islam di papua makalah(1)

26
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Islam di Papua” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Sejarah Nasional Indonesia 2”. Makalah ini berisikan tentang, perkembangan agama Islam khususnya di Papua. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Palembang, April 2013 Penulis 1

Upload: uliek-s-a-ii

Post on 31-Dec-2015

3.454 views

Category:

Documents


200 download

DESCRIPTION

SEMOGA BERMANFAAT

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Di Papua Makalah(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Islam di Papua” tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Sejarah Nasional Indonesia 2”.

Makalah ini berisikan tentang, perkembangan agama Islam khususnya di Papua.

Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi dan manfaat kepada kita

semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, April 2013

Penulis

1

Page 2: Islam Di Papua Makalah(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3

1.1 Latar belakang .....................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................3

1.3 Tujuan ..................................................................................................................4

1.4 Manfaat ................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5

2.1 Keadaan Geografis Kepulauan Papua .................................................................5

2.2 Proses Masuknya Islam di Papua ....................................................................... 6

2.3 Bukti-Bukti Peninggalan Islam di Papua ...........................................................11

2.4 Kerajaan-Kerajaan Pertuanan Islam di Papua ...................................................13

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................17

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................18

2

Page 3: Islam Di Papua Makalah(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa antara abad XIV-XV memiliki arti penting dalam sejarah

kebudayaan Nusantara, di mana pada saat itu ditandai hegemoni Majapahit

sebagai Kerajaan Hindu-Budha mulai pudar. Se-zaman dengan itu, muncul jaman

baru yang ditandai penyebaran Islam melalui jalur perdagangan Nusantara.

Melalui jalur damai perdagangan itulah, Islam kemudian semakin dikenal di

tengah masyarakat Papua. Kala itu penyebaran Islam masih relatif terbatas di

kota-kota pelabuhan. Para pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat

besar pengaruhnya di tempat-tempat baru. Sebagai kerajaan tangguh masa itu,

kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi seluruh wilayah Nusantara, termasuk

Papua. Beberapa daerah di kawasan tersebut bahkan disebut-sebut dalam kitab

Negarakertagama, sebagai wilayah Yurisdiksinya.

Proses Islamisasi di Papua di lakukan melalui jalur perdagangan yang di

kembangkan oleh para pedagang – pedagang dari suku Bugis melalui Banda

( Maluku Tengah ) dan di teruskan oleh para pedagang Arab dari Ambon yang

melalui Seram Timur. Selain melalui jalur perdagangan, kedatangan Islam ke

Papua pun bisa terjadi melalui pembuangan orang – orang yang beragama Islam

oleh Belanda yang berasal dari Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Jawa. Karena

pada saat itu Islam telah berkembang pesat di Nusantara, dan daerah – daerah

tersebut telah di kuasai oleh kerajaan – kerajaan Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan geografis Kepulauan Papua?

2. Bagaimana proses masuknya Islam di Papua?

3. Apa saja bukti-bukti peninggalan Islam di Papua?

3

Page 4: Islam Di Papua Makalah(1)

4. Jelaskan kerajaan Pertuanan Islam di Papua

a. Pertuanan Raja Wertuar

b. Pertuanan Raja Fatagar

c. Pertuanan Raja Komisi

d. Pertuanan Raja Namatota

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan tentang keadaan geografis kepulauan Papua

2. Menjelaskan proses masuknya Islam di Papua

3. Menjelaskan bukti-bukti peninggalan Islam di Papua

4. Menjelaskan kerajaan-kerajaan Islam di Papua

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui keadaan geografis kepulauan Papua

2. Dapat mengetahui proses masuknya Islam di Papua

3. Dapat mengetahui bukti-bukti peninggalan Islam di Papua

4. Dapat mengetahui kerajaan-kerajaan Islam di Papua

4

Page 5: Islam Di Papua Makalah(1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keadaan Geografis Kepulauan Papua

