hubungan usia, paritas dan dukungan suami pada …repository.poltekkes-kdi.ac.id/685/1/skripsi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan
OLEH :
LUH AYU RATNAWATI P00312014026
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV
2018
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU
HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN
DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO TAHUN 2018
Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Terapan
Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi
dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Politeknik Kesehatan
Kendari maupun di perguruan tinggi atau instansi manapun, kecuali
bagian yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Kendari, 30 Juli 2018
Luh Ayu Ratnawati P00312014026
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
I. Identitas
1. Nama :Luh Ayu Ratnawati
2. Tempat/Tanggal Lahir : Andoolo Utama, 7 Oktober 1996
3. Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
4. Agama : Hindu
5. Alamat : Ds. Silea Jaya, Kec. Buke, Kab. Konsel
II. RiwayatPendidikan
1. Sekolah Dasar Negeri 2 Watumokala, tamat tahun 2008
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Andoolo, tamat tahun 2011
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Konawe Selatan, tamat tahun
2014
4. Program DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, tahun 2014
hingga saat ini
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul : “Hubungan Usia, Paritas dan Dukungan Suami Pada Ibu
Hamil Trimester III Dengan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi
Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018” tepat
pada waktunya. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di program studi D-IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kendari.
Rasa hormat dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda tercinta I Wayan Gesar, S.Pd, M.Pd dan Ibunda tercinta Ni
Wayan Sri Darini, S.Pd.SD yang telah mengasuh, membesarkan dengan
penuh cinta dan kasih sayang serta memberikan semua dukungan moril,
materiil dan spiritual guna tercapainya kesuksesan studi yang penulis
jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya skripsi ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan
panjang dan penulis banyak mendapat petunjuk serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga
menghaturkan rasa terima kasih kepada Ibu Hendra Yulita, SKM, MPH
selaku pembimbing I dan Ibu Yustiari, SST, M.Kes selaku pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran serta atas
segala pengorbanan waktu dan pikiran selama penyusunanskripsi ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
vii
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu HasmiaNaningsi, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Ibu Dr. Nurmiaty, S.Si.T, MPH, Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes dan Ibu
Hj. Syahrianti, S.Si.T, M.Kes selaku tim penguji yang dengan penuh
kesabaran, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan
Kebidanan yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu
pengetahuan maupun motivasi pada penulis selama mengikuti
pendidikan.
7. Kepala Puskesmas Lepo-Lepo yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
8. Kepala ruangan dan seluruh bidan Poli KIA Lepo-Lepo yang telah
bersedia membimbing selama penelitian dilaksanakan.
9. Adik-adikku tercinta Kadek Dwi Kresnatama dan Komang Lintang
Udaya yang selalu memberi semangat, Wayan Febri Susanti yang
menjadi teman saat kebingungan dan Ayikacantya Sudayasa yang
selalu memberi hiburan saat penulis merindukan rumah.
10. Rekan-rekan seperjuangan D-IV Kebidanan angkatan 2014yang
selalu memberi motivasi agar bisa menyelesaikan skripsi.
viii
11. EXO members (Xiumin, Suho, Lay, Baekhyun, Chen, Chanyeol, D.O,
Kai and Sehun), who always keep me smiling through my hard time.
We Are One!
12. Teristimewa, I Nyoman Juliana, Amd.Kep yang selalu memotivasi dan
selalu yakin bahwa penulis bisa melalui semua masa-masa sulit. xo.
13. Semua pihak yang telah banyak membantu namun tidak dapat
disebutkan satu persatu selama penulis mengikuti pendidikan hingga
ujian akhir, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua
kebaikan tersebut.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik isi, bahasa, maupun materi. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangan kepada penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kendari, Juli 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.............................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
ABSTRAK .............................................................................................. xiv
ABSTRACT ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Telaah Pustaka .................................................................................. 9
B. Landasan Teori ................................................................................ 41
C. Kerangka Teori ................................................................................ 44
D. Kerangka Konsep. ........................................................................... 45
E. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 47
B. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 48
C. Populasi dan Sampel dan Sampling ................................................ 49
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ........................................ 50
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................. 53
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 54
x
G. Pengolahan, Analisis, Penyajian Data ............................................. 56
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 59
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................ 59
B. Hasil ................................................................................................ 59
C. Pembahasan ................................................................................... 65
BAB V PENUTUP .................................................................................... 70
A. Kesimpulan ...................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................. 44
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................... 45
Gambar 3. Rancangan Penelitian .................................................... 47
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Lepo-Lepo ....................................................... 60
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Paritas di Wilayah
Kerja Puskesmas Lepo-Lepo .............................................. 60
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Dukungan Suami di
Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo ................................ 61
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan di
Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo ................................ 61
Tabel 4.5 Distribusi Usia dengan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lepo-Lepo ........................................................................... 62
Tabel 4.6 Distribusi Paritas dengan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
Lepo-Lepo ........................................................................... 63
Tabel 4.7 Distribusi Dukungan Suami dengan Tingkat
Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo ................................ 64
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
3. Kuesioner Penelitian
4. Output SPSS Penelitian
5. Master Tabel Penelitian
6. Surat Izin Pengambilan Data Awal
7. Surat Izin Penelitian
8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
9. Dokumentasi Penelitian
xiv
ABSTRAK
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEPO-LEPO TAHUN 2018
Luh Ayu Ratnawati1, Hendra Yulita, SKM, MPH2, Yustiari, SST,M.Kes3
Latar Belakang : Semua wanita hamil mengalami perubahan pada fisiknya.
Selain menimbulkan perubahan fisik, kehamilan juga menimbulkan perubahan dan adaptasi psikologis bagi ibu hamil. Membesarnya janin dalam kandungan mengakibatkan calon ibu letih, tidak nyaman, tidak dapat tidur nyenyak, sering mendapat kesulitan bernapas dan beban fisik lainnya. Semua pengalaman ini mengakibatkan timbulnya kecemasan, ketegangan, konflik batin dan lain-lain. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan usia,
paritas, dan dukungan suami pada ibu hamil trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018. Metode Penelitian : Desain penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ibu hamil trimester III yang memeriksakan
kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo sebanyak 130 orang. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling menggunakan kuesioner. Pengukuran tingkat kecemasan dengan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Hasil Penelitian : Sebagian besar ibu hamil memiliki usia bukan risiko tinggi,
paritas multipara, dukungan suami baik dan mengalami kecemasan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan (p value = 0,987). Tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan (p value = 0,583). Ada
hubungan yang signifikan antara dukungan suami dan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan (p value = 0,002).
