implementasi pelajaran budi pekerti dalam …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/skripsi...

119
IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM MEMBENTUK SIKAP DISIPLIN SISWA DI SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendididikan Oleh ANJAR WIDIYANTI NIM. 11113123 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 19-Aug-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI

DALAM MEMBENTUK SIKAP DISIPLIN SISWA

DI SMP NEGERI 6 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendididikan

Oleh

ANJAR WIDIYANTI

NIM. 11113123

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

Page 2: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

ii

Page 3: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

iii

Page 4: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

iv

Page 5: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

v

MOTTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang

lain.” (HR. Ahmad, Thabrani, Daruqutni)

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik,

bagi diri kalian sendiri.” (QS. Al-Isra:7)

Page 6: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada pihak-pihak yang mempunyai peranan

penting dalam hidupnya

1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

serta nenekku yang paling tersayang, terimakasih telah menjadi orang tua

yang baik yang telah mendidikku, merawatku dengan penuh kasih sayang

dan penuh kesabaran yang tak ternilai harganya.

2. Terima kasih banyak untuk teman-temanku tercinta dan saudara-saudaraku

yang selama ini telah setia mendukungku, dan memberi semangat untuk

mengerjakan skripsi ini sehingga skripsi ini selesai.

3. Institut Agama Islam Negeri Salatiga, dimana tempat yang telah penulis

pilih untuk menuntut ilmu. Semoga ilmu yang diperoleh penulis dapat

bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

4. Untuk keluarga besarku SMC dari angkatan Dedikato, Elano, Awarnes,

Willpower, Zealous, Cambioso, Extender, Fidelio, Cakrawangsa,

Gamananta dan Ovedio terima kasih untuk pengalaman dan ilmunya.

Salam melodi !!!

5. Untuk keluarga besarku SSC terimakasih untuk pengalaman yang sangat

berharga. Bravo olahraga !!!

Page 7: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan

hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa tercurah terhadap Nabi

Muhammad Saw., yang telah mencapai puncak kesuksesan tertinggi sepanjang

kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga, sahabat dan pengikutnya

hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai syarat mencapai Gelar Sarjana

Pendidikanpada Jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan dorogan baik moril maupun materiil, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui ruang penulis mengucapkan

penghargaan dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Bapak Dr. M.Gufron, M. Ag., selaku dosen Pembimbing Akademik

5. Bapak Rasimin, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta

karyawan karyawati IAIN Salatiga yang telah membantu semua bentuk

Page 8: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

viii

administrasi dan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang

pendidikan .

Akhirnya penulis berharap, semoga jasa dan bantuan yang telah diberikan

menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah Swt. Dalam penyusunan

skripsi ini, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal

ini dikarenakan keterbatasan dari segala aspek yang dimiliki oleh penulis

sendiri. Untuk itu, kritik dan saran terbuka luas dan selalu penulis harapkan

dari pembaca yang budiman guna kesempurnaannya. Mudah-mudahan skripsi

yang sederhana ini mampu memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Salatiga, 20 September 2017

Anjar Widiyanti

NIM. 111-13-12

Page 9: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

ix

ABSTRAK

Widiyanti, Anjar. 2017. Implementasi Pelajaran Budi Pekerti Dalam

Membentuk Sikap Disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.Institut

Agama Islam Negeri (IAN) Salatiga.

Pembimbing: Rasimin M. Pd

Kata Kunci: budi pekerti, sikap disiplin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelajaran budi

pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga. Fokus

masalah yang akan dikaji adalah bagaimana implementasi pelajaran budi pekerti

di SMP Negeri 6 Salatiga, apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat

implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di

SMP Negeri 6 Salatiga, dan apa saja hasil implementasi pelajaran budi pekerti

siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian dilaksanakan dengan

tahap persiapan, pelaksanaan, penyelesaian. Subjek penelitian adalah sikap

disiplin siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga komponen

utama yaitu reduksi data, display data, dan verifikasi data.

Hasil penelitian diketahui bahwa Implementasi pelajaran budi pekerti dalam

membentuk sikap disiplin siswa SMP Negeri 6 Salatiga sudah diterapkan dan

berjalan dengan baik di SMP Negeri 6 Salatiga. Komponen dalam pelajaran budi

pekerti meliputi komponen mandiri, komponen keagamaan dan komponen

kesusilaan. Penerapan pelajaran budi pekerti dilakukan dua minggu sekali pada

hari Sabtu di jam terakhir yang disampaikan oleh guru kelas dan guru

pendamping. Metode yang digunakan dalam penerapan pelajaran budi pekerti

yaitu metode ceramah, presentasi, dan bermain peran. Faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam penerapan pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6

Salatiga. Faktor pendukungnya antara lain adanya sarana dan prasarana yang

mendukung, materi yang telah disediakan oleh kepala sekolah, perhatian orangtua.

Karena orang tualah yang menjadi faktor utama dalam mendidik anak.

Implementasi hasil pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa

di SMP Negeri 6 Salatiga adalah adanya peningkatan sikap disiplin yang lebih

baik. Selain perubahan pada sikap disiplin, siswa memiliki kesadaran atas

kesalahan-kesalahan dan pelanggaran yang telah mereka perbuat dan memiliki

usaha untuk berubah agar lebih disiplin dan baik lagi.

Page 10: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN BERLOGO ........................................................................................ ii

PENGESHAN KELULUSAN ............................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv

MOTTO.................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Fokus Masalah .............................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 4

E. Definisi Operasional ..................................................................................... 5

F. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 7

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Budi Pekerti ................................................................................................ 11

1. Pengertian Budi Pekerti .......................................................................... 11

2. Tinjauan Konseptual Tentang Budi Pekerti .......................................... 13

3. Komponen Budi Pekerti ......................................................................... 16

4. Tujuan Budi Pekerti ............................................................................... 17

5. Tahapan Budi Pekerti ............................................................................. 18

Page 11: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

xi

6. Prinsip- Prinsip Dasar Pemikiran Pendidikan Budi Pekerti ................... 19

B. Disiplin ....................................................................................................... 21

1. Pengertian Disiplin ................................................................................. 21

2. Unsur Disiplin ....................................................................................... 22

3. Macam- Macam Disiplin ........................................................................ 23

4. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Disiplin ............................... 24

5. Fungsi Disiplin ....................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... 29

B. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 30

C. Sumber Data .............................................................................................. 30

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 31

E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 32

F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................... 33

G. Tahap- tahap Penelitian ............................................................................. 35

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data Lokasi Penelitian ................................................................ 36

1. Profil dan Sejarah SMP Negeri 6 Salatiga ............................................ 36

2. Identitas Sekolah ................................................................................... 37

3. Visi-Misi ................................................................................................ 38

4. Program SMP Negeri 6 Salatiga ........................................................... 39

5. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan .................................................... 40

6. Sarana dan Prasarana ............................................................................ 41

Page 12: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

xii

7. Hasil Yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM ...................................... 42

8. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 43

9. Upaya-Upaya Yang Ditempuh Dalam Mencapai Tujuan .................... 43

B. Temuan Peneliti ..................................................................................... 46

1. Pelajaran Budi Pekerti ............................................................................ 46

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelajaran Budi Pekerti di

SMP Negeri 6 Salatiga ............................................................................... 50

3. Hasil Implementasi Pelajaran Budi Pekerti dalam Membentuk Sikap

Disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga ................................................... 51

C. Analisis Data .......................................................................................... 53

1. Pelajaran Budi Pekerti ............................................................................ 53

2. Implementasi Pelajaran Budi Pekerti ..................................................... 54

3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelajaran Budi Pekerti di

SMP Negeri 6 Salatiga58Hasil Implementasi Pelajaran Budi Pekerti dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 61

B. Saran ........................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Suasana Pelajaran Budi Pekerti

Gambar 4.2 Materi Budi Pekerti

Gambar 4.3 Materi Budi Pekerti

Page 14: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2.Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4.Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 5.Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 6.Laporan SKK

Lampiran 7.Pedoman Wawancara

Lampiran 8. Daftar Responden

Lampiran 9. Jadwal Pelajaran SMP Negeri 6 Salatiga

Lampiran 10. Dokumentasi Foto Penelitian

Page 15: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam arti yang luas disiplin mengacu pada pola tingkah laku yang kuat

untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi norma, etik, dan peraturan yang

ada di masyarakat maupun di sekolah. Dengan disiplin, diharapkan siswa

dapat menaati dan melaksanakan peraturan yang telah ada. Berkaitan dengan

itu, kenyataan yang terjadi pada saat ini di sekolah, anak kurang disiplin dan

kurang memiliki rasa tanggung jawab di sekolah, misalnya; tidak

mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mencoret-coret bangku, tidak tertibpada

saat upacara bendera, tidak berpakaian rapi, sering datang terlambat, kurang

hormat terhadap guru.

Hal ini merupakan dasar dalam pembentukan kepribadian siswa. Jika

kebiasaan ini tidak ditemukan pemecahan masalahnya maka tujuan

pendidikan nasional akan sulit terwujud. Sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional bahwa pendidikan harus dilaksanakan untuk meningkatkan akhlak

yang mulia dan budi pekerti luhur. Budi pekerti mempunyai peranan yang

penting dalam kehidupan manusia, budi pekerti merupakan pedoman

pembimbing dan pendorong dalam diri manusia untuk mencapai kualitas yang

lebih baik dan sempurna. Budi pekerti merupakan alat pengembang dan

pengendalian yang penting. Oleh karena itu budi pekerti sebagai dasar

penentu dalam perkembangan dan pembinaan rasa kemanusiaan, maka

pemahaman dan pengalaman yang benar sangat dibutuhkan.

Page 16: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

2

Dari permasalahan di atas, terdapat banyak faktor yang memengaruhi

anak kurang menunjukkan sikap disiplin, diantaranya lemahnya perhatian

orang tua, orang tua sibuk dengan pekerjaannya, keluarga yang broken home,

pengaruh pergaulan lingkungan sekitar, penyalahgunaan teknologi, kurangnya

pendekatan dari orang tua dan juga guru di sekolah. Dalam hal ini, semua

aspek kehidupan harus terlibat untuk membenahi kedisiplinan dan budi

pekerti yang telah luntur.

Jika seorang anak berada di lingkungan sekolah, maka yang akan

mengajarkan pendidikan budi pekerti adalah semua orang dewasa di sekolah.

Secara terus-menerus, siswa akan mengamati tingkah laku dan kebiasaan

orang dewasa di sekolah seperti, guru, staff, pengelola kantin, sampai dengan

petugas kebersihan yang dilihat sebagai contoh model mana yang baik mana

dan yang buruk. Penyampain moral budi pekerti di dalam lingkungan sekolah

maupun di lingkungan masyarakat masih memiliki banyak kendala sehingga

kurangnya pemahaman akan arti dan manfaat budi pekerti tersebut. Hal itu

dapat terlihat dalam fenomena perilaku yang tidak santun, perilaku

kekerasan,dan pelanggaran-pelanggaran tata tertib sekolah lainnya.

Di sekolah pendidikan budi pekerti telah diintegrasikan ke dalam mata

pelajaran yang relevan, seperti kewarganegaraan, agama, bahasa indonesia

ataupun bahasa daerah. Dengan usaha pemerintah yang seperti ini, budi

pekerti para peserta didik masih belum tercapai sesuai dengan apa yang di

inginkan oleh sekolah. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran tata tertib

sekolah dan banyak siswa yang tidak disiplin. Manusia yang sukses adalah

Page 17: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

3

manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut

pengaturan belajar. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan

pribadi disiplin.

Untuk itu sekolah perlu melakukan strategi baru agar nilai pendidikan

budi pekerti dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Kebijakan

sekolah yang berbeda-beda membuat suatu sekolah menerapkan kebijakan

yang berbeda dengan sekolah lainnya. Demi tercapainya tujuan pendidikan

maka SMP Negeri 6 Salatiga menerapkan mata pelajaran tambahan yaitu

Budi Pekerti yang diwajibkan untuk semua peserta didik dari kelas VII-IX.

Jadwal mata pelajaran tambahan Budi Pekerti dilaksanakan pada hari Sabtu di

akhir jam. Pengambilan kebijakan seperti ini, penulis ingin meneliti

bagaimana peranan dari implementasi mata pelajaranBudi Pekerti dan

bagaimana peranannya dalam membentuk sikap disiplin peserta didik SMP

Negeri 6 Salatiga dengan judul skripsi “Implementasi Pelajaran Budi Pekerti

Dalam Pembentukan Sikap Disiplin Siswa Di SMP Negeri 6 Salatiga Tahun

Ajaran 2017/2018”

B. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi permasalahan skripsi ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Pendidikan Budi Pekerti di SMP Negeri 6

Salatiga?

Page 18: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

4

2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat pelajaran

budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin Siswa di SMP Negeri 6

Salatiga?

3. Apa saja hasil dari implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk

sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Implementasi Pendidikan Budi Pekerti di SMP Negeri

6 Salatiga.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Implementasi

Pelajaran Budi Pekerti dalam membentuk sikap disiplin Siswa di SMP

Negeri 6 Salatiga.

3. Untuk mengetahui hasil dari implementasi pelajaran budi pekerti dalam

membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang

jelas dan dapat meberi manfaat secara teoritis maupun praktis, antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang

bermanfaat bagi dunia pendidikan

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan implikasi

pendidikan budi pekerti terhadap kedisiplinan.

Page 19: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

5

2. Manfaat praktis

a. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi baru tentang

peranan implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap

disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

b. Penelitian ini diharapkan dijadikn acuaan bagi sekolah lain dalam

menerapkan pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin

siswa.

E. Definisi Operasional

1. Implementasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi berarti

pelaksanaan atau penerapan (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:427).

Implementasi dalam arti luas merupakan suatu penerapan ide, konsep,

kebijakan, inovasi,dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan

dampak, baik berupa perubahan pengetahuan , keterampilan maupun nilai

dan sikap (Susilo, 2007:174)

2. Budi Pekerti

Budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang

bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara

menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral

dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerja

sama yang lebih ditekankan pada ranah afektif tanpa meninggalkan ranah

kognitif dan ranah psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah

data,mengemukakan pendapat, dan kerja sama) (Zuriah, 2007:19-20).

Page 20: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

6

3. Disiplin

Dalam ilmu pendidikan, dikenal dua istilah yaitu disiplin dan

ketertiban. Menurut Arikunto(1993:114), ketertiban menunjukan

padakepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tatatertib karena

didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar, misalnya

karena ingin mendapatkan pujian dari atasan. Disiplin menunjuk pada

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Biasanya

ketertiban terjadi lebih dahulu baru kemudian berkembang menjadi

disiplin.

4. Sikap

Menurut Stephen dan Timothy, 2008:92 , mendefinisikan sikap

(attitude) adalah pernyataan evaluative, baik yang menyenangkan maupun

tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa. Sikap

(attitude) menurut Purwanto (2000:141) merupakan suatu cara berinteraksi

terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan

cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapinya.

Dalam hal ini, sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku

manusia untuk bereaksi. Oleh karena itu, orang yang memiliki sikap positif

terhadap suatu objek atau situasi tertentu ia akan memperlihatkan kesukan

atau kesenangan (like), sebaliknya orang yang memiliki sikap negative ia

akan memperlihatkan ketidaksukaan atau ketidak senangan (dislike).

Page 21: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

7

F. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan

penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan sebagai pembanding yang tidak terlepas

dari topik.

