hukum agama islam kaintanya dengan pancasila
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang memilili banyak budaya dan agama. Banyak
kepercayaan di Indonesia yang dianut oleh masyarakat tidak lain adalah agama. Agama
yang dianut oleh setiap pemeluknya memiliki ajaran-ajaran di dalamya yang harus
djalankan sebagai pemeluk yang taat. Namun saat ini ketaatan pemeluk umat beragama
tidak sepenuhnya dilakukan dalam kehidupannya sehari-hari. Hanya dijadikan status dan
memenuhi kebebasannya untuk memeluk agama yang tercantum dalam UUD 1945
Pasal
29 ayat 2. Ajaran agama pun kadang diabaikan sehingga dalam setiap kehidupannya
tidak berlandaskan ajaran agama. Hal ini berakibat adanya penyimpangan-
penyimpangan, melemahnya moral, dan norma yang terjadi di Indonesia. Apalagi saat ini
adalah era globalisasi yang membawa masyarakat hidup dalam pola hidup yang modern,
kemajuan teknologi, dan lebih menghargai pada setiap pemikiran orang-orang.
Kenyataanya masyarakat saat ini merasa ajaran agama terus pudar, nilai Pancasila yang
di dalamnya terdapat nilai-nilai yang luhur sudah berkurang. Ini yang harus dilakukan
oleh generasi penerus bangsa untuk memperbaiki pola pikir dan sistem kepercayaan
masyarakat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana nilai Pancasila yang ada dalam kehidupan bangsa ?
Bagaimana penerapan Agama dan Pancasila di Indonesia?
Apa yang harus dilakukan oleh pengurus negara dan penerus bangasa untuk
tetap mewujudkan negara Indonesia yang berlandaskan agama dan Pancasila?
Bagaimana memperbaiki nilai, moral, dan norma ?
ii
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Nilai, Moral, dan Norma
A. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menujukkan kualitas, dan
berguna bagi manusia. Dalam tatanan kehidupan bernegara nilai dibagi menjadi
tiga, yaitu :
1. Nilai dasar adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang mutlak.
Nilai dasar ini berasal dari nilai budaya yang berasal dari bangsa
dan berakar pada kebudayaan.
2. Nilai Instrumental adalah pelaksanaan umum nilai dasar yang
peranannya mewujudkan nilai umummenjadi konkret serta sesuai dengan
zaman.
3. Nilai Praksis adalah nilai sesungguhnya yang kita laksanakan . Nilai
ini merupakan bahan ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental .
B. Moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan dan kelakuan
(akhlaq)
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. Norma adalah wujud nyata dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah
laku
Manusia.
2. Nilai- nilai dalam Kehidupan Berbangsa
Sumber nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia adalah sila Ketuhanan Yang Maha
Esa. Sila ini juga merupakan norma dasar yang mengatur hubungan antara manusia
sebagai individu dan anggota kelompok dan sesamanya, negara, pemerintahan serta
bangsa lain di dunia.
Kita ketahui bahwa Pancasila merupakan dasar dan tujuan pembangunan bangsa.
Selain itu Pancasila juga sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Maksudnya tindakan
dan
tingkah laku bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat harus sesuai dengan nilai ii
Pancasila. Lalu kita tengok sejenak tentang agama Islam. Sebagai negara yang memiliki
penduduk yang memeluk agama Islam terbanyak, agama Islam ini memiliki tingakatan
ilmu yang bermacam-macam, terutama tentang hukum agama yang mengatur segala
kehidupan manusia. Contohnya akhlaq, akidah, fiqih, syariat, dll. Dalam ilmu akhlaq
sendiri di dalamya diajarkan tentang norma kesopanan, ketuhanan, kesusilaan, hukum,
dan interaksi antar sesama manusia. Pentingnya akhlaq tidak terbatas pada seseorang
saja, tetapi penting untuk masyarakat, umat dan kemanusiaan seluruhnya. Atau dengan
kata lain akhlaq itu penting bagi perseorangan dan masyarakat sekaligus. Sebagaimana
perseorangan tidak sempurna kemanusiaanya tanpa akhlaq begitu juga masyarakat dalam
segala tahapnya tidak baik keadaanya, tidak lurus keadannya tanpa ahklaq, dan hidup
tidak ada makna tanpa akhlaq yang mulia. Jadi akhlaq yang mulia adalah dasar pokok
untuk menjaga bangsa-bangsa, negara-negara, rakyat, dan masyarakat-masyarakat dan
oleh sebab itulah timbulnya amal saleh yang berguna untuk kebaikan umat dan
masyarakat.
