irdha eka septhayuda untb pkmp

19
i USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI SATWA AKUATIK DISUNGAI BRANG REA PULAU MOYO SUMBAWA SEBAGAI DATA AWAL PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BIDANG KEGIATAN: PKM - PENELITIAN Diusulkan oleh: Irdha Eka Septhayuda (611.12.016/ Angkatan 2012) Deva Yuniarta Sugara (611.12.009/ Angkatan 2012) Anggun F. Leo Age (611.13.039/ Angkatan 2013) UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT MATARAM 2014

Upload: septhayuda

Post on 26-Jul-2015

98 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Irdha eka septhayuda untb pkmp

i

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI SATWA AKUATIK DISUNGAI

BRANG REA PULAU MOYO SUMBAWA SEBAGAI DATA AWAL

PENGEMBANGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

BIDANG KEGIATAN:

PKM - PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Irdha Eka Septhayuda (611.12.016/ Angkatan 2012)

Deva Yuniarta Sugara (611.12.009/ Angkatan 2012)

Anggun F. Leo Age (611.13.039/ Angkatan 2013)

UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT

MATARAM

2014

Page 2: Irdha eka septhayuda untb pkmp

ii

Page 3: Irdha eka septhayuda untb pkmp

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... . i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

RINGKASAN ................................................................................................................ iv

BAB I. PEDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

1.4 Urgensi ......................................................................................................... 2

1.5 Luaran ........................................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4

2.1 Tinjauan Geografis Pulau Moyo ................................................................... 4

2.2 Deskripsi Sungai ........................................................................................... 4

2.3 Deskripsi Satwa Akuatik Sungai .................................................................. 5

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................. 6

3.1 Tahapan – tahapan Penelitian ..................................................................... 6

3.2 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 7

3.3 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................... 7

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 7

3.4.1 Penangkapan Sampel Satwa Akuatik ........................................ 7

3.4.2 Pengumpulan Sampel Untuk Mengidentifikasi ......................... 7

3.6 Analsis Data ................................................................................................. 7

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................................... 8

4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................ 8

4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 9

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 10

1. Biodata Ketua dan Anggota ......................................................................... 10

2. Justifikasi Anggaran ...................................................................................... 13

3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............................. 14

4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .................................................................... 15

Page 4: Irdha eka septhayuda untb pkmp

iv

RINGKASAN

Pulau Moyo merupakan salah satu destinasi wisata yang telah dikenal

tidak hanya di tingkat nasional, bahkan di tingkat internasional. Salah satu obyek

wisata yang ada di Pulau Moyo adalah air terjun berundak Mata Jitu. Aliran dari

air terjun Mata Jitu membentuk sungai yang biasa disebut sungai Brang Rea.

Hasil alam yang paling utama dari sungai adalah ikan air tawar. Namun 87 jenis

ikan Indonesia telah tercatat sebagai jenis ikan yang terancam punah dimana 57

jenis diantaranyanya adalah ikan air tawar. Sebagai salah satu tujuan wisata alam

yang banyak dikunjungi, air terjun Mata Jitu berperan penting dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat setempat tetapi adanya kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat maupun wisatawan juga dapat menyebabkan rusaknya

habitat dari spesies satwa akuatik yang hidup di sekitar air terjun maupun di

sepanjang aliran sungai Brang Rea. Aliran Sungai Brang Rea yang berasal dari air

terjun Mata Jitu belum mendapat perhatian khusus dari Pemerintah atau Dinas

terkait, mengingat kemungkinan banyak terdapat jenis satwa akuatik khususnya

ikan air tawar. Sampai saat ini belum ada peneliti yang melaporkan data

keanekaragaman satwa akuatik di sungai Brang Rea. Oleh karena itu, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis satwa akuatik yang ada di

sungai Brang Rea Pulau Moyo.

Pengambilan sampel di sungai Brang Rea dilakukan dengan membuat

beberapa stasiun secara representatif yang akan dilakukan pada saat sampling

dilapangan. Ikan ditangkap dengan menggunakan electrofishing dan seine net.