Kata Kunci : usia, paritas, dukungan suami, tingkat kecemasan dalam mengahadapi persalinan
1. Mahasiswa DIV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
2. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
3. Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
xv
ABSTRACT
AGE, PARITY AND HUSBAND SUPPORT RELATIONSHIP TO THIRD TRIMESTER OF PREGNANT WOMAN WITH LEVEL OFANXIETY IN DEALING
LABOR IN THE LEPO-LEPO COMMUNITY HEALTH CENTER REGION IN 2018
Luh Ayu Ratnawati1, Hendra Yulita, SKM, MPH2, Yustiari, SST, M.Kes3
Background: All pregnant women experience a change in their physical. In
addition to causing physical changes, pregnancy also cause changes and psychological adaptation for pregnant women. The enlargement of the fetus in the womb causes the expectant mother tired, uncomfortable, unable to sleep soundly, gets difficulty breathing and other physical burden. All the experiences resulted in anxiety, tension, innerconflicts, etc. Research Objectives: This study aims to examine the relationship between age,
parity, and husband support in third trimester of pregnant women with anxiety level in the delivery of labor in Lepo-Lepo Community Health Center 2018 Research Method: Analytic survey research design with cross sectional
approach. Research sample are pregnant womens in third trimester who checked their pregnancy in region of Lepo-Lepo Communnity Health Center as 130 people. Sampling using non random sampling technique, using questioner. Measurement of anxiety levels by HARS scale (Hamilton Anxiety Rating Scale). Results: Most pregnant women were of high risk, multiparent parity, good
husbands support and anxiety. There was no significant relationship between age and anxiety levels in the delivery of labor (p value = 0,987). There was no significant relationship between parity and anxiety levels in the delivery of labor (p
value = 0,583). There is a significant relationship between husband support and anxiety levels in the delivery of labor (p value = 0,002).
Keywords : age, parity, husband support, the level of anxiety in the delivery of labor
1. Students of DIV Obstetrics Health Polytechnic of Kendari 2. Lecturer of Department of Obstetrics Health Polytechnic of Kendari 3. Lecturer of Department of Obstetrics Health Polytechnic of Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel
telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan
pertumbuhan zigot kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan
pembentukan plasenta dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba dkk, 2012 dalam Febriyanti, 2016).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(FOGI dalam Prawiroharjo, 2010).
Semua wanita hamil mengalami perubahan pada fisiknya. Selain
menimbulkan perubahan fisik, kehamilan juga menimbulkan perubahan
dan adaptasi psikologis bagi ibu hamil. Membesarnya janin dalam
kandungan mengakibatkan calon ibu letih, tidak nyaman, tidak dapat
tidur nyenyak, sering mendapat kesulitan bernapas dan beban fisik
lainnya. Semua pengalaman ini mengakibatkan timbulnya kecemasan,
ketegangan, konflik batin dan lain-lain. Selain itu, adanya resiko
perdarahan, rasa sakit pada saat melahirkan, bahaya kematian pada
dirinya sendiri maupun bayi yang akan dilahirkan juga menambah
kecemasan dan ketakutan bagi ibu hamil (Lia, 2011 dalam Hermayoni,
2015).
Pada kehamilan trimester III, gerakan bayi dan membesarnya
perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-
2
kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu.
Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala persalinan (Mansur, 2011).
Menurut Nanda (2012) dalam Nursanti (2016), kecemasan
adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disertai oleh
respon autonom (penyebab sering tidak spesifik atau tidak diketahui
pada setiap individu) perasaan cemas tersebut timbul akibat dari
antisipasi diri terhadap bahaya. Keadaan ini juga dapat diartikan
sebagai tanda-tanda perubahan yang memberikan peringatan akan
adanya bahaya pada diri individu.
Stress yang tinggi dan mood (suasana hati) yang menganggu
selama kehamilan ini dapat mengakibatkan bayi dengan BBLR (berat
badan lahir rendah), kelahiran preterm, kromosomial, abortus spontan,
rendahnya APGAR skor, neuro endokrin dsyregulation (Notoatmodjo,
2006 dalam Horhoruw, 2016). Sedangkan dampak pada ibu dapat
terjadi hiperemesis gravidarum, gangguan jantung, hipertensi,
preeklamsia, dan eklamsia (Hasdianah Hasan Rohan, 2013 dalam
Horhoruw, 2016). Dampak yang lain pada ibu dapat terjadi partus lama,
inersia uteri, perdarahan pasca persalinan, pada bayi dapat terjadi
kematian saat lahir, hiperaktif, kemunduran mental (Wiknjosastro, 2006
dalam Horhoruw, 2016).
Di seluruh dunia sekitar 10% wanita hamil dan 13% wanita yang
baru saja melahirkan mengalami gangguan jiwa, terutama depresi. Di
negara berkembang bahkan lebih tinggi, yaitu 15,6% selama kehamilan
dan 19,8% setelah melahirkan anak. Perinatal Anxiety And Depression
3
Australia (2012) menyebutkan bahwa ketika kecemasan atau depresi
dialami selama kehamilan maka itu disebut kecemasan antenatal atau
depresi antenatal. Sebanyak 1 dari 10 wanita dan 1 dari 20 pria
mengalami depresi antenatal. Kecemasan yang dialami sama seperti
kecemasan biasa, dan banyak orangtua yang mengalami kecemasan
dan depresi dalam waktu bersamaan. Dennis, dkk (2017) meninjau
23,468 abstrak, mengambil 783 artikel dan memasukkan 102 studi
yang melibatkan 221,974 wanita dari 34 negara sehingga
mendapatkan prevalensi gejala kecemasan yang dilaporkan sendiri
adalah 18,2% pada trimester pertama, 19,1% pada trimester kedua dan
24,6% pada trimester ketiga. Prevalensi keseluruhan untuk diagnosis
klinis gangguan kecemasan adalah 15,2% dan 4,1% untuk gangguan
kecemasan umum.
Berdasarkan data Riskesdas (2013), secara nasional proporsi
kehamilan umur 10-54 tahun di Indonesia adalah 2,68 persen, di
perkotaan (2,8%) lebih tinggi dibanding pedesaan (2,55%). Pola
kehamilan berbeda menurut kelompok umur dan tempat tinggal. Di
antara penduduk perempuan umur 10-54 tahun tersebut, terdapat
kehamilan pada umur sangat muda (<15 tahun), meskipun dengan
proporsi yang sangat kecil (0,02%), terutama terjadi di perdesaan
(0,03%). Proporsi kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) adalah
1,97 persen, perdesaan (2,71%) lebih tinggi dibanding perkotaan
(1,28%).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara (2016) menyebutkan bahwa pada tahun 2015
4
cakupan K1 Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 92,90% dan
cakupan K4 sebanyak 80,50%. Sedangkan berdasarkan Profil
Kesehatan Kab/Kota (2015), cakupan pelayanan K4 di Kota Kendari
sebanyak 95,48%. Dan cakupan tersebut telah mencapai target
Renstra Kemenkes pada tahun 2015 sebesar 95%.
Profil Puskesmas Lepo-Lepo menyatakan bahwa pada tahun
2014 cakupan K1 sebanyak 470 ibu hamil (100%) dan cakupan K4
sebanyak 453 ibu hamil (96,3%). Pada tahun 2015, cakupan K1
sebanyak 536 ibu hamil (100%) dan cakupan K4 sebanyak 511
(95,3%). Tahun 2016, cakupan K1 sebanyak 598 (100%) dan cakupan
K4 sebanyak 576 (96,3%).
Berdasarkan data di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul
penelitian tentang “Hubungan Usia, Paritas dan Dukungan Suami pada
Ibu Hamil Trimester III dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
persalinan di Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara usia ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018?
