ii tinjauan pustaka 2.1. manajemen - ipb...
TRANSCRIPT
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen
Menurut Herujito (2001) Istilah manajemen berasal dari kata kerja to
manage berarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan :
mengendalikan, menangani atau mengelola. Manajemen dapat dipandang
sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu, artinya manajemen
memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada
konsep-konsep, teori, prinsip dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai
seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni
menciptakan (kreatif). Secara umum pengertian manajemen adalah
pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam ragam, misalnya berupa
pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan, pelayanan sosial, olahraga,
kesehatan, keilmuan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia
dimana terbentuk suatu kerja sama (organisasi). Menurut Terry dalam
Herujito (2001), ada enam (6) sumber daya pokok dari manajemen, yaitu
Men and woman, Materials, Machines, Methods, Money dan Markets. Dari
semua pandangan teori para ahli mengenai unsur sumber daya manajemen
menunjukan, manusia merupakan unsur manajemen yang pokok. Manusia
tidak dapat disamakan dengan benda, karena mempunyai peranan, pikiran,
harapan dan gagasan. Reaksi psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat
menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam, serta sukar untuk
diperhitungkan secara seksama. Terdapat fungsi-fungsi dari manajemen,
fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis
pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok, sehingga
membentuk suatu kesatuan administratif.
Menurut Allen dalam Herujito (2001), manajemen adalah suatu jenis
pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan
untuk memimpin, merencana, menyusun, mengawasi dan meneliti.
5
Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup empat (4) fungsi, yaitu:
1. Memimpin (leading)
2. Merencana (planning)
3. Menyusun (organizing)
4. Mengawasi dan meneliti (controlling), yaitu menentukan dengan langkah
– langkah yang lebih baik.
Setiap manajer, atau pimpinan harus menjalankan keempat (4) fungsi
tersebut di dalam organisasi, sehingga hasilnya merupakan suatu
keseluruhan yang sistematik
2.2. Manajemen Produksi dan Operasi
Menurut Assauri (2008) Manajemen produksi dan Operasi merupakan
kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-
sumber daya yang berupa sumber daya manusia (SDM), sumber daya alat
dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang dan jasa.
Menurut Handoko (2000), Manajemen produksi dan operasi merupakan
usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber
daya (faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan
mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga
kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Manajemen produksi operasi dapat juga didefinisikan sebagai
pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan,
perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem-sistem
produktif. Kegiatan-kegiatan ini secara ringkas dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Pemilihan : Keputusan strategik yang menyangkut pemilihan proses
melalui mana berbagai barang, atau jasa akan diproduksi,
atau sediakan.
2. Perancangan : Keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi
metode-metode pelaksanaan suatu operasi produktif.
6
3. Pengoperasian : Keputusan-keputusan perencanaan tingkat keluaran
jangka panajng atau dasar forecast permintaan dan
keputusan-keputusan penjadwalan pekerjaan dan
pengalokasian karyawan jangka pendek.
4.Pengawasan : Prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan
tindakan korektif dalam operasi-operasi produksi barang
dan jasa.
5. Pembaharuan : Implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan
dalam sistem produktif berdasarkan perubahan-
perubahan permintaan, tujuan-tujuan organisasional,
teknologi dan manajemen.
Lima (5) kegiatan-kegiatan manajerial tersebut dapat dibedakan lebih
lanjut atas dasar fekuensi relatif terjadinya dan kegiatan-kegiatan pemilihan,
perancangan dan pembaharuan pada umumnya terjadi dengan frekuensi
lebih jarang daripada kegiatan-kegiatan pengoperasian kegiatan-kegiatan
periodik, atau kelompok pertama dan terus menerus (continual) untuk
kelompok lainnya.
Menurut Assauri (2008) pembahasan dalam pengoperasian sistem
produksi dan operasi akan mencakup :
1. Penyusunan rencana produksi dan operasi
Kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai
dengan penyusunan rencana produksi dan operasi. Dalam rencana
produksi dan operasi harus tercakup penetapan target produksi.
2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh
kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi
produksi dan operasi tersebut.
7
3. Pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan
Mesin atau peralatan digunakan dalam proses produksi dan operasi yang
harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga
dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan, atau perawatan.
4. Pengendalian Mutu
Terjaminnya hasil, atau keluaran dari proses produksi dan operasi
menentukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan
operasi. Dalam rangka ini perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu.
5. Manajemen SDM
Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh
kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja, atau SDM
2.3. Pengertian TQM
Menurut Nasution (2004), Total Quality Management (TQM) merupakan
suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus
atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan. TQM merupakan
suatu falsafah manajemen komprehensif dan sekaligus alat (tool kit) untuk
implementasinya. Gasperz (2003) menyatakan bahwa TQM merupakan
pendekatan Manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi,
pelanggan dan pasar melalui kombinasi menciptakan peningkatan secara
nyata dalam mutu, produktifitas manajemen merupakan antara pencarian
fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan
secara nyata dalam mutu, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi.
Esensi TQM merupakan integrasi dari semua fungsi dan proses dalam
organisasi untuk mendapatkan perbaikan mutu produk dan jasa secara
berkelanjutan (continuous improvement). Dalam hal ini terdapat empat (4)
prinsip utama dalam TQM, yaitu:
1. Kepuasan Pelanggan
Dalam TQM konsep mengenai mutu dan pelanggan diperluas. Mutu
tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu,
tetapi ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan
untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya
8
harga,keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas
perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang
Dalam perusahaan yang mutunya tergolong kelas dunia, setiap
karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan
kreativitas khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya
organisasi yang paling bernilai.
