implikatur-implikatur dalam surat...
TRANSCRIPT
i
IMPLIKATUR-IMPLIKATUR DALAM SURAT AN-NAHL
(Analisis Pragmatik)
Oleh:
Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM: 1220510065
TESIS
Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Bidang Ilmu Agama Islam
Program Studi Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi Ilmu Bahasa Arab
YOGYAKARTA
2016
ii
ABSTRAK
Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang penting dalaminteraksi manusia. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan,perintah, larangan, pengalaman, dan sebaginya. Begitu pula bahasa yangdigunakan dalam teks suci (Al-Qur’an), berisi komunikasi antara hamba(manusia) dan Tuhan (Allah). Komunikasi dapat berjalan dengan lancar jikapenutur dan lawan tutur saling memahami ketika suatu tuturan dituturkan, baikdari segi tindak tutur apa yang digunakan, dan bagaimana konteks serta situasiyang meliputi tuturan itu berlangsung. Namu, jika penutur menggunakan tindaktutur yang tidak sejalan dengan pemahaman lawan tutur, maka akan menimbulkanimplikatur. Implikatur adalah pesan tersirat yang terdapat dalam teks.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan implikatur dalam surat an-nahl,dengan menentukan tindak tutur apa yang digunakan penutur dalam tuturannya.Untuk memahami maksud dan implikatur yang ada pada suatu tuturan (ayat),dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik dengan teoriyang digunakan adalah teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Parker yaitutindak tutur langsung-tidak langsung dan teori tindak tutur literal-tidak literal. Danteori yang dicetuskan oleh Austin yaitu menggunakan tindak tutur lokusi, ilokusi,dan perlokusi. Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah teknikpengamatan dan pencatatan.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa, tidak selamanya wujud formalsuatu tuturan (ayat), menggambarkan maksud yang sama dengan kata-kata yangmembentuknya. Misal kalimat tanya, tidak serta merta fungsinya untukmenanyakan sesuatu, namun berwujud perintah, larangan, dan penegasan. Moduskalimat deklaratif, tidak penutur fungsikan sebagai kalimat berita, namunfungsinya sebagai kalimat perintah, menyindir, mengolok-olok, dan lainnya.
Berkenaan dengan penelitian ini, kontribusi yang penulis harapkan yaitudapat memberikan pemahaman dan sumbangsih pemikiran bahwa dalammemahami sesuatu, pendekatan dari sisi pragmatik sangat diperlukan, karenapragmatik memahami suatu tidak dari satu sisi (wujud formalnya) saja, melainkanada sisi-sisi yang lain yang harus dipahami. Tujuannya adalah agar tidak salahdalam mengambil sikap.
iii
ABSTRACT
Language as a means of communication has an important role in humaninteraction. Language can be used to convey ideas, thought, commands,prohibitions, experience, and so forth. Similarly, the language used in the sacredtext, Al-Qur'an, is also a form of communication between God (Allah) and Hisslave (human beings). In addition, the process of communication can runsmoothly if the speaker and the auditor have a mutual understanding of theutterances, both in terms of speech acts are used and the context where thespeeches took place. However, if the utterer’s speech act does not in line with theperceiver’s understanding it will give rise to an implicatures. Implicatures is animplicit message provided in the text.
This study aims to find implicatures in Surah an-Nahl of al-Quran bydetermining the type of speech acts the speaker used. To understand the meaningand implicatures exist in a sentence (verse), in this study the author employs apragmatic approach along with speech act theory proposed by Parker namelydirect-indirect speech acts and literal-illiteral speech acts. Furthermore, Austin’stheory on locutions, illocutionary, and per locutions in the speech acts is deployedso well. Meanwhile, the technique ran into the data collection is using observationand recording technique. The study found that the formal form of a sentence(verse) does not always depict the same meaning of the structured words. Forinstance, an interrogative sentence does not necessarily function to ask something,but can be a command, prohibition, or affirmation. In addition, in declarativesentence mode, another case, the speaker does not always aim to give information,but it may be functioned as a command, sarcasm, mockery, and miscellaneouspurposes.
With respect to this research, the contribution that the author expect is thatthe findings could provide insight and could contribute to the framework that tounderstand something the pragmatic approach is to be considered for the approachtries to understand a text / sentence / utterance not only from one aspect (itsformal form), but also the other factors which are to be concerned. The finalpurpose is to avert erroneous response.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM : 1220510065
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM : 1220510065
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM : 1220510065
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil
penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM : 1220510065
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari
plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap
ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM : 1220510065
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari
plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap
ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Risris Hari Nugraha, S.Hum.
NIM : 1220510065
Jenjang : Magister (S2)
Program Studi : Interdisciplinary Islamic Studies
Konsentrasi : Ilmu Bahasa Arab
Menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan benar-benar bebas dari
plagiasi. Jika di kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya siap
ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
vi
NOTA DINAS PEMBIMBING
vii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI
UJIAN TESIS
viii
PENGESAHAN
ix
MOTTO
“Muslim Moderat, Mukmin Demokrat, dan Muhsin
Diplomat” (K.H. Irfan Hilmy)
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Penulis Persembahkan karya ini untuk :
Orangtua tercinta Mamah Bapak yang tiada henti berdo’a dan
memotivasi
Istri yang setia mendampingi dan bersabar menunggu selesainya
tugas ini serta anakku yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa
Keluarga, Kakanda dan Adinda yang selalu mendorong untuk
menyelesaikan perjuangan ini
Guru-guru yang sangat berjasa dalam memberikan ilmu dan
pengalamannya..
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan
0543b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ث S|a S| Es (dengan titik diatas)
ج Jim J Je
ح H}a H} Ha (dengan titik dibawah)
خ Kha Kh Ka dan ha
د Dal D De
ذ Z|al Z| Zet (dengan titik diatas)
ر Ra R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy Es dan ye
ص S}ad S} Es (dengan titik dibawah)
ض D{ad D} De (dengan titik dibawah)
ط T}a T} Te (dengan titik dibawah)
ظ Z}a Z} Zet (dengan titik dibawah)
ع ‘ain …. ‘ …. Koma terbalik diatas
xii
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ء Hamzah Apostrof
ي Ya Y Ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
متعقدين
عدة
ditulis
ditulis
muta‘aqqidi<n
‘iddah
C. Ta’ Marbutah1. Bila dimatikan ditulis h
ھبة
جزیة
ditulis
ditulis
Hibbah
jizyah
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan
kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.
