interkoneksi budaya, pendidikan dan pelayanan kesehatan ... filekondisi sosial, budaya, dan ekonomi...
TRANSCRIPT
25
Interkoneksi Budaya, Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan Berbasis
Keluarga Di Kabupaten Kolaka
Drs Juhaepa M.Si
Dr. Muh Arsyad,M.Si
Sarpin,S.Sos,M.Si
Harnina Ridwan, S.IP., M.Si
Abstrak
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana interkoneksi antara kebudayaan,
pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka. Tujuan dari
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis interkoneksi antara
kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kolaka untuk mengetahui dan menganalisis
interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.
Adapun tehnik penarikan sampling dilakukan dengan metode tehnik purposive sampling, yaitu
penarikan sampling secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan memperhatikan
kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi kriteria dalam penentuan informan penelitian.
Adapun hasil penelitian ini adalah Budaya kekeluargaan dan kegotongroyongan yang masih
kental dalam masyarakat Kab. Kolaka saat ini dapat dijadikan sebagai modal sosial masyarakat untuk
menciptakan tatanan masyarakat yang baik dan sejahtera dalam bidang ekonomi. Demikian halnya
dengan modal sosial masyarakat yang cenderung agamis dapat menjadi pondasi dalam menciptakan
masyarakat yang lebih humanis dan berakhlak serta sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit
masyarakat.
Demikian pula halnya dengan pendidikan, keluarga dalam masyarakat Kolaka telah menyadari
pentingnya pendidikan dalam keluarga mereka selain pendidikan formal yang didapat melalui sekolah
formal. Walaupun masih terdapat keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan formal anggota
keluarga (anak) mereka namun mereka telah menyadari bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-
anak mereka. Hal tersebut merupakan modal sosial bagi masyarakat Kolaka untuk membentuk dan
atau memberikan pendidikan berbasis keluarga pada masyarakat Kolaka.
Kata Kunci : Interkoneksi Budaya, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan.
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Perilaku hidup sehat dalam masyarakat tentunya tidak terlepas dari budaya dan
pendidikan masyarakat tersebut. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan
kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan merupakan
proses pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia
dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh
dan mengembangkan budaya. Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan timbale balik
sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan
dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan.
26
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita,
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program
sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program
Indonesia Sejahtera. Program Indonesia sehat selanjutnya menjadi program utama
Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerja dengan mendatangi
keluarga. Terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu: 1) Fungsi afektif (The Affective Function)
adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. 2) Fungsi sosialisasi yaitu proses
perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. 3) Fungsi reproduksi (The Reproduction
Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5) Fungsi perawatan atau
pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka telah melakukan berbagai upaya terkait
program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga, namun hasilnya belum maksimal. Pihak
puskesmas pun berusaha mengoptimalkan program-pragram tersebut, akan tetapi hinga saat ini
masih banyak masyarakat kabupetan Kolaka yang belum mengikuti program Indonesia Sehat.
Ketika berbicara mengenai kesehatan, perilaku hidup sehat tentunya tidak terlepas dari
peranan keluarga. Fungsi sangat krusial dalam mambangun perilaku hidup sehat. Keluarga
adalah unit terkecil dalam tataran sosial. Melalui keluarga juga, individu-individu memperoleh
pendidikan dan berperilaku sehat yang didukung oleh budaya dalam masyarakat tersebut. Jadi
antara kebudayaan pendidikan dan kesehatan memiliki hubungan yang erat dikarenakan ketiga
hal tersebut hidup dan berkembang melalui keluarga.
2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan
masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka?
3. Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat
berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Keluarga Keluarga menurut sejumlah ahli adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam
masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi, merupakan kelompok primer
yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal,
hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi (UU Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat
10; Khairuddin, 1985; Landis, 1989; Day et al., 1995; Gelles, 1995; Ember & Ember, 1996;
Vosler, 1996). Menurut U.S. Bureau of the Census Tahun 2000 keluarga terdiri atas orang-orang
yang hidup dalam satu rumah tangga Newman & Grauerholz, (2002) dalam Puspitawati (2015).
27
2. Kebudayaan Dalam Keluarga, Pendidikan dan Kesehatan
a. Pengertian Budaya Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa.
