hukum waris.pdf
DESCRIPTION
hukum warisTRANSCRIPT
Macam-macam Hukum Waris
Pluralistis
Hukum Waris Adat
Hukum Waris Islam
Hukum Waris KUH
Perdata
Hukum Waris di Indonesia
Macam-macam Hukum Waris
Hukum Waris Adat Hukum Waris Islam Hukum Waris BaratBagian seorang pria dan seorang wanita adalah sama
Bagian seorang pria dua kali bagian seorang wanita
Bagian seorang pria dan seorang wanita adalah sama
Seorang anak angkat mempunyai kedudukan yang sama dengan anak syah dan di dalam soal warisan juga diperlakukan sama
Tidak dikenal pengangkatan anak dengan segala akibatnya itu
Seorang anak luar kawin yang diakui oleh bapak atau ibunya mempunyai hak waris tetapi berbeda dengan anak sah
Seorang janda bukan waris, tetapi berhak sebagai istri untuk mendapat nafkah seumur hidup
Seorang janda harus diberi warisan harta peninggalan suaminya
Seorang janda harus diberi warisan harta peninggalan suaminya
Perbedaan Pokok antara Hukum Waris Adat, Hukum Waris Islam dan Hukum Waris Barat
Macam-macam Hukum Waris
Kewarisan Islam
Bagi umat Islam hukumnya Wajib
Sabda Rasulullah : “Bagilah harta pusaka di antara ahli-ahli waris menurut Kitabullah (Al-Qur’an)”.
(Muslim dan Abu Dawud)
Macam-macam Hukum Waris
Ketentuan faraidhAl-Qur’an Surat an-Nisa ayat 7, 11, 12,
176, dan surat-surat lainnya.
Secara positif
Dalam INPRES No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam, buku II tentang Hukum Kewarisan.
Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris
Hukum kewarisan
Hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa
bagiannya.
Pasal 171 KHI
Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris
Pewaris
Orang yang pada saat meninggalnya atau yang
dinyatakan meninggal berdasarkan putusan
Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan (Pasal 171
huruf b KHI)
Ahli waris
Orang yang pada saat meninggalnya mempunyai hubungan darah atau
perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum
untuk menjadi ahli waris (Pasal 171 huruf c KHI)
Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris
Anggota keluarga orang yang meninggal dunia yang menggantikan kedudukan Pewaris dalam bidang hukum kekayaan karena meninggalnya Pewaris.
Ketentuan Umum Tentang Hukum Waris
Harta peninggalanHarta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa harta benda yang
menjadi miliknya maupun hak-haknya.
Harta warisan
Harta bawaan ditambah baian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya,
biaya pengurusan jenazah, pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat.
Hukum Waris Islam
Rukun waris1. Tirkah, yaitu harta peninggalan si mati
setelah diambil biaya-biaya perawatan, melunasi utang-utang, dan melaksanakan wasiat;
2. Muwarits, yaitu orang yang meninggal dunia dengan meninggalkan harta peninggalan;
3. Warits (ahli waris), yaitu orang yang akan mewarisi/menerima harta peninggalan.
1. Matinya muwaris;2. Hidupnya warits;3. Tidak ada penghalang untuk mewaris.
Syarat-syarat waris
Hukum Waris Islam
Kematian muwarits, menurut ulama, dibedakan ke dalam 3 macam kematian.
a. Mati haqiqy (sejati),b. Mati hukmy (menurt putusan hakim), danc. Mati taqdiry (menurut dugaan).
Halangan untuk Mewaris
Dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat pada pewaris.
Dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat.
Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, dihukum karena :
Kelompok Ahli Waris
Kelompok ahli waris
Menurut hubungan perkawinan
Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya : anak, ayah, ibu, janda atau duda.
•Golongan laki-laki : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki, paman, dan kakek.
•Golongan perempuan : ibu, anak perempuan , saudara perempuan, dan nenek.
Duda atau Janda
Menurut hubungan darah
Kewajiban Ahli Waris
Kewajiban ahli waris terhadap pewaris :
1. Mengurus dan menyelesaikansampai pemakaman jenazah selesai;2. Menyelesaikan baik utang-utang berupa pengobatan, perawatan
termasuk kewajiban pewaris maupun menagih piutang;3. Menyelesaikan wasiat pewaris;4. Membagi harta warisan di antara ahli waris yang berhak.
