hukum waris.pdf

58
HUKUM WARIS HUKUM WARIS DR. H. Martin Roestamy, SH., MH. Aal Lukmanul Hakim, SH.

Upload: yanuar-eka-surya

Post on 27-Nov-2015

106 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

hukum waris

TRANSCRIPT

HUKUM WARISHUKUM WARIS

DR. H. Martin Roestamy, SH., MH.Aal Lukmanul Hakim, SH.

Macam-macam Hukum Waris

Pluralistis

Hukum Waris Adat

Hukum Waris Islam

Hukum Waris KUH

Perdata

Hukum Waris di Indonesia

Macam-macam Hukum Waris

Hukum Waris Adat Hukum Waris Islam Hukum Waris BaratBagian seorang pria dan seorang wanita adalah sama

Bagian seorang pria dua kali bagian seorang wanita

Bagian seorang pria dan seorang wanita adalah sama

Seorang anak angkat mempunyai kedudukan yang sama dengan anak syah dan di dalam soal warisan juga diperlakukan sama

Tidak dikenal pengangkatan anak dengan segala akibatnya itu

Seorang anak luar kawin yang diakui oleh bapak atau ibunya mempunyai hak waris tetapi berbeda dengan anak sah

Seorang janda bukan waris, tetapi berhak sebagai istri untuk mendapat nafkah seumur hidup

Seorang janda harus diberi warisan harta peninggalan suaminya

Seorang janda harus diberi warisan harta peninggalan suaminya

Perbedaan Pokok antara Hukum Waris Adat, Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Barat

Macam-macam Hukum Waris

Kewarisan Adat Sifatnya

Patrilinial

Matrilinial

Parental

Macam-macam Hukum Waris

Kewarisan Islam

Bagi umat Islam hukumnya Wajib

Sabda Rasulullah : “Bagilah harta pusaka di antara ahli-ahli waris menurut Kitabullah (Al-Qur’an)”.

(Muslim dan Abu Dawud)

Macam-macam Hukum Waris

Sumber hukum waris Islam

AL-QUR’AN

AL-HADITS

AL-IJMA dan IJTIHAD

Macam-macam Hukum Waris

Ketentuan faraidhAl-Qur’an Surat an-Nisa ayat 7, 11, 12,

176, dan surat-surat lainnya.

Secara positif

Dalam INPRES No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi

Hukum Islam, buku II tentang Hukum Kewarisan.

Macam-macam Hukum Waris

KUH Perdata

Golongan penduduk yang tunduk pada Hukum Perdata Barat

Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris

Hukum kewarisan

Hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa

bagiannya.

Pasal 171 KHI

Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris

Pewaris

Orang yang pada saat meninggalnya atau yang

dinyatakan meninggal berdasarkan putusan

Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan (Pasal 171

huruf b KHI)

Ahli waris

Orang yang pada saat meninggalnya mempunyai hubungan darah atau

perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum

untuk menjadi ahli waris (Pasal 171 huruf c KHI)

Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris

Anggota keluarga orang yang meninggal dunia yang menggantikan kedudukan Pewaris dalam bidang hukum kekayaan karena meninggalnya Pewaris.

Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris

Harta peninggalanHarta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa harta benda yang

menjadi miliknya maupun hak-haknya.

Harta warisan

Harta bawaan ditambah baian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya,

biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat.

Hukum Waris Islam

Rukun waris1. Tirkah, yaitu harta peninggalan si mati

setelah diambil biaya-biaya perawatan, melunasi utang-utang, dan melaksanakan wasiat;

2. Muwarits, yaitu orang yang meninggal dunia dengan meninggalkan harta peninggalan;

3. Warits (ahli waris), yaitu orang yang akan mewarisi/menerima harta peninggalan.

1. Matinya muwaris;2. Hidupnya warits;3. Tidak ada penghalang untuk mewaris.

Syarat-syarat waris

Hukum Waris Islam

Kematian muwarits, menurut ulama, dibedakan ke dalam 3 macam kematian.

a. Mati haqiqy (sejati),b. Mati hukmy (menurt putusan hakim), danc. Mati taqdiry (menurut dugaan).

Halangan untuk Mewaris

Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat pada pewaris.

Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat.

Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena :

Kelompok Ahli Waris

Kelompok ahli waris

Menurut hubungan perkawinan

Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah, ibu, janda atau duda.

•Golongan laki-laki : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, dan kakek.

•Golongan perempuan : ibu, anak perempuan , saudara perempuan, dan nenek.

Duda atau Janda

Menurut hubungan darah

Kewajiban Ahli Waris

Kewajiban ahli waris terhadap pewaris :

1. Mengurus dan menyelesaikansampai pemakaman jenazah selesai;2. Menyelesaikan baik utang-utang berupa pengobatan, perawatan

termasuk kewajiban pewaris maupun menagih piutang;3. Menyelesaikan wasiat pewaris;4. Membagi harta warisan di antara ahli waris yang berhak.

Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya terbatas pada jumlah atau nilai harta

peninggalannya

Besarnya Bahagian

Suami :

1/2 bagian Tidak ada anak atau cucu

1/4 bagian Bila ada anak atau cucu

Isteri :

1/4 bagian Tidak anak atau cucu

1/8 bagian Ada anak atau cucu

Apabila

Apabila

Apabila

Apabila

Besarnya Bahagian

Anak perempuan bila hanya seorang

1/2 bagian

Anak perempuan dua orang atau

lebih

Bersama-sama mendapat 2/3

bagian

Anak perempuan bersama-sama

Dengan anak laki-laki

Bagian anak laki-lakiAdalah 2:1 dengan anak

perempuan

QS. An-nisa [4]:11

Besarnya Bahagian

Ayah :

Sisa

1/6 Bersama anak laki-laki (dan atau anak perempuan)

1/6 + sisa Bersama anak perempuan saja

2/3 sisa dalam masalah garrawain (ahli waris terdiri dari : suami/isteri, ibu dan ayah)

Tidak ada far’u waris (anak atau cucu)apabila

apabila

apabila

Besarnya Bahagian

Ibu :

1/6 Ada anak atau dua saudara lebih

1/3 Tidak anak atau saudara dua lebih, dan atau bersama satu orang saudara saja

1/3 sisa dalam masalah garrawain

apabila

apabila

Besarnya Bahagian

Saudara perempuan seibu :

1/6 Satu orang tidak bersama anak dan ayah

1/3 Dua orang atau lebih , tidak bersama anak dan ayah

apabila

apabila

Besarnya Bahagian

Saudara perempuan sekandung :

1/2 Satu orang, tidak ada anak dan ayah

2/3 Dua orang atau lebih, tidak bersama anak dan ayah

sisa Bersama saudara laki-laki seayah

sisa Karena ada anak atau cucu perempuan garis laki-laki

apabila

apabila

apabila

apabila

Besarnya Bahagian

Saudara perempuan seayah :

1/2 Satu orang, tidak anak dan ayah

2/3 Dua atau lebih, tidak anak dan ayah

Sisa Bersama saudara laki-laki seayah

1/6Bersama satu saudara perempuan sekandung, sebagai pelengkap 2/3

Sisa Karena ada anak atau cucu perempuan garis laki-laki

apabila

apabila

apabila

apabila

apabila

Ahli-waris Utama Pengganti

Pengertian ahli-waris pengganti di dalam hukum waris Islam tidak sama dengan ahli-waris pengganti di dalam hukum waris Adat atau hukum

waris Barat (BW).

Pengertian ahli-waris pengganti di dalam hukum waris Islam adalah ahli-waris yang haknya terbuka sebagai akibat ketiadaan ahli-waris

tertentu

Ahli-waris Utama Pengganti

Ahli-waris Utama

Pengganti

Nenek

kakek

Cucu perempuan

Cucu laki-laki

Ahli-waris Utama Pengganti

NenekKedudukan sebagai ahli-waris terbuka jika tidak ada ibu.

Bagiannya 1/6 bagian, baik sendiri maupun bersama

Kakek Kedudukan sebagai ahli-waris terbuka jika tidak ada bapak.

1. 1/6 bagian jika pewaris mempunyai anak.2. 1/6 bagian + sisa jika pewaris hanya

mempunyai satu anak perempuan3. Sisa, jika pewaris tidak mempunyai anak.

Ahli-waris Utama Pengganti

Cucu Perempuan

Kedudukan cucu perempuan sebagai ahli waris masih belum terbuka

1. Ada anak laki-laki yang lebih tinggi derajatnya.

2. Ada dua anak perempuan atau cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya.

Kedudukan cucu perempuan sebagai ahli waris baru terbuka

Ahli-waris Utama Pengganti

Cucu Perempuan

1. Hanya ada satu anak perempuan atau cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya

2. Ada cucu laki-laki`yang menjadi muasib mereka.

Ahli-waris Utama Pengganti

Cucu Laki-laki Kedudukan cucu laki-laki sebagai ahli-waris terbuka jika tidak ada anak laki-laki (bapaknya).

Cucu laki-laki dapat mewaris bersama dengan paman (anak laki-laki atau cucu laki-laki yang lebih tinggi derajatnya), juga dapat menarik

bibi ) anak perempuan atau cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya) dan saudara perempuan (cucu perempuan yang sama

derajatnya) menjadi ashabah bil-ghair, sebagaimana halnya bapaknya.

Dalam hal terdapat dejumlah cucu laki-laki bersama atau tidak bersama cucu perempuan yang berasal dari anak laki-laki yang

sama, maka mereka berserikat menerima bagian bapaknya.