Berdasarkan penelilitian yang dilakukan oleh Patonah, Siti Nor. 2009.

Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah Terhadap Sikap Disiplin Siswa

(Studi Kasus di MI Darussalam Rejosari Kecamatan Bancak Tahun 2009).

Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi

kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan

pendidikan. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan

kedisiplinan dari semua personil sekolah, yakni siswa, guru, karyawan, atau

karyawati dan pengelola sekolah itu sendiri. Disiplin sering kali dihubungkan

dengan kontrol. Disiplin diri dalam ketertiban sudah menjadi siasat. Tujuan

akhir dari peraturan adalah mencapai efektifitas pengajaran tanpa

menyampingkan kepentingan masing-masing.

Jannah, Roudlotul. 2015. Pemikiran Hamka Tentang Nilai-Nilai

Pendidikan Budi Pekerti.Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pemikiran Hamka tentang nilai-nilai pendidikan budi pekerti yaitu (a) nilai

pendidikan budii pekerti terhadap Allah berupa ketakwaan, keimanan,

tawakkal, syukur, taubat, sabar, dan istiqamah, (b) nilai pendidikan budi

pekerti terhadap diri sendiri berupa tanggung jawab, iffah, dan pengendalian

diri, (c) nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang tua berupa birrul

Page 22: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

8

walidain, dan mentaati kedua orang tua dalam kebaikan, (d) nilai pendidikan

budi pekerti terhadap orang lain berupa kejujuran, amanah, pemaaf,

dermawan, rendah hati, kemanusiaan, toleransi, keadilan dan ihsan. Adapun

relevansi pemikiran Hamka tentang nilai-nilai pendidikan budi pekerti dengan

pendidikan saat ini adalah sama-sama terdapat pendidikan religious, nilai

pendidikan kejujuran, nilai pendidikan toleransi, nilai pendidikn peduli sosial

dan pendidikan tanggung jawab, sehinggapemikiran Hamka tentang nilai-nilai

pendidikan budi pekerti sangat tepat jika diajarkan pada pendidikan saat ini.

Skripsi ini didalamnya terdapat kesimpulan yang penting, bahwasannya

Hamka membahaskan budi pekerti sangat luas, tetapi sebenarnya kalau

dispesifikasikkan yang dimaksud nilai pendidikan budi pekerti terhadap Allah

tidak lain adalah penanaman nilai pendidikan akidah , nilai pendidikan budi

pekerti terhadap diri sendiri tidak lain adalah penanaman nilaipendidikan

tasawuf, nilai pendidikan budi pekerti terhadap orang tua tidak lain adalah

penanaman nilai pendidikan birrul walidain, dan nilai pendidikan budi pekerti

terhadap orang lain tidak lain adalah penanaman nilai pendidikan sosial.

Dalam jurnal Elfrianto. 2015. Urgensi Keseimbangan Pendidikan Budi

Pekerti di Rumah dan Disekolah. Melihat fenomena yang terjadi pada peserta

didik di Indonesia hari ini, rasanya dunia pendidikan di negeri ini sudah

keluar dari rel yang dicita-citakan para pendiri negeri dulu. Duni pendidikan

Indonesia saat ini menghasilkan manusia-manusia dengan pola piker kapitalis,

liberalis dan dengan kadar moralitas yang sangat rendah. Seperti ada missing

link. System pendidikan masa kini paling tidak mengurangi unsure moralitas,

Page 23: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

9

akhlak, etika, budi pekerti tau nama lain yang sinonim dengan itu, yang

seharusnya menjadi ruh yang paling utama dari dunia pendidikan. Tapi pada

sisi lain, pendidikan budi pekerti di sekolah tidak cukup untuk memberikan

pembelajaran tentang etika dan budi pekerti hanya dalam tempo beberapa jam

saja sehari. Orang tualah yang seharusnya menjadi first teacher dalam

membentuk kepribadian, pola pikir, pola sikap, dan pola hidup anak. Tapi

yang banyak terjadi adalah orang tua malah menyerahkan pendidikan

moral/akhlak anak-anaknya kepada pihak sekolah dengan mentah-mentah.

Perbedaan penelitian oleh Siti Patonah dan Roudlotul Jannah yaitu pada

metode penelitinnya, sedang penelitian Elfrianto dengan penelitian yang

dilakukan penulis yaitu pada keterkaitan pendidikan budi pekerti dirumah

dengan sekolah. Bahwa peran orang tua juga berpengaruh dalam

pembentukan moral, akhlak, etika dan budi pekerti pada anak. Pada penelitian

yang dilakukan penulis melihat peranan pendidikan budi pekerti yang

diberikan terpisah yang biasanya diintegrasikan pada pelajaran-pelajaran lain.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang secara

sistematis dapat dijabarkan sebgai berikut:

BAB I: Bab pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah

penelitian yang dilakukan. Bagian ini mengurai tentang konteks atu latar

belakang penelitian, fokus penelitian, Kajian penelitian terdahulu yang berisi

tentang gambaran terhadap penelitian terdahulu yang masih relevan mengenai

pelajaran budi pekerti dan sikap disiplin di sekolah.

Page 24: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

10

BAB II: Kajian teori digunkan sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai dengan kenyatan di lapangan, terdiri dari deskripsi teori yang berisi

tentang paparan budi pekerti, sikap, dan disiplin di sekolah.

BAB III: Bagian ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah

penelitian secara opersional yang meliputi: pendekatan penelitian, jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahaan data, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV: Paparan data dan analisis yang merupakan uraian atas paparan

data yang disajikan dengan topikyang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan

penelitian dan hasil analisis data tentang implementasi pelajaran budi pekerti

dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga tahun 2017.

BAB V: Penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang terdiri dari

kesimpulan, tindak lanjut peneliti, saran dan kata penutup.

Page 25: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Budi Pekerti

1. Pengertian budi pekerti

Istilah budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2010:170)terdiri dari dua kata, yaitu budi dan pekerti yang tidak dapat

dipisahkan, kedua kata tersebut adalah bagian yang saling terkait. Budi

berarti panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik buruk. Pekerti

berarti perangai, tingkah laku, akhlak. Dengan demikian budi pekerti

berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berperilaku.

Dari pengertian pendidikan dan budi pekerti dapat diartikan

pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang

bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara

menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral

dalam hidupnya melalui kejujuran, disiplin, dan kerja sama yang lebih

ditekankan pada ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan

ranah kognitif(berpikir rasional) dan ranah psikomotorik (keterampilan,

terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan kerja sama)

(Zuriah, 2007:19-20).

Selain dikenal sebagai tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar

Dewantara juga mengembangkan pendidikan budi pekerti yang

merupakan salah satu pendukung utama dalam melaksanakan tujuan

Page 26: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

12

pendidikan nasional. Menurut Ki Hajar Dewantara, Budi Pekerti berarti

pikiran, perasaan, kemauan. Sedangkan pekerti berarti tenaga. Budi

pekerti itu sifatnya jiwa manusia, mulai angan-angan sampai tujuan yang

terjelma sebagai tenaga. Jadi yang dimaksud budi pekerti menurut Ki

Hajar Dewantara adalah bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak

atau kemauan yang akhirnya menimbulkan tenaga (Ki Hajar Dewantara,

1977:25).

Menurut Salam (2000:35) dalam I Nyoman (2006:98) menyatakan

bahwa budi tumbuh di dalam jiwa, bila sudah dilahirkan dalam bentuk

perbuatan namanya pekerti. Jadi budi pekerti, pangkal dari dalam jiwa,

ketika masih menjadi angan, imaji, cita, niat hati sampai ia lahir ke luar

berupa perbuatan nyata. Dalam kaitannya dengan perbuatan dibedakan

menjadi: (1) tujuannya baik, tetapi cara mencapainya tidak baik, (2)

tujunnya tidak baik, tetapi cara mencapainya kelihatannya baik,(3)

tujuannya tidak baik, cara mencapainya juga tidak baik,(4)tujuannya baik,

dan cara mencapainya juga baik. Jika tingkah laku seseorang termasuk

dalam klasifikasi yang keempat (tujuannya baik dan cara mencapainya

juga baik) maka orang tersebut disebut berbudi pekerti baik atau berbudi

pekerti luhur. Sementara jika tingkah laku seseorang termasuk klasifikasi

yang lain, seseorang yang melakukan tingkah laku itu disebut berbudi

pekerti kurang baik atau tidak luhur.

Page 27: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

13

Jadi dapat disimpulkan budi pekerti yang dimaksud oleh penulis

adalah penanaman nilai budi pekerti seperti sopan santun, tanggung

jawab , disiplin ikhlas.

2. Tinjuan konseptual tentang budi pekerti

Istilah budi pekerti sering disinonimkan dengan akhlak, moral, dan

juga etika. Karena pada dasarnya semuanya mempunyai fungsi yang sama

yaitu menentukan nilai dari suatu perbuatan yang dilalukan oleh manusia

dari aspek bik dan buruknya, benar dan salahnya. Beberapa kriteria di

bawah ini akan memberikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang

digunakan dalam pembahasan budi pekerti. Tujuannya supaya dapat

mempermudah pemahaman dan perbedaan antara istilah-istilah tersebut,

seperti penjelasan dibawah ini :

a. Akhlak

Akhlak secara etimologis menurut Nasution (1992:2) berasal dari

bahasa Arab yang merupkn bentuk jamak dari khuluk. Kata Khuluk

atau akhlak dalam ensiklopedi tematis dunia islam berarti tabi’at,

perangai, kebiasan atau krakter. Akhlak berarti budi pekerti, watak

dan kesusilaan yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap

jiwa yang benar terhadap khaliqnya dan terhadap sesama manusia

(Abdullah, 2003: 326).

Secara terminologis, akhlak menurut Al-Ghazali adalah suatu

sifat yang tetap pada jiwa seseorang, yang mendorong untuk

melakukan suatu perbuatan dengan mudah tanpa membutuhkan

Page 28: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

14

pemikiran (Abdullah, 2003:326). Akhlak dibagi menjadi dua yaitu

akhlak mahmudah yang artinya akhlak yang baik dan akhlak

mazmumah yaitu akhlak yang buruk. Ukuran untuk menetapkan

akhklak adalah al-Qur’an dan sunnah.

b. Moral

Taufiq Rahman, (1999:9 ) kata “moral” (bahasa Inggris) yang

berarti ajaran tentang baik buruk yng diterima umum mengenai

perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya. Bahasa Al-Qur’an yang

identik dengan istilah ini adalah kata “akhlak”. Saliman dan Sudarso

(1994: 149) menyatakan di dalam kamus pendidikan dan pengajaran,

bahwa kata moral secara etimologis berasal dari bahasa latin mores

yang berarti adat kebiasaan yang menjadi dasar baik atau buruk.

Sedangkan secara terminologis moral adalah nilai-nilai atau adat

kebiasaan yang bersumber dari masyarakat baik secara terpaksa

atupun tidak. Moral bermanfaat untuk menentukan batas-batas dari

sifat-sifat atau perbuatan-perbuatan yang dapat dinyatakan baik atau

buruk dan benar atau salah.

c. Etika

Dari segi etimologi (ilmu asal-usul kata), etik berasal dari bahasa

Yunani, ethosyang berarti watak kesusilaan atau adat. Adapun arti

etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan

yng berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin

misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan baik

Page 29: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

15

buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,

menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan

mereka dan menunjukkan jalan yang harus dituju oleh manusia di

dalam perbuatan merekan dan menunjukkan jalan untuk melakukan

apa yang seharusnya diperbuat Abudin Nata (2002:88)

d. Budi pekerti

Istilah budi pekerti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2010:170)terdiri dari dua kata, yaitu budi dan pekerti yang tidak

dapat dipisahkan, kedua kata tersebut adalah bagian yang saling

terkait. Budi berarti panduan akal dan perasaan untuk menimbang

baik buruk. Pekerti berarti perangai, tingkah laku, akhlak. Dengan

demikian budi pekerti berarti kesadaran yang ditampilkan oleh

seseorang dalam berperilaku.

Dari pengertian pendidikan dan budi pekerti dapat diartikan

pendidikan budi pekertimerupakan program pengajaran di sekolah

yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiatsiswa dengan cara

menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan

moral dalam hidupnya melalui kejujuran, disiplin, dan kerja sama

yang lebihditekankan pada ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa

meninggalkan ranah kognitif(berpikir rasional) dan ranah

psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data,mengemukakan

pendapat, dan kerja sama) (Zuriah, 2007:19-20).

Page 30: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

16

Persamaan antara moral, etika, akhlak dan budi pekerti dapat

dilihatdari fungsinya yang sama-sama menentukan nilai sutu

perbuatan yang dilakukan oleh manusia dari aspek baik dan

buruknya, benar dan salahnya, dan bertujuan untuk memberikan

petunjuk bagi kehidupan manusia secara lahir dan batin. Sedangkan

perbedaan antara moral, etik, akhlak, dan budi pekerti yaitu moral

adalah nilai-nilai yang bersumber dari masyarakat baik karena

terpaksa ataupun tidak, etika adalah ilmu yang mempelajari tentang

bentuk-bentuk moral, akhlak adalah suatu sifat yang tetap pada jiwa

seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan dengan

mudah tanpa membutuhkan pemikiran, sedangkan budi pekerti adalah

suatu persediaan yang telah ada pada jiwa seseorang, yang dapat

menimbulkan tingkah laku dengan mudah, tanpa membutuhkan

pemikiran.

3. Komponen budi pekerti

Menurut Pusbangkurandik, Balitbang dikbud, pendidikan budi pekerti

dikategorikan menjadi tiga komponen yaitu :

a. Keberagamaan, terdiri dari nilai-nilai,pertama, kekhususan hubungan

dengan Tuhan, kedua, kepatuhan kepada agama, ketiga, niat baik dan

keikhlasan, keempat, perbuatan baik, kelima, pembalasaan atas

perbuatan baik dan buruk.

b. Kemandirian, terdiri dari nilai-nilai, pertama, harga diri, kedua,

disiplin, ketiga, etos kerja (kemuan untuk berubah, hasrat mengejar

Page 31: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

17

kemajuan, cinta ilmu, tehnologidan seni), keempat, rasa tanggung

jawab, kelima, keberanian dan semangat, keenam, keterbukaan,

ketujuh, pengendlian diri.

c. Kesusilaan, terdiri dari nilai-nilai,pertama cinta dan kasih sayang,

kedua kebersamaan, ketiga kesetiakawanan, keempat gotong-royong,

kelima tenggangrasa, keenam hormat menghormati, ketujuh

kelayakan kepatuhan, kedelapan rasa malu, kesembilan kejujuran dan

yang kesepuluh pernyatan terima kasih, permintaan maaf (rasa tahu

diri). (Depdikbud, 1977:42).

