implementasi konsep amanah dan fathanah pada...

92
74 IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA PENGELOLAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) Disusun Oleh : Aji Maulana 104053002040 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Upload: lyminh

Post on 13-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

74

IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN

FATHANAH PADA PENGELOLAAN ZAKAT

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

Disusun Oleh :

Aji Maulana

104053002040

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 2: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

75

IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH

PADA PENGELOLAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL (BAZNAS)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Disusun oleh :

Aji Maulana

NIM : 104053002040

Di bawah Bimbingan :

DRS. M. Sungaidi, MA

NIP : 150 282 640

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H / 2008 M

Page 3: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

76

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjjudul IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN

FATHANAH PADA PENGELOLAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT

NASIONAL (BAZNAS) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 11 Desember

2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salh satu syarat memperoleh gelar sarjana

Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.) pada Program studi Manajemen Dakwah.

Ciputat, 12 Desember 2008

Sidang munaqasyah

Ketua, Sekretaris,

Drs. Study Rizal LK. MA Drs. Cecep Castrawijaya, MA

NIP : 150 262 876 NIP : 150 287 029

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. Hasanudin Ibnu Hibban, MA Noor Bekti Negoro, SE. STP,

Msi

NIP : 150 270 815 NIP : 150 293 230

Pembimbing,

Drs. M. Sungaidi, MA NIP : 150 282 640

Page 4: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

77

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya mentyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Desember 2008

Aji

Maulana

Page 5: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

78

ABSTRAKSI

Aji Maulana Di bawah bimbingan Drs. M. Sungaidi. MA

Implementasi Konsep Amanah dan Fathanah pada Pengelolaan Zakat Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Zakat yang merupakan kewajiban atas setiap muslim, berkedudukan untuk

menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan yang bersatu yang mengandung unsur-unsur perasaudaraan, perkokohan umat, dan kenbersamaan bersama. Zakat

dalam pengelolaannya haruslah benar-benar dikelola oleh para amil zakat, yang

bias memegang amanah dari para donator maupun para muzaki. Agar dan tersebut

dapat benar teralokasikan kepada mustahik yang membutuhkan dengan

menentukannya sesuia dengan ketentuan syariat Islam. Sifat amanah saja

belumlah cukup untuk mengambarkan sifat yang harus dipegang oleh amil zakat,

haruslah ditambah sifat fathanah dalam pengelolaan zakat, sifat fathanah yan

diartikan sebagai kecerdasan dalam buku Kecerdasan Rohaniah karya Toto

Tasmara, disini mengartikan bahwasanya fathanah itu adalah bentuk kemahiran,

kecerdasan dan keahlian dalam bidang tertentu. Sifat amanah dan fathanah

memanglah penting sekali dipegang oleh para amil zakat, di mana sifat amanah

yang diartikan sebagai misi hidup seorang muslim dan fathanah sendiri diartikan

sebagai strategi hidup seorang muslim, maka disini perlulah sifat amanah dan

fathanah melekat pada seorang amil zakat. Kecerdasan sangatlah penting untuk dimiliki oleh para amil zakat, untuk mewujudkan ide-ide segar, kreativitas, dan

inovasi baru dalam program-program pendayagunaan, penyaluran dana zakat. Pengelolaan zakat dengan peneraan konsep amanah dan fathanah perlulaha kita

perhatikan sehingga salam pengelolaan dapet benar-benar efektif dan dipercaya oleh masyarakat. Pengelolaan zakat bukanla kegiatan individu melainkan suatu

bentuk kegiatan yang dilaksanakan secara kolektif atua bersama atau kegiatatn yang diselenggarakan oleh lembaga di mana disitu terjadi kerjasama antara para

ulama, ormas-ormas islam sehingga mendukkung kegiatan pengelolaannya.

Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengelolaan zakat yang dijalankan

oleh lembaga-lembaga zakat, apakah sudah benar benar sesuai dengan ketentuan

syariat islam dengan amanah danprofesional melalui wawancara dan observasi

diketahui bahwa pengelolaan yang dilaksanakan denga penerapan konsep amanah

dan dikelola dengan sistem profesioanlisme dalam menjalankan tugasnya

sehingga dana tersebut tersalurkan dengan benar dan tepat sasaran. Sumber

penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Nasional yaitu suatu lembaga pengelolaan

zakat yang didirikan oleh pemerintah untuk menjalankan amanah tentang

pengelolaan zakat. Dalam pengelolaannya BAZNAS disini menerapkan sifat

Rasul yaitu pada pengelolaan zakat, di sini melekat pada sebagai Azas dan budaya

kerja yang dilakukan oleh BAZNAS yaitu sifat amanah dan fathanah.

Page 6: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

79

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah SWT,

sebagaimana kita telah diberi nikmat iman dan islam yang tiada tara, serta nikmat

sehat sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan

hidayahnyalah skripsi ini bisa terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada baginda

besar kita Nabi Muhammad saw, juga segenap keluarga, para sahabat, serta umat

beliau hingga akhir zaman.

Babak demi babak dalam penulisan ini berlalu demi mencapai

terbentuknya sebuah skripsi ini, ada kalanya senang bahagia dan banyak pula

halangannya, sebagai penulis yang masih banyak perlu belajar kepada para guru,

dosen maupun pengajar yang lebih ilmunya maupun pengalaman dalam

mengalami dunia luar, khususnya dalam bidang zakat. Penulis merasa

bahwasanya terselesaikannya penulisan karya ilmiah ini banyak dibantu oleh

banyak orang yang selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada

penulis, dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis

menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka semua,

diantaranya:

1. Orang Tua penulis, Bapak Supeno dan Ibunda Djohariyah yang

senantiasa memberi semangat kepada penulis, baik itu semangat doa

dan cinta kasihnya yang tak terhingga, untuk mereka skripsi ini penulis

persembahkan.

2. Orang tua angkat penulis Bapak Chaerudin yang telah mendidik

penulis dalam dunia bisnis dan telah membiayai segala kebutuhan

penulis dalam menempuh pendidikan sarjana ini, dan kepada nenek

penulis Hj. Tumakminah atas berkat doanya dan motivasi dari beliau

penulis semangat dalam menjalani kehidupan.

3. D R. Murodi M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN beserta segenap jajaran Pembantu Dekan.

4. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, M.A, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah, Drs. Cecep Castrawijaya, MA, selaku Sekretaris Jurusan

Page 7: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

80

Manajemen Dakwah, beserta segenap jajaran karyawan struktural dan

Kru Jurusan dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN.

5. Drs. Sungaidi, MA selaku pembimbing yang dengan murah hati dan

begitu sabar dalam memberikan pengarahan kepada penulis, dan Noor

Bekti Negoro, SE. STP, Msi selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Segenap pengurus BAZNAS yang membantu penulis, khususnya

kepada Bapak Broto Santoso (supervisor HRD), dan Bapak Budi

Setiawan (bagian pendayagunaan), yang bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan informasi tentang Amanah dan Fathanah

dalam pengelolaan zakat di BAZNAS.

7. Adik-adik penulis Fatkhu Rochim, yang telah memberikan motivasi

terus-menerus kepada penulis agar selalu semangat, dan adik-adik

tercinta Agung Prabowo, Nur Hikmah, Achmad Zulfi Rahman.

8. Segenap temen-temen MD A/B seangkatan yang berjuang bersama

dalam menempuh gelar kesarjanaan ini, khusnul khuluki, hidayatullah

subiki (bim-bim), Apoy, M. Zakaria, jiepam, ipin, joe, nurdin, deby,

uzy, ummi, herva, chris, heri, fahmi, slamet, dll yang tidak bisa penulis

sebutkan satu-persatu

9. Keluarga besar FKMP dan IMABA, saudara-saudara penulis yang

berjuang bareng dari daerah, Udin, Arif H, bejo, arif M, Yanti, kang

Takin, ika kita tetap haris tetap semangat daerah kita butuh orang-

orang yang pintar dan jujur untuk lebih maju. Serta teman penulis di

HMI Komfakda, dan BEMJ MD yang banyak mengajari penulis dalam

berorganisasi.

Semoga Allah memberikan balasan pada mereka denagn setimpal atas

segala upaya yang dilaksanakannya. Sedikit harapan penulis semoga kaya ini

dapat berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Ciputat, 10 Desember

2008 Aji Maulana

Page 8: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

81

DAFTAR ISI

Abtraksi …………………………………………………… i

Kata Pengantar …………………………………………………… ii

Daftar Isi …………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

E. Metodologi Penelitian .............................................................. 8

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep Pengelolaan Zakat ........................................................ 13

1. Pengertian Pengelolaan Zakat .............................................. 13

2. Pengelolaan Zakat pada Zaman Rosulullah .......................... 15

3. Pengelolaan Zakat pada Zaman Khalifaturrosyidin .............. 16

4. Pengelolaan Zakat Menurut Undang-undang No.38 Thn. 1999.19

B. Konsep Amanah dan Fathanah ................................................. 20

1. Pengertian Amanah .............................................................. 20

2. Amanah dalam Zakat ........................................................... 23

3. Pengertian Fathanah ............................................................. 24

4. Fathanah dalam Zakat. ......................................................... 27

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG BAZNAS JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya BAZNAS ................................................... 31

B. Landasan Hukum BAZNAS .................................................... 32

C. Visi dan Misi Tugas pokok ...................................................... 32

D. Struktur Organisasi BAZNAS .................................................. 33

E. Program Kerja BAZNAS. ........................................................ 39

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

Page 9: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

82

A. Implementasi Konsep Amanah dan Fathanah dalam

Pengelolaan Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional ............... 46

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam pengelolaan

zakat di BAZNAS ................................................................. 66

C. Praktek pelaksanaan Pengelolaan Zakat di BAZNAS ............... 69

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 72

B. Saran ....................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 74

Page 10: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

83

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat yang merupakan bagian dari rukun Islam yang keempat itu

termasuk unsur penting bagi suatu kesejahteraan masyarakat, umat manusia

serta sebagai unsur tegaknya keadilan sosial umat Dilihat dari aspek ibadah,

Zakat memiliki posisi yang sangat vital karena Zakat merupakan kewajiban

umat Islam yang jika ditinggalkan menyebabkan pelakunya mendapatkan

beban dosa. Dari penjelasan yang terdapat dalam sumber-sumber Hukum

agama Islam, yakni al-Quran dan Al-Hadist mengisyaratkan secara tegas

bahwa orang-orang yang menahan hartanya dari membayar zakat akan

mendapatkan balasan yang berat dari Allah SWT.

Secara istilah Zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus

diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat, sedangkan

menurut Hukum Islam (istilah Syara’) Zakat adalah Nama bagi sesuatu

pengambilan tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al

Mawardi dalam kitab Al-Hawiy)1

Setiap kali kita mendengar kata zakat sering muncul dalam benak

pikiran kita bahwasanya itu berkaitan dengan suatu kegiatan philantrophy,

suatu bentuk sosial kemanusiaan salah satu kewajiban dalam Islam, zakat

merupakan instrumen yang dapat mensucikan diri (pribadi) dari sebuah dosa,

menimbulkan akhlak mulia, peka terhadap suatu rasa kemanusiaan, dan dapat

mengurangi rasa dekil, kikir serta serakah terhadap sesama muslim.

1. Sebagai mana dikutip Lili Bariadi, dkk, Zakat & Wirausaha, (Ciputat : Center For

Enterpreneurship Development , 2005 ), h. 4, cet.-1

Page 11: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

84

Potensi zakat dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan

Islam yang terdiri atas prinsip-prinsip : Ummatan Wahidah (ummat yang

satu), Musawamah (persatuan derajat, dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah

(persaudaraan Islam), dan Takaful Ijti’wa ( tanggung jawab bersama ).2

Sesuai dengan firman Allah bahwa Zakat diberikan kepada delapan

Ashnaf :

��☺���� ���� �����

��������������

������ �☺!���"#

��$���☺�%!���"# �&'()*��+

�&⌧�-�⌧�☺!���"# (/'+12%�%�

3��"# 45���67����

����86��9!���"# 3��"# �:;�<�=

>��� ��!9��"# �:;�< ��� ? @&ABC6��� DE�F8 >��� � G���"#

HIJ���+ BI;�<�K L�4�

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk

jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu

ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.” (QS. At-Taubah/ 9 : 60)

Pengelolaan zakat bukanlah semata-mata dilakukan secara individual

dari muzakki langsung diserahkan kepada mustahik, akan tetapi pengelolaan

zakat lebih baik dikelola oleh lembaga yang benar-benar khusus menangani

zakat, yang memenuhi sebuah persyaratan tertentu yang disebut dengan amil

zakat. Amil zakat inilah yang memiliki tugas melakukan sosialisasi kepada

2. Ibid, h.7

Page 12: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

85

masyarakat, untuk melakukan penagihan dan pengambilan, serta

mendistribusikannya secara tepat dan benar.3

Munculnya organisasi-organisasi maupun lembaga-lembaga pengelola

zakat di Indonesia, itu merupakan indikasi bahwa kesadaran masyarakat akan

menyalurkan zakat makin maju, lembaga pengelola zakat itu baik yang

dikelola pemerintah maupun swasta. Secara garis besar, lembaga pengelola

zakat mempunyai kegiatan utama yaitu meliputi 3 kegiatan, seperti

Penghimpunan, Pengelolaan (keuangan), serta Pendistribusian.

Salah satu lembaga yang mengelola zakat itu di antaranya adalah

BAZNAS. Lembaga ini bergerak dalam pengelolaan zakat yang bertujuan

menumbuhkan kesadaran untuk mensucikan hartanya dengan memulai

berzakat terhadap para masyarakat muslim.

Ada hal lain yang perlu diperhatikan agar zakat dikelola dengan benar

serta baik, yaitu zakat harus dikelola oleh lembaga yang profesional, dan para

amil zakat yang profesional dan dapat menjalankan amanah.

Salah satu syarat bagi keberhasilan zakat, dalam mencapai suatu tujuan

sosial kemanusiaan adalah dengan cara pendistribusian yang profesional yang

disandarkan kepada landasan yang sehat, sehingga zakat tidak salah sasaran.

Konsep manajemen amanah merupakan salah satu ungkapan yang

dilakukan oleh lembaga zakat untuk menjaga kepercayaan muzakki dalam

menyalurkan dana zakatnya kepada amil yang akan didistribusikan kepada

mustahik. Amanah ini suatu bentuk kepercayaan yang dijalin oleh muzakki

3. Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani

Press, 2002), h. 52, cet- 1

Page 13: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

86

kepada amil terhadap harta maupun barang yang akan disalurkan kepada

mustahik yang benar-benar berhak mendapatkannya.

Sifat Amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap

amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua sistem yang dibangun.

Sebagaimana hancurnya perekonomian kita yang lebih besar disebabkan

karena rendahnya moral dan tidak amanahnya para pelaku ekonomi. Sebaik

apa pun sistem yang ada, akan hancur juga jika moral pelakunya rendah.

Terlebih dana yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) adalah dana

ummat. Dana yang dikelola itu secara esensi adalah milik mustahik. Muzakki

memberikan dananya kepada LPZ tidak ada keinginan sedikitpun untuk

mengambil dananya lagi. Kondisi ini menuntut sifat amanah dari para Amil

Zakat. Pengelola zakat bila dilakukan dengan baik akan menjadi sumber bagi

kesejahteraan masyarakat.

Sifat amanah saja belumlah cukup dalam mengelola zakat, haruslah

diimbangi dengan sifat profesionalitas dalam mengelolanya, yaitu dengan sifat

Fathanah yang mana dapat dipandang sebagai strategi hidup setiap muslim.

Karena untuk mencapai sang maha besar, Seorang muslim harus

mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan oleh-Nya. Potensi paling

berharga dan termahal yang hanya diberikan pada manusia adalah akal

(intelektualitas).4 Hanya dengan profesionalitas yang baik dan benarlah dana

yang diamanatkan oleh muzakki kepada amil akan dikelola menjadi efektif

serta efisien.

4. Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam,( Jakarta : IIIT Indonesia, 2003 ), cet-2. h. 19

Page 14: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

87

Fathanah seringkali diartikan sebagai kecerdasan, kemahiran, atau

penguasaan terhadap bidang tertentu, padahal makna Fathanah merujuk pada

dimensi mental yang sangat mendasar dan menyeluruh, sehingga dapat

diartikan bahwa Fathanah merupakan kecerdasan yang mencakup kecerdasan

intelektual, emosional, dan terutama kecerdasan spiritual.