3. Manajemen berdasarkan fakta
Perusahaan harus berdasarkan data dalam menunjukkan fakta, bukan
berdasarkan perasaan (feeling). Ada dua (2) konsep pokok yang berkaitan
dengan hal ini. Pertama, prioritas yakni suatu konsep bahwa perbaikan
tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan
mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan
menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua, variasi
kinerja manusia.
4. Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses
sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.
Siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyse) yang terdiri atas langkah-
langkah perencanaan dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil
yang diperoleh.
Juran dalam Muhandri dan Kadarisman (2008) mengemukakan
bahwa TQM dapat diimplementasikan apabila mengikuti tiga (3) proses
manajerial, yaitu (1) perencanaan mutu, (2) pengendalian mutu dan (3)
peningkatan/perbaikan mutu. Proses yang dikembangkan Juran ini
dikenal dengan istilah “Trilogi Juran”. Kegiatan dari masing-masing
proses tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
9
Tabel 2. Tiga proses umum manajemen mutu
Perencanaan Mutu Pengendalian Mutu
Peningkatan Mutu
- Menetapkan tujuan mutu
- Mengidentifikasi pelanggan
- Menentukan kebutuhan pelanggan
- Membangun keistimewaan
produkyang direspon
- Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk
- Menetapkan pengendalian
proses; menerjemahkan rencana ke kegiatan operasional
- Mengevaluasi kinerja aktual
- Membandingkan kinerja aktual
- Bertindak menangani perbedaan
- Menguji kebutuhan
- Menetapkan infrastruktur
- Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu
- Menetapkan tim proyek
- Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan dan motivasi untuk mendiagnosis penyebab dan upaya untuk mengatasinya
- Menetapkan
pengendalian agar tetap pada jalurnya
Sumber : Muhandri dan Kadarisman (2008)
Menurut Ibrahim dalam Arthatiani (2008), konsep dasar TQM
memuat prinsip-prinsip dasar yang pada akhirnya akan menentukan berhasil
atau gagalnya penerapan TQM, oleh karena itu prinsip-prinsip dasar dari
TQM sangat berperan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
1. Komitmen Manajemen
Manajemen sebagai penanggungjawab dalam bidang kepemimpinan
yang bertugas sebagai penunjuk dan pemberi semangat bagi perusahaan,
karena keberadaannya sangat didukung dalam penerapan TQM, agar
terlaksana dengan baik.
2. Perbaikan Mutu dan Sistem Secara Berkesinambungan
Mutu sebagai hal yang penting dalam produksi harus terus dilakukan
perbaikan secara terus menerus. Hal ini tidak hanya dilakukan pada akhir
10
proses saja, tetapi juga harus dilakukan dari awal proses sehingga produk
yang dihasilkan tidak memiliki cacat.
3. Perspektif Jangka Panjang
Waktu yang singkat tidak hanya dapat menunjukkan keberhasilan
ataupun kegagalan dari penerapan TQM, tetapi butuh waktu yang
panjang.
4. Fokus Pada Pelanggan
Perbaikan yang dilakukan secara terus menerus diharapkan akan dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan konsumen.
5. Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan akan menanamkan
rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan dan timbul rasa memiliki
dari karyawan tersebut terhadap perusahaan. Cara untuk meningkatkan
keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah
memberikan pelatihan serta kompensasi tidak hanya dalam bentuk uang,
tetapi pujian dan penghargaan, agar apa yang dilakukan dihargai
perusahaan.
6. Kerjasama Tim
Kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam TQM, sehingga produk X tidak
hanya dilakukan oleh Departemen X melainkan tanggungjawab semua
departemen.
Menurut Ibrahim dalam Arthatiani (2008), unsur-unsur dari TQM
yang mempengaruhi pelaksanaan TQM adalah :
1. SDM
Pihak-pihak yang berhubungan dengan dengan kegiatan perusahaan.
2. Standar
Spesifikasi produk yang dihasilkan dan acuan dalam menjalankan semua
kegiatan untuk menghasilkan produk sesuai yang diinginkan perusahaan.
11
3. Sarana
Peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan pengendalian
mutu.
4. Audit Internal
Kegiatan pengendalian berkala untuk mengidentifikasi penyimpangan
terhadap standar.
2.4. Manfaat Penerapan TQM
Menurut Muhandri dan Kadarisman (2008). Perusahaan yang
menghasilkan mutu produk yang lebih baik dan mampu memberikan
jaminan kepada konsumen, akan mendapatkan citra positif dari konsumen.
Selanjutnya, posisi persaingan semakin baik, pemasaran semakin luas,
bahkan sampai ke posisi ekspor. Harga produk dapat lebih ditingkatkan,
sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar.
Menurut Hardjosoedarmo (2004), penerapan TQM akan memberikan
dampak yang positif bagi karyawan, yaitu :
1. Karyawan akan menjadi lebih loyal kepada organisasinya dan
menganggap bahwa keberhasilan organisasi identik dengan keberhasilan
pribadi.
2. Karyawan akan menunjukkan pekerjaan mutu, karena percaya akan mutu,
sehingga organisasi tidak lagi terlalu bertumpu pada struktur untuk
menciptakan tatalaku mutu.
3. Karyawan akan mengorganisasikan dirinya secara sukarela untuk
melakukan perbaikan proses tanpa campur tangan, tekanan, ataupun
dorongan manajemen.
