islamic akademika : jurnal pendidikan & keislaman issn
TRANSCRIPT
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013 e-ISSN: 2354-6220
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
MODEL DAKWAH: BIMBINGAN KONSELING SEBAGAI
BENTUK PERKEMBANGAN PSIKO-TEO-ANTROPHOSENTRIS YANG SEHAT GURU DAN SISWA
Article details:
Received: 16 Juni 2020 Revision: ddnd mm, xxx
Accepted: ddnd mm, xxx Published: ddnd mm, xxx
Guidance and counseling
services are services for
students that are inseparable
from management and
supervision services as well as
curriculum and learning and
are not part of other fields. The
objectives to be achieved
through Islamic guidance and
counseling include so that the
nature possessed by individual
Muslims can develop and
function properly so as to
achieve good and perfect
personal.
The nature and guidance of
Islamic counseling is an effort
to help individuals learn to
develop fitrah-faith by empowering the body, spirit, nafs,
reason, and faith. The development of awareness and
orientation is part of the professional responsibility of a
counselor. The scope of this material discussion includes
guidance service steps, responsive service steps,
individual and group planning service steps.
The objectives to be achieved through Islamic guidance
and counseling include so that the nature possessed by
individual Muslims can develop and function properly so
as to achieve perfect personal. Personality is marked by
true and steady faith, faith accompanied by actualization
in daily life, can provide a balance between hablum
minallaah and hablum minannaas
Keywords: Da'wah Models, Counseling Guidance
Services, Development of Healthy Psycho-Teo
Anthrophocentricity, Teachers, Students
Muhammad Husni
Dosen IAI Al-Qolam Gondanglegi Malang
Abdul Hafidz
Dosen STAI At-Taqwa Bondowoso
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
67
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
Pendahuluan
Pendidikan harus dipertahankan dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, keterampilan,
dan sekaligus memberikan pelayanan serius pada anak didik, agar supaya memiliki berbagai
kecakapan hidup. Siswa berkebutuhan khusus adalah siswa yang membutuhkan perhatian
dari pendidik dalam setiap aspek kehidupannya. Karena latar belakang siswa mengalami
berbagai macam kelainan seperti halnya: Psiko-Teo-Antrophosentris, penglihatan, perilaku
dan emosi serta perkembangan nya
Bimbingan Konseling yang ada di Indonesia mengarah kepada dua bentuk, yaitu
konseling psikologis dan konseling pendidikan. Konseling psikologis berakar dari kelemahan
konseling yang mengacu kepada ilmu-ilmu psikologi, profesionalnya adalah psikolog.
Sedangkan konseling pendidikan berakar dari kekuatan konseling yang mengacu pada
psikologi konseling, targetnya adalah perubahan perilaku dan profesionalnya adalah
konselor.1 Namun bimbingan dan konseling dewasa ini tidak hanya terbatas hanya kepada
lingkungan pendidikan sekolah, melainkan juga dalam setting luar sekolah dan
kemasyarakatan.
Kehidupan global dan kemajuan teknologi informasi menjadi tantangan manusia dalam
memilih kecakapan dan mengambik keputusan yang tepat di dalam kehidupan, sehingga
perlu ada perbaikan kemampuan dan kecakapan dalam berbagai aspek kehidupan dengan
melalui proses belajar. Dalam hal ini, Bimbingan konseling berperan sebagai proses belajar
sepanjang hayat (lifelong learning) dan menyangkut seluruh aspek kehidupan (lifewide
learning).2 Sehingga pada posisi seperti ini, Bimbingan Konseling memiliki ruang lingkup
seluruh aspek kehidupan dan sepanjang hayat. Berangkat dari perspektif baru Bimbingan
Konseling (BK), maka orientasi atau ruang lingkup Bimbingan dan Konseling sekarang
adalah pada kemudahan individu dalam, (1) mengakses informasi bermutu tentang
kesempatan belajar, (2) memberikan bantuan pribadi untuk mengintegrasikan hidup, belajar
dan bekerja, (3) menumbuhkan individu sebagai pribadi, profesional dan warga negara
1Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam; Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT
Radja Grafindo Persada, 2009), hlm. 10 2Mamat Supriatna, Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar Pengembangan Profesi
Konselor, (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2011), hlm. 3
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
68
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
yang self motivated.3 “konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka
antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-
kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar dan konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang”4.
“Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancar konseling
oleh seorang ahli yang disebut konselor kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah yang disebutkonseli yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh
konseli.”5
Sedangkan Bimbingan Konseling Islam (BKI) memiliki beberapa perbedaan dalam ruang
lingkup bimbingan konseling pada umumnya, baik dari segi fungsi, sasaran, layanan maupun
masalah. Bukan hanya itu saja, namun ada sedikit perbedaan mendasar antara keduanya yaitu
pada nilai dasar yang mewarnainya, BKI selalu dikaitkan dengan norma agama sehingga
bersifat psiko-teo-antrophosentris.6Ada beberapa defenisi tentang bimbingan dan konseling
Islam, yaitu : 1) Thohari mengartikan bimbingan dan konseling Islam sebagai suatu proses
pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk
Allah SWT yang seharusnya hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 2) Yahya Jaya menyatakan
bimbingan dan konseling agama Islam adalah pelayanan bantuan yang diberikan oleh
konselor agama kepada manusia yang mengalami masalah dalam hidup keberagamaannya,
ingin mengembangkan dimensi dan potensi keberagamaannya seoptimal mungkin, baik
secara individu maupun kelompok, agar menjadi manusia yang mandiri dan dewasa dalam
beragama, dalam bidang bimbingan akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan keimanan dan ketaqwaan yang terdapat
dalam al-Qur’an dan Hadis. 3) Ainur Rahim Faqih mengartikan bahwa bimbingan dan
3Mamat Supriatna, Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar Pengembangan Profesi
Konselor, (Jakarta: PT Radja Grafindo Persada, 2011), hlm. 4 4Tolbert dalam Hartono dan Soedarmadji, PsikologiKonseling, (Jakarta, Kencana, 2012), hlm. 27
5 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta, Rineka Cipta, 2009) hlm. 100
6Isep Zainal Arifin, Bimbingan Penyuluhan Islam; Pengembangan Dakwah Melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: PT
Radja Grafindo Persada, 2009), hlm. 10
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
69
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
konseling Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling Islam
merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan
memecahkan masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam. Ciri khas konseling Islam yang paling mendasar
menurut Hamdani Bakran Adz-Dzaky, adalah : (1) Berparadigma pada wahyu dan
keteladanan para Nabi, Rasul dan para ahli warisnya (2) Hukum konselor memberikan
konseling kepada klien dan klien meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan
suatu keharusan dan bahkan merupakan ibadah (3) Akibat konselor menyimpang dari wahyu
dapat berakibat fatal baik bagi diri sendiri maupun bagi kliennya (4) Sistem konseling Islam
di mulai dari mengarahkan kepada kesadaran nurani dan membaca ayat-ayat Allah (5)
Konselor sejati dan utama adalah mereka yang proses konseling selalu di bawah bimbingan
dan pimpinan Allah SWT dan al-Qur’an.7
Disini Thohari Musnamar menyebutkan mengenai perbedaan bimbingan dan konseling
umun dengan bimbingan dan konseling islam adalah: 1) Pada umumnya di barat proses
layanan bimbingan dan konseling tidak dihubungkan dengan Tuhan maupun ajaran agama.
Berdasarkan definisi dan uraian tersebut, semakin terlihatlah perbedaan antara
pembimbing Islami dan konseling Islami, dimana proses konseling Islami bisa terlaksana
apabila telah ada masalah yang dihadapi oleh seseorang, sedangkan bimbingan Islami bisa
saja berlangsung tanpa adanya masalah yang mendahuluinya. Sebagai contoh, jika ada
seseorang yang belum memahami agama atau merasa bingung dalam memilih dan
menetapkan agama, ingin pindah dari satu agama ke agama lain dan sebagainya, maka
masalah seperti ini bisa dibantu oleh konselor Islami (konselor yang memahami prinsip –
prinsip ‘Aqidah, Syariah dan Akhlakul karimah) karena hal ini termasuk wilayah konseling.
Proses konseling yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan manusia kepada potensi
dasarnya yaitu manusia yang fitri, fitri berarti kembali kesucian dan kebenaran. Dengan
kembalinya manusia kepada kondisi fitri ini, manusia akan mendapatkan kembali keceriaan
7Hamdani Bakran Adz Dzaky, Psikoterapi Konseling Islam, Cet. I (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), hlm.
129-137
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
70
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
hidup, kegembiraan dan kebahagiaan, baik kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan akhirat
Insya Allah.Dengan demikian, tujuan bimbingan dan konseling Islami dapat dirumuskan
sebagai usaha memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang yang sedang
mengalami kesulitan lahir dan batin dalam menjalankan tugas – tugas hidupnya dengan
menggunakan pendekatan agama, yaitu dengan membangkitkan kekuatan getaran batin
(iman) di dalam dirinya dan mendorongnya untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Bimbingan dan konseling Islami merupakan bantuan yang bersifat mental spiritual. Melalui
kekuatan iman dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT, seseorang itu mampu mengatasi
sendiri problema yang sedang dihadapinya.