2. Bila ta marbutah hidup atau dengan harkat fathah, kasrah, dan d}ammahditulis “t”.
زكاة الفطر ditulis Zaka<<>tul fit{ri
xiii
D. Vokal Pendek
◌
◌
◌
Fathah
Kasrah
D{ammah
a
i
u
E. Vokal Panjang
Fathah + alif Ditulis a
جاهلية Ditulis Ja>hiliyyah
Fathah + ya mati Ditulis a
یسعى Ditulis yas‘a>
Kasrah + ya mati Ditulis i >
كریم Ditulis Kari>m
D}ammah + wawu mati Ditulis u>
فروض Ditulis Furu>d
F. Vokal Rangkap
Fathah ya mati ditulis ai
بینكم ditulis bainakum
Fathah + wawu mati ditulis au
قول ditulis qaulun
G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata DipisahkandenganApostrof
أأنتم
أعدت
لئن شكرتم
ditulis
ditulis
ditulis
Aantum
u‘idat
lain syakartum
H. Kata Sandang Alif + Lama. Bila diikuti huruf qamariyah
االقرآن ditulis al-Qur’a>n
xiv
القیاس ditulis al-Qiya>s
b. Bila diikuti huruf syamsiyah ditulis dengan menggandakan hurufsyamsiyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf “ l (el) “.
السماء
الشمس
ditulis
ditulis
as-Sama>
asy-Syams
I. Penulisan kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
ذوي الفرود
أھل السنة
ditulis
ditulis
z{awi> al-furu>d}
ah{l as-sunnah
xv
KATA PENGANTAR
Tiada ungkapan yang paling bermakna selain ucapan puji syukur
Alh{amdulillahi rabbil‘a>lami>n, melalui taufik, hidayah, rahmat dan izin-Nya,
penulis akhirnya dapat menyelesaikan tahap akhir studi pascasarjana ini sesuai
yang diharapkan. Walaupun pada tahap perjalanannya banyak kendala dan
hambatan yang sempat membuat penulis prustasi. Dalam proses penelitian ini,
pada awalnya tumbuh semangat yang menggebu dan mengharap selesai dalam
waktu yang singkat, namun pada akhirnya harus selesai diluar waktu normal.
S{alawat diiringi salam semoga tercurahkan selalu kepada tauladan kita Nabi
Muhammad saw..
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini juga tentu tidak
terlepas dari dorongan moril keluarga, saudara, dan sahabat. Serta bantuan tenaga,
waktu, dan kebijakan dari berbagai pihak, itu merupakan kontribusi yang luar
biasa yang penulis rasakan. Oleh karena itu, izinkan penulis menyampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya
kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi,
M.A., Ph.D.
2. Prof. Noorhaidi, M.A., M.Phil., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana UIN
Sunan Kalijaga, yang telah memberikan kebijakan dan dispensasi kepada
penulis untuk menyelesaikan program magister ini.
xvi
3. Ibu Rof’ah, S.Ag., BSW., MA., Ph.D., dan Ahmad Rafiq, M.Ag., MA.,
Ph.D. selaku Koordinator Program Prodi IIS dan seluruh staff prodi yang
selalu disibukkan dengan urusan penulis.
4. Ibu Eti Rohaeti, S.IP. Kasubbag dan seluruh jajaran TU pascasarjana.
5. Dr. H. Hisyam Zaini, M.A. selaku pembimbing tesis yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan arahan penulisan
penelitian kepada penulis, baik dari sisi redaksi dn substansinya.
6. Dr. H. Mardjoko Idris, M.Ag., sebagai inspirasi penulis untuk meneliti
dalam bidang kajian pragmatik, semoga penulis bisa melanjutkan keahlian
Bapak.
7. Prof. Dr. H. Syihabuddin Qalyubi, Lc., M.Ag., Prof. Dr. H. Alwan Khoiri,
M.A (beserta istri), Dr. H. Uki Sukiman, Drs. Khoiron Nahdiyyin, M.A.,
H. Zamzam Affandi, Ph.D., Dr. H. Sukamto, Prof. Dr. H. Ahmad Taufik
Dardiri, S.U., Prof. Dr. Dudung Abdurrahman (Mantan Dekan FISHUM),
Prof. Dr. H. Ajat Sudrajat, M.Ag. (Dekan FIS UNY), yang selalu
menanyakan dan memotivasi penulis perihal kelulusan.
8. Bapak dan Ibu dosen di konsentrasi Ilmu Bahasa Arab Pascasarjana dan di
jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab yang telah memberikan
ilmu-ilmunya dan dorongan inspirasi.
9. Bapak Prof. Dr. Agus Dwiyanto, MAP. (mantan kepala LAN) dan ibu,
yang sudah penulis anggap sebagai orangtua sendiri, semoga selalu
diberikan kesehatan.
xvii
10. Keluarga besar Pesantren Al-Basyariyah Bandung, Yayasan Al-
Musaddadiyah Garut, dan Podok pesantren Darussalam Ciamis, tempat
penulis menimba ilmu secara formal dari selepas SD sampai Aliyah.
11. Keluarga besar Yayasan Asrama dan Masjid Syuhada, aktifis PKMS,
CDMS, PAMS, dan LPQMS, tempat bernaung, bergerak, berorganisasi,
dan berdakwah mengembangkan ide dan gagasan para pahlawan.
Kelompok Pengajian Ibu-ibu: KPA Al-Hijrah, Forum Shalihaat, Majlis
Duha Sakinah, Majlis Duha Mutia Soleha, tempat penulis menjadi arjuna
dalam kegiatan-kegiatan sosial.
12. Paguyuban Ikatan Alumni Darussalam (IKADA), Keluarga Mahasiswa
Garut (KEMAGA), KPM Galuh Rahayu Ciamis, IKPM Jawa Barat dan
asrama Kujang, tempat mempererat suasana kekeluargaan bernafas
kebudayaan sunda. Edwise Edutainment (Kang Muhamad Ansori,
S.Th.I,MM. Dan teh Eva) yang memberikan sumbangsih baik moril dan
materil. Serta Kang Fauzi Barkah, S.Ag., S.H. dan Abdul Khofid, M.Pd.I.,
yang setiap malam menemani minum kopi.
13. Dan yang paling utama penulis haturkan untaian segenap do’a dan terima
kasih kepada ayahanda Engkus Kusnadi dan Ibu Ade Siti Rasmanah, yang
tiada hentinya mengingatkan dan mendo’akan penulis siang malam agar
penulis bisa lulus. Pujaan hati belahan jiwa istri tercinta Rani Novitasari
yang dengan sabar menantikan penulis agar cepat selesai dan buah hati
kami Prabu Muhammad Zafran Nugraha yang selalu menghibur dengan
kelucuannya. Saudara-saudara penulis, Kakak: Santi Rahayu, Irwan
xviii
Chandra, Hara Yulianto, Yeni Budiayu, Desi Susanti, Aceng Lutfi, dan
Adik Hepi Septiandi dan Sani. Serta terakhir mertua penulis, Bapak Parlan
dan Mamak Juarni serta kaka dan adik ipar penulis Yeni Astarnia, Fredy
Setiawan, Yoppy Kurniawan, Akbar Saputra, dan Dzul Ibrahim.
Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu dan tidak bisa penulis
sebutkan disini, penulis mengucapkan terima kasih yang seluas-luasnya atas
kerjasama, pertemanan, ilmu, materil, dan seterusnya yang penulis terima.
Semoga kebaikan dan persaudaraan ini bisa berlanjut.
xviii
Chandra, Hara Yulianto, Yeni Budiayu, Desi Susanti, Aceng Lutfi, dan
Adik Hepi Septiandi dan Sani. Serta terakhir mertua penulis, Bapak Parlan
dan Mamak Juarni serta kaka dan adik ipar penulis Yeni Astarnia, Fredy
Setiawan, Yoppy Kurniawan, Akbar Saputra, dan Dzul Ibrahim.
Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu dan tidak bisa penulis
sebutkan disini, penulis mengucapkan terima kasih yang seluas-luasnya atas
kerjasama, pertemanan, ilmu, materil, dan seterusnya yang penulis terima.
Semoga kebaikan dan persaudaraan ini bisa berlanjut.
xviii
Chandra, Hara Yulianto, Yeni Budiayu, Desi Susanti, Aceng Lutfi, dan
Adik Hepi Septiandi dan Sani. Serta terakhir mertua penulis, Bapak Parlan
dan Mamak Juarni serta kaka dan adik ipar penulis Yeni Astarnia, Fredy
Setiawan, Yoppy Kurniawan, Akbar Saputra, dan Dzul Ibrahim.
Semua pihak yang belum penulis sebutkan satu persatu dan tidak bisa penulis
sebutkan disini, penulis mengucapkan terima kasih yang seluas-luasnya atas
kerjasama, pertemanan, ilmu, materil, dan seterusnya yang penulis terima.
Semoga kebaikan dan persaudaraan ini bisa berlanjut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................. iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................. v
NOTA DINAS PEMBIMBING........................................................................... vi
PERSETUJUAN TIM PENGUJI ...................................................................... vii
PENGESAHAN.................................................................................................. viii
MOTTO ................................................................................................................ ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB –LATIN ............................................. xi
KATA PENGANTAR......................................................................................... xv
DAFTAR ISI....................................................................................................... xix
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 8
E. Kerangka Teori ......................................................................................... 9
F. Metodologi Penelitian ............................................................................ 14
G. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 16
BAB II : IMPLIKATUR DAN RAGAM KALIMAT DALAM AL-QUR’A..18
A. Ruang Lingkup Pembahasan Implikatur ................................................ 18
1. Definisi Implikatur........................................................................... 18
2. Ragam Implikatur ............................................................................ 21
B. Gaya Bahasa Al-Qur’an ......................................................................... 26
C. Ragam Kalimat (Tuturan) dalam Al-Qur’an .......................................... 30
xix
BAB III : PRAGMATIK DAN ANEKA TUTUR ............................................ 38
A. Pragmatik................................................................................................ 38
1. Hakikat Pragmatik ........................................................................... 38
2. Definisi Pragmatik ........................................................................... 42
3. Fenomena Pragmatik ....................................................................... 45
B. TINDAK TUTUR .................................................................................. 46
C. JENIS-JENIS TINDAK TUTUR ........................................................... 51
D. SITUASI TUTUR .................................................................................. 52
BAB IV : TINDAK TUTUR DALAM SURAT AN-NAH{L............................. 55
A. Aneka Tindak Tutur dalam Pengungkapan Implikatur .......................... 55
B. Analisis Tindak Tutur dalam Surat An-Nah}l ......................................... 59
1. Tindak tutur langsung – tidak langsung........................................... 59
2. Tindak tutur literal – tidak literal ..................................................... 78
3. Tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi ...................................... 86
BAB V : PENUTUP ............................................................................................ 95
A. Kesimpulan............................................................................................. 95
B. Saran ....................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 97
CURRICULUM VITAE..................................................................................... 99
xx
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an adalah mu‘jizat umat islam yang kekal dan mu‘jizatnya selalu
diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan.1 Al-Qur’an merupakan kitab suci
terakhir yang diturunkan Allah Yang Maha Pengasih kepada Nabi Muhammad
SAW melalui ru>hul ami>n Malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk
bagi orang-orang yang bertakwa.2 Petunjuk tersebut dapat diwujudkan jika
manusia bisa menggunakan akal dan pikirannya untuk berpikir. Atas dasar itulah,
Al-Qur’an dijamin dan dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah3 dari segala
tindak dan praktek perubahan Al-Qur’an.
Al-Qur’an secara teks memang tidak akan dan tidak bisa berubah, tetapi
penafsiran dan pemahaman atas teks dapat berubah sesuai konteks ruang dan
waktu manusia. Karenanya, Al-Qur’an selalu membuka diri untuk dianalisis,
dipersepsi, dan diinterpretasikan dengan berbagai alat, metode, dan pendekatan
untuk menguak isi sejatinya. Terlebih Al-Qur’an ini sebagian besar menggunakan
bahasa Arab. Tentu membutuhkan pemahaman lebih mendalam khususnya bagi
orang non-Arab.
Al-Qur’an telah menegaskan bahwa kitab suci ini diturunkan dengan
menggunakan bahasa Arab4. Pemilihan bahasa Arab oleh Allah karena Al Quran
1 Manna>‘ Khalil Qat}t}a>n, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS, (Jakarta: LiteraAntarnusa, 2009) 1.
2 Q.S. Al-Baqarah (2) : 23 Q.S. Al-H{ijr : 94 Bisa dilihat dalam: Q.S. Yusuf (12) : 2, QS. T{aha (20): 113, QS. Fussilat (41): 3, QS.
Asy-Syura’ (42): 7, QS. Al-Zukhruf (43): 3, QS. An-Nah}l (16): 103, As-Syu‘ara (26): 195.
2
merupakan media komunikasi antara Tuhan dengan hamba-Nya untuk
menyampaikan ajaran-ajaran-Nya. Agar ajaran tersebut sampai dan dipahami
maknanya, maka dibutuhkan penafsiran dan pembedahan terhadap teks-teks Al-
Qur’an tersebut.
