implementasi metode ummi dalam ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1272/1/skripsi...manusia...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA
SISWA SMP IT IZZATUL ISLAM GETASAN
KEBUPATEN SEMARANG TAHUN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
LINAWATI RETNO WULAN
11112253
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2016
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang
mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Tirmidzi,
Ahmad, Abu Daud, dan
Ibnu Majah
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku,
suamiku, kakakku, para dosen,
saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku,
guru-guru, staf SMP IT Izzatl Islam Getasan,
dan untuk setiap para pengajar Al Qur’an.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis memanjatkan kepada Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayahNya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan kita Rasulullah saw beserta seluruh keluarganya dan pengikutnya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi tugas dan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu tarbiyah jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan moral dan material terhadap penyusun skripsi ini, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan studi.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra Sri Suparwi, M.A. yang telah mencurahkan segala tenaga dan
pikirannya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang telah mendidik
dan memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.
vii
viii
ABSTRAK
Retno Wulan, Linawati. 2016. Implementas Metode Ummi Dalam pembelajaran
membaca Al Qur’an pada Siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan
Kabupaten Semarang Tahun 2015/2016. Skripsi, Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, Jurusan pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Sri Suparwi, M.A.
Kata Kunci : Metode Ummi, Membaca Al-Qur’an
Metode ummi adalah metode yang dilaksanakan dengan model klasikal
individual guru dan siswa membaca Al-Qur’an bersama-sama halaman yang
ditentukan oleh guru. Setelah dianggap tuntas oleh guru, dilanjutkan dengan
individual yaitu siswa membaca Al-Qur’an satu per satu dan yang lain menyimak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana implementasi metode
ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an, dan (2) Apa saja Faktor-faktor
yang menjadi pendukung dalam implementasi metode ummi dalam pembelajaran
membaca Al Qur’an (3) Apa saja Faktor yang menjadi penghambat dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an (4) Apa solusi dari faktor penghambat
implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa
SMP IT Izzatul Isalam Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Hasil peneliti adalah (a) Proses pelaksanaan pembelajaran membaca Al-
Quran di SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang sudah berjalan
dengan baik dan lancar, hal ini dibuktikan dengan rencana pembelajaran yang
tertuang dalam bentuk jadwal. Metode ummi dilaksanakan dengan (model klasikal
dengan alat peraga) metode pembelajaran baca Al-Qur’an yang dilaksanakan
dengan cara membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru,
selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan
individual yaitu siswa satu per satu membaca dan siswa yang lain menyimak
bacaan temannya. Bagi siswa yang bacaan Al-Qur’annya sudah benar bisa
melanjutkan ke halaman selanjutnya, bagi yang salah 3 kali dan bisa
membenarkan bacaannya bisa melanjutkan ke halaman selanjutnya, dan bila salah
lebih dari 4 kali tidak boleh melanjutkan ke halaman selanjutnya. Proses evaluasi
dalam metode ummi dilaksanakan secara langsung oleh guru saat siswa membaca
secara individu, (b) Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Metode cara
metode ummi dalam Pembelajaran membaca Al-Qur’an pada siswa SMP IT
Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang. Faktor pendukungnya yaitu (guru)
karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat
menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar, (sertifikasi guru)
pengecekkan kualitas bacaan Al Qur’an guru dan mengoreksi kualitas yang
kurang benar, (rasio guru dan siswa seimbang) yaitu 1: 15, dan (Buku guru, buku
siswa, Alat Peraga, dan Metodologi Pembelajaran) fasilitas dan sumber belajar
yang memadai mendukung suksesnya pembelajaran. Faktor penghambat yaitu
kemampuan siswa yang berfareasi dalam membaca Al-Qur’an, dan kekurangan
guru ummi (rasio dengan siswa tidak seimbang.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO ........................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ....................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABRL ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 2
B. Fokus Penelitian ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Kegunaan penelitian ....................................................................... 8
E. Penegasan Istilah ............................................................................ 9
F. Metode Penelitian ......................................................................... 10
G. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 19
A. PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN .......................... 19
B. METODE UMMI ......................................................................... 25
C. SISTEM MANAJEMEN METODE UMMI ............................... 33
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................. 41
A. Paparan data SMP IT Izzatul Islam Getasan ................................ 41
B. Temuan Penelitian ........................................................................ 47
x
1. Implementsi metode ummi ..................................................... 49
2. Faktor pendukung metode ummi ........................................... 56
3. Faktor penghambat metode ummi .......................................... 56
BAB IVPEMBAHASAN ......................................................................... 59
A. Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran membaca Al
Qur’an ............................................................................................59
B. Faktor PendukungImplementasi Metode Ummi dalam
Pembelajaran membaca Al Qur’an pada ...................................... 60
C. Faktor PenghambatImplementasi Metode Ummi dalam
Pembelajaran membaca Al Qur’an .............................................. 64
D. Solusi mengatasi Penghambat Implementasi Metode Ummi
dalam Pembelajaran membaca Al Qur’an .................................... 56
BAB V PENUTUP ................................................................................... 68
A. Kesimpulan .................................................................................. 68
B. Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Letak Geografis ........................................................................ 41
Tabel 3.2 Profil SMP IT Izzatul Islam Getasan ....................................... 42
Tabel 3.3 Struktur Organisasi SMP IT Izzatul Islam Getasan ................. 42
Tabel 3.4 Susunan Komite SMP IT Izzatul Islam Getasan ....................... 43
Tabel 3.5 Data Guru SMP IT Izzatul Islam Getasan ............................... 44
Tabel 3.6 Dafatr jumlah Siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan Tahun
2015/2016 ................................................................................................. 44
Tabel 3.7 Sarana dan Prsasarana SMP IT Izzatul Islam Getasan ............ 45
Tabel 3.8 Kegiatan Ekstrakulikuler SMP IT Izzatul Islam Getasan ........ 45
Tabel 3.9 Kegiatan HarianSMP IT Izzatul Islam Getasan ....................... 46
Tabel 3.10 Program UnggulanSMP IT Izzatul Islam Getasan ................. 46
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar SKK
2. Nota Pembimbing Skripsi
3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian
4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
5. Lembar konsultasi
6. Instrumen Pengumpulan Data
7. Kode Penelitian
8. Hasil Wawancara
9. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an adalah kalamullah (firman Allah). Keutamaannya atas
segala perkataan seperti keutamaan Allah swt atas seluruh makhlukny-
Nya. Membacanya adalah amalan yang paling utama dilakukan oleh lisan
(Tafsir Al-‘Usyr Al-Ahkhir).
Al Qur’an adalah perkataan Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai kitab terahir. Al
Qur’an merupakan kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari, dan
merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik.
Al Qur’an diturunkan Allah SWT kepada manusia dengan penuh
hikmah dan berkah sehingga kita tidak perlu meragukan kandungan yang
terdapat didalamnya. Manusia diperintahkan untuk senantiasa menjadikan
Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Tentunya dengan membaca,
memahami isinya, dan mengamalkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-
hari. Allah menjadikan Al Qur’an sebagai mukjizat yang besar bagi Nabi
Muhammad SAW (Kurikulum Madrasah, 2013: 8-9).
Al Qur’an adalah sabda Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad melalui Malaikat Jibril. Wahyu Allah tidak bisa diterima
kecuali dengan dibaca terlebih dahulu. Membaca dan menulis dua aktifitas
yang saling berkaitan. Hal ini menujukan bahwa sejak awal adanyaIslam
2
manusia sudah diperintahkan untuk membaca. Terdapat dalam Q.S Al-
Alaq ayat 1-5 yang berisi perintah membaca:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Kurnia dkk, 2012: 597)
Kandungan isi ayat di atas yaitu“iqrabismi rabbikaal-ladzi
khalaq”seruan atau perintah untuk membaca, membaca dengan menyebut
nama Tuhanmu yang menciptakan.Kemudian Allah mengaitkandengan
ayat selanjutnya “iqra’” bacalahdengan “‘allam bi al-qalam”Allah yang
mengajari manusia baca tulis.Kaitan ayat di atas memiliki ikatanyang
sangat penting untuk manusia,bahwa Allah selain memerintahkan untuk
membaca, juga memerintahkan untuk menulis.
Di Indonesia pendidikan dalam bidang agama Islam salah satunya
adalah pembelajaran Al Qur’an. Al Qur’an adalah sebagai pedoman hidup
umat manusia, maka dari itu bagi umat islam berkewajiban untuk
3
senantiasa mempelajari dan mengajarkan Al Qur’an dengan sesama.
Sebagaimana sabda Nabi :
Artinya: Rasulullah SAW bersabda“sebaik-baik kalian adalah siapa yang
mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya”. (H.R Al Bukhari).
Dalam suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
tertentu dibutukan strategi atau metode yang tepat. Metode memiliki
peranan sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
keberhasilan, begitu pula dalam belajar membaca Al Qur’an. Karena
dengan metode yang tepat akan memudahkan tercapainya membaca
dengan baik dan benar.
Di Indonesia sudah banyak beberapa metode baca tulis Al Qur’an
yang baik. Para guru dituntut dapat memilih dan menerapkan metode yang
tepat, efektif, dan efisien dalam meningkatkan kemampuan membaca Al
Qur’an siswa yang berbeda-beda.
Kebutuhan sekolah (madrasah) terhadap pengajaran Al Qur’an
yang baik dirasa semakin lama semakin banyak. Hal yang patut kita
syukuri, akan tetapi kebutuhan tersebut belum diimbangi dengan
tersedianya sumber daya manusia (SDM) pengajar Al Qur’an yang
memiliki kompetensi dan komitmen dibidang Pembelajran Al Qur’an yang
memadai. Oleh karena itu Ummi Foundation ingin berkontribusi dengan
semangat Fastabikhul Khoirot dalam memberi solusi terhadap problem
4
kualitas bagi sekolah, madrasah, dan TPQ pada pembelajaran Al Qur’an
mereka melalui program standardisasi guru Al Qur’an atau program diklat
guru Al Qur’an agar pembelajaran Al Qur’an di masyarakat semakin
berkualitas.
Pembelajaran membaca Al Qur’an yang baik membutuhkan sebuah
sistem yang mampu menjamin mutu setiap anak atau orang yang belajar
membaca Al Qur’an agar cepat dan mudah membaca Al Qur’an secara
tartil. Dan sebagaimana halnya program pembelajaran yang lainnya bahwa
dalam pembelajaran Al Qur’an juga membutuhkan pengembangan, baik
dari segi konten, konteks maupun support system-nya.
Dalam mewujudkan hal diatas Ummi Foundation membangun
sebuah sistem mutu pembelajaran Al Qur’an dengan melakukan
standarisasi input, proses, dan out put nya. Keseluruhan dari standarisasi
tersebut terangkum dalam 7 (tujuh) program dasar Ummi, yang meliputi;
tashih, tahsin, sertifikasi, coach, supervisi, munaqasah, dan khataman.
Sertifikasi adalah salah satu dari tujuh program dasar tersebut yang
menjadi syarat mutlak seorang guru yang akan mengajar metode Ummi.
Tanpa sertifikasi guru buku Ummi menjadi tidak berarti apa-apa dan
kehilangan kekuatan sebagai metode yang mudah, cepat, dan dan
berkualitas dan kehilangan ruh sebagai metode yang menyenangkan dan
menyentuh hati (Masruri dkk, 2007: 3).
Di SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang salah satu
SMP yang mengutamakan pendidikan Al Qur’an. Dalam pembelajran
5
membaca Al Qur’an di SMP IT menggunakan metode ummi. Karena
metode ummi sudah jelas dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
membaca Al Qur’an.Metode ini menekankan pada kualitas, melalui proses
yang mudah dan menyenangkan.
Sebenarnya banyak metode untuk pembelajaran membaca Al
Qur’an. Disini guru SMP IT Izzatul Islam sebelum memilih metode ummi
pada pembelajaran membaca Al Qur’anpernah menerapkan dua metode
iqro’ dan beralih ke Qiroati. Dan saat ini yang menurut para guru bagus
untuk SMP IT Izzatul Islam adalah metode ummi karena para guru
memahami semua metode yang ada bagus, hanya saja lembaga ini
memilih menggunakan metode ummi, karena metode ummi secara sistem
lebih baik.
SetelahSMP IT Izzatul Islam menerapkan metode ummipara
pengajar/guru Al Quran harus mengikuti program sertifikasi. sertifikasi
guru disini merupakan standar dasar yang harus dimiliki oleh guru
pengajar Al Qur’an. Standarisasi mutu ini sebagai tolak ukur minimal
yang harus dimiliki guru pengajar Al Qur’an.
Metode ummi hadir diilhami oleh metode-metode pengajaran
membaca Al Qur’an yang sudah tersebar di masyarakat, khususnya dari
metode yang telah sukses mengantar banyak anak bisa membaca Al
Qur’an dengan tartil (Masruri dkk, 2007: 2). metode ummi ini sudah
banyak berkembang di dunia pendidikan formal maupun non formal.
6
Bedasarkan observasi sementara, pada SMP IT Izzatul Islam
menggunakan metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an.
Dengan metode tersebut sudah berhasil dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam membaca Al Qur’an dengan baik. Hanya saja peneliti belum
mengetahui lebih detail bagaimana implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul Islam Getasan
Kabupaten Semarang.
Untuk mendapatkan informasi yang detail mengenai hal tersebut,
maka peneliti tertarik untuk meneliti di SMPIT Izzatul Islam Getasan
dengan judul “IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA SMP
IT IZZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2015/2016”
B. Fokus Penelitian
Peneliti memfokuskan pada implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Isalam
Getasan Kabupaten Semarang yang meliputi metode ummi,
gurupengampu ummi, siswa, kepala sekolah dan sarana prasarana yang
ada di sekolah yang dapat mempengaruhi peningkatan membaca Al
Qur’an.
7
Adapun pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan yaitu:
1. Bagaimana implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca
Al Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten
Semarang?
2. Apa saja Faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam implementasi
metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa
SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang?
3. Apa saja Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam implementasi
metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa
SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang?
4. Apa solusi dari faktor penghambat dalam implementasi metode ummi
dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul
Islam Getasan Kabupaten Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mendasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian
tersebut adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam
Getasan Kabupaten Semarang.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam
implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang.
8
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam
implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang.
4. Untuk mengetahui solusi dari faktor penghambat dalam implementasi
metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa
SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang?
D. Kegunaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan memberikan
beberapa manfaat, yaitu:
1. Manfaat Teoretis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
keilmuan, khususnya dalam proses belajar baca tulis Al Qur’an dengan
tartil yang dapat diterapkan dalam masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga yang diteliti
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan
dalam menentukan kebijakan lebih lanjut di SMP IT Izzatul Islam
dan bagi penulis khususnya, dapat dijadikan suatu pengalaman
yang nantinya dapat diamalkan dalam masyarakat.
b. Bagi Sekolah
Agar penelitian ini dapat dijadikan pendorong dalam usaha
peningkatan kualitas membaca Al Qur’an di lembaga pendidikan
9
tersebut, serta untuk menentukan langkah-langkah yang tepat
dalam mengambil kebijakan.
c. Bagi Guru
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik, berkaitan dengan belajar baca
tulis Al Qur’an, sehingga dapat mengantarkan peserta didik dalam
pengembangan baca tulis Al Qur’an yang dimiliki ke arah yang
lebih baik.
d. Bagi Peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman,
sehingga peneliti dapat mengamalkan ilmu tersebut dimanapun
kaki berpijak.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi
berartipelaksanaan atau penerapan. Susilo mengatakan bahwa
implementasi merupakan suatu penerapan,ide, konsep, kebijaksanaan,
dan inovasi dalam suatu tindakan praktis sehinggamemberikan dampak
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan
sikap (2007:174). Implementasi disini bagaimana menerapkan metode
ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa SMP IT
Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang.