Kajian Teori
Model dakwah merupakan bentuk pelayanan terhadap manusia. Dalam hal ini,
pelayanan bimbingan dan konseling difokuskan pada manusia yang mempunyai berbagai
masalah, diharapkan manusia dapat mencari pemecahan dari permasalahannya sebagai
bentuk layanan bimbingan konseling menuju ke-Esa-an Tuhan yang Maha Pencipta (kembali
kepada fitrah) serta peningkatan potensi kebaikan menuju cahaya terang dalam ke-Esa-an
Allah SWT.8 Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi
individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga(keluarga), maupun
masyarakat pada umumnya.Prayitno juga mengemukakan bahwa dimanapun ruang
lingkup/daerah kerja bimbingan dan konseling, baik di sekolah, luar sekolah maupun di
masyarakat luas, maka bidang pelayanan bimbingan dan konseling harus mencakup keempat
bidang pelayanan itu, yaitu; bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan pembelajaran,
bimbingan sosial dan bimbingan karir.9Berikut penjelasan keempat bidang bimbingan
tersebut:
Pertama Bimbingan Pribadi. Bimbingan pribadi adalah bidang layanan bimbingan dan
konseling yang membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan
rohani.Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut: a) Pelaksanaan sikap dan
kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b) Pengenalan dan
pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang
8Aswadi, “Replika Bimbingan dan Konseling Dalam Perspektif AlQuran dalam Jurnal Bimbingan dan Konseling
Islam, (Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Vol. 02, No. 01, 2012,) hlm. 2-4. 9Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 239
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
71
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun untuk perannya
di masa depan. c) Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif. d)
Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha
penanggulangannya. e) Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri. f) Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.
Kedua Bimbingan Sosial, Bimbingan Sosial adalah Bimbingan dan konseling yang
membantu individu dalam mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dalam hubungan
sosial yang dilandasi budi pekerti luhur, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
kenegaraan.Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut: 1) Pengembangan
kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 2)
Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik dirumah, di
sekolah, maupun dimasyarakat dengan menunjang tinggi tata karma, sopan santun serta nilai-
nilai agama, adat, peraturan, dan kebiasaan yang berlaku. 3) Pengembangan hubungan yang
dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman sebaya. 4) Pengenalan dan pemahaman
peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakan.
Bimbingan Belajar. Bimbingan Belajar adalah bidang pelayanan Bimbingan dan konseling
untuk membantu individu dalam mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya untuk pendidikan yang
lebih tinggi. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut: a) Pengembangan
sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap
terhadap guru dan narasumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas
(PR), mengembangkan keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian. b)
Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
c)Pemantapan dan pengembangan penguasa materi pelajaran di sekolah dasar. d)Orientasi
belajar di Sekolah Menengah Pertama.
Ketiga Bimbingan Karir. Bimbingan karir adalah pelayanan bimbingan dan konseling
untuk membantu siswa dalam perencanaan, pengembangan masa depan, dan kemampuan
karier.Pelayanan bidang bimbingan karier juga bertujuan membantu peserta didik mengenal
dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan,
memahami lingkungan pendidikan dan sector pekerjaan sebagai lingkungan yang efektif
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
72
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
serta mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri berperan
serta dalam kehidupan masyarakat.10
a) Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi
sebagai berikut: Pengenalan awal terhadapa dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. b) Pengenalan, orientasi dan informasi karir pada
umumnya secara sederhana. c) Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berkenaan
dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan d) Orientasi dan informasi
sederhana terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya dalam kaitannya dengan karir
yang hendak dikembangkan.
Jadi bidang bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang meliputi bidang
bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karier. Yang bertujuan agar peserta didik
atau klien mengenal, menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan
dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial
sehingga mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Dengan bimbingan
belajar, peserta didik atau klien diharapkan dapat mengembangkan diri, sikap dan cara
belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan agar dapat mencapai cita-
cita kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan bimbingan karier dapat membantu klien
dalam merencanakan dan mengembangkan masa depan kariernya. Jika dalam penentuan
bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling ini mengikuti dimensi yang ada pada
manusia sebagai makhluk multidimensi, maka bidang pelayanan Bimbingan dan Konseling
Islami (BKI) bisa pula dikembangkan. Jika manusia multidimensi itu adalah makhluk
jasmani, rohani, beragama, berakhlak, social, berakal dan estetika, tentu ada pula bidang
bimbingan jasmani, bimbingan agama/BKA, bimbingan estetika, bimbingan pengembangan
akal. Khusus tentang dimensi agama, oleh karena agama itu sangat berpengaruh dalam segala
aspek dan aktivitas kehidupan manusia, maka bidang bimbingan agama /BKA sangat wajar
dijadikan salah satu bidang dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling
agama sebagai salah satu bidang atau disiplin ilmu bimbingan dan konseling, substansi
keduanya tidaklah jauh berbeda pengertiannya, perbedaannya hanya terletak pada isi dan
pendekatan. Pada substansinya, baik bimbingan dan konseling agama maupun bimbingan
10
Departemen Pendidikan Nasional, pedoman pelayanan bimbingan dan konseling (Jakarta: Tut Wuri Handayani,
2004), hlm. 6-7
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
73
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
dan konseling umum adalah pelayanan bantuan kemanusiaan atau pemberian nasehat dalam
makna luas dalam bahasa agama kepada manusia, baik secara individu atau kelompok.
