inhibisi korosi baja nirkarat dengan kinina sulfat dalam ... · efek kinina sulfat dan efek...
TRANSCRIPT
INHIBISI KOROSI BAJA
NIRKARAT DENGAN KININA
SULFAT DALAM MEDIA 1 M HCl
Anggra Hardiansyah
1408 100 007
Dosen Pembimbing
Dra. Harmami, MS.
ABSTRAK
Efek kinina sulfat dan efek sinergis dari KI pada
korosi baja nirkarat dalam larutan 1 M HCl
Metode Pengurangan berat, polarisasi
potensiodinamik dan Electrochemichal
Impedance Spectroscopy (EIS)
Efek sinergis KI terhadap konsentrasi
kinina sulfat yang berbeda menunjukkan
mekanisme kooperatif antara anion
iodida dan kation kinina
PENDAHULUAN
METODOLOGI
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Memiliki ketahanan korosi Sifat mekanik (kekuatan dan keuletan)
memadai Harga relatif murah
PENDAHULUAN
Korosi
Pickling
KorosiGreen
Inhibitor
(Awad, 2006)(Sanad, 1992) dan (Musa dkk., 2011)
N
O
HO
H
N
H
H
2
•H2SO4 •2H2O
Tablet kina
Kontrol korosi
Kinina sulfat
KI sebagai zat aditif
Pengurangan berat
Polarisasi potensiodinamik
EIS
Autolab Metrohm AUT84948
N
O
HO
H
N
H
H
2
•H2SO4 •2H2O
Inhibitor korosi
Efisiensi inhibisi
ALAT BAHAN
Peralatan gelas(beaker glass, corong, labu ukur, kaca arloji, dll)
Neraca analitis
Autolab Metrohm AUT 84948
Baja nirkarat tipe 304 Tablet kinina sulfat Aseton (C3H6O) HCl 37% NaOH Asam oksalat (H2C2O4.2H2O) Aquades Aquabides Kertas ampelas
METODOLOGI
PROSEDUR KERJA
1. Preparasi baja
-dipotong dengan tertentu *
-digosok dengan kertas ampelas
-dicuci dengan aseton
-dibilas dengan aquadest
-dikeringkan
Spesimen
Baja
* Bentuk dan dimensi baja :• Untuk metode pengurangan massa berbentuk
persegi 3 x 3 cm2 dengan tebal 0,1 cm.• Untuk metode polarisasi potensiodinamik dan
EIS berbentuk persegi panjang dengan P = 9 cm, L = 3 cm, dengan ketebalan 0,1 cm, dilapisi aquaprof dan disisakan 1x1 cm2 untuk permukaan yang dikorosikan.
2. Pembuatan larutan 1 M HCl
- diambil sebanyak 82,89 mL
- dimasukkan ke dalam labu ukur
1 L
- ditambahkan aquabidest sampai
tanda batas
- distandarisasi dengan NaOH yang
telah distandarisasi dengan asam
oksalat
Hasil
HCl 37%
3. Pembuatan Kinina Sulfat 200 mg dalam 1M HCl
- diambil 1 tablet kina
- dimasukkan ke dalam beaker
glass
- dilarutkan dengan beberapa
mL 1 M HCl
- diencerkan dalam labu ukur
sampai 1 L dengan 1 M HCl
- diencerkan sesuai konsentrasi
inhibitor
Hasil
Kinina
Sulfat
4. Penambahan KI
- ditimbang sebanyak 0,0166
gram
- dimasukkan ke dalam 100 ml
larutan uji
- Dilakukan pada konsentrasi
inhibitor yang berbeda
Hasil
Kristal KI
5. Metode pengurangan berat
Spesimen
- dilakukan triplo
- ditimbang berat mula-
mula
- direndam dalam larutan