Tanggung jawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya terbatas pada jumlah atau nilai harta
peninggalannya
Besarnya Bahagian
Suami :
1/2 bagian Tidak ada anak atau cucu
1/4 bagian Bila ada anak atau cucu
Isteri :
1/4 bagian Tidak anak atau cucu
1/8 bagian Ada anak atau cucu
Apabila
Apabila
Apabila
Apabila
Besarnya Bahagian
Anak perempuan bila hanya seorang
1/2 bagian
Anak perempuan dua orang atau
lebih
Bersama-sama mendapat 2/3
bagian
Anak perempuan bersama-sama
Dengan anak laki-laki
Bagian anak laki-lakiAdalah 2:1 dengan anak
perempuan
QS. An-nisa [4]:11
Besarnya Bahagian
Ayah :
Sisa
1/6 Bersama anak laki-laki (dan atau anak perempuan)
1/6 + sisa Bersama anak perempuan saja
2/3 sisa dalam masalah garrawain (ahli waris terdiri dari : suami/isteri, ibu dan ayah)
Tidak ada far’u waris (anak atau cucu)apabila
apabila
apabila
Besarnya Bahagian
Ibu :
1/6 Ada anak atau dua saudara lebih
1/3 Tidak anak atau saudara dua lebih, dan atau bersama satu orang saudara saja
1/3 sisa dalam masalah garrawain
apabila
apabila
Besarnya Bahagian
Saudara perempuan seibu :
1/6 Satu orang tidak bersama anak dan ayah
1/3 Dua orang atau lebih , tidak bersama anak dan ayah
apabila
apabila
Besarnya Bahagian
Saudara perempuan sekandung :
1/2 Satu orang, tidak ada anak dan ayah
2/3 Dua orang atau lebih, tidak bersama anak dan ayah
sisa Bersama saudara laki-laki seayah
sisa Karena ada anak atau cucu perempuan garis laki-laki
apabila
apabila
apabila
apabila
Besarnya Bahagian
Saudara perempuan seayah :
1/2 Satu orang, tidak anak dan ayah
2/3 Dua atau lebih, tidak anak dan ayah
Sisa Bersama saudara laki-laki seayah
1/6Bersama satu saudara perempuan sekandung, sebagai pelengkap 2/3
Sisa Karena ada anak atau cucu perempuan garis laki-laki
apabila
apabila
apabila
apabila
apabila
Ahli-waris Utama Pengganti
Pengertian ahli-waris pengganti di dalam hukum waris Islam tidak sama dengan ahli-waris pengganti di dalam hukum waris Adat atau hukum
waris Barat (BW).
Pengertian ahli-waris pengganti di dalam hukum waris Islam adalah ahli-waris yang haknya terbuka sebagai akibat ketiadaan ahli-waris
tertentu
Ahli-waris Utama Pengganti
NenekKedudukan sebagai ahli-waris terbuka jika tidak ada ibu.
Bagiannya 1/6 bagian, baik sendiri maupun bersama
Kakek Kedudukan sebagai ahli-waris terbuka jika tidak ada bapak.
1. 1/6 bagian jika pewaris mempunyai anak.2. 1/6 bagian + sisa jika pewaris hanya
mempunyai satu anak perempuan3. Sisa, jika pewaris tidak mempunyai anak.
Ahli-waris Utama Pengganti
Cucu Perempuan
Kedudukan cucu perempuan sebagai ahli waris masih belum terbuka
1. Ada anak laki-laki yang lebih tinggi derajatnya.
2. Ada dua anak perempuan atau cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya.
Kedudukan cucu perempuan sebagai ahli waris baru terbuka
Ahli-waris Utama Pengganti
Cucu Perempuan
1. Hanya ada satu anak perempuan atau cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya
2. Ada cucu laki-laki`yang menjadi muasib mereka.
Ahli-waris Utama Pengganti
Cucu Laki-laki Kedudukan cucu laki-laki sebagai ahli-waris terbuka jika tidak ada anak laki-laki (bapaknya).
Cucu laki-laki dapat mewaris bersama dengan paman (anak laki-laki atau cucu laki-laki yang lebih tinggi derajatnya), juga dapat menarik
bibi ) anak perempuan atau cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya) dan saudara perempuan (cucu perempuan yang sama
derajatnya) menjadi ashabah bil-ghair, sebagaimana halnya bapaknya.
Dalam hal terdapat dejumlah cucu laki-laki bersama atau tidak bersama cucu perempuan yang berasal dari anak laki-laki yang
sama, maka mereka berserikat menerima bagian bapaknya.
Ahli-waris Pengganti
Saudara Seibu Terbuka haknya jika tidak ada bapak dan anak.
Kedudukan saudara seibu
Perempuan Laki-laki
Sama/seimbang
1/6 Saudara seibu satu orang
1/3 Lebih dari satu, untuk semua.