10
2. Metode Ummi
Metode Ummi merupakan metode membaca Al-Qur’an dengan
menggunakan pendekatan bahasa ibu, yaitu caranya langsung dibaca
tanpa dieja, mengulang-ulang kata atau kalimat dalam situasi dan
kondisi yang berbeda-beda. (Masruri dkk, 2007: 4-5).
3. Al-Qur’an
Al Qur’an adalah kitab suci umat islam. Al Qur’an sebagai
pedoman hidup umat manusia. Umat muslim berkewajiban
mempelajari, membaca, dan mengamalkan apa yang ada dalam Al
Qur’an.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus menggunakan
metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data objek yang dibahas.
Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang
berkaitan dengan penelitian yaitu:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian
kualitatif, pendekatan inidisebut juga penelitian naturalistik(alamiah).
Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak
kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat
pengukur. Disebut naturalistik, karena situasi lapangan penelitian
bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi,
diatur dengan eksperimen atau test (Nasution, 2003: 18)
11
Menurut Bogdan dan Taylor, sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik
(utuh)(Moleong, 2009: 4).
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan tanpa
menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan
mengadakan penelitian langsung di SMP IT Izaatul Islam agar
memperoleh data-data yang lengkap dan akurat mengenai
implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi SMP IT Izaatu Islam
yang merupakan salah satu lembaga pendidikan dibawah naungan
Yayasan Izzatul Islam Getasan. Yang berlokasi di pongangan RT 1
RW 1, Samirono, kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Pemilihan lembaga ini karena adanya keistimewaan (juara 1 lomba
MAPSI se-Kabupaten Semarang) danada kesesuaian dengan tema
yang peneliti pilih. Dengan memilih lokasi ini, peneliti berharap
mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-
12
lain. Berkaitan dengn hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke
dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, dan foto.
a. Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau
diwawancarai merupakan sember data utama. Sumber data utama
dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio
tapes, pengambilan foto, atau film (Moleong, 2009: 157).Sumber
data ini digunakan untuk mendapatkan informasi langsung sebagai
sumber utama yaitu kepala sekolah, guru agama dan siswa
mengenai SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang.
b. Sumber Data Tertulis
Walaupun dikatakan bahwa diluar kata dan tindakan
sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi
sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dibagi atas sumber buku, dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,
dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2009: 159).
Sumber data ini diperoleh melalui dari dokumen resmi
sekolah meliputi profil sekolah, sarana prasarana, daftar staf
pengajar, dan pegawai, data siswa, rekaman. Dokumen ini untuk
memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah
dikumpulkan melalui kata-kata dan tindakan yang diperoleh secara
langsung di SMP IT Izzatul Islam Getasan Kecamatan Semarang.
13
4. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode
yang di anggap relevan yaitu meliputi:
1) Observasi
Menurut M.Q Patton, observasi berupa diskripsi yang
faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan
manusia, dan situasi sosial, serta konteks kegiatan-kegiatan itu
terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti dilapangan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung (Nasution, 2003:
59).
Denganobservasidapat dijadikan sebagai dasar untuk
memeroleh data atau informasi sebanyak-banyaknya,utuh, dan
menyeluruhmengenai implementasi metode ummi dalam
pembelajaranmembaca Al Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul
Islam.
2) Metode Wawancara
Wawancara adalah untuk mengetahui apa yang terkandung
dalam hati dan pikiran orang lain, bagaimana padangannya tentang
dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi
(Nasution, 2003: 73).
Metode ini digunakan untuk mengetahui informasi apa saja
yang ada dalam pikiran responden. Dengan metode wawancara
14
peneliti dapat memperoleh informasi lebih mendalam dengan
subjek penelitian dan kearah fokus penelitian.
Pihak-pihak yang diwawancarai meliputi:
a. Kepala Sekolah, yaitu untuk memperoleh informasi mengenai
letak geografisnya, visi, misi, kondisi siswa, guru, staf, dan
sarana prasarana.
b. Koordinator Ummi, yaitu untuk memperoleh informasi
mengenai seluk beluk seperangkat ummi.
c. Guru pengampu ummi, yaitu untuk memperoleh informasi
mengenai proses waktu pembelajaran ummi dikelas.
d. Siswa kelas VII dan VIII, yaitu untuk memperoleh informasi
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru pengampu
ummi.
3) Metode Dokumentasi
Dokumen resmi ada dua: dokumen internal berupa memo,
pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat
tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. dokumen
eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh
suatu lembaga sosial, misal: majalah, buletin, pernyataan, dan
berita yang disiarkan kepada media massa (Moleong, 2009:
219).
Dokumentasi yaitu terdiri dari tulisan pribadi seperti buku
harian, surat-surat, dan dokumen resmi (Nasution, 2003: 85).
15
Dokumentasi ini menyajikan data tentang keadaan, dan
aturan di SMP IT Izzatul Islam. Dapat dimanfaatkan untuk
untuk melengkapi data dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian mengenaiimplementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an.
5. Analisis data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan,dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan
sintesa,menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akandipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
olehdiri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009:244).
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dilapanganadalah
sebagai berikut:
a. Display data, peneliti menyajikan semua data yang
diperolehnya dalam bentuk uraian atau laporan terinci.
b. Reduksi data, peneliti memotong data-data yang tidak perlu
untuk dibuang. Laporan-laporan yang diambil hanya yang
pokok saja, difokuskan pada hal-hal yang penting.
c. Verifikasi data, sejak mulanya peneliti berusaha untuk mencari
maknadata yang dikumpulkannya, kemudian disimpulkan
untuk menjawab tujuan penelitian.
16
6. Pengecekan keabsahan Data
Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan
teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009:331). Ada dua
macam trianggulasi yang digunakan, yaitu:
a. Trianggulasi sumber data
Trianggulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono,
2011:241).
b. Trianggulasi metode
Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
penggumpulan dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa
sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011:331)
Sebagai upaya membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah
benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara triangulasi
metode, yakni menggali data atau informasi yang diperoleh dari satu
pihak di cekkebenarannya dengan cara memperoleh data itu dari
sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Hal ini
bertujuan membandingkan informasi tentang hal yang sama yang
diperoleh dari berbagai pihak, agar terhindar dari subyektivitas.
17
7. Tahap-tahap penelitian
Menurut Moloeng (2009:127-128) tahap-tahap penelitian kualitatif
harus memuat:
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam
persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti
terjunkedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun
rancanganpenelitian, mengurus perizinan kepada pihak SMP IT
Izzatul Islam, menjajaki dan menilai keadaan,memilih dan
memanfaatkan informasi, serta menyiapkanperlengkapan
penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh dalam
memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala
daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan berperan serta
sambil mengumpulkan data.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini dianalisiskan konsep analisis data juga
dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha
untukmenemukan data dan kesimpulan.
18
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan
skripsi agar mudah dibaca dan dipahami, adapun sistematika penulisan
dalam laporan penelitian ini adalah meliputi:
BAB I Pendahuluan : memuat latar belakang masalah, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka : merupakan kajian teoritis yang berisi
tentang hal-hal yang terkait dengan implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an.
BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian : pada bab ini
dipaparkan tentang definisi objek penelitian yaitu SMP IT Izzatul Islam
Getasan Kabupaten semarang dan hasil wawancara.
BAB IV Analisis Data : pada bab ini dijelaskan tentang analisis
hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian di
lapangan.
BAB V Penutup : pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan
saran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Membaca Al Quran
1. Pengertian, Dasar dan Tujuan Pembelajaran Al-Qur’an.
Di depan telah dijelaskan tentang pentingnya belajar membaca al-
Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, setiap muslim yakin
bahwa membaca al-Qur’an termasuk amal yang mulia dan akan
mendapat pahala yang berlipat ganda. Al-Qur’an adalah sebaik-baik
bacaan bagi orang mu’min baik dikala senang maupun susah.
Selanjutnya akan dijelaskan tentang pengertian, dasar dan tujuan
pembelajaran membaca al-Qur’an.
a. Pengertian Pembelajaran Membaca Al Qur’an
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran berarti
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Pembelajaran menurut UU sisdiknas No.20/2003, Bab 1
pasal 1 ayat 20 adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut Gagne, “intruction atau pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses
belajar siswa yang bersifat internal” (Khanifatul, 2014: 14)
20
Menurut Winkel dkk ”Pembelajaran yaitu membuat desain
intruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar,
bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil
belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah
bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil
belajar yang digolongkan sebagai dampak pengiring.
Dengan belajar, maka kemampuan mental semakin meningkat.
Hal itu sesuai dengan perkembangan siswa yang beremansipasi diri
sehingga ia menjadi utuh dan mandiri”. (Dimyati dkk, 2001: 5).
Dengan demikian, dapat diambil pengertian pembelajaran
adalah proses interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa
sesuai pembelajaran yang telah terencana, yang dapat
mempengaruhi perkembangan siswa pada pengetahuan, sikap, dan
perilaku.
Sedangan membca menurut Menurut Bonomo “membaca
adalah merupakan suatu proses memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing”
(Somadayo, 2011: 3-4).
Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan mengerahkan
sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah (Soedarso, 1988: 4).
Menurut Nurhadi “membaca adalah suatu proses yang
kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca
terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca.
21
Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap bakat,
motivasi, tujuan membaca, dan lain sebagainya. Faktor eksternal
bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan
atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi
membaca”.
Membaca adalah suatu ketrampilan. Jika ada sudah
memilikinya, lambat laun akan menjadi perilaku keseharian bagi
anda. Anda akan memiliki sikap tertentu pada awalnya sebelum
ketrampilan itu membentuk pada diri anda (Subyantoro, 2011: 9).
Dari pengertian di atas dapat disimpilkan bahwa membaca
yaitu suatu ketrampilan untuk mempelajari/mengetahui isi pesan-
pesan yang tertulis dalam suatu bahan bacaan yang berupa: teks,
kitab-kitab, buku, media, dan lain sebagainya.
Mengenai Al Quran, secara etomologis Al Qur’an berarti
bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah para ulama, Al Qur’an
adalah kalamullah yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
disampaiakan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim
yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf (Fahmi, 2008: 1).
Al Qur’an adalah firman Allah SWT yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai kitab
terahir. Al Qur’an merupakan kitab suci yang wajib dibaca,
dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik (Kurikulum
Madrasah, 2013: 8).
22
Pengertian lain yang sama Al Qur’an ialah kalam Allah yang
bernilai mukjizat, yang diturunkan kepada penutup para nabi dan
rasul, dengan perantara Malaikat Jibril diriwayatkan epada kita
dengan mutawatir membaca terhitung ibadah dan tidak akan ditolak
kebenarannya (Ahsin, 2000: 1)
Pengertian di atas Al Qur’an adalah perkataan Allah diberikan
kepada Nabi ahir Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dan
membaca Al Qur’an adalaha suatu ibadah.
Secara keseluruhan yang dimaksud pembelajaran membaca Al
Qur’an adalah sebuah proses perencanaan pembelajaran yang
menghasilkan perubahan-perubahan kemampuan ketrampilan
dalam melafalkan/membaca kata-kata, huruf atau abjad Al-Qur’an.
b. Dasar Pembelajaran Membaca Al Quran
Islam menganjurkan kepada orang-orang muslim untuk
mempelajari Al Qur’an terutama dalam membacanya. Hal ini dapat
dilihat dalam al-Qur’an itu sendiri maupun hadits Nabi, yaitu:
1) Dalam Al Qur’an
Artinya : “Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat
mulia,Pada Kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),Tidak
menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan” (QS.
Waqi’ah: 77-79).
23
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab
Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari
rezki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam
dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tidak akan merugi” (QS. Faathir: 29).
2) Dalam Hadits Nabi Muhammad SAW
Dari Utsman r.a. Rasulullah saw bersabda : “sebaik-baiknya
kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan
mengajarkannya”. (Hr. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai,
Ibnu Majah). (Alawi, 2002:33).
Rasulullah saw bersabda : “siapa saja membaca satu huruf dari
kitab Allah (Al Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu
kebaikan itu dibalas dengan 10 kali lipatnya” (HR. At-
Tirmidzi). (Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir)
24
c. Tujuan Pembelajaran Membaca Al Quran
Tujuan pembelajaran membaca ada dua golongan: pertama agar
siswa menguasai teknik membaca, dan kedua agar siswa dapat
memahami isi bacaan. Tujuan pertama dapat dicapai melalui
pembelajaran membaca permulaan, dan tujuan yang kedua mencapai
melalui pembelajaran membaca pemahaman.
Pembelajaran membaca pemahaman bertujuan agar siswa
mampu mengambil manfaat pesan yang disampaikan penulis melalui
tulisan. Lebih rinci pembelajaran membaca pemahaman bertujuan ,
agar siswa mampu memahami isi menyerap pikiran, dan perasaan
orang lain melalui tulisan (Depdikbud 1995a: 7)
Tujuan membaca AlQur’an:
1. Agar dapat memahami isi Al Qur’an, entah itu perintah atau
larangan.
2. Agar bisa mengamalkan isi Al Qur’an.
3. Agar mendapat pahala.
4. Agar mendapat pertolongan dari Allah.
5. Agar dilimpahi ketenangan hati, dan dicurahi rahmat.
Tujuan pembelajaran membaca Al Qur’an adalah yang pertama
dengan membaca agar dapat pemahamami isi Al Qur’an, dan yang
kedua bertujuan agar siswa mampu mengambil manfaat pesan-pesan
yang disampaikan Allah melalui Al Qur’an dan
25
mengamalkannya.Lebih rinci pembelajaran membaca Al Qur’an
bertujuan agar siswa mampu membaca dan memahami isi dalam Al
Qur’an.
B. Metode Ummi
1. Pengertian Metode Ummi:
Ummi bermakna “ibuku” (berasal dari bahasa Arab dari kata
”Ummun” dengan tambahan ya’ mutakallim).Menghormati dan
mengingat jasa ibu, tiada orang yang paling berjasa pada kita semua
kecuali orang tua kita terutama ibu. Ibulah yang telah mengajarkan
banyak hal kepada kita, juga mengajarkan bahasa pada kita dan orang
yang paling sukses mengajarkan bahasa di dunia ini adalah ibu kita.
Semua anak pada usia 5 tahun bisa berbicara bahasa ibunya(Masruri
dkk, 2007: 4).
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Al Qur’an
metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu, dan pada hakekatnya
pendekatan bahasa Ibu itu ada 3 unsur:
a. Metode langsung
Yaitu langsung dibaca tanpa dieja/diurai atau tidak banyak
penjelasan. Atau dengan kata lain learning by doing, belajar
dengan melakukan secara langsung.
b. Diulang-ulang
Bacaan Al Quran akan semakin kelihatan keindahan,
kekuatan, dan kemudahannya ketika kita mengulang-ulang ayat
26
atau surat dalam Al Quran. Begitu pula seorang ibu dalam
mengajarkan bahasa kepada anaknya. Kekuatan, keindahan, dan
kemudahannya juga dengan mengulang-ulang kata atau kalimat
dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda (Masruri dkk, 2007:
4).
c. Kasih sayang yang tulus
Kekuatan cinta, kasih sayang yang tulus, dan kesabaran
seorang ibu dalam mendidik anak adalah kunci kesuksesannya.
Demikian juga seorang guru yang mengajar Al Quran jika ingin
sukses hendaknya meneladani seorang ibu agar guru juga dapat
menyentuh hati siswa mereka (Masruri dkk, 2007: 5).
Metode ummi merupakan metodeyang sangat efektif
dalammenolong siswa dalam pembelajaran membaca Al-Quran
dengan mudah, dan menyenangkan.