Adapun aspek-aspek yang ingin dicapai dalam pendidikan budi

pekerti adalah tiga ranah yang popular di kalangan dunia pendidikan yang

menjadi lapangan dalam pembentukan kepribadian peserta didik;pertama,

kognitif, mengisi otak, mengajarinya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

pada tahap berikutnya dapat membudayakan akal pikiran sehingga dia

dapat memfungsikan akalnya menjadi kecerdasaan intelegensia. Kedua,

afektif, yang berkenaan dengan persaan, emosional, pembentukan sikap

didalam diri priibadi seseorang dengan terbentuknya sikap simpati,

antipasti, mencintai, membenci, dan lain sebagainya. Sikap ini semua

dapat digolongkan sebagai kecerdasan emosional.Ketiga, psikomotorik

adalah berkenaan dengan perbuatan, perilaku, dan seterusnya. (Haidar,

2004:222)

Page 32: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

18

4. Tujuan budi pekerti

Tujuan pendidikan budi pekerti adalah untuk mengembangkan nilai,

sikap dan perilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti

luhur (Haidar:2004). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan

budi pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang

mulia, yaitu tertananmnya nilai-nilai akhlak yang mulia kedalam diri

peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah laku. Dapat

dikatakan bahwa hakekat dari tujuan pendidikan budi pekerti adalah

membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga

masyarakat dan Negara yang baik (Muhtadi,2010:6).

Secara rinci tujuan pendidikan budi pekerti menurut Cahyoto (2002)

dalam Eni (2009:9-13) dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) mendorong

kebiasaan berperilaku terpuji sesuai nilai-nilai universal dan tradisi

budaya yang religius; (2) menanamkn jiwa kepemimpinan dan tanggung

jawab; (3) memupuk ketegaran mental peserta didik agar tidak terjerumus

pada perilaku yang menyimpang, baik secara individu maupun sosial, dan

(4) meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat tercela yang dapat

merusak diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

5. Tahapan budi pekerti

Tahapan pertama yaitu pada masa anak-anak, yaitu dengan

membiasakan bertingkah laku serta berbuat menurut peraturan atau

kebiasaan yang umum. Jadi pada masa anak-anak yang dimulai di dalam

keluarga dan di Taman Kanak Kanak dilatih membiasakan perilaku-

Page 33: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

19

perilaku yang baik, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit

dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Misalnya:

bangun pagi, makan bersama, mandi dua kali sehari, berpakaian rapi dan

bersih, mencuci tangan setiap akan makan, berdoa setiap akan melakukan

kegiatan, berpamitan/meminta izin setiap kali akan berpergian dan lain-

lain.

Tahap kedua yaitu pada usia beranjak dewasa yaitu mulai diberi

pengertian tentang tingkah laku kebaikan dan menghindari keburukan

dalam kehidupan sehari-hari, dan ditanamkan sikap tentang sopan santun,

kesusilaan, unggah-ungguh. Untuk menanamkan hal tersebut dapat

melalui kegiatan Kepemudaaan, Pramuka, OSIS, Kelompok Pecinta

Alam, Kegiatan Palang Merah Remaja, Olahraga, Ikatan Remaja Masjid,

dan lain-lain.

Tahap ketiga yaitu pada usia dewasa, yaitu mulai ditanamkannya

norma-norma kehidupan beragama, berbangsa, bermasyarakat, mengerti

dan memahami norma etika, hukum, kesusilaan, kebudayaan, adat istidat.

Dalam penanaman budi pekerti disini harus meliputi teori dan praktik

“Ngerti, Ngrasa, Nglakoni” artinya bahwa dalam melaksanakan

pendidikan budi pekerti haruslah tertanam pengertian yang betul-betul

dipahami, dan merasa sebagai suatu kebutuhan, kemudian

melaksanakannya.

6. Prinsip-prinsip dasar pemikiran pendidikan budi pekerti

Page 34: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

20

Prinsip dasar pemikiran budi pekerti, diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Menggunakan nilai utma etika sebagai dasar pendidikn budi pekerti

yang baik.

b. Budi pekerti yang harus didefinisikan secara konferahensif pada cara

berfikir perasaan dan perilku.

c. Pendidikan budi pekerti yang efektif sebaiknya merupakan

pendekaatan yang terencana, proaktif dan menyeluruh yang mengarah

pada nilai-nilai dasar pada setiap tingkatan dari kehidupan sekolah.

d. Sekolah harus menjadi sebuah komunitas yang peduli.

e. Untuk membangun pekerti siswa membutuhkan kesempata dalam

melakukan tindakan dari kehidupan sekolah.

f. Pendidikan budi pekerti yang efektif seharusnya bermakna dan

kurikulum dapat membantu siswa dalam kesuksesannya.

g. Pendidikan budi pekerti harus dapat mendorong siswa untuk

mengembangkan motivasi dalam diri siswa.

h. Seluruh staf harus menjadi komunitas pembelajaran dan komunitas

moral, sama-sma bertanggung jawab dalam pendidikan budi pekerti

dan menjalankan nilai-nilai dasar yang sama untuk dapat memandu

pendidikan para siswa.

i. Pendidikan budi pekerti membutuhkan pembagian dukungan dan

tanggung jawab.

Page 35: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

21

j. Sekolah harus melibatkan orang tua dan anggota komunitas sebagai

rekan utama dalam upaya pengembangan budi pekerti.

k. Evaluasi pendidikan budi pekerti harus dapat mengukur budi pekerti

sekolah, staf dan seberapa siwa mengimplementsikan budi pekerti

yang dibangun(pgsd-pgsd.blogspot.co.ic/2014/10/etika-dan-

budipekerti.html?m=1) diakses 15 Agustus 2017 10.04 WIB

B. Disiplin

1. Pengertian disiplin

Disiplin berasal dari bahasa latin “discipline” yang berarti latihan atau

pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat

(Martoyo, 1994: 56). Melalui pendidikan dan latihan setiap individu atau

kelompok dapat ditanamkan tabiat dasar sebagai landasan mewujudkan

tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), menyatakan bahwa

disiplin adalah:

a. Tata tertib (di sekolah, di kantor, kemiliteran, dan sebagainya).

b. Ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib.

c. Bidang studi yang memiliki objek dan sistem tertentu.

Dalam ilmu pendidikan, dikenal dua istilah yaitu disiplin dan

ketertiban. Menurut Arikunto (1993:114): ketertiban menunjukan pada

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tatatertib karena

didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar, misalnya

karena ingin mendapatkan pujian dari atasan. Disiplin menunjuk pada

Page 36: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

22

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Biasanya

ketertiban terjadi lebih dahulu baru kemudian berkembang menjadi

disiplin.

Menurut Singgih Gunarsa (2002:136) bahwa fungsi utama disiplin

adalah untuk melakukan pelanggaran harus ditetapkan berdasarkandan

atau sesuai dengan peraturan yang berlaku. Rumusan sanksi berat-

ringannya hukuman harus terlebih dahulu mendapat pertimbangan logis

dan adil.

Sedang “disiplin sekolah” didefinisikan sebagai karakteristik dan

jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara yang

mana keadaan teratur itu diperoleh; pemeliharan kondisi yang membantu

kepada pencapaian fungsi-fungsi sekolah (Sutrisna, 1987:97).

Juga Webster’s New World Dictionary memberikan sejumlah definisi

kepada kata “disiplin” itu, empat yang pokok diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau

keadaan serba teratur dan efisien.

2) Hasil latihan serupa itu; pengendalian diri, perilaku yang tertib.

3) Penerimaan atau keptuhan terhadap kekuasaan dan kontrol;

4) Perlakuan yang menghukum atau menyiksa.

Page 37: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

23

Dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap disiplin adalah suatu bentuk

kepatuhan dan ketaatan pada sutau perturan yang berlaku. Meskipun

dengan dorongan rasa terpaksa, nantiny akan terbiasa.

2. Unsur-unsur disiplin

Hurlock (2011;92) membagi unsur-unsur disiplin menjadi tiga yaitu:

a. Peraturan dan hukum yang berfungsi sebagai pedoman penilaian yang

baik.

b. Hukuman bagi pelanggaran peraturan dan hukum. Hukuman yang

diberikan berupa sanksi yang mempunyai nilai pendidikan dan tidak

hanya bersifat menakut nakuti saja, akan tetapi bersifat menyadarkan

anak agar tidak mengulangi perbuatannya lagi

c. Hadiah untuk perilaku yang baik atau usaha untuk berperilaku sosial

yang baik. Hadiah dapat duberikan dalam bentuk verbal dan non

verbal agar anak lebih termotivasi untuk berbuat baik lagi.

Dapat disimpulkan bahwasannya unsur dari disiplin yaitu adanya

peraturan, hukuman bagi si pelanggar peraturan tersebut dan hadiah untuk

yang menaati peraturan yang ada agar termotivasi terus untuk berbuat

baik.

3. Macam-macam disiplin

Pembahasan mengenai macam-macam disiplin dijelaskan oleh Tu’u,

dalam (Ma’sumah, 2015:14-16) yakni :

Page 38: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

24

a. Disiplin otoritarian

Disiplin otoritarian merupakan suatu disiplin yang bersifat

memaksa kehendak orang lain untuk menaati suatu peraturan yang

berlaku. Tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan.

Apabila ada yang melanggar disiplin tersebut maka akan

mendapatkan sanksi. Begitu juga sebaliknya, apabila dapat menaati

peraturan kurang mendapatkan penghargaan karena disiplin

otoritarian ini bersifat wajib.

b. Disiplin permisif

Disiplin permisif ini merupkan disiplin yang bersifat bebas,

seseorang bebas mengambil keputusan dan bebas bertindak sesuai apa

yang diinginkan. Dalam disiplin ini juga tidak ada sanksi bagi

pelanggarnya. Namun pada disiplin ini akan mengalami kebingungan

karena seseorang tidak mengetahui mana yang diperbolehkan dan

mana yang tidak boleh.

c. Disiplin Demokrasi

Pendekatan disiplin demokrasi dilakukan dengan memberikan

penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami

mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada,

sanksi disiplin diberikan kepada seseorang yang melanggar sebagai

upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Disiplin demokrasi

berusaha mengembangkan disiplin yang muncul karena kesadaran

diri sehingga peserta didik memiliki disiplin diri yang kuat dan

Page 39: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

25

mantap. Dalam disiplin ini, peserta didik memiliki tanggung jawab

dan kemandirian yang tinggi.

4. Faktor yang memengaruhi pembentukan disiplin

Menurut Dodson dalam Wantah (2005:180) menyebutkan lima faktor

penting dalm pembentukan disiplin anak yaitu:

a. Latar belakang dan kebiasan dalam keluarga

Bila orang tua membiasakan diri dari kecil terbiasa hidup dalam

lingkungan yang keras, tidak memiliki disiplin, tidak menghargai

orang lain, bertingkah laku semaunya, maka kebiasaan itu akan

terbawa ketika orang tua membimbing dan menanamkan disiplin pada

anaknya.

b. Sikap dan karakter orang tua

Faktor ini sangat mempengaruhi cara-cara orang tua dalam

menanamkan disiplin pada anaknya. Orang tua selalu menganggap

dirinya benar dan tidak memperdulikan orang lain akan cenderung

membina disiplin anak-anaknya secara otoriter.

c. Latar belakang pendidikan dan status sosial ekonomi keluarga

Orang tua yang menganggap pendidikan menengah keatas dan

memiliki status sosial ekonomi baik, dapat memenuhi kebutuhan

keluarga seperti pangan, sandang pemukiman kesehatan, dan

pendidikan dapat membentuk disiplin yang lebih terencana,

sistematis, dan terarah, disbanding dengan keluarga yang mempunyai

Page 40: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

26

pendidikan rendah dan secara ekonomi tidak mampu memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari yang layak.

d. Keutuhan dan keharmonisan dalam keluarga.

Sebuah keluarga yang tidak harmonis atau broken home akan

memebri pengaruh negatif terhdap penanaman disiplin pada anak.

e. Cara-cara dan tipe perilaku parental, yaitu perilaku orang tua dalam

membimbing, mendidik dan menanamkan disiplin pada anak.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya orang tua

sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap disiplin siswa. Keluarga

yang bermasalah akan memberikan dampak negative kepada anak dalam

masalah kepribadian dan kedisiplinan.

Menurut John Pearce dalam Ningsih (2004:80) menyebutkan empat

faktor yang harus diperhatikan dalam mendisiplinkan anak yaitu sebgai

berikut:

a. Kepribadian anak

Anak yang peka (sensitive) yang mudah resah, biasanya sangat

responsive terhadap segala macam disiplin dan juga terhadap suasana

hati orang lain. Orang tua tidak perlu meninggikan suara atau

bersikap keras.

b. Usia anak

Anak yang lebih kecil, memerlukan penanaman disiplin yang

lebih eksra dengan penyampaian yang sederhana dan mudah

Page 41: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

27

dimengerti. Anak yang lebih besar memerlukan jenis disiplin yang

mendorong pengendalian diri dan tanggung jawab.

c. Kepribadian orang tua

Kepribadian orang tua cenderung mempengaruhi cara menangani

anak, tetapi yang penting tidak membiarkan pengaruh kepribadian

orang tua menjadi terlalu besar.

d. Pengalaman disiplin anak

Pengalaman anak pada masa lampau akan menjadi slah satu

faktor yang menyebabkn disiplin anak pada masa yang akan datang.

Jadi sebagai orang tua harus selalu mengawasi kegiatan anak.

5. Fungsi disiplin

Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata

kehidupn berdisiplin yang akan mengatur seorang peserta didik sukses

dalam belajar dan kelak ketika bekerja. Tu’u dalam (Ma’sumah, 2015:19-

22) menjelaskan fungsi diisplin yaitu sebagai berikut:

a. Menata kehidupan bersama

b. Menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai oraang lain

dengan cara mentati dan mematuhi peraturan yang berlaku

c. Membangun kepribadian

d. Membuaat seseorang terbiasa buntuk mengikuti, mematuhi, mentaati

aturan-aturan yang berlaku.

e. Melatih kepribadian

f. Menyadarkan anak bahwa disiplin itu penting baginya

Page 42: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

28

g. Menyadari bahwa perbuatan yang salah akan membawa akibat yang

tidak menyenangkan dan harus ditanggung olehnya

h. Menciptakan lingkungan kondusif

i. Menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik yaitu

kondisi aman, tentram, tertib, teratur, saling menghargai dan

hubungan pergaulan yang baik sehingga potensi dan prestasi peserta

didik akan mencapai hasil optimal.

Page 43: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian

Kualitatif. Penelitian Kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian

yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. (Sukmadinata, 2008:60)

Bogdan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian

ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang Implementasi

Pelajaran Budi Pekerti dalam Membentuk Sikap Disiplin Siswadi SMP Negeri

6 Salatiga Tahun 2017.

Sesuai tema yang diambil, jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian lapangan (field research). Yaitu peneliti berangkat ke lapangan

untuk mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan

ilmiah (J. Moeleong, 2006:26), alasan peneliti menggunakan jenis penelitian

ini adalah peneliti bermaksud melakukan analisis secara mendalam dibantu

dengan data yang diperoleh di lapangan sesuai dengan teori yang relevan yang

pada akhirnya bisa melakukan simpulan.

Page 44: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

30

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP 6 Salatiga yang terletak di Jalan

Tegalrejo Raya, Tegalrejo, Argomulyo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50733.

Adapun subjek penelitian adalah komponen pendidikan meliputi : kepala

sekolah, waka kesiswaan, guru wali kelas, dan siswa.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara

langsung (Arikunto, 2006:145). Digunakan untuk mendapatkan data

tentang Peranan Implementasi Pelajaran Budi Pekerti dalam Membentuk

Sikap Disiplin Siswa di SMP Negeri 6 Salatiga.

Sehubungan dengan itu, guna memperoleh data dengan melalui

wawancara, para informan telah ditentukan berdasarkan dengan

pelaksanaan pelajaran budi pekerti dan sikap disiplin siswa. Adapun

sumber data dalam penelitian ini yaitu : kepala sekolah, waka kesiswaan,

guru wali kelas, dan siswa.

