iii - sinta.unud.ac.id fileberkomitmen untuk dapat berperan serta dalam pembangunan sosial dan...
TRANSCRIPT
iii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM .................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING/PENGESAHAN ............. iv
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ..................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
ABSTRAK ..................................................................................................... xiii
ABSTRAK ..................................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 9
1.3 Ruang Lingkup Masalah .............................................................. 9
1.4 Orisinalitas Penelitian .................................................................. 10
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 11
1.5.1 Tujuan Umum ..................................................................... 11
1.5.2 Tujuan Khusus. .................................................................... 12
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................... 12
1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 12
1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................... 13
1.7 Landasan Teoritis ........................................................................ 13
1.8 Metode Penelitian ......................................................................... 28
1.8.1 Jenis Penelitian .................................................................... 29
iv
iv
1.8.2 Sifat Penelitian .................................................................... 29
1.8.3 Jenis Pendekatan ………………………………………… 30
1.8.4 Data/Sumber Data ............................................................... 30
1.8.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 31
1.8.6 Teknik Analisis ................................................................... 33
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN PADA BANK
2.1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................. 34
2.1.1. Definisi Dari Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ....... 37
2.1.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam Perspektif Hukum ............................................. 41
2.2. Tentang Bank ........................................................................... 43
2.2.1. Pengertian Bank ............................................................ 43
2.2.2. Jenis – Jenis Bank ......................................................... 47
2.2.3. Ijin Pendirian Bank ....................................................... 55
BAB III PENERAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI
3.1. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Perspektif
Ekonomi Bagi Manfaat Perusahaan ........................................ 57
3.2. Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pada Bank Pembangunan Daerah Bali .................................... 59
v
v
BAB IV BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN YANG
DI LAKSANAKAN PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH
BALI
4.1. Jenis Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Yang dilaksanakan
pada Bank Pembangunan Daerah Bali .................................... 64
4.2. Jenis Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Yang Di
Terapkan Bank Pembangunan Daerah Bali Di Kota Denpasar .. 67
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ..................................................................................... 76
2. Saran ............................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMASI
RINGKASAN SKRIPSI
vi
vi
ABSTRAK
Thema sentral Skripsi ini adalah Implementasi Peraturan Pemerintah No.
47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan
Terbatas Berkaitan Dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Bank
Pembangunan Daerah Bali. Dari thema sentral tersebut adapun isu hukumnya
adalah 1. Bagaimana pelaksanaan CSR pada Bank Pembangunan Daerah Bali. 2.
Bagaimana bentuk CSR yang dilaksanakan pada Bank Pembangunan Daerah Bali
.
Penelitian Skripsi ini adalah penelitian hukum empiris. Pendekatan yang
dipergunakan adalah pendekatan peraturan perundang-undangan (Statute
Approach), pendekatan konsep (Conceptual Approach). dan pendekatan fakta.
Dari pendekatan tersebut hasilnya adalah 1. Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
No. 47 Tahun 2012 tentang CSR pada Bank Pembangunan daerah Bali adalah
berkomitmen untuk dapat berperan serta dalam pembangunan sosial dan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan, yang
bermanfaat baik bagi perusahaan, komunitas setempat maupun masyarakat pada
umumnya dengan tetap memperhatikan prinsip kepatutan, kelayakan dan
kesesuaian dengan batasan yang berlaku di masyarakat, prinsip kewajaran,
mendorong kesejahtraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, membangun
simpati untuk terbentuknya citra positif sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. 2. Bentuk CSR yang dilakukan oleh BPD Bali adalah kesehatan dan
sosial, pembangunan tempat Upacara / Ibadah, Lingkungan Hidup, Seni Budaya,
Pendidikan/Beasiswa dan bencana Alam yang pada umumnya sesuai dengan
konsep triple bottom line yang mengacu pada Profit, People, dan Planet. Konsep
tersebut sangat selaras dengan unsur yang terkandung dalam falsafah Tri Hita
Karana untuk mewujudkan keselarasan dan keharmonisan serta sebagai panduan
krama bali melaksanakan swadarmanya masing-masing.
Sarannya yaitu pengawasan dan sosialisasi perlu dilakukan oleh
Pemerintah, terhadap Perbankan di Indonesia agar melaksanakan Program CSR.
BPD Bali diharapkan tetap melaksanakan program CSR dan perlu melakukan
peningkatan yang signifikan terkait dengan kesejahtraan dan perbaikan kualitas
lingkungan berkelanjutan sesuai dengan konsep Tri Hita Karana.
Kata kunci : Corporate Social Responsibility, Bentuk Corporate Social
Responsibility, Bank Pembangunan Daerah Bali.
vii
vii
ABSTRACT
The central theme of this thesis is the implementation of Government
Regulation No. 47 Year 2012 on Social and Environmental Responsibility Limited
Liability Relating to Corporate Social Responsibility In the Regional
Development Bank Bali. From the central theme while the legal issues are 1. How
is the implementation of CSR in the Regional Development Bank Bali. 2. What
sort of CSR conducted in the Regional Development Bank Bali
This thesis research is empirical legal research. The approach used is the
approach of legislation (Statute Approach), approach to the concept (Conceptual
Approach). and the approach to the facts. The approach of the result is 1. The
implementation of Government Regulation No. 47 Year 2012 regarding CSR
Development Bank area of Bali is committed to be able to participate in social
and economic development sustainable in order to improve the quality of life and
the environment, which is beneficial both for the company, the local community
and society in general with regard to the principle of appropriateness, feasibility
and suitability with the restrictions that apply in the community, the principles of
fairness, encourage public welfare and improvement of the environment, to build
sympathy for the formation of a positive image in order to enhance shareholder
value. 2. Form of CSR undertaken by the BPD Bali is a health and social care,
construction of Ceremony / Worship, Environment, Arts & Culture, Education /
Scholarship and Natural disasters are generally consistent with the triple bottom
line concept that refers to the Profit, People and Planet , The concept is very
much in tune with the elements contained in the philosophy of Tri Hita Karana to
realize the harmony and harmony as well as etiquette guide bali implement
swadarmanya respectively.
