isi proposal penelitian

30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, gerbang tol, bank, kasir supermarket, dan situasi-situasi lain yang sering kita temui. Antrian terjadi disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Melihat keadaan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti suatu antrian yang ada di pintu jalan tol. Jalan tol merupakan suatu lintasan jalan alternatif pada lintasan jalan yang mempunyai spesifikasi jalan bebas hambatan. Jalan tol hanya diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Salah satu jalan yang menghubungkan arus lalu lintas dari Bandung ke luar Bandung adalah Jalan Tol Pasteur. Kendaraan yang menggunakan jalan tol dikenakan biaya yang telah ditentukan. Oleh karena itu, pada Jalan Tol diadakan tempat-tempat transaksi baik pembayaran maupun pengambilan tiket masuk. Untuk sehari-harinya tempat transaksi disebut sebagai Gerbang Tol. PT. Jasa Marga (Persero). Tbk cabang Pasteur merupakan salah satu perusahaan yang berada di Indonesia dan bergerak dalam bidang jasa. 1

Upload: taufik-setiadi

Post on 01-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Proposal Penelitian

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu

didepan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, gerbang tol, bank,

kasir supermarket, dan situasi-situasi lain yang sering kita temui. Antrian terjadi disebabkan

oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas

layanan, sehingga pengguna fasilitas tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan

kesibukan layanan. Melihat keadaan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti suatu antrian

yang ada di pintu jalan tol. Jalan tol merupakan suatu lintasan jalan alternatif pada lintasan

jalan yang mempunyai spesifikasi jalan bebas hambatan.

Jalan tol hanya diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih. Salah

satu jalan yang menghubungkan arus lalu lintas dari Bandung ke luar Bandung adalah Jalan

Tol Pasteur. Kendaraan yang menggunakan jalan tol dikenakan biaya yang telah ditentukan.

Oleh karena itu, pada Jalan Tol diadakan tempat-tempat transaksi baik pembayaran maupun

pengambilan tiket masuk. Untuk sehari-harinya tempat transaksi disebut sebagai Gerbang

Tol. PT. Jasa Marga (Persero). Tbk cabang Pasteur merupakan salah satu perusahaan yang

berada di Indonesia dan bergerak dalam bidang jasa. Pelayanan yang terbaik akan selalu

diberikan oleh pihak perusahaan. PT. Jasa Marga (Persero). Tbk menyediakan dua arus lalu

lintas yang terdapat pada gerbang yaitu, gerbang tol entrance dan gerbang tol exit. Pintu

gerbang tol entrance memiliki 11 (sebelas) gardu yaitu entrance-21, entrance-19, entrance-

17, entrance-15, s/d entrance-1 sedangkan untuk pintu tol Exit terdapat 9 gardu yaitu exit-

18, exit-16, exit-14, exit-12, s/d exit-2 sehingga total gardu yang ada sebanyak 20 (dua

puluh) gardu.

namun ada 7 gardu yang tidak dipergunakan lagi Sehingga gardu yang aktif saat ini

ada sebanyak 13 gardu, 5 (lima) gardu entrance dan 8(delapan) gardu exit. Dalam

penyusunan ini, yang menjadi objeknya adalah gerbang tol exit Pasteur. Waktu yang

dijadikan acuan dalam penelitian ini berdasarkan jumlah shift, yang diberlakukan PT. Jasa

Marga (Persero). Tbk, dimana jumlah mobil yang melewati gerbang tol berbeda-beda setiap

1

Page 2: Isi Proposal Penelitian

shiftnya. Dimana jam-jam sibuk biasanya pada siang hari dan juga sore hari. Salah satu

ukuran performansi kerja dalam sistem antrian adalah kinerja gerbang tol.

Dari antrian yang panjang ini akan membawa dampak yang negatif seperti

kemacetan di pintu gerbang keluar tol pasteur dimana banyak masuknya kendaraan yang

kebanyakan milik pribadi dan sebagian besar berasal dari luar kota bandung dengan

berbagai kepentingan seperti pada saat week end kendaraan menumpuk di gerbang keluar

tol pasteur para pendatang yang lebih di dominasi dari luar bandung melakukan rekreasi ke

Lembang, Trans studio Bandung dll.

Permasalahan kemacetan ini menjadi agenda penting pihak Jasa Marga (Persero).

Tbk, sebagai pihak pengelolah demi terciptanya kelancaran kenyamanan untuk melakukan

transaksi di gerbang keluar tol pasteur.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kemacetan di gerbang keluar tol pasteur ?