Kecerdasan sangat dibutuhkan oleh amil untuk mewujudkan ide-ide

segar, ditopang oleh kreativitas dan inovasi. Kedua aspek tersebut diperlukan

guna menemukan kekuatan positif. Upaya mendayangunakan dana ZIS

merupakan langkah strategis dan menjadi garda depan dalam

mengimplementasikan salah satu visi lembaga pengelola ZIS. Adapun visi

pengelolan zakat yang terdapat dalam UU no. 38 Tahun 1999 yaitu

“Terwujudnya pengelolaan zakat yang amanah dan Fathanah sehingga dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat yang bermanfaat sesuai

dengan syari’ah.

Banyaknya lembaga zakat maupun badan zakat yang ada di Indonesia

belumlah diimbangi dengan kepercayaan masyarakat atas lembaga-lembaga

tersebut. Sebenarnya itu bukan dikarenakan kurang amanahnya lembaga zakat

tersebut melainkan kurang taunya masyarakat atas harta yang diterima oleh

amik tersebut teralokasikan kemana. Sehingga disinilah yang menjadi peran

utama bagi para pengelola-pengelola zakat untuk dapat membuktikan bentuk

amanahnya lembaga zakat tersebut kepada masyarakat dan benar-benar

menyalurkan dana yang diterimanya itu kepada mustahik yang benar

membutuhkan, dan benar menyalurkannya sesuai dengan ketentuan syarat

islam dalam Al-Qur’an maupun Al-hadist.

Page 15: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

88

Sifat wajib Rasul yang terdiri dari sidiq, amanah, tabliqh, dan fathanah

haruslah kita pegang erat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

merealisasikan hidup yang tentram dan damai, khususnya dalam urusan

pengelolaan zakat, sifat tersebut harus melekat erat pada setiap amil zakat

yang telah dipercaya untuk mengelola dana zakat, di mana sifat-sifat tersebut

diartikan sebagai berikut; Sidiq yang diartikan visi hidup seorang muslim,

Amanah diartikan sebagai misi hidup seorang muslim, Tabliqh yang diartikan

sebagai taktik dalam menjalankan hidup, serta Fathanah yang diartikan

sebagai strategi untuk menjalankan kehidupan di dunia.semuanya itu perlulah

diketahui oleh para amil zakat yang menjalankan roda pengelolaan zakat.

Sehingga penulis merasa ingin sekali melihat bahwasanya bagaimana sifat

Rasul tersebut terserat pada pengelolaan zakat, khususnya pada sifat amanah

yang didalanya juga sudah termasuk pengertian dari sifat sidiq, dan sifat

fathanah yang telah merangkap arti dalam sifat tabliqh. Sehingga penulis lebih

terfokus pada pengelolaan zakat dengan menerapkan sifat amanah dan

fathanah.

Pengelolaan zakat haruslah dipegang orang-orang yang amanah, dan

harus ditambah sifat fathanah, di sini agar bisa lebih banyak terpercaya oleh

para muzaki, donatur zakat, maupun masyarakat umum atas dana yang

dikelolanya, profesionalitas dalam pengelolaannya pun harus dilihat penting

untuk mengelola dana yang diterimanya dengan berbagai program-program

penyaluran maupun pendayagunaan.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis bermaksud mengadakan

penelitian guna mengetahui bagaimana aplikasi pengelolaan dana zakat secara

Page 16: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

89

benar, dan sesuai dengan konsep amanah. Bagaimana pula lembaga zakat

tersebut dapat menjalankan pengelolaan dana zakat yang telah diamanatkan

tersebut dengan profesional, sesuai dengan konsep profesional yang ditetapkan

oleh dewan syariah. Badan Amil Zakat Nasional merupakan sebuah organisasi

yang mengelola zakat dengan menerapkan konsep amanah kepada para amil-

amilnya, dan mengharapkan kepada para amil untuk menyalurkan dana zakat

secara profesional, dan benar menurut syariah. Maka penulis meninjau

perlunya penelitian yang lebih mendalam mengenai proses pengelolaan dana

zakat pada BAZNAS dengan menerapkan sistem Manajemen Amanah serta

Fathanah maka itu penulis menuangkannya dalam sebuah skripsi dengan judul

“IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA

PENGELOLAAN ZAKAT BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS)”

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah.

1. Pembatasan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah yang di atas, banyak hal

sekiranya dapat diteliti serta dikaji mengenai model, pola dan strategi yang

dilakukan oleh BAZNAS.

Dalam kaitannya dengan penelitian yang akan penulis lakukan

haruslah ditujukan untuk mengarah kepada satu hal objek sasaran, maka

dari itu penulis dalam hal ini merasa ingin membatasinya objek kajian ini

hanya pada lingkup Pengelolaan Zakat dengan konsep Amanah dan

Fathanah pada BAZNAS.

Page 17: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

90

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah yang

penulis tuangkan adalah senbagai berikut :

a. Bagaimanakah usaha BAZNAS Pusat dalam menerapkan konsep

Amanah dan Fathanah dalam pengelolaan zakat ?

b. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan zakat di

BAZNAS?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Setiap karya tulis yang bernilai ilmiah tentunya memiliki tujuan yang

akan dicapai, begitu pula skripsi ini yang bertujuan secara umum, sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui usaha BAZNAS dalam menerapkan konsep Amanah

dan Fathanah dalam pengelolaan zakat

2. Untuk mengetahui faktor pendukung serta penghambat BAZNAS dalam

pengelolaan zakat di BAZNAS

Sedangkan Manfaat Penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi ilmu pengetahuan khususnya kepada Manajemen Dakwah dan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada umumnya.

2. Manfaat Praktis : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pedoman bagi pengelola-pengelola zakat lainnya.

D. Tinjauan Pustaka

Page 18: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

91

Penelitian dan penulisan Skripsi adalah karya ilmiah yang disusun

dalam rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana strata 1 (S1). Karena itu

tidak menutup kemungkinan adanya kemiripin dalam penulisannya baik

dengan buku maupun dengan skripsi-skripsi yang terdahulu.

Ada beberapa skripsi yang membahas mengenai BAZNAS yang telah

dilakukan oleh mahasiswa terdahulu, untuk mengetahui materi penelitiannya,

dibawah ini diuraikan sebagai berikut :

1. Judul skripsi, “Peran Sosialisasi BAZNAS terhadap peningkatan

penerimaan Zakat Maal”, penulis Dini Rostika Sari, Fakultas Syari’ah

dan Hukum, jurusan Muamalat (Ekonomi Islam), UIN Jakarta, 2006. yang

berisi tentang peran BAZNAS dalam mensosialisasikan Zakat Maal

kepada masyarakat dalam upaya peningkatan penerimaan Zakat Maal.

2. Judul skripsi, “Kedudukan dan peranan BAZNAS dalam pengelolaan

Zakat Di Indonesia”, penulis Ishak, Fakultas Syaria’ah dan Hukum,

jurusan Muamalat (Ekonomi Islam), UIN Jakarta, 2005, berisi tentang

bagaimana praktek pelaksanaan tugas BAZNAS dalam sistem

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian kali

ini penulis lebih membahas masalah Implementasi konsep Amanah dan

Fathanah pada pengelolaan Zakat Badan Amil Zakat Nasional.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Page 19: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

92

Pada penyusunan skripsi ini, penulis akan menggunakan metode

penelitian kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-

penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan prosedur-prosedur

statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuhan).5

Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertentu atau

lisan dari orang-orang dan perilaku organisasi.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif penulis akan

melakukan sebuah penelitian secara langsung di tempat lapangan di mana

penulis mendeskripsikannya secara sistematis, mengenai berbagai masalah

yang diteliti tersebut serta kemudian dianalisis.

2. Subyek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah orang atau kelompok yang dinilai

dapat memberikan informasi kepada penulis, yaitu ketua maupun para

pegawai BAZNAS, Khususnya kepala BAZNAS. dan Objek penelitian ini

adalah deskripsi tentang implementasi konsep amanah dalm pengelolaan

zakat di BAZNAS.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, penulis melakukannya dengan cara :

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis

melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.6

5.Syamsir Salam & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitisn Sosial, (Jakarta : UIN Press,

2006), h.30 6. Hariwijaya & Triton, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal & Skripsi, (Yogyakarta :

TUGU PUBLISHER ORYZA, 2007 ), h.63. cet-1

Page 20: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

93

Dalam kegiatan ini penulis akan melakukan pengamatan secara

langsung di BAZNAS yaitu yang berkaitan dengan Pengelolaan zakat

menggunakan konsep Amanah dan Fathanah.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses pencarian data dengan cara Tanya

jawab langsung kepada responden. Dalam hal ini penulis akan

mengadakan wawancara langsung kepada Ketua atau Sekretaris

BAZNAS guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai dana

zakat yang dikelola dengan konsep Amanah dan Fathanah.

c. Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data yang diperoleh, penulis melakukan

penelitian dokumentasi yaitu dengan meneliti berbagai literatur baik

itu berupa buku, majalah, jurnal, dan sumber yang lain dari laporan

BAZNAS.

Adapun pedoman yang dijadikan sandaran penulis dalam

menyusun skripsi ini adalah buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis

Disertasi ” yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dikantor BAZNAS, Jln. Kebon

Sirih Raya No.57 Jakarta Pusat. Telp : (021) 3904555.

5. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif

analisis yaitu suatu teknik data di mana penulis lebih dahulu memaparkan

semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara sistematis, lalu

Page 21: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

94

diklasifikasi untuk dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan

penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk laporan ilmiah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini, penyusun akan menulisnya ke dalam bab-

bab masing-masing memiliki sub-sub bab, dengan penyusunan sebagai

berikut:

BAB I : Merupakan bab Pendahuluan yang diawali dari Latar Belakang

Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : Menjelaskan kerangka teoritis mengenai Konsep Pengelolaan

Zakat dan Konsep Amanah dan Fathanah. Konsep Pengelolaan

Zakat meliputi Pengertian Pengelolaan zakat, Pengelolaan Zakat

pada zaman Rosulullah, Pengelolaan Zakat pada Zaman Khalifah,

Pengelolaan Zakat Menurut UU. No.38 Thn. 1999. Sedangkan

Konsep Amanah dan Fathanah yang meliputi: pengertian Amanah,

Amanah dalam Zakat, Pengertian Fathanah, Fathanah dalam zakat.

BAB III : Gambaran umum tentang Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS),

meliputi Sejarah Berdirinya, Tujuannya, Visi dan Misi, Stuktur

Organisasinya dan juga Program Kerjanya.

BAB IV : Implementasi Konsep Amanah Dan Fathanah dalam Pengelolaan

Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional. Dalam Bab ini membahas

tentang penerapan konsep Amanah dan Fathanah BAZNAS, faktor

Page 22: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

95

pendukung dan penghambat dalam Pengelolaan Zakat di BANAS,

praktek pelaksanaan pengelolaan zakat di BAZNAS.

BAB V : Bab ini merupakan penutup dari skripsi, yang di dalamnya

menguraikan tentang Kesimpulan dari Pembahasan dan Analisis

serta Saran-saran yang sifatnya membangun Lembaga tersebut.

Page 23: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

96

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pengelolaan Zakat

1. Pengertian Pengelolaan zakat

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengelolaan dapat

diartikan sebagai berikut :7

a. Proses membantu merumuskan kebijaksanaan dan tinjauan organisasi.

b. Proses yang memberikan pengawasan pada hal yang terlibat dalam

pelaksanaan kebijaksanaan dari pencapaian tujuan.

c. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan mengerakkan tenaga orang

lain.

Pengelolaan ialah suatu Bentuk tindakan menjalankan aktivitas

yang meliputi unsur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan dalam suatu bentuk kegiatan yang akan maupun sedang

dilakukan.

Zakat ialah jumlah harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh

orang Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya

(mustahik ), menurut yang telah ditetapkan oleh syarak.

Ditinjau dari segi bahasa zakat merupakan kesuburan, kesucian,

keberkahan, kebaikan, yang banyak. Menurut istilah fikih berarti

“sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-

7. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

Balai Pustaka, 1989), h.411

Page 24: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

97

orang yang berhak”8, disamping berarti ”Mengeluarkan jumlah tertentu itu

sendiri, jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena

yan dikeluarkan itu. Zakat adalah merupakan salah satu institusi yang

dapat dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau

menghapuskan derajat kemiskinan masyarakat serta mendorong terjadinya

keadilan distribusi harta. Zakat merupakan bagian pilihan dari harta yang

dimiliki seseorang yang dibelanjakan untuk membersihkan diri.

Jadi pengelolan zakat ialah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pendistribusian

serta pendayagunaan zakat. Di mana pengelolan tersebut terkait dalam

suatu bentuk Pengambilan (Fundraising), Organizing, dan Pendistribusian

dana-dana zakat.

Pengelolaan zakat sebagaimana dijelaskan dalam definisi

pengelolaan zakat di atas, diawali dengan kegiatan perencanaan, di mana

dapat meliputi perencanaan program beserta budgetingnya serta

pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq, kemudian

pengorganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan

pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana), penempatan

orang-orang (Amil) yang tepat dan pemilihan sistem pelayanan yang

memudahkan ditunjang dengan perangkat yang memadai, Amil zakat

bertindak nyata (pro active) melakukan sosialisasi serta pembinaan baik

kepada muzakki maupun mustahiq dan terakhir adalah pengawasan dari

sisi syari’ah, manajemen dan keuangan operasional pengelolaan zakat.

8. Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 1996), h.34

Page 25: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

98

Tujuan besar dilaksanakannya pengelolaan zakat adalah :9

a. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam

pelayanan ibadah zakat

b. Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. Setiap lembaga zakat

sebaiknya memiliki database tentang muzakki dan mustahiq. Profil

muzakki perlu didata untuk mengetahui potensi-potensi atau peluang

untuk melakukan sosialisasi maupun pembinaan kepada muzakki

2. Pengelolaan Zakat Zaman Rasulullah

Pemberlakuan syariat zakat diterapkan secara efektif pada tahun

ke-2 H. Eksensi zakat pada masa itu yaitu sebagai ibadah bagi muzakki

dan sumber pendapatan Negara. Dalam pengelolaannya, Nabi terlibat

secara langsung memberikan contoh dan petunjuk pelaksanaan. Adapun

pelaksanaan pengumpulan dan pendistribusian nya, Nabi SAW, mengutus

petugas di luar daerah sebagai utusan untuk mengambil zakat tersebut, dan

sekaligus menyuruh orang tersebut untuk mengelola dana zakat itu. Sesuai

dengan ayat al-Quran anjuran tentang mengambil harta para dermawan

untuk berzakat ; yang artinya “Pungutlah zakat dari kekayaan mereka,

engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya”(taubah ayat 103)

Diantara yang menjadi Amil atas perintah nabi pada saat itu yaitu

Mu’adz bin Jalal yang diutus ke penduduk Yaman. Para petugas yang

ditunjuk oleh Nabi tersebut dibekali dengan pedoman, petunjuk teknis

9 . Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Direktorat

pemberdayaan Zakat, Profil Direktorat Pemberdayaan Zakat, ( Jakarta : 2006)

Page 26: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

99

dalam pelaksanaan, bimbingan, serta peringatan keras dan ancaman sanksi

agar dalam pelaksanaan dan pengelolaan zakat dapat berjalan efektif dan

efesien.10

3. Pengelolaan Zakat Zaman Kholifaturrosyidin.

a. Zaman khalifah Abu Bakar

Pada masa Abu Bakar yakni menjamurnya para pembangkang

untuk melaksanakan zakat diberbagai wilayah Islam,. Mereka

beranggapan hanya nabi yang berhak menarik harta zakat, karena

beliaulah yang diperintahkan untuk memungut zakat. Kelompok yang

membangkan dipimpin oleh Musailamah al-Kadzdzab dari Yamamah.

