idea edisi 32 - kafir (1)

22
ada edisi sebelumnya, redaksi telah mengulas begitu detail mengenai fenomena doomsday, atau hari P kiamat. Baik dari perspektif filsafat, kajian al-Qur'an, hadits, teori lingkungan, konspirasi global, dan lain-lain. Dari edisi 31 kemarin, setidaknya, kita telah banyak tahu mengenai di balik adanya isu kiamat 2012 dan apa makna kiamat itu sendiri yang 'almiin, agama kasih sayang, agama damai, berasal dari akar kata qaama, yaquumu, terlihat hanya dalam teks-teks sucinya saja, tanpa qiyaaman. Kiamat yang kebanyakan orang diimbangi perilaku dari para follower, mengartikan hari huru-hara atau kehancuran itu pengikutnya, untuk beragama yang baik, santun, ternyata memiliki akar kata “qaama”, berdiri dan damai. Tentunya, tanpa mengafirkan yang tegak, bukan musnah masal. lain. Dari pembicaraan kiamat, telah Di samping membicarakan hal-hal yang disimpulkan bahwa dari kesemua agama—baik 'melangit' mengenai makna kafir, redaksi juga Islam, Hindu, Budha, Kristen, Yahudi, dan lain- membincang kafir dengan pandangan lain—telah sepakat bahwasanya hari kiamat 'membumi'. Karena makna kafir jika ditelisik memang benar-benar ada, dan pasti akan terjadi, lebih dalam, telah banyak menyinggung perilaku entah kapan. Bila membaca simbol-simbol yang orang Indonesia dewasa ini. Mulai dari korupsi, telah diberikan Rasulullah Saw, saat inilah anarkisme, menutup pintu ijtihad, tidak mau menjelang detik-detik dari hari akhir, hari kiamat belajar, menganggur, tidak mau bekerja, dan lain- itu. Banyaknya gempa dan bencana, kitab suci lain. Oleh sebab itu, redaksi menjadikan tema hanya dijadikan ritus-ritus bacaan saja tanpa kafir ini semakin ‘seksi’ untuk dibaca. dihayati maknanya, yang benar menjadi abu-abu, Perdebatan serius—adu argumen—dari dan yang salah dijadikan panutan. Itulah yang para tokoh dalam rubrik analisis utama dan dinamakan zaman akhir, gonjang-ganjinge analisis khusus, semakin menjadikan majalah mongso. IDEA kali ini lebih berisi. Liputan tentang Dari edisi kiamat (doomsday), redaksi kegiatan mahasiswa, riset mengenai perilaku beralih ke edisi 32, yakni membincang gejala mahasiswa dalam memanfaatkan hot spot area di takfir—aksi saling mengafirkan yang lain—yang kampus, keberadaan kaum marginal yang sudah menjamur di masyarakat. Fenomena ini tergabung dalam komunitas lesbian, gay, patut kita sorot. Karena apa? Kafir mengkafirkan biseksual, transgender (baca: LGBT), semakin antara umat, merupakan larangan keras dari menambah wawasan pengetahuan pembaca hal- Rasulullah Saw. Seseorang tidak dibenarkan jika ihwal di luar diskusi perkuliahan. Dengan mengakui dirinya sendiri atau pendapatnyalah demikian, semoga pada edisi 32 dengan tema kafir yang 'paling' benar, hingga menegasikan ini, pembaca dapat menangkap hikmah yang argumen/ijtihad orang lain. Jika hal ini tidak tergores dari tiap butir kata yang telah disajikan dibendung dengan suatu pergolakan pemahaman oleh redaksi. Dari kiamat (berdiri tegak), kita mengenai reinterpretasi terhadap makna “kafir”, menuju fenomena kafir (menutup sesuatu), apa maka, dikhawatirkan akan terjadi kontak fisik, maknanya? Berdiri, kemudian menutup. Silahkan tindak anarkisme akut di tengah masyarakat. renungkan. [Redaksi] Dengan adanya klaim, orang mudah tersinggung. Sehingga, Islam, yang dikatakan rahmatan lil DARI MENUJU KAFIR KIAMAT Cover IDEA Edisi 31 (kiri) dan IDEA Edisi 32 (Kanan) IDEA/Arsip IDEA Edisi 32, September 2012 1 [Serambi]

Upload: elmambast-el

Post on 14-Mar-2016

280 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

ada edisi sebelumnya, redaksi telah

mengulas begitu detail mengenai

fenomena doomsday, atau hari Pkiamat. Baik dari perspektif filsafat, kajian

al-Qur'an, hadits, teori lingkungan,

konspirasi global, dan lain-lain. Dari edisi 31

kemarin, setidaknya, kita telah banyak tahu

mengenai di balik adanya isu kiamat 2012

dan apa makna kiamat itu sendiri yang 'almiin, agama kasih sayang, agama damai, berasal dari akar kata qaama, yaquumu, terlihat hanya dalam teks-teks sucinya saja, tanpa qiyaaman. Kiamat yang kebanyakan orang diimbangi perilaku dari para follower, mengartikan hari huru-hara atau kehancuran itu pengikutnya, untuk beragama yang baik, santun, ternyata memiliki akar kata “qaama”, berdiri dan damai. Tentunya, tanpa mengafirkan yang tegak, bukan musnah masal.lain.Dar i pembicaraan k iamat , te lah

Di samping membicarakan hal-hal yang disimpulkan bahwa dari kesemua agama—baik 'melangit' mengenai makna kafir, redaksi juga Islam, Hindu, Budha, Kristen, Yahudi, dan lain-m e m b i n c a n g k a f i r d e n g a n p a n d a n g a n lain—telah sepakat bahwasanya hari kiamat 'membumi'. Karena makna kafir jika ditelisik memang benar-benar ada, dan pasti akan terjadi, lebih dalam, telah banyak menyinggung perilaku entah kapan. Bila membaca simbol-simbol yang orang Indonesia dewasa ini. Mulai dari korupsi, telah diberikan Rasulullah Saw, saat inilah anarkisme, menutup pintu ijtihad, tidak mau menjelang detik-detik dari hari akhir, hari kiamat belajar, menganggur, tidak mau bekerja, dan lain-itu. Banyaknya gempa dan bencana, kitab suci lain. Oleh sebab itu, redaksi menjadikan tema hanya dijadikan ritus-ritus bacaan saja tanpa kafir ini semakin ‘seksi’ untuk dibaca.dihayati maknanya, yang benar menjadi abu-abu,

Perdebatan serius—adu argumen—dari dan yang salah dijadikan panutan. Itulah yang para tokoh dalam rubrik analisis utama dan dinamakan zaman akhir, gonjang-ganjinge analisis khusus, semakin menjadikan majalah mongso. IDEA kali ini lebih berisi. Liputan tentang Dari edisi kiamat (doomsday), redaksi kegiatan mahasiswa, riset mengenai perilaku beralih ke edisi 32, yakni membincang gejala mahasiswa dalam memanfaatkan hot spot area di takfir—aksi saling mengafirkan yang lain—yang kampus, keberadaan kaum marginal yang sudah menjamur di masyarakat. Fenomena ini tergabung dalam komunitas lesbian, gay, patut kita sorot. Karena apa? Kafir mengkafirkan biseksual, transgender (baca: LGBT), semakin antara umat, merupakan larangan keras dari menambah wawasan pengetahuan pembaca hal-Rasulullah Saw. Seseorang tidak dibenarkan jika ihwal di luar diskusi perkuliahan. Dengan mengakui dirinya sendiri atau pendapatnyalah demikian, semoga pada edisi 32 dengan tema kafir yang 'paling' benar, hingga menegasikan ini, pembaca dapat menangkap hikmah yang argumen/ijtihad orang lain. Jika hal ini tidak tergores dari tiap butir kata yang telah disajikan dibendung dengan suatu pergolakan pemahaman oleh redaksi. Dari kiamat (berdiri tegak), kita mengenai reinterpretasi terhadap makna “kafir”, menuju fenomena kafir (menutup sesuatu), apa maka, dikhawatirkan akan terjadi kontak fisik, maknanya? Berdiri, kemudian menutup. Silahkan tindak anarkisme akut di tengah masyarakat. renungkan. [Redaksi]Dengan adanya klaim, orang mudah tersinggung.

Sehingga, Islam, yang dikatakan rahmatan lil

DARI MENUJU KAFIR

KIAMAT

Cover IDEA Edisi 31 (kiri) dan IDEA Edisi 32 (Kanan)

IDE

A/

Arsip

IDEA Edisi 32, September 2012 1

[Serambi]

Page 2: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 20122

[Daftar Isi]

Serambi

Daftar Isi

Potret

Surat Pembaca

Karikatur

Editorial

Analisis Utama

Tamu kita

Paradigma

Karikatur2

Pengantar

Analisis Khusus

Wawancara Khusus

Wacana

Riset

Historia

Kampusiana

Forum

Usul-Usil

Artikel Lepas

Lorong

Resensi Buku

Film

Sastra

Figur

Liputan

Catatan Akhir

1234678

18232728293842

44475053606166687274798284

Tamu Kita:Kafir itu Menutup Diri... 18

Bagaimana sebenarnya pandangan

orang-orang non-muslim tentang kafir

itu sendiri. Apakah dalam teologi

mereka juga memiliki pemahaman

yang sama dengan umat Islam

mengenai term kafir?

Pendeta Gunarto

Meramal Nasib Ushuluddin Pasca UIN ... 50

Kampusiana:

Konversi IAIN ke UIN

yang digaungkan sejak

dua tahun terakhir, tak

lagi hanya menjadi

isapan jempol. Konversi

itu sebentar lagi akan

segera ditabuh. Tentu

saja, ini merupakan suatu tantangan besar yang

harus dihadapi oleh berbagai pihak untuk berbenah

diri, khususnya Ushuluddin sebagai fakultas yang

selama ini kurang begitu diminati oleh calon

mahasiswa. Lalu, bagaimanakah nasib Ushuluddin

pasca menjadi UIN nanti?

Mengimani kafir bukan

berarti kita iman kepada

orang-orang ‘kafir’, dan

tunduk kepadanya. Akan

tetapi, kita percaya bahwa

simbol-simbol kekafiran di

tubuh kaum beragama itu

ada, walaupun orang

tersebut tidak

merasakannya. apa itu

kafir? apa benar kafir

hanyalah simbol an sich

yang tidak perlu ditakuti,

apalagi dicap sebagai orang

kafir.

Pelindung: Dekan Fakultas Ushuluddin, Pembina: Pembantu Dekan III, Penanggung Jawab: Ketua Badan Eksekutiif Mahasiswa (BEM- FU), Pemimpin Umum: Mukhamad Zulfa, Sekretaris Umum: Muhamad Zubair Hasan, Sekretaris I: Awaluddin Iskandar, Bendahara umum: Maslikhah, Pemimpin Redaksi: Muhammad Autad An-Nashr, Sekretaris Redaksi: Naily Ni'matul Illiyun, Staf Ahli: Amin Syukur, Abdul Djamil, Sri Suhanjati Sukri, Muhsin Jamil, Joko Tri Haryanto, Zainul Adzfar, Imam Taufiq, Pengkaderan: Caswiyono Rusydy Cakrawangsa, Ahmad Fauzi, Rusmadi, Wahyu Agung, John Sarmin, Arif Dwi Purnomo, M. Abdullah Badri, Ammar Mahmud, Agus Hariyanto, Misbah Khoiruddin Zuhri, Dzikrullah Zulkarnain, Fardan, Zaenal Abidin, Rumah Tangga: Rusdiana(Koord), Muthmainnah, Mamik Sulistyowati, M. Luthfi, Divisi Kajian dan Riset: Muhammad Mahbub Maulana(Koord) Khoirul Anam, M. Tajuddin, Ahmad Khotim Muzakka, Divisi Berita: Ayis Mukholiq(Koord), Chandra Yusuf Kurniawan, Hasisul Ulum, M. Khotib, M. Idrus, M. Misbah, Divisi Sastra: Khoirotul Fitriyani(Koord), Hilyati Auliya, Durratun Yatimah, Fathurrahman, Umi Farihah Arif, Divisi Artikel: Hasan Ismaili(Koord), Ahmad Yusuful Adamy, M. Akmaluddin, Nur Syahid, Divisi Layout: Muhammad Abdul Aziz(Koord), Alfi Qonita Badiati, Ahmad Shofa, Divisi Marketing dan Distribusi: Muhammad Rikza Muqtada(Koord), Abdul Ghofur, Ahmad Faishol, Fejriayan Yazdajird Iwanebel, Kontributor: Syah Aziz Perangin Angin.