2. Berapa jumlah kendaraan yang keluar di gerbang tol pasteur pada hari tertentu

(week end)?

3. Apa saja jenis kendaraan yang keluar dari tol pasteur ?

4. Apa penyebab kemacetan di gerbang keluar tol pasteur ?

5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kemacetan di gerbang keluar tol pasteur ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kemacetan di gerbang keluar tol pasteur.

2. Untuk mengetahui jumlah kendaraan yang keluar di gerbang keluar tol pasteur.

3. Untuk mengetahui jenis kendaraan apa saja yang keluar di gerbang tol pasteur.

4. Untuk mengetahui penyebab kemacetan di gerbang keluar tol pasteur.

5. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi kemacetan di gerbang keluar tol pasteur.

2

Page 3: Isi Proposal Penelitian

1.4 Kegunaan dan manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menerangkan permasalahan yang telah ada menjadi

sebuah acuan dalam melaksanakan penataan sistem pengoperasian gerbang keluar tol

pasteur yang lebih baik. Sehingga pada akhirnya akan tercipta suasana lalu lintas yang lebih

teratur dan nyaman bagi semua pengguna jalan tol.

3

Page 4: Isi Proposal Penelitian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Pengertian Jalan Tol

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai

jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol ( Pasal 1 UU No. 15 Tahun

2005).

Penyelenggaraan jalan tol sendiri dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan

pembangunan dan hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan

memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya

berasal dari pengguna jalan. Sedangkan tujuan dari jalan tol yakni untuk meningkatkan

efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi

terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya (Pasal 2 UU No. 15 Tahun

2005 ).

Mengingat jalan tol merupakan jalan umum yang mempunyai karakteristik lebih

tinggi dibanding dengan karakteristik jalan arteri serta mempunyai fungsi yang vital maka

jalan tol harus memenuhi berbagai macam spesifikasi serta persyaratan teknis.

Adapun persyaratan teknis jalan tol antara lain :

a. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi

dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan

mobilitas tinggi.

b. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antar kota didesain berdasarkan kecepatan

rencana paling rendah 80 Km/jam dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain

dengan kecepatan rencana paling rendah 60 Km/jam.

c. Jalan tol didesain untuk mampu menahan Muatan Sumbu Terberat ( MST ) paling

rendah 8 Ton.

d. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan dilengkapi dengan fasilitas

penyebrangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan.

4

Page 5: Isi Proposal Penelitian

e. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol, harus diberi

bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan struktur yang dapat menyerap

energi benturan kendaraan.

f. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan yang dinyatakan

dengan rambu lalu lintas, marka jalan, atau alat pemberi isyarat lalu lintas.

2.2 Tarif Tol

Tarif tol ditentukan berdasarkan beberapa kriteria yang ada, kriteria tersebut antara

lain :

a. Tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan tol, besar keuntungan

biaya operasi kendaraan dan kelayakan investasi.

b. Besar keuntungan biaya operasi kendaraan dihitung berdasarkan pada selisih biaya

operasi kendaraan dan nilai waktu pada jalan tol dengan jalan lintas alternatif jalan

umum yang ada.

c. Kelayakan investasi dihitung berdasarkan pada taksiran transparan dan akurat dari

semua biaya selama jangka waktu perjanjian pengusahaan, yang memungkinkan badan

usaha memperoleh keuntungan yang memadai atas investasinya.

d. Pemberlakuan tarif tol ditetapkan bersamaan dengan penetapan pengoperasian jalan

tol.

e. Penetapan pengoperasian jalan tol dilakukan oleh menteri yang terkait.

f. Evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan 2 tahun sekali oleh BPJT ( Badan Pengatur

Jalan Tol ) berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi sesuai

dengan formula ”Tarif Baru = Tarif Lama ( 1+ inflasi )”.

g. BPJT merekomendasikan hasil evaluasi penyesuaian tarif tol tersebut terhadap menteri

yang terkait.

Untuk selanjutnya menteri menetapkan pemberlakuan penyesuaian tarif tol.

Sedangakn untuk pelaksanaan pengumpulan tol secara teknis dilapangan dilakukan

dengan dengan 2 sistem yakni sistem tertutup dan sistem terbuka dengan memperhatikan

kepentingan pengguna dan efisiensi pengoperasian jalan tol serta kelancaran lalu lintas.

a. Pengumpulan tol secara sistem tertutup adalah sistem pengumpulan tol yang kepada

5

Page 6: Isi Proposal Penelitian

penggunanya diwajibkan mengambil tanda masuk pada gerbang masuk dan membayar

tol pada gerbang keluar.

b. Pengumpulan tol secara sistem terbuka adalah sistem pengumpulan tol yang kepada

penggunanya diwajibkan membayar tol pada saat melewati gerbang masuk atau

gerbang keluar.

