identifikasi tipologi bangunan tempat tinggal bergaya arsitektur jengki.docx

14
IDENTIFIKASI TIPOLOGI BANGUNAN TEMPAT TINGGAL BERGAYA ARSITEKTUR JENGKI Iqbal Maulana Fauzi I0214049 Abstrak Masa awal kee!"ekaa# e#$a"% &%&%k 'al%k (a#) e'awa *e#)a!+, 'esa! 'a)% 'a#)sa I#"-#es%a. Sala, sa&+#(a "%&+#$+ka# "e#)a# *e'a#)+#a# #as%-#al (a#) &e!$a"% se!e#&ak "% k-&a/k-&a 'esa!. Saa& %&+ S-eka!#- e#)%#)%#ka# se'+a, %"e#&%&as #as%-#al (a#) 'a!+ +#&+k e#+#$+ka# kea*+a# I#"-#es%a "% a&a "+#%a. D% &e#)a, ,%!+k *%k+k e)a *!-(ek (a#) "% a#a#)ka# '+#) Ka!#- a"a se'+a, )a(a (a#) e#(el%#a* as+k se a!a %l%&a# ke "ala 'a#)+#a#/'a#)+#a# &e!se'+& (a%&+ se'+a, )a(a +s%l (a#) kelak "%se'+& $e#)k%3. Be'e!a*a *e#%#))ala##(a &e!s%*a# "e#)a# 'a%k "ala a&a&a# "-k+e#&as% a"a *+la (a#) &e!l+*aka#. A!s%&ek&+! Je#)k% e!+*aka# sala, sa&+ la#))a a!s%&ek&+! (a#) e*e!ka(a k,a a#a, a!s%&ek&+! "% I#"-#es%a. A!s%&ek&+! Je#)k% 'e!ke'a#) *a"a &a,+# 1950/a# "a# &e!se'a! "%'e'e!a*a "ae!a, "% I#"-#es%a. A!s%&ek&+! Je#)k% e#$a"% *el-*-! a!s%&ek&+! "% I#"-#es%a *as a kee!"ekaa# "a# 'e!ke'a#) *a"a &a,+# 1950/1960. Mesk% 'e!++! +k+* *e#"ek a!s%&ek&+! $e#)k% +# +l se'a)a% 'e#&+k *e!lawa#a# 7"ala '%"a#) a!s%&ek&+!8 *a"a k-l-#%al%se se!&a sea#)a& *e# a!%a# $a&% "%!% a!s%&ek&+! I#"-#es%a.

Upload: iqbal-mf

Post on 04-Nov-2015

64 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

IDENTIFIKASI TIPOLOGI BANGUNAN TEMPAT TINGGAL BERGAYA ARSITEKTUR JENGKIIqbal Maulana FauziI0214049

AbstrakMasa awal kemerdekaan menjadi titik balik yang membawa pengaruh besar bagi bangsa Indonesia. Salah satunya ditunjukan dengan pembangunan nasional yang terjadi serentak di kota-kota besar. Saat itu, Soekarno menginginkan sebuah identitas nasional yang baru untuk menunjukan kemampuan Indonesia di mata dunia. Di tengah hiruk pikuk mega proyek yang dicanangkan bung Karno, ada sebuah gaya yang menyelinap masuk secara militan ke dalam bangunan-bangunan tersebut, yaitu sebuah gaya usil yang kelak disebut jengki. Beberapa peninggalannya tersimpan dengan baik dalam catatan dokumentasi, ada pula yang terlupakan.Arsitektur Jengki merupakan salah satu langgam arsitektur yang memperkaya khazanah arsitektur di Indonesia. Arsitektur Jengki berkembang pada tahun 1950-an dan tersebar dibeberapa daerah di Indonesia.Arsitektur Jengki menjadi pelopor arsitektur di Indonesia pasca kemerdekaan dan berkembang pada tahun 1950-1960. Meski berumur cukup pendek, arsitektur jengki muncul sebagai bentuk perlawanan (dalam bidang arsitektur) pada kolonialisme serta semangat pencarian jati diri arsitektur Indonesia.

