intoksikasi baygon

17
Kasus 3 Topik : Intoksikasi Insektisida (Baygon) Tanggal (Kasus) : Presenter : dr.Nanik Herlina Hefni Puteri Tanggal Presentasi : 15 April 2014 Pendamping : dr. Nur Fitriasari Tempat Presentasi : RST TK IV Samarinda Obyektif Presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi : Perempuan,19 tahun, keluhan lemas dan mual muntah karena dengan sengaja meminum racun serangga merk Baygon. Tujuan : Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Intoksikasi Baygon Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit Cara Diskusi Presentasi dan Email Pos

Upload: auliaurrahmah

Post on 21-Jul-2016

126 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

Page 1: intoksikasi Baygon

Kasus 3

Topik Intoksikasi Insektisida (Baygon)

Tanggal (Kasus) Presenter drNanik Herlina Hefni Puteri

Tanggal Presentasi 15 April 2014 Pendamping dr Nur Fitriasari

Tempat Presentasi RST TK IV Samarinda

Obyektif Presentasi

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi Perempuan19 tahun keluhan lemas dan mual muntah karena dengan sengaja meminum racun serangga merk Baygon

Tujuan Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Intoksikasi Baygon

Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data pasien Nama NnMW Nomor Registrasi -

Nama Wahana RST TK IV Samarinda Telp - Terdaftar sejak

Data utama untuk bahan diskusi 1 DiagnosisGambaran

Intoksikasi Baygon Keadaan Umum Sakit sedang dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat dengan keluhan lemas dan mual

muntah sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita

meminum racun serangga merk Baygon sebanyak setengah kaleng

2 Riwayat Pengobatan

Belum pernah berobat untuk penyakit ini sebelumnya

3 Riwayat kesehatanPenyakit

Pasien tidak pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya

4 Riwayat keluarga

Tidak ada keluarga yang pernah menderita atau melakukan tindakan serupa dengan pasien

5 Riwayat pekerjaan

Mahasiswi

6 Lain-lain -

Daftar Pustaka

1 Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I et al Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I edisi IV 2006 Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Page 214-16

2 Santoso Jihad Keracunan Arsenik (online) April 2012 (accessed April 7 2014) Available from URL

httpforpapjsblogspotcom200506forensic-paperhtml3 Ooi S maning P guide to Essentials in Emergency Medicine Singapore McGrawHill 2004 Page 369-71

Hasil Pembelajaran

1 Identifikasi gejala klinis intoksikasi insektisida

2 Penegakan diagnosis intoksikasi insektisida

3 Penanganan awal intoksikasi insektisida

Subjective

NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda

dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita

mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk

Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan

pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali

sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun

serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada

Objective

Keadaan Umum Sakit Sedang

Kesadaran kompos mentis

Tanda Vital

- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat

- Tekanan Darah 11070 mmHg

- Frekuensi Nafas24 kalimenit

- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm

refleks cahaya ++ mata cekung ( - )

Thoraks dalam batas normal

Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )

Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik

Perkusi timpani

Auskultasi bising usus ( + ) normal

Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik

Assesment

Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan

minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya

suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan

mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan

fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan

racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis

bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan

kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian

Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran

nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis

Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam

golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah

sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)

timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah

organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia

dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta

Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur

kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi

1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan

diazinon dan TEP

2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon

3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane

dieldrin dan lindane

Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh

diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala

yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang

tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami

penderita

Gejala Klinis

Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah

gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal

Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)

- Kejang perut - Nausea dan vomitus

- Bradicardia - Miosis - Berkeringat

2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Keracunan Akut

Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam

1 Keracunan ringan

Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata

miosis penglihatan kabur

2 Keracunan Sedang

Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan

fasikulasi otot

3 Keracunan Berat

Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol

spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung

Keracunan Kronis

Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )

Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali

setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada

Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure

lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian

biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa

segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 2: intoksikasi Baygon

Data pasien Nama NnMW Nomor Registrasi -

Nama Wahana RST TK IV Samarinda Telp - Terdaftar sejak

Data utama untuk bahan diskusi 1 DiagnosisGambaran

Intoksikasi Baygon Keadaan Umum Sakit sedang dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat dengan keluhan lemas dan mual

muntah sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita

meminum racun serangga merk Baygon sebanyak setengah kaleng

2 Riwayat Pengobatan

Belum pernah berobat untuk penyakit ini sebelumnya

3 Riwayat kesehatanPenyakit

Pasien tidak pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya

4 Riwayat keluarga

Tidak ada keluarga yang pernah menderita atau melakukan tindakan serupa dengan pasien

5 Riwayat pekerjaan

Mahasiswi

6 Lain-lain -

Daftar Pustaka

1 Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I et al Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I edisi IV 2006 Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Page 214-16

