identifikasi tengkorak
DESCRIPTION
wwTRANSCRIPT
Anatomi Tengkorak
Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai agar-agar dan terletak di
dalam ruangan yang tertutup yang disebut cranium atau tulang tengkorak, yang secara absolut
tidak dapat bertambah volumenya, terutama pada orang dewasa. Jaringan otak dilindungi
oleh beberapa pelindung mulai dari permukaan luar adalah rambut, kulit kepala tulang
tengkorak, lapisan meningen dan cairan serebro spinalis. Untuk mempelajari tengkorak dapat
dilihat dari berbagai posisi diantaranya dari atas norma vertikalis, dari depan atau norma
frontalis, dari belakang atau norma occipitalis dan dari samping atau norma lateralis.
Tengkorak dibentuk oleh tulang-tulang yang saling berhubungan satu sama lain dengan
perantaraan sutura. Tulang tengkorak terdiri dari tiga lapisan yaitu tabula eksterna, diploe dan
tabula interna. Pada orang dewasa ketebalan dari tulang tengkorak bervariasi antara tiga
milimeter sampai dengan 1,5 centimeter, dengan bagian yang paling tipis terdapat pada
daerah pterion dan bagian yang paling tebal pada daerah protuberantia eksterna. Tulang
tengkorak dibagi menjadi dua bagian yaitu Neurocranium (tulang - tulang yang membungkus
otak) dan Viscerocranium (tulang - tulang yang membentuk wajah).
Neuroccranium dibentuk oleh :
1. Os. Frontale
2. Os. Parietale
3. Os. Temporale
4. Os. Sphenoidale
5. Os. Occipitalis
6. Os. Ethmoidalis
Viscerocranium dibentuk oleh :
1. Os. Maksilare
2. Os. Palatinum
3. Os. Nasale
4. Os. Lacrimale
5. Os. Zygomatikum
6. Os. Concha nasalis inferior
7. Vomer
8. Os. Mandibulare
Gambar 1. Anatomi Tengkorak
Identifikasi Tengkorak
- Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat ditentukan dengan beberapa cara dari bagian-bagian yang berbeda
pada rangka. Penentuan jenis kelamin hanya mungkin pada rangka orang dewasa. Salah
satu cara yang umum dilakukan adalah dengan mengukur ukuran tulang, dimana pada
pria ukuran rangka lebih besar dibanding wanita, serta pria juga lebih cenderung memiliki
area lebih luas untuk perlekatan otot.
Laki-laki dan perempuan dapat dibedakan morfologinya, karena tulang manusia
dewasa menunjukan dismonisme seksual. Perbedaan paling besar dapat diamati pada
tulang pelvis sehubungan dengan fungsi reproduksi pada perempuan, selain itu melalui
morfologi dari kranium atau tulang tengkorak dan mandibula yang dapat menunjukan
perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan dapat dilihat pada gambar dan tabel
berikut:
Karakter tulang Laki-laki Perempuan
Tengkorak Lebih berat dan
menonjol
Lebih ringan dan kurang
menonjol
Tulang wajah Lebih besar Lebih kecil
Supraorbitalis Lebih menonjol Kurang menonjol
Dahi/frontalis Lebih rendah, mengarah
kebelakang
Halus, lebih tegak, dan
membulat
Batas tepi atas atap orbita Tumpul Tajam
Krista temporalis, garis nuchale Lebih berkembang dan Kurang berkembang, halus,
menonjol dan lebih datar
Tulang zygomaticus Lebih menonjol Kurang menonjol
Mandibula Lebih membulat Lebih persegi
Sudut gonion Tajam, kuat, kasar,
cenderung eversi
Cenderung < 125 0
Dagu Cenderung segi empat
berproyeksi ke depan
Lebih runcing
Tabel 1. Perbedaan Karakter Tulang Kranium Pada Laki-Laki dan Perempuan
Gambar 2 . Perbedaan Tulang Kranium Pria dan Wanita
- Perkiraan umur
Walaupun umur sebenarnya tidak dapat ditentukan dari tulang, namun perkiraan umur
seseorang dapat ditentukan. Biasanya pemeriksaan dari os pubis, sacroiliac joint,
kranium, artritis pada spinal serta pemeriksaan mikroskopis dari tulang dan gigi yang
memberikan infomasi mendekati perkiraan umur. Untuk memperkirakan usia, bagian
yang yang berbeda dari rangka yang lebih berguna untuk menetukan perkiraan pada range
usia yang berbeda. Range usia meliputi usia perinatal, neonatus, bayi dan anak kecil, usia
kanak-kanak lanjut, usia remaja, dewasa muda dan dewasa tua.