2.3 Peningkatan Pendapatan Tol

Peningkatan pendapatan tol tergantung dari beberapa kriteria yang ada, kriteria

tersebut antara lain :

a. Pertumbuhan lalu lintas

Pertumbuhan lalu lintas yang diperhitungkan pada awal perencanaan belum tentu cocok

saat jalan dioperasikan. Volume lalu lintas ini berpengaruh langsung terhadap pendapatan tol.

b. Tingkat inflasi

Kenaikan inflasi pada periode tertentu akan menyulitkan penentuan tarif tol. Tingkat

inflasi sendiri sulit diramalkan dan biasanya berbeda-beda dalam periode tertentu, sementara

jalan terus dipakai dan keuntungan harus tetap diperoleh.

c. Optimalisasi jalan tol

Tidak semua kendaraan yang diprediksi akan melewati atau memakai jalan tol

benarbenar melewati jalan tol, apalagi jika masih ada jalan alternatif lain.

2.4 Wewenang Penyelenggaraan Jalan Tol

Didalam melaksanakan kewenangan sebagai penyelenggara jalan tol, pemerintah

menyerahkan sebagian wewenang penyelenggaraan jalan tol kepada BPJT ( Badan Pengatur

Jalan Tol ), pemerintah membentuk BPJT yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada menteri.

Pembentukan BPJT dimaksudkan antara lain untuk mendorong investasi dibidang

jalan tol, sehingga pengembangan jaringan jalan tol dapat lebih cepat terwujud. Sebagian

penyelenggaraan jalan tol yang menjadi tugas BPJT meliputi pengaturan jalan tol yang

mencakup pemberian rekomendasi tarif awal dan penyesuaiannya kepada menteri, serta

pengambilalihan jalan tol pada akhir masa konsesi dan pemberian rekomendasi

pengoperasiannya, sedangkan pengusahaan jalan tol mencakup pembiayaan pengusahaan

jalan tol, pengadaan investasi, dan pemberian fasilitas pembebasan tanah serta pengawasan

6

Page 7: Isi Proposal Penelitian

jalan tol yang mencakup pemantauan dan evaluasi pengusahaan jalan tol dan pengawasan

terhadap pelayanan jalan tol.

2.5 Peraturan Operasional Jalan Tol dan Pengguna jalan Tol

Peraturan peraturan yang digunakan sebagai acuan operasional jalan tol adalah

UU No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol , yaitu :

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

Ayat 1 : Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

Ayat 2 : Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan

jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan

membayar tol.

Ayat 3 : Jalan penghubung adalah jalan yang menghubungkan jalan tol dengan

jalan umum yang ada.

Ayat 4 : Badan Pengatur Jalan Tol yang selanjutnya disebut BPJT adalah badan

yang dibentuk oleh Menteri, ada di bawah, dan bertanggung jawab

kepada Menteri.

Ayat 5 : Badan usaha di bidang jalan tol yang selanjutnya disebut Badan Usaha,

adalah badan hukum yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol.

Ayat 6 : Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan

jalan tol.

Ayat 7 : Pengguna jalan tol adalah setiap orang yang menggunakan kendaraan

bermotor dengan membayar tol.

Ayat 8 : Ruas jalan tol adalah bagian atau penggal dari jalan tol tertentu yang

pengusahaannya dapat dilakukan oleh badan usaha tertentu.

Pasal 2

Ayat 1 : Penyelenggaraan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan

pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta keseimbangan

7

Page 8: Isi Proposal Penelitian

dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang

dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal

dari pengguna jalan.

Ayat 2 : Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan

jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi

terutama di wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya.

Ayat 3 : Lingkup Peraturan Pemerintah ini mencakup pengaturan

penyelenggaraan jalan tol, BPJT, serta hak dan kewajiban Badan

Usaha dan pengguna jalan tol.

Pasal 3

Ayat 1 : Wewenang penyelenggaraan jalan tol berada pada Pemerintah.

Ayat 2 : Wewenang penyelenggaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi pengaturan, pembinaan, pengusahaan, dan pengawasan.

