ii tinjauan pustaka 2.1. manajemen - ipb...

29
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Menurut Herujito (2001) Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage berarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan : mengendalikan, menangani atau mengelola. Manajemen dapat dipandang sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu, artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan (kreatif). Secara umum pengertian manajemen adalah pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam ragam, misalnya berupa pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan, pelayanan sosial, olahraga, kesehatan, keilmuan, dan lain-lain. Oleh karena itu, manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia dimana terbentuk suatu kerja sama (organisasi). Menurut Terry dalam Herujito (2001), ada enam (6) sumber daya pokok dari manajemen, yaitu Men and woman, Materials, Machines, Methods, Money dan Markets. Dari semua pandangan teori para ahli mengenai unsur sumber daya manajemen menunjukan, manusia merupakan unsur manajemen yang pokok. Manusia tidak dapat disamakan dengan benda, karena mempunyai peranan, pikiran, harapan dan gagasan. Reaksi psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam, serta sukar untuk diperhitungkan secara seksama. Terdapat fungsi-fungsi dari manajemen, fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok, sehingga membentuk suatu kesatuan administratif. Menurut Allen dalam Herujito (2001), manajemen adalah suatu jenis pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan untuk memimpin, merencana, menyusun, mengawasi dan meneliti.

Upload: dohanh

Post on 13-May-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

      

 

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen

Menurut Herujito (2001) Istilah manajemen berasal dari kata kerja to

manage berarti control. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan :

mengendalikan, menangani atau mengelola. Manajemen dapat dipandang

sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu, artinya manajemen

memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada

konsep-konsep, teori, prinsip dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai

seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni

menciptakan (kreatif). Secara umum pengertian manajemen adalah

pengelolaan pekerjaan itu terdiri dari bermacam ragam, misalnya berupa

pengelolaan industri, pemerintahan, pendidikan, pelayanan sosial, olahraga,

kesehatan, keilmuan, dan lain-lain.

Oleh karena itu, manajemen ada dalam setiap aspek kehidupan manusia

dimana terbentuk suatu kerja sama (organisasi). Menurut Terry dalam

Herujito (2001), ada enam (6) sumber daya pokok dari manajemen, yaitu

Men and woman, Materials, Machines, Methods, Money dan Markets. Dari

semua pandangan teori para ahli mengenai unsur sumber daya manajemen

menunjukan, manusia merupakan unsur manajemen yang pokok. Manusia

tidak dapat disamakan dengan benda, karena mempunyai peranan, pikiran,

harapan dan gagasan. Reaksi psikisnya terhadap keadaan sekeliling dapat

menimbulkan pengaruh yang lebih jauh dan mendalam, serta sukar untuk

diperhitungkan secara seksama. Terdapat fungsi-fungsi dari manajemen,

fungsi dalam hal ini adalah sejumlah kegiatan yang meliputi berbagai jenis

pekerjaan yang dapat digolongkan dalam satu kelompok, sehingga

membentuk suatu kesatuan administratif.

Menurut Allen dalam Herujito (2001), manajemen adalah suatu jenis

pekerjaan khusus yang menghendaki usaha mental dan fisik yang diperlukan

untuk memimpin, merencana, menyusun, mengawasi dan meneliti.

5  

 

Menurut Allen pekerjaan manajer itu mencakup empat (4) fungsi, yaitu:

1. Memimpin (leading)

2. Merencana (planning)

3. Menyusun (organizing)

4. Mengawasi dan meneliti (controlling), yaitu menentukan dengan langkah

– langkah yang lebih baik.

Setiap manajer, atau pimpinan harus menjalankan keempat (4) fungsi

tersebut di dalam organisasi, sehingga hasilnya merupakan suatu

keseluruhan yang sistematik

2.2. Manajemen Produksi dan Operasi

    Menurut Assauri (2008) Manajemen produksi dan Operasi merupakan

kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-

sumber daya yang berupa sumber daya manusia (SDM), sumber daya alat

dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk

menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang dan jasa.

Menurut Handoko (2000), Manajemen produksi dan operasi merupakan

usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber

daya (faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan

mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga

kerja menjadi berbagai produk atau jasa.

Manajemen produksi operasi dapat juga didefinisikan sebagai

pelaksanaan kegiatan-kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan,

perancangan, pembaharuan, pengoperasian dan pengawasan sistem-sistem

produktif. Kegiatan-kegiatan ini secara ringkas dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Pemilihan : Keputusan strategik yang menyangkut pemilihan proses

melalui mana berbagai barang, atau jasa akan diproduksi,

atau sediakan.

2. Perancangan : Keputusan-keputusan taktikal yang menyangkut kreasi

metode-metode pelaksanaan suatu operasi produktif.

6  

 

3. Pengoperasian : Keputusan-keputusan perencanaan tingkat keluaran

jangka panajng atau dasar forecast permintaan dan

keputusan-keputusan penjadwalan pekerjaan dan

pengalokasian karyawan jangka pendek.

4.Pengawasan : Prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan

tindakan korektif dalam operasi-operasi produksi barang

dan jasa.

5. Pembaharuan : Implementasi perbaikan-perbaikan yang diperlukan

dalam sistem produktif berdasarkan perubahan-

perubahan permintaan, tujuan-tujuan organisasional,

teknologi dan manajemen.

Lima (5) kegiatan-kegiatan manajerial tersebut dapat dibedakan lebih

lanjut atas dasar fekuensi relatif terjadinya dan kegiatan-kegiatan pemilihan,

perancangan dan pembaharuan pada umumnya terjadi dengan frekuensi

lebih jarang daripada kegiatan-kegiatan pengoperasian kegiatan-kegiatan

periodik, atau kelompok pertama dan terus menerus (continual) untuk

kelompok lainnya.

Menurut Assauri (2008) pembahasan dalam pengoperasian sistem

produksi dan operasi akan mencakup :

1. Penyusunan rencana produksi dan operasi

Kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai

dengan penyusunan rencana produksi dan operasi. Dalam rencana

produksi dan operasi harus tercakup penetapan target produksi.

2. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan

Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh

kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi

produksi dan operasi tersebut.

7  

 

3. Pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan

Mesin atau peralatan digunakan dalam proses produksi dan operasi yang

harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga

dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan, atau perawatan.

4. Pengendalian Mutu

Terjaminnya hasil, atau keluaran dari proses produksi dan operasi

menentukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan

operasi. Dalam rangka ini perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu.

5. Manajemen SDM

Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh

kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja, atau SDM

2.3. Pengertian TQM

Menurut Nasution (2004), Total Quality Management (TQM) merupakan

suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus

atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan. TQM merupakan

suatu falsafah manajemen komprehensif dan sekaligus alat (tool kit) untuk

implementasinya. Gasperz (2003) menyatakan bahwa TQM merupakan

pendekatan Manajemen sistematik yang berorientasi pada organisasi,

pelanggan dan pasar melalui kombinasi menciptakan peningkatan secara

nyata dalam mutu, produktifitas manajemen merupakan antara pencarian

fakta praktis dan penyelesaian masalah, guna menciptakan peningkatan

secara nyata dalam mutu, produktifitas dan kinerja lain dari organisasi.

Esensi TQM merupakan integrasi dari semua fungsi dan proses dalam

organisasi untuk mendapatkan perbaikan mutu produk dan jasa secara

berkelanjutan (continuous improvement). Dalam hal ini terdapat empat (4)

prinsip utama dalam TQM, yaitu:

1. Kepuasan Pelanggan

Dalam TQM konsep mengenai mutu dan pelanggan diperluas. Mutu

tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu,

tetapi ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan

untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di dalamnya

8  

 

harga,keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas

perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.

2. Respek terhadap setiap orang

Dalam perusahaan yang mutunya tergolong kelas dunia, setiap

karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan

kreativitas khas. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya

organisasi yang paling bernilai.

3. Manajemen berdasarkan fakta

Perusahaan harus berdasarkan data dalam menunjukkan fakta, bukan

berdasarkan perasaan (feeling). Ada dua (2) konsep pokok yang berkaitan

dengan hal ini. Pertama, prioritas yakni suatu konsep bahwa perbaikan

tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan

mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu dengan

menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat

memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua, variasi

kinerja manusia.

4. Perbaikan berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses

sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan.

Siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyse) yang terdiri atas langkah-

langkah perencanaan dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil

yang diperoleh.

Juran dalam Muhandri dan Kadarisman (2008) mengemukakan

bahwa TQM dapat diimplementasikan apabila mengikuti tiga (3) proses

manajerial, yaitu (1) perencanaan mutu, (2) pengendalian mutu dan (3)

peningkatan/perbaikan mutu. Proses yang dikembangkan Juran ini

dikenal dengan istilah “Trilogi Juran”. Kegiatan dari masing-masing

proses tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

9  

 

Tabel 2. Tiga proses umum manajemen mutu

Perencanaan Mutu Pengendalian Mutu

Peningkatan Mutu

- Menetapkan tujuan mutu

- Mengidentifikasi pelanggan

- Menentukan kebutuhan pelanggan

- Membangun keistimewaan

produkyang direspon

- Mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk

- Menetapkan pengendalian

proses; menerjemahkan rencana ke kegiatan operasional

- Mengevaluasi kinerja aktual

- Membandingkan kinerja aktual

- Bertindak menangani perbedaan

- Menguji kebutuhan

- Menetapkan infrastruktur

- Mengidentifikasi proyek peningkatan mutu

- Menetapkan tim proyek

- Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan dan motivasi untuk mendiagnosis penyebab dan upaya untuk mengatasinya

- Menetapkan

pengendalian agar tetap pada jalurnya

Sumber : Muhandri dan Kadarisman (2008)

Menurut Ibrahim dalam Arthatiani (2008), konsep dasar TQM

memuat prinsip-prinsip dasar yang pada akhirnya akan menentukan berhasil

atau gagalnya penerapan TQM, oleh karena itu prinsip-prinsip dasar dari

TQM sangat berperan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip tersebut

adalah :

1. Komitmen Manajemen

Manajemen sebagai penanggungjawab dalam bidang kepemimpinan

yang bertugas sebagai penunjuk dan pemberi semangat bagi perusahaan,

karena keberadaannya sangat didukung dalam penerapan TQM, agar

terlaksana dengan baik.

2. Perbaikan Mutu dan Sistem Secara Berkesinambungan

Mutu sebagai hal yang penting dalam produksi harus terus dilakukan

perbaikan secara terus menerus. Hal ini tidak hanya dilakukan pada akhir

10  

 

proses saja, tetapi juga harus dilakukan dari awal proses sehingga produk

yang dihasilkan tidak memiliki cacat.

3. Perspektif Jangka Panjang

Waktu yang singkat tidak hanya dapat menunjukkan keberhasilan

ataupun kegagalan dari penerapan TQM, tetapi butuh waktu yang

panjang.

4. Fokus Pada Pelanggan

Perbaikan yang dilakukan secara terus menerus diharapkan akan dapat

menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan konsumen.

5. Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan akan menanamkan

rasa loyalitas karyawan terhadap perusahaan dan timbul rasa memiliki

dari karyawan tersebut terhadap perusahaan. Cara untuk meningkatkan

keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah

memberikan pelatihan serta kompensasi tidak hanya dalam bentuk uang,

tetapi pujian dan penghargaan, agar apa yang dilakukan dihargai

perusahaan.

6. Kerjasama Tim

Kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam TQM, sehingga produk X tidak

hanya dilakukan oleh Departemen X melainkan tanggungjawab semua

departemen.

Menurut Ibrahim dalam Arthatiani (2008), unsur-unsur dari TQM

yang mempengaruhi pelaksanaan TQM adalah :

1. SDM

Pihak-pihak yang berhubungan dengan dengan kegiatan perusahaan.