Her advice on monitoring and dissemination needs to be done by the
Government, the banks in Indonesia in order to carry out CSR programs. BPD
Bali is expected to continue implementing CSR programs and the need to make
significant improvements associated with prosperity and sustainable improvement
of environmental quality in accordance with the concept of Tri Hita Karana.
Keywords: Corporate Social Responsibility, Corporate Social
Responsibility Form, Bank Pembangunan Daerah Bali
BAB I
PENDAHULUAN
2
2
1.1. Latar Belakang Masalah
Corporate Sosial Responsibility (CSR) belakangan ini menjadi trend
di Indonesia. Banyak orang maupun pakar menyatakan bahwa perusahan-
perusahan semakin banyak melaksanakan CSR. Dengan demikian CSR amat
penting untuk diterapkan sebagai bentuk pertanggung jawaban sosial perusahaan
terhadap masyarakat dan lingkungan sebagaimana diatur berdasarkan ketentuan
Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik
Indonesia, Tahun 2007, No 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia, No 4756) tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dan Pasal 15 hurup b
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia,
Tahun 2007, No.67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, No 4724)
tentang Penanaman Modal (UUPM).
Ketentuan Pasal 74 UUPT menentukan:
1. Perseroan yang menjalakan kegiatan usahanya di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
2. Tanggung jawab sosail dan lingkungan sebagaimana dimaksud
dengan pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan dan
dianggarkan dan di perhitungan sebagai biaya perseroan yang
3
3
3. pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan
kewajiban.
4. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud
dengan ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jaawab sosial dan lingkungan
diatur dengan peraturan pemerintah.
UUPM melalui ketentuan Pasal 15 menentukan :
a. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan
menyampaikannya kepada Baadan Koordinasi Penanaman Modal;
d. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha
penanaman modal; dan
e. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan dua aturan tersebut diatas yaitu UUPT dan UUPM maka CSR
memiliki sebutan yang berbeda yaitu pada UUPT dikenal “Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan”, sedangkan dalam UUPM dikenal dengan “Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan”. Melalui dua UU ini pula CSR menjadi suatu kewajiban hukum yang
harus dilaksanakan oleh perusahan mengingat di era globalisasi kita tahu bahwa
disatu sisi perusahan skala besar atau sektor industri telah mampu memberikan
kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, namun pada sisi lain bahwa
4
4
perkembangan perusahan yang semakin inovatif dengan berbasis teknologi tinggi
tentu menuntut untuk mempekerjakan tenaga trampil yang menguasai ilmu dan
teknologi tinggi, sehingga tenaga kerja yang bersifat lokal yang pada umumnya
berketrampilan kurang menjadi terbuang dan termajinalkan, dan disamping itu juga
terjadi eksploitasi sumber-sumber daya alam oleh sektor industri sering juga
menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan yang parah.
Pada awalnya CSR ini muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada
dasarnya karakter dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimal
mungkin tanpa memperdulikan kesejahteraan karyawan, masyarakat dan lingkungan
alam.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stake holders
perusahaan, maka tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan
memperhatikan kepentingan para stakeholders dalam kegiatan operasional mencari
keuntungan. Stakeholders yang dimaksudkan disini adalah bukan hanya masyarakat
dalam arti sempit yakni masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan, melainkan
masyarakat dalam arti luas, seperti: karyawan, customer, komunitas lokal,
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain sebagainya.
Masyarakat semakin kritis dan mampu melakukan control social terhadap
dunia usaha, hal ini menuntut para pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya dengan
5
5
semakin bertanggung jawab. Pelaku bisnis tidak hanya dituntut untuk memperoleh
keuntungan dari lapangan usahanya, melainkan mereka juga diminta untuk
memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sosialnya.
CSR adalah basis teori tentang perlunya sebuah perusahaan membangun
hubungan harmonis dengan masyarakat di sekitar. Secara teoritik, CSR dapat
didefinisikan sebagai tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para strategic
stakeholder nya, terutama komunitas atau masyarakat di sekitar wilayah kerja dan
operasinya.
Parameter keberhasilan suatu perusahan dari sudut pandang CSR adalah
mengedepankan prinsip moral dan etis, yakni menggapai suatu hasil yang terbaik
tanpa merugikan kelompok masyarakat lainya, dimana salah satu prinsip moral yang
sering digunakan adalah golden rules1, yang mengerjakan agar seseorang atau suatu
pihak memperlakukan orang lain sama seperti apa yang mereka ingin diperlakukan.
Dengan begitu perusahaan yang berkerja dengan mengedepankan prinsip moral dan
etis akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat
Perusahan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan
dan bergerak dalam berbagai bidang usaha. Masalah pokok yang dihadapi dalam
bidang usaha apapun selalu tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan dana untuk
membiayai usahanya. Dengan demikian perusahaan yang bergerak di bidang
keuangan atau sering disebut dengan lembaga keuangan memegang peranan sangat
1 Sambutan mentweri Lingkungan hidup pada seminar sehari “A Promise of gold rating;
Sustainable CSR, tgl 26 Agustus 2006, diambil dari www.menih.go,id
6
6
penting untuk memenuhi kebutuhan akan dana. Kegiatan utama lembaga keuangan
adalah membiayai permodalan suatu bidang usaha disamping usaha lain seperti
menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh pemiliknya dan
kegiatan lain yang tidak terlepas dari jasa keuangan.2
Dalam prakteknya bahwa lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi
dua golongan besar yaitu lembaga keuangan Bank dan lembaga keuangan lainnya.
Bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling
lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau
memberikan pinjaman (kredit) juga melakukan usaha menghimpun dana dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan. 3
Bali sebagai salah satu pusat industri pariwisata yang sangat terkenal tidak
saja dalam lingkup nasional, bahkan di tingkat internasional. Adat-istiadat, seni
budaya, dan panorama alam yang sangat spesifik, unik dan indah, menjadi modal
dasar tetap tegak dan kokohnya kegiatan periwisata di pulau Bali. Untuk mendukung
kegiatan-kegiatan pariwisata tersebut, berbagai komponen pendukung bagi sarana
pariwisata didirikan, mulai dari yang berhubungan langsung seperti : perhotelan,
restoran, travel agent, tempat rekreasi baik yang bernuansa alam budaya, pusat
perbelanjaan, pusat kerajinan industri, pusat oleh-oleh khas bali, serta berbagai usaha
sebagai daya dukung pariwisata. Berbagai sector usaha ini tentu membutuhkan
permodalan sehingga keberadaan lembaga perbankkan menjadi sangat penting.
2 Kasmir , Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Tahun
2004, hal. 2. 3 Ibid.
7
7
Dilihat dari sejarahnya untuk bank pemerintah ada Bank Sentral, Bank Rakyat
Indonesia (BRI) dan Bank Eksport Import, Bank Negara Indonesia 1946 (BNI) ,
Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), Bank Pembangunan
Indonesia (BAPINDO), Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Seperti diketahui secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau
sebagai financial intermediary dan secara lebih spesifik bank juga berfungsi sebagai
agent of trust, agent of development and agent of services4.
Dalam rangka pelaksanaan dari ketentuan Pasal 74 ayat (4) Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas maka diundangkannya Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
Perseroan Terbatas.
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur mengenai tanggung jawab sosial dan
lingkungan yang bertujuan mewujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi komunitas
setempat dan masyarakat pada umumnya maupun perseroan itu sendiri dalam rangka
terjadinya hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan,
nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Adapun pengaturan tentang tanggung jawab sosial dan lingkungan
dimaksudkan untuk:
4 Sigit Triandaru, Totok Budisantoso,2007, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi ke 2,
h.10,Penerbit Salemba Empat, Jakarta
8
8
1. meningkatkan kesadaran perseroan terhadap pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan di Indonesia.
2. Memenuhi perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat
mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan
3. Menguatkan peraturan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang
telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan sesuai
dengan bidang kegiatan usaha perseroan yang bersangkuta.
Berdasarkan aturan hukum tersebut Pasal 2 menentukan: Setiap Perseroan
selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Lebih lanjut
Pasal 3 ayat (1) menentukan yaitu Tanggung jawab sosial dan lingkungan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 menjadi kewajiban bagi Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya
alam berdasarkan Undang-Undang. Dan ayat (2) menentukan bahwa kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan baik di dalam maupun di luar
lingkungan perseroan.
Pasal 4 ayat (1) yaitu tanggung jawab sosial dan lingkungan dilaksanakan
oleh Direksi berdasarkan rencana kerja tahunan perseroan setelah mendapat
persetujuan Dewan Komisi atau Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan
anggaran dasar Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan. Ayat (2) yaitu Rencana kerja tahunan Perseroan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat rencana kegiatan dan anggaran yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 5 ayat (1) yaitu Perseroan
9
9
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam, dalam menyusun dan mentapkan rencana kegiatan dan anggaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) harus memperlihatikan kepatutan dan
kewajaran. Ayat (2) realisasi anggaran untuk pelaksanaan tanggung jaawab sosial dan
lingkungan yang dilaksanakan oleh Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperhitungkan sebagi biaya Perseroaan. Dan pasal 6 Peraturan Pemerintah No 47
Tahun 2012 yaitu Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dimuat dalam
laporan tahunan Perseroan dan dipertanggung jawabkan kepada RUPS. Keberadaan
CSR dalam Perundang-Undangan di Indonesia tidak hanya mengundang pro dan
kontra mengenai perubahan yang berawal dari Voluntary basaed menjadi mandatory
based, sehimgga dengan fenomena tersebut, mendorong penulis untuk melakukan
penelitian hukum yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul: Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
Perseroan Terbatas Berkaitan Dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Bank
Pembangunan Daerah Bali.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka permasalahan yang akan dibahas
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012
tentang CSR di Bank Pembangunan Daerah Bali ?
10
10
2. Bagaimana bentuk CSR yang dilaksanakan pada Bank Pembangunan Daerah
Bali ?
1.3. Ruang Lingkup Masalah
Agar suatu pembahasan tidak menyimpang terlalu jauh dari
permasalahan, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada bagaimana
pelaksanaan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang CSR
di Bank Pembangunan Daerah Bali , dan Bagaimana bentuk CSR yang
dilaksanakan pada Bank Pembangunan Daerah Bali ?
1.4.Orisinalitas Penelitian
Dalam rangka menumbuhkan semangat anti plagiat didalam dunia pendidikan di
Indonesia, maka mahasiswa diwajibkan untuk mampu menunjukan orisinalitas dari
penelitian yang tengah dibuat dengan menampilkan beberapa judul penelitian skripsi
terdahulu sebagai pembanding.
Hal ini untuk menunjukkan bahwa karya ilmiah/penulisan hukum/skripsi ini
merupakan hasil karya asli penulis. Sepanjang sepengetahuan penulis dan setelah
melakukan pengecekan atau pemeriksaan (termasuk didalam ruangan gudang skripsi
Fakultas Hukum Universitas Udayana), tidak ditemukan penelitian yang sama.
