husnul biotek

Upload: husnul-khatimah-arsyad

Post on 16-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAHPERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI DALAM INSEMINASI BUATAN MENURUT PANDANGAN ISLAM

Universitas Islam NegeriAlauddin Makassar

Oleh:

HUSNUL KHATIMAHNIM: 70100112110Farmasi B

JURUSAN FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSARSAMATA GOWA2014KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya yang tak terhingga. Dengan sifat-Nya al-Ghaffar yang menutupi banyak aib yang dirahasiakan sehingga manusia bisa tampak mulia dalam pandangan sebagian manusia lainnya. Dan dengan sifatnya al-Affuw telah menangguhkan sanksi hukum atas dosa-dosa manusia di dunia dan memberikan kesempatan untuk bertaubat kepada-Nya, sekaligus mengajarkan kepada manusia untuk menjadi pemaaf, mau memberi maaf kepada sesamanya atas segala kekurangan dan kesalahan. Salawat dan salam senantiasa ditujukan kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Mudah-mudahan dengan izin Allah SWT, safaat beliau dapat menjadi penolong bagi siapa saj yang mau bershalawat kepadanya, mengamalkan sunnah-sunnahnya dan meneladani budi pekertinya yang terpuji. Makalah yang berjudul Perkembangan Bioteknologi DalamInseminasi Buatan Menurut pandangan Islam ini dibuat guna memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Bioteknologi.Harapan Penulis semoga makalah ini memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan masyarakat luas pada umumnya.

Samata : 27 April 2014 27 Jumadil awal 1435 H Penulis

DAFTAR ISIJUDUL MAKALAH............................................................................................ 1KATA PENGANTAR......................................................................................... 2DAFTAR ISI......................................................................................................... 3BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4A. LATAR BELAKANG....................................................................... 4B. PERUMUSAN MASALAH.............................................................. 6C. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH....................................... 7BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 8A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI................................................. 8B. RUANG LINGKUP BIOTEKNOLOGI......................................... 10C. PENGERTIAN INSEMINASI BUATAN...................................... 10D. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN INSEMINASIBUATAN............................................................................................. 11E. TEKNIK DALAM INSEMINASI BUATAN................................. 12F. INSEMINASI YANG DIPERBOLEHKAN DALAM ISLAM................................................................................................. 14G. INSEMINASI YANG DILARANG MENURUTISLAM................................................................................................. 19H. CONTOH KASU INSEMINASI BUATAN.................................... 20I. PROSES PEMBUATAN INSEMINASI BUATAN....................... 21J. DAMPAK INSEMINASI BUATAN ............................................... 22 K. PANDANGAN ISLAM TERHADAP INSEMINASIBUATAN............................................................................................. 23L. STATUS ANAK MENURUT HUKUM PERDATAdi INDONESIA................................................................................... 25BAB III PENUTUP.............................................................................................. 28A. KESIMPULAN................................................................................... 28B. SARAN................................................................................................ 28DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAllah menciptakan manusia sebagai makhluk yang berfikir yang membedakan dirinya dengan hewan . Manusia mempunyai potensi akal sehat sehingga mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah. Sedangkan hewan sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk membedakan kedua hal tersebut.Kehidupan sosial manusia selalu berubah-ubah dan mengalami transformasi, membawa dampak positif dan negatif. Hal ini merupakan tantangan bagi umat islam untuk menjawab permasalahan yang muncul, karena agama islam sesuai dengan perubahan zaman.Salah satu dari perubahan tersebut adalah upaya seorang isteri untuk menghamilkan suatu benih laki-laki bukan melalui cara alami melainkan dengan cara memasukkan sperma laki-laki kedalm rahim isteri dengan pertolongan dokter, diantaranya dengan melalui suntikan atau operasi. Benih laki-laki itu ditempatkan kedalam rahim isteri sampai mengandung. Karena benih laki-laki disedot dari zakar laki-laki itu dan disimpan lebih dulu dalam tabung.Kehamilan seperti itulah yang disebut inseminasi buatan.Pengembangbiakkan buatan dikerjakan manusia semenjak dahulu, dan diketahui sejak periode pertama dari sejarah manusia yang dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan tercapailah hasil yang baik berupa jenis hewan yang baik dan buha-buahna yang tinggi mutunya. Sukses yang dicapai ini mendorong manusia untuk mengadakan percobaan penghamilan buatan pada wanita dengan memasukkan air mani laki-laki dan inipun berhasil, sehingga dengan penghamilan buatan ini dapat ditumbuhan janin menurut prosesnya yang wajar dalam rahim. Akhirnya lahirlah sebagai seorang anak sempurna.Inseminasi buatan pada hakikatnya tidak bertentangan dengan sunatullah, malahan justru membuktikan kebenaran sunatullah, bahwa terciptanya manusia itu dari sperma yang bercampur dengan sel telur wanita. Seperti firman Allah SWT pada surah Al-Insan ayat 2 yang artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur (1) yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.(1) Maksudnya: Bercampur antara benih laki-laki dan perempuanAyat ini dapat dipahami , bahwasanya tidak mutlak kehamilan harus melalui persetubuhan langsung, melainkan kehamilan bisa terjadi tanpa hubungan kelamin, asal ada percampuran sperma dengan sel telur wanita.Kenyataan inipun dapat dimaklumi oleh ahli fiqih, sehingga mereka berkata bahwa : Kehamilan mungkin terjadi dengan sampianya mani laki-laki kedalam rahim perempuan walaupun tanpa adanya persetubuhan langsungProduk-produk bioteknologi memang selalu menimbulkan keterkejutan, keheranan, dan akhirnya memunculkan kekaguman, karena tidak pernah terbayangkan sebelumnya produk-produk bioteknologi dapat dibuat oleh manusia.Berbicara tentang perkembangan teknologi yang sarat dengan etika dan moral, hal itu tidak lain pada kajian tentang bioteknologi, yang mempunyai cakupan yang sangat luas, baik pada hewan maupun tumbuhanyang nantinya dibawa pada transgenetik ( perpindahan sel dari satu makhluk ke makhluk lain) pada manusia, Pada bidang inilah kaum muslimin berhadapan dengan rangkaian masalah etika yang memiliki implikassi hukum.Jika diamati dengan seksama, apa yang terjadi pada bioteknologi justru membuka misteri alam. Jika dahulu tanda-tand aitu datang melalui mukjizat, maka kini setelah tidak ada Nabi dan Rasul tanda-tanda itu datang lewat ilmu pengetahuan Sebagaimana firman Allah SWT dalm QS.Al-Muminun:81 yang artinya:Dan dia memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda (kekuasaan-kekuasaannya). Maka tanda-tanda (kekuasaan) Allah yang mana yang kamu ingkari?Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut penghayatan etnik yang lebih luasdan dalam ilmu poengetahuan dapat mempengaruhi penghidupan sehari-hari dan mengakibatkan sesuatu yang sangat merugikanbagi kehidupan seluruhnya, hak asai, kesehatan, keluarga, dan privacy seseorang. Akan sangat menguntungkan bagi individu dan masyarakat kalau disamping etika ilmiah, agama dapat berfungsi sebagai pelindung dan tambatan harapan manusia terhadap proses dehumanisasi perkembanagan teknologi yang terkendali. Peran agama dalam hal ini akan berlainan dan lebih mendalam dari pada etika dan hukum.yang berlaku di masyarakat.Perkembanagan bioteknologi dalam inseminasi buatan yang walaupun membawa dampak yang ssangat besar bagi kehidupan manusia, tak dapat dihindarkan memiliki potensi untuk mendatngkan kerugian. Oleh karena itu sering timbul pro dan kontra, memuncyulkan masalah etis, diantaranya bagaimana inseminassia butan dapat dibenarkan, dan bagaimana status anak yang lahir dari hasil inseminsai tersebut, dan apa dampak hukum yang ditimbulkan nantinya.Berdasarkan alasan diatas penulis tertarik untuk mengambil makalah dengan judul Perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan menurut Pandangan Islam

