indikator kinerja papua(1)
TRANSCRIPT
PENYUSUNAN INDIKATOR DAN TARGET KINERJA
Moh. Agung WidodoFungsional Perencana Direktorat Pengembangan WilayahBappenas
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Perencanaan Pembangunan DaerahBappeda Provinsi Papua
Jayapura, 5 Juli 2013
Indikator kinerja Data dan informasi Penentuan target kinerja
Bahasan
Indikator kinerja merupakan bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja
Indikator Kinerja
5
Perencanaan dalam Siklus Manajemen
AKUNTABILITAS PUBLIK
Evaluasi Antara/ Mid Term
Evaluasi Terminal
Ex AnteEvaluation
Ex Post Evaluation
RENCANA
Perencanaan Strategis
Project Design Matrix/
Logical Frameworks
PELAKSANAAN
RENCANA
PELAKSANAAN SELESAI
Siklus Kecil( individual project cycle)
Umpanbalik
Umpanbalik
Umpanbalik
Umpanbalik
Siklus Besar(Policy/Program)
Evaluasi Ex-post
Kementerian/Lembaga
Evaluasi Ex-ante
Evaluasi Mid-Term/ Antara
Terminal E.
6
1. Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).
2. Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi. Misalnya berat badan bayi berdasarkan umur adalah indikator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson & Sapanuchart, 1993).
3. Indikator adalah variabel-variabel yang mengindikasi atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan (Green1992).
PENGERTIAN INDIKATOR
7
PENGERTIAN RINGKAS INDIKATOR
Suatu alat ukur untuk menilai apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum/tidak
KEGUNAAN Dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan
(ex-ante), pelaksanaan (on-going), maupun setelahnya (ex-post)
Petunjuk kemajuan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran
8
PENGERTIAN KINERJA
• Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi (LAN, 1999:3)
• Kane dan Johnson (1995); hasil kerja keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategis yang ditetapkan organisasi, kepuasan pelanggan serta kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi masyarakat
• Bates dan Holton (1995); perilaku berkarya, penampilan atau hasil karya. Oleh karena itu kinerja merupakan bentuk bangunan yang multi dimensional, sehingga cara mengukurnya sangat bervariasi tergantung pada banyak faktor
9
Pengembangan Indikator Kinerja Penting sekaligus Menantang
Tidak cukup hanya dengan memfokuskan pada penghitungan biaya keluaran (efisiensi). Tujuan kebijakan dan pendekatan program – juga harus dianalisa (efektivitas, dampak)
Indikator bisa diterapkan untuk: (a) Masukan; (b) Efisiensi – Keluaran; (c) Efektivitas – Hasil; (d) Kualitas; dan (e) Kepuasan Pelanggan.
Indikator memerlukan definisi dan penafsiran yang hati-hati – seringkali diformulasikan, diimplementasikan dan ditafsirkan dengan buruk
Harus dikembangkan untuk masing-masing program/kegiatan – ada yang sulit misalnya pertahanan – beberapa lebih mudah misalnya penyelenggara jasa.
10
memperjelas tentang apa (what), bagaimana (how), siapa (who), dan kapan (when) suatu kegiatan dilaksanakan
menciptakan konsensus yang dibangun oleh stakeholders (pemangku kepentingan)
membangun dasar pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja program pembangunan
FUNGSI INDIKATOR KINERJA
11
Input Proses Output
Indikator Kinerja
Outcomes
Benefit
Impact
JENIS INDIKATOR KINERJA
12
TAHAPAN DALAM PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA
MANFAAT Tujuan/manfaat yang diperoleh dengan berfungsinya keluaran secara optimal
HASIL Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya suatu keluaran
OUTPUT Sesuatu yang langsung diperoleh/ dicapai dari pelaksanaan kegiatan
INPUTKegiatan dan sumberdaya/dana yg
dibutuhkan agar keluaran sesuai yg diharapkan
DAMPAKPengaruh yang ditimbulkan dari manfaat
yang diperoleh dari hasil kegiatanMenggambarkan aspek makro tujuan proyek
secara sektoral, regional maupun nasional
13
Jumlah dana yang dibutuhkan Tenaga yang terlibat Peralatan yang digunakan Jumlah Bahan yang digunakan
INDIKATOR KINERJA INPUTIndikator ini mengukur jumlah sumberdaya seperti anggaran (dana), SDM, peralatan, material, dan masukan lainnya yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan.Dengan meninjau distribusi sumberdaya dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya yang dimiliki telah sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan
14
Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi Jumlah permohonan yang diselesaikan Jumlah pelatihan / peserta pelatihan Jumlah jam latihan dalam sebulan
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan Jml pupuk/obat/bibit yang dibeli Jumlah komputer yang dibeli Jumlah gedung /jembatan yg dibangun meter panjang jalanyang dibangun/rehab
INDIKATOR KINERJA OUTPUTDengan membandingkan keluaran dapat dianalisis apakah kegiatan yang terlaksana sesuai dengan rencana. Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan terukur (pemantauan/pengendalian). Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup dan sifat kegiatan instansi.