Usia perinatal yaitu bayi yang belum lahir dapat ditentukan dari ukuran tulang. Ini karena
faktor luar seperti malnutrisi pada ibu tidak akan mempengaruhi pertumbuhan fetus
secara berarti. Dalam periode intake makanan yang kurang, tubuh ibu akan memberi
nutrisi pada fetus mengambil nutrien ibu. Umur dalam tiga tahapan:
1. Bayi baru dilahirkan
Neonatus, bayi yang belum mempunyai gigi sangat sulit untuk menentukan usianya
karena pengaruh proses pengembangan yang berbeda pada masing-masing individu. Bayi
dan anak kecil biasanya telah memiliki gigi. Pembentukan gigi seringkali digunakan
untuk memperkirakan usia. Gigi permanen mulai terbentuk saat kelahiran dengan
demikian pembentukan dari gigi permanen merupakan indikator yang baik untuk
menentukan usia. Beberapa proses penulangan mulai terbentuk pada usia ini, yang berarti
bagian-bagian yang lunak dari tulang mulai menjadi keras. Namun ini bukan faktor
penentuan yang baik.
Pengukuran tinggi badan diukur:
Streeter: tinggi badan dari puncak kepala sampai tulang ekor
Haase : tinggi badan diukur dari puncak kepala sampai tumit
Umur Panjang Umur Panjang
1 bulan 1 cm 6 bulan 30 cm
2 bulan 4 cm 7 bulan 35 cm
3 bulan 9 cm 8 bulan 40 cm
4 bulan 16 cm 9 bulan 45 cm
5 bulan 25 cm 10 bulan 50 cm
Tabel 2. Pengukuran tinggi badan berdasarkan umur
2. Anak dan dewasa sampai umur 30 tahun
Masa kanak-kanak lanjut dimulai saat gigi permanen mulai tumbuh. Semakin banyak
tulang yang mengeras. Masa remaja menunjukan pertumbuhan tulang panjang dan
penyatuan pada ujungnya. Penyatuan ini merupakan teknik yang berguna dalam
penentuan usia. Masing-masing epifisis akan menyatu pada diafisis pada usia tertentu.
Dewasa muda dan dewasa tua mempunyai metode-metode yang berbeda dalam penentuan
usia, penutupan sutura kranium, morfologi dari ujung iga, permukaan aurikula dan
simfisis pubis, struktur mikro dari tulang dan gigi.
Persambungan speno-oksipital terjadi pada umur 17-25 tahun
Tulang selangka merupakan tulang panjang terakhir unifikasi
Unifikasi dimulai umur 18-25 tahun
Unifikasi lengkap 25-30 tahun, usia lebih dari 31 tahun sudah lengkap
Tulang belakang sebelum 30 tahun menunjukan alur yang dalam dan radier pada
permukaan atas dan bawah.
3. Dewasa > 30 tahun
Sutura kranium (persendian non-moveable pada kepala) pelahan-lahan menyatu.
Walaupun ini sudah diketahui sejak lama, namun hubungan penyatuan sutura dengan
penentuan umur kurang valid. Morfologi pada ujung iga berubah sesuai dengan umur. Iga
berhubungan dengan sternum melalui tulang rawan.
Ujung iga saat mulai terbentuk tulang rawan awalnya berbentuk datar, namun selama
proses penuaan ujung iga mulai menjadi kasar dan tulang rawan menjadi berbintik-bintik.
Iregularitas dari ujung iga mulai saat usia menua.
Pemeriksaan tengkorak:
Pemeriksaan sutura, penutupan tabula interna mendahului eksterna
Sutura sagitalis, koronarius dan sutura lambdoideus mulai menutup umur 20-30
tahun
Sutura parieto-mastoid dan squamaeus 25-35 tahun tetapi dapat tetap terbuka
sabagian pada umur 60 tahun
Sutura spheno-parietal umumnya tidak akan menutup sampai umur 70 tahun.
Gambar 3 . Sutura-Sutura Pada Kranium Manusia