eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/jurnal ilmiah akuntansi vol. 2 no.3 juli... ·...

25

Upload: phungliem

Post on 04-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang
Page 2: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang
Page 3: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang
Page 4: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang
Page 5: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

291

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG

TERHADAP PIUTANG TAK TERTAGIH PASIEN RAWAT

INAP JAMINAN PERORANGAN

(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang Selatan)

Erika Astriani Aprilia

Universitas Pamulang

Holiawati

Universitas Pamulang

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan sistem pengendalian internal

piutang terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di

Rumah Sakit Islam Asshobirin.Menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan

data melalui kuesioner, wawancara dan studi pustaka. Sampel yang digunakan

sebanyak 78 responden, penetapan sampel dilakukan dengan disproportionate

stratified random sampling. Pengujian hipotesis menggunakan Spearman Rank

Corelation dengan tingkat signifikansi 5%, koefisien determinasi (rs) dan uji-z.

Hasil pengujian didapatkan koefisien korelasi sebesar rs = 0,553. Koefisien

determinasi (rs2) sebesar 30,6% adalah besarnya peranan sistem pengendalian

internal terhadap piutang tak tertagih sisanya sebesar 69,4% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain. Nilai z-hitung 4,853 > z-tabel 1,645, dengan ketentuan

tersebut maka hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat hubungan

positif dan signifikan antara sistem pengendalian internal piutang terhadap

piutang tak tertagih.

Kata kunci: Sistem Pengendalian Internal Piutang, Piutang Tak Tertagih,

Pasien Rawat Inap, Jaminan Perorangan

Page 6: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

292

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka keberadaan

sarana dan prasarana pelayanan kesehatan mutlak dibutuhkan, baik berupa

puskesmas, klinik kesehatan, balai pengobatan maupun rumah sakit, baik yang

dikelola oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta.

Berbeda dengan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah, rumah sakit swasta

yang dikelola oleh perorangan, yayasan maupun perseroan sangat bergantung

pada pendapatan dari jasa pelayanan kesehatan untuk menjaga keberlangsungan

hidup dan berkembangnya rumah sakit.

Pendapatan rumah sakit sebagian besar berasal dari piutang pelayanan kesehatan,

dan macetnya piutang dapat mengganggu kegiatan operasional rumah sakit

Tak tertagihnya piutang tentunya menimbulkan kerugian bagi rumah sakit, namun

rumah sakit tidak bisa menolak pasien yang membutuhkan pertolongan perawatan

demi alasan kemanusiaan. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian piutang

pasien yang efektif terhitung dimulai semenjak pasien akan dirawat hingga pasien

diperbolehkan pulang.Peranan pengendalian dan prosedur-prosedur penerimaan

pasien sangat dibutuhkan untuk membantu manajemen rumah sakit dalam

menentukan siapa dan kapan kredit dapat diberikan sehingga meminimalkan

risiko yang mungkin terjadi akibat tidak tertagihnya piutang.

Berdasarkan penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG

TERHADAP PIUTANG TAK TERTAGIH PASIEN RAWAT INAP JAMINAN

PERORANGAN” Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Asshobirin Tangerang

Selatan.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk menghindari kerancuan dalam pembahasan dan luasnya

permasalahan, maka masalah yang sudah ditetapkan dibuat perumusannya sebagai

berikut:

a. Bagaimanakah sistem pengendalian internal piutang di RS. Islam Asshobirin?

b. Bagaimanakah piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangandi

RS. Islam Asshobirin?

Page 7: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

293

c. Bagaimana peranan sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak

tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS. Islam Asshobirin?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannya penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui pengendalian internal piutang di RS. Islam Asshobirin.

b. Untuk mengetahui piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan

di RS. Islam Asshobirin.

c. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan sistem pengendalian internal piutang

terhadap piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan di RS.