Sedangkan pada esensi utamanya adalah usaha untuk memanusiakan manusia, amar ma'ruf
dan nahi mungkar.
Aunur Rafiq Faqih dalam bukunya menyebutkan secara jelas garapan atau ruang lingkup
Bimbingan Konseling Islam sebagai berikut:
a. Pernikahan dan keluarga Anak dilahirkan dan dibesarkan (umumnya) dilangkungan
keluarga, entah itu keluarga intinya, entah itu keluarga lain, atau keluarga besar (sanak
keluarga). Keluarga lazimnya diikat oleh tali pernikahan. Pernikahan dan iikatan keluarga
disatu sisi merupakan manfaat, disisi lain dapat mengandung mudarat atau menimbulkan
kekecewaan-kekecewaan. Dalam pada itu pernikahan dan kekeluargaan sudah barang
tentu tidak terlepas dari lingkungannya (sosial maupun fisik) yang mau tidak mau
mempengaruhi kehidupan keluarga dan keadaan pernikahan. Karena itulah maka
bimbingan dan konseling islami kerap kali diperlukan untuk menangani bidang ini.
b. Pendidikan Semenjak lahir anak sudah belajar, belajar mengenal lingkungannya. Dan
manakala telah cukup usia, dalam sistem kehidupan dewasa ini, anak belajar dalam
lembaga formal (disekolah). Dalam belajar (pendidikan) pun kerap kali berbagai
masalah timbul, baik yang berkaitan dengan belajar itu sendiri maupun lainnya.
Problem-problem yang berkaitan dengan pendidikan ini sedikt banyak juga memerlukan
bantuan bimbingan dan konseling islami untuk menanganinya.
c. Sosial (kemasyarakatan) Manusia merupakan mahluk sosial yang hidup dan
kehidupannya sedikit banyak tergantung pada orang lain. Kehidupan kemasyarakatan
(pergaulan) ini pun sering kali menimbulkan masalah bagi individu yang memerlukan
penanganan bimbinngan dan konseling islami.
d. Pekerjaan (jabatan) Untuk memenuhi hajat hidupnya, nafkah hidupnya, dan sesuai
dengan hakekatnya sebagai khalifah di muka bumi (pengola alam) manusia harus
bekerja. Mencari pekerjaan yang sesuai dan membawa manfaat besar, mengembangkan
karier dan pekerjaan, dan sebagainya, seringkali menimbulkan permasalahan pula,
bimbingan dan konseling islami pun diperlukan untuk menanganinya.
e. Keagamaan Manusia merupakan mahluk religius. Akan tetapi dalam perjalanan
hidupnya manusia dapat jauh dari hakekatnya tersebut. Bahkan dalam kehidupan
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
74
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
keagamaan pun seringkali muncul pula berbagai masalah yang menimpa dan
menyulitkan individu. Dan inimemerlukan penanganan bimbingan dan konseling islami.
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,suasana keterbukaan antara kedua belah
pihak sangatlah dibutuhkan demi kepentingan pemecahan masalah. Sikap terbuka antara
keduannya sangatlah menentukan hasil dari program bimbingan dan konseling. Asas ini
dapat dicapai apabila antara konselor dan konseli terdapat rasa saling percaya sehingga
konseli akan jujur dan berterus terang akan keadaan dirinya.
Penyelesaian masalah dalam proses bimbingan konseling adalah masalah yang sedang
dialaminya atau dirasakannya sekarang (kini), bukan masalah masa lamapu(yang sudah
terlewati) dan juga bukan permasalahan yang mungkin dialami di masa yang akan datang.