PENDAHULUAN

Dari sekian banyak tulisan yang membahas perkembangan arsitektur di Indonesia, masih sangat sedikit yang membahas tentang arsitektur Jengki. Padahal arsitektur Jengki merupakan salah satu langgam arsitektur asli Indonesia yang muncul sesudah kemerdekaan. ketika keadaan cukup terasa sulit karena kondisi politik yang belum stabil, bahan-bahan bangunan yang terbatas dan langkanya tenaga ahli pribumi di bidang arsitektur. Dengan semangat untuk berdiri di kaki sendiri tanpa bergantung pada bangsa asing menimbulkan jiwa memberontak, menjadi dasar mengubah keteraturan elemen bangunan peninggalan kolonial yang biasanya berlandaskan fungsionalisme.Arsitektur Jengki adalah salah satu langgam arsitektur yang berkembang di era 1950-an yang mempunyai bentuk khas dan unik dengan ciri tersendiri. Misalnya rumah milik Salim Martak, yang menggunakan gaya bebas yang didominasi oleh garis miring untuk tiang, dinding ataupun bagian lainnya. Bentuk atap tidak juga banyak menggunakkan garis lengkung dan ujung dari lengkungan tersebut dibuat seakan-akan belum selesai. Ada juga yang menggunakan bentuk atap pelana dimana terdapat patahan pada bubugan dengan satu sisinya lebih rendah sehingga tercipta ventilasi atap.Sekitar tahun 70-an, d jala besar kota-kota di Indonesia banyak sekali dijumpai rumah-rumah berlanggam arsitektur Jengki yang menjadi pemandangan yang sangat menarik. Tahun 80-an masih ada walaupun tidak banyak. Tahun 90-an masih terlihat satu atau dua rumah berlanggam Jengki. Tahun 2000-an sangat mengkhawatirkan rumah berlanggam jengki mulai lenyap dari pandangan. Artinya ada yang hilang dari sejarahkota di Indonesia terkait perkembangan dunia arsitektur Indonesia. Untuk itu penulis bermaksud memberikan sumbangan berupa rangkuman dan kritik arsitektur terhadap objek-objek bangunan tempat tinggal yang diperkirakan berlanggam arsitektur Jengki yang disusun dalam bentuk buku saku. Adapun maksud dan tujuan penulisan buku saku ini secara rinci adalah:a. Mendokumentasikan data-data dan informasi mengenai banguna , khusunya bangunan tempat tinggal (rumah) dengan gaya arsitektur Jengkib. Menghimpun dan membuat klasifikasi mengenai ciri-ciri bangunan berlanggam arsitektur Jengkic. Menambah referensi tentang salah satu langgam arsitektur di Indonesiad. Rekonstruksi keberadaan arsitektur Jengki di Indonesia sebagai bahan kajian sejarah arsitektur di Indonesia

PEMBAHASAN

1. Rumah Milik Kolonel SoebandiRumah yang berlokasi di Jalan Dokter Soetomo 73, Surabaya adalah milik almarhum Kolonel Soebandi.Rumah ini awalnya adalah peninggalan kolonial. Lalu pada tahun 1960, didatangkanlah para pengrajin bangunan dari Madiun yang dikepalai oleh Sudrajat untuk merenovasi rumah. Keahlian, kecermatan, ketekunan, dan kecemerlangan para pengrajin bangunan dapat ditemui di setiap sisi bangunan. Semuanya diberi penyelesaian yang sangat mendetail.tampak depan Rumah Kolonel Soebandi

Karena merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda, rumah ini masih menggunakan konstruksi peninggalan Belanda juga, yaitu berupa sistem struktur dinding pemikul(bearing wall). Sistem struktur dinding pemikul adalah sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai penopang/pemikul beban pada bangunan. susunan batu bata pada bearingwall

Setiap bagian fasadnya, baik depan atau samping, diisi dengan jenis bebatuan asli Indonesia yang berbeda-beda ukuran dan jenis. Pengunaan bahan bangunan asli Indonesia merupakan salah satu semangat untuk melepaskan diri dari belenggu kolonialisme dan menunjukan bahwa Indonesia mampu mengolah sendiri bahan bangunan yang diperlukan.

