intoksikasi arsen

7
Intoksikasi Arsen A. Pengenalan Zat Arsen(as) senyawa dengan no atom 33 pada table periodic dan merupakan unsure pada golongan 5A. Arsen merupakan metalloid yakni senyawa yang dapat bersifat sebagai metal maupun non metal. Akan tetapi karena pada suhu dan atmosfir ruang, unsur ini seringkali dikenal sebagai metal. Di alam bebas unsure ini terdapat dalam dua bentuk arsenic organic (berikatan dengan hidrokarbon) dan arsenic inorganic. Arsenic sering dihasilkan sebagai hasil sampingan pada pertambangan terutama perak, perunggu, kobalt dan emas. B. Ketersediaan zat Arsenic tersedia dalam beberapa bentuk; gas, inorganic arsen dan organic arsen. Sebagai mineral bumi arsen ditemukan sebagai pengotor pada logam logam seperti perak, perunggu kobalt dan emas. Arsen memiliki beberapa bentuk oksidasi yakni arsenat pada kondisi teroksidasi dan arsenit pada kondisi terreduksi. Diketahui beberapa biota laut dapat mengubah bentuk arsen inorganic menjadi arsen organic seperti arsenobetaine dan arsenokolin. Asam arseinilat dan derivatnya digunakan sebagai zat penumbuh pada tumbuhan. C. Manfaat Zat Zat pengawet kayu

Upload: katou-jeffrey-shigehito

Post on 26-Nov-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

intosikasi arsen, kesehatan dan keselamatan dalam kerja

TRANSCRIPT

Intoksikasi Arsen

A. Pengenalan ZatArsen(as) senyawa dengan no atom 33 pada table periodic dan merupakan unsure pada golongan 5A. Arsen merupakan metalloid yakni senyawa yang dapat bersifat sebagai metal maupun non metal. Akan tetapi karena pada suhu dan atmosfir ruang, unsur ini seringkali dikenal sebagai metal. Di alam bebas unsure ini terdapat dalam dua bentuk arsenic organic (berikatan dengan hidrokarbon) dan arsenic inorganic. Arsenic sering dihasilkan sebagai hasil sampingan pada pertambangan terutama perak, perunggu, kobalt dan emas.

B. Ketersediaan zatArsenic tersedia dalam beberapa bentuk; gas, inorganic arsen dan organic arsen. Sebagai mineral bumi arsen ditemukan sebagai pengotor pada logam logam seperti perak, perunggu kobalt dan emas. Arsen memiliki beberapa bentuk oksidasi yakni arsenat pada kondisi teroksidasi dan arsenit pada kondisi terreduksi. Diketahui beberapa biota laut dapat mengubah bentuk arsen inorganic menjadi arsen organic seperti arsenobetaine dan arsenokolin. Asam arseinilat dan derivatnya digunakan sebagai zat penumbuh pada tumbuhan.

C. Manfaat Zat Zat pengawet kayu Asam cacodilat, MSMA, DSMA => pestisida kapas Bahan tambahan baterai otomobil Galliumarsenit dan indikum arsenit => bahan semikonduktor

D. Toksikokinetik Rute paparanUdara: via inhalasi. Pada asap rokok bisa terdapat arsen apabila tembakau yang digunakan diberikan pestiside arsenic. Paparan udara ini terutama dikhawatirkan pada pekerja di industri pengolahan/pemurnian tembaga, pada pembakit listrik yang menggunakan batubara kaya arsen, industry bahan konduktor yang menggunakan arsenic, dan pertambangan logam.Air: umumnya kandungan arsen pada airminum kurang dari 10mikrog/l, pada tempat yang memiliki daerah pertambangan konsentrasi arsen biasanya naik minimal 4000x lipat.Makanan: rata-rata makanan memiliki kandungan arsen dibawah 0,25mg/kg. akan tetapi pada beberapa makanan laut kandungan arsen diketahui dapat mencapai 10 kali lipat. Akan tetapi bentuk arsen pada makanan umumnya arsen organic dan tidak terlalu berbahaya. AbsorpsiUmumnya jalur masuk arsen kedalam tubuh manusia adalah melalui ingesti dan inhalasi. Sekitar 90% dari jumlah arsen pentavalen maupun trivalent akan diabsorpsi oleh traktus gastrointestinal. Sementara untuk arsen organic 75-85%.Pada inhalasi ukuran partikel mempengaruhi absorpsi. Pada partikel diatas 10 mikron akan terakumulasi di saluran pernapasan atas. Sementara partikel antara 5-10 mikron akan terjebak pada system mukosilier. Untuk partikel dibawah 5 mikron akan masuk ke dalam alveoli. Bahkan beberaa partikel selain sifat toksikodinamiknya juga mempunyai kemampuan untuk merusak alveoli. Arsenic udara berada dalam bentuk arsenic trioksida DistribusiDistribusi arsen terutama melalui darah.Kebanyakan arsen yang ,asuk peroral akan diakumulasi dalam hepar. Otot, tulang, paru dan ginjal diketahui akan memiliki jumlah absolute arsen cukup besar setelah orang mengalami intoksikasi. Akan tetapi kulit, kuku dan rambut diketahui memiliki konsentrasi terbesar. Arsen trivalent lebih banyak tersimpan dalam tubuh jika dibandingkan dengan arsen pentavalen. Transmisi melauli plasenta dimungkinkan terjadi karena arsen mampu menembus sawar darh-janin. MetabolismeArsen trivalent akan mengalami oksidasi secara in vivo dalam tubuh. Baik bentuk oksidasi maupun reduksi ini sama-sama akan mengalami metilasi dalam hepar menjadi MMA dan DMA. Bentuk termetilasi ini diketahui lebih tidak toksik dan mudah dieskresikan melalui urin. Akan tetapi sekitar 25 % dari arsen inorganic tidak mengalami metilasi. Waktu paruh arsen bervariasi mulai dari 2,1 hari hingga 40 hari. EkskresiEkskresi terutama melalui urin. Akan tetapi zat ini juga terakumulasi pada kuku dan rambut.

