i. pendahuluan - core.ac.uk · laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai...

10
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peranan penting sebagai bahan baku minyak goreng di dalam negeri maupun sebagai komoditi ekspor yang menghasilkan devisa bagi Indonesia. Komoditi kelapa sawit merupakan suatu produk yang mempunyai banyak produk turunannya dan dapat dikembangkan menjadi berbagai maeam produk industri hilir yaitu industri oleokimia. Pohon Industri Kelapa Sawit tertera pada Lampiran I. Besarnya peluang pasar baik pasar di dalam negeri maupun pasar di luar negeri dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan industri kelapa sawit. Dilain pihak keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia sebagai produsen kelapa sawit dibandingkan dengan negara produsen lainnya sangat mendukung untuk menjadikan sektor ini menjadi sebagai andalan dalam perolehan devisa negara. Dimasa krisis moneter atau terpuruknya ekonomi nasional, sektor agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif dan memberikan kontribusi yang eukup berarti terhadap pendapatan nasional dari sektor non migas. Sifat atau eiri komoditi yang merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui, nilai tambah dari produk oleokimia kelapa sawit yang eukup tinggi serta permintaan pasar baik di dalarn negeri maupun di luar negeri yang terus meningkat maka keberlanjutan dalam memperoleh nilai tambah diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi nasional saat ini. Sehubungan dengan hal tersebut rnaka kebijaksanaan pemerintah untuk mengembangkan industri ini perlu mendapat perhatian yang lebih dibandingkan pada waktu yang lalu. Dalam menyongsong era http://www.mb.ipb.ac.id/

Upload: hanhan

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai

peranan penting sebagai bahan baku minyak goreng di dalam negeri maupun sebagai

komoditi ekspor yang menghasilkan devisa bagi Indonesia. Komoditi kelapa sawit

merupakan suatu produk yang mempunyai banyak produk turunannya dan dapat

dikembangkan menjadi berbagai maeam produk industri hilir yaitu industri

oleokimia. Pohon Industri Kelapa Sawit tertera pada Lampiran I. Besarnya peluang

pasar baik pasar di dalam negeri maupun pasar di luar negeri dimasa sekarang dan

dimasa yang akan datang mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan

industri kelapa sawit. Dilain pihak keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia

sebagai produsen kelapa sawit dibandingkan dengan negara produsen lainnya sangat

mendukung untuk menjadikan sektor ini menjadi sebagai andalan dalam perolehan

devisa negara. Dimasa krisis moneter atau terpuruknya ekonomi nasional, sektor

agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan

positif dan memberikan kontribusi yang eukup berarti terhadap pendapatan nasional

dari sektor non migas. Sifat atau eiri komoditi yang merupakan sumberdaya yang

dapat diperbaharui, nilai tambah dari produk oleokimia kelapa sawit yang eukup

tinggi serta permintaan pasar baik di dalarn negeri maupun di luar negeri yang terus

meningkat maka keberlanjutan dalam memperoleh nilai tambah diharapkan dapat

menjadi penggerak ekonomi nasional saat ini. Sehubungan dengan hal tersebut rnaka

kebijaksanaan pemerintah untuk mengembangkan industri ini perlu mendapat

perhatian yang lebih dibandingkan pada waktu yang lalu. Dalam menyongsong era

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 2: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

sektor yang strategis untuk dikembangkan sehingga mampu bersaing baik di pasar

regional maupun global.

Pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia pada waktu yang lalu

dilaksanakan dengan berbagai eara yaitu melalui Perkebunan Besar Swasta maupun

Perkebunan Besar milik negara atau PTPN dan Perkebunan Rakyat. Dengan

demikian pelaku ekonomi pada usaha perkebunan adalah BUMN (Badan Usaha

Milik Negara), Swasta dan Usaha rakyat dimana hal ini telah sejalan dengan pelaku

ekonomi yang diarnanatlcan pada pasal 33 UUD 1945. Pengusahaan tanarnan

perkebunan rakyat diusahakan diatas tanah rnilik petani sedang pengusahaan pada

PBS dan PTPN diusahakan pada tanah yang diberi Hak Guna Usaha (HGD) oleh

pernerintah.

