interkoneksi budaya, pendidikan dan pelayanan kesehatan ... filekondisi sosial, budaya, dan ekonomi...

14
25 Interkoneksi Budaya, Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan Berbasis Keluarga Di Kabupaten Kolaka Drs Juhaepa M.Si [email protected] Dr. Muh Arsyad,M.Si [email protected] Sarpin,S.Sos,M.Si [email protected] Harnina Ridwan, S.IP., M.Si [email protected] Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kolaka untuk mengetahui dan menganalisis interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka. Adapun tehnik penarikan sampling dilakukan dengan metode tehnik purposive sampling, yaitu penarikan sampling secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi kriteria dalam penentuan informan penelitian. Adapun hasil penelitian ini adalah Budaya kekeluargaan dan kegotongroyongan yang masih kental dalam masyarakat Kab. Kolaka saat ini dapat dijadikan sebagai modal sosial masyarakat untuk menciptakan tatanan masyarakat yang baik dan sejahtera dalam bidang ekonomi. Demikian halnya dengan modal sosial masyarakat yang cenderung agamis dapat menjadi pondasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih humanis dan berakhlak serta sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit masyarakat. Demikian pula halnya dengan pendidikan, keluarga dalam masyarakat Kolaka telah menyadari pentingnya pendidikan dalam keluarga mereka selain pendidikan formal yang didapat melalui sekolah formal. Walaupun masih terdapat keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan formal anggota keluarga (anak) mereka namun mereka telah menyadari bahwa pendidikan sangat penting bagi anak- anak mereka. Hal tersebut merupakan modal sosial bagi masyarakat Kolaka untuk membentuk dan atau memberikan pendidikan berbasis keluarga pada masyarakat Kolaka. Kata Kunci : Interkoneksi Budaya, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perilaku hidup sehat dalam masyarakat tentunya tidak terlepas dari budaya dan pendidikan masyarakat tersebut. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan merupakan proses pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh dan mengembangkan budaya. Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan timbale balik sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan.

Upload: trinhmien

Post on 29-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

25

Interkoneksi Budaya, Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan Berbasis

Keluarga Di Kabupaten Kolaka

Drs Juhaepa M.Si

[email protected]

Dr. Muh Arsyad,M.Si

[email protected]

Sarpin,S.Sos,M.Si

[email protected]

Harnina Ridwan, S.IP., M.Si

[email protected]

Abstrak

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana interkoneksi antara kebudayaan,

pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka. Tujuan dari

dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis interkoneksi antara

kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kolaka untuk mengetahui dan menganalisis

interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.

Adapun tehnik penarikan sampling dilakukan dengan metode tehnik purposive sampling, yaitu

penarikan sampling secara sengaja dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan memperhatikan

kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi kriteria dalam penentuan informan penelitian.

Adapun hasil penelitian ini adalah Budaya kekeluargaan dan kegotongroyongan yang masih

kental dalam masyarakat Kab. Kolaka saat ini dapat dijadikan sebagai modal sosial masyarakat untuk

menciptakan tatanan masyarakat yang baik dan sejahtera dalam bidang ekonomi. Demikian halnya

dengan modal sosial masyarakat yang cenderung agamis dapat menjadi pondasi dalam menciptakan

masyarakat yang lebih humanis dan berakhlak serta sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit

masyarakat.

Demikian pula halnya dengan pendidikan, keluarga dalam masyarakat Kolaka telah menyadari

pentingnya pendidikan dalam keluarga mereka selain pendidikan formal yang didapat melalui sekolah

formal. Walaupun masih terdapat keluarga yang tidak mampu membiayai pendidikan formal anggota

keluarga (anak) mereka namun mereka telah menyadari bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-

anak mereka. Hal tersebut merupakan modal sosial bagi masyarakat Kolaka untuk membentuk dan

atau memberikan pendidikan berbasis keluarga pada masyarakat Kolaka.