E. Toksikodinamik Perubahan pada kulit dan membrane mukosa (eksematoid, hyperkeratosis,melanosis) Pada GI tract meningkatkan salivasi, dyspepsia irregular, kram dan turun berat bdan, nausea, muntah Penurunan aktivitas seksual Neurotoksik, perifereal neuropati, perlambatan konduksi neural. Gangguan cardiovaskuler(paparan inhalasi selama 23 tahun meningkatkan resiko vasospastisitas pembuluh dan fenomena Raynaud). Pada ingesti arsen umumnya menyebabkan gangguan konduksi pada jantung dan juga arrhythmia. Dapat ditemukan pula gangguan distribusi darah karena konsumsi air minum yang mengandung arsen sebanyak 0,014-0,065 mg As/kg/hari atau sebanyak 0,17-0,18 ppm. Anemia hipoplastik, agranulositosis, thrombopenia, leucopenia. Karsinogenik Inhalasi hanya menyebabkan Kematian pada paparan kronis. Pada paparan akut bahkan dalam dosis 100mg As/m3 diketahui tidak menimbulkan kematian secara langsung. Pada ingesti arsen, paparan akut dalam dosis tunggal menyebabkan kematian pada dosis arsen 22-121mgAs/kgBB. Sementara dosis harian 2mgAs/kg/hari(110 ppm) selama 8 minggu menyebabkan efek lethal Efek respiratory diketahui hanya disebabkan karena peradangan pada jalan nafas. Bahkan efek distress respiratory, bronchitis dan edema pulmoner diketahui disebabkan karena efek inflamasi yang disebabkan oleh partikel arsen. Pada konsumsi 0.03-0,05mg As/ hari diketahui menyebabkan Efek pada hepar disebabkan oleh konsumsi arsen sebanyak 0,01-0,1 mg/ hari. Akan terjadi pembengkakan dan pengerasan hepar. Pada paparan akut dosis 2mg/kgbb juga menyebabkan efek yang sama. Genotoksik

F. PenatalaksanaanPertolongan pertama (standart treatment) bila kulit kita terpapar arsenik: cuci permukaan kulit dengan air mengalir secara kontinu kurang lebih 10 menit, atau sampai tidak ada kandungan bahan kimia di atas kulit. Bila perlu, gunakan sabun. Baju yang terkontaminasi harus dilepaskan. Kemudian segera ke dokter untuk mendapat pertolongan medis. Sementara bila racun masuk ke pencernaan, masukkan air dalam jumlah yang cukup besar ke dalam mulut untuk mencuci. Tetapi, air jangan tertelan. Kalau bahan kimianya sudah tertelan, minum kurang lebih 250 ml air dan jangan memaksakan muntah. Segera cari pertolongan medis.Cara mengatasi keracunan arsenik berbeda antara keracunan akut dan kronik. Untuk keracunan akut yang belum berlangsung 4 jam, korban diberi ipekak untuk merangsangnya muntah. Dapat juga dilakukan bilas lambung apabila ia tidak dapat minum. Pemberian katartik atau karboaktif dapat bermanfaat. Sedangkan untuk keracunan yang sudah berlangsung lebih lama (termasuk juga keracunan kronik), sebaiknya diberi antidotumnya, yaitu suntikan intramuskuler dimerkaprol 3-5 mg/kgBB 4-6 kali sehari selama 2 hari. Pengobatan dilanjutkan 2-3 kali sehari selama 8 hari.Metode kimia dan sintetik saat ini digunakan untuk mengobati keracunan arsenik. Dimercaprol dan asam dimercaptosuccinic adalah agen chelating yang mengambil arsenik dari protein darah dan digunakan untuk mengobati keracunan arsenik akut. Dimercaprol jauh lebih beracun daripada succimer.