indra rachmawan f1310054 kelas c
TRANSCRIPT
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 1
KAUSALITAS DALAM HUBUNGAN ANTARA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DENGAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN
Indra RachmawamF1310054
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRACTThis paper aims to discuss two important issues in research on the effects
of the relationship between Corporate Social Responsibility with Corporate Financial Performace. The first two issues, regarding the relationship between corporate social responsibility and financial performance of companies either positive, negative or unrelated. The second issue is about causality or cause and effect. Causality is which comes first, whether the company is focusing on social responsibility in advance or noted that financial performance
The results of previous studies showed mixed results on the relationship of CSR and CSP, but most research shows the positive relationship. This is because in addition to corporate social responsibility, CSR also provides several advantages for the company. Relating to causality, there are two theories that can be used as the basis of the slack management theory and good management theory. Some research supports the slack management theory, this is related to the company's main objective is to seek and improve financial performance.
Suggestions for further research are expected to not only examine the relationship between financial performance with social performance, but also discussed the causality in the relationship between CSR and CSP
Key Words: Corporate Social Responsibility, Corporate Financial Performance, Stakeholder, Good Management Theory, Slack Management Theory
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 2
A. PENDAHULUAN
Adakah kaitan antara Corporate Social Responsibility (CSR) dengan
keuntungan perusahaan (finanacial performance)? Dan jika tidak ada, mengapa
perusahaan melaksanakan CSR?
Pertanyaan-pertanyaan ini telah menjadi sangat tidak populer di banyak
kalangan. Bahkan, semakin menjadi tabu untuk motif pertanyaan untuk CSR.
CSR kini telah menjadi norma operasional bagi perusahaan, atau setidaknya
menjadi tingkat patokan perusahaan untuk berperilaku etis. Dan kini manajer
menerima biaya CSR dengan cara yang sama seperti mereka menerima beban
operasional lainnya (Rahman, 2008).
Sejumlah besar perusahaan terlibat dalam upaya serius untuk
mendefinisikan dan mengintegrasikan CSR ke dalam semua aspek bisnis mereka.
Peningkatan jumlah pemegang saham, analis, regulator, aktivis, serikat buruh,
karyawan, organisasi masyarakat, dan media yang meminta perusahaan untuk
bertanggung jawab atas serangkaian perubahan isu CSR. Ada peningkatan
permintaan untuk transparansi dan harapan yang berkembang bagi perusahaan
untuk mengukur, melaporkan, dan terus meningkatkan kinerja sosial, lingkungan,
dan ekonomi(Tsoutsoura, 2004)
Tanggung jawab pengelolaan organisasi yang semula hanya kepada
stockholders (pemilik/pemegang saham) bergeser pada stakeholders / pemangku
kepentingan (pemilik, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas). Global
Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people,
planet), yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 3
mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini
(planet)
Perubahan pandangan masyarakat akan keberadaan suatu perusahaan
juga tergambar dari hasil penelitian. Environics International menunjukkan hasil
penelitiannya yang menyatakan sebagian besar dari masyarakat di 23 negara
memberikan perhatian yang tinggi terhadap perilaku sosial perusahaan
(Gupta .2003 dalam Masnila 2010). Konsumen semakin banyak mencari produk
dan jasa yang lebih memperhatikan masalah lingkungan, sehingga pilihan
terhadap produk cenderung semakin subjektif. Perusahaan yang melalaikan
masalah lingkungan akan mengalami kesulitan untuk ikut bersaing.
Bankers dan Investors juga mulai memahami bahwa masalah lingkungan
yang dapat menimbulkan risiko dan ini patut dipertimbangkan saat memutuskan
untuk memberikan pinjaman atau berinvestasi (Medley 1997) Kinerja organisasi
bisnis dipengaruhi oleh strategi dan operasi di lingkungan pasar dan non-pasar.