Aneka metode tafsir diajukan untuk membedah makna terdalam dari Al-
Qur’an. Semakin Al-Qur’an dibedah rupanya semakin banyak saja yang tidak
diketahui. Semakin ditelaah, tampaknya semakin kaya pula makna yang terkuak
didalamnya. Barang siapa yang mengaku tahu banyak tentang Al-Qur’an justru
kita akan semakin tahu bahwa dia mengerti sedikit saja dari kandungan Al-
Qur’an.5
Bahkan para mufasir mengakui bahwa setiap metode dan tafsir, setiap cara
dan pendekatan secanggih apapun yang digunakan boleh jadi akan tetap berada
pada posisi, lain teks lain pula konteks. Dilema ini logis adanya, karena substansi
kitab suci ini memang mempersyaratkan adanya kedekatan logis antara otoritas
normatif di satu sisi, dengan realitas objektif di sisi lain. Maka, tidak
mengherankan jika sejumlah pengamat barat, seperti Welch dan Watt memandang
Al-Qur’an sebagai suatu kitab yang tidak mudah untuk dipahami dan diapresiasi.6
Al-Qur’an telah membangkitkan kesadaran ilmiah pada diri manusia
khususnya setiap muslim untuk memikirkan, memahami, dan menggunakan
akalnya. Sehingga semua persoalan dapat terselesaikan dengan petunjuk-Nya.
Karena semua kaidah ilmu pengetahuan merupakan manifestasi dari kegiatan
5 Umar Shihab, Kontekstualitas Al-Qur’an; Kajian Tematik Atas Ayat-Ayat HukumDalam Al-Qur’an, cet ke-3 ( Jakarta: Penamadani, 2005), 3.
6 Lihat Taufik Adana Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an (Yogyakarta: FkBA, 2001),1.
3
berpikir yang dianjurkan dalam Al-Qur’an.7 Al-Qur’an memberikan acuan
konseptual yang sangat mapan dalam memberi pemenuhan kebutuhan jasmani
dan rohani, agar manusia berkembang secara wajar dan baik. Al-Qur’an juga
memberi keterangan tentang manusia dari banyak seginya.
Al-Qur’an sebagai kitab suci memiliki kemukjizatan dari segala aspeknya,
daya pesonanya tidak saja terletak pada isyarat ilmiah, penyajian kisah-kisah umat
terdahulu, melainkan juga ada pada keindahan gaya bahasa atau uslubnya.8
Kemukjizatan yang dimiliki Al-Qur’an berupa gaya bahasa ini dapat dilihat dari
segala makna yang dibawa dan dikandung oleh lafal-lafal. Mukjizat dalam lafal-
lafal dan uslubnya. Muhammad Ali Ash-Shobuni menyebutkan segi-segi
kemukjizatan Al-Qur’an sebagai berikut. Pertama, susunannya yang indah,
berbeda dengan susunan yang ada dalam bahasa orang-orang Arab. Kedua,
terdapat uslub yang unik dan berbeda dengan semua uslub bahasa Arab.9
Gaya bahasa Al-Qur`an yang dimaksud disini adalah variasi yang
digunakan oleh Al-Qur`an dalam mengungkapkan dan menyampaikan maksud
yang dikehendakinya. Menurut Al-Hasyimi, yang dimaksud dengan uslub adalah
makna yang terdapat dalam lafal-lafal yang terangkai pada bentuk yang dapat
mendekatkan penerimaan pesan yang dimaksud dari suatu tuturan dan lebih
menggerakkan terhadap jiwa pendengarnya.10 Setiap gaya bahasa mengandung
7 Lihat dalam “Kemukjizatan dan Keindahan Gaya Bahasa Al-Qur’an” oleh MuhammadChirzin, sebuah kata pengantar dalam buku Stilistika Al-Qur’an Kajian Pragmatik karya MardjokoIdris. xii.
8 Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah: Kajian Khusus Uslub Jinas dan Iqtibas, (Yogyakarta:Teras, 2007), 2.
9 Chirzin, Kemukjizatan dan Keindahan.., xiii10Ahmad Al-Hasyimi, Jawahir al-Balaghah fi al-Ma’ani wa al-Bayan wa al-Badi’,
(Mesir: al-Maktabah at-Tijariyah al-Kubra, 1960), 44.
4
beberapa unsur, pertama pikiran atau perasaan yang ingin disampaikan, kedua
kata-kata yang menunjukkan arti, ketiga cara menyampaikan atau gaya bahasa
yang digunakan.11
Ghufran Zainul Alim membagi uslub menjadi dua macam: uslub ilmy dan
uslub Adaby. Uslub Ilmy tujuannya adalah untuk menunjukkan suatu kebenaran
yang nyata dan menjelaskan kebenaran kepada pembaca atau pendengar (lawan
tutur). Sedang uslub Adaby adalah untuk memberi pengaruh pada perasaaan
pendengar atau pembaca (lawan tutur).12 Dalam menunjukkan kebenaran dan
menyampaikan pesan kepada pembaca atau pendengar, Al-Qur’an dengan
kemukjizatannya mengandung berbagai gaya bahasa yang dapat dijadikan sebagai
obyek kajian.
Dalam Al-Qur’an terdapat gaya bahasa yang beragam, di antaranya bentuk
gaya bahasa: deklaratif (khabar), imperatif (amr), larangan (Nahy), interogatif
(istifham), harapan (tamanniy), panggilan (Nida’), pujian (madh), celaan (dzam)
dan sumpah (Qasam). Dan gaya bahasa tersebut diungkapkan dengan berbagai
model kalimat efektif yang mengandung makna tersurat dan tersirat. Kalimat
tersebut disusun dalam bentuk kalimat yang lugas (Ijaz) maupun yang panjang
(ithnab).
Dari beragam gaya bahasa tersebut, tentunya dan sudah pasti dalam Al-
Qur’an terdapat beragam kalimat yang menjelaskan tentang makna-makna
tertentu. Dan untuk mengetahui makna dari sebuah tuturan harus diketahui dulu
konteksnya. Hal inilah yang masih jarang diketahui dan diteliti. Sehingga, Al-
11 Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah, 7.12 Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah: Antara al-Bayan dan al-Badi’, (Yogyakarta: Teras,
2007), 6.
5
Qur’an kerap menjadi objek studi para pemerhati bahasa. Daya pesona Al-Qur’an
melalui dimensi kebahasaannya, mengundang para ahli untuk mengkajinya.
Dalam Al-Qur’an, terdapat 114 surat dan ribuan ayat, salah satunya ada
yang dinamai dengan nama An-Nah}l (lebah). Allah menamai surat tersebut dengan
nama binatang tentunya ada sesuatu yang menarik. Nama An-Nahl diambil dari
kisah lebah yang terdapat dalam surat tersebut. Surat tersebut secara sepintas
memberikan gambaran bagaimana lebah mempunyai keistimewaan yang luar
biasa. Lebah dengan komposisi, tabiat tingkah laku dan proses kelahirannya
merupakan salah satu bukti kebesaran Allah.