Ahli-waris Pengganti

Saudara Seibu Terbuka haknya jika tidak ada bapak dan anak.

Kedudukan saudara seibu

Perempuan Laki-laki

Sama/seimbang

1/6 Saudara seibu satu orang

1/3 Lebih dari satu, untuk semua.

Ahli-waris Pengganti

Saudara sekandung / sebapak

Terbuka haknya jika tidak ada bapak dan anak.

W a s i a t

Orang berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tanpa ada paksaan

Dapat mewasiatkan

sebagian harta bendanya

Kepada orang atau lembaga

Harata benda yang diwasiatkan

merupakan hak pewasiat

W a s i a t

Wasiat Di hadapan 2 orang saksi

Lisan

Tertulis

Di hadapan Notaris

Atau Sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan

Lebih dari 1/3 apabila disetujui oleh semua ahli

waris

Hukum Waris Barat

Ada orang yang meninggal dunia. Pasal 830 KUHPdt menyebutkan, bahwa pewarisan hanya berlangsung karena kematian. Kematian di sini adalah kematian alamiah.

Untuk memperoleh harta peninggalan, ahli waris harus hidup pada saat pewaris meningal

Syarat umum pewarisan

Cara Mendapatkan warisan

Cara mendapatkan

warisan

Pewarisan secara Ab Intestato, yaitu pewarisan menurut Undang-undang

Pewarisan secara Testamentair, yaitu pewarisan karena ditunjuk dalam surat wasiat atau Testamen.

Pewarisan Ab Intestato

Pasal 832 KUHPdt

Yang berhak menjadi ahli waris adalah keluarga sederajat baik sah maupun luar

kawin yang diakui, serta suami istri yang hidup terlama.

Golongan Ahli Waris

4 Golongan Ahli Waris

Golongan pertama adalah

suami atau istri dan

keturunan

Golongan kedua adalah

orangtua, saudara dan keturunan saudara

Golongan ketigaadalah

leluhur lain

Golongan keempat

adalah sanak keluarga

lainnya dalam garis

menyimpang sampai derajat

keenam

Golongan pertamaadalah

suami atau istri dan

keturunan

Golongan keduaadalah

orangtua, saudara dan keturunan saudara

Golongan Ahli WarisGolongan Pertama

1. Anak-anak dan atau keturunannya; anak-anak tidak dapat mewaris bersama-sama dengan keturunan, satu akan menutup yang lain. Dalam hal ini tidak menutup kemingkinan bahwa anak mewaris bersama keturunan yaitu dalam hal terjadi penggantian.

A B

C

D

D tidak mewaris bersama-sama dengan C. Dalam hal yang berhak

mewaris adalah B dan C.

Golongan Ahli WarisGolongan Pertama

A B

Dalam hal ini C adalah anak E (cucu) dapat mewaris melalui anak Pewaris lainnya, yaitu D yang talah meninggal

terlebih dahulu dari Pewaris (A).C D

E

Golongan Ahli WarisGolongan Pertama

Anak-anak mewaris dalam derajat pertama, artinya mereka mewaris kepala demi kepala. Mereka masing-masing mempunyai

bagian yang sama (Pasal 852 ayat (2) KUHPerdata).

A B C

D E F

A, B, C, anak, mewaris dalam derajat pertama, dengan hak yang sama, masing-masing atas 1/3

bagian harta waris.

C telah meninggal terlebih dahulu dari D, E, F. maju menggantikanC, mereka mewaris berdasarkan pancang C kepala demi kepala, artinya mereka

dalam pancang C sama besarnya yaitu 1/3 x 1/3 = 1/9 bagian.

Golongan Ahli WarisGolongan Pertama

Asas persamaan dalam Pasal 852 KUHPerdata, masih diteruskan dengan menetapkan bahwa anak-anak atausekalian keturunan mereka mewaris

dari Pewaris, meskipun mereka lahir dari perkawinan yang lain

Perkawinan yang lain, karena

Pewaris menikah kebih dari datu

kali, tetapi putus karena kematian atau perceraian.

Dalam perkawinan itu

Pewaris mempunyai keturunan.

A P B

C D E F

G HDalam hal ini KUHPdt tidak membedakan hak dan kewajiban C, D, E, dan F yang digantikan oleh G

dan H terhadap Pewaris.

Golongan Ahli WarisGolongan Pertama

2. Suami/istri yang hidup terlama; dalam Pasal 852 a KUHPdt ditentukan sama dengan bagian anak.

A B

C D E

Harta peninggalan dibagi antara B, C, D dan E masing-masing ¼ bagian.

Suami/Istri yang hidup terlama tidak

berhak atas legitieme portie

Golongan Ahli WarisGolongan Pertama

Apabila si Pewaris meninggalkan seorang suami atau istri yang hidup terlama dan tidak meninggalkan keturunan, maka suami atau istri yang hidup terlama ini berhak atas seluruh warisan.

