis melakukan kritik sumber, dengan cara

mengidentifikasi keabsahannya tentang keaslian sumber melalui kritik

ekstern dan menilai kelayakan sumber melalui kritik intern. Hal ini penulis

lakukan agar mendapatkan sumber yang valid dan relevan.

3. Interpretasi (Analisis Sejarah)

Penulis melakukan interpretasi pada setiap sumber yang telah

ditemukan yang terkait dengan imigran Turki di Jerman.

4. Historiografi (Penulisan Sejarah)

Penulisan sejarah merupakan tahap akhir yang dilakukan penulis. Penulis

akan mendeskripsikan data yang telah diverifikasi dan diinterpretasi,

selanjutnya penulisan skripsi ini adalah hasil dari penelitian sejarah yang

sudah dilakukan dalam berbagai tahapan diatas dan dituangkan dalam bentuk

tulisan yang sesuai dengan kaidah ilmiah.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab penulisan, termasuk di dalamnya bab

pendahuluan dan penutup. Penulis menyusun sistematika penyusunan ini ke

dalam 6 bab, terdiri dari:

Page 20: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

12

Bab I: terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II: terdapat pembahasan mengenai sejarah masuknya imigran Turki di

Jerman.

Bab III: merupakan bahasan tentang hubungan Jerman dan Islam

Bab IV: merupakan bahasan inti mengenai Mili Gorus Hareketi dan Sepak

Terjangnya di Jerman, berisi tentang kegiatan, tokoh maupun pengaruhnya di

Jerman.

Bab V: penutup yang meliputi sub-sub mengenai kesimpulan dan saran.

Page 21: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

13

BAB II

AWAL MULA MASUKNYA IMIGRAN TURKI KE JERMAN

A. Sejarah Masuknya Imigran Turki Ke Jerman

Awalnya Jerman ditimpa kekurangan sumber manusia selepas Perang Dunia II

kemudian diadakan perjanjian bilateral pemerintah dengan pemerintah antara

Jerman dan Turki pada 30 Oktober 1961. Perjanjian tersebut menciptakan

program yang disebut Guestworker (dalam bahasa Jerman disebut Gastarbeiter)

yang artinya pekerja tamu. Sebuah kesepakatan antara Kementerian Tenaga Kerja

Schleswig Holstein dan Kementerian Luar Negeri Turki menyebabkan banyaknya

kedatangan orang Turki di Kiel pada bulan April 1957. Program tersebut

disponsori oleh Dewan Pengrajin di Harnburg. Di Bavaria, sebuah institut riset

swasta bagian Hubungan Ekonomi Jerman Turki sebenarnya adalah agen

perekrutan, sementara itu sejumlah biro terjemahan bermunculan untuk tujuan

yang sama.Yang terbaik dari program ini yaitu menyediakan beberapa pelatihan

namun, kebanyakan hanya mencari tenaga kerja yang dibayar murah.Pengalaman

pertama para pekerja tamu sangat mengecewakan, karena mereka mengetahui

bahwa kualifikasi keahlian pekerja Turki tidak diakui, mereka melakukan

pekerjaan dengan tidak terampil atau semi terampil di bawah kualifikasi mereka,

maka hanya sedikit dari mereka yang diberi kesempatan untuk dilatih lebih jauh.22

Migrasi besar-besaran atau puncaknya migrasi sejak awal 1960-an dari Turki

ke Eropa pada umumnya dan ke Jerman pada khususnya telah mempengaruhi

pandangan umum perhubungan migrasi Turki dan telah menjadi kewajaran bahwa

Turki secara khusus adalah negara pengirim imigran. Ada beberapa contoh yang

memperjelas bahwa migrasi Turki ke Jerman bukanlah fenomena baru. Bertahun-

tahun sebelum perjanjian rekrutmen rakyat Ottoman dan warga Turki berimigrasi

untuk waktu yang lama atau singkat ke Jerman. Di samping utusan, pengunjung,

penulis dan pengusaha yang pergi ke Jerman baik secara diplomatik maupun

22 Jorgen Nielsen, Muslim In Western Europe (Edinburgh University press, 1995), h. 23

Page 22: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

14

swasta, ada juga orang-orang Turki muda seperti Mehmet Talat Pasha yang

melarikan diri dari kekasisaran Ottoman pada tahun 1918. Namun, orang biasa

juga seperti pekerja, mahasiswa dan pengrajin menetap di Jerman untuk waktu

tertentu, terutama untuk pendidikan.23

Turki sebagai negara pengirim migran mempromosikan pekerja migrasi ke

Eropa pada tahun 1960 dengan harapan memberi dampak positif pada ekonomi

Turki sebagai bagian dari perencanaan pembangunan nasionalnya, untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan organisasi perencanaan

negara dibentuk setelah penemuan Turki militeer pada tahun 1960 dan sebagai

tanggapan atas defisit perdagangan yang tinggi di Turki yang dikembangkan

disebut rencana pembangunan lima tahun dari tahun 1960. Rencana ini juga

menargetkan ekspor tenaga kerja dengan harapan agar pekerja migran akan

membawa mata uang asing mengurangi tngkat pengngguran dan kembali dengan

keterampilan baru sehingga berkontribusi terhadap industrialisasi di Turki.24

Terlepas dari itu, tidak ada keraguan bahwa migrasi dari Turki menjadi

dinamika baru dengan perjanjian rekrutmen pada tahun 1961. Jumlah warga

Turki, yang pergi terutama yang disebut “pekerja tamu” ke Jerman meningkat

dengan cepat dari 10.000 orang pada tahun 1962 menjadi 1.607.161 pada tahun

2011.

Pada tahun 1955 Pemerintah Jerman menandatangani perjanjian rekrutmen

pertama dengan Italia, kemudian kesepakatan serupa dengan Spanyol (1960),

Yunani (1960), Turki (1961), Maroko (1963), Portugal (1964), Tunisia (1965),

dan tiga tahun kemudian, Yugoslavia. Dalam program tersebut para pekerja dari

Turki dan dari beberapa negara lain seperti Yugoslavia diharapkan dapat

mendorong proses industrialisasi Jerman yang tengah berkembang. Pemerintah

23 Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 131 24Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 134

Page 23: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

15

Jerman meminta pekerja asing untuk datang bekerja karena kekurangan stok

buruh murah, terutama di sektor industri.25

Efek dari kesepakatan tersebut adalah bahwa perusahaan Jerman yang mencari

pekerja Turki harus beroperasi melalui kantor perekrutan resmi yang didirikan

oleh pihak berwenang Jerman dan Turki di Turki.Orang yang ingin mencari

pekerjaan di Jerman harus melalui pemeriksaan medis dan wawancara kerja di

Turki sampai dikeluarkannya surat ijin kerja setelah itu di berangkatkan ke

Jerman. Meskipun ada oposisi dari beberapa bagian masyarakat namun para

pekerja tamu tersebut diakui secara luas. Pekerjaan yang bersifat sementara ini

melalui sistem rotasi dan masa kerja hanya untuk beberapa tahun, setelah itu

pekerja tersebut kembali ke rumah, maka orang tua tersebut membawa istri dan

anak mereka kembali ke tempat asal mereka di Turki.26

Pada tanggal 30 Oktober 1961 perjanjian tentang tenaga kerja asing ditanda

tangani oleh pemerintah Jerman dan pemerintah Turki. Imigran Turki pindah ke

Jerman dimulai sebagai pekerjaan sementara program pelatihan yang ditemukan

oleh World Economic Institute (Weltwirtschaftsinstitut) di Kiel pada tahun 1957,

melalui nama peserta dari Turki dikirim ke Jerman dengan tujuan memfasilitasi

modal investasi Jerman dan cabang di Turki di mana peserta harus bekerja sebagai

mandor. Bahkan awal dari perekrutan tenaga kerja yang tidak resmi bertahan lama

walaupun tanpa perjanjian atau peraturan bilateral yang diselenggarakan oleh

orang pribadi dan institusi.27

Pekerja tamu hanya dikontrak selama dua tahun, setelah mendapatkan uang

kemudian kembali ke rumah ke tanah air mereka yaitu Turki, selepas kontrak

kerja habis. Maka diberlakukan kebijakan rotasi atau digantikan dengan

mengambil pekerja tamu dari negara lainnya yang juga dikontrak selama dua

tahun. Namun kebijakan ini tidak berjalan, lantaran banyak pengusaha enggan

25 Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identiyt, 2012, h. 3 26 Jorgen Nielsen, Muslim In Western Europe (Edinburgh university press, 1995), h. 24. 27Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 132

Page 24: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

16

memberikan pelatihan lagi untuk para pekerja baru. Mereka lebih memilih tetap

mempekerjakan pekerja lama untuk menghemat biaya.

Pemukim awal seperti imigran Turki terkonsentrasi di kota-kota industri di

Jerman bagian Utara, terutama Hamburg, Bremen dan Kiel.Aturan yang mengatur

imigrasi pada saat itu adalah liberal sampai tahap selanjutnya dan dengan cepat

para imigran dapat membawa keluarga mereka untuk tinggal bersama

mereka.Akibatnya, terlepas dari awal kekecewaan mereka, mereka kemudian

merasa sangat puas karena diberikan tempat tinggal.

Dilihat dari latar belakangnya, kebanyakan imigran Turki di Jerman berasal

dari wilayah-wilayah yang miskin, sehingga mereka di sana hanya bekerja sebagai

buruh rendahan atau bahkan hanya menganggur saja. Situasi itulah yang membuat

mereka pergi ke Jerman untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

Sebagian besar dari mereka hanya bekerja maksimal dua tahun di Jerman, dengan

harapan mereka akan tercukupi secara finansial, lalu pulang ke negara asalnya

dan bisa membangun rumah sendiri.28

Setelah melakukan rekrutmen untuk menghidupkan kembali ekonomi Jerman,

pemerintah sebagai pihak berwenang mulai mengatur sebagian besar aspek

pekerja Turki. Kesejahteraan sosial pekerja asing sebelumnya telah ditempatkan

di tangan pegiat sosial di dua gereja utama. Orang-orang Protestan telah dituntut

untuk merawat pekerja-pekerja Yunani, dan orang-orang Katolik diberi tanggung

jawab atas pekerja Italia dan Spanyol.Perhatian pekerja Turki diberikan kepada

Arbeiterwohlfahrt (kesejahteraan pekerja) atau kelompok kesejahteraan sosial,

Partai Sosial Demokratik dan perserikatan buruh. Penghasilan pekerja diubah

menjadi mata uang Turki pada tingkat khusus untuk menghindari pasar gelap.

Dana pemerintah tersedia untuk mendukung pembentukan asosiasi budaya, dan

penyiaran reguler dimulai di Turki. Pemerintah Jerman juga mendorong

pembukaan konsulat Turki di kota-kota utama di mana imigran baru menetap.

28Hamm, Horst: fremdgegangen-freigeschrieben. Eine einfuhrung in die deutschsprachige

gastarbeiterliteratur, 1988, h. 62

Page 25: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

17

Mudah dipahami kalau orang yang tidak mampu akan pergi ke tempat di mana

mereka memperoleh pekerjaan, kebahagiaan atau uang. Dahulu di negara Jerman

Timur, hidup atau tinggal di wilayah lain, seperti misalnya bersekolah atau

menjalani latihan kerja di luar negeri, merupakan impian yang tidak mungkin

terpenuhi.

Selama keadaan ini tidak berubah, maka kecenderungan yang ada sekarang ini

juga akan terus berlanjut. Dan selama itu pula negara-negara bagian timur Jerman

akan menjadi tempat pengungsinya Jerman. Keadaannya akan bertambah dramatis

bila dilihat diskusi faktanya mengenai perbedaan tarif upah untuk menanam

modal dan mengenai politik pasar kerja.29Upah yang didapat para pekerja dengan

jumlah yang sedikit dan tidak sesuai dengan kerasnya pekerjaan para imigran.

Dari dalam negeri Turki sendiri, selama tahun 1960-an mengalami perubahan

politik yang bervariasi; rezim Menderes digulingkan oleh tentara, konstitusi yang

baru memberikan warga Turki hak untuk bepergian ke luar negeri. Perubahan

politik 1960 memfasilitasi gerakan migrasi lebih lanjut sebagai bagian dari

kebijakan "perencanaan populasi" dan "pertumbuhan ekonomi".

Pada gelombang pertama, sekitar 7.000 pekerja Turki pergi menuju Jerman.

Kebanyakan dari mereka adalah single dan laki-laki berusia antara 20 sampai 35

yang datang sendiri tanpa keluarga, yang mampu mengikuti perubahan kebutuhan

produksi lokal.30 Pada periode antara 1963-1966 total sekitar 180.000 pekerja

Turki kemudian menyusul ke Jerman Barat, sebagian kecil lainnya ke Belgia,

Belanda dan Austria.

Dari sekitar 82 juta penduduk Jerman, sepertiganya adalah penganut protestan,

sepertiga beragama katolik dan sekitar 3-5 juta lainnya beragama Islam.