Adapun dalam penelitian kali ini, peneliti akan menampilkan dua skripsi
terdahulu yang pembahasannya berkaitan dengan Pelaksanaan tanggung jawab sosial
perusahaan pada sector perbankan, yaitu:
Tabel 1.1. Daftar Penelitian Sejenis
11
11
NO Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah
1. “Penerapan dan
Pelaksanaan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
(Corporate Social
Responsibility/CS
R) Pada
Perusahaan
Industri Rokok
(Study Pada PT
HM Sampoerna
Tbk)
Satria Khairul
Umam
Fakultas Hukum
Universitas
Muhamadiyah
Sukarta 2014
1. BagaimanaImplementasi
Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR) pada
PT HM Sampoerna Tbk
Ditinjau dari Perundang-
undangan yang Berlaku
2. Bagaimana manfaat
Pelaksanaan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) PT HM
Sampoerna Tbk
Terhadap Masyarakat
Ditinjau dari ketentuan
perundang-undangan
2 Peran Tanggung
Jawab Sosial Dan
Lingkungan Oleh
Perusahaan
(Corporate Social
Responsibility)
Nancy S Haliwela
Mahasiswa
Fakultas Hukum
Universitas
Patimura
2013
1. Bagaimanakah Tanggung
Jawab Sosial dan
Lingkungan oleh
Perusahaan /CSR?
2. Bagaimanakah Peran
CSR untuk
12
12
Dalam
Mendorong
Pembangunan Di
Maluku
Pembangunan di
Maluku?
1.5. Tujuan Penelitian
1.5.1. Tujuan Umum
1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pada bidang
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa;
2. Untuk melatih diri dalam menyampaikan pikiran ilmiah secara tertulis;
3. Untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi di Fakultas
Hukum Universita Udayana;
4. Untuk penyelesaian studi dibidang ilmu hukum;
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan CSR.
2. Mengetahui Bagaimana pelaksanaan CSR pada BPD Bali.
3. Bagaimana bentuk CSR yang dilaksanakan pada Bank BPD Bali.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
13
13
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan pemikiran
untuk pengembangan dan pembaharuan hukum terutama dalam hal pelaksanaan CSR
pada Bank Pembangunan Daerah Bali dan bentuk CSR yang dilaksanakan pada BPD
Bali.
Hal lainnya adalah untuk menambah khasanah Ilmu Pengetahuan khususnya di
bidang Hukum Perdata Terkait Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Bank
Pembangunan Daerah Bali. Dan juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penelitian dalam bidang hukum perbankan untuk selanjutnya.
1.6.2. Manfaat Praktis
1. Dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi lembaga legislatif dalam
merumuskan undang-undang;
2. Dapat memberikan manfaat bagi pemerintah, para pelaku usaha perbankan dan
juga masyarakat yang menaruh perhatian terhadap persoalan-persoalan
pelaksanaan CSR pada BPD Bali dan bentuk CSR yang dilaksanakan pada BPD
Bali.
3. Dapat menambah pengalaman dan kemampuan peneliti dalam melakukan
penelitian hukum.
1.7. Landasan Teoritis
14
14
Corporate Social Responsibility (CSR) sebetulnya sudah muncul sejak lama.
Tahun 1933. A Berne dan G Means meluncurkan bukunya yang berjudul The
Modern Coperation and private proprety, yang mengemukakan bahwa ketimbang
institusi ekonomi semata yang memaksimalkan laba. Hingga tahun 1980-1990an,
wacana CSR terus berkembang. Lahirnya hasil Konferensi Tingkat Tinggi Bumi
(Earth summit) di Rio de Janero Brazzilia 1992, menyepakati perubahan paradigma
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (economic groth), menjadi pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development). Pada pertemuan di Yohannesburg
yang dihadiri para pemimpin dunia memunculkan konsep sosial responsibility yang
mengiringi dua konsep sebelumnya yaitu economi and environment sustainable.
Pada Tahun 1997 terobosan besar dalam konteks CSR dilakukan Jhon Elkington
dalam bukunya : Cannibals With Forks, the rripple Bottom Line of Twenteth Century
Bussinees Elkington mengembangkan konsep triple bottom line dalam istilah
economic property, environ,ental quality and sosial yustic. Melalui konsep ini
Elkington mengemukakan bahwa perusahaan yang ingin terus menjalankan usahanya
harus memperhatikan 3p yaitu; profit,people,andplanet. Perusahaan yang
menjalankan usahanya tidak di benarkan hanya mengejar keuntungan semata (Profit),
tetapi mereka juga harus terlibat pada pemenuhan kesejahteraan masyarakat (People)
dan berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Plannet), ketiga
prinsip tersebut saling mendukung dalam pelaksanaan program CSR. Sejak
cetusanlkington inilah dapat dikatakan CSR kian bergulir kencang dan semakin
15
15
berkembang setelah World ummit di Johanesburg pada tahun 2002, yang menekankan
pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan.
Praktek perusahaan di Eropa dan Amerika Serikat menunjukan bahwa CSR
atau pertanggung jawaban sosial diberlakukan dan bersifat sukarela atau “Voluntary”.
CSR yang diterapkan secara sukarela (voluntary based) di Negara-negara maju tentu
saja tidak terlalu istimewa, terutama jika praktek tersebut dikaitkan dengan berbagai
definisi yang dapat di jumpai dari berbagai literature seperti misalnya beberapa
definisi CSR yang menunjukan keragaman pengertian CSR menurut berbagai
organisasi antara lain5:
1. World business Concil for Sustainable development komitmen
bersinambungan dari kalangan bisnis untuk berprilaku etis dan
member kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan
kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas local
masyarakat luas pada umumnya.
2. European Commission. Sebuah konsep dengan mana perusahaan
mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam
operasi binsis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.
Sehubungan dengan mengapa korporasi atau perusahaan harus bertanggung
jawab dan seberapa besar dan tanggung jawab sosial yang harus dilakukan oleh
5 Sukada dan jalal, majalah bisnis dan CSR,2007,Wikipedia2008
16
16
perusahaan, dalam ranah keilmuan dikenal empat (4) teori yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial dari perusahaan yaitu:6
1. Maximizing profits theory, berdasarkan teory ini, yang lebih dikenal
sebagai teori atau pandangan tradisonal tentang tanggung jawab sosial,
mengemukakan bahwa sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial
perusahaan, maka perusahaan berkewajiban untuk meningkatkan dan
memaksimalkan keuntungan dari shareholders (pemilik saham
perusahaan). Menurut Milton friedman, seorang pemenang hadiah nobel
di bidang ekonomi melaliu teorinya menabahkan bahwa
memaksimalkan profit diartikan sepanjang dilakuakan dalam jalur yang
tepat (rule game) dalam skema persaingan bebas tanpa suatu
kecurangan. Teori ini banyak dikecam karna hanya menekankan pada
tanggung jawab dan kewajiban meningkatkan keuntungan bagi
shareholders.
