ii. landasan teori - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/17406/15/bab 2.pdf · tari dapat...

27
II. LANDASAN TEORI Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka teori dalam penelitian ini yang meliputi teori seni tari, tari Melinting, pembelajaran dan kemampuan menari. Kerangka teori tersebut digunakan untuk mengkaji kemampuan menari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/1012. Adapun pemamparan teori-teori tersebut adalah sebagai berikut. 2.1 Seni Tari Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat (Sumandiyo, 2007:13). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan tubuh dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan, sehingga untuk menilai suatu karya seni tari digunakan tiga indikator kepenarian, yaitu indikator wiraga, indikator wirama, dan indikator wirasa (Nursantara, 2007 : 44). Pada saat menari dipandu dengan hitungan 1-8, hitungan ini sangat membantu dalam mempelajari sebuah tarian. Berikut paparan tentang pengertian tari dan jenis-jenis tari.

Upload: phamnguyet

Post on 10-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

II. LANDASAN TEORI

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, digunakan kerangka

teori dalam penelitian ini yang meliputi teori seni tari, tari Melinting, pembelajaran

dan kemampuan menari. Kerangka teori tersebut digunakan untuk mengkaji

kemampuan menari Melinting siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung

Tengah Tahun Pelajaran 2011/1012. Adapun pemamparan teori-teori tersebut adalah

sebagai berikut.

2.1 Seni Tari

Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak

terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat (Sumandiyo, 2007:13).

Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan tubuh dalam ruang

dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung

maksud-maksud tari yang dibawakan, sehingga untuk menilai suatu karya seni

tari digunakan tiga indikator kepenarian, yaitu indikator wiraga, indikator

wirama, dan indikator wirasa (Nursantara, 2007 : 44). Pada saat menari dipandu

dengan hitungan 1-8, hitungan ini sangat membantu dalam mempelajari sebuah

tarian. Berikut paparan tentang pengertian tari dan jenis-jenis tari.

9

2.1.1 Pengertian Tari

Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia.

Tari merupakan keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan

berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Tari adalah

ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk

melalui media gerak, sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan

sebagai ungkapan pencipta tarian tersebut (Hawkins: 1990:2). Tari adalah

gerak-gerak ritmis baik sebagian atau seluruh anggota tubuh yang terdiri

dari pola individu atau kelompok yang disertai oleh ekspresi atau ide

tertentu (Tim, 1996:5). Tari merupakan perpaduan pola-pola di dalam

ruang yang disusun dan dijalin menurut aturan pengisian waktu tertentu

(Junaidi, 1996:5). Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia sesuai dengan motivasi

tertentu, yang diungkapkan lewat gerak-gerak yang indah dan ritmis.

2.1.2 Jenis Tari

Tari dapat dibedakan dalam beberapa kategori pelembagaan yang

menyangkut proses pembuatan tari tersebut. Pelembagaan tari dibedakan

menjadi pelembagaan masyarakat primitif yang disebut jenis tari primitif.

Pelembagaan tari tradisional kerakyatan yang banyak berkembang di

lingkungan pedesaan disebut jenis tarian rakyat. Pelembagaan tari

tradisional yang berkembang di lingkungan istana atau keraton disebut

10

jenis tarian klasik tradisional dan pelembagaan tari yang didukung oleh

masyarakat yang pluralis dan masyarakat perkotaan disebut jenis tari kreasi

baru (Hadi, 2007:19). Tari Melinting merupakan salah satu tari tradisional

Lampung yang dikategorikan tari klasik karena tari Melinting adalah tarian

yang berkembang di lingkungan Keratuan Melinting, hanya ditarikan oleh

orang tertentu dan ditempat tertentu serta dengan syarat-syarat tertentu

(Novrida, Nurhayati, 2004:1).

2.2 Tari Melinting

Tari Melinting merupakan tarian yang terdapat di daerah kecamatan Labuhan

Maringgai, Desa Maringgai dan Wanna Lampung Timur. Daerah ini tidak jauh

dari pesisir lepas pantai perbatasan dengan laut Jawa. Adapun pemaparan tari

Melinting adalah sebagai berikut.