29Natalis Pigay, Migrasi Tenaga Kerja Internasiona (Sejarah, Fenomena, Masalah dan

Solusinya),(Pustaka Sinar Harapan Jakarta, 2005), h. 64-65 30 Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identiyt, 2012, h. 3

Page 26: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

18

Kebanyakan penganut Islam ini adalah imigran Turki sisanya dari negara-negara

Arab seperti Afganistan, Pakistan, Iran dll.31

Perekrutan berhenti pada tahun 1973, yang dipicu oleh krisis minyak,

sementara jumlah total orang asing terus tumbuh dari 2,98 juta di tahun 1970,

4.670.000 pada tahun 1982 (dari 4,9% menjadi 7,6% dari populasi), jumlah

pekerja dan imigran sejauh ini menurun. Kemudian para pekerja dan imigran

dihadapkan dengan pilihan meninggalkan Jerman tanpa prospek kembali atau

tinggal dan memilih untuk program penyatuan keluarga. Banyak imigran yang

kemudian untuk pertama kalinya mulai mempertimbangkan jangka panjang

tinggal di Jerman, dan dengan demikian harus menetap di Jerman.32

Pemberhentian perekrutan tenaga kerja ini tidak menyebabkan migrasi

berhenti keluar dari Jerman. Migrasi dari Turki ke Jerman terus berkurang namun

ada reuni keluarga dalam periode ini. Sejumlah besar pengungsi datang ke Jerman

karena kekerasan perjuangan dalam negeri dan politik pasca kudeta militer pada

tahun 1980. Namun, periode ini juga ditandai dengan kembalinya migrasi. Dari

tahun 1985 migrasi dari Turki ke Jerman tiba-tiba meningkat lagi, dari konflik

Kurdi di Anatolia Timur terlihat dalam literatur sebagai alasan utama

meningkatnya migrasi dari Turki ke Jerman tetap lebih tinggi dari Jerman ke

Turki pada tahun 2005.33

B. Perkembangan Imigran Turki di Jerman

Imigran generasi pertama banyak di antaranya yang menjadikan agama

sebagai pengganti kampung halaman dan memainkan peran sosial yang penting,

seperti sesama imigran bisa saling bertemu, bertukar pengalaman mengenai

permasalahan sehari-hari, mengatur acara pernikahan, dan saling tolong-

menolong. Karena biaya menjadi kendala sehingga tidak memiliki tempat tinggal,

31 Azyumardi Azra, Dari Harvard Hingga Makkah (Jakarta: Penerbit Republika, 2005), h. 7 32 Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identiyt, 2012, h. 3 33 Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey), Vol. 18 No. 3,

Autumn 2013, h. 133

Page 27: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

19

mereka berkumpul di pekarangan belakang, di lantai pabrik yang tidak dikunci, di

pasar swalayan yang kosong, maupun ruang bawah tanah. Semangat beragama

semakin meningkat dikalangan anak-cucu para pendatang setelah beberapa tahun

akhirnya komunitas membangun masjid yang representatif dan menunjukkan

keyakinan dengan percaya diri dihadapan publik.

Sebagai hasil dari pertumbuhan ekonorni Jerman, mempekerjakan pekerja

asing lebih dari tiga kali lipat antara tahun 1960 dan 1963, dan perbandingan yang

meningkat yaitu orang-orang Turki.Jumlah orang Turki yang memasuki Jerman

pada periode yang sama meningkat sepuluh kali lipat. Imigran Turki menjadi

populasi terbesar di Jerman melebihi kebangsaan lainnya. Turki 2,5 juta diikuti

oleh Polandia 1,29 juta, Federasi Rusia 1,06, sementara negara-negara besar

lainnya termasuk Italia 0,77 juta, Kazakhtan 0,65 juta dan Rumania 0,43 juta.

Keragaman latar belakang etnis dari populasi imigran tercermin dalam perbedaan

yang cukup berkaitan dengan tempat tinggal dan status kewarganegaraan, selain

itu juga dari segi usia, gender, status sosial dan agama.34

Pada gelombang pertama, sekitar 7 ribu pekerja Turki pergi menuju Jerman.

Kebanyakan dari mereka adalah laki-laki berusia antara 20 sampai 35 yang datang

sendiri tanpa keluarga. Pada periode antara 1963-1966 total sekitar 180.000

pekerja Turki kemudian menyusul ke Jerman Barat, sebagian kecil lainnya ke

Belgia, Belanda dan Austria. Pada tahun 1966-1967 pemerintah Jerman

menghentikan perekrutan pekerja migran menyusul krisis ekonomi. Krisis ini

kemudian mendorong banyak pekerja Turki yang memutuskan kembali ke

negaranya.

Pada tahun 1966-1967, Jerman mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut

mendorong banyak pekerja Turki memilih untuk kembali ke negaranya, namun

tak sedikit pula yang tetap bertahan di Jerman selama krisis ekonomi berlangsung.

34 Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identiyt, 2012, h. 4

Page 28: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

20

Namun, setelah tahun 1968, migrasi tenaga kerja dari Turki ke Eropa Barat terus

tumbuh hingga mencapai 525.000 pekerja, 80% di antaranya bermigrasi ke

Jerman. Setelah periode ini, arus migrasi didominasi oleh migrasi dari anggota

keluarga dari guestworker. Pada tahun 1974, reunifikasi keluarga meningkat

menyebabkan satu juta penduduk kebangsaan Turki menetap di Jerman, dengan

hanya 600.000 yang merupakan pekerja. Besarnya arus migrasi dalam proses

reunifikasi tersebut salah satunya juga didorong instabilitas ekonomi dan politik

dalam negeri Turki. Faktor tersebut membuat keluarga dari pekerja migran Turki

memilih menyusul ke Jerman.Dalam proses integrasi antara komunitas Muslim

dengan masyarakat lokal Jerman, muncul masalah baru, yaitu krisis identitas.

Pekerja yang memiliki latar belakang imigran Turki dihadapkan pada sebuah

dilema yang terbentuk dari stigma yang muncul dalam masyarakat Jerman.

Mereka seakan dipaksa harus memilih sebuah identitas, apakah Islam sebagai

agama, negara asal leluhur mereka sebagai identitas budaya, atau Jerman sebagai

warga negara.35

Pada tahun 1972 jumlah imigran Turki menduduki peringkat teratas, pada

tahun 1970 jumlah imigran Turki mencapai 469.000. kedatangan mereka semakin

terlihat di kota-kota seperti Cologne, Berlin, Hamburg.

Pada tahun 1974, reuni keluarga meningkat menyebabkan satu juta penduduk

kebangsaan Turki menetap di Jerman, dengan hanya 600.000 yang merupakan

pekerja. Besarnya arus migrasi dalam proses reunifikasi tersebut salah satunya

juga didorong ketidakstabilan ekonomi dan politik dalam negeri Turki. Faktor

tersebut membuat keluarga dari pekerja migran Turki memilih menyusul ke

Jerman. Bahkan undang-undang kewarganegaraan tahun 2000 menjamin

kewarganegaraan anak-anak pendatang yang bermukim secara legal di negara

Jerman sedikitnya delapan tahun.36

35Mahfoud Amara, “Sport, Islam, and Muslims in Europe: in between or on the Margin?,” Open

Access Religions, no. 4 (Desember 2013): h. 652. 36Maria Hartiningsih,”rumitnya masalah integrasi”, diakses dari

http://internasional.kompas.com/read/2017/12/05

Page 29: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

21

Akhir 1980-an dan awal 1990-an ditandai oleh meningkatnya pertumbuhan

jumlah pencari kerja dari berbagai latar belakang dan agama. Sementara

pembubaran Blok Timur mendorong jumlah yang lebih besar untuk meninggalkan

negara asal mereka untuk mencari stabilitas politik dan kondisi kehidupan yang

lebih baik.37

Jadi mereka memiliki hak untuk mengajukan naturalisasi jika mereka

memenuhi beberapa syarat tertentu. Reformasi tersebut merupakan kabar baik

bagi para imigran karena undang-undang yang lama menganut sistem ius

sanguinis yang berarti mengakui dari kewarganegaraan orang tua kandungnya.

Kebijakan pemerintah Jerman yang sebenarnya menghendaki pekerja Turki

bekerja secara temporal kemudian berkembang menjadi permanen. Sebenarnya

pemerintah Jerman telah berusaha memulangkan warga Turki ke negara asalnya

melalui program Return and Emigration of Assylum Seekers (READ). Namun

absennya mekanisme insentif ditambah dengan mudahnya peraturan untuk

pengajuan izin tempat tinggal, membuat imigran Turki memilih untuk tetap

tinggal di Jerman. Guestworker Turki kemudian berkembang menjadipribumi atau

pendudukJerman.

Seluruh kebijakan dasar Jerman tetap menguntungkan pasar tenaga kerja

dengan batas penerimaan politik. Jerman selalu bersikeras bahwa ini bukan negara

imigrasi, jadi istilah guestworker tetap digunakan secara umum. Pada berbagai

waktu, langkah-langkah telah diambil untuk mendorong kembalinya pekerja

asing, seperti Turki. Langkah-langkah ini telah positif, seperti membatasi akses

terhadap tunjangan kesejahteraan setara dengan warga Jerman. Dengan prinsip

yang sama, hak-hak sipil dasar sering kali ditahan dari orang asing, dan saran

bahwa mereka boleh ikut serta dalam proses politik melalui misalnya,

pemungutan suara lokal telah ditolak keras oleh pihak berwenang. Sementara

37Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identity (paper:2011), h. 4

Page 30: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

22

semacam itu terbatas mengubah sifat imigrasi Turki, mereka tidak mengakhirinya.

Jumlah penduduk Turki di Jerman tidak turun sampai awal tahun 1980an.38

Sejumlah orang Turki tidak menyebut diri mereka muslim, agak sekuler atau

bahkan dalam beberapa kasus ada yang Ateis. Sensus nasional yang berlangsung

pada bulan Mei 1987 memasukkan sebuah pertanyaan tentang agama dan tidak

semua muslim. Ada hampir seratus ribu orang Turki yang tidak menyatakan diri

mereka sebagai seorang muslim jadi orang Turki tidak semuanya beragama Islam.

Tokoh yang menarik lainnya untuk dibahas dari sensus tersebut adalah orang

Jerman, hampir 48.000 muslim dengan kewarganegaraan Jerrnan. Sebagian besar

adalah orang-orang yang telah mengubah kewarganegaraan, tetapi lebih dari 5.000

di antaranya adalah orang Jerman yang masuk Islam. Jumlah total muslim yang

terdaftar dalam sensus adalah 1.650.952.Sebaliknya, sensus pada tahun 1987 juga

mengkonfirmasi distribusi daerah muslim yang dapat diperoleh dari data yang

dipublikasikan sebelumnya mengenai lokasi orang asing. Lebih dari sepertiga

terkonsentrasi di negara bagian Rhine Westphalia Utara, terutama di kawasan

industri besar yang membentang dari Cologne melalui Dusseldorf dan Duisburg

sampai Essen. Negara kota Hamburg memiliki lebih dari 50.000 muslim,

sementara kota-kota seperti Stuttgart dan Karlsruhe ada hampir seperempat juta di

Bavaria, jumlah terbesar di sekitar Munich, sementara Hessen memiliki 170.000,

terutama di Frankfurt.39

Sementara itu, sebagai akibat dari reunifikasi keluarga pekerja yang terus

berkelanjutan dan tingkat kelahiran yang tinggi di kalangan imigran Turki, total

penduduk Turki di Eropa meningkat menjadi 3 juta orang di awal 2000-an, dan di

Jerman menjadi tuan rumah terbanyak yaitu sekitar 2 juta orang imigran Turki.

Dari jumlah tersebut, hanya 732.000 yang menjadi pekerja. Dengan jumlah

38Jorgen Nielsen, Muslim In Western Europe (Edinburgh university press, 1995), h. 25 39 Jorgen Nielsen, Muslim In Western Europe (Edinburgh university press, 1995), h. 26.

Page 31: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

23

sebesar itu, ekspatriat Turki di Eropa menyumbang 5% dari keseluruhan populasi

nasional.40

Penduduk muslim Jerman, baik yang dengan dan tanpa kewarganegaraan

Jerman diperkirakan berkisar antara 3,78 dan 4,34 juta orang, setara dari 4,6

menjadi 5,2 % dari populasi. Sementara imigran Turki kembali mewakili bagian

terbesar dari populasi muslim. Muslim yang tinggal di Jerman juga berasal dari

Eropa Tenggara dan Timur Tengah. Mayoritas muslim memiliki latar belakang

imigran sekitar 45%. Imigrasi dan Islam dengan demikian telah membentuk

perkembangan demografi masyarakat Jerman. Meningkatnya jumlah pendidikan

yang berkaitan dengan imigrasi dan Islam di Jerman bukan hanya cerminan dari

minat akademis yang berkembang dalam mengubah keadaan sosial, tapi juga

kontroversi politik yang terus berlanjut terkait isu identitas nasional dan kebijakan

imigrasi dan integrasi demografi yang berubah dan berdampak pada masyarakat

Jerman Barat.41

Imigran dan organisasi muslim telah berusaha secara aktif mempengaruhi

kebijakan dan memperluas pilihan yang tersedia agar imigran terlibat sebagai

warga dan diakui. Banyak imigran yang memilih aktif dalam organisasi keislaman

seperti Milli Gorus. Karena itu organisasi muslim menjadi tempat kembali agama

dalam kehidupan publik. Organisasi muslim juga memainkan peran penting dalam

memberikan pelayanan agama dan budaya. Dengan lebih dari 2.400 masjid yang

ada di perkotaan jelas terlihat bahwa Islam telah hadir di Jerman.42

40Federal Office for Migration and Refugees (BAMF). 2005. The Impact of Immigration on

Germany’s Society. Migration and Integration Research Department, Nürnberg, Germany

41Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identity (paper, 2011), h. 6 42Gotz Nordbruch, Germany: Migration, Islam and National Identity (paper, 2011), h. 7

Page 32: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

24

C. Profesi dan Komunitas Imigran Turki

Profesi imigran Turki yang berada di Jerman yakni bermacam-macam, mulai

dari pekerja kasar, wirausaha, pemain sepak bola dan juga ada yang menjadi

pejabat. Kaum muslimin asal Turki pada umumnya bekerja pada sektor pekerjaan

kasar yang semakin cenderung dijauhi orang-orang Jerman berkulit putih, mereka

yang bekerja pada sektor ini dianggap rendah yang tidak mempunyai

keterampilan. Kaum muslim Jerman asal Turki umumnya tinggal di kota besar

yang terdapat banyak lapangan kerja. Konsentrasi terbesar mereka terdapat di

Berlin ibu kota Jerman, sehingga kota ini kini disebut kalangan sebagai “second

largest turkish city after ankara”. Konsentrasi terbesar kedua orang-orang Islam

asal Turki terdapat di frankfurt.43

Sampai saat ini banyak orang Turki yang dapat hidup mandiri sebagai

wirausahawan di Jerman. Menurut data yang diambil dari situs Departemen

Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial Turki, ada 70.000 orang Turki yang mencari

penghidupan dengan berwirausaha. Mereka yang memilih untuk hidup

berwirausaha berhasil membuka lapangan pekerjaan untuk ratusan ribu orang dari

berbagai ras dan latar belakang.44

Kewirausahaan merupakan elemen yang sangat penting untuk mengurangi

pengangguran dan penurunan tingkat kesejahteraan melalui penciptaan lapangan

pekerjaan atau mempekerjakan diri sendiri. Dalam hal kewirausahaan itu sendiri

Jerman memiliki aktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan US maupun

negara imigrasi lainnya di Eropa. Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini.