2. Moral Minimum Theory, konsep tanggung jawab sosial menurut teori
yang ke dua ini adalah bahwa perusahaan wajib untuk menghasilkan
keuntungan dalam oprasinya, namun jangan sampai merugikan atau
membahayakan pihak lianya, Sebagai contoh dalam teori ini jika suatu
perusahaan menimbulkan pencemaran lingkungan, maka perusahaan
6 Henry R, Cheeseman, 2003, ContemporarynBuisness & E-Commerce Law, Prentice Hall
Upper Saddle River, New Jersey, page 186-192
17
17
tersebut wajib memberikan kompensasi ganti rugi atas kerugian yang
terjadi. Jika kemudian pihak perusahaan telah memberikan ganti rugi
atau kompensasi atas kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran
lingkungan tersebut, maka perusahaan tersebut telah melakukan
tanggung jawab sosial yaitu memenuhi moral minimum konsep CSR.
Teori inipun banyak menuai kritik karena tanggung jawab sosial hanya
berorienasi pada program pemulihan keadaan setelah terjadi negative
effects.
3. Stakeholders Interest Theory, menurut teori ini perusahaan harus
mempertimbangkan efek dari kegiatan operasionalnya terhadap
kepentingan stakeholder (karyawan, konsumen, kreditor, masyarakat
setempat), kritik terhadap teori ini adalah bahwa tidak mudah
mengharmonisasikan kepentingan stakeholders yang satu dengan
stakeholders lainnya, misalnya suatu tindakan akan memenuhi
kepentngan stakeholders dari kalangan para kreditor, namun belum
tentu memenuhi keinginan dan kepentingan stakeholders
pegawai/karyawan maupun masyarakat setempat.
4. Corporate Citizenship theory, menurut teory ini, tanggung jawab sosial
berarti perusahaan berkewajiban untuk melakukan hal-hal yang baik (to
do good) baik untuk perkembangan perusahaan sendiri atau
stakeholders termasuk didalamnya lingkungan, perusahaan
bertanggungjawab untuk membantu memecahkan masalah sosial,
18
18
mensubsidi mendirikan sokolah-sekolah maupun mendidik anak-anak.
Teori ini kemudian banyak berkaitan dengan penerapan CSR dalam
praktek.
Senada tiga piramida dasarnya berdasarkan konsep triple bottom lines yaitu:
profit, people, dan planet (3P), keberadaan perusahaan atau koprasi tidak hanya
dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan , akan tetapi sejak awal sudah turut
melakukan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat, orang-orang atau stakeholdes
dan lingkungan.
Dalam membahas permasalahan yang pada hakekatnya adalah berupa
seperangkat kontruksi (konsep), batasan dan proposisi yang menjanjikan pandangan
sistematis tentang fenomena yang merinci hubungan antara veriable, dengan tujuan
menjelaskan dan memprediksi gejala itu. Teori juga berarti serangkaian ansumsi,
konsep, difinisi, proposisi, untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep7, sehingga dalam
penulisan skripsi ini, disamping menggunakan teori tentang tanggung jawab sosial
perusahaan sebagai yang disebutkan diatas, juga menggunakan beberapa teori yang
ada hubunganya dengan penerapan dan bentuk CSR pada sector perbankan di kota
denpasar yakni
Teori hukum keseimbangan (harmoni) yang diajukan oleh Roscou Pound
pada dasarnya kondisi awal struktur masyarakat selalu berada dalam kondisi yang
7 Burhan Assofa,2004,Metode penelitian hukum,Rineka Cipta,Jakarta,h.19
19
19
kurang berimbang, ada yang terlalu dominant dan ada pula yang terpinggirkan. Untuk
menciptakan dunia yang beradab perlu di tata ulang. Ketimpangan-ketimpangan
structural tersebut dengan keseimbangan yang proposional. Hukum dengan tipe yang
abstrak tidak mampu untuk mengubah keadaan, paling-paling hanya mengukuhkan
keadaan. Oleh karena itu perlu langkah progesif dalam memperbarui (merekayasa)
masyarakat (law is a tool of sosial engineering), oleh karena itu focus utama Pound
dengan konsep social engineering adalah interest balancing sehingga yang
terpenting adalah tujuan akhir dari hukum hukum yang diaplikasikan dan
mengarahkan masyarakat kearah yang lebih maju. Hukum dan masyarakat terdapat
hubungan yang fungsional8
Teori Talcott Parsons tentang hukum itu mekanisme integrasi yang menyatakan
bahwa hukum sebagai salah satu sub system dalam system sosial yang lebih besar.
Dismping hukum yang terdapat subsistem lain yang memiliki logika dan fungsi yang
berbeda beda. Sub system tersebut adalah budaya, politik dan ekonomi. Setiap sub
system ini memiliki logika, mekanisme dan tujuan yang berbeda, sub system budaya
cenderung konservatif dan serta merta mempertahakan pola pola ideal, pada sisi lain
sub system ekonomi sangata deinamis dan cenderung melahirkan terobosan baru
yang bisasa saja asing dari pola-pola ideal budaya, sedangkan sub system politik
senantiasa mencari berbagai cara untuk mencapai tujuan yang boleh jadi cara-cara
yang dipakai tidak sesuai dengan pola budaya dan realitas sumberdaya materil itu.
8 Bernad..L. dkk,2010, Teori hukum Strategi tertib manusia Lintas Ruang, dan generasi
,GentaPublising Yogyakarta, h.161.