4. Karyawan baru, terlepas dari latar belakang dan orientasinya, dengan
mudah akan menyesuaikan diri pada budaya mutu yang telah terbentuk
dalam organisasi, sehingga pergantian, absensi dan unjukrasa dapat
dikurangi, bahkan ditiadakan.
Menurut Tjiptono dan Diana (2003) ada empat (4) perbedaan pokok
antara TQM dengan metode manajemen lainnya, yaitu :
12
Pertama, dasar teoritis dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM
adalah pengendalian proses statistikal yang didasarkan pada penarikan
contoh (sampling) dan analisis varians (ragam)
Kedua, sumber inovasinya. Inovasi TQM sebagian besar dihasilkan
para pionir yang pada umumnya adalah insinyur teknik industri dan ahli
fisika yang bekerja di sektor industri dan pemerintah.
Ketiga, asal Negara kelahirannya. Sebaliknya TQM semula berasal
dari Amerika serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan
kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Jadi TQM
mengintegrasikan keterampilan teknikal dan anlisis dari Amerika, keahlian
imlementasi dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan
integritas dari Eropa dan Asia.
Keempat, proses diseminasi atau penyebaran. Penyebaran sebagian
besar manajemen modern bersifat hirarkis dan top-down. Yang
mempelopori biasanya adalah perusahaan-perusahaan raksasa seperti
General Electric, IBM dan General Motors. Sedangkan gerakan perbaikan
kualitas merupakan proses bottom up, yang dipelopori perusahaan-
perusahaan kecil. Dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidaklah
selalu Chief Executive Officer (CEO), tetapi seringkali malah manajer
departemen, atau manajer divisi.
13
Penerapan TQM di perusahaan akan memberikan dampak positif bagi
perusahaan (Gambar 1) maupun karyawannya. Dengan menerapkan TQM, maka
manfaat yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari dua (2) sisi, yaitu dari
perbaikan dari posisi persaingan dan pengurangan cacat produk yang dihasilkan.
Jika produk cacat dapat diminimumkan, maka biaya mutu (produk gagal,
pekerjaan ulang, pemeriksaan dan pengembalian dari konsumen) akan
berkurang, dan lebih jauh lagi mengurangi total biaya produksi. Perusahaan yang
menghasilkan mutu produk yang lebih baik dan mampu memberikan jaminan
kepada konsumen, akan mendapatkan citra positif dari konsumen. Selanjutnya,
posisi persaingan semakin baik, pemasaran semakin luas, bahkan sampai ke
posisi ekspor. Harga produk dapat lebih ditingkatkan, sehingga keuntungan yang
diperoleh menjadi lebih besar (Muhandri dan Kadarisman, 2008).
Perbaikan Mutu
Peningkatan
Penghasilan
Peningkatan Pangsa
Pasar
Perbaikan Posisi
Persaingan
Peningkatan
Produk bebas cacat
Harga lebih Tinggi
Penurunan Biaya
Produksi
Peningkatan Laba
Perusahaan
Gambar 1. Manfaat penerapan TQM bagi perusahaan (Muhandri dan Kadarisman, 2008)
14
2.5. Produktivitas
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007), input terdiri dari
manajemen, tenaga kerja, biaya produksi, peralatan dan waktu. Output
meliputi produksi, produk, penjualan, pendapatan, pangsa pasar dan
kerusakan produk. Dalam perspektif normatif, pengertian produktivitas
adalah jika hari ini karyawan lebih baik daripada kemarin dan hari esok
lebih baik daripada sekarang.
Nasution (2004) mengemukakan bahwa individu yang produktif
memiliki karakteristik berikut :
1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan
cara penyelesaian tugas yang lebih baik lagi.
2. Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.
3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.
5. Bersikap positif terhadap pekerjaannya.
6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana
menjadi seorang pemimpin yang baik.
7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam.
8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.
9. Bersedia mendengar ide-ide orang lain yang lebih baik.
10. Hubungan antarpribadi dengan semua tingkatan dalam organisasi
berlangsung dengan baik.
11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-
biaya.
12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam
pekerjaannya).
13. Sering melampui standar yang telah ditetapkan.
14. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat.
15. Tidak selalu mengeluh dalam bekerja.
Menurut Simanjuntak (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
15
1. Mutu dan kemampuan fisik pekerja yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan
fisik pekerja bersangkutan.
2. Sarana pendukung kerja mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan
tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara produksi,
sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan
kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan itu sendiri, sedangkan
kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem pengupahan dan
jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.
3. Supra sarana, meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan
kemampuan dalam mencapai sistem kerja optimal.
2.6. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
Menurut Tjiptono dan Diana (2003), salah satu kunci sukses agar dapat
bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui
standar-standar yang berlaku.Salah satu standar yang paling penting adalah
ISO 9000, yang dihasilkan Internasional Organization for Standarization di
Jenewa, Swiss. ISO 9000 adalah sekumpulan standar sistem mutu universal
yang memberikan kerangka yang sama bagi jaminan mutu yang dapat
digunakan di seluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 adalah :
1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan mutu produk, atau jasa
yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan, agar memenuhi
kebutuhan para pembeli
2. Organisasi harus memberikan keyakinan terhadap pihak manajemennya
sendiri bahwa mutu yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat
dipertahankan.