Perumusan MasalahBioteknologi dalam inseminasi buatan yang sarat etika dan moral, Kaum muslimim berhadapan dengan suatu rangkaian masalah etika yang memiliki implikasi hukum. Meskipun Inseminasi buatan memiliki pengaruh yang sangat besar untuk membantu pasangan suami isteri untuk mendapatkan keturunan, namun ada saj pro dan kontra terhadap teknologi yang menimbulkan implikasi hukum bagi status anak yang lahir dan dampak hukum yang ditimbulkan nantinya.Oleh karenanya untuk mempertegas arah pembahasan dalam makalah ini, penulis merinci pertanyaan tersebut dalam bentuk pertanyaan:a. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi dalam inseminasi buatan dan bagaimana implikasinya dalam kesejahteraan manusia?b. Apa yang dimaksud dengan Inseminasi buatan dan bagaimana kedudukannya menurut hukum dan pandangan Islam?c. Bagaimana Perkembangan Bioteknologi dalam inseminasi buatan pada saat ini?d. Bagaimana dampak perkembangan Bioteknologi dalam Inseminasi Buatan menurut hukum dan pandangan Islam? Tujuan dan Manfaat MakalahTujuan Makalah: a. Untuk mengetahui pengertian Bioteknologi dalam inseminasi Buatan dan Implikasinya bagi kesejahteraan manusia.b. Untuk mengtahui pengertian inseminasi buatan dan kedudukannya menurut hukum dan pandangan Islam.c. Untuk mengrtahui perkembangan Bioteknolgi dalm inseminasi buatan pada saat ini.d. Untuk mengtahui dampak perkembangan Bioteknologi dalm inseminasi buatan menurut hukum dan pandangan Islam.Manfaat Makalah : a. Memberikan kejelasan kepada Maasyarakat tentang seluk-beluk Bioteknolgi dalam Inseminasi Buatan, dampaknya bagaimana dan kedudukannya menurut hukum dan pandangan Islam.b. Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi siapa saja yang membacanya.