Dalam Pancasila pun juga diajarkan apa yang diajarkan oleh agama. Tidak
mungkin Pancasila itu saling bertolak belakang dan keduannya saling berkaitan.
Sehingga kedua inilah yang menjadi landasan kehidupan mereka secara moral.
Namun,sekarang sudah jarang ditemukan orang-orang yang melakukan kedua hal
tersebut. Kita lihat saja orang- orang yang membuat peraturan untuk rakyat, tapi
apakah sudah ia laksanakan sendiri. Kita lihat fenomena yang ada di Indonesia, tentang
petinggi negara yang banyak melanggar aturan yang ditetapkan. Namun kenyataaanya
mereka banyak yang melakukan tindakan korupsi. Seharusnya mereka sebagai petinggi
negara menjadi orang-orang yang menjadi contoh bagi rakyatnya. Apa yang akan terjadi
nanatinya kalau orang kalangan pejabat saja sudah melanggar aturannya, bagaimana
dengan rakyat yang ada di bawahnya. Inilah yang menjadi masalah. Walaupun aturan
itu ditetapkan secara hukum, namun hukum dianggap remeh karena mereka memiliki
materi yang banyak sehingga hukum pun dapat dibeli. Jika kita amati, pejabat saja pun
dalam masalah ibadah itu tidaklah terlalu mematuhi aturannya. Kalau saja mereka itu
menjalankan, mengamalkan ajaran agama, melaksanakan perintahnya, menjauhi
segala yang dilarang oleh agama maka dimungkinkan adanya benteng dalam diri
mereka sendiri. Hukum itu memang tidak
ii
memandang siapa dia, asal hukum itu telah dipermainkan oleh si pembuat hukum tidak
ada kata jera bagi mereka untuk terus melakukan pelanggaran. Seandainya saja sebagai
negara yang sebagian besar pemeluknya adalah Islam kalau kita jalankan hukum di
Indonesia dengan hukum Islam yang sesungguhnya, mungkin tidak ada yang melakukan
pelanggaran sepeti sekarang, dimana tindakan kejahatan dilakukan oleh siapapun. Dalam
hukum Islam sendiri ternyata sangat keras dan berat contohnya, mencuri Yang
hukumannya dipotong tangannya, sedangkan di Indonesia hukumannya dipenjara tapi
kadang bagi yang memiliki materi yang banyak akan menebusnya sesuai dengan
kesepakatan. Lalu dengan orang yang berbuat asusila dalam Islam hukumannya akan
dirajam sampai mati, tapi bagaimana dengan di Indonesia yang hanya berurusan dengan
polisi lalu masuk dalam tahanan. Yang terjadi di Indonesia sebagai efek hukum yang
tidak ditegakkan dengan kuat, realitannya adalah narkoba, minuman keras, dan pergaulan
bebas. Hal ini tidak dilakukan oleh orang yang cukup umur tapi juga remaja pun sudah
melakukan hal-hal tersebut. Inilah yang terjadi dimana agama hanya dianggap pelajaran
yang hanya memenuhi kurikulum pendidikan dan tidak diterapkan dalam nurani setiap
orang. Inilah sebabnya moral mereka mudah terpengaruh dengan hal yang belum tentu
sesuai dengan kehidupan kita, belum bisa menyaring sesuatu itu dengan landasan
kehidupannya. Untuk itu dalam memberikan, menanamkan filter-filter tersebut haruslah
benar-benar perlu diperhatikan karena menyangkut masalah sumber daya manusia yang
tidak hanya mementingkan dalam segi akal, namun juga ditambahi dengan moral yang
baik. Apabila moral dan akal itu seimbang maka jalannya pemerintahan di negara kita ini
menjadi aman, makmur, sejahtera, dan harmonis.
3. SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA
Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai, mendasari dan memimpin perwujudan
kemanusiaan yang adil dan beradap , persatuan Indonesia yang berdaulat penuh dan
bersifat kerakyataan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pancasila merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. Karena itu, nilai yang terkandung
dalam sila-silanya merupakan petunjuk yang harus kita ikuti dan kita kerjakan
agar menjadi warga negara yang baik. Juga nilai-nilai itu juga harus dikembangkan agar
ii
tidak
menjadi hiasan negara saja. Nilai pengembangan Pancasila antara lain percaya dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masing-masing atas kemanusiaan yang beradap.