W a s i a t
Orang berumur sekurang-kurangnya 21 tahun, berakal sehat dan tanpa ada paksaan
Dapat mewasiatkan
sebagian harta bendanya
Kepada orang atau lembaga
Harata benda yang diwasiatkan
merupakan hak pewasiat
W a s i a t
Wasiat Di hadapan 2 orang saksi
Lisan
Tertulis
Di hadapan Notaris
Atau Sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan
Lebih dari 1/3 apabila disetujui oleh semua ahli
waris
Hukum Waris Barat
Ada orang yang meninggal dunia. Pasal 830 KUHPdt menyebutkan, bahwa pewarisan hanya berlangsung karena kematian. Kematian di sini adalah kematian alamiah.
Untuk memperoleh harta peninggalan, ahli waris harus hidup pada saat pewaris meningal
Syarat umum pewarisan
Cara Mendapatkan warisan
Cara mendapatkan
warisan
Pewarisan secara Ab Intestato, yaitu pewarisan menurut Undang-undang
Pewarisan secara Testamentair, yaitu pewarisan karena ditunjuk dalam surat wasiat atau Testamen.
Pewarisan Ab Intestato
Pasal 832 KUHPdt
Yang berhak menjadi ahli waris adalah keluarga sederajat baik sah maupun luar
kawin yang diakui, serta suami istri yang hidup terlama.
Golongan Ahli Waris
4 Golongan Ahli Waris
Golongan pertama adalah
suami atau istri dan
keturunan
Golongan kedua adalah
orangtua, saudara dan keturunan saudara
Golongan ketigaadalah
leluhur lain
Golongan keempat
adalah sanak keluarga
lainnya dalam garis
menyimpang sampai derajat
keenam
Golongan pertamaadalah
suami atau istri dan
keturunan
Golongan keduaadalah
orangtua, saudara dan keturunan saudara
Golongan Ahli WarisGolongan Pertama
1. Anak-anak dan atau keturunannya; anak-anak tidak dapat mewaris bersama-sama dengan keturunan, satu akan menutup yang lain. Dalam hal ini tidak menutup kemingkinan bahwa anak mewaris bersama keturunan yaitu dalam hal terjadi penggantian.
A B
C
D
D tidak mewaris bersama-sama dengan C. Dalam hal yang berhak
mewaris adalah B dan C.
Golongan Ahli WarisGolongan Pertama
A B
Dalam hal ini C adalah anak E (cucu) dapat mewaris melalui anak Pewaris lainnya, yaitu D yang talah meninggal
terlebih dahulu dari Pewaris (A).C D
E
Golongan Ahli WarisGolongan Pertama
Anak-anak mewaris dalam derajat pertama, artinya mereka mewaris kepala demi kepala. Mereka masing-masing mempunyai
bagian yang sama (Pasal 852 ayat (2) KUHPerdata).
A B C
D E F
A, B, C, anak, mewaris dalam derajat pertama, dengan hak yang sama, masing-masing atas 1/3
bagian harta waris.
C telah meninggal terlebih dahulu dari D, E, F. maju menggantikanC, mereka mewaris berdasarkan pancang C kepala demi kepala, artinya mereka
dalam pancang C sama besarnya yaitu 1/3 x 1/3 = 1/9 bagian.
Golongan Ahli WarisGolongan Pertama
Asas persamaan dalam Pasal 852 KUHPerdata, masih diteruskan dengan menetapkan bahwa anak-anak atausekalian keturunan mereka mewaris
dari Pewaris, meskipun mereka lahir dari perkawinan yang lain
Perkawinan yang lain, karena
Pewaris menikah kebih dari datu
kali, tetapi putus karena kematian atau perceraian.
Dalam perkawinan itu
Pewaris mempunyai keturunan.
A P B
C D E F
G HDalam hal ini KUHPdt tidak membedakan hak dan kewajiban C, D, E, dan F yang digantikan oleh G
dan H terhadap Pewaris.
Golongan Ahli WarisGolongan Pertama
2. Suami/istri yang hidup terlama; dalam Pasal 852 a KUHPdt ditentukan sama dengan bagian anak.
A B
C D E
Harta peninggalan dibagi antara B, C, D dan E masing-masing ¼ bagian.
Suami/Istri yang hidup terlama tidak
berhak atas legitieme portie
Golongan Ahli WarisGolongan Pertama
Apabila si Pewaris meninggalkan seorang suami atau istri yang hidup terlama dan tidak meninggalkan keturunan, maka suami atau istri yang hidup terlama ini berhak atas seluruh warisan.