Perkebunan Besar Swasta Nasional atau PBSN menurut tahapan

pengembangannya terbagi atas dna golongan yaitu : (I) PBSN lama, yaitu

perkebunan-perkebunan besar swasta Belanda yang beralih menjadi Perkebunan

besar Swasta yang waktu diarnbil alih kondisinya pada urnumnya rusak dan (2)

PBSN barn yaitu perkebunan besar swasta pengembangan barn, yang diusahakan

oleh pengusaha barn dibidang perkebunan yang barn berkembang pada awal tahun

delapan puluhan.

Pembinaan pemerintah terhadap perkebunan besar swasta tersebut antara lain

dengan menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan dan pertemuan-pertemuan

terencana dalarn rneningkatkan kemarnpuan rnanajemen, mengadakan pengawasan

langsung secara berkala dalam rangka menerapkan norma dan tertib pengelolaan

kebun yang benar. Untuk mendukung pernbinaan tersebut rnaka seeara periodik

dilakukan klasifikasi terhadap semua kebun yaitu kebun kelas I sarnpai dengan kelas

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 3: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

V, dimana penilaian dilakukan terhadap penerapan kegiatan aspek pengelolaan

keboo dan rnanajemen yang dilakukan oleh masing-masik pihak pengelola.

Pengelolaan usaha perkebunan besar swasta seperti kelapa sawit memerlukan

investasi jangka panjang dan cukup mahal disamping rnanajemen yang handal dan

profesional.

Untuk mendorong sektor swasta melakukan investasi di bidang perkebooan

terutama di wilayah bukaan baru, pada waktu yang lalu pemerintah menyediakan

du1:ungan fasilitas permodalan dengan persyaratan lunak melalui skim kredit PBSN I,

PBSN II dan PBSN ill dengan booga berkisar antara 10- 15 % per tahun.

Penyediaan fasilitas kredit lunak PBSN I, II dan ill memberikan dampak

yang sangat positif terhadap pengembangan perkebooan besar swasta nasional yang

ada saat ini. Indikator keberhasilan program ini dapat dilihat dari tingginya

pertumbuhan luas real dan produksi kelapa sawit. Menurut data direktorat jenderal

Perkebooan, sejak tahoo 1968 sampai dengan 1996 laju pertumbuhan luas areal

tanaman kelapa sawit mencapai lebih 86,1 % per tahun dan laju pertumbuhan

produksi mencapai 124,3 % per tahun. Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa

sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna

Usaha atau HGU yang telah dikeluarkan mencapai 2 juta hektar dirnana dari jumlah

ini baru sekitar satu juta hektar atan 50 % yang sudah dikelola oleh pemegang ijin.

Berdasarkan data Badan Kordinasi Penanaman Moda~ selama tahoo 1997

persetujuan perkebunan kelapa sawit yang telah dikeluarkan mencapai 127 proyek.

Sebagian besar berada di pulau Sumatera dan Kalimantan mengingat daya dukung

lahannya yang cocok untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Pengembangan

usaha perkebunan kelapa sawit pada hakekatnya adalah merupakan bagian integral

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 4: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

dari pembangunan suatu wilayah karena keterkaitannnya dengan berbagai sektor

seperti penyerapan tenaga kerja, pengembangan sarana dan prasarana, penumbuhan

koperas~ penumbuhan usaha jasa konstruksi dan supljer, dan pembangunan

keagrariaan seillngga kesemua komponen tersebut terkait langsung dengan

pengembangan ekononll suatu wilayah.

Perkebunan Besar Kelapa Sawit termasuk perkebunan besar swasta umumnya

memiliki kelebihan kemampuan dalarn bidang manajemen, teknik budidaya,

pengolahan hasil dan sumberdaya rnanusia yang profesional serta permodalan

dibandingkan dengan perkebunan ra],:yat. Dengan demikian perkebunan besar

mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengembangkan investasinya Dalam

bidang kelapa sawit, strategi pengembangan investasi yang umum dilakukan

meliputi strategi pengembangan investasi secara horizontal atau vertik.al. Strategi

pengembangan horizontal yang dimaksudkan adalah mengembangkan industri huJu

dengan memproduksi minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit atau PKO atau PK,

sedang pengembangan investasi secara vertik.al adalah pengembangan investasi

kearah industri illlir yaitu industri oJeokimia yang berbahan baku CPO dan PKO.