Secara kuantitatif, spesimen dikumpulkan dengan metode penangkapan persatuan

usaha yaitu 3 kali dengan penggunaan seine net dan 20 menit dengan

menggunakan electrofishing selama sehari. Pengambilan sampel dilakukan

sebanyak tiga kali ulangan pada hari yang berbeda. Sampel satwa akuatik yang

tertangkap akan dikumpulkan yang kemudian diidentifikasi dengan mengacu pada

buku identifikasi buku sumber Kottelat dkk (1993). Data hasil penelitian akan

ditampilkan dalam bentuk table, gambar dan grafik dan akan dianalisis secara

deskriptif.

Kata Kunci : Satwa akuatik, Sungai Brang Rea dan Pulau Moyo

Page 5: Irdha eka septhayuda untb pkmp

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pulau Sumbawa adalah pulau yang terletak di sebelah timur Pulau

Lombok yang memiliki luas 14.386 km² dan memiliki kekayaan alam yang

beranekaragam baik flora maupun fauna terdapat di Pulau Sumbawa. Pulau

Sumbawa juga di kelilingi oleh beberapa Pulau kecil seperti Pulau Moyo, Pulau

Medang, Pulau Panjang, Pulau Liang, Pulau Ngali dan Pulau Rakit. Dimana Pulau

Moyo merupakan salah satu destinasi wisata yang secara Administratif berada di

Desa Labuan Aji dan Desa Sebotok Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten

Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Moyo memiliki luas 32.044,86

Ha dan ketinggian mencapai 648 M di atas Permukaan laut (Balai KSDA NTB,

2008).

Pulau Moyo ditunjuk sebagai kawasan Konservasi Taman Buru dan

Taman Wisata Alam Laut melalui SK Menteri Kehutanan No.308/Kpts-II/1986

tanggal 29 September 1986 dengan luas Taman Buru 22.250 Ha dan 6000 Ha

Taman Wisata Alam Laut. Taman Buru memiliki satwa yang telah ditetapkan

sebagai satwa buru seperti Rusa timor ( Cervus timorensis ), Sapi liar ( Bos

javanicus ) dan Babi hutan (Sus sp), berbagai jenis burung yang tergolong langka

dan dilindungi Undang – undang juga terdapat disini seperti Kakatua kecil jambul

kuning (Cacatua sulphurea), Burung Gosong (Megapodius reinwartditii),

Koakiau (Philemon buceroides), Beo Sumbawa (Gracula religiosa venerate) serta

berbagai jenis burung lainnya seperti Punglor (Zoothera sp), Ayam Hutan (Gallus

sp), Elang bondol ( Haliastur Indus ) dan sebagainya (Balai KSDA NTB, 2008).

Selain keanekaragaman hayati yang beragam yang menjadi spesies

endemik, Pulau Moyo juga memiliki beberapa obyek daya tarik wisata alam

seperti air terjun berundak Mata Jitu yang terdapat di bagian barat Pulau Moyo.

Aliran dari air terjun Mata Jitu membentuk sungai yang biasa disebut sungai

Brang Rea. Sungai ini memiliki panjang mencapai 454,10 Km² dan terbagi atas

bagian hulu dan hilir sungai (Balai Wilayah Sungai, 2011). Bagian hulu dicirikan

dengan volume air kecil, dangkal, berbatu-batu, suhu rendah dan organisme yang

hidup terbatas, sedangkan bagian hilir dicirikan dengan volume air besar, arus

lambat, dasar sungai berpasir sampai berlumpur dan organisme yang hidup sangat

beragam (Septiano, 2006).

