intoksikasi baygon
DESCRIPTION
docTRANSCRIPT
Kasus 3
Topik Intoksikasi Insektisida (Baygon)
Tanggal (Kasus) Presenter drNanik Herlina Hefni Puteri
Tanggal Presentasi 15 April 2014 Pendamping dr Nur Fitriasari
Tempat Presentasi RST TK IV Samarinda
Obyektif Presentasi
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi Perempuan19 tahun keluhan lemas dan mual muntah karena dengan sengaja meminum racun serangga merk Baygon
Tujuan Menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Intoksikasi Baygon
Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien Nama NnMW Nomor Registrasi -
Nama Wahana RST TK IV Samarinda Telp - Terdaftar sejak
Data utama untuk bahan diskusi 1 DiagnosisGambaran
Intoksikasi Baygon Keadaan Umum Sakit sedang dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat dengan keluhan lemas dan mual
muntah sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita
meminum racun serangga merk Baygon sebanyak setengah kaleng
2 Riwayat Pengobatan
Belum pernah berobat untuk penyakit ini sebelumnya
3 Riwayat kesehatanPenyakit
Pasien tidak pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya
4 Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah menderita atau melakukan tindakan serupa dengan pasien
5 Riwayat pekerjaan
Mahasiswi
6 Lain-lain -
Daftar Pustaka
1 Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I et al Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I edisi IV 2006 Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Page 214-16
2 Santoso Jihad Keracunan Arsenik (online) April 2012 (accessed April 7 2014) Available from URL
httpforpapjsblogspotcom200506forensic-paperhtml3 Ooi S maning P guide to Essentials in Emergency Medicine Singapore McGrawHill 2004 Page 369-71
Hasil Pembelajaran
1 Identifikasi gejala klinis intoksikasi insektisida
2 Penegakan diagnosis intoksikasi insektisida
3 Penanganan awal intoksikasi insektisida
Subjective
NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda
dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita
mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk
Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan
pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali
sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun
serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada
Objective
Keadaan Umum Sakit Sedang
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat
- Tekanan Darah 11070 mmHg
- Frekuensi Nafas24 kalimenit
- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm
refleks cahaya ++ mata cekung ( - )
Thoraks dalam batas normal
Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )
Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik
Perkusi timpani
Auskultasi bising usus ( + ) normal
Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik
Assesment
Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan
minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya
suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan
mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan
fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan
racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis
bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan
kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian
Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran
nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis
Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam
golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah
sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)
timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah
organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta
Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur
kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi
1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan
diazinon dan TEP
2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon
3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane
dieldrin dan lindane
Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh
diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala
yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang
tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami
penderita
Gejala Klinis
Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah
gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal
Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)
- Kejang perut - Nausea dan vomitus
- Bradicardia - Miosis - Berkeringat
2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia
3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma
Keracunan Akut
Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam
1 Keracunan ringan
Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata
miosis penglihatan kabur
2 Keracunan Sedang
Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan
fasikulasi otot
3 Keracunan Berat
Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol
spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung
Keracunan Kronis
Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )
Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali
setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada
Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure
lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian
biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa
segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
Data pasien Nama NnMW Nomor Registrasi -
