i retensio plasenta

7
I. Retensio Plasenta I. Pengertian Recensio Plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta liingga ataumelebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonatal, 2002:178). Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. Bila retensio plasenta tidak diikuti perdarahan maka perlu diperhatikan ada kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta. (Manuaba (2006:176). B..Jenis-Jenis Retensio Plasenta 1.Plasenta Adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. 2.Plasenta Akreta adalah implantasi jonjot korion plasetita hingga memasuki sebagian lapisan miornetrium. 3.Plasenta Inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai / memasuki miornetnum. 4.Plasenta Perlireta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. 5.Plaserita Inkarserata

Upload: helnida-zaini-kaderi

Post on 09-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

VVVBBBF

TRANSCRIPT

I. Retensio PlasentaI. PengertianRecensio Plasenta adalah tertahannya plasenta atau belum lahirnya plasenta liingga ataumelebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Pelayanan Kesehatan Maternaldan Neonatal, 2002:178).Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam. Keadaan ini dapat diikuti perdarahan yang banyak, artinya hanya sebagian plasenta yang telah lepas sehingga memerlukan tindakan plasenta manual dengan segera. Bila retensio plasenta tidak diikuti perdarahan maka perlu diperhatikan ada kemungkinan terjadi plasenta adhesive, plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta. (Manuaba (2006:176).B..Jenis-Jenis Retensio Plasenta1.Plasenta Adhesivaadalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.2.Plasenta Akretaadalah implantasi jonjot korion plasetita hingga memasuki sebagian lapisan miornetrium.3.Plasenta Inkretaadalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai / memasuki miornetnum.4.Plasenta Perliretaadalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.5.Plaserita Inkarserataadalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri.

II. Etiologi Menurut Wiknjosastro (2007) sebab retensio plasenta dibagi menjadi 2 golongan ialahsebab fungsional dan sebab patologi anatomik.a. Sebab fungsional1) His yang kurang kuat (sebab utama)2) Tempat melekatnya yang kurang menguntungkan (contoh : di sudut tuba) 3) Ukuran plasenta terlalu kecil4) Lingkaran kontriksi pada bagian bawah perutb. Sebab patologi anatomik (perlekatan plasenta yang abnormal)Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih dalam. Menurut tingkat perlekatannya :1) Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam.2) Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua endometrium sampai ke miometrium.3) Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke serosa.4) Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum dinding rahim.

III. PredisposisiBeberapa predisposisi terjadinya retensio plasenta yaitu: a. Grandemultipara b. Kehamilan ganda,sehingga memerlukan implantasi plasenta yang agak luas c.Kasus infertilitas, karena lapisan endometriumnya tipis d.Plasenta previa, karena dibagian ishmus uterus, pembuluh darah sedikit sehingga perlu masuk jauh kedalam e.Bekas operasi pada uterus

IV. Komplikasi Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya :- Perdarahan Terjadi terlebih lagi bila retensio plasenta yang terdapat sedikit pelepasan hingga kontraksi memompa darah tetapi bagian yang melekat membuat luka tidak menutup.- Infeksi Karena sebagai benda mati yang tertinggal didalam rahim meingkatkan pertumbuhan bakteri dibantu dengan pot dentre dari tempat perlekatan plasenta.- Terjadi polip plasenta sebagai masa proliferative yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.- Terjadi degenerasi (keganasan) koriokarsinomaDengan masuknya mutagen, perlukaan yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik (displastik-dikariotik) dan akhirnya menjadi karsinoma invasive, proses keganasan akan berjalan terus. Sel ini tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel ini merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian bisa menyebabkan kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan pre kanker, yang bisa berubah menjadi kanker (Manuaba, IGB. 1998:300)

V. Patofisiologi Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan tetap progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi, pada masa retraksi itu lembek namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali. Peristiwa retraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah hilang.

VI. Penanganan a. Segera setelah bayi lahir, cek bayi kedua. Setelah dipastikan tidak ada bayi kedua, suntikkan oksitosin 10 IU secara Intra Muskular di 1/3 paha atas lateral. b. Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali (PTT). 15 menit setelah bayi lahir, plasenta belum lahir juga, suntikkan kembali oksitosin dosis kedua 10 IU secara I.M di 1/3 paha atas lateral sebelah lainnya. c. Kembali lakukan PTT ulang ketika ada his. 15 menit plasenta belum lahir juga, periksa perdarahan. Jika terdapat perdarahan aktif diagnosa kasus tersebut adalahretensio plasenta.Jika tidak terdapat perdarahan aktif, maka diagnosa kasus tersebut adalahakreta plasenta.d. meredakan nyeri. Gunakan sarung tangan ginekologi (sarung tangan panjang). e. Regangkan tali pusat dengan tangan kiri, tangan kanan meyusuri tali pusat secara obstetrik masuk kedalam vagina. Setelah tangan kanan sampai di serviks, minta asisten untuk memegang tali pusat, dan tangan kiri penolong berada di fundus.f.Tangan kanan terus menyusuri tali pusat hingga bertemu dengan pangkal tali pusat (insersi tali pusat). Buka tangan seperti orang bersalaman dengan ibu jari menempel jari telunjuk. g.Carilah bagian plasenta yang sudah terlepas. Lepaskan plasenta dengan cara menyisir mulai dari bagian plasenta yang terlepas dengan sisi ulna (sisi kelingking). Setelah semua plasenta terlepas, bawa plasenta sedikit kedepan. h. Tangan kanan kembali kebelakang untuk mengeksplorasi ulang apakah plasenta sudah terlepas semua. Jika teraba licin, berarti plasenta sudah terlepas semua.i. Keluarkan plasenta dengan tangan kanan. Tangan kiri pindah diatas supra simpisis untuk menahan agar tidak terjadi inversio uteri.j. Setelah plasenta keluar dari uterus, tangan kiri mendorong uterus di atas simpisis kearah dorso kranial untuk mengembalikan posisi uterus ke tempat semula. Setelah plasenta keluar, segera lakukan masase 15 kali searah jarum jam.

DAFTAR PUSTAKA- Manuaba, Bagus Ida Gde, 1998 : Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.Prawirohardjo, Sarwono. 2002 : Buku Panduan Praktis Pel. Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.