ident. tulang mns(dr.mr)
DESCRIPTION
orthoTRANSCRIPT
IDENTIFIKASI TULANG MANUSIA
Oleh :
Dr. H. MISTAR RITONGA, SpF
BAGIAN KEDOKTERAN KEHAKIMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARARUMAH SAKIT UMUM H. ADAM MALIK & PIRNGADI
MEDAN
PENDAHULUANPenjahat Penyidik Dokter Tulang – tulang Science
TAHAPAN IDENTIFIKASI TULANGI. Membedakan tulang manusia & hewan
II. Mengetahui tulang berasal dari individu yg sama.
III. Menentukan jenis kelamin.
IV. Menentukan umur
V. Menentukan umur tulang itu sendiri
VI. Menentukan tinggi badan
VII. Menentukan ras
VIII. Menentukan lamanya kematian
IX. Menentukan rudapaksa ante mortem - post mortem
X. Menentukan penyebab kematian
PEMBAHASAN
Ad. I. Membedakan tulang manusia dgn tulang hewan a) Melihat bentuk anatomis tulang
b) Tes Kimia PRESIPITIN TESTAd. II. Untuk mengetahui tulang berasal dari satu
individua) Melihat kesamaan tulangb) Jumlah tulangc) Melihat kiri kanannya tulangd) Melihat kesamaan warna tulange) Melihat kesamaan besar tulangf) pemeriksaan serologisg) Sidik jari DNA
Ad. III. Penentuan jenis kelamin dari tulang – tulang.Menurut KROGMAN :
• Dari tulang PELVIS : 95%• Dari tulang TENGKORAK : 92%• Dari tulang PELVIS & TENGKORAK : 98%• Dari tulang – tulang panjang : 80-85%• Dari tulang – tulang panjang & tengkorak : 95%• Dari tulang – tulang panjang & pelvis : 98%• Dari tulang sternum• Dari bentuk tulang sacrumBila tulang – tulang kecil dengan sidik jari DNA
IDENTIFIKASI TULANG MANUSIA ATAU TULANG HEWAN
KETIDAKTAHUAN SERING MENIMBULKAN KESALAHPAHAMAN
Contoh : - Kasus di Chaukidar : sekelompok tulang burung disangka sebagai tulang bayi sebagai suatu kasus abortus kriminalis
a. MELIHAT BENTUK ANATOMIS TULANG
- Mudah, bila yang ditemukan tulang secara keseluruhan (berupa rangka/kerangka tubuh)
- Bila hanya sepotong tulang panjang perlu pemeriksaan yang teliti
b. TEST KIMIA
- Dengan “PRESIPITIN TEST”
Prinsip : Adanya ikatan Antigen – Antibody yang membentuk presipitat putih seperti awan.
- Test ini sangat sensitif untuk membuktikan tulang
berasal dari manusia
- Test ini masih memberi hasil positif :
Tulang berumur < 25 tahun
Mummi berumur > 4000 tahun
Metodenya :
1 cm2 sum – sum tulang diekstraksi dgn NaCl 0,9% pH 7
+
NaCl 0,9 % +
1 cm2 sum – sum tulang
Serum anti manusia
NaCl + SSTL
Serum anti manusia
Reaksi cincin
Cara pembuatan serum Anti Manusia :
KELINCI Injeksi darah manusia
5 – 9 hari
Terbentuk antibody : menetralisir darah manusia.
Darah kelinci tersebut diambil dipisahkan, dan serum yang mengandung antibodi diisolir ini yang disebut sebagai “SERUM ANTI MANUSIA”
Ad. III. Penentuan Jenis Kelamin Dari Tulang Tengkorak
Tengkorak pria : Lebih besar, lebih berat, tulang lebih tebal, tonjolan – tonjolan lebih jelas
Tulang dahi : Pria lebih miring, wanita tegak lurus
Cavum Orbita Pria
Cavum Orbita Wanita
Rahang bawah : Angulus mandibula pd pria < 900
Angulus mandibula pd wanita >900
Menurut Acsadi dan Nemeskeri
Penilaian : Nilai –2 s/d +2• Hiper Feminim -2• Feminim -1• Netral 0• Hiper masculin +2• Masculin +1• Netral 0
Menurut Acsadi dan Nemeskeri
PENENTUAN JENIS KELAMIN DARI TULANG – TULANG PANJANG
a. Bentuk anatomisOs. Humerus : Laki – Laki Perempuan
Lebih besar Lebih kasar Tub. Del. lebih besar Tub. Mayus lebih besar Sulcus intestubecularis lebih
dalam
Lebih ringan Lebih halus Lebih halus Lebih kecil Lebih dangkal
Os. Femur :
Lebih berat Lebih kasar Trochanter Mm lebih menonjol Fossa Trochasilerica lebih dalam Fovea capitis lebih besar Linea aspera lebih menonjol
Lebih ringan Lebih halus Trochanter Mm kurang menonjol Fossa Trochasilerica lebih
dangkal Fovea capitis lebih kecil Linea aspera kurang menonjol
TabelPenentuan jenis kelamin (menurut Acsadi & Nemeskeri (1970) & Ferembach (1979), Martin Knussman (1988)
Ciri Bobot
Hyper
Feminim
-2
Feminim
-1
Netral
0
Maskulin
+1
Hyper
Maskulin
+2
Sulcus pre Auricularis
3Mendalam,
batas jelas
Lebih dangkal
& jelasHanya bekas
Hampir
tak kentaraTidak ada
Incicura Ischiadica Major
3Sangat terbuka,
Bentuk V
Terbuka,
Bentuk VPeralihan Bentuk U
Sempit, jelas.