Islam Asshobirin.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat di ambil dari penulisan ilmiah ini adalah dapat

menambah pengetahuan mengenai sistem pengendalian internal piutang

khususnya pada ruang lingkup rumah sakit.Bagi akademis, penulisan ilmiah ini

diharapkan menjadi suatu bahan pustaka, referensi, serta dapat membantu

pembaca, khususnya mahasiswa yang mempunyai minat untuk meneliti peranan

sistem pengendalian internal piutang terhadap piutang tak tertagih.

Manfaat praktis, penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi bahan

pertimbangan dan masukan untuk perkembangan yang lebih lanjut mengenai

kinerja pelayanan pegawai di rumah sakit tersebut serta mengambil tindakan-

tindakan koreksi yang dibutuhkan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengendalian Internal

Pengendalian intern berhubungan dengan kebijaksanaan dan prosedur yang

ditetapkan oleh perusahaan untuk memberikan kepastian yang wajar agar tujuan

perusahaan dapat dicapai. Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk

memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi

dan dicatat serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu.

Sementara itu dalam SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern

dalam Audit Laporan Keuangan paragraf 00 dalam Mulyadi (2011:180)

mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses – yang dijalankan oleh

dewan komisaris, manajemen, dan personel lain – yang didesain untuk

Page 8: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

294

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut

ini:

a. Keandalan pelaporan keuangan,

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,

c. Efektivitas dan efesiensi operasi.

Menurut Sukrisno Agoes (2012:100) pengendalian intern terdiri dari lima

komponen yang saling terkait berikut ini: (1) Lingkungan

Pengendalian,(2)Penaksiran Risiko (3) Aktivitas Pengendalian (4) Informasi dan

komunikasi (5) Pemantauan

2.2 Piutang

Merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran

kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Menurut Soemarso

(2005:338) piutang (trade receivable) adalah piutang yang berasal dari penjualan

barang dan jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan.

Serupa dengan pendapat di atas menurut Kieso, Weygant dan Warfield

(2005:346), piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau

pihak-pihak lainnya

Melengkapi pendapat para ahli di atas, Warren Reeve Fess (2008:346)

menambahkan bahwa yang disebut piutang (receivable) meliputi semua klaim

dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau

organisasi lainnya.

Berdasarkan KMK No.1981 Tahun 2012 tentang Pedoman Akuntansi Badan

Layanan Umum (BLU) Rumah Sakit (2012:25), piutang merupakan hak yang

muncul dari penyerahan pelayanan jasa atau penyerahan uang, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara Badan Layanan Umum (BLU) rumah sakit

dan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk melunasi pembayaran

atas jasa yang telah diterimanya atau utangnya setelah jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakatan.

Piutang pada BLU rumah sakit menurut sumber terjadinya dikelompokkan

menjadi dua jenis, yaitu piutang pelayanan dan piutang lain-lain.

Piutang Pelayanan

Piutang pelayanan adalah piutang yang timbul karenapenyerahan pelayanan

(jasa)dalam rangka kegiatan rumah sakit, seperti piutang kepada pasien rawat

inap dan rawat jalan.

a) Piutang Umum/Perorangan,

b) Piutang Jaminan:

(1)Piutang Jaminan Pemerintah Pusat,

(2)Piutang Jaminan Pemerintah Daerah,

Page 9: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

295

(3)Piutang Jaminan Asuransi,

(4)Piutang Jaminan BLU rumah sakit lain,

(5)Piutang Jaminan Lainnya.

(6)Piutang Pelayanan Lainnya.

Piutang Lain-lain

Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul di luar kegiatan pelayanan medis,

yang jumlahnya tidak material, seperti piutang karyawan

a) Piutang pegawai/karyawan,

b) Piutang sewa,

c) Piutang lainnya.

Piutang Tak Tertagih

Menurut Warren Reeve Fess (2005:407) beban operasi yang muncul karena tidak

tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih (uncolectible accounts

expense), beban piutang sangsi (bad debt expense), atau bebab piutang ragu-ragu

(doubtful accounts expense).Tanpa memperhatikan kriteria yang digunakan dalam

pemberian kredit dan prosedur penagihan yang diterapkan, biasanya sebagian dari

penjualan kredit dipastikan tidak akan tertagih.

