ipi256704.pdf

Upload: ghifarisyahfri

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    1/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    1

    SISTEM AKUIFER DAN CADANGAN AIR TANAH

    DI PROPINSI SULAWESI SELATAN

    Puji Pratiknyo

    Teknik Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta

    SARI

    Air tanah sebagai sumberdaya alam tidak dapat terlihat secara langsung karena terdapat

    di dalam tanah dan batuan tetapi hampir semua penduduk memanfaatkannya baik untuk

    keperluan domestik maupun industri. 

    Lapisan pembawa air tanah di Propinsi Sulawesi Selatan dapat dikelompokkan menjadi 4

    sistem akuifer, yaitu :

    1.  Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir.

    2.  Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir dan celahan.

    3.  Akuifer dengan aliran air melalui celahan dan rekahan.

    4.  Akuifer dengan aliran air melalui celahan, rekahan dan saluran.

    Besar imbuhan air tanah bebas pada cekungan air tanah yang ada di Propinsi Sulawesi

    Selatan berkisar 56  –   1.484 juta m3/tahun. Imbuhan air tanah bebas yang terbesar ada

     pada CAT (Cekungan Air Tanah) Bone-Bone dengan debit 1.484 juta m3/tahun

    sedangkan imbuhan air tanah bebas terkecil ada pada CAT Sinjai dengan debit 56 juta

    m3/tahun. Besar debit aliran air tanah tertekan antara 1-10 juta m

    3/tahun. Debit aliran air

    tanah tertekan yang terbesar ada pada CAT Bone-Bone dengan debit 10 juta m3/tahun

    sedangkan debit aliran air tanah tertekan terkecil ada pada CAT Sinjai dengan debit 1 juta m

    3/tahun.

    ABSTRACT

    Groundwater as the natural resources cannot be seen directly because there are in land

     ground and rock but most of all resident exploit it good to domestic need and also

    industry.

    There are 4 aquifers system in South Sulawesi Province :

    1.   Interstices rock aquifer. The water flows in the rock through space between grains

    in the rock.

    2. 

     Fractured and interstices rock aquifer. The water flows in the rock through both the space between grains in the rock and the secondary porosity of the rock have

    rendered by fracturing

    3.   Fractured and jointed aquifer, the rock rendered porous by fracturing and jointing.

    4.   Fractured, jointed and solution rock aquifer, the rock has rendered porous by

     fracturing, jointing and solution.

    The unconfined groundwater recharge of groundwater basins in the South Sulawesi Province is 56 - 1.484 million m3 /year. The biggest unconfined groundwater recharge is

    1.484 million m3 /year (at Bone-Bone Groundwater basin) and the smallest is 56 million

    m3 /year (at Sinjai Groundwater basin).The confined groundwater discharge is 1  –   10

    million m

    3

     /year. The biggest confined groundwater discharge is 10 million m

    3

     /year (at Bone-bone Groundwater basin) and the smallest is 1 million m3 /year (at Sinjai

    Groundwater basin).

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    2/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    2

    1.  Pendahuluan

    Propinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0O12’- 8°

    Lintang Selatan dan 116°48’ –   122°36’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan

    Propinsi Sulawesi Barat di sebelah utara dan Teluk Bone serta Propinsi Sulawesi

    Tenggara di sebelah timur. Batas sebelah barat dan timur masing-masing adalah

    Selat Makassar dan Laut Flores.

    Luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 45.754.53 km2 meliputi

    20 kabupaten, 3 kota, 296 kecamatan, 3.104 desa/kelurahan definitive dan 181

     persiapan. Kabupaten yang terdekat dari Makassar adalah Kabupaten Gowa

    dengan jarak 11 km sedangkan kabupaten yang terjauh adalah Kabupaten Luwu

    Timur dengan jarak 566 km. Jumlah penduduk di Sulawesi Selatan sebesar

    7.629.689 jiwa terdiri atas 3.729.433 laki-Iaki dan 3.900.256 perempuan.

    Air tanah sebagai sumberdaya alam tidak dapat terlihat secara langsung karenaterdapat di dalam tanah dan batuan tetapi hampir semua penduduk

    memanfaatkannya baik untuk keperluan domestik maupun industri. 