Adanya krisis moneter dan gejolak ekonomi yang teIjadi di Indonesia sejak

bulan juJi 1997 sangat berpengaruh pada dunia usaha pada urnumnya, dan termasuk

usaha pengembangan kelapa sawit. Hal inj dapat dipaharni mengingat usaha

perkebunan rnerupakan suatu usaha yang rnernerlukan investasi jangka panjang dan

rnernerlukan biaya yang cukup tinggi terutama pada masa sebelum tanaman

berproduksi atau disebut pada masa TBM (Tanaman Belum Menghasilkan). Selain

itu satuan ekonomis untuk komodrti inj berkisar antara 5.000 - 6.000 hektar lahan

dengan satu unit pengolahan, seillngga memerlukan dana investasi yang cukup besar:

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 5: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

Kebijaksanaan di bidang perbankan saat ini juga tidak menduJ--ung bagi

pengembangan dunia usaha diantaranya disebabkan oleh tingginya suku bunga yang

diberlakukan pemerintah menyebabkan terhambatnya pengembangan investasi di

bidang ini. Tingginya inflasi yang menyebabkan tingginya biaya produksi.

Sebagai studi kasus dikaji kinerja salah satu perusahaan besar swasta kelapa

sawit yang sedang berkembang, yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara yaitu

Perusahaan Perkebunan Besar Swasta PT. Mopoli Raya.

PT. Mopoli Raya merupakan salah satu perusahaan perkebunan besar swasta

yang bergerak dalam bidang kelapa sawit dengan pola pengembangan Perkebunan

Besar sejak tahun 1980. Lokasi perkebunan terletak diperbatasan propinsi Aceh dan

Sumatera Utara yaitu di kabupaten Langkat, Aceh Timur dan kabupaten Aceh

Selatan. Luas areal yang sudah ditanami kelapa sawit saat ini lebih kurang seluas

17.000 hektar dan rnasih terdapat cadangan areal seluas 10.000 hektar yang belum

dibuka Mulai tahun 1984 tanaman rnulai berproduksi dengan hasil olahan CPO dan

PKO. Luas areal tanarnan yang telah menghasilkan pada tahun 1997 lebih kurang

mencapai 10.000 hektar dan produksi Tandan Buah Segar (TBS) rnencapai rata-rata

15 ton/ha/tahun. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) terus berkembang dari

waktu kewalctu menjadi Tanaman Menghasilkan. Selain Tanaman Kelapa sawit

perusahaan rnerniliki pula sejurn1ah pertanaman karet dengan hasil berupa lump dan

lateks.

Pernasaran hasil berupa minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK) selarna ini

dilakukan untuk rnernenuhi kebutuhan industri minyak goreng dalarn negeri dan ada

pula yang diekspor melalui kantor pemasaran bersarna yang saat ini disehut Pusat

Pernasaran Kelapa Sawit. Selama ini selain penjualan hasil olahan CPO dan PK juga

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 6: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

pemah dilakukan juga penjualan Tandan Buah Segar (TBS) ke perusahaan

perkebooan besar lainnya seperti Sucofindo dan lain-lain.

Pendanaan investasi awal terdiri dari kredit Investasi KLBI dengan tingkat

suku booga 12 % pertahoo dan kredit Investasi non KLEI dengan tingkat booga 22 %

per tahun serta penyertaan modal sendiri. FasiJitas kredit PBSN I dan PBSN II dari

Bank Exim, dengan masa tenggang 6-8 tahoo. Dari laporan keuangan pada akhir

tahoo bu.l.:u 1996. perbandingan pinjaman dan modal sendiri adalah 219 % atau

penggunaan pinjarnan 2,2 kali dari modal sendiri.

Berdasarkan hasil eva1uasi fisik dan laporan keuangan perusahaan pada tahoo

1996, kinerja perusahaan dinilai cukup baik. Hal tersebut diantaranya dinilai dari

berbagai aspek, diantaranya adalab sebagai berikut:

Penerimaan penjualan atau kas masuk marnpu menutupi semua biaya yang

dikeluarkan termasuk pembayaran pinjarnan dan booga kredit. Dengan adanya

surplus kas maim keberlanjutan produksi dapat terns terjarnin.

