isi.rtf

Download isi.rtf

If you can't read please download the document

Upload: jose-anggraeni-santosa

Post on 25-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I

41

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, kematian wanita subur di negara miskin sekitar 25-50% hal ini berkaitan dengan kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produksivitasnya. Tahun 2006, WHO memperkirakan > 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin. Di Asia Selatan, wanita berkemungkinan 1 : 18 meninggal saat hamil atau bersalin selama kehidupannya. Beberapa Negara di Afrika 1 : 14 sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6, 366 > 50% kematian di Negara berkembang. Sebenarnya dapat dicegah dengan deteksi resiko sedini mungkin. (Prasanata, 2009).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 305/100.000 kelahiran hidup, dimana angka kematian ibu di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Diperkirakan terjadi 5 juta persalinan tiap tahunnya dari 20.000 diantaranya berakhir dengan kematian akibat sebab-sebab yang berhubungan dengan persalinan dan kehamilan (PUSDIKNAKES, 2007).

Di Jawa Barat AKI masih tinggi yaitu 490/100.000 kelahiran hidup dan hampir 90% penyebab kematian ibu dikarenakan komplikasi obstetri, yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi dan eklampsi, sedangkan angka kematian bayi mencapai 52/100.000 kelahiran hidup (Gerbang Jabar, 2007). Menurut data yang didapat di Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin Bandung diketahui bahwa angka kematian maternal berkisar antara 10 -15 % dari jumlah kasus gangguan reproduksi yang datang ke rumah sakit tersbut (http://www.indomedia.co.id).

Penyebab kematian maternal merupakan suatu hal yang cukup kompleks, yang dapat digolongkan pada faktor-faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi. Faktor reproduksi diantaranya adalah usia, paritas, kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor komplikasi obstetrik meliputi : perdarahan pada abortus, kehamilan ektopik, perdarahan pada kehamilan trimester ketiga, perdarahan postpartum, infeksi, gestosis, distosia, dan pengguguran kandungan. Faktor pelayanan kesehatan meliputi : kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal, asuhan medik yang kurang baik, dan kurangnya tenaga terlatih dan obat-obatan penyelamat jiwa. Sedangkan faktor sosiobudaya meliputi : kemiskinan, ketidaktahuan, dan rendahnya status wanita (Prawirohardjo, 2002). Sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengatasi masalah kematian maternal tersebut, diantaranya adalah dengan cepat merujuk jika terjadi komplikasi atau masalah, cepat mengambil keputusan, mengenal tanda bahaya, memilih pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan, dan mempersiapkan transportasi untuk jika terjadi masalah kesehatan.

Survey awal yang dilakukan peneliti dengan cara bedah data di catatan rekam medik diketahui bahwa jumlah kematian maternal di Rumah Sakit Umum Kota Banjar pada tahun 2010 adalah sebanyak 8 kasus yang disebabkan oleh preeklampsia sebanyak 2 kasus, abortus profakasi 1 kasus, bleding post partum 1 kasus, DIC 1 kasus, eklampsia 1 kasus, kehamilan 1 kasus, gravida sepsis 1 kasus. Sedangkan pada tahun 2009 adalah sebanyak 8 kasus yang disebabkan oleh kanker ovarium, anemia, partus lama, pre eklampsia, dekomkordis, peritonitis, shock hipoglikemia 1 kasus, dan 1 kasus disebabkan oleh eklampsia. Sedangkan angka kematian maternal yang terjadi di Kota Banjar pada tahun 2010 terjadi sebanyak 2 kasus yang disebabkan oleh inversi dan eklampsia.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diperoleh rumusan masalah : Bagaimana gambaran faktor komplikasi obstetri terhadap kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010 ?.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor komplikasi obstetri terhadap kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010

Tujuan Khusus

Mengetahui gambaran faktor perdarahan terhadap kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010Mengetahui gambaran faktor preeklampsia terhadap kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010Mengetahui gambaran faktor infeksi terhadap kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara umum diharapkan memberi bahan masukan untuk dapat memecahkan masalah kesehatan. Adapun manfaat penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki masalah kematian maternal.

Bagi Institusi STIKes Bina Putera Banjar

Sebagai bahan referensi di perpustakaan sehingga dapat dipergunakan oleh mahasiswa yang membutuhkan penelitian ini.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Kematian Maternal

Kematian maternal merupakan kematian dari setiap wanita selama masa kehamilan, bersalin atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, tanpa melihat usia dan lokasi kehamilan, oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau insidental (faktor kebetulan). Hal ini sesuai dengan defenisi Internasional Statistical Classification of Disease and Related Health Problems (ICD). Angka kematian maternal kemudian didefenisikan sebagai jumlah kematian maternal selama satu periode waktu dalam 100.000 kelahiran hidup (Dwinata, 2009).