    Gangguan keseimbangan pada ketersediaan air tanah di Propinsi Sulawesi

    Selatan sering menimbulkan dampak sosial berupa konflik antara penduduk

    dengan industri pengguna air tanah. Air tanah sebagai bagian dari daur hidrologi

    merupakan sumberdaya air yang terbaharui. Namun apabila penggunaan air tanah

    melampaui pasokan atau imbuhan maka akan terjadi defisit dalam neraca air dan

    mengakibatkan susutnya sumberdaya air tanah secara terus menerus tanpa

    mendapat kesempatan untuk terjadi pemulihan yang seharusnya terjadi secaraalamiah.

    Mengetahui karakteristik lapisan pembawa air tanah atau akuifer dan cadangan

    air tanahnya adalah merupakan salah satu langkah ilmiah yang akan membawa

    ke perilaku bijak dalam pemanfaatan air tanah sehingga ekstraksi akan suber

    daya air dapat berkesinambungan dan berwawasan lingkungan.

    2.  Tujuan

    Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem akuifer dan

     jumlah cadangan air tanah yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan.

    3.  Metodologi

    Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini dilakukan langkah-langkah:

      Pengumpulan data geologi, hidrogeologi, dan cekungan air tanah.

      Evaluasi data geologi dan hidrogeologi untuk mendapatkan jenis batuan,

    sistem akuifer, dan penyebarannya.

      Evaluasi data cekungan air tanah untuk mendapatkan penyebaran dan

     besar cadangan air tanahnya.

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    3/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    3

    4.  Geologi dan Hidrogeologi

    Secara keseluruhan Propinsi Sulawesi Selatan memiliki ketinggian 0 - 3.455 m.

    Morfologi wilayah Sulawesi Selatan sebagian besar berupa daerah perbukitan

    yang membentang dari utara ke selatan dengan puncak-puncaknya antara lain

    dari utara ke selatan G.Kambuno (2.950 m), G.Baleasi (3.016 m), dan

    G.Ratekombala (3.455 m). Di samping berupa perbukitan dijumpai juga daerah

    yang berupa danau, lembah dan pantai. Danau yang ada adalah Danau Matano,

    Danau Towuti, Danau Mahalona, Danau Sidenreng, dan Danau Tempe. Danau

    Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona berlokasi di wilayah Kabupaten

    Luwu Timur. Sedangkan Danau Sidenreng berlokasi di wilayah Kabupaten

    Sidenrengrappang dan Danau Tempe berlokasi di wilayah Kabupaten Wajo.

    Ada 65 sungai di Propinsi Sulawesi Selatan. Secara umum sungai-sungai yang

    ada bermuara ke Teluk Bone dan Selat Makasar.Pulau Sulawesi terbentuk di sepanjang zona tumbukan Neogen antara Lempeng

    Benua Eurasia dan fragmen-fragmen benua mikro yang berasal dari Lempeng

    Australia (Hamilton, 1979 dan Hutchitson, 1989). Secara umum struktur geologi

    (sesar dan pelipatan) di daerah Sulawesi banyak dipengaruhi oleh Mintakat

    Geologi Banggai-Sula yang merupakan fragmen benua. Fragmen benua ini asal-

    mulanya dari tepi Benua Australia, yang mulai memisahkan diri akibat adanya

     pemekaran pada Perm-Trias dan kemudian terpisah dari bagian utara Irian Jaya

    dan bergerak ke arah barat, yang selanjutnya membentur Sulawesi Timur pada

    Miosen Tengah-Akhir, dan menyatu dengan Busur Magmatik Sulawesi Barat

     pada Mio-Pliosen. Dalam perjalanannya, fragmen-fragmen benua tersebutmempunyai kecepatan yang berbeda-beda, sehingga benturannya dengan Pulau

    Sulawesi waktunya tidak sama, hal ini diindikasikan oleh umur endapan molasa

    yang bervariasi dari Miosen Awal-Pliosen.

    Batuan di Sulawesi Selatan dapat dibagi menjadi 8 satuan, yaitu : satuan

     batupasir malih (Kapur Akhir), satuan batuan serpih (Eosen-Oligosen Awal),

    satuan batugamping (Eosen), satuan batupasir gampingan (Oligosen-Miosen

    Tengah), satuan batugamping berlapis (Oligosen-Miosen Tengah), satuan

    klastika gunungapi (Miosen Akhir), satuan batugamping terumbu (Pliosen Awal)

    dan satuan konglomerat (Pliosen).

    Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian terdiri atas sesar naik,

    sesar mendatar, sesar normal dan lipatan yang pembentukannya berhubungan

    dengan tektonik regional Sulawesi dan sekitarnya.

    Berdasarkan komposisi litologinya batuan yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan

    dapat dikelompokan menjadi :

    1.  Sedimen Lepas atau Setengah Padu, umumnya berukuran lempung hingga

    kerakal. Kelulusan rendah sampai sedang, berkelulusan tinggi pada material

    kasar.

    2. 

    Batuan Gunungapi Muda, terdiri dari tuf, aglomerat, breksi volkanik, lava,dan endapan lahar yang tak teruraikan. Umumnya berkelulusan sedang

    sampai tinggi.

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    4/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    4

    3.  Berbagai Jenis Batugamping dan Dolomit, kelulusan beragam, tergantung

     pada tingkat karstifikasinya.

    4.  Batuan Sedimen Padu dan Gunungapi Tua, terdiri dari breksi, konglomerat,

    dan lava, telah mengalami perlipatan. Umumnya kelulusan rendah, setempatdengan kelulusan sedang.

    5.  Batuan Beku atau Malihan, terutama terdiri dari granit, diorit, gabro, sekis,

     batusabak, dan kuarsit. Umumnya kelulusan sangat rendah.

    Berdasarkan kelompok batuannya, maka air tanah di Propinsi Sulawesi Selatan

     berada pada batuan yang dapat bersifat sebagai lapisan pembawa air (akuifer).

    Sistem akuifer yang ada dapat dikelompokkan menjadi:

    1.  Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir, terdapat pada daerah

    yang tersusun oleh kelompok batuan sedimen lepas atau setengah padu.

    2.  Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir dan celahan, terdapat pada daerah yang tersusun oleh kelompok batuan gunung api muda, batuan

    sedimen padu dan gunungapi tua.

    3.  Akuifer dengan aliran air melalui celahan dan rekahan terdapat pada daerah

    yang tersusun oleh kelompok batuan beku dan malihan.

    4.  Akuifer dengan aliran air melalui celahan, rekahan dan saluran terdapat pada

    daerah yang tersusun oleh kelompok berbagai jenis batugamping dan

    dolomit.

    Lokasi penyebaran kelompok batuan dan sistem akuifernya dapat dilihat pada

    tabel 1.

    Tabel 1. Kelompok batuan dan sistem akuifer di Propinsi Sulawesi Selatan

    No Kelompok Batuan Sistem akuifer Lokasi Penyebaran

    1 Sedimen Lepas atau

    Setengah Padu

    Akuifer dengan aliran

    air melalui ruang antar

     butir

    Ujung Pandang, Maros,

    Sunggumunasa, Takalar,

    Pangkajene, Pinrang, Polewali,

    Palopo, Tg. Lolaka.

    2 Batuan Gunungapi

    Muda

    Akuifer dengan aliran

    air melalui ruang antar

     butir dan celahan

    Banang , Bulukumba,

    Bonosunggu.

    3 Berbagai jenisBatugamping dan

    Dolomit

    Akuifer dengan aliranair melalui celahan,

    rekahan dan saluran

    Batangmata, P. Selayar,Pangkajene, Makale,

    Watampone, Bira.

    4 Batuan Sedimen

    Padu dan Gunungapi

    Tua

    Akuifer dengan aliran

    air melalui ruang antar

     butir dan celahan

    P. Selayar, Sinjai, Watampone,

    Maros, Sungguminasa, Takalar,

    Pangkajene, Pinrang, Enrekang,

    Makale, Palopo, Majene,

    Polewali, Tj. Kolaka.

    5 Batuan Beku atau

    Malihan

    Akuifer dengan aliran

    air melalui celahan dan

    rekahan

    Polewali, Pangkajene.

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    5/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    5

    Berdasarkan produktivitas akuifernya, akuifer di Propinsi Sulawesi Selatan dapat

    di bagi menjadi :

    1.  Produktivitas akuifer tinggi (Akuifer dengan keterusan sedang sampai tinggi,

    kedalaman muka air tanah atau muka pisometri beragam, atau di atas muka

    tanah setempat, debit sumur/mata air umumnya lebih dari 5 l/dtk.)