Menurut hemat penulis, penyebutan kisah lebah ini dan diambil sebagai
nama surat, tentunya ada manfaat dan maksud lain yang dikehendaki Allah swt.,
sehingga manusia bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari ayat-ayat yang
terkandung dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat yang tetap terjaga kata demi katanya
bahkan tanda yang ada didalamnya tidak berubah. Oleh karenanya, penulis ingin
lebih memaknai dan memahami ayat-ayat tersebut khususnya pada surat An-Nahl
dari segi yang berbeda pada umumnya.
Bagi sebagian orang yang menggeluti dunia linguistik, Al-Qur’an bisa
dipahami melalui pendekatan linguistik. Pada masa belakangan ini, banyak yang
melakukan kajian linguistik Al-Qur’an melalui pendekatan yang beragam. Kajian
yang telah banyak dilakukan adalah bidang fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik, maupun stilistik. Wajar saja, karena bidang-bidang kajian tersebut
terpaku pada teks yang ada dalam Al-Qur’an. Namun, sebenarnya masih ada
bidang kajian yang lainnya lagi, untuk melihat dan mengkaji linguistik Al-Qur’an
6
dari sudut yang berbeda, yaitu mengkaji Al-Qur’an dari sudut pandang pragmatik,
sebuah kajian yang melihat makna tersirat dalam teks yang tersurat. Hal ini
sejalaan dengan pendapat Ainin yang menyatakan bahwa dalam kajian ilmu
bahasa, proses pemahaman dan pemaknaan suatu wacana atau teks suci al-Qur’an
dengan mencermati konteks atau sosio-historisnya disebut pragmatik.13
Sebenarnya kajian pragmatik ini sudah tidak asing lagi, meskipun ilmu ini
termasuk ilmu baru dalam linguistik. Penerapan kajian pragmatik ini sudah
banyak kita jumpai pada teks-teks umum, dan sebaliknya khusus untuk teks
keagamaan (Islam) dan teks Al-Qur’an masih sangat jarang. Mungkin hal ini
disebabkan karena faktor minimnya literatur-literatur pragmatik yang mengkaji
keislaman dan bahasa serta retorika Arab.14 Dengan demikian, penelitian ini
dimaksudkan untuk menambah wawasan ranah kajian pragmatik dalam Al-
Qur’an.
Sebagaimana telah Penulis sebutkan sebelumnya bahwa Al-Qur’an
merupakan teks suci dan mukjizat dari Allah yang berisi petunjuk bagi manusia.
Untuk memahami petunjuk-petunjuk tersebut, terdapat beragam pendekatan
dilakukan. Dalam penelitian ini, penulis ingin menggali lebih dalam berbagai
pesan yang terkandung dalam teks tersebut dengan melihat keseluruhan
konteksnya dalam sisi pragmatik. Penulis memandang kiranya perlu penelitian
lebih lanjut terhadap Al-Qur’an khususnya surat An-Nah{l dengan pendekatan
linguistik pragmatik, lebih khusus dengan teori implikatur.
13 Moch. Ainin, Fenomena Pragmatik dalam Al-Qur’an (studi kasus terhadappertanyaan), Malang; Misykat), 2010. 3
14 Habib, Memahami Al-Qur’an Berdasarkan Kaedah-Kaedah Pragmatik, dalam JurnalBahasa dan Sastra Arab “Adabiyyat” Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Vol.6, no.II 2007.
7
Melalui pendekatan linguistik pragmatik, penulis berharap dapat
memberikan sumbang pemahaman lain dalam menyampaikan maksud ayat-ayat
yang terdapat dalam surat An-Nah{l.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, penulis membatasi rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana memaknai maksud penutur pada ayat-ayat dalam surat An-
Nah{l jika dikaji menggunakan pendekatan pragmatik ?
2. Apa konsekuensi terhadap pembaca (lawan tutur) dalam pembacaan
surat An-Nah{l yang mengandung implikatur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui makna dan mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak
tutur yang digunakan penutur dalam surat An-Nah{l.
2. Untuk mengetahui implikasi serta efek apa yang dikehendaki penutur
kepada lawan tutur.
Adapun manfaat secara teoritis dari penelitian ini adalah dapat
memberikan wawasan lebih tentang keagamaan yang kaitannya dalam memahami
teks ayat Al-Qur’an. Selain itu, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
bagaimana seseorang mampu memahami pesan dan implikasi apa yang
tersembunyi dalam Al-Qur’an.
8
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas
dalam memberikan sumbangsih pemikiran dalam rangka mengembangkan disiplin
ilmu pengetahuan pada aspek pemahaman Al-Qur’an, khususnya kajian ilmu-ilmu
Al-Qur’an. Dan diharapkan dapat menjadi rujukan dalam mengkaji Al-Qur’an
dari aspek kebahasaan.
D. Tinjauan Pustaka
Tujuan tinjauan pustaka ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan
informasi berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian, baik objeknya ataupun
analisisnya. Peneliti terlebih dahulu mencari penelitian-penelitian sebelumnya
baik itu berupa skripsi, tesis, maupun disertasi khususnya mahasiswa UIN Sunan
Kalijaga, yang memiliki kemiripan tema serta judul dengan rencana penelitian
penulis.
Dari hasil penelitian tersebut, ada beberapa hasil penelitian yang penulis
temukan, di antaranya adalah penelitian yang ditulis oleh Mardjoko Idris tahun
2011 berupa disertasi, dengan judul “Kalimat Interogatif (Jumlah Istifhamiyah)
dalam Al-Qur’an (Analisis Pragmatik)”. Secara umum penelitian ini
membicarakan struktur kalimat interogatif serta jawabannya dalam Al-Qur’an
yang dianalisis oleh pisau pragmatik secara umum. Adapun objeknya khusus pada
kalimat-kalimat yang mempunyai bentuk interogatif yang terdapat dalam Al-
Qur’an. Adapun yang membedakan disertasi ini dengan rencana penulis adalah
objek material yang akan diteliti adalah khusus surat An-Nahl dengan
menggunakan analisis pragmatik teori implikatur.
9
Muhammad Arfan juga dalam tesisnya menulis mengenai analisis
pragmatik, dengan judul “Gaya Bahasa Do’a (Uslub Ad-Du’a) dalam Al-Qur’an”
yang dipertahankan dalam sidangnya pada tahun 2012. Ia memfokuskan
tulisannya hanya pada ayat-ayat yang mengandung do’a dalam Al-Qur’an.
Analisis struktur kalimat do’a tersebut ditinjau dari teori tindak tutur berupa:
lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Sedangkan teori implikatur tidak menjadi pisau
utama dalam menganalisis ayat-demi ayatnya.