Kata Kunci : Interkoneksi Budaya, Pendidikan, Pelayanan Kesehatan.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Perilaku hidup sehat dalam masyarakat tentunya tidak terlepas dari budaya dan

pendidikan masyarakat tersebut. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya merupakan

kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan merupakan

proses pemanusiaan untuk menjadikan manusia memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia

dewasa, dan manusia seutuhnya agar mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi secara penuh

dan mengembangkan budaya. Kebudayaan dan pendidikan memiliki hubungan timbale balik

sebab kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan

dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan.

26

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita,

yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program

sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program

Indonesia Sejahtera. Program Indonesia sehat selanjutnya menjadi program utama

Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana

Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui

Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015.

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan

mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerja dengan mendatangi

keluarga. Terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu: 1) Fungsi afektif (The Affective Function)

adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. 2) Fungsi sosialisasi yaitu proses

perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan

belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. 3) Fungsi reproduksi (The Reproduction

Function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4) Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu

meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 5) Fungsi perawatan atau

pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function) adalah untuk mempertahankan keadaan

kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka telah melakukan berbagai upaya terkait

program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga, namun hasilnya belum maksimal. Pihak

puskesmas pun berusaha mengoptimalkan program-pragram tersebut, akan tetapi hinga saat ini

masih banyak masyarakat kabupetan Kolaka yang belum mengikuti program Indonesia Sehat.

Ketika berbicara mengenai kesehatan, perilaku hidup sehat tentunya tidak terlepas dari

peranan keluarga. Fungsi sangat krusial dalam mambangun perilaku hidup sehat. Keluarga

adalah unit terkecil dalam tataran sosial. Melalui keluarga juga, individu-individu memperoleh

pendidikan dan berperilaku sehat yang didukung oleh budaya dalam masyarakat tersebut. Jadi

antara kebudayaan pendidikan dan kesehatan memiliki hubungan yang erat dikarenakan ketiga

hal tersebut hidup dan berkembang melalui keluarga.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimana interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan

masyarakat berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka?

3. Tujuan Kegiatan Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat

berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Keluarga Keluarga menurut sejumlah ahli adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam

masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi, merupakan kelompok primer

yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal,

hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi (UU Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat

10; Khairuddin, 1985; Landis, 1989; Day et al., 1995; Gelles, 1995; Ember & Ember, 1996;

Vosler, 1996). Menurut U.S. Bureau of the Census Tahun 2000 keluarga terdiri atas orang-orang

yang hidup dalam satu rumah tangga Newman & Grauerholz, (2002) dalam Puspitawati (2015).

27

2. Kebudayaan Dalam Keluarga, Pendidikan dan Kesehatan

a. Pengertian Budaya Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa.

Sebenarnya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal–hal yang

berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,

yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan (Clifford, 1992).

b. Hubungan Budaya dengan Pendidikan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke menyebabkan kayanya

budaya yang ada di Indonesia. Begitu juga dengan orang tua, orang tua yang berasal dari

berbagai daerah di Indonesia dapat menjadi aset yang penting dalam mengajarkan

kebudayaan pada anak. Orang tua yang berasal dari daerah yang berbeda tentunya memiliki

kebudayaan yang berbeda, sehingga memang tak dapat dipungkiri jika kadangkala orang tua

yang berasal dari kebudayaan yang berbeda memiliki perbadaan dalam hal kebiasaan dan

cara mengasuh anak. Namun, hal tersebut bukanlah menjadi penghambat bagi orang tua

dalam mengajarkan kebudayaan Indonesia pada anaknya. Justru sebaliknya, orang tua yang

berasal dari kebudayaan yang berbeda dapat mengajarkan pada anak lebih banyak ragam

budaya yang ada, sehingga anak memiliki referensi lebih banyak tentang kebudayaan yang

ada di Indonesia.

C. METODE PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kolaka untuk mengetahui dan menganalisis

interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka.

2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan atau desain penelitian deskriptif kuantitatif

untuk mengetahui interkoneksi budaya pendidikan dan pelayanan kesehatan berbasis keluarga di

Kabupaten Kolaka.