Suami atau istri yang hidup terlama ini tampil sebagai ahli waris berdasarkan keutamaan sehingga menutup golongan

lain.

Golongan Ahli WarisGolongan Kedua

Golongan kedua

Orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan, dan keturunan saudara laki-laki dan perempuan tersebut.

Pasal 854 ayat (1) KUHPdt Dapat disimpulkan

Seorang meninggal dunia, tanpa meninggalkan keturunan maupun suami istri, berarti sudah tidak ada Golongan I, maka Golongan II, yaitu bapak,ibu, dan saudara-saudara tampil sebagai ahli waris.

Golongan Ahli WarisGolongan Kedua

a. Ada bapak, ada ibu dan satu saudara

A B

P K

A B K

Masing-masing 1/3 bagian

Golongan Ahli WarisGolongan Kedua

b. Ada bapak, ada ibu dan dua saudara

A B

P LK

A B K L

Masing-masing 1/4 bagian

Golongan Ahli WarisGolongan Kedua

c. Ada bapak, ada ibu dan tiga saudara

A = 1/4 B = 1/4

P LK M

K L M

1/6

Golongan Ahli WarisGolongan Ketiga

Pasal 853 KUHPdt

Ahli waris golongan ketiga ini terdiri dari sekalian keluarga dalam garis lurus ke atas, baik dari garis ayah maupun ibu.

Golongan Ahli WarisGolongan Ketiga

G H I J K L M N

C D E F

A B

P

GARIS

IBU

GARIS

AYAH

Golongan Ahli WarisGolongan Ketiga

Pasal 853 KUHPdt

Warisan dibagi dalam 2 (dua) bagian terlebih dahulu (kloving). Satu bagian untuk keluarga sedarah dalam garis

ayah lurus ke atas, satu bagian untuk keluarga sedarah dalam garis ibu lurus

ke atas.

Golongan Ahli WarisGolongan Keempat

Ahli waris golongan keempat Keluarga sedarah dalam garis menyimpang sampai derajat ke enam

A

B

C

DE

F

1

2 3

4 4

5

6

23

4

5

6

7

Ahli Waris Testamentair

Pewarisan berwasiat yaitu pembagian warisan kepada orang-orang yang berhak menerima warisan atas kehendak terakhir

(wasiat) si pewaris,yang dinyatakan dalam bentuk tulisan (Pasal 874 KUHPdt).

Testamen

Suatu akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa yang akan terjadi setelah ia meninggal, dan apa

yang olehnya dapat ditarik kembali.

Pasal 875 KUHPdt

Ahli Waris Testamentair

Wasiat berdasarkan isinya

1. Wasiat, yang berisi pengangkatan waris (erfsteling), yaitu wasiat dengan mana orang yang mewasiatkan, memberikan kepada seorang (atau lebih), seluruh atau sebagian dari harta kekayaannya, kalau ia meninggal dunia (Ps. 954 KUHPdt).

2. Hibah Wasiat atau legaat, yaitu suatu penetapan yang khusus di dalam suatu testament, dengan mana mewasiatkan memberikan seorang (atau lebih), seluruh atau sebagian dari harta kekayaannya, kalau diameninggal dunia (Ps. 957 KUHPdt).

Hukum Waris Adat

Hukum waris menurut hukum adat pada dasarnya merupakan sekumpulan hukum yang mengatur proses pengoperan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Van Dijk

Hukum waris menurut hukum adat adalah suatu kompleks kaidah-kaidah yang

mengatur proses penerusan dan pengoperan daripada harta, baik materiil maupun immateriil dari generasi ke generasi

berikutnya

Unsur-unsur Hukum Waris Adat

Unsur

1.Proses pengoperan atau hibah atau penerusan atau warisan;

2.Harta benda materiil dan imateriil;3.Satu generasi ke generasi

selanjutnya.

Penyelenggaraan Pembagian Waris Adat

Ada 3 (tiga) cara

Waris

1. Waris Parental;2. Waris Patrilinial;3. Waris Matrilinial.

Hibah Wasiat

Pewaris dan ahli waris masih hidup

Ahli Waris

a. Ahli Waris Keluarga Sedarah

Generasi berikutnya dari pewaris, yaitu anak-anaknya. Orang tua dan saudara-saudara pewaris.

b. Ahli Waris Bukan Keluarga Sedarah

Pada dasarnya keluarga bukan sedarah bukanlah sebagai ahli waris, tetapi karena mereka juga sebagai angota rumah tangga, maka mereka pun ikut menikmati penghasilan yang ditinggalkan oleh si pewaris. Meliputi : Anak tiri, Anak angkat, Janda, dan Duda.