2.2.1 Karakteristik Tari Melinting

Tari Melinting adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari

Desa Wana Lampung Timur. Dilihat dari sejarahnya, tarian ini merupakan

tari adat tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh

Ratu Melinting, yakni Pangeran Panembahan Mas yang dipentaskan pada

saat acara Gawi Adat (Begawi). Gawi adat (Begawi) adalah upacara

pernikahan adat Lampung maupun upacara pengambilan gelar adat

Lampung (Novrida, Nurhayati, 2004:1).

11

Fungsi Tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting

dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja di tempat yang tertutup

(sessat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang.

Pementasannya pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan

Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu

Melinting.

Namun, dalam perkembangannya sekarang, tari Melinting tidak lagi mutlak

sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari

upacara, tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tari yang

berfungsi dalam penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah

Lampung serta acara-acara besar lainnya seperti acara kesenian Lampung

dan festival tari. Hal ini dimaksudkan agar tari melinting dapat dikenal oleh

semua lapisan masyarakat Lampung tanpa terkecuali sehingga tari

Melinting dapat terus lestari dan berkembang.

Sebagai contoh, pada April 2007 yang lalu, Tari Melinting dipentaskan

secara masal oleh dua puluh lima pasang penari dalam upacara penutupan

Musyabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Lampung yang

dilaksanakan di Pusat Kegiatan Olahraga Way Halim Bandar Lampung.

Selain itu, pada saat Festival Way Kambas atau Festival Krakatau serta

acara-acara lainnya tari Melinting juga ditampilkan. Hal ini berarti bahwa

tari Melinting sudah tersebar luas di Provinsi Lampung sebagai salah satu

bentuk seni pertunjukan. Setiap tarian mempunyai elemen-elemen

12

penyusun dalam penyajiannya, adapun elemen-elemen penyusun

pertunjukan tari Melinting dipaparkan di bawah ini.

2.2.2. Elemen Tari Melinting

Berikut ini digambarkan bentuk penyajian Tari Melinting. Komposisi tari

merupakan elemen-elemen yang menyusun wujud pertunjukan tari dalam

bentuk penyajian secara keseluruhan. Adapun elemen-elemen tersebut

adalah elemen gerak, iringan (musik), tata rias, busana, tempat pertunjukan,

dan properti (Soedarsono, 2001:170). Keenam elemen tari tersebut

dipaparkan di bawah ini.

2.2.2.1 Elemen gerak

Elemen gerak merupakan salah satu unsur pokok dalam tari. Gerak dalam

tari terwujud setelah anggota-anggota badan manusia yang telah terbentuk

digerakkan. Gerak merupakan substansi dari tari. Namun, tidak semua

gerak bisa disebut sebagai tari. Hanya gerak yang sudah mengalami

penggarapan, memiliki makna dan nilai estetis, yang dapat disebut sebagai

gerak tari.

Gerak tari dibedakan menjadi dua, yakni gerak literal (maknawi) dan

nonliteral. Gerak literal atau gerak maknawi adalah gerak tari yang setiap

geraknya memiliki dan mewakili perasaan penciptanya (koreografer),

sehingga setiap gerak tarian tersebut mempunyai makna tersendiri.

Selajutnya yang dimaksud dengan gerak nonliteral adalah seni gerak yang

13

mengandung pengertian movement dan motion. Jenis tarian ini hampir

sepenuhnya bersandar pada pengertian movement dan motion sebagai

wahana komunikasi. Gerak tari nonliteral tidak ada pesan-pesan khusus

pada sajiannya (Hadi, 2007:1). Evaluasi koreografi nonliteral lebih sulit

daripada mengevaluasi gerak tari literal.

Gerak dalam tari Melinting termasuk gerak-gerak literal atau maknawi

yang setiap gerakannya mempunyai maksud atau makna. Pada adegan

pembukaan, makna gerak adalah bahwa putra dan putri penyimbang

melakukan penghormatan kepada para penyimbang/tamu agung. Pada

adegan kugawo Ratu, makna gerak adalah melambangkan keperkasaan

putra putri penyimbang. Pada adegan knui melayang, keagungan dan

kelemah lembutan penyimbang, ungkapan keleluasaan

berpendapat/bersikap. Pada adegan penutup, makna gerak adalah bahwa

putra putri penyimbang memberi penghormatan pada penyimbang.