Selain disertasi dan tesis di atas, terdapat pula skripsi karya Muhammad
Zainul Abidin dengan judul “Analisis Tindak Tutur Dalam teori Pragmatik
Terhadap Amr dalam Al-Qur’an (Studi Ayat-ayat Nikah). Objek yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa ayat-ayat nikah, dengan menggunakan analisis
pragmatik terhadap objek tersebut, dan lebih fokus pada konteks tuturan imperatif.
Dari hasil penelitian yang telah disebutkan di atas, semuanya
menggunakan analisis pragmatik dan concent pada tindak tutur. Dari
pertimbangan tersebut, penulis menyimpulkan belum ada penelitian yang objek
kajiannya pada surat An-Nah{l dengan menggunakan analisis pragmatik dan teori
implikatur. Sehingga, penulis berharap penelitian ini akan mendapatkan hasil
yang berbeda.
E. Kerangka Teori
Penelitian ini dilandasi oleh paradigma pragmatik. Pragmatik merupakan
sebuah disiplin ilmu yang mengkaji sebuah makna atau pesan yang muncul dalam
penggunaan bahasa. Dengan kata lain, pragmatik mengkaji makna yang
dikomunikasikan oleh penutur dan dimaknai oleh lawan tutur. Makna di sini tidak
10
terbatas pada makna yang diujarkan (bahasa lisan) atau dituliskan (bahasa tulis),
melainkan makna yang terikat dengan konteks. Dalam paradigma pragmatik
disebutkan, bahwa konteks merupkan dasar pemahaman suatu teks atau ujaran. Ini
berarti bahwa konteks berpengaruh terhadap timbulnya suatu tuturan yang
melatarbelakangi lahirnya sebuah teks.
Munculnya istilah pragmatik dapat dihubungkan dengan seorang filsuf
yang bernama Charles Morris. Ia sebenarnya mengolah kembali pemikiran para
filusuf pendahulunya seperti Locke dan Peirce mengenai semiotik (ilmu tanda dan
lambang). Oleh Morris semiotik dibagi menjadi tiga cabang: sintaksis, semantik,
dan pragmatik. Sintaksis mempelajari hubungan formal antara tanda-tanda,
semantik mempelajari hubungan antara tanda dengan objek, dan pragmatik
mengkaji hubungan antara tanda dengan penafsir. Tanda-tanda yang dimaksud di
sini adalah tanda bahasa bukan tanda yang lain.15
Menurut Morris, kajian tentang pragmatik merupakan bagian dari teori
semiotik, hal ini disebabkan karena pragmatik berhubungan langsung dengan
tingkah laku pemakai bahasa, yakni antara penutur dan lawan tutur. Walaupun
pragmatik selalu berhubungan dengan semantik, karena tingkah laku itu efek dari
pemahaman terhadap makna, tetapi pragmatik lebih mengedepankan aktualisasi
dari suatu teks bahasa.16
Jadi, dapat dipahami bahwa pragmatik ialah ilmu yang mempelajari
hubungan antara bahasa dan konteks tuturan terwujud yang mendasari
pemahaman terhadap bahasa. Karena seorang penutur dituntut untuk tidak hanya
15 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/programatik/16 John Lyons, Semantics (Cambridge : Cambridge University Press, 1997), 114-117.
11
mengetahui makna kata dan hubungan gramatikal antar kata saja, melainkan dapat
menghubungkan apa yang dikatakan dengan apa yang diasumsikan.
Dalam ilmu pragmatik, ada beberapa fenomena kebahasaan yang menjadi
topik pragmatik, di antaranya adalah implikatur. Implikatur merupakan salah satu
aspek yang paling penting dalam kajian linguistik pragmatik.17 Sebagai ilustrasi
dalam berkomunikasi, jika seorang pendengar mendengar suatu ungkapan, maka
yang harus dilakukan pertama adalah dia harus berasumsi bahwa penutur sedang
melaksanakan kerja sama dan bermaksud untuk menyampaikan informasi.
Informasi itu tentunya (memiliki makna) lebih banyak dari pada sekedar kata-kata
itu. Makna ini merupakan makna tambahan yang disampaikan, yang disebut
dengan implikatur.
Dalam pandangan Grice, implikatur ini dibagi ke dalam dua bagian,
yaitu:18
a. Implikatur konvensional, yaitu makna suatu ujaran yang secara umum
diterima oleh masyarakat.
b. Implikatur non-konvensional, yaitu ujaran yang menyiratkan sesuatu
yang berbeda dengan yang sebenarnya.
Kemudian Grice juga mengemukakan bahwa sebuah tuturan dapat
mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut.
Proposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur percakapan.19
Dan Grice menambahkan, bahwa penutur bertanggung jawab untuk memastikan
17 Habib, Memahami Al-Qur’an, 203.18 Mardjoko Idris, Stilistika Al-Qur’an Kajian pragmatik, Yogyakarta: Karya Media, 2013.
68.19 Kunjana Rahardi, Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia (Jakarta: Erlangga,
2005), 43.
12
bahwa kehadiran implikatur percakapan harus disadari dan juga mudah bagi
lawan tutur menginterpretasikannya.
Sedangkan dalam bukunya, Levinson mengungkapkan bahwa implikatur
(implicature) disebut juga implikatur percakapan (conversational implicature).
Implikatur percakapan ini merupakan konsep yang cukup penting dalam
pragmatik karena empat hal, yaitu:20
a. Konsep implikatur memungkinkan penjelasan fakta-fakta kebahasaan
yang tidak terjangkau oleh teori linguistik.
b. Konsep implikatur memberikan penjelasan tentang makna berbeda
dengan yang dikatakan secara lahiriah. Sebagai contoh, pertanyaan
tentang waktu dapat dijawab tidak dengan menyebutkan waktunya secara
langsung, tetapi dengan penyebutan peristiwa yang biasa terjadi pada
waktu tertentu. Contoh:
A: أي الساعة اآلن؟؟
B: جاء علي بعد قليل للمشاورة
Secara konvensional tampaknya kedua kalimat itu tidak berkaitan.
Namun pembicara kedua sudah mengetahui bahwa jawaban yang
disampaikannya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan pembicara
pertama, sebab dia sudah mengetahui waktu rapat sudah harus dimulai.
20 Levinson. S. C.. Pragmatics. (Cambridge: Cambridge University Press:1985), 97-100.
13
c. Konsep implikatur dapat menyederhanakan struktur dan isi deskripsi
semantik. Perhatikan dua kalimat di bawah ini:
(1) Mungkin ada kehidupan di planet mars.
(2) Mungkin ada kehidupan di planet mars dan mungkin pula tidak
ada kehidupan di planet mars.