2. Apakah ada hubungan antara paritas ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018?
5
3. Apakah ada hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil
trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan usia,
paritas, dan dukungan suami pada ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi usia ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
b. Mengidentifikasi paritas ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
c. Mengidentifikasi dukungan suami pada ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
d. Mengidentifikasi tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan
di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
e. Mengetahui hubungan antara usia ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
f. Mengetahui hubungan antara paritas ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
6
g. Mengetahui hubungan antara dukungan suami ibu hamil trimester
III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan di
wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pikiran dan masukan :
1. Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak
Puskesmas Lepo-Lepo untuk senantiasa meningkatkan pelayanan
antenatal care, terutama pada ibu hamil trimester III yang akan
segera menghadapi persalinan.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk sumbangan
ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka
atau bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengalaman yang
berharga bagi peneliti khususnya dalam meningkatkan wawasan
dalam bidang penelitian.
4. Bagi Masyarakat
Untuk menambah pengetahuan masyarakat, khususnya
tentang kecemasan dalam menghadapi persalinan.
7
E. Keaslian Penelitian
1. Zamriati, dkk (2013), Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado dengan judul
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Ibu Hamil
Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting”. Jenis penelitian ini
adalah analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dengan non probability
sampling dengan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian: ada
hubungan yang signifikan antara umur, paritas dan pengalaman
traumatis dengan kecemasan ibu hamil menjelang persalinan di Poli
KIA PKM Tuminting dan tidak ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pendidikan dengan kecemasan ibu hamil menjelang
persalinan di Poli KIA PKM Tuminting. Perbedaan dengan penelitian
tersebut adalah jenis penelitian yang menggunakan survey analitik
dengan pendekatan cross-sectional dan teknik pengambilan sampel
yang menggunakan accidental sampling.
2. Adelina (2014), Program Studi Ners STIKES Alma Ata Yogyakarta
yang berjudul “Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil dalam menghadapi Persalinan di Puskesmas
Turi Sleman”. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif yang menggunakan metode korelasional dengan
rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian: ada hubungan
antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil
menghadapi persalinan di Puskesmas Turi Sleman. Perbedaan
8
dengan penelitian tersebut adalah jenis penelitian yang
menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross-sectional
dan teknik pengambilan sampel yang menggunakan accidental
sampling.
3. Heriani (2016), Program Studi DIII Kebidanan STIKES Al-Ma’arif
Baturaja yang berjudul “Kecemasan dalam Menjelang Persalinan
ditinjau Dari Paritas, Usia dan Tingkat Pendidikan”. Penelitian ini
merupakan survey analitik dengan pendekatan cross-sectional.
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik total
sampling dengan hasil penelitian: diperoleh hasil dari 45 responden
yang mengalami kecemasan dalam menghadapi masa menjelang
persalinan sebanyak 24 responden (53,3%) cemas dan 21
responden (46,7%) tidak cemas. Responden yang paritas
primigravida sebanyak 11 responden (24,4%), paritas multigravida
sebanyak 34 responden (75,6%). Responden yang usia ibu berisiko
sebanyak 21 responden (46,7%) dengan usia ibu yang tidak berisiko
sebanyak 24 responden (53,3%). Responden yang pendidikan ibu
tinggi sebanyak 22 responden (48,9%) dengan pendidikan ibu
rendah sebanyak 23 responden (51,1%). Perbedaan dengan
penelitian tersebut adalah variabel penelitian, jenis penelitian yang
menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross-sectional
dan teknik pengambilan sampel yang menggunakan accidental
sampling.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai kelahiran bayi,
kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-
masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester I selama
12 minggu, trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai
minggu ke-27) dan trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-28
sampai minggu ke-40) (FOGI dalam Ardiani, 2013).
Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum,
pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi
(Winkjosastro, 2008).
b. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Sulistyawati, 2009;
Jannah, 2011; Nugroho, dkk, 2014).
1) Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti
Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan -
perubahan yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul
selama kehamilan. Yang termasuk tanda presumtif/ tanda
tidak pasti adalah :
10
a) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur,
amenorhoe menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala
ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak
dapat haid lagi. Kadang-kadang amenorhoe disebabkan
oleh hal-hal lain diantaranya akibat menderita penyakit TBC,
typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.
b) Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan
pertama kehamilan sampai akhir triwulan pertama dan
kadang-kadang disertai oleh muntah. Nausea sering terjadi
pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut
morning sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih
fisiologis, namun bila terlampau sering dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan
hiperemesis gravidarum.
c) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama dan
menghilang dengan makin tuanya usia kehamilan.
d) Mammae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen
dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli pada
mamae sehingga glandula montgomery tampak lebih jelas.
e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi
11
setelah itu nafsu makan akan timbul kembali.
f) Sering buang air kecil
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada
bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar. Pada triwulan kedua, umumnya keluhan
ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa timbul
kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul
dan menekan kembali kandung kencing.
g) Obstipasi
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang
disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
h) Pigmentasi kulit
Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke
atas. Kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan pada pipi, hidung dan dahi yang dikenal dengan
kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola mammae
juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen
yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea
alba. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
i) Epulis
Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae
yang sering terjadi pada triwulan pertama.
12
j) Varises (penekanan vena - vena)
Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir
dan terdapat pada daerah genetalia eksterna, fossa
poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida, kadang-
kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-
kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama
kehamilan muda.
2) Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan-
perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa (bersifat objektif),
namun berupa dugaan kehamilan saja. Semakin banyak tanda-
tanda yang didapatkan, semakin besar pula kemungkinan
kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah:
a) Uterus membesar
Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar
dan konsistensi rahim. Pada pemeriksaan dalam, dapat
diraba bahwa uterus membesar dan semakin lama semakin
bundar bentuknya.
b) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajdi
lunak, terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu
pertama, ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus
uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan
ismus menjadi panjang dan lebih lunak sehingga kalau
13
diletakkan dua jari dalam fornix posterior dan tangan satunya
pada dinding perut di atas simpisis maka ismus ini tidak
teraba seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisah dari
uterus.
c) Tanda chadwick
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna
porsiopun tampak livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon estrogen.
d) Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi
lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus
membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.
e) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi.
Waktu palpasi atau pemeriksaan dalam uterus yang awalnya
lunak akan menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini
khas untuk uterus dalam masa kehamilan..
f) Goodell sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras,
kerasnya seperti merasakan ujung hidung, dalam kehamilan
serviks menjadi lunak pada perabaan selunak vivir atau
ujung bawah daun telinga.
14
g) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya
Human Chorionic Gonadotropin pada kehamilan muda
adalah air seni pertama pada pagi hari. Dengan tes ini,
dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini
mungkin.
3) Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang
didapatkan oleh pemeriksa yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosa pada kehamilan. Yang termasuk tanda
pasti kehamilan adalah :
a) Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan
oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada
multigravida, dapat dirasakan pada kehamilan 16 minggu
karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada
bulan keempat dan kelima, janin berukuran kecil jika
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau
rahim didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di
dalam rahim.
b) Teraba bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin secara objektif dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut
leopold pada akhir trimester kedua.
15
c) Denyut jantung janin
Denyut jantung janin secara objektif dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan menggunakan :
(1) Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.
(2) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.
(3) Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.
d) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
e) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin
berupa ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter
bipateralis sehingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.
c. Perubahan Psikologis Wanita Hamil
Varney (2006) menyebutkan bahwa kehamilan merupakan
waktu transisi, yakni suatu masa antara kehidupan sebelum
memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir. Perubahan status
yang radikal ini dipertimbangkan sebagai suatu krisis disertai
periode tertentu untuk menjalani proses persiapan psikologis yang
secara normal sudah ada selama kehamilan dan mengalami
puncaknya pada saat bayi lahir.