Teknik gerak menari Melinting sudah ada dalam buku yang disusun oleh

Novrida dan Nurhayati dari Taman Budaya Provinsi Lampung. Adapun

pedoman teknik gerak setiap geraknya adalah sebagai berikut.

1. Teknik Gerak Putra

Teknik gerak penari putra terbagi dalam gerak tangan dan gerak kaki.

Adapun paparan gerak tangan penari putra sebagai berikut.

a) Babar Kipas

14

Kedua tangan merapat di depan dada, kemudian diayun membuka

ke samping selebar badan sejajar dada lalu menutup kembali

(dilakukan berulang-ulang).

Gambar 1 : Penari Melinting dengan gerakan babar kipas

(Foto : Sy. Aliyah Hasan, 2012)

b) Babar Kipas Simpuh

Posisi kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) gerakan tangan

seperti nomor a (babar kipas).

15

Gambar 2 : Penari Melinting dengan gerakan babar kipas simpuh

(Foto : Indra Bulan, 2012)

c) Babar Kipas Berdiri

Posisi badan berdiri, kaki kanan diangkat tumpuan kaki kiri posisi

kedua tangan rapat di depan dada, letakkan kaki kanan angkat kaki kiri

bersamaan posisi tangan membuka ke samping, kemudian dilakukan

berulang-ulang.

d) Sukhung Sekapan

Tangan kanan dorong lurus ke depan, tangan kiri tarik ke belakang

tetap di depan dada (bisa dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk)

e) Balik Palau

Tangan kanan ke samping kanan, tangan kiri ditekuk di depan dada,

kaki kiri jinjit di samping kaki kanan. Gerakkan kedua tangan

(pergelangan) ke arah depan bersamaan kaki kiri menapak (telapak

kaki menempel lantai), ketika kaki kanan menapak posisi tangan

kembali seperti semula, begitu seterusnya.

16

f) Kenui Melayang

Kedua tangan direntangkan ke samping kanan dan kiri, putar kedua

pergelangan tangan berulang-ulang sesuai kebutuhan.

g) Nyiduk

Posisi badan jongkok tumpuan kedua kaki, tangan kanan ke depan,

tangan kiri ditarik ke belakang (tetap di depan dada) dilakukan

bergantian

h) Salaman

Posisi badan jongkok, kedua tangan lurus dan dirapatkan di depan

dada diayun ke kanan dan ke kiri (dilakukan berpasangan sesama

putra).

Gerak Kaki

Teknik gerak kaki penari putra terbagi dalam lima gerak kaki. Adapun

paparan gerak kaki penari putra sebagai berikut.

a) Suali

Posisi awal badan berdiri, langkah kaki kanan ke depan bersamaan

dorong tangan kiri ke depan, langkah kaki kiri ke depan bersamaan

dorong tangan kanan ke depan, tangan kiri ditarik ke belakang tetap di

depan dada, ulang gerakan hitungan 1 (satu), silang kaki kiri di depan

kaki kanan, gerakan tangan sama dengan hitungan 2 (dua), rapatkan

kaki kanan sejajar kaki kiri, jongkok, kedua tangan babar kipas, berdiri

perlahan tangan babar kipas.

17

b) Niti Batang

Langkahkan kaki kanan, rentangkan tangan kanan lurus ke samping

kanan, tangan kiri ditekuk di depan dada, rapatkan kaki kiri silang ke

arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil

merendah, tangan kiri lurus ke samping kiri tangan kanan ditekuk di

depan dada (biasanya dilakukan untuk perpindahan posisi).

c) Luncat Kijang

Melompat, kaki kanan ke depan diikuti kaki kiri posisi badan setengah

jongkok, posisi tangan kanan rentang lurus ke samping kanan, tangan

kiri ditekuk siku sejajar bahu.

d) Lapah Ayun

Posisi badan tegak dan naik turun (Enjot), langkah kaki kanan ke

depan, bergantian dengan kaki kiri dan seterusnya sampai dengan

hitungan delapan (dilakukan berulang-ulang).

e) Jong Sumbah

Posisi kedua kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) kedua tangan

saling dirapatkan di depan dada dengan posisi badan tegap.