BAB IIPEMBAHASAN

Pengetian Bioteknologi

Bioteknologi bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Berabad-abad yang lalu orang menemukan secar tidak sengaja, bagaimana menggunakan proses biologi yang terjadi pada setiap saat pada sel-sel hidup, mereka tidak mengerti prosesnya namun melihat akan hasilnya. Mereka menemukan beberapa mikroba tertentu. Seperti bakteri dan Jamur yang akan menghasilkan cuka dan bir atau anggur jika ditumbuhkan dalam gentong besar. Proses ini dinamakan Fermentasi. Dengan metode mencoba-coba atau pengalaman empiris mereka membuat dalam jumlah yang besar an menghasilkan beberapa produk tertentu jenisnya.Ilmuwan kini telah mengerti apa proses biologi dan bagaiamana bisa terjadi. Hal ini telah memungkinkan mereka mengembangkan teknik-teknik baru untuk mengubah atau meniru beberapa proses alami ini sehingga mereka mampu membuat berbagai produk.Berbagai defenisi tentang bioteknologi telah diajukan beberapa Negara atau perhimpunan ilmu pengetahuan yang bersifat Internasional. Diantaranya Bioteknologi adalah merupakan ilmu biologi molekuler dengan teknik dan aplikasinya yang digunakan untuk memodifikasi, memanipulasi atau merubah proses kehidupan normal dari organisme-organisme dan jaringanjaringan guna meningkatkan kinerjanya bagi keperluan manusia. Bioteknologi memiliki kekhasan dalam hal kemumgkinan transfer yang memiliki ciri-ciri organisme melalui proses rekayasa genetik yang tidak mungkin terjadi secara alamiah Secara umum Bioteknologi dapat diartikan sebagai ilmu terapan proses biologi. Akan tetapi pembatasan ini masih terlalu luas yang pada akhirnya membawa pembatasan-pembatasan dengan definisi- definisi yang berlainan disetiap wilayah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan alam yang dimiliki.Bioteknologi juga merupakan suatu teknik modern untuk mengubah bahan mentahmelalui transformasi biologi sehingga menjadi produk yang berguna.Selain itu Bioteknologi cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi-fungi dll) maupun produk dari makhluk hidup (enzim alkohol) dalm proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga ilmu-ilmu terapan dan murni lain seperi Biokimia, komputer, biologi molekuler, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika dan sebagainya. Dengan kata lain Bioteknologi adalah merupakan ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Perhimpunan Kimia Murni dan Terapan International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) mengemukakan rumusan bahwa Bioteknologi adalh penerapan biokima, biologi, mikrobiologi, dan rekayasa kimia dalam proses industri, pembuatan produk (disini termasuk produk pelayanan kesehatan, energi, pertanian, dan pada lingkungan).Organization for Economic Coopration and Development (OECD) mengemukakan bahwa Bioteknologi adalah suatu penerapan prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakn barang dan jasa.Menurut konvensi keanekaragaman hayati pada pasal 2, bioteknologi dinyatakan sebagai penerapan teknologi yang menerapakan sistem-sistem hayati, makhluk hidup atau derivatnya untuk membuat atau memodifikasi produk-produk atau proses-proses penggunaan khusus. Supriyatna memberikan batasan tentang arti bioteknolgi secara lebih lengkap yakni pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dan kerekayasaan terhadap organisme, sistem atau proses biologis untuk menghasilkan dan atau meningkatakn potensi organisme maupun produk dan jasa bagi kepentingan hidup manusia.Pada hakikatnya Bioteknologi memaksa suatu agen biologi untuk menghasilkan barang dan jasa diluar kodrat alamiah. Sebagai contoh klasik adalah insulin yang dihasilkan oleh agen biologi Eschericia coli yang telah direkayasa dan secara alami hal tersebut mustahil terjadi. Adapun tujuan dari adanya bioteknologi adalah untuk meningkatakan kualitas kehidupan dan penghidupan manusia yang lebih baik.B. Ruang Lingkup BioteknologiPada dasarnya bioteknologi sangatlah luas, namun untuk memudahkan bagi pihak diluar bidang ilmu alam yang terkadang digunakan istilah yang tidak dimengerti oleh pihak awam, bioteknologi dipilah-pilah kedalam beberapa bidang. Bidang-bidang bioteknologi tersebut antara lain adalah : a. Bioteknologi dan hak atas kekayaan intelektual.b. Bioteknologi dan perdagangan internasionalc. Rekayasa Genetika meliputi kloning dan Eugenikad. Pencangkokan (transplantasi) organe. Bioteknologi pertanian dan peternakan f. Bioteknologi dalm produksi pangang. Bioteknologi dalam dunia medish. Bioteknologi dalam pengolahan limbahi. Bioteknologi dalam produksi energij. Bioteknologi pertambangank. Bioteknologi dan militerl. Bioteknologi inseminasi buatan ( bayi tabung)Pengguanan bioteknologi guna meningkatakan produksi peternakan ini meliputi : Teknologi produksi seperti Inseminasi buatan, embrio transfer, kriopreservasi embrio, fertilisasi in vitro, sexing sprema maupun embrio, cloning dan splitting.C. Pengertian Inseminasi BuatanInseminasi buatan merupakan terjemahan dari istilah inggris artificial insemination. Dalam bahasa arab di sebut (al-talqih) yang berasal dari kata - yang artinya mempertemukan / mengawinkan. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut pemanian buatan, pembuahan buatan, atau penghamilan buatan. Inseminasi buatan merupakan terjemahan dari istilah Inggris artificial insemination. Batasannya dirumuskan dengan redaksi yang bermacam-macam. Drh.Djamalin Djanah mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan inseminasi buatan ialah Pekerjaan memasukan mani (sperma atau semen) ke dalam rahim (kandungan) dengan menggunakan alat khusus dengan maksud terjadi pembuahan.Secara umum dapat diambil pengertian bahwa inseminasi buatan adalah suatu cara atau teknk memperoleh kehamilan tanpa melalui persetubuhan (coitus).D. Latar Belakang Pelaksanaan Inseminasi BuatanUntuk memahami secara pasti latar belakang pelaksanaan Inseminasi buatan mengalami kesulitan karena tidak ada kesepakatan siapa penemu pertamanya. Daniel Rumondor memberikan isyarat bahwa inseminasi buatan agaknya diilhami oleh keberhasilan Syeikh-syeikh Arab meperanakan kuda sejak tahun 1322. Praktek inseminasi buatan pada manusia secara tidak langsung terkandung dalam cerita Midrash di mana Ben Sirah dikandung secara tidak sengaja karena ibunya memakai air bak yang sudah tercampur sedikit air mani. John Hunter, seorang guru dari Philadelphia pada tahun 1785 berhasil mengadakan inseminasi buatan terhadap isteri seorang pedagang kain di London. Kemudian, eksperimen yang berhasil di Perancis diikuti oleh laporan dokter Amerika pada tahun 1866 bahwa ia berhasil melakukannya sebanyak 55 pada 6 orang wanita dan bayi inseminasi buatan pertama di Negara itu. Di Indonesia, keberhasilan inseminasi buatan ditandai dengan lahirnya Akmal dari pasangan Linda-Soekotjo pada 25 Agustus 1987 dengan teknik GIFT, dan Dimas Aldila Akmal Sudiar, lahir pada 2 Oktober 1988, dari pasangan Wiwik Juwari-Sudirman dengan teknik IVF. Keduanya adalah hasil kerja tim Makmal Terpadu Imuno Endokrinologi Fakultas Kedokteran UI. Latar belakang dikembangkannya inseminasi buatan di