Abu Bakar kemudian menyatakan perang kepada semua orang

yang membangkang membayar zakat, karena mereka telah dianggap

murtad. Abu Bakar sangat keras dan tegas menindak orang-orang yang

menentangkan penunaian zakat. Setelah itu didistribusikannya kepada

orang-orang yang berhak menerimanya menurut cara yang dilakukan

Rosulullah. Ia sendiri yang mengambil harta dari Baitul Mal menurut

ukuran yang wajar dan diberikan kepada yang berhak menerimanya

dan selebihnya dibelanjakan untuk persediaan bagi angkatan bersenjata

yang berjuang dijalan ALLAH. Abu Bakar mendirikan Baitul Mal di

Siriah, suatu tempat di dataran tinggi Madinah. Pada saat Abu Bakar

meninggal dunia tidak ada sedikit pun dinar dan dirham dalam Baitul

Mal, itu dibuktikan oleh para sahabat yang terpercaya, diantaranya

Abdurahman bin Auf dan Usman bin Affan untuk masuk ke dalam

10. Lili Bariadi, dkk., Zakat Dan Wirausaha, ( Ciputat : CED center for enterpreneurship

development, 2005 ), h.28

Page 27: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

100

Baitul Mal tersebut tidak menemukan atau mendapi satu dirham

maupun satu dirhampun didalamnya kecuali satu karung harta yang

berisi satu dirham saja. 11

Abu Bakar merupakan seorang yang sangat mulia, Dia benar-

benar menyalurkan zakat yang telah dipungutnya langsung kepada

para masyarakat muslim yang membutuhkan. Tanpa adanya perbedaan

status masyarakat. Dari Bayhaqi diriwayatkan bahwa Aslam r.a.

mengatakan “ketika Abu Bakar ditunjuk sebagai khalifah,

“ia menetapkan persamaan hak di dalam pembagiaan zakat diantara

anggota-anggota masyarakat. Ketika ada usulan untuk menyerahkan

pilihan kepada kaum muhajjirin atau anshar, Abu Bakar menjawab,

aku memandang seseorang dalam kaitannya dengan urusan dunia. Oleh

karena itu, lebih baik menyetarakan mereka dari pada menyerahkan

pilihan kepada mereka. Pilihan masyarakat yang terbaik tergantung pada penilaian Allah.”12

b. Zaman Khalifah Umar bin Khatab

Pada masa Umar, situasi jazirah Arab relatif lebih stabil dan

tentram. Semua kabilah menyambut seruan untuk membayar zakat

dengan sukarela. Umar melantik Amil-Amil untuk bertugas

mengumpulkan zakat dari harta orang-orang kaya dan kemudian

mendistribusikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Sisanya

dikirim kepada khalifah.

Untuk mengelola wilayah yang makin luas dan dengan

persoalan yang makin komplek. Umar membenahi stuktur

pemerintahannya dengan menambah beberapa lembaga baru yang

11

. “Pengelolaan Zakat masa Khalifaturrosyidin,” PELITA, 15 Maret 2000, h.7 12

. Yasin Ibrahim al-syaikh, cara mudah menunaikan zakat : membersihkan kekayaan

menyempurnakan puasa ramadhan. Penerjemah Wawan S. Husin dan Danny (Bandung : Pustaka

Madani, 1997),h. 135

Page 28: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

101

bersifat eksekutif operasional. Baitul Mal, lembaga yang berfungsi

mengelola sumber zakat. Pada masa Umar harta melimpah ruah,

karena semakin banyak negeri-negeri baru yang takluk di bawah

khalifah Umar.13

c. Zaman Khalifah Usman bin Affan

Pada masa Usman pengelolaan zakat pada dasarnya

melanjutkan dasar-dasar kebijakan yang telah ditetapkan Umar. Pada

masa Usman kondisi ekonomi sangat makmur. Harta pada masa itu

mencapai rekor tertinggi. Usman melantik Zaid bin Tsabit untuk

mengurus zakat. Pernah satu masa, Usman disuruh membagikan harta

kepada yang berhak, namun masih tersisa seribu dirham, lalu Usman

menyuruh Zaid untuk membelanjakan sisa dana tersebut untuk

membangun masjid Nabawi.14

d. Zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib

Kebijakan Ali tentang zakat masih mengikuti khalifah

sebelumnya. Bahkan Ali terkenal sangat hati-hati dalam mengelola

hasil zakat. Seluruh harta di Baitul Mal benar-benar disalurkan untuk

orang–orang yang berhak menerimanya tidak untuk kepentingan

pribadi maupun keluarganya.

Dalam sebuah riwayat, saudara Ali yang bernama Agil pernah

meminta bagian dari Baituk Mal, namun Ali kemudian menolak,

seraya berkata” kamu tidak berhak atas harta Baitul Mal, namun

13. “Pengelolaan Zakat masa khalifaturrosyidin,” PELITA,15 Maret 2000, h. 7 14

. Ibid, h.7

Page 29: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

102

bersabarlah hingga saya bisa mengumpulkan harta yang banyak

niscaya engkau akan kuberi bagian.15

4. Pengelolaan Zakat Menurut UU. No. 38 Tahun 1999

Menurut undang-undang No.38 Thn. 1999 bahwa pengelolaan

zakat ialah kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendristribusian

serta pendayagunaan zakat. Dalam undang-undang tentang pengelolaan

zakat disebutkan baik perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat, di semua wilayah

(tingkat), baik itu di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Propinsi maupun

Nasional yang dikukuhkan, dibina, dan dilindungi oleh pemerintah.

Pengelolaan zakat ini berasaskan kepada iman da taqwa, keterbukaan dan

kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Dalam UU No.38 Thn. 1999 tentang pengelolaan zakat, yang wajib

membayar zakat ialah orang warga Negara Indonesia baik yang ada di

dalam negeri maupun yang berada di luar negeri yang beragama Islam dan

mampu atau badan hukum (badan usaha) yang dimiliki oleh seorang

muslim. Negara berkewajiban memberikan perlindungan kepada muzakki,

mustahiq dan Amil zakat. UU pengelolaan zakat berdasarkan atas iman

dan taqwa, keterbukaan dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan

UUD 1945 ( Pasal 4 ), serta bertujuan meningkatkan pelayanan bagi

masyarakat dalam menunaikan ibadah zakat, sesuai dengan tuntutan

agama ( pasal 5 ayat 1 ), mengangkat fungsi dan peranan pranata

15

. Ibid, h.7

Page 30: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

103

keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

keadilan sosial ( Pasal 5 ayat 2 ), serta meningkatkan hasil guna zakat

(Pasal 5 ayat 3).

Visi pengelolaan zakat dalam UU No.38 Thn.1999 disebutkan

bahwa terwujudnya pengelolaan Zakat yang Amanah dan Fathanah

sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berzakat yang

bermanfaat sesuai dengan syari'ah

Pengelolaan zakat tersebut yang mengatakan bahwa; Dengan

dibentuknya undang-undang tentang pengelolaan zakat, diharapkan dapat

ditingkatkan kesadaran muzakki untuk menunaikan kewajiban zakat dalam

rangka mensucikan diri terhadap harta yang dimilikinya mengangkat

derajat mustahiq, dan meningkatkan keprofesional pengelola zakat, yang

semuanya untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT.

B. Konsep Amanah Dan Fathanah

1. Pengertian Amanah

Amanah berasal dari bahasa Arab, dari kata ’amuuna’–’ya’munu’–

’amanah’ yang bermakana ”yang harus ditepati” atau ”titipan yang harus

ditunaikan”. Amanah dalam arti khusus ialah pengembalian seseorang

akan harta benda atau lainnya kepada orang lain yang menitipkan

kepadanya atau mempercayakannya kepadanya, karena dia harus

memelihara barang titipan tersebut dan bertanggung jawab terhadap

barang itu serta tidak berhak terhadap barang tersebut, dan jika orang yang

Page 31: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

104

menitipkan barang itu minta kembali barangnya, maka ia harus segera

mengembalikannya.

Menurut Mahdi dalam bukunya yang berjudul amanah dalam

manajemen menyebutkan bahwa kata amanah digunakan dalam salah satu

dari dua hal berikut :16

a. Akhlak mulia yang mendorong pemiliknya menjaga hak-hak orang lain.

b. Hak-hak yang dipeliharanya diserahkan kepada seseorang seperti

barang titipan atau yang lain.

Di sini perlu diperhatikan bahwa dalam arti yang kedua amanah

harus mengandung dua syarat, yaitu pertama; kesiapan orang yang

dipercayai untuk memelihara hak-hak; kedua adanya pengakuan orang

yang mempercayakan kepada orang yang dipercaya sekalipun melalui

suatu tujuan.

Sedangkan menurut kamus istilah agama Islam karya Drs. Abu A.

Baiguni dan Dra. Fauziana, amanah merupakan suatu kepercayaan atau

dipercayakan; suatu yang harus ditunaikan sesuai dengan kewajiban yang

dibebankan; termasuk bagian dalam akhlakul karimah. Amanah di sini

juga dapat diartikan suatu titipan, seperti tangung jawab yang harus

ditanggung oleh seseorang terhadap barang maupun sesuatu yang telah

dititipkannnya.17

Amanah adalah hak dan kewajiban, baik yang bersifat material

maupun yang bersifat spiritual, yang dibebankan kepada seorang untuk

16

. Mahdi bin Ibrahim, Amanah Dalam Manajemen, penerjemah : Rahmad Abbas

(Jakarta : Pustaka Al-kautsar, 1997), h. 27 17. Abu A. Baiquni dan Eni Fauziana, Kamus Istilah Agama Islam, (Surabaya : ARLOKA,

1995), h.113

Page 32: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

105

dipelihara. Hak-hak tersebut merupakan hak-hak Allah atas hambanya dan

hak-hak manusia antara sesamanya. Amanah merupakan unsur penting

dalam manajemen, sebab amanah merupakan unsur yang sangat urgen

dalam penunaian tugas manajer dalam segala bidang baik itu bidang

perencanaan, pengarahan, pengawasan, serta dalam pemberian motivasi

antar sesama karyawan, maupun antara atasan dan bawahan. Tiadanya

unsur amanah dalam manajemen maupun dalam penunaian tugas akan

mengakibatkan bahaya besar yang akan timbul untuk aspek manajemen

tersebut.

Dalam suatu bentuk kegiatan yang perlu diperhatikan yaitu unsur

amanah dalam kaitannya amanah itu meliputi beberapa aspek antara lain:18

a. Aspek Tanggung Jawab yaitu meliputi beberapa kegiatan sebagai

berikut, berhati-hati dalam bertindak, memperbaiki kesalahan,

berusaha melakukan yang terbaik.

b. Aspek Menjaga Kepercayaan yaitu terdiri dari tidak mengecewakan

orang lain, bertindak sesuai dengan yang diinginkan, tidak menghianati

kepercayaan.

c. Aspek Memelihara yaitu terdiri dari menjaga titipan, mengembangkan

titipan, mendayagunakan kemampuannya, bersikap hati-hati terhadap

titipan.

d. Aspek Menyampaikan kepada yang berhak yaitu terdiri dari tidak salah

dalam memberikan titipan, komitmen yang tinggi, tidak mengambil

18

. Dzulfiqor Alhamumi, “Amanah dan hubungannya dengan etos kerja pegawai

lembaga Amil Zakat,” (Skripsi S1 Fakultas Pksikologi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006),

h.36

Page 33: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

106

manfaat dari titipan, memelihara kepada yang seharusnya, tidak

mengalihkan titipan kepada orang lain.

Amanah akan melahirkan kejujuran dan tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas. Sebab sekecil apapun tugas yang diemban,

tanggungjawabnya bukan hanya sekedar kepada manusia saja yang kadang

kala bisa ditipu dan dibohongi akan tetapi kepada Allah SWT, dzat yang

tidak akan pernah lupa pada setiap aktivitas yang dilakukan hamba-Nya.

2. Amanah dalam Zakat

Lembaga pengelola ZIS sampai sekarang ini banyak yang kurang

dipercayai masyarakat, karena kurang amanah, kurang amanah di sini

bukan saja berarti lembaga banyak menyelewengkan dana yang

diterimanya, tetapi mungkin masyarakat belum begitu banyak mengerti

arah dana yang diterima oleh badan Amil zakat terebut disalurkan dan

dimanfaatkan.

Amanah dalam arti khusus ialah pengembalian seseorang akan

harta benda atau lainnya kepada orang yang menitipkan kepadanya atau

mempercayakannya kepadanya, karena ia harus memelihara barang titipan

tersebut dan bertanggungjawab terhadap barang itu serta tidak berhak

terhadap barang itu, dan jika yang menitipkan barang itu minta kembali

barangnya, maka ia harus segera mengembalikannya.

Nabi Muhammad SAW sangat keras terhadap urusan harta zakat

dan memberi peringatan keras kepada para Amil zakat dengan siksa Allah

yang sangat keras jika mereka melecehkan hal tersebut, sehingga mereka

Page 34: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

107

menghalalkan zakat terhadap dirinya dengan mengambil sesuatu dari zakat

yang ia kumpulkan.19

Dalam sebuah hadist riwayat Adiy bin Umairah Ra. Ia berkata

saya pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda yang artinya :

“Siapa saja di antara kamu yang kami jadikan Amil (zakat), lalu

dia menyembunyikan kepada kami sebuah jarum atau lebih, maka ia telah

khianat yang menyebabkan nya akan menanggung beban ketika datang

pada hari kiamat” ( HR Muslim dan Abu Dawud).

3. Pengertian Fathanah

Fathanah dapat diartikan bahwa bijaksana dalam segala sesuatau

sikap, perkataan, dan perbuatan.20 Sedangkan dalam buku Kecerdasan

Rohaniah karya K.H. Toto Tasmara, Fathanah diartikan sebagai

kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan terhadap bidang tertentu, makna

Fathanah merujuk pada dimensi mental yang sangat mendasar dan

menyeluruh, sehingga dapat diartikan bahwa Fathanah merupakan

kecerdasan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan

terutama kecerdasan spiritual.21

Seseorang yang memiliki sifat Fathanah, keputusan-keputusannya

menunjukkan warna kemahiran seorang profesional yang didasarkan pada

sikap moral atau akhlak yang luhur. Seorang yang Fathanah itu tidak saja

19

. Dikutip oleh Yusuf Qardhawi, Kiat Sukses Mengelola Zakat, penerjemah ; Amuni

Solihan, (Jakarta : media dakwah, 1997), h. 45 20. Abu A. Baiquni, op.cit, h. 117 21

Toto Tasmara, Kecerdasan Rohaniah, (Jakarta ; Gema Insani Press, 2001), h. 212

Page 35: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

108

cerdas, tetapi juga memiliki kebijaksanaan maupun kearifan dalam berfikir

dan bertindak. Mereka yang memiliki jiwa Fathanah mampu menempatkan

dirinya sebagai fokus perhatian lalu menjadikan dirirnya sebagai figur atau

uswatun khasanah karena kemahiran (profesionalisme), yang dimilikinya

dan kepribadiannya yang mampu menumbuhkan situasi yang

menentramkan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aston Agor terhadap tiga

ribu eksekutif, diketahui bahwa ternyata mereka yang berhasil meraih

prestasi puncak karena mereka paling cerdas dalam pendayagunaan intuisi

pada saat pengambilan keputusan. Sedangkan David Colemen

mendifinisikan intuisi dan firasat sebagai kemampuan mengindrakan

pesan-pesan dari gudang penyimpanan memori emosi kita, yakni tempat

tersimpannya kebijaksanaan dan kearifan.22

Orang yang Fathanah pasti bersikap proaktif dan memandang

disiplin sebagai konsep dan gambaran diri (self image), serta martabat diri

(meaning and self esteem), mereka yang Fathanah memandang disiplin

sebagai cara individu untuk menunjukkan jadi diri dan harga dirinya.

Tampakanya bahwa Fathanah dapat pula kita katakan sebagai

kecerdasan total yang berawal dari ketajaman intuisi mata batin (basirah)

yang berada pada dimensi ruhiah. Ada beberapa karakteristik yang

terkandung dalam jiwa Fathanah antara lain :23

22. Ibid. 212 23

. Ibid. 219

Page 36: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

109

a. Mereka tidak hanya menguasai dan terampil melaksanakan profesinya,

tetapi juga sangat berdedikasi dan dibekali dengan hikmah kebijakan.

b. Sangat bersunguh-sungguh dalam hal, khususnya dalam meningkatkan

kualitas dirinya.

c. Mereka memiliki motivasi yang sangat kuat untuk terus belajar dan

mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang dihadapinya.

d. Mereka bersikap proaktif, ingin memberikan kontribusi positif bagi

lingkungannya. Dari pengalaman yang dia miliki akan memberikan

sebuah keputusan yang terbaik dan menjauhi hal-hal yang akan

merugikan bagi orang lain.

e. Sangat mencintai Tuhannya dan karenanya selalu mendapatkan

petunjuk dari-Nya.

f. Selalu berusaha untuk mendapatkan dirinya sebagai insan yang dapat

dipercaya sehingga tidak pernah mau mengingkari janji atau

menghianati amanah yang dipikulnya.

g. Selalu ingin menjadikan dirinya sebagai teladan yang dapat

menampilkan kinerja yang baik.

h. Menaruh cinta kepada orang lain sebagaimana dia mencintai dirinya

sendiri

i. Memiliki kedewasaan emosi, tabah, dan tidak pernah mengenal kata

menyerah serta mampu mengendalikan diri dan tidak perbah

terperangkap dalam keputusan yang emosional.

j. Memiliki jiwa yang tenang.

k. Memiliki arah tujuan atau misi yang jelas dalam kehidupannya.