15
INDIKATOR KINERJA OUTCOMEIndikator Kinerja Hasil (Outcome) seringkali dirancukan dengan Indikator Keluaran (Output). Indikator outcome lebih utama dari sekedar output. Indikator Hasil (Outcome) menggambarkan berfungsinya keluaran kegiatan. Walaupun produk sudah dihasilkan dg baik, belum tentu hasilnya tercapai.
Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat
Jumlah / % hasil langsung dari kegiatan Tingkat Pemahaman peserta terhadap materi pelatihan Tingkat kepuasan dari pemohon/pasien (costumer)
Peningkatan langsung hal-hal yg positif Peningkatan daya tahan bangunan Penambahan daya tampung siswa
Penurunan langsung hal-hal yang negatif Penurunan Tingkat Kemacetan Penurunan Tingkat Pelanggaran Lalu lintas
16
• Peningkatan hal yg positif dalam jangka menengah – panjang – Persentase (%) kenaikan lapangan kerja– Peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat
• Penurunan hal yang negatif dalam jangka menengah – panjang – Penurunan Tingkat Penyakit TBC– Penurunan Tingkat Kriminalitas– Penurunan Tingkat Kecelakaan lalulintas
INDIKATOR KINERJA MANFAAT Indikator Kinerja Manfaat (Benefit) menggambarkan manfaat yang diperoleh dari indikator hasil (outcome). Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi dengan optimal (tepat waktu, lokasi, dana dll).
17
• Peningkatan hal yg positif dalam jangka panjang– Persentase (%) kenaikan pendapatan perkapita masyarakat– Peningkatan cadangan pangan – Peningkatan PDRB sektor tertentu
• Penurunan hal yang negatif dalam jangka panjang– Penurunan Tingkat kemiskinan – Penurunan Tingkat Kematian
INDIKATOR KINERJA DAMPAK Indikator Dampak (Impact) memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang. Indikator dampak menunjukkan dasar pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan, menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara sektoral, regional dan nasional.
Jenis Indikator Menurut Waktunya
Di samping menurut tahapannya, jenis indikator juga bisa dibagi menurut waktu kejadiannya: Leading indicators: indikator yg memberi
petunjuk tentang peristiwa di masa datang. Contoh: IHSG.
Lagging indicators: indikator yang mengikuti suatu kejadian. Contoh: tingkat pengangguran.
Coincident indicators: indikator yang berubah pada saat bersamaan dengan suatu peristiwa. Contoh: tingkat pendapatan per kapita.
19
specific
measurable
attainable
relevant
time-bound
KRITERIA INDIKATOR YANG BAIK
SMART
• tidak multi-tafsir; bisa juga “sensitif”
• mudah diukur
• data dapat diperoleh dengan mudah
• sesuai dengan tujuan; bisa juga “realistis”
• terikat waktu
20
TARGET KINERJAMerupakan jumlah/besaran indikator kinerja
yang direncanakan akan dicapai oleh kegiatan tertentu
Target kinerja harus:1. Berupa angka numerik2. Dapat diperbandingkan3. Cukup spesifik4. Dilengkapi dengan satuan.
