indonesia siap sambut asian games xviii...
TRANSCRIPT
Indonesia Siap Sambut Asian Games XVIII 2018
Karya Cipta infrastruKtur permuKiman
Edisi 07 tahun XVi
Juli 2018
KEMENTERIANPEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
02|Edisi 07Tahun XVI
daftar isi Edisi 07/tahun XVi
Juli 2018
22
04
281904 berita utama
indonesia siap sambutAsian Games XViii 2018
08 liputan khusus60 Bupati/Wali Kota KomitmenTangani Masalah sanitasi
10 info baruAir Bersih yang Layak Guna di desa Teru
11 Bantuan Air segera didistribusikanBagi Korban Banjir Kota Kendari
12 Pamsimas AtasiMasalah Kesehatan Warga Bengkulu Utara
13 Kawasan selfie KemuningViralkan 0% Kumuh
14 Keberadaan sPAM Kabupaten PasamanTekan Angka stunting
15 Pembangunan TPs 3R di desa Tembalangsegera direalisasikan
16 Posko Peduli sampah PromosikanTPs 3R ke Masyarakat Pangkalpinang
17 PisEW Kembangkan Potensi Ekonomidan Wisata Alam di Kabupaten Lebong
18 satgas Tanggap daruratsigap Tanggulangi Bencana Gempa di NTB
19 sekjen Kementerian PUPR ResmikanLearning Center TPsT 3R di Bali
20 Cipta Karya PenuhiKebutuhan Air Minum dan sanitasi di Jambi
21 Api Obor Asian Games 2018Mampir ke Piaynemo Raja Ampat
22 inovasisistem Pengelolaan sampahdan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
24 Jelajah Kota Pusaka: Harmoni dalam Menjaga Pelestarian Budaya
28 Taman Pantai BerkasWujudkan Bengkulu Kota Hijau
30 sebaiknya anda tahuJAKABARiNG sPORT CENTER
32 lensa CkMenteri PUPR Lantik 127 Pejabat Tinggi Madya, Pratama, Administrator dan Fungsional Kementerian PUPR
33 sertijab Pejabat Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator di Lingkungan ditjen Cipta Karya
34 seputar kitaindonesia Jalin Kerja sama dengan World Bank Capai Universal Akses 2019
ditjen Cipta Karya Lepas 2.764 Mahasiswa UNsOEd KKN Mengabdi di desa
Peletakan Batu Pertama Pembangunan TPs 3R Kelurahan Winangun i
1208
Tahun XVIEdisi 07 |03
editorial
Cover : Presiden Joko Widodo bersama Menteri PUPR menjajal Perahu Naga
Jakabaring Sport City Kompleks Olahraga Terpadu Bertaraf Internasional
Bila mendengar kata “Jakabaring” atau lebih lengkapnya Jakabaring Sport City (JSC) belakangan ini tentu lebih sering dikaitkan dengan semarak perhelatan Asian Games XVIII tahun 2018. Faktanya, kompleks yang terdiri dari berbagai fasilitas
olahraga atau venue di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan ini pernah digunakan juga untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI di tahun 2004 dan South East Asian (SEA) Games XXVI di tahun 2011. JSC dibangun di atas lahan seluas 325 hektar di wilayah Seberang Ulu sejauh 5 km dari pusat Kota Palembang.
Jakabaring itu sendiri merupakan nama sebutan yang diambil dari ragam etnis penghuni kawasan tersebut, yaitu Jawa, Kaba, Batak, dan Komering. Tjik Umar, seorang anggota TNI AD yang bertugas di Kodam Sriwijaya yang menamainya demikian. Pada tahun 1972, Tjik Umar termasuk penghuni awal kawasan tersebut yang masih berupa rawa dan hutan belantara. Berdasarkan kisahnya, permukiman di kawasan Jakabaring berawal dari penggusuran akibat proyek pengembangan Jembatan Ampera. Keberagaman etnis penghuni kawasan tersebutlah yang memunculkan ide Tjik Umar menamainya Jakabaring, dengan harapan kawasan yang tadinya sepi dapat berkembang dan ternyata harapannya sekarang menjadi kenyataan.
Sebelum terpilih menjadi tuan rumah PON XVI 2004, JSC masih berupa daerah rawa dan terkesan tidak aman bagi masyarakat sekitar. Maka dari itu Pemerintah Kota Palembang sengaja memilih kawasan Jakabaring agar dapat mengubah citra negatif dan mistis pada kawasan tersebut. Dimulai dari tahun 2001, pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya dengan kapasitas 40 ribu kursi, Gelora Olahraga (GOR) Dempo dan Ranau, lintasan lari, serta fasilitas olahraga atletik lainnya dilaksanakan oleh pemerintah. Lalu pada tanggal 11 November 2011, dalam rangka menyambut SEA Games XXVI, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan kompleks Jakabaring sebagai Jakabaring Sport City. Demi memfasilitasi 21 cabang olahraga yang dipertandingkan dalam acara tersebut, maka dibangunlah beberapa venue tambahan beserta wisma atlet.
Kini, JSC terlihat megah dengan tambahan 5 venue yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Kelima venue tersebut berupa arena menembak, dayung, skatepark, voli pantai, dan bowling. Kabarnya, venue dayung di JSC dinilai terbaik di dunia oleh federasi dayung dunia. Terlebih lagi ditambah dengan fasilitas Light Rail Transit (LRT) yang menghubungkan bandara langsung menuju ke JSC membuatnya semakin memenuhi standar internasional. Selain itu, infrastruktur pendukung juga telah dibangun di antaranya penyediaan air minum dengan ultra high filtration, instalasi pengolahan limbah, peningkatan ruang terbuka hijau, perluasan danau buatan sebagai daerah tangkapan air, serta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (Redaksi)
pelindungsri Hartoyo
penanggung Jawabrina agustin indriani
dewan redaKsidwityo a. soeranto, iwan suprijanto, rina farida,
dodi Krispratmadi, muhammad sundoro
pemimpin redaKsiaswan nizar
penyunting redaKsiCahyani Kusrianingsih , indah raftiarty er,
astaf aji pranaya
bagian produKsiari iswanti, bramanti nawang sari, dewi savitri
bagian administrasi & distribusifajar drestha birawa, Harniati ulfah
Kontributorsri murni edi K, taufan madiasworo,
tanozisochi lase, diana Kusumastuti, dian irawati, marsaulina pasaribu, didiet a. akhdiat,
boby ali azhari, prasetyo, ade syaiful rachman, meike Kencanawulan, Komang raka maharthana,
sandhi eko bramono, andika budi prasetya, bhima dhananjaya, airyn saputri Harahap, meinar manurung
alamat redaKsiJl. pattimura no. 20, Kebayoran baru 12110
telp/fax. 021-7245754
Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email [email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id
http://ciptakarya.pu.go.id
@ditjenck
@ditjenciptakarya
ditjen Cipta Karya
ditjen Cipta Karya
04|Edisi 07Tahun XVI
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan 5 dari 14 venue Asian Games ke-18 di Jakabaring Sport City (JSC) Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (14/07/2018).
berita utama
Indonesia Siap Sambut Asian Games XVIII 2018
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono,
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nah rawi, dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin. Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia siap menyambut penyeleng ga ran Asian Games 2018. “Saya ucapkan selamat datang di Indonesia kepada se kitar
16 ribu atlet dan official dari 45 negara,” kata Presiden Jokowi. Saya sudah cek venue, saya sampaikan Indonesia siap sam but gelaran Asian Games 2018,” kata Jo kowi usai peresmian. Jokowi berkunjung ke kompleks JSC untuk mengecek pembangunan in frastruk tur yang sudah selesai. “Yang belum hanya sebagian kecil, saya tar getkan satu atau dua minggu selesai. Hari ini ada
Piala Presiden (cabang olahraga) dayung untuk pemanasan Asian Games 2018,” tegasnya. Untuk target, Jokowi kembali mengingatkan minimal Indonesia menembus 10 besar perolehan medali Asian Games 2018. Karena pada Asian Games yang lalu Indonesia harus puas berada di urutan ke 17. “Syukursyukur bisa tembus 8 besar, hi tunghitungannya ada. Saya juga setuju
Tahun XVIEdisi 07 |05
pelajar digratiskan untuk nonton Asian Ga mes,” tuturnya. Ada yang berbeda dalam peresmian kali ini, yaitu kehadiran Menpora Malaysia Syed Saddiq. Syed melihat potensi dan keberadaan JSC sangat bagus. “Saya sangat tertarik dengan fasilitas yang ada, ini bagus sekali,” pungkas menteri termuda Malaysia tersebut. Turut hadir dalam peresmian tersebut Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar, Men teri Perhubungan Budi Karya, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo, Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso, Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Direktur Sungai dan Pantai Ha ri Suprayogi, Direktur Pembangunan Ja lan Gani Ghazaly Akman, Direktur Bina Penataan Bangunan Iwan Supriyanto, Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih, Kepala BBWS Sumatera VIII Suparji, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. Kelima venue yang diresmikan dengan penandatanganan prasasti ada lah
beberapa kali menjajal langsung cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Asian Games tersebut. Sementara, Menteri PUPR Basuki mengungkapkan progres pembangunan dan renovasi 14 arena dan fasilitas pendukung Asian Games 2018 di JSC sudah 99%
arena menembak (shooting range), dayung (Jakabaring Rowing and Canoeing Regatta Course), skatepark, voli pantai, dan bowling center. Sebelum peresmian, Presiden juga me ninjau venue-venue olahraga yang diresmikannya. Presiden Jokowi tampak
06|Edisi 07Tahun XVI
rampung dan tengah penyelesaian akhir. Lima arena yang diresmikan, tiga di antaranya yakni arena menembak, dayung dan skateboard dibangun oleh Kementerian PUPR. “Secara keseluruhan anggaran Kemen terian PUPR yang dikeluarkan untuk
pembangunan, renovasi, dan penataan ka wasan JSC adalah Rp. 623,66 miliar,” kata Basuki. Menteri Basuki yang juga menjabat sebagai Ketua Pelaksana Bidang Sa rana dan Prasarana Asian Games ke 18 menyatakan, arena dayung telah men da
patkan pengakuan sebagai yang ter baik di Asia menurut Olympic Council of Asia (OCA). “Bahkan, menurut Presiden Konfe de rasi Canoe Asia (ACC) Shoken Narita, ve-nue dayung ini yang terbesar dan ter baik di dunia,” kata Menteri Basuki. Biaya pembangunan venue dayung ter diri atas konstruksi arenanya atau Jakabaring Rowing and Canoeing Regatta Course sebesar Rp. 136 miliar dan pembangunan embung Jakabaring (3,1 juta m³) dengan biaya Rp. 140 miliar. Venue dayung memiliki lintasan dengan lebar 200 meter, panjang 2.200 meter, dan kedalaman lima meter. Selain itu, dilengkapi tribun penonton dengan kapasitas 2.144 kursi, menara “start-finish” dan penataan kawasan sekitar arena. Biaya pembangunan dan renovasi arena menembak mencapai Rp. 75,18 miliar. Arena skateboard juga telah selesai pengerjaannya, dengan pem bangunan are na seluas 2.460 m² dila kukan selama 120 hari sejak 6 Maret 2018 hingga 3 Juli 2018 senilai Rp. 3,3 miliar.