Indonesia, sebagaimana dinyatakan oleh Dr. H. Enud J. Surjana (Ketua Makmal Terpadu FKUI) dan Prof.dr. Asri Rasad (Dekan Fakultas Kedokteran UI) adalah semata-mata untuk membantu pasangan suami istri yang sulit memperoleh keturunan.Berdasarkan gambaran singkat di atas, terlihat bahwa Latar belakang dilakukannya inseminasi buatan dapat bermacam-macam. Inseminasi buatan yang dilakukan Steptoe dan yang dilakukan tim Makmal Terpadu FKUI lebih banyak ditunjukan kepada pasangan suami isteri yang telah lama berumah tangga namun kesulitan memperoleh keturunan. Sementara, menurut Stalin, inseminasi buatan ditunjukan untuk menghindarkan kepenuhan manusia akibat perang. Adapun menurutKruschov, inseminasi buatan akan dapat membentuk generasi jenius. Hasil gagasan Kruschov ini sampai sekarang tidak diperoleh berita. Gagasan semacam ini juga pernah dilontarkan oleh Robert Graham dari California, Amerika Serikat yang ingin mengumpulkan sperma para pemenang hadiah Nobel agar tercipta bayi super. Latar belakang lain kemungkinan dilaksanakannya inseminasi buatan adalah untuk memilih jenis kelamin tertentu dari anak yang akan dilahirkan. Dipihak lain, ia juga dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan teknologi di bidang kedokteran. Latar belakang melakukan inseminasi buatan adalah keinginan-keinginan sebagai berikut:1. Keinginan memperoleh atau menolong memperoleh keturunan;2. Menghindarkan kepunahan manusia3. Memperoleh generasi jenius atau orang super;4. Memilih suatu jenis kelamin;5. Mengembangkan teknologi kedokteran.E. Teknik dalam Inseminasi Buatana. Fertilisasi in Vitro (FIV)Fertilasi in Vitro (In Vitro Fertilization) ialah usaha fertilasi yang dilakukan di luar tubuh, di dalam cawan biakan (petri disk), dengan suasana yang mendekati ilmiah. Jika berhasil, pada saat mencapai stadium morula, hasil fertilasi ditandur-alihkan ke endometrium rongga uterus. Teknik ini biasanya dikenal dengan bayi tabung atau pembuahan di luar tubuh.b. Tandur Alih Gamet Intra Tuba (TAGIT)Tandur Alih Gamet Intra Tuba (Gamet Intra Fallopian Transfer) ialah usaha mempertemukan sel benih (gamet), yaitu ovum dan sperma, dengan cara menyemprotkan campuran sel benih itu memakai kanul tuba ke dalam ampulla. Metode ini bukan metode bayi tabung karena pembuahan terjadi di saluran telur (tuba fallopi) si ibu sendiri. Di luar negeri teknik TAGIT lebih berhasil disbanding dengan FIV. Perbandingannya cukup mencolok yaitu 40:20. Teknik yang terbaik dari keduanya tergantung pada keadaan pemilik sperma dan ovum serta keadaan kandungan.c. Teknik IUI (Intrauterine Insemination)Teknik IUI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan melalui leher rahim hingga ke lubang uterine (rahim). IUI tergantung pada usia ibu, lamanya infertlitas, penyebab infertlitas, jumlah dan kualitas sperma hasil washing. Keberhasilan kehamilan semakin rendah pada keadaan-keadaan :1. Usia wanita lebih dari 38 tahun2. Wanita dengan cadangan ovum yang rendah3. Kualitas mani yang jelek4. Wanita dengan endometriosis sedang sampai berat5. Wanita dengan kerusakan tuba6. Infertlitas yang lebih dari 3 tahun.d. Teknik DIPI (Direct Intraperitoneal Insemination)Teknik DIPI telah dilakukan sejak awal tahun 1986. Teknik DIPI dilakukan dengan cara sperma diinjeksikan langsung ke peritoneal (rongga peritoneum). Teknik IUI dan DIPI dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut bivalve speculum, yaitu suatu alat yang berbentuk seperti selang dan mempunyai 2 cabang, dimana salah satu ujungnya sebagai tempat untuk memasukkan/menyalurkan sperma dan ujung yang lain dimasukkan ke dalam saluran leher rahim untuk teknik IUI, sedangkan untuk teknik DIPI dimasukkan ke dalam peritoneal.Jumlah sperma yang disalurkan atau diinjeksikan kurang lebih sebanyak 0,52 ml. Setelah inseminasi selesai dilakukan, orang yang mendapatkan perlakuan inseminasi tersebut harus dalam posisi terlentang selama 1015 menit.F. Inseminasi yang diperbolehkan dalam IslamPelaksanaan inseminasi buatan yang diperbolehkan yang jika dikaitkan dengan hukum islam,akan menyangkut hal-hal seperti:a. Pengambilan bibitYang dimaksud dengan pengambilan bibit disini adalah pengambilan sel telur (ovum pick up ) dan pengambilan / pengeluaran sperma.a) Pengambilan Sel Telur (Ovum Pick Up=OPU)Dalam inseminasi buatan ada dua cara untuk pengambilan telur, yaitu dengan Laparoskopi dan USG (Ultrasonografi). Dengan ara laporoskopi folikel akan tampak jelas pada lapang pandangan laparoskopi kemudian indung telur dipegang dengan penjepit dan dilakukan pengisapan. Cairan folikel yang berisi sel telur ditampung dalam tabung. Cairan tersebut diperiksa dibawah mikroskop untuk meyakinkan apakah sel telur sudah di temukan. Adapun dengan cara USG, folikel yang tampak di layar ditusuk dengan jarum melalui vagina kemudian dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel telur seperti cara pengisapan laparoskopi.Yang perlu dianalisis pada pengambilan ovum tersebut adalah melihat aurat wanita, karena kedua cara pengambilan sel telur itu tidak dapat dilepaskan dengan melihat atau pun meraba dan memasukkan sesuatu pada vagina.Pada dasarnya islam melarang melihat aurat orang lain dan setiap muslim diwajibkan memelihara auratnya sendiri. Allah SWT berfirman: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya;yang demikian itu adalah suci bagi mereka,sesungguhnya Allah maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (Q.S.An-nur:30). Katakanlah kepada wanita yang beriman,Hendaklah mereka menahan pandangannya,dan memelihara kemaluannya,dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,kecuali yang (biasa) tampak darinya (Q.S.An-nur:31.Dalam praktek pengambilan sel telur seperti dijelaskan di atas,para dokter ahli tidak lepas dari melihat bahkan meraba atau memasukkan sesuatu dalam aurat wanita. Disamping itu para dokter sering juga berkhalwat dengan pasien ketika mendiagnosa penyakit. Pelaksanaan tersebut jika diniati dengan baik, terjaga keamanan, dan tidak merangsang sahwat dapat dikategorikan sebagai hal yang darurat. Islam membolehkannya karena sesuai dengan kaidah ushul fiqh. Keadaan dharurat membolehkan sesuatu yang di larang.Demi mencegah fitnah dan godaan setan , maka sebaiknya sewaktu dokter yang memeriksa pasien dihadiri orang ketiga dari keluarga maupun tenaga para medis, sesuai dengan kaidah ushul: Menghindari kesusahan lebih diutamakan dari mengambil maslahat.Akan sangat baik jika dokter pemeriksa itu dari jenis kelamin yang sama. Sulit dibayangkan jika dalam kondisi dharurat seperti itu masih diharamkan melihat aurat wanita. Sebab ,bagaimana dengan wanita yang akan melahirkan?Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa pengambilan sel telur (ovum) dalam pelaksanaan inseminasi buatan dihalalkan karena pertimbangan darurat. Di samping kondisi itu,dokter pemeriksa pun harus tetap menjaga Etik Kedokteran.b). Pengambilan sel SpermaDi banding dengan pengambilan sel telur, pengeluaran dan pengambilan sperma lebih mudah.Untuk memperoleh sperma dari laki-laki dapat dilakukan antara lain dengan:1. Istimna(masturbasi,onani)2. Azl3. Dihisap langsung dari pelir(testis)4. Jimadengan memakai kondom5. sperma yang ditumpahkan ke dalam vagina yang dihisap dengan cepat dengan spuit,dan6. Sperma mimpi malam.Untuk keperluan inseminasi buatan, cara yang terbaik adalah masturbasi(onani).Yang menimbulkan persoalan dalam hukum islam adalah bagaimana hukum onani dalam kaitan dengan pelaksanaan inseminasi buatan tersebut.Dalam Alquran surat al-muminun ayat 5 yang berbunyi: Dan orang-orang yang menjaga kemaluannyaAllah SWT memerintahkan agar manusia menjaga kemaluannya kecuali pada yang telah dihalalkan.Secara umum Islam memandang bahwa melakukan onani tergolong tidak etis. Mengenai hukum, fuqaha(ahli fiqh) berbeda pendapat. Ada yang mengharamkan secara mutlak, ada yang mengharamkan pada hal-hal tertentu, ada yang mewajibkan juga pada hal-hal tertentu, ada pula yang menghukumi makruh.Alasan yang dikemukakan adalah bahwa Allah SWT memerintahkan menjaga kemaluan dalam segala keadaan kecuali kepada isteri atau budak yang dimilikinya. Ahnaf berpendapat bahwa onani memang haram, tetapi kalau karena takut zina, maka hukumya wajib.Kaidah ushul menyebutkan: Mengambil yang lebih ringan dari suatu kemudharatan adalah wajibKalau karena alasan takut zina, atau kesehatan, sedangkan tidak memiliki isteri atau amah(budak) dan tidak mampu kawin, maka menurut hanabilah onani diperbolehkan. karena kuatnya syahwat dan tidak sampai menimbulkan zina. Agaknya Yusuf al-Qardhawy juga sependapat dengan hanabilah mengenai hal ini, Al-Imam Taqiyyudin Abi Bakri Ibn Muhammad al-Husainy juga mengemukakan kebolehan onani yang di lakukan oleh isteri atau ammah-nya karena itu memang tempat kesenangannya.Memperhatikan pendapat-pendapat mengenai hukun onani diatas, maka dalam kaitan dengan pengeluaran\pengambilan sperma untuk inseminasi buatan, boleh dilakukan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengambilan sel telur (ovum) dan sperma untuk keperluan inseminasi buatan-dengan illat hajah tentunya-dapat dibenarkan oleh hukum islam.d. Penanaman Bibit (Embrio Transfer)Setelah sel telur dan sperma di dapat, proses inseminasi buatan seperti telah disinggungkan pada uraian sebelumnya, dilakukan pencucian sperma dengan tujuan memisahkan sperma yang motil dengan sperma yang tidak motil. Sesudah itu antara sel telur dan sperma dipertemukan. Jika dengan teknik in vitro, kedua calon bibit tersebut dipertemukan dalam awan petri, tetapi jika teknik TAGIT sperma langsung disemprotkan ke dalam rahim Untuk menghindari kemungkinan kegagalan, penanaman bibit biasanya lebih dari satu. Embrio yang tersisa kemudian disimpan beku atau dibuang. Yang menjadi persoalan dalam kaitan hukum islam di sini adalah bagaimana hukum pembuangan embrio tersebut. Apakah hal tersebut dapat di golongkan kepada pembunuhan?.Sebagai bahan analisis, patut dicatat bahwa embrio tersebut tidak berada dalam rahim wanita. Kalau abortus diartikan sebagai keluarnya isi rahim ibu yang telah mengandung,maka pembicaraan ini tidak tergolong pada perbuatan aborsi, karena bibit tersebut belum/tidak berada pada rahim wanita. Yang menambah rumit persoalan adalah pembuangan sisa embrio yang dilakukan dengan sengaja. Sulit jika sekiranya jika pemusnahan itu bukan suatu kesengajaan, karena para ahli inseminasi mengetahui persis telah terjadinya konsepsi manusia dengan adanya pembuahan itu.Hukum pengguguran/pembunuhan janin yang telah diperselisihkan para fuqaha adalah pengguguran yang dilakukan 4 bulan setelah konsepsi, mereka sepakat tentang keharamannya. Ulama Hanafiyah memperbolehkan pengguguran janin sebelum mencapai 120 hari. Sebagian mazhab ini ada yang berpendapat hukumnya makruh bila tanpa udzur. Ulama zaidiyah sebagian dijelaskan oleh al-dasuqi menghukumi haram. Pendapat ini yang terkuat dalam madzhab Maliki. Setelah memperhatikan uraian diatas penulis berkecenderungan untuk menyatakan bahwa pemusnahan embrio sisa penanaman bibit dalam pelaksanaan inseminasi buatan itu dihalalkan/diperbolehkan dengan alas an sebagai berikut:1. Embrio tersebut belum ditanamkan dalam rahim wanita.2.Embrio tersebut bias jadi tidak menimbulkan kehamilan kalau ditanamkan dalam rahim wanita.3.Embrio tersebut belum dapat disebut sebagai manusia sebenarnya tetapi masih berupa konsepsi.Dengan alasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemusnahan embrio dalam pelaksanaan inseminasi buatan tidak dapat digolongkan sebagai pembunuhan terhadap manusia sebenarnya.e. Asal dan tempat penanaman bibitSesuai dengan klasifikasi asal dan tempat penanaman bibit yang telah dibahas sebelumnya, berikut akan dianalisis menurut tinjauan hukum islam: 1. Bibit dari suami istri dan ditanamkan pada isteriDari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa proses kejadian manusia, baik menurut fuqaha maupun ahli kedokteran, dimulai dari pembuahan hasil pertemuan sperma dan ovum. Secara alami, pertemuan sperma dan ovum itu melalui senggama. Maka dapat di pahami bahwa di antara manfaat sanggama adalah mempertemukan sperma dengan ovum. Dalam Islam, bersanggama hanya diperbolehkan setlah akad nikah yang sah. Hubungan seksual yang tanpa didahului akad nikah dapat tergolong pada perbuatan zina. Dengan zina, dapat juga terjadi kehamilan, walaupun hal ini biasanya tidak menjadi tujuan akhir perzinaan. Secara umum motif zina hanya untuk melampiaskan hawa nafsu dan bukan untuk memperoleh keturunan. Inseminasi buatan yang bibitnya berasal dari sperma suami dan ovum. Jika dikaitkan dengan batasan ikah dan zina, maka ia bukan termasuk kategori zina karena suami isteri tersebut telah terikat dengan akad nikah. Oleh sebab itu pertemuan sperma dan ovumnya dihalalkan.2. Sperma suami yang telah meninggal dan ovum isteri ditanam pada rahim isteriDi antara sebab putusnya hubungan pernikahan adalah salah seorang (suami atau isteri) meninggal. Bagi wanita (janda) diperbolehkan nikah kepada orang lain lagi setelah menunggu masa iddah.G. Inseminasi yang dilarang menurut Hukum IslamAdapun Inseminasi Buatan yang dilarang yaitu :1. Jika sperma dan ovum bukan berasal dari suami istri yang memiliki ikatan nikah yang sah.Rosulullah SAW bersabda:DariRoifibin Tsabit alAnshori.......telah bersabda Rosulullah SAW: Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada allah dan hari kemudian air (spermanya)menyirami tanaman orang lain (rahim wanita lain). (HR. Abu Daud).Dalam kasus ini lembaga Fiqh Islam OKI menghukumi haram karena dikhawatirkan percampuran nasab dan hilangnya keibuan serta hilangnya syra lainnya. Majelis Ulama DKI Jakarta juga menghukumi haram. Mahmud Syaltut, Yusuf Al Qardhawi, Al-Ribasy dan Zakaria Ahmad al-Barry tidak menggambarkan secara jelas kasus semacam ini. Akan tetapi mereka jelas-jelas mengharamkan inseminasi buatan yang bibitnya (khususnya sperma) bukan berasal dari suaminya yang sah. Dokter H.Ali Akbar mengqiyaskan hal ini dengan radhaah.Berdasarkan alasan diatas maka pembuahan ovum dengan sperma dari suami yang tidak memiliki ikatan nikah yang sah tidak dapat dibenarkan oleh islam, dan dapat disebut juga sebagai zina.2. Sperma laki-laki lain dibuahkan dengan ovum wanita lain dan