21
REALISASI/CAPAIAN KINERJAMerupakan informasi mengenai ukuran kinerja yang dicapai setelah dilaksanakannya suatu
kegiatan /program tertentu
Realisasi/capaian kinerja harus:1. Berupa angka numerik2. Berdasarkan fakta yang dapat dibuktikan
kebenarannya
Proses penyusunan indikator Identifikasi masalah yang akan dipecahkan Kembangkan pohon masalah, telusuri
sebab-akibat sampai ke akar masalah Rumuskan tujuan Susun indikator yang SMART
23
MASALAH DAN AKIBAT
Belum Optimalnya
Pos Pelayanan Terpadu
Akibat Langsung
Inti Masalah
Tinnginya Angka Gizi Buruk
Akibat Tidak Langsung
Terbatasnya Layanan Kesehatan
Terbatasnya Pengetahuan Gizi
Terbatasnya Informasi
Terbatasnya Peralatan kesehatan
Terbatasnya Jumlah dan mutu tenaga kesehatan
Rendahnya Keterampilan
petani
Terbatasnya lahan
produktif
Rendahnya Produksi Pangan
24
PERUMUSAN TUJUAN
MengoptimalkanPos Pelayanan
Terpadu
Akibat Langsung
Inti Masalah
Menurunkan Angka Gizi Buruk
Akibat Tidak Langsung
Meningkatkan Layanan Kesehatan
Meningkatkan Pengetahuan Gizi
Meningkatkan ketersediaan
informasi
Meningkatkan ketersediaan
peralatan kesehatan
MeningkatkanJumlah dan mutu tenaga kesehatan
Meningkatkan Keterampilan
petani
Memperluas lahan
produktif
Meningkatkan Produksi Pangan
25
PERUMUSAN TUJUAN
Jml desa menyelenggarakan
posyandu
Indikator Hasil
Indikator Keluaran
Angka Gizi Buruk
Indikator Dampak
Jumlah kunjungan puskesmas
Tingkat konsumsi masyarakat
(kalori/kapita)
Persentase rumah tangga mendapatkan
kartu sehat
Jumlah sarana
kesehatan
Persentase desa dengan Tenaga
Medis
Tingkat pemakaian
traktor (unit/1000 org)
Luas areal Tanam (ha)
TingkatProduksi Pangan
(ton)
26
Identifikasi Penanggungjawab (SKPD)
MengoptimalkanPos Pelayanan
Terpadu
Akibat Langsung
Inti Masalah
Menurunkan Angka Gizi Buruk
Akibat Tidak Langsung
Dinas KesehatanDinas KesehatanDinas Pendidikan
Meningkatkan ketersediaan
informasi
Meningkatkan ketersediaan
peralatan kesehatan
MeningkatkanJumlah dan mutu tenaga kesehatan
Meningkatkan Keterampilan
petani
Memperluas lahan
produktif
Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Sektor Kesehatan, Pertanian, Pekerjaan Umum
Contoh Indikator Kinerja Instansi Pemerintah27
28
PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJAPeningkatan Pelayanan Puskesmas
Perbaikan/penggantian peralatan medis yang rusak atau kurang memenuhi persyaratan di Puskesmas
• Masukan (Input) – Dana• Keluaran (Output) –
Jumlah peralatan medis yang dibeli
• Hasil (Outcome) – kuantitas & kualitas pemeriksaan pasien
• Manfaat (Benefit) – tingkat kesembuhan pasien
• Dampak (Impact) – tingkat kesehatan masyarakat
INDIKATOR KINERJA BIDANG KESEHATAN
29PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Peningkatan Produksi Pangan
Intensifikasi Lahan Pertanian Sawah
Input • Dana untuk Pemberian
bantuan pupuk dengan harga 50% dari harga resmi
• Dana untuk Pemberian batuan obat-obatan secara Cuma-Cuma
Rp 20 Juta
Rp 15 Juta
Ouput• Jumlah bantuan pupuk urea
dengan harga 50% dari harga resmi
• Jumlah bantuan obat-obatan DDT secara Cuma-Cuma
2000 petani @ 20 kg
2000 petani @ 15 ltr
Outcome • Meningkatnya kesuburan dan
daya tahan lahan – Meningkatnya jumlah masa tanam/panen padi
Dari 2 kali panen menjadi 3 kali panen
setahun
INDIKATOR KINERJA BIDANG PERTANIAN
30PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Peningkatan Produksi Pangan
Intensifikasi Lahan Pertanian Sawah
Manfaat/benefit•Meningkatnya
produktivitas petani padi – hasil gabah per hektar per panen
Dari 10 kw/ha menjadi 14 kw/ha
Dampak•Meningkatnya persediaan
beras – stok cadangan beras per tahun
•Meningkatnya pendapatan rata-rata petani – pendapatan per hektar per panen.