2.3 Pasien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata

pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris.

Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti

dengan kata kerja pati yang artinya "menderita"orang sakit (yang dirawat dokter),

penderita (sakit).

2.4 4 Rawat Inap

Dikutip dari Yel Mahesa (2009:7) rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan

rumah sakit dimana penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan

rujukan dari pelaksana pelayanan kesehatan atau rumah sakit pelaksana pelayanan

kesehatan lain.

2.5 5 Jaminan Perorangan

Mengutip dari http://kuliahade.wordpress.com istilah jaminan perorangan

berasal dari kata borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah

jaminan imateriil. Pengertian jaminan perorangan menurut Sri Soedewi

Masjchoen Sofwan (2001), mengartikan jaminan imateriil (perorangan)

adalah:Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu,

hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan

debitur umumnya.

Unsur jaminan perorangan, yaitu:

Page 10: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

296

a. Mempunyai hubungan langsung pada orang tertentu;

b. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan

c. Terhadap harta kekayaan debitur umumnya.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Tempat penelitianRumah Sakit Islam Asshobirin yang berkedudukan di

Jalan Raya Serpong Km.11 Pondok Jagung, Serpong Utara - Tangerang Selatan,

Banten. No Telp. 021-538 4314, No Fax. 021-539 439.

Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu Desember 2013 sampai

dengan Februari 2014 yang didahului dengan studi pendahuluan untuk

mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi di lapangan yaitu, RS Islam

Asshobirin.

3.2 Metode Penentuan Sampel.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang terlibat dalam proses

penerimaan hingga kepulangan pasien rawat inap.

2. Sampel

a. Teknik Pengambilan Sampel

Terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan, namun dalam

penelitian ini akan digunakan teknik disproportionate stratified random

sampling..

b. Menentukan Sampel dari Populasi

Untuk mempermudah penentuan sampel, penelitian menggunakan tabel

penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari

Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%, dan 10%.

Diketahui jumlah total populasi 100 orang, jadi sampel (n) dari populasi 100

dengan tingkat kesalahan 5% adalah 78 orang/responden.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan metode yang digunakan peneliti

dalam rangka mengumpulkan data-data statistik yang diharapkan dapat untuk

menjawab dan menjelaskan permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Data

dapat dibedakan antara data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Page 11: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

297

Menurut J.Suprapto (2000:10), data primer adalah data yang dikumpulkan dan

dioleh sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya.

a. Penelitian Lapangan (FieldResearch)

1) Interview (Wawancara),

2) Kuesioner (Angket),

3) Observasi, yaitu

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Studi Kepustakaan (LibraryResearch)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder, yaitu penelitian

yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan membaca sumber-sumber,

menganalisis dan menarik suatu kesimpulan melalui buku-buku yang menjadi

buku wajib dalam mata kuliah yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas

(independentvariable) dan variabel terikat (dependentvariable). Dimana variabel

bebasnya adalah sistem pengendalian internal piutang (X) dan variabel terikatnya

adalah piutang tak tertagih (Y).

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode studi kasus pada Rumah

Sakit Islam Asshobirin. Dikatakan kuantitatif karena data yang digunakan

berupa angka atau numerik dan masalah yang dteliti sudah jelas.

Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dinilai

menggunakan skala Guttman, menurut Sugiyono (2010:96) skala pengukuran

dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”; “benar-

salah”; “pernah-tidak pernah”; “positif-negatif” dan lain-lain. Selain dapat

dibuat dalam bentuk pilihan ganda, skala Guttman dapat dibuat skor tertinggi

satu dan terendah nol.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahapan

pengujian ini meliputi uji validitas, uji realibilitas dan uji statistik.

a. Uji validitas

Pengujian validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik

mengkorelasikan skor masing-masing pernyataan dengan skor total

responden, dengan menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product

Moment.