Apabaila ada hal-hal tertentu menyangkut masa lampau dan masa yang akan datang yang
perlu dibahas dalam upaya bimbingan dan konseling maka pembahasan tersebut hanya
merupakan latar belakang atau latar depan dari masalah yang sedang dihadapi sekarang,
sehingga masalah dapat terselesaikan. Selain itu asas kekinian mengandung pengertian
bahwa konselor tidak boleh menunda-nunda pemberian bantuan. Jika ada konseli yang
meminta bantuan atau jelas-jelas ada konseli yang mengalami masalah, hendaknya konselor
segera memberikan bantuan. Jika konselor benar-benar memiliki alasan yang kuat untuk
tidak memberikan bantuannya kini, maka konselor harus dapat mempertanggungjawabkan
bahwa penundaan yang dilakukan itu justru untuk kepentingan konseli.
Asas Kemandirian Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan konseli
dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.
Konseli setelah dibantu diharapkan dapat mandiri dengan ciri-ciri pokok mampu:
(a)mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagaimana adanya; (b)menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis; (c) menambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri;
(d)mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu; (e)mewujudkan diri secara optimal sesuai
dengan potensi, minat dan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Kemandirian tersebut
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
75
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
harus disesuaikan dengan perkembangan dan peranan konseli dalam kehidupannya sehari-
hari. Kemandirian sebagai hasil konseling menjadi arah dari keseluruhan proses bimbingan
konseling, dan hal itu didasari baik oleh konselor maupun konseli. Asas Kegiatan Usaha
bimbingan dan konseling tidak akan tercapai apabila konseli tidak melakukan sendiri
kegiatan dalam mencapai atau menyelesaikan tujuan bimbingan dan konseling. Hasil usaha
bimbingan bimbingan dan konseling tidak akan tercapai dengan sendirinya, melainkan harus
dengan kerja giat dari konseli. Asas ini merujuk pada pola konseling multi dimensional yang
tidak hanya mengandalkan transaksi verbal antara konseli dengan konselor. Keaktifan
konseli menjalani proses konseling merupakan kunci pelaksanaan prose konseling. Konselor
hendaknya membangkitkan semangat konseli sehingga ia mampu dan mau aktif dalam
melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri
konseli, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidak sekedar
mengulang hal yang lama, yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju
ke suatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju, dinamis sesuai dengan arah perkembangan
koknseli yang hendak dihendaki.Asas Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha
memadukan bebagai aspek kepribadian dari konseli, sebagaimana yang diketahui konseli
adanya berbagai aspek yang keadaanya tidak serasi dan tidak seimbang yanh justru
menimbulkan masalah. Disamping keterpaduan dari pihak konseli, perlu diperhatikan juga
keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan, selain itu konselor perlu memiliki
wawasan yang luas tentang perkembangan konseli dan aspek-aspek lingkungan konseli,
serta berbagi sumber yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah konseli. Usaha
bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik
ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara, norma ilmu, maupun
kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan tersebut harus diterapkan terhadap isi maupun
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pelayanan professional yang
diselenggarakan oleh tenaga ahli yang khusus dididik untuk pekerjaan itu. Allah SWT juga
menyinggung masalah ini dalam Al-Quran Q.S. Ali Imran: 104 dan Q.S. At-Taubah: 122
Asas keahlian selain mengacu pada kualifikasi konselor (pendidikan sarjana dibidang
bimbingan dan konseling) serta kompetensi seorang konselor. Teori dan praktik bimbingan
dan konseling perlu dipadukan agar seorang konselor menjadi ahli yang menguasai teori dan
praktik bimibingan dan konseling secara baik.