Adanya saldo laba atau laba yang tidak dibagi mencerrninkan kemarnpuan

pemsabaan ootuk dapat mengembangkan investasinya.

Keberadaan perusahaan juga terbukti dapat mengembangkan ekonorni wilayah

dimana perusahaan berada diantaranya melalui penyerapan tenaga kerja dengan

berbagai kualifikasi dan memberikan kontribusi pendapatan daerah melalui pajak

yang dikeluarkan perusahaan serta menciptakan lingkungan yang bersih dan

ramah lingkungan .

Sejak tahoo 1994, manaJemen perusahaan dijalankan oleh manaJer yang

profesional dimana pemiJik perusahaan tidak terlibat dalam mengelola perusahaan.

Tim rnanajemen yang dibentuk direkrut dari perusahaan besar sejenis ataupoo

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 7: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

karyawan perusahaan yang telah berpengalaman. Dengan dernikian ditinjau dari

aspek sumberdaya manusia, perusahaan dinilai sudah cukup baik dalam

mengantisipasi kebutuhan manajemen profesional terutama dalam mengbadapi era

globalisasi saat ini. Perusahaan mempunyai visi untuk selalu berkembang dengan

selalu memperhatikan tanggung jawab sosial terbadap lingkungan perusahaan serta

bermanfaat bagi Share holders dan Stake holders.

Berdasarkan penilaian terbadap kinerja perusabaan, rnengantisipasi kejenuhan

produksi CPO akibat banyaknya perusahaan yang terus bergerak dalam bidang ini,

serta dalam rangka memperoleh nilai tambah dan keunggulan bersaing dengan

memperbatikan aspek permintaan pasar maka pada awal tahun 1996, pernilik

perusahaan merencanakan untuk melakukan pengernbangan investasi dengan

membangun industri hilir untuk rnengbasilkan produk gliserin dan asam lemak / fatty

acid. Dalam mengembangkan industri hilir tersebut diatas perusahaan bermaksud

rnengadakan kerjasama atau beraliansi dengan perusahaan asing diluar negeri.

Bentuk kerjasama yang dibarapkan adalah PT. Mopoli Raya bertanggung jawab atas

penyediaan bahan baku, lokasi pabrik dan tenaga kerja sedangkan perusahaan asing

akan menyediakan peralatan pabrik, teknologi dan pemasaran bagi produk yang akan

dihasilkan. Mengingat besarnya biaya invesasi yang diperlukan oleh perusahaan

maka rencana tersebut belum dapat direalisasikan.

Dengan adanya gejolak ekonorni dan politik yang diikuti dengan krisis

moneter yang terjadi saat ini, industri kelapa sawit umumnya atau perusahaan kelapa

sawit pada khususnya juga ikut mengalarni ketidak pastian, terutama dalam hal

pengernbangan investasi yang dapat dilakukan oleh perusabaan. Dilain pihak

kenaikan nilai tukar rupiah terbadap dolar rnempengaruhi kenaikan harga jual dari

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 8: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

produk kelapa sawit. Pengaruh ketidak pastian tersebut dikaji sebagai bahan

pertimbangan dalam menentukan strategi pengembangan investasi yang dapat

diJa1:ukan oleh perusahaan pada saat ini. Strategi pengembangan investasi yang

dikaji meliputi strategi pengembangan horizontal dimana diasumsikan perusahaan

hanya melakukan perluasan areal dan peningkatan produktivitas serta kapasitas

pengolahan hasil. Strategi pengembangan investasi vertikal yaitu mengembang

industri hilir yaitu industri oleokimia yang berbahan baku CPO dan PKO.

Dengan mempelajari tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan (faktor

internal dan eksternal) serta analisis fak'tor-faktor penentu seperti kebijaksanaan

pemerintah dan faktor terkait lainnya, maka diharapkan tulisan ini dapat memberikan

manfaat bagi podusen kelapa sawit yang akan mengembangkan investasi terutama

bagi PT Mopoli Raya.