20
20
Keadaan yang rentan benturan tersebut harus ditangani oleh hukum lewat fungsi
pengintegrasianya agar setiap sub system berjalaan serasi dan sinergis demi lestarinya
system. Parsons menempatkan hukum sebagai unsur utama integrasi system.
Teori tiga komponen system hukum yang dikemukakan oleh L.M.Friedman9,
menyatakan bahwa berkerjanya system hukum itu merupakan suatu proses interaksi
tiga komponen system hukum yaitu berinteraksinya komponen stuktural, substansial
dan komponen budaya
Tujuan system dapat dicapai apabila ketiga komponen itu bekerja dengan serasi
dan saling mendukung. Oleh Friedman komponen stuktural itu dirumuskan sebagai
kelembagaan yang diciptakan oleh system hukum itu dengan berbagai macam
fungsinya dalam rangka mendukung bekejanya system hukum. Komponen substansi
adalah merupakan segi output dari segi hukum yang berupa norma itu dipakai baik
oleh pihak yang diatur maupun diatur. Substansial tidak terikat pada bentuk
formalitas tertentu dalam arti dapat berbentuk undang undang ataukah kebiasaan yang
belum terekplisitkan dalam bentuk yang formal, yang dipentingkan adalah apakah ia
digunakan dalam masyarakat. . komponen cultural adalah hal hal yang menyangkut
sikap dan nilai nilai yang berhubungan dengan hukum dan lembaga lembaganya, baik
secarra positif maupun negative.
CSR di Indonesia baru dimulai beberapa tahun terakhir sekitar tahun 1990-an
beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (corporate sosial
activity) atau aktifitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai CSR,
9 Theo Hubert,200,Teorri Hukum, Penerbit Cittra Aditya Bakti Bandung.h85.
21
21
secara factual aksinya mendakati CSR yang mempersentasikan benttuk “peran serta”
dan kepudilan” perusahaan tehadap aspek sosial dan lingkungan. Melalui konsep
investasi sosial perusahaan “seat belt”, sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat
sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan CSR dan melakukan
Advokasi kepada perusahaaan nasional, dan semakin menguat setelah dinyatakan
dengan tegas dalam pasal 74 ayat 1 UUPT No. 40 tahun 2007, serta peraturan yang
menyetuh CSR adalah ditentukan dalam Pasal 15 (b) UU No 25 Tahun 2007 Tentang
penanaman modal.
Apabila ditelaah mengenai konsep CSR di Eropa dan di Amerika Serikat jika
dikaitkan dengan CSR sebagai yang diatur dalam Undang Undang Perseroan terbatas
(UU No 40 tahun 2007 dan Undang Undang penanaman modal (UU No.25 Tahun
2007) memang terlihat ada perbedaanya, yang mana konsep konsep CSR sebagai
yang diatur diatas, khusus dari “pemaksaan” pelaksanaanya serta luas cakupan dari
CSR itu sendiri, sedangkan di Negara Negara maju mekanisme pelaksanaan CSR
adlah “voluntary based”, sedangkan di Indonesia adalah “mandatory” atau merupakan
kewajiban hukum, yang mana kewajiban hukum itu sangat tegas dicantumkan
melalui ketentuan pasal 15 dan pasal 34 UU no 25 Tahun 2007 yang menentukan
bahwa ; setiap penanaman modal (perseroan ataupun perusahaan berbaadan hukum
ataupun bukan badan hukum berkewajiban untuk:
1. Menerapkan prinsip dan tata kelola perusahaan yang baik.
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
22
22
3. Membuat laporan tentang kegiatan penanm modal dan menyampaikan
kepada Badan koordinasi Penanam Modal
4. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi usaha penanam
modal.
5. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 5
UU No 25 tahun 2007)
Undang-Undang Penanam Modal mengatur secara tegas mengenai pelanggaran
terhadap kewajiban CSR yaitu:
1. Peringatan tertulis
2. Pembatasan kegatan usaha
3. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau faslitas penanam moda.
Dilain pihak CSR dalam UUPT yang lebih dikenal dengan Tanggung jawab
Sosial dan Lingkungan, melalui Pasal 74 menyebutkan bahwa:
6. Perseroan yang menjalakan kegiatan usahanya di bidang dan atau
berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
7. Tanggung jawab sosail dan lingkungan sebagaimana dimaksud dengan
pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan dan dianggarkan dan di
perhitungan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaanya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajiban.
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jaawab sosial dan lingkungan
diatur dengan peraturan pemerintah.
23
23
Dengan mencermati isi pasal 74 UU PT dan kemudian membadingkanya
dengan konsep CSR di Negara maju, bahwa konsep dasar tanggung jawab sosail
koporasi dalam UU PT telah mengalami perubahan yaitu dari konsep dasar tanggung
jawab sosial (social responsibility) menjadi kewajiban hukum (legal obligion) konsep
CSR sebagaimana telah dikemukakan mulai hangat di perbincangkan di Indonesia
sejak tahun 2001, dimana banyak perusahaan maupun instansi-instansi sudah mulai
melirik CSR sebagai suatu konsep pemberdayaan masyarakat, yang sampai saat ini
perkembangan tentang konsep dan implementasi CSR pun semakin meningkat, baik
dari segi kuantitias maupun kualitas. Hal ini terbukti dari banyaknya perusahaan yang
berlomba lomba untuk melakukan CSR, yang mana pelaksanaanya pun semakin
beraneka ragam, mulai dari progrsm ysng dilskdsanakan, maupun dari sisi dan yang
digulirkan untuk program tersebut. Contoh kegiatan untuk program CSR oleh
perusahaan antara lain pemberian beasiswa, bantuan langsung bagi korban bencana,
pemberian modal usaha, sampai pembangunan infrasturkut seperti pembangunan
sarana olahraga, sarana ibadah, maupun sarana umum yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang sering
diterapkan di Indonesia adalah community development yang mana perusahaan
mengedepankan konsep ini akan lebih menekankan pembangunan sosial dan
pembanguanan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat
local yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang, selain
dapat menciptakan peluang-peluang sosial ekonomi masyarakat, menyerap tenaga
24
24
kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra
sebagai perusahaan yang ramah dan pedului dengan lingkuan. Selain itu, akan
tumbuh rasa percaya diri dari masyarakat yang merasakan bahwa kehadiran
perusahaan di daerah akan berguna dan bermanfaat.
