implementasi k 3 di bengkel otomotif.pdf

Upload: hermansyahxxx

Post on 01-Mar-2016

717 views

Category:

Documents


224 download

TRANSCRIPT

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 2

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

    kemurahanNya laporan Keselamatan dan Keshatan Kerja di Bengkel Otomotif yang ada

    pada Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik Universitas Negeri

    Yogyakarta ini dapat kami selesaikan sesuai dengan harapan. Dalam laporan ini

    penyusun membahas mengenai permasalahan manajemen dan penerapan kesehatan

    kerja di bengkel otomotif, Fakultas Tekni Universitas Negeri Yogyakarta dengan

    menggunakan analisis K3, 5R analisis Hazard dan resiko yang mungkin terjadi. Dengan

    Acuan aturan-aturan keselamatan kesehatan kerja yang baku dan diakui secara global

    yakni Ergonomic checkpoints dan standar manajemen K3 (SMK3). Tak hanya

    membahas potensi bahaya (Hazard) yang ada dibengkel otomoif, namun dalam laporan

    ini juga dibahas mengenai rekomendasi atau solusi yang sebaiknya dilakukan sebagai

    langkah upaya menanggulangi dan juga mengantisipasi bahaya yang mungkin terjadi

    Laporan ini dibuat dalam rangka memeberi pengetahuan dan pemahaman

    tentang bahaya apa saja yang mungkin terjadi khusunya yang ada di bengkel otomotif

    fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Apa resiko yang akan dapat dialami,

    serta memberi pemahaman tentang bagaimana cara meminimalisirdan bahkan

    menghilangkan potensi bahaya yang ada.

    Dalam proses penyusunan laporan K3 ini tentunya kami mendapatkan

    bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terimakasih kami sampaikan

    kepada bapak solikhin selaku dosen Pembimbing K3 di jurusan pendidikan Teknik

    Otomotif, Bapak K. Ima Ismara selaku dosen pengampu mata kuliah K3 di Jurusan

    Pendidikan Teknik Elektro, dan rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik

    Otomotif dan Pendidikan Teknik Elektro, yang secara langsung maupun tidak turut serta

    membantu dalam penyelesaian tugas laporan ini.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 3

    Penulis Menyadari betul, Penulisan Laporan ini masih banyak kekurangan disana-

    sini. Oleh karena itu, Kritik dan Saran yang membangun dari para pembaca sangat kami

    nantikan. Demikian Laporan K3 ini dibuat, semoga bermanfaat dan menjadi koreksi

    bersama

    Sleman, 21 Juli 2014

    Penyusun

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 4

    PENDAHULAN

    A. Latar Belakang

    Bekerja dalam linkgunan yang baik, sehat, serta aman apastilah menjadi harapan oleh

    semua pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan

    upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja

    pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat

    makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan

    dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit

    akibat kerja.

    K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan

    terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja.

    Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan

    yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan

    lingkungan dan situasi kerja.

    Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang

    berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan

    tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin

    keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian

    lainnya.

    Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya

    untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan

    Penyakit akibat kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan

    minum bergizi.

    B. Metode

    Adapun metode yang dilakukan dalam identifikasi dan penyusunan laporan ini adalah dengan

    melakukan studi pustaka, studi lapangan dan bimbingan terhadap dosen pengampu di bengkel

    otomotif yang berkompeten dibidang keselamatan dan kesehatan kerja dalam hal ini adalah

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 5

    bapakDrs. Moch. Solikin, M.Kes. penelitian ini menerapkan prinsip riset dan development, R&D.

    Dimana riset dilakukan dengan melakukan identifikasi hazard yang ada di bengkel otomotif,

    dengan menggunakan isntrumen yang sebelumnya telah dibuat. Kemudian dilakukan

    development, yaitu tidak lanjut terhadap permasalahan yang muncul di bengkel otomotif dalam

    bentuk penyusunan SOP, tatatertib, poster ataupun tanda-tanda bahaya

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 6

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dalam bahasa Inggris

    disebut sebagai Occupational Health and Safety,disingkat OHS. K3 atau OHS adalah kondisi

    yang harus diwujudkan ditempat kerja dengan segala daya upaya berdasarkan ilmu

    pengetahuandan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja, manusia serta karya dan

    budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan yang dilaksanakan secara

    konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang berlaku.

    Program K3 adalah upaya untuk mengatasi ketimpangan pada empat unsur produksi yaitu

    manusia, sarana, lingkungan kerja dan manajemen. Program ini meliputi administrasi dan

    manajemen, P2K3, kebersihan dan tata ruang, peralatan K3, pengendalian bahaya dan

    beracun, pencegahan kebakaran, keadaan darurat, penerapan K3 dan sistem evaluasi program

    (DK3N, 1993). Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur yang

    memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian resiko dan paparan

    bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak aman, meliputi :

    1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol kondisi

    2. berbahaya, lingkungan beracun dan bahaya-bahaya kesehatan.

    3. Membuat prosedur keamanan.

    4. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan pemasangan peralatan

    5. baru dan untuk pembelian dan penyimpanan bahan berbahaya.

    6. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.

    7. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.

    8. Rapat bulanan P2K3

    9. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3 seperti alat

    pelindung diri, standar keselamatan yang baru.

    10. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.

    Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya program keselamatan

    dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau dikembangkan semaunya. Suatu program

    keselamatan dan kesehatan kerja dibuat berdasarkankondisi dan kebutuhan nyata di tempat

    kerja sesuai dengan potensi bahaya sifatkegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 7

    Program keselamatan dankesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk masing-masing

    perusahaan sehinggatidak bisa sekedar meniru atau mengikuti arahan dan pedoman dari pihak

    lain(Ramli, 2010).

    B. 5S/5R

    5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang

    berasal dari Jepang yang digunakan olehmanajemen dalam usaha memelihara ketertiban,

    efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara

    menyeluruh.[1] Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan dengan penerapan kaizen agar

    dapat mendorong efektivitas pelaksanaan 5S.[1] Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah

    5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[1]

    Isi dari 5S antara lain :

    1. (seiri), Ringkas, merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak

    diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-

    benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.[1][2]

    2. (seiton), Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan

    sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.[1][2]

    3. (seiso), Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja

    sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.[1][2]

    4. (seiketsu), Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus

    mematuhi ketiga tahap sebelumnya.[1][2]

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 8

    5. (shitsuke), Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja

    dalam menjalankan seluruh tahap 5S.[1][2]

    Penerapan 5S harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya.[1][3] Jika tahap pertama

    (seiri) tidak dilakukan dengan baik, maka tahap berikutnya pun tidak akan dapat dijalankan

    secara maksimal, dan seterusnya.[1][3]

    RINGKAS

    Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan menyingkirkan

    yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana

    yang akan disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti

    sangat berguna bagi sebuah perusahaan.