Sebenarnya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal–hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan (Clifford, 1992).
b. Hubungan Budaya dengan Pendidikan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke menyebabkan kayanya
budaya yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan orang tua, orang tua yang berasal dari
berbagai daerah di Indonesia dapat menjadi aset yang penting dalam mengajarkan
kebudayaan pada anak. Orang tua yang berasal dari daerah yang berbeda tentunya memiliki
kebudayaan yang berbeda, sehingga memang tak dapat dipungkiri jika kadangkala orang tua
yang berasal dari kebudayaan yang berbeda memiliki perbadaan dalam hal kebiasaan dan
cara mengasuh anak. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi penghambat bagi orang tua
dalam mengajarkan kebudayaan Indonesia pada anaknya. Justru sebaliknya, orang tua yang
berasal dari kebudayaan yang berbeda dapat mengajarkan pada anak lebih banyak ragam
budaya yang ada, sehingga anak memiliki referensi lebih banyak tentang kebudayaan yang
ada di Indonesia.
C. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kolaka untuk mengetahui dan menganalisis
interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.
2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kuantitatif
untuk mengetahui interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di
Kabupaten Kolaka.
3. Populasi dan Informan Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten
Kolaka. Adapun tehnik penarikan sampling dilakukan dengan metode tehnik purposive
sampling, yaitu penarikan sampling secara sengajadengan mempertimbangkan tujuan penelitian
dan memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi kriteria dalam
penentuan informan penelitian.
Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Dimana;
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance),
batas toleransi kesalahan (error tolerance) ditetapkan sebesar 5%.
Selanjutnya, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam maka dalam
penelitian ini akan ditentukan informan kunci (key informan) yang berasal dari Dinas Penduduk
dan Pencatatan Sipil, Puskesmas yang melaksanakan program Indonesia Sehat dan seluruh
masyarakat Kabupetan Kolaka.
4. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
28
5. Gambaran Umum Lokasi
5.1 Letak Geografis Kabupaten Kolaka Kabupaten Kolaka terletak dijazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Secara geografis
tertetak di bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara, memanjang dari Utara ke Selatan di
antara 3036
’ – 4
0 35
’ Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 120
0
45’ - 121
0 52
’ Bujur Timur. Adapun batas wilayah Kabupaten Kolaka sebagai berikut;
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kolaka Utara,
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana,
3) Sebelah Timur berbatasan dengan KolakaTimur, dan
4) Sebelah Barat berbatasan dengan provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.
D. HASIL PENELITIAN
1. Kebudayaan, Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis
Keluarga Untuk melihat interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan
berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka, maka terlebih dahulu harus dilihat hubungan antara
pendidikan dan budaya keluarga, kesehatan dan budaya keluarga, serta pelayanan kesehatan
pada masyarakat di Kabupaten Kolaka.
2. Pendidikan Dan Budaya Keluarga Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kabupaten
Kolaka menganggap bahwa pendidikan merupakan hal yang penting bagi keluarga mereka.
Oleh karena itu mereka akan berusaha untuk menyelesaikan pendidikan setiap anggota keluarga
ke tingkat yang lebih tinggi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar diagram berikut;
Gambar 1. Persepsi Masyarakat Terhadap Pentingnya Tingkat Pendidikan
Anggota Keluarga
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
Masyarakat Kolaka saat ini telah mengganggap bahwa pendidikan merupakan salah
satu hal penting yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh seluruh anggota keluarga mereka. Hal
tersebut diperkuat dengan temuan bahwa walaupun saat ini masih terdapat anggota keluarga
dalam masyarakat Kolaka yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka, namun hal tersebut
bukan dipengaruhi oleh faktor budaya keluarga, namun lebih kepada faktor kekurangan biaya.
Seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut;
29
Gambar 2. Penyebab Utama Anggota Keluarga
Tidak Bersekolah
Sumber :
Pengolahan Data Penelitian, 2018
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penyebab utama masyarakat tidak
bersekolah/ menyelesaikan sekolah mereka dipengaruhi oleh tidak adanya/ kekurangan biaya
untuk bersekolah sehingga mereka tidak mampu menempuh jalur pendidikan formal. Data
menunjukkan bahwa sebanyak 80% responden menyatakan bahwa penyebab utama anggota
keluarga mereka tidak bersekolah tidak melanjutkan sekolah karena faktor kekurangan biaya,
dan hanya sebanyak 20% responden yang menyatakan bahwa penyebab utamanya adalah
budaya dalam keluarga.
