isi hasil jurnal

4
ANALISIS JURNAL 1. Identifikasi Masalah / Topik Penelitian Jurnal Topik yang dibahas dalam jurnal ialah “Wound Bed Preparation - Cleansing Techniques and Solutions: Systematic !e"ie#$% Topik ini mengidenti&ikasi masalah persiapan luka di tempat tidur% Terkait dengan topik tersebut maka proses pembersihan luka menjadi komponen penting yang masih diperdebatkan% Proses pembersihan luka yang lebih e&ekti& antara te irigasi dengan s#abbing juga penggunaan air keran sebagai pengganti normal saline% Tujuan dari kajian ini adalah untuk memastikan bukti terbaik dalam solusi pembersihan luka terkait dengan persiapan luka tempat tidur% 2. Analisa asil penelitian 'ari metode peninjauanliteratur yang rele"an tersebut oleh penulis diharapkan dapat memastikan bukti yang terbaik sebab kriteria penil yang digunakan adalah mengeksplorasi ukuran penyembuhan luka( dan tingkat in&eksi% Setelah penulis meninjau ) artikel jurnal yang terpilih da artikel jurnal( dapat disimpulkan bah#a dari hasil penelitian jurnal terseb dapat diperolehbermacam - macam cara pencucian luka bakar menggunakan air keran atau normal saline dengan teknik irigasi atau s#abbing% AIR KERAN : 'apat memiliki man&aat psikologis dalam membantu klien untuk merasa bersih .oung( *))/0 Pudner( *)))1% ir keran sama e&ekti&nya dengan 2aCl 3()4 untuk membersihkan luka Cochrane database systematic re"ie#1% Tidak ada e&ek samping Bale 5 6ones( *))71( air keran solusi cocok untuk pembersihan luka% Bah#a air keran juga bisa menjadi agen yang cocok sebagai pembersihan yang aman( berkhasiat dan mudah tersedia% ngeras menambahkan bah#a air keran dii8inkan untuk berjalan selama *3 sampai */ detik sebelum terjadi kolonisasi bakteri yang mungkin ada dalam air keran itu sendiri atau */ sampai 93 detik sebelum i alente dkk ;s% +339 dan <ri&&iths et al% +33*1

Upload: aliyah-adek-rahmah

Post on 05-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

journal

TRANSCRIPT

ANALISIS JURNAL1. Identifikasi Masalah / Topik Penelitian JurnalTopik yang dibahas dalam jurnal ialah Wound Bed Preparation - Cleansing Techniques and Solutions: A Systematic Review. Topik ini mengidentifikasi masalah persiapan luka di tempat tidur. Terkait dengan topik tersebut maka proses pembersihan luka menjadi komponen penting yang masih diperdebatkan. Proses pembersihan luka yang lebih efektif antara teknik irigasi dengan swabbing juga penggunaan air keran sebagai pengganti normal saline. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memastikan bukti terbaik dalam solusi pembersihan luka terkait dengan persiapan luka tempat tidur.2. Analisa Hasil penelitianDari metode peninjauan literatur yang relevan tersebut oleh penulis diharapkan dapat memastikan bukti yang terbaik sebab kriteria penilaian yang digunakan adalah mengeksplorasi ukuran penyembuhan luka, dan tingkat infeksi. Setelah penulis meninjau 9 artikel jurnal yang terpilih dari 128 artikel jurnal, dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian jurnal tersebut dapat diperoleh bermacam - macam cara pencucian luka bakar menggunakan air keran atau normal saline dengan teknik irigasi atau swabbing. AIR KERAN :

Dapat memiliki manfaat psikologis dalam membantu klien untuk merasa bersih (Young, 1995; Pudner, 1999). Air keran sama efektifnya dengan NaCl 0,9% untuk membersihkan luka (Cochrane database systematic review).