Meningkatnya kekuatan kelompok aktivis dan media dalam masyarakat barat
pluralis bisa diharapkan untuk membuat strategi organisasi non-pasar lebih
penting. Salah satu konstruksi yang mungkin menangkap elemen utama dari
strategi non-pasar adalah kinerja sosial perusahaan (CSP) (Orlitzky, Schmidt dan
Rynes,2003),
Dalam kaitan hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan
Corporate Social Performance banyak literatur yang membahas mengenai
dampak Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Perdebatan tentang hubungan antara CSP dan CFP melibatkan dua isu penting:
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 4
arah dan hubungan kausalitas (Preston & O'Bannon, 1997). Berdasarkan tinjauan
literatur, hubungan antara CSP dan CFP bisa positif, netral, dan negatif. Griffin &
Mahon (1997) dalam 51 studi terakhir membahas hubungan antara CSP dan CFP
dari tahun 1970 sampai dengan 1990-an. Studi Griffin & Mahon (1997)
memetakan masalah arah hubungan antara CSP dan CFP untuk beberapa periode.
Pada 1970-an, ada 16 studi terakhir dengan 12 hasil studi yang memiliki pengaruh
positif. Selama periode tahun 1980-an dan 1990-an, pengaruh positif dari
hubungan CSP dan CFP menyumbang 14 dari 27 studi. Hasil negatif didukung
oleh hanya satu studi di tahun 1970, 17 penelitian pada 1980-an, dan 3 studi di
tahun 1990-an. Temuan konklusif ditemukan oleh empat studi pada 1970-an, lima
penelitian pada 1980-an, dan tidak menemukan pada 1990-an.
Isu kedua yang diangkat dalam Griffin & Mahon (1997) di adalah tentang
kausalitas. Penelitian akademik telah memeriksa hubungan sebab akibat antara
CSR dan kinerja keuangan-apa yang kadang-kadang disebut sebagai “virtual
cicle”'-untuk menentukan apakah perbuatan secara sosial mengarah juga untuk
hubungan yang baik secara finansial, dan apakah perusahaan yang menunjukkan
kinerja keuangan superior mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk
kegiatan sosial (Nelling dan Webb, 2008). Waddock dan Graves (1997)
menunjukkan bahwa hubungan stakeholder yang positif dapat mengurangi
kemungkinan kesulitan ketika berhadapan dengan kelompok-kelompok seperti
karyawan, pelanggan, dan masyarakat. Selain itu, kinerja sosial yang baik dan
praktek manajerial yang baik mungkin terkait, jadi ini gilirannya dapat
mengakibatkan kinerja keuangan yang kuat. Misalnya, Cheng et al. (2006)
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 5
menemukan bahwa perusahaan dengan hak pemegang saham yang kuat cenderung
memiliki biaya yang lebih rendah dari modal ekuitas dari perusahaan pesaing ,
sehingga mendukung gagasan bahwa mengurangi masalah keagenan antara
stakeholder dan manajemen dan pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
keuangan. Ferreira et al. (2008) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan besar
mendapatkan keuntungan dalam bentuk positif pada jangka panjang atas kinerja
apabila perusahaan mengikuti sertifikasi manajemen mutu. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam kasus perusahaan besar, praktek manajerial yang baik memang
meningkatkan laba.. Masalah Kausalitas dalam hubungan Kinerja Sosial dan
Kinerja Keungan menjadi isu penting karena berkaitan dengan strategi
perusahaan. Dalam strategi tersebut Pertanyaan yang muncul adalah apakah
sebuah perusahaan lebih baik berfokus terlebih dahulu pada tanggung jawab
sosial (Social Responsibility) atau berfokus pertama pada peningkatan kinerja
keuangan (Financial Performance). Makalah ini akan membahas menegenai
beberapa teori dan penelitian yang menjawab pertanyaaan tersebut apakah
perusahaan berfokus terlebih dahulu pada Corporate Social performance Atau
Corporate Financial Performance ?.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR mengakui bahwa walaupun perusahaan memiliki tanggung jawab
untuk keberhasilan ekonomi dan kelangsungan hidup perusahaan, juga harus
menjawab mengenai tanggung jawab kepada pihak lain, termasuk karyawan,
pemasok, lembaga pemerintah, masyarakat, dan kelompok yang berinteraksi.