2. Sekunder

Sumber data sekunder adalah pendukung atau penunjang penelitian

ini (Arikunto, 2006:145). Sumbernya berupa dokumen, arsip, buku, karya

ilmiah lainnya serta foto kegiatan belajar mengajar.

Page 45: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

31

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk

memperoleh data yang diperlukan, metode tersebut antara lain:

1. Observasi

Marsal (1995) menyatakan bahwa, melalui observasi peneliti belajar

tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2014:309).

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap objek (Arikunto, 2002:132). Metode observasi ini digunakan

untuk mengetahui kegiatan siswa, sarana prasarana yang ada, layanan

khusus yang tersedia, kegiaatan guru, dan gambaran lainnya

2. Wawancara

Esterberg (2002: 35) mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

mendapatmakna dalam suatu topik bahasan. Wawancara digunakan

sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

termasuk juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara semi

terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan

permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara

diminta pendapat, ide-idenya. (Sugiyono, 2014:318)

Page 46: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

32

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode mencari data yang berupa catatan, buku,

jurnal dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dokumentasi merupkan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara. Hasil

penelitian dari observasi atau wawancara akan lebihkredibel atau dapat

dipercaya kalau didukung oleh adanya dokumentsi. Pengumpulan

dokumentasi yang berkaitan dengan objek penelitian berupa buku sejarah,

buku profil sekolah, pajangan struktur, buku informasi pendataan siswa

dan guru, kurikulum pelajaran dan perangkat pembelajaran.

E. Teknis Analisis Data

Susan Stainbackm mengemukakan bahwa analisis data merupakan hal

yang penting dalam proses penelitiaan kulitatif. Analisis digunakan untuk

memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat

dikembangkan dan dievaluasi. Bogdan menyatakan bahwa analisis data

kualitatif sebagai proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Sugiyono, 2014:332).

Page 47: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

33

Analisis data kualitatif (Bogdan & Taylor, 1992:56) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya,

mencari dan menemukan pola, lalu menemukan apa yang penting dipelajari

dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Display data, peneliti menyajikan semua data yang diperolehnya dalam

bentuk uraian atau laporan terperinci.

2. Reduksi data, peneliti memotong data yang tidak perluuntuk dibuang.

Laporan yang diambil hanya yang pokok saja, difokuskan pada hal-hal

yang penting.

3. Verifikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari makna data

yang dikumpulkannya, kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan

penelitian.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Burhan Bungin, (2004:99) menyatakan bahwa keabsahan data

dilakakukan untuk meneliti kredibilitsnya menggunakan teknik kehadiran

peneliti di lapangan, observasi mendalam, triangulasi (menggunakan beberapa

sumber, metode, peneliti, dan teori)pembahasan melalui diskusi, melacak

kesesuaian dan pengecekan anggota.

Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah benar-

benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulsi metode, yakni

menggali data atau informasi yang diperoleh dari satu pihak dicek

Page 48: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

34

kebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya

dari pihak kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya dengan menggunakan

metode yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk membandingkan

informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar

terhindar dari persamaan penelitian. Untuk memperoleh keabsahan data

tersebut, maka teknik yang dilakukan:

1. Triangulasi

Tringulasi adalah pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding data (Moleong, 2002:178), hal itu dapat dicapai dengan jalan

membandingkan data hasil pengamat dengan hasil wawancara atau dapat

juga dengan membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang

situasi penelitian dengan apa yang dikatakan disepanjang waktu.

2. Menggunakan bahan referensi

Penggunaan bahan referensi sangat membantu dan memudahkan

peneliti dalam pengecekan keabsahan data karena dari referensi yang ada

sebagai pendukung dari observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Menurut Eister dalam (Moleong, 2002:181) kecukupan referensi sebagai

alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan teknik untuk keperluan

evaluasi.

G. Tahap-tahap penelitian

Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

Page 49: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

35

Peneliti menyusun proposal dan landasan teori penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

a. Pengumpulan data

Peneliti mengadakan wawancara kepada kepala sekolah dan

perwakilan setiap bagian manajemen, mengadakan observasi dan

dokumentasi.

b. Melakukan reduksi data

Data yang sudah terkumpul direduksi untuk memudahkan peneliti

dalam mengnalisis data yang diperlukan.

3. Tahap akhir penelitin

a. Menyajikan data dalam bentuk deskriptif.

b. Menganalisis data dan penarikan simpulan.

Page 50: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

36

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Papran Data Lokasi Penelitian

1. Profil dan Sejarah SMP Negeri 6 Salatiga

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Salatiga, adalah SMP

Negeri tertua ke-6 di Kota Salatiga, berdiri pada tahun 1982 tepatnya

bulan Agustus 1982. Sebelum berdirinya bangunan SMP Negeri 6

Salatiga menginduk pada SMP Negeri 6 Salatiga dengan Kepala sekolah

dijabat oleh Suahrdi, BA. Pada saat itu akses menuju ke SMP Negeri 6

Salatiga sangat sulit, karena jalannya masih belum terjangkau. Akan

tetapi, SMP Negeri 6 Salatiga berkembang seiring dengan perkembangan

sosial dan budaya masyarakat Kota Salatiga baik kuantitas maupun

kualitas.

Era tahun 1985 jumlah rombongan belajar masing-masing Kelas I : 3

rombongan belajar, Kelas II : 3 rombongan belajar, dan Kelas III : 3

rombongan belajar, jadi jumlah seluruhnya 9 rombongan belajar.

Kemudian tahun 1996 jumlah kelas mulai bertambah 1 rombongan

belajar, dan tahun 1998 hingga sekarang menjadi 24 rombongan belajar.

Dilihat prestasi akademis maupun non akademis hampir setiap tahun

masuk nominasi pada tingkat Provinsi Jawa Tengah. Awal tahun

Pelajaran 2009/2010 SMP Negeri 6 Salatiga ditetapkan oleh Dirjend.

Pendidikan Dasar dan Menengah Sebagai Sekolah Standar Nasional

(SSN), sudah pasti menjadi prestasi, tuntutan, dan tantangan bagi

Page 51: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

37

kemajuan SMP Negeri 6 Salatiga itu sendiri, baik di tingkat

Kabupaten/Kota, Provinsi bahkan tingkat Nasional.

2. Identitas sekolah:

Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Salatiga

NISN : 200060

NSS : 201036201006

NPSN : 20328439

Provinsi : Jawa Tengah

Otonomi : Daerah

Kabupaten / Kota : Kota Salatiga

Kecamatan : Argomulyo

Kelurahan : Tegalrejo

Jalan Dan Nomor : Jl. Tegalrejo Raya

Kode Pos : 50733

Telepon : (0298) 323851

Email : [email protected]

Website : smpn6salatigakota.sch.id

Status Sekolah : SMPSSN

Akreditasi : “A” Tahun 2010

Tahun Berdiri : 1982 No : 0299/O/1982 Tgl, 9 Oktober

1982

Kegiatan Kbm : Pagi

Bangunan Sekolah : Hak Milik Sekolah

Page 52: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

38

Luas Tanah : 14.100 M2

Luas Bangunan : 3.213 M2

Lokasi Sekolah : Tegalrejo Argomulyo

Jarak Ke Pusat Kecamatan : 3 Km

Jarak Ke Pusat Kota : 2,5 Km

Organisasi Penyelenggara : Pemerintah

3. Visi dan Misi SMP Negeri 6 Salatiga

a. Visi

Unggul Dalam Mutu, Berpijak Pada Iman dan Taqwa, Yang

Berwawasan Lingkungan

Dengan Motto “ EKSIS BERSAHABAT” (Edukatif, Kreatif,

Santun, Iman-Taqwa, Sukses, Bersih, Sehat, Asri, Harmonis, Aman,

dan Berbudaya Tertib”)

b. Misi

1) Meningkatkan disiplin belajar dan mengajar secara

berkesinambungan.

2) Meningkatkan prestasi akademik dan non-akademik.

3) Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif.

4) Merealisasi penghayatan, pengamalan keimanan dan ketaqwaan

melalui kegiatan ibadah di sekolah sesuai dengan agama dan

kepercayaan masing-masing.

5) Mewujudkan sekolah adiwiyata.

Page 53: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

39

4. Program SMP Negeri 6 Salatiga

Rencana pengembangan sekolah :

a. Fisik

1) Menambah ruang kelas untuk memenuhi kebutuhan minimal.

2) Mengoptimalkan penggunaan laboratorium Biologi dan Fisika

3) Memperbaiki Laboratorium Bahasa

4) Merenovasi ruang kelas

5) Menata lingkungan belajar

6) Menyediakan sumber pembelajaran yang berbasis lingkungan

7) Melengkapi sarana-prasana menuju Sekolah Sehat.

b. Keimanan dan Akhlak Mulia

1) Melanjutkan kegiatan membaca Al qur’an dan Asmaul Husna

setiap hari Jum’at pada hari efektif bagi siswa muslim.

2) Melanjutkan kegiatan pendalaman Alkitab bagi siswa Kristen dan

Katholik.

3) Melanjutkan kegiatan Shollat Berjama’ah setiap hari Senin –

Kamis pada hari efektif.

4) Melanjutkan kegiatan Shollat Jum’at berjamaah setiap hari Jum’at

pada hari efektif.

5) Melaksanakan kegiatan Infaq setiap hari Jum’at bagi siswa yang

beragama Islam dan Persembahan bagi siswa yang beragama

Kristen dan Katholik.

Page 54: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

40

6) Melaksanakan kegiatan Shollat Idul Adha dengan mempraktikan

berkurban.

7) Melaksanakan kegiatan dalam rangka peringatan hari besar

keagamaan.

8) Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler keagamaan seperti Baca

Tulis Alqur’an, Qiroah, Tahfidzul Qur’an, Kajian Alkitab.

9) Melaksanakan kegiatan Pengajian bagi guru dan karyawan

SMPNegeri 6 Salatiga.

10) Melaksanakan budaya salam dan berjabat tangan.

5. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan

Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan, SMP Negeri 6

Salatiga bertujuan:

a. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah.

b. Unggul dalam perolehan nilai Ujian Nasional.

c. Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang SMA/SMK Negeri.

d. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama

bidang komunikasi, Sains dan Matematika.

e. Unggul dalam lomba Olahraga, KIR, Kesenian, PMR, Paskibra, dan

Pramuka.

f. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan sekolah.

6. Sarana dan Prasarana

Lingkungan belajar nyaman dan mudah dijangkau oleh transportasi

umum, memiliki semua fasilitas yang diperlukan merupakan salah satu

Page 55: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

41

syarat bagi keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. SMP Negeri 6

Salatiga terletak di tempat yang srategis tepatnya di jalan yang dapat

diakses oleh semua transportasi umum, hal ini memudahkan bagi setiap

pelanggan yang hendak berhubungan dengan pihak kami. Secara

planologis letak SMP Negeri 6 Salatiga berada wilayah Tegalrejo,

Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga di Provinsi Jawa Tengah, yang

dikelilingi oleh beberapa pepohonan yang hijau dan pemandangan yang

sangat indah. Selain itu juga didukung oleh tatanan organisasi dan sistem

manajemen yang siap menghadapi persaingan global. Tidak

mengherankan bila banyak peserta pendidikan dan pelatihan maupun para

stake holders memberikan komplimen terhadap organisasi ini dari sisi

geografis.

Beberapa fasilitas yang ditawarkan SMP Negeri 6 Salatiga ini adalah:

a. Laboratorium Multimedia.

Di ruangan inilah pihak dari SMP Negeri 6 Salatiga biasa

melakukan pertemuan dengan tamu-tamu dari pihak lain. Dalam

ruangan ini fasilitasnya cukup memadai, karena telah dilengkapi

dengan sound system yang baik dan enak didengarkan, selain itu juga

ada fasilitas LCD Proyektor untuk menampilkan presentasi

b. Ruang Belajar.

Terdapat sejumlah 24 ruang untuk pembelajaran teori bagi siswa

SMP Negeri 6 Salatiga. Juga terdapat beberapa ruangan belajar lain

Page 56: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

42

seperti Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan Ruang

Ketrampilan, yang kesemuanya itu dibangun guna mempermudah dan

mengefektifkan pembelajaran bagi siswa SMP Negeri 6 Salatiga.

c. Pusat Informasi.

Perpustakaan SMP Negeri 6 Salatiga memiliki stok buku yang

sangat banyak. Yang terdiri dari buku pelajaran, BSE, buku fiksi,

buku non fiksi, Al-Qur’an, atlas,dan buku referensi yang ditulis dalam

bahasa Indonesia, Inggris, belum termasuk majalah dan penerbitan

lainnya. Di dalam perpustakaan juga disediakan peta, globe dan

berbagai peralatan pendukung lain untuk mempermudah

pembelajaran. Juga termasuk data elektronik melalui e-mail dan akses

internet yang dapat digunakan setiap.

7. Hasil-Hasil Yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM

a. Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara

mantap

1) Nasionalisme dan pratiotisme dan berkepribadian Pancasila

2) Motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan

keunggulan

3) Wawasan Iptek yang mendalam

4) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik

5) Disiplin tinggi

6) Kondisi fisik yang prima

7) Gemar membaca dan menulis

Page 57: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

43

8) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

8. Indikator-Indikator Keberhasilan KBM

a. Rata-rata NEM keluar ( output ) minimal 7,0

b. Prosentase keluaran yang diterima di berbagai sekolah lanjutan

favorit cukup tinggi

c. Pengelolaan ekstrakulikuler dapat menunjang bakat siswa.

9. Upaya-Upaya yang ditempuh Dalam Mencapai Tujuan

Sekolah dikelola dengan mendasarkan pada pengelolaan persekolahan

SMP Negeri 6 Salatiga yang terbagi dalam bidang-bidang sebagai berikut:

a. Pengelolaan bidang kurikulum

1) Struktur kurikulum

Struktur kurikulum di SMP Negeri 6 Salatiga meliputi

substansi pembelajaran yang terdiri atas sejumlah mata pelajaran,

muatan lokal, dan pengembangan diri.

2) Teknik dan kiat pelaksanaan kurikulum

Untuk meningkatkan prestasi belajar yang memadai, SMP

Negeri 6 Salatiga melakukan terobosan dalam pelaksanaan

kurikulum, antara lain:

a) Lokakarya persiapan kegiatan belajar mengajar

b) Peningkatan hasil belajar siswa

c) Pemantapan mental dan keterampilan teknis

d) Peningkatan keimanan dan ketaqwaan

2) Penyediaan fasilitas perpustakaan

Page 58: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

44

Untuk menunjang proses belajar mengajar, perpustakaan

SMP Negeri 6 Salatiga selalu berupaya untuk membeli buku-

buku pelajaran, ensiklopedia baru, maupun kumpulan soal-soal.

Namun itu saja belum cukup, karena masih kurangnya tempat dan

juga waktu siswa untuk membaca di dalam perpustakaan.

b. Pengelolaan Bidang Kesiswaan

1) Kegiatan ekstrakulikuler

Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SMP Negeri 6

Salatigaterdapat berbagai macam kegiatan yang tentunya para

siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan

bakat dan minatnya. Kegiatan ekstrakulikuler antara lain:

Paskibra, Pramuka, Futsal, Drum Band, BTQ, Voli, Tari,

Menyanyi, Gamelan, Band.