    Langkah melakukan RINGKAS :

    1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.

    2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak digunakan.

    3. Beri label warnamerah untuk barang yang tidak digunakan

    4. Siapkan tempat untuk menyimpan/membuang/memusnahkan barang-barang yang

    tidak digunakan.

    5. Pindahkan barang barang yang berlabel merah ketempat yang telah ditentukan.

    RAPI

    Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya. Kerapian adalah hal

    mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan barang dan mendapatkannya kembali pada saat

    diperlukan dengan mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana

    benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk memperoleh barang tersebut.

    1. Langkah melakukan RAPI :

    2. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga mudah didapatkan

    saat dibutuhkan

    3. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ketempat yang telah dirancang dan

    disediakan

    4. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun pengembalian

    ketempat semula.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 9

    RESIK

    Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja, mesin/peralatan dan

    barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran. Kebersihan harus dilaksanakan dan

    dibiasakan oleh setiap orang dari CEO hingga pada tingkat office boy. Langkah melakukan

    RESIK :

    1. Penyediaan sarana kebersihan,

    2. Pembersihan tempat kerja,

    3. Peremajaan tempat kerja, dan

    4. Pelestarian RESIK.

    RAWAT

    Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telah dicapaipada 3R sebelumnya

    dengan membakukannya (standardisasi).

    Langkah melakukan RAWAT :

    1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan

    2. Komunikasikan kesetiap karyawan yang sedang bekerja di tempat kerja

    RAJIN

    Prinsip Rajin adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga dan

    meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan

    positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat.

    Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah LAKUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN

    MELAKUKAN APA YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN

    Langkah melakukan RAJIN :

    1. Target bersama,

    2. Teladanatasan

    3. Hubungan/komunikasi di lingkungankerja

    4. Kesempatanbelajar

    C. Ergonomik

    Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan

    Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu

    yang mempelajari hubungan antara manusia dengan pekerjaanya.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 10

    Dra Nurlaila AM, M.Kes menyebutkan bahwa terdapat enam tujuan ergonomik, yaitu

    menghindari terjadinya kecelakaan kerja, dalam rangka efisiensi kerja, untuk

    kekpentingan kesejahteraan, pembebanan rendah-hasil besar, penyesuaian alat dan

    lengkungan kerja, serta pencegahan sakit dan kecelakaan kerja.

    Adapun manfaat penerapan ergonomik adalah mencegah cedera, meningkatkan kualitas

    hidup, meningkatkan kualitas kerja, serta mengurangi kelelahan dan ketidak nyamanan

    kerja. Upaya penerapanya dapat melalui menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan

    dimensi tubuh agar tidak melelahkan dan pengaturan suhu, cahay, kelembaban, agar

    sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia.

    Lebih lanjut International Labour Office (ILO), menjelaskan bahwa terdapat 46

    checkpoint/checklist yang dikelompokan menjadi 8 sub bagian. Delapan sub bagian itu

    meliputi

    1. Penyimpanan dan penanganan bahan

    2. Desain stasiun kerja

    3. Keamanan mesin

    4. Pengendalian bahan berbahaya

    5. Penerangan

    6. Fasilitas dan pelayanan kesejahteraan

    7. Ruangan tempat kerja

    8. Tata kerja dan organisasi

    (sumber : Ergonomic Checkpoints, ILOO Books)

    D. Hazard

    Hazard atau bahaya merupakan sumber potensi kerusakan atau situasi yang berpotensi

    untuk menimbulkan kerugian. Sesuatu disebut sebagai sumber bahaya hanya jika memiliki

    risiko menimbulkan hasil yang negatif (Cross, 1998). Bahaya diartikan sebagai potensi dari

    rangkaian sebuah kejadian untuk muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika

    salah satu bagian dari rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. Bahaya

    terdapat dimana-mana baik di tempat kerja atau di lingkungan, namun bahaya hanya akan

    menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur. (Tranter, 1999) Dalam terminology

    keselamatan dan kesehatan kerja (K3), bahaya diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu:

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 11

    1. Bahaya Keselamatan Kerja (Safety Hazard)

    Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada timbulnya kecelakaan yang dapat

    menyebabkan luka (injury) hingga kematian, serta kerusakan property perusahaan.

    Dampaknya bersifat akut. Jenis bahaya keselamatan antara lain:

    a. Bahaya Mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti tersayat,

    terjatuh, tertindih dan terpeleset.

    b. Bahaya Elektrik, disebabkan peralatan yang mengandung arus listrik

    c. Bahaya Kebakaran, disebabkan oleh substansi kimia yang bersifat flammable

    (mudah terbakar)

    d. Bahaya peledakan, disebabkan oleh substansi kimia yang sifatnya explosive.

    2. Bahaya Kesehatan Kerja (Health Hazard)

    Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada kesehatan, menyebabkan gangguan

    kesehatan dan penyakit akibat kerja. Dampaknya bersifat kronis. Jenis bahaya

    kesehatan antara lain:

    a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non- pengion, suhu

    ekstrim dan pencahayaan.

    b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan seperti

    antiseptik, aerosol, insektisida, dust, mist, fumes, gas, vapor.

    c. Bahaya Ergonomi, antara lain repetitive movement, static posture, manual handling

    dan postur janggal.

    d. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang berada di

    lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa dan fungi (jamur) yang bersifat

    patogen.

    e. Bahaya Psikologi, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan dan kondisi

    kerja yang tidak nyaman.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 12

    ANALISIS DATA PENGAMATAN

    A. Siklus Rencana pelaksanaan identifikasi K3

    Identifikasi K3 di bengkel otomotif jurusan Pendidikan Teknik Otomotif dilakukan

    dari kajian pustaka dan membuat instrumen identifikasi yang mengacu pada ECP dan

    SMK3. Kemudian dari checklist instrumen, dilakukan identifikasi masalah yaitu mendata

    potensi bahaya (hazarad) yang ada dibengkel otomotif untuk selanjutnya di analisis dan

    dikendalikan resiko yang mungkin muncul darinya.