IDEA “Diskursus Transformasi Intelektual” diterbitkan oleh Lembaga Penerbitan Mahasiswa (LPM) IDEA Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. ISSN (International Standard Serial Number): 1829-5321.

Redaksi menerima tulisan dengan bentuk artikel, puisi, kolom, cerpen, dan tulisan lain yang sesuai dengan visi dan misi Idea. Naskah diketik maksimal 4 halaman kwarto (5000-6000 karakter) dengan disertai identitas lengkap. Pengiriman dapat dialamatkan ke e-mail [email protected]. Redaksi berhak mengedit tulisan sepanjang tidak mengurangi isi.

Analisis Utama:Mengimani Kafir... 8

Page 3: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 3

[Potret]

Di dunia ini, ada satu hal yang tidak bisa suka ngritik tanpa kasih solusi. Apalagi yang

dibeli dengan apapun. Iya benar. Yakni; “proses”. hanya omong doang (OmDo bahasa kerennya).

Proses tidak bisa dibeli dengan apapun. Menyindir? Iya. Sudahlah.

Demikian tulis seseorang dalam status facebook. Untuk kali ini, ada perombakan besar-

Status facebook, biasanya ditulis oleh sang besaran oleh kru. Mulai membuat AD/ART

pemilik akun dimana ada suatu peristiwa yang keredaksian dan lembaga, juga mengubah logo

sedang terjadi dalam kehidupannya. Sekilas, yang semula bewarna merah, menyala,

realita itu begitu terlihat mirip dalam LPM IDEA. kemudian dikembalikan kepada warna khittah

Terutama dalam penggarapan majalah. Proses Ushuluddin, biru.

begitu mulia, sehingga ada yang mengatakan; Tidak hanya itu, dua periode ini memaksa

balasannya nanti adalah surga. anggota untuk mengadakan perombakan dan

Seluruh awak redaksi masih berproses, perbaikan besar-besaran, sehingga reshuffle tak

dalam tahap belajar. Belajar berdiskusi, bisa dihindari. Semoga cita-cita mulia itu

menyusun kata, menuangkan ide, dan lain diindahkan oleh seluruh awak redaksi.

sebagainya. Jadi, jangan menyalahkan orang Saran: berstatuskan kru magang, anggota,

yang sedang belajar. Jika ada kesalahan, cukup pegiat, peneliti di LPM IDEA, jangan hanya

mengingatkan, tanpa justis lara. Karena dia dimanfaatkan pada, ketika menulis di media

sedang berproses menuju hal yang mendekati massa saja. Begitu murahnya nama IDEA kalau

sempurna. Sebagaimana kata-kata sakti yang hanya disematkan ketika menjual nama, tanpa

sering dilontarkan oleh filsuf dan motivator. diimbangi dengan kontribusi nyata di lembaga

Jangan takut salah, yang penting bukan hasilnya, tersebut.

tetapi, 'belajar' dari apa yang kita hasilkan. Tetap IDEA, adalah kerumunan orang-orang yang

semangat, dan jangan mudah menyerah oleh saling tukar ide. Benar. Tapi, lebih indah lagi jika

keadaan. 'status' anda di IDEA tidak hanya numpang nama

Dalam penggarapan edisi 32 ini, tak jauh saja. Namun, yang kita harapkan adanya

beda dengan kesan singkat yang terjadi di edisi- kontribusi untuk diri sendiri dan orang lain.

edisi sebelumnya, yakni, menjadi penulis terlalu Universitas IDEA nantinya yang akan

mudah dibanding editor, menjadi editor pun membentuk kepribadian anda di masa

terlalu mudah dibandingkan dengan layouter, mendatang, bagaimana cara survive untuk

dan menjadi layouter juga terlalu gampang hidup, yakinlah. Ingat, perjuangan belum usai,

dibanding dengan orang yang suka membuat dan proses belajar atau belajar berproses masih

aturan, tetapi, tanpa dijalani. Atau, orang yang terus mengalir dalam urat nadi. [Redaksi]

Perjuangan Belum Usai

Page 4: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

Dosenku Pada Kemana ya???....

Seluruh jajaran birokrasi dan manajemen

pendidikan sangat berpengaruh pada semangat

belajar mahasiswa. Ada hal kecil yang sering kali

terlupa tapi berdampak besar pada minat dan

kinerja mahasiswa. Oleh sebab itu, melalui surat

pembaca ini, ada kasus yang layak kita

muhasabahi. Yakni, saya sangat tersentuh dengan

ketidakhadiran dosen di jam kuliah tanpa

konfirmasi, mungkin saking sibuknya hingga tidak

sempat mengabari. Tapi, apakah itu alasan yang

rasional? Mengingat betapa mudahnya memberi

konfirmasi salah satu mahasiswa tanpa harus

meninggalkan urusan beliau yang dianggap lebih

p e n t i n g d a r i m e n g a j a r ? S a y a s a n g a t

mengharapkan adanya ABSENSI untuk dosen,

tidak hanya dalam birokrasi (kantor-red), karena

komitmen belajar dan mengajar bukanlah hal yang

pantas untuk diremehkan. Bahkan, saking

seringnya absen dalam perkuliahan. Pernah saya

menjumpai kasus dan saya juga sering

mengalaminya—di akhir menjelang UAS—satu

jam pelajaran itu dipadatkan dengan berjubelnya

pemakalah. Bahkan, pernah ada sampai di isi

dengan 8 pemakalah sekaligus dalam satu jam

mata kuliah. Sungguh ironi bukan?

AMANAH,

Mahasiswi PK TH DEPAG 2009

Tanggapan Dr. Machrus, M.Ag

(Pembantu Dekan I)

Memang, saya akui, bahwa setiap

dosen memiliki kesibukan yang tidak

sama. Terlepas dari itu semua, kami

sendiri menetapkan kebi jakan

sebagaimana yang telah berjalan dari

dulu bahwa dosen memiliki kewajiban

m e n g a j a r d e n g a n k e t e n t u a n

persyaratan memenuhi tatap muka 16

kali pertemuan dalam satu semester,

termasuk ujian mid-semester dan

semester. Adapun pemantauannya

berupa absen dan jurnal dosen.

Biasanya setiap selesai proses

kegiatan perkuliahan di kelas, dosen

meminta tanda tangan kepada

mahasiswa sebagai tanda bahwa

d o s e n t e r s e b u t m e l a k s a n a k a n

kewajibannya. Ini yang nanti

dijadikan laporan. Nanti kelihatan

kalau misalnya dosen tersebut tidak

masuk kelas.

Diskusi merupakan suatu keniscayaan bagi mahasiswa. Tidak terlepas apakah dia aktivis

ataukah hanya mahasiswa biasa. Namun, apalah artinya jika mahasiswa dilarang berdiskusi di

kampus? Hal inilah yang terjadi beberapa pekan lalu di area parkir Fakultas Ushuluddin IAIN

Walisongo Semarang. Saat itu Himpunan mahasiswa jurusan (HMJ-TP) yang hendak melakukan

diskusi publik tidak diperbolehkan menggunakan wireless.

Pelarangan tersebut sempat mengacaukan kawan-kawan HMJ sendiri. Acara yang

rencananya akan dimulai pukul 10.00 pagi, akhirnya tertunda hingga beberapa menit. Padahal

peserta sudah berkumpul sejak jam 09.45.

Tidak seperti biasanya, mengapa birokrasi dekanat melarang penggunaan wireless untuk

diskusi. Padahal sebelumnya tidak pernah ada pelarangan tersebut. Yang menjadi masalah

adalah ketika kawan-kawan melakukan diskusi publik, dan hal ini tidak akan efektif tanpa ada

fasilitas seperti wireless. Namun, hingga saat ini pihak dekanat sendiri belum memberikan

kejelasan mengenai kebijakan tersebut.

Nurrotun Nikmah, Mahasiswa PK-TP 2009

Diskusi publik tanpa mic? oh, TIDAK...!

IDEA Edisi 32, September 20124

[Surat Pembaca]

SURAT

Page 5: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

Tanggapan Dr. Hasyim Muhammad, M.Ag (Pembantu Dekan III)

Saya perlu menjelaskan sebelumnya, bahwa pelarangan menggunakan wireless

sebagaimana dalam kegiatan yang disebutkan oleh saudari Nurrotun Nikmah itu bukan

berarti saya melarang diskusi. Ini perlu dipahami. Mengapa saya tidak mengizinkan

penggunaan wireless dalam diskusi tersebut, karena ini mengganggu perkuliahan.

Permasalahannya sebenarnya hanya karena pengambilan tempat kegiatan saja. Jika

kegiatan dilaksanakan di luar jam perkuliahan atau di luar lingkungan perkuliahan,

misalnya di sekitar PKM, itu tidak masalah menggunakan wireless. Tapi kenyataannya

kegiatan dilaksanakan di lingkungan perkuliahan. Dan itu mengganggu.

Kenapa dulu diperbolehkan dan sekarang tidak diperkenankan. Dari dulu, banyak

sekali protes tentang kegiatan-kegiatan yang mengganggu perkuliahan, baik itu dari

mahasiswa ataupun dosen. Namun, kegiatan yang kemarin dilaksanakan oleh salah satu

UKM memunculkan begitu banyak protes. Saya diprotes kanan-kiri. Mereka memang benar,

itu sangat mengganggu perkuliahan. Saya sudah berulang kali menghimbau agar memasang

volume yang tidak terlalu keras. Namun sayangnya himbauan tersebut tidak diindahkan.

Malah volume-nya dikeraskan. Orang protes itu tidak salah. Memang kita ini yang tidak pada

tempatnya. Kuliah itu wajib. Siapa bilang diskusi itu tidak baik, tapi itu sunnah. Tidak

seharusnya yang wajib itu mengalahkan yang sunnah.

Lewat majalah IDEA ini, saya

ingin mengutarakan tentang

pembakaran sampah di kampus.

Masalahnya, seringkali dinas

kebersihan fakultas membakar

sampah berdekatan dengan PKM.

Kepulan asap dari pembakaran

sampah pada masuk ke PKM,

sehingga menggangu berbagai

aktivitas. Saya pernah mengikuti

perkuliahan di ruang R.6 pada saat

itu di bawah ada pembakaran

sampah, sehingga ruangan kelas

penuh dengan asap pembakaran

sampah, rasanya seperti di-fogging.

Suasana ini sangat menggangu

sekali.

H a r a p a n s a y a d e w a n

kebersihan Fakultas untuk segera

menyikapi hal ini. Terimakasih.

(Zaenul Mustofa,

Mahasiswa TH 2010 ).

Tanggapan Dr. Hasan Asy'ari Ulama' M.Ag

(Pembantu Dekan II)

Tentang tempat pembakaran sampah, sebenarnya

itu sudah saya ingatkan sejak dulu. Agar petugas

kebersihan membakar sampah pada tempat yang

agak jauh dan tersembunyi, serta membakar

sampahnya tidak pada waktu jam kuliah. Saya

setuju memang pembakaran sampah yang terlalu

dekat dengan PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa)

merusak pemandangan, tapi mau gimana lagi jika

mahasiswa di PKM juga membuang sampah di dekat

situ. Akhirnya, petugas kebersihan ikut-ikutan

membakar sampah di situ. Mestinya himbauan

menjaga kebersihan itu di indahkan sehingga

membuang sampah pada tempatnya sekaligus

membakar sampah di kolam sampah yang telah di

sediakan. Syukur-syukur jika teman-teman

mahasiswa menjadi pelopor serta ikut mengarahkan

petugas kebersihan menjaga kebersihan lingkungan

bersama. Jika mahasiswa melihat pembakaran

sampah tidak pada tempatnya serta di rasa

menggangu aktivitas di kampus, maka langsung

saja di tegur atau melaporkan ke PD II.

Bakar Sampah di Tempatnya Dong, Pak...