Walaupun penyebab utama adalah faktor kekurangan biaya, namun sebagian besar
masyarakat telah merencanakan pendidikan bagi keluarga mereka hingga ke jenjang yang lebih
tinggi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut;
Gambar 3. Perencanaan Pendidikan Bagi Anggota Keluarga
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
80.0
20.0
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0
Kekurangan Biaya
Faktor Budaya Keluarga
56.0
36.0
8.0
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0
Telah Merencanakan
Belum Merencanakan
Tidak Merencanakan
30
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar responden (56%)
menyatakan bahwa saat ini mereka telah merencanakan pendidikan untuk anggota keluarga
mereka yang masih berusia sekolah, sedangkan sebagian kecil responden (36%) belum
merencanakan pendidikan untuk keluarga mereka, dan hanya sebesar 8% responden
menyatakan tidak merencanakan pendidikan untuk anggota keluarga mereka.
3. Kesehatan dan Budaya Keluarga Peningkatan pola hidup sehat dalam masyarakat sering dipengaruhi oleh faktor budaya
(kebiasan) yang dilakukan oleh masyarakat ketika anggota keluarga mengalami sakit, hal
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap penanganan penyakit yang ada dalam masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga saat ini sebagian besar masyarakat Kolaka telah
menyadari arti pentingnya kesehatan dan pengobatan penyakit bagi keluarga mereka. Seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 4. Kebiasaan Berobat Ketika Sakit
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (84%) menyatakan
bahwa mereka akan ke rumah sakit/puskesmas ketiak ada anggota keluarga mereka yang
menderita sakit, dan hanya sebagian kecil responden (16%) yang menyatakan bahwa mereka
akan ke dukun ketika ada keluarga mereka yang sakit. Hal tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat di Kolaka saat ini telah menggunakan jasa pengobatan modern (rumah
sakit/puskesmas) dalam melakukan pengobatan terhadap penyakit yang di derita. Sehingga
dapat dikatakan bahwa saat ini masyarakat Kolaka telah memahami pentingnya upaya kesehatan
melalui pengobatan modern. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan
pada rumah sakit/puskesmas tentu terait dengan kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan yang
diberikan. Saat ini masyarakat Kolaka sebagian besar telah merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan ketika melakukan pengobatan di rumah sakit/puskesmas. Seperti yang ditunjukkan
pada gambar berikut:
84
16
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Rumah Sakit/Puskesmas
Dukun
31
Gambar 5. Kepuasaan Terhadap Pelayanan Rumah Sakit/Puskesmas
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (76%) menyatakan
bahwa mereka sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit/puskesmas ketika
melakukan pengobatan dan hanya sebagian kecil (24%) responden menyatakan bahwa mereka
kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit/puskesmas ketika melakukan
pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa hingga saat ini upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten Kolaka telah dilakukan secara optimal untuk
memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kolaka.
4. Pelayanan Kesehatan Berbasis Keluarga Penelitian ini membagi beberapa indakator untuk melihat interkoneksi antara budaya,
pendidikan, serta pelayanan kesehatan pada masyarakat Kolaka.
a. Keluarga Mengikuti Program KB Budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat berperan penting dalam
optimalisasi program KB di Kabupaten Kolaka. Masyarakat Kolaka terbagi atas masyarakat
modern dan tradisional. Persentase Keluarga yang telah mengikuti program KB di
Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 6. Persentase Keluarga Yang Mengikuti Program KB
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
76.0
24.0
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
Sangat Puas
Kurang Puas
74.0
26.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
Mengikuti Tidak Mengikuti
32
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini sebagian besar (75%) keluarga di
Kabupaten Kolaka telah mengikuti program keluarga berencana (KB) dan hanya sebagian
kecil (25%) keluarga yang belum tidak mengikuti program keluarga berencana (KB).