2. Teknik Gerak Putri

Gerak Tangan

Teknik gerak penari putri terbagi dalam gerak tangan dan gerak kaki.

Adapun paparan gerak tangan penari putri sebagai berikut.

a) Babar Kipas

18

Kedua tangan merapat di depan dada, kemudian diayun membuka ke

samping selebar badan sejajar dada lalu menutup kembali (dilakukan

berulang-ulang).

b) Babar Kipas Simpuh : posisi kaki dilipat ke belakang diduduki

(simpuh) gerakan tangan seperti nomor a.1.1 (babar kipas).

c) Babar Kipas Berdiri

Posisi badan berdiri, kaki kanan diangkat tumpuan kaki kiri posisi

kedua tangan rapat di depan dada, letakkan kaki kanan angkat kaki kiri

bersamaan posisi tangan membuka ke samping, kemudian rangkai

gerakan-gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang.

d) Sukhung Sekapan

Tangan kanan dorong lurus ke depan, tangan kiri tarik ke belakang

tetap di depan dada (bisa dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk).

e) Timbangan

Posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan, kedua tangan lurus

ke belakang kemudian gerakkan kedua pergelangan tangan dengan

memutar kearah dalam (ukel).

f) Melayang

Posisi badan tegak ke sudut kiri kaki dirapatkan tangan kanan lurus ke

depan/sejajar perut, tangan kiri lurus ke samping kiri, pergelangan

tangan diputar kearah dalam (dilakukan dengan posisi tangan dan arah

badan bergantian).

g) Nginyau Bias

19

Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kanan, putar kedua

pergelangan tangan kearah dalam, kedua tangan pindah sejajar pinggul

kiri dengan posisi jari-jari tangan tegak, begitu seterusnya dilakukan

berulang sesuai kebutuhan.

Gerak Kaki

Teknik gerak kaki penari putri terbagi dalam empat gerak kaki. Adapun

paparan gerak kaki penari putri sebagai berikut.

a) Nginjek Tahi Manuk

Kaki kanan (ayun) ke depan dengan ujung jari kaki menyentuh lantai

(tidak menapak), kaki kanan tarik kembali kearah semula, langkah

kaki kanan ke samping kanan, lakukan gerakan dengan kaki kiri

(berlawanan).

b) Nginjak Lado

Tepukkan telapak kaki kanan ke lantai, angkat dan letakkan tumit

kearah kanan, tepukkan telapak kaki kiri kearah kanan, angkat dan

letakkan tumit kaki kiri kearah kanan, lakukan berulang-ulang

c) Lapah Ayun

Posisi badan tegak dan naik turun, langkah kaki kanan ke depan,

bergantian dengan kaki kiri (dilakukan berulang-ulang).

d) Jong Sumbah

Posisi kedua kaki dilipat ke belakang diduduki (simpuh) kedua tangan

saling dirapatkan di depan dada dengan posisi badan tegap.

20

Tabel 2.1 Paparan gerak tari Melinting beserta hitungannya dibedakan

antara gerak putra dan putri

NO RAGAM GERAK JUMLAH

HITUNGAN PUTRA PUTRI

A.

1

2

3

B.

4

5

6

7

Pembukaan

Lapah, Babar Kipas

(Masuk ke Panggung)

Lapah Ayun, Babar Kipas

Jong sembah

Sembah

Nunduk

Rebah

Berdiri dengan lutut

Babar kipas berdiri

Punggawo Ratu

Kenui melayang + Balik

palau

Balik palau

Balik palau

Sukhung sekapan

(Duduk, arah belakang)

Sukhung sekapan

(Duduk, arah depan)

Balik palau

(Berdiri)

Balik palau

Nyiduk

Salaman

Kenui melayang

Balik palau

(Berdiri)

Lapah, Babar Kipas

(Masuk ke Panggung)

Lapah Ayun, Babar Kipas

Jong sembah

Sembah

Nunduk

Rebah

Berdiri dengan lutut

Babar kipas berdiri

Timbangan

Melayang kanan, kiri

Nginyau Bias

Nginyau bias

(Kaki nginjak tahi manuk)

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Sukhung sekapan

Sukhung sekapan

Timbangan

Melayang

18x8

2x8

1x8

½x8

½x8

1x8

3x8

½x8

1x8

2x8+½x8

1x8

½x8

1x8

4x8+½x8

1x8

½x8

½x8

1x8

21

C.