2. Standar

Spesifikasi produk yang dihasilkan dan acuan dalam menjalankan semua

kegiatan untuk menghasilkan produk sesuai yang diinginkan perusahaan.

11  

 

3. Sarana

Peralatan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan pengendalian

mutu.

4. Audit Internal

Kegiatan pengendalian berkala untuk mengidentifikasi penyimpangan

terhadap standar.

2.4. Manfaat Penerapan TQM

Menurut Muhandri dan Kadarisman (2008). Perusahaan yang

menghasilkan mutu produk yang lebih baik dan mampu memberikan

jaminan kepada konsumen, akan mendapatkan citra positif dari konsumen.

Selanjutnya, posisi persaingan semakin baik, pemasaran semakin luas,

bahkan sampai ke posisi ekspor. Harga produk dapat lebih ditingkatkan,

sehingga keuntungan yang diperoleh menjadi lebih besar.

Menurut Hardjosoedarmo (2004), penerapan TQM akan memberikan

dampak yang positif bagi karyawan, yaitu :

1. Karyawan akan menjadi lebih loyal kepada organisasinya dan

menganggap bahwa keberhasilan organisasi identik dengan keberhasilan

pribadi.

2. Karyawan akan menunjukkan pekerjaan mutu, karena percaya akan mutu,

sehingga organisasi tidak lagi terlalu bertumpu pada struktur untuk

menciptakan tatalaku mutu.

3. Karyawan akan mengorganisasikan dirinya secara sukarela untuk

melakukan perbaikan proses tanpa campur tangan, tekanan, ataupun

dorongan manajemen.

4. Karyawan baru, terlepas dari latar belakang dan orientasinya, dengan

mudah akan menyesuaikan diri pada budaya mutu yang telah terbentuk

dalam organisasi, sehingga pergantian, absensi dan unjukrasa dapat

dikurangi, bahkan ditiadakan.

Menurut Tjiptono dan Diana (2003) ada empat (4) perbedaan pokok

antara TQM dengan metode manajemen lainnya, yaitu :

12  

 

Pertama, dasar teoritis dari TQM adalah statistika. Inti dari TQM

adalah pengendalian proses statistikal yang didasarkan pada penarikan

contoh (sampling) dan analisis varians (ragam)

Kedua, sumber inovasinya. Inovasi TQM sebagian besar dihasilkan

para pionir yang pada umumnya adalah insinyur teknik industri dan ahli

fisika yang bekerja di sektor industri dan pemerintah.

Ketiga, asal Negara kelahirannya. Sebaliknya TQM semula berasal

dari Amerika serikat, kemudian lebih banyak dikembangkan di Jepang dan

kemudian berkembang ke Amerika Utara dan Eropa. Jadi TQM

mengintegrasikan keterampilan teknikal dan anlisis dari Amerika, keahlian

imlementasi dan pengorganisasian Jepang, serta tradisi keahlian dan

integritas dari Eropa dan Asia.

Keempat, proses diseminasi atau penyebaran. Penyebaran sebagian

besar manajemen modern bersifat hirarkis dan top-down. Yang

mempelopori biasanya adalah perusahaan-perusahaan raksasa seperti

General Electric, IBM dan General Motors. Sedangkan gerakan perbaikan

kualitas merupakan proses bottom up, yang dipelopori perusahaan-

perusahaan kecil. Dalam implementasi TQM, penggerak utamanya tidaklah

selalu Chief Executive Officer (CEO), tetapi seringkali malah manajer

departemen, atau manajer divisi.

13  

 

Penerapan TQM di perusahaan akan memberikan dampak positif bagi

perusahaan (Gambar 1) maupun karyawannya. Dengan menerapkan TQM, maka

manfaat yang diperoleh perusahaan dapat dilihat dari dua (2) sisi, yaitu dari

perbaikan dari posisi persaingan dan pengurangan cacat produk yang dihasilkan.

Jika produk cacat dapat diminimumkan, maka biaya mutu (produk gagal,

pekerjaan ulang, pemeriksaan dan pengembalian dari konsumen) akan

berkurang, dan lebih jauh lagi mengurangi total biaya produksi. Perusahaan yang

menghasilkan mutu produk yang lebih baik dan mampu memberikan jaminan

kepada konsumen, akan mendapatkan citra positif dari konsumen. Selanjutnya,

posisi persaingan semakin baik, pemasaran semakin luas, bahkan sampai ke

posisi ekspor. Harga produk dapat lebih ditingkatkan, sehingga keuntungan yang

diperoleh menjadi lebih besar (Muhandri dan Kadarisman, 2008).

Perbaikan Mutu

Peningkatan

Penghasilan

Peningkatan Pangsa

Pasar

Perbaikan Posisi

Persaingan

Peningkatan

Produk bebas cacat

Harga lebih Tinggi

Penurunan Biaya

Produksi

Peningkatan Laba

Perusahaan

Gambar 1. Manfaat penerapan TQM bagi perusahaan (Muhandri dan Kadarisman, 2008)

14  

 

2.5. Produktivitas

Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007), input terdiri dari

manajemen, tenaga kerja, biaya produksi, peralatan dan waktu. Output

meliputi produksi, produk, penjualan, pendapatan, pangsa pasar dan

kerusakan produk. Dalam perspektif normatif, pengertian produktivitas

adalah jika hari ini karyawan lebih baik daripada kemarin dan hari esok

lebih baik daripada sekarang.

Nasution (2004) mengemukakan bahwa individu yang produktif

memiliki karakteristik berikut :

1. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan

cara penyelesaian tugas yang lebih baik lagi.

2. Selalu memberi saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.

3. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.

4. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.

5. Bersikap positif terhadap pekerjaannya.

6. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana

menjadi seorang pemimpin yang baik.

7. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam.

8. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.

9. Bersedia mendengar ide-ide orang lain yang lebih baik.

10. Hubungan antarpribadi dengan semua tingkatan dalam organisasi

berlangsung dengan baik.

11. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-

biaya.

12. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik (tidak banyak absen dalam

pekerjaannya).