Nama Wahana RST TK IV Samarinda Telp - Terdaftar sejak
Data utama untuk bahan diskusi 1 DiagnosisGambaran
Intoksikasi Baygon Keadaan Umum Sakit sedang dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat dengan keluhan lemas dan mual
muntah sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita
meminum racun serangga merk Baygon sebanyak setengah kaleng
2 Riwayat Pengobatan
Belum pernah berobat untuk penyakit ini sebelumnya
3 Riwayat kesehatanPenyakit
Pasien tidak pernah melakukan tindakan serupa sebelumnya
4 Riwayat keluarga
Tidak ada keluarga yang pernah menderita atau melakukan tindakan serupa dengan pasien
5 Riwayat pekerjaan
Mahasiswi
6 Lain-lain -
Daftar Pustaka
1 Sudoyo AW Setiyohadi B Alwi I et al Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I edisi IV 2006 Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Page 214-16
2 Santoso Jihad Keracunan Arsenik (online) April 2012 (accessed April 7 2014) Available from URL
httpforpapjsblogspotcom200506forensic-paperhtml3 Ooi S maning P guide to Essentials in Emergency Medicine Singapore McGrawHill 2004 Page 369-71
Hasil Pembelajaran
1 Identifikasi gejala klinis intoksikasi insektisida
2 Penegakan diagnosis intoksikasi insektisida
3 Penanganan awal intoksikasi insektisida
Subjective
NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda
dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita
mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk
Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan
pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali
sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun
serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada
Objective
Keadaan Umum Sakit Sedang
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat
- Tekanan Darah 11070 mmHg
- Frekuensi Nafas24 kalimenit
- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm
refleks cahaya ++ mata cekung ( - )
Thoraks dalam batas normal
Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )
Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik
Perkusi timpani
Auskultasi bising usus ( + ) normal
Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik
Assesment
Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan
minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya
suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan
mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan
fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan
racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis
bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan
kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian
Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran
nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis
Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam
golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah
sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)
timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah
organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta
Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur
kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi
1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan
diazinon dan TEP
2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon
3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane
dieldrin dan lindane
Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh
diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala
yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang
tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami
penderita
Gejala Klinis
Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah
gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal
Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)
- Kejang perut - Nausea dan vomitus
- Bradicardia - Miosis - Berkeringat
2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia
3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma
Keracunan Akut
Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam
1 Keracunan ringan
Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata
miosis penglihatan kabur
2 Keracunan Sedang
Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan
fasikulasi otot
3 Keracunan Berat
Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol
spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung
Keracunan Kronis
Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )
Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali
setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada
Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure
lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian
biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa
segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
httpforpapjsblogspotcom200506forensic-paperhtml3 Ooi S maning P guide to Essentials in Emergency Medicine Singapore McGrawHill 2004 Page 369-71
Hasil Pembelajaran
1 Identifikasi gejala klinis intoksikasi insektisida
2 Penegakan diagnosis intoksikasi insektisida
3 Penanganan awal intoksikasi insektisida
Subjective
NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda
dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita
mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk
Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan
pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali
sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun
serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada
Objective
Keadaan Umum Sakit Sedang
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat
- Tekanan Darah 11070 mmHg
- Frekuensi Nafas24 kalimenit
- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm
refleks cahaya ++ mata cekung ( - )
Thoraks dalam batas normal
Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )
Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik
Perkusi timpani
Auskultasi bising usus ( + ) normal
Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik
Assesment
Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan
minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya
suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan
mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan
fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan
racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis
bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan
kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian
Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran
nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis
Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam
golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah
sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)
timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah
organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta
Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur
kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi
1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan
diazinon dan TEP
2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon
3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane
dieldrin dan lindane
Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh
diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala
yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang
tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami
penderita
Gejala Klinis
Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah
gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal
Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)
- Kejang perut - Nausea dan vomitus
- Bradicardia - Miosis - Berkeringat
2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia
3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma
Keracunan Akut
Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam
1 Keracunan ringan
Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata
miosis penglihatan kabur
2 Keracunan Sedang
Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan
fasikulasi otot
3 Keracunan Berat
Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol
spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung
Keracunan Kronis
Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )
Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali
setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada
Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure
lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian
biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa
segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
Subjective
NnMW 19 tahun dibawa keluarganya ke instalasi gawat darurat RSTTKIV Samarinda
dengan keluhan muntah hebat sejak 1 frac12 jam sebelum masuk rumah sakit Keluarga penderita
mengatakan bahwa 2 jam sebelum masuk rumah sakit penderita meminum racun serangga merk
Baygon sebanyak setengah kaleng dalam percobaan bunuh diri karena putus hubungan dengan
pacarnya yang dikerenakan hubungan yang tidak disetujui orang tuanya Penderita muntah 5 kali
sebanyak 1 gelas tiap muntah dari muntahan dan mulut penderita juga tercium bau racun
serangga Penderita merasakan nyeri ulu hati penurunan kesadaran tidak ada kejang tidak ada
Objective
Keadaan Umum Sakit Sedang
Kesadaran kompos mentis
Tanda Vital
- Nadi 106 kalimenit reguler kuat angkat
- Tekanan Darah 11070 mmHg
- Frekuensi Nafas24 kalimenit
- Suhu 365 ordm C Kepalaleher konjungtiva anemis (-) sklera ikteik (-) pupil isokhor diameter 2 mm
refleks cahaya ++ mata cekung ( - )
Thoraks dalam batas normal
Abdomen Inspeksi tidak membuncit darm steifung ( - ) darm contour ( - )
Palpasi supel nyeri tekan ( + ) di epigastrium turgor baik
Perkusi timpani
Auskultasi bising usus ( + ) normal
Ekstremitas edema (--) akral agak dingin refilling kapiler baik
Assesment
Racun menurut Taylor adalah suatu zat yang dalam jumlah relative kecil ( bukan
minimal ) yang jika masuk atau mengenai tubuh seseorang akan menyebabkan timbulnya
suatu reaksi kimiawi ( efek kimia ) yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian Sedangkan menurut Grsdwohl racun adalah substansi yang tanpa kekuatan
mekanis yang bila mengenai tubuh seseorang ( atau masuk ) akan menyebabkan gangguan
fungsi tubuh kerugian bahkan kematian Sehingga jika dua definisi diatas digabungkan
racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis
bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan
kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian
Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran
nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis
Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam
golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah
sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)
timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah
organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta
Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur
kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi
1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan
diazinon dan TEP
2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon
3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane
dieldrin dan lindane
Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh
diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala
yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang
tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami
penderita
Gejala Klinis
Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah
gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal
Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)
- Kejang perut - Nausea dan vomitus
- Bradicardia - Miosis - Berkeringat
2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia
3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma
Keracunan Akut
Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam
1 Keracunan ringan
Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata
miosis penglihatan kabur
2 Keracunan Sedang
Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan
fasikulasi otot
3 Keracunan Berat
Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol
spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung
Keracunan Kronis
Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )
Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali
setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada
Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure
lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian
biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa
segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
racun adalah substansi kimia yang dalam jumlah relative kecil tetapi dengan dosis toksis
bila masuk atau mengenai tubuh tanpa kekuatan mekanis tetapi hanya dengan kekuatan
kimianya akan menimbulkan efek yang besar yang dapat menyebabkan sakit bahkan
kematian
Intoksikasi adalah masuknya zat racun ke dalam tubuh baik saluran cerna saluran
nafas atau melalui kulit maupun mukosa yang menimbulkan gejala klinis
Baygon adalah insektisida kelas karbamat yaitu insektisida yang berada dalam
golongan propuxur Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya adalah
sama Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin) pirimicarb (rapid aphox)
timethacarb (landrin) dan lainnya Insektisida karbamat telah berkembang setelah
organofosfat Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia
dibandingkan dengan organofosfat tetapi sangat efektif untuk membunuh insekta
Baygon termasuk ke dalam racun serangga ( insektisida ) Berdasarkan struktur
kimianya insektisida dapat digolongkan menjadi
1 Insektisida golongan fosfat organik seperti Malathoin Parathion Paraoxan
diazinon dan TEP
2 Insektisida golongan karbamat seperti carboryl dan baygon
3 Insektisida golongan hidrokarbon yang diklorkan seperti DDT endrin chlordane
dieldrin dan lindane
Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan pecobaan bunuh
diri jarang sekali akibat pembunuhan Berbeda dengan alergi keracunan memiliki gejala
yang bervariasi dan harus ditindaki dengan cepat dan tepat karena penanganan yang kurang
tepat tidak menutup kemungkinan hanya akan memperparah keracunan yang dialami
penderita
Gejala Klinis
Efek utama bagi tubuh keracunan (jika meminum baygon) adalah
gangguan penglihatan gangguan pernafasan dan hiper aktif gastro ndash intestinal
Efek Gejala1 Muskarinik - Salivasi lacrimasi urinasi dan diaree (SLUD)
- Kejang perut - Nausea dan vomitus
- Bradicardia - Miosis - Berkeringat
2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia
3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma
Keracunan Akut
Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam
1 Keracunan ringan
Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata
miosis penglihatan kabur
2 Keracunan Sedang
Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan
fasikulasi otot
3 Keracunan Berat
Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol
spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung
Keracunan Kronis
Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )
Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali
setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada
Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure
lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian
biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa
segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
- Bradicardia - Miosis - Berkeringat
2 nikotinik - Pegal-pegal lemah - Tremor - Paralysis - Dyspnea - Tachicardia
3 sistem saraf pusat - Bingung gelisah insomnia neurosis - Sakit kepala - Emosi tidak stabil - Bicara terbata-bata - Kelemahan umum - Convulsi - Depresi respirasi dan gangguan jantung- Koma
Keracunan Akut
Gejala - gejala timbul 30 - 60 menit dan mencapi maksimum dalam 2 - 8 jam
1 Keracunan ringan
Anoreksia sakit kepala pusing lemah ansietas tremor lidah dan kelopak mata
miosis penglihatan kabur
2 Keracunan Sedang
Nausia Salivasi lakrimasi kram perut muntah - muntah keringatan nadi lambat dan
fasikulasi otot
3 Keracunan Berat
Diare pin point pupil tidak bereaksi sukar bernafas edema paru sianons kontrol
spirgter hilang kejang - kejang koma dan blok jantung
Keracunan Kronis
Penghambatan kolinesterase akan menetap selama 2 1048753 6 minggu ( organofospat )
Untuk karbamat ikatan dengan AchE hanya bersifat sementara dan akan lepas kembali