HCl 1M larutan uji dengan
dan tanpa penambahan KI
selama 5 jam
- diangkat
- dicuci dengan aseton
- dicuci dengan aquabidest
- dikeringkan
- ditimbang berat akhir
Hasil
6. Metode polarisasi
- spesimen dipasang dalam
sistem 3 elektroda
- (AE : Pt, RE : Ag, AgCl, WE :
Spesimen)
- dipolarisasi pada range - 100
mV s/d +100 mV
- dengan scan rate 1 mV/s
- ditentukan nilai dari parameter
korosi (Icorr, Ecorr, βa, βc)
Spesimen
Hasil
7. Metode EIS
- spesimen dipasang dalam sistem
3 elektroda
- (AE : Pt, RE : Ag, AgCl, WE :
Spesimen)
- dilakukan pengukuran impedansi
ditentukan nilai dari parameter
korosi (Rt dan CPEd)
Spesimen
Hasil
[Inh]
(mg/L)
∆w
(gram)
EI
(%)Θ
r
(mmpy)
Tanpa
Inhibitor0,0039 ± 5,77x10-5 0 0 8,84
25 0,0036 ± 1,00x10-4 9,24 0,0924 8,02
50 0,0033 ± 5,77x10-5 15,96 0,1597 7,43
75 0,0029 ± 1,15x10-4 26,05 0,2605 6,54
100 0,0027 ± 5,77x10-5 31,09 0,3109 6,09
125 0,0025 ± 5,77x10-5 35,29 0,3529 5,72
150 0,0030 ± 5,77x10-5 23,52 0,2353 6,76
175 0,0028 ± 5,77x10-5 28,57 0,2857 6,32
200 0,0026 ± 5,77x10-5 32,77 0,3277 5,94
Tabel 1. Efisiensi inhibisi dalam larutan 1 M HCl tanpa penambahan KI
Gambar 1. Perbandingan konsentrasi inhibitordengan laju korosi dalam larutan1 M HCl
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 50 100 150 200
r (m
mpy)
Konsentrasi Inhibitor (mg/L)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode pengurangan berat
[Inh]
(mg/L)
∆w (gram)
EI
(%)Θ
r
(mmpy)
25 0,0034 ± 1,00x10-4 14,28 0,1429 7,58
50 0,0031 ± 1,00x10-4 21,84 0,2185 6,90
75 0,0028 ± 1,00x10-4 29,41 0,2941 6,24
100 0,0023 ± 1,00x10-4 40,34 0,4034 5,28
125 0,0020 ± 5,77x10-5 48,74 0,4874 4,53
150 0,0018 ± 5,77x10-5 53,78 0,5378 4,09
175 0,0016 ± 5,77x10-5 58,82 0,5882 3,64
200 0,0013 ± 1,00x10-4 67,23 0,6723 2,90
Tabel 2. Efisiensi inhibisi dalam larutan 1 M HCl dengan penambahan KI
Gambar 2. Perbandingan konsentrasi inhibitor dengan laju korosi dengan penambahanKI dalam larutan 1 M HCl.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 50 100 150 200
r (m
mpy)
Konsentrasi inhibitor (mg/L)
Metode polarisasi
Gambar 3. Kurva polarisasi baja nirkarat304 dalam larutan larutan ujidengan dan tanpa inhibitor
Tabel 3. Parameter polarisasi potensiodinamik baja nirkarat dalam media 1 M HCl
Gambar 4. Grafik hubungan konsentrasi inhibitor dengan efisiensi inhibisi
KininaSulfat
(mg/l)
Ekor
(mV)
Ikor
(µA/cm3)
Βc
(mV)
Βa
(mV)
EI
(%)
0 -355,27 78,22 43,35 43,35 0
25 -345,54 57,76 41,08 89,60 26,16
50 -348,53 27,48 42,19 77,61 64,86
75 -351,06 27,06 45,83 81,14 65,40
100 -338,67 26,82 36,63 80,34 65,71
125 -346,21 23,05 42,31 76,46 70,53
150 -338,97 26,08 36,53 78,11 66,66