13. Sering melampui standar yang telah ditetapkan.

14. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat.

15. Tidak selalu mengeluh dalam bekerja.

Menurut Simanjuntak (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :

15  

 

1. Mutu dan kemampuan fisik pekerja yang dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan

fisik pekerja bersangkutan.

2. Sarana pendukung kerja mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan

tenaga kerja. Lingkungan kerja termasuk teknologi dan cara produksi,

sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan

kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan itu sendiri, sedangkan

kesejahteraan tenaga kerja tercermin dalam sistem pengupahan dan

jaminan sosial serta jaminan kelangsungan kerja.

3. Supra sarana, meliputi kebutuhan pemerintah, hubungan industrial dan

kemampuan dalam mencapai sistem kerja optimal.

2.6. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

    Menurut Tjiptono dan Diana (2003), salah satu kunci sukses agar dapat

bersaing di pasar global adalah kemampuan untuk memenuhi atau melampaui

standar-standar yang berlaku.Salah satu standar yang paling penting adalah

ISO 9000, yang dihasilkan Internasional Organization for Standarization di

Jenewa, Swiss. ISO 9000 adalah sekumpulan standar sistem mutu universal

yang memberikan kerangka yang sama bagi jaminan mutu yang dapat

digunakan di seluruh dunia. Tujuan utama dari ISO 9000 adalah :

1. Organisasi harus mencapai dan mempertahankan mutu produk, atau jasa

yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan, agar memenuhi

kebutuhan para pembeli

2. Organisasi harus memberikan keyakinan terhadap pihak manajemennya

sendiri bahwa mutu yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat

dipertahankan.

3. Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa

kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk, atau

jasa yang dijual

ISO 9001 adalah Standar yang paling komprehensif dan digunakan

untuk menjamin mutu pada tahap perancangan dan pengembangan,

16  

 

produksi, instalasi dan pelayanan jasa. Standar ini digunakan khususnya

oleh perusahaan manufaktur yang merancang produk dan membuatnya

sendiri. Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk

penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Perbedaan antara versi 2000 dengan

2008 secara nyata lebih menekankan pada efektivitas proses yang

dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan

harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008

menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan

harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi

dalam organisasi (Setyawan, 2010).

Persyaratan dari SMM ISO 9001:2008

Syukur (2010) menjelaskan sembilan (9) klausul yang penting dalam ISO

9001:2008, yaitu (1) ruang lingkup, (2) referensi normatif, (3) istilah dan definisi,

(4) Sistem Manajemen Mutu (SMM), (5) tanggungjawab manajemen, (6)

manajemen sumber daya, (7) realisasi produk, (8) pengukuran analisa dan

peningkatan.

Klausul 1. RUANG LINGKUP

Klausul 1.1 Umum

Organisasi apapun mendemonstrasikan kemampuannya secara konsisten

untuk menghasilkan produk memenuhi persyaratan pelanggan, peraturan dan

perundangan (statutory dan regulatory). Meningkatkan kepuasan pelanggan

melalui aplikasi yang efektif dari SMM, perbaikan terus menerus melalui

perbaikan proses dan menjamin kesesuaian persyaratan pelanggan dan peraturan

perundangan.

Klausul 2. REFERENSI NORMATIF

Klausul ini hanya memuat landasan/dasar-dasar dari SMM ISO 9001:2008.

Klausul 3. ISTILAH DAN DEFINISI

Klausul ini memuat istilah dan definisi yang berlaku pada ISO 9001:2008.

Istilah “produk” yang muncul dalam teks standar internasional ini juga berarti

“jasa”, istilah dan definisi sesuai ISO 9001. Penjelasan tentang pelanggan,

17  

 

organisasi, supplier dihilangkan. ISO 9001 menganggap bahwa “produk” juga

termasuk perangkat keras, perangkat lunak, jasa dan material yang digunakan

pada proses.

Klausul 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU

Klausul 4.1 Persyaratan Umum

Klausul ini menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan, memelihara

dan secara terus-menerus meningkatkan SMM ISO 9001:2008, perusahaan harus

menentukan proses, menetapkan urutan dan interaksi dari proses. Menetapkan

kriteria dan metode, sehingga proses bisa berjalan efektif, memantau, mengukur

bila memungkinkan dan menganalisa proses-proses tersebut dan melaksanakan

tindakan untuk mencapai hasil yang telah direncanakan, serta terus-menerus

meningkatkan efektifitas proses.

Klausul 4.2 Persyaratan Dokumentasi

Klausul 4.2.1 Umum

SMM ISO 9001:2008 membutuhkan dokumentasi. Dokumen mencakup

kebijakan mutu, manual mutu, proses terdokumentasi (prosedur di ISO 9001).

Sistem dokumentasi ditentukan berdasarkan ukuran dan tipe organisasi, kerumitan

dan interaksi dari rangkaian proses dan kompetensi personil.

Klausul 4.2.2 Pedoman Mutu

Isi pedoman mutu adalah ruang lingkup dari SMM ISO 9001:2008,

termasuk pengecualiannya. Apabila persyaratan dari standar ini tidak dapat

diterapkan karena sifat sebuah organisasi atau produknya, maka ini dapat

dipertimbangkan untuk dikecualikan. Apabila ada pengecualian, tuntutan

kesesuaian standar ini tidak diterima, kecuali jika pengecualian tersebut tidak

mempengaruhi kemampuan, atau tanggungjawab organisasi dalam menyediakan

produk yang memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.

Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen

Dokumen eksternal yang ditentukan teridentifikasi perubahan dan status

terkini dari dokumen teridentifikasi jelas harus ada approval dokumen sebelum

18  

 

digunakan, yaitu dokumen tersedia di tempat, dapat terbaca dan teridentifikasi

untuk mencegah penggunaan dokumen yang sudah tidak terpakai, jika ingin

disimpan harus ada identifikasi yang jelas, yang menyatakan dokumen sudah

tidak terpakai, melakukan review, update dan re-approve dokumen.