Tahun XVIEdisi 07 |07
Sesaat sebelum acara peresmian, Presiden Jokowi bersama Menteri Basuki men coba mendayung bersama beberapa atlet dayung perahu naga sekitar 300 me ter menuju lokasi peresmian. Kejurnas yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PB PODSI) ini menjadi salah satu test event di venue dayung menyambut Asian Games ke18. Kejurnas ini diikuti oleh 619 peserta yang berasal dari 17 provinsi dan 4 kontingen TNI/Polri. Nomor lomba yang dipertandingkan adalah 500 dan 200 me ter untuk putera dan puteri. Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menjelaskan, se mua cabang olahraga adalah unggulan.
Kelima venue yang diresmikan dengan
penandatanganan prasasti adalah arena menembak (shooting range), dayung (Jakabaring Rowing and
Canoeing Regatta Course), skatepark, voli pantai, dan
bowling center.
Namun khusus untuk dayung pihaknya menargetkan 2 medali emas pada Asian Games Agustus mendatang. Kemudian, untuk arena voli pantai pem bangunannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Kementerian PUPR memberikan dukungan beru pa pembangunan tribun VIP Arena Voli Pantai yang terdiri dari tiga lantai berkapasitas 478 orang. Basuki menambahkan, pihaknya sesuai penugasan yang diberikan oleh Pre siden Jokowi, telah menyelesaikan pe nataan kawasan berupa plaza, pedestrian dan ruang terbuka hijau, serta pem bangunan lima tower Wisma Atlet berikut lansekap, lift dan furnitur untuk me nampung tambahan 1.000 atlet dan official. Presiden mengatakan, venue-venue yang akan digunakan pada Asian Games XVIII yang akan dihelat bulan Agustus dan September mendatang, baik di Ja karta maupun Palembang sudah siap.(Teks: Redaksi)
08|Edisi 07Tahun XVI
Sebanyak 60 Bupati dan Wali Kota beserta Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Dodi Krispratmadi melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Penyiapan Implementasi Infrastruktur Masyarakat, di Bali, Rabu (18/07/2018).
60 Bupati/Wali Kota KomitmenTangani Masalah Sanitasi
Plt. Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo mengatakan, kegiatan tersebut da lam rangka penyiapan penyeleng
garaan pembangunan infrastruktur Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), karena masalah sanitasi merupakan hal penting untuk mendukung kesehatan ling kungan dengan dampak sangat luas.
“Masalah sanitasi lingkungan kalau tidak kita tangani akan banyak kerugian yang dirasakan. Masalah sanitasi
ini intinya terdiri dari sampah dan air lim bah rumah tangga atau Buang Air Besar (BAB). Jika BAB tidak dikelola dengan sebaikbaiknya, maka kesehatan dan kebersihan lingkungan kita akan terganggu, serta akan mempengaruhi daya tarik pariwisata tempat tersebut,” ungkap Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo menjelaskan, untuk memenuhi target akses universal di tahun 2019 yang meliputi pencapaian Gerakan
1000100, yaitu 100% akses aman air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi layak, telah dilaksanakan pembangunan infrastruktur sa nitasi untuk berbagai skala penanga nan. Terdi ri dari skala perkotaan, skala permukiman, dan sampai dengan skala komunal me lalui pembangunan infrastruktur berba sis masyarakat berupa ke giatan SA NIMAS dan Pembangunan Tempat Pengo lahan Sampah dengan Pola Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R).
“Dengan PKS ini diharapkan terwujudnya komitmen dari Pemerintah Kabupaten/Kota akan pentingnya sanitasi,” ha rap Sri Hartoyo.
Sementara itu, Direktur PPLP Dodi Krispratmadi menambahkan, sejauh ini program kegiatan Sanimas maupun TPS 3R sudah berjalan dengan baik meskipun masih memiliki beberapa kekurangan.
“Untuk kegiatan Sanimas sudah berjalan dengan baik dengan capaian sekitar 90%, sedangkan untuk kegiatan TPS 3R masih perlu kita tingkatkan lagi. Mes kipun angkanya sudah di atas 50%, namun perlu ada pembelajaran lagi terutama bagi KSM,” ujar Dodi.
Dodi menjelaskan, dalam suatu KSM
liputan khusus
Tahun XVIEdisi 07 |09
“Inovasi dari pengelola TPS 3R itu sangat diperlukan untuk menjamin ke berlangsungan serta untuk
menambah income dari KSM tersebut,”
Dodi Krispratmadi, Direktur PPLP
perlu adanya inovasi serta pengem bangan, seperti contohnya TPS 3R Mulyo Agung di Malang yang selalu me la kukan pengembangan sehingga da pat menggaji 70 pegawainya sesuai de ngan UMR serta dapat melayani 6.000 jiwa. Selain itu di Kabupaten Klungkung Bali, sampah diubah menjadi briket yang nantinya briket tersebut dapat digunakan untuk pemanas di skala rumah tangga dengan menggunakan kompor khusus.Briket yang memenuhi kuota sebesar 150 ton/harinya dapat dijual ke PLTU sehingga dapat meningkatkan income dari TPS tersebut.
“Inovasi dari pengelola TPS 3R itu sangat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan serta untuk menambah income dari KSM tersebut,” tutur Dodi.
TPS 3R dan Sanimas Kurangi Persoalan Sanitasi“Kami harap dengan kunjungan ini men dapat pembelajaran dalam pe ngelolaan TPS dengan metode 3R dan Sanimas,” harap Kasubdit Standarisasi dan Kelembagaan Marsaulina Pasaribu saat mengunjungi TPS 3R Brantas Lestari Kabupaten Tabanan di Bali, Kamis (19/07/2018).
Marsaulina menjelaskan, apa yang di kembangkan KSM TPS 3R Brantas
Les tari dan KPP Widya Sari dalam upaya mengurangi sampah dari sumbernya sambil mengembangkan halhal yang produktif dan menyejahterakan masyarakat adalah bukan hal yang mustahil,” ungkap Marsaulina.
“Jika Sanimas dan TPS 3R dikelola dengan baik akan mampu meningkat kan kesehatan lingkungan dan mengubah pe rilaku masyarakat, serta dapat memo tivasi semua untuk konsisten mengem bangkan TPS 3R dan Sanimas,” ujar Marsaulina.
Sementara Bupati Tabanan yang di
wakili Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Tabanan I Wa yan Miarsana mengatakan, saat ini persoa lan sampah sudah sangat mendesak untuk mendapatkan penanganan, baik sampah timbul dari aktivitas rumah tang ga maupun dari aktivitas lainnya. Ke mampuan dalam menangani sampah relatif terbatas sehingga akhirnya ke amanan, ke nyamanan, dan kesehatan ma syarakat men jadi terganggu.
“Selain itu, yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat kita tentang pengelolaan sampah. Ke depannya kita harus bersinergi untuk me nangani persoalan sampah ini. Kami Pe merintah Kabupaten Tabanan, ber terima kasih kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan telah ditempatkannya TPS 3R di Kabupaten Tabanan,” tutur I Wa yan Miarsana.
I Wayan Miarsana menegaskan, persoalan sampah di Kabupaten Tabanan harus mendapat perhatian serius, karena setiap hari untuk layanan perkotaan terdata 66,6 ton yang harus dibuang ke TPA Sembung Gede, sedangkan kondisi TPA semakin penuh. Sampai saat ini, di Kabupaten Tabanan telah terbentuk sebanyak 10 TPS 3R dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah mencapai Rp. 500 juta dalam bentuk pendanaan dari retribusi yang berasal dari masyarakat, dan sekitar Rp. 9 miliar dari APBD. (Teks: Socca-Randal Bali/bns)
10|Edisi 07Tahun XVI
info baru
Pembangunan SPAM Perdesaan Desa Teru memberikan manfaat yang signifikan kepada masyarakat sekitar.
Air Bersih yang Layak GunaDi Desa Teru
Manfaat tersebut dirasakan masyarakat Desa Teru dengan jum lah 338 SR terlayani dan
ka pasitas 10 liter/detik. Dengan ang garan hampir 5 miliar rupiah, SPAM Desa Teru telah terbangun sejak tahun 2013.
Ade Basyarat selaku PPK Satker PSPAM Provinsi Kepulauan Bangka Beli tung, menjelaskan bahwa peme rin tah terus memaksimalkan pem ba ngunan sam pai ke pelosok, saat ditemui di kantor nya beberapa waktu lalu.
Pada tahun ini terdapat optimalisasi pe na nganan kebocoran jaringan pipa dis tri busi de ngan biaya sebesar 384 juta ru piah.
Amirah warga setempat mence ri takan, semenjak adanya SPAM ini me reka tak perlu berjalan jauh lagi ke kolong (danau) untuk mencukupi kebu tuhan air seharihari. Dengan jarak tem puh yang relatif dekat, Amirah dan warga Desa Teru lainnya merasa sangat terbantu oleh keberadaan SPAM ini dalam mengakses air bersih.(Teks: Wotto/Randal Babel/ari)
Tahun XVIEdisi 07 |11
info baru
Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satker Tanggap Darurat Permukiman Regional V Makassar bersama aparat Pemerintah Kota Kendari, dalam hal ini PDAM Kota Kendari melakukan pendistribusian air bersih bagi korban bencana banjir di Kelurahan Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara Jumat (29/06/2018).