Ada hal yang menarik yakni perempuan Jerman Barat mempunyai tradisi sejarah

yang sangat panjang untuk memilih tidak bekerja dan hanya mengurus anak serta

kebutuhan rumah tangga. Sedangkan untuk kebutuhan finansial keluarga akan

43Azyumardi Azra, Dari Harvard Hingga Makkah, (Jakarta: Penerbit Republika, 2005, h. 7 44http://www.cnbcmagazine.com/story/building-a-new-empire/1442/1/ diakses 02/02/ ,2017

11:04:05

Page 33: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

25

menjadi tanggung jawab suami. Hal ini menjadikan wirausaha sebagai sumber

pendapatan yang sangat riskan untuk dipilih menjadi sumber utama keuangan

keluarga.45

Kondisi ini berbeda apabila melihat dinamika imigran Turki sendiri dimana

aktivitas kewirausahaan dalam etnis ini sangat tinggi. Arastimalar dan Vakfi

menyebutkan bahwa pada tahun 2002 saja kewirausahaan etnis Turki di Jerman

merepresentasikan 69 persen dari seluruh aktivitas kewirausahaan di EU.

Tingginya tendensi imigran Turki untuk beriwirausaha di Eropa tidak hanya

disebabkan oleh adanya tradisi kewirausahaan tetapi juga strategi imigran ini

untuk menghindari bentuk-bentuk diskriminasi di negara tujuan migrasi. Sejak

masuk dalam struktur sosial masyarakat Jerman sebagai pengisi struktur pasar

tenaga tenaga kerja sebagai pekerja low-skilled, tenaga kerja tamu ini telah

memulai bentuk-bentuk kewirausahaan kecil. Diawali dengan membuka toko

kelontong untuk memenuhi kebutuhan etnis Turki yang tidak tersedia di negara

tujuan imigrasi, kewirausahaan ini bertransformasi menjadi usaha makanan yang

memenuhi selera orang Eropa secara umum seperti catering dan restouran kebab,

pizza serta ice cream. Salah satu restouran cepat saji yang sangat terkenal adalah

Doner Kebab. Sehingga tidak mengherankan apabila imigran Turki di Eropa

sangat identik dengan usaha kebab. Doner kebab salah satu makanan tradisional

Turki yang menjadi makanan favorit orang-orang Jerman. Bahkan Doner kebab

menggeser makanan Bratwurst sebagai makanan tradisonal sekaligus makanan

favorit masyarakat Jerman. Terbukti bahwa orang Turki tidak bisa dianggap

remeh dengan usaha tersebut Doner kebab sudah tersebar ke berbagai negara dan

mendunia.46

Mehmet Aygun, pekerja tamu yang datang ke Jerman sekitar tahun 1970-an,

yang pada awalnya bekerja di sebuah restoran cepat saji, sekarang memiliki 7

restoran (1 Italian Restoran dan 6 Hasir Restoran) serta Titanic Resort and Hotel

45http://www.cnbcmagazine.com/story/building-a-new-empire/1442/1/ diakses 02/02/ ,2017

11:04:05 46http://www.cnbcmagazine.com/story/building-a-new-empire/1442/1/ diakses 02/02/ ,2017

11:04:05

Page 34: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

26

yang beroperasi baik di Jerman dan Turki. Hotel dan resort ini memiliki 600

kamar dengan tingkat okupansi 94 persen. Bahkan pada saat musim dingin Hotel

ini menjadi langganan tim-tim sepakbola ternama Eropa seperti Werder Bremen.

Selain itu ada juga Crytek sebuah perusahaan permainan yang juga didirikan oleh

generasi kedua imigran Turki yaitu Avni, Cevat dan Faruk Yerli. Perusahaan ini

bermarkas di Frankfurt namun memiliki studio di Ukraina, Hungaria, Bulgaria,

Korea Selatan dan UK. Contoh sukses kewirausahaan Turki yang lain adalah

Solitem sebuah perusahaan yang memproduksi sistem pendingin ruangan dengan

memanfaatkan tenaga matahari yang dapat mengurangi biaya pasokan energi.

Perusahaan ini didirikan oleh Hero of the Environment, Ahmet Lokurlu.

Dengan aktivitas kewirausahaan dan kontribusi yang signifikan ini, imigran Turki

memiliki peran yang sangat penting dalam iklim perekonomian di Jerman. Dalam

kondisi krisis ekonomi Eropa saat ini, Jerman menjadi satu-satunya negara di

Eropa yang tergabung dalam Eurozone yang masih mempunyai peringkat A

menurut Standard & Poor’s. Peringkat ini membuktikan bahwa kepercayaan pasar

terhadap kemampuan Jerman untuk membayar utang baik public maupun swasta

yang masih sangat kuat. Hal ini tidak terlepas dari kapabilitas tekhnologi dan

industry serta kapasitas pasar di Jerman yang sehat. Tentu saja sebagai imigran

terbesar dengan tingkat kewirausahaan yang tinggi, imigran Turki mempunyai

kontribusi dalam membangun rumah tangga ekonomi Jerman Lebih lanjut

menurut Independent Industrialis and Businessman Association, Musiad, yang

mempunyai cakupan operasi di Turki dan Jerman dengan 15 persen perwakilan

dari Turki sendiri, menyebutkan bahwa sejumlah 100.000 wirausaha imigran

Turki di Jerman berhasil memperkerjakan 400.000 ribu orang dengan total

investasi 10 billion Euro.47

Asosiasi Jerman memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap imigran.

Asosiasi untuk sosial, budaya dan agama telah ada sejak tahun 1970an, asosiasi

tersebut cenderung memiliki keanggotaan yang berasal dari negara asli yang

bertujuan untuk melestarikan bahasa dan tradisi budaya dari negara asal tersebut.

47http://www.cnbcmagazine.com/story/building-a-new-empire/1442/1/ diakses 02/02/ ,2017

11:04:05

Page 35: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

27

Di awal 1980-an, CDU (Christlich Demokratische Union Deutschlands)

menjalankan peringatan kampanye pemilihan nasional yang menyerukan

pengurangan orang asing non UE. Hal ini menyebabkan keterasingan orang-orang

Turki.48

Sebagian besar partai politik Jerman menerima keikutsertaannya Turki dalam

lingkungan politik di Jerman. Politisi Turki seperti Cem Ozdemir yang telah

berpartisipasi dalam berbahasa Jerman lokal dan politik federal, mengungkapkan

pendapat mereka tentang hak imigran, integrasi dan kebijakan luar negeri,

sementara partai politik mengembangkan inisiatif untuk meningkatkan

komunikasi dengan pemilih dari berbagai negara. Kelompok minoritas misalnya

forum Jerman-Turki didirikan oleh SPD yang memimpin DTF (Deutsch Forum

Turkische) untuk membuat partai lebih menarik bagi para pemilih dengan latar

belakang seorang Turki. Forum Jerman Turki mencoba membawa imigran Turki

dan CDU (Christlich Demokratische Union Deutschlands) lebih dekat untuk

mendukung Turki dalam keanggotaan EU, forum ini berpendapat bahwa jika

budaya Jerman dan Turki tidak sesuai satu sama lain, tidak ada gunanya mencoba

mengintegrasikan orang-orang keturunan Turki ke dalam masyarakat Jerman.

Karena rendahnya kesempatan politik untuk orang Turki. Mereka harus

mengembangkan cara alternatif untuk berpartisipasi seperti melalui masyarakat.

Pertama, peran masyarakat sipil di Jerman memiliki tradisi yang panjang,

tumbuh dengan cepat selama abad 18 dan 19. Menteri Keuangan Federal Jerman

menyatakan bahwa negara membutuhkan masyarakat sipil, bahwa pemerintah

mengakui semua bergantung pada OMS (Organisasi Mayarakat Sipil) untuk

memenuhi kewajibannya terhadap warganya. Dalam sistem Jerman

mengutamakan kebersamaan sebagai satu kesatuan sehingga bagiaannya harus

patuh pada peraturan yang telah ditetapkan, seperti Serikat Pekerja, Gereja,

Organisasi Kesejahteraan dan Organisasi Bisnis memberikan kesempatan untuk

kepentingan agama dalam berpartisipasi di depan umum.

48Selcen Oner, Turkish Community In Germany And TheRole Of Turkish

CommunityOrganisationsvol. 10 No. 29 (2014), h. 3

Page 36: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

28

Organisasi imigran memiliki tiga fungsi utama:

Pertama, mereka bisa bertindak sebagai hubungan antar negara pengirim dan

penerima, memberikan layanan nasehat untuk imigran masa depan dan

memberikan mereka peran perantara birokrasi yang kompleks, mereka juga dapat

membantu melunakkan transisi, menawarkan sebuah peraturan di mana para

imigran dapat bertemu sesama warga negara dan dapat berbicara bahasa asli

mereka juga dapat mempertahankan interaksi antar imigran, terutama bagi mereka

yang tidak memiliki hubungan informal dan mungkin mencoba untuk membentuk

ikatan formal untuk mengembangkan beberapa bentuk ikatan.

Kedua, mereka bisa melengkapi negara bagian Jerman mengintegrasikan

pendatang baru ke dalam masyarakat tuan rumah. Jika organisasi bisa mendirikan

hubungan yang berfungsi dengan baik dengan pihak berwenang yang bertanggung

jawab untuk kebijakan integrasi, maka mereka bisa memfasilitasi integrasi. Bisa

termasuk penyediaan informasi bahasa asli tentang negara tuan rumah atau

bertindak sebagai penghubung antara imigran dan berbagai sektor sosio ekonomi

masyarakat tuan rumah dan dunia politiknya. Mereka juga bisa dijadikan ‘sekolah

pelatihan’ dalam partisipasi politik lebih lanjut.

Ketiga, jika mereka bagian dari jaringan elit, organisasi imigran Jerman dapat

bertindak sebagai kekuatan untuk mendukung kelompok etnis tertentu. Sejauh ini

kelompok imigran dalam organisasi merupakan indikator penting dari kekuatan

identitas karakter mereka, jumlah dan ukuran organisasi menunjukkan bahwa

imigran lebih memilih untuk melihat diri mereka berbeda. Artinya, organisasi ini

bisa dipandang sebagai ekspresi identitas kolektif dari anggota mereka. Jadi,

adanya perbedaan antara organisasi yang lebih memilih untuk memperkuat

identitas etnis kelompok dan yang mendorong integrasi mempunyai peran penting

untuk membangun suatu hubungan antara kelompok etnis dan kelompok negara

asalnya, dan berfungsi sebagai titik kontak antara masyarakat seperti di antara

masyarakat Turki di Indonesia atau negara-negara Eropa yang berbeda.

Page 37: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

29

Organisasi imigran sering kali dilihat sebagai pemisahan kelompok ras atau etnis

secara paksa yang merupakan bentuk pelembagaan diskriminasi yang diterapkan

dalam struktur sosial. Efek integratif sangat bergantung pada aktifitas dasar yang

mereka tawarkan kepada anggota mereka dan terhadap masyarakat lainnya.

Mereka dapat mengarahkan usaha organisasinya menuju pelestarian tradisi dan

pembelaan budaya asal mereka dari pengaruh masyarakat tuan rumah.49

49Selcen Oner, Turkish Community In Germany And TheRole Of Turkish

CommunityOrganisationsvol. 10 No. 29, (2014), h. 10

Page 38: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

30

BAB III

HUBUNGAN ISLAM DAN NEGARA DI JERMAN

A. Organisasi Islam di Jerman

Organisasi masyarakat Turki di Jerman tampil lebih luas dengan berbagai

latar belakang politik dan afiliasinya, mulai dari yang radikal sampai

nasionalis dan ada juga organisasi keagamaan seperti Alevi. Turki sunni juga

telah membentuk beberapa organisasi yang berbentuk Islam sekuler yang

menyebabkan munculnya organisasi Islam yang bersaing.50Organisasi-

organisasi besar yang ada di Jerman tergolong konservatif secara teologi,

namun masyarakat Islam semakin beragam.