Pembelajaran membaca Al Qur’an disini menggunakan 3
pendekatan:Metode langsungyaitu membaca Al Qur’an secara
langsung tanpa dieja (alif fahtah A, alif dhomah U), diulang-
ulangmembaca surat Al Qur’an (juz amma) yang dilakukan
berulang kali akan kelihatan lancar, indah, dan mudah, Kasih
sayang yang tulus, cinta, dan kesabaran disini maksudnya
sebagai guru laki-laki atau perempuan harus memiliki 3
kemampuan tersebut dalam mensukseskan siswa dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an menggunakan metode ummi.
27
2. Tujuanpenggunaan Metode Ummi
Tujuan penggunaan metode ummi antara lain untuk:
a. Membantu lembaga dan guru dalam meningkatkan kemampuan
pengolahan pembelajaran Al-Qur’an yang efektif, mudah,
menyenangkan, dan menyentuh hati.
b. Menjamin setiap guru Al-Qur’an mampu memahami metodologi
pengajaran Al-Qur’an serta tahapan-tahapannya, dan pengelolaan
kelas dengan baik.
c. Menjamin siswa yang lulus SMP sudah bisa tartil baca Qur’an
d. Untuk membangun generasi Qur’ani
e. Untuk membatu lembaga formal maupun non formal dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an yang mudah dan menyenangkan.
3. Kelebihan Metode Ummi
Beberapa kelebihan metode ummi dibanding dengan metode iqro:
a. Metode iqro
1) Metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada
latihan membaca.
2) Metode iqro tidak ada penggelompokan anak sesuai dengan
kemampuannya.
3) Rasio guru dan siswa tidak seimbang.
4) Buku iqro 1-6 jilid dan ada yang dijadikan 1 buku. Kitab iqro
dari ke enam jilid ditambah 1 jilid yang berisi doa-doa pilihan
dan surat-surat pendek.
28
5) Metode iqro ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang
bermacam-macam.
6) Metode iqro belum ada standar dalam pengajarannya
7) Ditekankan pada bacaannya (membaca Al-Qur’an dengan fasih).
Bacaan langsung tanpa di eja (artinya tidak diperkenalkan nama-
nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa yang aktif dan
lebih bersifat individual).
b. Metode ummi
1) Dalam pengajarannya menggunakan pendekatan ibu.
2) Sebelum pengajaran metode ummi, guru mengelompokkan
siswa sesuai kemampuan.
3) Rasio guru dan siswa harus seimbang 1:15
4) Pengajarannya menggunakan nada-nada dalam membaca Al-
Quran. Ayat ganjil nada rendah dan ayat genap nada tinggi.
Sehingga dapat membuat para siswa senang dan nyaman.
5) Metode ummi menggunakan alat peraga untuk memudahkan
siswa dalam memahmibagaimana membaca Al-Qur’anyang
benar dan baik sesuai tajwid dan bacaan ghorib.
6) Sistem manajemen metode ummi baik dan bagus.
7) Metode pengajarannya menyenangkan.
8) Para guru pengajar Al-Qur’an harus mengikuti pelatihan untuk
memiliki standar minimal (sertifikasi).
29
4. Motto
Setiap guru pengajar Al Qur’an metode Ummi hendaknya
memegang teguh 3 motto ini, yaitu :
a. Mudah; Metode Ummi didesain untuk mudah dipelajari bagi
siswa, mudah diajarkan bagi guru dan mudah diimplementasikan
dalam pembelajaran di sekolah formal maupun lembaga non
formal (Masruru dkk, 2007: 3)
b. Menyenangkan; Metode Ummi dilaksanakan melalui proses
pembelajaran yang menarik dan menggunakan pendekatan yang
menggembirakan sehingga menghapus kesan tertekan dan rasa
takut dalam belajar Al Qur’an.
c. Menyentuh hati; para guru yang mengajarkan Metode Ummi
tidak sekedar memberikan pembelajaran Al Qur’an secara
material teoritik, tetapi juga menyampaikan substansi akhlaq-
akhlaq Al Qur’an yang diimplementasikan dalam sikap-sikap
pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
5. Visi dan Misi
a. Misi “Menjadi lembaga terdepan dalam melahirkan generasi
Qur’ani”.
b. Misi
1) Mewujudkan lembaga profesional dalam pengajaran Al
Qur’an yang berbasis sosial dan dakwah.
30
2) Membangun sistem manajemen Pembelajaran Al Qur’an
yang berbasis pada mutu.
3) Menjadi pusat pengembangan pembelajaran dan dakwah Al
Qur’an pada masyarakat (Masruru dkk, 2007: 4).
6. Kekuatan Metode Ummi :
Ummi tidak hanya mengandalkan kekuatan buku yang di
pegang anak tapi lebih pada kekuatan utama :
a. Metode Yang Bermutu
Metoda (Buku Belajar Membaca Al Qur’an Metode
Ummi)Buku Ummi Edisi Dewasa, buku Ghorib, dan tajwid.
b. Mutu Guru
Semua guru melalui proses tes/ tashih dan sertifikasi
yang ketat.Kualifikasi guru yang di harapkan adalah :
1) Tartil baca Al Qur’an
2) Mengusai Ghoroibul Qur’an dan Tajwid Dasar
3) Terbiasa baca Al Qur’an setiap hari
4) Menguasai metodologi UMMI
5) Berjiwa da’i dan Murobbi
6) Disiplin waktu
7) Komitmen pada mutu
31
C. Sistem Manajemen mutu Metode Ummi
1. ModelPembelajaran Metode Ummi
Di antara spesifikasi metodologi Ummi adalah penggunaan model
pembelajaran yang memungkinkan pengelolaan kelas yang sangat
kondusif, sehingga terjadi integrasi pembelajaran Al Qur’an yang tidak
hanya menekankan ranah kognitif. Metodologi tersebut yaitu:
a. Klasikal Individual
Metodologi klasikal individual adalah sebuah metode
pembelajaran baca Al Qur’an yang dijalankan dengan cara
membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru,
selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran
dilanjutkan dengan dinvidual. Metode ini digunakan jika:
1) Digunaka jika dalam satu kelompok jilidnya sama,
halamannya berbeda.
2) Biasanya dipakai untuk jilid-jilid 2 atau 3 keatas.
b. Klasikal baca simak
Metodologi klasikal baca simak adalah sebuah metode
pembelajaran baca Al Qur’an yang dijadikan dengan cara
membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru,
selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pemebelajaran
selanjutnya dengan pola baca simak, yaitu satu anak membaca
sementara yang lainnya menyimak halaman yang dibaca oleh
temannya.
32
hal ini dilakukan walaupun halaman baca anak yang satu
dengan berbeda dengan halaman baca anak yang lain. Metode ini
digunakan jika:
1) Digunakan jika dalam satu kelompok jilidnya sama, halaman
berbeda.
2) Biasanya banyak dipakai untuk jilid 3 ketas atau pengajaran
kelas Al Qur’an.
c. Klasikal baca simak murni
Metode baca simak murni sama dengan metode klasikal
baca simak, perbedaanya kalau klasikal baca simak murni jilid
dan halal anak salam satu kelompok sama.
2. Tahapan Pembelajaran Metode Ummi
Tahapan-tahapan pembelajaran Al Qur’an metode Ummi
merupakan langkah-langkah mengajar Al Qur’an yang harus dilakukan
seorang guru dalam proses belajar mengajar, tahapan-tahapan
mengajar Al Qur’an harus dijalankan secara berurut sesuai dengan
herarkinya.
Tahapan-tahapan pembelajaran Al Qur’an metode Ummi
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pembukaan
Adalah kegiatan pengkondisian para siswa untuk siap
belajar, dilanjutkan dengan salam pembuka dan membaca doa
pembuka belajar Al Qur’an bersama-sama
33
b. Appersepsi
Mengulang kembali materi yang telah diajarkan
sebelumnya untuk dapat dikaitkan dengan materi yang akan
diajarkan pada hari ini.
c. Penanaman Konsep
Proses menjelaskan materi/pokok bahasan yang akan
diajarkan pada hari ini.
d. Pemahaman/ latihan
Memahamkan kepada anak-anak terhadap konsep yang
telah diajarkan dengan cara melatih anak untuk membaca contoh-
contoh yang tertulis di bawah pokok bahasan.
e. Ketrampilan/latihan
Melancarkan bacaan anak dengan cara mengulang-ngulang
contoh/latihan yang ada pada halaman pokok bahasn dan halaman
latihan.
f. Evaluasi
Pengamatan sekaligus penilaian melalui buku prestasi
terhadap kemampuan dan kualitas anak satu persatu.
g. Penutup
Mengkondisikan anak untuk tetap tertib kemudian
membaca doa penutup dan diahiri salam penutup dari
ustadz/ustadzah (Masruri dkk, 2007: 9-10).
34
3. Tahapan Proses Pembelajaran Al Qur’an Metode Ummi
1) Guru dalam keadaan duduk mengucapkan salam kepada siswa
yang juga dalam keadaan duduk rapi.
2) Bersama-sama membaca surat Al Fatihah (dimulai dari do’a
ta’awudl).
3) Dilanjutkan do’a untuk kedua orang tua dan do’a Nabi Musa AS:
4) Dilanjutkan dengan do’a awal pelajaran yang dipimpin oleh guru
secara terputus-putus dan siswa menirukan.
5) Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendek yang sudah
ditentukan oleh sekolah.
6) Mengulang kembali pelajaran yang lalu (klasikal dengan bantuan
alat peraga).
7) Penanaman konsep secara baik dan benar.
8) Pemahaman konsep / latihan
9) Terapkan terampil
35
10) Berikan tugas-tugan di rumah sesuai dengan kebutuhan.
11) Do’a akhir pelajaran.
12) Ditutup dengan salam(Masruri dkk, 2007: 14)
4. Pembagian waktu Pembelajaran Metode Ummi
a. Pembagian waktu Pembelajaran Al Qur’an metode Ummi di
sekolah Jilid 1-6 + Al Qur’an (60’).
5 ’ =Pembukaan (salam, do’a pembuka dll).
10’ =Hafalan surat-surat pendek (juz Amma) sesuai target.
10’ =Kalsikal (dengan alat peraga).
30’= individual/ Baca simak/ Baca simak murni.
5 ’ =Penutup ( drill dan do’a penutup).
b. Pembagian waktu Pembelajaran Al Qur’an Metode Ummi di
sekolahGhorib dan Tajwid Dasar ( 60’).
5 ’ =Pembukaan (salam, do’a pembuka dll).
10’ =Hafalan surat-surat pendek (juz Amma) sesuai target.
20’ =Materi Ghorib/ Tajwid (dengan alat peraga + Buku ).
20’ =Tadarus Al Qur’an (Baca simak murni).
5 ’ =Penutup ( drill dan do’a penutup).
c. Pembagian waktu mengajar untuk tingkat 1-7(jilid 1 sampai jilid 6
dan Al Qur’an) = 70 menit
36
5 ‘ = Pembukaan ( Salam, Do’a Pembuka )
15’= Tahfidh sesuai target
15’ = Klasikal (sebaiknya dengan alat peraga)
30’=Baca simak atau Baca simak Murni (mengaji sambil mengisi
kartu prestasi sesuai halaman anak)
5’= Penutup (Dril dan do’a penutup)(Masruri dkk, 2007:11)
5. Target Program Pengajaran Al Qur’an SMP/SMU/dewasa
THN SMT TGK PROGRAM HAL/JU
Z PERAGA TM MATERI HAFALAN
VII
1
1 JILID 1 1 - 40 Jilid 1 15
1. An Naas 2. Al Falaq 3. Al Ikhlash
4. Al Lahab5. An Nash 6. Al Kafirun
7.Al Kautsar 8. Al Ma’un 9.Quraisy
2 JILID 2 1 - 40 Jilid 2 15
10.Al fiil 11.Al Humazah 12.Al ‘Ashr
13.At Takatsur 14.Al Qori’ah 15.Al ‘Adiyat
16.Al zalzalah
2
3 JILID 3 1 - 40 Jilid 3 15 17.Al Bayyinah 18.Al Qodar 19.Al ‘Alaq
20.At Tiin 21.Al Insyirah 22.Ad Dluha
4 AL QUR’AN Juz 1 – 5 AL
QUR’AN 15
23.Al Lail 24. Asy Syams
25.Al Balad 26.Al Fajr
VIII
1 5 GHORIB 1-
28 Juz 6–15
GHORIB
1-21 15
27.Al Ghosyiyah28.Al A’la
29. At Thoriq 30.Al Buruj 31.Al Insyiqoq
2 6 TAJWID 1-20 Juz 16 –
30 TAJWID 15
32. Al Muthoffifin 33.Al Infithor 34.At Takwir
35. ‘Abasa 36. An Nazi’at 37. An Naba’
IX
1 7 TAHFIDH -1 Juz 1-15 15
1.Al Mursalat 2.Al Insan 3. Al
Qiyamah
4.Al Mudats-tsir 5. Al Muzzammil 6. Al Jin
2 8 TAHFIDH-2 Juz 16-
30 15
7. Nuh 8. Al Ma’arij 9. Al
Haaqqoh
10.Al Qolam 11. Al Mulk
Keterangan :
TGK = Tingkat
37
TM = Tatap Muka
Tadarus 1-2 = Khatam 1 kali
Tartil 1-2 = Khotam 2 kali
Tahfidz 1-2 = Hafal Juz Amma dan Khotam 3-4 kali (Masruri
dkk, 2007: 20)
6. Materi Tashih Santri Metode Ummi
Untuk sekolah formal (TK-SD-MI-SMP) materi ujian siswa/ santri
sebagai berikut:
1. Fashohah
2. Tartil Al Qur’an
3. Ghoroibul Qur’an
4. Tajwid Dasar
5. Hafalan Surat-Surat Pendek
7. Kriteria dan Skor Masing-Masing Penilaian
No. Materi Uji Penilaian Skor
Maksimal
Total
NIlai
1. Fashohah
1.Muraatul Huruf
2.Muraatul Harakat
3.Muraatus Shifat
4.Volume
4
3
2
1
10
2. Tartil
1.Muraatul Tajwid
2.MuraatulKalimat
3.Kelancaran
4.Nafas
5. Waqaf
3
3
2
1
1
10
3. Ghoroibul
Qur’an
1.Membaca Ghorib
2. Komentar Ghorib
6
4 10
4. Tajwid Dasar 1.Teori Tajwid
2.Menguraikan Ayat
5
5 10
5. Hafalan Surat
1.Surat Al Fatihah
2.Surat Al A’la s.d An Naas
1
9 10
38
Pendek
6. Hafalan Do’a
Sehari-Hari
1.D. Masuk dan keluar masjid
2.D. Akan dan Selesai Makan
3.D. Masuk dan Keluar K.Kecil
4.D. Masuk dan Keluar Rumah
5.D. Akan dan Bangun Tidur
6.D. Bercermin
7.D. Naik Kendaraan
8.D. Untuk Kedua Ortu
9.D. Kebaikan Dunia Akhirat
10. D. Sesudah Adzan
11. D. Qunut
1
1
1
1
1
½
½
1
1
1
1
10
7. Praktek Wudlu
1.Niat
2.MembersihkanTangan
3.Berkumur-kumur
4. Membasuh Wajah
5.Membasuh Tangan s.d Siku
6. Mengusap Kepala
7. Membasuh telinga
8.Membasuh kaki s.d.mata kaki
9. Tertib
10.Do’a setelah Wudlu’
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
8. Praktek Sholat
1.Niat & Takbiratul Ikhrom
2. Do’a Iftitah
3. Al Fatihah
4. Bacaan Surat Pendek
5. Ruku’ & Do’a Ruku’
6. I’tidal & Do’a I’tidal
7. Sujud & Do’a sujud
8.Duduk Antara 2 sujud& Do’a
9. Tahiyat Akhir& Do’a
10. Salam
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
(Masruri dkk, 2007: 35-36)
39
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
C. Gambaran Umum SMP IT Izzatul Islam Getasan
1. Sejarah Berdirinya SMP IT Izzatul Islam
Sejarah berdirinya SMP IT Izzatul Islam mata rantai dari program
yayasan yang diawali berdirinya TK IT Izaatul islam, TK IT Nurul
Islam di Getasan. Kemudian melanjutkan berdirinya SD Izzatul Islam
dan SMP IT Izaatul Islam. SMP IT Izaatul Islam berdiri setelah
membuat SD IT berjalan selama 9 tahun. Dengan asumsi dengan
mempertimbangakan sarana dan prasarana, SDM, dan calon siswa.