B. Perumusan Masalah

Sehubungan dengan perkembangan situasi atau krisis moneter yang terjadi

sejak bulan Juli 1997 di Indonesia maka terjadi berbagai macam faktor ketidak

pastian dalam dunia usaha termasuk dalam usaha industri kelapa sawit. Ketidak

pastian terjadi antara lain pada besamya suku bunga perbankan atau tidak rasional

sehingga menyulitkan usaha memperoleh modal didalam negeri, laju inflasi yang

tinggi mendorong kenaikan harga barang dan jasa sehingga menaikan biaya produksi

suatu produk, faktor sosial politik dan keamanan yang labiJ menciptakan iklim yang

tidak aman bagi penanaman modal terutama modal asing. Di1ain pihak kenaikan

harga jual produk kelapa sawit akibat terdepresiasinya rupiah terhadap dolar

menyebabkan bertambahnya keuntungan yang diperoleh perusahaan yang bergerak

dalam bidang kelapa sawit serta meningkatnya permintaan akan produk ini baik

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 9: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

perrnintaan pasar di dalam negeri maupun diluar negeri mendorong perusahaan untuk

mengembangkan investasinya Untuk mengetahui apakah peluang lebih besar dari

hambatan yang ada maka diperlukan pengkajian kembali tentang prospek

pengembangan investasi yang terdiri dari pengkajian aspek fmansial dan non

finansial. Sebagai studi kasus diadakan analisa terhadap salah satu produsen kelapa

sawit yaitu PT Mopoli Raya.. Perusahaan ini merencanakan untuk melakukan

pengembangan investasinya. Beberapa strategi perencanaan pengembangan

investasi atau disebut Strategic Bussiness Plan (SBP) yang dapat dilakukan oleh

perusahaan akan dikaji. Aspek yang dianalisa dan dibahas adalab rnanfaat finansial

dan non-finansial yang dapat diperoleh perusahaan apabila perusabaan menerapkan

masing-masing strategi investasinya. Pada kajian ini akan dikaji tiga strategi

perencanaan pengembangan investasi dimana pada masing-masing strategi

perencaan tersebut dikaji aspek finansial dan non finansial selanjutnya dapat

diketahui dan dievaluasi manfaat yang mernberikan kontribusi paling baik baik bagi

perusahaan.

Untuk dapat menjawab permasalaban tersebut di atas maka akan dikaji

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

I. Bagaimana hasil analisis SWOT secara terbatas pada industri

perkelapa-sawitan umumnya dan bagaimana implikasinya terhadap

pengembangan investasi, terutarna pada jenis perkebunan besar

swasta. Analisis tersebut dilakukan untuk melihat secara garis besar

apakah perusahaan perkebunan besar kelapa sawit yang ada layak

mengembangkan investasinya dalarn situasi krisis moneter yang terjadi

saat ini.

http://www.mb.ipb.ac.id/

Page 10: I. PENDAHULUAN - core.ac.uk · Laban yang tersedia untuk perkebunan kelapa sawit saat ini mencapai lebih kurang 5,5 juta hektar. Sedang ijin berupa Hak Guna ... usaha perkebunan kelapa

2. Bagairnana hasil analisis finansial dan non fmansial terhadap model

pengembangan investasi secara horizontal atau disebut SBPI yang

sedang berjalan pada PT. Mopoli Raya dikaitkan dengan situasi dan

kondisi saat ini? Bagairnana kinerja dan performa perusahaan selama

..?m!.

3. Bagairnana prospek pengembangan investasi secara vertikal atau

industri hilir (SBP II dan SBP III) PT Mopoli Raya saat ini?

Bagairnana kelayakan usahanya? Bagairnana manfaat fmansial dan

non finansial yang akan diperoleh perusahaan jika alternatif model ini

dikembangkan?

4. Strategi pengembangan investasi apa yang paling baik dilakukan oleh

perusahaan pada situasi dan kondisi saat ini?

C. Tujuan Penelitian

I. Untuk mengetahui apakah PT. Mopoli Raya mempunyai peluang yang

cukup baik untuk mengembangkan investasinya baik pengembangan

industri hulu maupun industri hilir.

2. Memberi masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam

menerapkan strategi pengembangan investasi yang paling tepat untuk

diimplementasikan saat ini.

3. Mengetahui manfaat finansial dan non-finansial yang akan diperoleh

dari masing-masing strategi pengembangan investasi yang akan

dikembangkan.

http://www.mb.ipb.ac.id/