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Mulei Batangan

Balik palau

(membuka)

Balik palau

Balik palau

Balik palau

Balik palau

Balik palau

Sukhung sekapan

Kenui melayang

Balik palau

Balik palau

Balik palau

Niti batang

Balik palau

Sukhung sekapan

(mendekat)

Kenui melayang

Balik palau

Balik palau

Suali

Balik palau

Balik palau

Balik palau belakang

Balik palau depan

Balik palau

Nginyau bias

(maju)

Nginyau bias

Nginyau bias

(Saling membelakangi)

Timbangan

Melayang kanan, kiri

Nginyau bias

Sukhung sekapan

Timbangan

Melayang kanan, kiri

Nginyau bias

(Bergeser sejajar)

Nginyau bias

Nginyau bias

(Searah)

Sukhung sekapan

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Nginyau bias + Nginjak

tahi manuk

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Nginyau bias

Nginyau bias

3x8+½x8

3x8

½x8

1x8

2x8+½x8

1x8+½x8

½x8

1x8

6x8+½x8

2x8

1x8+½x8

1x8+½x8

½x8

1x8

2x8+½x8

1x8+½x8

½x8

1x8

1x8

1x8

1x8+½x8

22

20

21

22

D.

23

24

25

Sukhung sekapan duduk

Kenui melayang

Balik palau belakang

Balik palau depan

Suali

Kenui melayang

Balik palau

Balik palau

Niti batang

Balik palau

Sukhung sekapan

Sukhung sekapan

Balik palau

Balik palau

Kenui Melayang

Nyiduk

Salaman

Kenui melayang

Balik palau

Balik palau

Balik palau

Balik palau

Jong sembah

Babar kipas

Sukhung sekapan

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Nginyau bias

(Nginjak tahi manuk)

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Nginyau bias

Nginyau bias

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Sukhung sekapan

Sukhung sekapan

Timbangan

Melayang

Nginyau bias

Nginyau bias

(Kaki nginjak tahi manik)

Nginyau bias

Jong sembah

Babar kipas

1x8+½x8

½x8

1x8

2x8+½x8

1x8+½x8

½x8

1x8

3x8+½x8

5x8

1x8

½x8

1x8

4x8

1x8

½x8

½x8

1x8

5x8+½x8

1x8+½x8

3x8

13x8

3x8

2.2.2.2 Elemen musik

Elemen musik atau iringan dalam sebuah tarian, tidak hanya sekadar sebagai

iringan karena musik merupakan patner yang tidak dapat ditinggalkan. Oleh

23

karena itu musik yang dipergunakan untuk mengiringi tari harus digarap

benar-benar sesuai dengan garapan tarinya. Hubungannya dengan seni tari,

pada umumnya iringan berfungsi sebagai penguat atau pembentuk suasana.

Iringan dibagi dua macam, yakni musik internal dan musik eksternal. Musik

internal adalah musik yang bersumber dari diri penari, misalnya suara yang

ditimbulkan dari tepukkan tangan, vokal penari, dan hentakan kaki penari,

sedangkan musik eksternal adalah musik yang berasal dari alat musik

instrumental, misalnya talo balak, piano, gitar dan gamelan.

Fungsi musik ada tiga, yaitu sebagai pengiring, pemberi suasana, dan

ilustrasi. Sebagai pengiring tari, berarti peranan musik hanya mengiringi atau

menunjang penampilan tari. Fungsi musik sebagai pemberi suasana berarti

musik dipakai untuk membantu suasana adegan dalam tari. Sedangkan

fungsi musik ilustrasi hanya berfungsi sebagai pengiring.

Iringan pada tari Melinting adalah iringan atau musik eksternal, nama

seperangkat instrument yang digunakan adalan talo balak (kelittang). Jenis

tabuhan yang digunakan adalah tabuh arus pada adegan pembukaan, tabuh

cetik pada adegan punggawo ratu, tabuh kedangdung pada adegan mulai

batangan, tabuh kedangdung pada adegan knui melayang, dan tabuh arus

pada adegan penutup. Berikut urutan penyajian musik tari Melinting

(Novrida dan Nurhayati, 2004).