IDEA Edisi 32, September 2012 5

[Surat Pembaca]

Page 6: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 20126

[Karikatur]

Page 7: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

[Editorial]

yang menjanjikan neraka itu adalah murtad,

“ Akeh wong apal.. Qur'an Hadits e… musyrik, dan munafik. Urusan syahadat dan

Seneng ngafirke.. marang liyane.. pembaptisan, itu juga sangkut pautnya

Kafire dewe.. gak di gathekke.. yen iseh membincang masalah murtad dan musyrik,

kotor.. ati.. akale…” bukanlah kafir. Jadi, jangan takut kalau di

cap/klaim oleh kelompok tertentu dengan

sematan kafir. Sebagaimana yang pernah di

udah tak asing lagi di telinga pembaca gaungkan oleh Irshad Manji. Beriman tanpa

dengan penggalan teks di atas. Ya, sebuah rasa takut!. Ssajak waton yang konon didendangkan Menurut Prof. Toshihiko Izutsu, di

oleh almarhum Kyai Haji Abdurrahman Wahid dalam bukunya Ethico Religious Concepts in

(Gus Dur). Syi'ir itu tak lain adalah potret dari The Qur'an (1966) digambarkan bahwa, kafir

realita sosial saat ini. Gejala takfir. yang bermakna “tertutup” itu urusannya

Memang, fenomena kafir-mengafirkan adalah etika dalam islam, yakni orang yang

antar umat Islam satu dengan lainnya telah hatinya tertutup kepada masalah sosial. Mata

banyak kita jumpai. Dengan mudahnya, bibir hatinya menutup diri dalam menyikapi realitas

berucap: kowe kafir kon, bolone Thogut (kamu sosial masyarakat.

orang kafir, temannya Thogut). Gejala seperti Di sini ada sebuah pemahaman, bahwa

ini tampaknya sudah menjamur di mana-mana. inilah hakikat dari makna kafir, yakni lebih

Bahkan, sudah membentuk sebuah ormas atau mengarah kepada tipologi sosial. Bukan urusan

organisasi yang intens mengintai kelompok- Tuhan. Seseorang yang bodoh, tidak mau

k e l o m p o k y a n g b e r b e d a d e n g a n berfikir, menutup pemikiran, menutup pintu

pemahamannya. ijtihad, itulah yang sebenarnya kafir.

Apabila seseorang berperilaku nyeleneh, Koruptor, yang menutup dirinya

'aneh' di mata mereka, baik dalam berolah pikir kepada kondisi sosial masyarakat, dan ingin

maupun bersikap, siap-siap saja orang tersebut memperkaya diri sendiri, itulah golongan yang

dicap “kafir”. Selanjutnya, sangat disayangkan 'paling' kafir. Karena menyebabkan kerugian

apabila pemahaman seperti itu kemudian negara dengan memakan harta rakyat. Tak

mengakar kepada seseorang yang sudah dicap terkecuali, Kementrian Agama yang konon

kafir, maka darahnya pun juga ikut halal (baca: menjadi payung atau kumpulan para

di bunuh). Hal itu pun tidak peduli kepada agamawan, kalau terlibat korup, juga

siapapun orangnya, bahkan, ibu atau ayah mendapat predikat sama; kafir.

kandungnya sendiri pun jika 'melenceng', Dajjal di tahun 2012 dan tahun-tahun

menurut versi dia, maka dianggap kafir. Dan yang akan datang pada hakikatnya adalah

darahnya pun juga halal. Sungguh ironi bukan? kemiskinan, kebodohan, anarkisme, dan

Berawal dari kegalauan fenomena korupsi (yang menjadi common enemy). Orang

tersebut, sebenarnya kafir itu adalah 'cap' yang yang beriman, seharusnya memberantas itu

dipolitisasi. Bila membaca sejarah mengenai semua.

munculnya golongan Murji'ah, Khawarij, dan Dengan demikian, jangan terlalu

Mu'tazilah, telah banyak mengulas dan mudah mengobral kata kafir. Karena, jangan-

m e n g e k s p o s k e j a d i a n - k e j a d i a n y a n g jangan Anda sendiri yang hobi mengecap

mengindikasikan bahwasanya istilah kafir “kafir” itu bagian dari orang kafir. Begitu.

penuh dengan nuansa politis. [Redaksi]

Bila ditelisik lebih dalam lagi, kafir

sendiri tidaklah menjanjikan neraka. Karena

Beriman Tanpa Rasa Takut!

IDEA Edisi 32, September 2012 7

Page 8: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 20128

[Analisis Utama]

Diriwayatkan dari Abdullah Bin Mas`ud kafir) terhadap sesama muslim belakangan ini

ra, katanya: Rasulullah menorehkan sebuah semakin meruncing. Fenomena ini telah

garis di atas tanah dengan jarinya lalu berkata: menimbulkan fitnah yang mengakibatkan

“ini adalah jalan Allah yang lurus”. Kemudian perpecahan, saling tuding dan keresahan dalam

beliau menorehkan pula garis yang menyimpang masyarakat. Pemaknaan “kafir” mengalami

ke kiri dan kanan garis pertama tadi, lalu berkata perkembangan yang sangat cepat. Bermula dari

pula: “ Dan garis yang ini, tak lain adalah garis penyematan terhadap orang-orang non muslim

setan ke arah mana ia mengajak manusia yang memerangi Muhammad SAW hingga julukan

melaluinya”. Selanjutnya beliau membacakan kafir harus dilabelkan pada orang-orang muslim

ayat: “ Dan sesungguhnya inilah jalan-Ku yang juga. Sehingga budaya takfir ini menjadi bahaya

lurus, maka ikutilah ia dan janganlah kamu laten yang terus memojokkan umat Islam sendiri,

mengikuti jalan-jalan (lain selain itu)” (QS. Al seperti memelihara musuh dalam selimut. Dari

An'am 153), (Hadits riwayat Ahmad). sini muncullah berbagai macam polemik yang

menyebabkan kaum muslimin saling mengaku

Sekilas membaca hadits di atas, kita dapat paling benar (truth claim) dan kemudian

menangkap bahwa ratusan abad yang lalu, menyalahkan kelompok yang berbeda arah

Muhammad SAW berhasil melakukan pembacaan dengannya, bahkan hingga menumpahkan darah.

futuristik terhadap keadaan umat manusia di Dalam Lisan Al Arab karya Ibnu Mandzur,

masa mendatang. Yakni akan terjadi perpecahan Kafir (plural: kuffâr) berasal dari kata kafara-

di antara mereka. Garis menyimpang ke kanan yakfuru-kufran. Ia mempunyai multimakna

dan kiri akan menjadi kelompok yang terpecah seperti antonim dari iman atau tidak beriman

belah karena selalu memperdebatkan perbedaan kepada Tuhan (naqidh al iman), melakukan

pendapat, sebal iknya jalan lurus yang maksiat (`ashaw wa imtana`u) , t idak

digambarkan adalah jalan keselamatan. Hadits mensyukuri nikmat (naqidh as syukr), menutup

tersebut sekaligus memberikan peringatan dan hati (al juhud wa al satr), melakukan

kewaspadaan terhadap ajaran yang melenceng. pembangkangan dan perlawanan (mu`anadah)

Munculnya fenomena takfir (menuding dan kemunafikan (nifaq). Jadi kafir (ism fail)

Mengimani KafirOleh sebagian kita,

sangatlah angker dan seakan harus dimusnahkan

dari muka bumi. Namun, bagi sebagian yang lain,

kafir itu dibutuhkan. Dalam artian, simbol

kekafiran menyematkan kata kafir itu

dibutuhkan untuk menghancurkan lawan. Oleh

sebab itu, simbol kafir perlu diimani, antara dipuja

dan dicela. Mengimani kafir bukan berarti kita

iman kepada orang-orang ‘kafir’, dan tunduk

kepadanya. Akan tetapi, kita percaya bahwa

simbol-simbol kekafiran di tubuh kaum beragama

itu ada, walaupun orang tersebut tidak

merasakannya. apa itu kafir? apa benar kafir

hanyalah simbol an sich yang tidak perlu ditakuti,

apalagi di cap sebagai orang kafir. Sebelum

melanjutkan membaca, redaksi mengucapkan:

Proud To Be A KAFIR.

mendengar kata “kafir”,

— —

ibnuabbaskendari.wordpress.com

Page 9: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 9

[Analisis Utama]

bermakna orang yang menyembunyikan atau apa yang telah diturunan Allah. Dalam hal ini dalil

mengingkari kebenaran. Sedangkan takfir berarti yang seringkali didendangkan Khawarij dalam

“mengkafirkan” atau menganggap orang lain yang menguatkan ideologi kelompoknya adalah

berseberangan pendapat sebagai kafir. Adapun “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut

dalam terminologi kultural kata ini adalah lawan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu

dari kata syakir (orang yang bersyukur) atau adalah orang-orang yang kafir.” (QS Al

merujuk kepada orang-orang yang mengingkari Maidah:44).

nikmat Allah SWT. Dalam kamus Khawarij, Utsman dinilai

Dari pengertian di atas, dapat kita simpulkan mengangkat kerabat-kerabatnya sebagai pejabat

bahwa secara umum, terminologi kafir tidak yang bert indak sewenang-wenang dan

hanya berlaku pada penganut agama non muslim, menyeleweng (tidak profesional), maka ia

tetapi kepada siapapun yang melakukan maksiat, dihukumi kafir. Begitu pula dengan ̀ Ali dihukumi

tidak mensyukuri nikmat, menutup hati, serupa karena mengakui putusan dua orang juru

melakukan pembangkangan dan kemunafikan. damai (`Amr Ibn al Ash dan Abu Musa al Asy`ari)

Dari sini jelas bahwa umat Islam pun bisa saja yang diutus dalam tahkim dan mencopot gelar

dikatakan kafir jika melakukan perbuatan- amirul mukminin dari dirinya. Hal ini yang

perbuatan tercela di atas. kemudian menjadi budaya untuk mengafirkan

sesama muslim lainnya, termasuk terhadap

Takfir dan Khawarij orang-orang yang terlibat dalam perang Jamal

Bila merunut sejarahnya, ternyata (suatu perang yang pertama kali pecah dengan

peradaban mengafirkan (hadlarah takfir) sesama m e l i b a t k a n s e s a m a m u s l i m g a r a - g a r a

muslim bukan sesuatu yang baru. Ia telah lama tertumpahnya darah Utsman) yang diantaranya

ada dalam sejarah Arab dengan munculnya terdapat sejumlah sahabat Rasulullah.

Khawarij. Kaum Khawarij adalah golongan yang Khawarij mengklaim dua khalifah ini

paling dulu membicarakan topik-topik yang sebagai kafir, sekalipun pemerintahan Utsman

berkaitan dengan kekhalifahan. Asy- Syahrastani dan Ali terhadap kaum Muslim adalah sah, dan

(548 H/ 1153 M) mendifinisikan Khawarij dengan keabsahan ini telah ditetapkan pula berdasarkan

arti yang luas. Dalam pandangannya, Khawarij ijma’ tanpa ada perbedaan. Dan sepanjang hal itu

adalah semua orang yang keluar dari ketundukan dinyatakan ijma’ maka tidak ada hak bagi

terhadap imam (pemimpin yang sah) yang telah siapapun untuk menentangnya, kecuali bila jelas-

disepakati oleh jamaah Islam. jelas terlihat sebagai orang kafir, dan yang

Pemikiran dan ajaran-ajaran Khawarij demikian ini tak terlihat pada keduanya. Hanya

hidup dan berkembang di dunia Islam dalam saja pembunuhan yang terjadi dalam perang

masa-masa yang singkat. Hal ini karena pemikiran Jamal antara kaum muslim menjadi akidah orang

mereka bercorak ekstrim dan mengafirkan sesama Khawarij untuk mengafirkan orang-orang yang

muslim. Salah satu ajaran mereka yang terkenal telah melakukan dosa besar (membunuh muslim),

adalah menghalalkan membunuh orang yang meskipun dalam beberapa referensi sejarah,

berbeda pendapat dengan mereka. Padahal agama seorang muslim diperbolehkan membunuh orang

Islam tidak menghalalkan darah seorang muslim yang memeranginya sekalipun muslim. Namun,

kecuali dalam tiga hal yaitu pezina mukhson yang yang dipahami khawarij adalah diperbolehkannya

harus dirajam, pembunuh mukmin dengan menumpahkan darah muslim sekalipun tidak

sengaja yang harus dihukumi mati sebagai balasan memeranginya.

yang sepadan, orang murtad yang boleh dibunuh Para ulama Ahlus Sunah wal Jamaah seperti

karena kemurtadannya. “Setiap orang muslim Imam Nasafi, Ibnu Hazm dan lainnya dengan

diharamkan atas muslim yang lainnya, darah, c e r m a t m e l a k u k a n b a n t a h a n u n t u k

harta dan kehormatannya.” (HR. Muslim pada menggugurkan penafsiran yang dijadikan pijakan

kitab Al Birru was Shilah) Khawarij. Satu contoh, dalam bertahkim. Ali sama

Adapun pengafiran mereka terhadap sekali tidak pernah berhukum kepada seorang

Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, Khawarij manusia dalam urusan agama. Tetapi ia

bersandar pada satu-satunya alasan yaitu mereka berhukum kepada firman Allah setelah kedua

berdua telah menetapkan hukum tidak dengan pihak setuju atas ajakan bertahkim kepada al-

Page 10: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201210

[Analisis Utama]

Quran. Dalam al-Quran sendiri pernah disitir melaksanakan apa yang diperintahkan al-Quran.