Dari 40 ton menjadi 60 ton
Dari Rp 6 jt/ha/panen menjadi Rp 8 jt per/ha/panen
INDIKATOR KINERJA BIDANG PERTANIAN
31PROGRAM KEGIATAN/PROYEK INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Pemeliharaan Jalan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Daerah A
Input • Alokasi Anggaran Rp 12 milyar
Output• panjang pemelihraan jalan (km)• Panjang rehabilitasi jalan (m)
5 km
100 m
Outcome• Meningkatnya kualitas teknis jalan• penyerapan tenaga kerja
50 %
1000 TK
Benefit• Peningkatan tingkat kelancaran
arus lalulintas
50 % (dari 300 kendaraan/jam
menjadi 450/jam)
Dampak• Meningkatnya Kegiatan Ekonomi
wiayah A (PDRB)7 %
INDIKATOR KINERJA BIDANG PU
32 CONTOH KESELARASAN PROGRAM – KEGIATAN – INDIKATOR KINERJA
33
Arah Kebijakan RPJMD:Mewujudkan sektor pertanian yang
handal
Kegiatan 1: Ekstensifikasi PertanianKegiatan 2: Pembangunan Jalan
PerdesaanKegiatan 3: Pembinaan Petani
Contoh Keselarasan Kebijakan-Program-Kegiatan
Program Peningkatan Produksi Pertanian
34
RPJMD: Mewujudkan sektor pertanian
yang handal
Indikator Kinerja :• PDRB sektor pertanian
(daerah)• Tingkat pendapatan petani
(daerah)• Tingkat produksi komoditas
pertanian (daerah)
Contoh Keselarasan Indikator Kinerja
Renstra Kement. Pertanian
Indikator Kinerja: Tingkat produksi pertanian
Renstra Dinas
Indikator Kinerja :• PDRB sektor pertanian (nasional)• Tingkat pendapatan petani
(nasional)• Tingkat produksi komoditas
pertanian (nasional)
35
Subdin PengairanProg. Pengelolaan SD
AirKeg. #1 : Pembangunan
Saluran IrigasiKeg. #2: Rehab Irigasi
Dinas PertanianProg. Peningkatan Prod.
PertanianKeg. 1: Perluasan Areal PertanianKeg. 2: Bina Kelompok TaniKeg. 3: Intensifikasi Pertanian
Subdin BinamargaProg. Penyelenggaraan
JalanKeg. 1: Pemb. Jalan
PerdesaanKeg. 2: Pemb. Jembatan di
wilayah pertanian
Dinas KoperasiProg. Pemberdayaan
UMKMK PertanianKeg. #1: Bina KUDKeg. #2: Kredit Pertanian
Dinas PerindustrianProg. Peningkatan Industri
PertanianKeg. : Pelatihan Teknologi
pertanian
RPJMD PemdaProgram Peningkatan Produksi Pertanian
Kegiatan #1 : Ekstensifikasi PertanianKegiatan #2 : Pembangunan Jalan dan Irigasi PedesaanKegiatan #3 : Pembinaan Petani
Contoh Keselarasan Program - Kegiatan
36
Dinas PengairanIndikator Kinerja :
• Luas areal irigasi (ha)• Panjang saluran
pengairan yang dibangun/rehab (m)
Dinas PertanianIndikator Kinerja :
• Luas areal intensifikasi & ekstensifikasi
• Tingkat produksi pertanian• Jumlah petani yang
mengikuti pelatihan usaha tani
Dinas BinamargaIndikator Kinerja :
• Panjang jalan ke wil. Pertanian yg dipelihara
• Juml. jembatan yg dibangun/dipelihara
Dinas KoperasiIndikator Kinerja :
• Jumlah koperasi tani yang dibina
• Jumlah penduduk/kelompok penerima SKIM kredit
Dinas PerindustrianIndikator Kinerja :
• Juml. petani yg mengikuti pelatihan teknologi pertanian
RPJMD Indikator Kinerja :
• PDRB sektor pertanian• Tingkat pendapatan petani• Tingkat produksi pertanian
Contoh Keselarasan Indikator Kinerja Program Lintas Sektor
Ketersediaan data merupakan kunci bagi penyusunan indikator kinerja, sehingga menentukan pelaksanaan perencanaan & penganggaran berbasis kinerja
Data dan Informasi
Data vs Informasi Data dan informsi sering dianggap sinonim, tapi
sebenarnya berbeda Data: nilai dari suatu variabel, bisa kuantitatif maupun
kualitatif Informasi: data yang telah diberi konteks dan
diinterpretasikanData Fakta mentah Tanpa konteks Hanya angka atau teks Belum berguna sebelum
diolah
Informasi Data dengan konteks Data yg diproses Data yg telah diberi nilai
tambah Sudah diolah (summary,
rekap) Telah diorganisir Hasil analisis, interpretasi
Contoh:
Data: 5072013 Informasi:
5/07/2013 tanggal pelaksanaan training Rp 5.072.013 rata2 gaji pertama sarjana
teknik 5072013 nomor telepon Dinas Perikanan
Data vs Informasi27.681.620.642.727.241.063.443.640.314.026.226.474.725.346.2
6.811.4
9.67.07.1
33.469.218.622.040.527.317.931.043.9
Data
Kab.