Dari kajian implikatur, kalimat (1) sudah mengandung pengertian seperti
yang terkandung dalam kalimat (2) selain strukturnya, isi dalam kalimat
(2) itu dapat dinyatakan secara lebih sederhana.
d. Konsep implikatur dapat menjelaskan beberapa fakta bahasa secara tepat.
Sebagai contoh, ujaran ‘dia jelek’ yang berarti kebalikannya, cara kerja
metafora dan peribahasa dapat dijelaskan oleh konsep implikatur.
Dalam Al-Qur’an, juga terdapat pesan-pesan yang disampaikan dalam
bentuk implikatur, contoh:
لقد كان لكم ىف رسول اهللا أسوة حسنةDalam ayat tersebut, Allah memberikan informasi kepada kita bahwa
dalam diri Rasulullah SAW telah ada dan tersimpan suri tauladan yang baik.
Namun, maksud Allah tidak hanya berhenti pada ujaran tersebut saja. Boleh jadi
maksud dari ujaran tersebut adalah perintah kepada kita agar mencontoh Nabi
Muhammad dalam berperilaku.
Ada juga contoh lain, tentang tuturan Nabi Zakaria:
رىب إىن وهن العظم مىن واشتعل الرأس شيباArtinya:
14
“Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban”
Dari contoh tuturan Nabi Zakaria tersebut, sebenarnya Zakaria tidak
bermaksud memberitahukan hal itu kepada Allah. Sebab, Allah Maha Mengetahui
tentang segala sesuatu yang ada pada diri makhluknya. Namun, dalam perspektif
implikatur, tuturan tersebut mengimplikasikan bahwa Zakaria sudah lemah
badannya dan usianya yang sudah tua.
Dalam surat An-Nahl terdapat ayat yang berbunyi:
، إن يف ذلك آلية لقوم يسمعون
“ Dan Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, dan dengan itu Dia
menghidupkan bumi yang sudah mati, sesungguhnya pada hal tersebut terdapat
tanda-tanda bagi orang yang mendengarkan”.
Dengan demikian implikatur adalah fenomena pragmatik yang dapat
mengungkap pesan-pesan yang implisit yang tidak tersurat secara jelas dalam
tuturan. Sehingga implikatur dapat membedah maksud-maksud tersirat dalam
suatu tuturan.
F. Metodologi Penelitian
Objek material atau data penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah ayat-ayat Al-Qur’an dalam surat An-Nahl sebagai data primer. Kemudian
didukung dengan data-data sekunder berupa terjemahan Al-Qur’an, tafsir al-
Qur’an dan buku-buku yang berkaitan dengan surat An-Nahl khususnya serta
buku yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Penelitian yang dilakukan ini,
merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang
15
fokus penelitiannya menggunakan data dan informasi dengan bantuan berbagai
macam material yang terdapat di ruang perpustakaan seperti buku-buku, majalah,
naskah-naskah, catatan, sejarah, dan dokumen yang berbentuk tertulis lainnya.21
Dalam penelitian ini, data ditetapkan secara purposif. Maksudnya adalah
data dalam penelitian ini dianalisis sampai informasi yang ditemukan sudah
mencapai pada variasi maksimum (tidak ditemukan informasi baru). Dengan kata
lain, apabila variasi informasi sebagaimana yang dirumuskan sudah tidak
ditemukan, maka peneliti menghentikan kegiatan analisis data berikutnya.
Kemudian untuk memperoleh analisis yang lengkap, maka sangat
dibutuhkan metode yang sesuai dengan penelitian ini. Namun sebelumnya, proses
penelitian ini akan ditempuh melalui tiga tahapan, yaitu tahap penyediaan data,
tahap analisis data, dan selanjutnya tahap penyajian hasil analisis data22. Berikut
diskripsi mengenai tiga tahap tersebut:
1. Penyediaan Data
Dalam tahap ini penulis berusaha menyediakan data yang valid atau yang
sesuai dengan tujuan awal dilakukannya penelitian untuk dianalisis guna
mencapai hasil penelitian yang sempurna.
Metode yang digunakan penulis dalam tahap pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah metode pengamatan (observation), yaitu penulis
menyimak penggunaan bahasa23. Dilakukan dengan cara membaca ayat-
21 Kartini kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandur Maju, 1996),33.
22 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya,(Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2005), 120
23 Tri Mastoyo Jati Kesuma, Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa, (Yogyakarta:Carasvatibooks, 2007), 43.
16
demi ayat dalam surat An-Nahl yang mengandung implikatur di dalamnya.
Setelah melakukan pembacaan secara menyeluruh, penulis menggunakan
teknik lanjutan yaitu teknik catat. Teknik catat merupakan teknik untuk
menyaring data dengan cara mencatat hasil penyimakan data pada lembar
data. Data-data yang telah diperoleh dicatat kemudian diklasifikasikan
sesuai sub-bahasannya.
2. Analisis Data
Tahap selanjutnya adalah analisis data, dalam tahap ini penulis berupaya
menangani langsung masalah yang ada dalam data. Metode yang
digunakan dalam analisis ini adalah analisis deskriptif, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan cara menyajikan fakta, kemudian fakta dianalis dan
diolah lebih mendalam secara sistematis.24
3. Penyajian Hasil Analisis Data
Selanjutnya tahap terakhir dalam aktifitas penelitian ini adalah tahap
penyajian hasil analisis data. Dalam tahap ini penulis berusaha menyajikan
hasil penelitian dalam wujud laporan tertulis.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini disusun untuk memperoleh gambaran
sementara tentang penyajian penelitian nantinya. Sehingga dimungkinkan adanya
banyak perubahan sebagai bentuk pengembangan penelitian agar memperoleh
hasil yang lebih baik. Sistematika pembahasan tersebut diuraikan sebagai berikut:
24 Imam Suprayogo dan Tabroni, Metode Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2001), 7.
17
Bab I berisi pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori
yang meliputi beberapa teori, metode penelitian, dan terakhir sistematika
pembahasan.
Bab II menguraikan Seputar Implikatur, Gaya Bahasa dan Ragam Kalimat
dalam Al-Qur’an
Bab III berisi seputar pragmatik, yang terdiri dari: Definisi dan hakikat
pragmatik, sejarah dan latar belakang pragmatik. Serta teori pendukung dalam
memahami implikatur.
Bab IV berisi tentang tinjauan umum surat An-Nahl dan bahasan analisis
data beserta hasilnya yang mempunyai gaya implikatur, dan menyajikan serta
mengeksplorasi maksud dari ayat yang mempunyai implikatur tersebut.
Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran.