Orang Turki di Jerman, seperti di Negara asal mereka sendiri, yang

mempunyai keragaman kepercayaan Islam. Selama tahun 1960 dan 1970-an

sebagian dari kelompok Muslim Turki yang paling aktif di Jerman adalah

bagian dari oposisi Islam radikal, seperti gerakan Suleymanci. Selama 1980-an

sekutu-sekutu Necmettin Erbakan bergerak aktif terutama di Berlin. Tetapi

mereka dianggap terlalu liberal bagi para pengikut Cemaleddin Kaplan, yang

melepaskan diri untuk membentuk gerakan pro-Irannya sendiri.51

Bonn dan Ankara bersepakat hanya mendatangi para Imam dan guru-guru

agama yang akan diizinkan untuk bekerja di Jerman. Kemudian setelah lima

tahun mereka harus dipulangkan, (perjanjian ini adalah dorongan dari

kelompok Muslim radikal di Turki untuk ikut andil dalam struktur yang baru

dan memasukkan orang-orang mereka ke dalamnya dengan persetujuan resmi

dari Jerman). Langkah berikutnya dari kedua pemerintah melawan radikal

Islam yaitu dengan mengambil kontrol atas jaringan Masjid Jerman yang

sedang bertumbuh, kontrol terhadap komunitas imigran sangatlah penting,

melalui pengaturan Uni Turki-Islam untuk Urusan Agama atau Diyanet Isleri

50Article of Turkish Community In Germany And TheRole Of Turkish CommunityOrganisations,

by Selcen Oner, h. 13 51 Adam Lebor, Pergulatan Muslim di Barat, Penerbit: Mizan, 1997, h. 255

Page 39: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

31

Turk Islam Birlig (DITIB), cabang dari Departemen Agama Turki yang

menjadi organisasi masjid terbesar di Jerman.52

Pada tahun 1972, DITIB telah mendirikan cabang untuk urusan luar

negeri. Pada tahun 1981 hanya ada delapan puluh pejabat agama yang di

tempatkan di seluruh Eropa, termasuk di Jerman. Jerman adalah Negara yang

termudah untuk mencapai pengaturan kebijakan yang mengharuskan hanya

imam dan guru agama yang disetujui oleh DITIB yang boleh diizinkan untuk

melayani masyarakat Turki di luar negeri. DITIB Jerman yang berkantor pusat

di Cologne, mulai memperluas pengaruhnya di antara masjid-masjid Turki di

Jerman. Ada sedikit keraguan dari masyarakat Turki biasa, peninjauan telah

menunjukkan hampir dua pertiga orang Turki di Berlin tidak tertarik

berhubungan dengan organisasi Suleymanci atau Milli Gorus. Perbandingan

orang Turki yaitu dengan menghadiri sholat di masjid dengan peraturan

tertentu, mereka menganggap sama pentingnya dengan pendidikan agama

anak-anak mereka. Kemungkinan yang berhubungan dengan masjid dan

sekolah Quran yang tidak begitu dekat diidentifikasi dengan gerakan yang

melibatkan aktivitas anti pemerintah jelas lebih menarik.

Sebenarnya organisasi keagamaan komunitas Turki di Jerman sangat sulit

untuk berpartisipasi sisttem politik, karena Islam tidak diakui sebagai agama

resmi di Jerman. Organisasi agama Islam tidak memiliki status hukum

perusahaan berdasarkan hukum publik, tidak seperti gereja Kristen dan

komunitas Yahudi. Sebaliknya, dianggap organisasi swasta tanpa legal yang

berdiri.

Uni Islam-Turki Direktorat Urusan Agama (Diyanet Isleri Turk Islam

Birligi-DITIB). DITIB didirikan pada tahun 1983 sebagai hasil parlemen

Turki, keputusan untuk mendirikan pusat-pusat keagamaan bagi imigran Turki

di Eropa ini umumnya diyakini sebagai perwakilan resmi negara Turki,

Institusi, Direktorat Agama. Namun, anggotanya menekankan bahwa mereka

52https://www.goethe.de

Page 40: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

32

hanya memiliki kesepakatan informal. Imam didanai oleh Turki dikirim ke

Jerman, sementara kegiatan lainnya termasuk kelompok pemuda, Masjid atau

kelompok perempuan yang didanai oleh sumber daya asosiasional. Mereka

berhati-hati untuk tidak membuat pernyataan yang akan menyinggung

hubungan resmi antara Turki dan Jerman, namun bertujuan untuk menjaga

loyalitas Jerman-Turki tanpa kehilangan identitas nasional Turki. Jerman

bekerja sama dengan DITIB karena memiliki jaringan masjid terbesar, tapi

lebih menyukai pengembangan organisasi Islam rumahan.

DITIB adalah payung muslim terbesar organisasi di Jerman, dengan

menggabungkan 870 asosiasi masjid, dan satu di antaranya Organisasi Turki

yang paling penting di Jerman. pemerintah Turki mengkoordinsikan kegiatan

DITIB melali atase religius Kedutaan Turki Negara Turki juga melatih semua

administrator DITIB dan Sarjana agama.53

Kerjasama antara DITIB dan organisasi Islam lainnya di Jerman sejak

tahun 2001 telah berpartisipasi dalam Konferensi Islam yang diselenggarakan

oleh Kantor Rumah Federal Jerman sejak tahun 2006. Konferensi Islam

pertama menggabungkan berbagai organisasi Muslim ke dalam satu kontak

organisasi yang disebut ‘Komit Koordinasi Muslim’. DITIB juga

berpartisipasi dalam ‘Integration Summit’ yang diprakarsai oleh Federal

Home Office pada tahun 2006. Tujuannya dari pertemuan ini, termasuk

perwakilan Otoritas Jerman dan organisasi imigran adalah pengembangan

sebuah Renaca Integrasi Nasional, karena Jerman berfokus pada pembentukan

sebuah Islam Jerman untuk menjinakkan Islam dan Muslim. Salah satu aspek

kunci dari strategi ini adalah mempromosikan DITIB sebagai wakil Islam

moderat di Jerman. penunjukkan resmi dari DITIB sebagai satu-satunya wakil

Muslim di Jerman pada puncak integrasi tahun 2006 tidak termasuk kelompok

oposisi Turki dan Muslim.

53Article of Turkish Community In Germany And The Role Of Turkish Community Organisations,

by Selcen Oner, h. 17

Page 41: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

33

B. Peran Negara Turki Terhadap Muslim di Jerman

Turki Diyanet Isleri Baskanligi atau Direktorat Agama, merupakan bagian

dari kantor perdana menteri dan bertanggung jawab atas pendelegasian para

imam dan pegawai negara dari DITIB. Imam-imam dari Turki yang dikirim ke

Jerman ini memiliki status pegawai negeri sipil dari pemerintah Turki. Mereka

bekerja di Jerman untuk sementara waktu dan diganti setiap empat tahun

sekali.54

Turki memproduksi dan melaksanakan program pengajaran agama Islam,

memberikan dukungan organisasi dan dana dalam membuat ziarah haji dan

pengeluaran beasiswa pendidikan dan doktor untuk mereka yang

membutuhkan dukungan finansial.

Pada dasarnya DITIB adalah badan negara Turki untuk urusan keagamaan

di luar negeri. Peran Turki sebagai administrator Islam di Jerman adalah

karena kurangnya pengakuan Islam sebagai komunitas religius oleh

pemerintah Jerman. Pernyataan salah satu teolog yang datang ke Jerman 20

tahun yang lalu dan telah bekerja di DITIB di Cologne sejak saat itu

menggambarkan pendekatan resmi negara Turki terhadap perannya di Jerman.

Dengan tidak memberikan pengakuan kepada organisasi Islam, Jerman

menunjukkan keengganannya untuk mengatur persaingan antara berbagai

organisasi Islam, yang mengakibatkan keterlibatan Turki. Peran Turki dalam

kehidupan organisasi keagamaan para imigran Turki sebagai administrator

Islam mengasingkan segmen penting komunitas imigran Turki. Seperti Hasan,

banyak orang lain yang mengungkapkan pandangan serupa, menyatakan

bahwa dia melepaskan diri dari DITIB dan bergabung dengan gerakan Milli

Gorus karena hubungan dekat antara DITIB dan negara Turki.

54Ahmet Yukleyen, Localizing Islam in Europe: Turkish Islamic Communities in Germany & the

Netherlands (Syracuse University Press, 2012).

Page 42: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

34

Ada dua masalah utama yang menyangkut imigran yaitu dalam pekerjaan dan

pendidikan. Untuk mengatasi masalah ini, federal dan lembaga negara Jerman

menyediakan dana untuk proyek yang dilakukan oleh Organisasi imigran,

seperti proyek pelatihan kerja, pusat lingkungan, proyek untuk fasilitas

pendidikan, dan kantor konsultasi yang membantu imigran dengan masalah

birokrasi, seperti status imigrasi atau perbankan dan masalah kredit.

Komunitas Turki di Jerman menggabungkan imigran ke dalam masyarakat

tuan rumah (Jerman) melalui organisasinya, dengan membentuk pola integrasi

masyarakat, sementara juga mengubah mayoritas masyarakat. Tujuan

organisasi ini adalah untuk memberikan keadilan sosial yang lebih besar bagi

imigran di Jerman. Mereka menekankan hak suara imigran, menuntut

minoritas dan bukan hak imigran, sambil berdiri melawan asimilasi. Imigran

Turki memobilisasi secara politis melalui organisasi etno-nasional mereka

untuk menantang peraturan kewarganegaraan Jerman dan menegosiasikan

keanggotaan mereka. Partai politik Jerman, khususnya Partai Sosial Demokrat

(SPD) mendukung organisasi imigran dan perwakilan imigran yang membantu

menyediakan lingkungan bagi imigran untuk mengatur, memobilisasi negara

tuntutan mereka kepada negara Jerman. Dengan demikian, mereka telah

terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik. Namun, sementara

organisasi ini mungkin bertindak sebagai badan perwakilan masyarakat.

Organisasi masyarakat Turki tidak homogen, dengan keragaman di antara

kelompok imigran yang berkembang dan mengintensifkan melalui interaksi

dengan organisasi politik menerima organisasi-organisasi masyarakat ini

berbeda dalam hal latar belakang, strategi dan tujuan, saat berpartisipasi dalam

politik dan menegosiasikan posisi mereka.55

C. Pendidikan Islam di Jerman

Pendidikan Islam mulai diperkenalkan di sekolah-sekolah dan juga pada

tingkat akdemik dengan membuka Jurusan Teologi Islam di perguruan tinggi

55Article of Turkish Community In Germany And The Role Of Turkish Community Organisations, by Selcen

Oner, h. 16

Page 43: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

35

di Jerman. pendidikan pada tingkat akademik ini dianggap dapat memberi

solusi terhadap masalah kehidupan muslim dalam keragaman dan juga dapat

mengangkat isu partisipasi mereka dalam diskursus politik negara tersebut.56

Erbakan berhasil mengeksploitasi sekolah agama Imam Hatip Turki dalam

upaya untuk memajukan Islam. Erbakan membolehkan sekolah Imam Hatip

menawarkan pendidikan menengah dan mengizinkan lulusannya untuk

memasuki semua jurusan di Universitas. Erbakan sangat berkomitmen untuk

sekolah-sekolah, dan ia memandang, pendidikan Islam sebagai jalan paling

efektif untuk redefinisi identitas nasional. Banu Eligur telah menulis, “Islam

menganggap sekolah Imam Hatip sebagai jaringan sosial yang

mempertahankan dan meningkatkan kekuatan politik mereka dengan mendidik

pemuda sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.” Dijiwai dengan doktrin Islam,

lulusan membentuk inti dari ekonomi baru, birokrasi , dan akhirnya politis

kontra-elit.

Jerman mulai memperbolehkan pelajaran agama Islam bagi para pelajar

muslim di sekolah-sekolah umum. Biasanya pelajaran agama dilakukan orang-

orang Islam secara non-formal atau kelompok-kelompok masyarakat.

Kebijakan baru yang merupakan hasil dari penggodokan bersama antara

pemerintah Jerman dan komunitas Muslim di jerman ini adalah salah satu

upaya mendukung proses integrasi Muslim di Jerman. menurut Wolfgang

Schrauber, Menteri Dalam Negeri Jerman, kebijakan tersebut dapat

menjembatani perbedaan yang terjadi.

Tata kelola sekolah negeri, dan dengan demikian isu pendidikan Islam,

berada di bawah yurisdiksi masing-masing negara bagian di Jerman. Negara

bagian federal berbeda dalam pendekatan mereka terhadap pendidikan Islam.

Sejak tahun 1980an, negara bagian yang memiliki populasi besar anak-anak

migran telah menawarkan pendidikan bahasa asli. Program-program tambahan

menawarkan Islamkunde, pengajaran dalam budaya Islam dari perspektif yang

56Syukur Abdul al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Penerbit Noktah: Yogyakarta,

2017, h. 558

Page 44: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

36

tidak ramah. Persoalan ini semakin diperumit oleh fakta bahwa konstitusi

Jerman memberikan hak untuk memberikan pengajaran agama di sekolah

umum kepada masyarakat religius. Karena Islam belum mendapatkan status

komunitas religius, organisasi Islam tidak memiliki akses ke sekolah umum.

Jumlah anak-anak Muslim, terutama anak-anak Turki, menghadiri sekolah

pembibitan di semua kota besar di Jerman meningkat dari hari ke hari.

Delapan puluh persen sekolah pembibitan dijalankan oleh gereja-gereja

Protestan dan Katolik dan didanai oleh otoritas negara.