    Instrumen Identifikasi

    Konsulatasi

    B. Indikator pengamatan

    semua jenis material,

    kondisi dan cara operasi alat,

    metoda kerja,

    posisi/tempat,

    ketinggian dan

    kandungan yang terdapat dalam alat

    lingkungan di mana pekerjaan akan dilaksanakan

    ECP SMK3

    IDENTIFIKASI MASALAH

    (HAZARD)

    ANALISIS

    PENILAIAN RESIKO

    PENGENDALIAN RESIKO

    IMPLEMENTASI DAN

    DEVELOPMENT

    MONITORING,

    EVALUASI, EDUKASI

    DAN SOP

    Eliminasi

    Substitusi

    Pengendalian

    rekayasa

    Pengendalian

    administratif

    APD

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 13

    indikator Sangat

    baik

    baik Kurang

    baik

    Tidak

    baik

    Hydrant v

    Alat pemadam kebakaran v

    Tata tertib pengunjung

    Tata tertib praktikan, dan dosen v

    Tempat sampah v

    Saluran air bersih yang memadai v

    Fentilasi sebagai sirkulasi udara v

    Panduan mengguakan alat v

    APD (safety helmet, shoes, safety gloves,

    masker, kacamata)

    v

    Jalur evakuasi v

    Titik kumpul v

    Emergency exit v

    Cahaya dari matahari v

    Cahaya dari lampu penerangan v

    Alat kebersihan v

    Kursi dan meja yang memadai v

    Kotak obat v

    Poster k3 dan himbauan v

    Kebersihan v

    Loker tas v

    Troly v

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 14

    C. IDENTIFIKAS HAZARD

    Potensi bahaya (Hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat

    menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau

    kemampuan melaksakan fungsi yang telah ditetapkan.

    Berikut adalah identifikasi Potensi Hazard yang ada di bengkel otomotif Jurusan

    Pendidikan Teknik Otomotif:

    1. Ditinjau dari jenis bahaya yang ditimbulkan

    Bahaya Fisis (Mekanik & Elektrik)

    a. Benda bergeraklurus/linear movement (mesin penempa, mesin potong, ban

    berjalan, mobil dll)

    b. Benda bergerak berputar/rotation (roda, roda gigi, crane, gerinda, pulley,

    katrol dll)

    c. Benda bergerak tak beraturan (debu, percikan metal/partikel/zat kimia,

    semprotan berte kanan dll); Pengangkatan/Pengangkutan (beban terlalu

    berat/cepat) dll.

    Bahaya Benda Diam (static hazards): Bahaya perbedaan elevasi/ gravitasi;

    Bahaya air; Bahaya kerusakan perkakas/sarana kerja; Bahaya konstruksi

    (jembatan/perancah ambruk dll); Bahaya pemasangan; (sambungan/baut tidak

    kuat dll). Cahaya (terang,gelap dll); Bising; Suhu (ruang, benda); Tekanan

    (tinggi, rendah); Radiasi elektromagnetis (ultra violet, infra red dll); Radiasi

    ionisasi (rontgen, radioactive/nuklir dll), Getaran.

    Bahaya Kimia

    Bahan bakar kendaraan, bensin maupun solar, cairan aki, zat sisa pembakaran

    kendaraan.

    Bahaya Biologi

    Kuman,bakteri, virus, jamur, Cacing, Tumbuh-tumbuhan, Hewan, serangga.

    Aspek Ergonomi

    Posisi bekerja, Posisi mengangkat barang, Ukuran ruang bebas dll

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 15

    Aspek psikologis

    Stress, Hubungan tidak harmonis, Problem keluarga dll

    D. Penyebab Kecelakaan Kerja

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 16

    PENYEBAB LANGSUNG terjadinya kecelakaan

    E. Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

    Kecelakaan (accident) adalah suatu kejadian yang tak diinginkan, datangnya tiba-

    tiba dan tidak terduga yang menyebabkan kerugian pada manusia (luka, cacat, sakit,

    meninggal), perusahaan (kerusakan properti, terhentinya proses produksi).

    Jenis-jenis Kecelakaan Kerja yang terjadi di bengkel otomotif diantaranya

    adalah :

    1. 0rang Yang Terjatuh

    a) Orang yang terjatuh dari ketinggian (pohon, gedung, scaffolding, penyangga,

    tangga, lifting equipment, mesin, kendaraan)

    b) Orang yang jatuh pada ketinggian yang sama, terpeleset dan sebagainya.

    2. Tertimpa / Terkena Benda Jatuh

    a) Keruntuhan/kejatuhan (peralatan praktik, trainer, tumpukan barang)Runtuh

    (gedung, dinding, penyangga, tangga)

    b) Tertimpa benda jatuh saat penanganan

    c) Tertimpa benda jatuh yang tidak terklasifikasi.

    3. Tersandung, Terbentur Benda-benda selain Benda Jatuh

    a) Tersandung sesuatu

    b) Terbentur benda-benda berupa peralatan praktik

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 17

    c) Tertabrak benda-benda yang bergerak

    d) Tertabrak benda-benda yang tak tersusun rapi di bengkel

    4. Terjebak/Terjepit Di dalam atau Diantara suatu Tempat/Benda

    a) Terjebak di dalam suatu tempat, misal ruang pewarnaan dibengkel chasis

    b) Terjepit oleh alat-alat praktik, misal lifting equipment, forklift, dan laninya

    5. Gerakan Yang Mengeluarkan Tenaga Yang Berlebihan/ Berat

    a) Pengerahan tenaga untuk mengangkat benda-benda praktik

    b) Pengerahan tenaga untuk mendorong dan menarik benda saat memindahkan

    alat misal, accu, tabung oksigen dan trainer praktek

    c) Pengerahan tenaga untuk menangani dan melepas benda

    6. Terpapar atau Kontak Dengan Temperatur Yang Berlebihan

    a) Terpapar suhu panas (udara/lingkungan), terutama panas oleh mesin-mesin

    motor di bengkel otomotif

    b) Terpapar suhu dingin (udara/lingkungan)

    c) Kontak dengan basah atau benda panas

    7. Terpapar atau Kontak Dengan Arus Listrik

    a) Rangkaian Listrik yang ada dibengkel kurang terawat dan rapi

    b) Kelistrikan yang ada dalam kendaraan mobil maupun motor

    8. Terluka, teriris, terpotong, dan luka luar

    Potensi cidera akibat kesalahan K3 di bengkel otomotif berdasar bagian tubuh

    yang masuk pada kategori riskan:

    1. Bagian Kepala:

    a) Daerah Tempurung Kepala (tengkorak, otak, kulit kepala)

    b) Mata (meliputi orbit dan syaraf mata)

    c) Telinga

    d) Wajah / muka

    e) Kepala

    f) Kepala, pada daerah yang tidak teridentifikasi sebelumnya.

    2. Leher (meliputi tenggorokan dan tengkuk tulang belakang)

    3. Batang Tubuh:

    a) Punggung (batang sumsum tulang belakang dan otot-otot yang

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 18

    berdampingan, spinal cord)

    b) Dada (tulang rusuk, tulang dada, organ-organ dalam dari dada)

    c) Perut (meliputi organ-organ dalam)

    d) Panggul

    4. Lengan Atas (Upper Limb):

    a) Bahu (meliputi tulang ketiak dan bilah bahu)

    b) Lengan bagian atas

    c) Lengan bawah.

    d) Pergelangan tangan.

    e) Tangan (selain jari).

    5. Tungkai/Percabangan Bagian Bawah:

    a) Daerah paha

    b) Lutut

    c) Tungkai (tungkai bagian bawah)

    d) Kaki (selain jari kaki)

    6. Cedera Umum:

    a) Sistem sirkulasi secara umum

    b) Sistem pernafasan secara umum.

    c) Sistem pencernaan secara umum.

    d) Sistem Syaraf secara umum.

    e) Cedera umum yang lainnya.

    f) Cedera umum yang tidak terspesifikasi.