ditanamkan pada rahim wanita yang tidak bersuami.Di atas telah dinyatakan bahwa pembuahan hanya dihalalkan bagi orang yang memiliki iktan pernikahan yang sah. Jadi model inseminasi seperti ini dilarang dalam Islam.3. Bibit dari suami-isteri dan dititipkan kepada rahim isteri yang lain (karena poligami)Kalau dapat dihindari adanya percecokkan di belakang hari, maka inseminasi model ini dapat disamakan dengan model kedua dan ketujuh. Perbedaannya pada adanya ikatan pernikahan karena poligami.H. Contoh kasus-kasus Inseminasi BuatanUntuk memperoleh gambaran pelaksanaan inseminasi buatan, berikut ini dikemukakan beberapa kasus.Tanggal 25 Juli 1978 Ny. Lesley Brown melahirkan seorang anak, Louise Brown, dengan hasil inseminasi buatan yang diusahakan oleh tim Dr. Patric Steptoe dirumah sakit Oldham, Inggris, Sperma diambil dari suaminya sendiri. Di Indonesia, keberhasilan inseminasi buatan ditandai oleh lahirnya Akmal pada 25 Agustus 1987. Ia lahir dari pasangan suami isteri Linda Soekotjo, dengan teknik TAGIT. Adapun dengan teknik FIV tim bayi tabung Indonesia yang diketahui oleh Dr. H.Enud J. Surjana dari Fakultas Kedokteran UI menghasilkan kelahiran Dimas Aldila Akmal Sudiar pada 2 Oktober 1988, dari pasangan suami-isteri Wiwik Juwari-Sudirman.Inseminasi buatan yang berasal dari sari sperma suami yang telah meninggal dan ovum isterinya dapat dilihat dari kasus Mario Rios asal Chili dengan Elsa asal Argentina. Pengadilan Perancis akhirnya juga memutuskan bahwa janda muda Corinne Parpalaix boleh menggunakan sperma suaminya yang telah meninggal. Dan Kim Casali yang ditinggal mati suaminya, Roberto, juga berhasil melahirkan Milo.Dengan inseminasi buatan, wanita yang tidak bersuami akhirnya juga dapat hamil dan melahirkan dengan jasa Bank Sperma. Di antaranya adalah Dr. Afton Blake, seorang psikolog. Di Amerika Serikat cara semacam ini dilakukan sedikitnya 9% dari mereka yang melakukan inseminasi buatan.Pada 1 Oktober 1987 dunia digemparkan oleh lahirnya anak kembar tiga dari neneknya sendiri pasangan Karen-Alcino ingin memperoleh ketrunan, tetapi setelah dilakukan inseminasi buatan, Karen dinyatakan tidak baik untuk hamil. Akhirnya neneknya, ibu Karen, Pat Anthony bersedia ditempati sperma dan ovum yang telah dibuahi itu.I. Proses Inseminasi BuatanUntuk menjalankan proses pembuahan yang dilakukan diluar rahim, perlu disediakan ovum (sel telur) da sperma. Ovum diambil dari tuba fallopi (kandung telur) seorang ibu dan sperma dari ejakulasi seorang ayah ataupun dengan car-cara yang telag dibahas sebelumnya. Sperma tersebut diperiksa terlebih dahulu apakah mengandung benih yang memenuhi persyaratan atau tidak. Begitu juga dengan sel telur ibu , dokter berusaha dengan tepat menentukan saat ovulasi (bebasnya sel telur daiam kandung telur), dan memeriksa apakah terdapat sel telur yang masak atau tidak pada saat ovulasi tersebut. Bila pada saat ovulasi terdapat sel telur yang benar-benar masak, maka sel telur tersebutr dihisap dengan sejenis jarum suntik melalui sayatan pada perut. Sel telur tersebut kemudian di taruh di dalam suatu tabung kimia dan agar sel telur tetap hidup, sel telur tersebut disimpan dalam Laboratorium yang diberi suhu yang menyamai suhu badan wanita.Lebih tepatnya di dalam proses pelaksanaan inseminasi buatan pada teknik Fertilisais in Vitro (FIV) transfer embrio khususnya, terdiri dari tahapan:Tahapan pertama: Pengobatan merangsang indung telur, Pada tahap ini isteri diberi obat untuk merangang indung telur sehingga dapat menghasilkan banyak ovum dan cara ini berbeda dengan cara yang biasa. Hanya satu ovum yang berkembang dalam satu siklus haid. Obat yang diberikan kepada istri dapat berupa obat secara oral maupun injeksi yang diberikan setiap hari pada permulaan haid dan baru berhenti setelah ternyata sel-sel telur nya matang. Pematangan sel telur dipantau terus setiap hari dengan pemeriksaan darah isteri , dan pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Adakalanya indung telur gagal beraksi terhadap obat itu.Tahap Kedua: Pengambilan sel telur, apabila sel telur isteri sudah banyak, maka dialkukan pengambilan sel telur yang akan dilakukan dengan suntikkan lewat vagina dibawah bimbingan USG.Tahap Ketiga: Pembuahan atau fertilisasi sel telur. Setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, maka suami diminta untuk mengeluarkan sperma sendiri, dengan cara yang telah dibahas sebelumnya. Sehingga sel-sel sperma suami yang baik saja yang akan dipertemukan dengan sel telur sang isteri di dalam tabung gelas di laboratorium. Sel-sel telur dan sel-sel sprema yang telah dipertemukan ini kemudian dibiakkan kedalam lemari pengeram. Pemantauan selanjutnya 18-20 jan kemudian. Pada pemantaun keesokan harinya diharapkan telah terjadi pembelahan sel.Tahap Keempat: Pemindahan embrio, kalau terjadi fertilisasi sel telur dengan sel sperma. Maka terciptalah ahsil pembuahan yang akan membelah menjadi beberapas sel, yang disebut embrio. Kemudian embrio ini akan dipindahkan melalui vagina kedalam rongga rahim ibunya 2-3 hari kemudian.Tahap Kelima: Pengamatan terjadinya kehamilan. Setelah terjadi implantasi embrio, maka tinggal menunggu apakah akan terjadi kehamilan. Apabila 14 hari setelah pemindahan embrio tidak terjadi haid maka dilakukan pemeriksaan test urin untuk mementukan adanya kehamilan. Kehamilan baru dapat dipastikan dengan pemeriksaan USG seminggu kemudian.J. Dampak Inseminasi BuatanKeberhasilan inseminasi buatan tergantung tenaga ahli di labolatorium, walaupun prosedurnya sudah benar, bayi dari hasil inseminasi buatan dapat memiliki resiko cacat bawaan lebih besar daripada dibandingkan pada bayi normal. Penyebab dari munculnya cacat bawaan adalah kesalahan prosedur injeksi sperma ke dalam sel telur. Hal ini bisa terjadi karena satu sel sperma yang dipilih untuk digunakan pada inseminasi buatan belum tentu sehat, dengan cara ini resiko mendapatkan sel sperma yang secara genetik tidak sehat menjadi cukup besar. Cacat bawaan yang paling sering muncul antara lain bibir sumbing, down sindrom, terbukanya kanal tulang belakang, kegagalan jantung, ginjal, dan kelenjar pankreas.Beberapa kerugian inseminasi buatan pada manusia antara lain :1. Biaya yang sangat mahal karena ketatnya aturan yang harus dipatuhi dan laboratorium yang melaksanakannya juga masih jarang.2. Jika sperma yang digunakan bukan dari suami sendiri, melainkan dari orang lain, maka akan mengaburkan keturunan dan itu sangat dilarang agama3. Adanya resiko terjadinya kesalahan yang bisa membuat kegagalan dalam proses inseminasi buatan pada manusia4. Waktu yang diperlukan untuk tahap persiapan dan pelaksanaan tergolong lama karena harus melalui banyak pemeriksaan, baik secara fisik maupun psikis.K. Pandangan Agama Islam Terhadap Inseminasi BuatanDalam hukum Islam tidak menerima cara pengobatan ini dan tidak boleh menerima anak yang dilahirkan sebagai anak yang sah, apalagi jika anak yang dilakukan perempuan karena nantinya akan mempersoalkan siapa walinya jika anak tersebut menikah. Jika inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra:70 dan At-Tin:4