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita
hamil cukup labil. Ia dapat memiliki reaksi yang ekstrem dan
suasana hatinya kerap berubah dengan cepat. Reaksi emosional
dan persepsi mengenai kehidupan juga dapat mengalami
perubahan. Ia menjadi sangat sensitif dan cenderung bereaksi
berlebihan. Seorang wanita hamil akan lebih terbuka terhadap
16
dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada orang lain. Ia
merenungkan mimpi tidurnya, angan-angannya, fantasinya, dan
arti kata-katanya, objek, peristiwa, konsep abstrak, seperti
kematian, kehidupan, keberhasilan, dan kebahagiaan. Ia dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk fisik yang berhubungan erat
dengan masa usia subur atau mencukupkan diri dengan
kehidupan atau makanan.
Wanita hamil memiliki kondisi yang sangat rapuh. Mereka
sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri maupun
pada bayinya. Mereka cemas akan hal-hal yang tidak dipahami
karena mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan
kehidupan yang mereka jalani sedang berada dalam suatu proses
yang tidak dapat berubah kembali. Hal ini membuat sebagian
besar wanita menjadi tergantung dan beberapa lainnya menjadi
lebih menuntut. Saat ini merupakan saat yang tepat untuk
memberi saran selaras dengan usaha mereka mencari sumber
pendukung baru dan arahan dalam membayangkan hal-hal yang
dibutuhkan untuk menjalani peran yang baru, perubahan dalam
kehidupan yang tidak jelas dan tidak dipahami, dan makna dari
semua hal ini.
Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses
psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan
erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Perubahan
tersebut terjadi pada tiap semester yang dapat dipaparkan
sebagai berikut:
17
1) Trimester Pertama
Trimester pertama sering dianggap sebagi periode
penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung.
Penerimaan terhadap kehamilannya merupakan tugas
psikologis yang paling penting pada trimester pertama.
Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen
tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita
mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan
kesedihan. Hingga kini masih diragukan bahwa seorang wanita
lajang yang bahkan telah merencanakan dan menginginkan
kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil tidak
mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia
sebenarnya berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini
perlu dibicarakan dengan wanita karena ia akan cenderung
menyembunyikan ambivalensi dan perasaan negatifnya ini
karena perasaan tersebut bertentangan dengan apa yang
menurutnya semestinya ia rasakan. Jika ia tidak dibantu
memahami dan menerima ambivalensi dan perasaan negatif
tersebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka
ia akan merasa sangat bersalah jika nantinya bayi yang ia
kandung meninggal saat dilahirkan atau terlahir cacat atau
abnormal. Ia akan mengingat pikiran-pikiran yang ia miliki
selama trimester pertama dan merasa bahwa ialah penyebab
18
tragedi tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima
pikiran-pikiran tersebut dengan baik.
Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. Dari fokus
pada diri sendiri ini, timbul ambevalensi mengenai
kehamilannya seiring usahanya menghadapi pengalaman
kehamilan yang buruk yang pernah ia alami sebelumnya, efek
kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama jika ia
memiliki karier), tanggung jawab yang baru atau tambahan
yang akan ditanggungnya, kecemasan yang berhubungan
dengan kemampuannya untuk menjadi seorang ibu, masalah-
masalah keuangan dan rumah tangga, dan penerimaan orang
terdekat terhadap kehamilannya. Perasaan ambivalen ini
biasanya berakhir dengan sendirinya seiring ia menerima
kehamilannya. Penerimaan ini biasanya terjadi pada akhir
trimester pertama dan difasilitasi oleh perasaannya sendiri yang
merasa cukup aman untuk mengungkapkan perasaan-
perasaan yang menimbulkan konflik yang ia alami. Sementara
itu, beberapa ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti
nausea, kelemahan, perubahan nafsu makan, kepekaan
emosional, semua ini dapat mencerminkan konflik dan depresi
yang ia alami dan pada saat bersamaan hal-hal tersebut
menjadi pengingat tentang kehamilannya.
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah
merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk
hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya
19
telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal
tubuhnya. Trimester pertama sering menjadi waktu yang
menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat
berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama
pada wanita yang telah beberapa kali mengalami keguguran
dan bagi para tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas
akan kemungkinan terjadi keguguran kembali atau teratoma.
Pada wanita ini sangat tidak sabar menunggu akhir trimester
pertama sebagai suatu batu lonvatan sehingga setelah
trimester ini dilewati, mereka dapat merasa santai dan percaya
sepenuhnya terhadap kehamilan mereka. Beberapa pasangan
memilih untuk tidak memberitahu pihak manapun mengenai
kehamilannya hingga trimester pertama dan menghindari rasa
pahit yang mungkin timbul dengan menceritakan pada orang
lain jika ternyata mereka mengalami keguguran. Pasangan lain
memilih berbagi kebahagiaan dan kegembiraan segera setelah
mereka mengetahui dan mempertimbangkan bahwa mereka
memiliki sistem pendukung yang siap-sedia jika keguguran
terjadi.
Berat badan sangat bermakna bagi wanita hamil
selama trimester pertama. Berat badan dapat menjadi salah
satu uji realitas tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi
bukti nyata bahwa dirinya hamil. Bagi kebanyakan wanita,
peningkatan berat badan dini dapat dilihat sebagai bukti bahwa
janin yang berada di dalam kandungan mengalami
20
pertumbuhan meski buktinya tidak terlihat secara fisik. Wanita
tersebut merasa peningkatan berat badan tersebut berada
dalam kendalinya dan mengontribusi pertumbuhan
abdomennya, yang berarti berkontribusi pada kandungannya.
Sebaliknya, wanita yang mengandung dan berusaha
menyembunyikannya (contohnya: pada beberapa remaja yang
belum menikah) akan berusaha menahan lapar supaya tidak
terlihat hamil sementara berusaha mengatasi masalah dan
membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah-masalah
mereka.
Validasi kehamilan dilakukan berulang-ulang saat
wanita mulai memeriksa dengan cermat setiap perubahan
tubuh, yang merupakan bukti adanya kehamilan. Bukti yang
paling kuat adalah terhentinya menstruasi. Perubahan
payudara berulang-ulang dipelajari. Validasi ini menjadikan
temuan-temuan pada panggul, terutama yang mengarah pada
kehamilan, menjadi sangat penting. Wanita tersebut berulang-
ulang memperhatikan foto hasil ultrasonografi sejak awal.
Selama trimester pertama, kehamilan seorang wanita menjadi
rahasianya sendiri yang hanya ia bagikan kepada orang-orang
tertentu yang dikehendakinya. Pikirannya sebagian besar
meliputi apa yang sedang terjadi pada dirinya, tubuhnya dan
kehidupannya. Pada saat ini, bayi yang ia kandung masih
belum dianggap sebagai makhluk yang terpisah dari dirinya.
21
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat
bervariasi antara wanita satu dan yang lain. Meski beberapa
wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara
umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya
penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi yang jujur
dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak wanita
merasakan kebutuhan kasih sayang dan cinta kasih tanpa seks.
Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea,
depresi, payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah-masalah lain yang merupakan hal
yang normal terjadi pada trimester pertama.