2) Penanaman citra keteladanan

Untuk menanamkan citra keteladanan, SMP Negeri 6

Salatiga selalu melakukan masa pengenalan sekolah bagi siswa

baru dengan tujuan membuat peserta didik selalu mencintai

sekolah dan almamater dengan pedoman bahwa sekolah adalah

rumah kedua setelah rumah sendiri.

3) Hubungan siswa dengan guru

Hubungan siswa dan guru diupayakan tertanam secara

harmonis, akrab, penuh penghormatan. Pengembangan hubungan

yang demikian dilaksanakan sekaligus dalam rangka

Page 59: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

45

pengembangan kultur sekolah yang harmonis dan saling

menghormati.

c. Pengelolaan bidang hubungan masyarakat

1) Kerjasama dengan komite sekolah

Komite sekolah merupakan lembaga independen bekerjasama

dengan penyelenggara pendidikan dengan memberikan peran

yang sangat besar dalam memberikan sumbangan pemikiran

terhadap penyelenggara pendidikan di sekolah. Fungsi komite

sekolah adalah sebagai mitra utama sekolah untuk

menyelenggarakan pendidikan.

2) Hubungan dengan lingkungan masyarakat

Hubungan kerjasama ini dimaksudkan untuk:

a) Menjaga keamanan sekolah, dalam hal ini SMP Negeri 6

Salatiga dan lingkungannya

b) Menata dan menjaga taman sekolah.

c) Hubungan dengan instansi terkait

Dalam hal ini, hubungan yang sering dilaksanakan adalah

dibutuhkannya SMP Negeri 6 Salatiga sebagai tempat PPL

mahasiswa perguruan tinggi

d. Pengelolaan bidang sarana dan prasarana

1) Pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan.

Page 60: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

46

Dalam hal ini, SMP Negeri 6 Salatiga berusaha memenuhi

sarara prasarana yang dibutuhkan oleh madrasah, namun

mestinya semua itu juga butuh proses untuk melengkapi

semuanya. Misalnya masih kurangnya kelas atau ruang, ini sudah

diupayakan dengan cara memperluas lahan madrasah (tinggal

menunggu pembangunan).

2) Mengontrol sarana prasarana yang ada

Tugas ini kelihatannya mudah, tetapi butuh waktu yang

ekstra. Karena sarana prasarana yang dimiliki oleh madrasah

tentunya digunakan oleh banyak sekali pengguna juga sudah ada

bagian-bagian tersendirinya untuk bertanggungjawab atas sarana

prasarana tersebut.

B. Temuan Peneliti

1. Implementasi pelajaran budi pekerti

Menurut ibu U sebagai guru agama dan juga seabagai wali kelas IX

beliau memberikan penjelasan ketika diwawancarai oleh penulis

mengenai pelaksanaan pelajaran budi pekerti dan metode yang digunakan

dalam pelaksanaan sebagai berikut:

“Pelajaran budi pekerti dilaksanakan di hari Sabtu di jam

terakhir. Sistem penyampaiannya oleh dua guru yaitu guru wali

kelas pada minggu pertama dan guru pendamping pada minggu

berikutnya. Materinya berkaitan dengan bagaimana bertutur kata

yang baik, bagaimana etika dalam berpakaian yang baik beretika

saat dalam rapat, cara penggunaan facebook dan masih ada

beberapa materi lainnya yang berkitan dengan budi pekerti. Saya

biasanya menggunakan metode ceramah, presentasi, tanya

jawab mbak.”(wawancara dengan ibu U pada Senin, 04

Page 61: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

47

September 2017, pukul 11.00 WIB di ruang guru SMP Negeri 6

Salatiga).

Hal serupa diungkapkan oleh ibu L saat di wawancarai oleh penulis

sebagai berikut:

“Pelaksanaan pelajaran budi pekerti pada hari Sabtu mbak jam

terakhir dua kali dalam sebuln., kemudian metode yang saya

terapkan di SMP N 6 ini seperti pada pelajaran yang lain, yaitu

metodenya seperti ceramah, presentasi, dan juga bermain peran,

seperti itu mbak”. (wawancar dengan ibu L pada hari Rabu, 06

September 2017, pukul: 10.00 WIB di ruang UKS SMP Negeri

6 Salatiga).

Kemudian yang diungkapkan oleh waka kesiswaan bapak H

mengenai pelaksanaan dan metode yang digunakan dalam pelaksanaan

pelajaran budi pekerti sebagai berikut:

“Pelajaran budi pekerti dilaksanakan pada hari Sabtu mbak di

jam terakhir, tahun kemarin saya mengajar pelajaran budi

pekerti menggunakan metode Presentasi , Tanya jawab dan

diskusi, karena saya tahun ini minta kepada kepala sekolah agar

tidak diberi amanat menyampaikan pelajaran budi pekerti,

karena saya sedang melanjutkan pendidikan saya.” (wawancara

dengan bapak U pada hari Selasa 05 September 2017, pukul :

08.00 WIB di Ruang Kesiswan SMP Negeri 6 Salatiga)

Terkait dengan pelaksanaan pelajaran budi pekerti dan metode yang

digunakan kepala sekolah ibu M mengungkapkan sebagai berikut:

“Karena pendidikan budi pekerti tidak masuk menjadi mata

pelajaran meskipun diintegrasikan saya ingin memfokuskan

budi pekerti menjadi mata pelajaran tambahan. Menjadikan

pelalajaran tambahan yang saya jadwalkan dihari Sabtu jam

terkhir. Metode yang digunakan dalam penerapannya

menggunakan metode ceramah, presentasi, simulasi, tanya

jawab dan bermain peran.” (Wawancara dengan ibu M pada

hari Rabu, 06 September 2017, pukul : 08.00 WIB di ruang

kepala sekolah SMP Negeri 6 Salatiga)

Page 62: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

48

Observasi yang dilakukan penulis pada saat pelajaran budi pekerti dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Pelajaran budi pekerti dilaksanakan pada hari Sabtu jam terakhir. Pada saat

observasi yang dilakukan penulis di kelas IX E materi yang diberikan

mengenai Etika Berpakaian. Dalam materi tersebut terdapat 17 slide power

point yang menampilkan gambaran cara berpakaian yang baik yaitu :

berpakaian sesuai dengan ketentuan agama masing-masing, menggunakan

pakaian yang bersih dan rapi, ukuran yang sesuai dengan badan, tidak terlalu

panjang, tidak ketat, tidak seronok, tidak sobek-sobek, jangan berlebihan

(korban mode), tidak memakai aksesoris yang berlebihan, tidak memakai

warna yang mencolok, berpakaian sesuai gender, kemudian slide terakhir

berisikan tugas untuk siswa mencari gambar yang tidak sesuai dengan etika

serta memberikan alasan mengapa tidak sesuai.Dalam menyampaikan materi

tersebut guru menggunakan metode ceramah, presentasi dan juga tanya jawab.

(Observasi pada 2 September 2017 pukul 10.35 WIB di kelas IX E SMP

Negeri 6 Salatiga)

Page 63: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

49

Gambar 4.1

Suasana pelajaran budi pekerti

Sedangkan materi pelajaran budi pekerti yang digunakan di SMP Negeri

6 Salatiga menurut ibu U yaitu sebagai berikut:

“Materi budi pekerti yang akan di ajarkan kepada siswa kita

dapatkan dari ibu kepala sekolah mbak dalam bentuk file power

point. Materinya berkaitan dengan budi pekerti antara lain etika

berbicara dengan baik, etika berpakaian, etika menggunakan

facebook dan masih ada beberapa materi lainnya. Contohnya

dalam materi berbicara baik itu dijelaskan pada saat berbicara

dengan orang lain itu tidak boleh menggunakan kata-kata kotor,

tidak boleh membicarakan kejelekan orang lain seperti itu

Page 64: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

50

mbak” (Wawancara dengan ibu U pada hari Senin pukul : 11.00

WIB di ruang guru SMP Negeri 6 Salatiga)

Hal yang sama diungkapkan oleh ibu L tentang materi pelajaran budi

pekerti yang diterapkan di SMP Negeri 6 Salatiga sebagai berikut:

“Materi pelajaran budi pekerti diberikan untuk semua jenjang

dari kelas VII sampai kelas IX. Materinya dibuatkan oleh ibu

kepala sekolah. Materinya tentang etika berbicara yang baik,

etika berpakaian, etika menggunakan facebook”(Wawancara

dengan ibu L pada hari Rabu pukul 10.00 WIB di ruang UKS

SMP 6 Salatiga)

Ungakapan yang disampaikan waka kesiswaan pak H berkaitan dengan

materi budi pekerti yaitu sebagai berikut:

“Jadi mbak pertemuan pertama itu anak dikenalkan dengan

pengertian etika yang berkaitan dengan budi pekerti, dengan

begitu anak menjadi tau manfaat , fungsi dan contoh perilaku

yang baik dan buruk. Pada pertemuan kedua siswa diberi tahu

materi tentang moral yang berkaitan dengan budi pekerti, selain

itu ada juga materi yang lain mbak, seperti tata cara berpakaian,

berbicara, dan bersosial”. (Wawancara dengan pakH Pada hari

Selasa jam 08:00 WIB , 05 September 2017 di ruang Kesiswaan

SMP Negeri 6 Salatiga)

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelajaran budi pekerti di SMP

Negeri 6 Salatiga

Menurut ibu U yang telah diwawancarai oleh penulis mengenai faktor

pendukung dan faktor penghambat penerapan pelajaran budi pekerti yaitu

sebagai berikut:

“Faktor pendorong penerapan pelajaran budi pekerti yaitu

ketersedian materi yang sudah disiapkan oleh ibu kepala sekolah

mbak. Karena materi dari kepala sekolah kami sebagai guru

pengajar hanya perlu mempelajari terlebih dahulu sebelum kita

sampaikan kepada siswa. Kemudian untuk faktor

penghambatnya terkadang waktunya bersamaan dengan

kegiatan-kegiatan lain dan waktu pelajaran budi pekerti

ditiadakan. Selanjutny waktu yang hanya 40 menit sehingga

Page 65: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

51

kurang maksimal dalam penyampaiannya. ” (Wawancara

dengan ibu U pada hari Senin, 4 September 2017 pukul 11.00

WIB di ruang guru SMP Negeri 6 Salatiga)

Hal yang sama diungkapkan oleh ibu L mengenai faktor pendukung

dan faktor penghambat pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga

sebagai berikut:

“Kadang-kadang kami harus meniadakan pelajaran budi pekerti

karena beberapa hal, misalnya saja adanya kegitan-kegiatan

dadakan yang harus dilakukan, sehingga waktu yang seharusnya

menjadi berkurang untuk menyampaikan peljaran budi pekerti.

Kalau pendukungnya materi sudah disiapkan jadi kami hanya

tinggal mempelajari saja dan member sedikit tambahan jika

diperlukan.” (Wawancara dengan ibu L pada hari Rabu 06

September 2017 pukul 10.00 WIB di Ruang UKS SMP Negeri 6

Salatiga)

Kemudian faktor penghambat menurut waka kesiswaan pak H saat

diwawancarai oleh penulis mengungkapkan sebagi berikut:

“Faktor yang menghambat itu faktor kedinasan yang sering ada

dihari Sabtu karena pelajaran budi pekerti berada dihari Sabtu

misalnya da rapat kedinsan, workshop, dan juga pengajian

sehingga kegiatan-kegiatan tersebut menjadi faktor penghambat

penerpan pelajaran budi pekerti.”( Wawancara dengan pak H

pada hari Selasa 5 September 2017 pukul 08.00 WIB di ruang

Kesiswaan SMP Negeri 6 Salatiga)

3. Hasil Implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin

siswa di SMP Negeri 6 Salatiga

Menurut ibu kepala sekolah mengenai hasil dari penerapan pelajaran

budi pekerti yaitu sebagai berikut:

“Anak anak sudah memiliki sikap disiplin yang baik, jadi secara

keseluruhan itu sudah baik, bahkan banyak yang sudah sangat

baik. Terbukti dari tingkat keterlambatanya kecil,kemudian

tingkat pelanggaran sangat kecil dari sisi pakaian seragam,

sepatu, kehadiran,disiplin tidak membawa handpone. Kemudin

perkelahian, pencurian hampir tidak ada. kalo ada anak yang

Page 66: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

52

terlambat itupun prosentasinya sangat kecil dan itupun jarang.

Kedisiplinan di dalam kelas ada, anak-anak telat mengumpulkan

tugas , namun saat rapat pleno tidak banyak yang melapor

tentang masalah ini, jika ada anak yang telat mengumpulkan

sama itu-itu saja.”( Pada hari Rabu tanggal 6 September 2017

pukul 08.00 WIB)

Kemudian ketika peneliti bertanya kepada siswa apa dampak yang

kalian dirasakan setelah adanya pelajaran budi pekerti? Dampaknya

negatif atau positif? Jawabannya sebagai berikut:

“Dampaknya positif, setelah ada budi pekerti saya lebih

termotivasi dan saya merasakan lebih mudah untuk

memperbaiki kesalahan-kesalahan yang saya lakukan.”

(Wawancara kepada siswa L pada Kamis, 7 September 2017

pukul 13.00 WIB di ruang tamu SMP Negeri 6 Salatiga)

Pertanyaan yang sama ditujukan kepada siswa CPO, kemudian siswa

menjawab sebagai berikut:

“Dampak pelajaran budi pekerti terhadap saya posotif bu, saya

lebih bisa memahami memperbaiki diri dan sikap.” (Wawancara

kepada CPO pada hari Kamis,7 September 2017 pukul 13.00

WIB di ruang tamu SMP Negeri 6 Salatiga)

Sama halnya dengan yang diungkapakan oleh RSB mengenai hasil

dari implementasi pelajaran budi pekerti sebgai berikut:

“Dampak pelajaran budi pekerti terhadap saya posotif bu, saya

lebih bisa memahami bagaimana pelajaran budi pekerti yang

baik.” (Wawancara dengan RSB pada Kamis 7 September 2017

pukul 13.00 WIB di ruang tamu SMP Negeri 6 Salatiga)

C. Analisis Data

1. Pelajaran budi pekerti

Budi pekerti merupakan suatu perilku, perangai yang muncul dari

akal dengan menimbng baik buruk. Dengan demikian pelajaran budi

Page 67: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

53

pekerti bermaksud untuk memberikan kesadaran kepada siswa dalam

berperilaku dengan memperhatikan nilai baik dan buruknya. Agar siswa

senantiasa memiliki tabiat atau watak yang sesuai dengan nilai-nilai moral

yang ada di masyarakat.

Pelajaran budi pekerti mengajarkan kepada siswa untuk selalu

menanamkan nilai budi pekerti seperti sopan santun, tanggung jawab,

disiplin, jujur. Pelajaran budi pekerti biasanya memberikan contoh-contoh

nyata dalam masyarakat bagaimana budi pekerti yang baik itu.

Memberikan teladan yang baik kepada siswa menjadi salah satu bentuk

metode teladan juga menjadi salah satu faktor yang akan mendorong

tercapainya tujun budi pekerti. Karena pentingnya budi pekerti yang luhur

bagi semua warga negara kita dan memberikan pegangan untuk masa

depan kepada generasi-generasi penerus yang mempunyai budi pekerti

luhur.