“Dan apabila kamu berselisih tentang sesuatu di Sedangkan Van Vloten menamakan

kalanganmu sendiri, hendaklah kembalikan k h a w a r i j d e n g a n k a u m J u m h u r i y y i n

persoalannya kepada Allah dan Rasul, jika kamu (Republiken), sebab dalam pandangannya mereka

beriman kepada Allah dan hari kemudian” (QS, menampilkan prinsip-prinsip demokratis yang

An Nisa 59). Maka mereka berpendapat bahwa ekstrim [Umar Abu an Nasher: Al Khawarij Fi al

kaum Khawarij adalah orang-orang Arab yang Islam]. Konon bahwa akar permasalahan

mampu membaca al-Quran namun tidak perpecahan umat Islam semenjak wafatnya Nabi

menguasai dengan baik sunnah-sunnah dari Muhammad SAW dikarenakan kembalinya

Rasulullah SAW. Hal ini diperparah lagi tidak budaya fanatisme Arab yang mengagungkan

adanya ahli fiqh yang cukup arif dan mampu kekuatan sukunya masing-masing. Maka partai ini

memahami masalah-masalah fiqh secara lahir sebagai upaya politis untuk menengahi di

mendalam. Khawarij tidak membedakan dosa tengah polemik tribalisme dengan menciptakan

kecil dan dosa besar. Sehingga siapa saja yang fanatisme agama.

berbuat dosa, seperti mencuri, berzina, peminum Fanatisme Islam yang hendak disampaikan

khamr dan membunuh adalah kafir sekalipun kaum Khawarij adalah untuk memupus

setelahnya bertaubat. persengketaan dan perselisihan antar suku

Orang Khawarij beranggapan bahwa semua d e n g a n ke m b a l i k e p a d a Tu h a n d a l a m

orang yang berseberangan pendapat dengan menentukan hukum. Sebab kekuasaan tidak

mereka dalam masalah akidah dan prinsip-prinsip berada di tangan manusia, tetapi hanya pada

keagamaan berarti telah melakukan dosa besar Allah. Agar kekuasaan yang bersifat duniawi

dan dinilai kafir. Hal ini karena mereka berpegang tersebut menjadi syar'i, maka sepenuhnya harus

pada beberapa dalil al-Quran: “Barangsiapa yang ditundukkan kepada ajaran agama, dengan

kafir sesudah beriman, maka hapuslah amal- demikian setiap perkara diputuskan atas nama

amalnya dan di hari kiamat ia termasuk orang Allah. Sedangkan menurutnya, imam hanya

yang merugi” (QS Maidah: 5), “Sesungguhnya sebatas lambang persatuan umat Islam, tidak

kami telah menunjuki jalan yang lurus, ada yang lebih sebagai pemangku kebijakan masyarakat.

bersyukur dan ada pula yang kafir ” (QS al Khawarij melakukan politik praktis saat

Insan:3). Dengan demikian mereka berpendapat terjadi kemelut antara kaum muslim pasca perang

bahwa Allah tidak menciptakan di antara Jamal. Kemudian mereka mencoba menjadi satu

kekafiran dan keimanan suatu posisi yang lain. kelompok netral, tidak berpihak pada blok kanan

Maka barangsiapa yang menyia-nyiakan amalnya dan kiri. Meskipun sebelumnya, mereka termasuk

dan bertindak di luar apa yang diperintahkan kalangan kaum pembela Ali bin Abi Thalib. Seiring

Tuhannya maka ia tidak beriman atau kafir. berlalunya waktu, mereka mencium Ali telah

B e r b e d a d e n g a n a p a y a n g t e l a h melakukan dosa besar sehingga memvonis

dipersepsikan kaum orientalis terhadap Khawarij. kekafirannya dengan keluar dari kelompoknya (Al

Wellhausen dalam bukunya The Religio-Political Khirrij) yang kemudian kelompok tersebut

Factions berpendapat bahwa kaum Khawarij dinamai Khawarij.

muncul dari kalangan orang-orang shalih yang Salah satu bentuk politiknya adalah

ahli al-Quran, hafal al-Quran dan selalu pertama, takfir atau gerakan pengafiran orang-

mengamalkan isinya. Sebab dalam pandangan orang yang seagamanya. Mereka beranggapan

mereka, al-Quran tidak harus dikaji, melainkan bahwa berperang melawan mereka adalah jihad

untuk diamalkan dan demi ketakwaan. yang disamakan dengan jihad melawan kaum

Wellhausen sangat mengagumi gerakan kafir. Bahkan lebih ekstrim lagi dengan

yang telah ditorehkan Khawarij dalam sejarahnya. menganggap orang muslim yang menentangnya

Ia berpendapat bahwa Khawarij adalah kelompok lebih kafir daripada Yahudi, Nasrani dan Yahudi.

revolusioner yang menampakkan dirinya secara Kedua, politik kekhalifahan. Kaum Khawarij

terang-terangan. Sebuah partai revolusioner yang melakukan penyerangan kepada Utsman, Ali dan

berpegang teguh pada ketakwaan dan tidaklah Muawiyah hanyalah bertujuan mengganti mereka

muncul dari kefanatikan Arab (tribalisme), dengan imam-imam yang shalih karena kebaikan

melainkan fanatisme Islam dengan upaya penuh duniawi dan ukhrawi tergantung pada imam.

Page 11: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 11

[Analisis Utama]

Imam ditafsirkan Khawarij sebagai pemimpin di pemimpin, maka sesungguhnya orang itu

dunia maupun akhirat. termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah

Dalam kacamata politik, persoalan kafir tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

bukan lagi masalah teologis yang sering yang zalim”.

didefinisikan sebagai orang yang dengan terang- Alat manjur memang, membawa isu

terangan tanpa malu menentang dan memusuhi agama di tengah 'kepentingan' golongan tertentu,

agama Islam, menganggap dirinya kafir dan terlebih dalam perebutan kursi pemerintahan. Tak

bangga akan perbuatannya yang terkutuk. Tapi p e d u l i , j a l a n a p a p u n a k a n d i t e m p u h .

sudah masuk dalam ranah politik dengan Menghalalkan segala cara. Menyitir ayat-ayat al-

mengatakan bahwa orang-orang yang tidak Qur'an dan menjual hadits-hadits Nabi. Termasuk

sepaham dengan kelompok tersebut dihukumi menyematkan kata “kafir” kepada musuh politik.

kafir dan halal darahnya, sekalipun ia beragama Sungguh ironi.

Islam. Sepanjang seorang muslim pernah Menggelindingkan isu agama di tengah

melakukan dosa dan maksiat maka ia menjadi pemilu sering terjadi. Dulu, Megawati juga pernah

kafir. jadi korban. Dengan statemen; Islam melarang

Politik teologi seperti ini yang justru memilih presiden/pemimpin dari golongan

membahayakan banyak pihak terutama kaum wanita. Pernyataan-pernyataan seperti itu tidak

muslim. Momentum sejarah takfir yang dulu menjadi 'wow' dan aneh sewaktu pemilu. Wajar.

pernah dikibarkan oleh partai Khawarij, kini Sangat disayangkan ketika pernyataan-

muncul kembali dengan gerakan-gerakan Islam pernyataan yang demikian itu—haram memilih

garis keras seperti Wahabisme dan Jam`iyyah pemimpin non-muslim dan haram memilih

Takfiriyyah. Khawarij yang berhasil membangun presiden wanita—dilontarkan oleh ulama',

sebuah peradaban baru dalam Islam, yaitu walaupun definisi ulama' sebenarnya masih

peradaban takfir menjadi model yang menarik njelimet. Tidak semudah apa yang disebut ulama'

sehingga melakukan metamorfosis generasi Islam atau mufti di negara Indonesia, orang bisa ndalil

setelahnya untuk melestarikan budaya tersebut. sedikit, mengisi ceramah ndakik-ndakikan,

Yang menjadi kekawatiran kita adalah disebutlah ulama' atau kiai.

golongan ini bisa menjadi pisau tajam dalam Selanjutnya, terlepas dari problem di

mengafirkan, menyesatkan, pembid`ahan, vonis atas—mengafirkan di tengah isu poltik—namun

syirik dan mengaku ajarannya yang paling benar. masih dalam pembahasan kafir, pun kita kembali

Sehingga siapapun yang tidak sesuai dengan bertanya-tanya lagi. Di dalam agama Islam

pemahaman teologis mereka akan dicap sebagai sendiri, tak sedikit orang islam yang memaki-maki

pembangkang hukum Tuhan. sesama muslim, saling mengafirkan terhadap

yang lain ketika keyakinannya 'sedikit' berbeda

Kafir adalah Sifat, Bukan Oknum dengan pemahaman aliran yang dianutnya.

Dewasa ini, isu SARA kembali mengundang Demikian juga dengan orang Nasrani, Katolik,

simpatik oleh semua kalangan masyarakat dalam Protestan, juga banyak yang memaki orang Islam

pemilukada DKI Jakarta. Agama kembali

dijadikan kendaraan politik. Penyanyi, politisi,

da'i, ustadz, memberikan statemen bahwa haram

memilih pemimpin non-muslim (baca: kafir).

[Kompas, 26/8/2012]. Benarkah demikian?

Rujukan dalil al-Qur'an yang mereka pakai

di antaranya adalah surah Ali Imran 28 dan Al

Ma'idah 51. Dalam terjemahan versi Indonesia,

ayat terakhir berbunyi : “Hai Orang-orang yang

beriman, janganlah kamu mengambil orang-

orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-

pemimpin (mu); sebagian mereka adalah

pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa

di antara kamu mengambil mereka menjadi Kafir politik: memberi tekanan kepada yang lain.

www.masrawy.com

Page 12: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201212

[Analisis Utama]

sebagai “kafir”. Karena menurut pemahaman apa yang dahulu mereka kerjakan”.

mereka, orang yang di luar, selain agamanya juga Oleh sebab itu, apabila para ulama', da'i,

dinamai dengan orang kafir. Truth claim masih yang sering menyematkan label kafir terhadap

mendarah daging. Bahkan, doktrin-doktrin yang lain, secara tidak sadar, mereka sama saja

semacam: “Tidak ada keselamatan di luar Gereja” dengan menghina Islam, karena pada ayat di atas

juga masih menjadi pedoman oleh sebagian sudah jelas bahwa Allah SWT berfirman untuk

kalangan dari mereka. Kemudian, yang menjadi tidak memaki agama lain, atau orang lain, karena

pertanyaan adalah: siapa yang kafir sebenarnya? sama saja dengan memaki agama kita sendiri.

Kalau disadari, di dalam al-Qur'an cukup Islam.

banyak ayat yang menyantumkan kata “kafir”. Dengan demikian, sudah jelas bahwa

Akan tetapi, tak lain, al-Qur'an bertujuan dalam sematan kata 'kafir' itu tidak ada tujuan

memberikan perbandingan (Li al-muqoronah) untuk memaki dan menghakimi sesama, dan

dan pendidikan (Li al-ttarbiyyah) terhadap menuduh orang lain kafir. Jadi, penggambaran al-

realitas zaman. Kafir bukan lagi dimaknai dengan Qur'an begitu detail tentang kafir, yakni bersifat

teosentris, hal-hal yang urusannya dengan karakteristik seseorang. Mengingat akar kata kafir

keimanan. Akan tetapi, kafir mewujud sebagai hal- itu berarti 'menutup'. Korupsi, anarki, walaupun

h a l y a n g b e r k a i t a n d e n g a n m a n u s i a , yang melakukan itu dari lembaga agama yang

Hablumminannas. Baca QS. At-Tahrim [66]: ayat katanya cara berislamnya sudah kaffah, tetap saja

7, disana ada redaksi “Yaa Ayyuhalladziina mendapatkan label kafir.