Merauk
e
Kab.
Jayaw
ijaya
Kab.
Jayap
ura
Kab.
Nabire
Kab.
Yape
n Waro
pen
Kab.
Biak Num
for
Kab.
Pania
i
Kab.
Punc
ak Ja
ya
Kab.
Mimika
Kab.
Boven
Digoel
Kab.
Mappi
Kab.
Asmat
Kab.
Yahu
kimo
Kab.
Pegu
nung
an Bin.
..
Kab.
Tolika
ra
Kab.
Sarm
i
Kab.
Keero
m
Kab.
Warope
n
Kab.
Supio
ri
Kab.
Mambe
ramo R
aya
Kab.
Nduga
Kab.
Lann
y Jay
a
Kab.
Mambe
ramo T
e...
Kab.
Yalim
o
Kab.
Punc
ak
Kab.
Dogiya
i
Kab.
Intan
Jaya
Kab.
Deiyai
Kota
Jayap
ura0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
27.6
81.6
20.6
42.7
27.2
41.0
63.4
43.6
40.3
14.0
26.2
26.4
74.7
25.3
46.2
6.8 11
.49.
67.
07.
133
.469
.218
.6 22.0
40.5
27.3
17.9
31.0
43.9
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang)
Informasi
Pemanfaatan data
Data Informasi Pengetahuan
Mengolah dataMenyeleksi dataMenyajikan grafikMenambahkan konteksMenambahkan nilai
Bagaimana informasi terkait dengan outcome?Apakah ada pola tertentu dari informasi?Informasi apa yg relevan dg problem?Apakah ada cara terbaik menggunakan informasi?
Pemanfaatan data
Data Informasi Pengetahuan
• Data jumlah penduduk miskin kabupaten/kota se Papua
• Data mata pencaharian penduduk miskin
• Data tingkat pendidikan
• Data kondisi wilayah
• Data jumlah keluarga
• Apakah kemiskinan terkait dengan mata pencaharian?
• Ataukah pendidikan yang berpengaruh?
• Apakah kondisi geografis menghambat usaha masyarakat berkembang?
• Bagaimmana cara yang efektif memerangi kemiskinan?