3. Populasi dan Informan Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten

Kolaka. Adapun tehnik penarikan sampling dilakukan dengan metode tehnik purposive

sampling, yaitu penarikan sampling secara sengajadengan mempertimbangkan tujuan penelitian

dan memperhatikan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi kriteria dalam

penentuan informan penelitian.

Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Dimana;

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance),

batas toleransi kesalahan (error tolerance) ditetapkan sebesar 5%.

Selanjutnya, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam maka dalam

penelitian ini akan ditentukan informan kunci (key informan) yang berasal dari Dinas Penduduk

dan Pencatatan Sipil, Puskesmas yang melaksanakan program Indonesia Sehat dan seluruh

masyarakat Kabupetan Kolaka.

4. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

28

5. Gambaran Umum Lokasi

5.1 Letak Geografis Kabupaten Kolaka Kabupaten Kolaka terletak dijazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Secara geografis

tertetak di bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara, memanjang dari Utara ke Selatan di

antara 3036

’ – 4

0 35

’ Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 120

0

45’ - 121

0 52

’ Bujur Timur. Adapun batas wilayah Kabupaten Kolaka sebagai berikut;

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kolaka Utara,

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana,

3) Sebelah Timur berbatasan dengan KolakaTimur, dan

4) Sebelah Barat berbatasan dengan provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.

D. HASIL PENELITIAN

1. Kebudayaan, Pendidikan Dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Berbasis

Keluarga Untuk melihat interkoneksi antara kebudayaan, pendidikan dan pelayanan kesehatan

berbasis keluarga di Kabupaten Kolaka, maka terlebih dahulu harus dilihat hubungan antara

pendidikan dan budaya keluarga, kesehatan dan budaya keluarga, serta pelayanan kesehatan

pada masyarakat di Kabupaten Kolaka.

2. Pendidikan Dan Budaya Keluarga Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat kabupaten

Kolaka menganggap bahwa pendidikan merupakan hal yang penting bagi keluarga mereka.

Oleh karena itu mereka akan berusaha untuk menyelesaikan pendidikan setiap anggota keluarga

ke tingkat yang lebih tinggi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar diagram berikut;

Gambar 1. Persepsi Masyarakat Terhadap Pentingnya Tingkat Pendidikan

Anggota Keluarga

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

Masyarakat Kolaka saat ini telah mengganggap bahwa pendidikan merupakan salah

satu hal penting yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh seluruh anggota keluarga mereka. Hal

tersebut diperkuat dengan temuan bahwa walaupun saat ini masih terdapat anggota keluarga

dalam masyarakat Kolaka yang tidak menyelesaikan pendidikan mereka, namun hal tersebut

bukan dipengaruhi oleh faktor budaya keluarga, namun lebih kepada faktor kekurangan biaya.

Seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut;

29

Gambar 2. Penyebab Utama Anggota Keluarga

Tidak Bersekolah

Sumber :

Pengolahan Data Penelitian, 2018

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa penyebab utama masyarakat tidak

bersekolah/ menyelesaikan sekolah mereka dipengaruhi oleh tidak adanya/ kekurangan biaya

untuk bersekolah sehingga mereka tidak mampu menempuh jalur pendidikan formal. Data

menunjukkan bahwa sebanyak 80% responden menyatakan bahwa penyebab utama anggota

keluarga mereka tidak bersekolah tidak melanjutkan sekolah karena faktor kekurangan biaya,

dan hanya sebanyak 20% responden yang menyatakan bahwa penyebab utamanya adalah

budaya dalam keluarga.

Walaupun penyebab utama adalah faktor kekurangan biaya, namun sebagian besar

masyarakat telah merencanakan pendidikan bagi keluarga mereka hingga ke jenjang yang lebih

tinggi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut;

Gambar 3. Perencanaan Pendidikan Bagi Anggota Keluarga

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

80.0

20.0

0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

Kekurangan Biaya

Faktor Budaya Keluarga

56.0

36.0

8.0

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0

Telah Merencanakan

Belum Merencanakan

Tidak Merencanakan

30

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa sebagian besar responden (56%)

menyatakan bahwa saat ini mereka telah merencanakan pendidikan untuk anggota keluarga

mereka yang masih berusia sekolah, sedangkan sebagian kecil responden (36%) belum

merencanakan pendidikan untuk keluarga mereka, dan hanya sebesar 8% responden

menyatakan tidak merencanakan pendidikan untuk anggota keluarga mereka.