Membina adanya kerjasama dan toleransi antara sesama pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam pengembangannya pada sila
Ketuhanan Yang Maha Esa antara lain percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masing-masing atas dasar kemanusiaan yang beradab, membina adanya kerjasama dan
toleransi antara sesama pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang erat kaitannya dengan agama mengandung
nilai-nilai religius antara lain keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esadengan
sifat-sifatnya yang maha sempurna, yakni Maha Pengasih, Maha Kuasa, Maha Adil, dll
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yakni menjalankan semua perintahNya dan
menjauhi segala larangannya, dan sila ini menjiwai sila II, III, IVdan V.
4.. Mewujudkan Negara yang Berbasis Agama dan
Pancasila
Sekarang ini kita merasakan Pancasila dan agama itu terasa tidak diterapkan
dalam kehidupan.. Hal ini bisa karena faktor perubahan zaman yang sekarang ini menjadi
era globalisasi. Dimana semua informasi dari luar masuk ke dalam negara Indonesia
setiap saat dan membawa pengaruh besar di Indonesia. Dalam perkembangan globalisasi,
bangsa Indonesia tentunya selalu berkomitmen dalam memajukan dari berbagai aspe
kehiddupan. Pancasila dalam aplikasinya terhadap tantangan globalisasi membiarkan
masa depan tersebut terbuka lebar untuk dibangun oleh masyarakat Indonesia secara
bersama-sama sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional. Pengaruh negatif yang muncul
sebagai dampak globalisasi jika kita tidak memliki suatu ketahanan nasional yang kokoh
maka akan mengakibatkan pudar bahkan hilangnya sistenm tata nilai bangasa Indonesia.
Oleh karena itu, Pancasila dengan sistem nilainya secara kokoh dapat dijadikan sebagai
benteng ataupun filter.dengan sistem tata nilai dalam Pancasila, maka arus globalisasi
yang tidak sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia dapat segera diantisipasi agar
pembangunan nasional dapat tercapai secara optimal. Untuk itu sangatla perlu
ii
ditanamkannya nilai Pancasila untuk semua masyarakat Indonesia apalagi kepada para
pelajar yang menjadi tulang punggung bangsa dan diwajibkan untuk diterapkan
dan
selalu mengamalkan apa yang ada dalam nilai-nilai Pancasila dan pendidikan agama yang
kuat. Tak akan ketinggalan pendidikan untuk semua orang baik yang berpendidikan
formal atau non formal untuk tetap mempelajari agama sebagai landasan hidup yang kuat
yang menjadi benteng, filter dalam segala tindakan karena dalam agama mengatur
seluruh tatanan kehidupan manusia untuk menjadi insan yang takwa dan menjalankan
ajaran agama dengan baik. Pada hakekatnya agama mengajarkan pada pemeluk-
pemeluknya untuk menjadi orang yang jauh dari kejahatan, menuntun ke arah kedamaian,
keharmonisan sesama makhluk ciptaan Tuhan semesta alam.
Peran Agama dalam kehidupan sangatlah penting di samping pendidikan
Pancasila yang telah diajarkan oleh semua orang yang diajarkan secara formal maupu
non formal. Pengajaran agama dan Pancasila tidaklah dijaduikan sebagai pemenuhan
kurikulum pendidikan, namun harus benar-benar ditanamkan kepada pelajar. Sebenarnya
terdapat unsur-unsur hukum yang mengatur manusia dalam setiap tindakan dan
perbuatannnya.
Manusia itu dinilai baik berdasarkan akal, pikiran, dan budi pekerti yang luhur
bukan dinilai dimana ia menuntut ilmu, namun bagaimana ia menjalankan ilmu tersebut.
Dan tidaklah berarti orang yang memiliki kedudukan tinggi itu tidak memiliki
akal, pikiran, dan budi pekerti yang baik. Apalagi sebagai orang yang banyak dipandang
oleh masyarakat tidak menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Terbih lagi masalah
ketaatannya yang berkitan denagan ibadahnya. Hal ini adalah cerminan bagaimana
agama itu ada dalam unsur Pancasila terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
Cara-cara beribadah telah diatur dan ditentukan oleh norma-norma yang sesuai
dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing. Ketaatan menjalankan
ibadah sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
orang yang taat beribadah akan mamiliki budi pekerti yang luhur. Seseorang yang dalam
kehidupan sehari harinya patuh menjalankan ibadah akan tercermin dalam tingkah laku
serta tindakannya.