Page 12: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

298

r =

Keterangan:

n XY -

[n X2

– ( X)2][n Y

2 – ( Y)

2]

X : skor dari instrumen 1

Y : skor dari instrumen 2

XY : hasil kali dari skor X dengan skor Y untuk setiap responden

X2

: kuadrat skor isntrumen 1

Y2

: kuadrat skor instrumen 2

b. Uji Realibilitas

Korelasi dicari dengan menggunakan rumus koefisien Pearson Product

Moment sebagai berikut:

n XY -

r =

[n X2

– ( X)2][n Y

2 – ( Y)

2]

Keterangan:

X : skor dari instrumen 1

Y : skor dari instrumen 2

XY : hasil kali dari skor X dengan skor Y untuk setiap responden

X2

: kuadrat skor instrumen 1

Y2

: kuadrat skor instrumen 2

Angka korelasi yang diperoleh tersebut adalah angka korelasi dari alat

pengukur yang dibelah. Langkah berikutnya adalah dengan mencari angka

reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus

SpearmanBrown:

ri =

Keterangan:

ri :angka reliabilitas keseluruhan item

rb : angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua

c. Uji Korelasi SpearmanRank

Penggunaan korelasi SpearmanRan berdasarkan Sugiyono (2010:153)

dimana disebutkan untuk menguji hipotesis assosiatif/hubungan (korelasi)

X Y

X Y

Page 13: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

299

s

bila datanya berbentuk ordinal maka digunakan teknik statistik korelasi

SpearmanRank.

Rumus:

rs = 1 -

Keterangan:

2

n3

– n

rs = koefisien korelasi SpearmanRank

di = selisih ranking data variabel X

n = banyaknya sampel

Apabila proporsi angka kembar cukup besar, maka dalam perhitungan

koefisien korelasi (rs) perlu dimasukkan faktor koreksi dan formula

menjadi seperti berikut ini:

Keterangan:

T= Faktor koreksi

t= jumlah variabel yang memiliki angka sama.

d. Koefisien Determinasi (r 2)

2

Koefisien determinasi (rs ) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah nilai nol dan satu. Rumus untuk mencari

koefisien determinasi adalah: 2

Kd = rs x 100%

e. Uji Statistik Koefisien Korelasi (Uji Z)

Uji statistik bagi koefisien korelasi dimaksudkan adalah untuk mengetahui

signifikan aau tidaknya hubungan antarvariabel. Uji Z adalah salah satu uji

statistika yang pengujian hipotesisnya didekati dengan distribusi normal.

Menurut Hasan (2002:122-123) untuk sampel kecil (n 30) menggunakan

uji t-student, namun untuk sampel besar (n > 30) menggunakan uji z.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan z-hitung dengan z-

tabel (http://digensia.files.wordpress.com/). Rumus untuk mencari nilai z-

hitung adalah sebagai berikut:

Page 14: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

300

z = rs

1) Jika z-hitung <z-tabel (α, n-k) atau (α/2, n-k); H0 diterima dan Ha

ditolak.

2) Jika z-hitung >z-tabel (α, n-k) atau (α/2, n-k); H0 ditolak dan Ha

diterima.

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pengendalian Internal

Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, data yang

diperoleh kemudian diolah mengggunakan program SPSS 21: dan program

Microsoft Excel 2010. Adapun hasil uji validitas variabel sistem pengendalian

piutang dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 1

Hasil Uji Validitas Instrumen Sistem Pengendalian Internal Piutang

Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,449 0,223 Valid

2 0,480 0,223 Valid

3 0,491 0,223 Valid

4 0,268 0,223 Valid

5 0,516 0,223 Valid

6 0,303 0,223 Valid

7 0,232 0,223 Valid

8 0,426 0,223 Valid

9 0,257 0,223 Valid

10 0,402 0,223 Valid

11 0,497 0,223 Valid

12 0,295 0,223 Valid

13 0,405 0,223 Valid

14 0,318 0,223 Valid

15 0,622 0,223 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel

Page 15: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

301

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan membandingkan besarnya angka r-

kuesioner atau statistik dengan r-tabel didapatkan r-hitung> r-tabel 0,223 maka

skor butir dinyatakan valid

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internalconsistency

dengan teknik belah dua (split-half) yang dianalisis dengan rumus

SpearmanBrown. Data diolah dengan bantuan Microsoft Excel 2010.