Pulau Papua memiliki luas sekitar 421.981 km2, pulau Papua berada di

ujung timur dari wilayah Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang

bernilai ekonomis dan strategis, dan telah mendorong bangsa – bangsa asing

untuk menguasai pulau Papua. Kabupaten Pucuk Jaya merupakan kota tertinggi di

pulau Papua, sedangkan kota yang terendah adalah kota Merauke. Sebagai daerah

tropis dan wilayah kepulauan, pulau Papua memiliki kelembaban udara relative

lebih tinggi berkisar antara 80-89% kondisi geografis yang bervariasi ini

mempengaruhi kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata. Pada tahun 1990

penduduk di pulau Papua berjumlah 1.648.708 jiwa dan meningkat menjadi

sekitar 2,8 juta jiwa pada tahun 2006.

5

Page 6: Islam Di Papua Makalah(1)

Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang

panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan

masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa local dalam memaknai

nama Papua.

Jika dilihat dari karakteristik budaya, mata pencaharian dan pola

kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi dalam dua kelompok besar,

yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi dan Papua dataran rendah

dan pesisir.

Pola kepercayaan agama tradisional masyarakat Papua menyatu dan

menyerap ke segala aspek kehidupan, mereka memiliki suatu pandangan dunia

yang integral yang erat kaitannya satu sama lain antar dunia yang material dan

spiritual, yang sekuler dan sacral dan keduannya berfungsi bersama-sama.

2.2 Proses Awal Masuknya Islam di Papua

Tanah Papua secara geografis terletak pada daerah pinggiran Islam di

Nusantara, sehingga Islam di Papua luput dari kajian para sejarahwan lokal

maupun asing, kedatangan Islam di tanah Papua juga masih terjadi silang

pendapat di antara pemerhati, peneliti maupun para keturunan raja-raja di Raja

Ampat-Sorong, fak-fak, kaimana dan teluk Bintuni-Manokwari, diantara mereka

saling mengklaim bahwa Islam lebih awal datang kedaerahnya yang hanya di

buktikan dengan tradisi lisan tanpa didukung dengan bukti-bukti tertulis maupun

bukti-bukti arkelogis.

Penelusuran sejarah awal Islamisasi di tanah Papua, setidaknya dapat digali

dengan melihat beberapa versi mengenai kedatangan Islam di tanah Papua,

terdapat 7 versi yaitu:

6

Page 7: Islam Di Papua Makalah(1)

Teori Papua

Teori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat di sebagaian

rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah fakfak, kaimana,

manokwari dan raja ampat (sorong). Teori ini memandang Islam bukanlah berasal

dari luar Papua dan bukan di bawa dan disebarkan oleh kerejaan ternate dan tidore

atau pedagang muslim dan da’I dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi.

Namun Islam berasal dari Papua itu sendiri sejak pulau Papua diciptakan oleh

Allah Swt. mereka juga mengatak bahwa agama Islam telah terdapat di Papua

bersamaan dengan adanya pulau Papua sendiri, dan mereka meyakini kisah bahwa

dahulu tempat turunya nabi adam dan hawa berada di daratan Papua.

Teori Aceh

Studi sejarah masukanya Islam di Fakfak yang dibentuk oleh pemerintah

kabupaten Fakfak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam datang pada

tanggal 8 Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh Abdul

Ghafar asal Aceh di Fatagar Lama, kampong Rumbati Fakfak. Penetapan tanggal

awal masuknya Islam tersebut berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh

putra bungsu Raja Rumbati XVI (Muhamad Sidik Bauw) dan Raja Rumbati XVII

(H. Ismail Samali Bauw), mubaligh Abdul Ghafar berdakwah selama 14 tahun

(1360-1374 M) di Rumbati dan sekitarnya, kemudian ia wafat dan di makamkan

di belakang masjid kampong Rumbati pada tahun 1374 M.