2) Trimester Kedua
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode
kesehatan yang baik, yakni perode ketika wanita merasa
nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal
dialami saat hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan
fase ketika wanita menelusur ke dalam dan paling banyak
mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya terbagi
atas dua fase: pra-quickening dan pasca-quickening.
Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam
melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester
kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi
dirinya sendiri, yang berbeda dari ibunya.
Menjelang akhir trimester pertama dan selama prosi
pra-quickening trimester kedua berlangsung, wanita tersebut
22
akan mengalami lagi sekaligus mengevaluasi kembali semua
aspek hubungan yang ia jalani dengan ibunya sendiri. Wanita
tersebut mencermati semua perasaan ini dan menghidupkan
kembali beberapa hal yang mendasar bagi dirinya. Semua
masalah interpersonal yang dulu pernah dialami oleh wanita
dan ibunya, atau mungkin masih dirasakan hingga kini,
dianalisis. Potensial kemungkinan timbulnya masalah
interpersonal pada hubungan ibu dan anak sebaiknya dikaji.
Dengan pengkajian ini, akan muncul suatu pengertian dan
penerimaan terhadap kualitas-kualitas yang dimiliki ibu, yakni
kualitas yang ia hargai dan hormati. Kualitas lain, yakni kualitas
negatif dan tidak diinginkan atai tidak dihargainya dapat ia tolak.
Penolakan ini dapat menimbulkan perasaan bersalah dan
konflik personal kecuali wanita tersebut memahami bahwa
proses ini normal dan bahwa penolakan terhadap kualitas
tertentu yang ada pada ibunya, dalam ia mengembangkan
identitas keibuannya sendiri, tidak berarti ia menolak ibunya
sebagai pribadi.
Hal lain yang terdapat dalam proses ini ialah evolusi
wanita tersebut mulai dari menjadi seorang penerima kasih
sayang dan perhatian (dari ibunya) kemudian menjadi pemberi
kasih sayang dan perhatian (persiapan untuk menjadi seorang
ibu). Ia akan mengalami konflik berupa kompetisi dengan
ibunya agar dapat terlihat sebagai ibu yang “baik”.
Penyelesaian aktual dalam konflik ini tidak akan berlarut-larut
sampai lama setelah bayi dilahirkan, tetapi perhatian wanita
23
hamil terhadap ibunya dan proses-proses yang berkaitan
dengan hal tersebut akan berakhir setelah terjadi perubahan
identitas dirinya sendiri menjadi pemberi kasih sayang. Pada
saat yang sama ia juga menjadi penerima kasih sayang,
menuntut perhatian dan cinta kasih, yang akibatnya, ia simpan
bagi bayinya sesuai dalam perannya sebagai pemberi kasih
sayang.
Dengan timbulnya quickening, muncul sejumlah
perubahan karena kehamilan telah menjadi jelas dalam
pikirannya. Kontak sosialnya berubah. Ia lebih banyak
bersosialisasi dengan wanita hamil atau ibu baru lainnya, dan
minat serta aktivitasnya berfokus pada kehamilannya, cara
membesarkan anak dan persiapan untuk menerima peran yang
baru. Pergeseran nilai sosial ini menimbulkan kebutuhan akan
sejumlah proses duka cita yang kemudian menjadi katalis
dalam memperkirakan peran barunya. Duka cita tersebut timbul
karena ia harus merelakan hubungan, kedekatan dan peristiwa
maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam peran sebelumnya
yang akan terpengaruh dengan hadirnya bayi dan peran
barunya. Hal ini tidak berarti bahwa ia harus meninggalkan
semua hubungan dan ikatan yang ia miliki, tetapi yang jelas
terjadi perubahan pada hubungan dan ikatan tersebut.
Terkadang, seorang wanita hamil berada di lingkungan kerja
tanpa seorang pun memahami kehamilannya atau orang-orang
dalam kontak sosialnya tidak sedang mengandung ataupun
24
mereka memiliki anak remaja sehingga memiliki masalah yang
berbeda. Pada situasi seperti ini, wanita tersebut dapat
mengalami kesulitan untuk menemukan wanita hamil lain untuk
diajak berbicara dan membandingkan perubahan-perubahan
fisik yang dialaminya. Memanfaatkan kesempatan, seperti
bergabung dengan kelas latihan kehamilan, dapat memberi
wanita tersebut kontak sosial baru dengan wanita hamil lain
seperti yang ia harapkan. Bagi wanita multipara hal ini
mencakup terputusnya hubungan yang telah terbina dengan
anak-anak lain seiring ia mempersiapkan kondisi rumah dan
keluarganya untuk menyambut perubahan yang dihadirkan oleh
bayi baru mereka nanti. Sebagian besar perubahan peran dan
peran baru wanita tersebut diuji coba, dikembangkan dan
dimurnikan dalam fantasi, imajinasi dan angan-angan.
Quickening memudahkan wanita mengonseptualisasi
bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya sendiri.
Kesadaran baru ini memulai perubahan dalam fokusnya dan
diri sendiri kepada bayi yang ia kandung. Secara bertahap
perubahan ini terlihat dari pengalaman mimpi bahwa orang lain,
biasanya orang yang tidak dikenal, sedang terluka. Mimpi-
mimpi ini umumnya diartikan sebagai ekspresi kewaspadaan
ibu mengenai ancaman terhadap bayinya. Pada saat ini jenis
kelamin sang bayi bukan hal yang penting. Perhatian ibu adalah
pada kesejahteraan bayi dan menyambutnya menjadi anggota
keluarga.
25
Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama
trimester kedua, kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan
yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding pada
trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif
terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik dan ukuran perut
wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin
banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan masalah-
masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada
wanita tersebut mereda dan ia telah mengalami perubahan dari
seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi seorang
yang mencari kasih sayang dari pasangannya dan semua faktor
ini turut memengaruhi peningkatan libido dan kepuasan
seksual.
3) Trimester Ketiga
Trimester ketiga sering disebut periode penantian
dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai
menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia menjadi tidak sabar menanti kehadiran sang bayi.
Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun.
Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan
dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester ketiga merupakan waktu persiapan yang aktif
terlihat dala menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua
sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang
akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran
26
uterus, keduanya menjadi hal yang terus-menerus
mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang-orang
disekitarnya kini mulai membuat rencana untuk bayi yang
dinantikan dan bahkan merencanakan baby shower. Wanita
tersebut menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai
menghindari keramaian atau seseorang atau apapun yang ia
anggap berbahaya. Ia membayangkan bahaya mengintip dalam
dunia di luar sana. Memilih nama untuk bayinya merupakan
persiapan menanti kelahiran bayi. Ia menghadiri kelas-kelas
sebagai persiapan menjadi orang tua. Pakaian-pakaian bayi
mulai dibuat atau dibeli. Kamar-kamar disusun dan dirapikan.
Sebagian besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.
Ada banyak spekulasi mengenai jenis kelamin dan wajah bayi
itu kelak.
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga.
Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan
kehidupannya sendiri, seperti: apakah nanti bayinya akan lahir
abnormal, terkait persalinan dan kelahiran (nyeri, kehilangan
kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan
menyadari bahwa ia akan bersalin atau bayinya tidak mampu
keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah
organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Mimpi-mimpi yang dialaminya merefleksikan rasa penasaran
dan ketakutannya. Ia mengalami mimpi yang sebagian besar
mengenai bayi, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi atau
27
terperangkap dalam sebuah ruangan yang sangat kecil dan
tidak mampu keluar. Ia kemudian menyibukkan diri agar tidak
memikirkan hal-hal yang menakutkan atau hal-hal lain yang
tidak diketahuinya.
Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia
mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus
lain selama ia hamil, perpisahan antara ia dan bayinya yang
tidak dapat dihindari dan perasaan kehilangan karena
uterusnya yang penuh secara tiba-tiba akan mengempis dan
ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan merupakan hal
yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih bergantung
pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena
perasaan rentannya.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik
yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa
canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang
sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada
pertengahan trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang
terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena
abdomennya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif
posisi dalam berhubungan seksual dan metode alternatif untuk
mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan
perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-
cara tersebut.
28
2. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu
keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua
makhluk hidup dalam kehidupan sehari- hari. Kecemasan
merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan
emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan pada individu dapat
memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan
sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan
hidup. Kecemasan terjadi sebagai akibat dari ancaman terhadap
harga diri atau identitas diri yang sangat mendasari bagi
keberadaan individu (Suliswati, dkk, 2005 dalam Adelina, 2014).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara
interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang
merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya. Ansietas adalah
respons emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart, 2007)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
Faktor yang paling relevan yang terkait dengan depresi
atau kecemasan antenatal adalah: kurangnya dukungan
pasangan atau sosial, sejarah pelecehan atau kekerasan dalam
rumah tangga, sejarah pribadi penyakit jiwa, kehamilan yang tidak
29
direncanakan atau diinginkan, efek samping dalam hidup dan
stres yang dirasakan tinggi, komplikasi kehamilan masa
lalu/sekarang dan kehilangan dalam kehamilan (Biaggi dkk, 2015).
Manuaba (2006) menyebutkan ada faktor-faktor yang
menyebabkan kecemasan ibu hamil menjelang persalinan
diantaranya adalah usia, pengetahuan tentang persalinan, paritas
dan pemeriksaan kehamilan.
Sedangkan Ranita (2016) menyatakan bahwa faktor-faktor
risiko penyebab timbulnya rasa cemas pada ibu hamil adalah
karakteristik ibu yang meliputi pendidikan, umur, status pekerjaan
dan faktor reproduksi yang meliputi kehamilan yang tidak
diinginkan/kehamilan yang tidak direncanakan, pengalaman
kehamilan dan persalinan sebelumnya, status kesehatan ibu,
hubungan ibu dengan pasangan dan dukungan keluarga.
c. Tingkat kecemasan
Menurut Stuart (2007), tingkatan ansietas dibagi menjadi:
1) Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi
waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ringan
ini dapat memotivasi belajar serta menghasilkan perkembangan
kreativitas.
2) Ansietas Sedang
Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk
memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan
30
yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3) Ansietas Berat
Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi
seseorang. Seseorang cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu hal yang terperinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir
tentang hal lain. Semua prilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4) Tingkat Panik
Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan
terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari
proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi
kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan
dengan kehidupan, dan jika berlangsung terus dalam waktu
yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan
kematian.
d. Kecemasan pada Ibu Hamil
Rasa khawatir dan ansietas dalam kehamilan tampaknya
relatif umum dan yang biasanya membuat wanita hamil seringkali
31
merasa cemas adalah kekhawatiran yang realistis. Pada
kenyataannya, ansietas dalam tingkat tertentu dapat berperan
sebagai faktor motivasi dalam mempersiapkan peran menjadi
orang tua.
Ada banyak kemungkinan penyebab meningkatnya
ansietas, banyak diantaranya dapat dihilangkan melalui asuhan
kebidanan yang efektif. Ansietas yang terkait dengan kehamilan
itu sendiri dapat memburuk, terutama jika kehamilan tidak
direncanakan. Faktor lain yang terkait dengan kehamilan
cenderung meningkatkan ansietas yang dapat dipahami meliputi
pengalaman yang terkait dengan komplikasi kehamilan, seperti
hipertensi akibat kehamilan, kehamilan multipel, hemoragi
antepartum atau kondisi medis yang mempredisposisi komplikasi
seperti diabetes (Christine, 2006).
Spirito et al. (1992) yang dikutip oleh Christine (2006) juga
menemukan bahwa wanita yang lebih muda dan wanita yang tidak
menikah lebih cenderung berisiko mengalami peningkatan distres
emosional. Sulit mengidentifikasi sumber ansietas untuk kelompok
wanita ini karena ada banyak faktor potensial lain yang
memengaruhi status emosional mereka.
Berbagai keluhan dapat ditimbulkan oleh kecemasan.
Keluhan tersebut dapat berupa firasat buruk, mudah tersinggung,
merasa tegang, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang serta gangguan konsentrasi. Selain itu, keluhan-keluhan
somatik juga dapat timbul pada seseorang yang mengalami
kecemasan. Misalnya rasa sakit pada otot, tulang, pendengaran
32
berdenging, dada berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan lain-lain (Hawari, 2004
dalam Adelina, 2014).
Kecemasan yang berlebihan juga dapat memberi
dampak pada perilaku ibu. Mencoba untuk menghilangkan
kecemasan dengan merokok atau dengan mengkonsumsi obat-
obatan penenang akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin, menimbulkan perasaan takut
melahirkan, dan juga depresi (Sujiono & Nurani, 2008 dalam
Adelina, 2014). Kecenderungan makan berlebihan untuk
mengatasi cemas dapat berdampak terhadap pertambahan berat
badan yang nantinya dapat menyulitkan persalinan. Namun
sebaliknya, ibu hamil yang tidak berselera makan dan tidak peduli
pada janin akan menyebabkan gangguan pertumbuhan bayi dan
kondisi mental bayi (Keswamas, 2008 dalam Adelina, 2014).
3. Usia
a. Pengertian
Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan
seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi
kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat
perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998
dalam Tuslih, 2016).
Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak
dilahirkan atau diadakan) (Hoetomo, 2005 dalam Tuslih, 2016).
33
Sedangkan usia ibu hamil adalah usia ibu yang diperoleh melalui
pengisian kuesioner.
Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi
diantaranya adalah maternal age/usia ibu. Dalam kurun
reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita
hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2
sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi
pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat
kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Sarwono, 2008 Tuslih,
2016).
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak
terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan.
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik,
emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswana, 2006).
b. Usia ibu kurang dari 20 tahun
Remaja adalah individu antara umur 10-19 tahun.
Penyebab utama kematian pada perempuan berumur 15-19 tahun
adalah komplikasi kehamilan, persalinan, dan komplikasi
keguguran. Kehamilan dini mungkin akan menyebabkan para
remaja muda yang sudah menikah merupakan keharusan sosial
(karena mereka diharapkan untuk membuktikan kesuburan
mereka), tetapi remaja tetap menghadapi risiko-risiko
kesehatan sehubungan dengan kehamilan dini dengan tidak
memandang status perkawinan mereka (Tuslih, 2016).
34
Kehamilan yang terjadi pada sebelum remaja
berkembang secara penuh, juga dapat memberikan risiko
bermakna pada bayi termasuk cedera pada saat persalinan,
berat badan lahir rendah, dan kemungkinan bertahan hidup
yang lebih rendah untuk bayi tersebut.
Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan
kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin
karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Penyulit
pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan
kurun waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan
tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan
tekanan (stress) psikologi, sosial, ekonomi, sehingga
memudahkan terjadinya keguguran (Manuaba, 1998 dalam
Tuslih, 2016).
Manuaba (2007), menambahkan bahwa kehamilan
remaja dengan usia di bawah 20 tahun mempunyai risiko:
1) Sering mengalami anemia
2) Gangguan tumbuh kembang janin
3) Keguguran, prematuritas, atau BBLR
4) Gangguan persalinan
5) Preeklampsi
6) Perdarahan antepartum
Para remaja yang hamil di negara-negara berkembang
seringkali mencari cara untuk melakukan aborsi. Di negara-
negara di mana aborsi adalah ilegal atau dibatasi oleh
ketentuan usia, para remaja ini mungkin akan mencari
35
penolong ilegal yang mungkin tidak terampil atau berpraktik di
bawah kondisi-kondisi yang tidak bersih. Aborsi yang tidak
aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara
para remaja (Tuslih, 2016).
c. Usia ibu lebih dari 35 tahun
Risiko keguguran spontan tampak meningkat dengan
bertambahnya usia terutama setelah usia 30 tahun, baik
kromosom janin itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih
tua, lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal
atau abnormal (Murphy, 2000 dalam Tuslih, 2016).
Semakin lanjut usia wanita, semakin tipis cadangan telur
yang ada, indung telur juga semakin kurang peka terhadap
rangsangan gonadotropin. Makin lanjut usia wanita, maka risiko
terjadi abortus, makin meningkat karena menurunnya kualitas sel
telur atau ovum dan meningkatnya risiko kejadian kelainan
kromosom (Samsulhadi, 2003 dalam Tuslih, 2016).
4. Paritas
a. Pengertian
Paritas adalah keadaan melahirkan anak baik hidup
ataupun mati, tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya.
Dengan demikian, kelahiran kembar hanya dihitung sebagai
satu kali paritas (Stedman, 2003 dalam Widyaya, 2016)
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai
oleh seorang perempuan (BKKBN, 2006).
36
Paritas adalah kelahiran bayi yang mampu bertahan hidup.
Paritas dicapai pada usia kehamilan 20 minggu atau berat janin
500 gram (Varney, 2006).
b. Klasifikasi Jumlah Paritas
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang
perempuan dapat dibedakan menjadi:
1) Nullipara
Nullipara adalah perempuan yang belum pernah
melahirkan anak sama sekali (Manuaba, 2009 dalam Widyaya,
2016).
2) Primipara
Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan
seorang anak, yang cukup besar untuk hidup didunia luar
(Varney, 2006 dalam Widyaya, 2016).
3) Multipara
Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan
seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2005 dalam
Widyaya, 2016).
5. Dukungan Suami
a. Pengertian
Dukungan suami sering dikenal dengan istilah lain yaitu
dukungan yang berupa simpati, yang merupakan bukti
kasih sayang, perhatian dan keinginan untuk mendengarkan
keluh kesah orang lain. Kebutuhan, kemampuan dan
sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan
seseorang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang
37
dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Dukungan
suami merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada
keluarga berupa informasi dan nasehat, yang mana membuat
penerima dukungan akan merasa disayang dan dihargai
(Aprianawati dan Sulistyorini, 2007).
Menurut Wangmuba (2009) yang dikutip oleh Adelina
(2014), dukungan suami adalah sumber daya sosial
dalam menghadapi suatu peristiwa yang menekan dan
perilaku menolong yang diberikan pada individu yang
membutuhkan dukungan. Dukungan suami merupakan unsur
terpenting dalam membantu individu dalam menyelesaikan
masalah, apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan
bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang
terjadi akan meningkat (Tamher dan Noorkasiani, 2009 dalam
Adelina, 2014).
Dukungan suami menjadikan suami mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian sehingga akan
meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.
Dukungan dibagi menjadi dua, dukungan eksternal dan internal.
Dukungan keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan,
tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok
rekreasi, tempat ibadah dan praktisi kesehatan. Dukungan
keluarga dari internal antara lain dukungan dari suami dan istri,
dari saudara kandung atau dukungan dari anak (Setiadi, 2008
dalam Adelina, 2014).
b. Jenis Dukungan Suami
38
Menurut Nursalam dan Kurniawati (2007) membedakan
empat jenis dukungan suami yang meliputi :
1) Dukungan emosional
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati,
kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan
(Nursalam dan Kurniawati, 2007 dalam Adelina, 2014).
Sedangkan menurut Setiadi (2008 dalam Adelina, 2014),
setiap orang membutuhkan dukungan emosional dari orang
lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta,
kepercayaan dan penghargaan. Dengan demikian
seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak
menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain
yang memperhatikan, dan mau mendengarkan keluhannya
bahkan mau membantu memecahkan masalah yang
dihadapinya.
2) Dukungan penghargaan
Menurut Nursalam dan Kurniawati (2007), dukungan
penghargaan terjadi melalui ungkapan hormat atau
penghargaan positif untuk orang lain, dorongan maju atau
persetujuan dengan perasaan individu dan perbandingan
positif orang itu dengan orang lain, misalnya orang itu kurang
mampu atau lebih buruk keadaanya.
Bantuan penilaian atau penghargaan yaitu suatu bentuk
penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain
berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian
39
ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat
berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial
keluarga maka penghargaan yang sangat membantu
adalah penilaian yang positif (Setiadi, 2008 dalam Adelina,
2014).
3) Dukungan instrumental
Dukungan instrumental mencakup dukungan langsung,
misalnya orang memberi pinjaman uang kepada orang yang
membutuhkan atau menolong dengan memberi pekerjaan
pada orang yang tidak mempunyai pekerjaan (Nursalam dan
Kurniawati, 2007).
Dukungan instrumental yaitu keluarga merupakan
sumber pertolongan praktis dan konkrit. Bantuan instrumental
bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan
aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang
dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang
dihadapinya misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap
dan memadai bagi penderita (Setiadi, 2008 dalam Adelina,
2014).
4) Dukungan informatif
Menurut Nursalam dan Kurniawati (2007), dukungan
informatif mencakup pemberian nasehat, saran,
pengetahuan dan informasi. Dukungan ini meliputi memberikan
nasehat, petunjuk, masukan atau penjelasan bagaimana
40
seseorang bersikap dan bertindak dalam menghadapi
situasi yang dianggap membebani.
5) Dukungan spritual
Spritual adalah hubungannya dengan yang maha
kuasa dan maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan
yang dianut oleh individu. Setiap individu dipengaruhi oleh
budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan
ide-ide tentang kehidupan. Spritual juga memberikan suatu
perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan
antara diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain
dengan lingkungan) dan tranpersonal (hubungan yang tidak
dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan ketuhanan yang
merupakan kekuatan tertinggi). Dukungan spritual merupakan
membantu seseorang untuk merasakan keseimbangan
dan hubungan dengan kekuatan besar. Adanya ketakutan atau
kecemasan dapat menimbulkan perasaan kacau yang dapat
membuat seseorang membutuhkan ketenangan pada
dirinya dan ketenangan yang paling besar adalah
bersama tuhan (Setiadi, 2008 dalam Adelina, 2014).
c. Dukungan Suami Terhadap Kehamilan
Menurut Aprillia (2011) dalam Adelina (2014), hal-hal
yang harus dilakukan suami kepada ibu hamil adalah :
1) Sebagai penyemangat
Suami harus membantu istri untuk mengatasi rasa
cemas dan takut ketika istri mulai memikirkan tentang
menghadapi proses persalinan. Misalnya, dengan
41
mengalihkan perhatiannya dengan cara mengajaknya
berbelanja keperluan untuk calon bayi. Hal tersebut dapat
membuat istri merasa senang dan dapat mengurangi rasa
cemas dan ketakutan.