n XY -

r =

[n X2

– ( X)2][n Y

2 – ( Y)

2]

78(2749) – (474)(440)

r =

[78(3.082) - (474)2] [78(2588) - (440)

2]

214.422 – 208.560

r =

[240.396 – 224.676] [201.864 -193.600]

5.862

r =

129.910.080

5.862

r = 11.398

r = 0,514

Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus SpearmanBrown.

r1 = = = 0,679

Jadi reliabilitas instrumen sistem pengendalian internal piutang adalah

sebesar 0,679.

Dari tabel diketahui bahwa n-2 = 76, harga r5% = 0,223. Dengan demikian dapat

disimpulkan instrumen variabel X reliabel karena nilai reliabilitasnya sebesar

0,679 lebih besar daripada r5% = 0,223. Karena berdasarkan uji coba instrumen ini

X Y

Page 16: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

302

sudah valid dan reliabel seluruh butirnya, maka instrumen dapat digunakan untuk

pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

4.2 Piutang Tak Tertagih

Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, data

yang diperoleh kemudian diolah mengggunakan program SPSS 21 dan program

Microsoft Excel 2010. Adapun hasil uji validitas variabel sistem pengendalian

piutang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Instrumen Piutang tak Tertagih

Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan

1 0,370 0,223 Valid

2 0,246 0,223 Valid

3 0,292 0,223 Valid

4 0,00 0,223 Tidak Valid

5 0,546 0,223 Valid

6 0,276 0,223 Valid

7 0,320 0,223 Valid

8 0,456 0,223 Valid

9 0,407 0,223 Valid

10 0,269 0,223 Valid

11 0,445 0,223 Valid

12 0,478 0,223 Valid

13 0,319 0,223 Valid

14 0,553 0,223 Valid

15 0,512 0,223 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Microsoft Excel

Dari uji coba tersebut semua butir instrumen memiliki nilai r-hitung lebih

besar dari r-tabel sebesar 0,223 kecuali untuk butir nomor 4, sehingga butir nomor

4 tidak dapat digunakan sebagai intrumen penelitian karena tidak valid sementara

butir pertanyaan lainnya dapat digunakan sebagai intrumen penelitian.

Uji Reliabilitas

Data skor butir instrumen dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.

Selanjutnya skor total antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya

menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 dan didapatkan koefisien

korelasi 0.476.

Page 17: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

303

n XY -

r =

[n X2

– ( X)2][n Y

2 – ( Y)

2]

78(2.219) – (499)(337) r =

[78(3.353) - (499)2] [78(1.573) - (337)

2]

173.082 – 168.163

r =

[261.534 – 249.001] [122.694 – 113.569

4.919

r =

114.363.625

4.919

r =

10.694

r = 0,460

Koefisien korelasi ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus SpearmanBrown.

r1 = = = 0,630

Jadi reliabilitas instrumen piutang tak tertagih = 0,630, selanjutnya angka

reliabilitas tersebut dibandingkan dengan tabel r productmoment. Dari tabel

diketahui bahwa n-2 = 76, harga r5% = 0,223. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa instrumen variabel Y reliabel karena nilai reliabilitasnya

sebesar 0,630 lebih besar daripada r5% = 0,223. Karena berdasarkan uji coba

instrumen ini sudah valid dan reliabel ke 14 butirnya, butir nomor 4 tidak dihitung

karena tidak valid, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam

rangka pengumpulan data.