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 6
Model ini menganggap pendekatan kolaboratif dan relasional untuk bisnis
dan konstituennya. (Thorne et al., 2010). Baker (2003) corporate social
responsibility adalah tentang bagaimana perusahaan me-manage proses-
proses bisnisnya untuk menghasilkan dampak positif secara keseluruhan pada
masyarakat. Lantos (2001) Corporate Social responsibility adalah Kewajiban
Sebuah organisasi untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan
efek negatif dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat, dengan
perhatian kepada kebutuhan dan keinginan masyarakat untuk jangka panjang.
CSR berarti menjadi pelayan yang baik dalam sumber daya masyarakat
ekonomi dan manusia. Mc williams dan Siegel (2001) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tindakan perusahaan untuk
memajukan beberapa aspek sosial di luar kepentingan perusahaan dan yang di
wajibkan oleh hukum. Tanggung jawab sosial dalam analisis akhir
menyiratkan sikap publik terhadap masyarakat ekonomi dan sumber daya
manusia dan kemauan untuk melihat bahwa sumber daya tersebut digunakan
untuk tujuan-tujuan sosial yang luas dan tidak hanya untuk secara sempit
dibatasi kepentingan orang pribadi dan perusahaan. (Frederick,1960 dalam
Carool 1999)
Menurut Green Paper Commision (2001), CSR adalah konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi
bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan mereka secara sukarela. Antara lain, definisi ini membantu untuk
menekankan bahwa:
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 7
a. Sebuah aspek penting dari CSR adalah bagaimana perusahaan
berinteraksi dengan para pemangku kepentingan internal dan eksternal
(karyawan, pelanggan, masyarakat, organisasi non pemerintah, otoritas
publik, dll);
b. CSR mencakup isu-isu sosial dan lingkungan,
c. CSR tidak atau tidak harus terpisah dari strategi bisnis dan operasi:
Corporate Social responsibility adalah tentang mengintegrasikan
kepedulian sosial dan lingkungan ke dalam strategi bisnis dan operasi;
d. CSR adalah konsep sukarela.
2. Manfaat Corporate Social Responsibility
Kotler dan Lee (2005) dalam Masnila (2002) yang menyatakan bahwa
partisipasi perusahaan dalam berbagai bentuk tanggung jawab sosial dapat
memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain :
a. Meningkatkan penjualan dan market share,
b. Memperkuat brand positioning,
c. Meningkatkan image dan pengaruh perusahaan,
d. Meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi, dan
mempertahankan (retain) karyawan
e. Menurunkan biaya operasional,
f. Meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi
Hal ini sejalan dengan penelitian Luo dan Bhattacharya (2006) yang
menemukan bahwa CSR juga mempengaruhi nilai pasar melalui mediator
kepuasan pelanggan selain itu kepuasan memainkan peran penting dalam
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 8
hubungan antara CSR dan nilai pasar perusahaan. Berkaitan dengan
permasalahan lingkungan, pada dasarnya kepedulian perusahaan terhadap
permasalahan dan upaya pelestarian lingkungan hidup memberikan
keuntungan lebih, diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan
stakeholder terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan sebagai akibat
dari pengelolaan lingkungan yang bertanggungjawab menurut penilaian
mayarakat (Pflieger, Fischer,Hupfer, dan Eyerer, 2005)
Berkaitan dengan item-item apa saja yang menjadi pedoman
pengelompokan mengenai Corporate Social Responsibility. Hacston dan
Milne (1996), mengelompokkan informasi CSR ke dalam kategori
Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan
umum. Total item CSR berkisar antara 63 sampai dengan 78, tergantung dari
jenis industri perusahaan.