Bantuan Air Segera DidistribusikanBagi Korban Banjir Kota Kendari
Di lokasi tersebut, Kementerian PUPR menyiagakan 2 unit mobil tang ki dengan kapasitas 4.000 li
ter, 10 unit hidran umum, serta 20 unit wc knock down yang tersebar di beberapa titik posko pengungsian. Hal ter sebut diungkapkan oleh PPK Darurat Per mukiman Regional V Makassar Agung Jaka Santosa. Agung menambahkan,
ngevakuasi barangbarang ke tempat yang lebih aman.
Sementara, Kepala Direktur PDAM Kota Kendari Damin, saat ditemui di lapa ngan menyatakan bahwa ada keter batasan armada untuk pelayanan air ber sih di wilayah pengungsian serta ku rangnya tempat penampungan air. Te tapi dengan adanya bantuan dari Ke menterian PUPR masalah tersebut dapat teratasi, se hingga pelayanan dis tribusi air bersih untuk pengungsi yang berjumlah kurang lebih 200 KK dapat dilaksanakan selama 24 jam. Sistem pelayanan maksimal artinya tidak ada tandon air yang kosong, begitu kosong langsung diisi.
Manfaat bantuan air bersih tersebut dirasakan oleh Suryani, warga Kelurahan LepoLepo dan ratusan warga pengungsi lainnya. “Alhamdulillah sekarang sudah bisa mandi, masak, dan mencuci serta mem bersihkan semua barang yang ko tor akibat lumpur karena banjir,” tutur Sur yani. (Teks: Eny-Maman Randal Sultra/ari)
bah wa dalam pendistribusian air bersih bagi korban banjir direncanakan akan berlangsung selama 12 hari, yaitu mulai 25 Juni sampai dengan 06 Juli 2018 dengan menugaskan para personil Sat gas Tanggap Darurat Bencana Ditjen Cipta Karya yang sudah terlatih terkait pendistribusian bantuan air bersih serta membantu korban banjir untuk me
12|Edisi 07Tahun XVI
info baru
Pamsimas Atasi Masalah Kesehatan Warga Bengkulu Utara
Berpenduduk 180 KK dan 620 jiwa dengan mata pencaharian utama sebagai petani karet, desa ini
merupakan daerah dengan akses air bersih yang sangat rendah di Kabupaten Bengkulu Utara. Hal ini terbukti dari kondisi warga yang mengalami kesulitan dalam memperoleh air bersih. Sebelum adanya program Pamsimas warga Desa Tanjung Karet memanfaatkan air sungai dan air sumur. Akan tetapi, ketika musim kemarau tiba, sumur warga menjadi kering, sementara air sungai yang ada jauh dari kata layak karena dialiri air pembuangan dari TPA di hulunya.
Sulitnya mendapatkan air bersih ba gi Desa Tanjung Karet tentunya sangat berdampak pada taraf kesehatan war ganya. Mulyadi, warga Desa Tanjung Karet mengatakan bahwa penyakit kulit dan diare merupakan masalah kesehatan yang “akrab” dengan mereka.
“Karena tidak adanya air di rumah,
Desa Tanjung Karet, Kecamatan Air Besi merupakan penerima manfaat program Pamsimas III TA 2017.
anakanak kami sering kali tidak mandi ketika pergi ke sekolah. Sementara untuk pergi mandi ke sungai cukup jauh dan airnya juga kurang higienis. Akibatnya kulit kami gatalgatal dan sering diare karenanya” tutur Mulyadi.
Masuknya program Pamsimas III sebenarnya sudah memberikan dampak yang cukup signifikan pada kualitas kese hatan masyarakat Desa Tanjung Karet. Dengan 2 Hidran Umum, 1 CTPS dan terus melakukan pengembangan sam bungan ke rumah warga, Pamsimas mam pu memberikan kemudahan kepada warga untuk mengakses air bersih dan per lahan merubah masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Dianita, bidan Desa Tanjung Karet mem benarkan jika saat ini jumlah warga yang terjangkit penyakit kulit dan diare pelanpelan mulai berkurang. “Sekarang warga sudah melakukan aktivi tas MCK di rumah, dan tidak buang
air di sungai lagi. Air bersih yang mengalirpun sudah diuji laboratorium oleh Dinas Ke seha tan Kabupaten Beng kulu Utara dan di nyatakan memiliki kua litas bagus de ngan tingkat Ph lebih dari 6,8 yang la yak untuk dikonsumsi,” tutur Dianita be be rapa waktu lalu. Se mentara, PPK Pamsimas Kabupaten Bengku lu Utara Eka Noviriansyah, menyata kan bahwa Pamsimas Tanjung Ka ret ma sih memerlukan bantuan dana dari Pe merintah dalam pengembangan pela yanannya. “Masih banyak yang ha rus dibenahi dalam penyediaan air bersih di Desa Tanjung Karet. Kami ma sih memerlukan bantuan anggaran dari Peme rintah Pusat maupun Provinsi un tuk pengembangan jaringan yang le bih banyak lagi ke sambungan rumah masyarakat. Dengan demikian diharap kan lebih banyak lagi warga yang ter laya ni dan taraf kesehatan masyarakat lebih me ningkat lagi tentunya,” tutup Eka. (Teks: Memo/Indah/Bengkulu/ari)
Tahun XVIEdisi 07 |13
info baru
Kasatker PKP Provinsi Kalimantan Selatan Arkan Yamri mengata kan, saat ini pembangunan fisiknya su
dah mencapai 25%. Adapun yang telah dibangun pada tahun 2018 ini untuk penataan kawasan Kemuning selain pem bangunan infrastruktur sungai, juga di bangun gerbang, menara pandang, shelter, playground, kios, dan rumah baca.
“Kita berharap lanjutan pem ba ngunan kawasan Kemuning ini me nyambung sukses pembangunan se be lumnya pada periode 20162017 lalu yang viral menjadi kampung pelangi dan menjadi destinasi wisata baru, wisata selfie untuk warga Banjarbaru dan sekitarnya,” harap Arkan, beberapa waktu lalu di kantornya.
Kesan kumuh pada kawasan Kemu ning sudah hilang, masyarakatpun turut berpartisipasi menjaga ling ku ngan bebas banjir dan secara este ti ka kampungnya jadi berwarnawar ni, su ngainya terawat, bahkan sektor eko nomi ter kontrol di kawasan ini. “Ki ta berharap hal serupa juga terjadi se hingga citacita 0% kawasan ku muh dapat tercapai,” pungkas Arkan.(Teks: HRD KALSEL/ari)
Kawasan Selfie Kemuning Viralkan 0% KumuhSatuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi Kalimantan Selatan melanjutkan pembangunan penataan kawasan kumuh Kecamatan Kemuning, Kota Banjarbaru.
14|Edisi 07Tahun XVI
info baru
Dalam rangka penyediaan air minum di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2017 telah membangun SPAM di Nagari Malampah dengan biaya Rp. 9,1 miliar.
Keberadaan SPAM Kabupaten PasamanTekan Angka Stunting
Sistem penyediaan air minum yang memiliki kapasitas 20 liter/detik de ngan lingkup kegiatan pem ba
ngunan reservoir, instalasi pengo lahan air, dan jaringan pipa.
Di Provinsi Sumatera Barat terdapat dua kabupaten yang termasuk dalam daerah dengan angka stunting tinggi, yaitu Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman. Dengan dibangun nya instalasi pengolahan air di Kabupaten Pasaman diharapkan angka stunting da pat ditekan, karena stunting atau terham batnya tumbuh kembang anak juga dipengaruhi oleh tidak tersedianya air bersih dan sanitasi yang buruk.
Hal tersebut diungkapkan Pejabat Pem buat Komitmen Perencanaan dan Pe ngendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Barat Syafriyanti, beberapa waktu lalu di Padang.
Menurut Syafriyanti, selain program penyediaan air minum yang ada di Sa tuan Kerja Pengembangan SPAM Pro vinsi Sumatera Barat, program infrastruktur berbasis masyarakat juga men dukung penekanan angka stunting di Ka bupaten Pasaman. Di tahun 2017, program Penyediaan Air Minum dan Sa nitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) me nyasar di 16 lokasi dengan total dana Rp. 3,2 miliar, sedangkan pada tahun 2018 dilaksanakan di 15 lokasi dengan anggaran Rp. 3,6 miliar.(Teks: rjp/randalsumbar/ari)
Di Provinsi Sumatera Barat terdapat dua kabupaten yang termasuk dalam daerah dengan angka stunting
tinggi, yaitu Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman.
Tahun XVIEdisi 07 |15
Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman (PSPLP) Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R di Desa Tembalang, Kecamatan Sungai Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Pembangunan TPS 3R di Desa Tembalang Segera Direalisasikan
Kasatker PSPLP Provinsi Kalimantan Selatan Patmo Suryo Wiharto, Se lasa (24/07/2018) mengatakan,
pa da tahun ini kami melaksanakan pemb a ngunan TPS 3R di tiga lokasi, yaitu dua di Kabupaten Tabalong dan satu di Ka bupaten Hulu Sungai Utara.
“Dengan metode 3R ini, kita ingin me reduksi sampah dengan berbasis masyarakat dari hulunya sehingga re sidu sampah benarbenar minimal dan sampah dapat berguna untuk masyarakat.Baik sebagai pupuk tani, atau produk daur ulang lainnya yang bisa menguntungkan ma syarakat,” kata Patmo.
Patmo menambahkan, TPS 3R Tembalang ini rencananya akan dikelola oleh KSM Suka Maju dengan layanan sekitar 200 KK dan diharapkan supaya TPS 3R ini bisa mengajak masyarakat untuk memilah dan mendaur ulang sam pah, khususnya masyarakat di Desa Tem ba lang dan sekitarnya.
“TPS 3R direncanakan selesai pada September mendatang dan diharapkan
get 1000100 pada tahun 2019 men datang,” ungkap Patmo.(Teks: HRD KALSEL/ari)
info baru
dengan melalui pemberdayaan masyarakat seperti ini selain bisa men jaga ling kungan, juga dapat mewu judkan tar
16|Edisi 07Tahun XVI
Sudah tidak mencukupinya tempat pembuangan sampah di Kota Pangkalpinang dan seringnya masyarakat yang membuang sampah tidak pada tempatnya.