    2.  Produktivitas akuifer sedang  (Akuifer dengan keterusan sedang, muka air

    tanah umumnya dalam, debit sumur/mata air beragam, umumnya kurang dari

    5 l/dtk.)

    3.  Setempat akuifer produktif (Akuifer dengan keterusan beragam, muka air

    tanah umumnya dalam, setempat dijumpai mata air dengan debit kecil.)

    4.  Produktivitas rendah (Umumnya keterusan rendah, setempat pada daerah

    yang serasi air tanah dapat diperoleh, meskipun debitnya kecil)

    5.  Daerah Air Tanah Langka atau Tak Berarti.

    Penyebaran akuifer berdasarkan produktivitasnya dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2. Produktivitas akuifer di Propinsi Sulawesi Selatan

    No Produktivitas Akuifer Lokasi Penyebaran

    1 Tinggi Bulukumba, Pinrang, D. Tempe,

    D. Sidenreng.

    2 Sedang Bantaeng, Bontosunggu, Takalar,

    Sungguminasa, Pinrang, D. Tempe, D.

    Sidenreng, Palopo, Polewali, Watampone.

    3 Setempat Akuifer Produktif Ujung Pandang, Maros, Sungguminasa,Takalar, Palopo, Bontosunggu,

    Bulukumba, Watampone, Tg. Kolaka,

    Pangkajene, Polewali.

    4 Rendah Batangmata, P. Selayar, Bira, Sinjai,

    Watampone, Takalar, Suguminasa, Maros,

    Pangkajene, Pinrang, Enrekang, Makale,

    Palopo, Polewali, Majene

    5 Daerah Air Tanah Langka atau

    Tak Berarti

    P. Selayar, Bantaeng, Pangkajene, Polewali.

    5. 

    Cekungan Air Tanah

    Cekungan air tanah (CAT) di Propinsi Sulawesi Selatan yang potensial tidak

    menempati semua wilayah kota / kabupaten yang ada. Cekungan air tanah yang

     potensial, debit imbuhan air tanah bebas ≥ 1 juta m3/tahun, hanya ada 13

    cekungan. Nama-nama cekungan air tanah yang ada, yaitu : CAT Bone-Bone,

    CAT Padangsapa, CAT Kolosi, CAT Pinrang-Sidenreng, CAT Siwa-Pompanua,

    CAT Barru, CAT Pangkajene, CAT Sinjai, CAT Makassar, CAT Gowa, CAT

    Bantaeng, CAT Bira, CAT Bantaeng (P.Selayar).

    Luas CAT yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan berkisar antara ± 150 - ± 3.500

    km2

    . CAT yang terluas adalah CAT Bone-Bone (± 3.500 km2

    ) sedangkan CATyang tersempit adalah CAT Siwa-Pompanua (± 150 km

    2).

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    6/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    6

    Cadangan air tanah pada cekungan air tanah dapat diketahui berdasarkan

    kuantitas atau jumlah air yang ada di cekungan. Dalam suatu cekungan air tanah

    didapati dua macam jumlah air tanah, yaitu jumlah imbuhan air tanah bebas dan

    debit aliran air tanah tertekan.

    Besar imbuhan air tanah bebas pada cekungan air tanah yang ada di Propinsi

    Sulawesi Selatan berkisar 56  –   1.484 juta m3/tahun. Imbuhan air tanah bebas

    yang terbesar ada pada CAT Bone-Bone dengan debit 1.484 juta m3/tahun

    sedangkan imbuhan air tanah bebas terkecil ada pada CAT Sinjai dengan debit 56

     juta m3/tahun. Besar debit aliran air tanah tertekan antara 0-10 juta m3/tahun.

    Debit aliran air tanah tertekan yang terbesar ada pada CAT Bone-Bone dengan

    debit 10 juta m3/tahun sedangkan debit aliran air tanah tertekan terkecil ada pada

    CAT Kolosi, Bira dan Bantaeng (P. Selayar) dengan debit < 1 juta m3/tahun.

    Cadangan air tanah pada cekungan air tanah di Propinsi Sulawesi Selatan dapatdilihat pada tabel 3.

    Tabel. 3. Cadangan air tanah di Propinsi Sulawesi Selatan.