Klausul 4.2.4 Pengendalian Rekaman

Klausul ini menyatakan bahwa record harus disimpan sebagai bukti

kesesuaian, sesuai ketentuan record tidak boleh hilang, rusak dan bisa diperoleh

kembali sistem pemusnahan record harus diatur. Dokumen yang terkait dengan

pengendalian rekaman adalah dokumen softcopy yang tidak tersambung dalam

jaringan (server) misalnya data di laptop, atau data di software mesin. Lokasi

penyimpanan backup server berada di gedung yang sama (hilang/rusaknya semua

data ketika terjadi kebakaran).

Klausul 5. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN

Klausul 5.1 Komitmen Manajemen

Demonstrasi komitmen manajemen, yaitu mengkomunikasikan pentingnya

memenuhi permintaan costumer dan peraturan terkait, penetapan kebijakan dan

sasaran mutu, mengadakan tinjauan manajemen, penyediaan sumber daya yang

diperlukan seperti SDM, infrastruktur, serta alat bantu kerja.

Klausul 5.2 Fokus kepada Pelanggan

Persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan tujuan untuk

memenuhi persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan yang tertulis adalah

tanggal pengiriman, harga, persyaratan teknis dan non teknis lain yang tercantum

dalam kontrak.

Klausul 5.3 Kebijakan Mutu

Kebijakan mutu sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu adanya misi

perusahaan yang menjadikan perusahaan klien untuk lebih kompetitif dan

memiliki sistem efektif dalam menghadapi persaingan global. Mengandung

komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus menerus meningkatkan

keefektifan dari SMM. Dikomunikasikan dan dimengerti oleh seluruh organisasi.

19  

 

Direview untuk melihat kesesuaiannya sebagai suatu kerangka kerja untuk

menetapkan dan mereview sasaran mutu.

Klausul 5.4 Perencanaan

Klausul 5.4.1 Sasaran Mutu

Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan kebijakan mutu, sasaran

mutu merupakan bagian dari business plan, atau target sasaran mutu perusahaan.

Ditetapkan departemen penanggungjawab terhadap sasaran perusahaan,

menetapkan sasaran perusahaan kemudian dijabarkan ke sasaran divisi dan

sasaran departemen.

Klausul 5.4.2 Perencanaan SMM

Integritas sistem manajemen mutu dipelihara ketika perubahan SMM

direncanakan dan diimplementasikan. Perubahan struktur organisasi, peningkatan

volume bisnis yang cukup besar dan penggantian lokasi proses.

Klausul 5.5 Tanggungjawab, wewenang dan komunikasi

Klausul 5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang

Tanggungjawab manajemen adalah membuat dan mengembangkan sistem

kontrol, sehingga mutu produk terjamin, melakukan kontrol terhadap seluruh

aktifitas mutu. Wewenang manajemen adalah memutuskan produk yang baik

dapat dikirim atau tidak. Komunikasi manajemen didalam organisasi menjadi

jelas yang bertanggungjawab terhadap mutu dan memiliki wewenang untuk

menyatakan produk yang baik dapat dikirim, atau tidak.

Klausul 5.5.2 Wakil Manajemen

Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menunjuk salah seorang

anggota manajemen untuk menjadi Management Representative (MR) yang

mempunyai tanggungjawab dan wewenang berikut :

a. Menjamin bahwa proses yang diperlukan untuk SMM telah ditetapkan,

diimplementasikan dan dipelihara.

b. Melakukan performa SMM.

c. Melaporkan kebutuhan akan peningkatan/improvement.

20  

 

d. Menjamin promosi kepedulian terhadap persyaratan customer di seluruh

organisasi.

e. Menjalin hubungan dengan pihak luar yang terkait SMM.

Klausul 5.5.3 Komunikasi Internal

Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menetapkan mekanisme

internal antara fungsi-fungsi terkait dalam organisasi, sehingga SMM ISO

9001:2008 dapat berjalan dengan efektif.

Klausul 5.6 Tinjauan Manajemen

Klausul 5.6.1 Umum

Top Management haru meninjau SMM ISO 9001:2008 pada interval yang

direncanakan untuk memastikan kecocokan, kecukupan dan keefektifan.

Klausul 5.6.2 Input Tinjauan Manajemen

Klausul ini menyatakan bahwa input tinjauan manajemen memiliki agenda

seperti berikut :

a. Hasil audit (internal dan eksternal audit).

b. Feedback dari customer.

c. Performa proses.

d. Kesesuaian produk.

e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan.

f. Follow up hasil keputusan tinjauan manajemen sebelumnya.

g. Perubahan yang berpengaruh terhadap SMM, termasuk kebijakan mutu dan

sasaran mutu.

h. Peluang dan rekomendasi perbaikan/improvement.

Klausul 5.6.3 Output Tinjauan Manajemen

Output tinjuan manajemen berupa keputusan dan tindakan peningkatan

keefektifan dari SMM ISO 9001:2008 dan prosesnya, kebutuhan sumber daya,

21  

 

peningkatan produk terkait dengan persyaratan customer, yaitu membuat produk

lebih tahan lama dan mempermudah proses transaksi.

Klausul 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA

Klausul 6.1 Penyedia SDM

Penyedia SDM menetapkan dan menyediakan sumber daya yang

dibutuhkan untuk menjalankan dan memelihara SMM ISO 9001:2008, terus-

menerus meningkatkan keefektifan dari SMM ISO 9001:2008, meningkatkan

kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.

Klausul 6.2 Sumber Daya Manusia

Klausul 6.2.1 Umum

Karyawan yang pekerjaannya mempengaruhi kesesuaian persyaratan produk

harus kompeten. Kompetensi meliputi pendidikan, pelatihan, kemampuan dan

pengalaman. Ukuran kompetensi ditentukan oleh masing-masing perusahaan

tergantung dari jenis usaha.