Data organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat kehamilan dan persalinan, fakta ini mendekati terjadinya satu kematian setiap menit. Diperkirakan 99% kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang (Dwinata, 2009).

5

Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum bisa lepas dari belitan angka kematian ibu (AKI) yang tinggi. Bahkan jumlah perempuan Indonesia yang meninggal saat melahirkan mencapai rekor tertinggi di Asia. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian maternal di Indonesia mencapai 248/100.000 kelahiran hidup, itu berarti setiap 100.000 kelahiran hidup masih ada sekitar 248 ibu yang meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Dwinata, 2009).

Tingginya angka kematian ibu tersebut berpengaruh terhadap sosial ekonomi masyarakat. Hal ini disebabkan karena satu atau lebih anak menjadi piatu, penghasilan keluarga berkurang atau hilang sama sekali. Ditambah lagi saat ini jumlah perempuan yang bekerja makin banyak sehingga kontribusi mereka terhadap kesejahteraan keluarga juga meningkat. Setiap tahun diperkirakan satu juta anak meninggal menyusul kematian ibu mereka. Anak-anak yang ibunya meninggal kurang mendapat perhatian dan perawatan dibandingkan dengan yang memiliki ibu yang masih hidup (Dwinata, 2009).

Kematian maternal juga sering dipakai sebagai indikator kesejahteraan rakyat atau kualitas pembanguan Manusia (IPM/HDI), hal ini didasarkan angka kematian maternal sangat erat kaitannya dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat (Dwinata, 2009).

Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka kematian maternal, seperti Gerakan Sayang Ibu (GSI), Buku KIA, Safe Motherhood: Partnership Family Approach,Penempatan bidan di desa, Maternal and Neonatal Health (MNH), Making Pregnancy Safer (MPS), dan program-program lainnya. Namun program dan strategi tersebut belum mampu mempercepat penurunan angka kematian ibu (Dwinata, 2009).

Tingginya angka kematian maternal diatas dipengaruhi oleh banyak faktor dan sangat kompleks, secara garis besar faktor determinan kematian maternal digolongkan menjadi dua faktor besar yaitu faktor medis/langsung dan faktor non-medis/tidak langsung. Faktor medis/langsung disebabkan oleh komplikasi obstetrik atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama masa kehamilan, sehingga berakhir dengan kematian, yaitu Perdarahan (28%), Eklampsia (24%), Infeksi (11%), Abortus (5%), partus lama, trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (3%). Sebagian kematian maternal banyak terjadi pada saat persalinan, melahirkan dan sesaat setelah melahirkan (Dwinata, 2009).

Faktor reproduksi ibu turut menambah besar risiko kematian maternal. Jumlah paritas satu dan Paritas diatas tiga telah terbukti meningkatkan angka kematian maternal dibanding paritas 2-3, selain itu faktor umur ibu melahirkan juga menjadi faktor risiko kematian ibu, dimana usia muda yaitu < 20 tahun dan usia tua 35 tahun pada saat melahirkan menjadi faktor risiko kematian maternal, sedangkan jarak antara tiap kehamilan yang dianggap cukup aman adalah 3-4 tahun. Faktor kematian maternal ini kemudian diidentifikasi sebagai 4 Terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu rapat jarak kehamilan dan terlalu banyak) (Dwinata, 2009).

Selain faktor medis dan reproduksi, faktor non-medis turut menambah parah risiko kematian maternal. faktor non-medis/tidak langsung tersebut yaitu kondisi sosial budaya, ekonomi, pendidikan, Kedudukan dan peran wanita, kondisi geografis, dan transportasi (Dwinata, 2009).

Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu (Dwinata, 2009).

Faktor-faktor diataslah yang kemudian turut berkontribusi dan mempertinggi risiko kematian maternal, padahal pada dasarnya faktor-faktor tersebut dapat mudah untuk dicegah dan dihindarkan. Kematian maternal yang disebabkan oleh faktor-faktor yang seharusnya dapat dihindari, atau peluang yang terlewatkan maupun pelayanan dibawah standar, harus dapat ditemukan masalahnya. Oleh sebab itu penting dilakukan upaya untuk identifikasi seberapa besar faktor risiko tersebut terhadap kejadian kematian maternal (Dwinata, 2009).

Perdarahan

Perdarahan Trimester 1

Perdarahan merupakan gangguan kehamilan yang pasti membuat ibu cemas. Khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada janin. Perdarahan memang belum tentu gejala keguguran, tapi perlu diperhatikan juga.