Hasil alam yang paling utama dari sungai adalah ikan air tawar (Septiano,

2006). Secara umum Indonesia memiliki keanekaragaman ikan air tawar tertinggi

kedua setelah Brazil yaitu 1.300 jenis dengan kepadatan populasi 0,72 jenis/1000

km² (The World Bank, 1998). Namun 87 jenis ikan Indonesia telah tercatat

sebgai jenis ikan yang terancam punah dalam “The IUCN 2003 Redlist of

Threatened Species” dimana 57 jenis diantaranyanya adalah ikan air tawar (IUCN,

2003). Hal ini mungkin di sebabkan oleh adanya kegiatan masyarakat di sekitar

aliran sungai seperti pencemaran air oleh limbah rumah tangga, sampah yang di

Page 6: Irdha eka septhayuda untb pkmp

2

bawa oleh wisatawan dan penangkapan ikan menggunakan bom maupun racun

dapat menyebabkan rusaknya habitat alam yang hidup di sepanjang aliran sungai

tersebut. Aliran Sungai Brang Rea yang berasal dari air terjun Mata Jitu belum

mendapat perhatian khusus dari Pemerintah atau Dinas terkait, mengingat

kemungkinan banyak terdapat jenis satwa akuatik khususnya ikan air tawar dan

juga spesies endemik yang hidup disepanjang aliran sungai tersebut. Selain itu,

beberapa lokasi aliran sungai masih sangat alami dan berpotensi menjadi habitat

satwa akuatik eksotis.

Sampai saat ini belum ada peneliti yang melaporkan data keanekaragaman

satwa akuatik di sungai Brang Rea. Selain itu adanya aktivitas dari masyarakat

pendatang ( wisatawan ) sangat tinggi dan berpotensi menurunkan daya dukung

lingkungan di sungai ini. Atas dasar itulah perlu dilaukan penelitian ini sebagai

data awal keanekaragaman satwa akuatik di Nusa Tenggara Barat dan Pulau

Moyo pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang coba dijawab melalui penelitian ini adalah :

1. Apakah spesies satwa akuatik yang hidup di sungai Brang Rea Pulau Moyo ?

2. Bagaimana keanekaragaman jenis satwa akuatik yang ada di sungai Brang

Rea ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Keanekaragaman jenis satwa akuatik yang terdapat di sungai Brang Rea

Pulau Moyo

2. Mengetahui pengaruh aktivitas masyarakat dan wisatawan terhadap habitat

sungai dan keanekaragaman jenis satwa akuatik yang ada di sungai Brang

Rea Pulau Moyo

1.4 Urgensi Penelitian

Sebagai salah satu tujuan wisata alam yang banyak dikunjungi, air terjun

Mata Jitu berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

setempat tetapi adanya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun

wisatawan juga dapat menyebabkan rusaknya habitat dari spesies satwa akuatik

yang hidup di sekitar air terjun maupun di sepanjang aliran sungai Brang Rea.

Untuk tetap bisa menjadi tempat wisata alam maka diperlukan kesadaran dari

masyarakat maupun wisatawan dalam menjaga kondisi air terjun dan sungai tetap

alami agar biota atau satwa akuatik yang hidup di habitat tersebut tetap terjaga.

Mengingat banyaknya sungai yang diexploitasi secara berlebihan oleh manusia

maka perlu dilakukan inventarisasi satwa akuatik yang ada di sungai Brang Rea

maupun air terjun Mata Jitu sebelum satwa akuatik ataupun spesies endemic yang

ada di habitat tersebut mati ataupun punah.

Page 7: Irdha eka septhayuda untb pkmp

3

1.5 Luaran Penelitian

Luaran yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dengan diketahuinya satwa akuatik yang ada di sungai Brang Rea Pulau

Moyo diharapkan dapat menjadi data awal dalam menyusun database

tentang inventarisasi keanekaragaman hayati di Pulau Moyo dan di wilayah

Indonesia tengah.

2. Jurnal publikasi Nasional / Internasional tentang data keanekaragaman

satwa akuatik di NTB pada umunya dan Pulau Moyo pada khusunya,

sehingga dapat menjadi data tambahan bagi peneliti lain di seluruh dunia.