    F. Pengendalian risiko

    1. Menggunanakan APD (Alat Pelindung Diri)

    APD yang dugunakan di bengkel otomotif Meliputi sarung tangan, safety shoes,

    pakain kerja (wearpack), masker, kacamata dan pelindung telinga

    2. Memasang poster K3 di bengkel otomotif, sebagai bentuk edukasi kepada para

    pekerja

    3. Melakukan sesuatu dengan Cara Kerja yang efisien, yaitu meminimalisasi risiko dengan

    meminimalisasikan kesalahan manusiawi

    4. Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 19

    a. Mengadakan training untuk meningkatkan kemampuan dan

    keterampilan para pekerja

    b. Melakukan pengawasan dan disiplin secara wajar

    c. Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas

    5. Menegakan aturan keselamatan kerja secara tegas yang mendukung upaya-

    upaya menekan angka kecelakaan dan cidera akibat kerja

    6. Penyediaan dan pemasangan alat-alat vital sebagai komponen pengamanan

    dalam bengkel, seperti alat pemadam kebakaran, kotak P3K, jalur evakuasi

    bahaya dan tombol emergency.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 20

    PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

    Sumber: Keputusan Menkes RI No. 261/MENKES/SK/II/1998

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 21

    G. Data Pengamatan

    Berikut ini adalah data pengamatan yang telah dilakukan:

    1. Area Kerja

    Analisis Penataan alat kerja yang baik akan memudahkan praktikan (pekerja) dalam hal berpindah dan mengakses barang-barang yang digunakan ketika bekerja. Diperlukan space yang cukup untuk menyimpan barang-barang yang belum digunakan saat bekerja, namun mudah dalam hal akses pengambilanya. Jalur transportasi di dalam bengkel juga harus jelas, dengan adanya garis jalan yang didalamnya steril dari barang-barang praktek. Karena penataan barang yang kurang baik akan berpotensi timbulnya kecelakaan kerja. Resiko

    Tertabrak,terjatuh, terpeleset. Kesulitan akses area kerja dan mencari

    barang

    Area kerja cenderung akan mudah kotor Menghambat tindakan evakuasi Bepengaruh terhadap aspek psikologys

    karena area kerja yang sumpek Solusi

    Penataan ruang kerja dengan menerapakan 5R

    1. Ringkas : simpan barang-barang yang tidak diperlukan saat praktek

    2. Rapi : Penataan barang sesuai dengan temptanya dengan baik, diklasifikasi, layout yang baik

    3. Resik (membersihkan): Menjaga kebersihan bengkel

    4. Rawat : merawat semua peralatan 5. Rajin

    Menyimpan barang-barang yang tidak digunakan pada area tertentu yang tidak mengganggu kegiatan praktik, namun mudah akses untuk mengambilnya.

    Tambahan Luas area kerja harus disesuaikan dengan jumlah alat dan jumlah orang yang bekerja didalamnya. Point Penting Manajemen penyimpanan dan meletekan barang-barang dengan baik dan diklasifikasikan sesuai jenisnya. Jalur transportasi didalam bengkel harus steril.

    Persyaratan Fisik Bengkel pada umumnya : 160 m

    kasar : 20% dari luas lantai

    30m -langit : 4 5 meter

    kaca/tembus cahaya 25% dari luas lantai dan cahaya listrik 500 lux.

    1 phase dan 3 phase dilengkapi dengan exhaust fan.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 22

    2. Penerangan Dan Ventilasi

    Analisis Perawatan Alat penerangan kurang baik, beberapa sudah berkarat dan ada lampu yang tidak dipasang. Karena kurang penerangan, berpotensi tabrakan dikarenakan agak gelap. Ventilasi udara, terbatas hanya ada pada jedela. Seharusnya ada ventilasi ruang yang dinamis, yang akan membantu sirkulasi udara dalam ruang. Karena kondisi bengkel jika tertutup (ketika tidak di pakai) pengkap dan kurang sirkulasi udara. Resiko

    Lampu Penerangan yang menggantung bisa jatuh karena kondisi penyangga yang berkarat

    Resiko tertabrak, terpeleset dsb Gangguan penglihatan seperti rabun

    dan pernapasan seperti ispa. Aspek psikologys karena pengapnya

    udara di bengkel Solusi Melakukan perawatan secara rutin terhadap alat-alat penenerangan, dan memastikan semua menyala dengan baik Memberikan ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara

    Point Penting Intensitas cahaya cukup dan ventilasi sebagai sirkulasi udara

    Kegiatan Umum

    Jenis/Lokasi Pekerjaan

    Illuminance lux (lux)

    Rata-rata

    Illuminance lux (lux)

    Minimum terukur

    Perpindahan Orang, alat/mesin dan kendaraan

    Jalur Lori, koridor, jalur pejalan, dan jalur sirkulasi

    20 5

    Perpindahan orang, mesin, kendaraan, pada area berbahaya, yang tidak memerlukan perhatian detail. Ex: mengangkat dengan forklift

    Ruang bebas, lokasi bengkel, memindahkan barang-barang berat dan berbahaya. Misal, Aki, tabung oksigen, bahan bakar dsb

    30 20

    Pekerjaan yang membutuhkan sedikit ketelitian

    Stroom aki, isi ulang air accu dan sebagainya

    100 50

    Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sedang sampai tinggi

    Praktik transmisi, kelistrikan, pengelasan, dan sebagaianya

    200-500 100-200

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 23

    3. Mengangkat Barang Berat

    Analisis Memindahkan Alat-alat berat tidak boleh dilakukan dengan sebarangan, perlu bantuan alat agar tidak terjadi kecelakaan kerja ataupun lainya. Salah satunya adalah dengan forklift. Namun Kurangnya perawatan dan belum adanya tempat khusus untuk meletakan forklift menjadi masalah. Hal itu dapat membuat rusak dan tidak terawat. Resiko

    Gangguan pernapasan, karena forklift yang penuh debu

    Kerusakan alat, karena kurang perawatan

    Hazard kimia : debu, dan asap sisa pembakaran forklift

    Hazard mekanik : Terlindas

    Solusi

    Meletakan forklift ditempat khusus yang bersih dan aman saat tidak dioperasikan

    Ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu kegiatan praktek

    Perawatan alat Perhatikan

    Kelengkapan keselamatan yang ada pada Forklift

    Batas berat maksimum yang boleh diangkat dan keseimbangan beban

    Posisi garpu saat memindahkan barang dan pada saat melewati turunan atau tanjakan

    Mengangkat beban yang menutupi pandangan Kondisi yang dilalui sesuai dengan jenis Forklift yang digunakan

    Keadaan fisik Forklift dan cara melakukan pemeriksaannya,dan sebagainya

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 24

    Tabel tindakan untuk beberapa beban

    Point Penting

    Menggunakan Forklift untuk memindahkan barang-barang berat

    Penempetan Forklift yang sesuai dan baik

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 25

    4. Modul Praktikum dengan Rol Roda

    Analisis Memindahkan Barang berat dengan cara diangakat cenderung memiliki potensi bahaya lebih banyak, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk memobilisasi barang-barang berat dengan mudah. Yakni dengan menggunakan rol pada setiap peralatannya. Jalur Transoprtatsi peralatan belum ada dan masih licin. Tidak ada batas garis penempatan alat untuk menyimpan. Resiko Hazard Fisis : roda terselip dan terjatuh belum ada jalur, sehingga berpotensi tertabrak Tambahan Biarpun sudah menerapkan prinsip mobile, namun kurang menerapkan prinsip rapi dan Rawat.