Adapun keluarga yang telah mengikuti program KB sebagian besar menggunakan metode
kontrasepsi suntik dan kontrasepsi spiral, sedangkan hanya sebagian kecil yang
menggunakan alat kontrasepsi Pil. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 7. Persentase Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Kabupaten Kolaka
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penggunaan alat kontrasepsi pada
masyarakat di Kabupaten Kolaka telah mengikuti perkembangan teknologi terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi, dengan semakin berkurangnya penggunaan alat kontrasepsi Pil
serta tidak adanya lagi masyarakat yang menggunakan metode alamiah dalam program
keluarga berencana.
Adapun alasan keluarga yang belum/tidak mengikuti program keluarga berencana
(KB) di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar diagram berikut:
Gambar 8. Alasan Keluarga Tidak Mengikuti Program KB Di Kabupaten Kolaka
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
Hal yang menarik bahwa keluarga yang tidak mengikuti program KB karena
keinginan mereka untuk memiliki jumlah anak yang lebih dari dua (banyak) serta adanya
pengaruh agama sehingga mereka tidak mau mengikuti program KB.
56.0
42.0
2.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
Alat Kontarsepsi Suntik
Metode Kontrasepsi Spiral
Pil KB
20.0
62.0
18.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Kebiasaan Keluarga Tidak Mau Jauh Dari Fasilitas Kesehatan
33
b. Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Pada umumya masyarakat Kolaka telah memanfaatkan fasilitas kesehatan modern
untuk melakukan persalinan baik di rumah sakit maupun di puskesmas terdekat dengan
tempat tinggalnya, baik masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan maupun tinggal di
daerah pedesaan/pelosok.
Gambar 9. Tempat Pertolongan Persalinan Keluarga Di Kabupaten Kolaka
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
c. Imunisasi Lengkap Pada Bayi
Masyarakat Kolaka pada umunya telah mendapatkan imunisasi lengkap, baik
yang berada di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan dengan
memanfaatkan rumah sakit, puskesmas maupun posyandu unit desa.
Gambar 10. Imunisasi Lengkap Pada Bayi
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
d. ASI Ekslusif Bayi
Adapun persentase bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif pada keluarga di
Kabpaten Kolaka dapat dlihat pada gambar berikut:
6.0
76.0
18.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
Dokter Kandungan Bidan Dukun Terlatih
60.0
36.0
4.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Sudah Semua Baru Sebagian Tidak Ada
34
Gambar 11. Persentase Bayi Yang Mendapatkan ASI Ekslusif
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
e. Pemantauan Pertumbuhan Pada Balita Belum semua wanita yang memiliki balita di Kabupaten Kolaka secara rutin
membawa anak mereka untuk mendapatkan pemantauan pertumbuhan meliputi pertumbuhan
tinggi badan, berat badan dan sebagainya di rumah sakit/puskesmas maupaun posyandu. hal
tersebut tidak terkait dengan tingkat pendidikan maupun budaya yang berkembang pada
masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh
kesadaran para ibu terkait pemantauan pertumbuhan balita mereka. Adapun tempat
pemantauan pertumbuhan Balita di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 12. Tempat Pemantauan Pertumbuhan Balita
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
f. Pengobatan Bagi Penderita Tuberkolosis Paru Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kolaka telah mendapatkan pengobatan
standar bagi penderita tuberkolosis paru. Namun terdapat sebagian kecil yang belum
mendapatkan pengobatan standar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
66.0
32.0
2.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Semua Hanya Sebagian Diganti Susu Formula
6.0
22.0
72.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
Rumah Sakit Puskesmas Posyandu
35
Gambar 13. Pengobatan Bagi Penderita Tuberkolosis Paru
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
g. Pengobatan Teratur Pada Penderita Hipertensi Pada umumnya penderita hipertensi di Kabupaten Kolaka tidak melakukan
pengobatan secara teratur, baik masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan maupun yang
tinggal diwilayah pedesaan/pelosok. Hal ini disebabkan oleh budaya/ kebiasaan masyarakat
yang masih menganggap baahwa penderita hipertensi merupakan penyakit yang umum dan
biasa di alami oleh masyarakat, serta tidak memerlukan pengobatan yang teratur. Pengobatan