3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa
kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk, atau
jasa yang dijual
ISO 9001 adalah Standar yang paling komprehensif dan digunakan
untuk menjamin mutu pada tahap perancangan dan pengembangan,
16
produksi, instalasi dan pelayanan jasa. Standar ini digunakan khususnya
oleh perusahaan manufaktur yang merancang produk dan membuatnya
sendiri. Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk
penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Perbedaan antara versi 2000 dengan
2008 secara nyata lebih menekankan pada efektivitas proses yang
dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan
harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008
menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan
harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi
dalam organisasi (Setyawan, 2010).
Persyaratan dari SMM ISO 9001:2008
Syukur (2010) menjelaskan sembilan (9) klausul yang penting dalam ISO
9001:2008, yaitu (1) ruang lingkup, (2) referensi normatif, (3) istilah dan definisi,
(4) Sistem Manajemen Mutu (SMM), (5) tanggungjawab manajemen, (6)
manajemen sumber daya, (7) realisasi produk, (8) pengukuran analisa dan
peningkatan.
Klausul 1. RUANG LINGKUP
Klausul 1.1 Umum
Organisasi apapun mendemonstrasikan kemampuannya secara konsisten
untuk menghasilkan produk memenuhi persyaratan pelanggan, peraturan dan
perundangan (statutory dan regulatory). Meningkatkan kepuasan pelanggan
melalui aplikasi yang efektif dari SMM, perbaikan terus menerus melalui
perbaikan proses dan menjamin kesesuaian persyaratan pelanggan dan peraturan
perundangan.
Klausul 2. REFERENSI NORMATIF
Klausul ini hanya memuat landasan/dasar-dasar dari SMM ISO 9001:2008.
Klausul 3. ISTILAH DAN DEFINISI
Klausul ini memuat istilah dan definisi yang berlaku pada ISO 9001:2008.
Istilah “produk” yang muncul dalam teks standar internasional ini juga berarti
“jasa”, istilah dan definisi sesuai ISO 9001. Penjelasan tentang pelanggan,
17
organisasi, supplier dihilangkan. ISO 9001 menganggap bahwa “produk” juga
termasuk perangkat keras, perangkat lunak, jasa dan material yang digunakan
pada proses.
Klausul 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
Klausul 4.1 Persyaratan Umum
Klausul ini menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara
dan secara terus-menerus meningkatkan SMM ISO 9001:2008, perusahaan harus
menentukan proses, menetapkan urutan dan interaksi dari proses. Menetapkan
kriteria dan metode, sehingga proses bisa berjalan efektif, memantau, mengukur
bila memungkinkan dan menganalisa proses-proses tersebut dan melaksanakan
tindakan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan, serta terus-menerus
meningkatkan efektifitas proses.
Klausul 4.2 Persyaratan Dokumentasi
Klausul 4.2.1 Umum
SMM ISO 9001:2008 membutuhkan dokumentasi. Dokumen mencakup
kebijakan mutu, manual mutu, proses terdokumentasi (prosedur di ISO 9001).
Sistem dokumentasi ditentukan berdasarkan ukuran dan tipe organisasi, kerumitan
dan interaksi dari rangkaian proses dan kompetensi personil.
Klausul 4.2.2 Pedoman Mutu
Isi pedoman mutu adalah ruang lingkup dari SMM ISO 9001:2008,
termasuk pengecualiannya. Apabila persyaratan dari standar ini tidak dapat
diterapkan karena sifat sebuah organisasi atau produknya, maka ini dapat
dipertimbangkan untuk dikecualikan. Apabila ada pengecualian, tuntutan
kesesuaian standar ini tidak diterima, kecuali jika pengecualian tersebut tidak
mempengaruhi kemampuan, atau tanggungjawab organisasi dalam menyediakan
produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen
Dokumen eksternal yang ditentukan teridentifikasi perubahan dan status
terkini dari dokumen teridentifikasi jelas harus ada approval dokumen sebelum
18
digunakan, yaitu dokumen tersedia di tempat, dapat terbaca dan teridentifikasi
untuk mencegah penggunaan dokumen yang sudah tidak terpakai, jika ingin
disimpan harus ada identifikasi yang jelas, yang menyatakan dokumen sudah
tidak terpakai, melakukan review, update dan re-approve dokumen.
Klausul 4.2.4 Pengendalian Rekaman
Klausul ini menyatakan bahwa record harus disimpan sebagai bukti
kesesuaian, sesuai ketentuan record tidak boleh hilang, rusak dan bisa diperoleh
kembali sistem pemusnahan record harus diatur. Dokumen yang terkait dengan
pengendalian rekaman adalah dokumen softcopy yang tidak tersambung dalam
jaringan (server) misalnya data di laptop, atau data di software mesin. Lokasi
penyimpanan backup server berada di gedung yang sama (hilang/rusaknya semua
data ketika terjadi kebakaran).
Klausul 5. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
Klausul 5.1 Komitmen Manajemen
Demonstrasi komitmen manajemen, yaitu mengkomunikasikan pentingnya
memenuhi permintaan costumer dan peraturan terkait, penetapan kebijakan dan
sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, penyediaan sumber daya yang
diperlukan seperti SDM, infrastruktur, serta alat bantu kerja.
Klausul 5.2 Fokus kepada Pelanggan
Persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan untuk
memenuhi persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan yang tertulis adalah
tanggal pengiriman, harga, persyaratan teknis dan non teknis lain yang tercantum
dalam kontrak.
