idvolunteering (semangatku semangatmu)

5
[IDVolunteering] Semangatku Semangatmu Perkenalkan nama saya Hera Wijaya, saya tinggal di Indramayu. Kesibukan saya sekarang kuliah dan sedikit membantu pekerjaan dirumah. Dan saya sekarang kuliah jurusan Teknik Informatika di salah satu Universitas Swasta di Cirebon. Itu sedikit perkenalan diri sebagai pembuka tulisan ini. Selepas kuliah kegiatan dirumahpun saya lakukan kembali, seperti ombak yang mengalun cepat akan kembali ke daratan itulah yang saya rasakan, cepat waktu yang dikeluarkan dan begitu cepat pula tenaga dan fikiran yang terkuraskan. Emhhh ... menghela nafas panjangku sembari mengucap syukur kepada Tuhan tidak akan pernah henti. Tepatnya hari Sabtu kegiatan hari ini saya sangat sibuk menjalani kegiatan yang menyita waktu untuk kuliah, membantu Orang Tua, berjualan dan yang sangat penting adalah mengajar teman-teman di daerah saya. Kata mengajar bagi saya sangat menyenangkan, karena tidak semua orang menjadi hebat sebelum mereka memberikan kehebatan itu untuk orang lain fikirku begitu, dan mengajar memberikan kepuasan tersendiri bagi saya. Selepas sholat magrib seperti biasa saya harus mengajar ngaji untuk teman- teman (adek-adek) saya. Sangat miris itulah kata yang tepat untuk saat ini rasakan, pasalnya banyak sekali teman-teman antusias untuk belajar mengaji, sayang seribu sayang tutor yang diberikan tidak sepandan dengan banyaknya teman-teman

Upload: hera-wijaya

Post on 30-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kujemput Semangatmu di Tanah Bahariku

TRANSCRIPT

Page 1: IdVolunteering (Semangatku Semangatmu)

[IDVolunteering] Semangatku Semangatmu

Perkenalkan nama saya Hera Wijaya, saya tinggal di Indramayu. Kesibukan saya

sekarang kuliah dan sedikit membantu pekerjaan dirumah. Dan saya sekarang kuliah

jurusan Teknik Informatika di salah satu Universitas Swasta di Cirebon. Itu sedikit

perkenalan diri sebagai pembuka tulisan ini.

Selepas kuliah kegiatan dirumahpun saya lakukan kembali, seperti ombak yang

mengalun cepat akan kembali ke daratan itulah yang saya rasakan, cepat waktu yang

dikeluarkan dan begitu cepat pula tenaga dan fikiran yang terkuraskan. Emhhh ...

menghela nafas panjangku sembari mengucap syukur kepada Tuhan tidak akan pernah

henti. Tepatnya hari Sabtu kegiatan hari ini saya sangat sibuk menjalani kegiatan yang

menyita waktu untuk kuliah, membantu Orang Tua, berjualan dan yang sangat penting

adalah mengajar teman-teman di daerah saya.

Kata mengajar bagi saya sangat menyenangkan, karena tidak semua orang menjadi

hebat sebelum mereka memberikan kehebatan itu untuk orang lain fikirku begitu, dan

mengajar memberikan kepuasan tersendiri bagi saya. Selepas sholat magrib seperti

biasa saya harus mengajar ngaji untuk teman-teman (adek-adek) saya. Sangat miris

itulah kata yang tepat untuk saat ini rasakan, pasalnya banyak sekali teman-teman

antusias untuk belajar mengaji, sayang seribu sayang tutor yang diberikan tidak

sepandan dengan banyaknya teman-teman yang ingin belajar mengaji, akhirnya saya

urungkan niat untuk membantu Pak Ustad yang kebingungan untuk mencari tutor

mengaji.

Teng... tiba saatnya saya bersama meraka, ternyata mereka sangat antusias dengan

keberadaan saya dan senyuman yang mereka berikan tertanam kesejukan dalam diri

saya, wajah kepolosan teman-teman mengingatkan masa kecil kelamku. Diruangan

yang sederhana saya duduk bersila kugenggam tangan kananku dengan Al-Qur’an,

sembari bergantian mengaji. Rasa sedih pasti ada, ruangan yang sederhana dengan

terbatas dan sedikit sirkulasi udara yang masuk membuatnya sesekali merasa gerah.

Maklum Indramayu terkenal dengan pantainya jadi wajar sedikit panas dan orang

mengatakan sebagai kota bahari itu memang benar adanya.

Page 2: IdVolunteering (Semangatku Semangatmu)

Pagi itu langit hitam kelam. Angin membelai masuk melewati jendela kamarku 3x4m,

Matahari malas keluar, dia terus bersembunyi di balik awan gelap yang terkadang malas

beraktivitas. Seperti halnya saya yang masih bersembunyi di balik selimut tebal

peninggalan nenek yang sangat bau yang saya sangat suka, setiap ingin tidur tidak lepas

dari selimut itu. Hari ini adalah hari Kamis, hari terakhir dalam seminggu aku berkuliah.