teratur pada penderita hipertensi di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
h. Pengobatan Bagi Penderita Gangguan Jiwa Hingga saat ini penderita gangguan jiwa di Kabupaten Kolaka sebagian besar telah
mendapatkan penanganan medis dan tidak diterlantarkan. Namun masih ada sebagian kecil
76.0
22.0
2.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
Pengobatan Rutin Kurang Pengobatan Tidak Mau
Gambar 13. Pengobatan Penderita Tuberkolosis Paru
28.0
72.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
Melakukan Pengobatan Tidak Melakukan Pengobatan
Gambar 14. Pengobatan Teratur Pada Penyakit
Hipertensi
36
penderita yang melakukan pengobatan tradisional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut:
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
i. Anggota Keluarga Yang Tidak Merokok Sebagian besar anggota keluarga yang ada dalam masyarakat di Kabupaten Kolaka
adalah perokok aktif. Lebih jelasnya dapat diihat pada gambar berikut:
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
j. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Keluarga Hanya sebagian kecil masyarakat Kabupaten Kolaka yang saat ini menjadi anggota
JKN. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya sosialisasi yang dilakukan, khususnya
bagi masyarakat yang tinggal di daerah pelosok dan berprofesi sebagai wiraswasta, petani
dan nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Penanganan Medis86%
Pengobatan Tradisional
14%
Gambar 15. Pengobatan Pada Penderita Gangguan Jiwa
Tidak Ad22%
1-2 Orang78%
Gambar 16. Kebiasaan Merokok Dalam Keluarga
37
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
k. Akses Sarana Air Bersih Pada umunya sebagian besar masyarakat Kabupaten Kolaka telah mendapatkan
akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Lebih jelasnya dapat dlihat
pada gambar berikut:
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
l. Akses Jamban Sehat Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kolaka telah memenuhi akses jamban yang
sehat bagi keluarga mereka, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
Untuk masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan akses jamban sehat pada umunya belum
terpenuhi. Kebiasaan-kebiasaan warga yang melakukan MCK di sungai masih terdapat
sebagian kecil. Hal tersebut lebih cenderung dipengaruhi karena keterbatasan biaya untuk
membuat jamban sehat bagi keluarga mereka, sehingga mereka lebih memilih sungai. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
58.0
42.0
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Mendapat JKN Tidak Mendapat JKN
Gambar 17. Keluarga Yang Mendapat Jaminan Kesehatan
Nasional
42.0
28.030.0
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
Sumur Gali Sumur Bor PDAM
Gambar 18. Akses Sarana Air Bersih Keluarga
38
Sumber:
Pengolahan Data Penelitian, 2018
E. KESIMPULAN Budaya kekeluargaan dan kegotongroyongan yang masih kental dalam masyarakat Kab.
Kolaka saat ini dapat dijadikan sebagai modal sosial masyarakat untuk menciptakan tatanan
masyarakat yang baik dan sejahtera dalam bidang ekonomi. Demikian halnya dengan modal sosial
masyarakat yang cenderung agamis dapat menjadi pondasi dalam menciptakan masyarakat yang
lebih humanis dan berakhlak serta sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit masyarakat.
Demikian pula halnya dengan pendidikan, keluarga dalam masyarakat Kolaka telah
menyadari pentingnya pendidikan dalam keluarga mereka selain pendidkan formal yang didapat
melalui sekolah formal. Walaupun masih terdapat keluarga yang tidak mampu membiayai
pendidikan formal anggota keluarga (anak) mereka namun mereka telah menyadari bahwa
pendidikan sangat penting bagi anak-anak mereka. Hal tersebut merupakan modal sosial bagi
masyarakat Kolaka untuk membentuk dan atau memberikan pendidikan berbasis keluarga pada
masyarakat Kolaka.
F. DAFTAR PUSTAKA Anita, L.V. 2004. Handbook of Family Comunication.USA:Lawrence Elbraum Press. hal 349.
Abbas. (2010). Strategi dan Pilihan Mengajar Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Baron, R.A dan Donn B. 2003.Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Clifford, G. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.
Depkes. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Jallaluddin,Rakhmat. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Jalaluddin. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Ta’dib Vol. XVII, No. 01.
Telah Memenuhi
Standar56%
Kurang Memenuhi
Standar44%
Gambar 19. Akses Jamban Sehat Bagi Keluarga