Page 8: Irdha eka septhayuda untb pkmp

4

BAB II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Geografis Pulau Moyo

Pulau Moyo terletak di sebelah utara Pulau Sumbawa. Secara astronomis,

Pulau Moyo berada pada 117º27’43” - 117º35’42” Bujur Timur dan 8º9’36” -

8º23’19” Lintang Selatan. Secara administratif berada di Desa Labuan Aji dan

Desa Sebotok Kecamatan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Pulau ini mempunyai ketinggian mencpai 0-648 M di atas permukaan laut,

dimana Iklim di Pulau Moyo umumnya beriklim tropis dengan curah hujan antara

1250 mm/th di daerah rendah dan 1500-2000 mm/th di daerah dataran tinggi.

Jenis tanah Regosol kelabu dan Litosol bahan induk abu vulkanis intermediate.

Tipe vegetasinya merupakan vegetasi hutan pantai dataran rendah yang terdiri dari

vegetasi pohon – pohonan, perdu / semak belukar dan padang savana yang luas.

( Balai KSDA NTB, 2008).

2.2 Deskripsi Sungai

Sungai merupakan salah satu ekosistem air tawar yang terdapat di daratan

dengan badan air mengalir karena adanya arus air. Sungai juga ditandai dengan

adanya anak sungai yang menampung dan menyimpan serta mengalirkan air hujan

yang jatuh, kemudian dialirkan ke laut melalui sungai utama (Odum, 1993).

Sungai sebagai sumberdaya alam merupakan salah satu ekosistem perairan

yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia dan telah lama

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di samping itu air merupakan

bagian essensial dari protoplasma atau sel, juga merupakan bagian terbesar dari

kehidupan, yaitu sebagai habitat tempat berlangsungnya berbagai aktivitas

kehidupan dalam suatu tatanan yang utuh dan menyeluruh anatara mahkluk hidup

dengan lingkungannya (Koesoebiono, 1979).

Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran

penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi

daerah sekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Suwondo, 2004).

Ekosistem sungai merupakan contoh dari ekosistem lotik yaitu air yang mengalir.

Ekosistem sungai berbeda dengan ekosistem danau yang merupakan jenis

ekosistem lentik (air yang tenang / tidak mengalir). Komunitas yang berada di

sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung

keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus.

Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan

berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan (Anonymous, 2013).

Komposisi komunitas hewan juga berbeda anatara sungai, anak sungai,

dan hilir. Anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan

lele dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular.

Page 9: Irdha eka septhayuda untb pkmp

5

Khusus untuk sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya. Organisme sungai dapat

bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya

bertubuh pipih dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis seringga

yang hidup di sisi hilir menghuni habitat yang bebas dari pusaran air

(Anonymous, 2000).

Para ahli membagi 2 zona pada ekosistem sungai yang didasarkan pada

aliran airnya, yaitu (Anonymous, 2013) :

1. Zona air deras, adalah wilayah sungai yang cenderung dangkal. Pada tempat

tersebut kecepatan laju arus sangat tinggi dan menyebabkan bagian dasar

sungai menjadi bersih dari berbagai endapan serta materi lainnya. Hal tersebut

kemudian menjadikan dasar zona ini cenderung padat. Zona ini sendiri dihuni

oleh bentos dan juga organisme perisitik yang mampu melekat juga

berpegangan pada dasar yang kersa atau padat dan pada ikan yang berenang

dengan kuat. Zona aliran deras ini berada dibagian hulu sungai dan tepatnya

diwilayah pegunungan.

2. Zona aliran tenang, adalah wilayah sungai dimana yang sedikit dalam dan arus

tiak sekencang pada zona hulu sungai. Pada wilayah ini lumpur juga materi

lainnya cenderung lepas dan mengendap pada dasar sungai. Hal ini kemudian

menjadikan dasr sungai menjadi lunak dan tidak sesuai lagi untuk bentos. Zona

ini lebih cocok bagi nekton juga plankton yang cenderung menggali bagian

dasar sungai. Zona ini umumnya berada pada wilayah yang landai.