Bentuk U
Angulus
Sub Pubicus2 >1000 900 – 1000 600 – 900 450 – 600 < 450
Fossa Coxae 2
Rendah, lebar, sayap luas, relief otot kurang jelas
Ciri feminim kurang jelas
Peralihan
Ciri maskulin kurang jelas
Tinggi, sempit, relief otot sangat jelas
Ciri Bobot
Hyper
Feminim
-2
Feminim
-1
Netral
0
Maskulin
+1
Hyper
Maskulin
+2
Arc. Compose 2 Dua lengkung Satu lengkung
Foramen Obturatum
2 , runcing Tak jelas OvalOval,
bulat
Corpus Ossis Ischii
2
Sangat sempit, tuber ishiciadicum kurang jelas
Sempit Sedang Lebar
Sangat lebar
T.I sangat kuat
Crista Iliaca 1Bentuk S nya sangat dangkal
Bentuk S-nya dangkal
SedangJelas bentuk S
Sangat jelas bentuk S
Fossa Iliaca 1Sangat rendah dan lebar
Rendah & lebar
Tinggi & lebarnya sedang
Tinggi & sempit
Sangat tinggi & sempit
Ciri Bobot
Hyper
Feminim
-2
Feminim
-1
Netral
0
Maskulin
+1
Hyper
Maskulin
+2
Pelvis mayor 1 Sangat lebar Lebar Sedang SempitSangat sempit
Pelvis minor 1Sangat lebar & oval
Lebar & oval
Lebarnya sedang & bulat
Sempit, berbentuk “Harten”
Sangat sempit, berbentuk “Harten”
Penilaian :Nilai bobot x nilai dimorfis (-2 s/d 2), hasil perkalian ditambah, kemudian dibagi dengan jumlah ciri yang dipergunakan
a) Bila >0 maskulin
b) Bila <0 feminim
Ad. IV. Penentuan Umur Dibedakan Masa – Masa Berikut
1 Infans I : Lahir sampai dengan tumbuh gigi M1 sampai 7 tahun
2 Infans II : Tumbuh gigi M1 sampai dengan tumbuh M2 13 – 16 tahun
3 Juvenis : Tumbuh gigi M1 sampai dengan tumbuh M3 18 – 22 tahun
4 Adultus : M3 sudah tumbuh, tanda pertama keausan gigi (+). Obliterasi sutura mulai. Ossifikasi epiphysis selesai 30 tahun.