Posko Peduli Sampah Promosikan TPS 3R ke MasyarakatPangkalpinang
Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Per mu kiman (PSPLP) Provinsi Kepu lauan
Bangka Belitung berinisiatif untuk memban tu Dinas Lingkungan Hidup dalam pe nanganan persampahan di masyarakat yang belum terlayani TPS 3R.
Masyarakat Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang melalui Karang Taru na menyambut baik dan siap mendukung inisiatif tersebut karena sampah sudah menjadi keluhan warga. Kurangnya kesa daran masyarakat membuang sampah pada tempatnya juga menjadi latar be lakang yang mengakibatkan sampah berserakan sampai jalan protokol di ibu kota provinsi. Kasatker PSPLP Pro vinsi Kepulauan Bangka Belitung Miar ka Risdawati me ngatakan, ada ti ga lang kah inisiatif ka mi dalam untuk mem ban tu Dinas Ling kungan Hidup Kota Pang kalpinang de ngan dukungan Ka rang Ta runa Keca ma tan Rangkui, yaitu mem buat posko peduli sampah, mem beri arahan dan teguran kepada ma sya rakat yang membuang sampah agar bisa bijaksana dalam me nangani sam pah, dan hal ini sudah ter lihat pada Ka mis (26/07/2018).
“Sudah terlihat kemajuan dari himbauan yang disampaikan Karang Taru na Kecamatan Rangkui kepada masyara kat. Kini warga sudah mulai tertib dan merasa malu apabila membuang sampah sem barangan dan tidak pada tempat yang benar,” kata Miarka.(Teks: vinrandalBabel/ari)
info baru
Masyarakat Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang melalui Karang Taruna menyambut baik dan siap
mendukung inisiatif tersebut karena sampah sudah menjadi keluhan warga.
Tahun XVIEdisi 07 |17
PISEW Kembangkan Potensi Ekonomi dan Wisata Alamdi Kabupaten Lebong
Mayoritas bermata pencaharian sebagai petani sawah, menja dikan Desa Semelako II se
ba gai salah satu lumbung padi di Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lebong khususnya.
Sentra area persawahan yang terletak di daerah perbukitan menjadi tantangan tersendiri bagi warganya dalam menjalani aktivitas perekonomian. Masyarakat Semelako harus melewati jalan setapak dan menuruni banyak tebing un tuk melakukan pengangkutan ha sil per tanian mereka. Syamsir, warga Desa Semelako II me ngungkapkan, ke su litannya dalam me ngang kut hasil pa nen sebelum dibu ka nya jalan rabat me lalui program PISEW. “Pengangkutan ha sil panen dila kukan dengan cara me ngangkut karung secara satu per satu yang tentunya mem bu tuhkan waktu yang lebih lama. Dengan biaya upah angkut se puluh ri bu rupiah per karungnya,” tutur
info baru
Desa Semelako II, Kecamatan Lebong Tengah, merupakan wilayah administratif di Kabupaten Lebong yang berpenduduk 568 KK.
oleh program PISEW. “Pembangunan jalan yang menghubungkan desa kami de ngan desa sekitar ini benarbenar mem bantu aktivitas dan perekonomian war ga. Masyarakat sekarang sudah mampu menghemat 80% pengeluaran upah angkut ketika musim panen tiba. Besar harapan kami agar program ini berkelanjutan untuk kepentingan umum dan masyarakat tentunya, terlebih di Desa Semelako II ini terdapat objek wisata air panas yang bisa dikembangkan menjadi potensi wisata alam nantinya,” harap Prentin. Saat ini masih terdapat 325 m lagi jalan yang belum terbangun dari Desa Semelako II menuju Desa Semelako Atas. Diharapkan kelak jika seluruh jalan yang menghubungkan Desa Semelako I, Desa Semelako II, dan Desa Semelako Atas terbangun, maka akan ada ratusan petani dan warga lagi yang terbantu secara aktivitas dan perekonomian. (Teks: Memo/Indah/Bengkulu/ari)
Syamsir beberapa waktu lalu. Program PISEW TA 2017 menjawab permasala han yang di ha da pi oleh warga Desa Semelako II. Pem bangunan jalan rabat beton yang meng hubungkan Desa Semelako I ke Se melako II sepanjang 1,7 km saat ini mem berikan kontribusi positif yang mam pu meningkatkan per ekonomian war ganya. Hengky, warga Desa Semela ko I mengungkapkan akses jalan yang menghu bungkan desanya dengan Desa Se me la ko II sekarang menjadi lancar dengan adanya program PISEW. “Se ka rang kami bisa menggunakan motor un tuk ke sa wah, jalannya sudah bagus. Pe ngangkutan hasil panen juga lancar ja dinya karena sudah bisa menggunakan motor ataupun mobil. Ongkos angkut ju ga lebih murah, hanya dua ribu rupiah per karung,” terang Hengky.
Sementara, Kepala Desa Semelako II Prentin Sabeni, menyampaikan apresiasinya terhadap pembangunan ja lan
18|Edisi 07Tahun XVI
info baru
BMKG menginfokan terjadi bencana alam gempa bumi berkekuatan 6,4 SR dengan kedalaman 10 km, berlokasi 8,26 LS -116.55 BT, 28 km barat laut di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/07/2018).
Satgas Tanggap Darurat Sigap TanggulangiBencana Gempa di NTB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satgas Tanggap Darurat Bencana Ditjen
Cipta Karya melakukan pengiriman peralatan tanggap darurat berupa 4 unit MTA dan 2 unit toilet kabin dari Surabaya. Sedangkan dari Bali meliputi 1 unit mobil tinja, 15 unit HU, 2 unit dump truck, 14 unit WC portable, 30 unit THD, 1 unit double cabin, 1 unit toilet cabin, 20 buah tong sampah, 5 buah genset kapasitas 2 KVA, serta 20 bal kantong plastik.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepa la Satker Tanggap Darurat Pusat Nazar, saat berkoordinasi di lapangan. “Personil yang diberangkatkan yaitu Satgas dari Jakarta berjumlah 7 orang, Satgas dari Su rabaya berjumlah 4 orang, dan Satgas NTB berjumlah 10 orang,” tutur Nazar.
Lokasi terdampak gempa di antaranya di Kecamatan Sambelia yang terdiri dari 11 desa dengan 2 desa yang ter dampak paling parah, Desa Madayin yang terdiri dari empat dusun, yaitu Dus un Madayin sebanyak 629 jiwa, Dusun Ketapang sebanyak 953 jiwa, Du sun Beburung sebanyak 751 jiwa, dan Dusun Mekar Sari sebanyak 330 jiwa.
“Kondisi keempat dusun tersebut sa ngat kekurangan air bersih dika renakan jaringan air bersih terputus aki bat gempa, perlu dilakukan perbaikan ja ringan pipa distribusi dan juga perlu perbaikan intake. Jarak pelayanan kesum ber mata air sejauh 7 km dan tidak terdapat jaringan PDAM. Kondisi sa nitasi di lokasi sangat tidak memadai
dikarenakan banyaknya rumah warga yang rusak berat,” tutur Nazar.
Nazar menjelaskan, untuk lokasi pengungsian di Desa ObelObel ada di 4 titik pengungsian yang terdiri dari posko SDN 1 ObelObel dengan jumlah pengungsi 803 jiwa, posko Dusun Medas dengan jumlah pengungsi 637 jiwa, posko Dusun Mentareng dengan jumlah pengungsi 582 jiwa, dan posko Dusun Melempo dengan jumlah pengungsi 245 jiwa.
Selain itu di Kecamatan Sembalun ter terdapat 6 desa yang terdampak gempa, yaitu Desa Sembalun Bumbung dengan titik pengungsian masih tersebar, Desa Sembalun Lawang dengan 1 titik pengungsian di lapangan desa, Desa Sem
balun Timbang Gading dengan 1 titik pe ngungsian, Desa Sembalun dengan 4 titik pengungsian, Desa Sajang dengan 3 titik pengungsian, dan Desa Bilok Petung dengan 3 titik pengungsian.
“Terdapat 2 desa yang terdampak sa ngat parah, yaitu Desa Sajang dan Desa Bilok Petung. Kondisi kedua desa tersebut sangat kekurangan air bersih di ka renakan jaringan air bersih terputus aki bat gempa, sehingga perlu dilakukan per baikan jaringan pipa distribusi dan juga perbaikan intake karena tidak terdapat jaringan PDAM. Kondisi sanitasi di lokasi masih memadai dikarenakan ma sih bisa menumpang di rumah warga lain nya yang masih utuh,” ungkap Nazar.(Teks: kompuck/RANDAL NTB)
Lokasi terdampak gempa di antaranya di Kecamatan Sambelia yang terdiri dari 11 desa dengan 2 desa yang
terdampak paling parah.
Tahun XVIEdisi 07 |19
info baru
Sekjen Kementerian PUPR Resmikan Learning Center TPST 3R di Bali
Sebagai kawasan pariwisata dunia, Desa Seminyak tidak bisa terhindar dari arus urbanisasi yang berakibat
meningkatnya jumlah timbunan sampah, yaitu sekitar 60 m3 per hari. Kurangnya kesadaran warga masyarakat Desa Se minyak untuk mengelola sampahnya se cara mandiri merupakan salah satu ala san perlu adanya penanganan sam pah yang serius.
Salah satu upaya yang dilakukan ada lah dengan pembangunan Tempat Pe ngelolaan Sampah Terpadu Reduce, Reuse, Recycle (3R) yang terdapat di Seminyak Kabupaten Badung. Dengan ada nya dukungan dari Ditjen Cipta Karya pada tahun 2007 dan 2015 sampai de ngan saat ini, TPST 3R Seminyak tidak hanya sebagai tempat pengelolaan sam pah, namun juga berfungsi sebagai learning center pengolahan sampah dengan sistem 3R di Bali.
“Kemandirian pengolahan sampah me rupakan hal yang mutlak untuk dilaku kan,” ungkap Sekretaris Jenderal Kemen terian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firman ti, pada saat meresmikan Learning Center TPST 3R Seminyak serta serah terima mesin pencacah plastik, Sabtu (28/07/2018) di Seminyak, Bali. Salah
Desa Seminyak merupakan salah satu kawasan tujuan pariwisata unggulan di Bali.