175 -335,08 23,96 37,85 78,94 69,36
200 -340,54 23,67 42,29 78,05 69,73
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0 50 100 150 200
Efi
siensi
inhib
isi (%
)
Konsentrasi inhibitor (mg/L)
Gambar 5. Kurva polarisasi baja nirkarat304 dalam larutan larutan ujidengan dan tanpa inhibitorserta dengan penambahan KI
Tabel 4. Parameter polarisasi potensiodinamik baja nirkarat dalam media 1 M HCldengan penambahan KI
Gambar 6. Grafik hubungan konsentrasi inhibitor dengan efisiensi inhibisi dengan penambahan KI
[Inh]
(mg/l)Ekor
(mV)
Ikor
(µA/cm3)
Βc
(mV)
Βa
(mV)
EI
(%)
25 -270,93 13,78 27,38 59,31 82,37
50 -266,95 12,60 26,14 83,80 83,88
75 -265,55 12,10 26,46 73,03 84,53
100 -267,67 11,19 26,64 72,66 85,69
125 -260,48 10,49 27,03 81,42 86,58
150 -265,21 7,55 28,18 46,54 90,35
175 -267,28 6,52 28,29 46,06 91,65
200 -262,82 6,18 25,49 47,26 92,09
0
20
40
60
80
100
0 50 100 150 200Efi
siensi
inhib
isi
(%)
Konsentrasi inhibitor (mg/L)
Gambar 7. Plot Nyquist baja nirkarat 304dalam larutan larutan ujidengan dan tanpa inhibitor
Metode EIS
[Inh](mg/L)
Rs
(Ω cm2)Rt
(Ω cm2)CPE
(µF cm-2)EI
(%)
Tanpa inhibitor 0,70 245,89 96,63 0
25 0,30 485,35 148,40 49,33
50 0,56 522,00 147,90 52,89
75 0,53 529,26 157,60 53,54
100 0,94 590,81 123,50 58,38
125 1,37 680,78 111,70 63,88
150 0,40 592,06 114,70 58,46
175 0,46 613,76 102,20 59,93
200 0,97 630,79 100,30 61,01
Tabel 5. Parameter EIS baja nirkarat dalam media 1 M HCl
Gambar 8. Plot Nyquist baja nirkarat 304 dalamlarutan larutan uji dengan dan tanpainhibitor dengan penambahan KI
Tabel 6. Parameter EIS baja nirkarat dalam media 1 M HCl dengan penambahan KI
[Inh](mg/L)
Rs
(Ω cm2)Rt
(Ω cm2)CPE
(µF cm-2)EI
(%)
Tanpa inhibitor 0,70 245,89 96,63 0
25 3,55 952,97 109,60 74,19
50 0,43 956,53 93,30 74,29
75 2,13 980,77 83,64 74,92
100 0,74 993,21 100,10 75,24
125 0,31 1052,90 92,23 76,64
150 1,96 1106,20 87,68 77,77
175 0,37 1127,10 80,63 78,18
200 3,89 1199,00 80,84 79,49
N
O
HOH
N
H
H
Adsorpsi inhibitor
Ch
Ch.H22+
N
O
HOH
N
H
H
2+
Gambar 9. Mekanisme adsorpsi inhibitor dengan dan tanpa penambahan KI
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah :• Senyawa kinina dalam tablet kinina sulfat dapat menghambat laju korosi
baja nirkarat.• Ketiga metode menunjukkan efisiensi inhibisi (%EI) senyawa kinina
dengan penambahan KI lebih besar dibandingkan efisiensi inhibisi (%EI)tanpa penambahan KI.
• Efisiensi inhibisi optimum dengan metode pengurangan berat sebesar 67,22%.
• Efisiensi inhibisi optimum dengan metode polarisasi sebesar 92,09% .• Efisiensi inhibisi optimum dengan metode EIS sebesar 79,49%.