Orang tua anak-anak Turki yang menghadiri sekolah-sekolah ini telah

menempatkan tuntutan pada staf dan sistem. Namun, masalahnya adalah

bahwa sementara sekolah-sekolah ini didanai oleh negara, staf direkrut dan

dipekerjakan oleh gereja yang bertanggung jawab. Tujuan utama dari agensi

ini adalah untuk memberikan asuhan orang Kristen bagi anak-anak yang

menghadiri sekolah-sekolah ini. Karena perubahan dalam kurikulum atau

komposisi staf akan bertentangan dengan tujuan utama sekolah-sekolah ini,

pihak sekolah menolak pengangkatan guru pembibitan Turki. Beberapa

pembibitan Muslim telah didirikan namun sebagai bagian dari sebuah asosiasi

Muslim. Sebagai inisiatif pribadi, mereka dikecualikan dari pendanaan publik.

Semua negara memberikan pengajaran ibu-bahasa komplementer yang

disediakan oleh guru-guru Turki. Pendidikan agama Islam telah menjadi

bagian dari pengajaran komplementer ini. Pada awal tahun 1980an, hanya di

Bavaria ada periode reguler dua jam yang dikhususkan untuk pengajaran

agama Islam. Ini diajarkan oleh para guru Turki sesuai dengan silabus yang

dirancang untuk sekolah-sekolah Turki. Namun, standar pendidikan para guru

dan isi silabus harus disetujui oleh otoritas gereja yang diakui.

Mengenalkan ajaran agama Islam sebagai subjek tersendiri bagi anak-anak

Muslim telah menjadi topik yang paling diperdebatkan di Jerman sejak

pertengahan 1970an. Otoritas pendidikan telah menolak permintaan Muslim

untuk fasilitas yang serupa dengan gereja-gereja dengan alasan bahwa Islam

tidak memiliki status komunitas religius. Hasil pengucilan ajaran Islam dari

Page 45: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

37

sekolah negeri meningkatkan monopoli gerakan Islam yang berbeda dalam

ajaran Islam. Orang tua Turki yang tidak puas dengan pendidikan Islam

sebagai bagian dari pengajaran komplementer di sekolah umum mengirim

anak-anak mereka ke masjid atau Qur "sebuah sekolah” yang dimiliki oleh

Mili Gorus atau Gerakan Suleymanci.

Tidak hanya di tingkat sekolah, pendidikan Islam juga mulai

diperkenalkan pada tingkat akademik dengan membuka jurusan Teologi Islam

di perguruan tinggi di Jerman. pendidikan pada tingkat akademik ini dianggap

dapat memberi solusi terhadap masalah kehidupan Muslim dalam keragaman

dan juga dapat mengangkat isu partisipasi mereka dalam diskursus politik.

Pencarian pengakuan dan identitas dari imigran Muslim, terutama Muslim

Turki, di Jerman dan negra Eropa lainnya terus berproses. Upaya integrasi

yang dilakukan oleh pemerintah dan kaum Muslim terus dilakukan agar

eksistensi kaum Muslim di sana dapat sejajar dengan penduduk Jerman

lainnya. Upaya tersebut sedikit demi sedikit membuahkan hasil, di antaranya

masuknya pendidikan Islam di berbagai lembaga kajian dan pendidikan di

Jerman, bahkan Islam menjadi bagian dari kurikulum pendidikan bagi

kalangan Muslim di Jerman.

Salah satu yang diupayakan oleh Universitas Wolfgang Goethe di

Frankfurt Jerman yaitu membuka program kajian Islam selama tiga tahun pada

semester musim dingin tahun 2010. Program sarjana akan fokus pada kajian

ilmiah agama dan aspek sejarah Islam. Keberhasilan program studi kajian

Islam itu akan ditinjau ulang oleh Universitas tiga tahun sejak peluncuran.

Pemerintah Jerman pun mengumumkan rencana untuk mendirikan Institut

khusus bagi kajian Islam untuk melatih generasi pemuka Muslim dan pengajar

agama untuk lebih mampu beradaptasi dengan masyarakat Barat, Selain itu

juga secara halus mengendalikan bagaimana bentuk pendidikan keyakinan

diajarkan ke populasi Muslim yang kian berkembang. Tujuan pemerintah,

selain agar kaum Muslim lebih adaptif dan berintegrasi secara penuh, kaum

muda Muslim juga tidak mudah mengikuti pemikiran ekstrimisme dan

Page 46: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

38

kelompok radikal. Pada sisi lain, umat Muslim Jerman pun berusaha keras

untuk mengikis tentang Islamophobia dari kalangan non-Muslim.

Anette Schavan yang merupakan sosok dibalik perkenalan kurikulum

Islam di Badenwurttemberg, semasa menjadi Menteri Kebudayaan, ia

memperbolehkan seorang guru Muslim untuk mengenakan jilbab. Langkah

Schavan bukan tanpa menuai protes dari warga Jerman. Namun, seiring

perkembangan komunitas Islam di Jerman, negara tersebut memiliki kebijakan

lain tentang penanganan komunitas Muslim seperti tidak mengikuti Perancis

dan Belgia yang melarang Burka. Saat menjadi Menteri Pendidikan di Jerman

Schavan mendukung rencana memasukan kajian Islam sebagai bagian dari

kurikulum baru dalm pendidikan di Jerman. Schavan menilai kurikulum

tentang Islam bisa mengantarkan integrasi masyarakat Muslim Jerman secara

utuh. Selain itu, keberadaan pendidikan tentang Islam akan menjadi jembatan

kesepahaman antara pelajar Muslim dan non-Muslim di Jerman. kebijakan

baru bisa menjauhkan Islam dari citra kekerasan dan radikalisme serta

membuatnya menjadi sangat transparan. Komunitas Muslim di Jerman

sebaiknya memahami diri mereka sebagai bagian dari masyarakat Jerman.

Page 47: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

39

BAB IV

STUDI KASUS : MILI GORUS DI JERMAN

A. Sejarah berdirinya Mili Gorus di Jerman

Dalam berbagai literatur sejarah disebutkan bahwa Islam masuk ke Jerman

akibat adanya migrasi dari negara-negara Islam di Afrika Timur, Timur

Tengah, Asia dan Turki, baik karena alasan politik maupun untuk mencari

pekerjaan. Migrasi ini berlangsung dari 1960-1970-an, sehingga membuat

pertumbuhan penduduk muslim meningkat pesat. Gerakan Mili Gorus

mendirikan cabang pertama di Jerman lebih dulu pada tahun 1976. Disebut

Türkischen Union Deutschland eV atau Turki Uni Eropa, tujuan awal

organisasi ini adalah untuk mengumpulkan uang dari Diaspora Turki, dan

pekerja migran terutama Sunni-Muslim, untuk mendukung dakwah Islam dan

kegiatan politik lainnya di Turki. Sejak berdirinya, gerakan tersebut telah

berulang kali berganti nama. Pada tahun 1995, gerakan ini berganti nama

menjadi Komunitas Islam Mili Gorus dan mempertahankan nama ini sampai

hari ini.57

Dari tahun 1970an sampai 1990an, cabang Jerman Mili Gorus fokus

mempertahankan Islamisasi Turki. Pada era pasca 1980, kelompok-kelompok

islamis mampu mendirikan asrama muslim, asosiasi dan yayasan secara

khusus ditargetkan untuk kaum muda. Mili Gorus tidak hanya menyetujui

serangan terhadap sekularisme tetapi juga menciptakan kondisi untuk andil

dalam kekuasaan politik oleh kelompok Islam. Organisasi tersebut

memberikan kebebasan individu berpikiran religius dengan rasa memiliki

komunitas dan identitas di negara diaspora. Anggota secara terbuka

mendukung agenda Islam yang disebarkan oleh Necmettin Erbakan. Erbakan

mendirikan organisasi Mili Gorus yang menganut ideologi politik Islam. Ia

memberi penguatan pada nilai-nilai Islam dan menekan pengaruh negatif dari

dunia Barat serta mendukung lebih dekat negara-negara Muslim. Namun,

57Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, Noktah: Yogyakarta, 2017, h. 552

Page 48: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

40

selama tahun 1990an, terutama setelah pemecatan Erbakan sebagai perdana

menteri dan pelarangan Partai Kesejahteraan pada tahun 1997, aktivis Mili

Gorus di Jerman kehilangan kepercayaan akan transformasi Islam Turki yang

akan datang dan mulai menerima mereka tinggal di Diaspora.

Saat ini, IGMG (Islamische Gemeinschaft Mili Gorus) adalah gerakan

Islamis terbesar dan paling berpengaruh yang beroperasi di Jerman. Menurut

Bundesverfassungsschutz (Kantor Federal Jerman untuk Perlindungan

Konstitusi), IGMG di Jerman berjumlah 30.000 anggota. Namun, jumlah

anggota melalui yayasan dan layanannya secara substansial lebih tinggi.

IGMG berafiliasi dengan 323 lembaga kebudayaan dan masjid, yang

terhubung ke gerakan dengan cara yang berbeda.58

Proyeksi publik resmi IGMG, yang disebarluaskan di situsnya dan dalam

bentuk berbagai majalah dan brosur, mencoba untuk menyampaikan citra

organisasi religius moderat dan moderat yang telah meninggalkan masa lalu

politik dan Islamnya. Misalnya, satu publikasi IGMG menguraikan

pandangan dunia dan tujuan organisasi mengklaim bahwa “IGMG nyatakan

sendiri dengan urutan dasar gratis demokrasi dan menganggap itu menjadi

dasar bagi kehidupan sosial yang majemuk, damai, toleran, dan harmonis.”

Lebih jauh lagi, ia menyatakan bahwa “tidak ada perbedaan antara cara

anggota IGMG berpikir dan cara mereka bertindak.” IGMG juga mengklaim

mendukung hak yang sama untuk pria dan wanita dan seolah-olah menolak

pembentukan alternatif atau “paralel” masyarakat untuk Muslim.

Fungsionaris IGMG kontemporer, apalagi, sering meremehkan afiliasi

gerakan mereka dengan cita-cita Islam yang disebarkan oleh Necmettin

Erbakan. Memang, para pemimpin IGMG terkadang tampaknya

menggambarkan ajaran Erbakan sebagai ketinggalan zaman dan tidak lagi

berhubungan dengan kehidupan Muslim kontemporer di Eropa. Dalam sebuah

wawancara 2010 dengan surat kabar Jerman Die Tageszeitung, misalnya,

seorang pejabat IGMG Mustafa Yoldas menyatakan, “Untuk sebagian besar

58The Mili Gorus Of Germany, Jurnal David Vielheber, 2012, h. 54

Page 49: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

41

gerakan Milli Görüs di Eropa, Erbakan adalah sedikit dari patriark, yang Anda

tidak ingin bertentangan, tetapi pada dasarnya kita semua tahu: Dia harus

pergi, waktunya sudah habis.”

IGMG secara nominal mendukung integrasi Muslim ke dalam masyarakat

Jerman, namun ia dengan tegas menolak asimilasi. Organisasi tersebut,

misalnya, menekankan perlunya mempertahankan identitas Muslim religius.

Layanan religius bertujuan untuk "menumbuhkan identitas Islam mandiri,"

sementara organisasi tersebut menyediakan program pendidikan untuk

membantu anggota IGMG dalam memajukan karir profesional mereka. 42

Dalam penjangkauan kepada masyarakat luas, yang IGMG mencoba untuk

menggambarkan dirinya sebagai organisasi kesejahteraan sosial keagamaan

yang hadir untuk kebutuhan klien yang dikucilkan, semuanya digambarkan

sebagai yang permanen mengalami diskriminasi dan penolakan. Salah satu

sumber pertentangan antara IGMG dan Jerman elit hubungannya dengan

masalah seseorang “bahasa pertama.” Elit politik Jerman pada umumnya

menerima pandangan bahwa akuisisi bahasa Jerman sebagai bahasa pertama

seseorang merupakan syarat penting untuk Integrasi imigran ke dalam

masyarakat. Namun, merek IGMG mendukung kebijakan yang didukung

Jerman ini sebagai pembinaan asimilasi, dan dengan demikian sebagai sebuah

kebijakan yang mendorong umat Islam untuk meninggalkan identitas Islam

mereka. Juru bicara organisasi telah demikian membuat klaim tidak logis

bahwa “yang mampu berbicara bahasa mayoritas membutuhkan kenalan

bahasa ibu seseorang.” Sengketa yang sedang berlangsung ini mengungkapkan

sejauh itu menunjukkan bahwa IGMG secara aktif tahan terhadap setiap

integrasi yang berarti Muslim ke dalam masyarakat Jerman dengan mencela

inisiatif kebijakan yang bertujuan memfasilitasi proses integrasi karena upaya

pemerintah Jerman untuk menghapus imigran identitas agama Muslim

mereka. Akibatnya, penciptaan ruang alternatif dan masyarakat paralel dapat

dibenarkan seperlunya untuk kelangsungan hidup budaya.59

59The Mili Gorus Of Germany , Jurnal David Vielhaber, 2012, h. 55

Page 50: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

42

Corong informal gerakan Mili Gorus internasional adalah harian Turki

Mili Gazette, atau koran Nasional. Edisi koran Eropa, yang didistribusikan di

seluruh Uni Eropa, berfungsi sebagai link ikat penting antara kelompok yang

berafiliasi dengan gerakan dan membantu untuk mempromosikan kesesuaian

ideologis antara Islam berdasarkan Turki-dan yang berbasis di Eropa.