Klausul 6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran

Kompetensi bukan jabatan distruktur organisasi, tetapi kompetensi

berdasarkan fungsi kerja. Langkah penyusunan matriks kompetensi adalah

identifikasi fungsi kerja dan kompetensi kerja,tentukan standar kompetensi dan

membuat matriks kompetensi. Karyawan yang memiliki kompetensi di bawah

standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan harus diberi pelatihan, maka

matriks kompetensi adalah :

a. Menetapkan kebutuhan kompetensi personil yang pekerjaannya memengaruhi

kesesuaian persyaratan produk.

b. Menyediakan pelatihan atau tindakan lainnya untuk memenuhi kebutuhan

kompetensi, melakukan evaluasi keefektifan dari tindakan yang telah diambil.

c. Menjamin setiap personel peduli akan pentingnya aktifitas dan kontribusi

terhadap pencapaian sasaran mutu.

d. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman.

22  

 

Klausul 6.3 Infrastruktur

Manajemen organisasi HARUS menetapkan, menyediakan dan memelihara

infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan

produk adalah :

a. Bangunan, ruang kerja dan perlengkapan lain.

b. Peralatan Hardware maupun Software

c. Peralatan pendukung seperti transportasi, komunikasi, atau sistem informasi.

d. Penyediaan infrastruktur dapat dilakukan melalui penyewaan.

Klausul 6.4 Lingkungan Kerja

Manajemen organisasi harus menetapkan dan mengatur lingkungan kerja

yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Istilah

“lingkungan kerja” berkaitan kondisi-kondisi pekerjaan dilakukan termasuk faktor

fisik, lingkungan dan faktor lain seperti kebisingan, temperature, kelembaban,

pencahayaan, atau cuaca.

Klausul 7. REALISASI PRODUK

Klausul 7.1 Perencanaan Realisasi Produk

Merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi

produk adalah :

a. Konsisten dengan persyaratan dari proses lain SMM ISO 9001:2008.

b. Menetapkan sasaran mutu dan persyaratan produk.

c. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan penyediaan sumber daya

yang spesifik bagi produk.

d. Menetapkan sistem verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran, inspeksi dan

uji spesifik bagi produk.

e. Menetapkan kriteria produk yang baik.

f. Menetapkan record yang dibutuhkan sebagai bukti produk telah sesuai

persyaratan.

23  

 

Klausul 7.2 Proses yang Terkait dengan Pelanggan

Klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan Produk

Penetapan persyaratan produk meliputi :

a. Persyaratan pelanggan, termasuk persyaratan untuk delivery dan post delivery.

b. Persyaratan yang tidak ditetapkan oleh customer tetapi penting untuk kegunaan

produk.

c. Persyaratan perundangan dan peraturan yang sesuai dengan produk.

d. Persyaratan tambahan yang diperlukan organisasi.

Apabila persyaratan berubah, harus ada amandemen dan personel terkait

mengetahuinya yaitu Record hasil review dan tindakan yang diambil, bila

pelanggan tidak menyediakan dokumen persyaratan, persyaratan pelanggan

dikonfirmasikan oleh perusahaan sebelum menerima order, dalam beberapa

kondisi, seperti pembelian melalui internet, formal review tidak praktis. Review

dapat dilakukan terhadap informasi produk seperti katalog atau materi iklan.

Klausul 7.2.2 Peninjauan Kemampuan Perusahaan

Kemampuan perusahaan sebelum persetujuan adalah persyaratan produk

sudah jelas, perbedaan sudah diselesaikan dan perusahaan mempunyai

kemampuan memenuhi semua yang telah ditetapkan.

Klausul 7.2.3 Komunikasi Pelanggan

Organisasi harus menetapkan dan mengimplementasikan sistem komunikasi

yang efektif dengan pelanggan terkait, yaitu informasi mengenai produk,

permintaan penanganan kontrak atau order, customer feedback termasuk keluhan

pelanggan, baik complain langsung, maupun complain tidak langsung. Proses

terkait dengan komunikasi pelanggan adalah proses evaluasi project baru, proses

customer claim dan proses promosi termasuk informasi melalui internet.

Klausul 7.3 Desain dan Pengembangan

Klausul 7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan

Perencanaan desain dan pengembangan, yaitu :

24  

 

a. Perubahan desain harus direview, verifikasi dan validasi.

b. Pelaksanaan review termasuk evaluasi terhadap produk terkait dan produk yang

telah dikirim.

c. Merencanakan dan mengontrol program desain.

d. Menetapkan tahapan desain.

e. Rencana review, verifikasi dan validasi design.

f. Menetapkan penanggungjawab dan wewenang dari tiap tahapan desain.

g. Menetapkan keterkaitan antara grup, sehingga komunikasi berjalan efektif.

h. Menetapkan design input.

i. Persyaratan fungsi dan performa.

j. Peraturan terkait dengan produk.

k. Input dari produk serupa.

Klausul 7.3.2 Input Desain dan Pengembangan

Input yang terkait persyaratan produk harus ditetapkan dan catatannya

dipelihara. Persyaratan-persyaratan harus lengkap, Input tersebut direview

kesesuaiannya dan tidak bertentangan satu dengan yang lain.

Klausul 7.3.3 Output Desain dan Pengembangan

Output desain harus diperiksa kesesuainnya sebelum diterbitkan. Output

desain sesuai persyaratan input desain. Berisi informasi yang jelas untuk proses

pembelian, produksi dan kebutuhan service. Penetapan karakteristik produk yang

berhubungan dengan keselamatan dan penggunaan yang tepat.

Klausul 7.3.4 Peninjauan-Ulang Desain dan Pengembangan

Melakukan review sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,

mengevaluasi kemampuan desain yang memenuhi persyaratan, mengidentifikasi

problem dan rencana perbaikan.

25  

 

Klausul 7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan

Verifikasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan untuk

menjamin output design sesuai design input.

Klausul 7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan

Validasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan untuk

menjamin produk dapat memenuhi persyaratan aplikasi dan penggunaannya.

Validasi design harus sudah dilakukan sebelum delivery atau proses produksi.