Segala sesuatu yang dilakukan oleh individu selalu memiliki tujuan atau maksud
tertentu. Sehingga apa yang dilakukan itu jelas arahannya. Demikian pula dengan kegiatan
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
76
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
bimbingan konseling Islam ini, dalam prosesnya juga memiliki tujuan tertentu. Tujuan
bimbingan dan konseling Islami sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tujuan bimbingan
dan konseling secara umum, titik perbedaannya terletak pada tujuan akhir, dimana tujuan
akhir yang ingin dicapai dari bimbingan dan konseling umum (versi barat) adalah untuk
mendapatkan kebahagiaan duniawi semata – mata, sedangkan tujuan akhir bimbingan dan
konseling Islami adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.Sehingga tujuan
Bimbingan Konseling Islam dapat diuraikan antara lain sebagai berikut: Tujuan umum
Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Tujuan khusus: Membantu individu agar tidak
menghadapi masalah, Membantu individu mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya,Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang
baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan
menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.11
Jadi, tujuan dari bimbingan
konseling Islam adalah membantuindividu dalam menghadapi masalah yang sedang terjadi,
denganmembantu mengembangkan segi-segi positif yang mungkin dimilikisehingga
menjadi manusia seutuhnya dan dapat mencapai kebahagiaandi dunia dan akhirat.Dengan
memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingankonseling Islam tersebut di atas, maka
dapat dirumuskan fungsi daribimbingan konseling Islam itu ada 4 fungsi, yaitu fungsi
preventif,kuratif , preservatif, dan developmental.12
Metode
Metode penelitian adalah cara bagaima peneliti mencapai tujuan atau memecahkan
masalah. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian karena berhasil tidaknya
suatu penelitian ditentukan oleh bagaimana peneliti memilih metode yang tepat (Suharsini,
1990).Adapun metodelogi penelitian adalah metode untuk melakukan hasil yang sistematis
secara ilmiah dalam menentukan atau menggunakan metode yang sesui dengan kontek
“tema” sebagaimana yang dipaparkan sebagai berikut ini:
Jenis Penelitian Penelitian ini yang bersifat library Research, yangmana penelitian ini cara
untuk mengumpulkan data dengan cara membaca berbagai referensi atau jurnal nasional
maupun internasional yang berhubungan dengan tema yang selaras membahas tentang
11
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2004), hlm. 36 12
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2004), hlm. 37
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
77
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
Model Dakwah: Bimbingan Konseling Sebagai Bentuk Perkembangan Psiko-Teo-
Antrophosentris Yang Sehat Guru Pada Siswa Sifat penelitian: tekhnik Pengumpulan Data,
Data primer penelitian ini adalah buku atau karya ulam yang membahas langsung dan topik
yang akan diteliti. Data sekunder penelitian ini adalah buku atau karya tulis. yang hanya
sebagai memperkuat dalam pengumpulan data. Nantinya, dalam penelitian ini peneliti
penulis akan lebih banyak pada kitab ‘ulm al- Qur’an. Analisis Data. Proses dalam
penyusunan dan penegolahan data dalam penelitian ini adalah untuk mencari landasan yang
dianggap belum jelas oleh peneliti baik secara makna maupoun penetapan landasan
pelayanan. penulis akan mengamati tentang penerapan Landasan bimbingan dan konseling
dalam islam,
Pendekatan. Pendekatan peneliti menggunakan adalah pendekatan normatif, yakni
pendekatan yang berdasarkan pada landasan -landasan dalam ‘ulumul al - Qur’an. karena
dalam tulisan ini akan mengacu pada landasan dalam islam dan karya tulis yang berbeda
pendapat, maka penulis akan mempertegas pada landasan dasar Model Dakwah.
Pembahasan
Menurut Prayitno, bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang
(individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-
pribadi yang mandiri.
Pelayanan bimbingan dan konseling terentang secara vertical dan horizontal. Pada
umumnya, personal tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut. a) ersonal pada Kantor
Dinas Pendidikan yang bertugas melakukan pengawasan (penyelian) dan terhadap
penyelenggaraan pelayanan bimbingn dan konseling di satuan pendidikan. b) Kepala
Sekolah, sebagai penanggung jawab program pendidikan secara menyeluruh (terasuk
didalamnya program bimbingan konseling) di satuan pendidikan masing-masing. c). Guru
pembimbing atau guru kelas, sebagai petugas utama dan tenaga inti dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, d) Guru-guru lain, (guru mata pelajaran guru praktik) serta wali
kelasm sebagai penanggung jawab dan tenaga ahli dalam mata pelajaran, program latihan
atau kelas masing-masing. e) Orang tua, sebagai oenanggung jawab utama oeserta didik
dalam arti yang seluas-luasnya. f) Ahli-ahli lain, dalam bidang nonbimbingan dan
nonpelajaran/latihan (seperti dokter, psikolog, pskikiater) sebagai subjek alih tangan kasus.
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
78
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
g) Sesame peserta didik, sebagai kelompok subjek yang potensial untuk diselenggarakan
“bimbingan sebaya”. 13
Untuk setiap personal yang diidentifikasikan itu, ditetapkan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing yang terkait langsung secara keseluruhan dengan organisasi
pelayanan bimbingan dan konseling. Tugas, wewenang, dan tanggung jawab guru
pembimbing sebagai tenaga inti pelayanan bimbingan dan konseling dikaitkan dengan rasio
antara seorang guru pembimbing dan jumlah peserta didik yang mebjadi tanggung jawab
langsungnya. Guru kelas sebagai tenaga pembimbing bertanggung jawab atas pelaksanaan
bimbingan dan konseling terhadap seluruh peserta didik kelasnya.
Berhubungan dengan janjang dan jenis pendidikan serta besar kecilnya satuan
pendidikan, jumlah dan kualifikasi personal (khusus personal sekolah) yang dapat dilibatkan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada setiap satuan pendidikan tidak selalu sama.