2.3 Deskripsi Satwa Akuatik Sungai

Setiap sungai mengalir dari mata air, kebanyakan berasal dari pegunungan,

air mengalir deras dari daerah yang lebih tinggi, bagian teratas dari sungai disebut

hulu. Dibagian hulu, air mengalir dengan deras, apabila bagian tersebut terlalu

tinggi terjadilah apa yang disebut air terjun. Air yang jatuh tersebut mengalir ke

sungai ke daerah sepanjang sungai yang disebut hilir. Daerah hilir sungai biasanya

tanah datar sehingga air sungai mengalir denga lambat. Karena mengdung banyak

air disepanjang tepian sungai banyak tumbuhan dan binatang air (Koesoebiono,

1979).

Tumbuh-tumbuhan mendapat sinar matahari yang cukup sehingga

berkembang sangat cepat dengan daun panjang yang berjumbai-jumbai terkena

arus sungai. Ikan yang berenang di sekitar sungai mendapat makanan dari

tumbuhan air dan sebgaian dari binatang kecil lain yang memakan tumbuhan air

seperti serangga. Beberapa jenis ikan terdapat disungai seperti ikan mas, tawes,

nilem, gurame, ikan sepat, lele, gabus. Hewan sungai lainnya yaitu molusca

seperti siput air dan jenis molusc lain yang mempunyai 2 lokan yang di sebut

remis (Koesoebiono, 1979).

Page 10: Irdha eka septhayuda untb pkmp

6

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tahapan-Tahapan Penelitian

Perijinan ke Dinas Kab. Sumbawa

Penentuan titik Pengambilan

sampling

Sampling satwa akuatik

yang akan diperiksa

Pengolahan dan analisis data

Pembahasan data dan

penyusunan laporan

Penyerahan dan

pengiriman laporan

Pengiriman Naskah Publikasi

ke Jurnal Nasional

Persiapan survey lokasi sampling

Identifikasi sampel

Page 11: Irdha eka septhayuda untb pkmp

7

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan mulai Bulan Maret samapi dengan Juli 2014

bertempat di Sungai Brang Rea, Desa Labuan Aji dan Desa Sebotok Kecamatan

Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global

Possitioning System) fish finder, jaring (seine net) mesh 0,5 cm, electrofishing

(12V, 10A), kertas label, alat-alat tulis, Coolbox, multimeter, DO meter,

stopwatch, jangka sorong, lup, kamera. Adapun bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dan alkohol 75%.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Penangkapan Sampel Satwa Akuatik

Untuk mengumpulkan sampel satwa akuatik akan dilakukan dengan

menggunakan metode Purposive sampling, yaitu dipilih dengan sengaja pada

suatu lokasi sungai berdasarkan kemudahan akses jalan dan pengambilan sampel.

Pengambilan sampel di sungai Brang Rea dilakukan dengan membuat beberapa

stasiun secara representatif yang akan dilakukan pada saat sampling dilapangan.

Ikan ditangkap dengan menggunakan electrofishing dan seine net. Secara

kuantitatif, spesimen dikumpulkan dengan metode penangkapan persatuan usaha

yaitu 3 kali dengan penggunaan seine net dan 20 menit dengan menggunakan

electrofishing selama sehari. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali

ulangan pada hari yang berbeda (selang sehari) (Foltz, 1982; Yustina, 2001;

Kaemink, 2007; Pegg, 2007).

3.4.2 Pengumpulan Sampel untuk Mengidentifikasi

Sampel satwa akuatik yang tertangkap akan dikumpulkan dan dimasukan

dalam coolbox yang berisi es batu. Sampel kemudian diidentifikasi dengan

mengacu pada buku identifikasi buku sumber Kottelat dkk (1993).

3.5 Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian ini akan dianalisis secara

deskriptif dengan menghubungkan data dan fakta dilapangan serta interpretasi data

akan disajikan dalam bentuk table, gambar, dan grafik. Kesimpulan akan ditarik

secara deduktif dengan memaparkan hal-hal yang bersifat umum ke khusus.