Page 37: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

110

l. Memiliki sikap untuk bersaing dengan sehat, karena sadar bahwa

setiap umat memiliki kiblat dan martabatnya.

4. Fathanah dalam Zakat

Selain dalam persyaratan amanah yang harus dimiliki lembaga

pengelola ZIS, Prof. KH. Ali Yafie menambahkannya dengan persyaratan

Fathanah yang diartikanya dengan profesional. Mengelola ZIS tidak boleh

dilakukan hanya selingan saja, namun dalam pengelolaan ZIS

hendaknyalah lembaga yang benar-benar dikelola oleh SDM yang

profesional dalam bidangnya. ZIS jika akan dijadikan suatu kekuatan

bangsa dan umat, maka sudah saatnya untuk dikelola dengan standar

profesional. SDM yang ada haruslah orang-orang yang profesional dan

dihargai sebagai seorang profesional, penghargaan dalam hal ini, Islam

telah menyiapkannya melalui dana ZIS itu sendiri yang alokasi

persentasinya cukup tinggi.

Kecerdasan sangat dibutuhkan oleh Amil untuk mewujudkan ide-

ide segar, ditopang oleh kreativitas dan inovasi. Kedua aspek tersebut

diperlukan guna menemukan kekuatan positif. Upaya mendayagunakan

dana ZIS merupakan langkah strategis dan menjadi garda depan dalam

mengimplementasikan salah satu visi lembaga pengelola ZIS yaitu

profesional. Profesional berarti kemampuan (competence) hasil dari

akumulasi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), bisa melakukan

(ability) yang dilengkapi dengan pengalaman (experience).

Page 38: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

111

Kemampuan profesional dalam mendayagunakan dana ZIS, artinya

bagaimana upaya mendayagunakan menjadi suatu kenyataan dalam bentuk

amal shalih,

“…Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka

hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia

mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (Q.S.

al-Kahfi:110),

Sehingga para Amil bertindak sebagai orang-orang yang mampu

membuat sesuatu menjadi kenyataan. Para Amil mesti berangkat dari

pemikiran dari luar ke dalam dari pada pemikiran dari dalam ke luar. Jadi

langkah strategis yang dapat dilakukan adalah memulai untuk

mengidentifikasi problem mendasar umat Islam. Penemuan akar masalah

paling tidak dapat dicapai melalui kemampuan diri semacam “radar” untuk

melihat trend kebutuhan mendasar masyarakat, yang kemudian

diartikulasikan menjadi suatu produk yang mampu memenuhi harapan dan

menyelesaikan masalah. Dengan demikian, upaya mendayagunakan dana

ZIS mesti melahirkan nilai yang bermanfaat yaitu berdaya dan berguna.24

Pengelolaan zakat yang profesional memang perlu dilakukan

lembaga zakat, namun harus benar-benar diingat bahwa profesional di

lembaga zakat harus sesuai dengan syariah. Jangan sampai slogan

profesional sama seperti yang dilakukan Dirjen Perpajakan dan cukai. Kita

lihat kurang profesional apalagi di perpajakan, tapi korupsinya juga masih

24.Ahmad Hasan Ridwan, artikel diakses pada tanggal 2 juli 2008 dari

http://persis.or.id

Page 39: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

112

tinggi. Oleh sebab itu profesionalisme di lembaga zakat harus bersih dari

tindakan-tindakan di luar syariat Islam.

Pekerjaan mengurus harta benda lebih mudah menggelincirkan

orang jauh kepada pelanggaran, bagi yang tidak tabah mengerjakannya,

orang-orang yang lemah iman dan akhlaknya yakni orang-orang yang

mengikuti hawa nafsunya dalam bertugas mengumpulkan dan

membagikan zakat. Kita harus cermat dan teliti memilih setiap orang yang

akan diangkat dalam memegang amanah urusan zakat. Baik yang

memungut, membagikan, maupun yang mengaturnya. Khususnya dalam

pengurus pusat lembaga zakat sebab pemimpin adalah bagaikan hati,

apabila dia baik maka seluruh tubuh akan menjadi baik tetapi jika dia

rusak maka satu tubuh pun akan rusak pula.25

Sebagai petugas atau Amil zakat dia harus bersifat adil, yaitu tidak

boleh memungut zakat dengan perhitungan yang ringan kepada yang

dicintai dan tidak boleh zalim terhadap orang yang tidak disukai., tidak

ridha terhadap kesalahan, tidak bertujuan untuk dekat kepada orang-orang

kaya, dan kerelaan orang-orang miskin. Tetapi semua keinginannnya

adalah semata-mata karena untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Unsur manajemen pengelolaan zakat masa kini dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Unsur organiasasi / stukrural

Amil adalah merupakan kumpulan orang banyak, bukan orang

perorangan. Orang-orang tersebut dilibatkan dalam urusan keahliannya

25

. Yusuf Qardhawi, kiat sukses mengelola zakat, op.cit. h. 42

Page 40: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

113

masing-masing dan diangkat oleh penguasa atua oganisasi sosial yang

diberi kewenangan untuk mendaftarkan para seseorang yang pantas

menjadi muzaki, menarik, mengumpulkan harta zakat, melihat dan

mendayagunakan zakat kepada mustahik yang berhak menerimanya.

b. Unsur koordinasi

Pengelolaan zakat sangat berkaitan dengan masalah hukum (syariat

Islam), kondisi sosial masyarakat muzaki dan sistem manajemen

pengelolaannya yang baik untuk menyatukan ketiga unsur itu, maka

pengelolaan zakat diperlukan adanya koordinaasi dengan instansi atau

lembaga pemerintahan, maupun lembaga swasta, lembaga profesi

masyarakat, seperti MUI, tokoh masyarakat, cendekiawan muslim dan

lembaga-lembaga profesi lainnya.

Koordinasi ini bertujuan untuk menyatakan visi dan misi sehingga

terjalin sinergi antara lembaga amil pemerintah, lembaga amil

masyarakat dan tokoh masyarakat atau cendekiawanan sehingga

dihindari timbulnya benturan berbagai kepentingan dan pendapat

dikalangan kelompok dan lembaga tersebut.

c. Unsur Staf atau Aparatur.

Dalam mengefektifkan pengelolaan zakat maka penunjukan pengurus

zakat harus benar-benar memenuhi syarat antara lain sifat amanah,

jujur, serta ahli dalam bidangnya, karena tugas dan tanggungjawab

pengelolaan zakat sangatlah luas dan berat, bukan saja tugas

pengumpulan saja yang berat melainkan juga pendayagunaan yang

berdampak kepada sosial ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan

Page 41: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

114

umat juga sangat penting sesuai degan ahlinya. Staf dan Aparatur yang

sesuai dengan keahliannya masing-masing ditempatkan pada bagian

organisasi seperti pengumpulan, pendayagunaan, bina program,

ketatausahaan, pengembangan ekonomi rakyat serta bagian lain yang

dianggap perlu.26

26

. fungsi dan peran lembaga zakat, Pelita, (Jakarta), 21 maret 2000. h.7

Page 42: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

115

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZNAS JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya

BAZNAS adalah singkatan Badan Amil Zakat Nasional yang dibentuk

oleh pemerintah tingkat nasional berdasarkan Keputusan Presiden No. 8 tahun

2001, tanggal 17 Januari 2001. BAZNAS, lahir sesuai dengan undang-undang

Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, lembaga

ini bersifat Koordinatif, Konsultatif, dan Informatif, yang berkhidmad untuk

meningkatkan harkat masyarakat yang secara sosial ekonomi belum beruntung

dengan dana Zakat, infak, dan shadaqoh.

Landasan syar'i berdirinya BAZNAS sesuai dengan QS At Taubah :

103 yang artinya :

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat kamu

membersihkan dan mensucikan mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi

ketenteraman jiwa mereka. Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Jumhur ulama menyatakan bahwa yang berhak melakukan pengambilan

sebagaimana kata "Ambillah" yang tercantum pada ayat tersebut adalah

pemerintah. " Dari Ibnu Umar, semoga Allah meridlai keduanya. Ia berkata :

Serahkanlah sedekah kamu sekalian pada orang yang dijadikan Allah sebagai

penguasa urusan kamu sekalian………….. (HR Baihaqi).

Lahirnya BAZNAS diharapkan menjadi modal bagi pengelola lembaga

zakat yang dapat mengemban Amanah baik dari Muzakki, terlebih lagi dari

mustahik yang menggantungkan harapannya pada dana ZIS, sesuai dengan

azas yang dimiliki oleh BAZNAS dalam mengelola dana ZIS masyarakat,

yaitu moral yang amanah, manajemen yang transfaran dan profesional, serta

pengembangan yang kreatif dan inovatif.27

27

. Profil BAZNAS

Page 43: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

116

B. Landasan Hukum BAZNAS

Landasan hukum berdirinya BAZNAS Jakarta yaitu terdiri dari

1. UU Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

2. Surat Keputusan Presiden RI No. 8 tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001

diperbarui dengan SK Presiden RI No. 103 tahun 2004.

3. Keputusan Menteri Agama No. 531 tahun 2000 diperbarui dengan No. 373

tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat.

4. Keputusan Dirjen Bimas Islam No. D/281 tentang petunjuk teknis

pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.28

C. Visi, Misi dan Tugas Pokok BAZNAS

1. Visi

Visi dari BAZNAS yaitu : “Menjadikan BAZNAS sebagai Pusat

Zakat Nasional yang memiliki peran dan posisi yang sangat strategis di

dalam upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan, melalui pengelolaan zakat nasional yang

amanah, profesional, efisien dan efektif, berdasarkan syariat Islam dan

aturan perundang-undangan yang berlaku”

2. Misi

Misi yang diemban oleh Baznas yaitu :

a. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat

b. Sebagai koordinator BAZ dan LAZ yang ada, melalui upaya

sinergisitas yang efektif dan tepat sasaran

28

. Ibid.

Page 44: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

117

c. Sebagai Pusat Data Nasional, yang mencakup data BAZ/LAZ, data

jumlah penerimaan zakat BAZ/LAZ, data pendayagunaan zakat

BAZ/LAZ, maupun data muzakki dan mustahik secara nasional.

d. Sebagai pusat pembinaan dan pengembangan SDM zakat nasional

3. Tugas pokok BAZNAS.

Tugas pokok BAZNAS adalah merealisasikan misi BAZNAS

yaitu:

a. Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat

b. Mengarahkan masyarakat mencapai kesejahteraan baik fisik maupun

non fisik melalui pendayagunaan zakat

c. Meningkatkan status mustahik menjadi muzakki melalui pemulihan,

peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan ekonomi

masyarakat.

d. Mengembangkan budaya "memberi lebih baik dari menerima" di

kalangan mustahik.

e. Mengembangkan manajemen yang amanah, profesional dan transparan

dalam mengelola zakat.

f. Menjangkau muzakki dan mustahik seluas-luasnya.

g. Memperkuat jaringan antar organisasi pengelola zakat29

D. Struktur Organisasi Dewan Pengurus Baznas

1. Pembentukan Badan Amil Zakat

a. Badan Amil Zakat dibentuk oleh pemerintah dan BAZNAS oleh

presiden atas usul menteri.

29

. WWW. BAZNAS. Or.id, dikutip tanggal 2 september 2008

Page 45: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

118

b. Keputusan pembentukan BAZNAS dengan keputusan presiden

(KEPPRES).

c. BAZNAS berkedudukan di Ibu kota Negara

d. Wilayah operasional BAZNAS meliputi instansi / lembaga ti8ngkat

pusat, swasta Nasional dan luar negeri

e. BAZ bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai tingkatannya, maka

BAZNAS bertanggung jawab kepada pemerintah

f. BAZ mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan dan

mendayagunakn zakat sesuai dengan ketentuan agama.

2. Organisaai BAZ terdiri dari

a. Unsur pertimbangan

b. Unsur pengawas dan

c. Unsur pelaksana

3. Kepengurusan BAZ yaitu :

a. Unsur masyarakat

b. Unsur pemerintah

Yang keduanya memenuhi persyaratan tertentu, unsure di atas terdirir

dari : 1. Ulama, 2. Cendekiawan, 3. Tokoh Masyarakat, 4. Tenaga Profesional,

5. wakil pemerintah.

Masa kepengurusan BAZNAS sampai 3 tahun ketentuan ini

berdasarkan keputusan yang bersandar pada pasal 13 Kep Menag No 581. dari

kepengurusan itu terdiri dari dewan pertimbangan, komisi pengawas, dan

Badan pelaksana :

Page 46: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

119

Dewan pertimbangan

1. Susunan dewan pertimbangan BAZNAS terdiri dari ketua, wakil ketua,

sekretaris , wakil sekretris, anggota sebanyak-banyaknya sepuluh orang.

2. Dewan pertimbangan mempunyai peran dan fungsi memberikan

pertimbangan, fatwa, saran, dan rekomendasi tentang pengembangan hukum

dan pemahaman mengenai pengelolaan zakat.

3. Dewan pertimbangan mempunyai tugas

a. menetapkan garis-garis kebijakan umum BAZ bersama komisi pengawas

dan badan pelaksana

b. mengeluarkan fatwa syariah baik itu di minta maupun tidak berkaitan

dengan hukum zakat yang wajib di ikuti oleh pengurus BAZ

c. memberikan pertimbangn, saran dan rekomendasi kepada badan

pelaksana dan komisi pengawas

d. menampung, mengolah dan menyampaikan pendapat umst tentang

pengelolaan zakat

Komisi pengawas

1. Susunan komisi pengawas BAZNAS : ketua, wakil ketua, sekretaris, wakil

sekretaris, anggota sebanyak-banyaknya sepuluh anggota.

2. Komisi pengawas mempunyai peran dan fungsi melaksanakan pengawas

internal atas operasional kegiatan yan di laksanakan badan pelaksana

3. Komisi pengawas mempunyai tugas :

a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.

b. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan

Page 47: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

120

c. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan badan pelaksana yang

mencakup pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan.

d. Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari’ah dan

perundang-undangan.

e. Menunjuk akunta publik.

Badan pelaksana

1. Susunan kepengurusan BAZNAS terdiri dari ketua umum, beberapa ketua,

sekretaris umum, beberapa sekretaris, bendahara, devisi pengumpulan, devisi

pendistribusian, divisi pendayagunaan dan divisi pengembangan.

2. Badan pelaksana mempunyai peran dan fungsi melaksanakan kebijakan BAZ

dalam program pengumulan, penyaluran dan pendayagunaan zakat.

3. Badan pelaksana mempunyai tugas :

a. Membuat rencana kerja yang meliputi rencana pengumpulan, penyaluran

dan pendayagunaan zakat.

b. Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai dengan rencana kerja

yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah dittapkan.

c. Menyusun laporan tahunan dan laporan audit.

d. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada pemerintah dan

dewan perwakilan rakyat sesuai tingkatannya.

e. Bertindak dan bertanggungjawab untuk dan atas nama Badan Amil Zakat

baik yang kedalam maupun keluar.30

30

. Profil BAZNAS.

Page 48: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

121

Sesuai Surat Keputusan Presiden RI Nomor : 8 tahun 2001 Tanggal 17

Januari 2001, maka organisasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terdiri

dari : Badan Pelaksana, Dewan Pertimbangan, dan Komisi Pengawasan

1. Badan Pelaksana

Ketua Umum : Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc.

Ketua I : Drs. H. Eri Sudewo, M.DM.

Ketua II : H. Aries Muftie, SE, SH

Sekretaris Umum : Prof.Dr. Nasrun Haroen, MA.

Sekretaris I : Drs. H. Isbir Fadly

Sekretaris II : Hj. Isye S. Latif

Bendahara : Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim

Divisi Pengumpulan

Kepala : Dr. Siti Chalimah Fadjriyah, SE, Akt, MM

Anggota : 1. Dr. H. Salim S. Al Jufrie, MA.

