inkompatibilitas rhesus dan penanganannya

6
Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya dr. Natalina Christanto Page number 1 INKOMPATIBILITAS RHESUS DAN PENANGANANNYA Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Komponen darah manusia terdiri atas 2 bagian besar, yaitu: 1. Plasma darah Plasma darah adalah cairan tempat sel-sel darah berada yang kaya dengan protein, albumin, bahan pembeku darah, hormon, garam, dan immunoglobulin. 2. Sel darah Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%). Eritrosit tidak mempunyai inti, mengandung hemoglobin (Hb) dan berfungsi mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia. Plasma darah

Upload: natalia-scholastika-christanto

Post on 06-Jul-2015

918 views

Category:

Health & Medicine


15 download

DESCRIPTION

Wanita dengan golongan darah rhesus negatif pasti akan mengalami inkompatibilitas rhesus jika tidak diketahui dan diantisipasi sedini mungkin. Untuk itulah, sangat penting mengetahui rhesus darah kita sedini mungkin agar dapat menyelamatkan janin-janin yang akan bertkembang dalam rahimnya.

TRANSCRIPT

Page 1: Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

dr. Natalina Christanto

Page number 1

INKOMPATIBILITAS

RHESUS DAN

PENANGANANNYA

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh untuk mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

Komponen darah manusia terdiri atas 2 bagian besar, yaitu:

1. Plasma darah Plasma darah adalah cairan tempat sel-sel darah berada yang kaya dengan protein, albumin, bahan pembeku darah, hormon, garam, dan immunoglobulin.

2. Sel darah Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai inti, mengandung hemoglobin (Hb) dan berfungsi mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.

Plasma darah

Page 2: Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

dr. Natalina Christanto

Page number 2

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit (0,2%) Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.

GOLONGAN DARAH

Sistem penggolongan darah yang dikenal saat ini adalah:

1. Sistem ABO

2. Sistem Rhesus

Page 3: Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

dr. Natalina Christanto

Page number 3

Faktor Rhesus sangat penting terutama pada:

1. Transfusi darah

Dalam proses transfusi darah Rh menjadi faktor yang sangat penting, mengingat:

Darah Rh- bisa ditransfusikan kepada darah Rh+ jika dalam uji silang

(crossmatch) cocok

Darah Rh+ tidak bisa ditransfusikan kepada darah Rh- walaupun cocok dalam

uji silang (crossmatch) karena dalam tubuh pemilik darah Rh- akan segera

terbentuk antibodi Rh+ yang menyebabkan darah Rh- tersebut tidak bisa lagi

digunakan untuk transfusi ke Rh- lain

2. Wanita Rh- hamil dengan janin Rh+

Page 4: Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

dr. Natalina Christanto

Page number 4

KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF

Di dalam rahim, yang berfungsi sebagai penghubung ibu dan bayi adalah plasenta. Plasenta

berperan dalam mengangkut oksigen dan sari-sari makanan dari ibu ke bayinya. Selain itu

plasenta juga berfungsi sebagai barrier (pelindung) agar darah ibu dan bayi tidak tercampur.

Maka pada kehamilan normal ibu dengan Rh- tidak perlu cemas atau khawatir karena ibu

dan bayi masing-masing mempunyai sitem peredaran darah sendiri dan tidak akan

mengganggu satu dengan lainnya.

Namun yang perlu menjadi perhatian disini adalah:

1. Darah ibu dapat tercampur dengan darah janin dalam beberapa kondisi, seperti

tindakan amniosentesis, trauma pada ibu, kebocoran darah bayi melalui tali pusat

(perdarahan), selama proses persalinan, dan keguguran

2. Antibodi dalam darah dapat menembus plasenta dan masuk ke sistem peredaran

darah janin

Page 5: Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

dr. Natalina Christanto

Page number 5

Apabila terjadi pencampuran darah Rh- dengan Rh+ maka secara otomatis tubuh si ibu Rh-

akan membentuk antibodi Rh+ karena Rh+ dianggap sebagai benda asing di tubuh ibu.

Pada kehamilan pertama, jika terbentuk antibodi Rh+ dalam tubuh ibu tidak akan

memberikan efek apapun kepada bayi. Biasanya bayi lahir normal dengan anemia ringan.

DAMPAK PADA JANIN

Pada kehamilan selanjutnya, jika si bayi mempunyai Rh+ juga maka antibodi Rh+ dalam

darah ibu akan menyerang Rh+ dalam darah bayi yang mengakibatkan:

1. Penghancuran besar-besaran sel darah merah bayi sehingga sumsum tulang bayi

aktif terus memproduksi sel darah merah untuk mengimbangi penghancuran

tersebut. Akibatnya banyak sel-sel darah muda yang beredar dalam pembuluh darah

bayi (ERYTHROBLASTOSIS FETALIS)

2. Terjadi juga penghancuran sel darah merah di organ hati dan limpa yang

mengakibatkan organ hati dan limpa membesar

3. Fungsi hati tidak normal, produksi albumin menurun, tubuh bayi menjadi bengkak

dan melepuh (HYDROPS FETALIS)

KEMATIAN BAYI DALAM KANDUNGAN

Page 6: Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

Inkompatibilitas Rhesus dan Penanganannya

dr. Natalina Christanto

Page number 6

DAMPAK PADA BAYI

Apabila kadar antibodi Rh+ dalam darah ibu tidak terlalu tinggi maka penghancuran darah

merah bayi tidak terlalu besar. Bilirubin yang dihasilkan dari penghancuran darah bayi akan

masuk ke dalam sistem peredaran darah ibu dan dinetralisir dalam tubuh ibu sehingga BAYI

DAPAT LAHIR SEHAT DAN NORMAL.

Sisa bilirubin yang tetap ada dalam tubuh bayi saat bayi lahir akan menumpuk di jaringan

bayi dan memberikan warna kuning pada bayi. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti, karena

jika tidak antibodi Rh+ yang masih ada dalam tubuh bayi akan terus memecah sel darah bayi

dan menyebabkan bilirubin terus naik. Apabila sudah mencapai kadar toksik (18-20 mg/dl)

maka akan menyebabkan kerusakan otak permanen (KERN IKTERUS).

PENANGANAN Penanganan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan bayi :

1. Transfusi ganti intra uterin (transfusi ganti dalam kandungan)

2. Segera lahirkan bayi setelah paru-paru bayi matang (32 minggu)

3. Transfusi ganti segera setelah lahir dengan darah Rh-

4. Foto terapi (terapi sinar)