Klausul 5.3 Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu adanya misi
perusahaan yang menjadikan perusahaan klien untuk lebih kompetitif dan
memiliki sistem efektif dalam menghadapi persaingan global. Mengandung
komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus meningkatkan
keefektifan dari SMM. Dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh organisasi.
19
Direview untuk melihat kesesuaiannya sebagai suatu kerangka kerja untuk
menetapkan dan mereview sasaran mutu.
Klausul 5.4 Perencanaan
Klausul 5.4.1 Sasaran Mutu
Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu, sasaran
mutu merupakan bagian dari business plan, atau target sasaran mutu perusahaan.
Ditetapkan departemen penanggungjawab terhadap sasaran perusahaan,
menetapkan sasaran perusahaan kemudian dijabarkan ke sasaran divisi dan
sasaran departemen.
Klausul 5.4.2 Perencanaan SMM
Integritas sistem manajemen mutu dipelihara ketika perubahan SMM
direncanakan dan diimplementasikan. Perubahan struktur organisasi, peningkatan
volume bisnis yang cukup besar dan penggantian lokasi proses.
Klausul 5.5 Tanggungjawab, wewenang dan komunikasi
Klausul 5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang
Tanggungjawab manajemen adalah membuat dan mengembangkan sistem
kontrol, sehingga mutu produk terjamin, melakukan kontrol terhadap seluruh
aktifitas mutu. Wewenang manajemen adalah memutuskan produk yang baik
dapat dikirim atau tidak. Komunikasi manajemen didalam organisasi menjadi
jelas yang bertanggungjawab terhadap mutu dan memiliki wewenang untuk
menyatakan produk yang baik dapat dikirim, atau tidak.
Klausul 5.5.2 Wakil Manajemen
Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menunjuk salah seorang
anggota manajemen untuk menjadi Management Representative (MR) yang
mempunyai tanggungjawab dan wewenang berikut :
a. Menjamin bahwa proses yang diperlukan untuk SMM telah ditetapkan,
diimplementasikan dan dipelihara.
b. Melakukan performa SMM.
c. Melaporkan kebutuhan akan peningkatan/improvement.
20
d. Menjamin promosi kepedulian terhadap persyaratan customer di seluruh
organisasi.
e. Menjalin hubungan dengan pihak luar yang terkait SMM.
Klausul 5.5.3 Komunikasi Internal
Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menetapkan mekanisme
internal antara fungsi-fungsi terkait dalam organisasi, sehingga SMM ISO
9001:2008 dapat berjalan dengan efektif.
Klausul 5.6 Tinjauan Manajemen
Klausul 5.6.1 Umum
Top Management haru meninjau SMM ISO 9001:2008 pada interval yang
direncanakan untuk memastikan kecocokan, kecukupan dan keefektifan.
Klausul 5.6.2 Input Tinjauan Manajemen
Klausul ini menyatakan bahwa input tinjauan manajemen memiliki agenda
seperti berikut :
a. Hasil audit (internal dan eksternal audit).
b. Feedback dari customer.
c. Performa proses.
d. Kesesuaian produk.
e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan.
f. Follow up hasil keputusan tinjauan manajemen sebelumnya.
g. Perubahan yang berpengaruh terhadap SMM, termasuk kebijakan mutu dan
sasaran mutu.
h. Peluang dan rekomendasi perbaikan/improvement.
Klausul 5.6.3 Output Tinjauan Manajemen
Output tinjuan manajemen berupa keputusan dan tindakan peningkatan
keefektifan dari SMM ISO 9001:2008 dan prosesnya, kebutuhan sumber daya,
21
peningkatan produk terkait dengan persyaratan customer, yaitu membuat produk
lebih tahan lama dan mempermudah proses transaksi.
Klausul 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA
Klausul 6.1 Penyedia SDM
Penyedia SDM menetapkan dan menyediakan sumber daya yang
dibutuhkan untuk menjalankan dan memelihara SMM ISO 9001:2008, terus-
menerus meningkatkan keefektifan dari SMM ISO 9001:2008, meningkatkan
kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.
Klausul 6.2 Sumber Daya Manusia
Klausul 6.2.1 Umum
Karyawan yang pekerjaannya mempengaruhi kesesuaian persyaratan produk
harus kompeten. Kompetensi meliputi pendidikan, pelatihan, kemampuan dan
pengalaman. Ukuran kompetensi ditentukan oleh masing-masing perusahaan
tergantung dari jenis usaha.
Klausul 6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
Kompetensi bukan jabatan distruktur organisasi, tetapi kompetensi
berdasarkan fungsi kerja. Langkah penyusunan matriks kompetensi adalah
identifikasi fungsi kerja dan kompetensi kerja,tentukan standar kompetensi dan
membuat matriks kompetensi. Karyawan yang memiliki kompetensi di bawah
standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan harus diberi pelatihan, maka
matriks kompetensi adalah :
a. Menetapkan kebutuhan kompetensi personil yang pekerjaannya memengaruhi
kesesuaian persyaratan produk.
b. Menyediakan pelatihan atau tindakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan
kompetensi, melakukan evaluasi keefektifan dari tindakan yang telah diambil.
c. Menjamin setiap personel peduli akan pentingnya aktifitas dan kontribusi
terhadap pencapaian sasaran mutu.
d. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman.
22
Klausul 6.3 Infrastruktur
Manajemen organisasi HARUS menetapkan, menyediakan dan memelihara
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan
produk adalah :
a. Bangunan, ruang kerja dan perlengkapan lain.
b. Peralatan Hardware maupun Software
c. Peralatan pendukung seperti transportasi, komunikasi, atau sistem informasi.
d. Penyediaan infrastruktur dapat dilakukan melalui penyewaan.