Teori Arab

Menurut sejarah lisan Fakfak, bahwa agama Islam mulai diperkenalkan di tanah

Papua, yaitu pertamakali di Wilayah jazirah onin (Patimunin-Fakfak) oleh seorang

sufi bernama Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari negeri

Arab, yang di perkirakan terjadi pada abad pertengahan abad XVI, sesuai bukti

adanya Masjid Tunasgain yang berumur sekitat 400 tahun atau di bangun sekitar

tahun 1587. Selain dari sejarah lisan tadi, dilihat dalam catatan hasil Rumusan

7

Page 8: Islam Di Papua Makalah(1)

Seminar Sejarah Masuknya Islam dan Perkembanganya di Papua, yang

dilaksanakan di Fakfak tanggal 23 Juni 1997, dirumuskan bahwa:

1. Islam dibawa oleh sultan abdul qadir pada sekitar tahun 1500-an (abad XVI),

dan diterima oleh masyarakat di pesisir pantai selatan Papua (Fakfak, Sorong dan

sekitarnya)

2. Agama Islam datang ke Papua dibawa oleh orang Arab (Mekkah).

Teori Jawa

Berdasarkan catatan keluarga Abdullah Arfan pada tanggal 15 Juni 1946,

menceritakan bahwa orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen

yang kemudian menikah dengan siti hawa farouk yakni seorang mublighat asal

Cirebon. Kalawen setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid,

diperkirakan peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1600. Jika dilihat dari silsilah

keluarga tersebut, maka Kalawen merupakan nenek moyang dari keluarga Arfan

yang pertama masuk Islam.

Teori Banda

Menurut Halwany Michrob bahwa Islamisasi di Papua, khusunya di Fakfak

dikembagkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui banda yang diteruskan ke

fakfak melalui seram timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama haweten

attamimi yang telah lama menetap di ambon. Microb juga mengatakan bahwa cara

atau proses Islamisasi yang pernah dilakuka oleh dua orang mubaligh dari banda

yang bernama salahuddin dan jainun, yaitu proses pengIslamanya dilakukan

dengan cara khitanan, tetapi dibawah ancaman penduduk setempat yaitu jika

orang yang disunat mati, kedua mubaligh tadi akan dibunuh, namun akhirnya

mereka berhasil dalam khitanan tersebut kemudian penduduk setempat berduyun-

duyun masuk agama Islam.

8

Page 9: Islam Di Papua Makalah(1)

Teori Bacan

Kesultanan Bacan dimasa sultan mohammad al-bakir lewat piagam kesiratan

yang dicanangkan oleh peletak dasar mamlakatul mulukiyah atau moloku kie raha

(empat kerajaan Maluku: ternate, tidore, bacan, dan jailolo) lewat walinya ja’far

as-shadiq (1250 M), melalui keturunannya keseluruh penjuru negeri menyebarkan

syiar Islam ke Sulawesi, philipina, Kalimantan, nusa tenggara, Jawa dan Papua.

Menurut Arnold, raja bacan yang pertama masuk Islam bernama zainal

abiding yang memerintah tahun 1521 M, telah menguasai suku-suku di Papua

serta pulau-pulau disebelah barat lautnya, seperti waigeo, misool, waigama dan

salawati. Kemudian sultan bacan meluaskan kekuasaannya sampai ke

semenanjung onin fakfak, di barat laut Papua pada tahun 1606 M, melalui

pengaruhnya dan para pedagang muslim maka para pemuka masyarakat pulau –

pulau tadi memeluk agama Islam. Meskipun masyarakat pedalaman masih tetap

menganut animisme, tetapi rakyat pesisir menganut agama Islam.

Dari sumber – sumber tertulis maupun lisan serta bukti – bukti peninggalan

nama – nama tempat dan keturunan raja bacan yang menjadi raja – raja Islam di

kepulauan raja ampat. Maka diduga kuat bahwa yang pertama menyebarkan Islam

di Papua adalah kesultanan bacan sekitar pertengahan abad XV. Dan kemudian

pada abad XVI barulah terbentuk kerajaan – kerajaan kecil di kepulauan raja

ampat itu.