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan(QS.Al-Isra:70). Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknyaKedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai mkhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri serta menghormati martabat sesama manusia. Dalam hal ini inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diinseminasi.Hadits Nabi Saw yang mengatakan, tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang lain). (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban).Alasan lain dari sekelompok agamawan menolak teknologi reproduksi ini karena mereka meyakini bahwa kegiatan tersebut sama artinya bertentangan dengan ajaran Tuhan yang merupakan Sang Pencipta. Allah adalah kreator terbaik.Manusia dapat saja melakukan campur tangan dalam pekerjaannya termasuk pada awal perkembangan embrio untuk meningkatkan kesehatan atau untuk meningkatkan ruang terjadinya kehamilan, namun perlu diingat Allah adalah Sang pemberi hidup.Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Memfatwakan (memutuskan) :1. Inseminasi dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan kaidah - kaidah agama.2. Inseminasi dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).3. Inseminasi dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zariah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang sulit, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.4. Inseminasi yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zariah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.L. Status anak Hasil Inseminasi Menurut Hukum Perdata di IndonesiaAdapun mengenai status anak hasil inseminasi buatan dengan donor sperma dan atau ovum menurut hukum Islam adalah tidak sah dan statusnya sama dengan anak hasil prostitusi atau hubungan perzinaan. Dan kalau kita bandingkan dengan bunyi pasal 42 UU Perkawinan No. 1 tahun 1974, yaitu anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah maka tampaknya memberi pengertian bahwa anak hasil inseminasi buatan dengan donor itu dapat dipandang sebagai anak yang sah.Namun, kalau kita perhatikan pasal dan ayat lain dalam UU Perkawinan ini, terlihat bagaimana peranan agama yang cukup dominan dalam pengesahan sesuatu yang berkaitan dengan perkawinan. Misalnya pasal 2 ayat 1 (sahnya perkawinan), pasal 8 (f) tentang larangan perkawinan antara dua orang karena agama melarangnya, dll. lagi pula negara kita tidak mengizinkan inseminasi buatan dengan donor sperma dan atau ovum, karena tidak sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku.