X Y

Page 18: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

304

4.3 Peranan Sistem Pengendalian Internal Piutang Terhadap Piutang Tak

tertagih

Tabel 3

Saldo Piutang dan Piutang Tak Tertagih Pasien Jaminan Perorangan

RS Islam Asshobirin Tahun 2012-2013

Tahun 2012 2013

Piutang 6.934.755 52.973.529

Piutang Tak Tertagih 6.934.755 35.023.560

Sumber : Data diolah sendiri

Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa ada peningkatan yang sangat

signifikan dari tahun 2012 k e tahun 2013 yaitu sebesar 505%. Penyebab

membengkaknya piutang pada tahun 2013 adalah dikarenakan wali pasien yang

memiliki koneksi dengan manajemen Rumah Sakit Islam Asshobirin sehingga ada

kelonggaran khusus yang diberikan pada wali pasien tersebut sesuai dengan

perjanjian dengan pihak manajemen rumah sakit.

Untuk piutang tak tertagih tahun 2013 masih dalam proses penagihan lebih lanjut

sehingga angka tersebut masih dapat berkurang, namun yang perlu dicermati

adalah tahun 2012 dimana 100% piutang tidak tertagih dan menjadi beban rumah

sakit meskipun angkanya jauh lebih kecil dibanding tahun 2013.

Adapun berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka penelitian ini

menggunakan pengujian satu arah (one-tailed). Pengujian satu arah ini dilakukan

untuk mengetahui hipotesis yang sudah diketahui arahnya.

Uji Korelasi SpearmanRank

Pengujian hipotesis menggunakan korelasi SpearmanRank adalah untuk

menentukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung korelasi tersebut adalah:

a. Menetapkan ranking variabel X dan Y, serta selisih kuadrat rangking tersebut.

Dalam mengolah ranking ini menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010

yang kemudian hasilnya diolah menggunakan rumus sebagai berikut:

rs = 1 -

2

n3

– n

Page 19: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

305

= 1 -

6(34.495)

783

– 78

2.690.610

= 1 -

474.474

= 1 - 0,436

= 0,564

Koefisien korelasi RankSpearman antara variabel X dan Y yang didapat dari

hasil perhitungan tersebut adalah sebesar 0,564 yang berarti hubungan antar

variabel adalah sedang atau cukup kuat.

b. Dikarenakan terdapat sejumlah data kembar dengan proporsi cukup besar,

maka perlu dimasukkan faktor koreksi (T) untuk mendapatkan koefisien

korelasi Rank Spearman yang lebih akurat. Rumus untuk menghitung faktor

koreksi adalah:

t3 - t

T =

12

Hasil perhitungan angka kembar tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4

Perhitungan Faktor Koreksi atas Skor Berangka Sama

Korelasi Angka Kembar Variabel X

Skor Sama Jumlah Tx

5 3 2

8 5 10

9 7 28

11 14 227,5

12 15 280

13 10 82,5

14 17 408

15 5 10

Total Tx 76 1048

Page 20: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

306

Tabel 5

Perhitungan Faktor Koreksi atas Skor Berangka Sama

Korelasi Angka Kembar Variabel Y

Skor Sama Jumlah Tx

5 2 0,5

7 2 0,5

8 3 2

9 11 110

10 12 143

11 15 280

12 11 110

13 9 60

14 12 143

Total Ty 77 849

Sedangkan jumlah kuadrat untuk X dan Y adalah:

n3

- n

x2

= - 1.048

12

783

- 78

= - 1.048 12

474.552 -78

= - 1.048

12 = 39.539,5 – 1.048

=38.491,5

n3

- n

y2

= - 849

12

783

- 78

= - 849

12

Page 21: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

307

474.552 -78

= - 849

12

= 39.539,5 – 849

= 38.690,5

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka dapat diketahui rs sebagai berikut:

x2

+ y2

- di2

rs =

2 x2

y2

38.491,5 + 38.690,5 – 34.495

rs =

2 (38.491,5)( 38.690,5)

rs =

42.687

77.182

rs = 0,553

Nilai rssebelumnya adalah 0,564 dan nilai rsyang menggunakan faktor koreksi

yaitu 0,553, maka nilai rs yang digunakan adalah nilai yang menggunakan faktor

koreksi yaitu 0,553. rsyang bernilai positif menunjukkan terdapat hubungan yang

positif dan searah, yang artinya apabila terjadi kenaikan pada variabel X, maka

akan diikuti kenaikan variabel Y. Adapun mengenai kuat lemahnya hubungan

antara variabel X dan Y dapat dilihat dari tabel di bawah ini

Tabel 6

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2010:184)

Berdasarkan tabel interpretasi tersebut diketahui bahwa hubungan antara

sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih adalah sedang atau

cukup kuat.