2. Keadaan Geografis SMP IT Izzatul Islam Getasan
a. Letak Geografis
SMP IT Izzatul Islam terletak di Dsn. Pongangan, Ds.
Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang. Berlokasi diantara
beberapa perbatasan Kab. Semarang, Kota Salatiga, dan Kab.
Magelang. Dan berlokasi diantara beberapa Dusun sebagaiamana
ditampilkan dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Letak Geografis SMP IT Izzatul Islam Getasan
No Arah Mata Angin Keterangan
1
2
3
4
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Dusun Samirono
Perkebunan
Dusun Kaliajeng
Dusun Kendal
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
40
SMP IT Izzatul Islam Getasan. Lokasinya cukup strategis
karena berada di pinggir jalan raya.
3. Profil SMP IT Izaatul Islam getasan
Tabel 3.2 ProfilSMP IT Izzatul Islam Getasan
1 Nama SMP IT Izaatul Islam Getasan
2 NPSN 69895572
3 Alamat Dsn. Pongangan, Ds. Samirono, Kec. Getasan, Kab. Semarang
4 Terakreditasi Belum
5 Tahun Berdiri 2014
6 Luas Bangunan 2.103 m2
7 Jumlah Siswa 83 siswa
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
4. Truktur Organisasi SMP IT Izzatul Islam
Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan
pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti
yang luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai
tujuan, maka diperlukan kerjasama dalam organisasi. SMP IT Izzatul
Islam Getasan sebagai lembaga formal dipimpin oleh Kepada Sekolah
yaitu Muniroh, M.Pd. serta dibantu para staf kepengurusan lainnya.
Adapun struktur organisasi SMP IT Izzatul Islam Getasan sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Struktur Organisasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan Nama
Kepala Sekolah Muniroh, M.Pd.
Sekertaris Mujiono, A.Md.
Bendahara Setia Utami Ningsih, A.Md.
Seksi-seksi -
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
41
Tabel 3.4 Susunan Komite SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan Nama
Kepala Sekolah Marzuki
Sekertaris A. Hariyanto
Bendahara Anto
Anggota Seluruh wali murid
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
5. Visi & Misi SMP IT Izzatul Islam Getasan
a. Visi
Visi SMP IT izaatul Islam Getasan yaitu Menjadi sekolah
unggulan yang melahirkan generasi: SHOLIH, ILMUAN,
PEMIMPIN, KRATIF, dan SMART.
b. Misi
1. Menjadikan pendidikan agama dan akhlakul karimah sebagai
skala proritas dalam pembentukan karakter islami.
2. Menciptakan lingkungan sekolah sebagai miniatur kehidupan
islami yang rukun, penuh kekeluargaan, dan rasa tolong-
menolong dalam kebaikan sebagai wadah menciptakan
religiusitas ditengah-tengah siswa.
3. Mewujudkan sekolah sebagai menanaman semangat belajar
dan meraih prestasi sebagai sarana mencetak generasi yang
berwawasan luas untuk menghadapi tantangan masa depan.
42
6. Keadaan Guru dan Siswa SMP IT Izaatul Islam Getasan
Pada guru yang mengajar di SMP IT Izzatul Islam Getasan ini
berjumlah guru 11 guru dan 83 siswa. Gambaran secara detail dapat
dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.5 Data Guru SMP IT Izzatul Islam Getasan
No Nama Guru Jenjang Jabatan
1.
2.
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Muniroh, M.Pd.
Darpaji, A.Md.
Dwi Pujiyanto, S.Pd.I
Hesti Prasasti, S.Pd.
Insan Abdullah, S.Pd.I
Jarwati, S.Pd.
Akhmad Walfredo
Niken Nugrahaningsih, S.Pd
Sujito Arif Ariyanto, S.Pd.
Wahyudi, SE.
Widodo, S.Pd.
S2
S1
S1
S1
S1
S1
SMA
S1
S1
S1
S1
Kepala Sekolaha
Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran
Tata Usaha
Guru Mata Pelajaran
Guru Mata Pelajaran
Ka. Tata Usaha
Guru Mata Pelajaran
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
Sedangakan jumlah siswa menurut data yang diperoleh dari
penelitian ini adalah 83 siswa dengan perincian dapat dilihat dalam
tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.6 Dafatr jumlah Siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan
Tahun 2015/2016
No Kelas L P Total
1.
2.
VII
VIII
17
17
25
24
42 Siswa
41 Siswa
Jumlah 34 49 83 Siswa
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
7. Sarana dan Prasarana SMP IT Izzatul Islam Getasan
Sarana dan Prasarana merupakan komponen yang sangat penting
untuk menunjang kesuksesan dan kelancaran dalam pendidikan di
43
SMP IT Izaatul Islam Getasan, apabila sarana dan prasarana tidak
terpenuhi maka proses belajar mengajar akan terhambat. Sarana dan
prasarana atau fasilitas yang dimiliki dalam konteks ini adalah segala
sesuatu yang tersedia sebagai pelengkap aktivitas pendidikan di SMP
It Izzatul Islam Getasan. Sarana dan prsasarana dapat dilihat pada tebel
3.4 berikut:
Tabel 3.7 Sarana dan Prsasarana SMP IT Izzatul Islam Getasan
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
Ruang kelas belajar
Ruang Kepala sekolah dan Guru
Ruang WC Guru
Dapur Siswa dan Guru
Ruang WC Siswa
Perpustakaan
Lab. Komputer
Koperasi Sekolah
4
1
2
2
4
1
1
1
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
8. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP IT Izzatul Islam Getasan
Kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang tidak wajib diikuti
semua siswa. Karena hanya ada diluar jam sekolah atau belajar. Tujuan
mengembangkan bakat dan minat siswa. Di SMP IT Izzatul Islam
Getasan mengadakan kegiatan ekstrakulikuler diantaranya :
Tabel 3.8 Kegiatan Ekstrakulikuler SMP IT Izzatul Islam Getasan
1 Pramuka 6 Pencak Silat
2 Dirosah Islamiyah 7 Catur
3 Qiro’ah 8 Renang
4 Tenis Meja 9 Seni Lukis
5 Badminton
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
44
9. Kegiatan HarianSMP IT Izzatul Islam Getasan
Kegiatan harian di SMP IT Izzatul Islam Getasan adalah kegiatan
yang wajib diikuti semua siswa padajam sekolah atau belajar. Kegiatan
sehari-hari yang diikuti seluruh siswa. Kegiatan harian Di SMP IT
Izzatul Islam Getasan sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kegiatan HarianSMP IT Izzatul Islam Getasan
1 Sambut siswa 7 Sholat dhuha
2 Tilawah Qur’an guru & siswa 8 Makan siang
3 Tahfizh Al-Qur’an 9 Murajaah juz 29 dan 30
4 Upacara / Apel pagi 10 Sholat dhuhur berjamaah
5 Bina kelas dan motivasi 11 Kultum
6 KBM 12 Evaluasi dan doa
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
10. Program UnggulanSMP IT Izzatul Islam Getasan
Program unggulan di SMP IT Izzatul Islam Getasan adalah
program kegiatan yang diikuti siswa. Kegiatan program unggulan ini
untuk memberi semangat motivasi dalam belajar mencari ilmu dan
pengalaman. Program unggulan di SMP IT Izzatul Islam Getasan
sebagai berikut:
Tabel 3.10 Program UnggulanSMP IT Izzatul Islam Getasan
1 Reading Al-Qur’an everyday 7 Outbond
2 Mentoring(pembinaan karakter) 8 Classmeeting
3 Mabit dan Pesantren Ramadhan 9 Training Motivasi
4 Leadership Training 10 Camping (kemah)
5 Pembinaan Olimpiade 11 Study Tour
6 Sicial Care Day (bakti social)
Sumber: Dokumentasi SMP IT Izzatul Islam Getasan
45
D. Temuan Penelitian
1. Profil Responden SMP IT Izaatul Islam Getasan
a. Muniroh M.Pd (M)
Jabatan di SMP IT Izzatul Islam sebagai kepala sekolah.
Lahir di Semarang 25 Agustus 1975. Beralamatkan di RT 03 RW
1, Dusun dan Desa Tolakan, Kecamatan getasan, Kabupaten
Semarang. Beliau merupakan lulusan dari SD 1 Tolaan, SMP N 1
Getasan, SMA 1 Salatiga, S1 di IKIP Yogyakarta, pasca sarjana di
UMS Solo.
b. Dwi Pujianto S.Pd.I (DP)
Sebagai wakil sekolah bidang kesiswaan, pengampu BTQ
dan bahasa Indonesia. Lahir di Boyolali 30 maret 1988.
Beralamatkan di Dusun Trumun, RT/RW 02/03, Desa
Wonosegoro, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali,
perumahan Griya Duku Asri kota Salatiga. Lulusan dari IAIN
Salatiga.
c. Insan Abdullah S.Pd.I (IA)
Sebagai guru PAI dan koordinator ummi pada SMP IT
Izzatul Islam. Lahir di Kabupaten Semarang 5 september 1987.
Beralamatkan di Dusun Pongangan, Desa Samirono, RT 1 RW 1,
Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. S1 Institut Agama
Islam Al-Akidah Jakarta yang sekarang berganti dengan
STAINDO, diploma LIBIA Jakarta.
46
d. Rofiq Muhammad Aminudin (RMA)
Sebagai siswa kelas VIII A SMP IT Izzatul Islam. Lahir 21
juli 2001. Beralamatkan Dusun Ngablak, Desa Ngablak, RT/RW
02/06, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
e. Wildan Rifki Fahudi (WRF)
Sebagai siswa kelas VIII B SMP IT Izzatul Islam. Lahir 10
Januari 2002. Beralamatkan Dusun Getasan, Desa Getasan,
RT/RW 03/01, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
f. Mutiara Endang Prashanti (MEP)
Sebagai siswa kelas VIII A SMP IT Izzatul Islam. Lahir 19
maret 2002. Beralamatkan Dusun Magersari, Desa Sumogawe,
RT/RW 12/02, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
g. Syifa Annisa (SA)
Sebagai siswa kelas VIII B SMP IT Izzatul Islam. Lahir 29
juli 2002. Beralamatkan Dusun Nobokulon, Desa Noborejo,
RT/RW 03/09, Kecamatan Argomulyo, kota Salatiga.
h. Fasya Zalianti (FZ)
Sebagai siswa kelas VII A SMP IT Izzatul Islam. Lahir di
Semarang 9 April 2003. Beralamatkan Dusun Bumiharjo, Desa
Sumogawe, RT/TW 05/04, Kecamatan Getasan, Kabupeten
Semarang.
47
i. Yulika Sulistianingsih (YS)
Sebagai siswa kelas VII B SMP IT Izzatul Islam. Lahir di
Semarang 13 maret 2003. Beralamatkan Dusun Banaran, Desa
Wates, RT/RW 05/02, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
j. Muhammad Zahair Ahnaf Habi (MZA)
Sebagai siswa kelas VII A SMP IT Izzatul Islam. Lahir di
Semarang 30 April 2003. Beralamatkan Dusun Pongangan, Desa
Samirono, RT/RW 01/01, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang.
k. Sujadmiko Ihsanudin (SI)
Sebagai siswa kelas VII B SMP IT Izzatul Islam. Lahir di
Semarang 28 Oktober 2002. Beralamatkan Dusun Kedayon, Desa
Wates, RT/RW 12/01, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
2. Hasil Penelitian di SMP IT Izaatul Islam Getasan
Berdasarkan hasil penelitian di SMP IT Izzatul Islam Getasan
Kabupaten Semarang, dapat dikemukakan beberapa hasil penelitian
sebagai berikut:
a. Implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan.
M selaku Kepala Sekolah, menuturkan terkait metode yang
sekarang digunakan dalam pembelajaran membaca Al Quran pada SMP
IT Izzatul Islam.
48
“Kita kerjasama dengan ummi foundation dari surabaya,
sebelumnya kita siapkan selama hampir 6 bulan sebelumnya
dengan kafaah dari masing-masing SDM dan memiliki latar
belakang pendidikan Al Qur’an begitu. Alhamdulillah berjalan,
sekaligus ada monitoring dari ummi foudetion untuk penjagaan
kualitas mutu membaca anak-anak begitu”(wawancara, M.
12/05/2016)
Selanjutnya senada dengan pendapat DP selaku guru pengampu
metode ummi, menuturkan terkait metode yang sekarang digunakan
dalam pembelajaran membaca Al Quran pada SMP IT Izzatul Islam.
“Menurut kami metode ummi secara sistem lebih baik, karena
ketika kita ingin menerapkan metode ummi di sekolah kami,
kemudian langsung dibimbing dan dilatih yang memiliki metode
ini, sebelum kita menerapkan terlebih dahulu para guru Al
Qur’an sekolah singkat yang diadakan dari ummi fondetion
surabaya.
Jadi kita ditahsin terlebih dahulu tentang kualitas bacaan Al
Qur’annya, kemudian kita diajarkan bagaimana pembelajaran
dan tahapan-tahapannya ummi, baru kemudian kalau kita
dinyatakan lulus (sertifikasi guru Al Qur’an dari ummi
fondetion) boleh mengajarkan, sedangan buku-buku bacaannya
tidak dijual dipasaran.
Jadi hanya lembaga-lembaga yang memang sudah mejalin
kerjasama dengan metode ummi yang hanya bisa menerapkan
metode ini, tidak semua lembaga serta merta menggunakan
metode ini”(wawancara, DP. 12/05/2016)
Hal senada menurut IA selaku guru pengampu metode ummi,
menuturkan terkait metode yang sekarang digunakan dalam
pembelajaran membaca Al Quran pada SMP IT Izzatul Islam.
“Menurut saya sendiri metode tersebut memang sangat efektif
karena ada kerja sama dari dua belah pihak baik dari ummi
foudetion sendiri dengan kita. Sana juga senantiasa memantau
setiap kurang lebih 3 bulan sekali mereka datang untuk merevisi
dan melakukan pengawalan sampai benar-benar tuntas sampai
siswa siswi kita ini lulus dari tahap pembelajaran
tersebut”(wawancara, IA. 12/05/2016).
49
Untuk memperjelas tentang metode ummi, penulis bertanya kepada
Mtentang tanggapan beliau mengenai metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT
Izzatul Islam.
“Kita sangat optimis begitu dengan metode ini. Rasanya akan
lebih baik, karena melalui pengkajian (melalui seleksi guru)
begitu, karena di ummi foundetion kan ada sertifikasi atau guru-
guru pengampu sertifikasi artinya ada standar mutu yang
diberikan (standar milimal) yang harus dipenuhi oleh seorang
pengajar ummi begitu. insyaAllah kita sudah memiliki SDM
yang berstandarkan itu”(wawancara, M. 12/05/2016).
Senada dengan DP tentang tanggapan beliau mengenai metode
ummi yang sekarang diterapkan dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an pada SMP IT Izzatul Islam.
“Jadi metode ummi sebenarnya sama dengan metode-metode
lainnya dibagi beberapa jilid, hanya saja untuk pengajarannya
itu kami dilatih langsung bagaiamana mengajarkannya jilid per
jilid, bahkan tidak hanya itu setiap 3 bulan sekali tim dari ummi
fondetion surabaya dari pusat itu berkunjung dua hari karena
akan melihat langsung bagaimana pembelajaran ummi
diterapkan di sekolah tersebut.