Page 12: Irdha eka septhayuda untb pkmp

8

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Ringkasan Anggaran Biaya PKM-Penelitian

No Jenis Pengeluaran Biaya yang

Diusulkan

1 Peralatan penunjang (12-25%). Rp. 3.080.000

2 Bahan habis pakai (20-35%) Rp. 4.365.000

3 Perjalanan (15-25%) Rp. 3.115.000

4 Lain-lain: Administrasi, Publikasi, Seminar,

Laporan (15%)

Rp. 1.875.000

JUMLAH Rp. 12.435.000

4.2 Jadwal Kegiatan

No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1 Pengurusan ijin ke Sumbawa

2 Persiapan surve lokasi sampling

3 Penentuan titik lokasi sampling dan

pengambilan sampel di lapangan

4 Identifikasi sampel satwa akuatik

dilaboraturium

5 Analisis data

6 Pembahasan dan penyusunan laporan

penelitian

7 Penyusunan Munaskrip Jurnal

8 Pengiriman Naskah Munaskrip Jurnal

Page 13: Irdha eka septhayuda untb pkmp

9

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2000. Susunan dan Macam Ekosistem. http://bebas.ui.ac.id. Diakses

pada tanggal 17 September 2014.

Anonymous. 2013. Pentingnya Ekosistem Sungai. http://ekosistem-

ekologi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 17 September 2014.

Balai Konservasi Sumberdaya Alam NTB. 2008. Pulau Moyo.

www.pulaumoyo.com. Diakses pada tanggal 18 September 2014.

Balai Wilayah Sungai Nusa tenggara 1. 2011. Data dan Informasi Pengelolaan

Sumberdaya Air. www.bwsnt1.com. Diakses pada tanggal 18 September

2014.

Foltz, Jeffrey W. 1982. Fish Species Diversity and Abundance in Relation to

Stream Habitat Characteristic. Proc.Annu.Conf.SEAFWA.:305-311.

IUCN. 2003. The 2003 IUCN Redlist of Threatened Spesies.

http://redlist.org/info_sources_quality.html,5/24/2004.

Kaemingk, Mark A., Brian D. S. Graeb, Christopher W., Hoagstrom dan David

W. Willis. 2007. Short communication: Pattern of Fish Diversity in

Mainstream Missouri River Reservoir and Associated Delta in South

Dakota and Nebraska, USA. River Research and Applications. 23: 786–

791.

Koesoebiono. 1979. Dasar-dasar Ekologi Umum. Bagian IV Ekologi Perairan.

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kottelat, M., S.N. Kartikasari, J.W .Anthony, and W. Soetikno. 1993. Freshwater

Fishes Of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited

Press.

Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga. UGM Press. Yogyakarta.

Pegg, Mark A. dan Ronald M. Taylor. 2007. Fish species diversity among spatial

scales of altered temperate rivers. Journal of Biogeography, 34:549–558.

Septiano E. 2006. Keanekaragaman dan pola adaptasi ikan di daerah hulu sungai

ciliwung, Jawa Barat. Departemen Sumberdaya Perairan, FPIK, Institut

Pertanian Bogor.

Suwondo, E., Febrita, Desy dan M. Alfusari. 2004. Kualitas Biologi Perairan

Sungai Senapelan, Sago dan Sail di Kota Pekanbaru berdasarkan

Bioindikator Plankton dan Bentos. Biogenesis 1 (1) : 15-20.

The World Bank. 1998. Integrating freshwater Biodiversity Conservation with

development : Some Emerging Lessons. Natural Habitats and Ecosystems

Management Series, Paper No. 61, viii+24pp.

Yustina. 2001. Keanekaragaman Jenis Ikan di Sepanjang Perairan Sungai

Rangau, Riau Sumatra. Jurnal Natur Indonesia,4 (1):1-14.