Teori Maluku Utara (Ternate-Tidore)

Dalam sebuah catatan sejarah kesultanan Tidore yang menyebutkan bahwa

pada tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur ( Sultan Tidore X atau sultan Papua I )

memimpin ekspedisi ke daratan tanah besar ( Papua ). Setelah tiba di wilayah

pulau Misool, raja ampat, maka sultan ibnu Mansur mengangkat Kaicil Patrawar

putra sultan Bacan dengan gelar Komalo Gurabesi ( Kapita Gurabesi ). Kapita

Gurabesi kemudian di kawinkan dengan putri sultan Ibnu Mansur bernama Boki

Tayyibah. Kemudian berdiri empat kerajaan dikepulauan Raja Ampat tersebut

9

Page 10: Islam Di Papua Makalah(1)

adalah kerajaan Salawati, kerajaan Misool/kerajaan Sailolof, kerajaan Batanta dan

kerajaan Waigeo. Dari Arab, Aceh, Jawa, Bugis, Makasar, Buton, Banda, Seram,

Goram, dan lain – lain.

Di peluknya Islam oleh masyarakat Papua terutama didaerah pesisir barat pada

abad pertengahan XV tidak lepas dari pengaruh kerajaan – kerajaan Islam di

Maluku ( Bacan, Ternate dan Tidore ) yang semakin kuat dan sekaligus kawasan

tersebut merupakan jalur perdagangan rempah – rempah ( silk road ) di dunia.

Sebagaimana ditulis sumber – sumber barat, Tome pires yang pernah

mengunjungi nusantara antara tahun 1512-1515 M. dan Antonio Pegafetta yang

tiba di tidore pada tahun 1521 M. mengatakan bahwa Islam telah berada di

Maluku dan raja yang pertama masuk Islam 50 tahun yang lalu, berarti antara

tahun 1460-1465. Berita tersebut sejalan pula dengan berita Antonio Galvao yang

pernah menjadi kepala orang – orang Portugis di Ternate (1540-1545 M).

mengatakan bahwa Islam telah masuk di daerah Maluku dimulai 80 atau 90 tahun

yang lalu.

proses masuknya Islam ke Indonesia tidak dilakukan dengan kekerasan

atau kekuatan militer. Penyebaran Islam tersebut dilakukan secara damai dan

berangsur-angsur melalui beberapa jalur, diantaranya jalur perdagangan,

perkawinan, pendirian lembaga pendidikan pesantren dan lain sebagainya, akan

tetapi jalur yang paling utama dalam proses Islamisasi di nusantara ini melalui

jalur perdagangan, dan pada akhirnya melalui jalur damai perdagangan itulah,

Islam kemudian semakin dikenal di tengah masyarakat Papua. Kala itu

penyebaran Islam masih relatif terbatas hanya di sekitar kota-kota pelabuhan. Para

pedagang dan ulama menjadi guru-guru yang sangat besar pengaruhnya di tempat-

tempat baru itu.

10

Page 11: Islam Di Papua Makalah(1)

Pola Penyebaran Islam

Antara kedatangan Islam, terbentuknya masyarakat Muslim, lebih-lebih

munculnya kerajaan-kerajaan Muslim, mengambil proses waktu berabad-abad.

Demikian pula proses tersebut melalui bermacam-macam cara. Secara garis besar

proses penyebaran Islam dapat melalui berbagai saluran seperti: perdagangan,

perkawinan, birokrasi pemerintahan, pendidikan, tasawuf, cabang-cabang

kesenian dan lain-lain.

Pola penyebaran Islam di Tanah Papua, juga melalui beberapa saluran antara lain

sebagai berikut:

1. Saluran Perdagangan

2. Saluran Sosial Kultural

3. Saluran Politik

4. Saluran Perkawinan

5. Saluran Pendidikan

2.3 Bukti-Bukti Peninggalan Islam di Papua

1. terdapat living monument yang berupa makanan Islam yang dikenal dimasa

lampau yang masih bertahan sampai hari ini di daerah Papua kuno di desa Saonek,

Lapintol, dan Beo di distrik Waigeo.

2. tradisi lisan masih tetap terjaga sampai hari ini yang berupa cerita dari mulut ke

mulut tentang kehadiran Islam di Bumi Cendrawasih.