Page 22: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

308

Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu sistem

pengendalian internal (X) dalam menjelaskan variabel dependen yaitu piutang tak

tertagih (Y). Berikut adalah perhitungan manual koefisien determinasi:

Kd = rs 2= (0,553)

2= 0,306 = 30,6%

Angka tersebut memiliki arti bahwa sistem pengendalian internal yang efektif

berperan sebesar 30,6% dalam meminimalisasi piutang tak tertagih, sementara

sisanya (100%-30,6%) sebesar 69,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti oleh penulis.

Uji Statistik Koefisien Korelasi (Uji Z)

Hipotesis dilakukan untuk menentukan adanya hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 78, maka untuk sampel besar (n > 30) maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan membandingkan z-hitung dengan z-tabel Perhitungan untuk

mencari nilai z-hitung adalah sebagai berikut:

z = rs

z = 0,553

z = 4,853

Dengan ketentuan tersebut, dapat diketahui bahwa z tabel (0,05, 78-2) = 1,645. Karena

pengujian menggunakan satu arah (one-tailed) maka batasnya adalah 1,645.

Berdasarkan hal tersebut maka Ha diterima dan H0 dtolak karena nilai zhitung> ztabel

yaitu 4,853 > 1,645.

Dengan diterimanya hipotesis membuktikan bahwa sistem pengendalian internal

piutang memiliki peranan yang positif dan signifikan dalam meminimalisasi

piutang tidak tertagih pasien rawat inap jaminan perorangan.

Page 23: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

309

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian internal di Rumah Sakit Islam Asshobirin telah berjalan

dengan cukup baik, terlihat dari ada terpenuhinya unsur-unsur pengendalian

internal.

2. Upaya dalam menekan piutang tak tertagih telah memadai dengan adanya

kebijakan uang muka perawatan untuk pasien jaminan perorangan, penagihan

yang dilakukan secara berkala selama pasien dirawat serta pengendalian

penerimaan kas yang cukup baik.

3. Terdapat peranan yang positif dan signifikan antara sistem pengendalian

internal terhadap piutang tak tertagih, yaitu:

a. Koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan antara variabel

independen, sistem pengendalian internal dengan variabel dependen,

piutang tak tertagih. Hal ini terlihat dari angka korelasi positif sebesar

55,3% yang berarti hubungan antar variabel adalah cukup kuat dan searah.

b. Angka koefisien determinasi (rs) sebesar 30,6% menunjukkan besaran

kontribusi sistem pengendalian internal terhadap piutang tak tertagih Rumah

Sakit Islam Asshobirin. Sedangkan sisanya 69,4% disebabkan oleh faktor-

faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

c. Pengujian hipotesis mendapatkan angka z-hitung 4,853 > z-tabel 1,645.

Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Diduga sistem pengendalian internal

memiliki peranan yang positif dan signifikan terhadap piutang tak

tertagih.Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

sistem pengendalian internal memiliki peranan yang positif dan signifikan

dalam meminimalisasi piutang tak tertagih dan tingkat hubungannya cukup

kuat.

5.2 Saran

Bertolak dari pembahasan peranan antara sistem pengendalian internal

terhadap piutang tak tertagih, saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Bagi Perusahaan

a. Standard Operating Prosedur (SOP) seharusnya disosialisasikan kepada

karyawan, karena masih ada karyawan yang tidak mengetahui adanya SOP

tersebut, terutama untuk karyawan baru.