Kafaruu...”, redaksinya memakai isim maushul Dulu, bila membaca sejarah mengenai

(kata sambung), “alladziina”, yang mana tidak kelompok Khawarij, yang telah disinggung oleh

terlalu jelas (distinct) menyebut oknum sebagai p e n u l i s d i a t a s — t e r l e p a s d a r i i s u

bentuk perlawanan. Tidak hanya berhenti pada politik—sebenarnya ada sebuah misi mulia dari

ayat itu saja. QS. Al-Baqoroh [2]: ayat 171 juga kalangan Khawarij ini. Ia memberikan sematan

sama, redaksi memakai “Wa matsalul ladziina kafir bukanlah sekedar 'ceplos' seenaknya. Akan

kafaruu ka matsalil ladzii yan'iqu...”. di dalam tetapi, sebuah bentuk “revolusioner” dimana

ayat tersebut, Tafsir Al-Misbah [vol 1, hal 460-461] ketika itu orang beragama dan beriman hanya dari

menjelaskan bahwa orang-orang kafir, tidak covernya saja. Sebatas simbol-simbol kulit luar.

berpikir dan berusaha untuk menemukan K a r e n a b e r a g a m a t i d a k c u k u p h a n y a

kebenaran. Mereka justru menutup mata di mengandalkan simbol-simbol lahiriyah serta ritus

hadapan kebenaran, supaya tidak melihat dan jasmaniyah. Hakikat tauhid, keimanan (lawan

mendengar. Persis seperti kambing-kambing, dari kata kafir), harus dimulai dan berakar kuat di

yang semakin penggembalanya menakut-nakuti dalam hati dan penalaran sehat, lalu diikuti

kambing-kambing tersebut dengan satu bahaya, dengan pengamalan dan penampilan lahir. Sangat

kambing-kambing tadi tidak memahami teriakan wajar apabila kalangan khawarij menilai

penggembala tadi kecuali teriakan dan suara keimanan seseorang itu tidak hanya sebatas

keras. Mereka itu bagaikan hewan yang memiliki “syahadat” saja. Tetapi juga melakukan shalat,

mata, telinga dan lidah, namun mereka tidak puasa, zakat, berbaik kepada sesama, cinta damai

berpikir, dari itulah mereka, tidak dapat mengerti dan lain-lain yang pada akhirnya mengarah

kebenaran. Begitulah sifat orang kafir; tuli, bisu, kepada Tuhan, bersifat transenden (membumi-

buta. Maka, dia tidak mengerti. melangit).

Begitu jelas penggambarannya, maka di

dalam QS. Al-An'aam [6] : ayat 108, Allah Manusia Menjadi Tuhan

berfirman. “Dan janganlah kamu memaki Sangat risih jika isu agama atau label-label

sembahan-sembahan yang mereka sembah yang berkaitan dengan agama dibawa untuk

selain Allah, karena mereka nanti akan memaki kepentingan tertentu. Setidaknya, di sini ada

Allah dengan melampaui batas tanpa sebuah analisis bahwa kafir dewasa ini sering

pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap dipakai untuk melumpuhkan dan menjatuhkan

umat menganggap baik pekerjaan mereka. musuh (lawan). Dengan mengatakan kafir kepada

Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali seseorang, berarti secara psikologi ia ingin

mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka menjatuhkan sang lawan. Label sesat terhadap

Page 13: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 13

[Analisis Utama]

kelompok tertentu juga sama. Pada intinya ingin Yang kemudian, posisi agama menjadi

mengintimidasi dan mengisolir suatu kelompok sebuah keraguan besar. Dalam perjalanan

atau golongan untuk diasingkan. sejarahnya, agama selalu dalam posisi dibela dan

Padahal, dalam agama Islam sudah jelas dicaci. Sesama orang yang mengaku beragama

bahwa menjatuhkan atau memaki orang lain pun karena berbeda keyakinan agamanya

merupakan larangan. Nabi SAW sendiri telah seringkali saling menyerang dan menjatuhkan.

menegaskan, bahwa orang yang menyifatkan Kalau saja agama itu menjelma menjadi sosok

saudara muslimnya dengan sifat kekufuran, maka manusia, apa yang akan ia katakan tentang dirinya

hal itu adalah dosa. Bahkan tuduhan itu berbalik yang selalu dibela, tetapi sekaligus hendak

kepada dirinya. Sebagaimana diriwayatkan dari dihancurkan?

Bukhari dan Muslim dari Abi Dzar RA, Malahan, ada sebuah anggapan bahwa, di

bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: “Barang alam semesta ini saja Tuhan telah menciptakan

siapa yang memanggil seseorang dengan kata- miliaran planet. Siapa tahu di kehidupan kelak,

kata kafir, atau berkata: wahai musuh Allah, Tuhan menyediakan beragam surga sesuai dengan

sedangkan tidaklah demikian halnya, maka agama dan kesalehan hidupnya sewaktu di dunia.

tuduhan dan kata-kata itu kembali dan berlaku Dan tidak usah khawatir pula apabila di kiamat

kepada dirinya.”(HR Bukhari dan Muslim) nanti tidak kebagian surga. [Komaruddin Hidayat:

Sehingga sangat disayangkan jika manusia 2010]

ikut-ikutan mengurusi keimanan seseorang. Jadi, manusia tidak usah ikut mengurusi

keimanan seseorang. Karena semuanya masih

pada tahap meraba-raba. Serahkan saja pada

Tuhan masalah surga-neraka. Bahkan menurut

kalangan sufi, orang yang amalnya bagus di dunia,

belum tentu mendapatkan surga di akhirat kelak

nanti, apalagi, jika orang yang beramal buruk.

Sangat wajar bila seorang Rabi'ah Adawiyyah, di

dalam sebuah puisinya mengatakan: Aku

mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut

neraka//Bukan pula karena mengharap masuk

surga//Tetapi aku mengabdi, Karena cintaku

pada-Nya//Ya Allah, jika aku menyembah-Mu

karena takut neraka, bakarlah aku di

dalamnya//Dan jika aku menyembah-Mu karena

m e n g h a r a p s u r g a , c a m p a k k a n l a h a k u

darinya//Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi

Engkau semata,//Janganlah Engkau enggan

memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi

padaku. [Asfari MS dan Sukatno CR: 1999]

Seakan, manusianya ingin menjadi Tuhan, yakni Menuduh Kafir = Kafirdengan menghukumi, melabeli, menjustis orang Sudah menjadi rahasia umum, bahwa lain dengan sebutan kafir. Sungguh ironi bukan? perilaku “menuduh” merupakan suatu tindakan

Sudah marak kasus-kasus seperti ini di yang tidak menyenangkan. Hal ini berlaku bagi tengah masyarakat. Apa masih saja kita biarkan? semua orang. Karena tuduhan yang dialamatkan Gejala takfir dan klaim-klaim seperti inilah yang itu jika tanpa ada bukti nyata, valid, menuduh nantinya akan memecah belah umat. Jadi, orang sama dengan melukai hati. Jelas, Islam melarang Islam Indonesia sukanya mengurusi keimanan hal ini. Karena dapat memicu konflik dan orang lain. Dan ternyata ia lupa dengan permusuhan, menjadikan hubungan tidak “kekafiran” yang ada pada dirinya sendiri. Kalau harmonis. Madhorotnya pun lebih banyak dari sudah begini, maka yang terjadi adalah sebuah pada manfaatnya. Dalam qawa'idul fiqhiyyah bentuk makar dan tiranisme dalam beragama. sudah dijabarkan dengan sebuah kaidah; Dar'ul

Di alam semesta ini saja Tuhan telah menciptakan

miliaran planet. Siapa tahu di kehidupan kelak,

Tuhan menyediakan beragam surga sesuai dengan agama

dan kesalehan hidupnya sewaktu di dunia.

-Komaruddin Hidayat-

Page 14: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201214

[Analisis Utama]

Mafaasid Muqoddamun 'ala Jalbil Masholih. pembalasan. Kemandirian amal dan usaha Kurang lebih seperti itu. dibebankan di pundak masing-masing manusia

Di samping itu juga, menuduh sama sesuai dengan amal perbuatan yang telah halnya dengan mendzolimi orang lain. Karena dia dilakukan selama hidup di dunia. merasa terdakwa. Al-Qur'an sendiri sudah Gambaran kehidupan manusia yang gersang memeringatkan kepada umatnya untuk tidak dalam menjalani peradaban di dunia menuntut saling menuduh. Lihat QS. An-Nur: 4-5. Ayat

adanya guidance yang dapat dijadikan acuan tersebut telah menjelaskan bahwa menuduh

bersama. Muhammad Syahrur mengajukan melakukan perbuatan zina (qadzaf) sedangkan

definisi moral adalah qanun sosial tak tertulis dia tidak mampu menghadirkan empat orang

yang mengikat satu pribadi dengan pribadi lain saksi, maka hukuman bagi orang yang menuduh karena keberadaannya sebagai masyarakat itu adalah didera sebanyak 80 kali dera. Oleh manusia bukan sekawanan binatang, tanpa sebab itu, al-Qur'an melarang keras. Apalagi memperhatikan struktur ekonomi masyarakat. menuduh kepada sesama yang ada kaitannya Karena itu moral bersifat universal. (Al-Islam Wal dengan teologi, ketuhanan. Lalu, bagaimana jika Iman fi Mandhumatul Qiyam: 1996). lembaga agama yang mengklaim dan menjustis

sesat/kafir? Bukankah seharusnya lembaga Bila dirunut dalam sejarah, perdebatan kufr

agama menjadi cermin dan suri teladan bagi sebenarnya terjadi riuh rendah dalam kalangan umat? umat Islam sendiri. Pasca terbunuhnya Ali R.A,

Sepertinya, lembaga agama telah lupa muncul sekte-sekte dalam Islam. Khawarij, bahwa di dalam kaidah asas Islam, terlebih yang Murji’ah, Qodariah, Jabariah, Mu'tazilah dan lain menyangkut akidah, telah disebutkan bahwa tidak sebagainya. dibolehkannya mengafirkan seseorang dari Perdebatan itu muncul disebabkan tahkim golongan ahli kiblat, kecuali dengan bukti yang

yang dilancarkan Muawiyah terhadap Ali R.A. jelas dan akurat. Sebab, pada dasarnya, sosok

muncullah perdebatan kufr, iman, fasiq dan seorang muslim adalah iman, maka mengkafirkan

s e b a g a i n y a . M u n c u l i s t i l a h K h a w a r i j seorang muslim dengan tanpa alasan yang kuat

dipergunakan untuk menyebut kelompok adalah perbuatan yang dilarang. [Lihat: Dr

masyarakat yang memberontak dan tidak Wahbah Zuhaili, Akhlakul Muslim: 'Alaqatuhu mengakui keabsahan imam yang sah, baik pada bin Nafsi wal Kaun, Darul Fikr al-Mu'asir, Beirut zaman sahabat, terhadap empat orang khalifah Lebanon, h. 298].pilihan atau pada masa tabi'in atau terhadap Dengan mengutip dalil dari al-Quran surat imam-imam yang sah di sepanjang masa. Ar-Ruum [30]: ayat 44, Allah SWT. berfirman, Kelompok-kelompok Khawarij yang terpenting “Siapa yang kafir, maka dia sendirilah yang

menanggung akibat kekafirannya itu; dan adalah al-Muhakimah, al-Azariqah, an-Najdiyah, barang siapa yang mengerjakan kebajikan, al-Baihasiah, al-Ajaridah, ats-Tsa'labiyah, ash-maka mereka menyiapkan untuk diri mereka Shufriyah, dan beberapa kelompok lain yang sendiri (tempat yang menyenangkan).” menjadi kelompoknya. (Al-Syahrastani; Al-milal

Wan-Nihal)Kerangka Berfikir Kafir Menurut Adonis, Khawarij dipandang

sebagai gerakan revolusioner. Kelompok ini “Dan orang-orang yang beriman serta beramal berani lantang menyatakan bahwa mereka saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal meragukan prinsip-prinsip yang telah mapan.