3. Naskah-naskah dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya yang berada di

beberapa masjid kuno.

11

Page 12: Islam Di Papua Makalah(1)

4. Di Fakfak, Papua Barat dapat ditemukan delapan manuskrip kuno brhuruf

Arab. Lima manuskrip berbentuk kitab dengan ukuran yang berbeda-beda, yang

terbesar berukuran kurang lebih 50 x 40 cm, yang berupa mushaf Al Quran yang

ditulis dengan tulisan tangan di atas kulit kayu dan dirangkai menjadi kitab.

Sedangkan keempat kitab lainnya, yang salah satunya bersampul kulit rusa,

merupakan kitab hadits, ilmu tauhid, dan kumpulan doa.

Kelima kitab tersebut diyakini masuk pada tahun 1912 dibawa oleh Syekh

Iskandarsyah dari kerajaan Samudra Pasai yang datang menyertai ekspedisi

kerajaannya ke wilayah timur. Mereka masuk melalui Mes, ibukota Teluk Patipi

saat itu. Sedangkan ketiga kitab lainnya ditulis di atas daun koba-koba, Pohon

khas Papua yang mulai langka saat ini. Tulisan tersebut kemudian dimasukkan ke

dalam tabung yang terbuat dari bambu. Sekilas bentuknya mirip dengan

manuskrip yang ditulis di atas daun lontar yang banyak dijumpai di wilayah

Indonesia Timur.

5. Masjid Patimburak yang didirikan di tepi teluk Kokas, distrik Kokas, Fakfak

yang dibangun oleh Raja Wertuer I yang memiliki nama kecil Semempe. Pada

masa penjajahan, masjid ini bahkan pernah diterjang bom tentara Jepang. Hingga

kini, kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid. Menurut

Musa Heremba, penyebaran Islam di kokas tak lepas dari pengaruh Kekuasaan

Sultan Tidore di wilayah Papua. Pada abad XV, kesultanan Tidore mulai

mengenal Islam. Sultan Ciliaci adalah sultan pertama yang memeluk agama Islam.

Sejak itulah sedikit demi sedikit agama islammulai berkembang di daerah

kekuasaan Kesultanan Tidore termasuk kokas.

12

Page 13: Islam Di Papua Makalah(1)

Masjid Patimburak

2.4 Kerajaan-Kerajaan Pertuanan Islam di Papua

1. Pertuanan Raja Wertuar

Menurut keterangan Raja Wetuar ke X yakni Musa Haremba, bahwa Raja

pertama Wertuar adalah Vijao. Penduduk meyakini bahwa asal muasal Raja Vijao

ini dari cahaya, sedang Raja kedua bernama Ukir. Selanjutnya Raja ketiga

bernama Winey yang beristrikan Boko Kopao dari Namatoria. Dari susunan Raja-

raja Wertuar, yang dilantik Sultan Tidore adalah Raja ketujuh yakni Lakate pada

tahun 1886. Namun pendapat lain mengatakan bahwa yang dilantik adalah Raja

Wertuar keenam, yakni Sanempe. Hubungan Lakate dengan Sanempe adalah

hubungan saudara dan bukan hubungan bapak anak, yang berarti mereka hidup

dalam satu zaman.

Terlepas dari siapa yang dilantik dari kedua raja tersebut, kedua sumber

tadi menjelaskan bahwa Raja Wertuar tersebut dilantik oleh Sultan Tidore yang

bernama Muhammamd taher Alting pada tahun 1886 di Karek, Sekar Lama. Turut

hadir dalam peristiwa pelantikan adalah Raja Rumbati, Abdul Jalil, dan Raja

Misool Abdul Majid. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa Raja Rumbati

13

Page 14: Islam Di Papua Makalah(1)

adalah Raja Misool telah lebih dahulu masuk Islam.

Disebutkan juga bahwa kedua masa pemerintahan Raja Wertuar keenam dan

ketujuh untuk pertama kalinya dibangun Masjid pertama Wertuar terletak di

Patimburak pada tahun 1870. Tapi sebelum masjid itu dibangun sudah ada lebih

dahulu bangunan musholla sebagai tempat ibadah mereka ditempat yang berbeda.