• Profil kemiskinan di Provinsi Papua
• Karakter masyarakat miskin di Papua
Jenis-jenis data Data kuantitatif (angka) vs data kualitatif (teks, gambar) Data diskrit (bilangan bulat) vs data kontinyu (bersifat
berkesinambungan) Data nominal (label) vs data ordinal (bertingkat) Menurut cara memperolehnya:
Data primer: diperoleh langsung dari obyek penelitian/observasi Data sekunder: data yang dikumpulkan pihak lain (data BPS,
data BI) Menurut waktu pengumpulannya:
Data cross section: data populasi per satu titik waktu tertentu Data time series: data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu Data panel: data suatu obyek yang sama dikumpulkan dari
waktu ke waktu
Pengolahan data Statistik sederhana
Rata-rata (mean) Nilai tengah (median) Persentase, rasio Indeksasi membandingkan nilai pada
tahun tertentu dengan nilai pada tahun dasar (biasanya nilai tahun dasar = 100)
Rasio tertinggi/terendah (dispersion ratio) Deviasi standar
Penghitungan untuk Indikator Utama
Pertumbuhan
Indeks Ketimpangan Williamson
Tingkat kemiskinan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Indikator yang umum digunakan
Ekonomi • PDRB/kapita• Pertumbuhan
PDRB• Struktur PDRB• Inflasi• Indeks Williamson• Persentase
penduduk miskin• Tingkat
pengangguran terbuka
• Rasio Gini• Rasio
kredit/simpanan masyarakat di bank
• Nilai Tukar Petani
Sosial • Umur Harapan
Hidup• Angka Melek
Huruf• Rata-rata lama
sekolah• Angka partisipasi
kasar• Angka partisipasi
murni• Persentase balita
gizi buruk• Angka mortalitas• Angka morbiditas• Laju
pertumbuhan penduduk
Infrastruktur & LH • Rasio elektrifikasi• Kerapatan jalan• Kondisi
permukaan jalan• Luas areal irigasi• Persentase rumah
tangga dengan akses air bersih
• Persentase rumah tangga dengan sanitasi layak
• Rasio ruang terbuka hijau
• Laju deforestasi• Luas lahan kritis
47
Perencanaan berbasis kinerja harus menetapkan target apa yang akan dihasilkan, apa manfaat yang diperoleh, dan kondisi apa yang diubah.
Penetapan Target Kinerja
48
Penetapan Target Kinerja
Hal-hal yang perlu diperhatikan: Tren historis Standar Pelayanan Minimum Kondisi lingkungan (internal dan eksternal) Janji/komitmen politik
49
Lihat capaian indikator dalam 5-10 tahun terakhir (gambaran kondisi pelayanan SKPD)
Bentuk penyajian: Tabel Grafik – lebih informatif dan mudah dipahami
Pola-pola tren: Linier Non-linier: diminishing return, eksponensial – kuadratik
Sebagai baseline – skenario “business as usual” kondisi/kecenderungan yang akan terjadi bila keadaan tidak diubah
Tren Historis
Tabel vs Grafik
Tahun Papua Nasional2000 8,315.79 6,751.602001 8,776.78 6,895.172002 12,315.40 7,101.312003 12,013.14 7,326.262004 8,689.76 7,603.792005 10,126.36 7,924.902006 7,963.32 8,237.732007 7,886.31 8,631.422008 7,396.74 8,990.422009 8,572.52 9,281.302010 7,849.24 9,703.472011 7,089.83 10,225.272012 6,816.88 10,720.59
20002001
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
20120
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
PDRB Per Kapita ADHK 2000 (Ribu Rp)
Papua Nasional
(Ribu Rp)
PDRB Per Kapita ADHK 2000
Tabel vs Diagram Pie
Sektor Milyar Rp Persenpertanian 8946.43
11.7 pertambangan 40271.22 52.7 industri pengolahan
1421.57 1.9
listrik, gas, air bersih
129.43 0.2
bangunan 8139.83 10.7 perdagangan, hotel, restoran
4538.79 5.9
angkutan dan telekomunikasi
4397.8 5.8
keuangan dan jasa perusahaan
2092.98 2.7
jasa-jasa 6432.55 8.4 Jumlah
76,370.60 100.0
Struktur PDRB Papua 2011
pertanian12%
pertambangan
53%industri
pengolahan2%
listrik, gas, air bersih
0%
bangunan11%
perdagangan, hotel,
restoran6%
angkutan dan telekomunika
si6%
keuangan dan jasa
perusahaan3%
jasa-jasa8%
Struktur PDRB Papua 2011
52
Kecenderungan Linier
2012 20172002 2007
Pertambahan yang sama/konstan
53
Kecenderungan Melandai
2012 20172002 2007
Pertambahan yang semakin mengecil
54
Kecenderungan Eksponensial
2012 20172002 2007
Pertambahan yang semakin meningkat
55
Apakah SPM telah terpenuhi? Jika belum, bagaimana gap-nya?
Apakah tren mengarah pada pencapaian SPM? Berapa lama waktu diperlukan untuk mencapai SPM? Skenario “business as usual” vs “akselerasi”
Standar Pelayanan Minimum
56
Analisis faktor-faktor internal dan eksternal Apakah faktor-faktor internal membantu peningkatan
kinerja? Apakah faktor-faktor eksternal memungkinkan
pencapaian kinerja lebih tinggi? Atau sebaliknya?