    Solusi Melakukan Pengontrolan secara rutin

    roda rol agar tetap pada kondisi baik. Menggunakan alat pelindung diri saat

    bekerja memindahkan barang (safety shoes)

    Memberikan garis kuning untuk pemsah dan garis putih untuk penyimpanan, yakni dengan jarak 150-200 cm untuk garis kuning

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 26

    5. Kondisi Lantai Bengkel

    Analisis Lantai kerja sudah rusak dan tidak rata, sehingga akan mengganggu mobilitas pekerja, kecelakaan transportasi dan menghambat kinerja para pekerja. Garis kerja pun juga tidak jelas 5s : Tidak Menerapkan prinsip rawat dan resik di bengkel ini Resiko Hazard Fisis : Dinamis (terjatuh, terpeleset,

    dan tertimpa) Tidak optimal kinerja pekerja Menimbulkan kecelakaan pekerja Kecelakaan akibat kerja :

    Pekerja terjatuh mengakibatkan memar, tergores, bahkan jika terkena alat berbahaya dapat berakibat fatal.

    Solusi Perbaikan lantai dan pengecatan garis kerja agar mobilisasi para pekerja di area kerja lacar tanpa ada yang terpeleset, terjatuh, tergelincir dll.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 27

    6. Denah bengkel dan Jalur Evakuasi

    Analisis Keberadaan peta jalur evakuasi sulit diakses, dan minimnya tanda petunjuk jalur evakuasi. Belum adanya petunjuk Emergemcy Exit dan titik kumpul dimana harus berlindung diri ketika ada sesauatu yang berabahaya 5s:

    Tidak menerapkan prinsip rapi dan cenderung semerawut

    Tidak dipasang di tempat strategis

    Resiko Hazard Fisis : Dinamis (Trejatuh,

    terluka, terpeleset)

    Tidak pahamnya denah bengkel berakibat kebingungan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan untuk evakuasi

    Dapat berakibat fatal ketika terjadi keadaan emergency (kebakaran, Bencana Alam, dsb)

    Peyakit akibat kerja : a) Cacat fisik akibat keadaan darurat mis,

    kebakaran b) Kematian c) Memar, luka lsayatan, terjatuh efek

    domino seperti patah tulang, perubahan kondisi tulang , gagar otak, dan bahkan luka berat

    Solusi

    Denah Evakuasi ditempatkan pada tempat yang strategis agar mudah di ketahui oleh siapapun yang masuk ke bengkel itu

    Pemasangan tanda-tanda jalur evakuasi, emergency exit dan titik kumpul.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 28

    7. Bahan Mudah Terbakar

    Analisis Menyimpan bahan yang mudah terbakar harus dilakukan dengan baik dan tepat, karena kesalahan penyimpanan bahan-bahan kimia akan berakibat fatal. Pemisahan bahan kimia dan bahan yang mudah terbakar, dan penglasifikasian penyimpnanan perlu dilakukan. Perlu tindakan khusus dalam menangani bahan-bahan kimia. 5s:

    Penataan bahan berbahaya harus diperhatikan

    Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik Penataan bahan berbahaya harus

    diperhatikan

    Tidak menerapkan prinsip rapi dan resik Resiko Potensi bahaya

    Dapat terbakar jika terkena percikan api Kecelakaan kerja Dapat membakar bengkel jika terjadi

    kebakaran sehingga akan terjadi kerugian materi

    Penyakit akibat kerja

    Iritasi, keracunan, penyakit pernapasan, penyakit organ dalam

    Luka bakar atau bahkan kematian

    Solusi

    Memisahkan bahan yang berbahaya dan mudah terbakar dari api

    Menyusun barang agar terlihat rapi dan mudah digunakan

    Dilakukan pengkalsifikasian antara bahan kimia berbahaya, tidak berbahaya, mudah dan tidah mudah terbakar

    Memberikan peringatan agar tidak sembarangan menggunaka bahan kimia, dengan memasang tanda-tanda keselamatan

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 29

    8. Organisasi kerja

    Analisis Posisi papan tidak pada tempatnya yang mudah dibaca Tulisan sangat kecil sehingga agak sulit dibaca 5S : Posisi papan tidak pada tempat yang strategis sehingga kurang bisa dibaca Resiko Hazard Fisis : dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung) Kecelakaan akibat kerja: Dapat membuat pekerja berlaku kesalahan dalam bekerja Penyakit akibat kerja: Memar dan terjatuh, dan bahkan jika terjatuh mengenai alat yang berbahaya dapat menyebabkan luka berat.

    Solusi Membuat papan organisasi kerja yang lebih jelas tulisannya dan menyimpannya ditempat yang dapat dilihat semua pekerja.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 30

    9. Penyimpanan Barang-Barang

    Analisis Penataan barang yang terlalu tinggi dapat berpotensi jatuh dan menimpa apaun yang ada dibawahnya. Diperlukan Alat untuk memidahkan dan mengangkat box-box itu. Perlu adanya ada handle untuk mengangat dan memindahkan.Barang-barang sudah di tumpuk rapi, namun ketinggian penyusunan harus diperhatikan. Ada barang-barang yang mudah berpotensi jatuh diatas tumpukan. Posisi tumpukan yang berdekatan dengan jalur lalu lintas orang berjalan. Resiko

    Hazard Fisis: dinamis (Terjatuh, Tergores, Tertimpa, Tersandung)

    Kerusakan alat karena terjatuh Kecelakaan kerja, yakni dapat tertimpa

    maupun tertindih

    Solusi Disediakan tempat Khusus untuk menyimpan tumpukan box, yang jauh dari aktifitas manusia. Gunakan Alat-alat pelindung diri saat mengankat dan memindahkan box (sepatu, helm, sarung tangan) Point Penting Manajemen penyimpanan, jangan terlalu tinggi dalam menumpuk dan penempatannya jangan di dekat area kerja.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 31

    10. Ventilasi

    Analisis ventilasi ruangan belum cukup sehingga berdampak pada pengapnya ruangan dan sirkulasi udara di ruangan kurang baik 5s: Tidak memakai prinsip resik rapi, terlihat kotor berdebu Resiko

    Penyakit akibat kerja : Gangguan pernafasan, alergi, gatal-gatal karena debu.