Mungkin bahkan akan meningkat karena 3 bulan sekali kita
evaluasi juga tambahan ditekankan kembali hal-hal yang kurang
dari kami, tentang bacaanya yang kurang kuat, makhorijul huruf
yang harus dilatih ditrampilkan lagi supaya mendekati yang
terbaik.
Kemudian pengajaran ummi itu minimal setiap 1 minggu 3-4
kali pertemuan, mau tidak mau kalau menggunakan ummi dari
pusat memberikan syarat harus terpenuhi, setiap kali pertemuan
minimal 60 menit. Alhamdulillah kalau di sekolah kita sudah
terpenuhi satu kali pertemuan justru 70 menit, jadi standar
minimal terpenuhi”(wawancara, DP. 12/05/2016).
Hal senada menurut WRF, RMA, MEP, dan SA sebagai siswa
tentang tanggapan mereka mengenai metode ummi yang sekarang
50
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT
Izzatul Islam.
“ini sangat bagus karena meningkatkan membaca Al Qur’an,
menambah hafalan, dan juga tajwidnya bisa benar”(wawancara,
WRF, RMA, MEP, SA. 12/05/2016).
Hal senada menurut WRF, RMA, MEP, dan SA sebagai siswa-
siswi, dan tentang tanggapan mereka mengenai metode ummi yang
sekarang diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada
SMP IT Izzatul Islam.
“Biasanya kita diulang oleh guru kita sampai ghorib (misalnya
ana dibaca pendek tapi tulisannya panjang) gitu. Sekarang
metodenya mudah dipahami,bacaanya lebih baik, mudah
dimengerti panjang pendeknya, mendengung atau tidak,
memakai nada ummi. Menggunakan metode ummi dari
Surabaya”(wawancara, WRF, RMA, MEP, dan SA.
12/05/2016).
Selanjutnya, penulis juga menanyakan kepada M, bagaimana
persiapan guru sebelum pembelajaran membaca Al Qur’an dengan
metode ummi.
“Jadi ini kita kan ada semacam training begitu kan berkala. Kita
awalnya pelatihan baca begitu, kemudian untuk mendapatkan
sertifikasi (menurut kami satandar yang baguslah begitulah).
Jadi persiapannya guru-guru sudah kami siapkan jauh-jauh hari
sebelum pelaksanaan mengajar, sesuai dengan seleksi begitu.
Memang ada disana kan ada pertama seleksi kemampuan baca
tulisnya, kemudian penguasaan bacaaanya, kemudian ada
metode pengajarannya” (wawancara, M. 12/05/2016).
Senada dengan DP mengenai bagaimana persiapan guru sebelum
pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode ummi
“Metode ummi ini juga sebelum pengajaran diawali dengan
pengelompokan peserta didik sesuai dengan kualitas membaca
51
Al Qur’annya. Nanti memulainya tidak sama, yang dilid tinggi
dari tinggi yang jilid rendah dari awal. Setelah kami menerapkan
metode ummi ini kurang lebih satu tahun berjalan, alhamdulillah
menurut kami ada hasil yang cukup memuaskan, disamping
kualitas bacaan gurunya lebih bagus juga ternyata setelah
pembelajaran ummi ini kualitas bacaan anak-anak juga lebih
bagus, karena ummi ini pembelajarannya juga menggunakan
nada, nadanya ada dua: ayat ganjil rendah ayat genap tinggi
Persiapan secara umum biasa kita dengan alat peraga, di
ummi itu ada nama alat peraga pembelajaran selain buku
pelajaran. Sebenarnya metodenya banyak ya di ummi itu, ada
metode baca simak, jadi kan ada 1 siswa dedang membaca yang
lain mungkin sibuk sendiri, kalau di ummi tidak, metodenya
adalah baca simak 1 siswa membaca yang lain menyimak seperti
itu, jadi menit pertama sampai menit terahir tidak ada siswa
yang punya aktifitas sendiri semua fokus pada pembelajaran
baca simak, jadi meskipun 1 anak mendapat 2 baris tetapi dia
juga ikut menyimak sama saja mengulang-ngulang banyak yang
dibaca.
(wawancara, DP. 12/05/2016).
Hal senada dengan IA mengenai bagaimana persiapan guru
sebelum pembelajaran membaca Al Qur’an dengan metode ummi.
“Untuk persiapannya guru harus lulus tahsin dulu artinya
sebelum mereka mengajarkan Al Qur’an siswa siswi harus
melalui tahap tahsin yaitu (pembetulan/perbaikan bacaan) dan
tashih (tes kelulusan/diobati penyakitnya) bahasa gampangnya
seperti itu.
Mengikuti program sertifikasi dari ummi foundetion
syaratnya harus sudah lulus jilid 6 dan juga ghorib tajwid
(bacaan-bacan aneh yang terdapat dalam Al Qur’an misal dalam
surat Yusuf, Ar-Rad bismillahi majreha), baru mereka boleh
mengajarkan kepada anak-anak, kemudian dalam
mengajarkanpun sebelum masuk kelas mereka membawa
perlengkapan administrasi (buku, lembar nilai dll), mungkin tadi
sudah dijelaskan ustad Dwi yang di buku modul”(wawancara,
IA. 12/05/2016).
Untuk memperjelas proses metode ummi, Penulis menanyakan
kepada M mengenai bagaimana proses metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an dengan di kelas.
52
“Jadi kalau dikelas kan memang ada beberapa seksi oleh para
ustad disana misalnya guru menyampaiakan ada apersepsi
begitu, pengenalan terhadap topik, ujian adab, membaca secara
bersama-sama, model baca simak secara kelompok dan pribadi
begitu.
Dan itu kan modelnya cukup berbeda dengan yang lain. Baca
simak itu satu membaca yang lain menyimak secara bergantian.
Jadi harapannya anak-anak bisa belajar kedua-duanya, artinya
belajar membaca kemudian belajar juga menyimak ketika yang
lain membaca artinya dua kali belajar dalam waktu yang
sama”(wawancara, M. 12/05/2016).
Senada dengan DP,mengenai bagaimana proses metode ummi
dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan di kelas.
“Rasio 1 guru itu maksimal 15 siswa maka dalam pembelajaran
Al Qur’an itu ada tuju tahapan: pembuka, apersepsi, menanaman
konsep, pemahaman konsep, ketrampilan, evaluasi, penutup.
Jadi itu proses pembelajaran Al Qur’an 3 kali pertemuan, 1
pertemuan 70 menit”(wawancara, DP. 12/05/2016).
Hal senada dengan IA,mengenai bagaimana proses metode ummi
dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan di kelas.
“Ada tahapan-tahapannya yaitu ada 7: pembukaan (5 menit),
apersepsi/penanaman konsep (10 menit), pemahaman
konsep/latihan (30menit), evaluasi (10menit), dan penutup
(5menit). Itu waktunya adalah standarnya 60 menit. Dimulai
dari jenjang yaitu tahsih itu dipetakan”(wawancara, IA.
12/05/2016).
Senada dengan WRF, RMA, MEP, dan SA, mengenai bagaimana
proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan
di kelas.
“Dari salam berdoa bareng-bareng, menirukan guru, pakai alat
peraga itu, baca buku ummi satu-satu, menyimak yang lain,
tilawah Al Qur’an” (wawancara, WRF, RMA, MEP, dan SA.
12/05/2016).
53
Hal senada dengan MZA, SI, FZ dan YS mengenai bagaimana
proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an dengan
di kelas.
“Salam, menyapa anak-anaknya, alat peraga ditujuk satu-satu,
guru membaca dulu baru diikuti, baca Al Qur’annya bareng-
bareng baru satu-satu. Yang lain nyimak pas baca satu-satu.
Menghafal surat sebelum membaca sendiri-sendiri. alat peraga
digunakan diahir kalau ada yang belum lancar diulangi lagi”
(wawancara, MZA, SI, FZ dan YS. 12/05/2016).
Penulis juga menanyakan tentang kepada M, bagaimana evaluasi
yang dilakukan terkait dengan dengan metode ummi dalam
pembelajaran dalam membaca Al Qur’an.
“Jadi guru-guru kita sudah diajari dari pihak tim dari ummi
foudetion begitu, instruktur untuk cara mengajarnya, cara
mengevaluasi, dan bahkan sampai pendampingan anak-anak
begitu”(wawancara, M. 12/05/2016).
Senada dengan DP, bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait
dengan dengan metode ummi dalam pembelajaran dalam membaca Al
Qur’an
“Evaluasi,anak-anak membaca kita menilai, bacaan benar nilai
A+, salah 1 B+, salah 2 B, salah 3 B-, salah 4 lebih dari itu
C+,C- membacanya diulangi sampai benar”(wawancara, DP.
12/05/2016).
Hal senada juga dituturkan IA,bagaimana evaluasi yang dilakukan
terkait dengan dengan metode ummi dalam pembelajaran dalam
membaca Al Qur’an
“Evaluasinya dilakukan setiap hari itu untuk bacaan
perlembarnya kalau dia ketika membaca salah 1x 2x boleh
lanjut, salah 3x mengulang hari itu juga yang salah saja, salah
lebih dari 3x harus mengulang dihalaman yang sama.
54
Jika ternyata salah satu kelompok itu yang dibaca dihalaman
yang sama semuanya dan dia sudah mencapai jilid 2 bisa
dilaksanakan baca simak murni (semua membuka halaman yang
sama). Jilid sama halaman berbeda (baca simak tidak
murni)”(wawancara, IA. 12/05/2016).
b. Faktor-faktor pendukung dan penghambat metode ummi dalam
pembelajaran Al Qur’an Izzatul Islam Getasan.
Selanjutnya penulis menanyakan kepada M tentang faktor-faktor
penghambat dan pendukung metode ummi dalam pembelajaran
membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul Islam.
“Yang menghambat sebenarnya sadar anak-anak memiliki besik
baca Al Qur’an yang berbeda-beda, ada yang dari SD Negeri,
dari SD IT ada yang dari MI dan lain sebagainya, begitu pasti
kan kemampuan anak-anak berfareasi.Kemudian ya mungkin
ada sarana dan prasarana misalnnya kurang, tapi Alhamdulillah
ahir-ahir ini terpenuhi begitu.
Kemudian pendukungnya kita cukup yakin dengan SDM
yang tersertifikasi ini. Dengan standar SDM yang menurut dari
ummi foundtion dalam katagori baik begitu, kita cukup yakin.
kemudian kita mengsikapi misalnya ada pembagian
pengelompokan anak sesuai dengan kemampuannya begitu.
Misalnya ada kemampuan yang cukup dalam kategori kurang
begitu. Akan kita bagi sesuai dengan kemampuannya,
harapannya anak-anak bisa terlayani sesuai dengan
kemampuannya begtu. Alhamdulillah kita ini kan kerjasama
yang berkelanjutan artinya tidak dilepas begitu saja, artinya
begini jadi memang kita awalnya ada pelatihan terus sampai ke
tingkat terlayak mengajar ahirnya kan sambil dimonitoring
begitu, jadi ada evaluasi ini kekurangannya apa begitu.
Apa yang harus kita lakukan dan Alhamdulillah barusan
kemarin hari selasa rabu kita ada pendampingan dari ummi
foundetion secara periodik itu dan itu terukur artinya
kemampuan guru juga ter upgreat setiap saat.
Model sertifikat ummi tidak berlaku selamanya, jadi sertifikat
yang diberikan dari ummi selama 3 tahun kita akan ditinjau
ulang dari perkembangan lebih baik maupun kurang. Misal
kurang kan ada kesempatan untuk mengevaluasi dan membenahi
begitu” (wawancara, M. 12/05/2016).
55
Senada dengan DP, apa saja fakor penghambat dan pendukung
metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT
Izzatul Islam
“Kalau penghambatnya: kualitas menyerap anak itu berbeda-
beda sehingga menjadi tantangan tersendiri, kadang ada
temannya yang satu dua kali bisa, ada yang masih menemukan
kesulitan. Karena sebelum mereka menggunakan pembelajaran
ummi sudah nyantol biasanya ‘a dibaca nga, qo harus
nyekluk.Kadang kita membenarkan kemampuan anak yang
keliru yang dulu membacanya terputus-putus, bacaan yang dulu
masih banyak yang keliru.
Pendukungnya, ummi punya sistem yang bagus sehingga
kualitas bacaan kita akan tergaja dan bisa lebuh meningkat dari
gurunya entah dari pengajarannya kerena didukung sistem yang
ada di ummi, monitoring 3 bulan sekali.
Ustadnya sudah lulus sertifikasi, kemudian juga gurunya itu
disela-sela waktu tahsin mandiri (membaca Al Qur’an sendiri)
dalam rangka menjaga kualitas membaca gurunya. Sudah
membaca terus tidak membaca akan menurun kualitasnya.
Monitoring (untuk menjaga kualitas guru), sistem yang ada
di ummi, motivasi siswa membaca Qur’an, karena banyak
memilih SMP IT belajar tentang agama salah satunya kualitas
membaca Al Qur’an yang bagus, masukan dari wali/orang tua
bacaan Qur’annya makin bagus, ada alat peraga salah satu daya
dukung”. (wawancara, DP. 12/05/2016).
Hal senada dengan IA, apa saja fakor penghambat dan pendukung
metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT
Izzatul Islam.
“Penghambatnya kita, daya anak yang berbeda-beda cukup
memperlambat perkembangan, kekurangan tenaga pendidik
(guru Al Qur’an masih kurang) untuk bisa melaksanakan
mengajar metode ummi punya sertifikat. Untuk pendukungnya
kita didukung penuh oleh yayasan, orang tua (mau membiayayai
anaknya untuk membeli buku dan lain sebagainya), untuk saat
ini peralatan cukup memadai.
Pendukungnya setiap siswa wajib memiliki buku pegangan dan
alat peraga sudah mencukupi semuanya, waktunyapun kita
sudah bisa mengalokasikan 1 pekan sudah memenuhi syarat 1
kali tatap muka”. (wawancara, IA. 12/05/2016).
56
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran membaca Al
Qur’an pada Siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan di lapangan.
Penulis dapat menyimpulkan tentang implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam. Pada
dasarnya pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membaca Al Qur’an
dengan menggunakan metode ummi berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
Sebelum metode ummi diberlakukan di sekolah, para guru Al
Qur’an sudah mendapatkan pelatihan dari tim ummi Surabaya. Seperti
yang dituturkan oleh kepala sekolah:
“Kita kerjasama dengan ummi foundation dari Surabaya,
sebelumnya kita siapkan selama hampir 6 bulan sebelumnya dengan
kafaah dari masing-masing SDM dan memiliki latar belakang
pendidikan Al Qur’an begitu, Alhamdulillah berjalan sekaligus ada
monitoring dari ummi foudetion untuk penjagaan kualitas mutu
membaca anak-anak begitu”.(wawancara, M. 12/05/2016).
Secara tidak langsung apa yang disampaikan oleh kepala sekolah
merupakan langkah awal untuk mensukseskan pembelajaran membaca Al
Qur’an, karena sukses tidaknya implementasi metode ummi tergantung
dari pemahaman guru tentang metode ummi tersebut, sehingga diharapkan
setelah mendapatkan pelatihan tersebut kualitas standar mutu guru dalam
mengajar membaca Al Qur’an semakin baik.