2. Dr. H. Naharus Surur, M.Ked.

BADAN

PELAKSANA

DEWAN

PERTIMBANGAN

KOMISI

PENGAWAS

BENDAHARA SEKRETARIS

DIVISI

PENGEMBANGAN

DIVISI

PENDISTRIBUSIAN

DIVISI

PENGUMPULAN

DIVISI

PENDAYAGUNAAN

PELAKSANA HARIAN BAZNASPELAKSANA HARIAN BAZNASPELAKSANA HARIAN BAZNASPELAKSANA HARIAN BAZNAS

Page 49: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

122

Divisi Pendistribusian

Kepala : Drs. H. Abdul Shomad Muin, MM.

Anggota : 1. M. Fuad Nasar, S.Sos.

2. Rahmat Riyadi

Divisi Pendayagunaan

Kepala : Laksda (Purn) H. Husein Ibrahim

Anggota : 1. Ir. Jamil Azzaini, MM.

2. Drs. H. Miftahul Munir, MM.

Divisi Pengembangan

Kepala : Wahyu Dwi Agung, SH.

Anggota : 1. Hertanto Widodo, SE, Akt.

2. Dra. Hj. Faiqoh, M.Hum

2. Dewan Pertimbangan

Ketua : H. Muchtar Zarkasyi, SH.

Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Syeihul Hadi Permono, SH, MA

Sekretaris : H. Iskandar Zulkarnain, SE, M.Si.

Wakil Sekr. : Dr. H. Wahidudin Adam, MA

Anggota : 1. Drs. H. A. M. Fatwa

2. Dr. H. Daud Rasyid, MA.

3. K.H. Abdullah Gymnastiar

4. Prof. Drs. H. Cecep Syarifuddin

5. Prof. H. Fathurrahman Jamil

6. Drs. H. Djamal Doa

7. Drs. H. Rahmad Gobel

8. Ir. H. Hariyadi Sukamdani

Page 50: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

123

3. Komisi Pengawas

Ketua : Drs. H. Achmad Subianto, M.BA.

Wakil Ketua : Dr. H. Muhammad Syafii Antonio, M.Sc

Sekretaris : Drs. H. Basri Barmanda, M.BA.

Wakil Sekretaris : Drs. H. Farid Hadjiry, MM

Anggota : 1. Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, SH, MA

2. Prof. Dr. H.M. Tahir Azhary, SH

3. Drs. Mar’i Muhammad

4. Dra. Hj. Yuniwati T. Masjchun Sofwan

5. Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin

6. Drs. H. Taufiq Kamil

7. Prof. Dr. H. Muchsin, SH.

8. Prof. Dr. Didiek J. Rachbini

9. Drs. H. Mubarok

10. K.H. Cholid Fadlullah, SH

E. Program Kerja BAZNAS

1. Program penghimpunan

a. Kerjasama

1) Pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ)

2) Program penyaluran ZIS

b. Layanan Pembayaran ke BAZNAS

1) Pembayaran melalui Konter,

2) Pembayaran melalui UPZ Mitra

Page 51: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

124

3) Pembayaran Melaui Bank : ATM, transfer, phone & internet

banking

4) Pembayaran Layanan Jemput

5) Pembayaran via SMS dll

c. Layanan Lain

1) NPWZ (Nomor Pokok Wajib Zakat )

2) BSZ ( Bukti Setor Wajib Zakat )

2. Program Pendayagunaaan

Zakat, infak dan shadaqoh yang terhimpun disalurkan BAZNAS

untuk kepentingan umat melalui program-program sbb ini :

a. Program kemanusiaan (Indonesia peduli)

1) Unit salur zakat center

b. Program kesehatan (Indonesia sehat)

1) Unit kesehatan keliling (UKK).

2) Dokter keluarga prasejahtera.

3) Selamatkan tunas bangsa.

c. Program Dakwah (Indonesia Taqwa)

1) Da’I terpencil mandiri

d. Program pengembangan ekonomi masyarakat (Indonesia makmur)

1) Sentral ternak domba cimande.

2) Desa ternak makmur

3) Lapak sampah terpadu

4) Lubung tani organik

Page 52: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

125

5) Pemberdayaan kampong nelayan (PKN)

6) pemberdayaan perempuan

e. Program penongkatan kualitas SDM (Indonesia cerdas)

1) Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS)

2) Dana Infak Abadi Anak Negeri (DINNAR)

3) Mobil dan Motor Pintar

4) BAZNAS latihan kerja (BLK)31

Dana BAZNAS di dayagunakan berdasarkan prioritas kebutuhan

mustahik dan dimanfaatkan untuk usaha produktif, adapun pendayagunaan

dana BAZNAS untuk usaha yang produktif dilakukan dengan berdasarkan

persyaratan sbb:

a. Apabila pendayagunaan dana BAZNAS dari zakat pada tahap pertama

sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan.

b. Terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.

c. Mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan. 32

Sedangkan dana BAZNAS yang berasal dari hasil penerimaan

Infak, shadaqoh, hibah, wasiat, dan kafarat didayagunakan terutama untuk

usaha produktif di mana dilakukan dengan prosedur sbb :

a. Dilakukan studi kelayakan,

b. Ditetapkan jenis usaha produktif

c. Dilakukan bimbingan dan penyuluhan,

d. Dilakukan pemantauan, pengendaliaan dan pengawasan,

31

. BAZNAS, katalok Program 2008. 32

. Dikutip oleh Yeni Fitriani, dari Risalah Rekornas ke-1, skripsi peranan Badan Amil

Zakat Nasional dalam pemodalan usaha kecil menengah, f akultas syariah dan hokum UIN syarif

hidayatullah jakarta.

Page 53: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

126

e. Dilakukan evaluasi dan

f. Membuat lapaoran

Agar memberikan manfaat yang optimal, zakat harus

didayagunakan sesuai kebutuhan mustahik dengan tetap mengacu pada

aturan syariah, untuk menjangkau mustahik secara luas dan tepat sasaran,

strategi penyaluran dilakukan langsung dan tidak langsung. Penyaluran

secara langsung adalah penyaluran yang disalurkan langsung kepada

mustahik oleh USZ oknter. Sedangkan penyaluran tidak langsung adalah

penyaluran yang dilakukan melalui lembaga mitra BAZNAS, seperti

Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan USZ mitra

yang ada di BUMN, BUMS, BMT, maupun lembaga Masjid.33

Jenis pendayagunaan dana ZIS BAZNAS terbagi kedalam 5

kategori program yaitu : program kemanusiaan, kesehatan, kualitas SDM,

pengembangan ekonomi masyarakat, serta program dakwah.

a. Program Kemanusiaan.

Program bantuan untuk meringankan masyarakat yang tertimpa

bencana alam, kemanusiaan maupun bantuan untuk memenuhi

kebutuhan asasi masyarakat, seperti evakuasi, logistic, pelayanan

kesehatan dan rehabilitasinya termasuk program ini.

Dalam program ini BAZNAS telah melakukan Penanganan

Bencana :

Bantuan Evakuasi Korban, Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat,

Bantuan Pangan dan Sandang, Bantuan Rehabilitasi Daerah Pasca

33

. BAZNAS, Annual Report, 2006. h. 34

Page 54: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

127

Bencana, Bantuan Rawan Pangan, Bantuan pendidikan & kesehatan

sesaat, Bantuan Ibnu Sabil dan bantuan Tsunami Aceh, gempa DIY,

Bengkulu, Sumbar, banjir longsor di seluruh Indonesia dll.34

b. Program kesehatan.

Pada program kesehatan ini BAZNAS melakukan berbagai

kegiatan antara lain : 1. Unit Kesehatan Keliling & Siaga Bencana,

diantaranya memberikan fasilitas sebagai berikut; Memberikan

penyuluhan dan pencegahan wabah penyakit di daerah kantong

kemiskinan. Layanan kesehatan gratis di daerah kantong kemiskinan

dan daerah-daerah bencana, Pencegahan dan penanggulangan rawan

gizi, Telah beroperasi di 14 Kecamatan di Jadebotabek 2. Dokter

Keluarga Pra Sejahtera dianataranya program ini Beroperasi di 5

wilayah DKI dan Solo, dan 3. Rumah Sehat Masjid Sunda Kelapa

c. Program Kualitas SDM.

Pada program ini baznas melakukan suatu terobosan bagus

dalam bidang pendidikan ; 1. satu keluarga satu sarjana yaitu program

yang merupakan program Beasiswa kepada mahasiswa berprestasi

secara akademik dan kemasyarakatan, untuk mengembangkan

mahasiswa yang berkarakter dan mandiri serta mampu membangun

masyarakat. 2. Program Peningkatan Kualitas Guru, program ini

merupakan program pelatihan pelajaran eksakta untuk guru Madrasah,

3. Pengelolaan Motor Pintar, Mobil Pintar, Rumah Pintar bekerjasama

dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu

34

. Profil Baznas

Page 55: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

128

d. Program Pengembangan Ekonomi Umat.

Pada program ini BAZNAS menjalankan berbagai bentuk

kegiatan antara lain; 1. Desa Ternak Makmur ; beberapa yang

dilakukan yaitu Pemberdayaan dan pendampingan intensif peternak

kambing & domba, ayam,ikan. Pembangunan jaringan pemasaran

produk, Lokasi : Bandung, Sukabumi, Bogor, Payakumbuh, Lombok

Barat NTB, Lombata NTT. 2. Kampung Nelayan Makmur di mana

berbenruk kegiatan yang bermacam yaitu Pemberdayaan dan

pendampingan nelayan secara intensif dengan pembrian kapal, alat

pancing, Bantuan pemasaran hasil tangkapan, Dakwah, Lokasi :

Indramayu, Maluku Utara, Adonara NTT. 3. Program Wirausaha

Mandiri diantaranya program ini meliputi kegiatan sebagai berikut

yiatu, Program mengurangi pengangguran pemuda, Pelatihan diikuti

dengan pemberian modal kerja dan pendampingan. Contoh : pelatihan

bengkel motor, ternak ayam, service telepon seluler dll. 4.

Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Bank Desa

Makmur) yaitu program yang mengarap berbagi kegiatan antara lain,

Membangun Baitul Qiradh dan BMT, Mengembangkan BMT dengan

pemberian modal kerja untuk 14 BMT, Membangun 22 Baitul Maal

Desa (BMD) di DIY dan Jawa Timur. 5. Kelompok Masyarakat

Makmur yang terdiri dari berbagai kegiatan ; Pemberian modal dan

sarana, Budidaya rumput laut, pengolahan limbah plastik & Pertanian

ubi jepang di Pamijahan Bogor, Kuningan Kerajinan tas, garmen dll

Page 56: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

129

e. Program dakwah

Program ini menjalankan berbagai bentuk kegiatan antara lain :

Dengan melakukan Pengiriman Dai ke daerah terpencil, Kerjasama

dengan lembaga dakwah dalam rangka pemberdayaan dai, termasuk

donasi untuk para dai, Beasiswa untuk pendidikan kader ulama (dai),

Memberikan donasi bagi muallaf di daerah tertentu.

Page 57: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

130

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Implementasi Konsep Amanah dan Fathanah dalam Pengelolaan Zakat

pada BAZNAS

1. Amanah pada pengelolaan zakat Badan Amil Zakat Nasional

Undang-undang no.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang

disusun oleh pemerintah sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan

zakat yang ada di berbagai lembaga zakat yang berdiri di Indonesia ini.

Yaitu di mana pengelolaan zakat yang dikelola oleh lembaga maupun

badan zakat yang profesional , amanah, dan transparan. Amanah adalah

kepercayaan yang dipercayakan kepada seseorang.35

Amanah di dalam penglolaan zakat di BAZNAS diartikan proses

pembuktian, menyalurkan dana zakat, melaporkan kepada muzakki, dan

mengumumkan kepada khalayak umum maupun masyarakat.36

Sifat

amanah sangat penting karena berkaitan dengan kepercayaan umat.

Artinya para muzakki akan dengan rela menyerahkan zakatnya melalui

lembaga pengelolaan zakat, jika lembaga tersebut patut dan layak untuk

dipercaya. Keamanahan ini diwujudkan dalam bentuk transparasi

(keterbukaan) dalam menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara

35. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999), h. 18 36

. Wawancara, Budi setiawan, tanggal 5 november 2008

Page 58: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

131

berkala dan juga ketetapan penyalurannya sejalan dengan ketentuan-

ketentuan syariah islamiyah.37

Amanah merupakan kepercayaan yang diberikan kepada kita untuk

menjaga baik-baik apa yang Di manaahkan sebelum itu diambil oleh yang

berhak mendapatkannya. Dalam kenyataannya suatu amanah yang

diemban oleh BAZNAS dari para donator maupun muzakki untuk

menyalurkan dan mengelola harta zakatnya itu tidak disia-siakan,

maksudnya yaitu BAZNAS dengan proses penyaluran dana kepada

mustahik yang sesuai kriteria, yang berhak menerima zakat barulah dana

tersebut disalurkan. Dalam penyaluran tersebut Andanya sebuah proses

pembuktian bahwasanya dana zakat itu tersalurkan dengan baik dan benar.

Di mana semua bentuk aktivitas yang dilakukan baik berupa

pengumpulan, penyaluran, dan pendayangunaan dibuat dalam bentuk

laporan sebagai laporan pertanggungjawaban atas dana yang dikelolanya,

baik itu kepada muzakki, maupun kepada pihak pemerintah yang telah

mendirikan BAZNAS.

Pengelolaan zakat harus dilandasi sikap amanah, yaitu merupakan

bentuk sikap kejujuran dan kesediaan berkorban dengan kepentingan

orang lain. Pengelolaan zakat merupakan amanah Allah dan sekaligus

amanah masyarakat kepada para penguasa, karena pengtingnya amanah

ini, maka Rosulullah SAW menyatakan bahwa apabila amanah diabaikan

maka tunggulah saat kehancuran. Kehancuran yang dimaksudkan dalam

sabda nabi tersebut dapat dipahami dalam makna yang luas termasuk krisis

37 Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani,

2002 ), cet-1, h 128

Page 59: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

132

ekonomi yang berkepanjangan dan bobroknya moral penguasa yang

ditandai dengan meningkatnya kolusi, korupsi, dan manipulasi. Akibatnya

penderitaan dialami oleh masyarakat kalangan bawah (BAZNAS, Risalah

silaturahmi Rakernas ke-1 )38

Pada awal pendiriannya, BAZNAS dipimpin oleh DRS. H.

Achmad Subinto, MBA, menghadapi berbagai tantangan yang cukup

berat, yaitu rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat.

Namun perlahan tapi pasti, dengan didukung pengurus yang kredibel

dalam mengelolanya, serta program-program yang dapat

dipertanggungjawabkan, maka BAZNAS mulai dapat mengatasi tantangan

tersebut, kini BAZNAS di bawah pimpinan kyai Didin, semakin eksis di

kancah perzakatan nasional. Dukungan dari berbagai instansi negara terus

mengalir, termasuk dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono yang

telah ikut menyalurkan zakatnya kepada BAZNAS. Tak ketinggalan dari

kalangan pejabat-pejabat negara, Dewan Perwakilan Rakyat yang juga

menyalurkan zakatnya kepada BAZNAS. Sebelumnya beberapa BUMN

telah secara rutin mempercayakan penyaluran zakatnya ke lembaga zakat

ini (BAZNAS).39

Amanah bisa berupa harta, pangkat atau jabatan. Amanah ini harus

dijaga sebaik-baiknya sesuai dengan perjanjian dengan yang memberinya.

Kalau tidak, yang memberikan kepercayaan akan marah. Harta, pangkat

adalah amanah dari Allah yang diberikan kepada manusia. Karena itu

38

. Sebagaimana dikutip yeni fitriani, “Perananan Badan Amil Zakat Nasional dalam

permodalan usaha kecil menengah, ” (skripsi S! fakultas Syariah dan hokum, universitas islam

Negeri Jakarta, 2004), h.32 39. BAZNAS : “Mewujudkan Pusat Zakat Nasional yang Amanah, transparan dan

Profesional, Future Leaders: Newsletters PPSDMS, (Jakarta), mei 2008, h.6

Page 60: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

133

dalam harta ada hak Allah. Hak Allah dalam harta adalah mengeluarkan

zakat kepada yang berhak menerimanya. Tidak pernah melupakan salat

dan selalu dekat dengan Allah.40

Setiap rupiah yang dititipkan lembaga zakat adalah merupakan

bentuk bentuk amanah. Setiap amanah akan dimintai pertanggungjawaban.

bukannya pertanggungjawaban di dunia saja melainkan juga di akhirat.

Sebagai pembawa amanah dari donator dan muzakki, lembaga zakat

hendaknya memperhatikan pesan moral seperti itu.