    Aspek psikology terganggu, karena kondisi ruangan yang tidak nyaman

    Solusi Sirkulasi udara harus diperhatikan Penempatan ventilasi perlu, untuk mensuplai udara bersih masuk ke ruangan Ventilasi yang baik adalah sebagai berikut:

    Lubang-lubang ventilasi ditempatkan pada dinding-dinging yang saling berhadapan agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.

    Lubang-lubang ventilasi ditempatkan tidak sama tinggi dari lantai agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang.

    Cerobong udara keluar dibuat setinggi mungkin agar terjadi aliran udarayang baik dalam ruang (efek cerobong).

    Tinggi letak lubang ventilasi masuk sedemikian sehingga aliran udaramasuk mengenai daerah hunian (living zone) pada batas ketinggian 0,30 m-1,80m diatas lantai.

    Lubang-lubang ventilasi sebaiknya dibuat dengan kombinasi ventilasi horizontal dan vertikal.

    Untuk kenyamanan ruang, kecepatan aliran udara dibuat berkisar antara0,10-0,15 m/detik. Untuk kesehatan tidak melebihi 0,5 m/det, atau kurangdari 0,10 m/det

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 32

    Pipa saluran pemadam kebakaran

    Analisis Alat pemadam kebakaran tidak menjangkau semua ruangan cukup membahayakan pekerja 5s. Pipa terpasang kurang rapi dan Tidak terawatt dengan baik Potensi bahaya:

    Kebakaran yang sulit ditanggulani krn kondisi bengkel kurang pengamanan pemadam kebakaran

    Penyakit akibat kerja: Pipa pemadam kurang terawatt dapat

    menghambat proses pemadaman krn kurang optimal

    Dapat terjadi cacat fisik bahkan meninggal.

    Solusi

    Perawatan saluran pipa pemadam kebakaran di bengkel.

    Alat pemadam kebakaran dibuat otomatis dan dapat menjangkau seluruh ruangan.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 33

    Tempat Sampah

    Analisis Tempat pembuangan sampah dari sisa praktek tidak dipisah antara organik dan anorganik. Untuk sampah berupa limbah sisa hasil praktikum/kerja juga blum di kalsifikasikan sesuai dengan jenisnya. Perlu adanya tindakan untuk pengolahan sampah disesuaikan dengan jenis dan karakteristik sampah agar tidak mencemari lingkungan. Dengan tercemarnya lingkungan, maka akan mimcu banyak masalah baru yang bermunculan 5s: Tidak menerapkan prinsip rapi

    Resiko Hazard Biologis : Bakteri, virus, dan Jamur Kecelakaan kerja: Tercampurnya bahan bahan sisa yang mungkin dapat berbahaya dalam tempat sampah

    Terkontaminasi bahan bahan sisa yang berbahaya

    Penyakit akibat kerja: Gatal gatal, alergi penyakit kulit Solusi

    Menyediakan Tempat Sampah yang cukup untuk Area kerja serta Pengklasifikasian sampah sesuai dengan jenisnya

    Tempat sampah memiliki penutup

    Mengolah Sampah dengan Baik dan benar

    Pemisahan jenis sampah harus dilakukan

    Penempatan tempat sampah harus diperhatikan

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 34

    Pertongolongan Pertama Pada Kecelakaan

    Analisis kotak P3K sebagai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja harus ada di area kerja. Penempatan kotak P3K harus pada tempat strategis agar mudah diakses.

    Tidak ada fasilitas pendukung kotak P3K misal, tempat untuk menangani orang yang luka, tandu dsb. Kelengkapan minimal yang harus ada didalam kotak P3K belum terpenuhi 5S: Penataan obat dan lainya didalam kotak tidak rapi. Resiko

    Hazard fisis : karena kotak P3K diletakan pada tempat yang tidak sesuai akan berpotensi, tertabrak, terjatuh, dan tertimpa.

    Penempatan kotak P3K yang tidak strategis akan membuat tindakan tanggap darurat dapat tertunda, dan berdampak pada korban

    Kelengkapan kotak P3K yang kurang dapat membingungkan ketika terjadi keadaan darurat

    Solusi

    Penempatan P3K harus diletakan di tempat-tempat strategis, mudah diakses dan tidak menggangu kenyamanan

    Kelengkapan isi dari kotak P3K harus diperhatikan

    Adanya prosedur untuk tanggap darurat, dari kecelakaan ringan sampai parah

    Kotak P3K harus ada yang portabel dan yang mudah diraih.

    Standart Isi minimal yang harus ada dalam peti/kotak P3K bentuk I (pekerjaa: 25-100)

    10 gram kapas putih

    1 rol pembalut pembalut gulung lebar 2,5 cm

    1 rol pembalut gulung lebar 5 cm

    1 pembalut segi tiga (mitella)

    1 pembalut cepat steril/snelverband

    10 buah kasa steril ukuran 5 x 5 cm

    1 rol plester lebar 2,5

    10 plaster cepat (mis, tensoplast, dll)

    1 Gunting

    1 Buku catatan

    1 Buku pedoman P3K

    1 Daftar isi peti

    Obat anti mual dan anti diare (misal:

    valoid, lomotil)

    Antihistamin oral bebas (misal: Claritin)

    Obat bebas penghilang rasa sakit (misal: Panadol)

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 35

    Bekerja dengan Alat Praktik

    Analisis Dibengkel otomotif sering bekerja dengan alat-alat berupa roda gear yang berputar. Praktik transmisi, gardan dan lainya harus hati-hati dalam menanganinya. Roda gear yang tidak ada tutup pelindungnya dapat memicu timbulnya kecelakaan Resiko

    Hazard Fisis :dinamis (Tergores, Terpotong, tertimpa dan sebagainya)

    Kecelakaan Akibat kerja : Jika tidak berhati-hati dapat berakibat

    fatal,

    Tangan terpotong, dan baju terlilit.

    Solusi

    Menggunakan Alat Pelindung Diri (safety gloves)

    Menjaga jarak dengan alat saat parktik

    Memberi penutup pada alat agar lebih aman

    Tambahan Menjaga keselamatan dengan menerapkan prinsip lockout dan takeout. Lockout Mematikan saklar, memutuskan arus,

    mengisolasi mekanisme energi dengan menempatkan dalam posisi tidak aktif serta aman.

    Sebuah alat sering dipasang pada mekanisme energi yangdiisolasi tsb, untuk tetap menjaga keamanan pada posisi tak aktif (off).

    Sebuah gembok dipasang, sehingga peralatan atau mesin tersebut tidak dapat digerakkan.