Ayat 3 : Sebagian wewenang Pemerintah dalam penyelenggaraan jalan tol yang

berkaitan dengan pengaturan, pengusahaan, dan pengawasan badan

usaha dilaksanakan oleh BPJT.

Pasal 4

Ayat 1 : Jalan tol merupakan lintas alternatif dari ruas jalan umum yang ada.

Ayat 2 : Jalan tol dapat tidak merupakan lintas alternatif apabila pada kawasan

yang bersangkutan belum ada jalan umum dan diperlukan untuk

mengembangkan suatu kawasan tertentu.

Ayat 3 : Ruas jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-

kurangnya mempunyai fungsi arteri atau kolektor.

Ayat 4 : Dalam hal jalan tol bukan merupakan lintas alternatif sebagaimana

dimaksud pada ayat (2), jalan tol hanya dapat dihubungkan ke dalam

jaringan jalan umum pada ruas yang sekurang-kurangnya mempunyai

8

Page 9: Isi Proposal Penelitian

fungsi kolektor.

Pasal 5

Ayat 1 : Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan

yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus

lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi.

Ayat 2 : Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain

berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan puluh)

kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain

dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer

per jam.

Ayat 3 : Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu terberat

(MST) paling rendah 8 (delapan) ton.

Ayat 4 : Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan dilengkapi

dengan fasilitas penyeberangan jalan dalam bentuk jembatan atau

terowongan.

Ayat 5 : Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol,

harus diberi bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan

struktur yang dapat menyerap energi benturan kendaraan.

Ayat 6 : Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan

yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, dan/atau alat

pemberi isyarat lalu lintas.

Pasal 6

Ayat 1 : Jalan tol harus mempunyai spesifikasi:

a. tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan

prasarana transportasi lainnya;

9

Page 10: Isi Proposal Penelitian

b. jumlah jalan masuk dan jalan keluar ke dan dari jalan tol dibatasi

secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus

terkendali secara penuh;

c. jarak antarsimpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer untuk

jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua) kilometer untuk

jalan tol dalam perkotaan;

d. jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah;

e. menggunakan pemisah tengah atau median; dan

f. lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur

lalu-lintas sementara dalam keadaan darurat.

Pasal 7

Ayat 1 : Pada setiap jalan tol harus tersedia sarana komunikasi, sarana deteksi

pengamanan lain yang memungkinkan pertolongan dengan segera

sampai ke tempat kejadian, serta upaya pengamanan terhadap

pelanggaran, kecelakaan, dan gangguan keamanan lainnya.

Ayat 2 : Pada jalan tol antarkota harus tersedia tempat istirahat dan

pelayanan untuk kepentingan pengguna jalan tol.

Ayat 3 : Tempat istirahat dan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

disediakan paling sedikit satu untuk setiap jarak 50 (lima puluh)

kilometer pada setiap jurusan.

Ayat 4 : Setiap tempat istirahat dan pelayanan dilarang dihubungkan dengan

akses apa pun dari luar jalan tol.

Pasal 8

Ayat 1 : Standar pelayanan minimal jalan tol mencakup kondisi jalan tol,

kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, mobilitas, dan keselamatan.

Ayat 2 : Standar pelayanan minimal jalan tol sebagaimana dimaksud pada ayat

10

Page 11: Isi Proposal Penelitian

(1) merupakan ukuran yang harus dicapai dalam pelaksanaan

penyelenggaraan jalan tol.

Ayat 3 : Besaran ukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dievaluasi secara

berkala berdasarkan hasil pengawasan fungsi dan manfaat.

2.6 Kepadatan Lalu Lintas dan Panjang Antrian

Antrian panjang (sebut: kemacetan) pada umumnya terjadi karena adanya tingkat

kedatangan (flow rate) yang tidak seimbang dengan tingkat pelayanan (service rate) di

fasilitas pelayanan (Morlok, 1995). Antrian akan selesai atau kendaraan tidak lagi

mengalami antrian pada saat satuan pelayanan sudah seimbang dengan lama waktu antar

kedatangan.

Sementara kepadatan kendaraan di gerbang keluar tol pasteur disebabkan oleh

perkembangan jumlah kendaraan tidak sebanding dengan kapasitas lajur jalan. Kapasitas

jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu  lintas  yang

ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati

potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam). Pada saat arus rendah kecepatan lalu

lintas kendaraan bebas tidak mendapat gangguan dari kendaraan lain. Semakin banyak

kendaraan yang melewati ruas jalan, kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat

arus/volume lalu lintas tidak bisa lagi bertambah, di sinilah kapasitas terjadi. Setelah itu

arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi

macet total, arus tidak bergerak dan kepadatan tinggi.