Analisis Kondisi Lingkungan
57
Janji politik harus diprioritaskan untuk dipenuhi Jika ada gap dengan kondisi saat ini dan
baseline, harus diikuti dengan perumusan strategi pencapaiannya Skenario “not business as usual” Prioritas alokasi sumber daya
Penting !
58
BAU vs Not BAU
2012 20172002 2007
baseline
target, janji
59
Sasaran Utama Pembangunan
Mengurangi tingkat kemiskinan – pro poor
Mengurangi tingkat pengangguran – pro job
Mempercepat pertumbuhan ekonomi – pro growth
Ketiganya saling terkait Proses perumusan target
dilakukan secara iteratif (bolak-balik, berulang) agar konsisten dan realistis
Penciptaan lapangan
kerja
Pengurangan kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi
60
Proses penetapan target
Target pertumbuhan ekonomi ditetapkan
Menghitung elastisitas pertumbuhan terhadap kemiskinan (data historis)
Menghitung tingkat kemiskinan yang bisa diturunkan sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan
Hal yang sama bisa dilakukan untuk pertumbuhan dan pengangguran
Pemerintah menetapkan target tingkat kemiskinan (janji kampanye)
Berdasarkan elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan, laju pertumbuhan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kemiskinan bisa dihitung
JALUR 1 JALUR 2
61
Target Pertumbuhan Ekonomi
Dekomposisi pertumbuhan menurut sumber-sumbernya
Dari sisi penggunaan/permintaan: Konsumsi: rumah tangga, pemerintah Investasi: swasta, pemerintah Ekspor net
Dari sisi produksi/penawaran: Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan, dst… s.d. Jasa-Jasa
62
Sumber Pertumbuhan - 1
SSMiMiAgAgY
AgAgo
t
o
o
o
o
o
t
o
ot
o
ot
o
otY
oooo
ototototY
oooo
oooottttY
o
otY
gsharegsharegshareg
gshareAgAg
YAg
YAg
YAg
YAgAg
YSS
YAgAgg
SMaMiAgSSMaMaMiMiAgAgg
SMaMiAgSMaMiAgSMaMiAgg
YYYg
PDRBY
...
1
%100...
%100...
...
%100...
......
%100
63
Formula di atas bisa dipakai untuk menghitung pertumbuhan baik dari sisi produksi (sektor) maupun penggunaan
Dari tren tahun2 sebelumnya plus informasi tentang prospek/proyeksi sektoral kita bisa memperkirakan pertumbuhan sektoral
Selanjutnya, sesuai dengan bobot share-nya masing2, proyeksi pertumbuhan sektor2 tsb akan membentuk baseline pertumbuhan PDRB (skenario business as usual)
Dengan langkah yang sama, pemerintah menetapkan target pertumbuhan berdasarkan target sektoral (skenario kebijakan)
Sumber Pertumbuhan - 2
64
Target Tingkat Pengangguran Elastisitas (semi elastisitas) pertumbuhan ekonomi terhadap
penciptaan lapangan kerja Berapa ribu lapangan kerja baru tercipta dari setiap 1% pertumbuhan
ekonomi
Misalnya setiap 1% pertumbuhan akan menciptakan 300 ribu lapangan kerja baru (secara nasional)
Dengan asumsi laju pertumbuhan angkatan kerja konstan, maka angkatan kerja baru bisa diperkirakan Jika lapangan kerja baru yang tercipta lebih besar dari angkatan kerja
baru, maka jumlah pengangguran akan menurun Selanjutnya dihitung tingkat pengangguran yang mungkin dicapai:
rasio antara penganggur terbuka terhadap angkatan kerja
65
Target Tingkat Kemiskinan
Elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan Berapa persen tingkat kemiskinan berubah (menurun) dari
setiap 1% pertumbuhan ekonomi
Misal elastisitas -0,8 maka jika pertumbuhan ekonomi 5%, kemungkinan tingkat kemiskinan akan berubah sebesar -0,8 x 5% = -4%
Jika tingkat kemiskinan awal sebesar 10%, maka diperkirakan tingkat kemiskinan tahun depan sebesar 10% x (1 – 4%) = 9,6%
66
Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian sasaran Y = f (x1, x2, x3, …, xn)
Jika data historis tersedia, bisa dilakukan analisis kuantitatif Regresi: log Y = β0 + β1 logX1 + β2 logX2 + … + βn logXn + u Koefisien elastisitas = β Marginal effect: jika X1 berubah 1%, maka Y berubah sebesar β1 %, dg
asumsi X lainnya tidak berubah. Identifikasi faktor2 yang bisa dikendalikan dan faktor2 di luar
kontrol Gunakan asumsi untuk faktor2 di luar kendali Gunakan hasil regresi untuk estimasi ke depan
Wrap-up: ideal
Indikator kinerja sebenarnya terkait erat dan merupakan turunan dari tujuan dan visi pembangunan. Tujuan dan visi pembangunan mengalami perkembangan seiring dengan evolusi paradigma pembangunan. maka indikator pembangunanpun mengalami perkembangan sepanjang waktu.