    Tagout Tanda peringatan berupa kartu yang digantungkan diperalatan

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 36

    Mesin Bubut

    Analisis Mesin bubut menggunakan konsep putaran, sehingga perlu kehati-hatian dalam bekerja dengan alat ini. Serpihan besi, dari hasil pembubutan dapat mengenai mata dan kulit yang itu berbahaya untuk keselamatan diri. Resiko

    Hazard Fisis : terkena serpihan besi, tergores, terluka, tertususk

    Kecelakaan Akbiat kerja ;

    Gangguan penglihatan, luka sayatan/tertusuk

    Solusi

    Menggunakan Alat Pelindung diri (wearpack, sepatu, sarung tangan, kacamata)

    Menjaga jarak dengan alat saat praktikum

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 37

    Accumulator (aki)

    Analisis Aki adalah sumber arus listrik yang mengandung bahan kimia untuk melakukan reaksi. Bahaya listrik pada aki tidaklah terlalau besar, namun dalam hal pengisian aki perlu diperhatikan. Asam sulfat yang ada pada aki juga berbahaya jika terkena kulit langsung. efek yang ditimbulkan akibat sifat asam sulfat sebagai senyawa korosif dan penarik air yang kuat dapat menyebabkan kulit seperti terkena luka bakar. Resiko

    Hazard chemist : H2so4 (Asam Sulfat) Salah rangkian dalam aki dapat

    menyebabakan kejut listrik

    Uap air aki mengandung hydrogen dan akan meledak jika terkena api

    Asam sulfat bersifat korosif dan berbahaya untuk kulit

    Penyakit akibat kerja: Tersengat listrik, luka bakar, iritasi

    Solusi

    Merangkai dengan baik dan benar Tidak boleh menyalakan api dekat aki,

    seperti menyalakan korek, merokokk dan lain sebagainya, karena aki mengandung hidrogen yang mudah meledak

    Jauhkan dari jangkauan anak, karena komponen aki terbuat dari bahan kimia yang berbahaya

    Gunakan kacamata pelindung pada saat memasang atau memperbaiki aki karena air aki sangat berbahaya

    Hati-hati dengan accu zuur, karena dapat merusak kulit dan membutuhkan mata

    Jika accu zuur mengenai mata anda, basuhlah segera dengan air bersih dan segera pergi kedokter. Jika accu zur mengenai kulit anda basuhlah bagian yang terkena accu zuur dengan seksama. Jika anda merasa sakit dan terbakar, segera minta pertolongan dokter

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 38

    Garis Pembatas Area Jalan

    Analisis Garis Pembatas jalan banyak yang pudar dan kurang jelas sehingga dapat menyebabkan tabrakan dan tergelincir. Garis jalan yang bewarna kuning sangat penting untuk memberikan tanda bahwa didalam garis adalah daerah transportasi yang steril oleh barang-barang praktek Resiko

    Hazard fisis : dinamis (terjatuh, tergores, tertabrak), mekanis

    Kecelakaan akibat kerja : memar, luka sayatan, terjatuh dengan efek domino seperti patah tulang, terjatuh dan mengenai alat yang berbahaya

    Solusi

    Dilakukan pengecatan ulang pada garis-garis pembatas jalan.

    Standar jalur transportasi per area jalan adalah 150-200 cm

    Garis warna kuning untuk jalan keluar/masuk, pintu terbuka, garis lalulintas, pola selang-seling

    Warna putih untuk garis tempat penyimpanan

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 39

    Alat Pemadam Kebakaran

    Analisis Alat pemadam kebakaran tersedia di beberapa titik di bengkel otomotif, namun masih kurang perawatan. Terlihat dari kotornya apkar, yang akan berpotensi kerusakan pada apkar sendiri. Penempatan alat pemadam kebakaran yang strategis namun tidak mengganggu dalam kegiatan kerja menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Tanda-tanda (sign) apkar perlu dilengkapi agar memudahkan dalam menggunakanya. Resiko

    Hazard Chemist : debu Kerusakan Apkar, tertundanya

    evakuasi Penempatan apkar yang tidak

    strategis akan menimbulkan kesulitan jika dsewaktu-waktu dibutuhkan

    Kecelakaan akibat kerja: Peran alat pemadam kebakaran tentunya sangat vital di bengkel otomotif, mengingat dibengkelini terdapat paktik bahan bakar yang memiliki resiko yang cukup tinggi. Apabila kondisi kerusakan ini dilakukan pembiaran maka keselamatan bengkel dan penguna menjadi terancam oleh adanya bahaya kebakaran

    Penyakit Akibat Kerja : Terjatuh, gangguan pernapasan, terbakar.

    Solusi Meletakan alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup di tempat-tempat yang strategis dan tidak mengganggu kegiatan kerja.

    Melakukan perawatan rutin pada alat APKAR. Untuk APKAR tabung gas berupa busa dan jenis kering dilakukan pemeriksaan minimal setiap 6 sampei 12 bulan sekali dengan periode pengisian kembali selama 5 tahun dan masa percobaan 5 tahun

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 40

    Alat pemadam permanen (Hydrant)

    Analisis Area Bengkel Kerja sudah tersedia Alat pemadam kebakaran permanen, yaitu berupa hidrant. Hidrant ini sangat vital untuk memabantu alat-alat pemadam api ringan yang tersedia didalam ruang. Kelengkapan hydrant ini adalah selang perpanjangan. Namun penempatan selang dibengkel otomotif ini tidak di letakan di sekitar hydrant. Sehingga apabila, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan menunda proses pemadaman Resiko

    Akan kebingungan mencari selang, jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran

    Proses pemadaman yang tertunda akan berakibat kerugian material maupun kecelakaan manusia

    Penyakit akibat kerja Tertabrak, jatuh, memar karena

    panik

    Luka bakar akibat lamanya tindak

    Solusi a) Perletakan hidran berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai bangunan

    b) Melakukan pengujian secara berkala pada pompa dan pada sistem

    Setelah semua atau sebagian instalasi dipasang harus dilakukan pengujian kebocoran.

    Dapat menghasilkan kebutuhan air yang tertera pada persyaratan teknis hidran.

    Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun darurat

    Semua sistem hidran diuji berulang kali dan harus memenuhi persayaratan teknis hidran secara serempak.

    Seluruh sistem diuji secara berkala 3 bulan sekali.

    c) Meletakan selang di dekat hydrant,paling tidak mudah diketahui oleh orang-orang

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 41

    evakuasi

    Tanda dan Poster K3

    Analisisis Pemasangan tanda (sign) dan poster di bengkel otomotif masih kurang. Hal ini menjadi penting karena, melalui poster-poster sebagai media penyampai informasi kepada pekerja agar mengutamakan K3. Selain masih kurang, penempatan poster-poster juga belum tepat. Penempatan terkesan tidak rapi dan resik yang pada titik tertentu masih bercampur dengan benda lain yang menhalanginya. Resiko

    Hazard Chemical: debu Kecelakaan akibat kerja :

    Petunjuk sesuai poster diabaikan karena tidak terbaca, sehingga akan meggadaikan keselamatan pekerja. Seperti terjatuh, terbakar, tersengat listrik dan terpotong.