24

Tabel 2.2 Urutan Penyajian musik Tari Melinting

No Adegan Nama Adegan Jenis Tabuhan

1 Pertama Pembukaan Arus

2 Kedua Punggawo Ratu Cetik

3 Ketiga Mulei Batangan Kedanggung

4 Keempat Kenui Melayang Kedanggung

5 Kelima Penutup Arus

Dari tabel 2.2 dapat diketahui penyajian musik yang digunakan dalam tari

Melinting, yaitu tabuh arus digunakan pada adegan pembukaan, tabuh cetik

digunakan pada adegan punggawo ratu, tabuh kedanggung digunakan pada

adegan mulei batangan dan kenui melayang dan pada adegan penutup

digunakan kembali tabuh arus.

Tabuh arus adalah jenis tabuhan Lampung yang mempunyai tempo yang

cukup cepat sehingga cocok digunakan pada saat memasuki panggung dan

keluar panggung. Tabuh cetik adalah jenis tabuhan Lampung yang lebih

lembut dan mengalir, sehingga cocok digunakan pada saat adegan yang

memperlihatkan kelembutan dan keramahan keratuan Melinting. Tabuh

kedanggung adalah jenis tabuhan Lampung yang memiliki penekanan-

penekanan pada nada-nada tertentu sehingga cocok digunakan untuk adegan

yang memperlihatkan kegagahan dan kelembutan putra-putri Ratu

Melinting.

25

Gambar 3 : Seperangkat Alat Musik Talo Balak Lampung Pengiring Tari

Melinting

(Foto : Agel Bayu Pinangkis, 2012)

2.2.2.3 Tata Rias

Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik, untuk

mewujudkan wajah peranan. Fungsi rias adalah memberikan bantuan dengan

jalan memberikan dandanan atau perubahan pada pemain, hingga berbentuk

suasana yang cocok dan wajar.

Bagi seorang penari, rias merupakan hal yang sangat penting. Pemakaian

tata rias yang digunakan untuk pertunjukkan akan berbeda dengan tatarias

sehari-hari. Tata rias yang dipakai sehari-hari pemakaiannya cukup tipis dan

tidak memerlukan garis-garis kuat pada bagian wajah, sedangkan untuk tata

rias pertunjukkan tari, segala sesuatu diharapkan lebih jelas dan lebih tebal.

26

Hal ini penting sekali dalam pertunjukkan tari, karena untuk memperkuat

garis-garis ekspresi dan menambah daya tarik penampilan. Tata rias

merupakan hal penting dalam pertunjukkan tari karena membantu penari

untuk membedakan karakter.

Tata rias yang digunakan penari putri dalam tari Melinting adalah rias

cantik. Pada prinsipnya rias wajah pada tari Melinting adalah untuk

membuat wajah cerah dan terlihat cantik, sedangkan untuk penari putera

hanya menggunakan bedak, alis, serta sedikit rias pada mata untuk

memperkuat karakter wajah.

2.2.2.4 Busana Tari

Busana tari tidak sama dengan pakaian sehari-hari. Fungsi fisik busana

adalah sebagai penutup dan pelindung tubuh, sedangkan fungsi estetiknya

merupakan unsur keindahan dan keserasian bagi tubuh penari. Fungsi busana

juga tidak jauh berbeda dengan tata rias, yaitu mendukung tema atas isi dan

memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Dalam

perkembangannya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan tari

tersebut. Busana tari yang baik tidak hanya sekedar untuk menutup tubuh

semata, melainkan juga harus dapat mendukung penampilan tari. Busana tari

dipergunakan untuk melukiskan sesuatu oleh penciptanya dan dipakai oleh

penarinya dan tidak terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan

bentuk. Maka, tata busana selain untuk memperkuat peranan, pemilihan

27

warna, garis dan bentuk, juga bias mendalami kejiwaan seni tari, serta akan

memberi suasana yang dimaksudkan.