Bahan diskusi
Paradigma Pembangunan Suatu kerangka pemikiran yang meliputi teori,
asumsi, dan model dalam memandang bagaimana pembangunan (pertumbuhan, perubahan, kemajuan) berlangsung.
Berkembang sejak Pasca Perang Dunia II Bersifat dinamis berubah sepanjang waktu,
sebagai respon perkembangan jaman
Evolusi Pemikiran Pembangunan (1)
GDPReal Per Capita GDP
HDI Mitigation of Poverty
Entitlement &
CapabilitiesFreedo
mSustainable Developme
nt
Harrod-Domar Analysis
Solow-Swan Growth Model
New Growth Theory
GOALS OF DEVELOPMENT
MACROECONOMIC GROWTH THEORY
Source: Meier & Stiglitz (2001), Frontiers of Development Economics
Physical Capital Human Capital Knowledge Capital Social Capital
CAPITAL ACCUMULATION
Evolusi Pemikiran Pembangunan (2)
Market failures Nonmarket failures
New Market failures
Institutional failures
STATE AND MARKET
Source: Meier & Stiglitz (2001), Frontiers of Development Economics
Programming & planning Minimalist government Complementarity of government & market
“Poor because poor” Poor because poor policies: “get prices right” “Get all policies right” “Get institutions right”
GOVERNMENT INTERVENTION
POLICY REFORM
Perkembangan indikator pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi
Kemiskinan, Pengangguran, Rasio Gini
Indeks Pembanguna
n Manusia
Indeks Demokrasi & Kebebasan
Tata Pemerintahan yang Baik
Pembangunan
Berkelanjutan
Indeks Kebahagiaan ?
Mengukur kebahagiaan?
Gross National Happines
s
Kesehatan jiwa
Standard of living
Good governance
Kesehatan
Pendidikan Vitalitas komunitas
Keragaman &
ketahanan budaya
Penggunaan waktu
Keragaman &
ketahanan ekologi
Bhutan Gross National Happiness
“Inti dari filosofi Gross National Happiness adalah kedamaian dan kebahagiaan rakyat serta keamanan dan kedaulatan bangsa”
Jigme Singye Wangchuck (Raja Bhutan IV)
Mengukur keberlanjutan pembangunan? “Indikator ekonomi PDB telah
usang dan menyesatkan. Itu seperti mengukur kinerja perusahaan hanya berdasarkan arus kas pada suatu hari dan mengabaikan penyusutan aset dan biaya lainnya” (J. Stiglitz, peraih Nobel)
Perubahan PDB menunjukkan pertumbuhan berlangsung, tetapi perubahan aset kekayaan (wealth) memberikan pemahaman apakah pertumbuhan berkelanjutan atau tidak.
Pembangunan dimaknai sebagai upaya mengembangkan aset kekayaan dan mengelola portofolio aset-asetnya.
Prosperity and well-being
Long-term growth
Wealth- Manufactured capital
- Human & social capital- Natural capital
74 Terima Kasih
Masalah dan penyebab
Krisis suplai listrik
kuota terbatas
terbatasnya pasokan BBM rendahnya kapasitas pembangkit listrik Minimnya jaringan
Tidak lancarnya distribusi
mahalnya tBiaya ransportasi
tidak ada Pembangunan
Pembangkit baru
i
Menetapkan ….
Frenkuensi dan Lamanya Listrik
Mati
Volume kota
Volume pasokan bbm produksi listrik wilayahpapua Panjang jaringan
Frekuensi pasokan
MengevesienkanBiaya trasportasi
Jumlah unit baru
i
Menetapkan tujuan
i
Merumuskan indikator
i