setelah beberapa jam ( reversibel ) Keracunan kronis untuk karbamat tidak ada
Gejala-gejala bila ada menyerupai keracunan akut yang ringan tetapi bila eksposure
lagi dalam jumlah yang kecil dapat menimbulkan gejala-gejala yang berat Kematian
biasanya terjadi karena kegagalan pernafasan dan pada penelitian menunjukkan bahwa
segala keracunan mempunyai korelasi dengan perubahan dalam aktivitas enzim
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
kholinesterase yang terdapat pada pons dan medulla Kegagalan pernafasan dapat pula terjadi
karena adanya kelemahan otot pernafasan spasme bronchus dan edema pulmonum
Patofisiologi
Secara singkat patofisiologi efek baygon terhadap tubuh dapat digambarkan pada
bagan di bawah ini
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
Plan
Diagnosis
Untuk membantu penegakan diagnosis maka diperlukan autoanamnesis dan
aloanamnesis yang cukup cermat serta diperlukan bukti bukti yang diperoleh ditempat
kejadian Selanjutnya pada pemeriksaan fisik harus ditemukan dugaan tempat masuknya
racun yang dapat melalui berbagai cara yaitu inhalasi oral absorpsi kulit dan mukosa
atau parental Hal ini penting diketahui karena berpengaruh pada efek kecepatan dan
lamanya durasi (reaksi) keracunan
Selain itu diperlukan pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan berat ringannya gejela
klinis terutama jika pasien datang dalam keadaan tidak sadar Penilaian klinis paling awal
dan paling penting adalah status kesadaran Alat ukur kesadaran yang digunakan adalah
menggunakan skor GCS Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun
maka diagnosis keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dari semua penyebab
penurunan kesadaran seperti meningoensefalitis trauma perdarahan
subarachnoidintracranial perdarahan subdural atau ekstradural hematom hipoglikemia
ketoasidosis diabetikum uremia dan ensefalopati
Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata frekuensi nafas dan denyut jantung
mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan penurunan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang
Analisis toksikologi harus dilakukan sedini mungkin hal ini selain untuk membantu
penegakan diagnosis juga berguna untuk kepentingan penyelidikan polisis pada kasus
kejahatan Sampel yang dikirim adalah 50 mL urin 10 mL serum dan fesees Selain itu
pemeriksaan penunjang yang juga diperlukan pada pasien yang dicurigai mengalami
keracunan atau intoksikasi adalah
1 Laboratorium Klinik
- Analisis gas darah
- Darah lengkap
- Serum elektrolit
- Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal
- Sedimen urin
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
Pemeriksaan ini berguna untuk melihat dampak keracunan dan dapat dijadikan sebagai
dasar diagnosis penyebab keracunan seperti keracunan obat atau keracunan makanan
2 EKG
EKG perlu dilakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti dengan gangguan
irama jantung dapat berupa sinus takikardi sinus bradikardi takikardi supraventrikuler
ventrikel takikardi torsade de pointes fibrilasi ventrikel dan lainnya
3 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan terutama bila curiga adanya aspirasi zat racun melalui inhalasi atau dugaan
adanya perforasi lambung
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaannya adalah sebagai berikut
1 Stabilisasi
Penatalaksanaan keracunan pada waktu pertama kali berupa tindakan
resusitasi kardiopulmoner yang dilakukan dengan cepat dan tepat berupa pembebasan
jalan napas perbaikan fungsi pernapasan dan perbaikan sistem sirkulasi darah
2 Dekontaminasi
Dekontaminasi merupakan terapi intervensi yang bertujuan untuk menurunkan
pemaparan terhadap racun mengurangi absorpsi dan mencegah kerusakan Tindakan
dekontaminasi
tergantung pada lokasi tubuh yang terkena racun yaitu
Dekontaminasi pulmonal
Dekontaminasi pulmonal berupa tindakan menjauhkan korban dari pemaparan
inhalasi zat racun monitor kemungkinan gawat napas dan berikan oksigen lembab
100 dan jika perlu beri ventilator
Dekontaminasi mata
Dekontaminasi mata berupa tindakan untuk membersihkan mata dari racun yaitu
posisi kepala pasiem ditengadahkan dan miring ke posisi mata yang terburuk
kondisinya Buka kelopak matanya perlahan dan irigasi larutan aquades atau
NaCL 09 perlahan sampai zat racunnya diperkirakan sudah hilang
Dekontaminasi kulit (rambut dan kuku)
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
Tindakan dekontaminasi paling awal adalah melepaskan pakaian arloji sepatu
dan aksesorisd lainnnya dan masukkan dalam wadah plastik yang kedap air dan
tutup rapat cuci bagian kulit yang terkena dengan air mengalir dan disabun
minimal 10 menit selanjutnya keringkan dengan handuk kering dan lembut
Dekontaminasi gastrointestinal
Penelanan merupakan rute pemaparan yang tersering sehingga tindakan
pemberian bahan pengikat (karbon aktif) pengenceran atau mengeluarkan isi
kambung dengan cara induksi muntah atau aspirasi dan kumbah lambung dapat
mengurangi jumlah paparan bahan toksik
Tata Cara Dekontaminasi Gastrointestinal
Jenis Tindakan Tata Cara Kontraindikasi Perhatian Khusus
Induksi Muntah Stimulasi mekanis
pada orofaring
- Kesadaran menurun kejang
- Apneu paparan gt4 jam
- Keracunan zat korosif
Pneumopati inhalasi
sindrom Mallory
Weiss
Pengenceran Air dingin atau susu
250 mL
- Kesadaran menurun kejang
- Gangguan menelan atau
nafas
- Nyeri abdomen
- Asam pekat non kausatik
Aspirasi dan
Kubah
Lambung
Posisi Tredelenberg
left lateral
decubitus pasang