Bagian jendela depan dihiasi dengan sirip miring-miring, dipadukan dengan sosoran yang asimetris. Seperti khas rumah jengki pada umumnya, gewel (gable) atau dinding yang menahan atap diberi roster udara dengan komposisi tertentu sesuai kreasi pengrajinnya.bagian depan rumah yang diisi bebatuan

Penyelesaian gaya khas jengki di fasad bekas rumah kolonial ini sebenarnya masih tanggung; ia meninggalkan beberapa kesan simetris dari bangunan kolonial yang ada sebelumnya. Misalnya, pada susunan roster di bagian gewel yang dibuat sama komposisinya. Sehingga ada sumber yang menyebut bangunan semacam ini disebut dengan sebutan jengkol atau jengki setengah kolonial agar lebih menarik.sirip miring pada bagian jendela

Pada bagian dalam juga tidak ketinggalan detilnya. Bagian lampu diletakkan di sudut-sudut ruangan dengan model penerangan cahaya tak langsung (indirect light).

bagian lampu diletakan di sudut-sudut ruangan

Lantai ruangan disusun seperti mozaik yang jika dilihat dari jauh menyerupai karpet. Begitu juga dengan lubang dinding penghubung antar ruangan, terdapat bentuk miring-miring ciri khas jengki.

Karena merupakan rumah peninggalan kolonial Belanda, peruangan atau tata letak ruangnya masih seperti peruangan rumah-rumah kolonial Belanda.lantai berbentuk mozaik yang menyerupai karpet

lubang penghubung antar ruang yang miring

2. Rumah Salim Martak

Rumah di jalan Untung Suropati, Surabaya ini merupakan rumah milik Salim Martak. Salim Martak membeli Mess Angkatan Darat bergaya Kolonial di lokasi ini pada tahun 1952 dan kemudian pada tahun 1963 ia merenovasinya, memperluas pada bagian depan dan menambahkan lantai kedua dengan desain dari seorang pemborong bernama Pak Timboel. Sebenarnya beliau tidak tahu bahwa desain tersebut mengusung gaya jengki, beliau hanya diberikan beberapa alternatif desain dan beliau memilih gaya ini. Fasade yang berubah total dan kemudian membuat bangunan ini terlihat cantik, rumah ini kemudian sering digunakan sebagai objek foto oleh orang-orang, oleh karena itu Salim Martak masih setia untuk mempertahankan rumah ini.susunan dinding 1/2 batu batateknologi beton yang diterapkan pada kolom, sloof, dan ring balktampak depan rumah Salim Martak

Teknologi konstruksi yang digunakan untuk membangun rumah ini sudah cukup maju dan modern di zamannya. Sudah menggunakan teknologi beton dan beton bertulang. Dinding bukan lagi menjadi elemen struktural namun hanya sebagai pengisi saja. Dinding dapat dibuat dengan pasangan 1/2 batu bata, yang diperkuat dengan kolom praktis, sloof dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata tersebut dan menahan serta menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan batu bata yang hanya sebagai pengisi saja. teknologi beton bertulang yang digunakan dalam pembuatan atap kurva(lengkung)

Sentuhan desain pada bagian atap rumah Salim Martak menggunakan pengulangan kurva yang berakhir tanggung. Dengan keterbatasan pengetahuan tentang ilmu konstruksi pada saat itu dan teknologi bahan bangunan yang belum umum dipakai yaitu teknologi beton, menunjukan bahwa pendesain dan pembangun rumah ini memiliki keberanian yang besar.

bentuk atap yang menggunakan teknologi beton bertulang yang ditekuk

Keterampilan tukang diperlihatkan lewat pengerjaan rooster yang di sekujur fasade bangunan. Selain untuk keindahan, lubang udara juga berfungsi sebagai ventilasi agar ruangan yang ada di dalam rumah tidak kekurangan udara segar ataupun cahaya dari luar. Pasangan batu bata di dinding luar dan pada anak tangga acak menimbulkan kesan tidak teratur, walau disusun tidak teratur tetap menimbulkan kesan estetis tersendiri. Warna yang digunakan juga berupa warna pastel yang kontras dan meriah.