    No CATLuas CAT

    (Km2)

    Q1

    (Juta

    m3/thn)

    Q2

    (Juta

    m3/thn)

    Lokasi

    penyebaran di

    Kabupaten

    1 Bone-Bone + 3.500 1.484 10 Luwu Utara

    2 Padangsapa + 650 459 2 Luwu3 Kolosi + 950 58 - Enrekang

    4 Pinrang-

    Sidenreng

    + 600 1.345 5 Pinrang, Pare-Pare

    5 Siwa-Pompanua + 150 376 3 Bone

    6 Barru + 3.000 74 2 Barru

    7 Pangkajene + 250 929 5 Pangkajene Kep.,

    Maros

    8 Sinjai + 1.400 56 1 Sinjai

    9 Makassar + 700 226 4 Makassar, Bone,Takalar

    10 Gowa + 750 332 2 Gowa11 Bantaeng + 300 600 5 Bantaeng,

    Jeneponto, Gowa,

    Bulukumba

    12 Bira + 200 73 - Bulukumba

    13 Bantaeng + 400 205 - Selayar

    Keterangan :

    Q1 : Jumlah imbuhan air tanah bebas .

    Q2 : Jumlah aliran air tanah tertekan

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    7/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    7

    6.  Kesimpulan

    Dari uraian dan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

     berikut :

    1.  Sistem akuifer di Propinsi Sulawesi Selatan ada 4 macam yaitu :

    a)  Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir, terdapat pada daerah

    yang tersusun oleh kelompok batuan sedimen lepas atau setengah padu.

     b)  Akuifer dengan aliran air melalui ruang antar butir dan celahan, terdapat

     pada daerah yang tersusun oleh kelompok batuan gunung api muda,

     batuan sedimen padu dan gunung api tua.

    c)  Akuifer dengan aliran air melalui celahan dan rekahan terdapat pada

    daerah yang tersusun oleh kelompok batuan beku dan malihan.

    d)  Akuifer dengan aliran air melalui celahan, rekahan dan saluran terdapat pada daerah yang tersusun oleh kelompok berbagai jenis batugamping

    dan dolomit.

    2.  Besar imbuhan air tanah bebas pada cekungan air tanah yang ada di Propinsi

    Sulawesi Selatan berkisar 56 –  1.484 juta m3/tahun. Imbuhan air tanah bebas

    yang terbesar ada pada CAT Bone-Bone dengan debit 1.484 juta m3/tahun

    sedangkan imbuhan air tanah bebas terkecil ada pada CAT Sinjai dengan

    debit 56 juta m3/tahun. Besar debit aliran air tanah tertekan antara 1-10 juta

    m3/tahun. Debit aliran air tanah tertekan yang terbesar ada pada CAT Bone-

    Bone dengan debit 10 juta m3/tahun sedangkan debit aliran air tanah tertekan

    terkecil ada pada CAT Sinjai dengan debit 1 juta m3/tahun.

    Daftar Pustaka

    Sukamto, R., 1975, Peta Geologi Indonesia Lembar Ujungpandang, Sulawesi,

    Skala 1 : 1.000.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,

    Bandung.

    Sulawesi Selatan Dalam Angka 2006, Badan Pusat Statistik, Sulawesi Selatan.

    Tirtomihardjo Haryadi & Setiadi Hendi, 2005, Peta Cekungan Air Tanah

    Indonesia Lembar Makassar dan Sebagian Lembar Manado, Sulawesi,

    Skala 1 : 1.000.000, Direktorat Geologi Tata Lingkungan Geologi danKawasan Pertambangan, Bandung.

    Yudhanagara Dyan & Sudibyo, Y., 2004, Peta Hidrogeologi Indonesia Lembar

    Makassar dan Sebagian Lembar Manado, Sulawesi, Skala 1 : 1.000.000,

    Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Bandung.

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    8/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    8

    Gambar : Peta Geologi Sulawesi Selatan.(Modifikasi Sukamto, 1975)

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    9/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    9

    Gambar : Peta Hidrogeologi Sulawesi Selatan.

    (Modifikasi Yudhanagara & Sudibyo , 2004)

  • 8/16/2019 ipi256704.pdf

    10/10

     Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 1, No. 1, Januari 2008

    10

    Gambar : Peta Cekungan Air Tanah Sulawesi Selatan.

    (Modifikasi Tirtomihardjo Haryadi & Setiadi, 2005)