Page 24: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

310

b. Terlalu banyaknya tugas yang dibebankan pada suatu bagian yang tidak

diikuti dengan penambahan sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja

karyawan sehingga tugas yang dilakukan menjadi maksimal.

c. Penetapan uang muka yang berbeda sesuai dengan diagnosa pasien dan

tingkatan kelas yang dipilih.

d. Pemberian insentif untuk karyawan yang melakukan penagihan ke rumah

pasien setelah pasien pulang rawat karena selama ini tugas penagihan pasca

rawat dibebankan pada kasir rawat inap dan hanya dilakukan via telpon.

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan penambahan

variabel lain serta dilakukan pada rumah sakit dengan tipe rumah sakit yang

lebih tinggi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Referensi

Agoes, Sukrisno,“Auditing petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan

Publik”Edisi 4 Buku 1,Salemba Empat,Jakarta,2012.

Anwar Hidayat,”Spearman Rho Excel”Artikel Diakses Tanggal 28 Maret 2014

http://statistikian.blogspot.com/2013/02/spearman-rho-excel.html.

Divianto,”Peranan Audit Operasional Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan

Rawat Inap di Rumah Sakit”,Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi

(JENIUS) Vol.2 No.2 Mei 2012.

Hasan, M. Iqbal,”Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan

Aplikasinya”,Ghalia Indonesia,Jakarta,2002.

Iskandar,Serafin Trijanti,”Analisis Piutang Tidak Tertagih Pasien Rawat Inap

Jaminan Perorangan di Rumah Sakit Pluit Tahun 2002-2003”,Tesis,

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Kesehatan

Masyarakat. Universitas Indonesia,2004

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. KMK No. 1981 Tahun 2010

Tentang Pedoman Akuntansi BLU Rumah Sakit.

Kieso, Donald.E, Jerry J.Weygandt, Terry D.Warfield,”AkuntansiIntermediate

Jilid I ”, Edisi Keduabelas,Erlangga,Jakarta,2005.

Konsultan Statistik, “Pengujian Satu Arah dan Dua Arah” Artikel Diakses

Tanggal 28 Maret

2014,http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/pengujian-satu-arah-

dan-dua-arah.html

Kuliahade’s, Blog,Artikel Diakses Tanggal 05 Oktober

2013,http://kuliahade.wordpress.com//2010/06/25/hukum-jaminan-

jaminan-perorangan/.htm.

La Midjan, dan Azhar Susanto,”Sistem Informasi Akuntansi I:Pendekatan Manual

Penyusunan Metode dan Prosedur”, Edisi ke-8,Lingga

Jaya,Bandung,2003.

Page 25: eprints.unpam.ac.ideprints.unpam.ac.id/404/1/Jurnal Ilmiah Akuntansi Vol. 2 No.3 Juli... · Pengendalian intern merupakan salah satu alat untuk ... menjadi dua jenis, yaitu piutang

311

M. A. Yulianto,”Uji Korelasi Spearman”,artikel diakses tanggal 22 Maret 2014,

dari http://digensia.files.wordpress.com/2013/07/09/uji-korelasi-

spearman/.htm

Mulyadi,“Auditing Buku 1”,Edisi Keenam Cetakan Kedelapan,Salemba Empat,

Jakarta.2011.

Mulyadi,“SistemAkuntansi”,Cetakan Keempat,Salemba Empat, Jakarta.2008.

Raymanel, Fretta,“Analisis Manajemen Piutang Pasien Rawat Inap Jaminan

Asuransi di Rumah Sakit XYZ Tahun 2012”,Penelitian,Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia,2012.

Soemarso,“Akuntansi Suatu PengantarBuku1”,Edisi Lima (Revisi),Salemba

Empat,Jakarta,2004.

Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D”,Alfabeta,Bandung,2010.

Supranto,J,“Statistik:Teori dan Aplikasi” Edisi Keenam,Erlangga ,Jakarta.2000

Trihendradi, C,“Step by Step IBM SPSS 21:Analisis Data

Statistik”,Andi,Yogyakarta,2013.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit.

Warren, Carl.S, James M. Reeves, Phillip Fess,”Pengantar Akuntansi Buku

Satu”, Edisi 21,Salemba Empat,Jakarta,2006.