Karena merupakan bangunan peninggalan kolonial Belanda, peruangan atau tata letak ruangnya masih seperti peruangan rumah-rumah kolonial Belanda.

rooster dengan motif yang cantik sebagai sirkulasi udara

3. Rumah di jalan Muga Semarang

Rumah ini menggunakan bentuk atap pelana, seperti rumah kampung tetapi dengan kemiringan yang lebih landai dibandng atap rumah kolonial. Terdapat patahan pada bubugan dengan satu sisi lebih rendah sehingga terdapat celah untuk ventilasi atap.

Untuk Separuh sisi tembok depan lebih maju dari sisi separuh yang lain yang diikuti oleh atap yang menjorok kedepan dan tidak rata. Dinding dihiasi dengan berbagai motif dan bahan bahan terutama dari material alam yaitu umumnya berupa batu alam. Ada juga dinding yang diberi rooster bentuk atap yang memiliki beda ketinggian

Upaya ini memberi suasana riang guna melawan bentuk serius yang membosankan dan terkendali dari arsitektur modern. Adapun dinding yang difinishin menggunakan cat berwarna putih.batu alam sebagai elemen alam yang memberi motif pada bangunan

Penggunaan penutup teras atau kanopi pada teras depan, menggunakan bahan beton bergelombang. Bentuk ini merupakan perlawanan terhadap garis lurus yang biasa dipakai.

Elemen tiang kanopi dibuat sedikit miring. Finishing menggunakan warna kontras, meriah dan pastel. Pada kayu dan perabot banyak menggunakan proses pelitur yang berwarna-warni.

Teknologi konstruksi yang digunakan untuk membangun rumah ini sudah cukup maju dan modern di zamannya. Sudah menggunakan teknologi beton dan beton bentuk kanopi yang bergelombang dan tiang kanopi yang miring

bertulang. Dinding bukan lagi menjadi elemen struktural namun hanya sebagai pengisi saja. Dinding dapat dibuat dengan pasangan 1/2 batu bata, yang diperkuat dengan kolom praktis, sloof dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata tersebut dan menahan serta menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak susunan dinding 1/2 batu batateknologi beton yang diterapkan pada kolom, sloof, dan ring balk

mengenai pasangan batu bata yang hanya sebagai pengisi saja.

Karena merupakan rumah peninggalan kolonial Belanda, peruangan atau tata letak ruangnya masih seperti peruangan rumah-rumah kolonial Belanda.

detail motif batu alam pada dinding

SIMPULAN

Sebenarnya arsitektur Jengki ini merupakan tahap lanjut dari arsitetur Hindia Belanda di Indonesia. Para pelakunya berusaha mengolah bentuk yang kira-kira tidak sama dengan langgam sebelumnya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang terbatas mengenai ilmu merancang dalam arsitektur. Semangat untuk mendobrak dan menghasilkan bentuk baru yang lebih baik dan mutakhir dengan melawan kelaziman pada masa itu ternyata menghasilkan bentuk yang mirip dengan karya arsitektur modern periode awal.

Dari kritik arsitektur diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai elemen umum pada bangunan berlanggam arsitektur Jengki.

1. Pengunaan model atap yang bervariasi2. Tembok atau tiang yang miring3. Adanya rooster4. Adanya teras(beranda)5. Bingkai beton dan beberapa elemen lain yang membentuk ornamen6. Menghindari bentuk-bentuk yang simetri

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Kemas Ridwan. Identifikasi Tipologi dan Bentuk Arsitektur Jengki di Indonesia Melalui Kajian Sejarah FT-UI. Depok. 1999

Dewi, Ranu Rakitta. Studi Perilaku Model Panel Dinding Bata Pengisi Pada Struktur Beton Bertulang FTSP-ITS. Surabaya.

Suryani, Dinastia Gilang. Penerapan Sistem Struktur Dinding Memilkul (Bearing Wall) FT-UI. Depok. 2010

Menikmati Arsitektur Jengki di Surabaya: http://rooang.com/2014/08/menikmati-arsitektur-jengki-di-surabaya/

Arsitektur Jengki: http://adhisthana.tripod.com/artikel/arsite.txt

Rumah Bergaya Arsitektur Jengki Langgam Arsitektur Asli Indonesia: http://fariable.blogspot.com/2010/07/rumah-gaya-jengki-berbeda-dengan.html