Salah satu upaya yang dilakukan ada lah dengan pembangunan Tempat Pe ngelolaan Sampah Terpadu
Reduce, Reuse, Recycle (3R) yang terdapat di Se minyak Kabupaten Badung.
satu agenda kegiatan dari Bali’s Big Eco Weekend 2018 yang diinisia si oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia ini me ru pakan bentuk tanggung jawab pe ru sa haan kepada masyarakat dan ling ku ngan, yang didukung penuh oleh Ke menterian PUPR, Kementerian Ling kungan Hidup dan Kehu tanan, Kemen te rian Per industri an, Pemerintah Ka bu paten Badung, De sa Adat Seminyak, dan Pe ngelola TPST 3R Seminyak.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dir jen Industri Kecil dan Menengah Kemen terian Perindustrian Gati Wibawa ningsih, Anggota Komisi VI DPR RI Gede Sumarjaya Linggih, Grup Managing Di-rector CCA Indonesia and Grup Leadership Team Alison Watkins, President Director of CCA Indonesia and Indonesia Leadership Team Kadir Gunduz, serta perwakilan dari Kabupaten Badung, dan Desa Seminyak.
Menurut Anita, pengelolaan sam pah melalui TPS 3R dan bank sampah me
rupakan salah satu bentuk partisipasi yang dimulai dari sumbernya dimana sam pah dapat menjadi sumber penda patan masyarakat, dengan men daur ulang men jadi barang bernilai ekonomis.
Anita juga mengungkapkan, Learning Center TPS Seminyak di wilayah Badung ini adalah contoh nyata pengelolaan TPST 3R dan bank sampah yang sudah berjalan baik. Berbagai inovasi dan terobosan perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sam pah di kawasan ini dan kawasan lainnya.
“Selain pendampingan Pemerintah Dae rah, dukungan swasta, dan partisipa si masyarakat dalam pengelolaan TPST 3R dan bank sampah juga sangat penting. Apabila ketiga pihak tersebut dapat berjalan bersamaan, menjadi sebuah po la kemitraan yang menguntungkan da lam mewujudkan citacita Indonesia be bas sampah tahun 2025,” tutur Anita. (Teks: randal bali/ari)
20|Edisi 07Tahun XVI
info baru
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen untuk membantu Pemerintah Daerah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang air minum dan sanitasi.
Cipta Karya Penuhi Kebutuhan Air Minum dan Sanitasidi Jambi
Hal tersebut terlihat dari penyerahan bantuan sarana dan prasarana Direktorat Jenderal Cipta Karya
ke pada Pemerintah Kota Sungai Penuh dan Pemerintah Kabupaten Kerinci di Ko ta Sungai Penuh, Provinsi Jambi, Sabtu (07/07/2018).
Plt. Dirjen Cipta Karya Sri Hartoyo mengungkapkan, Ditjen Cipta Karya men dorong Pemerintah Daerah dalam me ngem bangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui jaringan perpi paan, namun untuk wilayah yang sulit dijangkau dengan jaringan perpipaan ini dapat dikembangkan sistem bukan jaringan perpipaan seperti modul ter mi nal air dengan dukungan Mobil Tangki Air (MTA).
“Kami juga mendukung pelaya nan akses aman air minum serta akses sani tasi layak. Urusan air minum sudah menjadi tanggung jawab Pemerintah Dae rah, namun air minum dan sanitasi me rupakan urusan yang bersifat konku ren, sehingga penanganannya ma sih di tangani bersamasama, baik Pemda Ka bupaten/Kota, Pemerintah Provinsi,
mau pun Pemerintah Pusat,” ujar Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo menghimbau, Peme rintah Kota Sungai Penuh dan Peme rintah Kabupaten Kerinci tetap me ngem bangkan SPAM dengan jari ngan per pipaan secara permanen dan Pe me rintah Pusat siap membantu programpro gram yang diusulkan.
“Kita harapkan semaksimal mungkin Pemerintah Kabupaten/Kota dapat me nangani sendiri penambahan cakupan pelayanan. Namun, dalam halhal tertentu bisa saja itu dimintakan bantu an pada Pemerintah Pusat ketika SPM air minum di Kota Sungai Penuh belum tercapai, Pemerintah Pusat masih bisa mem bantu. Jadi intinya Pemerintah Pusat membantu Pemda dalam mencapai SPM baik di bidang air minum maupun sanitasi,” jelas Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo menambahkan, sarana mo bil tinja yang diberikan merupakan ke lengkapan pokok untuk pengolahan air limbah dengan sistem setempat. Untuk itu, Pemerintah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci di imbau dapat
memanfaatkan sebaikbaiknya bantuan MTA dan mobil tinja serta nantinya dapat me melihara kedua sarana tersebut.
“Bantuan yang diserahkan untuk Pemerintah Kota Sungai Penuh yakni 3 unit MTA dan 1 unit mobil tinja, se dangkan untuk Pemerintah Kabupaten Kerinci yaitu 1 unit MTA dan 1 unit mobil tinja,” lanjut Sri Hartoyo.
Sri Hartoyo mengharapkan, sema kin tim bulnya kemandirian Pemerintah Ka bu paten/Kota dalam pelayanan air minum dan sanitasi baik persampahan, drainase permukiman, maupun air limbah. Pem da akan semakin mampu mencukupi kebutuhan pelayanan yang ada sesuai dengan SPM. Pemerintah Pusat juga akan selalu membantu Pemerintah Kabu paten/Kota yang memang responsif untuk melayani rakyatnya. Jika Pemerin tah Kabupaten/Kota yang tidak mempunyai prakarsa atau tidak responsif atas kebutuhan dasar tersebut, pihaknya akan mengalihkan, dan memprioritaskan Pemerintah Kabupaten/Kota lain yang le bih mempunyai prakarsa, inisitif atau res ponsif dalam melayani rakyatnya.(Teks: DM-Randal Jambi/bns)
Tahun XVIEdisi 07 |21
info baru
Api Obor Asian Games 2018Mampir ke Piaynemo Raja Ampat
Kedatangan api abadi ini disambut oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan be be
rapa pejabat, di antaranya Dan lantamal XIV, Kapolda Papua Barat, Ka binda Papua Barat, Wali Kota Sorong, Kapolres Sorong Kota, Kabandara Domine Eduard Osok, Kasrem 171/PVT dan beberapa pejabat teras lainnya.
Publik figur seperti Nadine Chandrawinata dan rombongan pem bawa obor Asian Games 2018 akhirnya bertolak menuju Kabupaten Raja Ampat, menggunakan pesawat TNI AU A2903 CN212 dengan pilot Mayor Pnb. Okfan. Rombongan mendarat di Bandara Marinda Raja Ampat dan api obor dibawa menuju Port of Waisai untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Piaynemo dan melakukan penyelaman dengan KP. Pe likan 5008 milik Polri, bersama 24 per sonil yang bertugas mengawal obor ter sebut.
Dominggus Mandacan, Kapolda Papua Barat Brigjen Pol. Rudolf Alberth Rodja, dan Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati turut membawa api obor Asian
Setelah melalui serangkaian perjalanan, Torch Relay api obor Asian Games 2018 tiba di Bandar Udara Domine Eduard Osok, Kamis (26/07/2018) menggunakan pesawat TNI AU C-130 Nomor Reg A-1341 dengan pilot Letkol Pnb. Puguh dari Lombok.
Setelah dilakukan prosesi acara, kirab torch relay api obor Asian Games 2018 dilanjutkan menuju ke kantor
Bupati Ra ja Ampat untuk bermalam dan paginya rombongan torch relay api obor bertolak ke Sorong.
Games dari Port Of Waisai Raja Ampat, dengan rute jalan berputar sampai ke Jl. KM 30 dan Bundaran HI, memasuki Lapangan Pantai Waisai Torang Cinta (WTC).
Setelah dilakukan prosesi acara, kirab torch relay api obor Asian Games 2018 dilanjutkan menuju ke kantor Bupati Raja Ampat untuk bermalam dan paginya rombongan torch relay api obor bertolak ke Sorong.
Bupati Raja Ampat Abdul Faris Um lati mengatakan, pemerintah beserta ma syarakat di Raja Ampat sangat antusias dan berkomitmen menyukseskan torch relay Asian Games 2018.
Sementara, Dominggus Mandacan me ngapresiasi panitia pusat karena mem beri kepercayaan kepada Papua Ba rat sebagai lintasan torch relay api obor Asian Games 2018. Sebagai kepala daerah, Mandacan, sangat bersyukur ki rab Asian Games bisa sampai di Raja Ampat dan itu adalah bagian untuk mem promosikan wisata Raja Ampat ke pen tas dunia. Selain itu juga mendorong ser ta
memotivasi para pemuda di ting kat lokal, regional, maupun nasional un tuk menjadi atlet yang terkenal dunia, sehingga nama Indonesia dikenal melalui Papua Barat.
Piaynemo Raja Ampat sendiri terma suk Kawasan Strategis Pariwisata Na sio nal (KSPN) Ditjen Cipta Karya Kemen terian Pekerjaan Umum dan Pe rumahan Rakyat. Dan, telah mendapatkan penanganan dari Satker Pena taan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Papua Barat dalam peningkatan pe nataan kawasan strategis Piaynemo TA 2017 dan lanjutan 2018. (Teks: Randal Pabar/ari)
22|Edisi 07Tahun XVI
inovasi
Sistem Pengelolaan Sampahdan Penurunan Emisi Gas Rumah KacaAde Putra Firmansyah *)
Di negara berkembang, urgensi dari penerapan sistem pengelolaan sampah yang baik seringkali belum mendapatkan perhatian yang memadai dari segenap lapisan masyarakat dan pemerintah.
Pemerintah masih menemui sejumlah kendala, terkait ketersediaan infrastruktur yang andal, kemam
puankemauan bayar masyarakat yang rendah, penerapan aturan yang belum ditegakkan, keengganan peran serta aktif dari masyarakat, hingga lembaga pe ngelola yang masih belum mantap. Pa dahal di era saat ini, dimana sistem pengelolaan sampah yang baik pada tataran lokal juga akan memberikan berdampak pada tataran global, yaitu terkait perubahan iklim yang diakibatkan oleh emisi gas rumah kaca.