Antara besarnya arus/volume lalu lintas dengan kecepatan (dalam hal ini kecepatan

sesaat) dengan kepadatan lalu lintas memiliki hubungan. Hubungan kecepatan dan

kepadatan adalah linier yang berarti bahwa semakin tinggi kecepatan lalu lintas dibutuhkan

ruang bebas yang lebih besar antar kendaraan yang mengakibatkan jumlah kendaraan

perkilometer menjadi lebih kecil.

Hubungan kecepatan dan arus adalah parabolik yang menunjukkan bahwa semakin

besar arus kecepatan akan turun sampai suatu titik yang menjadi puncak parabola tercapai

kapasitas setelah itu kecepatan akan semakin rendah lagi dan arus juga akan semakin

mengecil. Sedangkan hubungan antara arus dengan kepadatan juga parabolik semakin

tinggi kepadatan arus akan semakin tinggi sampai suatu titik dimana kapasitas terjadi,

setelah itu semakin padat maka arus akan semakin kecil. (eNews-Waspada, 2010).

11

Page 12: Isi Proposal Penelitian

2.7 Solusi yang dapat menjadi bahan referensi untuk mengurai kemacetan di gerbang

keluar tol pasteur adalah :

1. Pada semua persimpangan dibuat jalan fly-over sehingga tidak ada pertemuan

persimpangan jalan lalu-lintas sehingga semua lalu lintas bergerak tanpa ada henti,

2. Dibangun jalur-jalur baru khusus untuk sepeda motor dan sepeda pada semua jalan di

kota Bandung hingga kota Kabupaten sehingga sepeda motor dan sepeda tidak

berbaur bersama mobil,

3. Semua angkutan kendaraan umum pada semua jalur ditertibkan sebaik mungkin

sehingga tercipta kedisiplinan berlalulintas, selanjutnya angkutan kota yang berhenti

disembarangan tempat tidak terjadi. Begitu juga diadakan pengkolan halte-halte untuk

para penumpang untuk bisa naik dan turunnya penumpang,

4. Lebih memperbaiki pelayanan yang dilakukan oleh pihak PT. Jasa Marga,tbk yaitu

memperbanyak lagi gardu di gerbang tol keluar agar jumlahnya seimbang dengan

Gardu di gerbang masuk tol.

5. Berlakukan sistem plat ganjil dan plat genap dan berlaku bagi semua kendaraan lokal

maupun dari luar kota.

Apabila 5 butir ini dapat direalisasikan, maka akan sangat mengurangi kemacetan di Kota

Bandung dalam jangka panjang. Tentu untuk butir 1, 2 dan 3 memerlukan investasi yang

cukup besar, akan tetapi bila melihat pemasukan dari PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) kota

Bandung, anggaran untuk pembangunannya bisa tertutupi asal dengan proyek yang tidak di

mark-up seperti selama ini ada. (Ashwin Pulungan)

12

Page 13: Isi Proposal Penelitian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi Penelitian ini di laksanakan di : Gerbang keluar Tol Pasteur Bandung.

Waktu pengumpulan data dilaksanakan pada : Jumat, 3 Mei 2013 pukul 06.00 WIB

sampai dengan Senin, 6 Mei pukul 06.00 WIB

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah

Metode Survey dan wawncara.

3.2.2. Metode pengolahan data

Sementara itu pengolahan data dilakukan dengan metode Tabulasi.

3.2.3. Metode analisis data

Dan data yang telah dikumpulkan dan diolah kemudian dianalisis dengan analisis

metode perhitungan sederhana.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Alat tulis

13

Page 14: Isi Proposal Penelitian

Alat penghitung atau kalkulator

1 Unit perangkat komputer lengkap

Kertas HVS A4

Kamera

Roll Meter

3.4 Cara Kerja

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Mei 2013 pukul 06.00 WIB sampai dengan

Senin, 6 Mei pukul 06.00 WIB.

. Penelitian ini dilaksanakan oleh tim yang terdiri dari 5 orang. Dan berikut adalah

tugas dari masing-masing anggota kelompok:

Anggota ke 1 yaitu melihat dan menyebutkan jumlah kendaraan yang keluar

di gerbang tol.

Anggota ke 2 yaitu menggolongkan jenis kendaraan baik berupa

truk,minibus,atau bus dll.

Anggota ke 3 yaitu memasukan data jumlah volume kendaraan yang sudah

di hitung ke dalam tabel sederhana.