Sebagaimana yang tersirat dalam surat An’Nisa ayat 58 :

M NO�� -��� (/�P�8�R�C O#S

?�#TJ⌧�% �"@�8VW��

�X*Y�� ��Z��\#S ��]��"#

IV_☺���K ����` N�N@��� O#S

?�2☺��!�#8 4b_ �%!����` c NO�� -��� �de�%�� `��f��%�C

�g�K�` � NO�� -��� �O�⌧P

�☺%;��⌧h �@)����` L��

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat

kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan

adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha

Melihat.”(QS. An-Nisa’: 58)

Para amil yang diamanahi untuk membelanjakan dana maupun

mendistribusikan dana ZIS, harus benar-benar memegang amanah dan

hati-hati agar jangan sampai terjadi pengeluaran belanja yang seharusnya

tidak perlu dilakukan.

Pergumulan (keilmuan) dalam dunia zakat sesungguhnya bukanlah

semata-mata pergumulan masalah hukum dan fikih, akan tetapi juga

40. Ameer Hamzah, “Amanah : Pernik-pernik Manajemen Qur’ani”, (Aceh : PT Arun

NGL.Co, 1997 ), h.48

Page 61: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

134

pergumulan persoalan kemanusiaan secara luas dan menyeluruh. Betapa

tidak, jika zakat dikelola dengan baik, profesional, tranparan dana amanah

oleh amil zakat, maka akan mampu meminimalisir persoalan kemiskinan

sekaligus meningkatkan kesejahteraan. Zakat juga mampu

mensilaturahmikan antar kelompok-kelompok miskin, sekaligus

menghilangkan kesenjangan dan kecemburuan sosial.41

Amanah akan melahirkan kejujuran dan tanggungjawab dalam

melaksanakan tugas, sebab sekecil apapun tugas yang diemban, yang

berkaitan dengan hajat dan kepentingan orang banyak, tanggungjawabnya

bukan sekedar kepada manusia (masyarakat) saja, melainkan itu harus

bertanggung jawab kepada Allah SWT yang telah memberi kita Amanah

untuk suatu pekerjaan tersebut.

Amil zakat harus mempunyai sifat Iffah (menghindari setiap yang

haram walau sekecil apapun), sehingga tangan dan matanya tidak tertarik

sedikitpun terhadap harta zakat yang telah diterimanya dari muzakki, dan

seterusnya benar-benar dialokasikan terhadap mustahik yang

membutuhkannya. Zakat adalah kepercayaan. Amanah dalam pengelolaan

zakat menjadi tujuan utama BAZNAS. karena itu, BAZNAS menerapkan

prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya.42

Amanah dalam lingkupnya pengelolaan zakat yang terdiri dari

pengumpulan, pendistribusian, pendayangunaan, dan pengembangan yaitu

yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan.

41

. Didin Hafidhudin, “Amanah, Kunci Sukses Mengelola Zakat” : BAZNAS News, Media

Zakat,”(Januari 2008), h.3 42

. BAZNAS, Annual Report. 2006, h.4

Page 62: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

135

Dalam kegiatan pengumpulan dana ZIS, BAZNAS menetakan

strategi bertahap yaitu dimulai dari sosialisasi dan kampanye sadar zakat

maupun wajib zakat kepada seluruh masyarakat luas yang berada di

Negara Indonesia ini, dengan melakukan sosialisasi dan edukasi

(pendidikan kepada masyarakat) tersebut akan mengakibatkan sadar

masyarakat atas berzakat kepada harta yang dimilikinya, di mana ini

diharapkan untuk kepada masyarakat menjadi faham tentang zakat

sehingga mereka sadar atas dirinya untuk menjalankan wajib zakat atas

harta yang dimiliki dengan mengeluarkan zakatnya.

Untuk menegakkan kemaslahatan umum, pengumpulan zakat

adalah amanah yang harus dijunjung tinggi. Pengumpulan zakat harus

dilakukan dengan transparan dan akuntabel. Pemerintah atau lembaga

swasta boleh saja bertindak sebagai amil zakat asal dengan amanah.

Di sinilah perlu ada lembaga pemantau atau auditor yang berfungsi

sebagai penegak amanah. Karena banyak masyarakat yang ''lugu"

menyerahkan zakatnya kepada tokoh yang disukai, yang boleh jadi tidak

mampu mengemban amanah. Godaan setan semakin kuat dalam situasi

bebas, tanpa pengawasan.

Pengumpulan adalah sebuah tujuan utama yang paling utama untuk

menyampaikan informasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Hasil

informasi dan interaksi ini akan membentuk citra lembaga dalam benak

khalayak ramai. Citra ini dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif.

Dengan citra ini setipa orang akan menilai lembaga, maupun badan zakat

yang dipercayainya tersebut, dan pada akhirnya menunjukkan sikap atau

Page 63: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

136

perilaku terhadap lembaga yang bersangkutan. Jika yang ditunjukan adalah

sikap yang baik dan positif, maka akan timbul suatu benak pada

masyarakat yang mendukung dan simpati akan mengalir dengan

sendirinya terhadap lembaga maupun badan zakat tersebut, dan dengan

demikian tidak ada lagi kesulitan dalam mencari donator, karena dengan

sendirinya akan memberikan dana zakatnya kepada lembaga maupun

badan amil zakat yang telah terpercaya oleh para muzaki, donator tersebut.

Begitu pula halnya dengan kepercayaan, dengan citra yang baik akan

sangat mudah sekali mempengaruhi masyarakat untuk memberikan donasi

kepada Lembaga Amil Zakat maupun Badan Amil Zakat.

Dalam tahapan untuk mengumpulkan dana sebagai promosi, atau

kampanye kepada masyarakat untuk menjalin kepercayaan masyarakat

atas dana tersebut, maka masyarakat sangatlah perlu juga mengetahui

tahapan dalam fundraising (pengumpulan dana zakat):

1) Melihat masalah-masalah umat, melalui sosialisasi dan program.

2) Formulasi program pemberdayaan atau pemanfaatan dana , yaitu

melalui proses pelayanan dan pengumpulan dana, publikasi

Donatur, dan donasi.

3) Formulasi metode dan stategi fundraising, yaitu laporan

pemanfaatan dana.

4) Penyusunan proposal program, yaitu melalui evaluasi program.43

b. Pendistribusian dan Penyaluran.

43. Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,

Departemen Agama RI 2007, Manajemen Pengelolaan Zakat, (Jakarta:2007), h. 72

Page 64: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

137

Pendistribusian dana BAZNAS kepada yang berhak menerimanya

dilakukan sesuai dengan hokum dan ketentuan syarat yang berada dalam

Al-Quran dan Al-Hadist. Sedangkan penyaluran dana BAZNAS kepada

mustahiq bersifat hibah atau bantuan dengan memeperhatikan skala

kebutuhan mustahiq, dan penyalurannya memprioritaskan kebutuhan

mustahiq di wilayah kerjanya masing-masing dan bersifat bermacam-

macam sesuai ketentuan maupun kriteria yang ada dalam kebutuhan atas

mustahiq, dimana sifat–sifat yang terjalin didalamnya yaitu: `a. bantuan

sesaat yaitu membantu muntahiq dalam menyelesaikan atau mengurangi

masalah yang sangat mendesak atau darurat. b. bantuan pemberdayaan

yaitu membantu mustahiq meningkatkan kesejahteraanny abik secara

perseorangan maupun kelompok melalui program atau kegiatan yang

berkesinambungan.

Demikian juga, amanah harus menjadi roh dalam penyaluran zakat.

Banyak orang yang mengatakan bahwa ikhlas dalam berzakat berarti

menyerahkan begitu saja zakatnya tanpa meminta pertanggungjawaban.

Sehingga, tidak seorang pun tahu ke mana larinya uang zakat. Apakah

disalurkan kepada mereka yang berhak berdasar prioritas kebutuhan,

atuakah prioritas keluarga amil. Apakah disalurkan seluruhnya ataukah

diembat sebagiannya.

Manusia tetap saja manusia. Iman bisa bertambah dan berkurang.

Hati bisa berbolak-balik sehingga pengelolaan zakat sangat rawan

penyelewengan. Amanah atau kejujuran menjadi sangat penting dalam

pengelolaan zakat.

Page 65: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

138

c. Pendayangunaan dan pengembangan.

Pendayangunaan yang merupakan suatu bentuk alokasi dana zakat

yang disalurkan kepada mustahik. untuk dapat mentusun program atau

proyek pendayangunaan zakat yang lebih bermanfaat tidak dapat ditebak

begitu saja diatas meja atau diperkirakan tanpa ada data yang

mendukungnya. diantara data yang dapat digali untuk mendukung

terwujudnya proyrk itu dapat dilaksanakan dengan bertahap.

Tujuan pendayangunaan zakat yang utama adalah memperbaiki

taraf hidup rakyat. rakyat Indonesia masih banyak yang hidup di

bawahgaris kemiskinan, dan akibat dari itu juga, maka maslah kebodohan

dan kesempatan memperoleh pendidikan masih merupakan masalah serius

yang harus dipecahkan.

kegiatan yang dilakukan dalam pendayangunaan dan

pengembangan di BAZNAS dilakukan dalam bentuk kegiatan yang

bersifatnya Pemberian Motivasi seperti memberikan pengetahuan tentang

system manajemen (dalam arti sederhana), bimbingan, dan pendampingan

dalam bidang usaha. bentuk lainnya yaitu dalam pemberian modal, baik itu

berupa uanga untuk modal utama, modal tambahan maupun modal berupa

barang dagangan baik itu peralatan maupun bentuk ternak untuk dipelihara

dan selanjutnya diawasi oleh pihak BAZNAS dalam pelaksanaan

kegiatannya.

2. Fathanah pada pengelolaan zakat Badan Amil Zakat Nasional.

Azas dan budaya kerja yang diterapkan oleh BAZNAS yaitu

meneladani sifat rosul yaitu sifat siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Di

Page 66: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

139

mana masing-masing diartikan sebagai berikut ; Sifat Siddiq diartikan

melakukan pekerjaan dengan benar dan profesional, Amanah diartikan

jujur dan dapat dipercaya, sifat Tabligh diartikan manajemen yang

transparan dana akuntabel, serta sifat fathanah sendiri diartikan sebagai

pemberdayaan yang kreatif, efektif dan bermanfaat ganda ( Multiplier

effect)44

Salah satu sifat yang melekat pada Rasulullah saw. Adalah sifat

Fathanah (cerdas). Kecerdasan Rasulullah sudah diakui dan diyakini oleh

seluruh umat Islam. Kecerdasan Rasulullah telah membuktikan pencapaian

dakwah Islam yang dimaknai sebagai keberhasilan global (rahmatan lil

alamin). Kecerdasan Rasulullah patut diteladani dalam konteks sekarang.

Kecerdasan dalam mengelola suatu lembaga pengelola ZIS mutlak

diperlakukan, dan kecerdasan yang diperlukan oleh amil untuk suatu tugas

pendayangunaan ZIS menjadi cerita menarik.45

Dalam pengelolaan zakat, adanya suatu persyaratan yang harus

dipenuhi oleh seorang amil zakat, yaitu sifat yang harus dimiliki oleh para

amil zakat yaitu amanah dalam menjalankan roda keberlangsungan dana

zakat, selain amanah ada lagi sifat yang harus dipunyai oleh seorang amil

zakat, sifat itu merupakan Fathanah yang sering diartikan dengan

profesional.

Fathanah dalam wawancara pribadi dengan Budi Setiawan staf

bagian pendayangunaan BAZNAS, dia mengatakan bahwa Fathanah itu

suatu bentuk penetapan standar mutu manajemen dalam pengelolaan zakat,

44

. Ibid, h. 19 45. Ahmad Hasan Ridwan, “Pengelolaan Zakat” artikel diakses pada 2 juli 2008 dari

http://PERSIS.or.id/QS/?P=21

Page 67: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

140

kehati-hatian dalam mengelolanya, cepat dan efisien dalam penyaluran dan

pendayangunaan dana zakat tersebut.46

Selain menjalankan amanat UU dan keputusan presiden, BAZNAS

juga melaksanakan kewajibannya sebagainya sesuai keputusan menteri

agama RI No.531 tahun 2001 yang diperbaharui dengan keputusan

Mahkamah Agung N0.373 tahun 2003 tentang pelaksanaan UU No. 38

tahun 1999 pengelolaan zakat, dan keputusan Dirjen dinas Islam dan

urusan haji No. 291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.

Tugas yang diemban BAZNAS berdasarkan peraturan perundang-

undangan tersebut adalah :

a. Sebagai Badan Amil Zakat yang melakukan kegiatan pengumpulan,

pengadministrasian dan pendayangunaan atau penyaluran zakat, infak,

dan shodaqah hibah dan dana-dana sosial lainnya.

b. Sebagai BAZ Nasional bertugas untuk melakukan fungsi koordinasi,

konsultasi, dan informasi serta pengembangan kelembagaan Badan

Amil Zakat daerah dan lembaga Amil Zakat.47

Dilihat dari tugas yang diemban oleh BAZNAS sesuai peraturan

perundang-undangan, yaitu sebagai lembaga pengelolaan zakat yang meliputi

kegiatan, pengumpulan, pengorganisasian, dan penyaluran atau

pendayangunaan zakat, maka dalam merealisasikannya itu BAZNAS

melakukan berbagai hal sebagai berikut, yaitu juga sebagai bentuk

profesionalisme atau yang disini disebut sebagi bentuk fathanah dalam

pengelolaan zakat pada badan zakat yang didalamnya terdiri dari:

46. Wawancara dengan Budi Setiawan, tanggal 5 November 2008 47

. BAZNAS, Annual Report. 2006, h.6

Page 68: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

141

a. Pengumpulan

Segala upaya dalam mengumpulkan shadaqoh, infak, dan zakat.

BAZNAS menetapkan strategi bertahap yaitu dimulai dari sosialisasi dan

edukasi sadar zakat kepada masyarakat. Dengan sosialisasi tersebut supaya

masyarakat itu benar-benar sadar dan mulai mengerti tentang kegunaan

dana zakat yang disalurkan kepada lembaga dan kemudian disalurkan

kepada mustahik yang membutuhkan,dan menjadikan masyarakat itu para

masyarakat yang sadar atas hartanya itu wajib untuk dizakati.

Mengupayakan timbulnya kesadaran berzakat dimasyarakat dan

mengusahakan tersedianya kemudahan dalam layanan para pembayar

zakat adalah suatu target kerja BAZNAS. Selain melakukan upaya

penyadaran berzakat yang umum dialkukan pengumpulan zakat, seperti

sosialisai melalui presentasi, pengajian, talk show di media elektronik,

publikasi program di media cetak termasuk menerbitkan newsletter, brosur

dan buku-buku. BAZNAS juga mensosialisasikan programnya kedaerah-

daerah. Maka sinergi dengan Badan Amil Zakat daerah pun digalang.48

Bentuk usaha meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

mengeluarkan zakat tersebut diimbangi pula dengan usaha BAZNAS

dengan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada Muzaki, sehingga

para muzaki dapat melakukan pembayaran zakat dengan mudah dan

nyaman.

Kemudahan lain yang lahir setelah UU No.17 tahun 2000 tentang

pajak penghasilan diterbitkan. BAZNAS dan UPZ maupun mitra

48

. Ibid, h.27

Page 69: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

142

BAZNAS lainnya telah dapat menerima zakat sebagai pengurang

pengahsilan kena pajak. Para pembayar zakat muzaki memperoleh dua

keuntungan apabila dia membayar zakat kepada lembaga maupun Badan

zakat, yaitu keuntungan yang terdapat di dunia maupun keuntungan di

akhirat nanti. Keuntungan di dunia yaitu zakat sebagai pengurangan dari

harta yang kena pajak dari pemerintah, dan keuntungan kedua yaitu untung

dia akhirat karena telah membantu kemaslahatan orang banyak dengan

menyalurkan hartanya. Hal ini tentu akan mendorong para muzaki untuk

membayar zakatnya terlebih dahulu agar penghasilan yang akan dikenai

pajak berkurang. Bagi para muzaki yang membayakan zakatnya pada

BAZNAS akan mendapatkan tanda bukti seperti mendapatkan NPWZ

Nomor Pokok Wajib Zakat dan Bukti Setoran Zakat BSZ, yang dapat

dipergunakan sebagai bukti pengurangan penghasilan pajak.49

Dalam pengumpulan dana ZIS BAZNAS memberikan banyak hal

fasilitas kepada muzaki sebagi bentuk pelayanannya. Diantar fasilitas itu

diantaranya konsultasi dan informasi ZIS, adanya UPZ mitra BAZNAS

sebagai kemudahan bagi muzaki untuk menyalurkan zakat, di mana ada

beberapa konter UPZ mitra BAZNAS di Jakarta, transfer rekening di

beberapa bank yang bekerja sama dengan BAZNAS, pembayaran Via

ATM dan kartu debit, serta juga ada layanan jemput zakat.