Dalam tari Melinting, busana yang digunakan penari putri adalah (1)siger

bercadar Melinting, (2) kalung buah jukum, (3) gelang kano, (4) bulu seretei,

(5) gelang rui, (6) tapis, (7) baju kebaya kurung, (8) sanggul/cemara, (9)

kembang melati, (10) subang giwir, (11) peneken, (12) kalung inuh, (13)

papan jajar, (14) gelang burung, (15) selendang putih, sedangkan busana

penari putra adalah (1) kopiah emas, (2) kembang melur bunga pandan, (3)

buah jukum, (4) kain bidak, (5) bulu seretei, (6) sesapur handak , (7) celana

teluk belanga, (8) baju teluk belanga, (9) serempang betumpal, (10) kalung

inuh, (11) gelang burung, (12) gelang kano, (13) kain putih. Adapun gambar

penari tari Melinting dengan busana lengkap adalah sebagai berikut.

Gambar 4 : Pose Penari Putra Tari Melinting dengan Busana dan Tata Rias

(Foto : Dwiyana Habsary, 2010)

28

Gambar 5 : Pose Penari putri Tari Melinting dengan Busana dan Tata Rias

(Foto : Dwiyana Habsary, 2010)

Gambar 6 : Pose Penari Tari Melinting dengan Busana, Tata Rias dan

Properti

(Foto : Dwiyana Habsary, 2010)

29

Busana tari Melinting yang berkembang sekarang ini adalah busana yang

disesuaikan dengan kemampuan pengadaan perlengkapan tari Melinting

karena ada beberapa perlengkapan tari Melinting yang sulit didapat karena

belum berkembang di masyarakat Lampung secara luas. Sebagai contoh

penggunaan tapis Abung untuk menggantikan tapis Melinting yang sulit

didapat. Selain itu seperti tampak pada gambar mahkota untuk penari laki-

laki juga digunakan Siger pepadun yang seharusnya Siger Melinting karena

pada saat penggalian Siger Melinting ini belum dikembangkan sehingga

untuk kepentingan pertunjukan maka digunakan Siger Pepadun. Gambar

penari di atas adalah gambar busana tari Melinting yang telah dikreasikan.

Pada penelitian ini untuk elemen busana tari belum dinilai untuk indikator

penilaian karena keterbatasan busana yang ada di sekolah sehingga elemen

busana ini hanya sebagai pengetahuan bagi siswa.

2.2.2.5 Tempat Pertunjukan

Tempat pertunjukan adalah tempat yang digunakan untuk mempergelarkan

suatu pertunjukkan atau pementasan. Tempat pertunjukkan dapat berupa

panggung proscenium, balai adat/sessat, atau tempat diadakannya acara.

Tari Melinting dipentaskan di tempat upacara adat yang sedang berlangsung

atau bisa juga di tempat pertunjukkan lainnya.

2.2.2.6 Properti

Properti adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan

panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari.

30

Properti adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk kebutuhan suatu

penampilan tataan tari atau koreografi. Properti adalah alat-alat yang dibawa

dan digunakan penari sebagai pelengkap sesuai tuntutan tari tersebut.

Properti yang digunakan oleh penari putri dan putra pada tari Melinting

adalah kipas yang dipegang di kiri kanan tangan penari (Subdin Kebudayaan

Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, 2007).

2.3 Pembelajaran Tari di SMA

Pembelajaran menurut Hadi Kusuma K. (1996: 15) adalah usaha oleh guru untuk

membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan

kebutuhan dan minatnya. Dalam pembelajaran, peran guru sebagai fasilitator

yaitu menyediakan fasilitas yang diperlukan dan menciptakan situasi yang

mendukung agar siswa dapat mewujudkan kemampuan belajarnya. Pembelajaran

adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam rangka membimbing dan

mendorong siswa untuk memperoleh pengalaman yang berguna bagi

perkembangan dari seluruh potensi (kemampuan) yang dimilikinya semaksimal

mungkin. Pembelajaran merupakan kegiatan yang memerlukan persiapan matang

untuk mentransfer ilmu dari guru kepada peserta didik.

Dalam hal ini Tim Mata Kuliah Dasar Kependidikan (MKDK, 1996) berpendapat

bahwa, (1) pembelajaran merupakan upaya sadar dan disengaja, (2)

pembelajaran merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan siswa dapat

belajar, (3) pembelajaran lebih menekankan pada pengaktifan siswa. Berdasarkan

31

beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

upaya guru untuk menciptakan suatu sistem atau cara yang memungkinkan

terjadi suatu proses belajar siswa dalam rangka mengembangkan semua aspek

dalam dirinya.