Tidak ada efek samping (Bale & Jones, 1997), air keran solusi yang cocok untuk pembersihan luka. Bahwa air keran juga bisa menjadi agen yang cocok sebagai pembersihan yang aman, berkhasiat dan mudah tersedia. Angeras menambahkan bahwa air keran diizinkan untuk berjalan selama 10 sampai 15 detik sebelum terjadi kolonisasi bakteri yang mungkin ada dalam air keran itu sendiri atau 15 sampai 30 detik sebelum irigasi (Valente dkk 's. 2003 dan Griffiths et al. 2001)

Sedangkan bila ditinjau dari hasil infeksi, perbandingan data gabungan dari empat penelitian terkontrol secara acak menunjukkan hasil statistik yang signifikansi, mendukung air keran sebagai alternatif yang cocok untuk pembersihan luka. Dari dua penelitian menggunakan tikus diperoleh hasil penggunaan air keran menunjukkan signifikansi dalam pengurangan jumlah bakteri dan organisme yang ditemukan pada dasar luka bukan organisme dalam air keran (Moscati dkk, 1998). NORMAL SALINE :

Normal saline kemudian diterima sebagai solusi ideal karena sifat isotonik dan tidak mengganggu proses penyembuhan. Penggunakan normal saline dan air keran sama efektifnya. Normal saline adalah agen pembersih paling aman. Dalam hal penyembuhan luka, bukan hanya antimikroba pembersih luka tetapi juga normal saline menunjukkan penurunan yang signifikan dalam ukuran luka. Terbukti dari penelitian oleh Lindfors (2004) ditemukan bahwa normal saline tidak efektif dalam menurunkan organisme anaerob pada dasar luka tetapi menunjukkan penurunan yang signifikan pada ukuran luka. Meskipun penggunaan normal saline menguntungan tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara normal saline dan air keran dari hasil peninjauan gabungan artikel jurnal Angeras et al. (1992) dan Bansal et al. (2002). SWABBING :

Swabing merupakan teknik umum untuk pembersihan luka. Swabbing juga dapat menyebabkan kerusakan dengan memperkenalkan benda asing dan mungkin traumatise granulasi yang baru terbentuk dan jaringan epithelialising (Young, 1995)

Thomlinson (1987) melaporkan bahwa swabbing tidak menghilangkan bakteri yang ada pada permukaan luka, tetapi hanya mendistribusikan mereka

TEKNIK IRIGASI :

Irigasi akan mencegah penumpahan serat dan memastikan pembersihan yang memadai dari tempat tidur luka.

Tekanan yang berlebihan dalam irigasi cenderung untuk mendorong lebih jauh ke dalam debris luka tempat tidur memungkinkan adanya risiko infeksi sementara tekanan yang kurang memadai gagal untuk menghilangkan kotoran yang cukup atau eksudat (campany et al, 2000).

Teknik irigasi yang lebih baik daripada swabbing. Ada bukti konsisten bahwa irigasi (5 - 8 psi) adalah metode yang lebih efektif pembersihan luka dibandingkan dengan swabbing.

Lebih lagi dari Pedoman Praktek Klinis memberikan laporan bahwa teknik irigasi dengan tekanan 5-8 PSI adalah metode yang lebih efektif untuk pembersihan luka dan Singer et al. (1994) menambahkan bahwa hal tersebut dapat dicapai melalui penggunaan 35 - ml dan jarum 19-gauge atau angiocatheter.3. Masukan Terhadap Jurnal yang Dikritisi

Penulis sebaiknya menggunakan litelatur dari berbagai daerah yang lebih variatif agar menemukan hasil yang lebih menunjukkan hasil signifikan, seperti perbandingan penggunaan air keran dan normal saline di negara berkembang. Penulis juga sebaiknya mengelompokkan terlebih dahulu 128 artikel jurnal melalui metode yang mereka pakai dan ukuran yang digunakan sebelum memilih artikel jurnal secara acak.4. Implikasi JurnalDari hasil jurnal tersebut, dapat membantu perawat dalam membandingkan cara yang lebih efektif dalam pembersihan luka terkait dengan persiapan tempat tidur klien, diantaranya:

Air keran efektif digunakan sebelum menerapkan teknik irigasi dengan normal saline selama beberapa detik.

Teknik irigasi lebih efektif digunakan untuk membersihkan luka dengan tekanan 5-8 PSI.

Normal saline ternyata tidak mengurangi jumlah bakteri anaerob pada dasar luka sehingga nantinya mungkin dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang penanganan organisme anaerob pada dasar luka.Jika di Indonesia menerapkan pencucian luka dengan menggunakan air keran, tidak ada jaminan dari PDAM ataupun DepKes. Lain halnya air keran di luar negeri yang memiliki standar sanitasi yang tinggi sehingga memungkinkan air keran digunakan sebagai pencuci luka bahkan diminum. Tetapi masih banyak juga perawat yang menggunakan normal saline (NaCL 0,9%) sebagai cairan pencuci luka karena cairan ini lebih baik dari cairan isotonis lainnya seperti povidine iodine.