Pada sisi penghimpunan, banyak aspek yang harus dilakukan,

seperti aspek penyuluhan, edukasi, dan lainnya. Aspek ini menduduki

fungsi kunci untuk keberhasilan penghimpunan dana ZIS. Karena itu,

49

. Ibid, h.27

Page 70: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

143

setiap sarana harus dimanfaatkan secara optimal. Salah satu sarana yang

bisa dimanfaatkan adalah seperti medium khutbah jumat, majelis taklim,

surat kabar, majalah, melihat secara langsung pendistribusian dan

pendayangunaan ZIS, bisa juga dalam bentuk gambar, potret/foto,

tayangan televisi, dan sebagainya. Ini semua akan menumbuhkan

kepercayaan muzakki pada pengelola dana ZIS. Brosur−brosur yang

sifatnya praktis yang berisikan tentang harta yang harus dizakati dan cara

perhitungannya, akan sangat membantu usaha sosialisasi ZIS ini. Aspek

lainnya yang juga tak kalah pentingnya adalah penghimpunan dan

pengolahan data muzakki (donatur) di lingkungan pengelola ZIS.

b. Pengelolaan

BAZNAS merupakan suatu lembaga yang berbentuk lembaga

keuangan, namun tegasnya lembaga keuangan yang bukanlah lembaga

keuangan perbankan dan bukan pula lembaga asuransi. Memang ada

suatu hal yang mendasar yang dapat membedakan antara lembaga zakat

dengan lembaga perbankan atau asuransi. Perbedaannya sangat jelas

terutama melihat dari legal lembaga zakat yang merupakan yayasan,

dibanding perbankan dan asuransi yang berlegal PT. Sementara lembaga-

lembaga yang berlegal yayasan pun, toh ternyata tidak semuanya

memiliki kesamaan karakteristik. Satu contoh yang dibahas, ada

perbedaan karakter yang membedakan lembaga zakat yang nirlaba

dengan sekolah atau rumah sakit yang non profit yang sama-sama

berlegal sebagai nama sebuah lembaga yang berlebel yayasan.

Page 71: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

144

Sesuai dengan surat Al-Ankabut ayat 69 :

jkC��-���"# ?�# �Z�l �"@J��

(/'Nm�C� ('�m�� �"@*�n= c

NO��"# -��� �o�☺��

����@� 9�☺!��� L�B�

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami,

benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.

dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang

berbuat baik”. (QS, Al-Ankabut : 69)

Bicara status kepemilikan dan karakter lembaga, merupakan bagian

penting dalam pembahasan pengelolaan keuangan. Tak paham jati diri

dan asal-usul kelembagaan, akan berakibat pada kekeliruan cara

pembahasan termasuk program-program yang dikemas. Termasuk dalam

pembahasan di sini, ada kesalahan paradigma pada lembaga nirlaba dan

lembaga non profit. Karena hal ini tidak pernah dibahas secara lebih

kritis, kekeliruan itu telah dianggap sebagai kebenaran yang sulit

dibenahi.

BAZNAS yang merupakan suatu lembaga yang berbentuk lembaga

non profit, atau disebut lembaga yang azasnya nilai dan moral, di mana

dalam menjalankan dan memperjuangkan nilai dan moralitas, lembaga

nirlaba ini BAZNAS masih memerlukan dana. Dana yang diperoleh

hanya untuk operasional, bukan mencari uang untuk meraup laba sebesar-

besarnya. Di mana BAZNAS mendapatkan dana operasional untuk

menjalankan aktivitas pengelolaan zakat mendapatkan dana dari para

donasi masyarakat. Yang mana dana tidak bersifat mengikat dan bukan

pula sebagai pinjaman, baik itu berasal dari hibah, zakat, infak, dan

Page 72: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

145

shadaqoh. Lembaga nirlaba dapat saja menjalankan kegiatanya dengan

menggunakan dana-dana tersebut, yaitu sebagai dana membiayai kegiatan

operasional yang berlangsung.

Ibarat darah, uang merupakan hal pokok dalam pengelolaan

lembaga apapun, sedang ibarat saluran darah, sistem keuangan

memegang peran amat penting pula pada lembaga apapun. BAZNAS

yang merupakan suatu lembaga juga melakukan suatu kegiatan yang

menjalankan berbagai aktivitasnya dengan membutuhkan dana, yang

mana dana tersebut didapatnya dari sebagian kecil dana ZIS tersebut yang

diterimannya dari para donator. Di mana itu dilakukannya dengan rasa

amanah yang telah ditanggung jawabkan oleh para donator dan

dikelolanya dengan sifat fathanah (profesional).

Dalam pengelolaan ZIS lembaga nirlaba ini, BAZNAS

menggunakan struktur pengelolaan dalam bidang keuangan yaitu

pengelolaan dana yang bersumber pada bendahara, yang bertugas dalam

mengelola semua dana ZIS dalam kaitannya keluar maupun masuk, di

mana BAZNAS dibantu oleh para akuntan-akuntan yang profesional

dalam bidangnya sebagai bukti bahwa dana ini benar-benar dikelola

untuk menjalankan amanah yang telah diberikan oleh para muzakki,

dikelola oleh amil, dan disalurkan kepada mustahik.

BAZNAS mencakup ruang lingkup yang berskala nasional yaitu

unit pengumpul zakat di departemen, BUMN, BUMS, Konsulat Jenderal

yang berskala nasional, dan dalam menjalankan program kerjanya

BAZNAS menggunakan konsep sinergi, yaitu pengumpulan ZIS

Page 73: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

146

menggunakan hubungan kerjasama dengan unit pengumpul zakat (UPZ)

di Departemen, BUMN, konjen dan lembaga Amil zakat lainnya. Pola

kerja sama itu disebut dengan UPZ mitra BAZNAS, sedangkan untuk

penyalurannya, BAZNAS juga menggunakan pola sinergi dengan

lembaga Amil Zakat lainnya, yang disebut Unit Salur Zakat (USZ) mitra

BAZNAS.

BAZNAS sebagi BAZ nasional dituntut untu mengelola dana ZIS

dengan kreatif, inovatif dan profesional diman agar membuat

kepercayaan kepada masyarakat. Manajemen lembaga Amil zakat adalah

aspek komunikasi kepada publik, dengan komunikasi ini merupakan salah

satu kekuatan lembaga-lembaga amil zakat. Setiap aktivitas yang

dilakukannya harus dimuat oleh media, baik cetak maupun elektronk, ini

semua merupakan bagi bukti untuk membangun kepercayaan masyarakat

terhadap lembaga amil zakat tersebut, dan selain itu tentunya sebagai

bahan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat kepada BAZNAS,

agar makin maju, berkembang dan terpercaya.

BAZNAS dalam mendapatkan dana operasional kegiatannya

mendapat dari para donator. Donator yang percaya kepada BAZNAS, di

BAZNAS sendiri pengertian donator muzaki yaitu perorangan atua

lembaga yang bersedia mendanai program penyaluran baik bidang karitas

maupun pendayangunaan. Setiap jenis donasi, donator dapat menentukan

program dan lokasi penyaluran yang aakn dipilih, donatur dapat

menyertakan identitas lembaga pada program yang dipilih untuk

menguatkan kemitraan dengan BAZNAS.

Page 74: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

147

Biaya penyelenggaraan program bersumber dari Zakat, Infaq,

Shodaqoh maupun dana kepedulian. Dalam hal pemberian donasi bantuan

dapat di lakukan:

a. Donatur Individu :

Donatur pengorangan dapat melakukan registrasi kepada BAZNAS

melaui petugas atau konfirmasi kesediaan dengan melengkapi

formulir registrasi donatur. Donatur dapat menentukan besaran

bantuan dan lokasi yang diinginkan . Penyaluran Donasi dapat di

lakukan melalui :

1) Datang ke Konter Pelayanan Kantor Pusat Badan Amil Zakat

Nasional di Jalan Kebon sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat (021)

3904555

2) Melalui Bank Mitra BAZNAS

Bank Central Asia (BCA) 6860 148577 an.BAZNAS

Bank Mandiri 070-00-087777-3 an.BAZNAS

3) Melalui Petugas jemput donasi

b. Donatur Instansi / lembaga

Donatur lembaga dapat melakukan pengajuan atau menerima

pengajuan kerjasama kemitraan program. Kemitraan program di

relisasikan dengan kesepakatan kerjasama (MOU). Donatur Instansi

dapat menentukan besaran bantuan dan lokasi yang diinginkan.

Donatur dapat mengajukan bantuan bersyarat kemitraan dengan

membiayai 1 lokasi program. Kerjasama Kemitraan dapat dilakukan

Page 75: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

148

melalui MOU antara BAZNAS dengan Donatur Mitra. Penyaluran

Donasi dapat di lakukan melalui :

1) Datang ke Konter Pelayanan Kantor Pusat Badan Amil Zakat

Nasional di Jalan Kebon sirih Raya No. 57 Jakarta Pusat (021)

3904555

2) Melalui Bank Mitra BAZNAS

Bank Central Asia (BCA) 6860 148577 an.BAZNAS

Bank Mandiri 070-00-087777-3 an.BAZNAS

3) Melalui Petugas jemput donasi.50

BAZNAS dalam melakukan pengelolaan dana ZIS sangatlah

memegang erat Azas dan BUdaya kerja yang melekat pada setiap Amil

zakatnya, sehingga menjadi lembaga Amil zakat yang kuat, amanah,

transparan. Sebagai usaha BAZNAS kedepan agar menjadi institusi

maupun Badan Amil Zakat Nasional yang lebih kuat, dipercaya oleh

masyarakat, BAZNAS melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan

pengelolaan dana ZIS tersebut, diantaranya sebagai berikut :

a. Melakukan sinergi kemitraan, dengan berbagi elemen-elemen

masyarakat.

b. Memperluas sosialisasi kepada masyarakat tentang keberadaan

BAZNAS.

c. Memposisiskan BAZNAS menjadi lembaga Regulator.

d. Mengusulkan APBN untuk BAZNAS dapat direalisasikan.51

50. BAZNAS, Katalog Program, Devisi program 2008 51

. Budi Setiawan, Wawancara Pribadi

Page 76: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

149

BAZNAS dalam pengelolaan dana ZIS yang diamanahkan dari

muzaki dikelola oleh amil, dan diserahkan kepada mustahik selalu

mengevaluasi kinerja para amilnya, di mana BAZNAS selalu

mementau kinerja para amilnya apakah sudah bekerja dengan

maksimal atau sesuai dengan target, dan cara melihatnya yaitu dengan

melihat kinerja melalui SDM yang dimiliki oleh amil-amil setiap tiga

bulan sekali. Tidak hanya itu saja dalam meningkatkan kualitas para

amilnya BAZNAS melakukan bentuk bimbingan kepada amilnya,

yaitu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan khusus kepada para

amilnya supaya bekerja lebih profesional, amanah, dan transparan.52

c. Pendayangunaan dan Penyaluran

Pendayangunaan merupakan tujuan dari didirikannya lembaga

maupun badan amil zakat yang berjalan saat ini, penyaluran maupun

pendayangunaan tersebut itu disalurkan kepada para mustahik yang

benar-benar membutuhkan, begitu pula BAZNAS yang merupakan

suatu lembaga nirlaba yang bergerak dalam status nilai kepercayaan

dan moralitas para pengelolanya, benar menyalurkan dana ZIS yang

diperolehnya. Penyaluran dan pendayangunaan mempunyai arti yang

berbeda, di mana penyaluran diartikan bahwa dana yang diberikan

kepada mustahik itu hanya sekedar diberikan saja, tetapi kalau

pendayangunaan diartikan bahwasannya dana yang disalurkan itu tidak

disalurkan dengan begitu saja, melainkan dengan berbagai bentuk

kegiatan maupun bentuk program-program yang dimiliki oleh

52

. Budi Setiawan, Wawancara Pribadi

Page 77: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

150

BAZNAS. Dalam pelaksanaan penyaluran dan pendayangunaan dana

tersebut BAZNAS melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan

dengan kegiatan-kegiatan ke masyarakat.

Baznas melakukan penyalurannya dengan dua sistem. Pertama,

program yang kita buat sendiri. Program ini berdasarkan data yang kita

cari. Di sini ada lima program: Indonesia takwa, Indonesia cerdas,

Indonesia makmur, Indonesia sehat, dan Indonesia peduli. Indonesia

cerdas misalnya, dengan memberikan beasiswa. Kedua, bisa juga ajuan

dari masyarakat. Masyarakat mengajukan proposal. Kemudian kita

teliti, dan seterusnya. Tapi, yang jelas semuanya sejalan dengan

mustahik itu. Selama itu sesuai dengan kriteria mustahik, insya Allah

akan kita salurkan.53

B. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pengelolaan Zakat BAZNAS

1. Faktor Pendukung

a. Kehadiran para Ulama, profesional, birokrat, wakil rakyat, dan tokoh

masyrakat yang dikenal bersih, berdedikasi, kredibel dan ahli

dibidangnya dalam kepengurusannya, BAZNAS melaksanakan

tugasnya secara amanah dan profesional.

b. Sesuai dengan azas dan budaya kerja BAZNAS, yang meneladani sifat

Rosul ; sidiq, amanah, tabligh, serta Fathanah dalam pengelolaan

zakat.

53

. www.eramuslim.com, tentang Didin Hafidhuddin: Penyaluran Zakat itu Harus

Bermartabat diakses tanggal 16 desember 2008.

Page 78: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

151

c. Sesuai dengan visi BAZNAS, menjadi pusat zakat yang memiliki

peran dan posisi yang sangat strategis didalamnya upaya pengentasan

kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secra

keseluruhan melalui pengelolaan nasional yang amanah, profesional,

efesienn, dan efektif berdasarkan syariat Islam dan aturan perundang-

undangan yang berlaku.

d. BAZNAS dalam mengumpulkan dana zakat dari para Muzakki dibantu

oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dan mitra BAZNAS, BAZNAS

dalam melaksanakan tugasnya mempunyai sistem adminisatrasi

keuangan yang berbasis dasar teknologi, informasi, dan melayani

muzakki yang ingin membayar zakatnya.

e. Mempunyai sistem administrasi keuangan yang berbasis dasar

teknologgi informasi.

f. Melayani para muzakki lewat website BAZNAS, www. BAZNAS.

Or.id

g. Terletak dilokasi yang sangat strategis ditengah-tengah kota.

h. Rekening dalam setiap bentuk infak, shadaqoh, dan zakat memiliki

rekening yang berbeda-beda, untuk mempermudah donator atau

muzaki menyalurkan dana ZIS.

i. Andaya UU RI. No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, surat

keputusan presiden RI no. 8tahun 2001 tentang pembentukan

BAZNAS, surat keputusan menteri agama RI no. 581 tahun 1999

tentang pelaksanaan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,

Page 79: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

152

dan keputusan direktur jendral bimbingan masyarakat islam dan urusan

haji no.291tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.

2. Faktor Penghambat

a. Tidak teralisasinya APBN yang disebutkan dalam undang-undang

sebagai anggaran pengelolaan BAZNAS, kurang mensosialisasikan

BAZNAS pada masyarakat, kesadaran masyarakat untuk membayar

zakat masih kurang, dan belum adanya ketentuan yang mewajibkan

UPZ di departemen, lembaga, BUMN, perwakilan Indonesia diluar

negeri, harus menyetor ke BAZNAS.

b. Belum adanya peraturan pemerintah dari UU no.38 tahun 1999

tersebut, terutama tentang pola koordinasi antara BAZNAS dengan

BAZDA dan LAZ, sehingga lembaga-lembaga tersebut tidak bersedia

dibawah koordinasi BAZNAS.

c. Belum adanya kesepakatan bahwa bukti Setor Zakat Zakat (BSZ)

BAZNAS merupakan satu-satunya BSZ yang diakui oleh dirjen pajak,

sehingga realisasi dari zakat pengurangan penghasilan kena pajak

belum dilaksanakan secara optimal.

d. Hubungan antara BAZNAS, BAZ daerah serta lembaga Amil Zakat

(LAZ) yang dikukuhkan oleh pemerintah, tidak terikat dalam garis

kooordinasi yang jelas.

e. Belum adanya ketentuan yang mewajibkan UPZ (departemen, lembaga

BUMN, BUMS, dan Perwakilan Indonesia di luar negeri ) harus

membayar zakatnya ke BAZNAS, kendala lainnya pada umummnya

Page 80: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

153

departemen, BUMN tersebut telah memiliki pengelolaan zakat

tersendiri dan pola program dalam penyalurannya sendiri.