Menurut Tim MKDK (1996:46), menyatakan bahwa terdapat beberapa ciri

pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

a. Pembelajaran bertujuan untuk membentuk anak didik dalam suatu

perkembangan tertentu, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat

perhatian, sedangkan unsur yang lain sebagai pengantar dan pendukung.

b. Ada suatu prosedur yang didesain untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan, agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka diperlukan

langkah-langkah sistematik dan relevan.

c. Ditandai dengan aktivitas anak didik baik secara fisik maupun mental yang

aktif. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan

pembelajaran.

d. Memiliki batas waktu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Batas waktu

menjadi salah satu ciri yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap tujuan akan

diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu akan tercapai.

e. Ada evaluasi, dari seluruh kegiatan belajar mengajar, karena evaluasi

merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Setelah guru

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, evaluasi harus dilakukan untuk

mengetahui tercapainya tujuan yang sudah ditentukan.

32

Dari uraian di atas, diketahui bahwa suatu pembelajaran dapat dilihat dari tujuan

yang akan dicapai dengan menggunakan prosedur dan langkah-langkah yang

sistematik, serta menekankan pada kompetensi siswa dan untuk mengetahui

tercapainya tujuan pembelajaran harus ditentukan jenis evaluasi yang sesuai.

Seperti pada penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat

menguasai sebuah tarian tradisional daerah Lampung yakni tari Melinting. Sesuai

dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada silabus kelas XI

dengan standar kompetensi (SK) mengapresiasi karya seni tari dan kompetensi

dasar (KD) menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan tari kelompok

nusantara dalam konteks budaya masyarakat Lampung.

2.4 Kemampuan Menari

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri

sendiri (Yusdi, 2010:10). Seirama dengan Yusdi, menurut Robbin (2007:57),

kemampuan berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas

dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan

(ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas kemampuan (ability) adalah kecakapan

atau potensi seseorang individu untuk menguasai suatu keahlian dalam melakukan

atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas

tindakan seseorang.

33

Pada dasarnya kemampuan terdiri atas dua kelompok, yaitu (1) kemampuan

intelektual (intelectual ability) yaitu kemampuan yang dibutuhkan untuk

melakukan berbagai aktivitas mental-berpikir, menalar dan memecahkan masalah.

(2) kemampuan fisik (physical ability) adalah kemampuan melakukan tugas-tugas

yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.

Dalam hal ini kemampuan yang dimaksud ialah kemampuan menari. Menari

adalah memainkan sebuah tarian dengan menggerak-gerakkan badan sesuai

dengan gerakan dan iringan tarian tersebut, sehingga kemampuan menari dapat

diartikan, kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menggerak-gerakan

badan sesuai dengan gerakan dan iringan tarian tersebut (Robbin:2007,

Yusdi:2010 ).

Dalam seni tradisional (khususnya seni tari) dikenal adanya tiga tingkatan, yaitu

(a) pemula/wiraga (kinetis, ruang), (b) madya/wirama (irama, time) , dan (c)

utama/wirasa (perasaan, feeling, energy) (Nursantara, 2007 : 44). Ketiga istilah

umum tersebut bukan merupakan urutan hierarkis yang terkotak-kotak, melainkan

merupakan kesatuan. Namun pada umumnya (a) wiraga dianggap sebagai

indikator paling dasar, (b) wirama adalah keselarasannya dengan musik (rasa-

irama dari gerak), dan (c) wirasa (sering disebut juga penjiwaan), merupakan

tingkat yang paling tinggi. Ketiga indikator tersebut pada praktiknya telah

ditumbuhkan sejak awal belajar menari. Penari tingkat pemula tidak berarti sama

sekali tidak memakai perasaan, tetapi perasaan tidak menjadi tekanan atau tuntutan

pada penari pemula. Demikian juga sebaliknya, indikator wiraga bukan berarti

34

tidak penting untuk penari tingkat tinggi karena pada dasarnya ungkapan rasa dan

jiwa itu terpancar melalui aspek kesempurnaan wiraga.