di dalamnya.” (Al-Baqarah: 82) Diantara prinsip-prinsip tersebut, kepemimpinan

atau khilafah, khilafah dari suku Quraisy, dan Tuhan dengan tegas memberikan gambaran

loyalitas kepada pemimpin. Namun ada konsekuensi yang akan terjadi bila kita memilih

kelemahan dalam gerakan ini, prinsip kebebasan menjadi seorang kafir atau mu'min. Kebebasan

tidak diakui dalam Khawarij. Inilah yang yang diberikan merupakan tanggungan masing-

menyebabkan mereka mengkafirkan semua orang masing personal untuk dipikul nanti di hari

yang tidak sependapat dengan mereka, dan yang

Page 15: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 15

[Analisis Utama]

mendorong mereka mengumumkan –sebagai interpretasi yang diajukan oleh Kharijiyyah.

kelanjutan– perang terhadap Ali. Dari sinilah, Terdapat juga orang muslim-kafir yang berada

dapat dikatakan bahwa kehidupan Khawarij dalam lingkaran muslim.

adalah upaya melakukan pemberontakan terus- Celah ambiguitas dalam konsep Islam

menerus. (Arkeologi Sejarah-Pemikiran Arab terdapat tidak adanya prosedur “penyerahan/

Islam: 2012) Islam” yang sangat ketat, sehingga cukup dengan

Lebih lanjut, diterangkan Amir An-Najjar mengucap dua kalimat syahadat sudah menjadi

dalam Aqidah wa Fikran wa Falsafatan (terj. seorang Muslim. Celah inilah menurut konsepsi

Solihin dkk; 1993) bahwa keekstriman dan Kharijiyyah memunculkan istilah muslim sejati

keketatan gerakan Khawarij dalam memahami dan muslim palsu. Muslim palsu menurut

agama ditopang oleh kondisi psikologis dan pandangan Kharijiyyah hanyalah muslim

lingkungan hidup mereka sebagai orang Badui nominal, namun kenyataannya tidak lain sebagai

yang berasal dari suku Rab'i yang keras. Mereka kafir. Dan mereka adalah unsur-unsur yang lebih

hadir di muka bumi ini dengan prinsip-prinsip berbahaya karena mereka hanya muslim nominal.

yang keras seperti itu. Mereka hidup dalam lingkaran, bercampur

Bila ditilik secara bahasa kufr dimakai dengan muslim sejati; mereka dipandang sebagai

menutupi. Namun, dalam term isthiliahi muslim sejati; mereka diperbolehkan menikmati

(terminolgi Islam) menurut ahlussunnah dan semua hak-hak istimewa, baik spiritual maupun

Asy'ariyyah kufr merupakan pendustaan terhadap maupun material, yang seharusnya hanya

Rasulullah dan ajaran-ajarannya. Sedangkan diberikan kepada muslim sejati, (Konsep

menurut Mu'tazilah bahwa kufr, bertolak dari Kepercayaan dalam Teologi Islam Analisis

pengertian iman yang mereka anut, bahwa tidak Semantik Iman dan Islam: 1994)

cukup dengan tashdiq (pembenaran) saja. Izutsu menengarai bahwa secara lebih

Bertumpu pada amal. Dengan demikian, kufr umum, takfir sebagian besar masih merupakan

adalah meninggalkan larangan-larangan-Nya. persoalan yang bersifat praktik, suatu alat praktik

Namun, Mu'tazilah juga mempunyai term bagi kelompok politik. Dengan demikian

tersendiri yaitu fasiq (orang yang meninggalkan terbuktilah bahwa ia merupakan senjata yang

perintah dan atau melakukan pelanggaran, sangat berbahaya di tangan orang-orang yang

khususnya yang berakibat dosa besar), terikat secara fanatik terhadap sekte mereka

(Harifuddin Cawidu; 1991). sendiri.

Kemudian, muncul pertanyaan; “Bagaimana

Diri kita kafir dengan mereka yang melakukan dosa besar?”.

Pada dasarnya manusia tidak menjadi kufr, Alkabair (dosa besar) adalah perbuatan yang

potensi ini datang setelah manusia hidup di dunia. dilarang oleh Allah dan rasulnya yang telah

Dalam QS. Al-A'raf ayat 172, menurut termaktub dalam al-Quran, sunnah, atsar salafus

Zamakhsyari secara metaforis menjelaskan bahwa shalihin. Bahkan terdapat 70 perbuatan yang

manusia seolah-olah sudah berjanji di hadapan termasuk dalam dosa besar, hal ini telah

Tuhan untuk mengakui keberadaan-Nya sebagai diterangkan secara rinci dalam kitabnya al-Kabair.

Tuhan dan bersedia menaatinya. Janji ini (Muhammad Adzahaby: 1996).

berwujud penganugerahan akal, (Yunus: 100)

Bahaya takfir secara bebas yang dapat digunakan untuk memikirkan tanda-

Toshihiko Izutsu menggunakan teori tanda keberadaan Tuhan dan kebesarannya di

semantik untuk menganalisa konsep takfir alam ini.

gerakan Kharijiyyah (Khawarij). Menurutnya, Selain itu, kalangan muhadditsin (Imam

konsep al-Quran sudah jelas bahwa muslim adalah Malik, Bukhori, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi

mereka yang berada dalam lingkaran Islam dan Ahmad) menyatakan bahwa setiap manusia

sedangkan kafir mereka yang berada di luar dilahirkan dalam keadaan fithrah (bersih), ayah

lingkungan Islam. Hal ini berbeda dengan dan ibunyalah yang menjadikan anak tersebut

Page 16: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201216

[Analisis Utama]

Yahudi, Nashrani atau Majusi. aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan

Hadits ini kemudian diterangkan oleh akhlaq). Hal ini diterangkan dalam surat Asy-

Syaikh Mutawalli Assya'rawi, seorang ulama Syura: 13. Dan yang dimaksudkan dalam

terkemuka Mesir, yang fitri pada manusia adalah menegakkan agama (an'aqimud din) dengan

iman. Sedangkan kufr bersifat mendatang. meng-esakan Allah, beriman kepada-Nya, kitab-

Terjadinya kekafiran pada diri manusia adalah kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta

karena adanya faktor kealpaan atau kelupaan mentaati segala perintah dan larangan-Nya.

(ghaflat) yang menjadi salah satu watak asli

Pembacaan diri mereka. Kealpaan dan kelupaan itulah yang

Horkheimer dan Adorno menganalisis abad menyebabkan pudarnya iman. Bahkan iman akan

pencerahan sebagai kontradiksi akan mitos. menjadi sirna sama sekali jiwa ghaflat itu terjadi

Banyak hal yang tidak sesuai dengan cita-cita yang secara terus menerus. Hal ini menurut Al-Sya'rawi

diinginkan oleh peradaban yang sesungguhnya. sejalan dengan kata kufr yang berarti menutupi.

Ukuran dari pencerahan salah satunya adalah Ghaflat itulah yang menyebabkan orang menjadi

penghargaan terhadap apa yang dibelanjakan dan kafir dan kekafiran itu datang menurut fithrah

memberlanjakan apa yang dia anggap berharga. iman yang ada dalam diri manusia. Oleh karena

Komunikasi menegaskan keseragaman di antara itu, salah satu fungsi dakwah (amr ma'ruf nahi

manusia dengan mengisolasi diri mereka sendiri. munkar) adalah untuk menyadarkan manusia

(Dialektika Pencerahan: 1996). dari kealpaan, dan mengembalikan dia kepada

Lebih lanjut, Adorno tidak setuju dengan fithrahnya yang semula. (Harifuddin Cawidu;

kebudayaan massa. Yang hanya mengedepankan 1991)

penafsiran kapitalisme yang keliru. Kesalahan ini Fithrah merupakan hasil karya Allah yang

mengakibatkan kebudayaan menjadi semacam dilekatkan pada manusia, maka tidak ada orang

diskursus yang berlandaskan akan komoditi dan lain yang dapat menganugerahi kenikmatan

hukum-hukumnya. berupa nikmat selain Allah. Masih membahas

Kembali pada masalah iman dan amal fithrah, Syahrur, seorang ulama kontemporer

shaleh. Iman sebagai lanjutan dari pribadi yang Syiria berkomentar, fithrah tidak membutuhkan

Islam. Tidak hanya berhenti pada mukmin saja. risalah dari langit (pengajaran). Namun, yang

Terdapat segitiga iman, islam dan ihsan diperlukan adalah iman—dalam bentuk ritual,

(beribadah seakan-akan Tuhan melihat i b a d a h , p e r b u a t a n , a m a l a n , p e r i l a k u ,

sedangkan bila kau tak mampu melihatnya sikap—memerlukan pengajaran dan petunjuk,

bahkan Tuhan melihatmu). Iman dan amal shaleh terutama dari Allah. Dengan mengikuti ajaran

dapat diibaratkan layaknya benda dan yang telah dibawa oleh Rasulullah. Sehingga kita

bayangannya. Apabila keduanya terpisah, maka bisa menjadi ibad (hamba) yang melakoni jalan

tak akan menimbulkan signifikansi terhadap diri kebenaran dengan melakukan segala bentuk

seseorang. ritual-ritual yang diajarkan oleh Rasulullah.

Manusia tidak akan menjalankan perbuatan Menjadi muslim merupakan sebuah

kecuali dengan kadar kesanggupannya. Ia penyesalan yang diucapkan oleh kafir ketika

mendapat pahala (dari kebajikan) yang mereka telah memasuki alam akhirat. Bahkan,

diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari Islam merupakan batas minimal menjadi seorang

kejahatan) yang dikerjakannya (Al-Baqarah: 286). manusia. Hal ini menjadi acuan Syahrur dalam

T i d a k a d a b a t a s a n u n t u k m e n j a d i k a n kitabnya Al-Islam, guna memberikan ulasan surat

keseragaman, seperti yang dianalisis Adorno Al-Hijr: 2.

tentang zaman pencerahan. Syariat Islam merupakan agama petunjuk,

M a y o r i t a s s e k t e A s y ' a r i s m e agama kebenaran, agama yang bernilai tinggi,

memperbolehkan seseorang untuk menyatakan yang diwahyukan kepada Muhammad, yang

bahwa “aku adalah mukmin insya Allah”. bermula sejak zaman Nuh, terus bergulir dan

Demikian itu bukan untuk membangun keraguan berkembang hingga Muhammad (sesunggguhnya

Page 17: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 17

[Analisis Utama]

dalam dirinya, tetapi, dalam rangka penerimaan, Perdebatan akan penciptaan iman dan kafir

pemurnian, atau pengakhiran (segala sesuatu). Di tidak akan berakhir dalam koridor wacana saja.

satu sisi, sekte Mu'tazilah dan Khawarij meneliti Sebagai mukmin sejati, masih mempunyai senjata

(bukti) kebenaran keimanan pada saat ini (al- yang ampuh yaitu dengan berdoa. Sebagaimana

hadhir) melalui praksis tindakan dan pengokohan dalam Ali Imran: 8. "Ya Tuhan Kami, janganlah

pada saat itu merupakan akhir yang baik. Engkau jadikan hati Kami condong kepada

Pendapat Asy’arisme tersebut terus berlaku kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada

hingga sekarang ini sehingga kata-kata insya Allah kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari

menjadi selubung yang menyelubungi atau sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah

membungkus minimalitas praksis tindakan atau Maha pemberi (karunia)".

hilangnya praksis tindakan itu secara mutlak. Kita tidak boleh mengukur hal yang baik dan

Kufur adalah pengingkaran terhadap buruk yang dilakukan oleh Tuhan dengan standar

sesuatu yang diketahui secara pasti dibawa oleh yang valid bagi manusia. Tuhan bebas mutlak.