Perdarahan memang bisa terjadi kapan pun sepanjang kehamilan. Pada kehamilan trimester pertama ada tiga jenis perdarahan yang bisa terjadi:

Abortus iminiens. Ini adalah perdarahan pada rahim yang akan menyebabkan keluarnya sedikit darah, namun embrio utuh dan aman.Abortus insipiens. Ini adalah perdarahan yang lebih banyak diikuti rasa mulas, embrio masih utuh tapi sudah terjadi pembukaan rahim.Abortus inkomplet. Ini adalah perdarahan yang sangat banyak dan dapat menimbulkan syok. Sudah terjadi pengeluaran embrio meski masih ada sisa yang tertinggal di rahim.

Perdarahan Trimester 3

Pada kehamilan, perdarahan bisa terjadi akibat beberapa sebab yaitu :

Plasenta di bawah (plasenta previa), di mana kondisi posisi plasenta menutupi jalan lahir. Gejalanya, perdarahan tanpa disertai nyeri.Plasenta lepas (solutio plasenta), di mana pelekatan plasenta robek sebagian atau lepas. Gejalanya, perdarahan berupa bercak darah warna merah gelap (Femina, 2010).

Uraian secara rincinya adalah sebagai berikut :

Plasenta Previa

Dikarenakan letak plasenta tidak normal - di segmen bawah uterus - sehingga menutupi seluruh atau sebagian jalan lahir. Penyebabnya antara lain, kuretase berulang, hamil kembar, multiparitas atau terlalu sering hamil dan melahirkan. Umumnya terjadi pada trimester Ill dan keluar darah berwarna merah terang yang tidak disertai nyeri. Jika usia kehamilan dan berat janin sudah cukup maka dilahirkan dengan operasi cesar. Namun jika belum cukup (preterm) dan perdarahan sedikit, dilakukan tindakan konservatif, yaitu dirawat dengan harapan memperpanjang usia kehamilan agar dicapai berat minimal bayi (2500 gr). Namun, bila perdarahan semakin banyak dan mengancam nyawa, maka bayi akan dikeluarkan dengan operasi cesar, berapapun usia kehamilan dan berat bayi (Anita, 2011).

Solutio plasenta

Yaitu terlepasnya sebagian atau seluruh plasenta yang berimplantasi (menempel) normal di dinding rahim pada kehamilan di atas 28 minggu sebelum bayi lahir. Hipertensi (darah tinggi), pre eklampsia dan eklampsia, serta trauma hebat pada rahim bisa menjadi penyebabnya. Biasanya darah keluar berwarna hitam encer yang disertai nyeri pada daerah perut akibat kontraksi rahim yang terus menerus. Dan penanganannya bergantung pada derajat berat ringannya solutio plasenta tersebut (Anita, 2011).

Perdarahan Post Partum

Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir (Mochtar, 2008).

Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (Varney, 2007). HPP biasanya kehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran (Dongoes, 2001).

Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahirLate Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir

Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum :

Menghentikan perdarahan.Mencegah timbulnya syok.Mengganti darah yang hilang.

Preeklampsia

Definisi

Preeklampsia merupakan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati preeklampsia berat agar tidak lanjut menjadi eklampsia. Hal ini hanya bisa diketahui bila ibu hamil memeriksakan dirinya selama hamil. Jadi jelaslah bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur sangat penting dalam upaya pencegahan preeklampsia berat.

Preeklampsia berat adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma (Mochtar, 2005).

Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori, namun belum ada yang memberikan jawaban memuaskan.

Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan (a) mengapa frekuensi menjadi tinggi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa, (b) mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada triwulan III, (c) mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan, (d) mengapa frekuensi menjadi rendah pada kehamilan berikutnya, dan (e) penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, dan konvulsi sampai koma. Dari hal-hal tersebut di atas jelaslah bahwa bukan hanya satu faktor melainkan banyak faktor yang menyebabkan fre eklamsi.

Gambaran Klinik Pre Eklamsi

Gambaran klinik pre eklamsi dimulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kakai atau tangan, kenaikan tekanan darah dan berakhir terjadi proteinuria. Pada pre eklamsi ringan gejala subjektif belum diketahui tetapi pada pre eklamsi berat diikuti keluhan subjektif.

Sakit kepala terutama daerah frontalisRasa nyeri di daerah epigastriumGangguan mata, penglihatan menjadi kaburTerdapat mual sampai muntahGangguan pernafasan sampai sianosisTerjadi gangguan kesadaran.