    Cacat fisisk akibat kecelakaan kerja, tertabrak, memar luka sayatan, terjatuh dan bahkan kematian karena mengabaiakan peringatan

    Pemasangan poster yang sembarangan akan mengganggu dalam kerja

    Solusi

    Tanda-tanda dan poster-poster bisa ditingkatkan jumlahnya

    Pemasangan Poster di tempatkan pada posisi yang benar sesuai dengan potensi bahaya yang ada (strategis), terjangaku pleh pandangan pekerja dan terhindar dari barang-baranag yang menghalanginya

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 42

    Alat-Alat Tangan

    Analisis Alat-alat tangan di bengkel otomotiif menjadi alat yang sering sekali digunakan oleh pekerja saat kerja bengkel. Oleh karena itu perlu perawatan yang baik serta melakukan manajemen penyimpanan yang baik pula. Perawatan yang kurang akan menyebabkan kotor dan rusaknya peralatan. Selain itu kelengkapan dari peralatanjuga masih kurang. Resiko

    Hazard Fisis : dinamis (tergores, Terkilir, dsb)

    Aspek psikologys : kebingungan saat mencari alat-alat tangan yang diperlukan

    Alat-alat tangan yang kotor akan mengganggu kesehatan pekerja

    Solusi

    Melakukan pengklasifikasian alat-alat tangan sesuai dengan jenisnya dan ukuranya.

    Manajeman penyimpanan dengan baik dan ringkas

    Melengkapi peralatan agar mudah digunakanya

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 43

    Instalasi Listrik

    Analisis Instalasi Listrik telah menerapkan prinsip rapi, dengan pelindung instalasi warna orange. Sesuai dengan standar baku yang diakui secara global. Namaun dibeberapa sambungan masih nampak kurang rapi, yang sewaktu-waktu dapat berpotensi terjadi kejut listrik dan fatalnya dapat menimbulkan kebakaran Resiko Rangkaian yang dibiarkan tidak rapi

    akan berpotensi terjadi kejut listrik, dan orang yang ada didekatnya akan tersengat listri. Dan akan terjadi konsleting listrik, yang akan memincu terjadinya kebakaran

    Hazard Fisis : terbakar, tersengat Kecelakaan akibat kerja :

    Terjatuh, tertabrak, dan terkena kejut listrik

    Penyakit akibat kerja : Hal ini akan menyebabkan efek domino yakni dengan masih adanya arus listrik dan dapat menyebabkan kejut listri

    Solusi Melakukan perawatan terhadap semua

    instalasi listrik secara rutin/berkala

    Merapikan kabel-kabel instalasi utuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 44

    Manajemen Penyimpann Bahan

    Analisis Mengingat Terbatasnya ruang di area bengkel kerja maka diperlukan manajemen penyimpanan. Barang-darang praktik dilarang untuk ditaruh dilantai. Karena jika dibiarkan lama, akan berpotensi berkarat dan rusak. Salah satu cara nya adalah dengan menggunakan rak bertingkat. Sehingga terbatasnya ruang dapat dibuat seefektif mungkin. Resiko

    Hazard Fisis : dinamis (tergores, Terkilir, terjepit, tertindih dsb)

    Tidak adanya pengelompokan alat akan membuat bingung saat mencari barang

    Solusi Menyimpan alat-alat kerja ketika tidak

    digunakan kedalam rak.

    Untuk menghemat ruangan yang terbatas pada bengkel kerja, gunakan rak vertikal

    Rak diletakan di tempat aman, yang jauh dari tempat kegiatan kerja. Namun mudah diakses dalam pengambilanya

    Jenis rak disesuaikan dengan barang/alat yang akan di taruh pada rak tersebut.

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 45

    Meja Kerja Bengkel

    Analisis Meja Praktek sangat sering bersentuhan dengan tangan. Meja praktek yang baik adalah meja yang rata dan kokoh serta yang bersih. Namun disini meja memiliki pinggiran meja yang cukup tajam dan dapat melukai tangan. Resiko

    Hazard fisis : Meja praktik yang memiliki tepi yang runcing, berbahaya bagi pekerja

    Meja yang kotor akan berpengaruh terhadap kesehatan pekerja

    Kecelakaan akibat kerja : Tertabrak, terjatuh, dan tergores

    Penyakit akibat kerja: Kondisi meja yang kurang baik dapat

    menimbulkan luka sayatan pada tangan, memar, patah tulang, infeksi dan sebagainya.

    Solusi Melapisi meja dengan pelapis yang keras yang aman untuk pekerja dengan tepi meja tidak tajam (tumpul) Memberi perawatan pada meja, terutama kebersihan

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 46

    Stroom Aki

    Analisis

    Praktek isi ulang (stroom) aki dilakukan ketika daya pada aki telah berkurang. Butuh ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan ini. Kesalahan merangkai dapan pula beresiko buruk. Perhatikan lankah-langkah ketika sedang melakukan stroom aki. Resiko

    Hazard Fisis : Bekerja dengan listrik, maka ada potensi untuk tersengat.

    Karena aki mengandung bahan kimia, maka uap dari aki dapat berpotensi terbakar

    Kesalahan penyambungan kabel dapat menyebabkan hubungan pendek listrik (korslet), yang mengakibatkan terbakarnya adaptor dan aki dapat meledak.

    Solusi Jangan merokok di dekat aki, terutama

    saat diisi-ulang, karena gas dari dalam aki mudah menyala dan terbakar, juga dapat meledak

    Kesalahan penyambungan kabel dapat menyebabkan hubungan pendek listrik (korslet), yang mengakibatkan terbakarnya adaptor dan aki dapat meledak.

    Penggunaan sekring dengan ukuran ampere yang tepat dapat mengurangi resiko terbakarnya adaptor.

    Mengikuti prosedur dengan benar saat melakukan pengisian ulang aki

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 47

    Daftar Pustaka

    Pinnagoda, Chandra.1996.Ergonomic checkpoints. Practical and easey-toomploment solutions

    for improving safety,health, and working conditions.Geneva : International Labour Office

    Usman dkk.2013.Workshop safety Audit report. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY. Karya

    tidak di terbitkan

    Thurman.J.E, dkk.1993.Peningkatan Produktivitas Sekaligus Perbaikan Tempat Kerja.

    Jakarta:PT Komunikajaya Pratama

    Ikhwan Muhammad. Ergonomi. Diakses dari http://www.konsultasik3.com/p/egonomik.html

    pada Senin, 14 Juli 2014 pukul 16.34 WIB

  • IDENTIFIKASI K3 DI BENGKEL OTOMOTIF 48

    LAMPIRAN

    Poster K3