Kadang kita sulit untuk menghindarkan diri dari pengaruh teman. Bahkan kita
ii
sering terbujuk untuk bertindak negative, misalnya merokok, mabuk-mabukan,
penyalahgunaan narkotik, dan sebagainya. Dan apabila sebagai generasi penerus bangsa
yang masih muda saja seperti itu mungkin di masa depannya nanti bisa lebih negative
lagi misalnya korupsi yang merugikan masyarakat, bermain politik yang tidak sehat dan
pelanggaran dalam lingkup kenegraan yang hukumannya itu lebih berat. Namun, apabila
keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa kuat, kita tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal tersebut. Sebaliknya justru kita harus dapat mempengaruhi
teman kita untuk berbuat yang benar. Dengan demikian, kita mampu menghindarkan diri
dari perbuatan tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Karena itulah agama dan Pancasila harus benar benar ditanamkan dengan cara
mempelajari agama. Dewasa ini telah banyak sarana yang dapat menunjang kita belajar
masalah agama. Banyaknya media, baik media cetak maupun media elektronik, mampu
mempermudah dan membantu kita dalam mendalami masalah agama. Televisi dan radio
telah memprogramkan acaranya secara khusus. Bahkan, kaset-kaset rekaman,
Koran, majalah, bulletin, dan buku-buku keagamaan banyak tersedia. Yang penting bagi
kita adalah menimbulkan niat dan kemauan yang kuat dan kesadaran diri sendiri untuk
mempelajarinya.
Pemerintah juga telah berusaha meningkatkan keimanan, dan ketakwaan umat
Bergama dengan memasukkan pendidikan agama ke dalam kurikulum setiap jenjang
pendidikan. Kepedulian pemerintah sangat besar dalam pendidikan agama. Hal ini
menunjukkkan betapa pentingnya peranan agama dalam pembangunan umat.
Timbulnya kesadaran untuk taat beribadah tentu tidak terjadi secara tiba-
tiba. Sejak dini ketika usia anak-anak masih balita, mereka diberikan latihan secara
perlahan- lahan. Dari latihan inilah lambat laun akan menjadi suatu kebiasaan. Dan
pendidikan pada anak usia dini sangat permanen dan akan membentuk pikiran di masa
dewasa.
5. Agama Dalam Kehidupan Manusia
Agama yang ada dalam kehidupan manusia itu yang membuat manusia memiliki
sebuah landasan-landasan dalam segala tingkah laku. Agama juga memiliki nilai yang
luhur dan sangat erat kaitannya dengan kehidupan beragama, kerukunan antar umat dan
ii
nilai-nilai. Tak ada manusia yang bisa lepas dari segala aturan yang dipercayainya karena
keyakinannya yang ia miliki dalam hidupnya yang mereka tanamkan dalam hati mereka.
Sebenarnya agama itu dalam ajarannya memperlihatkan hukum-hukum yang lebih
berat
dari hukum negara. Jika orang-orang sangat meyakini hal ini sebenarnya juga sangat baik
untuk menjadi pondasi perilaku dan ketetapan-ketetapan yang ada.
Agama dalam kenyataanya menjadi sebuah hal yang sangat kuat melekat
dalam segala aspek kehidupan. Menjadi pemikiran-pemikiran manusia yang menjadi
bagian dari batasan-batasan tingkah laku. Apabila tidak ada batasannya, maka kita
harus tahu apa yang akan terjadi. Pemikiran kita harus bisa menerawang ke masa
depan, harus tahu segala tindakan dan segala akibat yang kita perbuat dari diri kita
sendiri. Jika kita berbuat kejelekan maka kita juga akan dapat menuai kejelekan pula, dan
begitu pula sebaliknya. Adapun contoh untuk hal ini misalnya, jika kita sebagai kamu
penerus bangsa sudah rusak karena ulah kta sendiri maka masa depan bangsa juga
tidak akan sesuai yang diharapkan. Bangsa ini membutuhkan orang-orang yang baik
secara lahir dan batinnya. Secara intelektual dan secara spiritual haruslah seimbang.
Indonesia sangat mambutuhkan orang-orang yang terampil dalam berbagai hal, tapi
ketrampilan secara penampilan, intelektualitas itu belum lengkap tanpa adanya nilai
tambah perilaku yang baik. Kita bisa saja mendapatkan segalannya dengan pikiran kita.