57
Lebih lanjut kepala sekolah menambahkan persiapan guru sangat
mempengaruhi keberhasilan implementasi metode ummi :
“Jadi ini kita kan ada semacam training begitu kan berkala. Kita
awalnya pelatihan baca begitu, kemudian untuk mendapatkan
sertifikasi (menurut kami satandar yang baguslah begitulah). Jadi
persiapannya guru-guru sudah kami siapkan jauh-jauh hari sebelum
pelaksanaan mengajar sesuai dengan seleksi begitu, memang ada
disana kan ada pertama seleksi kemampuan baca tulisnya, kemudian
penguasaan bacaaanya, kemudian ada metode pengajarannya”.
(wawancara, M. 12/05/2016).
Selain itu juga berdasarkan pengamatan penulis dalam proses
pembelajaran bahwa implementasi proses pembelajaran Al Qu’an di kelas
VII dan VIII berjalan dengan baik dan lancar. Karena semua elemen di
sekolahan sudah baik dari segi fisik, non fisik, maupun sumber daya
manusia yang ada.
B. Faktor Pendukung
Dalam pelaksanaan metode ummi pada SMP IT Izzatul Islam ada
beberapa faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi
metode ummi, diantaranya :
1. Guru Pengajar Al Qur’an
Faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi
metode ummi SMP IT Izzatul Islam adalah guru, karena guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat
menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar. Metode
ummi akan sulit dilaksanakan di berbagai sekolah apabila guru
tersebut belum siap.
58
Metode ummi pada hakekatnya adalah menggunakan pendekatan
bahasa ibu, antara lain ingin mengubah pola pendidikan membaca Al
Qur’an ke arah lebih yang baik dari orientasi terhadap hasil dan materi
kependidikan sebagai proses, melalui pendekatan direct metode
(metode langsung, repeatation (diulang-ulang), kasih sayang yang
tulus.
Danwaktu pembelajaran membaca Al Qur’an 3 kali pertemuan
dalam 1 minggu dan setiap 1 kali pertemuan minimal 60 menit. Seperti
yang dituturkan DP selaku guru Al Qur’an.
Kemudian pengajaran ummi itu minimal setiap 1 minggu 3-4
kali pertemuan, mau tidak mau kalau menggunakan ummi dari
pusat memberikan syarat harus terpenuhi, setiap kali pertemuan
minimal 60 menit. Alhamdulillah kalau di sekolah kita sudah
terpenuhi satu kali pertemuan justru 70 menit, jadi standar
minimal terpenuhi”(wawancara, DP. 12/05/2016).
Tugas guru tidak hanya menyampaikan pembelajaran kepada
peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan
belajar kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat dalam belajar
membaca Al Qur’an.
Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi metode ummi
diperlukan guru ummi yang profesional dan sarana prasarana yang
memadai dengan kemampuan menejemen yang baik, agar metode
ummi dapat meningkatkan mutu dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an.
59
Apalagi metode ummi adalah sebuah metode baru dengan berbagai
kekurangannya, yang menuntut seorang guru harus selalu menjadi
penggerak. Jangan sampai implementasi metode ummi bejalan tidak
maksimal.
2. Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru disini yaitu sebagai pelatihan dan manajemen
pembelajaran membaca Al Qur’an bagi guru pengajar ummi. Sebelum
guru menerapkan metode ummi, para pengajar Al Qur’an diberi
pembelakan dan pelatihan (mentoring) dari tim ummi foundetion dari
Surabaya. Mentoring disini mengenai pengecekkan kualitas bacaan Al
Qur’an guru, mengoreksi kualitas yang kurang benar dan lain
sebagainya. Seperti yang diaturkan guru pengampu ummi IA.
“Untuk persiapannya guru harus lulus tahsin dulu artinya sebelum
mereka mengajarkan Al Qur’an siswa siswi harus melalui tahap
tahsin yaitu (pembetulan/perbaikan bacaan), dan tashih (tes
kelulusan/diobati penyakitnya) bahasa gampangnya seperti itu.
Mengikuti program sertifikasi dari ummi foundetion syaratnya
harus sudah lulus jilid 6 dan juga ghorib tajwid (bacaan-bacan
aneh) yang terdapat dalam Al Qur’an”(wawancara, IA.
12/05/2016).
Sertifikasi disini sangat penting bagi guru sebagai tolak ukur
minimal yang harus dimiliki pengajar Al Qur’an agar dapat mengajar
dengan baik dan maksimal.
3. Rasio guru dan siswa
Mutu hasil dari sebuah proses belajar mengajar bahasa sangat
dipengaruhi oleh rasio guru dan siswa. Pengalaman bahasa inggris di
sekolah-sekolah sampai hari ini sulit mencapai mutu yang baik selama
60
rasio guru & siswa masih tidak proporsional (1 : 40). Belajar membaca
Al Qur’an adalah bagian dari belajar bahasa yang membutuhkan
latihan yang cukup untuk menghasilkan skill.
DP menambahkan perbandingan jumlah ideal guru dan siswa yang
dapat mencapai mutu yang baik dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa :
“Rasio 1 guru itu maksimal 15 siswa maka dalam pembelajaran
Al Qur’an itu ada tuju tahapan: pembuka, apersepsi, menanaman
konsep, pemahaman konsep, ketrampilan, evaluasi, penutup.
Jadi itu proses pembelajaran Al Qur’an 3 kali pertemuan, 1
pertemuan 70 menit”(wawancara, DP. 12/05/2016).
Untuk itu dibutuhkan interaksi yang intens antara guru dan siswa.
Hal ini tidak mungkin terjadi jika rasio terlalu besar.Rasio yang ideal
dalam belajar membaca Al Qur’an adalah 1 : (10 -15). Dan waktu
pembelajarannya 1 minngu 3 kali pertemuan itu syarat dari ummi yang
harus dipenuhi agar pemebelajaran membaca Al Qur’an berhasil atau
sesuai tujuan.
4. Buku guru, buku siswa, Alat Peraga, dan Metodologi Pembelajaran
Yang menentukan keberhasilan implementasi metode ummi adalah
fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar metode yang sudah
dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Fasilitas dan sumber
belajar yang perlu dikembangkan dalam mendukung suksesnya
implementasi metode antara lain buku belajar: buku ummi
remaja/dewasa, ghorib Al Qur’an, Tajwid dasar, alat peraga, dan
metodologi pembelajaran.
61
IA menambahkan faktor pendukung dalam pembelajaran membaca
Al Qur’an salah satunya fasilitas yang memaidai agar pembelajaran
membaca Al Qur’an sesuai tujuan:
“Pendukungnya setiap siswa wajib memiliki buku pegangan. Dan
alat peraga sudah mencukupi semuanya, waktunyapun kita sudah
bisa mengalokasikan 1 pekan sudah memenuhi syarat 1 kali tatap
muka”(wawancara, IA. 12/05/2016).
Selain itu juga berdasarkan pengamatan penulis dalam proses
pembelajaran bahwa faktor pendukung implementasi pembelajaran
membaca Al Qur’an salah satunya adalah pembagian waktu yang
cukup.
C. Faktor Penghambat
1. Kemampuan siswa yang bervareasi
Setiap siswa pasti memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dan
faktor utama yang menghambat salah satunya adalah pendidikan
membaca Al Qur’an dari lingkungan atau lulusan dari sekolah dasar
yang tidak menekankan pembelajaran membaca Al Qur’an.
Dan faktor penghambat disini salah satunya adalah kemampuan
siswa membaca Al Qur’an yang berbeda-beda. Seperti yang dituturkan
M selaku kepala sekolah SMP IT Izzatul Islam serta responden lain,
yaitu DP.
“Yang menghambat sebenarnya sadar anak-anak memiliki besik
baca Al Qur’an yang berbeda-beda, ada yang dari SD Negeri, dari
SD IT ada yang dari MI dan lain sebagainya, begitu pasti kan
kemampuan anak-anak berfareasi.Kemudian ya mungkin ada
sarana dan prasarana misalnnya kurang, tapi Alhamdulillah ahir-
ahir ini terpenuhi begitu. (wawancara, M. 12/05/2016).
62
DP juga menambahkan salah satu penghambat dalam
implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
adalah kualitas membaca siswa yang berbeda menjadi tantangan
tersendiri.
“Kalau penghambatnya: kualitas menyerap anak itu berbeda-beda
sehingga menjadi tantangan tersendiri, kadang ada temannya
yang satu dua kali bisa, ada yang masih menemukan kesulitan.
Karena sebelum mereka menggunakan pembelajaran ummi sudah
nyantol biasanya ‘a dibaca nga, qo harus nyekluk.Kadang kita
membenarkan kemampuan anak yang keliru yang dulu
membacanya terputus-putus, bacaan yang dulu masih banyak
yang keliru. (wawancara, DP. 12/05/2016).
2. Kekurangan tenaga pendidik ummi
Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta proses penelitian
secara menyeluruh, faktor penghambat yang terbesar dalam
implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an.
Berdasarkan pengakuan IA selaku guru pengampu ummi.
“Penghambatnya kita, daya anak yang berbeda-beda cukup
memperlambat perkembangan, kekurangan tenaga pendidik (guru
Al Qur’an masih kurang) untuk bisa melaksanakan mengajar
metode ummi punya sertifikasi. Untuk pendukungnya kita
didukung penuh oleh yayasan, orang tua (mau membiayayai
anaknya untuk membeli buku dan lain sebagainya), untuk saat ini
peralatan cukup memadai. (wawancara, IA. 12/05/2016).
Mutu hasil dari sebuah proses belajar mengajar bahasa/membaca
Al Qur’an sangat dipengaruhi oleh rasio guru dan siswa.Belajar
membaca Al Qur’an adalah bagian dari belajar bahasa yang
membutuhkan latihan yang cukup untuk menghasilkan skill.
63
Salah satu penghambat implementasi metode ummi pada SMP IT
Izzatul Islam adalah rasio guru dan siswa yang tidak seimbang. Jumlah
siswa di SMP IT Izzatul Islam Getasan adalah 83 sedangkan jumlah
guru Al Qur’an hanya 2 orang saja. Rasio yang ideal adalah 1 : 10-15
(1 guru pengampu 10-15 siswa). Untuk itu dibutuhkan interaksi yang
intens antara guru dan siswa. Dan ini tidak mungkin terjadi jika rasio
terlalu besar.
D. Solusi mengatasi Penghambat
Solusi faktor penghambat pembelajaran membaca Al Qur’an
dengan metode ummi salah satunya kemampuan siswa yang berfareasi
yaitu dengan mengelompokkan kemampuan siswa. Seperti yang dituturkan
M selaku kepala sekolah.
“Dengan standar SDM yang menurut dari ummi foundtion dalam
katagori baik begitu, kita cukup yakin. kemudian kita mengsikapi
misalnya ada pembagian pengelompokan anak sesuai dengan
kemampuannya begitu. Misalnya ada kemampuan yang cukup dalam
kategori kurang begitu. Akan kita bagi sesuai dengan
kemampuannya, harapannya anak-anak bisa terlayani sesuai dengan
kemampuannya begtu. (wawancara, M. 12/05/2016).
Agar pembelajaran membaca Al Qur’an meningkat dan berjalan
sesuai dengan tujuan kemampuan siswa yang berfareasi harus
dikelompokan sesuai kategori yang kurang baik dan yang sudah baik
membaca Al Qur’annya. Senada dengan kepala sekolah DP menuturkan:
“Jadi metode ummi sebenarnya sama dengan metode-metode
lainnya dibagi beberapa jilid, hanya saja untuk pengajarannya itu
kami dilatih langsung bagaiamana mengajarkannya jilid per jilid,
bahkan tidak hanya itu setiap 3 bulan sekali tim dari ummi fondetion
surabaya dari pusat itu berkunjung dua hari karena akan melihat
64
langsung bagaimana pembelajaran ummi diterapkan di sekolah
tersebut.
Solusi yang kedua dari faktor penghambat dalam pembelajaran
membaca Al Qur’an yaitu rasio yang ideal 1 : 10-15. Di SMP IT Izzatul
Islam Getasan jumlah guru Al Qur’an ada 2 dan siswa ada 83. Seharusnya
guru yang dibutuhkan agar ideal dengan jumlah siswa 5 : 83. Walaupun
begitu guru Al Qur’an bisa ditambah agar seimbang atau dibantu guru-
guru yang lain yang kualitas membacanya Al Qur’annya sudah baik.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP
IT Izaatu Islam Getasan Kabupaten semarang.
1. Implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa
pelaksanaan metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an
pada siswa SMP IT Izzatul Isalam Getasan tidak bisa terlepas dari guru
sebagai pengelola pembelajaran dan perangkat.
Tahapan-tahapan pembelajaran membaca Al Qur’an metode ummi
merupakan langkah-langkah mengajar Al Qur’an yang harus dilakukan
seorang guru dalam proses belajar mengajar, tahapan-tahapan
mengajar Al Qur’an harus dijalankan secara berurut sesuai dengan
herarkinya.
Tahapan-tahapan pembelajaran Al Qur’an metode Ummi
dijabarkan sebagai berikut:Pembukaan, Appersepsi, Penanaman
Konsep, Pemahaman/ latihan, Ketrampilan/latihan, dan Evaluasi
2. Faktor pendukung
a. Guru Pengajar Al Qur’an
Faktor pendukung yang menjadi kunci sukses implementasi
metode ummi SMP IT Izzatul Islam adalah guru, karena guru
merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat
66
menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar. Metode
ummi akan sulit dilaksanakan di berbagai sekolah apabila guru
tersebut belum siap.
b. Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru disini sebagai pembekalan, latihan, dan
manajemen pembelajaran membaca Al Qur’an bagi guru pengajar
ummi. Sebelum guru menerapkan metode ummi, para pengajar Al
Qur’an diberi pembelakan dan pelatihan (mentoring) dari tim ummi
foundetion dari Surabaya. Mentoring disini mengenai pengecekkan
kualitas bacaan Al Qur’an guru, mengoreksi kualitas yang kurang
benar.
c. Rasio guru dan siswa
Mutu hasil dari sebuah proses belajar mengajar bahasa sangat
dipengaruhi oleh rasio guru dan siswa. Pengalaman bahasa inggris di
sekolah-sekolah sampai hari ini sulit mencapai mutu yang baik
selama rasio guru & siswa masih tidak proporsional (1 : 40). Belajar
membaca Al Qur’an adalah bagian dari belajar bahasa yang
membutuhkan latihan yang cukup untuk menghasilkan skill.
Rasio yang ideal antara guru dan siswa menurut metode ummi
yaitu 1 : 10-15.
d. Buku guru, buku siswa, Alat Peraga, dan Metodologi Pembelajaran
Yang menentukan keberhasilan implementasi metode ummi salah
satunya adalah fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar
67
metode yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal.
Fasilitas dan sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam
mendukung suksesnya implementasi metode antara lain buku
belajar: buku ummi remaja/dewasa, ghorib Al Qur’an, Tajwid dasar,
alat peraga, dan metodologi pembelajaran.
3. Faktor penghambat
a. Kemampuan siswa yang berfareasi
Faktor utama yang menghambat salah satunya adalah
Setiap siswa pasti memiliki kualitas membaca Al Qur’an yang
berbeda-beda, bisa dari pendidikan sekolah dasar yang tidak
menekankan pembelajaran membaca Al Qur’an, dan bisa dari
lingkungan di rumah.
b. Kekurangan tenaga pendidik Al Qur’an
Jumlah guru Al Qur’an 2 orang dan jumlah siswa ada 83,
jumlah antara guru dan siswa tidak ideal 1 : 10-15. Perbandingan
guru dan siswa 2 : 83 di SMP IT Izzatul Islam. Mutu hasil dari
sebuah proses belajar mengajar bahasa/membaca Al Qur’an sangat
dipengaruhi oleh rasio guru dan siswa.Belajar membaca Al Qur’an
adalah bagian dari belajar bahasa yang membutuhkan latihan yang
cukup untuk menghasilkan skill.