Pengurangan Sampah di Sumber SampahTerkait korelasi antara isu perubahan ik lim dan sistem pengelolaan sampah se benarnya telah banyak dikaji, serta dimunculkan dalam berbagai isu terkait sektor persampahan. Namun seringkali, isu ini belum diimplentasikan secara nya ta dalam sistem pengelolaan sampah. Salah satu pendekatannya adalah melalui Life Cycle Analysis (LCA), dimana tergambarkan suatu kondisi berdasarkan hasil pemodelan matematika. Pengu rangan sampah di sumber sampah akan memberikan penurunan emisi gas rumah kaca secara signifikan ketimbang pe nanganan di akhir atau pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah saja. Hal inilah yang diwujudkan dalam hierarki sistem pengelolaan sampah dalam meng hindari sesuatu agar tidak menjadi sampah (waste prevention), namun pada kenyataannya, hal ini masih belum dijadikan prioritas atau bahkan diabaikan.
Dalam UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disampaikan terkait adanya upaya untuk meminimasi sampah yang harus diurug di TPA sampah dan menjadikan TPA sampah sebagai opsi terakhir. Seluruh upaya pengurangan yang dapat dilakukan sejak sampah ditimbulkan, harus menjadi suatu kebijakan dan strategi yang diterapkan
dalam sistem pengelolaan sampah perkotaan.
Hal ini akan mendorong tercapainya target penurunan emisi gas rumah kaca, sebagaimana yang diamanatkan pada produk pengaturan yang lebih ren dah hierarkinya, yaitu Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emi si
Gambar 1Unit Pemilahan Sampah pada Ban Berjalan di TPST Kota Balikpapan
Gas bio yang terbentuk telah berhasil dimanfaatkan dan menyalakan 12 buah lampu (arus DC) di dalam
kompleks TPA sampah selama 24 jam.
Tahun XVIEdisi 07 |23
inovasi
Gas Rumah Kaca dan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Pe nyelenggaraan Inventarisasi Gas Ru mah Kaca Nasional.
Pengolahan Sampah untuk Meminimasi Pengurugan di TPA SampahUnited Nations Environmental Programme (UNEP) mengamati sejumlah tren berba gai negara terkait kebijakan dan strategi suatu negara dalam mendorong sis tem pengelolaan sampah yang baik, di mana secara langsung mendorong pe nurunan emisi gas rumah kaca yang ber dampak pada penurunan kontribusi pe rubahan iklim. Sebagai contoh adalah Jerman, dimana selama tahun 20002005 Pemerintah Jerman terbukti ber hasil me nekan laju produksi sampah me lalui kebijakan dan strategi khusus yang di kenal dengan EU Waste Directive. Kebijakan dan strategi tersebut dilakukan dengan intervensi pemerintah, agar terjadi penurunan kuantitas sampah di sumber sampah.
Selain itu, upaya untuk mengurangi volume sampah yang diurug di TPA sampah, melalui proses pengolahan sampah, juga akan menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari TPA sampah. Misalnya yang dilakukan pada Tempat
Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recyle (TPS 3R) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu(TPST). Sejumlah proses biologis dan termal dapat digunakan, untuk meng konversi sampah menjadi produk yang lebih bersifat inert dan diurug di TPA sampah dalam kuantitas sampah residu yang sangat minim, serta minim pula emisi gas rumah kacanya.
Pemanfaatan Gas Bio di TPA SampahJika sampah berupa residu atau telah terminimasi kuantitas sampah or ga niknya yang masuk ke TPA sampah, maka masih diperoleh emisi gas bio dengan kandungan gas metana (CH4) sebagai salah satu emisi gas rumah kaca. Gas bio tersebut harus dikonversi menjadi
Gambar 2Unit Penampungan Gas Bio pada TPA Sampah
Air Dingin di Kota Padang
Gambar 3Gazebo Gas Biopada TPA Sampah Air Dingin di Kota Padang
pro duk yang lebih stabil, yaitu gas karbondioksida (CO2) sehingga tidak lagi ber sifat sebagai gas rumah kaca.
Sejumlah TPA sampah yang dibang un oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, melalui Direktorat Pe ngembangan Penyehatan Lingkungan Per mukiman Ditjen Cipta Karya, telah menye diakan infrastruktur pemanfataan gas bio. Salah satunya adalah TPA sampah Air Dingin di Kota Padang, yang dibangun oleh Satuan Kerja Pengembangan Pe nyehatan Lingkungan Permukiman Stra tegis, pada tahun 2017.
Gas bio yang terbentuk telah berha sil dimanfaatkan dan menyalakan 12 buah lampu (arus DC) di dalam kompleks TPA sampah selama 24 jam. Selain itu, kelebihan dari gas bio ditampung pada unit penyimpanan gas bio, sebagai reservoir gas bio dan bisa dibakar pada sebuah kompor gas sebagai sumber energi alternatif. Sebuah gazebo cantik juga dibangun di sekitar unit pemanfaaatan gas bio tersebut untuk menikmati kein dahan alam di sekitar TPA Sampah Air Dingin, se kaligus bisa menikmati sajian kopi yang dimasak dari pembakaran gas bio.
Upayaupaya untuk mendukung mini masi pelepasan emisi gas rumah kaca pada sistem pengelolaan sampah, harus dimulai dari sumber sampah, di
TPS 3R/TPST, hingga di TPA sampah. Hanya melalui pendekatan berjenjang dan hierarkis seperti ini, maka emisi gas rumah kaca bersumber sampah dapat ditangani secara komprehensif dan tidak par sial.
*) Penulis adalah staf fungsional (sektor persampahan) pada Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kontak dengan penulis: [email protected]
24|Edisi 07Tahun XVI
inovasi
Daerah dengan banyak julukan ini adalah Lasem, daerah pesisir di Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Sebuah kota kecamatan dengan luas 4.504 hektar yang berjarak 12 km dari Kota Rembang. Tiga julukan tadi tidak serta merta begitu saja disematkan pada Lasem tanpa alasan yang kuat. Ketiga julukan itu berkaitan erat dengan sejarah Lasem yang memiliki nilainilai penting bagi sejarah peradaban Bangsa Indonesia.
Penulis menyusuri ganggang yang tak begitu lebar serta diapit dinding tinggi di kiri dan kanan, dinding yang menandai batas kapling mansion pecinan yang ada di sini. Sejauh kurang lebih 4 kilometer kami akan berjalan kaki menyusuri Lasem dan singgah di beberapa bangunan tua yang ada di Lasem. Lebih dari 200 bangunan tua yang dibangun antara abad 14 sampai dengan 19 tersebar di penjuru Lasem, kental dengan langgam arsitektur Tionghoa atau perpaduan Tionghoa dan Indische.
Bangunan tua di Lasem ini memiliki kondisi beragam, mulai dari yang masih terawat dengan baik sampai dengan bangunan yang bobrok dan lapuk oleh usia serta minim perawatan. Hampir se paruh dari bangunan tua ditinggalkan oleh pemilik aslinya dan hanya dihuni atau dirawat sesekali oleh penjaga rumah yang diamanatkan untuk memelihara rumah tua itu. Pemilik asli mansion pe cinan itu sebagian besar tinggal di dae rah lain atau kota besar seperti Ja karta, Semarang, dan Surabaya.
Merawat dan melestarikan bangunan
JELAJAH KOTA PUSAKA: HARMONI DALAM MENJAGAPELESTARIAN BUDAYALukya Kumala Sita *)
Kota Santri, Tiongkok Kecil, dan Kota Batik, begitulah daerah ini sering disebut.
Tahun XVIEdisi 07 |25
inovasi
tua memerlukan biaya yang tidak sedi kit, begitu pendapat mereka yang dijadikan alasan untuk membiarkan bangu nan tua terbengkalai tak terpelihara. Tentu saja demikian, mengingat materal yang di gunakan pada rumah tua ini ada lah ma terial dengan kualitas utama pa da ja mannya. Jelas, menggambarkan ke hidupan seperti apa yang terjadi di La sem pada waktu itu. Pada masa kini pas ti jarang sekali ditemukan material se rupa di pasaran, pun apabila ada pasti harganya tidak dapat terbayangkan.
Sosok bangunan tak terawat yang banyak ditemui di LasemBantuan dari pemerintah pun tidak dapat diterima karena hampir semua bangunan tua di Lasem tidak terdaftar sebagai Bangunan Cagar Budaya. Miris memang membayangkan nasib bangunan cantik ini lambat laun bobrok termakan usia. Hanya segelintir pemilik mansion yang memiliki kecintaan dan kenangan mendalam pada peninggalan leluhur melakukan upaya pelestarian secara swada ya. “Saya tidak tega bangunan ini ter bengkalai, kenangan yang ada di dalam nya sulit hilang dari ingatan,” be gitu ujar Soesantio pemilik Museum Nyah Lasem, saat ditanya tentang apa yang motivasinya untuk melestarikan ba ngu nan tua.
Jelajah kawasan pusaka ini selain untuk mencermati upaya pelestarian dan pe manfaatan bangunan tua, juga untuk memberikan gambaran sejarah dan potensi Lasem. Mulai dari terbentuknya, perannya terhadap peradaban bangsa
sampai dengan bagaimana Lasem memperoleh tiga julukan tersebut.
Menurut sejarah, Islam berkembang pertama kali di Lasem dibawa oleh saudagar Muslim Tionghoa dari daratan Cina pada abad 14. Kelenteng Cu An Kiong menjadi bukti fisik diterimanya bu daya Cina di tanah Jawa. Konon Kelenteng Cu An Kiong disebut sebagai kelenteng tertua di Pulau Jawa (1477 M). Orang Tionghoa yang datang pada masa itu umumnya bukan orang terpelajar dan sebagian besar buta huruf sehingga sangat sedikit catatan sejarah mengenai pem bangunan kelenteng ini.
Selama beratusratus tahun, warga Tionghoa sebagai pendatang hidup damai berdampingan dengan masyarakat setempat hingga terbentuk permukiman yang disebut pecinan saat ini. Muslim Tionghoa membawa serta budaya asalnya seperti teknik pembangunan hunian, teknik membatik, teknik pertanian garam dan teknik pembuatan kapal. Sejarah Muslim di Lasem juga berkaitan dengan penyebaran Islam oleh para Wali, seperti Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan Sunan Kalijaga.