Klausul 6.4 Lingkungan Kerja
Manajemen organisasi harus menetapkan dan mengatur lingkungan kerja
yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Istilah
“lingkungan kerja” berkaitan kondisi-kondisi pekerjaan dilakukan termasuk faktor
fisik, lingkungan dan faktor lain seperti kebisingan, temperature, kelembaban,
pencahayaan, atau cuaca.
Klausul 7. REALISASI PRODUK
Klausul 7.1 Perencanaan Realisasi Produk
Merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi
produk adalah :
a. Konsisten dengan persyaratan dari proses lain SMM ISO 9001:2008.
b. Menetapkan sasaran mutu dan persyaratan produk.
c. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan penyediaan sumber daya
yang spesifik bagi produk.
d. Menetapkan sistem verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan
uji spesifik bagi produk.
e. Menetapkan kriteria produk yang baik.
f. Menetapkan record yang dibutuhkan sebagai bukti produk telah sesuai
persyaratan.
23
Klausul 7.2 Proses yang Terkait dengan Pelanggan
Klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan Produk
Penetapan persyaratan produk meliputi :
a. Persyaratan pelanggan, termasuk persyaratan untuk delivery dan post delivery.
b. Persyaratan yang tidak ditetapkan oleh customer tetapi penting untuk kegunaan
produk.
c. Persyaratan perundangan dan peraturan yang sesuai dengan produk.
d. Persyaratan tambahan yang diperlukan organisasi.
Apabila persyaratan berubah, harus ada amandemen dan personel terkait
mengetahuinya yaitu Record hasil review dan tindakan yang diambil, bila
pelanggan tidak menyediakan dokumen persyaratan, persyaratan pelanggan
dikonfirmasikan oleh perusahaan sebelum menerima order, dalam beberapa
kondisi, seperti pembelian melalui internet, formal review tidak praktis. Review
dapat dilakukan terhadap informasi produk seperti katalog atau materi iklan.
Klausul 7.2.2 Peninjauan Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan sebelum persetujuan adalah persyaratan produk
sudah jelas, perbedaan sudah diselesaikan dan perusahaan mempunyai
kemampuan memenuhi semua yang telah ditetapkan.
Klausul 7.2.3 Komunikasi Pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan mengimplementasikan sistem komunikasi
yang efektif dengan pelanggan terkait, yaitu informasi mengenai produk,
permintaan penanganan kontrak atau order, customer feedback termasuk keluhan
pelanggan, baik complain langsung, maupun complain tidak langsung. Proses
terkait dengan komunikasi pelanggan adalah proses evaluasi project baru, proses
customer claim dan proses promosi termasuk informasi melalui internet.
Klausul 7.3 Desain dan Pengembangan
Klausul 7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
Perencanaan desain dan pengembangan, yaitu :
24
a. Perubahan desain harus direview, verifikasi dan validasi.
b. Pelaksanaan review termasuk evaluasi terhadap produk terkait dan produk yang
telah dikirim.
c. Merencanakan dan mengontrol program desain.
d. Menetapkan tahapan desain.
e. Rencana review, verifikasi dan validasi design.
f. Menetapkan penanggungjawab dan wewenang dari tiap tahapan desain.
g. Menetapkan keterkaitan antara grup, sehingga komunikasi berjalan efektif.
h. Menetapkan design input.
i. Persyaratan fungsi dan performa.
j. Peraturan terkait dengan produk.
k. Input dari produk serupa.
Klausul 7.3.2 Input Desain dan Pengembangan
Input yang terkait persyaratan produk harus ditetapkan dan catatannya
dipelihara. Persyaratan-persyaratan harus lengkap, Input tersebut direview
kesesuaiannya dan tidak bertentangan satu dengan yang lain.
Klausul 7.3.3 Output Desain dan Pengembangan
Output desain harus diperiksa kesesuainnya sebelum diterbitkan. Output
desain sesuai persyaratan input desain. Berisi informasi yang jelas untuk proses
pembelian, produksi dan kebutuhan service. Penetapan karakteristik produk yang
berhubungan dengan keselamatan dan penggunaan yang tepat.
Klausul 7.3.4 Peninjauan-Ulang Desain dan Pengembangan
Melakukan review sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
mengevaluasi kemampuan desain yang memenuhi persyaratan, mengidentifikasi
problem dan rencana perbaikan.
25
Klausul 7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan untuk
menjamin output design sesuai design input.
Klausul 7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
Validasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan untuk
menjamin produk dapat memenuhi persyaratan aplikasi dan penggunaannya.
Validasi design harus sudah dilakukan sebelum delivery atau proses produksi.
Klausul 7.4 Pembelian
Klausul 7.4.1 Proses Pembelian
Proses pembelian meliputi tahapan :
a. Informasi pembelian harus jelas.
b. Memilih supplier atas dasar kemampuan memenuhi persyaratan persyaratan,
melakukan evaluasi dan re-evaluasi.
c. Kriteria harus ditetapkan.
d. Menjamin produk yang dibeli sesuai spesifikasi.
e. Jenis dan system kontrol supplier tergantung dari efek dari barang, atau jasa
terhadap proses produksi diperusahaan.