3. Corporate Social Responsibility dan Corporate Financial Performance
Penelitian sebelumnya pada hubungan antara CSR dan Kinerja Keuangan
telah memberikan hasil yang bertentangan (Stanwick. 1998). Literatur yang
ada akan memberikan dukungan untuk semua hasil yang mungkin dalam hal
arah hubungan ini (Bird et al,2007)
a. Pandangan neo-klasik menunjukkan bahwa setiap pengeluaran untuk
kegiatan CSR akan menempatkan perusahaan pada kerugian kompetitif.
Setiap pengeluaran diskresioner pada perbaikan sosial perlu
meningkatkan biaya perusahaan sehingga menghasilkan hubungan negatif
antara kegiatan sosial dengan kinerja keuangan perusahaan.
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 9
b. Mereka yang mengatakan bahwa ada begitu banyak peristiwa yang lebih
Penting lainnya yang berdampak pada kinerja keuangan dan pasar
mengakibatkan tidak adanya hubungan yang dapat diamati antara tingkat
kegiatan CSR perusahaan dan kinerja direalisasikan oleh perusahaan
c. Lain-lain yang berpendapat bahwa akan ada hubungan positif antara
kegiatan CSR dan kinerja perusahaan dengan alasan beberapa keuntungan
dan kelebihan dari penerapan CSR bagi perusahaan yang telah disebutkan
sebelumnya.
4. Kausalitas dalam kinerja sosial dan kinerja keuangan
Friedman (1962/1970) di Griffin & Mahón (1997). Berpendapat bahwa
tanggung jawab utama perusahaan adalah untuk pemegang saham dan, oleh
karena itu, biaya pengeluaran untuk kegiatan yang bertanggung jawab sosial
adalah melanggar tanggung jawab manajemen. Dengan demikian,
pengeluaran tersebut oleh perusahaan sering mengakibatkan kontroversi oleh
para pemegang sahamnya.
Dua model menjelaskan pandangan yang berbeda dari perusahaan:
model input-output dan model stakeholder (Donaldson & Preston, 1995).
Berdasarkan model input-output, perusahaan diasumsikan ada sebagai hasil
dari kontribusi yang dihasilkan dari pemegang saham, investor, pemasok,
tenaga kerja, dan pelanggan. Implikasi dari model ini adalah bahwa pihak lain
(yaitu masyarakat, karyawan, instansi pemerintah, kelompok-kelompok
khusus dll) baik itu mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan tidak
dianggap dalam sistem atau subsistem perusahaan. Keputusan yang dibuat
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 10
oleh perusahaan hanya akan mempertimbangkan mereka yang merupakan
bagian dari sistem atau subsistem. Jadi, dengan model input output, ada
potensi bagi perusahaan untuk menghadapi konflik dengan kelompok-
kelompok lain yang tidak tertampung dalam model melalui boikot, tuntutan
hukum, dan protes (Ruf et al, 2001.).