Dalam kaitan itu, tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing personal di setiap
satuan pendidikan disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan tanpa
mengurangi tuntutan akan efektivitas dan efisiensi pelayanan bmbingan dan konseling
secara menyeluruh demi kepentingan peserta didik.
Struktur Organisasi bimbingan dan Konseling di sekolah menengah
(SMP/MTs, SMA/MA/SMK)
13
Anans salahudin. Bimbingan Konselin: (Bandung. Penerbit Cv Pustaka Setia Bandung. 2010), hlm. 176
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
79
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
Bimbingan Konseling Islam Model Dakwa
Bimbingan konseling Islam berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, serta
berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan. Dari landasan-landasan tersebut dapat
dijabarkan asas-asas pelaksanaan bimbingan konseling Islam sebagai berikut: 1) Asas-asas
kebahagiaan dunia dan akhirat Bimbingan konseling Islam tujuan akhirnya adalah
membantu konseli, yakni orang yang dibimbing mencapai kebahagiaan hidup yang
senantiasa didambakan oleh setiap manusia, yakni kebahagiaan dunia dan akhirat. Semua itu
bias tercapai karena bimbingan yang diberikan adalah berlandaskan ajaran agama Islam
yang bisa menentramkan hati. 2) Asas fitrah Bimbingan konseling Islam merupakan bantuan
kepada konseli untuk mengenal, memahami dan menghayati fitrahnya, atau mengenal
kembali fitrahnya tersebut manakala pernah “tersesat” serta menghayatinya, sehingga
dengan demikian akan mampu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat karena
bertingkah laku sesuai dengan fitrahnya. 3) Asas “Lillahi ta’ala” Asas ini berarti
Orangtua siswa Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah
Instansi pemerintah/Swasta, Organisasi Profesi (ABKIN, PGRI) para ahli (seperti Dokter, dan psikolog)
Tata usaha
Wali Kelas Koordinator BK/ Guru Pembimbing (Konselor)
Guru Mata Pelajaran
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
80
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
pembimbing melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan, tanpa pamrih, sementara yang
dibimbing pun menerima atau meminta bimbingan pun dengan ikhlas dan rela, karena
semua pihak merasa bahwa semua yang dilakukan adalah karena dan untuk pengabdian
kepada Allah semata. 4) Asas bimbingan seumur hidup Manusia hidup betapapun tidak ada
yang sempurna danselalu bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja manusia akan
menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan. Maka bimbingan konseling Islam diperlukan
selama hayat masih dikandung badan. 5) Asas kesatuan jasmaniah-rohaniah, Manusia dalam
hidupnya di dunia merupakan satu kesatuan jasmaniah-rohaniah. Sehingga bimbingan
konseling Islam memperlakukan konselinya sebagai makhluk jasmaniah-rohaniah, tidak
memandangnya sebagai makhluk biologis semata atau makhluk rohaniah semata.
Bimbingan konseling Islam membantu individu untuk hidup dalam keseimbangan jasmaniah
dan rohaniah.6) Asas keseimbangan rohaniah
Dalam asas ini orang yang dibimbing diajak untukmengetahui apa-apa yang perlu diketahuinya,
kemudian memikirkan apa-apa yang perlu dipikirkannya, sehingga memperoleh keyakinan,
tidak menerima begitu saja, tetapi jugatidak menolak begitu saja. Konseli juga diajak untuk
menginternalisasikan norma dengan mempergunakan semua kemampuan rohaniah
potensialnya tersebut, bukan cuma mengikutihawa nafsu semata.7) Asas kemaujudan
individu, Bimbingan konseling Islam memandang seseorang individu merupakan suatu
maujud (eksistensi) tersendiri. Individu merupakan hak, perbedaan individu dari yang lainnya,
danmempunyai kemerdekaan pribadi sebagai kosekuensi dari haknyadan kemampuan
fundamental potensial rohaniah. Artinya individu mampu merealisasikan dirinya secara
optimal, termasuk dalam mengambil keputusan.8) Asas sosialitas manusia, Dalam bimbingan
konselling Islam, sosialitas manusia diakui dengan memperhatikan hak individu, hak individu
juga diakui dalam batas tanggung jawab sosial. Jadi bukan pula liberalism, dan masih pula ada
hak “alam” yang harus dipenuhi manusia, begitu pula hak Tuhan. 9) Asas kekhalifahan
manusia, Manusia dipandang sebagai makhluk berbudaya yang mengelola alam sekitar
sebaik-baiknya. Sebagai khalifah, manusia harus memelihara keseimbangan ekosistem, sebab
problem problem kehidupan kerapkali muncul dari ketidak seimbangan ekosistem tersebut
yang diperbuat oleh manusia itu sendiri. Disinilah fungsi bimbingan konseling Islam, yaitu
untuk mencapai kebahagiaan dirinya dan umat manusia. 10) Asas keselarasan dan keadilan,
Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan,keseimbangan, keserasian dalam segala segi.
