intoleransi aktivitas - copy

Upload: christin-andolo

Post on 18-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

love ando

TRANSCRIPT

http://youtu.be/e_HWuibvdWQ

INTOLERANSI AKTIVITASDiposkan olehRizki Kurniadi

INTOLERANSI AKTIVITASDefenisi: Penurunan kapasitas fisiologi seseorang atau energi fisiologis untuk melakukan aktivitas sampai tingkat yang diinginkan atau yang dibutuhkan

Batasan karakteristik:Tekanan darah menjadi abnormal setelah aktivitasDenyut jantun menjadi abnormal setelah aktivitasPerubahan EKG (aritmia)Perubahan EKG menggambarkan iskemiaDispneaFatigue KetidaknyamananKelemahan

Faktor yang berhubungan:BedresKelemahan secara umumKetidakseimbangan oksigenImobilisasiGaya hidup santai

Kriteria Evaluasi (NOC): Toleran aktivitas Ketahanan Konservasi energi Perawatan diri: aktivitas sehari-hari

Intervensi (NIC ):1.Terapi aktivitas2.Manajemen energi

3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai O2, kelemahan fisikTujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam aktivitas pasien dapat terpenuhiKriteria hasil : Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan / di perlukanIntervensi :a. Periksa TTV sebelum dan sesudah aktivitasRasional : mengetahui tingkat kelemahanb. Instruksikan pasien tentang tekhnik penghematan energiRasional : membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.c. Berikan bantuan sesuai kebutuhanRasional : Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam melakukan aktivitas.

Diagnosa 5 Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra.Tujuan:Mencapai waktu penyembuhan dan tidak mengalami tanda infeksi. Intervensi:* Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic di sekitar sisi kateter.* Awasi tanda tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernafasan cepat, gelisah.* Observasi sekitar kateter suprapubik..

Risiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pemasangan kateter ditandai dengan Nokturia, hematuria, febrile, dan body malaise.4.Tujuan :Mencapai waktu penyembuhanKriteria Hasil :Tidak mengalami tanda infeksiMandiri1. Pertahankan system kateter steril; berikan perawtan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic disekitar sisi kateter2. Ambulasi dengan kantung darinase dependen.3. Awasi tanda vital, perhatikan tanda demam ringan, menggigil, nadi dan pernapasan cepat, peka, disorientassi4. Observasi drainase dari luka, sekitar kateter suprapubik5. Ganti balutan dengan sering, pembersihan dan pengeringan kulit sepanjang waktu.6. Gunakan pelindung kulit tipe ostomiKolaborasiBerikan antibiotic sesuai indikasi1. Mencegah pemasukan bakteri dan infeksi/sepsis lanjut.2. Menghindari reflex balik urine yang dapat memasukkan bakteri ke dalam kandung kemih.3. Pasien yang menglami sitoskopi dan/atau TUR prostat berisiko untuk syok bedah/septic sehubungan dengan manipulasi/instrumenasi4. Adanya drain, insisi suprapubik meningkatkan risiko infeksi yang diindikasikan dengan eritema, drainase porulen.5. Balutan basah menyebabkan kulit dab memberikan media pertumbuhan, peningkatan risiko luka.6. Memberikan perlindungan untuk kulit sekitar, mencegah ekskoriasi dan menurunkan risiko infeksiMungkin diberikan secara profilitik sehubunga dengan peningkatan risiko infeksi pada prostattektomi.

Dx :

Nyeri berhuibungan dengan koliks ginjal, pelvis, parenkim, invasi bakteri pada mukosa kandang kemih menmgakibatkan nyeri panggul atau nyeri supropubik. Tujuan : - nyeri berkurang- Penurunan kebutuhan terhadap analogetik Kriteria Hasil : Nyeri berkurang saat istirahat, aktifitas atau berkemih Intervensi :1.Nyeri supropubik dan disuriaR/ menandakan terjadinya infeksi pada kandung kemih.2.Kultur urine, urinalisis RBC, WBC, peningkatan pH (infeksi kandung kemih)R/ Jumlah bakteri100.000/ml menandakan adanya infeksi yang menyebabkan nyeri.3.Istirahatkan pasien selama perawatanR/ mencegah timbulnya nyeri.