3. Kesehatan dan Budaya Keluarga Peningkatan pola hidup sehat dalam masyarakat sering dipengaruhi oleh faktor budaya

(kebiasan) yang dilakukan oleh masyarakat ketika anggota keluarga mengalami sakit, hal

tersebut akan sangat berpengaruh terhadap penanganan penyakit yang ada dalam masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga saat ini sebagian besar masyarakat Kolaka telah

menyadari arti pentingnya kesehatan dan pengobatan penyakit bagi keluarga mereka. Seperti

yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 4. Kebiasaan Berobat Ketika Sakit

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (84%) menyatakan

bahwa mereka akan ke rumah sakit/puskesmas ketiak ada anggota keluarga mereka yang

menderita sakit, dan hanya sebagian kecil responden (16%) yang menyatakan bahwa mereka

akan ke dukun ketika ada keluarga mereka yang sakit. Hal tersebut menunjukkan bahwa

masyarakat di Kolaka saat ini telah menggunakan jasa pengobatan modern (rumah

sakit/puskesmas) dalam melakukan pengobatan terhadap penyakit yang di derita. Sehingga

dapat dikatakan bahwa saat ini masyarakat Kolaka telah memahami pentingnya upaya kesehatan

melalui pengobatan modern. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan

pada rumah sakit/puskesmas tentu terait dengan kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan. Saat ini masyarakat Kolaka sebagian besar telah merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan ketika melakukan pengobatan di rumah sakit/puskesmas. Seperti yang ditunjukkan

pada gambar berikut:

84

16

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Rumah Sakit/Puskesmas

Dukun

31

Gambar 5. Kepuasaan Terhadap Pelayanan Rumah Sakit/Puskesmas

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (76%) menyatakan

bahwa mereka sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit/puskesmas ketika

melakukan pengobatan dan hanya sebagian kecil (24%) responden menyatakan bahwa mereka

kurang puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit/puskesmas ketika melakukan

pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa hingga saat ini upaya pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten Kolaka telah dilakukan secara optimal untuk

memberi pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kolaka.

4. Pelayanan Kesehatan Berbasis Keluarga Penelitian ini membagi beberapa indakator untuk melihat interkoneksi antara budaya,

pendidikan, serta pelayanan kesehatan pada masyarakat Kolaka.

a. Keluarga Mengikuti Program KB Budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat berperan penting dalam

optimalisasi program KB di Kabupaten Kolaka. Masyarakat Kolaka terbagi atas masyarakat

modern dan tradisional. Persentase Keluarga yang telah mengikuti program KB di

Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6. Persentase Keluarga Yang Mengikuti Program KB

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

76.0

24.0

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0

Sangat Puas

Kurang Puas

74.0

26.0

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

Mengikuti Tidak Mengikuti

32

Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat ini sebagian besar (75%) keluarga di

Kabupaten Kolaka telah mengikuti program keluarga berencana (KB) dan hanya sebagian

kecil (25%) keluarga yang belum tidak mengikuti program keluarga berencana (KB).

Adapun keluarga yang telah mengikuti program KB sebagian besar menggunakan metode

kontrasepsi suntik dan kontrasepsi spiral, sedangkan hanya sebagian kecil yang

menggunakan alat kontrasepsi Pil. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 7. Persentase Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Kabupaten Kolaka

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam penggunaan alat kontrasepsi pada

masyarakat di Kabupaten Kolaka telah mengikuti perkembangan teknologi terkait dengan

penggunaan alat kontrasepsi, dengan semakin berkurangnya penggunaan alat kontrasepsi Pil

serta tidak adanya lagi masyarakat yang menggunakan metode alamiah dalam program

keluarga berencana.