Bagian dari beban menangani tuntutan CSR adalah kebutuhan untuk
terlibat secara efektif dengan berbagai stakeholder. (Riordan dan Fairbass,
2006). Dalam pandangan pemangku kepentingan (Stakehoder), semua pihak
dalam model input-output dipertimbangkan dalam sistem perusahaan atau
subsistem bersama dengan semua kelompok lain dalam masyarakat baik
dipengaruhi atau mempengaruhi perusahaan. Akibatnya, keputusan yang
dibuat oleh perusahaan harus mempertimbangkan semua pihak atau
stakeholder. Selain investor, pemasok, tenaga kerja, dan pelanggan, mereka
juga perlu mempertimbangkan orang, masyarakat, pemerintah, dan
stakeholders lainnya dalam pengambilan keputusan perusahaan.(Fauzi,
Mahoney, Rahman, 2007)
Pertanyaan yang muncul adalah apakah sebuah perusahaan yang lebih baik
berfokus pertama pada CSP atau fokus pertama pada CFP. Waddock &
Graves (1997) mengajukan dua teori untuk menjawab pertanyaan tersebut
yaitu slack resource theory and good management theory. Berdasarkan slack
resource theory, perusahaan harus fokus pada posisi keuangan, yang
memungkinkan untuk berkontribusi terhadap CSP. Melakukan kinerja sosial
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 11
yang baik membutuhkan dana yang mungkin hasil dari keberhasilan kinerja
keuangan. Sebaliknya good management theory menyatakan bahwa kinerja
sosial yang lebih dulu. Berdasarkan teori ini, perusahaan akan memfokuskan
terlebih dahulu untuk peduli terhadap lingkungan stakeholder disekitarnya,
diantaranya masyarakat, lingkungan atau stakeholder lainnya yang
berpengaruh terhadap perusahaan, dari teori ini sebuah perusahaan jika
memiliki reputasi yang baik akan menghasilkan posisi keuangan lebih kuat
(melalui mekanisme pasar)
Fauzi, Mahoney, dan Rahman (2007) yang meneliti pengaruh kinerja
sosial perusahaan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan di indonesia
dengan juga meggunakan teori slack management dan good management,
untuk mrnguji kausalitas, menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kinerja sosial perusahaan, hal ini mendukung teori slack
management. Lorenzo, Casavecchia dan Reggiani (2006) menemukan bahwa
akses pendanaan perusahaan lebih kepada kegitan yang bersifat mendesak
daripada untuk berinvestasi kepada kegiatan sosial sehingga Temuan ini
mendukung teori slack management.
C. KESIMPULAN
Hubungan antara Corporate Social Responsibility dengan Corporate
Financial Performance mempunyai dua isu penting yaitu berkaitan dengan arah
hubungan dan kausalitas atau sebab akibat. Berkaitan dengan pengaruh baik
positif, negatif maupun netral atau tidak berpengaruh, penelitian-penelitian
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 12
menunjukkan hasil yang snagat beragam. Namun sebagian besar penelitian
menunjukkan bahwa kinerja sosial perusahaan akan berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan, karena selain sebagai tanggung jawab sosial, CSR
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, diantaranya dapat meningkatkan
reputasi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada meningkatnya
keuangan perusahan
Isu yang kedua yaitu mengenai kausalitas atau sebab akibat. Beberapa
penelitian yang menguji pengaruh antara kinerja sosial dengan kinerja keuangan
dengan menggunakan teori slack management dan good management,
menemukan bahwa perusahaan lebih berfokus kepaada kinerja keuangan terlebih
dahulu atau mendukung slack management theory. Hal ini dikarenakan tujuan
utama perusahaan adalah untuk meningkatkan keuantungan perusahaan (financial
performance) sehingga perusahaan akan berfokus utama terlebih dahulu terhadap
peningkatan kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan kinerja sosial
perusahaan.
Untuk saran penelitian-penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya
mencari arah hubungan antara kinerja sosial dan kinerja perusahaan namun juga
meneliti kausalitas hubungan antara kinerja sosial dengan kinerja keungan dengan
berdasarkan teori slack management dan good management.
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 13
DAFTAR PUSTAKA
Baker, M.2003. Corporate Social responsibility in 2003 : A review of the
year.www.mallenbaker.net , 3 Juli 2003
Bird, Ron. Anthony D.Hall, Fransesco Momente, Fransesco Reggiani.2007 What
Corporate Social Responsibility Activities are Valued by the Market?.