Tapi hendaknya kita sadari keburukan yang kita perbuat itu kadang tidak hanya diri
kita sengiri yang merasakannya, orang lai pun pasti terkena dampaknya. Hal inilah
yang kadang membuat keutuhan dan kerukunan itu seakan pudar. Inutk itu pentingnya
kerukunan hidup umat beragama yang kaitanyya dengan kerakyatan yang
dipimpimmolh hikmah dalam permusyawaratan perwakilan yang menjelaskan
kepada kita kerukunan yang harus dibina sesama warga negara. Kerukunan itu
harus tercipta demi terwujudnya negara yang aman , nyaman, dan tentram. Jika
semua warga negara mampu mengendalikan diri mereka maka tingkat kejahatan itu
dapat diredam dan dapat berkuramg. Tapi kenyataanya memang sulit, selain jumlah
aparat pemerintahan yang lebih sedikit dibanding warga Indonesia penengannya pun
tidak bisa merata. Kejahatan sekarang tidak bisa terawasi, semakin luas dan banyak
sekali jenisnya yang ada dalam kehidupan kita.
ii
6. Perlunya Tindakan Dari Berbagai Pihak
Untuk mewujudkan semua itu tentunya tidak hanya pihak yang berwenang dalam
pendidikan formal, namun kita harus menanamkan agama dan Pancasila itu sejak dalam
lingkup keluarga, lingkungan selain dillinkgungan sekolah apalagi orang tua. Karena
dasarnya Agama dan Pancasila itu diterapkan dalam segala aspek yang kita
lakukan sehari-hari. Kalau kita cermati tidak ada satu pun yang keluar dari nlai-nilai
agama dan Pancasila. Itu dalam kehidupan kita sehari-hari pasti terjadi, contohnya di
lingkungan keluarga, yang mana contohnya tentang kerukunan, keadilan dan
kepercayaan. Dalam lingkungan masyarakat pasti ada yang namanya musyawarah warga,
dalam hal ini ada dalam sila ke keempat, yaitu, kerakyatan Yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Hal ini juga perlu
adanya fasilitas yang tersedia agar warga itu lebih bisa berpartisipasi, mengetri apa yang
seharusnya dilakukan dengan tempat yang kita duduki saat ini.
7. Perlunya Kesadaran Seluruh Bangsa
Kesadaran dirasa sangat perlu ditanamkan siapa saja apalagi orang-orang yang
akan meneruskan pemerintahan di Indonesia dan calon-calon yang akan memperbaiki
sistem kehidupan di Indonesia.
Harus kita sadari bahwa negara Indonesia itu sebenarnya kaya akan budaya, hasil
alam, dan tambang yang banyak. Hasil budaya salah satunya adalah Pancasila itu sendiri
yang hanya dimiliki olah bangsa Indonesia saja, bahkan ini yang menjadi corak
yanh khas di dunia Internasional dalam hal budaya. Juga dari sisi budaya yang kaya dan
bermacam-macam ini menjadi salah satu kekayaan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita lihat Indonesia dari segi positif banyak yang sebenarnya negara ini yang
dilakukan yaitu :
1. Menggali semua kekayaan yang dimiliki bangsa ini untuk menjadi kekuatan
bangsa yang kuat.
2. Memaksimalkan potensi yang dimiliki bangsa dan mensejahterakan rakyat. Dan
perlunya pemerataan dalam segala aspek pendidikan, ekonomi, dan hukum. Perlu
menangani secara khusus negara kita ini dan perlu ekstra perhatian dari kalangan
ii
pemerintah.
3. Mengolah kembali sistem pemerintahan dan hukum serta penegasan hukum dan
kewajiban pemerintah untuk mencanagkan petingnya pendidikan, ketaatan agama
dan pendidikan yang berbasis Pancasila.
4. Memusatkan perhatian kepada rakyat-rakyat yang dirasa mampu dan memiliki
potensi untuk membantu pengembangan negara kita. Terus berikan yang terbaik
untuk bangsa, karena nasib bangsa ke depannya ada di tangan genersai penerus
bangsa.