Adapun alasan keluarga yang belum/tidak mengikuti program keluarga berencana

(KB) di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar diagram berikut:

Gambar 8. Alasan Keluarga Tidak Mengikuti Program KB Di Kabupaten Kolaka

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

Hal yang menarik bahwa keluarga yang tidak mengikuti program KB karena

keinginan mereka untuk memiliki jumlah anak yang lebih dari dua (banyak) serta adanya

pengaruh agama sehingga mereka tidak mau mengikuti program KB.

56.0

42.0

2.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

Alat Kontarsepsi Suntik

Metode Kontrasepsi Spiral

Pil KB

20.0

62.0

18.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Kebiasaan Keluarga Tidak Mau Jauh Dari Fasilitas Kesehatan

33

b. Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Pada umumya masyarakat Kolaka telah memanfaatkan fasilitas kesehatan modern

untuk melakukan persalinan baik di rumah sakit maupun di puskesmas terdekat dengan

tempat tinggalnya, baik masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan maupun tinggal di

daerah pedesaan/pelosok.

Gambar 9. Tempat Pertolongan Persalinan Keluarga Di Kabupaten Kolaka

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

c. Imunisasi Lengkap Pada Bayi

Masyarakat Kolaka pada umunya telah mendapatkan imunisasi lengkap, baik

yang berada di wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan dengan

memanfaatkan rumah sakit, puskesmas maupun posyandu unit desa.

Gambar 10. Imunisasi Lengkap Pada Bayi

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

d. ASI Ekslusif Bayi

Adapun persentase bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif pada keluarga di

Kabpaten Kolaka dapat dlihat pada gambar berikut:

6.0

76.0

18.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Dokter Kandungan Bidan Dukun Terlatih

60.0

36.0

4.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Sudah Semua Baru Sebagian Tidak Ada

34

Gambar 11. Persentase Bayi Yang Mendapatkan ASI Ekslusif

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

e. Pemantauan Pertumbuhan Pada Balita Belum semua wanita yang memiliki balita di Kabupaten Kolaka secara rutin

membawa anak mereka untuk mendapatkan pemantauan pertumbuhan meliputi pertumbuhan

tinggi badan, berat badan dan sebagainya di rumah sakit/puskesmas maupaun posyandu. hal

tersebut tidak terkait dengan tingkat pendidikan maupun budaya yang berkembang pada

masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut lebih dipengaruhi oleh

kesadaran para ibu terkait pemantauan pertumbuhan balita mereka. Adapun tempat

pemantauan pertumbuhan Balita di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 12. Tempat Pemantauan Pertumbuhan Balita

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

f. Pengobatan Bagi Penderita Tuberkolosis Paru Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kolaka telah mendapatkan pengobatan

standar bagi penderita tuberkolosis paru. Namun terdapat sebagian kecil yang belum

mendapatkan pengobatan standar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

66.0

32.0

2.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Semua Hanya Sebagian Diganti Susu Formula

6.0

22.0

72.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Rumah Sakit Puskesmas Posyandu

35

Gambar 13. Pengobatan Bagi Penderita Tuberkolosis Paru

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

g. Pengobatan Teratur Pada Penderita Hipertensi Pada umumnya penderita hipertensi di Kabupaten Kolaka tidak melakukan

pengobatan secara teratur, baik masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan maupun yang

tinggal diwilayah pedesaan/pelosok. Hal ini disebabkan oleh budaya/ kebiasaan masyarakat

yang masih menganggap baahwa penderita hipertensi merupakan penyakit yang umum dan

biasa di alami oleh masyarakat, serta tidak memerlukan pengobatan yang teratur. Pengobatan

teratur pada penderita hipertensi di Kabupaten Kolaka dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

h. Pengobatan Bagi Penderita Gangguan Jiwa Hingga saat ini penderita gangguan jiwa di Kabupaten Kolaka sebagian besar telah

mendapatkan penanganan medis dan tidak diterlantarkan. Namun masih ada sebagian kecil

76.0

22.0

2.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Pengobatan Rutin Kurang Pengobatan Tidak Mau

