informasi obat kemoterapi

4
Informasi obat kemoterapi 1. Nama obat: Taxotere 2. Dosis: 110 mg (dilarutkan dalam NS 0,9 % sebanyak 250 ml). 3. Cara Pemberian: Intravena Drip 4. Sediaan: untukk 1 ampul beratnya 80 mg, dan untuk 2 ampul 20 mg. 5. Harga: untuk 1 ampul Rp 8.819.532 dan untuk 2 ampul Rp 5.719.358 6. Lama pemberian untuk obat ini: 4 jam , setiap 3 minggu. 7. Konsentrasi: 0,3-0,74 mg/ml 8. Efek samping yang sering muncul: mual (34-42%), muntah (22-23%), sariawan (19-53%), Diare (23-43%). 9. efek samping yang jarang muncul, namun perlu perhatian dari perawat: Cardiovaskuler: terjadi retensi cairan (13% to 60%, tergantung dosis yang diberikan) Sistem saraf pusat: demam (31-35%) Gastrointestinal: radang rongga mulut (19-53%), diare (23-43%), mual (34-42%), muntah (22-23%). Hepatic: kenaikan transaminase (423-43%), mual (34- 42%), muntah (22-23%). Hepatic: kenaikan transaminase (4-19%)

Upload: azriianti-massau

Post on 09-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Komunikasi Farmasi

TRANSCRIPT

Informasi obat kemoterapi 1. Nama obat: Taxotere2. Dosis: 110 mg (dilarutkan dalam NS 0,9 % sebanyak 250 ml).3. Cara Pemberian: Intravena Drip 4. Sediaan: untukk 1 ampul beratnya 80 mg, dan untuk 2 ampul 20 mg.5. Harga: untuk 1 ampul Rp 8.819.532 dan untuk 2 ampul Rp 5.719.3586. Lama pemberian untuk obat ini: 4 jam , setiap 3 minggu.7. Konsentrasi: 0,3-0,74 mg/ml8. Efek samping yang sering muncul: mual (34-42%), muntah (22-23%), sariawan (19-53%), Diare (23-43%).9. efek samping yang jarang muncul, namun perlu perhatian dari perawat: Cardiovaskuler: terjadi retensi cairan (13% to 60%, tergantung dosis yang diberikan) Sistem saraf pusat: demam (31-35%) Gastrointestinal: radang rongga mulut (19-53%), diare (23-43%), mual (34-42%), muntah (22-23%). Hepatic: kenaikan transaminase (423-43%), mual (34-42%), muntah (22-23%). Hepatic: kenaikan transaminase (4-19%) Otat dan tulang: terjadi lemah otat (53-66%), myalgia (3-23%). Respiratory: pulmonary (41%) Lain-lain: infeksi (1-34%), hipersensitifitas (1-21%).10. Interaksi obat: Metabolisme obat berubah oleh sklosporin, terfenadine, ketokonazol, eritromisin, troleandomisin11.Kontraindikasi: riwayat hipersensitifitas hebat terhadap obat taxotere, jumlah neutrofil < 1500 cell/mm3, hamil, menyusui dan gangguan fungsi hati berat.12.Dilihat dari efek samping yang timbulkan dari obat ini, kami menyarankan agar sebelumnya pasien diberikan obat kostikosteroid secara oral, yakni 3 hari sebelum terapi menggunakan taxotere. Ini untuk mengurangi efek samping berupa infeksi yang timbul.13. makanan-makanan yang tidak boleh dikonsumsi pasien: ikan laut yang banyak mengandung lemak seperti cumi, kepiting, bandeng. Dan juga makan yang manis-manis, sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur

1. Nama obat: Endoxan2. Dosis pemberian: 750 mg3. Pelarut yang digunakan: NS 0,9% 250 ml4. Cara pemberian: Intravena drip5. Sediaan: 1 gram (1 vial)6. Harga obat: Rp 716.5627. Lama pemberian obat ini 2 jam8. Tanggal kadaluarsa: 24 jam9. Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat ini adalah: Kulit: pada kulit kepala dapat menyebabkan kerontokan rambut hingga kebotakan, (40-60%) Endokrin dan metabolit: Vertilitas Gastrointestinal: mual dan muntah (biasanya akan dimulai 6-10 jam setelah pemberian obat), diare, anoreksia. Urology: vibrosis kemih (7-40%) Hematology: anemia, leukopenia, trombositopenia (7-10 hari setelah penghentian konsumsi obat).10. Kontra indikasi: Ganguan berat pada sum-sum tulang Gangguan berat pada fungsi sumsum tulang (terutama pada pasien yang menjalani pra terapi dengan obat sitotoksik dan atau radioterapi); sistitis, obstruksi aliran keluar urin, infeksi aktif. Hamil dan laktasi.11. Pentingnya perhatian khusus untuk pasien pada usia reproduktif sebaiknya memakai kontrasepsi selama terapi dan tidak kurang 6 bulan sesudahnya. DM; usia lanjut dan pasien dalam kondisi lemah fisik; gagal hati dan ginjal.12. Interaksi obat ini memperkuat efek hipoglikemik dari sulfonilurea. Dengan aluprinol meningkatkan insiden depresi sumsum tulang. Dengan suksametonium akan memperpanjang apneu.13. Dosis untuk berbagai kondisi pasien: Anak-anak:Lupus eritematosus sistemik: I.V.: 500-750 mg/m setiap bulan, dosis maksimum: 1 g/mJuvenille Rheumatoid Arthritis (JRA)/ vaskulitis: I.V. : 10 mg/kg setiap 2 minggu Anak-anak dan dewasa:Oral: 50-100 mg/m2/hari sebagai terapi kontinyu atau 400-1000 mg/m dalam dosis terbagi selama 4 hari sebagai terapi intermiten.I.V.: Dosis tunggal: 400-1800 mg/m (30-50 mg/kg) per terapi (1-5 hari) yang dapat diulang pada interval 2-4 minggu. Dosis harian lanjutan: 60-120 mg/m (1-2.5 mg/kg) per hari. Sindrom nefrotik : Oral: 2-3 mg/kg/hari setiap hari sampai naik 12 minggu jika terapi dengan kortikosteroid tidak berhasil. Penyesuaian dosis untuk kerusakan ginjal: Fraksi besar dari siklofosfamid dieliminasi melalui metabolisme di hati. Beberapa pendapat menyatakan tidak perlu ada penyesuaian dosis kecuali insufisiensi ginjal berat (Clcr < 20 mL/menit). hemodialisis: Dializable moderat (20%-50%): Berikan dosis posthemodialisis. penyesuaian dosis untuk kerusakan hati: Farmakokinetik dari siklofosfamid tidak dipengaruhi secara signifikan pada keadaan insufisiensi hepatik. Tidak ada rekomendasi untuk penyesuaian dosis.