Disisi lain, dilihat dari data silsilah menunjukkan bahwa raja Wertuar ketiga,

Waney, yang bertahta di daerah Kramamongga dimana dia beristrikan putri

Namatota yakni Boki Kopiyai. Mereka diperkirakan hidup pada tahun 1576-1643.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa kedua kerajaan ini (Kerajaan Wertukar dan

kerajaan Namatota) sudah terjalin kerja sama sejak abad XIV, atau bahkan jauh

sebelumnya sekitar tahun 1506-1576, dimana raja Wertuar kedua hidup. Kerja

sama keduanya kemudian disepakati mempertemukan anak mereka dalam wadah

perkawinan.

2. Pertuanan Raja Fatagar

Keterangan yang diperoleh dari Raja Fatagar, Arpobi Uswanas 1997,

menceritakan bahwa Fatagar I yaitu Tewal, diperkirakan hidup pada tahun 1724-

1814. Raja Tewal bertahta di daerah Tubir Seram, yang hijrah dari Rumbati

(daerah Was). Pada saat kerajaan Fatagar masih di Rumbati, disana Islam sudah

ada dan berkembang dengan ditemukannya puing-puing bekas reruntuhan masjid.

Itu berarti Islam sudah masuk di daerah Rumbati sebelum tahun 1724. Sementara

itu, berdasarkan keterangan Raja Rumbati ke 16, H. Ibrahim Bauw 1986, bahwa

Islam masuk di Was pada tahun 1506 melalui perang besar antara Armada

Kesultanan Tidore yang dipimpin Arfan dengan Kerajaan Rumbati. Silsilah

keluarga muslim terpandang di Papua, yakni dari keluarga H. Ibrahim Bauw

dibawah ini bisa pula menjadi pijakan sejak kapan Islam masuk ke tanah Papua.

Patmogari—Nawarissa—Ismail—Samali—Abu Bakar—Ismail Samali Bauw

(lahir tahun 1938 wafat 2002)

Abu Bakar Bauw, Raja Rumbati gugur dalam Perang Dunia II di Kokas,

Fakfak pada tahun 1944 dalam usia 52 tahun. Jika diambil rata-rata generasi

berselisih 40 tahun, maka moyang dari keluarga Bauw telah masuk Islam sekitar

1600, dan sudah barang tentu sebelum itu, Islam telah tumbuh disana. H. Ibrahim

14

Page 15: Islam Di Papua Makalah(1)

Bauw, Raja Rumbati yang meninggal pada tanggal 24 Agustus 1994 dalam usia

80 tahun. Dalam catatan pribadinya menjelaskan bahwa agama Islam telah masuk

ke Semenanjung Onin Fakfak pada tahun 1502. Dalam catatan tersebut, H.

Ibrahim Bauw juga menjelaskan bahwa selain Imam Abd. Ghafar yang datang dan

tinggal, menetap dan meninggal dunia di Rumbati, sekitar 100 tahun sebelumnya

datang seorang mubalighah dari Bandanaria bernama Siti Mashita. Beliau datang

ke kampung Patipi, menetap dan menetap dan meninggal dunia di kampung

tersebut. Beberapa naskah serah terima kontrolir menyebutkan bahwa berdasarkan

pemberitaan pelaut bernama Louis Vaes de Torres tahun 1606, ketika itu singgah

di pesisir daerah Onin (daerah Kaimana sampai Namatota) telah melihat beberapa

pedagang Islam yang bermukim disana. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa

waktu masuknya Lauis Vaes De Torres, Islam sudah ada dan berkembang di

daerah Fakfak.