Setelah pusat kekuasaan dipindah ke Soditan oleh Adipati Tejokusumo I, dibangunlah Masjid Jami’ Lasem di seberang alunalun Kota Lasem (1588 M). Saat ini Masjid Jami’ Lasem telah mengalami perubahan dari sisi bentuk dan ukuran untuk mewadahi jamaah ser ta kegiatan keagamaan, replika bangu nan asli masih dapat kita lihat. Bangunan kayu yang konon dibangun per sis dengan bentuk aslinya ini dapat
kita temui di samping bangunan masjid baru, berdekatan dengan makam orang penting dari Kerajaan Lasem. Sisa bangunan asli masih dapat kita lihat di beranda perpustakaan masjid, antara lain mus taka masjid yang bertuliskan tahun pembangunan masjid dan balok kayu be kas saka guru dan tiang penyangga masjid.
Sampai dengan saat ini terdapat ham pir 80an pesantren di kawasan Lasem, hal tersebut yang menjadikan Lasem dijuluki sebagai Kota Santri. Konon santri, warga setempat, dan warga Tionghoa pernah bersatu melawan penjajahan Belanda. Perlawanan rakyat LasemRembang terhadap kekuasaan VOC dikenal dengan sebutan Perang Ku ning (1750 M) menjadi bukti persatuan da lam mengusir penjajah tidak mengenal perbedaan etnis.
Gus Zaim adalah salah satu pe muka agama di Lasem yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian rumah tua di Lasem. Kediaman pribadi beliau pun kental dengan nuansa Tionghoa. Tak berbeda jauh dengan rumah Tionghoa lainnya, kediaman Gus Zaim juga memiliki pintu dengan tulisan kaligrafi Cina di kedua daun pintunya.
Toleransi antar etnis merupakan nilai universal yang telah lama terjadi di Lasem dan masih terpelihara sampai saat ini. Saat hari besar keagamaan seperti Idul Fitri atau Haul Pesantren misalnya, warga Tionghoa dengan senang hati mem berikan bantuan dan begitu pula saat perayaan Imlek atau pada hari penting kelenteng, warga Muslim Lasem mem baur dalam keriaan dan memberikan bantuan apapun yang diperlukan bagi sau dara Tionghoanya.
Julukan Cina Kecil atau Tiongkok Kecil memang pantas disematkan untuk La sem. Berawal dari eksodus orang Tionghoa dari Batavia maupun daratan Cina pada abad ke 17. Eksodus ini akibat dari konflik dengan penjajah Belanda, sehingga banyak imigran Tionghoa yang datang ke Lasem dan Semarang untuk mengungsi. Lambat laun kehidupan para imigran Tionghoa membaur dengan masyarakat setempat dan membentuk permukiman pecinan (cinatown).
Pecinan Lasem lebih unik di ban
26|Edisi 07Tahun XVI
inovasi
dingkan dengan pecinan yang ada di negara lain. Shophouse (rumahtoko) sebagai salah satu ciri khas pecinan terbilang jarang ditemui di Lasem. Se ba gian besar permukiman Tionghoa di Lasem berbentuk mansion dengan ha laman yang luas dan tembok putih tinggi serta pin tu gerbang khas arsitektur Fujian. Menurut penelitian, di Lasem inilah yang me miliki permukiman mansion pecinan ter besar di Asia Tenggara.
Masa kejayaan perekonomian masyarakat Lasem mencapai puncaknya pada abad ke 18 sampai dengan abad ke 19 dengan maraknya penyelundupan candu atau opium dari daratan Cina ke Pulau Jawa. Lasem pada masa itu menjadi pusat perdagangan dan penyelundupan candu yang kemudian disebarkan ke penjuru Pu lau Jawa. Penyelundupan senjata untuk mendukung pergerakan Pangeran Dipo negoro konon juga diperoleh dari sini.
Pada mulanya bangunan yang saat ini dikenal dengan sebutan Tiongkok Ke cil Heritage ini diperkirakan dibangun tahun 1800an. Bangunan seluas 265 m² ini memiliki detail bergaya Cina seperti pada pembatas ruangan, daun pintu, dan jendela, sementara struktur bangunan seperti pilar, menggunakan gaya kolonial Eropa atau Hindia Belanda. Pemilik aslinya konon benarbenar mendesain rumah ini dengan konsep Yin dan Yang, dapat dilihat dari pola ruang dan fasadnya yang simetris serta cara pembagian ruangan
dalam yang menunjukkan keseimbangan Yin dan Yang.
Karakteristik Cina lainnya yang tampak dalam bangunan ini adalah ruang utama tengah yang dirancang sekaligus sebagai ruang altar keluarga dan memiliki loteng kayu pada atapnya. Satu hal yang otentik dari bangunan ini adalah semua struktur kayu pada bangunan ini menggunakan kayu asli dan masih dalam kondisi baik sampai saat ini.
Setelah dipugar, Tiongkok Kecil difung sikan sebagai pusat kegiatan budaya. Beberapa kegiatan, perayaan, dan festival diadakan di tempat ini. Tiongkok Kecil Heritage juga terbuka untuk pengunjung domestik maupun luar negeri untuk singgah atau menginap, selain itu juga menjadi sasaran penelitian oleh para aka demisi, terutama jurusan arsitektur.
Museum Nyah Lasem sampai saat ini masih terus diteliti dan digali oleh para penggiat heritage. Bangunan ini terdiri dari empat bagian yaitu beranda, rumah induk, paviliun samping, dan rumah bagian belakang. Bangunan ini memiliki langgam arsitektur campuran, langgam bangunan Tionghoa pada bagian beranda, rumah induk dan rumah belakang, serta bergaya Indische pada paviliun samping. Pebedaan gaya arsitektural ini ditengarai memiliki perbedaan masa dalam pembangunannya.
Pemugaran Museum Nyah Lasem tam pak lambat dan tersendatsendat aki
bat besarnya biaya yang perlu di keluarkan. Terakhir kali pada tahun 2006 dilakukan perbaikan kecil/ringan seper ti pengecatan dinding, penggantian genteng, penggantian pilar dan papan kayu yang terkelupas, serta keropos karena usia. Namun usaha perbaikan pada saat itu belum menyeluruh ke setiap bagian bangunan, hanya pada beranda, rumah induk, dan paviliun samping.
Kerusakan yang terjadi antara lain pe ngeroposan kayu tiang struktur yang me ngakibatkan bangunan sedikit miring serta kebocoran atap. Selain keru sakan fisik yang diakibatkan oleh usia, ba ngunan ini rawan terbakar karena 60% bangunan terbuat dari kayu. Kasus seperti itu pernah terjadi pada bangunan serupa yang tak jauh dari Museum Nyah Lasem. Konon bangunan yang terbakar itu memiliki desain yang sama persis dengan bangunan ini. Diperlukan upaya pencegahan bahaya kebakaran untuk me ngantisipasi seperti pemasangan meka nikal elektrikal yang sesuai standar, ketersediaan APAR dan jangkauan terhadap hidran kota, serta edukasi bagi pengelola bangunan.
Kendala yang menghambat proses pe mugaran tak lain adalah ketersedia an dan harga material serupa di pasaran saat ini. Pada kasus seperti ini pelaku pelestari dapat berkonsultasi dengan Tenaga Ah li Bangunan Gedung Cagar Budaya (TABGCB) yang merupakan tim ahli yang ter diri dari pakar, praktisi, dan akademisi yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah. TABGCB akan memberikan rekomendasi tentang teknik atau material pengganti yang dapat digunakan tanpa mengurangi nilai signifikansi bangunan.
Lasem Kota BatikPerkembangan batik di Lasem konon dimulai sejak masa berlabuhnya Bi Nang Un pada abad ke 14. Pada waktu itu kain batik merupakan busana orang berpunya dan para bangsawan sedangkan para pem batik adalah warga setempat. Konon ma singmasing mansion memiliki motif berbeda yang diwariskan dari nenek moyang secara turun menurun. Motif batik Lasem antara lain terinspirasi dari tiongkok, flora fauna laut/pesisir, kupukupu atau burung dan ‘Watu Kricak’.
Tahun XVIEdisi 07 |27
inovasiBatik menjadi komoditi utama ma
syarakat Lasem sejak meredupnya bisnis candu pada akhir abad ke 18. Meredupnya bisnis candu dan perdagangan rempah diakibatkan oleh peraturan monopoli da gang oleh Kolonial Belanda. Lasem memiliki ciri khas batik yang tidak dapat ditemui di daerah lain di Indonesia. Batik Tiga Negeri merupakan jenis batik Lasem yang tersohor, khasnya mengandung tiga warna yaitu merah, biru dan soga (coklat). Konon harus menempuh perjalanan ke tiga tempat untuk proses pewarnaan batik ini. Merah dicelup di Lasem, biru diwarnai di Pekalongan atau Kudus, terakhir warna cokelat soga diwarnai di Solo. Motif batik Lasem dikhawatirkan mengalami kepunahan karena para pengusaha batik menyimpan khasanah pola batiknya dengan cara mengingat. Tidak ada satupun pakem atau catatan tentang masingmasing pola. Dari nyonya pemilik mansion (Nyah) motif batik diajarkan kepada para buruh batik yang akan bekerja kepadanya hingga puluhan tahun lamanya. Sayangnya transfer ilmu ini terancam punah akibat rendahnya regenerasi pembatik.
Membahas tentang batik Lasem tidak hanya Batik Tiga Negeri yang memiliki keunikan. Rumah Batik Nyah Kiok menghasilkan salah satu motif ba tik kla sik yang sangat termashyur ya itu mo tif batik “Gunung Ringgit Pring”. Dari Rumah Batik Nyah Kiok inilah satusatunya rumah batik di Lasem yang membuat motif tersebut. Secara turun temu run motif batik ini diajarkan kepada pewarisnya. Rumah Batik Nyah Kiok hanya memproduksi satu motif saja dan masih bertahan sampai dengan saat ini.
Perkembangan zaman dan pem bangunan dari masa ke masa dapat meminggirkan kawasan kota lama apa bila tidak bijaksana dalam menyeleng garakan penataan perkotaan. Pelestarian pusaka merupakan tantangan bagi pembangunan kota ke depan. Perlu disusun kebijakan agar perkembangan perkotaan tidak meninggalkan kota lama sebagai monumen yang dibiarkan begitu saja. Per lu strategi untuk mengangkat potensi kota lama agar mampu seiring sejalan dengan perkembangan perkotaan.