C. Praktek pelaksanaan Pengelolaan Zakat di BAZNAS

Pengelolaan Zakat adalah kegiatan yang didalamnya meliputi berbagai

kegiatan antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan

terhadap pendistribusian serta pendayangunaan zakat. Diawali dengan kegiatan

perencanaan, dimana dapat meliputi perencanaan program beserta budgetingnya

serta pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq, kemudian

pengorganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan pertimbangan,

Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana), penempatan orang-orang (amil) yang

tepat dan pemilihan system pelayanan yang memudahkan ditunjang dengan

perangkat lunak (software) yang memadai, kemudian dengan tindakan nyata (pro

active) melakukan sosialisasi serta pembinaan baik kepada muzakki maupun

mustahiq dan terakhir adalah pengawasan dari sisi syariah, manajemen dan

keuangan operasional pengelolaan zakat. 4 (empat) hal diatas menjadi persyaratan

mutlak yang harus dilakukan terutama oleh lembaga pengelola zakat baik oleh

BAZ (Badan Amil Zakat) maupun LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang professional.

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang terhimpun dalam BAZNAS

yaitu kegiatan dalam pengelolaan zakat yaitu yang terdiri dari (POAC)

Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Pengawasan dari pihak ketua umum

dalam bentuk laporan disetiap devisi ini berjalan dalam semua divisi mencakup

dalam pengumpulan, Pendistribusian, Pendayangunaan, dan Pengembangan yaitu

sebagai berikut :

Page 81: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

154

1. Divisi Pengumpulan.

a. Melakukan pendataan muzaki, harta zakat yang dipunyai muzaki.

b. Melakukan usaha penggalilan dana zakat.

c. Melakukan pengumpulan zakat, dan menyetorkan hasilnya ke

Bank yang ditunjuk serta menyampaikan tanda bukti penerimaan

kepada bendahara.

d. Mencatat dan membukukan hasil pengumpulan zakat.

e. mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan zakat.

2. Devisi Pendistribusian

a. Menerima dan menyeleksi pemodalan calaon mustahik.

b. Mencatat mustahik yang memenuhi syarat menurut ketentuan

syarat dan sesuai dengan kelompok masing-masing mustahik.

c. Menyiapkan rancangan keputusan tentang mustahik yang

menerima zakat.

d. Melaksanakan pendistribusian dana zakat sesuai dengan keputusan

yang telah ditetapkan.

e. Mencatat pendistribusian dana zakat, dan menyerahkan tanda bukti

penerimaan kepada bendahara.

f. Menyiapkan laporan pendistribusian dana zakat.

g. Mempertangungjawabkan hasil kerjanya kepada Ketua Umum.

3. Devisi Pendayangunaan

a. Melakukan pendataan mustahik, harta zakat.

b. Melaksanakan pendayangunaan zakat, sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan.

Page 82: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

155

c. Mencatat pendayangunaan zakat serta menyerahkan tanda bukti

penerimaan kepada bendahara.

d. Menerima dan mencatat permohonan pendayangunaan dana zakat

untuk usaha produktif.

e. Meneliti dan menyeleksi calon penerima dana produktif.

f. Menyalurkan dana produktif kepada mustahik.

g. Mencatat dana produktif yang telah didayangunakan dan

menyerahkan tanda bukti penerimaan kepada bendahara.

h. Menyiapkan bahan laporan pendayangunaan dana zakat untuk

usaha produktif.

i. Mempertangungjawabkan hasil kerjanya kepada Ketua Umum.

4. Devisi Pengembangan

a. Menyusun bentuk rencana pengumpulan, pendayangunaan, dan

pengembangan dana zakat.

b. Melakukan penelitian dan pengembangan masalah sosial dan

keagamaan dalam ranga pengembangan zakat.

c. menerima dan memberi pertimbangan, usul, dan saran mengenai

pendayangunaan zakat untuk pengembangan ekonomi umat.

d. Mempertangungjawabkan hasil kerjanya kepada Ketua Umum.

Page 83: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

156

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

1. Pengelolaan zakat oleh BAZNAS dilakukan secara tranparan dan

professional dengan dukungan sistem dan teknologi dan sumber daya

manusia yang kapabel, amanah dibaeah pengawasan para ulama yang ahli

dalam bidang zakat dan tokoh masyarakat yang amanah dalam

pengelolaan Badan Usaha Milik Negara maupun Swasta, sehingga bisa

menjaga keberlangsungan BAZNAS dikancah perzakatan, untuk menjaga

kepercayaan masyarakat.

2. Sistem teknologi yang menjamin keakuratan data, dengan sistem informasi

tersebut, sebagai bukti pengelolaan yang profesional oleh BAZNAS,

dimana BAZNAS melakukan pengelolaan data base muzaki, mustahik,

dan program-program yang akan dijalankan. Pengelolaan data base yang

kuat itu merupakan sebagai langkah konkrit potensi-potensi yang ada di

muzaki dan mustahik, sehingga dapat dibuatkan suatu program

penanggulangan kemiskinan yang benar-benar tepat sesuai dengan

kebutuhan untuk secara berkelanjutan dan merata yang dapat menjangkau

seluruh wilayah maupun daerah membutuhkan dana Zakat tersebut.

3. Dalam pengelolaan zakat BAZNAS melakukan sinergi keberbagai

lembaga amil zakat lainnya, yang meliputi kerjasama dengan para ulama,

ormas-ormas islam, terlebih kepada pemerintah. Dalam pengumpulan dana

ZIS BAZNAS melakukan hubungan kerjasama dengan unit pengumpul

Page 84: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

157

zakat diberbagi departemen, BUMN, BUMS, Kedutaan dan Konsulat

Jenderal LN, berbagai BAZ maupun LAZ lainnya, serta dalam penyaluran

maupun pendayagunaan BAZNAS ada yang disalurkan secara langsung

dan ada pula yang tidak langsung, yang tidak langsung penyaluran

dilakukan melalui lembaga mitra, seperti badan Amil zakat (BAZ),

lembaga amil zakat (LAZ), dan USZ mitra BAZNAS yang ada di BUMN,

BUMS, BMT maupun lembaga Masjid.

B. Saran.

1. Maksimalkan perangkat kelembagaan agar bisa terlihat oleh masyarakat

sebagai bentuk lembaga yang mengelolaa zakat dan menunjukan image,

citra lembaga yang dipandang sebagai lembaga pengelola ZIS yang

terpercaya, profesional, dan transparan.

2. Perlunya sosialisasi yang sungguh-sungguh atas pentingnya penyaluran

zakat melalui lembaga amil zakat kepada masyarakat.

3. Sosialisasi zakat secara terus-menerus yang sesuai dengan hukum islam,

hikmah dan tujuaannya secara merinci dan sesuai tatacara perhitungannya,

perlu ditingkatkan baik itu melalui media apa saja (surat kabar, brosur,

majalah, maupun audio visual )

Page 85: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

158

DAFTAR PUSTAKA

AL-Quranul Karim

Alhumami, Dzulfiqor, “Amanah dan Hubungannya dengan Etos Kerja Pegawai

Amil Zakat,” ( skripsi S1 Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006 )

Baiquni Abu A. dan Eni Fauziana, kamus istilah Agama Islam, ( Jakarta : Arloka 1995 )

Bariadi, Lily. dkk, Zakat Dan Wirausaha, (Ciputat :CED, 2005)

BAZNAS, annual report, 2006

BAZNAS, Profil BAZNAS, 2007

BAZNAS, Katalok Program 2008

BAZNAS, BAZNAS news, Media Zakat, Januari 2008

BAZNAS, newsletter PPSDMS, edisi XXIV / mei 2008

Departemen Agama RI, Direktorat jenderal bimbingan Islam, Direktorat

pemberdayaan Zakat, profil direktorat pemberdayaan Zakat, ( Jakarta : 2006 )

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam, Departemen Agama RI 2007, Manajemen Pengelolaan Zakat,

(Jakarta:2007)

Fitriani. Yeni, “peranan Badan Amil Zakat Nasional dalam Pemodalan Usaha

Kecil Menengah,” ( skripsi S1 fakultas Syariah dan hokum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004 )

Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani, 2002). Cet-1

Hamzah, Amer Pernik-pernik Manajemen Qur’ani (Aceh : PT Arum NGL.co. 1997)

Hariwijaya & Triton. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal Dan Skripsi, (Yogyakarta : TUGU PUBLISHER oryza, 2002)

www.eramuslim.com, 16 desember 2008

Http://Baznas.or.id, September 2008

Http:// Persis.or.id, Juli 2008

Page 86: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

159

Ibrahim, Yasin Al-syaikh. Cara Mudah Menunaikan Zakat: Membersihkan

Kekayaan Menyempurnakan Puasa Ramadhan, Penerjemah Wawan. S Husin dan danny ( Bandung : Pustaka madani, 1997 )

Karim, Adiwarman Azwar. Ekonomi Mikro Islam, ( Jakarta : IIIT Indonesia, 2003). Cet-2

Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, penerjemah : Rahmad Abbas (Jakarta : Pustaka Alkautsar, 1997 )

Mujieb, Abdul, Kamus Istilah Fiqih ( Jakarta :Pustaka Firdaus, 1999 )

Pelita, bagian artikel tentang ”Pengelolaan Zakat Masa Khalifaturrosidin” 15

maret 2000

Qardhawi, yusuf. Hukum Zakat, (Bogor : Pustaka Lintera Antar Nusa, 1996 )

--------------------, Kiat Sukses Mengelola Zakat, Penerjemah : Amuni Solihan

(Jakarta : Media Dakwah, 1997 )

Salam, Syamsir & Jaenal Aripin. Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta UIN

PRESS, 2006)

Sudewo, Eri. Manajemen Zakat, (Ciputat : Institus Manajemen Zakat,2004).

Cet-1

Tasmara. Toto, Kecerdasan Rohaniah, ( Jakarta : gema insanii press, 2001 )

Triyowono, Iwan. Organisasi dan Akuntans Syari’ah, (Yogyakarta : LkiS, 2000)

Yustanto, M Ismail dan M Karebet, Manajemen Stategis Perspektif Syariah,

(Jakarta : Khairul Bayan, 2008 )

Page 87: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

160

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………… I

Daftar Isi …………………………………………………… II

BAB I PENDAHULUAN

G. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

H. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 6

I. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

J. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 7

K. Metodologi Penelitian .............................................................. 8

L. Sistematika Penulisan ............................................................... 10

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep Pengelolaan Zakat ........................................................ 13

1. Pengertian Pengelolaan Zakat ............................................... 13

2. Pengelolaan Zakat pada Zaman Rosulullah ........................... 15

3. Pengelolaan Zakat pada Zaman Khalifaturrosyidin ............... 16

4. Pengelolaan Zakat Menurut Undang-undang No.38 Thn. 1999.19

C. Konsep Amanah dan Fathanah ................................................. 20

1. Pengertian Amanah .............................................................. 20

2. Amanah dalam Zakat ............................................................ 23

3. Pengertian Fathanah ............................................................. 24

4. Fathanah dalam Zakat. .......................................................... 27

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG BAZNAS JAKARTA

F. Sejarah Berdirinya BAZNAS ................................................... 31

G. Landasan Hukum BAZNAS ..................................................... 32

H. Visi dan Misi Tugas pokok ....................................................... 32

I. Struktur Organisasi BAZNAS .................................................. 33

J. Program Kerja BAZNAS. ........................................................ 39

Page 88: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

161

BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS

D. Implementasi Konsep Amanah dan Fathanah dalam Pengelolaan

Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional ................................... 46

E. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan konsep

Amanah Dan Fathanah. ............................................................ 61

F. Analisis SWOT ........................................................................ 63

BAB V : PENUTUP

C. Kesimpulan .............................................................................. 66

D. Saran ........................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68

Page 89: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

162

Nomor : Istemewa Jakarta, 5 Juni

2008

Lamp : 1 Berkas

Hal : Pengajuan Judul Skripsi

Kepada YTH,

Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di

Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aji Maulana

NIM : 104053002040 Fak/Jur : Dakwah dan Komunikasi / Manajemen Dakwah

Semester : VIII ( Delapan )

Dengan ini mengajukan judul skripsi sebagai guna mendapat gelar

Sarjana Strata Satu (S1) dengan judul :

“ Pengelolaan Zakat dengan Konsep Amanah Dan Fathanah pada

Badan Amil Zakat NAsional (BAZNAS) Jakarta ”

Sebagai Bahan Pertimbangan saya lampirkan satu berkas proposal

skripsi yang terdiri dari :

1. Out line

2. Proposal Skripsi

3. Daftar Pustaka Sementara

Demikianlah surat pengajuan ini saya sampaikan atas perhatiaan dan

pertimbangannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Akademik Pemohon

Noor Bekti Negoro, SE. STP, MSi Aji maulana

NIP : 150293230 104053002040

Page 90: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

163

DEPARTEMEN AGAMA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

JI. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputal 15412 Telp. :

7432728

FORMULIR PENDAFTARAN CALON PESERTA WISUDA KE-74

SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2008/2009

1. Nama : AJI MAULANA

2. Tempat/Tanggal Lahir : Pekalongan, 7 Mei 1986

3. Nomor Pokok : 104053002040

4. Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

5. Jurusan : Manajemen Dakwah

6. Program : S1

7. Judul Skripsi : IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN

FATHANAH PADA PENGELOLAAN ZAKAT

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

8. Tanggal Lulus : 11 Desember 2008

9. No. Ijazah :

10. Indek Prsetasi : 3,27 Yusidium : AMAT BAIK

11. Jabatan Dalam Organisasi

Kemahasiswaan : Kabid. Penerbitan BEMJ-MD 2006-2007

12. Alamat Asal : Jl. Sulawesi Bendan Gg. 3/48. RT 04/02 Pekalongan

13. Alamat Sekarang : Jl. Pahlawan No. 9 RT 09/01 Rempoa Raya ciputat,

Tangerang

14. Nama Ayah : SUPENO

15. Pendidikan Ayah : SLTP

16. Pekerjaan Ayah : BURUH

Page 91: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

164

17. Nama Ibu : Djohariyah

18. Pendidikan Ibu : SLTP

19. Pekerjaan Ibu : Ibu rumah Tangga

Ciputat, 15 desember

2008

Tanda tangan Ybs.

Aji Maulana

DEPARTEMEN AGAMA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

JI. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputal 15412 Telp. : 7432728

IDENTITAS ALUMNI

WISUDA KE : 74 /TAHUN AKADEMIK : 2008/2009

Yang bertanda tangan di bawah ini,

1. Nama : AJI MAULANA

2. Nomor Pokok/NIM : 104053002040

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Tenpa/Tanggal Lahir : Pekalongan, 7 Mei 1986

5. Alamat Asal : Jl. Sulawesi Bendan Gg. 3/48. RT.04/02,

Pekalongan.

6. Alamat Sekarang : Jl. Pahlawan No. 9 RT 09/01 Rempoa Raya Ciputat,

Tangerang.

7. Kode Pos : 15412

8. Telepon : (021) 7403107 HP : 081584177099

9. Jurusan/Program Studi : Manajemen Dakwah/S1

Page 92: IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN FATHANAH PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16911/1/AJI... · merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, ... apakah sudah

165

10. Juduk Skripsi : IMPLEMENTASI KONSEP AMANAH DAN

FATHANAH PADA PENGELOLAAN ZAKAT

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL.

11. Pembimbing : Drs. M. Sungaidi, M.A

12. Penguji 1 : Drs. Hasanudin Ibnu Hiban. M.A

13. Penguji 2 : Noor Bekti Negoro, SE, STP, Msi

14. Tanggal Lulus : 11 Desember 2008

15. IP/Yusidium : 3,27/AMAT BAIK

16. Nomor & Tgl. Ijazah :

17. Pekerjaan : -----------

18. Alamat Pekerjaan : -----------

Mengetahui, Ciputat, 15 Desember

2008

Ketua jurusan Tanda Tangan Ybs.

Drs. Hasanudin Ibnu Hiban, MA Aji Maulana