Klausul 7.4.2 Informasi Pembelian
Organisasi menjamin data lengkap sebelum dikomunikasikan ke pemasok
(supplier), meninjau ulang persyaratan approval produk, proses dan peralatan,
serta persyaratan kualifikasi personal. Persyaratan SMM dalam verifikasi produk
adalah bila perusahaan atau customer perusahaan ingin melakukan pemeriksaan,
maka harus menjelaskan tujuan dan metode pemeriksaannya
Klausul 7.5 Penyediaan Produk dan Jasa
Klausul 7.5.1 Pengendalian Ketentuan Produksi dan Jasa
Pengendalian ketentuan produksi dan jasa adalah inti dari aktifitas produk
dan jasa disediakan dalam kondisi terkendali, yaitu informasi produk jelas,
instruksi kerja tersedia sesuai kebutuhan, ketersediaan peralatan yang sesuai,
26
ketersediaan dan penggunaan alat ukur serta monitor. Pelaksanaan monitor dan
pengukuran, pelaksanaan kegiatan pelepasan produk, pengiriman dan aktifitas
setelah pengiriman.
Klausul 7.5.2 Validasi Ketentuan Proses Produksi dan Jasa
Hasil produksi tidak dapat diperiksa alat ukur, atau alat monitor yang
tersedia sebagai konsekuensi bila kerusakan diketahui setelah produk digunakan,
atau pelayanan telah diberikan, perusahaan melakukan validasi terhadap proses
produksi, atau jasa.
Klausul 7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur (Traceability)
Identifikasi status produk dalam realisasi produk adalah :
a. Identifikasi produk untuk menghindari kesalahan pengambilan part, jenis
produk, atau service.
b. Mampu telusur dimana produk, atau service dikeluarkan atau diterima.
c. Memelihara catatan.
d. Mengetahui sumber bahan baku, pemeriksaan status/uji, personel, proses dan
catatan mutu.
Klausul 7.5.4 Barang Milik Pelanggan
Organisasi harus melakukan hal-hal berikut :
a. Identifikasi, verifikasi, pengamanan dan memelihara barang milik pelanggan.
b. Kehilangan, rusak atau tidak layak pakai harus dicatat dan dilaporkan ke
pelanggan dan menyimpan catatan tersebut.
c. Meliputi Hardware, Software, data pelanggan dan informasi.
d. Contoh barang milik pelanggan adalah komponen, peralatan, material kemas
dan informasi.
Klausul 7.5.5 Pemeliharaan Produk
Pemeliharaan produk adalah memastikan produk tidak mengalami
penurunan mutu selama proses pengerjaan di internal dan pengiriman sampai ke
tujuan yang telah ditetapkan. Pemeliharaan termasuk identifikasi, handling,
27
pengepakan, penyimpanan dan pengamanan. Jangkauan perawatan termasuk part,
atau produk terkait.
Klausul 7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran meliputi :
a. Peralatan pengujian dan pengukuran tetap akurat.
b. Kalibrasi dan pengaturan secara periodik dan sebelum digunakan.
c. Pengamanan dari proses pengaturan (segel).
d. Pengamanan dari kerusakan dan penurunan mutu selama proses penanganan
dan penyimpanan.
e. Re-assesment dilakukan pada produk jika ditemukan hasil kalibrasi tidak sesuai.
f. Identifikasi hasil kalibrasi.
g. Catatan hasil kalibrasi harus disimpan.
Klausul 8. PENGUKURAN, ANALISIS dan PENINGKATAN
Klausul 8.1 Umum
Merencanakan dan mengimplementasikan sistem pemantauan, analisis dan
peningkatan proses untuk menunjukkan kesesuaian persyaratan produk
memastikan kesesuaian SMM ISO 9001:2008, meningkatkan secara
berkesinambungan keefektifan SMM ISO 9001:2008. Pemantauan, analisis dan
peningkatan menggunakan metode yang sesuai, termasuk penggunaan teknik
statistik.
Klausul 8.2 Pemantauan dan Pengukuran
Klausul 8.2.1 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan pada pemantauan dan pengukuran adalah :
a. Memantau informasi terkait persepsi pelanggan terhadap perusahaan dalam
memenuhi persyaratan pelanggan.
b. Metode memperoleh dan menggunakan informasi harus ditetapkan dengan
menyebarkan angket kepuasan pelanggan, data pelanggan pada mutu produk
28
yang dikirimkan, survei opini pengguna, analisis kehilangan bisnis, pujian, hak
garansi dan laporan dealer.
Klausul 8.2.2 Internal Audit
Klausul ini menyatakan bahwa menetapkan program internal audit sesuai
interval yang telah ditentukan untuk memeriksa SMM ISO 9001:2008 dijalankan
sesuai rencana dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan. Internal
audit dipelihara dan diimplementasikan secara efektif. Schedul audit dibuat
berdasarkan status dan kepentingan area yang di audit, serta hasil audit
sebelumnya. Auditor yang digunakan harus independen dan tidak melakukan
audit areanya sendiri. Internal audit harus ada prosedur terdokumentasi dan record
audit harus dipelihara. Manajemen yang bertanggungjawab terhadap area yang
diaudit harus memastikan bahwa tindakan koreksi dan korektif terhadap
ketidaksesuaian dan penyebab ketidaksesuaian telah dilakukan tanpa penundaan.
Klausul 8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
Pemantauan dan pengukuran proses adalah menetapkan metode pengukuran
dan pemantauan proses SMM ISO 9001:2008, metode yang digunakan harus
dapat mendemonstrasikan kemampuan proses mencapai hasil yang telah
direncanakan, bila hasilnya tidak sesuai dengan rencana, maka harus ada koreksi
dan korektif sesuai kebutuhan.