Penerapan budi pekerti di sekolah bisa ditempuh dengan beberapa

strategi. Strategi pertama dengan cara mengintegrasikan budi pekerti

kedalam mata pelajaran yang relevan seperti pelajaran kewarganegaraan,

bahasa Indonesia, maupun pelajaran bahasa daerah. Kemudian strategi

kedua bisa dengan cara diintegrasikan kedalam kegiatan sehari-hari di

sekolah. Strategi selanjutnya yaitu dengan cara menjadikan budi pekerti

menjadi pelajaran tambahan disekolah. Pelajaran tambahan yang

membahas fokus masalah budi pekerti. Seperti yang diterapkan di SMP

Negeri 6 Salatiga yang menerapkan pelajaran budi pekerti menjadi

Page 68: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

54

pelajaran tambahan yang berdiri sendiri. Agar sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional bahwa pendidikan harus dilaksanakan untuk

meningkatkan akhlak yang mulia dan budi pekerti luhur.

2. Implementasi pelajaran budi pekerti

SMP Negeri 6 Salatiga merupakan sekolah menengah pertama yang

berada di daerah Tegalrejo, Kota Salatiga. SMP Negeri 6 Salatiga

mempunyai visi “ Unggul dalam Mutu , Berpijak Pada Iman dan Taqwa,

yang Berwawasan Lingkungan” dengan Motto “ EKSIS BERSAHABAT”

(Edukasi, Kreatif, Santun,Iman-Taqwa, Sukses, Bersih, Sehat, Asri,

Harmonis, Aman, dan Berbudaya Tertib”) untuk mewujudkan visi dan

misi tersebut SMP Negeri 6 Salatiga memiliki strategi agar dapat

mencapainya. Salah satu yang ingin dicapai yaitu berbudaya tertib di

SMP Negeri 6 Salatiga dengan menenrapkan mata pelajaran tambahan

Budi Pekerti. Hal ini dimaksudkan agar siswa di SMP Negeri 6 Salatiga

memiliki budi pekerti luhur sehingga dapat mewujudkan agar mempunyai

budaya tertib.

Sesuai dengan yang peneliti dapatkan saat wawancara dan observasi

maka peneliti menyimpulkan implementasi pelajaran budi pekerti

dilaksnakan sesui dengan jadwal yang telah dibuat oleh sekolah. Yakni

setiap hari Sabtu jam 10.35-11.15 WIB. Adapun materi yang akan

dismpaikan kepada siswa berasal dari ibu kepala sekolah. Materi-

materinya sesuai dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan budi

pekerti.

Page 69: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

55

Materi pelajaran budi pekerti yang sudah dibuat oleh ibu sekolah

antara lain: Etika dalam berbicara, etika dalam berpakaian, dan etika

menggunkan Facebook. Dalam materi berpakaian penulis dapat

menyimpulkan bahwasnya didalam materi budi pekerti yang diberikan

memiliki komponen budi pekerti misalnya dalam materi berpkaian

dilihatkan contoh gambar berpakaian seorang muslim yang mengenakan

kerudung dan seorang yang ingin beribadah ke Pura mengenakan baju

yang berbeda. Disini dapat dilihat bahwa pelajaran budi pekerti disini

memiliki komponen keagamaan yang sesuai dengan (Depdikbud

,1977:42) yang didalamnya mempunyai nilai-nilai kekhususan hubungan

dengan tuhan, kepatuhan terhadap agama.

Sesuai yang penulis lihat saat dilapangan pelajaran budi pekerti

dilaksanakan didalam kelas masing-masing, kemudian guru kelas atau

guru pendamping menyampaikan materi yang sudah ada. Materi etika

berpakaian ditayangkan melalui slide power point. Dalam materi tersebut

siswa dilihatkan bagaimana berpkaian dengan baik sesuai dengan norma

yang berlaku dimasyarakat. Seperti berpakaian yang bersih dan rapi, tidak

memakai pakaian yang robek-robek, tidak berpakaian yang ketat, tidak

berpakaian yang berlebihan (korban mode) dan lain-lain. Disini

dimaksudkan agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehair-hari

berpkaian yang baik.

Materi selanjutnya etika berbicara dengan orang lain dimana

berbicara dengan orang lain dapat mencerminkan perilaku dari seseorang

Page 70: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

56

tersebut. Maka dari itu sangat penting memberikan materi etika berbicara

supaya siswa memiliki etika yang baik dalam berbicara. Dalam materi

etika berbicara ditampilkan gambar bertuliskan jangan menggunakan

kata-kata kotor karena kata-kata kotor tidak pantas, hindari bercanda

dengan kata-kata jorok, hindari membicarakan kejelekan orang lain,

bersikap tenang dan tidak emosi, hendaknya rendah hati dan tidak

sombong, tidak memotong pembicaran orang lain dan tidak mencela atau

menyindir. Dengan diberikanya materi tersebut diharapkan siswa dapat

menerapkan cara berbicara yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan, metode dipilih

berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilihdan diterapkan. Metode

merupakan cara dan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sesuai

dengan wawancara dan pengamatan penulis saat dilapangan , metode

yang digunakan dalam penerapan pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6

Salatiga yaitu:

a. Ceramah

Metode ceramah ini sudah biasa dilakukan oleh guru untuk

menyampaikan suatu pelajaran kepada siswa. Metode ini merupakan

metode paling simple karena tidak memerlukan media apapun.

Memberikan sajian pelajaran tentang budi pekerti dengan materi yang

sudah ada oleh guru dengan memberikan penjelesan secara lisan.

Page 71: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

57

b. Tanya Jawab

Tanya jawab merupakan penyampaian pelajaran dengan cara

melibatkan dua orang guru bertanya dan siswa memberikan jawaban

atau sanggahan. Metode ini lebih memberikan kesempatan kepada

siswa untuk aktif dan berani memberikan jawaban.

c. Diskusi

Diskusi adalah suatu metode yang biasanya digunakan oleh

sebagian besar pendidik untuk meningkatkan keberanian dan

keaktifan serta kepercayaan diri siswanya. Karena melalui diskusi

tersebut biasanya siswa di tuntut untuk berani mengeluarkan

pendapatnya dan mempertanggung jawabkannya. Guru atau pendidik

disini hanya berposisi sebagai fasilitator, yang apa bila menemui

kendala atau kesulitan dalam menentukan pilihan guru memberikan

acuan untuk di sepakati bersama.

d. Bermain Peran

Metode ini merupakan metode pengajaran dengan cara siswa

memainkan peran-peran tertentu. Bermain merupakan kegiatan

belajar yang menyenangkan untuk siswa supaya mereka mendapatkan

pengalaman baru yang mengesankan. Untuk itu diharapkan siswa di

SMP Negeri 6 Salatiga lebih tertarik untuk belajar mengenai budi

pekerti dan lebih memahami dengan metode bermain peran ini. Hal

ini diperkuat dengan pengertin menurut Zaini dkk(2008:98) bermain

peran atau role playing adalah suat aktivitas pembelajaran terencana

Page 72: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

58

yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang

spesifik.

3. Faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi pelajaran

budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga

a. Faktor pendukung

Dalam pelaksanaan penerapan pelajaran budi pekerti di SMP

Negeri 6 Salatiga sudah berjalan dengan baik. Dilihat dari

terlaksananya pelajaran budi pekerti sesuai dengan yang diharapkan

oleh sekolah. Dari terlaksananya penerapan pelajaran budi pekerti ini

pastinya terdapat faktor yang mendukung penerapan tersebut. Faktor

pendukung penerapan pelajaran budi pekerti yaitu ketersedian materi

yang telah dibuat oleh ibu kepaala sekolah. Materi yang sudah

disediakan memudahkan guru-guru untuk menyampaikan kepada

siswa, dengan begini guru tidak repot untuk mencari materi terlebih

dahulu. Karena guru sudah mempunyai beban dengan mata pelajaran

yang mereka ampu. Hanya cukup mempelajarinya terlebih dahulu dan

jika perlu hanya memberikan tambahan sedikit terhadap materi yang

akan disampaikan kepada siswa.

Kemudian faktor pendukung lainnya yaitu sarana dan prasarana

yang memadai. Sarana dan prasarana ini menjadi faktor pendukung

terlaksanannya pelajaran budi pekerti. Sarananya meliputi layar

proyektor LCD yang sudah ada ditiap-tiap kelas di SMP Negeri 6

Salatiga. Karena materi yang berbentuk file power point

Page 73: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

59

membutuhkan layar proyektor dan juga LCD. Selain itu untuk

membuka file tersebut juga membutuhkan alat bantu computer atau

laptop. Guru-guru di SMP Negeri 6 Salatiga hampir semua memiliki

laptop pribadi sehingga hal ini juga menjadi salah faktor pendukung

dari pada penerapan budi pekerti.

b. Faktor penghambat

Dalam penerapan pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6

Salatiga, selain ditemukan faktor pendukung pastinya ada faktor

penghambatnya. Menurut waka kesiswaan SMP Negeri 6 Salatiga

faktor penghambat penerapan pelajaran budi pekerti yaitu faktor

kedinasan, dimana faktor kedinasan ini waktunya sering bersaman

dengan jadwal pelajaran budi pekert. Faktor kedinasan ini yaitu acara-

acara dinas misalnya workshop, rapat dinas, ataupun pengajian.

Dengan adanya acara kedinasan pelajaran budi pekerti menjadi

ditiadakan.

Faktor penghambat lainnya yaitu faktor waktu yang dijadwalkan

untuk pelajaran budi pekerti. Alokasi waktu yang diberikan hanya 40

menit saja. Menurut ibu U dengan waktu yang hanya 40 menit dirasa

sangat kurang karena materi yang diberikan banyak sehingga kurang

maksimal dalam menyampaikan materi. Dengan demikian waktu

yang minim menjadikan kurang maksimal dalam penyampaian

materi. Untuk itu perlu adanya evaluasi mengenai alokasi waktu yang

diberikan untuk pelajaran budi pekerti.

Page 74: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

60

4. Hasil implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk

sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga

Penerapan pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin

siswa di SMP Negeri 6 Salatiga menghasilkan beberapa hal antara

lain:

a. Menurunya tingkat pelanggaran

b. Sikap sopan santun siswa terhadap guru, orang tua atau siapapun

yang lebih tua dari siswa lebih meningkat.

c. Meningkatnya sikap disiplin siswa,

Dengan diterapkannya pelajaran budi pekerti siswa lebih

memiliki sikap disiplin yang baik. Bisa dikatakan berdampak positif

terhadap siswa. Karena siswa lebih memiliki kesadaran atas

pelanggaran apa yang mereka lakukan dan mereka memiliki kesadaran

untuk memperbaiki kesalahan tersebut.

Page 75: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil peneliti dan pembahasan, maka penulis menyimpulkan sebagai

berikut :

1. Implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin

siswa SMP Negeri 6 Salatiga sudah diterapkan dan berjalan di SMP

Negeri 6 Salatiga. Komponen dalam pelajaran budi pekerti meliputi

komponen mandiri, yang berkaitan dengan etika moral, komponen

keagamaan yang meliputi etika dalam berpakaian dan komponen

kesusilaan yang meliputi etika berbicara kepada orang lain, sopan santun

dan etika pergaulan. Penerapan pelajaran budi pekerti dilakukan dua

minggu sekali pada hari Sabtu di jam terakhir yang disampaikan oleh

guru kelas dan guru pendamping.

Metode yang digunakan dalam penerapan pelajaran budi pekerti

yaitu metode ceramah, presentasi, dan bermain peran. Adapun siswa yang

melanggar tata tertib atau tidak sesuai dengan budi pekerti yang telah

dijarkan maka ada sanksi tersendiri bertujuan untuk memberikan

penyadaran dan memberikan rasa jera kepada siswa.

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan pelajaran budi

pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga. Faktor pendukungnya antara lain

adanya sarana dan prasarana yang mendukung, materi yang telah

Page 76: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

62

disediakan oleh kepala sekolah, perhatian orangtua. Karena orangtualah

yang menjadi faktor utama dalam mendidik anak.

3. Implementasi hasil pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap disiplin

siswa di SMP Negeri 6 Salatiga adalah adanya peningkatan sikap disiplin

yang lebih baik. Selain perubahan pada sikap disiplin, siswa memiliki

kesadaran atas kesalahan-kesalahan dan pelanggaran yang telah mereka

perbuat dan memiliki usaha untuk berubah agar lebih disiplin dan baik

lagi.

B. Saran

Adapun saran yang terkait dengan implementasi pelajaran budi pekerti

dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga antara lain:

1. Untuk Guru

Guru diharapkan untuk selalu memperhatikan anak didiknya, tidak

bosan mengingakan anak didiknya untuk selalu disiplin. Menjadi

suritauladan yang baik bagi siswa.

2. Untuk Siswa

Untuk sriswa dihimbau untuk selalu menegakkan kedisiplinan, selalu

mentaati tata tertib yang ada, agar senantiasa berbuat baik dan bersikap

disiplin.

3. Untuk Orangtua

Kepada orangtua agar memberikan perhatian dan memberi motivasi

kepada anak agar selalu bersikap baik dan disiplin. Karena anak lebih

Page 77: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

63

banyak mempunyi waktu di rumah. Sekolah hanya rumah kedua dan tidak

bisa memberikan pelajaran budi pekerti secara maksimal.

Page 78: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta

Abdullah, taufik. 2002. Ensuklopedi Tematis Dunia Islam jilid 3. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Azwar, Saifuddin. 2013. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Bungin, Burhan.2004. Metode penelitian kualitatif. Jakart: Raja Grafindo

Bogdan, Robert dan Steven Taylor. 1992. Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya:

Usaha Nasional.

Departemen Pendidikan & Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia : Balai

Pustaka

Gunarsa, Ny. Y. Singgih dan Singgih D. Gunarsa. 1995. Psikologi Perkembangan

Anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia

Hurlock, Elizabeth, B. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Membimbing: BPK Gunung Mulia. Cet. Ke-10. Jakarta 2002.

Jannah, Roudlotul. 2015. Pemikiran Hamka Tentang Nilai-Nilai Pendidikan Budi

Pekerti. Salatiga. IAIN Salatiga

Moleong, Lexy. J . 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya

Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan

Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana

Nasution, harun. 1992. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan

Ningsih, Bekti Marga. 2014. Peningkatan Disiplin Siswa Dengan layanan

Informasi Media Film. Vol 1 Nomor 1hal. 80-81

Nurdin, Usman. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum , Jakarta :

Grasindo

Patonah , Siti Nor. 2009. Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah Terhadap

Sikap Disiplin Siswa (Studi Kasus di MI Darussalam Rejosari Kecamatan Bancak Tahun 2009). Salatiga. STAIN Salatiga

Page 79: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pustaka Pelajar

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pelajar

Saliman dan Sudarso. 1994. Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. Jakarta:

Kharisma Ilmu

Setiawan Guntur, 2004. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Jakarta :

Balai Pustaka

Sugiyono.2014.Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: ALFABETA

Susilo Martoyo. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.: BPFE, Yogyakarta

Wantah, M. J. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak

Usia Dini, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe dan Sekar Ayu Aryani. 2008. Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri

Zuriah, Nurul. 2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif

Perubahan. Bumi Aksara : Jakarta.