Kepedulian pada masyarakat sekitar komunitas dapat diartikan sangat luas,
namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi
organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai paya kemakmuran bersama
bagi organisasi dan komunitas.
CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, yang mana CSR
mengharuskan suatu perushaanya dalam mengaambil suatu keputusan agar dengan
sungguh sungguh memperhitungan akibatnya terhadap seluruh pemangku
kepentingan (stake holder). Perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini
mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan
beragam pemaangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham,
yang merupakan salah satu pemangku kepentigsn internal.
Program pengembangan masyarakat di Indonesia dapat dibagi dalam tiga katagori
yaitu:
1. Community relation, yaitu kegiatan yang menyangkut pengembangan
kepahaman melalui komunikasi dan informasi pada pihak yang terkait. Dalam
kategori ini program lebih cenderung mengarah pada bentuk-bentuk
kedermawaan (charity) perusahaan.
25
25
2. Community services, merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi
kepentingan masyarakat atau kepentingan umum. Inti dari kategori ini adalah
memberikan kebutuhan yang ada di masyarakat dan pemecahan masalah
dilakukan oleh masyarakat sendiri sedangkan perusahaan hanyalah sebagai
fasilitator dari pemecahan masalah tersebut.
3. Community empowering, adalah program program yang berkaitan dengan
memberikan akses yang lebih luas pada masyarakat untuk menunjang
kemandirianya, seperti pembentukan usaha indusri kecil lainya yang secara
alami anggota masyarakat sudah mempunyai pranata pendukung dari
perusahaan memberikan aksen pada pranata sosial yang ada tersebut agar
dapat berlanjut. Dalam katagori ini adalah kemadirian komunitas
Dari sisi masyarakat, praktik CSR yang baik akan meningkatkan nilai tambah
bagi adanya perusahaan di suatu daerah karna akan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan kualitas sosisal di daerah tersebu, sesungguhnya substansi keberadaan
CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu sendiri dengan
jalan membangun kerjasama dengan stakeholders yang difasilitasi perusahaan
terdebut dengan menyusun program program pengembangan masyarakat sekitar.
Demikian juga halnya yang terjaadi pada sector perbankan sebagai salah satu
komponen perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) pada industry
pariwisata di bali umumnya, dan di kota Denpasar khususnya dalam peran sertanya
pada penerapan CSR
26
26
Sebagai yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah bahwa ada fungsi
bank yaitu: Agent of trust, Agent of Development, Agent of services. Yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Sebagai Agent of trust, dasar utama perbankan adalah kepecayaan (trust)
baik dalam hal penghimpunan dana maupun menitipkan danaya di bank,
apabila dilandasi adanya unsure kepercayaan masyarakat akan percaya
bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan
dikelola dengan baik, bank tidak akan bankrupt, dan pada saat yang
dijanjikan dan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank, pihak
bank sendiri mau menempatkan atau menyalurkan dana pada debitur atau
pada masyarakat, apabila dilandasi adanya unsure kepercyaan, pihak bank
oercaya bahwa debitur tidak debitur tidak akan menyalahgunakan
pinjamanya. Debitur akan mengolala pinjamanya dengan baik, debitur
akan mempunyai kemapuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan
debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta
kewajiban lainya pada saat jatuh tempo.
2. Bank sebagai Agent of Development, Artinya, kegiatan perokonomian
masyarakat di sector rill tidak dapat dipisahkan, yang mana kedua sector
tersebut selalu berintekasi dan saling mempengaruhi. Sector rill tidak akan
berjalan / berkerja dengan baik apabila sector monster tidak bekerja
dengan baik. Kegiatan bank berupa menghimpun dana dan menyalurkan
kembali dan sngat diperlukan sekali bagi kegiatan perekonomian di sector
27
27
rill. Kegiatan bank itu memungkinkan memungkinkan melakukan
kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan kinsumsi barang dan
jasa mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi, konsumsi tidak dapat
dilepasnya dari penggunana uang. Kegiatan investasi, distribusi dan
konsumsi ini adalah tidak lain merupakan kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
3. Bank sebagai Agent of Services, artinya bank juga memberikan
penawaran jasa perbangkan yang lain kepada masyarakat, yakni berupa
jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanaya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat seara umum, jasa ini antara lain dapat berupa
jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank dan penyelesaian tagihan.
Dengan demikian dari ketiga fungsi bank tersebut diharapkan dapat menerapkan
konsep CSR sebagai kewajiban hukum (Legal Obligation). Karena dengan konsep
tersebut lebih dapat mengakomodir tidak hanya kepentingan perusahaan akan tetapi
seluruh masyarakat yang ada di sekitarnya.
Bank sebagai suatu perusahaan boleh saja mencari keuntungan bukan berarti
mengorbankan kepentingan masyaraka tsekitarnya, mengabaikan kepentingan
masyarakat dan lingkungan sekitarnya serta ikut menunjang kegiatan industry
pariwisata yang merupakan salah satu sector andalan bagi income bagi provensi bali.
1.8. Metode Penelitian
28
28
Metode penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak ada didalam penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan. Peranan metodelogi dalam penelitian dan
ilmu pengetahuan yaitu menambah kemampuan pada ilmuwan untuk mengadakan
atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap, memberikan
kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian interdisipliner, dan
memberikan pedoman untuk pengorganisasian serta mengintegrasikan pengetahuan
mengenai masyarakat.10
1.8.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini, merupakan penelitian hukum empiris yang menggunakan data
skunder sebagai data awal untuk kemudian dilanjutkan dengan data premier atau data
lapangan. Penelitian hukum dengan aspek empiris tetap bertumpu pada premis
normatif, dimana fokus kajianya pada esensi hukum yang tertuang dalam bentuk
norma-norma baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan ataupun ketentuan
lainya yang kemudian dihubungkan dengan kenyataan yang terjadi di lapanagan.