Rasul. Konsekuensinya sekte Asy'arisme tidak Apapun yang dilakukannya, bagaimanapun yang

memandang kafir seorangpun dari ahli kiblat diputuskannya, dia adil dan bijaksana, hanya jika

dengan alasan bahwa mereka mengingkari obyek kehendak tuhan diwujudkan dalam dunia

terhadap sesuatu yang tidak diketahui secara realitas manusia dan dilihat dari sudut pandang

pasti, tetapi secara prediktif, dibawakan oleh manusia, maka beberapa perbuatan Tuhan itu

rasul. Dari sini setiap orang yang menyatakan menjadi baik, dan beberapa yang lain menjadi

“tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah buruk. Komentar Ibnu Hazm dalam menanggapi

utusan Allah” menjadi relevan dalam komunitas masalah kebaikan dan keburukan. (Al-Fashl Fil

islamiyyah (al-ummah al-islamiyyah) dan Milal Wal Ahwa' Wan Nihal: 1996)

menjadi personal di dalamnya. Di samping itu, Kita berkumpul dengan masyarakat yang

tidak diperbolehkan intervensi di dalam jiwa majemuk, berbeda suku, agama, ras, dan warna

manusia dan melakukan investigasi atas rahasia- kulit. Menghormati hak–hak dan kebebasan

rahasia mereka. Sebagaimana yang terjadi pada individu lain untuk menjalani hidup mereka

masa kita ini untuk memprovokasi permusuhan sendiri sendiri merupakan suatu keharusan

dan pencelaan secara terbuka di hadapan sebagai bagian dari pembangunan peradaban.

masyarakat. Hal. 46 (Hasan Hanafi; Islamologi 1 Nigel Ashford (2010) memasukkan tolerasi

Dari Teologi Statis ke Anarkis; LKis, cet II April sebagai bagaian prinsip-prinsip masyarakat

2007 Yogyakarta) merdeka. Tolerasi yang dimaksud adalah

membiarkan keberadaan atau kejadian yang tidak

disukai atau tidak disetujui tanpa campur tangan.

Menurut Ashford toleransi adalah kemampuan

atau kemauan untuk melakukan tolerasi.

Yang menjadi ciri tolerasi dengan

menyatakan ketidaksetujuan terhadap perilaku

tertentu dan menolak untuk memaksakan

pandangan sendiri terhadap orang lain. Moral dan

hukum menjadi acuan dari tolerasi. John Locke

dalam pernyataannya pernah mengungkapkan

semua orang bisa salah. Pernyataan ini ada

benarnya. Sehingga, kita tidak bisa menindak atau

menyatakan orang lain bersalah. Bahwa tolerasi

menjadi kebutuhan yang harus dijalankan dalam

berhubungan dengan masyakarat. [Ay/Au/Zf-

IDEA]

Kita berkumpul dengan masyarakat yang majemuk, berbeda suku, agama, ras, dan warna kulit. Menghormati hak–hak dan kebebasan individu lain untuk menjalani hidup mereka sendiri sendiri merupakan suatu keharusan sebagai bagian dari pembangunan peradaban.

Page 18: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201218

[Tamu Kita]

ekarang ini, umat islam, terutama kelompok garis keras

sudah terlanjur berparadigma bahwa setiap orang yang

berada di luar Islam, Yahudi dan Nasrani, dianggap sebagai Skafir dan halal darahnya. Begitu mudahnya mereka mengkafirkan

dan menghalalkan darah orang lain. Sungguh sebuah pandangan

yang mengerikan.

Anggapan seperti itu memang tidak bisa disalahkan

sepenuhnya, karena di dalam literatur umat islam sendiri memang

mengatakan hal tersebut (baca surat Al-Maidah ayat 17, 72, dan 73

dan Kitab Shohih Bukhori bab zakat). Namun, term kafir dalam al-

Qur'an tidak hanya digunakan dalam konteks itu saja, karena orang

yang tidak bersyukur atas nikmat Allah juga disebut dengan istilah

kafir (surat Ibrahim ayat 7).

Terlepas dari itu semua, bagaimana sebenarnya pandangan

orang-orang non-muslim tentang kafir itu sendiri. Apakah dalam

teologi mereka juga memiliki pemahaman yang sama dengan umat

Islam mengenai term kafir? Berikut hasil wawancara wartawan IDEA, Ayis Mukholik dan Chandra Yusuf

Kurniawan beberapa waktu yang lalu dengan seorang pendeta dan pakar hermeneutik, Bapak Gunarto,

S.TH, M.SI, M.HI, Dosen di STT ABDIEL Ungaran.

KAFIR itu Menutup Diri, Bukan Klaim dari Orang Lain

baru. Yang menjadi ciptaan baru adalah yang Bagaimana pendapat Anda tentang sering ke gereja, menepati irama-irama gereja. Ini

pemaknaan terminologi kafir mirip dengan Yudaisme. Jadi yang berada di luar

dalam teologi Kristen? gereja tidak serupa dengan Allah. Di luar gereja Dalam teologi Kristen, terminologi kafir tidak ada umat yang baik.

harus dilihat dari tiga (3) hal. Pertama yaitu faktor Sejarah ketiga, tradisi protestanisme yang historis. Yang saya maksudkan dengan faktor mengkritisi tembok-tembok gereja di atas. historis dalam tradisi Kristen adalah dia mewarisi Namun, akhirnya, pemahaman itu terjebak dan tradisi Yahudi yang sudah mengkristal menjadi masuk kotak-kotak yang lebih kecil lagi. Jadi Yudaisme. Yudaisme mengklaim bahwa dia itu biji tembok-tembok yang ada dalam protestan mata Allah, yang dimaksud adalah agama yang membuat orang merasa paling benar. Sehingga paling benar, umat yang paling benar, bahkan menjadi makin sempit yang di luar kesempitanya pesan yang paling benar. Maka untuk mengenal itu adalah kafir. Penilaian terhadap orang lain Allah harus menjadi Yahudi dulu dengan serta standar kafir atau tidak, bukanlah doktrin mentaati segala aturan, seperti khitan itu wajib, agama lagi, tetapi sudah mengarah ke like-dislike.makan halal haram itu harus dibedakan, dan

mengikuti ibadah. Adakah tradisi untuk saling kafir-Inilah akar konsep kafir dalam Yahudi. mengkafirkan di dalam teologi Kristen

Dalam tradisi Yahudi kuno, kafir itu berarti di luar sebagaimana yang ada dalam Islam?tenda, di luar kelompok mereka. Kami tidak punya tradisi memanfaatkan

Kedua adalah klaim gereja tentang power. Karena kami terhalang dua hal. Satu, pemaknaan menjadi ciptaan baru. Gereja-lah yang keyakinan dasar kami bahwa Allah sangat menentukan seseorang sudah menjadi ciptaan mengasihi dunia. Kedua, Kristen mulai sadar baru atau belum. Sehingga lembaga-lembaga kalau doktrin-doktrin itu bukanlah wahyu gereja itu terjebak menjadi lembaga Yudaisme melainkan respon manusia terhadap wahyu.

Pendeta Gunarto, S.TH, M.SI, M.HI,

Dosen di STT ABDIEL Ungaran.

Ay

is/ID

EA

Page 19: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 19

[Tamu Kita]

Maknanya adalah bukan abadi, tetapi kontekstual. dipahami secara kontekstual termasuk juga

Manusia harus dipahami secara kontekstual. Ini penafsirnya, apakah dia memahami secara pra

adalah pagar. Namun, meskipun ada pagar tadi paham atau pra duga.

tapi kami tetap like-dislike itu.

Apa pendapat Anda tentang orang-orang

Bagaimana pendapat anda tentang istilah yang suka menuduh orang lain kafir?

kafir (menutupi) jika ditilik dari sisi sosial Mereka menutup tendanya, maka kafir

dan hermeneutika? adalah di luar tenda, padahal rahmat Allah sangat

Dalam hermeneutika Kristen tidak ada luas. Panggilan adzan itu adalah teriakan Allah

istilah kafir dalam arti menutupi. Jadi kesucian itu Akbar dari kaum hati yang takjub, sebuah

bukan milik orang tertentu, tapi hadir dalam panggilan hati. Tapi, seruan orang-orang garis

pernyataan hidup god and history. Suci adalah keras, FPI dan HTI, adalah seruan untuk

memiliki keyakinan Sang Maha Suci hadir dalam mengganyam orang. Hal ini karena mereka

hidup. Gusti hadir tidak peduli hidupmu itu apa, menutup tendanya untuk orang lain, bahkan

karena telah dirahmati. Inilah yang menjadi titik untuk kebesaran Allah. Ini menimbulkan

tolak pemahaman kafir. Hal ini bukan berarti ketakutan dalam diri, bahkan muncul keinginan

menutup orang lain dari pihak kita, tapi orang- untuk kabur lebih dulu. Mengapa bahasa Allah

orang yang dalam hidupnya bebal karena Gusti, Akbar dijadikan sebagai bahasa komando. Saya

hidayat dan rahmat telah datang tapi masih tidak boleh menyalahkan mereka, karena mereka

menutup diri dari hidayat sedang merasa berjalan di

Allah. j a l a n y a n g b e n a r .

K a f i r b u k a n l a h Pertanyaan selanjutnya

klaim (judgment) dari adalah, apa sebenarnya

orang lain, tapi menutup y a n g m e n g g e r a k k a n

diri sendiri. Yang ada mereka.

a d a l a h t r a d i s i

mengkafirkan diri sendiri. Jika orang seperti

Orang yang mengkafirkan koruptor dikatakan

diri sendiri celaka betul k a f i r , b a g a i m a n a

karena menolak hidayat pendapat Anda apabila

A l l a h . T e r m i n o l o g i d i l i h a t d a r i

pengkafiran itu tidak ada, p e m a k n a a n

tapi yang dikenal adalah kontekstual kafir?

teologi pengkafiran diri sendiri. Ya tidak apa-apa. Jadi ada kreativitas

Orang yang mengkafirkan diri sendiri bahasa iman yang bersimbol respon kita pada

dalam arti menolak Allah menjadi loser. Orang Allah. Orang yang mengambil hak orang lain itu

yang suka mengeluh dan tidak mensyukuri nikmat pantas dikafirkan, karena dia melawan martabat

yang diberikan oleh Allah. Kalau winner itu manusia melawan Allah dan juga melawan pesan

mencari solusi, respon illahi, sedangkan loser itu rasul. Hal itu harus kita kafirkan, jadi jangan

mencari alasan, tidak melihat nikmat Allah dalam diikuti pola hidupnya. Kalau kita mengikutinya

d i r inya tap i menyalahkan orang la in , dengan pasif, akan membuat mereka merajalela.

menyalahkan Allah. Kafir itu identik dengan loser, Para pejabat yang berjuang dengan kedok

bukan winner. atas nama buruh itu wajib dikafirkan. Negara yang

membiarkan rakyatnya dalam kebodohan adalah

Bagaimana perspektif orang Kristen negara yang beramah tamah dengan kekafiran,

memandang orang non-Kristen? karena tidak menghargai martabat manusia.

Orang Kristen tidak pernah menganggap Negara yang menutup diri dan tidak menghargai

orang lain kafir. Kita harus melihat orang lain dari hak-hak rakyatnya, berarti mengkafirkan diri

sebagai bagian dari pesan Tuhan yang sendiri. [Ay/Chan-IDEA]

menyuarakan pesan Allah bagi kita. Maka dalam

tradisi hermeneutika Kristen kitab suci harus

“ Kafir bukanlah klaim

(judgment) dari orang

lain, tapi menutup diri

sendiri. Yang ada ada-

l a h t r a d i s i m e n g -

kafirkan diri sendiri. ”

Page 20: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201220

Ch

and

ra/

IDE

A

Kafir: Sebuah Keyakinan,

Bukan Perbuatan

Bagaimana pemaknaan terminologi kafir

dalam sudut pandang Hizbut Tahrir

Indonesia?

Perbincangan tentang is t i lah kaf i r

merupakan pembicaraan yang tidak menyenangkan.

Ini karena apabila ada orang yang berkata kafir, maka

ia dicap sebagai teroris, sebagai orang yang tidak bisa

menerima perbedaan.

Secara bahasa, kafir bermakna ingkar.