Klausul 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
Pemantauan dan pengukuran produk adalah :
a. Memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memeriksa bahwa
persyaratan produk telah terpenuhi.
b. Proses pemantauan harus dilakukan pada tiap tahapan proses sesuai aturan yang
telah direncanakan.
c. Bukti kesesuaian harus disimpan.
29
Klausul 8.3 Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Pengendalian produk tidak sesuai adalah :
a. Perusahaan harus menjamin produk yang tidak sesuai, teridentifikasi, tercegah
dari penggunaan dan tercegah dari pengiriman.
b. Harus ada prosedur yang terdokumentasi, mengenai sistem kontrol terkait
dengan tanggungjawab dan wewenang untuk mengendalikan produk tidak
sesuai.
c. Penetapan disposisi produk yang tidak sesuai dengan melakukan perbaikan
untuk menghilangkan ketidaksesuaian, setelah diperbaiki harus dicek ulang.
d. Record ketidaksesuaian, tindakan yang diambil, termasuk konsesi harus
disimpan jika produk tidak sesuai terdeteksi setelah pengiriman, atau setelah
digunakan, harus diambil tindakan yang sesuai tergantung dari efek, atau
potensi efek yang terjadi.
Klausul 8.4 Analisis data
Analisa data menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis data untuk
mendemonstrasikan kesesuaian dan keefektifan SMM ISO 9001:2008, evaluasi
peluang peningkatan SMM ISO 9001:2008.
Klausul 8.5 Peningkatan
Klausul 8.5.1 Peningkatan Berkesinambungan
Perusahaan harus melakukan peningkatan keefektifan SMM ISO 9001:2008
secara berkesinambungan melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu,
hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan, tinjauan
manajemen.
Klausul 8.5.2 Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan harus termasuk review ketidaksesuaian dari customer.
Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari kesesuaian yang ditangani.
30
Klausul 8.5.3 Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan merupakan tindakan untuk mencegah potensi masalah
berubah menjadi masalah. Menentukan Penyebab ketidaksesuaian. Melakukan
tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian sehingga kasus yang
sama tidak terulang. Tindakan korektif atau pencegahan harus disesuaikan efek
ketidaksesuaian yang terjadi evaluasi efektifitas tindakan korektif atau
pencegahan untuk menjamin ketidaksesuaian tidak terulangi atau tidak terjadi.
Record hasil tindakan perbaikan harus disimpan.
2.7. Fishbone Diagram
Menurut Nasution (2004), Diagram tulang ikan (fishbone diagram), atau
diagram Ishikawa yang diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari
Jepang merupakan suatu pendekatan tersetruktur yang memungkinkan
dilakukan suatu analisis lebih rinci dalam menemukan penyebab-penyebab
suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Dalam hal ini
terdapat lima (5) faktor utama yang perlu diperhatikan untuk mengenali
(mengidentifikasi) faktor-faktor yang berpengaruh atau berakibat pada
rendahnya mutu, yaitu (1) bahan baku, (2) manusia, (3) metode, dan (4)
Mesin
Langkah-langkah dalam membuat diagram fishbone (Gambar 2) adalah :
1. Gambarkan diagram Ishikawa.
2. Identifikasi faktor-faktor apakah yang mengakibatkan dari masing-
masing faktor yang ditinjau yaitu (1) bahan baku, (2) manusia, (3)
metode dan (4) mesin. Isikan hal tersebut ke cabang masing-masing.
3. Mencari lebih rinci lagi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya
cabang yang pertama tadi.
4. Interpretasikan diagram Ishikawa tersebut.
5. Terapkan hasil-hasil dengan mengembangkan dan mengimplementasikan
tindakan korektif yang efektif serta memonitor hasil-hasil setelah
dilakukan tindakan korektif.
31
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan Melissa (2009) melakukan penelitian dengan penerapan TQM yang
diukur dengan peubah SDM, Standar, Sarana, Organisasi, Audit Internal dan
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).Organisasi memberikan kontribusi yang
besar terhadap penerapan TQM, artinya pengorganisasian yang baik
menjadikan penerapan TQM semakin efektif. Produktivitas kerja diukur
dengan peubah Kemauan kerja, Kemampuan kerja, Lingkungan kerja dan
Hubungan kerja. Kemampuan kerja memberikan kontribusi paling besar
terhadap pembentukan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan semakin
besar kemampuan kerja karyawan, maka produktivitasnya semakin
meningkat.
Arthatiani (2008) melakukan penelitian dengan menggunakan diagram
Pareto dan Proses Hirarki Analitik (PHA) pada PT. Maya Food Industries di
kota Pekalongan, mengemukakan bahwa terdapat tujuh (7) permasalahan
penting yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan TQM, yaitu job
description, kinerja quality control (QC) yang kurang maksimal, sistem
pelaksanaan pelaporan belum dijalankan dengan baik, ketersediaan bahan
baku yang tidak kontinu, sanitasi dan higienitas belum optimal, daya tawar
pemasok tinggi dan kurangnya prasarana. Untuk mengatasi masalah ini,
prioritas alternatif perbaikan yang diperoleh dengan analisis PHA
disesuaikan dengan kondisi perusahaan adalah kinerja organisasi, perbaikan
Bahan baku Manusia
Mesin
Masalah
Metode
Gambar 2. Diagram fishbone