4. Solusi penghambat
Mengelompokkan kualitas membaca siswa yang berbeda-beda
sesuai dengan kategori. Misal yang kurang baik dikelompokkan
68
tersendiri dari jilid awal dan yang sudah baik dikelompokkan sendiri
jilid yang lebih tinggi. mengkategorikan sesuai kualitas membaca Al
Qur’an siswa.
Agar rasio guru dan siswa ideal 5: 83 yaitu dengan menambah
guru, bisa mengambil guru lain yang bacaan Al Qur’annya sudah baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh selama melakukan
penelitian, sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka penulis
kemudian memberikan saran kepada kepala sekolah, pengurus, dan
siswa yang ada di SMP IT Izzatul Islam untuk mengatasi kendala yang
di hadapi dalam pembelajaran menggunakan metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al Qur’an sebagai berikut:
a. Guru
1) Menambah pengajar, untuk mengajar metode ummi agar
pembelajarannya bisa optimal dan rasio guru dan siswa
seimbang.
2) Guru membaca Al Qur’an setiap hari, yaitu untuk mengasah
dan memperlancar bacaan Al Qur’an agar kualitas membaca
tidak menurun.
3) Selalu memotivasi siswa, agar selalu berungguh-sunguh dan
semangat dalam belajar membaca Al Qur’an.
4) Guru dapat mengatur waktu pembelajaran secara maksimal
agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal.
69
b. Siswa punya kemauan yang kuat agar bisa membaca Al Qur’an
dengan baik, benar, dan sejalan dengan tujuan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Cordoba
Darmansyah. 2011. Strategi Pembelajaran menyenangkan dengan Humor.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Daryanto dkk. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta: PT Gava Media
Dimyati dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Julaekhah. 2009. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Belajar Membaca Al
Qur’an Dengan Metode Iqra’ Program Pendalaman Pada Siswa Kelas V
SDN Ngombak Tahun 2009/2010.
Khanifatul. 2014. Pembelajaran Inovatif. Yogjakarta: PT Ar-ruzz Media
Miles dkk. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. UI press
Kurikulum Madrasah. 2013. Akidah Akhlak untuk MTs dan yang sederajat kelas
VIII.
Mashuri dan A.Yusuf MS. 2007. Belajar Mudah Mebaca Al-Qur’an remaja &
Dewasa. Surabaya: Lembaga Ummi Foundation
Mardjuni. 2013. Upaya Peningkatan Keterampilan Shalat dengan Metode
Demonstrasi pada siswa kelas III SD N Tempak 2 kec.Candimulyo kab.
Magelang tahun 2013.
Moleong. Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Miles dkk. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI press
Nasution. 2003. Metode Naturalistik-Kualitatif. Bandung: PT Tarsito.
Pudji Hartati. 2013. Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Dalam Memahami Materi Puasa Melalui
Samsu Somadayo. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: GRAHA ILMU
Siti Nurchasnah. 2010. Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
melalui strategi Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SDN
Gondangwayang Kec. Kedu Kab. Temanggung tahun pelajaran 2010/2011.
Soedarso. 1988. Sistem Membaca Cepat dan efektif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Soedarso. 1991. Sistem Membaca Cepat Dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Sugiyono. 2009. Cetakan VIII. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&G. Bandung: Alfabeta.
Sumadayo. 2011. Stratrgi Dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: PT
Graha Ilmu.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data harus disesuaikan dengan rumusan masalah:
1. Bagaimana implementasi metode ummi dalam pembelajaran membaca Al-
Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang?
2. Apa faktor-faktor pendukung implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam?
3. Apa saja faktor-faktor penghambat implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam?
4. Apa solusi dari faktor penghambat implementasi metode ummi dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an pada siswa SMP IT Izzatul Islam?
Dari rumusan masalah tersebut, dibuat kisi-kisi pedoman observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
A. Pedoman Observasi
1. Gambaran umum SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang
dan kondisi siswa membaca Al-Qur’an.
2. Kegiatan belajar mengajar membaca Al-Qur’an dengan metode ummi.
3. Manajemen metode ummi (perencanaan, pengelompokan,
pelaksanaan, evaluasi).
4. Kondisi membaca Al-Quran siswa SMP IT Izzatul Islam Getasan.
B. Pedoman Wawancara
No Rumusan Masalah Pertanyaan Narasumber
1. Bagaimana metode yang sekarang
digunakan dalam pembelajaran Al
Qur’an SMP IT Izaatul Islam?
1. Metode yang digunakan
2. Tujuan
3. Sejarah awal
4. Analisis faktor internal dan
eksternal
Kepala sekolah,
guru PAI, dan
siswa
2. Bagaimana tanggapan saudara tentang
metode yang sekarang diterapkan
dalam pembelajaran Al Qur’an?
1. Metode yang digunakan
sekarang
2. Kelebihan
3. Kekurangan
Kepala sekolah,
guru PAI, dan
siswa
3. Bagaimana persiapan guru sebelum
mengajar Al Qur’an?
1. Pelatihan kualitas membaca
guru
2. Struktur organisasi ummi
Kepala sekolah,
dan guru PAi
4. Bagaimana proses pembelajaran Al
Qur’an di kelas?
1. Pembagian siswa sesuai
kualitas membaca
2. Pelaksanaan metode ummi
3. Indikator keberhasilan
metode
4. Peran guru dan siswa
Kepala sekolah,
guru PAI, dan
siswa
5. Bagaimana evaluasi yang dilakukan
terkait dalam pembelajaran Al
Qur’an?
1. Sistem evaluasi ummi
2. Indikator keberhasilan
3. Harapan dan saran
Kepala sekolah,
dan guru PAI
6. Faktor apa saja yang menjadi
pendukung pelaksanaan metode ummi
dalam pembelajaran Al Qur’an?
1. Faktor pendukung
2. Solusi
Kepala sekolah,
dan guru PAI
7. Apa saja Faktor penghambat dan
pendukung dalam pelaksanaan metode
ummi?
1. Faktor penghambat
2. Faktor pendukung
Kepala sekolah,
dan guru PAI
8. Apa solusi faktor penghambat dalam
pelaksanaan metode ummi?
Solusi penghambat Kepala sekolah,
dan guru PAI
C. Pedoman Dokumentasi
1. Identitas sekolah
2. Sejarah singkat SMP IT Izzatul Islam Getasan Kabupaten Semarang
3. Visi dan misi
4. Sarana dan prasarana
5. Data ketenagaan dan siswa
6. Buku pedoman metode ummi
7. Foto-foto kegiatan pembelajaran membaca Al-Qur’an
KODE PENELITIAN
1. Nara Sumber
a. Guru
1) Muniroh M.Pd (M)
2) Dwi Pujianto S.Pd.I (DP)
3) Insan Abdullah S.Pd.I (IA)
b. Siswa
1) Rofiq Muhammad Aminudin (RMA)
2) Wildan Rifki Fahudi (WRF)
3) Mutiara Endang Prashanti (MEP)
4) Syifa Annisa (SA)
5) Fasya Zalianti (FZ)
6) Yulika Sulistianingsih (YS)
7) Muhammad Zahair Ahnaf Habi (MZA)
8) Sujadmiko Ihsanudin (SI)
2. Metode
Kode Metode Penelitian
W Wawancara
P Observasi
D Dokumentasi
3. Keterangan Data
Kode Keterangan
S Siswa
G Guru
HASIL WAWANCARA
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Muniroh, M.Pd
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Mei 2015
Waktu : 13.21
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Kepala Sekolah
2. Transkip Wawancara
a. Penerapan metode ummi di SMP IT Izzatul Islam
Peneliti :”Bagaimana metode yang sekarang digunakan dalam
pembelajaran membaca Al Quran pada SMP IT Izzatul Islam?”
Narasumber :“Kita kerjasama dengan ummi foundation dari surabaya,
sebelumnya kita siapkan selama hampir 6 bulan sebelumnya dengan
kafaah dari masing-masing SDM dan memiliki latar belakang pendidikan
Al Qur’an begitu. Alhamdulillah berjalan sekaligus ada monitoring dari
ummi foudetion untuk penjagaan kualitas mutu membaca anak-anak begitu
Peneliti :”Bagaimana tanggapan saudara tentang metode ummi yang
sekarang diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP
IT Izzatul Islam?”
Narasumber :”“Kita sangat optimis begitu dengan metode ini. Rasanya
akan lebih baik, karena melaluipeng kajian (melalui seleksi guru) begitu,
kan karena di ummi foundetion kan ada sertifikasi atau guru-guru
pengampu sertifikasi artinya ada standar mutu yang diberikan standar
milimal yang harus dipenuhi oleh seorang pngejar ummi begitu.
insyaAllah kita sudah memiliki SDM yang berstandarkan itu.”
Peneliti :” Bagaiman persiapan guru sebelum pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan metode ummi?”
Narasumber :”“Jadi ini kita kan ada semacam training begitu kan
berkala. Kita awalnya pelatihan baca begitu, kemudian untuk mendapatkan
sertifikasi (menurut kami satandar yang baguslah begitulah).
Jadi persiapannya guru-guru sudah kami siapkan jauh-jauh hari
sebelum pelaksanaan mengajar sesuai dengan seleksi begitu, memang ada
disana kan ada pertama seleksi kemampuan baca tulisnya, kemudian
penguasaan bacaaanya, kemudian ada metode pengajarannya”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca
Al Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :“Jadi kalau dikelas kan memang ada beberapa seksi oleh
para ustad disana misalnya guru menyampaiakan ada apersepsi begitu,
pengenalan terhadap topik, ujian adab, membaca secara bersama-sama,
model baca simak secara kelompok dan pribadi begitu.
Dan itu kan modelnya cukup berbeda dengan yang lain. Baca
simak itu satu membaca yang lain menyimak secara bergantian. Jadi
harapannya anak-anak bisa belajar kedua-duanya, artinya belajar membaca
kemudian belajar juga menyimak ketika yang lain membaca artinya dua
kali belajar dalam waktu yang sama”
Peneliti :” Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dengan dengan
metode ummi dalam pembelajaran dalam membaca Al Qur’an?”
Narasumber :”“Jadi guru-guru kita sudah diajari dari pihak tim dari
ummi foudetion begitu, instruktur untuk cara mengajarnya, cara
mengevaluasi, bahkan sampai pendampingan anak-anak begitu”
b. Fakor penghambat dan pendukung
Peneliti :”Apa saja faktor penghambat dan pendukung metode ummi
dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul Islam?”
Narasumber :”“Yang menghambat sebenarnya sadar anak-anak
memiliki besik baca Al Qur’an yang berbeda-beda, ada yang dari SD
Negeri, dari SD IT ada yang dari MI dan lain sebagainya begitu pasti kan
kemampuan anak-anak berfareasi.
Kemudian ya mungkin ada sarana dan prasarana misalnnya kurang,
tapi Alhamdulillah ahir-ahir ini terpenuhi begitu. Kemudian
pendukungnya kita cukup yakin dengan SDM yang tersertifikasi ini.
Dengan standar SDM yang menurut dari ummi foundtion dalam
katagori baik begitu, kita cukup yakin. kemudian kita mengsikapi
misalnya ada pembagian pengelompokan anak sesuai dengan
kemampuannya begetu. Misalnya ada kemampuan yang cukup dalam
kategori kurang begitu.
Akan kita bagi sesuai dengan kemampuannya, harapannya anak-
anak bisa terlayani sesuai dengan kemampuannya begtu”
Peneliti :”Faktor apa saja yang menjadi pendukung pelaksanaan metode
ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :“Alhamdulillah kita ini kan kerjasama yang berkelanjutan
artinya tidak dilepas begitu saja, artinya begini jadi memang kita awalnya
ada pelatihan terus sampai ke tingkat terlayak mengajar ahirnya kan
sambil dimonitoring begitu, jadi ada evaluasi ini kekurangannya apa begit.
Apa yang harus kita lakukan dan Alhamdulillah barusan kemarin
hari selasa rabu kita ada pendampingan dari ummi foundetion secara
periodik itu dan itu terukur artinya kemampuan guru juga ter upgreat
setiap saat.
Model sertifikat ummi tidak berlaku selamanya, jadi sertifikat yang
diberikan dari ummi selama 3 tahun kita akan ditinjau ulang dari
perkembangan lebih baik maupun kurang. Misal kurang kan ada
kesempatan untuk mengevaluasi dan membenahi begitu”
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Dwi Pujianto, S.Pd.I
Hari, Tanggal : Selasa, 12 Mei 2015
Waktu : 10.27
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzarul Islam Getasan
Jabatan : Guru Agama
2. Transkip Wawancara
a. Penerapan metode ummi di SMP IT Izzatul Islam
Peneliti :”Bagaimana metode yang sekarang digunakan dalam
pembelajaran membaca Al Quran pada SMP IT Izzatul Islam?”
Narasumber :” “Sebenarnya banyak metode untuk pembelajaran
membaca Al Qur’an dan disekolah kami dari SD IT pernah menerapkan
dua metode iqro’ dab beralih ke Qiroati dan saat ini yang menurut kami
bagus adalah metode ummi meskipun kami memahami semua metode
yang ada bagus, hanya saja lembaga kami memilih menggunakan metode
ummi.
Menurut kami metode ummi secara sistem lebih baik, karena
ketika kita ingin menerapkan metode ummi di sekolah kami, kemudian
langsung dibimbing dan dilatih yang memiliki metode ini, sebelum kita
menerapkan terlebih dahulu para guru (pengajar) Al Qur’an sekolah
singkat yang diadakan dari ummi fondetion surabaya.
Jadi kita ditahsin terlebih dahulu tentang kualitas bacaan Al
Qur’annya. kemudian kita diajarkan bagaimana pembelajaran dan
tahapan-tahapannya ummi. Baru kemudian, kalau kita dinyatakan lulus
(sertifikasi guru Al Qur’an dari ummi fondetion) boleh mengajarkan,
sedangan buku-buku bacaannya tidak dijual dipasaran.
Jadi hanya lembaga-lembaga yang memang sudah mejalin
kerjasama dengan metode ummi yang hanya bisa menerapkan metode ini,
tidak semua lembaga reta merta menggunakan metode ini”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan saudara tentang metode ummi yang
sekarang diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP
IT Izzatul Islam?”
Narasumber :” “Jadi metode ummi sebenarnya sama dengan metode-
metode lainnya dibagi beberapa jilid, hanya saja untuk pengajarannya itu
kami dilatih langsung bagaiaman mengajarkannya jilid per jilid, bahkan
tidak hanya itu setiap 3 bulan sekali tim dari ummi fondetion surabaya
dari pusat itu berkunjung dua hari karena akan melihat langsung
bagaimana pembelajaran ummi diterapkan di sekolah tersebut.
Berdasarkan pengamatan dari tim surabaya biasanya pagi ketika
pengajaran melihat kemudian siangnya kita dievaluasi istilahnya coaching
(pelatihan) tentang pembeljarannya yang kurang dimana itu akan
disampaiakan oleh tim ummi yang kemudian kunjungan ke sekolah,
sehingga hemat kami kualitas pengajaran Al Qur’an metode ummi itu
secara konsisten akan terjaga.
Mungkin bahakan akan meningkat karena 3 bulan sekali kita
evaluasi juga tambahan ditekankan kembali hal-hal yang kurang dari
kami, tentang bacaanya yang kurang kuat, makhorijul huruf yang harus
dilatih ditrampilkan lagi supaya mendekati yang terbaik.
Jadi secara sistem ummi ini lebih bagus menurut kami dan umi
sendiri memiliki standar-standar minimal yang harus dilengkapi oleh
lembaga misanyal rasio 1 guru adalah maksimal 10-15 siswa tidak boleh
lebih.
Kemudian pengajaran umi itu minimal setiap 1 minggu 3-4 kali
pertemuan, mau tidak mau kalau menggunakan ummi dari pusat
memberikan syarat harus terpenuhi, setiap kali pertemuan minimal 60
menit. Alhamdulillah kalau di sekolah kita sudah terpenuhi satu kali
pertemuan justru 70 menit, jadi standar minimal terpenuhi”
Peneliti :” Bagaiman persiapan guru sebelum pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan metode ummi?”