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
81
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
Sehingga denganbimbingan konseling Islam, individu diajarkan agar mempunyaipikiran
untuk berlaku adil terhadap hak dirinya sendiri, hak oranglain, hak alam semesta dan juga hak
Tuhan. 11 ) Asas pembinaan akhlaqul-karimah, Disini bimbingan konseling memelihara,
mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat yang baik, seperti mulia, berlaku adil kepada
semua orang, dan sebagainya.12) Asas kasih saying, Setiap manusia memerlukan cinta kasih
dan rasa saying dari orang lain. Rasa kasih sayang ini dapat mengalahkan dan menundukkan
banyak hal. Bimbingan konseling Islam dilakukan dengan berlandaskan kasih dan sayang,
sebab hanya dengan kasih sayanglah bimbingan konseling Islam akan berhasil.13) Asas saling
menghargai dan menghormati, Dalam bimbingan konseling Islam, kedudukan konselordan
konseli adalah sama atau sederajat, perbedaannya hanyaterletak pada fungsinya, yakni pihak
yang satu memberikanbantuan dan yang satu lagi menerima bantuan. Sehingga hubungan
yang terjalin diantara kedua pihak adalah saling menghormati sesuai dengan kedudukan
masing-masing sebagai makhluk Allah.14) Asas musyawarah, Bimbingan konseling Islam
dilakukan dengan asasmusyawarah, artinya antara konselor dan konseli terjadi dialogyang
baik, satu sama lain tidak saling mendiktekan, tidak adaperasaan tertekan dan keinginan
tertekan. 15) Asas keahlian Bimbingan konseling Islam dilakukan oleh orang-orangyang
memang memiliki kemampuan, keahlian di bidang tertentu,baik keahlian dalam metodologi,
teknik-teknik bimbingan dankonseling maupun dalam bidang yang menjadi
permasalahanbimbingan dan konseling.14
kesimpulan
Asas-asas yang diterapkan dalam pelayanan bimbingan konseling adalah : asas kerahasiaan,
asas kesukarelaan, asas keterbukaan, asas kekinian, asas kemandirian, asas kegiatan, asas
kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan dan asas tut
wuri handayani.
Sedangkan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling adalah (a) Bimbingan dan konseling
diperuntukkan bagi semua konseli (b) Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi
(c) Bimbingan menekankan hal yang positif (d) Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha
Bersama (e) Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan (f)
Bimbingan Berlangsung dalam berbagai setting (Adegan) Kehidupan
14
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,2004), hlm. 21-
35
Islamic Akademika : Jurnal Pendidikan & Keislaman ISSN : 1907-8013
e-ISSN: 2354-6220
82
Penulis : Husni dan Hafidz ejurnal.staiattaqwa.ac.id , Vol. 7 No.1 tahun 2020, Issue No.1
Dasar Hukum penyelenggaraan bimbingan dan konseling di indonesia adalah segala peraturan
dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan
konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur
tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.
Bimbingan dan konseling sangat diperlukan disaat seseorang tidak dapat menyelesaikan
permasalahannya sendiri sehingga memerlukan bantuan orang lain yang lebih ahli.
.
DAFTAR PUSTAKA
Adz Dzaky, Hamdani Bakran.2001. Psikoterapi Konseling Islam, Cet. I. Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru
Anans salahudin. 2010 Bimbingan Konselin: (Bandung. Penerbit Cv Pustaka Setia Bandung.
ArifinIsep Zainal. 2009.Bimbingan Penyuluhan Islam; Pengembangan Dakwah Melalui
Psikoterapi Islam.Jakarta: PT Radja Grafindo Persada
Aswadi. 2012. “Replika Bimbingan dan Konseling Dalam Perspektif Al Qur’an” dalam Jurnal
Bimbingan dan Konseling Islam. Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel
Surabaya, Vol. 02, No. 01.
Departemen Pendidikan Nasional.2004. pedoman pelayanan bimbingan dan konseling.
Jakarta: Tut Wuri Handayani
Fenti Hikmawati, 2011. Bimbingan Konseling, jakarta, Rajawali Press
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Prayitno dan Erman Amti, 2009.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta
Sukardi, dkk. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Supriatna, Mamat. Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar
Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: PT Radja Grafindo Persada
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Tolbert dalam Hartono dan Soedarmadji, 2012. PsikologiKonseling, Jakarta, Kencana
Yusuf dan Nurihsan, 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung, Rosdakarya