Journal of Business Ethics 76:189–206
Carroll. Archie.1999. Corporate Social Responsibility Evolution of a Definitional
Construct.Business & Society Vol 38 No 3, September 1999 268-295
Cheng, C.S.Agnes. Denton Collins, Henry He huang.2006. Shareholder rights,
financial disclosure and the cost of equity capital. Review of Quantitative
Finance and Accounting. 27:175–204
Commission Green Paper 2001. “Promoting a European Framework for
Corporate Social Responsibility
Fontaine, Charles. Antoine Haarman, Stefan Schmid. 2006. The Stakeholder
Theory.Working Paper Series
Donaldson, T. & Preston L.E. (1995) “The Stakeholder Theory of the
Corporation: Concept, Evidence, and Implication”, The Academy of
Management, Vol. 20, No. 1
Fauzi.Hasan.Lois.S.Mahoney dan Azhar Abdul Rahman.2007. The Link between
Corporate Social Performance and Financial Performance : Evidence
from Indonesian Company. Social and Environmental Accounting Vol
1.No1 June 2007 Pp 149-159
Ferreira J, Eurico. Amit Sinha, Dale Varble.2008. Operating And Earnings
Performance. Of Quality Certified Listed Firms. Journal of Business &
Economics Research Volume 6, Number 9
Freeman, R. Edward. John Mc Vea. A Stakeholder Approach to Strategic
Management. Working paper No. 01-02
Global Reporting Initiative (GRI), Introducing the 2002 sustainability reporting
guide-lines. Amsterdam, 2002a.
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 14
Griffin, J.J., & Mahon, J.F. (1997) “The Corporate Social Performance and
Corporate Financial Performance Debate: Twenty-Five Years of
Incomparable Research”, Business and Society, Vol. 36, pp. 5-31
Medley, Patrick. 1997. Environmental Accounting – What Does It Mean to
Professional Accountants? Journal of Accounting Auditing &
Accountability. Vol.10 No.4. pp. 594-600.
Hackston, David and Marcus J. Milne, 1996. Some determinants of Social and
environmental disclosures in New Zealand companies. Accounting
Masnila. Nelly 2010. Corporate Socual Responsibility : An Overview from
Accounting Perspective. Palembang
Mc Williams, Abigail. Donald S.Siegel. Corporate Social
Responsibility :International Perspectives
Lantos, Geoffrey.2001.The Boundaries of Strategic Corporate Social
Responsibility
Lorenzo,Ron Bird,Casavecchia& Fransesco Reggiani, 2006. Corporate Social
Responsibility and Corporate Performance: Where to Begin?.
Luo, Xuoming, C.B. Bhattacharya.2006 Corporate Social Responsibility,
Customer Satisfaction, and Market Value. Journal of Marketing Vol.70 1-
8
Nelling, Edward. Elizabeth Webb.2008. Corporate social responsibility and
Financial Performance: the ‘‘virtuous circle’’ revisited. Review of
Quantitative Finance and Accounting. 32:197–209
Tsoutsoura,Margarita 2004. Corporate Social Responsibility and Financial
Performance. Final Paper on CSR, University of California at Berkeley.
Orlitzky, Mark. Frank L.Schmidt, sara L.Rynes.2003. Corporate Social And
Finanacial Performance A Meta-Analysis.
Preston, L.E., & O’Bannon, D.P. (1997) “The Corporate Social-Financial
Performance Relationship: A Typology and Analysis”, Business &
Society, Vol. 36, No. 4, pp. 419-429
PAPER SEMINAR AKUNTANSI 15
Rahman, Mohammad M. 2008 Linking CSR and Financial Performance through
Branding.
Riordan, Linda. Jenny Fairbass.2006.Corporate Social Responsibility (CSR)
Models and Theories in Stakeholder Dialogue. Corporate Responsibility
Research Converence, Trinity College Dublin, Ireland
Ruf, B. M., Muralidhar, K., Brown, R.M., Janney, J.J., & Paul, K. (2001) “An
Empirical Investigation of the Relationship between Change in Corporate
Social Performance and Financial Performance: A Stakeholder Theory
Perspective”, Journal of Business Ethics, Vol. 32, No. 2, pp. 143- 156.
Stanwick, Peter. Sarah D Stanwick.The Relationship Between Corporate Social
Performance, and Organizational Size, Financial Performance, and
Environmental Performance: An Empirical Examination. Journal of
Business Ethics. Pg 195
Waddock, sandra A, and samuel B Graves, 1997. The corporate social
performance-financial performance link, strategic management Journal 18
(4):303-309