Klausul 7.4 Pembelian

Klausul 7.4.1 Proses Pembelian

Proses pembelian meliputi tahapan :

a. Informasi pembelian harus jelas.

b. Memilih supplier atas dasar kemampuan memenuhi persyaratan persyaratan,

melakukan evaluasi dan re-evaluasi.

c. Kriteria harus ditetapkan.

d. Menjamin produk yang dibeli sesuai spesifikasi.

e. Jenis dan system kontrol supplier tergantung dari efek dari barang, atau jasa

terhadap proses produksi diperusahaan.

Klausul 7.4.2 Informasi Pembelian

Organisasi menjamin data lengkap sebelum dikomunikasikan ke pemasok

(supplier), meninjau ulang persyaratan approval produk, proses dan peralatan,

serta persyaratan kualifikasi personal. Persyaratan SMM dalam verifikasi produk

adalah bila perusahaan atau customer perusahaan ingin melakukan pemeriksaan,

maka harus menjelaskan tujuan dan metode pemeriksaannya

Klausul 7.5 Penyediaan Produk dan Jasa

Klausul 7.5.1 Pengendalian Ketentuan Produksi dan Jasa

Pengendalian ketentuan produksi dan jasa adalah inti dari aktifitas produk

dan jasa disediakan dalam kondisi terkendali, yaitu informasi produk jelas,

instruksi kerja tersedia sesuai kebutuhan, ketersediaan peralatan yang sesuai,

26  

 

ketersediaan dan penggunaan alat ukur serta monitor. Pelaksanaan monitor dan

pengukuran, pelaksanaan kegiatan pelepasan produk, pengiriman dan aktifitas

setelah pengiriman.

Klausul 7.5.2 Validasi Ketentuan Proses Produksi dan Jasa

Hasil produksi tidak dapat diperiksa alat ukur, atau alat monitor yang

tersedia sebagai konsekuensi bila kerusakan diketahui setelah produk digunakan,

atau pelayanan telah diberikan, perusahaan melakukan validasi terhadap proses

produksi, atau jasa.

Klausul 7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur (Traceability)

Identifikasi status produk dalam realisasi produk adalah :

a. Identifikasi produk untuk menghindari kesalahan pengambilan part, jenis

produk, atau service.

b. Mampu telusur dimana produk, atau service dikeluarkan atau diterima.

c. Memelihara catatan.

d. Mengetahui sumber bahan baku, pemeriksaan status/uji, personel, proses dan

catatan mutu.

Klausul 7.5.4 Barang Milik Pelanggan

Organisasi harus melakukan hal-hal berikut :

a. Identifikasi, verifikasi, pengamanan dan memelihara barang milik pelanggan.

b. Kehilangan, rusak atau tidak layak pakai harus dicatat dan dilaporkan ke

pelanggan dan menyimpan catatan tersebut.

c. Meliputi Hardware, Software, data pelanggan dan informasi.

d. Contoh barang milik pelanggan adalah komponen, peralatan, material kemas

dan informasi.

Klausul 7.5.5 Pemeliharaan Produk

Pemeliharaan produk adalah memastikan produk tidak mengalami

penurunan mutu selama proses pengerjaan di internal dan pengiriman sampai ke

tujuan yang telah ditetapkan. Pemeliharaan termasuk identifikasi, handling,

27  

 

pengepakan, penyimpanan dan pengamanan. Jangkauan perawatan termasuk part,

atau produk terkait.

Klausul 7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran

Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran meliputi :

a. Peralatan pengujian dan pengukuran tetap akurat.

b. Kalibrasi dan pengaturan secara periodik dan sebelum digunakan.

c. Pengamanan dari proses pengaturan (segel).

d. Pengamanan dari kerusakan dan penurunan mutu selama proses penanganan

dan penyimpanan.

e. Re-assesment dilakukan pada produk jika ditemukan hasil kalibrasi tidak sesuai.

f. Identifikasi hasil kalibrasi.

g. Catatan hasil kalibrasi harus disimpan.

Klausul 8. PENGUKURAN, ANALISIS dan PENINGKATAN

Klausul 8.1 Umum

Merencanakan dan mengimplementasikan sistem pemantauan, analisis dan

peningkatan proses untuk menunjukkan kesesuaian persyaratan produk

memastikan kesesuaian SMM ISO 9001:2008, meningkatkan secara

berkesinambungan keefektifan SMM ISO 9001:2008. Pemantauan, analisis dan

peningkatan menggunakan metode yang sesuai, termasuk penggunaan teknik

statistik.

Klausul 8.2 Pemantauan dan Pengukuran

Klausul 8.2.1 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan pada pemantauan dan pengukuran adalah :

a. Memantau informasi terkait persepsi pelanggan terhadap perusahaan dalam

memenuhi persyaratan pelanggan.

b. Metode memperoleh dan menggunakan informasi harus ditetapkan dengan

menyebarkan angket kepuasan pelanggan, data pelanggan pada mutu produk

28  

 

yang dikirimkan, survei opini pengguna, analisis kehilangan bisnis, pujian, hak

garansi dan laporan dealer.

Klausul 8.2.2 Internal Audit

Klausul ini menyatakan bahwa menetapkan program internal audit sesuai

interval yang telah ditentukan untuk memeriksa SMM ISO 9001:2008 dijalankan

sesuai rencana dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh pelanggan. Internal

audit dipelihara dan diimplementasikan secara efektif. Schedul audit dibuat

berdasarkan status dan kepentingan area yang di audit, serta hasil audit

sebelumnya. Auditor yang digunakan harus independen dan tidak melakukan

audit areanya sendiri. Internal audit harus ada prosedur terdokumentasi dan record

audit harus dipelihara. Manajemen yang bertanggungjawab terhadap area yang

diaudit harus memastikan bahwa tindakan koreksi dan korektif terhadap

ketidaksesuaian dan penyebab ketidaksesuaian telah dilakukan tanpa penundaan.