95
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap tuturan yang disampaikan penutur kepada lawan tuturnya mempunyai
maksud dan tujuan tertentu. Maksud yang diutarakan penutur tidak selamanya
diutarakan secara langsung/tersurat, melainkan adakalanya diutarakan secara
tersirat/tidak langsung. Maksud yang tersirat akan lebih sulit pemahamannya
dibandingkan yang tersurat. Untuk dapat menafsirkan dan memahami maksud
yang tersirat dalam tuturan seorang penutur, maka peneliti harus memperhatikan
konteks yang melingkupi tuturan tersebut. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penutur menggunakan berbagai tindak tutur untuk menyampaikan
maksud/tujuan kepada pembaca. Tindak tutur tersebut di antaranya:
a. tindak tutur langsung, tindak tutur literal, dan tindak tutur lokusi.
Tindak tutur ini digunakan penutur untuk menginformasikan,
memerintah, dan bertanya sesuatu atau maksud secara langsung.
b. tindak tutur tidak langsung, tidak literal, tindak tutur ilokusi, dan
tindak tutur perlokusi. Tindak tutur tersebut digunakan untuk
menyampaikan pesan/maksud kepada pembaca secara tidak tersirat.
Maksud inilah yang memunculkan implikatur.
2. Tuturan penutur yang tersirat pada ayat-ayat dalam surat an-Nah{l
mengandung maksud/tujuan yaitu untuk menyampaikan perintah,
larangan, ancaman, berita gembira, ide dan gagasan. Dengan demikian
96
pembaca (lawan tutur) dapat memahami pesan yang diterimanya dan
efek apa yang ditimbulkan dalam pemahaman tersebut.
B. Saran
Penelitian ini adalah salah satu upaya untuk mendapatkan makna konteks
(implikatur) yang terdapat dalam surat An-Nah}l dengan menggunakan teori
kebahasaan pragmatik. Studi atau kajian pragmatik harus sedemikian rupa
memberikan kepastian konteks agar semakin sempit atau terbatas kemungkinan
implikatur yang dapat ditimbulkan oleh sebuah tuturan. Meskipun selalu terbuka
kesempatan yang seluas-luasnya untuk merekontruksi konteks pertuturan,
penggunaan data tertulis sebagai bahan penelitian, selalu akan menimbulkan
sejumlah kendala bagi penafsiran implikatur sebuah teks suci.
Dari segi pembahasan, penulis merasa yakin bahwa masih banyak yang
dapat dikaji secara lebih mendalam, karena dalam menerapkan teori linguistik,
khususnya pragmatik sebagai alat untuk memaknai tema-tema surat dalam al-
Qur’an dibutuhkan dasar keilmuan yang memadai, baik dari bidang linguistik
Arab maupun linguistik modern. Selain itu, terdapat juga beberapa kajian penting
yang dapat dikembangkan lagi dalam penelitian penulis. Karena menganalisis
bahasa dengan menggunakan teori pragmatik sangat bermanfaat, ialah bahwa
seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksud, asumsi, tujuan, dan
jenis tindak tutur yang dihasilkan dari tuturan yang disampaikan.
97
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahnya
Az-Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-Wasith
Charisma, Moch. Chadziq, Tiga Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an, Surabaya: Bina
Ilmu, 1991.
Fauzi, Moch. Sony, Pragmatik dan Ilmu al-Ma’any: Persinggungan Ontologik
dan Epistemologik, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
Gunarwan, Asim, Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit
Universitas Atma Jaya, 2007.
Grice, H. P., Logic and Conversation. London: University College London for
Pragmatic Theory Online Course, 2004.
Hatta, Ahmad, Tafsir Qur’an Per Kata, Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul &
Terjemah, Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2009.
Ibrahim, Abd. Syukur, Kajian Tindak Tutur, Surabaya: Usaha Nasional, 1993
Ichwan, Mohammad Nur, Memahami Bahasa Al-Qur’an (Refleksi atas Persoalan
Linguistik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Idris, Mardjoko, Ilmu Balaghah: Antara al-Bayan dan al-Badi’, Yogyakarta:
Teras, 2007.
_____________, Ilmu Balaghah: Kajian Khusus Uslub Jinas dan Iqtibas,
Yogyakarta: Teras, 2007.
_____________, Stilistika Al-Qur’an Kajian Pragmatik. Yogyakarta: Karya
Media, 2013.
Levinson, Stephen C., Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press,
1991.
98
Lubis, Hamid Hasan, Analisis Wacana Pragmatik, Bandung: Angkasa, 2011.
Lyons, John., Linguistics Semantics an Introduction, Cambridge: Cambridge
University Press, 1993.
Mulyana, Kajian Wacana (Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis
Wacana), Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005.
Nababan, PWJ., IImu Pragmatik (Teori dan Penerapannya), Jakarta: Depdikbud.
1987.
Nadar, F. X., Pragmatik & Penelitian Pragmatik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Setiawan, Nur Kholis, Akar-akar Pemikiran Progesif dalam Kajian Al-Qur’an,
Yogyakarta: eLSAQ Press, 2008.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an),
Jakarta: Lentera Hati, 2002, 7 Volume.
Soeparno, Dasar-dasar Linguistik Umum, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.
Tarigan, Henry Guntur, Pengajaran Pragmatik, Bandung: Angkasa, 2009.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi, Analisis Wacana Pragmatik
(Kajian Teori dan Analisis), Surakarta: Yuma Pustaka, 2010.
Wright, Richard, "Meaning and Conversational Implicature", Cole and Morgan,
Syntax and Semantics Vol. 3: Speech Act. (New York: Academy Press,
1975)
Yule, George, Pragmatik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
CURRICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
Nama : Risris Hari Nugraha
Tempat/tgl Lahir : Garut, 19 Desember 1986
Alamat Rumah : Jl. Samarang Kp. Limushaseum rt 01 RW 08
Desa Sirnajaya Kecamatan Tarogong Kaler
Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat 44151
Email : [email protected]
HP : 08995449589 / 081221791992
B. Latar Belakang1. Pendidikan Formal
a. TK Pertiwi Samarang Garutb. SDN Tamansari IV Tarogong Garut Jawa Baratc. MTs Al-Musaddadiyah Garut Jawa Baratd. MAN-PK Darussalam Ciamis Jawa Barate. S 1 Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN
Sunan Kalijaga Yogyakartaf. S 2 Ilmu Bahasa Arab, Prodi Interdisciplinary Islamic Studies
Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta2. Pendidikan Non-Formal
a. Madrasah Diniyah Al-Muhajiroh Garutb. Pondok Pesantren Modern Al-Basyariyah Bandung Jawa Baratc. Pondok Pesantren Darussalam Ciamis Jawa Baratd. DikLat Resimen Mahasiswa (MENWA) DIY di AAU Yogyakarta
(2007)
C. Minat Keilmuan : Studi Islam dan Manajemen
Karya Ilmiah : Skripsi dan Tesis dalam Kajian Bahasa