Gambar 13. Pengobatan Penderita Tuberkolosis Paru

28.0

72.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

Melakukan Pengobatan Tidak Melakukan Pengobatan

Gambar 14. Pengobatan Teratur Pada Penyakit

Hipertensi

36

penderita yang melakukan pengobatan tradisional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar berikut:

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

i. Anggota Keluarga Yang Tidak Merokok Sebagian besar anggota keluarga yang ada dalam masyarakat di Kabupaten Kolaka

adalah perokok aktif. Lebih jelasnya dapat diihat pada gambar berikut:

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

j. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bagi Keluarga Hanya sebagian kecil masyarakat Kabupaten Kolaka yang saat ini menjadi anggota

JKN. Hal ini disebabkan karena belum maksimalnya sosialisasi yang dilakukan, khususnya

bagi masyarakat yang tinggal di daerah pelosok dan berprofesi sebagai wiraswasta, petani

dan nelayan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Penanganan Medis86%

Pengobatan Tradisional

14%

Gambar 15. Pengobatan Pada Penderita Gangguan Jiwa

Tidak Ad22%

1-2 Orang78%

Gambar 16. Kebiasaan Merokok Dalam Keluarga

37

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

k. Akses Sarana Air Bersih Pada umunya sebagian besar masyarakat Kabupaten Kolaka telah mendapatkan

akses air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Lebih jelasnya dapat dlihat

pada gambar berikut:

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

l. Akses Jamban Sehat Sebagian besar masyarakat Kabupaten Kolaka telah memenuhi akses jamban yang

sehat bagi keluarga mereka, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.

Untuk masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan akses jamban sehat pada umunya belum

terpenuhi. Kebiasaan-kebiasaan warga yang melakukan MCK di sungai masih terdapat

sebagian kecil. Hal tersebut lebih cenderung dipengaruhi karena keterbatasan biaya untuk

membuat jamban sehat bagi keluarga mereka, sehingga mereka lebih memilih sungai. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

58.0

42.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Mendapat JKN Tidak Mendapat JKN

Gambar 17. Keluarga Yang Mendapat Jaminan Kesehatan

Nasional

42.0

28.030.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

Sumur Gali Sumur Bor PDAM

Gambar 18. Akses Sarana Air Bersih Keluarga

38

Sumber:

Pengolahan Data Penelitian, 2018

E. KESIMPULAN Budaya kekeluargaan dan kegotongroyongan yang masih kental dalam masyarakat Kab.

Kolaka saat ini dapat dijadikan sebagai modal sosial masyarakat untuk menciptakan tatanan

masyarakat yang baik dan sejahtera dalam bidang ekonomi. Demikian halnya dengan modal sosial

masyarakat yang cenderung agamis dapat menjadi pondasi dalam menciptakan masyarakat yang

lebih humanis dan berakhlak serta sebagai penangkal dari berbagai macam penyakit masyarakat.

Demikian pula halnya dengan pendidikan, keluarga dalam masyarakat Kolaka telah

menyadari pentingnya pendidikan dalam keluarga mereka selain pendidkan formal yang didapat

melalui sekolah formal. Walaupun masih terdapat keluarga yang tidak mampu membiayai

pendidikan formal anggota keluarga (anak) mereka namun mereka telah menyadari bahwa

pendidikan sangat penting bagi anak-anak mereka. Hal tersebut merupakan modal sosial bagi

masyarakat Kolaka untuk membentuk dan atau memberikan pendidikan berbasis keluarga pada

masyarakat Kolaka.

F. DAFTAR PUSTAKA Anita, L.V. 2004. Handbook of Family Comunication.USA:Lawrence Elbraum Press. hal 349.

Abbas. (2010). Strategi dan Pilihan Mengajar Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Baron, R.A dan Donn B. 2003.Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Clifford, G. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Depkes. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Jallaluddin,Rakhmat. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Jalaluddin. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga. Ta’dib Vol. XVII, No. 01.

Telah Memenuhi

Standar56%

Kurang Memenuhi

Standar44%

Gambar 19. Akses Jamban Sehat Bagi Keluarga