Perwakilan dari surat kabar secara teratur menghadiri acara yang

diselenggarakan oleh IGMG dan anggotanya secara aktif didorong untuk

berlangganan. Pada tahun 2008, seorang pejabat Partai Saadet berpangkat

tinggi dari Turki menyatakan bahwa siapa pun yang tidak membaca koran

tidak dapat menjadi anggota sejati Mili Görüs. Untuk alasan ini, surat kabar

dapat dilihat sebagai publikasi otoritatif dan wakil dari IGMG. Pertimbangan

pendapat yang secara rutin diungkapkan di surat kabar dan kebijakan yang

didukungnya memberikan bukti bahwa klaim IGMG telah berhenti menganut

Islamisme dan ajaran Erbakan.

Mili Gorus mendirikan gerakan cabang pertama di Jerman pada tahun

1970an. Gerakan milli gorus berusaha secara khusus untuk menyebarkan

pesan mereka di antara sejumlah besar buruh migran Turki yang telah menetap

di Jerman. Sejak kedatangannya di Jerman sekitar empat dekade lalu, IGMG

tetap berkomitmen untuk visi politik Erbakan, baik secara ideologis dan taktis.

Sementara gerakan Milli Gorus yang berbasis di Jerman dan Turki berbagi

keturunan yang sama dalam ajaran Erbakan, gerakan orang tua di Turki dan

cabang-cabangnya di Eropa masing-masing menghadapi lingkungan operasi

yang sangat berbeda selama empat puluh tahun terakhir. Di Turki,

pengkhotbah dan aktivis Milli Görüs telah memainkan peran yang sangat

penting dalam merendahkan secara bertahap institusi dan prinsip Kemalis

sekuler dan dalam bangkitnya Islam politik selama empat dekade terakhir.

Sekarang, dan terutama karena naiknya kekuasaan dari Partai Keadilan dan

Pembangunan (AKP) pada tahun 2002, Milli Görüs bersama dengan gerakan-

Page 51: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

43

gerakan Islam ideologis-kerabat lainnya belum pernah menikmati pengaruh

yang terjadi sebelumnya atas kehidupan agama dan politik Turki.60

Di Jerman, sementara itu, IGMG telah berulang kali dipaksa untuk

mengalihkan fokus. Jasa keamanan Jerman ini telah dimonitor dengan IGMG

dari keprihatinan bahwa hal itu memberikan kontribusi untuk radikalisasi

ideologi dan terhubung dengan terorisme. Terkadang, pasukan keamanan

Jerman telah bergerak agresif untuk mengganggu operasi kelompok tersebut.

Misalnya, pada bulan Desember 2009, polisi Jerman mencari beberapa

fasilitas IGMG sebagai bagian dari penyelidikan fungsionaris IGMG

terkemuka atas tuduhan penggelapan dan pembentukan sebuah organisasi

kriminal. Penyelidikan tersebut kemudian jatuh pada bulan September 2009.

Untuk memahami IGMG di Jerman saat ini, hal ini berguna untuk

mempertimbangkan kenaikan Islamisme di Turki modern, dan secara khusus,

untuk memeriksa ide-ide dan metode Erbakan dan gerakan Milli Görüs ia

mendirikan. Memang, ada afinitas penting ideologis antara gerakan Milli

Görüs di Turki dan ICMG, serta keterkaitan operasional yang cukup besar kini

antara dua gerakan. Keterkaitan ini cenderung menjadi lebih menonjol dan

kuat seiring berjalannya waktu. Hal ini terutama terjadi sekarang, pada saat

Turki diperintah oleh AKP, partai dengan simpati Islam yang jelas yang para

pejabat juga telah menunjukkan keinginan untuk mempengaruhi Turki

Diaspora di Eropa.

B. Ideologi dan Struktur Organisasi

1. Ideologi

Ideologi Mili Gorus merupakan gagasan dari Necmettin Erbakan, seorang

intelektual Islamis Turki terkemuka yang juga menjadi salah satu politisi

Turki. Sejak berdirinya Mili Gorus gerakan ini tidak mengubah ideologinya

yang ingin mengislamisasikan masyarakat Turki terutama yang berada di

negara Barat seperti Jerman. ingin memurnikan imigran Turki yang berada di

Jerman dari pengaruh yang tidak Islami. 60 The Mili Gorus Of Germany, Jurnal David Vielhaber, 2012, h. 56-57

Page 52: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

44

Organisasi Milli Gorus juga merupakan komunitas agama yang memiliki

tujuan mengajar dan mengembangkan iman Islam, relisasinya dalam semua

hubungan sosial dan pemenuhan perintah-perintah Al-Quran. Selain itu,

IGMG mewakili anggotanya dalam masalah sosial dan politik

yangberkomitmen untuk mengamankan hak-hak fundamental mereka,

berupaya menggambarkan dirinya sebagai kesejahteraan sosial agama yang

memenuhi kebutuhan kliennya yang dikucilkan, mengalami diskriminasi dan

penolakan. Erbakan sebagai pendiri Milli Gorus ingin Islam lebih banyak

punya andil dlam politik dan masyarakat serta memandang negatif demokrasi

dan sekularisme. Organisasi ini menekankan perlunya mempertahankan

identitas muslim yang religius. Sebagai tempat layanan keagamaan

pendekatannya melalui program pendidikan. Salah satunya sekolah-sekolah

yang menerapkan sistem sekuler dimasukan pelajaran-pelajaran berbasis

agama.61

Sumber utama pemahaman Islam tentang IGMG adalah Al-Quran dan

Sunnah. Islam adalah agama yang jauh lebih dari ibadah di masjid. Dengan ini

mengingatkan orang-orang untuk bertanggung jawab untuk nilai-nilai etis

dalam semua lingkup kehidupan sosial dan individu. Untuk hidup yang Islami,

terlepas dari batas—batas geografis dan budaya daerah tradisional berarti

menyelaraskan kehidupan dalam segala hal dengan standar Al-Quran dan

Sunnah Nabi. Berbagai bentuk praktik keagamaan, dengan sumber-sumber

hukum temuan Islam, yaitu Al-Quran, Sunnah, Ijma, Kiyas untuk pengayaan

kehidupan beragama dan sosial.

Para anggota IGMG mempertahankan hubungan mereka dengan negara

asal mereka, tetapi mereka juga melihat diri mereka sebagai bagian yang kuat

dan permanen dari masyarakat setempat. Dalam hal ini, adalah kepentingan

IGMG sendiri untuk bekerja demi keselarasan sosial dan kesejahteraan.

Sebagai bagian dari komunitas Islam global (UMMA), ini juga merupakan

61The Milli Gorus Of Germany, Jurnal David Vielhaber, 2012, h. 9

Page 53: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

45

tugas IGMG untuk memantau secara seksama masalah umat Islam di seluruh

dunia dan berkontribusi terhadap solusi mereka.

Perlindungan dan bantuan untuk orang yang membutuhkan hanya dapat

dipenuhi secara bersama-sama dari sudut pandang Islam. Oleh karena itu

IGMG mendukung perjuangan melawan ketidakadilan di seluruh dunia yang

bekerja sama dengan lembaga-lembaga negara dan organisasi masyarakat

sipil. Hal ini berkomitmen untuk memecahkan masalah ekonomi, politik dan

sosial untuk mempromosikan unsur kebajikan seperti kebaikan dan solidaritas

di antara orang-orang. Sejalan dengan kata-kata Nabi,”bersainglah dengan

baik dan dalam kesalehan” atau “hilangkan, jangan menghalangi,” IGMG

mengadvokasi nilai-nilai universal dan solidaritas bersama. Dalam Islam ada

perintah-perintah individu dan perintah-perintah yang dilakukan bersama

terutama dalam masalah sosial, diperlukan komitmen bersama.62

2. Struktur Asosiasi Sentral

Presidium, diketuai oleh ketua, yang bertugas sebagai pengambil

keputusan tertinggi dan badan pengurus IGMG di samping dewan yang

berwenang untuk mewakilinya. IGMG diatur menurut tiga tingkatan:

organisasi kepala IGMG yang berlokasi di Cologne Jerman, sub-cabang

regional IGMG dan komunitas masjid setempat.Terdiri dari delapan kepala

departemen sekretariat jenderal, pengembangan komunitas, keuangan, Irsyad,

pendidikan, perempuan, pemuda dan pemuda perempuan, serta penasihat

ketua. Masing-masing bertanggung jawab atas pelaksanaan keputusan yang

diambil di Biro. Komite ekskutif pusat, terdiri dari kepala departemen yang

diwakili di presidium, deputi kepala departemen sekretariat jenderal.

Departemen irsyad, departemen pendidikan dan departemen pengembangan

masyarakat. Komite eksekutif pusat juga mencakup kepala departemen

layanan sosial, perjalanan haji dan umrah, kepala komisi pengawasan, kepala

62https://www.igmg.org

Page 54: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

46

bagian akuntansi, bagian personalia dan administrasi teknis dan departemen

mahasiswa.

Departemen IGMG memiliki bidang kerja dan kelompok sasaran yang

berbeda, yang menurutnya mengatur layanannya bekerja sama dengan sub-

divisi masing-masing.

3. Struktur organisasi

Kegiatan IGMG dilakukan seperti yang dipersyaratkan oleh cabang,

asosiasi regional atau asosiasi pusat dalam bentuk kerja sama pembagian

kerja. Komunitas masjid mewakili unit fungsional terkecil, diantara hal-hal

lain, yang dilakukan yakni berdoa dan diberikan pengajaran agama. Karena

kedekatan geografis dengan anggota, penawaran yang berorientasi pada

kebutuhan untuk kelompok sasaran organisasi wanita, pemuda dan pemuda di

bidang pendidikan dan pekerjaan sosial.

Masjid IGMG aktif di Jerman serta di Perancis, Swiss, Italia, Austria,

Norwegia, Swedia, Denmark, Belanda, Belgia, Inggris, Kanada dan Australia.

Komunitas masjid dan cabang lainnya bekerja sama dengan departemen

masing-masing dalam 35 asosiasi regional dan negara bagian. Dengan total 15

asosiasi regional, diwakili IGMG di Jerman. sebagai penghubung antara

kantor pusat dan cabang, asosiasi regional mengkoordinasikan kegiatan

cabang-cabang. Asosiasi regional menyertai kegiatan lokal dan regional,

menyusun rencana kerja dan bertindak sesuai dengan strategi implementasi

pusat untuk melaksanakan tujuan utama.

Asosiasi pusat merencanakan dan mengendalikan berbagai kegiatan

IGMG, sehingga mereka dapat ditawarkan secara nasional di semua kantor

cabang dan standar yang seragam dapat dijamin. Tanggung jawab asosiasi

pusat terus menjadi pelatihan dan penyediaan imam, layanan pemakaman, dan

klub buku. Yang terakhir ini terutama menawarkan literatur tentang topik

agama, budaya dan sosial.

Page 55: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

47

IGMG mempertahankan 518 masjid, 323 masjid di Jerman. Selain itu klub

perempuan, pemuda, sekolah, pendidikan, budaya dan olahraga adalah bagian

dari jaringan oganisasi. Secara total, IGMG menawarkan layanannya di 2.330

cabang untuk 127.000 anggotanya. Termasuk peserta dalam doa jumat

mingguan, IGMG mencapai sekitar 350.000 orang.63

Unit kedua adalah kantor regional dimana komunitas masjid setempat

digabungkan. Keseluruhan 30 sub cabang regional Eropa dimana ada 15

ditempatkan di Jerman empat di Perancis dan Austria masing-masing dan dua

di Belanda, yaitu NIF dan MGNN.Menurut informasi yang diberikan oleh

IGMG, kantor regional membangun hubungan antara kantor pusat IGMG di

Cologne dan masyarakat setempat. Di sisi lain, mereka bertanggung jawab

atas koordinasi pekerjaan religius dan pendidikan, koordinasi para imam

dengan masyarakat lokal serta penyelenggaraan acara kultivasi. Unit ketiga

diwakili oleh kantor pusat IGMG di Jerman yang membangun struktur

keseluruhan organisasi. Hal ini sesuai dengan ketentuan strategi untuk

pedoman mendasar dan koordinasi organisasi layanan keagamaan, pendidikan

dan sosial.

Seperti telah disebutkan diatas, kantor pusat IGMG prihatin dengan

penyediaan strategi untuk panduan mendasar bagi cabang-cabang regionalnya.

Untuk mendorong koherensi ideologis internal gerakan diaspora Mili Gorus di

Eropa, ada tiga strategi yang digunakan sebagai alat untuk menyediakan sub

cabang regional dengan pedoman dan orientasi ideologis mendasar. Pertama,

departemen irsyad menganggap tugas utama IGMG adalah bertanggung jawab

atas pendidikan, pelatihan dan pengawasan para imam di dalam masyarakat,

yang kemudian didistribusikan ke berbagai cabang sub wilayah IGMG.

Kedua, departemen sekretaris jenderal bertanggung jawab atas pengangkatan

para pemimpin sub cabang regional. Ketiga, mengatur distribus media

internal, yang mencakup pendirian situs web IGMG www.igmg.de, sebuah

radio internet www.igmg.fm dan perspektif jurnal bulanan IGMG.

63https://www.igmg.org

Page 56: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

48

Menganalisis tiga strategi di atas sebagai indikator seberapa kuat IGMG dan

NIF/MGNN terhubung untuk menentukan apakah asumsi bahwa sikap

ideologis serupa terhadap integrasi berlaku benar. Sampai saat ini,

perkembangan historis gerakan Mili Gorus dan struktur organisasi IGMG

telah menunjukkan perkembangan umum dan keterkaitan yang cukup besar

yang dengannya kita dapat mengharapkan bahwa reaksi pemerintah terhadap

gerakan di Jerman dan Belanda akan menjadi serupa. Persepsi gerakan

diaspora Mili Gorus sangat berbeda di kedua negara.64

C. Mili Gorus dan Strategi Islamisme

Merujuk pada Necmettin Erbakan, para pengikutnya tidak melakukan

kekerasan dalam berjihad untuk menggulingkan sistem politik sekuler.