2 Santoso Jihad Keracunan Arsenik (online) April 2012 (accessed April 7 2014) Available from URL

httpforpapjsblogspotcom200506forensic-paperhtml3 Ooi S maning P guide to Essentials in Emergency Medicine Singapore McGrawHill 2004 Page 369-71

Hasil Pembelajaran

1 Identifikasi gejala klinis intoksikasi insektisida

2 Penegakan diagnosis intoksikasi insektisida

3 Penanganan awal intoksikasi insektisida

Subjective

NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda

dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita

mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk

Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan

pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali

sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun

serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada

Objective

Keadaan Umum Sakit Sedang

Kesadaran kompos mentis

Tanda Vital

- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat

- Tekanan Darah 11070 mmHg

- Frekuensi Nafas24 kalimenit

- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm

refleks cahaya ++ mata cekung ( - )

Thoraks dalam batas normal

Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )

Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik

Perkusi timpani

Auskultasi bising usus ( + ) normal

Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik

Assesment

Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan

minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya

suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan

mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan

fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan

racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis

bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan

kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian

Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran

nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis

Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam

golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah

sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)

timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah

organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia

dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta

Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur

kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi

1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan

diazinon dan TEP

2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon

3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane

dieldrin dan lindane

Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh

diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala

yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang

tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami

penderita

Gejala Klinis

Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah

gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal

Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)

- Kejang perut - Nausea dan vomitus

- Bradicardia - Miosis - Berkeringat

2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Keracunan Akut

Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam

1 Keracunan ringan

Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata

miosis penglihatan kabur

2 Keracunan Sedang

Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan

fasikulasi otot

3 Keracunan Berat

Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol

spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung

Keracunan Kronis

Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )

Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali

setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada

Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure

lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian

biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa

segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 3: intoksikasi Baygon

httpforpapjsblogspotcom200506forensic-paperhtml3 Ooi S maning P guide to Essentials in Emergency Medicine Singapore McGrawHill 2004 Page 369-71

Hasil Pembelajaran

1 Identifikasi gejala klinis intoksikasi insektisida

2 Penegakan diagnosis intoksikasi insektisida

3 Penanganan awal intoksikasi insektisida

Subjective

NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda

dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita

mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk

Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan

pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali

sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun

serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada

Objective

Keadaan Umum Sakit Sedang

Kesadaran kompos mentis

Tanda Vital

- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat

- Tekanan Darah 11070 mmHg

- Frekuensi Nafas24 kalimenit

- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm

refleks cahaya ++ mata cekung ( - )

Thoraks dalam batas normal

Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )

Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik

Perkusi timpani

Auskultasi bising usus ( + ) normal

Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik

Assesment

Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan

minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya

suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan

mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan

fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan

racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis

bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan

kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian

Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran

nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis

Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam

golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah

sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)

timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah

organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia

dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta

Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur

kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi

1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan

diazinon dan TEP

2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon

3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane

dieldrin dan lindane

Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh

diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala

yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang

tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami

penderita

Gejala Klinis

Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah

gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal

Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)

- Kejang perut - Nausea dan vomitus

- Bradicardia - Miosis - Berkeringat

2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Keracunan Akut

Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam

1 Keracunan ringan

Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata

miosis penglihatan kabur

2 Keracunan Sedang

Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan

fasikulasi otot

3 Keracunan Berat

Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol

spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung

Keracunan Kronis

Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )

Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali

setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada

Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure

lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian

biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa

segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 4: intoksikasi Baygon

Subjective

NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda

dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita

mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk

Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan

pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali

sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun

serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada

Objective

Keadaan Umum Sakit Sedang

Kesadaran kompos mentis

Tanda Vital

- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat

- Tekanan Darah 11070 mmHg

- Frekuensi Nafas24 kalimenit

- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm

refleks cahaya ++ mata cekung ( - )

Thoraks dalam batas normal

Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )

Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik

Perkusi timpani

Auskultasi bising usus ( + ) normal

Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik

Assesment

Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan

minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya

suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan

mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan

fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan

racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis

bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan

kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian

Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran

nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis

Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam

golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah

sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)

timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah

organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia

dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta

Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur

kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi

1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan

diazinon dan TEP

2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon

3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane

dieldrin dan lindane

Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh

diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala

yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang

tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami

penderita

Gejala Klinis

Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah

gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal

Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)

- Kejang perut - Nausea dan vomitus

- Bradicardia - Miosis - Berkeringat

2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Keracunan Akut

Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam

1 Keracunan ringan

Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata

miosis penglihatan kabur

2 Keracunan Sedang

Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan

fasikulasi otot

3 Keracunan Berat

Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol

spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung

Keracunan Kronis

Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )

Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali

setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada

Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure

lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian

biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa

segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 5: intoksikasi Baygon

racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis

bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan

kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan

kematian

Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran

nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis

Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam

golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah

sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)

timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah

organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia

dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta

Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur

kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi

1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan

diazinon dan TEP

2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon

3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane

dieldrin dan lindane

Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh

diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala

yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang

tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami

penderita

Gejala Klinis

Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah

gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal

Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)

- Kejang perut - Nausea dan vomitus

- Bradicardia - Miosis - Berkeringat

2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Keracunan Akut

Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam

1 Keracunan ringan

Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata

miosis penglihatan kabur

2 Keracunan Sedang

Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan

fasikulasi otot

3 Keracunan Berat

Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol

spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung

Keracunan Kronis

Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )

Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali

setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada

Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure

lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian

biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa

segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 6: intoksikasi Baygon

- Bradicardia - Miosis - Berkeringat

2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia

3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma

Keracunan Akut

Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam

1 Keracunan ringan

Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata

miosis penglihatan kabur

2 Keracunan Sedang

Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan

fasikulasi otot

3 Keracunan Berat

Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol

spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung

Keracunan Kronis

Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )

Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali

setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada

Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure

lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian

biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa

segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 7: intoksikasi Baygon

kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi

karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum

Patofisiologi

Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada

bagan di bawah ini

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 8: intoksikasi Baygon

Plan

Diagnosis

Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan

aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat

kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya

racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa

atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan

lamanya durasi (reaksi) keracunan

Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela

klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal

dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah

menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun

maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab

penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan

subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia

ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung

mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang

Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu

penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus

kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu

pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami

keracunan atau intoksikasi adalah

1 Laboratorium Klinik

- Analisis gas darah

- Darah lengkap

- Serum elektrolit

- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

- Sedimen urin

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 9: intoksikasi Baygon

Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai

dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan

2 EKG

EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan

irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler

ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya

3 Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan

adanya perforasi lambung

Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut

1 Stabilisasi

Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan

resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan

jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2 Dekontaminasi

Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan

pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan

dekontaminasi

tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu

Dekontaminasi pulmonal

Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan

inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab

100 dan jika perlu beri ventilator

Dekontaminasi mata

Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu

posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk

kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau

NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang

Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 10: intoksikasi Baygon

Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu

dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan

tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun

minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut

Dekontaminasi gastrointestinal

Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan

pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi

kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat

mengurangi jumlah paparan bahan toksik

Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal

Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus

Induksi Muntah Stimulasi mekanis

pada orofaring

- Kesadaran menurun kejang

- Apneu paparan gt4 jam

- Keracunan zat korosif

Pneumopati inhalasi

sindrom Mallory

Weiss

Pengenceran Air dingin atau susu

250 mL

- Kesadaran menurun kejang

- Gangguan menelan atau

nafas

- Nyeri abdomen

- Asam pekat non kausatik

Aspirasi dan

Kubah

Lambung

Posisi Tredelenberg

left lateral

decubitus pasang

NGT aspirasi bilas

200-300 mL

sampai bersih

tambah karbon

aktif 50 gram

- Kesadaran turun tanpa

pasang intubasi

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Asam pekat non kausatik

- Petroleum desilat

Efektif paparan

lt1jam kehamilan

kelainan jantung

depresi SSP

perforasi lambung

Arang Aktif Dosis tunggal 30-50

gram

- Ileusobstruksi GIT

- Zat hidrokarbon

- Zat korosif

- Paparan gt1 jam

Konstipasi distensi

lambung

Bedah Bila menelan zat

korosif (asam

kuat) asing

-

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 11: intoksikasi Baygon

3 Eliminasi

Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun

yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih

dari 4 jam

4 Antidotum

Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat

antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit

jumlahnya

Pengobatan Pada pasien yang sadar

- Kumbah lambung

- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular

- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit

sampai artropinisasi

- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam

selama 24 jam

Pada pasien yang tidak sadar

- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )

- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit

sampai pasien sadar

- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai

atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi

tensi terukur

- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama

24 jam

5 Terapi gejala penyerta atau penyulit

Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35

mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari

Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat

berat-ringannya

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 12: intoksikasi Baygon

Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan

sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan

terapi spesifik

Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan

metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron

8 mg intravena pelan

Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin

kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian

cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin

Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang

racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun

yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur

beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat

seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang

memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan

logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang

terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh

Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang

tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi

kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif

Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak

dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian

lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air

harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah

gelas untuk anak-anak

Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit

pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai

penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat

diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah

contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya

Page 13: intoksikasi Baygon

pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus

hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas

Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan

apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban

yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus

keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman

Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat

masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di

paru-paru

Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan

diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan

gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah

mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan

jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal

Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala

Pendidikan

Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan

penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien

tentang kondisi pasien dan penanganannya

Konsultasi

Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk

penatalaksanaan selanjutnya