5. Tamankan filter-fiter yang sudah tertera di paragraf-paragraf atas agar menjadi
benteng yang kokoh untuk mengahadapi kehidupan di zama era globlisasi
dimana alirannya dan pengaruhnya sangat besar. Sebelum Indonesia kehilangan
jati dirinya secara perlahan-lahan maka harus diperbaiki dari sekaran
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
bangsa Indonesia, Pancasila selain sebagai dasar negara juga sebagai
pandangan hidup bangsa. Sebagai dasar negara, Pancasila juga dijadikan dasar
pemerintahan negara Indonesia. Adapun Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk
hidup sehari-hari. Maksudnya ialah tindakan dan tingkah laku bangsa Indonesia
dalam hidup bermasyarakat harus sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancsila. Dengan
Pancasila kita melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Pada hakikatnya
yang harus dibangun dahulu adalah manusia Indonesia, yaitu kita semua. Bagaiman
kita dapat membangun secara tetap jika insan pembangun belum dibangun lebih
dahulu . oleh karena itulah, kita harus menbangun diri kita masing-masing agar kita
dapat membangun secara tepat. Kita harus mawas diri, yang berarti kita harus
meneliti kita sendiri.
B. SARAN
Sebagai saran untuk membangun negara kita hendaknya semua kritik dan saran
terbuka untuk spaja dan siapa pun berhak menyampaikan aspirasinya. Kemajuan suatu
bangsa itu juga karena ada kerjasama yang baik dari masyarakat kita dengan wakil
rakyat. Hubungan yang baik itu dapat aling memperbaiki saling menilai satu sama lain.
Negara tanpa penduduk apa artinya sebuah negara, dan apa jadinya jika negara tanpa ada
pemerintahan yang baik . Antara pihak pemerintah dan kalangan masyarakat harus ada
kerjasama yang baik sebagai perwujudan kita dalam persatuan. Kita harus menyamakan
tujuan kita untuk memajukan negara bersama-sama, jadi semua orang dapat berpatisipasi.
Kepedulian dengan rakyat harus juga diperhatikan, karena mereka juga bagian dari
negara kita. Mereka adalah manusia yang mempunyai hak untuk menyampaikan
aspirasinya, dan kita sebagai pemerintah yang baik kepedualian, perhatian, harus selalu
dicurahkan. Banyaknya penduduk yang ada di Indonesia harus disama ratakan, adil
sesuai denga porsi. Disnilah kebijakan itu sangat ber[eran dalam perwujudan haka asasi
ii
setiap warga negara. Kerkuna yang diajarkan agama dan pancasila juga menjadi unsur
penting yang harus dijaga sampai kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmoharjo, D. & Shidarta, 1996. Penjabaran Nilai-nilai Pancasila dalam Sistem
Hukum Indonesia,Jakarta, Raja Grafindo Persada (Rajawali Pers)
2. Djamal, D.1986. Pokok-Pokok Bahasan Pancasila.Bandung, Remadja Karya.
3. Laboratorium Pancasila. 1981. Pancasila dalam Kedudukan dan Fungsinya sebagai
Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Surabaya, Usaha Nasional.
4. Oesman, Oetoyo dan Alfian, BP-7 pusat, 1990. Pancasila sebagai Idiologi, Jakarta,
Perum Percetakan Negara RI.
5. Astoto, Suhartati Sri, 2005. Pendidikan Pancasila Era Reformasi di Perguruan
Tinggi, Semarang, Yuda Mandiri.
6. Yudhoyono, Susilo B., 2006, Menata Kembali Kerangka Kehidupan Bernegara
Berdasarkan Pancasila,Makalah disampaikan dalam Rangka Memperingati Hari
Lahir Pancasila 1 Juni 2006 di Jakarta Convention Center.
7. Mertokusumo, Sudikno, 2007, Penemuan Hukum, Yogyakarta. Liberty.
8. Ali, Achmad, 2009, Menguak Teori Hukum Dan Teori peradilan termasuk
Interpretasi Undang-undang,Jakarta, Prenada Media Group.
9. Mustafa, Bachsan, 2003, Sistem Hukum Indonesia Terpadu. Bandung, Citra Adiyta
Bakti
ii
TUGAS KEWARGANEGARAAN
HUKUM AGAMA ISLAM YANG
BERKAITAN DENGAN PANCASILA
DISUSUN OLEH :
NAMA : LA SUTI
STAMBUK : 21208275
PRODI : ILMU
PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ii
KENDARI
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
1. Pengertian Nilai, Moral, Dan Norma............................................................2
2. Nilai – Nilai Dalam Kehidupan Berbangsa...................................................2
3. Sila Pertama Sebagai Dasar Pancasila.......................................................4
4. Mewujudkan Negaga Yang Berbasis Agama Dan Pancasila......................5
5. Agama Dalam Kehidupan Manusia..............................................................7
6. Perlunya Kesadaran Seluruh Bangsa..........................................................8
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ HUKUM AGAMA ISLAM YANG KAITANYA DENGAN PANCASILA ”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat
atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Juli 2013
"Penulis"
ii