Sebaliknya, ia lebih menyukai islamisasi masyarakat secara bertahap yang

harus dicapai melalui penggantian hukum dan norma sekuler dengan hukum

Islam. Yang paling penting untuk kembali ke Islam yakni dengan kesadaran.

Mili Gorus melalui berbagai jaringan untuk penyebaran kesadaran Islam

sejati misalnya dengan merespon langsung kebutuhan pekerja miskin,

menawarkan makanan, hostel, beasiswa, jaringan lulusan muda, bantuan

dengan pencarian kerja, kredit ke pemilik toko, industrialis dan pedagang serta

proyek swadaya untuk perempuan. Dengan layanan ini dibagikan juga kaset

video rekaman pidato-pidato Erbakan.65

Strategi penting yang dijalankan Mili Gorus adalah dengan memperkuat

aliran Islam dalam sistem pendidikan. Erbakan sangat berkomitmen pada

sekolah karena ia melihat pendidikan Islam sebagai jalan paling efektif untuk

redefinisi identitas nasional. Sebagai contoh sekolah Imam Hatip di Turki

sebagai jejaring sosial yang menopang dan meningkatkan kekuatan politik

mereka dengan mendidik anak muda sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

64State Perceptions Of The Diaspora Movement Mili Gorus In Germany And The Netherlands,

Jurnal Anna Pervanidis, h. 5 65The Mili Gorus Of Germany, Jurnal David Vielhaber, 2012, hal. 5

Page 57: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

49

Gerakan Mili Gorus memiliki sekitar 26.500 anggota di Jerman dan

memiliki sekitar 2.200 fasilitas seperti komunitas masjid, klub pemuda dan

olahraga wanita (situs Mili Gorus). Organisasi Islam politik seperti Mili

Gorus, lebih terlibat dalam negosiasi antara umat muslim dan negara dalam

mencari pengakuan dari public untuk melayani kebutuhan sosial dan agama

mereka (Islam).66

Mili Gorus secara bertahap menjauhkan diri dari politik Turki dan mencari

jalan lain sebagai organisasi Islam Eropa. Para pengikut dan pemimpinnya

untuk memahami kehidupan sebagai muslim di Eropa menjadi lebih penting

daripada mengubah politik Turki. Pergeseran ini tercermin dalam nama resmi

mereka yakni Avrupa Mili Gorus Teskilatlari menjadi Islamische

Gemeinschaft Mili Gorus (IGMG), yang diambil dari setengah bahasa Jerman

dan bahasa Turki. Secara harfiah berarti 'Visi Nasional Masyarakat Islam'.

Reorientasi Mili Gorus menuju Eropa telah mendapatkan pengakuan resmi

bagi Islam dan identitas Muslim. Mili Gorus adalah organisasi Islam Turki

yang paling responsive untuk menyatakan kebijakan dalam pendidikan Islam

karena itu hak untuk mengenakan jilbab di sekolah umum diperbolehkan.

Anggota IGMG mempertahankan hubungan dengan negara asal mereka

yaitu Turki, namun mereka juga menganggap diri mereka sebagai bagian

permanen masyarakat setempat. Dalam hal ini, kepentingan IGMG sendiri

adalah untuk mewujudkan harmoni dan kesejahteraan sosial. Sebagai bagian

dari komunitas Islam global (Umma), juga merupakan tugas IGMG untuk

memantau masalah umat Islam di seluruh dunia dan berkontribusi pada solusi

mereka.

Perlindungan dan bantuan untuk orang-orang yang membutuhkan hanya

dapat dipenuhi dari sudut pandang Islam. Oleh karena itu, IGMG mendukung

perjuangan melawan ketidakadilan yang bekerjasama dengan lembaga negara

dan organisasi masyarakat sipil. IGMG berkomitmen untuk memberikan

66 Journal of Ethnic and Migration Studies Vol. 36, No. 3, March 2010, h. 446

Page 58: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

50

solusi dari masalah ekonomi, politik dan sosial dalam rangka untuk

mempromosikan kebijakan dasar seperti kebaikan dan solidaritas antar

masyarakat.

Di Jerman, IGMG dianggap sebagai organisasi Jerman, sementara di

Eropa markas IGMG sebagian besar diabaikan dan menjadi perdebatan public

dan akademis.67IGMG menyatakan bahwa ia memelihara 1.833 fasilitas lokal,

termasuk 514 komunitas masjid. Ini sangat berbeda dalam hal ukuran dan

sumber daya terkait, mulai dari 50 hingga 1000 anggota keluarga. Seperti yang

dijelaskan sebelumnya, komunitas IGMG bergantung pada keterlibatan

sukarela dari anggota mereka. Imam umumnya adalah satu-satunya posisi

yang dibayar dalam asosiasi lokal.68

D. Kegiatan Mili Gorus Hareketi

Jerman merupakan negara sekuler. Negara dan agama dipisahkan, dan

negara tidak ikut campur dalam urusan internal tiap-tiap agama. Meskipun

begitu, negara tetap membina komunitas-komunitas keagamaan dan menjalin

kerja sama di banyak bidang, antara lai dalam memelihara kesejahteraan atau

terkait dengan pendidikan agama di sekolah negeri. Beberapa sekolah

menyelenggarakan pendidikan agama Islam di samping pendidikan agama

kristen dan sejumlah universitas telah mendirikan lembaga-lembaga teologi

Islam.

Kegiatan kantor pusat IGMG dibagi menjadi enam bidang studi: irsyad

(rujukan agama), organisasi, sekretaris jenderal, pendidikan, departemen

perempuan dan departemen pemuda. Pembagian bidang informasi ini sebagian

besar berlaku untuk sub cabang regional. Dengan demikian, NIF/ MGNN

melakukan hal serupa dengan IGMG dalam kegiatan pendidikan, wanita dan

pemuda.

67Kerstin Rosenow-Williams, Organizing Muslims and Integrating Islam In Germany: New

Developments In The 21th Century, Leiden-Boston: 2012, h. 269 68Kerstin Rosenow-Williams, Organizing Muslims and Integrating Islam In Germany: New

Developments In The 21th Century, Leiden-Boston: 2012, h. 273

Page 59: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

51

Asosiasi pusat merencanakan dan mengendalikan berbagai kegiatan

IGMG, seperti ziarah, zakat, donasi, kurban dan pembuatan kalender doa.

Departemen pendidikan berkonsentrasi pada pelatihan anak-anak, seperti:

1. Pendidikan agama, pembelajaran bahasa negara

tuan rumah serta bimbingan belajar ke rumah.

2. Memperhatikan kegiatan perempuan dalam

masyarakat yang berfokus pada pendidikan agama

dan bahasa, melalui tutorial, pelatihan, dan

konferensi tentang pernikahan, mengasuh anak dan

kesehatan.

3. Departemen pemuda menawarkan kelas-kelas

misalnya, agama Quran, bahasa, kursus aplikasi

kerja, kegiatan olahraga, perjalanan pemuda, kelas

komputer, proyek departemen wanita dan pemuda

akan dilihat untuk mengetahui sejauh mana kegiatan

IGMG.

E. Tokoh Mili Gorus Hareketi

Di tubuh organisasi Mili Gorus terdapat tokoh penting yang menjadi ikon

penggerak organisasi ini, tokoh-tokoh internal merupakan orang-orang yang sejak

awal memiliki komitmen kuat untuk mendirikan Mili Gorus dan berjuang atas

nama keyakinan ideologis mereka dengan didukung oleh kesamaan pandangan

diantara mereka, diantara tokoh-tokoh tersebut ada tiga orang tokoh penting yang

memiliki peran dominan yakni Necmettin Erbakan dan Necip Fazil.69

Necmettin Erbakan lahir di Sinop, di pantai laut hitam di Turki Utara 29

Oktober 1926. Singkat cerita setelah ia lahir keluarganya pindah ke kota Anatolia

tepatnya di Kayseri menetap disana selama enam tahun. Setelah pendidikan

69 Mili Gorus Gerakan Islam, Jurnal Hasip Yokus: 252, 2012

Page 60: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

52

perguruan tinggi di Istanbul Lisesi dan ia lulus dari Fakultas Teknik Mesin di

Universitas Teknik Istanbul (ITU) pada tahun 1948 dan menerima gelar Ph.D. dari

Universitas Teknik Aachen di Jerman pada tahun 1953. Pada tahun 1965 ia

menjadi seorang Professor kemudian meninggalkan akademisi untuk berpolitik.70

Erbakan adalah seorang insinyur, akademisi, ilmuwan, dan politisi, yang

kemudian mendirikan dan menjadi pemimpin partai politik. Keterlibatannya

dalam politik, kemudian mengantarkannya menjadi Perdana Menteri Turki dari

tahun 1996-1997. Erbakan tokoh dan pemimpin Islam pertama yang menjadi

perdana menteri Turki. Pada tahun 1997 ia dikudeta oleh militer, dan dipaksa

mundur sebagai perdana menteri, dan kemudian dilarang berpolitik oleh

mahkamah konstitusi, selama lima tahun.

Erbakan yang meninggal dalam usia 85 tahun itu, sekalipun seorang Islamis,

sikapnya tidak mengurangi kemampuannya untuk melakukan kerjasama dengan

berbagai kekuatan politik Turki, dan mampu berinteraksi secara jujur dengan

kekuatan politik lainnya, tanpa menjadi seorang oportunis. Necmettin Erbakan

mengabdikan hidupnya dalam sebuah gerakan Islam yang dikenal dengan “Mili

Gorus”, sebuah gerakan yang memiliki akar dalam politik Islam di Turki yang

kemudian mempunyai cabang di beberapa negara.

Ideologi Necmettin Erbakan ditetapkan dalam sebuah manifesto, yang ada

dalam gerakan Mili Gorus (Nasional View), yang diterbitkan pada tahun 1969.

Gerakan Mili Gorus, berakar pada prinsip-prinsip Islam, dan menjadi sebuah

gerakan besar di Turki, yang memiliki kesamaan dengan Ikhwanul Muslimin di

Mesir. Mili Gorus adalah sebuah gerakan yang berbasis agama, yang memiliki

sayap politik di Turki sejak tahun 1970. Kemudian, Erbakan telah menjadi

pemimpin dari berbagai partai politik Islam yang didirikan atau diilhami oleh

gerakan Mili Gorus, dan mendapatkan dukungan rakyat Turki. Tetapi, partai-

partai Islam di Turki yang didirikan oleh Erbakan berulang kali dibubarkan oleh

penguasa sekuler di Turki. Pada 1970-an, Erbakan menjadi ketua Partai

70 Metin Heper and Sabri Sayari, Political Leaders and Democracy In Turkey, Lexington Books:

Ingrris, 2002, h. 128

Page 61: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

53

Keselamatan Nasional, puncaknya, membentuk koalisi dengan Partai Republik

yang dipimpin Perdana Menteri Bulent Ecevit selama krisis Siprus 1974.

Ketika militer melangsungkan kudeta tahun 1980, dan partainya Erbakan

dilarang di pentas politik, kemudian Erbakan muncul kembali setelah referendum

untuk mencabut itu pada tahun 1987, dan selanjautnya Erbakan memimpin Refah

Partisi (Partai Kesejahteraan). Erbakan secara mengejutkan sukses memimpin

Partai Refah, dan menjadi kekuatan politik yang besar, serta memiliki pengaruh

yang luas, ketika pemilu 1995.

Erbakan menjadi Perdana Menteri pada tahun 1996, dan koalisi dengan Dogru

Yol Partisi (Partai Jalan Sejati), yang dipimpin Tansu Ciller. Erbakan adalah

perdana menteri pertama Turki dari kalangan muslim taat di Turki modern.

Sebagai perdana menteri, ia berusaha membangun hubungan dengan negara-

negara Arab. Selain mencoba untuk mengikuti program kesejahteraan ekonomi,

yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan antara warga Turki, pemerintah

mencoba menerapkan pendekatan politik multi-dimensi untuk hubungan dengan

negara-negara tetangga.

Militer Turki secara bertahap meningkatkan kekerasan dan tekanan politik

kepada pemerintah Erbakan, akhirnya mendorong Erbakan untuk mundur 1997

dalam sebuah langkah yang telah dijuluki sebagai “kudeta post modern”.

Partai Kesejahteraan (Partai Refah), kemudian dilarang oleh pengadilan, yang

menilai bahwa partai memiliki agenda untuk mempromosikan fundamentalisme

Islam, dan Erbakan dilarang aktif berpolitik.

Meskipun dilarang melakukan aktivitas politik, Erbakan tetap bertindak

sebagai mentor dan penasehat informal untuk anggota mantan Partai Refah yang

mendirikan Partai Kebajikan pada tahun 1997. Partai Kebajikan dianggap

inkonstitusional pada tahun 2001 kemudian dilarang. Pada saat larangan terhadap

Erbakan dibidang politik telah berakhir, ia mendirikan Partai Felicity, ia adalah

pemimpin tahun 2003-2004 dan sekali lagi dari 2010 dan seterusnya.

Gerakan Islamis yang digerakkan oleh Erbakan yang berusaha ingin

membangun kerjasama yang luas dengan dunia Islam, dan ingin mengembalikan

peran histroris Turki. Erbakan benar-benar seorang pejuang Islam dengan caranya,

Page 62: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

54

ingin membangun kembali peran sejarah Turki bagi masa depan Islam. Erbakan

dan Mili Gorus telah menjadi tonggak penting bagi Turki modern.