Suami atau istri yang hidup terlama ini tampil sebagai ahli waris berdasarkan keutamaan sehingga menutup golongan
lain.
Golongan Ahli WarisGolongan Kedua
Golongan kedua
Orang tua, saudara laki-laki, saudara perempuan, dan keturunan saudara laki-laki dan perempuan tersebut.
Pasal 854 ayat (1) KUHPdt Dapat disimpulkan
Seorang meninggal dunia, tanpa meninggalkan keturunan maupun suami istri, berarti sudah tidak ada Golongan I, maka Golongan II, yaitu bapak,ibu, dan saudara-saudara tampil sebagai ahli waris.
Golongan Ahli WarisGolongan Kedua
a. Ada bapak, ada ibu dan satu saudara
A B
P K
A B K
Masing-masing 1/3 bagian
Golongan Ahli WarisGolongan Kedua
b. Ada bapak, ada ibu dan dua saudara
A B
P LK
A B K L
Masing-masing 1/4 bagian
Golongan Ahli WarisGolongan Kedua
c. Ada bapak, ada ibu dan tiga saudara
A = 1/4 B = 1/4
P LK M
K L M
1/6
Golongan Ahli WarisGolongan Ketiga
Pasal 853 KUHPdt
Ahli waris golongan ketiga ini terdiri dari sekalian keluarga dalam garis lurus ke atas, baik dari garis ayah maupun ibu.
Golongan Ahli WarisGolongan Ketiga
Pasal 853 KUHPdt
Warisan dibagi dalam 2 (dua) bagian terlebih dahulu (kloving). Satu bagian untuk keluarga sedarah dalam garis
ayah lurus ke atas, satu bagian untuk keluarga sedarah dalam garis ibu lurus
ke atas.
Golongan Ahli WarisGolongan Keempat
Ahli waris golongan keempat Keluarga sedarah dalam garis menyimpang sampai derajat ke enam
A
B
C
DE
F
1
2 3
4 4
5
6
23
4
5
6
7
Ahli Waris Testamentair
Pewarisan berwasiat yaitu pembagian warisan kepada orang-orang yang berhak menerima warisan atas kehendak terakhir
(wasiat) si pewaris,yang dinyatakan dalam bentuk tulisan (Pasal 874 KUHPdt).
Testamen
Suatu akta yang berisi pernyataan seseorang tentang apa yang akan terjadi setelah ia meninggal, dan apa
yang olehnya dapat ditarik kembali.
Pasal 875 KUHPdt
Ahli Waris Testamentair
Wasiat berdasarkan isinya
1. Wasiat, yang berisi pengangkatan waris (erfsteling), yaitu wasiat dengan mana orang yang mewasiatkan, memberikan kepada seorang (atau lebih), seluruh atau sebagian dari harta kekayaannya, kalau ia meninggal dunia (Ps. 954 KUHPdt).
2. Hibah Wasiat atau legaat, yaitu suatu penetapan yang khusus di dalam suatu testament, dengan mana mewasiatkan memberikan seorang (atau lebih), seluruh atau sebagian dari harta kekayaannya, kalau diameninggal dunia (Ps. 957 KUHPdt).
Hukum Waris Adat
Hukum waris menurut hukum adat pada dasarnya merupakan sekumpulan hukum yang mengatur proses pengoperan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Van Dijk
Hukum waris menurut hukum adat adalah suatu kompleks kaidah-kaidah yang
mengatur proses penerusan dan pengoperan daripada harta, baik materiil maupun immateriil dari generasi ke generasi
berikutnya
Unsur-unsur Hukum Waris Adat
Unsur
1.Proses pengoperan atau hibah atau penerusan atau warisan;
2.Harta benda materiil dan imateriil;3.Satu generasi ke generasi
selanjutnya.
Penyelenggaraan Pembagian Waris Adat
Ada 3 (tiga) cara
Waris
1. Waris Parental;2. Waris Patrilinial;3. Waris Matrilinial.
Hibah Wasiat
Pewaris dan ahli waris masih hidup
Ahli Waris
a. Ahli Waris Keluarga Sedarah
Generasi berikutnya dari pewaris, yaitu anak-anaknya. Orang tua dan saudara-saudara pewaris.
b. Ahli Waris Bukan Keluarga Sedarah
Pada dasarnya keluarga bukan sedarah bukanlah sebagai ahli waris, tetapi karena mereka juga sebagai angota rumah tangga, maka mereka pun ikut menikmati penghasilan yang ditinggalkan oleh si pewaris. Meliputi : Anak tiri, Anak angkat, Janda, dan Duda.