5 Maturus : Keausan gigi lanjut. Obliterasi suturan lanjut 50 tahun.
6 Senilis : Oblitari sutura sempurna, kehilangan gigi, tertautnya lobang gigi, processus alveolaris mulai susut/memendek
B. UMUR MENURUT TUMBUHNYA GIGI
Gigi susu Gigi Seri I Bawah : 6 – 8 bulan Gig Seri I Atas : 7 – 9 bulan Gigi Seri II Bawah : 10 – 12 bulan Gigi Seri II Atas : 7 – 9 bulan Gigi Geraham I : 12 – 14 bulan Gigi Taring : 17 – 18 bulan Gigi Geraham I I : 20 – 30 bulan
Permanen M1 Geraham 1 : 6 – 7 tahun
I1 Seri 1 : 6 – 8 tahun
I2 Seri 2 : 7 – 9 tahun
P1 Premolar 1 : 9 – 11 tahun
P2 Premolar 2 : 10 – 12 tahun
C. Taring : 11 – 12 tahun M2 Geraham2 : 12 – 14 tahun
M3 Geraham3 : 17 – 25 tahun
C. UMUR MENURUT DERAJAT KEAUSAN GIGI
Kriteria derajat keausan gigi (Martin, 1957)
0 Tidak terlihat keausan apa – apa
1 Enamel aus sedikit, tapi benjolan kunyah positif
2 Pada beberapa tempat telah terlihat dentin berwarna kuning
3 Seluruh permukaan enamel telah aus/kuning
4 Sebagian besar mahkota gigi aus sampai leher gigi
Ad. V. Perkiraan Umur Dari Tulang – Tulang Panjang
Dapat dilihat dari penyatuan Epiphysisnya
A. Epiphysis dari os. femur, tibia, febula
Diaphysis masih terpisah dari tulang : <18 thn Diaphysis masih terlihat seperti garis : 17 – 18 thn Diaphysis sudah bersatu sempurna : > 18 thn
B. Distal epiphysis dari os. radius dan ulna
Terpisah seluruhnya : 18 – 19 thn
Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 18 – 19 thn Bersatu membentuk garis : 19 – 20 thn Bersatu sempurna : > 20 thn
C. Head of humerus
Diaphysis terpisah seluruhanya : < 20 thn
Sebagian terpisah, sebagian bersatu : 19 – 20 thn
Bersatu membentuk garis : 20 – 21 thn
Bersatu sempurna : >21 thn
Ad. VI. Cara Menentukan Tinggi Badan Dari Tulang
A. Dari panjang tulang belakang
Menurut TOPMAID dan ROLLER bahwa panjang tulang belakang adalah 35% dari tinggi badan
B. Dari panjang tulang – tulang panjang
1. Dengan memakai formula STEVENSON
2. Dengan memakai formula TROTTER dan GLESSER
3. Dengan memakai formula PEARSON
C. Dari tinggi tulang hidung
Dengan memakai formula G.S. KLER, yaitu :
♂ : 1507,1 + 4,3 X + 63,3
♀ : 1439,4 + 3,1 X + 48,9
Caucasoid Mongoloid Negroid
Bentuk tengkorak Bulat Persegi Oval
Muka Relatif sempit Agak lebar dan datar.
Tulang menonjol
Sedang
Maximal
Menonjol
Cavum Orbita Segitiga Bulat persegi
Ad. VII. Cara Menentukan Ras
Ad. VIII. Menentukan Lamanya Kematian Dari Tulang
1. Limur Tulang – Umur Individu
(Bab V) (Bab IV)
2. Dari Bau Tulang
- Berbau busuk < 5 bulan
- Tidak berbau busuk > 5 bulan
3. Warna Tulang
- Kekuning – kuningan < 7 bulan
- Agak keputihan > 7 bulan
4. Kepadatan Tulang
- Mulai berpori – pori > 1 tahun
- Berpori – pori yg merata & rapuh > 3 tahun
Catatan :
Keadaan ini berlaku bagi korban yang ditanam dalam tanah
Ad. IX. Cara Menentukan Rudapaksa/Fraktur Ante Mortem/Post Mortem
1. Perobahan warna pada pinggir tulang fraktur
2. Melihat penyembuhan fraktur (callus)
3. Radio grafik
Radiopositas pd ujung fraktur ante mortem
4. Pewarnaan air tanah pada ujung fraktur
Ujung fraktur lebih gelap atau hampir sama
ante mortem
Ujung fraktur lebih pucat
post mortem
Ad. X. Menentukan Penyebab Kematian
• Agak sulit ditentukan, namun bila dijumpai adanya fraktur pada cranium dapat diarahkan penyebab kematian, serta benda yang dimakan, mis :
- dipukul dengan benda tumpul (fraktur kompresi)
- kasus KLL (fraktur linier)
- berbentuk corong akibat peluru
- benda tajam (fraktur bercelah)• Pada kasus – kasus keracunan logam berat
mis : - Arsen dengan GUTZEIT TEST
KESIMPULAN
1. Membedakan tulang hewan dengan manusia
- Bentuk anatomis
- Test Precipitasi
2. Tulang berasal dari satu individu
- Jumlah tulang
- Besar tulang
- Kiri/kanan tulang
3. Menentukan jenis kelamin
- Bentuk tengkorak - Serologis
- Bentuk panggul - Sidik jari DNA
- Bentuk tulang panjang
4. Menentukan umur individu
- Derajat obliterasi sutura
- Pertumbuhan gigi
- Derajat keausan gigi
- Perubahan pada symphisis pubis
5. Menentukan umur tulang
- Penentuan kandungan Nitrogen
- Penentuan kandungan Asam Amino
- Reaksi Benzidine
- Fluorisasi sinar ultra violet
- Immunologi
6. Menentukan tinggi badan
- Dari panjang tulang belakang
- Dari panjang tulang – tulang panjang
- Dari tinggi hidung
7. Menentukan ras
Dengan melihat bentuk tengkorak
8. Waktu Kematian
Umur tulang - Umur korban
9. Ante Mortem / Post Mortem
- Warna Tulang
- Radiografi
- Callus
10. Penyebab kematian
- Fraktur
- Toxicologi