Erbakan mantan Perdana Menteri Turki dan pemimpin gerakan Islam

meninggal di Ankara. Kematiannya datang sehari sebelum ulang tahunnya dan

saat akan meluncurkan buku karangannya yang ia tulis dengan: “Kudeta Pasca

Turki Modern”.

Necip Fazil, lahir pada 26 Mei 1904 dan dibesarkan di rumah berlantai empat

dengan keluarga besarnya, tidak jauh dari masjid biru Istanbul yang bersejarah. Ia

hidup melalui satu dekade perang, runtuhnya Kekaisaran Ottoman dan pendirian

Republik Turki sebelum usia dua puluh. Pada tahun 1924, ia termasuk diantara

siswa Turki pertama yang dikirim pemerintah baru di Ankara ke Perancis untuk

sekolah lebih lanjut dengan harapan bahwa seorang elit muda yang berpandangan

ke Barat akan kembali dengan ide-ide tercerahkan yang akan membantu

membangun republik sekuler. Tetapi hal itu tidak berjalan sesuai rencana.

Lintasan kehidupan Necip Fazil berubah secara dramatis selama perjalanan

melintasi Bosphorus tahun 1934. Dalam ceritanya, ia duduk di seberang seorang

lelaki yang sangat damai yang mengarahkannya ke seorang pemandu spiritual,

yakni Abdulhakim Arvasi, seorang Syekh Sufi Kurdi Naqshbandi dari Turki

Tenggara. Necip Fazil mulai bertemu dengan Arvasi secara teratur dan mengalami

kebangkitan spiritual.71

Necip Fazil adalah seorang penyair, penulis dan ideolog Islamis Turki. Pada

tahun 1960an sampai akhir tahun 1970an ia terlibat dalam serangkaian konferensi

intensif di negara Turki. Necip Fazil mendukung Necmetin Erbakan mendirikan

sebuah organisasi Mili Gorus Hareketi pada tahun 1970 meskipun akhirnya

selama beberapa tahun menjadi penulis ia masuk koalisi partai di tahun 1973.

Namun semangatnya pudar karena politik sesungguhnya tidak sesuai dengan apa

yang dipikirkannya. Idealismenya melampaui batas-batas politik dan menjelang

akhir tahun ia mengalihkan simpatinya kepada partai the Nationalistic Action

71 Sibel Bozdogan and Resat Kasaba, Rethinking Modernity and National Identity in Turkey,

University of Wasington Press, America: 1997, h. 74-75

Page 63: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

55

Party yang dipimpin oleh Alparslan. Necip Fazil meninggal pada tahun 1983. Ia

adalah seorang intelektual dan aktifis dengan kemampuan menyatukan orang-

orang dari kelompok Islam yang berbeda. Ia menguasai semua tentang Islam

tetapi tidak pernah tampil sebagai pemimpin agama, ia menggunakan

kemampuannya untuk menggabungkan pesan Islam dengan ideologi politik yang

sangat nasionalis.72

\

72 Kerslake C. And Oktem K., Turkey’s Engagement with Modernity: Conflict and Change in the

Twentieth Century, h. 76

Page 64: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian dan analisis data dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Diawali sekitar tahun 1960-an imigran Turki datang ke Jerman sebagai

gastarbeiter atau pekerja undangan yang terampil sederhana dan dengan

upah rendah. Gelombang pekerja undangan ini terus didatangkan hingga

pada akhir 1970-an. Jerman salah satu negara yang menerima banyak

imigran untuk membantu perkembangan industrialisasi di Jerman pasca

perang. Para migran termasuk imigran Turki dipekerjakan dengan sistem

kerja kontrak di sektor-sektor industri. Mereka tinggal di asrama-asrama

khusus (barak) yang sudah disediakan oleh pemerintah dantidak

diperkenankan untuk membawa serta istri atau keluarganya. Namun sistem

ini dianggap tidak efektif karena jumlah migran atau pengunjung ilegal

(tanpa izin) menjadi besar. Masuknya para pekerja ilegal ke negara Eropa

Barat melalui daerah perbatasan menjadi sebuah isu yang cukup kuat pada

awal tahun 1970-an terutama ketika resesi ekonomi dunia tahun 1973.

2. Selama empat puluh tahun terakhir imigran Turki menghadapi lingkungan

operasi yang sangat berbeda anatara orang tua dan generasi kedua.

Keberadaan imigran Turki dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya

di Jerman pada umumnya mengalami dinamika sosial yang cukup tegang.

Ketegangan sosial ini tidak hanya disebabkan oleh perbedaan identititas

kultural dan keagamaan dari imigran Turki sendiri akan tetapi juga

didorong oleh perubahan perspektif Eropa dengan keberadaan imigran.

Proses-proses komunikasi antara dua kebudayaan yang berbeda terus

dilakukan selain juga tetap mengikuti ketentuan imigrasi yang berlaku.

Imigran Turki mengalami marginalisasi, maka dengan hadirnya Milli

Page 65: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

57

Gorus, mereka menemukan ideologi islamisme sebagai alat untuk

memperkuat identitas diri. Keberadaan imigran Turki juga mempengaruhi

negara Jerman, pertama Jerman tidak hanya sebagai negara imigrasi di

Eropa akan tetapi juga mempunyai struktur masyarakat yang multicultural.

Kedua, imigran Turki yang pada awalnya merupakan pekerja tamu, saat

ini telah mempunyai kontribusi dalam perekonomian tidak sebagai pekerja

dengan ketrampilan rendah tapi wirausaha yang berorientasi multinasional.

Sehingga dengan kondisi ini setidaknya pemerintah Jerman,terutama

pemerintahan negara bagian untuk menerima keberadaan imigran Turki

dan menjalin komunikasi intensif dengan imigran Turki untuk

menghindari bentuk-bentuk diskriminasi sosial. Selain itu, dalam 50 tahun

keberadaan imigran Turki di Jerman, tendensi kewirausahaan dalam

imigran Turki harus terus didorong dalam proses integrasi sosial di

Jerman.

3. Milli Gorus mendirikan cabang pertama di Jerman pada tahun 1970-an,

kelompok tersebut berusaha secara khusus untuk menyebarkan pesan

mereka di antara sejumlah besar buruh migran Turki yang telah menetap di

Jerman. sejak tiba di Jerman, Milli Gorus berkomitmen terhadap visi

politik Necmettin Erbakan, baik secara ideologis maupun taktis. Sepak

terjang Milli Gorus di Jerman yakni mampu mengoperasikan lebih dari

514 masjid dan pusat kebudayaan sejumlah 323 institusi. Organisasi

tersebut memperkirakan bahwa sekitar 300.000 orang menghadiri

ibadahnya. Masyarakat Islam Milli Gorus (IGMG) adalah komunitas

religius yang memiliki tujuan untuk menengahi dan menumbuhkan iman

Islam, realisasinya dalam semua hubungan sosial dan pemenuhan perintah-

perintah Alquran. Sebagai tambahan, IGMG mewakili anggotanya dalam

urusan sosial dan politik dan berkomitmen untuk melindungi hak-hak

dasarnya.

Page 66: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

58

B. SARAN-SARAN

Dalam tulisan skripsi ini tentang Islamisme dan Imigran Turki Studi

Kasus: Mili Gorus Hareketi di Jerman tahun 1976-2011, tentunya

mempunyai banyak kekurangan, saran bagi pembaca dan yang akan

meneruskan pembahasan mengenai Mili Gorus Hareketi di Jerman,

sebaiknya membahas secara rinci siapa saja tokoh Mili Gorus Hareketi.

Page 67: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

ABSTRAK

Skripsi ini mengkaji preferensi politik imigran Turki di Jerman melalui metode

historis dengan pendekatan politik. Pasca perang dunia pertama (1914-1918), pasca perang

dunia kedua, Jerman yang mengalami deficit tenaga kerja, mendatangkan banyak pekerja

tamu (Gastarbeiter) dari Turki untuk bekerja disana.

Pada tahun 1969, Necmettin Erbakan mendirikan organisasi Mili Gorus (Visi

Nasional) yang menganut ideologi politik Islamisme. Gerakan Mili Gorus, berakar pada

prinsip-prinsip Islam, yang memiliki kesamaan dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Karena

itu, sepanjang kehidupan Erbakan, yang terlibat aktif dalam gerakan Mili Gorus, terjalin

hubungan yang sangat erat, antara Mili Gorus dengan Ikhwanul Muslimin di mana kedua

organisasi memiliki persamaan, yaitu penguatan pada nilai-nilai Islam dalam kehidupan

politik dan kemasyarakatan serta memandang negatif elemen sosial politik dari Barat seperti

Demokrasi dan Sekularisme. Organisasi yang juga membuka cabang di Jerman ini, segera

menjadi organisasi terbesar orang-orang keturunan Turki di perantauan.

Menurut penelahaan penulis, faktor utama mengapa Mili Gorus sukses menuai

dukungan dari para imigran Turki di Jerman adalah karena imigran Turki di Jerman

membutuhkan identitas penguat untuk melawan marjinalisasi sosial dan kesulitan berintegrasi

yang mereka hadapi di perantauan.

Kata Kunci: Imigran, Turki, Jerman, Mili Gorus Hareketi, Islamisme.

Page 68: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

DAFTAR PUSTAKA

Bhagwati, International Flow of Humanity (in defense of globalization) cet III,

London Oxford University Press: 2004

Prakash Shah and Werner Menski, Migration, dIaspora and Legal Systems In Europe,

Routledge Canada: 2006

Kastoryano, Riva. 2003. “Transnational Participation and Citizenship: Immigrants in

the European Union”, National Europe Centre Paper No. 64

Secil pacaci elitok, Binding the Almanci to the “Homeland” (Notes from Turkey),

Vol. 18 No. 3, Autumn 2013

Kerstin Rosenow-Williams. Organizing Muslims and Integrating Islam in Germany:

New Developments in the 21st Century. (Leiden : EJ Brill, 2012)

Abdul Syukur al-Azizi, Sejarah Terlengkap Peradaban Islam, (Yogyakarta: Noktah,

2017)

Helen Kent, AQA A-level German (includs AS), Hodder Education, 2016

Azyumardi Azra, Dari Harvard Hingga Makkah, Penerbit Republika, Jakarta 2005

Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj: Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI Press,

1983)

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, cet II, (Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999)

Arda Can Kumbaracibasi. Turkish Politics and the Rise of the AKP: Dilemmas of

Institutionalization and Leadership Strategy, (New York : Routledge, 2009)

Eva Ostergaard-Nielsen. Transnational Politics: The Case of Turks and Kurds in

Germany.(New York : Routledge,2003)

Jorgen Nielsen, Muslim In Western Europe, edinburgh university press, 1995

Hamm, Horst: fremdgegangen-freigeschrieben. Eine einfuhrung in die

deutschsprachige gastarbeiterliteratur

Natalis Pigay, Migrasi Tenaga Kerja Internasiona (Sejarah, Fenomena, Masalah dan

Solusinya), Pustaka Sinar Harapan Jakarta: 2005

Federal Office for Migration and Refugees (BAMF). 2005. The Impact of

Immigration on Germany’s Society. Migration and Integration Research Department,

Nürnberg, Germany

Saiful Mujani, Muslim Demokrat: Islam, Budaya Demokrasi, dan Partisipasi Politik

di Indonesia Pasca-Orde Baru (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),

Page 69: ISLAMISME DAN IMIGRAN TURKI STUDI KASUS : MILI GORUS ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50471/1/SS1903… · Sepak bola sebagai penyelamat orang Turki di Jerman

Grant Jarvie, Sport, Culture and Society, an Introduction

Oki Setiana Dewi, Islam Dalam Perjalanan Antara Australia, Jerman dan Spanyol,

Mizan Media Utama, Bandung: 2018

Mahfoud Amara, “Sport, Islam, and Muslims in Europe: in between or on the

Margin?,” Open Access Religions, no. 4 (Desember 2013)

Penninx, Rinus. 2004. Integration of Migrants: Economic, Social, Cultural and

Political Dimension. European Commision Report

Daniel Pipes. “Islam and Islamism: Faith and Ideology” The National Interest Vol.

59, 2000

Article of Turkish Community In Germany And TheRole Of Turkish

CommunityOrganisations, by Selcen Oner, h. 13

Adam Lebor, Pergulatan Muslim di Barat, Penerbit: Mizan, 1997

Guilain Denoeux. “The Forgotten Swamp: Navigating Political Islam” Middle East

Policy Vol. 9, No. 2, 2002

Anthony Bubalo dkk.. Zealous Democrats: Islamism and Democracy in Egypt,

Indonesia, and Turkey, 2008

The Mili Gorus Of Germany, Jurnal David Vielheber, 2012

"Islamische Gemeinschaft in Deutschland" Innenministerium, Nordrhein-Westfalen land

website, accessed Dec. 22, 2004; "Islamismus," Landesamt fur Verfassungsschutz, Hessen

website, accessed Dec. 22, 2004.

Metin Heper and Sabri Sayari, Political Leaders and Democracy In Turkey, Lexington

Books: Ingrris, 2002

Sibel Bozdogan and Resat Kasaba, Rethinking Modernity and National Identity in Turkey,

University of Wasington Press, America: 1997

Maria Hartiningsih, “Rumitnya masalah Integrasi”, diakses dari

http://internasional.kompas.com

http://www.spiegel.de/international/germany/immigration-survey-shows-alarming-lack-of-

integration-in-germany-a-603588.html

http://www.dw.com/en/turkey-offers-support-for-controversial-islamic-group/a-837905

www.igmg.com

http://www.cnbcmagazine.com/story/building-a-new-empire/1442/1/