Dengan pengeluaran proteinuria, keadaan penyakit semakin berat karena terjadi gangguan fungsi ginjal.

Infeksi

Infeksi mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke alat-alat genitalia pada waktu persalinan dan nifas (Winjosastro, 2002)

Faktor predisposisi yang terpenting pada infeksi adalah :

Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderitaPartus lama Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan jalan lahirTertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah (Wiknjosastro, 2002)

Infeksi dapat digolongkan dalam beberapa golongan yaitu : vulvaginitis, vaginitis, servisitis, endometritis, dan peritonitis.

Umur

Umur adalah usia individu yuang dihitung mulai saat lahir sampai saat berulang tahun (Nursalam, 2001). Menurut Syahlan (2002) bahwa masa kehidupan reproduksi yang digunakan dalam kehamilan sampai melahirkan. Masa kehidupan reproduksi pada dasarkan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :

Kurun reproduksi muda (< 20 tahun)

Pada usia kurang dari 20 tahun organ reproduksi belum berfungsi dengan sempurna. Selain itu terjadi perebutan nutrisi antara ibu yang masih dalam tahap perkembangan dengan janin.

Kurun reproduksi sehat (20 35 tahun)

Pada masa ini organ-organ tubuh sudah siap dan matang secara psikologis seseorang sudah dapat menyerap, menimbang dan memutuskan karena wawasan dan intelektual sudah mencapai tahap kematangan.

Kurun reproduksi tua (lebih dari 35 tahun)

Pada usia lebih dari 35 tahun fungsi organ reproduksi juga memiliki kecenderungan menderita gangguan kesehatan, seperti jantung, ginjal dan diabetes melitus yang berdampak buruk pada perkembangan janin.

Masa subur atau masa reproduksi bagi seorang wanita meurut Depkes RI (2007) dapat dibagi dalam 3 bagian, yaitu :

Reproduksi muda : Hamil dan melahirkan pada usia 15 20 tahun Reproduksi sehat : Hamil dan melahirkan pada usia 20 35 tahun.Reproduksi tua : Hamil dan melahirkan pada usia 35 49 tahun.

Kerangka Konsep dan Kerangka Kerja

Kerangka Konsep

Penyebab kematian maternal merupakan suatu hal yang cukup kompleks, yang dapat digolongkan pada faktor-faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan, dan sosiobudaya. Faktor reproduksi diantaranya adalah usia, paritas, kehamilan yang tidak diinginkan. Faktor komplikasi obstetrik meliputi : perdarahan pada abortus, kehamilan ektopik, perdarahan pada kehamilan trimester ketiga, perdarahan postpartum, infeksi, gestosis, distosia, dan pengguguran kandungan. Faktor pelayanan kesehatan meliputi : kurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal, asuhan medik yang kurang baik, dan kurangnya tenaga terlatih dan obat-obatan penyelamat jiwa. Sedangkan faktor sosiobudaya meliputi : kemiskinan, ketidaktahuan, dan rendahnya status wanita (Prawirohardjo, 2002). Sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengatasi masalah kematian maternal tersebut, diantaranya adalah dengan cepat merujuk jika terjadi komplikasi atau masalah, cepat mengambil keputusan, mengenal tanda bahaya, memilih pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan, dan mempersiapkan transportasi untuk jika terjadi masalah kesehatan.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor reproduksi :

Usia Paritas Kehamilan tidak diinginkan

Faktor komplikasi obstetrik :

Perdarahan pada abortusKehamilan ektopikPerdarahan pada kehamilan trimesteri ketiga Perdarahan post partum Infeksi Gestosis Distosia Pengguguran kandungan

Kematian Maternal

Faktor pelayanan kesehatan :

Kemudahan ke pelayanan kesehatan Asuhan medik Tenaga kesehatan Obat

Faktor sosiobudaya :

Kemiskinan Ketidaktahuan Status wanita

(Sumber : Prawirohardjo, 2002)

Kerangka Kerja

Gambar 2.1 Kerangka Kerja

Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Perdarahan Preeklampsia Infeksi

Kematian Maternal

Kehamilan tidak diinginkanKehamilan ektopikGestosis Distosia Pengguguran kandungan Kemudahan ke pelayanan kesehatan Asuhan medik Tenaga kesehatan Obat Kemiskinan Ketidaktahuan Status wanita Paritas Usia

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Merujuk pada perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang diigunakan dalam penelitian ini adalah studi restropektif yaitu penelitian yang berusaha melihat kebelakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kasus kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010 yang berjumlah 8 kasus yang diambil dari catatan rekam medis.

Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai gambaran penyebab kematian maternal akan dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar

18

Ukuran Sampel dan Teknik Sampling

Ukuran Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diwakilkan sebagai objek penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005 : 79).

Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik total sampling, karena jumlah sampel kurang dari 100. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2007) bahwa jika populasi kurang dari 100 maka sebaiknya diambil seluruhnya atau disebut total sampling. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 kasus.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Variabel dalam penelitian ini adalah gambaran penyebab kematian maternal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010.

Definisi Operasional

No

Variabel

Sub Variabel

Definisi Operasional

Alat Ukur

Kategori

Skala

Penyebab kematian maternal

Perdarahan

Adalah pengalaman perdarahan yang dialami oleh responden pada saat hamil

Lembar checklist

Mengalami perdarahanTidak mengalami perdarahan

Nominal

Preeklampsia

Adalah kondisi dimana ibu mengalami preeklampsi

Lembar checklist

Mengalami preeklampsiaTidak mengalami preeklampsia

Nominal

Infeksi

Diagnosis semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke alat-alat genitalia pada waktu persalinan dan nifas

Lembar checklist

Mengalami infeksi Tidak mengalami infeksi

Nominal

Cara Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung dari responden yang diambil dengan menggunakan instrumen penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer pada penelitian yaitu dengan cara : lembar checklist.

Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung yang diperoleh dari hasil literatur, jurnal, atau laporan yang dilakukan melalui metode studi kepustakaan atau melalui internet browsing (pencarian data di internet), dan data yang diperoleh dari instansi terkait, misalnya dari rumah sakit.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar lembar chekclist untuk ibu. Lembar checklist berisi tentang gambaran penyebab kematian maternal.

Jalannya Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan dilakukan dengan beberapa cara, untuk mencari data sekunder penulis melakukan beberapa tahap yaitu ke dinas kesatuan bangsa, politik, dan lindungan masyarakat, kemudian ke badan perencanaan pembangunan daerah, kemudian ke rumah sakit.

Strategi Analisis

Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu program komputer, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Editing

Memeriksa kelengkapan isian lembar checklist mengenai gambaran penyebab kematian maternal.

Coding

Pengisian kode pada masing-masing jawaban untuk mempermudah dalam menganalisis data yang telah diisikan dalam lembar checklist. Adapun pengkodean untuk lembar checklist dalam penelitian ini diberi kode 1 jika ya dan kode 0 jika tidak (Arikunto, 2002).

Entry

Data kemudian dimasukan ke dalam file komputer.

Cleaning

Data entry kemudian dilakukan pengecekan apabila ada yang salah.

Tabulating

Melakukan pengolahan data berdasarkan hasil wawancara dan pengisian angket, untuk mempermudah hasil pemahaman, maka data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel.

Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Adapun data yang dianalisis menggunakan analisa univariat adalah : gambaran penyebab hipertensi dalam kehamilan terhadap kematian maternal, penyebab infeksi terhadap kematian maternal, gambaran penyebab perdarahan terhadap kematian maternal.

Etika Penelitian

Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting karena penelitian yang dilakukan langsung berhubungan dengan manusia. Beberapa etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Sebaliknya, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut diantaranya partisipasi klien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mendapatkan kesulitan dalam pengisian informed consent, karena pada pengisian informed consent tersebut responden tidak merasa keberatan dan bersedia menjadi responden penelitian, responden juga percaya bahwa kerahasiaan responden akan dijaga oleh peneliti.

Anonimity

Anonimity merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama ressponden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

Confidentiality

Confidentiality merupakan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

Privacy

Privacy merupakan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian yang mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan.

Fair treatment

Fair treatment merupakan jaminan yang diberikan kepada subjek agar diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dropped out sebagai responden.

Self determination

Self determination merupakan jaminan yang diberikan kepada subjek agar diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan untuk bersedia menjadi responden ataupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya jika mereka seorang pasien. Hal ini dibuktikan dengan pemberian informed consent kepada responden, yang menyatakan bahwa responden berhak mengatakan bersedia atau tidak bersedia menjadi responden.

Jadwal Penelitian

Penelitian mengenai gambaran penyebab kematian maternal di Sakit Umum Daerah Kota Banjar tahun 2010 akan dilaksanakan pada :

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Tahapan Kegiatan

Bulan

Ket

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

A

PERSIAPAN

1

Studi kepustakaan

2

Pengajuan judul

3

Pembuatan proposal

4

Sidang proposal

B

PELAKSANAAN

5

Pengumpulan data

6

Pemeriksaan data

7

Pengolahan data

8

Analisa data

C

PENYUSUNAN DAN LAPORAN

9

Pengumpulan laporan data