NGT aspirasi bilas
200-300 mL
sampai bersih
tambah karbon
aktif 50 gram
- Kesadaran turun tanpa
pasang intubasi
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Asam pekat non kausatik
- Petroleum desilat
Efektif paparan
lt1jam kehamilan
kelainan jantung
depresi SSP
perforasi lambung
Arang Aktif Dosis tunggal 30-50
gram
- Ileusobstruksi GIT
- Zat hidrokarbon
- Zat korosif
- Paparan gt1 jam
Konstipasi distensi
lambung
Bedah Bila menelan zat
korosif (asam
kuat) asing
-
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
3 Eliminasi
Tindakan eliminasi adalah tindakan untuk mempercepat pengeluaran racun
yang sedang beredar dalam darah atau dalam saluran gastrointestinal setelah lebih
dari 4 jam
4 Antidotum
Pada kebanyakan kasus keracunan sangat sedikit jenis racun yang ada obat
antidotumnya dan sediaan obat antidot yang tersedia secara komersial sangat sedikit
jumlahnya
Pengobatan Pada pasien yang sadar
- Kumbah lambung
- Injeksi sulfas atropin 2 mg ( 8 ampul ) Intra muscular
- 30 menit kemudian berikan 05 mg SA ( 2 ampul ) im diulang tiap 30 menit
sampai artropinisasi
- Setelah atropinisasi tercapai diberikan 0 25 mg SA ( 1 ampul ) im tiap 4 jam
selama 24 jam
Pada pasien yang tidak sadar
- Injeksi sulfus Atropin 4 mg intra vena ( 16 ampul )
- 30 menit kemudian berikan SA 2 mg ( 8 ampul ) im diulangi setiap 30 menit
sampai pasien sadar
- Setelah pasien sadar berikan SA 05 mg ( 2 ampul ) im sampai tercapai
atropinisasi ditandai dengan midriasis fotofobia mulutkering takikardi palpitasi
tensi terukur
- Setelah atropinisasi tercapai berikan SA 025 mg ( 1 ampul ) im tiap 4 jam selama
24 jam
5 Terapi gejala penyerta atau penyulit
Gangguan cairan elektrolit dan asam basa Kebutuhan dasar cairan harian 30-35
mLkgBBhari natrium 1-15 mmolkgBBhari kalium 1 mmolkgBBhari
Apabila terdapat gangguan elektrolit dan asam basa harus dikoreksi sesuai derat
berat-ringannya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
Gangguan irama jantung Sinus bradikardi yang disertai hipotensi dapat diberikan
sulfas atropine 06 mg intravena sedangkan pada sinus takikardi tidak diberikan
terapi spesifik
Hiperemesis Bila muntah gagal dikendalikan maka dapat diberikan
metoklopramid 10 mg intravena atau prokolperazin 10 mg oral atau ondancentron
8 mg intravena pelan
Rabdomiolisis Kelainan ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan kadar kreatinin
kinase serum dan kadar mioglobin urin Penatalaksanaan meliputi pemberian
cairan rehidrasi intravena dan alkalinasi urin
Pada kasus keracunan tujuan utama penanganan adalah segera membuang
racun yang belum terserap mencegah penyerapan lebih lanjut menetralisir racun
yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh membuang racun yang sudah terlanjur
beredar di dalam tubuh Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat
seperti air raksa (Merkuri) timbal besi perak Susu merupakan protein yang
memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan
logam berat Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang
terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh
Susu juga bermanfaat diberikan pada kasus keracunan cairan korosif yang
tertelan Susu dapat mengencerkan cairan korosif di lambung sehingga mengurangi
kadar keasaman dan mengurangi kerusakan lebih lanjut diakibatkan cairan korosif
Namun dalam pemberiannya harus hati-hati Pemberian air atau susu terlalu banyak
dapat memicu korban untuk muntah sehingga menyebarkan cairan korosif ke bagian
lain di dalam saluran makan dan menimbulkan kerusakan lebih luas Susu atau air
harus diberikan hanya sebanyak 1 gelas kecil (200-250 cc) untuk dewasa setengah
gelas untuk anak-anak
Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit
pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu Karbon memiliki sifat sebagai
penyerap adsorbent dengan cara mengikat racun Namun tidak semua racun dapat
diserap oleh karbon Material korosif alkohol kalium besi lithium adalah
contohnya Pada kasus overdosis obat-obatan karbon sangat bermanfaat sebagai
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya
pertolongan pertama untuk mencegah penyerapan racun Pemberian karbon harus
hati-hati Korban harus dipastikan sadar penuh dan mampu menjaga jalan nafas
Pada kasus keracunan secara umum dianjurkan untuk tidak memberikan
apapun lewat mulut kepada korban kecuali diinstruksikan oleh dokter Pada korban
yang tidak sepenuhnya sadar pemberian minuman akan sangat berbahaya Kasus
keracunan acapkali disertai muntah kadang dipicu juga oleh pemberian minuman
Ketika korban tidak mampu menjaga jalan nafasnya dengan baik muntahan ini dapat
masuk ke saluran pernafasan dan menyebabkan sumbatan di saluran nafas maupun di
paru-paru
Racun yang telah masuk dalam tubuh bisa saja telah terjadi penyerapan
diperlukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui apakah telah mengakibatkan
gangguan pada organ tubuh atau tidak Untuk memantau sejauh apa racun telah
mengganggu system organ diperlukan pemantauan terhap fungsi hati ginjal dan
jantung Sehingga diperlukan pemeriksaan darah terhadap fungsi hati dan ginjal
Sedangkan fungsi jantung dapat dilihat dari EKG secara berkala
Pendidikan
Memberikan edukasi kepada pasien mengenai penyakit faktor risiko komplikasi dan
penatalaksaan yang akan dilakukan Selain itu juga diberikan terhadap keluarga pasien
tentang kondisi pasien dan penanganannya
Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan bagian penyakit dalam dan kandungan untuk
penatalaksanaan selanjutnya