Sindy Arlina. 2014. Etika dan Budi Pekerti (http://pgsd-

pgsd.blogspot.co.ic/2014/10/etika-dan-budipekerti.html?m=1) diakses

15 Agustus 2017 10.04 WIB

Page 80: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Anjar Widiyanti

2. Tempat/ tanggal Lahir : Kab. Semarang, 20 September 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat :Klopo RT 03/03,Bringin, Kabupaten

Semarang

6. Alamat Email : [email protected]

7. Nomer Telepon : 081911048644

B. Pendidikan

1. TK Ar-Rahman Bringin lulus tahun 2001

2. SD N 01 Bringin lulus tahun 2007

3. SMP Negeri 01 Pabelan lulus tahun 2010

4. MAN Salatigaa lulus tahun 2013

5. S1 IAIN Salatiga sampai sekarang

Salatiga, 20 September 2017

Penulis,

Anjar Widiyanti

Page 81: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah
Page 82: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah
Page 83: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah
Page 84: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

DAFTAR NILAI SKK

Nama : AnjarWidiyanti

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : PAI

NIM : 111 13 123

NO JENIS KEGIATAN WAKTU KETERANGAN NILAI

1.

Sertifikat “OPAK

STAIN Salatiga 2013”

26-27/08/2013 Peserta 3

2.

Sertifikat “OPAK

TARBIYAH 2013”

29/08/2013 Peserta 3

3.

PiagamPenghargaan”

MasaTa’aruf

(MASTA)

06/09/2013 Peserta 2

4.

Sertifikat “UPT

Perpustakaan” STAIN

Salatiga

16/09/2013 Peserta 3

5.

Sertifikat “Training

PembuatanMakalah”

LDK STAIN Salatiga

18/09/2013 Peserta 2

Page 85: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

6.

Sertifikat “Seminar

NasionalBahasa Arab”

ITTAQO STAIN

Salatiga

09/10/2013 Peserta 8

8.

Piagam

Penghargaan”Pedas

Musik IX & Workshop

PSM VIII STAIN

Music Club (SMC)

Salatiga”

25/11/2013 Panitia 3

9.

Piagam Penghargaan”

Diklatsar V

Menumbuhkan Jiwa

Kedisiplinan,

Solidaritas, Serta

Loyalitas dalam

Organisasi dan

Olahraga”

24/01/2014 Peserta 2

10.

Piagam Penghargaan

“KonserPerdana

Fidelio Harmoni Sang

Pelangi” SMC Salatiga

20/03/2014 Panitia 3

12.

Sertifikat “Pekan

Olahraga (PORS) VI

Sport Is My Live”

24/05/2014 Panitia 3

Page 86: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

13.

Sertifikat “Sharia

Economics Intelectual

Moslem Of STAIN

(SEIMAN) Analisis

Sosial Dengan

Memaksimalkan

Potensi Ekonomi

Nasional Untuk

Kesejahteraan

Masyarakat Indonesia”

13-14/10/2014 PengisiAcara 3

14.

Piagam Penghargaan”

SSC CUP IV Futsal

Competition

Menjunjung semangat

Pahlawan dengan

Sportivitas

Berolahraga untuk

Menjadi Juara Sejati”

11/11/2014 Panitia 3

15.

Piagam Penghargaan

Music In Campus

“Jamming Brother”

SMC Salatiga

01/11/2014 Panitia 3

Page 87: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

16.

Piagam Penghargaan

“Pedas Musik XV &

Workshop PSM IX

STAIN Music Club

(SMC)”

30/11/2014 Panitia 3

17.

Piagam Penghargaan”

LPJ dan MUBES

STAIN Sport Club

(SSC)

7/12/2014 Panitia 3

18.

Sertifikat “ Pendidikan

dan Pelatihan Dasar

(DIKLATSAR) VI

SSC IAIN Salatiga”

02/02/2015 Panitia 3

18.

Sertifikat “SMC IAIN

Salatiga dalam Konser

Paduan Suara

Mahasiswa Indonesia

Moslem Choir”

15/02/2015 Peserta 4

19.

Sertifikat

“International Seminar

ASEAN Economic

Community 2015;

Prospects and

Challenges for Islamic

Higher Education”

28/02/2015 Peserta 8

Page 88: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

20.

Surat Keputusan

“Pengangkatan

Pengurus Seni Musik

Club(SMC) IAIN

Salatiga”

17/03/2015 Pengurus 6

21.

Piagam Penghargaan

“Konser Perdana

Cakrawangsa Gita

Cinta SMC Salatiga “

10/04/2015 Panitia 3

22.

Piagam Penghargaan

”Anggota Paduan

Suara Seni Musik Club

(SMC) Pada Acara

Inagurasi Opak IAIN

Salatiga”

14/08/2015 PengisiAcara 3

23.

Piagam penghargaan”

Anggota Paduan Suara

Senu Musik Club

(SMC)

15/08/2015 Pengisi acara 3

24.

Sertifikat Edukasi

Literasi Keuangan

Bersama OJK “Literasi

Keuangan Syariah dan

12/10/2015 Petugas 3

Page 89: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

Kebijakan

Mikroprudensial dalam

Stabilitas Ekonomi”

25.

Sertifikat “ Turnamen

futsal SSC CUP V

Tingkat

SMA/SMK/MA SSC

IAIN Salatiga2015”

15/10/2015 Panitia 3

24.

Sertifikat “ Solo

Gospel Drumming

Workshop “

07/11/2015 Peserta 2

25.

Piagam Peghargaan

perolehan medali perak

Seni Musik

Club(SMC) IAIN

Salatiga dalam acara

3rd

KARANGTURI

CHOIR GAMES 2015

07/11/2015 Voice/Penyanyi 8

26.

Piagam Penghargaan

“Pedas Musik XVI &

Workshop PSM X

STAIN Music Club

(SMC)”

02/12/2015 Panitia 3

Page 90: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

27.

Sertifikat “ Pendidikan

dan Pelatihan Dasar

(DIKLATSAR) VII

SSC IAIN Salatiga

Mereformasi Mental

Berolahraga dan

Berorganisasi yang

Sportif Untuk Meraih

Juara”

18/01/2016 Panitia 3

28.

Piagam Penghargaan

Konser Perdana

Gamananta “Romansa

Nada Cakrawala”

SeniMusik Club

(SMC) IAIN Salatiga

20/04/2016 Panitia 3

29.

Sertifikat “Medali Seni

Musik Club IAIN

Salatiga Meraih

Medali Perak Tingkat

Nasional”

22/05/2016 Peserta 8

30.

Sertifikat Ngabuburit

With SMC IAIN

Salatiga “

21/06/2016 Panitia 3

Page 91: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

KonserPeduliSesama”

31.

Piagam Penghargaan

Konser Band

Gamananta “It’s More

Than Music” SMC

IAIN Salatiga

28/09/2016 Panitia 3

32.

Piagam Penghargaan

Pertandingan

PekanOlahraga SSC

(PORS) VIII cabang

olahraga Volly

06-13/11/2016 Peserta 3

33.

Sertifikat

“Pelantikan Pengurus

Cabang dan Kohati

HMI Cabang Salatiga

Periode 2017/2018 dan

Seminar Nasional”

29/08/2017 Peserta 8

Jumlah 125

Page 92: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

INSTRUMEN PENELITIAN

A. Pedoman Observasi

1. Letak dan profil SMP Negeri 6 Salatiga

2. Mengamati implementasi pelajaran budi pekerti SMP Negeri 6 Salatiga

3. Mengamati kegiatan siswa saat datang ke sekolah, pelajaran budi pekerti,

dan istirahat.

4. Mengamati faktor pendukung dan faktor penghambatdalam penerapan

pelajaran budi pekerti

B. Pedoman Dokumentasi

1. Data siswa SMP negeri 6 Salatiga

2. Daftar Responden

C. Pedoman Wawancara

1. Butir pertanyaan kepada kepala sekolah

a. Menurut ibu, bagaimana sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6

Salatiga?

b. Faktor apa yang mempengaruhi kedisiplinan siswa?

c. Bagaimana sanksi yang diberikan kepada siswa yang melanggar

kedisiplinan?

d. Apakah tujuan dari implementasi pelajaran budi pekerti SMP Negeri

6 Salatiga?

e. Metode apa yang digunakan dalam implementasi pelajran budi

pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga?

Page 93: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

f. Menurut iibu, bagaimana peranan implementasi pelajaran budi pekerti

dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

2. Butir pertanyaan kepada waaka kesiswaan

a. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baik?

b. Bagaimana menerapkan disiplin kepada siswa?

c. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh siswa SMP Negeri 6

Salatiga?

d. Menurut bapak/ibu apakah pelajaran budi pekerti dalam membentuk

sikap disiplin yang diterapkan di sekolah ini sudah efektif?

e. Apa sajakah pengaruh dari penerapan pelajaran budi pekerti dalam

membentuk sikap disiplin siswa?

f. Apa saja faktor penghambat dalam implementasi pelajaran budi

pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa SMP Negeri 6

Salatiga?

g. Apa Solusi untuk faktor penghambat tersebut?

3. Butir pertanyaan kepada guru kelas

a. Menurut bapak/ibu apakah siswa di SMP Negeri 6 Salatiga pernah

melakukan pelanggaran disiplin dalam kegiatan belajar mupun kegiatan

ekstrakulikuler saat di sekolah? Dan dalam bentuk apa?

b. Bagaimana proses pembelajaran budi pekerti yang dilakukan di SMP

Negeri 6 Salatiga?

Page 94: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

c. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi pelajaran

budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga?

d. Bagaimana sikap siswa dengan guru dan orang yang lebih tua di sekolah?

e. Bagaimana implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap

disiplin siswa SMP Negeri 6 Salatiga?

f. Apakah pengaruh implementasi pelajaran budi pekerti terhadap disiplin

siswa SMP Negeri 6 Salatiga?

g. Apa ada perubahan sikap disiplin pada siswa setelah adanya implementasi

pelajaran budi pekerti ?

4. Butir pertanyaan kepada siswa

a. Menurut kalian bagaimana pelajaran etika moral? Sulit atau mudah?

b. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

c. Apakah kalian pernah melkukan pelanggaran tata tertib/peraturan sekolah?

Dalam hal apakah?

d. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

e. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peratturan

sekolah?

Page 95: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

CATATAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 6 September 2017

Tempat : SMP Negeri 6 Salatiga

Waktu : 08:00 WIB

Narasumber : Mudjiati, S.Pd

Jenis Data : Implementasi Pelajaran Budi Pekerti Dalam

Pembentukan Sikap Disiplin Siswa Di SMP Negeri 6

Salatiga

1. Menurut ibu, bagaimana sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

“Secara garis besar, banyak anak yang sudah memiliki sikap disiplin baik.

Terbukti dari tingkat keterlambatan sangat kecil, tingkat pelanggaran tata

tertib sangat kecil dari sisi pakaian seragam, sepatu, kehadiran, tidak

memba wahandpone, kemudian perkelahian, pencurian, hampir tidak ada.

Kalau ada anak yang terlambat itupun jarang. Tingkat kedisiplinan di

kelas ada, misalnya terlambat mengumpulkan tugas masih ada namun

tidak banyak. Kalaupun ada orangnya itu-itu saja, yang perhatian dari

orang tuanya kurang, motivasinya kurang. Kemudian kehadiran saat

mengikuti extrakulikuler dan sebagainya sudah ontime.”

2. Faktor apa yang mempengaruhi kedisiplinan siswa?

“Perhatian orang tua, perhatian guru, penegakan kedisiplinan sekolah,

komunikasi pihak sekolah dengan orang tua, jargon-jargon yang kita

pasang untuk mengingatkan siswa supaya jangan terlambat, membuang

sampah pada tempatnya dan lain sebagainya. Mengingatkan anak itu bisa

lewat lisan, tulisan ,komunikasi dengan orang tua selalu diadakan supaya

Page 96: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

orang tua ikut membantu meningkatkan tentang kedisiplinan. Orang tua

memberikan pengaruh besarterhadap sikap disiplin siswa contohnya

dalam hal kehadiran anak terlambat terkadang juga karena pengaruh

orang tua, tidak mau membangunkan pagi, makanya kesiangan, kadang-

kadang yang mengantar yang kesiangan. Orang tua sangat berpengaruh

besarterhadap masalah kehadiran. Kemudian dalam hal berpakaian,

anak-anak akan masih kecil walaupun sudah terlihat besar masih belum

dewasa, ada pakaian yang belum disetlika, ada yang tidak memakai dasi,

kadang-kadang siswa memekai jilbab yang tidak sesuai dengan aturan.

Sepatu yang seharusnya hitam namun orangtua membelikan yang ada

warna putihnya. Orang tua sangat berpengaruh besar.”

3. Bagaimana sanksi yang diberikan kepada siswa yang melanggar

kedisiplinan?

“Kami menghindari sanksi fisik. Kami juga menghindari sanksi verbal.

Sanksi yang kita harapkan dengan memberikan bimbingaan ,membuat

surat pernyataan. Kalau sudah sekian kali terlambat tidak masuk nanti

kita hadirkan orangtua. Jika sudah beberapa kali melakukan pelanggaran

paling nanti disuruh nyapu dan membersihkan kaca.”

4. Apakah tujuan dari implementasi pelajaran budi pekerti di SMP Negeri 6

Salatiga?

“Untuk membentuk karakter siswa, agar memiliki tanggung jawab dan

disiplin yang baik. Memberikan arahan ,wawasan. Dan tujuan

implementasi pelajaran budi pekerti yaitu untuk memberikan wawasan,

Page 97: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

memberikan arahan, baik secara lisan maupun tulisan kepada anak-anak

supaya anak yang tidak tahu menjadi tahu dan anak yang sudah

melanggar disiplin supaya menjadi tidak seperti itu lagi. Karena

pendidikan budi pekerti tidak masuk dimata pelajaran walaupun

diintegrasikan tetapi tidak fokus.”

5. Metode apa yang digunakan dalam implementasi pelajran budi pekerti di

SMP Negeri 6 Salatiga?

“metode yang digunakan biasnya ceramah, presentsi, simulasi, Tanya

jawab dan bermain peran .”

6. Menurutibu, bagaimana peranan atau hasil implementasi pelajaran budi

pekerti dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

“Cukup besar pernannya kemudian siswa sudah memiliki sikap disiplin

yang baik, jadi secara keseluruhan itu sudah baik, bahkan banyak yang

sudah sangat baik. Terbukti dari tingkat keterlambatanya kecil, kemudian

tingkat pelanggaran sangat kecil dari sisi pakaian seragam, sepatu ,

kehadiran, disiplin tidak membawa handpone. Kemudian perkelahian,

pencurian hampir tidak ada. Kalau ad aanak yang terlambat itupun

prosentasinya sangat kecil dan itupun jarang.

Page 98: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah
Page 99: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

CATATAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 5 September 2017

Tempat : SMP Negeri 6 Salatiga

Waktu : 08:00 WIB

Narasumber : Muhammad Nurul Huda, S.Pd

Jenis Data :Implementasi Pelajaran Etika Moral Dalam Pembentukan

Sikap Disiplin Siswa Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baik?

“Kalau pertanyaannya sudah diterapkan jawabanya sudah diterapkan,

melalui aturan-aturan sekolah, tata tertib sekolah dibawah kesiswaa.

Penerapanya sudah dilakukan dengan baik.”