Sungguh malas kuliah pagi ini, ditambah “Tugas” yang setiap bulan datang membuat

perutku merasa tidak nyaman untuk kuliah. Dan setiap aku teringat raut muka kedua

orang tuaku perasaan itu hilang.”

Berjalan menyusuri gang-gang sempit yang setiap hari saya lalui ini sungguh

memuakkan, ditambah dengan keringat orang-orang pasar yang membuat saya semakin

muak dengan keadaanku sendiri. Sengaja saya lewat gang pasar karena hanya gang

pasar akses tercepat yang menghubungkan kosanku dengan kampus. Bertemu dengan

orang-orang apatis yang sangat tidak peduli dengan orang lain. Masyarakat kota yang

biasa individualis. Berbeda sekali dengan kampungku, kampung cinta damai. Dimana

hanya ada satu dua orang yang sedikit individualis dan itupun bukan penduduk asli

kampung, orang kota yang punya segudang bisinis di desa.

Keterbatasan bukan menjadi penghalang bagi siapapun untuk menjadi lebih baik, dan

termasuk mengajar ngaji saya juga mengajar les secara sukarelawan tanpa ada fee

sepeserpun, yaitu Les Hermath kata itu diambil dari nama saya Hera dengan kata

tambahan Math kerana saya suka pelajaran MTK, dan saya ikhlas dedikasikan untuk

daerah saya menjadi kota yang berilmu dan menjadi penerus bangsa yang hebat dan

tangguh kataku. Akhirnya banyak sekali teman-teman yang mau bergabung belajar

seperti halnya Arif, dengan keterbatasan fisiknya tetapi semangatnya melebihi

kekurangan yang dimilikinya, dan saya sadar atas nikmat Tuhan begitu adil.

Selain Arif juga jagoanku bernama Awing, dia mempunyai keterbatasan karena mata

yang dia miliki tidak sesempurnah teman-teman yang lain dan membuatnya menjadi

minder, tetapi semua itu saya berikan mereka motifasi dan yang mereka rasakan hanya

kesedihan yang menghanyuti perasaanya, sesekali saya peluk mereka dengan

kehangatan.

Page 3: IdVolunteering (Semangatku Semangatmu)

Agenda sekarang menemani teman-teman untuk belajar bareng, pernah sesekali saya

absen tidak bisa hadir mengajar ngaji karena kesibukan kuliah dan mereka merasa

kecewa betul tanpa keberadaan saya dan mereka butuh saya untuk mengajar ngaji. Dan

yang lebih parah lagi mereka pernah niat untuk membatalkan belajar mengaji gara-

garanya sepele karena saya tidak bisa hadir. Sedih rasanya saya harap ada tutor yang

mau membantu mereka mengaji atau mengajar les , karena mengandalkan saya mungkin

tidak sesempurnah orang yang lihat.

IPS mungkin pelajaran ini banyak disukai sebagian orang, benar kata Arif salah satu

muridku petani mencari kerja di kota, orang kota mencari kekayaan di desa. Dan kini

pelajaran IPS telah selesai semua teman-teman berhamburan pulang, karena sebelumnya

saya memberikan hadiah bagi teman-teman yang bisa menjawab dengan benar materi

yang sudah disampaikan dengan pulang terlebih dahulu. Semua mata memandang fokus

kearah saya keringat dinginpun telah berjatuhan, kini mereka seperti dalam peperangan

meraih sebuah harapan.

Tiba-tiba yang pulang lebih awal adalah Arif, dengan senyuman khasnya ,”hore saya

berhasil tanpa memperdulikan teman sebelahnya”. Karena hari juga sudah malam dan

teman-teman juga perlu istirahat, Awing dengan kemalasannya terulang kembali dengan

berontak mengacaukan susasana mungkin karena kesal tidak bisa menjawab pertanyaan

tadi. Saya genggam tangan Awing dan teman-teman lain dengan penuh hati-hati sambil

menunggu orang tua yang menjemput anak-anaknya.

Keesokan harinya, mereka seperti biasa mendatangi tempat kebanggaan untuk

berebutan tempat duduk dan itu favorit teman-teman dengan canda tawa yang selalu

mereka rasakan. Padahal waktu itu saya sangat lelah, dengan melihat senyuman mereka

menjadikan lelah itu akan hilang seketika.

Hari ini banyak pelajaran yang bisa saya aplikasikan dari mereka, kerelawanan itu

bukan seorang motivator saja niat ikhlas dengan kemampuan yang dimiliki hantarkan

semangatku untuk mereka, inspirasi yang selalu datang dalam diri saya, dengan itu

melihat keterbatasan dan kesederhanaan mereka seolah tidak pernah berhenti bersyukur.