Klausul 8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses

Pemantauan dan pengukuran proses adalah menetapkan metode pengukuran

dan pemantauan proses SMM ISO 9001:2008, metode yang digunakan harus

dapat mendemonstrasikan kemampuan proses mencapai hasil yang telah

direncanakan, bila hasilnya tidak sesuai dengan rencana, maka harus ada koreksi

dan korektif sesuai kebutuhan.

Klausul 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk

Pemantauan dan pengukuran produk adalah :

a. Memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memeriksa bahwa

persyaratan produk telah terpenuhi.

b. Proses pemantauan harus dilakukan pada tiap tahapan proses sesuai aturan yang

telah direncanakan.

c. Bukti kesesuaian harus disimpan.

29  

 

Klausul 8.3 Pengendalian Produk Tidak Sesuai

Pengendalian produk tidak sesuai adalah :

a. Perusahaan harus menjamin produk yang tidak sesuai, teridentifikasi, tercegah

dari penggunaan dan tercegah dari pengiriman.

b. Harus ada prosedur yang terdokumentasi, mengenai sistem kontrol terkait

dengan tanggungjawab dan wewenang untuk mengendalikan produk tidak

sesuai.

c. Penetapan disposisi produk yang tidak sesuai dengan melakukan perbaikan

untuk menghilangkan ketidaksesuaian, setelah diperbaiki harus dicek ulang.

d. Record ketidaksesuaian, tindakan yang diambil, termasuk konsesi harus

disimpan jika produk tidak sesuai terdeteksi setelah pengiriman, atau setelah

digunakan, harus diambil tindakan yang sesuai tergantung dari efek, atau

potensi efek yang terjadi.

Klausul 8.4 Analisis data

Analisa data menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis data untuk

mendemonstrasikan kesesuaian dan keefektifan SMM ISO 9001:2008, evaluasi

peluang peningkatan SMM ISO 9001:2008.

Klausul 8.5 Peningkatan

Klausul 8.5.1 Peningkatan Berkesinambungan

Perusahaan harus melakukan peningkatan keefektifan SMM ISO 9001:2008

secara berkesinambungan melalui penggunaan kebijakan mutu, sasaran mutu,

hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan dan pencegahan, tinjauan

manajemen.

Klausul 8.5.2 Tindakan Perbaikan

Tindakan perbaikan harus termasuk review ketidaksesuaian dari customer.

Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari kesesuaian yang ditangani.

30  

 

Klausul 8.5.3 Tindakan Pencegahan

Tindakan pencegahan merupakan tindakan untuk mencegah potensi masalah

berubah menjadi masalah. Menentukan Penyebab ketidaksesuaian. Melakukan

tindakan untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian sehingga kasus yang

sama tidak terulang. Tindakan korektif atau pencegahan harus disesuaikan efek

ketidaksesuaian yang terjadi evaluasi efektifitas tindakan korektif atau

pencegahan untuk menjamin ketidaksesuaian tidak terulangi atau tidak terjadi.

Record hasil tindakan perbaikan harus disimpan.

2.7. Fishbone Diagram

Menurut Nasution (2004), Diagram tulang ikan (fishbone diagram), atau

diagram Ishikawa yang diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari

Jepang merupakan suatu pendekatan tersetruktur yang memungkinkan

dilakukan suatu analisis lebih rinci dalam menemukan penyebab-penyebab

suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada. Dalam hal ini

terdapat lima (5) faktor utama yang perlu diperhatikan untuk mengenali

(mengidentifikasi) faktor-faktor yang berpengaruh atau berakibat pada

rendahnya mutu, yaitu (1) bahan baku, (2) manusia, (3) metode, dan (4)

Mesin

Langkah-langkah dalam membuat diagram fishbone (Gambar 2) adalah :

1. Gambarkan diagram Ishikawa.

2. Identifikasi faktor-faktor apakah yang mengakibatkan dari masing-

masing faktor yang ditinjau yaitu (1) bahan baku, (2) manusia, (3)

metode dan (4) mesin. Isikan hal tersebut ke cabang masing-masing.

3. Mencari lebih rinci lagi faktor-faktor yang menyebabkan munculnya

cabang yang pertama tadi.

4. Interpretasikan diagram Ishikawa tersebut.

5. Terapkan hasil-hasil dengan mengembangkan dan mengimplementasikan

tindakan korektif yang efektif serta memonitor hasil-hasil setelah

dilakukan tindakan korektif.

31  

 

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan Melissa (2009) melakukan penelitian dengan penerapan TQM yang

diukur dengan peubah SDM, Standar, Sarana, Organisasi, Audit Internal dan

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).Organisasi memberikan kontribusi yang

besar terhadap penerapan TQM, artinya pengorganisasian yang baik

menjadikan penerapan TQM semakin efektif. Produktivitas kerja diukur

dengan peubah Kemauan kerja, Kemampuan kerja, Lingkungan kerja dan

Hubungan kerja. Kemampuan kerja memberikan kontribusi paling besar

terhadap pembentukan produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan semakin

besar kemampuan kerja karyawan, maka produktivitasnya semakin

meningkat.

Arthatiani (2008) melakukan penelitian dengan menggunakan diagram

Pareto dan Proses Hirarki Analitik (PHA) pada PT. Maya Food Industries di

kota Pekalongan, mengemukakan bahwa terdapat tujuh (7) permasalahan

penting yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan TQM, yaitu job

description, kinerja quality control (QC) yang kurang maksimal, sistem

pelaksanaan pelaporan belum dijalankan dengan baik, ketersediaan bahan

baku yang tidak kontinu, sanitasi dan higienitas belum optimal, daya tawar

pemasok tinggi dan kurangnya prasarana. Untuk mengatasi masalah ini,

prioritas alternatif perbaikan yang diperoleh dengan analisis PHA

disesuaikan dengan kondisi perusahaan adalah kinerja organisasi, perbaikan

 Bahan baku  Manusia 

Mesin 

Masalah 

Metode 

Gambar 2. Diagram fishbone

32  

 

dan peningkatan mutu SDM, modernisasi peralatan, perbaikan sistem

administrasi dan penerapan sistem informasi manajemen (SIM).