2. Bagaimana menerapkan disiplin kepada siswa?

“Kedisiplinan dari segi berpakaian diterapkan dengan cara 1. Disaat

anak masuk ke sekolah ada bapak/ibu guru piket yang berada di gerbang

untuk memantau kedisiplinan dalam berpakaian pada siswa sembari

bersalaman . Disaat upacara bendera bapak ibu guru memantau

kedisiplinan dalam berpakain dalam mengikuti upacra. Jika ada anak

yang tidak disiplin maka akan dilakukan tindakan memisahkan anak yang

tidak disiplin tersebut dalam barisan yang berbeda. Penerapan

kedisiplinan dalam pembelajaran yaitu diterapkan bel otomatis, sehingga

mengurangi keteledoran person (seseorang) kesalahan faktor manusia

yang lupa memencet bel. 3. Diterapkan kedisiplinan melalui pembiasaan

menyanyikan lagu Indonesia Raya, itupun dengan menggunakan

media/perangkat bel otomatis. Kemudian kedisiplinan yang lain dengan

kegiatan ektrakulikuler ada Paskibra,pramuka, krawitan, drumband

dalam artian disini disiplin tidak hanya dalaam disiplin waktu tapi disiplin

dalam berlatih disiplin dalam berpakaian dan disiplin yg lainnya.

Penerapan yang lainnya yaitu diterapkan kepada siswa Alumni, jika

Page 100: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

datang ke SMP untuk memngurus sesuatu diwajiban untuk mengenakan

pakaian yang sopan dan bersepatu.”

3. Pelanggaran apa yang sering dilakukan oleh siswa SMP Negeri 6 Salatiga?

“Pelanggaran yang sering dilakukan yaitu dalam mengenakan dasi,

mengenakan sepatu, aturannya kalau sesuai ketentuan PERMENDIKBUD

sepatu harus hitam polos, pada kenyatannya banyak siswa yang

menggunakan sepatu hitm dengan bawahan karet putih. Pelanggaran

yang lainnya masalah rambut bagi laki-laki, masih banyak yang rambutny

panjang. Sudah ditegur katanya lupa untuk potong. Kemudian

kedisiplinan menggunakan kaos kaki, banyak siswa yang memakai kaos

kaki dilipat harusnya panjang tapi di lipat jadi terlihat pendek. Yang

sering dilanggar lagi yaitu masalah baju, yang harusnya baju dimasukkan

kadang anak-anak bajunya dikeluarkan, katanya keluar sendiri.

Pelanggaran yang sering beberapa waktu yang lalu di SMP 6 dilarang

membawa handpone, sempat dirazia ditemukan ada sekitar 40 handpone.

Kalau pelanggaran dalam proses pembelajara yaitu banyak anak yang

tidak mengerjakan tugas rumah, kemudian keterlambatan masuk kelas

terutama setelah istirahat alasan anak, antri di kantin dan antri di toilet

namun kantin di sekolah ada 7 kantin, koperasi 1 dan beberapa toilet

IsyaAllaha memenuhi.”

4. Menurut bapak apakah pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap

disiplin siswa yang diterapkan disekolah ini sudah efektif?

“Kalau pertanyaanya sudah efektif itu relatif, artinya sejauh mana

efektifitasnya secara kasat mata untuk pelajaran budi pekerti sudah efektif

namun prosentasinya yang belum bisa disebutkan artinya sudah nampak ,

ini yang melakukan pengamatan ibu kepala sekolah.”

5. Apa saja pengaruh dari penerapan mata pelajaran budi pekerti dalam

membentuk sikap disiplin siswa?

“Anak mulai memahami berbudi pekerti dalam berbicara, dalam

berpakaian ,dalam memanfaatkan gadget , dalam bersosial, sikap kepada

Page 101: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

orang tua terhadap guru, ini sudah mempegaruhi. Sejauh mana

pengaruhnya tidak dapat disampaikan secara kuantitas, ini hanya

pengamatan observasi bahwa ini sudah ada pengaruhnya.”

6. Apa saja faktor penghambat dalam implementasi pelajaran budi pekerti

dalam membentuk sikap disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

“Faktor yang menghambat itu 1. faktor kedinasan yang bearada di hari

sabtu karena budi pekerti dilaksanakan pada hari sabtu. Contoh kegiatan

kedinasan seperti workshop, pengajian, rapat dinas sehingga itu yang jadi

faktor penghambat.”

7. Apa solusi untuk faktor penghambat tersebut?

“Solusinya untuk mata pelajaran budi pekerti diintegrsikan kepada setiap

mata pelajaran, yang mana sekarang ada integrasi penguatan pendidikan

karakter setiap pelajaran wajib. Itu solusi dari pelajaran budi pekerti.”

Page 102: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

CATATAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Senin, 4 September 2017

Tempat : SMP Negeri 6 Salatiga

Waktu : 11:00 WIB

Narasumber : Dra. Umi Hanik

Jenis Data :Implementasi Pelajaran Etika Moral Dalam Pembentukan

Sikap Disiplin Siswa Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut ibu apakah siswa di SMP Negeri 6 Salatiga pernah melkukan

pelanggaran disiplin dalam kegiatan belajat maupun kegiatan

ektrakulikuler saat di sekolah? Dan dalam bentuk apa?

“Oh iya yang pasti pernah mbak, pelanggaran berperilaku, pelanggaran

dalam kegiatan belajar mengajar. Contohnya dalam mengumpulkan tugas

masih telat dan alasannya lupa.”

2. Bagaimana proses pembelajaran budi pekerti yang dilakukan di SMP

Negeri 6 Salatiga?

“Materi yang diberikan semua jenjang kelas sama, dari kelas VII-IX

mendapatkan pelajaran budi pekerti pada hari sabtu diakhir jam. Setiap

kelas diampu oleh dua guru, wali kelas dan guru pendamping. Jika

minggu pertama wali kelas maka minggu kedua guru pendamping.”

3. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi pelajaran

budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga?

“Faktor penghambatnya terkadang waktunya bersamaan dengan

kegiatan-kegiatan lain dan waktu pelajaran budi pekerti ditiadakan.

Kemudian waktunya yang hanya 40 menit sehingga kurang maksimaal

dalam penyampaiannya.”

4. Bagaimana sikap siswa dengan guru dan orang yang lebih tua di sekolah?

“Sikap siswa sudah baik, sopan terhadap orang yang lebih tua. Sudah

bertutur kata dengan baik.”

Page 103: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

5. Bagaimana implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap

disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

“Implementsi pelajaran budi pekerti sudah dibilang berjalan lancar mbak.

Sikap siswa lebih terkontrol.”

6. Apakah pengaruh implementasi implementasi pelajaran budi pekerti

terhadap disiplin siswa di SMP negeri 6 Salatiga?

“Pengaruhnya positif mbak, lebih meningkatkan kedisiplinan siswa dalam

mentaati tata tertib sekolah.

7. Apa ada perubahan sikap disiplin pada siswa setelah danya implementasi

pelajaran budi pekerti?

“Ada, siswa lebih tertib dan disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah.”

Page 104: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

CATATAN WAWANCARA

Hari/Tanggal : Rabu, 6 September 2017

Tempat : SMP Negeri 6 Salatiga

Waktu : 10:00 WIB

Narasumber : Lila Koddariyah, S.Pd

Jenis Data : Implementasi Pelajaran Etika Moral Dalam Pembentukan

Sikap Disiplin Siswa Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut ibu apakah siswa di SMP Negeri 6 Salatiga pernah melkukan

pelanggaran disiplin dalam kegiatan belajat maupun kegiatan

ektrakulikuler saat di sekolah? Dan dalam bentuk apa?

“Secara garis besar anak-anak sudah banyak memiliki sikap disiplin baik.

Terbukti dari keterlambatan sangat kecil, tingkat pelanggaran tata tertib

sangat kecil, dari sisi pakaian seragam, sepatu , kehadiran.”

2. Bagaimana proses pembelajaran budi pekerti yang dilakukan di SMP

Negeri 6 Salatiga?

“Materi yang diberikan semua jenjang kelas sama, dari kelas VII-IX

mendapatkan pelajaran budi pekerti pada hari sabtu diakhir jam. Guru

menyampaikan mteri dari ibu kepala sekolah.”

3. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi pelajaran

budi pekerti di SMP Negeri 6 Salatiga?

Page 105: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

“Faktor penghambatnya terkadang waktunya bersamaan dengan

kegiatan-kegiatan dadakan. Sering ditiadakan karena terbentur dengan

acara dadakan tersebut.”

4. Bagaimana sikap siswa dengan guru dan orang yang lebih tua di sekolah?

“Sikap siswa sudah baik, sopan terhadap orang yang lebih tua. Sudah

bertutur kata dengan baik.”

5. Bagaimana implementasi pelajaran budi pekerti dalam membentuk sikap

disiplin siswa di SMP Negeri 6 Salatiga?

“Implementsi pelajaran budi pekerti sudah dibilang berjalan lancar mbak.

Sikap siswa lebih terkontrol.”

6. Apakah pengaruh implementasi implementasi pelajaran budi pekerti

terhadap disiplin siswa di SMP negeri 6 Salatiga?

“Sangat ada pengaruh karena ada pelajarannya , maau tidak mau siswa

harus mengikuti. Untuk itu menegurpun lebih enak karena ada

pelajarannya.”

7. Apa ada perubahan sikap disiplin pada siswa setelah danya implementasi

pelajaran budi pekerti?

“Ada namun seedikit, walaupun beegitu tetap ada progress, peningkatan

sedikit demi sedikit.”

Page 106: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :CPO

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.00 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut pelajaran budi pekerti sangat baik, dapat memperbaiki

sikapdan pribadi saya.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti terhadap saya posotif bu, saya lebih bisa

memahami memperbaiki diri dan sikap.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, saya tidak memakai kerudung yang sesuai ketentuan sekolah

.”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya tidak pernahmembolos tapi saya pernah terlambat masuk kelas

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Pernah mendapat sanksi, Cuma disuruh menulis pelanggaran dibuku

pelanggaran sekolah.”

Page 107: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :DAR

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.00 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut pelajaran budi pekerti sangat baik, pelajarannya kadang-

kadang mudah kadang juga sulit.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti posotif bu,kita diajarkan untuk

bagaimana beretika kepada orang lain, mengajarkan bgaimana

bertingkah laku yang baik.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, saya tidak memakai sepatu selain hitan dan tidak memakai

dasi.”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya tidak pernah telat ataupun membolos bu, tertib kok bu.”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Pernah mendapat sanksi, saksinya kalau sepatu disita, kalau tidak

memakai atribut lengkap paling hanya ditegur diberikan peringatan .”

Page 108: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :EG

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.00 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut pelajaran budi pekerti mudah bu, pelajaranya memberikan

contoh-contoh berbicara yang sopan, berpakaian dengan rapi.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti positif, saya lebih bisa mencontoh

perilaku baik yang dicontohkan saat pelajaran budi pekerti.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Tidak pernah bu .”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya juga tidak pernah membolos”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Saya tidak tau bu, karena saya tidak pernah, tapi biasanya teman-teman

disuruh membersihkan ruang BK.”

Page 109: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama : EFA

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.00 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut pelajaran budi pekerti sangat baik, dan mudah.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti posotif bu,diajarkan cara berpakaian,

etika berbicara, etika bermain facebook.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu,dalam hal berpakaian tapi dulu dan sekarang sudah tidak

pernah lagi buk .”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya tidak pernah membolos.”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Sanksinya hanya diberikan point dari BK bu.”

Page 110: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :ER

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.00 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut saya pelajaran budi pekerti dapat memperbaiki sikap, dan

pelajarannya mudah.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti terhadap saya posotif bu, karena saya

lebih bisa memahami memperbaiki sikap.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, saya memakai sepatu berwarna.”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya tidak pernah membolos tapi saya pernah terlambat masuk kela

karena saya bangun kesiangan”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Pernah mendapat sanksi,disuruh membersihkan ruang guru.”

Page 111: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :MI

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.10 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut pelajaran budi pekerti sangat baik,dan mudah bu.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti terhadap saya posotif bu, membuat saya

menjadi terinspirasi untuk selalu berbuat baik.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, saya memakai septum berwarna, kos kaki di corat coret, dan

pernah mewarnai rambut..”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya pernah membolos, tapi gara-gara ongkot demo itu lo bu.”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Pernah mendapat sanksi, Cuma disuruh membuat surat pernyatan

supaya tidak mengulanginya lagi.”

Page 112: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :NRR

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 14.00 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Menurut saya pelajaran budi pekerti sangat baik, dapat memperbaiki

sikap, pelajaran mudah.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti posotif bu, kita lebih termotivasi setelah

mengikuti pelajaran budi pekerti dan saya merasa lebih mudah untuk

memperbaiki kesalah.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, saya tidak memakai dasi .”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya tidak pernah membolos ataupun terlambat.”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Saya tidak tahu karena saya tidak pernah kena sanksi. Setahu sya kalau

septunya tidak sesuai aturan akan disita bu.”

Page 113: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :FM

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 13.00 WIB

Tempat : Di ruang tamu sekolah

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Pelajarannya sangat baik, karena dapat membimbing siswa,

pelajarannya mudah.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Merubah sikap kita positif untuk kita bu.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, pelanggaran yang saya tidak memakai dasi .”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya pernah terlambat masuk kelas, karena bangunya kesiangan.”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peratturan

sekolah?

“Tidak pernah mendapat sanksi, saya disuruh untuk membersihkan ruang

guru”

Page 114: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

HASIL WAWANCARA

Nama :RSB

Kelas : IX E

Waktu : Kamis, 8 September 2017 pukul 13.30 WIB

Tempat : Di SMP Negeri 6 Salatiga

1. Menurut kalian bagaimana pelajaran budi pekerti? Sulit atau mudah?

“Pelajarannya sangat baik, mudah, tapi membosankan menurut saya bu.”

2. Apa dampak yang kalian rasakan setelah adanya pelajaran etika moral?

Dampaknya negative atau positif?

“Dampak pelajaran budi pekerti terhadap saya posotif bu, saya lebih bisa

memahami bagaimana pelajaran budi pekerti yang baik.”

3. Apakah kalian pernah melakukan pelanggaran tata tertib/peraturan

sekolah? Dalam hal apakah?

“Pernah bu, saya pernah mewarnai rambut dengan warna warni, karena

habis liburan habis itu masuk sekolah belum sempat mewarnai hitam lagi

.”

4. Apa kalian pernah bolos atau terlambat masuk kelas? Karena apa?

“Saya pernah terlambat masuk kelas, karena saya naik angkot dan

angkotnya ngetem bu jadi membuat saya telat msuk kelas.”

5. Sanksi apa yang diberikan saat kalian melanggar tata tertib atau peraturan

sekolah?

“Pernah mendapat sanksi, karena saya memkai sepatu yang ada

warnanya dan saya disuruh menulis di buku catatan di BK dan saya

disuruh untuk memebrsihkan ruang BK”

Page 115: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

Gambar 4.2 Materi budi pekerti tentang etika berpakaian

Gambar 4.3

Materi budi pekerti tentang etika berbicara

Page 116: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

FOTO WAWANCARA

Gambar 4.4

Wawancara dengan waka kesiswaan

Gambar 4.5

Wawancara dengan Kepala Sekolah

Page 117: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

Gambar 4.6 (Wawancara dengan guru)

Gambar 4.7 (Wawancara dengan Guru PAI)

Page 118: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah

Gambar 4.8

Wawancara dengan siswa dan siswi kelas IX E

Page 119: IMPLEMENTASI PELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2129/1/SKRIPSI 111-13-123..pdf · 1. Kepada kedua orang tuaku bapak Sugeng Harianto dan Nur Khasanah