Morris L.Chohen, Kent C. Olsen mengemukakan legal research is an essential
component of legal practice. It is the procsess of finding the law that governs an
activity and materials that explain or analyze that law11
1.8.2. Sifat Penelitian
10
Soerjono Soekanto,1986, Pengantar Penelitian Hukum,UI Press, Jakarta, h. 7 11 Morris L.Cohen, Kent C. Olson, 2000, Legal research, West Group, USA.
29
29
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan
menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok
tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada
tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat
1.8.3. Jenis Pendekatan
Pendektan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
peraturan perundang-undangan atau (statute approach) pendekatan konsep dan
pendekatan fakta
1.8.4. Sumber Bahan Hukum
Data yang di pergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah data primer dan
data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari peneliti dan sumber
pertama dari sumber asalnya yang pertama belum di olah dan diuraikan dari orang
lain12
. Sedangkan data skunder adalah suatu data yang bersumber dari penelitian
kepustakaan yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari pertamanya,
melainkan bersumber dari data data yang sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan
bahan hukum. Bahan hukum terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum skunder
dan bahan hukum tersier.
Sumber sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber sumber
12
H. Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi, Mandar
Maju, Bandung, hal 65
30
30
penelitian yang berupa bahan bahan hukum skunder. Bahan hukum premier
merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan
bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau
risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusaan hakim.
Sedangkan bahan bahan skunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku
teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas
putusan pengadilan.13
.
Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer yaitu : bahan pustaka yang
berisikan pengetahuan ilmiah yang baru dan muktahir ataupun pengertian baru
tentang fakta-fakta yang diketahui mengenai suatu gagasan ide.14
Bahan hukum skunder, yakni hasil-hasil penelitian dan buku buku yang
relevan dengan masalah yang diteliti, dan bahan hukum tersier yaitu kamus bahasa
Indonesia, dan kamus hukum, Disamping itu, juga dipergunakan bahan bahan hukum
yang diperoleh melalui electronic research yaitu melalui internet dengan jalan
mengcopy (download) bahan hukum yang diperlukan. Keunggulan dalam
penggunaan ataupun pemakaian internet antara lain efisien, tanpa batas (without
boundry), terbuka selama 24 jam (24 hours online), interaktifdan terjalin dalam
sekejap (hyperlink).15
13
Peter Mahmud Marzuki, 2006, Penelitian Hukum, Cetakan Ke-II, Kencana, Jakarta, hal.141 14
Soerjono Soekanto & Sri Mahmmudji, 1988, Penelitian Hukum Normatif, Rajawali Press,
Jakarta, hal.34. 15
Budi Agus Riswandi, 2003, Hukum Internet, UII Pres, Yogyakarta, hal.325
31
31
1.8.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan studi lapangan yakni suatu
cara untuk memperoleh data dengan tujuan langsung ke Kantor Bank, yaitu BPD di
kota Denpasar. dengan teknik interview atau wawancara. Interview atau wawancara
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta keterangan dan
penjelasan, sambil menilai jawaban-jawabanya serta mengingat dan mencatat
jawaban-jawabanya.16
Teknik pengumpulan data skunder dilakukan melalui studi
dokumentasi yaitu dengan cara, pengumpulan bahan-bahan hukum diawali dengan
kegiatan inventarisasi, dengan pengkoleksian dan pengorganisasian bahan-bahan
hukum ke dalam suatu system informasi, sehingga memudahkan kembali penelusuran
bahan-bahan hukum tersebut. Bahan bahan hukum dikumpulkan dengan melakukan
pencatatan terhadap sumber bahan bahan hukum primer dan sekunder, selanjutnya
dilakukan inventarisasi bahan bahan hukum yang relevan dengan cara pencatatan atau
pengutipan dengan menggunakan system kartu. Masing-masing kartu diberikan
identitas sumber bahan hukum yang dikutip dan halaman dari sumber
kutipan,disamping itu diklarifikasikan menurut sistematika sehingga ada kartu untuk
16
Rony Hanitidjo Soemitro, 1982, Metode Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta,
hal.72.
32
32
bahan bahan untuk bab I, bab II, bab III dan seterusnya kecuali untuk bagian penutup,
kemudian dilakukan kualifikasi fakta dan hukum.17
1.8.6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Proses analisa data itu merupakan pekerjaan untuk menemukan tema-tema dan
merumuskan hipotesa-hipotesa meskipun tidak ada formula yang pasti untuk
merumuskan hipotesa.18
Dalam penelitian hukum empiris, modal analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif atau deskriptif kualitatif, keselurusan data yang
berkumpul baik data primer maupun data sekunder akan diolahkan dan di analisa
dengan cara menyusun data secara sistematis, digolongkan dalam pola dan tema
dikatagorikan dan diklarifikasikan, dihibingkan dengan yang satu data dengan data
yang lainnya, dilakukan interprestasi untuk memahami makna data dalam situasi
sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif penelitian setelah memahami
keseluruhan kualitas data. Proses analisis lapangan berlanjut terus menerus sejak
pencairan data di lapangan berlanjut terus sehingga pada tahap analiis. Setelah
dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data disajikan secara deskriptif analisis.
17
Surnayanti Hartono, 1994, Penelitian Hukum di Indonesia pada akhir abad ke 20, Alumni,
Badung, hal.150. 18
Burhan Ashofa, 2007, Metode Penelitian Hukum (selanjutnya disbut Burnah Ashofa II),
Rineka Cipta, Jakarta, hal.34