3. Pertuanan Raja Komisi

Seorang Putera Mahkota Raja Komisi bernama Hakim Achmad

Aituararauw .menyebutkan bahwa kerajaan Islam pertama didirikan di Pulau Adi

pada tahun 1626 dengan nama Eraam Moon, yang diambil dari bahasa Adi Jaya

yang artinya “Tanah Haram”. Raja pertamanya bernama Woran. Namun jauh

sebelumnya pada abad ke XV (1460-1541) penguasa pertama di pulau Adi, Ade

Aria Way, telah menerima Islam yang dibawa oleh Syarif Muaz yang mendapat

gelar Syekh Jubah Biru, yang menyebarkan Islam di utara dan kawasan itu.

Namun sambutan positif lebih banyak diterima di pulau Adi dalam hal ini di

daerah kekuasaan Ade Aria Way. Setelah masuk Islam Ade Aria Way berganti

nama menjadi Samai. Kemudian Samai mencatat bahwa pada tahun 1760 Ndovin

yang merupakan generasi kelima dari Samai mendirikan kerajaan Kaimana dan

bertahta di sana dengan gelar Rat Umis As Tuararauw yang kemudian dikenal

dengan nama Raja Komisi.

15

Page 16: Islam Di Papua Makalah(1)

4. Pertuanan Raja Namatota.

Dari silsilah Raja Namatota diketahui bahwa Raja Namatota pertama yakni

Ulan Tua, telah memeluk Islam hingga sekarang diketahui merupakan generasi

kelima. Lamarora merupakan raja kedua kerajaan Namatota diperkirakan hidup

pada tahun 1778-1884. Raja Lamarora selanjutnya datang ke daerah Kokas dan

disana beliau telah menyebarkan agama Islam dan kawin dengan perempuan

bernama Kofiah Batta, selanjutnya pasangan ini merupakan cikal-bakal Raja-raja

Wertuar. Salah seorang Raja Wertual (Kokas) bernama M. Rumandeng al-Amin

Umar Sekar 1934, dengan gigih pernah menentang pemerintah Belanda dengan

tidak mau menyetor uang tambang minyak kepada mereka. Akibatnya dia

dipenjara di Hollandia (Jayapura) sebelum kemudian dibebaskan.

16

Page 17: Islam Di Papua Makalah(1)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara geografis tanah Papua memiliki kedekatan relasi etnik dan

kebudayaan dengan Maluku. Dalam hal ini Fakfak memiliki kedekatan dengan

Maluku Tengah, Tenggara dan Selatan, sedangkan dengan Raja Ampat memiliki

kedekatan dengan Maluku Utara. Oleh karena itu, dalam membahas sejarah

masuknya Islam ke Fakfak kedua alur komunikasi dan relasi ini perlu ditelusuri

mengingat warga masyarakat baik di Semenanjung Onim Fakfak maupun Raja

Ampat di Sorong, keduanya telah lama menjadi wilayah ajang perebutan pengaruh

kekuasaan antara dua buah kesultanan atau kerajaan besar di Maluku Utara

(Kesultanan Ternate dan Tidore). Nampaknya historiografi Papua memperlihatkan

bahwa yang terakhir inilah (Kesultanan Tidore) yang lebih besar dominasinya di

pesisir pantai kepulauan Raja Ampat dan Semenajung Onim Fakfak. Walaupun

demikian tidak berarti bahwa Ternate tidak ada pengaruhnya, justru yang kedua

ini dalam banyak hal sangat berpengaruh.

Dengan adanya pengaruh kedua kesultanan Islam ini di Raja Ampat,

Sorong dan Fakfak, maka telah dapat diduga (dipastikan) bahwa Islam masuk ke

Raja Ampat dan Semenanjung Onim Fakfak serta sebagian besar wilayah pantai

selatan daerah Kepala Burung pada umumnya termasuk kaimana di dalamnya

adalah wilayah lingkup pengaruh kedua kesultanan itu

17

Page 18: Islam Di Papua Makalah(1)

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.

Wanggai, Toni Victor. Rekonstruksi Umat Islam Di Tanah Papua. Jakarta: Badan Litbang

dan Diklat Depag RI, 2009.

http://lengkas.wordpress.com/2012/03/22/umat-islam-papua-dibawah-

kolonialisme-belanda/ (diakses tanggal 24 April 2013)

18