Anggota ke 4 yaitu bekerja sebagai pengawas sekaligus mengcheck data-

data yang di masukan ke dalam tabel apakah sudah sesuai atau belum.

Anggota ke 5 yaitu bekerja sebagai pengawas penelitian sekaligus juga

sebagai orang pengganti apabila ada anggota lain yang sudah merasa

kelelahan.

3.4.1 Cara pengumpulan data

1. Mendatangi kantor Jasa Marga (Persero) tbk untuk meminta izin bahwa akan

di lakukan penelitian tentang kemacetan di pintu tol pasteur pada hari-hari

tertentu.

14

Page 15: Isi Proposal Penelitian

2. Memberikan Proposal penelitian kepada pihak Jasa Marga

3. Meminta data jadwal pergantian shift penjaga loket di gerbang tol keluar

pasteur .

4. Memberitahu kepada polsek (polisi lalu lintas) sekitar pasteur agar bisa

membantu dan memudahkan proses penelitian. .

5. Hasil dari penelitian yang berupa jumlah volume kendaraan dan jenis

kendaraan yang keluar dari pintu tol langsung dimasukkan kedalam tabel

yang telah disediakan.

6. Setelah proses pengumpulan data selesai, maka dilanjutkan dengan proses

pengolahan data.

3.4.2 Cara pengolahan data

Data yang telah diperoleh dimasukkan kedalam tabel menurut golongan

jenis kendaraan :

Golongan I : Sedan, Jeep, Pick up, Bus dan Truk kecil.

Golongan II : Bus besar dan Truk dengan gender ganda.

Golongan III : Bus Besar dan Truk dengan 3 gender (tridem) atau lebih.

Setelah itu data yang terkumpul dalam tabel diperiksa apakah sudah cukup, lengkap

dan valid. Tabel yang digunakan adalah tabel sederhana yang telah dikelompokkan

secara lebih detail menurut Jenis Kendaraan Roda empat, kepemilikan kendaraan,

dan Jumlah total kendaraan dalam 24 jam.

3.4.3 Cara penyajian data

Setelah proses pengolahan data selesai, maka data yang telah diperoleh disajikan

secara:

1. Tabel

15

Page 16: Isi Proposal Penelitian

Data yang telah diolah, disajikan dengan menggunakan tabel dimana,

tabel ini menerangkan tentang jumlah Volume kendaraan roda empat dan

jenis kendaraan yang keluar dari pintu tol pasteur di hari-hari tertentu.

2. Grafikal

Data yang telah diolah, kemudian disajikan dalam bentuk Line Diagram

dimana, pada grafik ini menerangkan berapa persen banyaknya

kendaraan yang masuk tol pasteur di hari-hari terntentu sehingga

menyebabkan kemacetan.

3.4.4. Cara analisis data

Data yang sudah disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis dengan

cara membuat model golongan kendaraan beradasarkan jenis kendaraan serta

mencatat keluarnya kendaraan menurut kedatanganya dan selidiki biayanya.

Selanjutnya melakukan perhitungan sederhana yaitu dengan cara

mengelompokkan data yang telah diperoleh sesuai dengan tabel yang telah

diisi. Kemudian, dijumlahkan sehingga diketahui jumlah total volume

kendaraan di pintu keluar tol pasteur pada hari-hari tertentu (weekend).

16

Page 17: Isi Proposal Penelitian

BAB IV

TAHAPAN DAN WAKTU PENELITIAN

Tahapan MEI

Persiapan

a.Studi literatur

b. Pembuatan proposal

c. Administrasi perizinan

Pelaksanaan penelitian

a. Pengumpulan data

b.Pengolahan data

c.Analisa data

Penyusunan Laporan

a.Menulis lap. Draf

b.Seminar

c.Penyusunan laporan akhir

17

Page 18: Isi Proposal Penelitian

d.Perbanyakan jilid

e.Penyampaian Laporan

BAB V

RENCANA ANGGARAN

1. Kertas HVS @ 1 Rim = Rp 30.000,-

2. Penjilidan dan Fotocopy = Rp 30.000,-

3. Biaya Transportasi = Rp 25.000,-

4. Biaya Print = Rp 22.000,-

Total Pengeluaran = Rp 102.500,-

18

Page 19: Isi Proposal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_b0351_033410_chapter1.pdf

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/01/17/4-in-1-di-bandung-akan-gagal-

525335.html

http://eprints.undip.ac.id/34634/5/2069_chapter_II.pdf

19