Apabila kita mengingkari pancasila sebagai dasar

negara, maka secara bahasa kita termasuk orang

kafir. Di dalam Islam, terminologi kafir adalah lawan

dari mukmin. Secara istilah, pengertian kafir yang Walaupun al-Qur'an dan Hadist sudah dipahami oleh HTI adalah orang-orang yang

panjang lebar memberikan sebuah tanda (sign) mengingkari Allah dan apa-apa saja yang dinyatakan tentang istilah kafir, dan sejarah juga sudah oleh-Nya secara qoth'i. Lebih tepatnya, orang-orang menjawabnya, akan tetapi, re-interpretasi dari yang mengingkari semua dalil qoth'i, baik qoth'i masing-masing kelompok, golongan, ormas tsubut maupun qoth'i dalalah. Jadi, orang yang tidak mempunyai perspektif tersendiri dari makna mengakui kewajiban zakat, hukum qishash dan kafir. Faktanya, di Negara Indonesia, justis lainnya adalah kafir. atau klaim kafir masih mengalir deras. Di Untuk menilai orang lain kafir atau tidak, sudut-sudut perbedaan ideologi dan di tengah perlu dilakukan tahqiqul manat atau penelitian, hiruk pikuk kampanye, klaim ini menjadi alat apakah orang itu mengingkari syari'at atau tidak. manjur untuk menaklukkan lawan. Kafir, sama Oleh karena itu, HTI tidak pernah menuduh orang dengan politik, untuk merebut kuasa. lain kafir. Sebab, kalau penilaian yang mengatakan

Pembahasan tentang terminologi kafir orang lain kafir itu salah, kekafiran itu kembali pada tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada kita sendiri. Jadi, pemaknaan kafir yang selama ini penafsiran dan pemaknaan lain dari berbagai dipegangi oleh HTI adalah kafir secara konsep.golongan. Tidak hanya dari kalangan Islam

saja, non-Islam pun juga punya penafsiran Bagaimana Anda melihat banyaknya tersendiri tentang makna kafir. Terlebih, bagi f e n o m e n a o r m a s i s l a m y a n g s u k a ormas islam yang sering menyuarakan “syari'at mengkafirkan dan bertindak anarkis?islam”. Otomatis mempunyai pemaknaan kafir T e r k a i t d e n g a n o r m a s y a n g s u k a yang 'beda'. Sehingga, hal itulah yang mengkafirkan, memang ada yang seperti itu. Hal itu, menjadikan tema “kafir” semakin seksi untuk biasanya, karena mereka tidak melakukan tabayyun dibaca dari zaman ke zaman. Dengan terlebih dahulu. Sehingga mereka mengkafirkan demikian, bagaimana pandangan Hizbut sesuatu hanya karena mis-informasi atau karena dalil Tahrir Indonesia (HTI) dalam menafsiri atau yang dzon. Tetapi jika memang seseorang terbukti membaca realita dari gejala takfir? kafir, kita tidak perlu takut untuk mengatakan kafir,

Berikut wawancara wartawan IDEA, meski dianggap tidak toleran. Tidak toleran itu Awaluddin Iskandar dan Chandra Yusuf sebenarnya bukan dengan menganggap orang kafir Kurniawan, dengan Bapak Choirul Anam, sebagai bukan kafir, dan sebaliknya. Tetapi sikap Ketua HTI Semarang yang juga menjadi dosen tidak toleran adalah berlaku semena-semena hanya fisika Uneversitas Diponegoro Semarang. karena adanya perbedaan, misalnya perbedaan

keyakinan agama.

[Tamu Kita]

Choirul Anam, Ketua HTI Semarang Jawa Tengah

Page 21: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 2012 21

[Tamu Kita]

Kemudian terkait dengan tindakan anarkis Merasa benar itu hal yang wajar. Hizbut

yang biasa dilekatkan pada ormas Islam, FPI Tahrir tidak pernah alergi dengan orang yang

misalnya, setahu saya tidak begitu. Saya kenal menganggap dirinya benar. Jadi, ketika ada orang

dekat dengan FPI dan setahu saya mereka tidak yang merasa dirinya benar itu wajar. Tapi dalam

pernah mendlolimi orang kafir karena al-Qur'an, Allah telah menyatakan yang benar

kekafirannya dan tidak pula membakar gereja adalah Islam. Silahkan agama lain mengatakan

maupun biara. Apa yang dilakukan oleh FPI bahwa mereka benar, akan tetapi yang benar

adalah menertibkan kondisi masyarakat yang dalam pandangan Al lah adalah Is lam.

seharusnya dilakukan oleh polisi, tapi tidak Sebagaimana yang tersirat dalam ayat

dilakukan, dan dibiarkan. Sebagai contoh, apabila “innaddiina 'indallahil islam…”, bahwa mereka

ada perjudian di tengah masyarakat, mereka (agama-agama) tetap diberi hak untuk hidup

melapor pada polisi. Namun, dari pihak polisi saling berdampingan, tapi yang benar adalah

tidak ada tindak lanjut. Sehingga, FPI menindak Islam.

lanjuti sendiri hal itu. Sayangnya, apa yang mereka

lakukan itu terkadang dipelintir oleh media Lalu, bagaimana Hizbut Tahrir menyikapi

massa. Jadi, apa yang terdapat dalam media kemajemukan yang ada, di bawah bayang-

berbeda dengan apa yang dilakukan FPI bayang pluralisme?

sebenarnya ketika sweeping. Itu yang saya K e m a j e m u k a n ( p l u r a l i t a s , r e d )

ketahui. merupakan sesuatu yang alamiah. Tidak ada

masalah dengan pluralitas karena ini merupakan

Apabila terminologi kafir ditilik secara realitas. Hanya saja, ini berbeda dengan

k o n t e m p o r e r , a p a k a h m e r e k a , pluralisme, yaitu suatu keyakinan yang dibangun

sebagaimana koruptor, tergolong orang di atas pluralitas, artinya dalam paham pluralisme

kafir? kita tidak boleh menerapkan hukum apapun,

Jadi begini, secara bahasa, kata kafir itu kecuali telah disepakati oleh semuanya. Oleh

bisa dipakai untuk ngomong apa saja. Tetapi karena itu, HTI menolak paham ini. Dalam

dalam pandangan syari'ah, terminologi kafir itu pandangan kami, hukum yang harus diterapkan

sesuatu yang definitif, yaitu tidak meyakini Allah adalah hukum Allah; hukum yang sudah terbukti

dan apa-apa yang disebutkan dalam nash-nash al- adil dan bisa diterapkan baik bagi umat Islam

Qur'an secara qoth'i. Kafir itu masalah keyakinan, maupun non-Islam.

bukan soal perbuatan. Orang yang tidak meyakini Islam mengajarkan untuk menghormati,

wajibnya shalat, maka dia kafir. Beda halnya melindungi dan tidak mendlolimi orang lain,

apabila ada orang meyakini wajibnya shalat tetapi meskipun itu non-muslim. Sebagaimana ayat “wa

dia tidak menjalankannya, maka dalam laa yajrimannakum syanaaanu qaumin 'alaa

pandangan islam dia bukan orang kafir, tapi orang alla ta'diluu ” (baca al-Maidah 8). Artinya, jangan

yang berdosa. Dalam hal korupsi, jika ada orang sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum

yang mengatakan bahwa korupsi itu “halal”, maka menjadikanmu untuk berlaku tidak adil. Hal ini

dia kafir. Tapi, kalau ada orang mengatakan sudah terbukti, dimana pada masa Umar ibn

k o r u p s i i t u “ h a r a m ” t e t a p i d i a t e t a p Khathab, orang non-muslim diberi kebebasan

melakukannya, maka dia tidak kafir melainkan untuk menjalankan keyakinan mereka. Hukum

berdosa. Namun, karena ini dilakukan secara seperti inilah yang menciptakan keadilan di

terang-terangan, maka dia termasuk orang yang masyarakat. Tidak ada yang namanya syari'at

fasiq (lawan adil). Maka dari itu, kita harus Islam itu memaksa non-muslim. Dalam

berhati-berhati dalam menggunakan istilah kafir. pandangan HTI, sebetulnya tidak apa-apa syari'ah

Kata ini hanya diterapkan pada orang-orang yang Islam itu diterapkan dalam negara majemuk.

kafir secara syar'i. Sebab, kemajemukan itu akan berada dalam

keharmonisan. Lain halnya apabila yang

Bagaimana Hizbut Tahrir menyikapi diterapkan itu hukum selain Islam, maka

a d a n y a p a h a m p l u r a l i s m e y a n g kedloliman yang akan terjadi. Sebagai contoh

menganggap bahwa semua agama itu adalah tragedi muslim Rohingya di Myanmar saat

benar? ini.

Page 22: IDEA Edisi 32 - Kafir (1)

IDEA Edisi 32, September 201222

[Tamu Kita]

h a r u s d i k l a r i f i k a s i d u l u . K a m i i n g i n

Kemudian, apa saran Anda bagi umat menyampaikan bahwa Islam mengajarkan kita

Islam yang tinggal dalam kemajemukan, untuk mengklarifikasi berita. Mari kita lakukan

seperti negara kita, Indonesia? check and balance. Sehingga, kita bisa

Pertama, sebagai umat islam, kita harus memberikan respon yang benar dan bukan respon

percaya diri dengan keislaman kita. Sebab, Islam yang berdasarkan pada prasangka, kebencian dan

itu agama yang ya'lu wa la yu'la 'alaihi (agama salah informasi. Insya Allah, dengan itu kita akan

yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi). Bahwa menjadi umat yang rahmatan lil 'alamin. [Chan/

Islam itu agama yang menyejahterakan, Is-IDEA]

menyatukan dan membuat kita maju dalam arti

yang sebenarnya. Hal ini telah terbukti dalam

sejarah. Apabila kita menjalankan Islam secara

konsisten, maka kita akan berada dalam kesatuan

dan kemajuan. Kita, umat Islam, tidak perlu

minder dengan nama Islam, dan tidak perlu malu

dalam menyeruhkan syari'ah Islam.

Kedua, ketika kita menganut agama Islam,

maka harus bisa memanifestasikannya dengan

baik. Janganlah kita menggunakan Islam untuk

kepentingan pribadi, merusak fasilitas umum dan

mendlolimi orang lain. Sebab, Islam merupakan

ajaran yang datang dari Allah dan menyuruh

untuk berbuat adil sekalipun pada orang yang

dibenci.

Terakhir, marilah kita mulai melek, kritis

dan tidak begitu saja menerima berita, melainkan

Marilah kita mulai melek, kritis dan tidak begitu saja menerima berita, melainkan harus

diklarifikasi dulu.

masuk surgamu, kami punya surga sosial antarpemeluk keyakinan agama

sendiri. Masing-masing agama punya yang berbeda.

surga dan neraka. Nanti kamu akan Jika memang tidak seiman,

masuk surgamu dan aku akan masuk tidak ada paksaan dalam memeluk Seorang Ibu, sebuat saja Bu

surgaku,”cerita Bu Tuti mengulangi suatu agama, namun mari kita jaga Tuti, suatu saat menceritakan sebuah

apa yang dikatakan sang cucu kepada perdamaian dan ciptakan tatanan kisah ketika ia mengunjungi anak-

teman sekolahnya. sosial yang baik. Urusan akhirat cucunya di Kanada. Diantara obrolan

Dia tertawa sekaligus kaget, biarlah Allah yang menyelesaikan dengan cucunya yang membuat Bu

dari mana gagasan jawaban itu bisa nanti. Sekali lagi, ini adalah reflleksi Tuti tertawa bercampur kaget adalah

muncul. Cerita tadi kelihatannya psikologis. Adapun tiap-tiap agama di ketika teman sekelas cucunya

sepele, hanya berkisar soal kasih akhirat nanti memliki surga dan mengatakan bahwa sang cucu nanti

sayang dan kekaguman nenek kepada neraka yang berbeda, realitanya di akan masuk neraka karena tidak

cucunya. Namun sesungguhnya, luar jangkauan manusia yang masih memeluk Kristen, mengikuti ajaran

guyonan serupa kerap muncul dalam sama-sama hidup di dunia ini. Kita Yesus. Islam adalah agama teroris

berbagai forum seminar dan dialog semua belum mati.yang suka membunuh orang dan

agama, baik tingkat nasional maupun nanti akan masuk neraka.

internasional. Memang terdapat ayat *Cerita ini disadur dari buku Menerima ejekan dua

Al-Qur'an yang menyatakan,”Bagimu Psikologi Agama, Menjadikan Hidup tuduhan itu, sang cucu menjawab,

agamamu, bagiku agamaku.” Ayat Lebih Ramah dan Santun (2010)“Islam tidak mengajarkan terorisme

ini berkaitan dengan etika dan relasi dan kekerasan. Saya tidak akan

Bagimu

bagiku

Surgamu,

Surgaku*

Bagimu

bagiku

Surgamu,

Surgaku*

[Rehat]