Narasumber :“metode ummi ini juga sebelum pengajaran diawali
dengan pengelompokan peserta didik sesuai dengan kualitas membaca Al
Qur’annya. Nanti memulainya tidak sama yang dilid tinggi dari tinggi
yang jilid rendah dari awal. Setelah kami menerapkan metode ummi ini
kurang lebih satu tahun berjalan.
Alhamdulillah menurut kami ada hasil yang cukup memuaskan
disamping kualitas bacaan gurunya lebih bagus juga ternyata setelah
pembelajaran umi ini kualitas bacaan anak-anak juga lebih bagus, karena
umi ini pembelajarannya juga menggunakan nada, nadanya ada dua: ayat
ganjil rendah ayat genap tinggi.
Alhamdulillah menurut kami cukup berhasil secara bacaanya
kualitasnya bagus dengan makhorijul hurufnya. Persiapan guru sebelum
mengajar Al Qur’an mengikuti serangkaian tahsin dan sertifikasi dari umi
pusat, baru dikatakan kita lulus dan mendapatkan sertifikat baru boeh
mengajar.
Persiapan secara umum biasa kita dengan alat peraga, di ummi itu
ada nama alat peraga pembelajaran selain buku pelajaran. Sebenarnya
metodenya banyak ya di ummi itu, ada metode baca simak, jadi kan ada 1
siswa dedang membaca yang lain mungkin sibuk sendiri.
Kalau di ummi tidak metodenya adalah baca simak 1 siswa
membaca yang lain menyimak seperti itu, jadi menit pertama sampai
menit terahir tidak ada siswa yang punya aktifitas sendiri semua fokus
pada pembelajaran baca simak jadi meskipun 1 anak mendapat 2 baris
tetapi dia juga ikut menyimak sama saja mengulang-ngulang banyak yang
dibaca. Metode ini punya acuan, motonya mudah, menyenangkan,
menyentuh hati. Dalam pembelajaran ada motivasi-motivasi, yel-yel,
dalam rangka untuk meberikan pesan supaya anak dalam pembelajaran Al
Qur’an lebih kena”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran
membaca Al Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :” “Rasio 1 guru itu maksimal 15 siswa maka dalam
pembelajaran Al Qur’an itu ada tuju tahapan: pembuka, apersepsi,
menanaman konsep, pemahaman konsep, ketrampilan, evaluasi, penutup.
Jadi itu proses pembelajaran Al Qur’an 3 kali pertemuan, 1 pertemuan 70
menit”
Peneliti :” Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dengan dengan
metode ummi dalam pembelajaran dalam membaca Al Qur’an?”
Narasumber :” “Evaluasi,anak-anak membaca kita menilai, bacaan
benar nilai A+, salah 1 B+, salah 2 B, salah 3 B-, salah 4 lebih dari itu
C+,C- membacanya diulangi sampai benar”
b. Fakor penghambat dan pendukung
Peneliti :” Apa saja faktor penghambat dan pendukung metode ummi
dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul Islam?
Narasumber :“Kalau penghambatnya: kualitas menyerap anak itu
berbeda-beda sehingga menjadi tantangan tersendiri, kadang ada
temannya yang satu dua kali bisa, ada yang masih menemukan kesulitan.
Karena sebelum mereka menggunakan pembelajaran ummi sudah nyantol
biasanya ‘a dibaca nga, qo harus nyekluk.
Kadang kita membenarkan kemampuan anak yang keliru yang dulu
membacanya terputus-putus, bacaan yang dudu masih banyak yang keliru.
Pendukungnya, ummi punya sistem yang bagus sehingga kualitas bacaan
kita akan tergaja dan bisa lebuh meningkat dari gurunya entah dari
pengajarannya kerena didukung sistem yang ada di ummi, monitoring 3
bulan sekali”
Peneliti :” Faktor apa saja yang menjadi pendukung pelaksanaan metode
ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :” “Ustadnya sudah lulus sertifikasi, kemudian juga
gurunya itu disela-sela waktu tahsin mandiri (membaca Al Qur’an sendiri)
dalam rangka menjaga kualitas membaca gurunya. Sudah membaca terus
tidak membaca akan menurun kualitasnya.
Monitoring (untuk menjaga kualitas guru), sistem yang ada di
ummi, motivasi siswa membaca Qur’an, karena banyak memilih SMP IT
belajar tentang agama salah satunya kualitas membaca Al Qur’an yang
bagus, masukan dari wali/orang tua bacaan Qur’annya makin bagus, ada
alat peraga salah satu daya dukung”
1. Identitas Narasumber
Narasumber :Insan Abdullah, S.Pd.I
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 13.35
Tempat Wawancara : ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Guru Agama
2. Transkip Wawancara
a. Penerapan metode ummi di SMP IT Izzatul Islam
Peneliti :”Bagaimana metode yang sekarang digunakan dalam
pembelajaran membaca Al Quran pada SMP IT Izzatul Islam?”
Narasumber :“Menurut saya sendiri metode tersebut memang sangat
efektif karena ada kerja sama dari dua belah pihak baik dari ummi
foudtion sendiri dengan kita. Sana juga senantiasa memantau setiap
kurang lebih 3 bualan sekali mereka datang untuk merevisi dan
melakukan pengawalan sampai benar-benar tuntas sampai siswa siswi
kita ini lulus dari tahap pembelajaran tersebut”
Peneliti :” Bagaiman persiapan guru sebelum pembelajaran membaca
Al Qur’an dengan metode ummi?”
Narasumber :“Untuk persiapannya guru harus lulus tahsin dulu
artinya sebelum mereka mengajarkan Al Qur’an siswa siswi harus
melalui tahap tahsin (pembetulan/perbaikan bacaan) tashih (tes
kelulusan/diobati penyakitnya) bahasa gampangnya seperti itu.
Mengikuti program sertifikasi dari ummi foundetion syaratnya
harus sudah lulus jilid 6 dan juga ghorib tajwid (bacaan-bacan aneh)
yang terdapat dalam Al Qur’an misal dalam surat Yusuf, Ar-Rad
bismillahi majreha. Baru mereka boleh mengajarkan kepada anak-
anak kemudian dalam mengajarkanpun sebelum masuk kelas mereka
membawa perlengkapan administrasi, mungkin tadi sudah dijelaskan
ustad Dwi yang di buku modul”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran
membaca Al Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :“Ada tahapan-tahapannya yaitu ada 7: pembukaan
(5menit), apersepsi/ penanaman konsep (10menit), pemahaman
konsep/ latihan (30menit), evaluasi (10menit), dan penutup (5menit).
Itu waktunya adalah standarnya 60 menit. Dimulai dari jenjang yaitu
tahsih itu dipetakan”
Peneliti :” Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dengan dengan
metode ummi dalam pembelajaran dalam membaca Al Qur’an?”
Narasumber :“Evaluasinya dilakukan setiap hari itu untuk
bacaan perlembarnya kalau dia ketika membaca salah 1x 2x boleh
lanjut, salah 3x mengulang hari itu juga yang salah saja, salah lebih
dari 3x harus mengulang dihalaman yang sama.
Jika ternyata salah satu kelompok itu yang dibaca dihalaman
yang sama semuanya dan dia sudah mencapai jilid 2 bisa dilaksanakan
baca simak murni (semua membuka halaman yang sama). Jilid sama
halaman berbeda (baca simak tidak murni)”
b. Fakor penghambat dan pendukung
Peneliti :”Apa saja faktor penghambat dan pendukung metode ummi
dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul Islam?”
Narasumber :” “Penghambatnya saya kita daya anak yang berbeda-
beda cukup memperlambat perkembangan, kekurangan tenaga
pendidik (guru Al Qur’an masih kurang) untuk bisa melaksanakan
mengajar metode ummi punya sertifikat. Untuk pendukungnya kita
didukung penuh oleh yayasan, orang tua (mau membiayayai anaknya
untuk membeli buku dan lain sebagainya), untuk saat ini peralatan
cukup memadai”
Peneliti :” Faktor apa saja yang menjadi pendukung pelaksanaan
metode ummi dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT
Izzatul Islam?”
Narasumber :” “Pendukungnya setiap siswa wajib memiliki buku
pegangan dan alat peraga sudah mencukupi semuanya, waktunyapun kita
sudah bisa mengalokasikan 1 pekan sudah memenuhi syarat 1 kali tatap
muka”
1. Identitas Narasumber
Narasumber :Rofiq Muhammad Aminudin (RMA)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 11.32
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswa VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :”metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?”
Narasumber : “memakai metode uumi”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang
sekarang diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT
Izzatul Islam?”
Narasumber : “bagus dalam segi membaca sama nadanya, sesuai dengan
tajwid.”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca
Al Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :“Dari salam, berdoa bareng-bareng, baca buku bersama-
sama baru sendiri-diri yang nyimak semuanya. menirukan guru pakai alat
peraga itu, isi alat peraga seperti buku metode ummi, dibaca bareng-bareng
baru satu per satu. Penilaian saat baca satu per satu dinilai guru, membaca
tilawah, selesai.
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Wildan Rifki Fahudi (WRF)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 11.60
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswa VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?”
Narasumber :”metode uumi”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”sangat bagus karena bisa meningkatkan membaca Al-Qur’an
dan menambah hafalan, tajwid benar.”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :” salan, doa, menirukan guru mmemakai alat peraga, baca
buku ummi satu per satu yang lain menyimak, tilawah bareng-bareng juz 30.
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Mutiara Endang Prashanti (MEP)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 10.32
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswi VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?”
Narasumber :”memakai metode ummi”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”tanggapan saya metode yang diterapkan bagus, karena
membaca Al-Qur’an lancar juga tajwidnya bisa tepat.”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :”guru masuk kelas salam, menyuruh anak-anak melanjutkan
bacaannya yang sudah dibaca sebelumnya, lalu baca bersama-sama 1-2 ayat
setelah itu sendiri-sendiri satu per satu dan begitu seterusnya sampai
pembelajaran selesai. Alat peraga ada yang ditunjuk ada yang bareng-bareng.
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Syifa Annisa (SA)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 11.57
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Isla Getasan
Jabatan : Siswi VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?
Narasumber :”dengan metode ummi”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”bagus, karena bisa membaca dengan tartil dan dengan nada
ummi dan tajwid yang benar”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :”pembukaan membaca doa, terus membaca alat peraga, tahfid
dicontohkan dulu baru satu per satu, baca Al-Qur’an, senandung Al-Qur’an,
penutup.
Peneliti :”kalau satu persatu baca, yang lain ngapain?”
Narasumber :” yang lain nyima’”
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Fasya Zalianti (FZ)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 12.11
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswi VII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?
Narasumber :”metode ummi, kita biasanya di ulang oleh guru kita sampai
ghorib.”
Peneliti :”apa itu ghorib?”
Narasumber :”ghorib itu kayak ada bacaan dibaca pendek”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”mudah dipahami, bacaan baik, mudah dimengerti panjang
pendeknya, mendengung atau tidak”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :”panduan buku, salam, menjelaskan materi hari ini, disuruh
murojaah tahfid (an-Anas sampai al-Balad), murojaah (mengulang hafalan),
mengaji bersama, sendiri dari halaman 1, kalau sudah kita murojaah lagi dari
halaman 1 sampai seterusnya.”
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Yulika Sulistianingsih (YS)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 11.40
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswa VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?”
Narasumber :”metode ummi dari Surabaya”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”baik bacaan makhorijul huruf, semakin baik bacaannya,
tajwid, hafalan.”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :”salam, berdoa, murojaah bersama, mengulang hafalan,
mengulang bacaan yang lalu, memberi materi, alat peraga digunakan 2 kali
diawal dan diahir”
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Muhammad Zahair Ahnaf Habibie (MZA)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 11.32
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswa VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?”
Narasumber :”metode ummi”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”membacanya memakai nada tinggi rendah, tajwidnya benar
ditekankan, bacaannya dibikin lancar.”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :”salam, nyapa murid, berdoa, alat peraga dibaca oleh guru baru
ditunjuk, baca Al-Qur’an bareng baru sat per satu sedang yang lain
menyimak, hafalan sebelum baca satu per satu, alat peraga diawal dan diahir
(diulangi sampai benar)”
1. Identitas Narasumber
Narasumber : Sujadmiko Ihsanudin (SI)
Hari, Tanggal : 12 Mei 2015
Waktu : 11.60
Tempat Wawancara : Ruang Tamu SMP IT Izzatul Islam Getasan
Jabatan : Siswa VIII
2. Transkip Wawancara
Peneliti :” metode apa yang digunakan dalam pembelajaran membaca Al-
Quran?”
Narasumber :”metode ummi”
Peneliti :” Bagaimana tanggapan kamu tentang metode ummi yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an pada SMP IT Izzatul
Islam?”
Narasumber :”tanggapan saya bagus tartil, nadanya bagus, senang ada
metode ummi, ada lagunya”
Peneliti :” Bagaimana proses metode ummi dalam pembelajaran membaca Al
Qur’an dengan di kelas?”
Narasumber :”berdoa dulu, mengulangi hafalan lalu, biasanya suruh lanjutin
metode ummi baca bareng-bareng sampai bisa, baru satu per satu. Kalau
waktu mepet ngulangi hafalan, alat peraga menggunakan tuding (alat tunjuk)
dicontohkan baru kita menirukan. Kalau sudah lancar alat peraganya ganti ke
lembar selanjutnya"
PEDOMAN WAWANCARA 1
1. Identitas Narasumber
Nama :
Usia :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir :
Tempat Wawancara :
Hari, Tanggal :
Waktu :
2. Pedoman Wawancara
a. Implementasi metode ummi di SMP IT Izzatul Islam
1) Metode apa yang digunakan dalam rangkan melaksanakan
pembelajaran Al Qur’an?
2) Bagaimana metode yang sekarang digunakan dalam pembelajaran
Al Qur’an SMP IT Izaatul Islam?
3) Bagaimana tanggapan saudara tentang metode yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran Al Qur’an?
4) Bagaimana persiapan guru sebelum mengajar Al Qur’an?
5) Metode apa yang digunakan dalam rangkan melaksanakan
pembelajaran Al Qur’an?
6) Bagaimana proses pembelajaran Al Qur’an di kelas?
7) Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dalam pembelajaran Al
Qur’an?
b. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam pelaksanaan metode ummi?
c. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan metode ummi?
PEDOMAN WAWANCARA II
1. Identitas Narasumber
Nama :
Usia :
Tempat Wawancara :
Kelas :
2. Pedoman Wawancara
a. Implementasi metode ummi di SMP IT Izzatul Islam
1) Metode apa yang digunakan dalam rangkan melaksanakan
pembelajaran Al Qur’an?
2) Bagaimana metode yang sekarang digunakan dalam pembelajaran
Al Qur’an SMP IT Izaatul Islam?
3) Bagaimana tanggapan saudara tentang metode yang sekarang
diterapkan dalam pembelajaran Al Qur’an?
4) Metode apa yang digunakan dalam rangkan melaksanakan
pembelajaran Al Qur’an?
5) Bagaimana proses pembelajaran Al Qur’an di kelas?
6) Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dalam pembelajaran Al
Qur’an?
Dokumentasi
Wawancara dengan kepala sekolah wawancara dengan guru PAI
Wawancara siswi kelas VII wawancara siswi kelas VIII
Wawancara siswa kelas VIII Wawancara kelas VII
Pelaksanaan metode ummi di kelas
SMP IT Izzatul Islam Getasan
Ruang kelas putri dan putra kelas VIII
Ruang kelas putri kelas VII Ruang guru
Ruang Komputer Perpustakaan
Kantin Sekolah Toilet