Page 14: Irdha eka septhayuda untb pkmp

10

Page 15: Irdha eka septhayuda untb pkmp

11

Page 16: Irdha eka septhayuda untb pkmp

12

Page 17: Irdha eka septhayuda untb pkmp

13

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran

1. Peralatan penunjang

Metarial Justifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga satuan Biaya

Pertahun

Sewa laborturium Pemeriksaan sampel 1 Rp. 300,000 Rp. 300.000

Electrofishing Penangkapan sampel 1 Rp. 1.300.000 Rp. 1.300.000

Sewa kamera digital Dokumentasi 1 Rp. 450.000 Rp. 450.000

GPS Fish finder Marking point 1 Rp. 650.000 Rp. 650.000

Stopwatch Penghitung waktu 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000

Lup Pengamatan sampel 1 Rp. 180.000 Rp. 180.000

Jangka sorong Mengukur sampel 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000

SUB TOTAL 2 Rp. 3.080.000

2. Bahan Abis Pakai

Material Jutifikasi

Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Biaya

Pertahun

Konsumsi Makan 18 Rp. 75.000 Rp. 1.350.000

Air minum Minum 18 Rp. 30.000 Rp. 540.000

Hand Glove Pelindung kerja 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000

Alkohol 70% Steril alat 2 Rp. 50.000 Rp. 100.000

Kertas label Penanda sampel 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000

Alat tulis Pencatatan

dilapangan

3 Rp. 70.000 Rp. 210.000

Masker Pemeriksaan sampel 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000

Sepatu boot Pelindung kerja 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000

Seine net Pengambilan sampel 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000

Box sampel Tempat sampel dari

lapangan ke

laboraturium

1 Rp. 900.000 Rp. 900.000

Alat dan bahan P3K Pertolongan kerja 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000

SUB TOTAL 3 Rp. 4.365.000

3. PERJALAN

Perjalanan ke- Justifikasi

Perjalanan

Kuantitas Harga Satuan Biaya

Pertahun

Lokasi Penelitian

Pulau Moyo

a. Mataram - Sumbawa Pengambilan sampel 4 Rp. 360.000 Rp. 1.440.000

b. Sumbawa – Pulau Moyo Pengambilan sampel 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000

Penginapan Pengambilan sampel 4 Rp. 250.000 Rp. 1.000.000

Sumbawa Pengurusan ijin ke

Pemda

1 Rp. 275.000 Rp. 275.000

SUB TOTAL 4 Rp. 3.115.000

4. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya

Pertahun

Administrasi Proposal 1 Rp. 200.000 Rp. 200.000

Monitoring dan Evaluasi Kunjungan 1 Rp. 350.000 Rp. 350.000

Pelaporan Copy, jilid, dll 1 Rp. 325.000 Rp. 325.000

Biaya Publikasi Jurnal Jurnal Nasional 1 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000

SUB TOTAL 5 Rp. 1.875.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SATU TAHUN Rp. 12.435.000

Page 18: Irdha eka septhayuda untb pkmp

14

Lampiran 3. Format Susunan Organisasi Tim Peneliti/Pelaksana dan

Pembagian Tugas

No NAMA/NIM BIDANG

ILMU ALOKASI

WAKTU URAIAN TUGAS

1 Irdha Eka

Septhayuda

FKH

UNTB

9

jam/minggu

• Mengurus perijinan di

Dinas Kab. Sumbawa

• Mengambil data ke

lapangan

• Analisis data hasil

penelitian

• Menyiapkan laporan

kemajuan

• Menyiapkan draft laporan

akhir

• Menyusun masuk kerja

jurnal

2 Deva Yuniarta

Sugara FKH

UNTB 4

jam/minggu • Mengurus ijin penelitian

ke aparat desa

• Membeli perlengkapan

selama penelitian

• Melakukan pembukuan

dan pengaturan dana

penelitian

3 Anggun F. Leo

Age

FKH

UNTB

4

jam/minggu

• Mengambil data di

lapangan

• Mengumpulkan kwitansi

pembelanjaan

• Analisis data hasil

penelitian

Page 19: Irdha eka septhayuda untb pkmp

15