Pelestarian tidak hanya menyen
tuh aspek fisik tapi juga non fisik. Pelestarian berbasis komunitas melalui pem berdayaan komunitas, pengem bangan aktivitas budaya, dan penguatan ke lembagaan penting dilakukan untuk me numbuhkan kesadaran masyarakat ter hadap pelestarian. Komunitas pusaka ber peran penting dalam pengelolaan kota pusaka. Gerakan dari dasar inilah yang mempu menjamin keberlanjutan kota pusaka.
Keberhasilan Lasem dalam mengelo la pusaka mulai memperlihatkan tren yang positif ditengarai dengan mulai
meningkatnya aktivitas pariwisata berba sis pusaka di kota tua lainnya. Peman faatan Bangunan Cagar Budaya dengan strategi adaptasi untuk mewada hi aktivitas baru yang mendukung kegia tan pa riwisata memerlukan kehatihatian agar tidak menghilangkan nilai pen ting yang terkandung dalam BGCB..
*) Penulis adalah staf Subdit PBLK Direktorat Bina Penataan Bangunan, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
28|Edisi 07Tahun XVI
inovasi
Taman Pantai Berkas Wujudkan Bengkulu Kota Hijau Memoden *)
Kota hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan sumber daya air dan energi secara efektif dan efisien, mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi, menjamin kesehatan lingkungan, menyinergikan lingkungan alami dan buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kota hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Pengembangan kota hijau juga ber arti pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam me lakukan perubahan dan prakarsa ber sa ma seluruh pemangku kepentingan.
UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah se
ca ra tegas mengamanatkan 30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), yang terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RTRW Kabupaten/Kota.
Sejak tahun 2011, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menginisiasi la hir
nya Program Pengembangan Kota Hi jau (P2KH) sebagai salah satu bentuk im ple mentassi Rencana Tata Ruang Wila yah (RTRW) Kabupaten/Kota dengan me libatkan partisipasi aktif pemangku kepen tingan untuk meningkatkan kua litas ruang perkotaan.
Dalam implementasinya, program P2KH menerapkan sub sistem lingkungan kota yang dikenal dengan 8 at
Tahun XVIEdisi 07 |29
inovasi
ri but kota hijau yaitu Green Planning and Design, Green Open Space, Green Community, Green Water, Green Waste, Green Building, Green Energy, dan Green Transportation. Agar pelaksanaan program P2KH dapat mewujudkan kota hijau yang berkelanjutan, diperlukan 3 fak tor kunci yaitu yang pertama inovatif da lam mewujudkan aksi nyata dan solusi ber kelanjutan untuk masalah perkotaan, yang kedua adanya sikap partisipatif da lam membangun kolaborasi aktif antar pemerintah, swasta, komunitas, dan ma syarakat, serta yang ketiga adalah sinergitas platform antar sektor sekaligus pemberdayaan bagi seluruh stakeholder.
Untuk Kota Bengkulu, keikutsertaan dalam keanggotaan program P2KH dimulai pada tahun 2015. Masuknya Pemerintah Kota Bengkulu dalam keanggotaan P2KH tersebut sebagai wujud da ri keseriusan Pemerintah Kota dalam me wujudkan Kota Bengkulu sebagai kota hijau dan juga sebagai implementasi Undangundang Nomor 26 Tahun 2007.
Peta Komunitas Hijau Kota Bengkulu sendiri memetakan empat jenis kategori, yakni RTH (Green Open Space), fasilitas publik (seperti kantor pemerintahan, mas jid, dan sekolah), aktivitas komunitas hijau, dan tempat wisata (tourism). Hal menarik yang ditampilkan dalam peta komunitas hijau Kota Bengkulu yakni me ngangkat aktivitas komunitas hijau yang telah dilakukan di antaranya dekla rasi Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota
Bengkulu, penandatanganan SK Walikota FKH Bengkulu, FGD dengan Bappeda Kota Bengkulu, aksi hijau dengan masyarakat, aksi pungut sampah, dan aksi solidaritas hijau.
Obyekobyek wisata yang ditampilkan seperti Benteng Fort Marlborough, Mo numen Thomas Pahr, Tapak Paderi, Pantai Panjang, Danau Dendam Tak Sudah, dan Rumah Bung Karno, membuat peta ko munitas hijau ini dapat dijadikan alat kam panye untuk menarik orang berkun jung ke Kota Bengkulu.
Sebagai bentuk apresiasi Direkto rat Jendral Cipta Karya Kementerian PUPR pada tahun 2017 melalui Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (Sat ker PBL) Bengkulu dibangunlah Taman Pantai Berkas yang berlokasi di kawasan Pantai Panjang Kota Bengkulu.
Taman yang awalnya hanya berupa lahan kosong yang dipenuhi dengan po
hon cemara dan pinus serta semak belukar sekarang sudah bertransforma si menjadi taman kota yang menjadi ikon baru bagi Kota Bengkulu dan menjadi pusat destinasi wisata keluarga. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya warga baik dari dalam maupun luar Kota Bengkulu yang datang berkunjung setiap harinya ke Taman Pantai Berkas tersebut. Selain itu juga banyak perusahaan ataupun sekolah mulai dari PAUD hingga universitas yang menjadikan Taman Pan tai Berkas sebagai lokasi kegiatan outbond.
Untuk tetap menjaga keasrian dan memberikan ciri khas dari taman, pohon cemara dan pinus yang menjadi ekosistem asli di lokasi tersebut tetap dijaga keberadaannya. Selain itu agar dapat me nunjang kegiatan sosial keluarga di Taman Pantai Berkas, beberapa fasilitas di berikan kepada pengunjung antara lain ta man bermain anak, fasilitas olahraga (fitness), arena skateboard, lahan parkir, ruang sholat, toilet. Selain itu juga terdapat jembatan panjang yang terlihat seperi huruf S dari atas.
Sebagai wujud dari kesiapan menerima dan memelihara hasil pemba ngunan, masyarakat yang berada di se kitar Taman Pantai Berkas membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Relawan Taman Berkas. Komunitas tersebut bertugas dalam menjaga kebersihan ta man, mengatur ketertiban parker, serta memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung taman.
*) Penulis adalah Staf Pengolah Data Publikasi Unit Kerja Randal PIP Bengkulu, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR
30|Edisi 07Tahun XVI
sebaiknya anda tahu
Tahun XVIEdisi 07 |31
32|Edisi 07Tahun XVI
lensa CK
Menteri PUPR Lantik 127 Pejabat Tinggi Madya, Pratama, Administrator dan Fungsional
Kementerian PUPR
Tahun XVIEdisi 07 |33
lensa CK
Sertijab Pejabat Tinggi Pratama dan Pejabat Administrator di Lingkungan Ditjen Cipta Karya
seputar kita
Peletakan Batu Pertama Pembangunan TPS 3R Kelurahan Winangun I
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado mengadakan peletakan batu pertama untuk pembangunan TPS 3R di Kelurahan Lingkungan I, Kecamatan Malalayang Kota Manado, Senin (23/07/2018).
Kepala Bidang Dinas Lingkungan Hidup Kota Manado Herald Manayang menuturkan, apresiasi kepada Pemerintah Pusat yang sudah membantu Pemerintah Kota Manado dalam mengatasi masalah persampahan yang sudah menjadi masalah utama, dikarenakan TPA yang ada di Kota Manado sudah tidak bisa menampung lagi produksi sampah dari masyarakat yang ada di Kota Manado.
“Kami berharap lewat pembangunan TPS 3R ini akan mengurangi bahkan menang gulangi masalah sampah yang ada di Kota Manado. Oleh karena itu, sekiranya para masyarakat yang tergabung dalam KSM
Kawanua Berkarya selaku pelaksana pem bangunan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin agar TPS 3R
ini dapat terbangun sesuai dengan yang diharapkan bersama,” kata Herald. (Teks: MLQ / Randal Sulut/ari)
34|Edisi 06Tahun XVI
Ditjen Cipta Karya Lepas 2.764 Mahasiswa UNSOED KKN Mengabdi di Desa
Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya melakukan pelepasan 2.764 mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, Rabu (18/07/2018). Rina mengungkapkan, pada saat ini pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur di berbagai sektor, antara lain jalan, perumahan dan permukiman, sumber daya air, serta penyediaan dan pembiayaan perumahan. Upaya keras yang sedang dilakukan se karang adalah dalam upaya mempercepat proses pertumbuhan eko nomi yang berdampak langsung dalam meningkatkan rangka kesejahteraan masyarakat.
“Sinergi peran pemerintah, swasta, masyarakat, termasuk perguruan tinggi merupakan satu kesatuan kekuatan yang dibutuhkan dalam memastikan target pembangunan infrastruktur dapat segera terwujud dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tercapai,” tutur Rina. (Teks: KompuCK)
Indonesia Jalin Kerja Sama denganWorld Bank Capai Universal Akses 2019
Presiden World Bank Group Jim Yong Kim kunjungi Indonesia dalam rangka dukungan Bank Dunia terhadap kebijakan pemerintah dalam memerangi kemiskinan selama dua hari (0506/07/2018), di Provinsi Bali. Kunjungan kali ini membahas perkembangan eko nomi terkini Indonesia serta tantangan yang dihadapi men diskusikan programprogram Bank Dunia yang telah maupun se dang dilaksanakan dalam rangka mendukung kinerja Pemerintah Indonesia selama ini.
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, Kementerian PUPR mendukung pembangunan di Indonesia dalam memerangi kemiskinan dan kesenjangan. Tidak hanya dalam bentuk pembangunan jalan tol, jalan umum atau bendungan besar, tapi juga memiliki gerakan 1000100, yakni 100% akses air minum, 0% kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi serta drainase di seluruh wilayah Indonesia. Selanjutnya, dalam menangani masalah sampah, terdapat tiga hal yang harus dilakukan diantaranya, penyediaan infrastruktur baik untuk sampah cair maupun padat, kemudian regulasi atau aturan yang terdapat di dalamnya, serta partisipasi masyarakat.(Teks: Socca/RandalBali/dewi)
Ditjen Cipta Karya Ditjen Cipta Karya