BAB III PENUTUPA. KesimpulanPelaksanaan inseminasi (bayi tabung) buatan pada manusia yang embrionya berasal dari pembuahan sperma dan ovum pasangan yang memiliki ikatan yang sah, hukumnya halal. Dasar dijadikan alasan untuk menghukumi halal terdapat perbuatan ini ialah adanya darurat karena untuk kepentingan pengobatan.B. SaranSebelum melaksanakan pernikahan, calon suami isteri sebaiknya memeriksakan diri ke dokter ahli mengenai kemungkinan kemandulan salah satu pihak, sementara kehadiran anak dalam rumah tangga sangat didamkan.Dalam pengambilan ovum tidak lepas dari melihat, meraba bahkan mungkin memasukan sesuatu alat kedalam aurat besar wanita, maka sebaiknya ditangani oleh dokter ahli yang wanita pula.

DAFTAR PUSTAKADaniel Rumondor, Jangan Membunuh: Tinjauan Etis Terhadap Beberapa Praktek Kedokteran, (Jakarta:Andi, 1998).Djamalin Djanah, Mengenai Inseminasi Buatan, (Jakarta: Simplek, 1985)Problematika Hukum Islam Kontemporer, Chuzaimah T.Yanggo, Hafiz Anshary, Pustaka Firdaus.LSIK.Jakarta.2002Nukman Moeloek INseminasi (Permainan) Buatan dari Suami pada Pasangan Mandul, Proses Reproduksi, Kesuburan dan seks Pria dalam Perkawinan, (Jakarta Fakultas Kedokteran UI, 1985), h.198.Ali Akbar, Mimbar Ulama, loc.cit, Lihat juga Ahmad W. Praktiknya, Inseninasi, Inseminasi buatan dan Bayi Tabung Bayi Tabung dan Pencangkokan dalam Sorotan Hukum Islam, (Yogyakarta: Persatuan, 1980), h.53. Djamalin Djanah, Mengenai Inseminasi Buatan, (Jakarta: Simplek, 1985), h.7.Soegiarto S. dan TZ Yacoeb (Ed)., Program Fertilisasi in Vitro Fakultas kedokteran UI, (Jakarta: Makmal Terpadu Imuno Endokrinologi FKUI, h.6.Abd al-Rahman al-Jaziry, kitab al-Fiqh ala al-Madzahib al-Arbaah, (Beirut: Dar Ihya al-Turats al-Araby, TT), Jus V, h.54.Yusuf al-Qardhawy, Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, (Beirut Al-Maktab al-Islamy, 1400H/1980M), Cetakan XIII, h.150.Jalal al-Din Abd al-Rahman al-Suyuthy, Al-Asybah wa al-Nadhair fi Qawaid wa Furu Fiqh al-Syafiiyyah, (Mesir: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyyah Isa al-baby al-Halaby, TT),h.93.Departemen Kesehatan RI, Laporan Lengkap Simposium Abortus, (Jakarta, 1965) h.138.Farid laksamana,Pendidikan Kehidupan Berkeluarga. Anak lelaki atau perempuan? Bagaimana Memilih Jenis Kelamin Bayi Anda? (Jakarta, 1981) Cetakan II, h.112.http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18452/1/INNA%20NURLANA-FSH.pdf

24