2) Membantu meringankan berbagai keluhan
Suami harus membantu meringankan keluhan istri
ketika istri sering mengeluh sakit, pegal, ngilu dan berbagai
rasa tidak nyaman pada tubuhnya, terutama pada
punggungdan panggul, dengan memijat belakang tubuhnya.
3) Memberikan pujian
Ketika istri merasa penampilannya tidak menarik karena
perubahan bentuk fisiknya, suami harus tetap
memberikan pujian bahwa istrinya cantik dan menarik
walaupun terjadi berbagai perubahan fisik pada diri istri.
4) Membantu mengatasi masalah sulit tidur
Pada saat memasuki kehamilan trimister III, istri
sering mengeluh sulit tidur karena perutnya yang semakin
membesar itu akan membuatnya tidak nyaman ketika
berbaring. Tugas suami adalah harus siap untuk membantu
dan menemani istri saat ia sulit tidur.
B. Landasan Teori
Kehamilan adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh seorang
ibu namun saat kehamilan, terjadi perubahan-perubahan yang
menyebabkan ibu menjadi tidak nyaman. Selain menimbulkan
42
perubahan fisik, kehamilan juga menimbulkan perubahan dan adaptasi
psikologis bagi ibu hamil. Membesarnya janin dalam kandungan
mengakibatkan calon ibu letih, tidak nyaman, tidak dapat tidur nyenyak,
sering mendapat kesulitan bernapas dan beban fisik lainnya.
Semua pengalaman ini mengakibatkan timbulnya kecemasan,
ketegangan, konflik batin dan lain-lain. Terutama pada trimester III,
pergerakan bayi akan semakin sering dirasakan oleh calon ibu.
Perasaan tersebut menimbulkan kecemasan tersendiri bagi seorang ibu
seperti takut kalau sewaktu-waktu bayinya lahir, apakah bayinya akan
terlahir normal, dan hal-hal lain terkait kondisi bayinya.
Suasana psikologis ibu yang tidak mendukung akan mempersulit
proses persalinan. Cemas yang berlebihan, khawatir dan takut
tanpa sebab pada ibu hamil, dapat memicu kondisi yang berujung
pada stres (Amalia, 2009 dalam Adelina, 2014). Ibu hamil yang
mengalami kecemasan selama kehamilan akan meningkatkan resiko
ketidak seimbangan emosional ibu setelah melahirkan. Cemas selama
kehamilan juga meningkatkan resiko keterlambatan perkembangan
motorik dan mental janin, serta dapat menyebabkan colic pada bayi
baru lahir (Bakshi, 2008 dalam Adelina, 2014).
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal
pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun
ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang
terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat
43
kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Sarwono, 2008 Tuslih,
2016).
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu
muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang
perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan
ekonomi (Ruswana, 2006). Usia ibu yang kurang dari 20 tahun rentan
mengalami kecemasan karena kurangnya pengalaman dalam
kehamilan dan persalinan. Sementara usia ibu yang lebih dari 35
berisiko tinggi untuk melahirkan, hal tersebut yang mendorong ibu
merasa cemas dan takut dengan proses persalinan yang akan
dijalaninya.
Pengalaman kehamilan dan persalinan dapat menjadi catatan
bagi ibu yang sedang hamil untuk bisa memahami perubahan-
perubahan yang terjadi. Ibu nullipara yang belum pernah melahirkan
sebelumnya cenderung mengalami kecemasan dan takut menghadapi
proses persalinan karena belum mempunyai pengalaman tentang
persalinan, sedangkan ibu yang sudah pernah melewati proses bersalin
(primipara dan multipara) merasa cemas akibat teringat akan sakit dari
persalinan yang pernah dialaminya. Terutama ibu yang mempunyai
pengalaman kehamilan maupun persalinan dengan penyulit maka
kemungkinan tingkat kecemasannya semakin tinggi.
Disaat ibu mengalami kecemasan, dukungan dari suami dan
keluarga sangat diperlukan. Dukungan-dukungan dari suami dapat
berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan
instrumental, dukungan informatif dan dukungan spiritual.
44
Pendampingan suami serta keluarga dapat membantu ibu untuk
mengatasi kecemasan dalam menghadapi persalinannya.
C. Kerangka Teori
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Manuaba (2006), Biaggi (2015)
& Ranita (2016)
Kehamilan
Trimester I Trimester II Trimester III
Perubahan
Fisik
Perubahan Psikologis
1. Ketakutan
2. Kecemasan
Faktor risiko kecemasan :
1. Usia
2. Pengetahuan tentang persalinan
3. Paritas
4. Pemeriksaan kehamilan
5. Pendidikan
6. Status pekerjaan
7. Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan
8. Dukungan suami atau keluarga
9. Status kesehatan ibu
10. Komplikasi kehamilan masa lalu/sekarang
11. Sejarah pribadi penyakit jiwa
Tingkatan cemas:
1. Cemas ringan
2. Cemas sedang
3. Cemas berat
4. Panik
45
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel independen = Usia, paritas dan dukungan suami pada ibu
hamil trimester III
Variabel dependen = Tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan
F. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Alternative (Ha)
a. Terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan
b. Terdapat hubungan antara paritas ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan
Usia Ibu
Hamil
Trimester III
Paritas Ibu
Hamil
Trimester III
Tingkat
Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan
Dukungan
Suami pada
Ibu Hamil
Trimester III
46
c. Terdapat hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil
trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan
2. Hipotesis Nol (H0)
a. Tidak ada hubungan antara usia ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan
b. Tidak ada hubungan antara paritas ibu hamil trimester III dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan
c. Tidak ada hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil
trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang
mana jenis penelitian ini merupakan survei atau penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu
terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara
fenomena atau antara faktor risiko dengan faktor efek menggunakan
pendekatan cross sectional yang mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach) (Notoatmodjo, 2010).
Gambar 3. Rancangan Penelitian
Ibu Hamil Trimester III
1. Usia <20 tahun dan >35
tahun
2. Paritas nullipara
3. Suami tidak mendukung
Ibu mengalami kecemasan menjelang
persalinan
1. Usia 20 – 35 tahun
2. Paritas primipara dan
multipara
3. Suami mendukung
Ibu mengalami kecemasan menjelang
persalinan
Ibu tidak mengalami kecemasan menjelang
persalinan
Ibu tidak mengalami kecemasan menjelang
persalinan
48
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei tahun 2018
pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo yang
mencakup 19 posyandu dalam empat kelurahan, yakni:
1. Kelurahan Wundudopi
a. Posyandu Bukit Seruni
b. Posyandu Bukit Indah
c. Posyandu Elektrik
d. Posyandu Asoka
2. Kelurahan Lepo-Lepo
a. Posyandu Kamboja
b. Posyandu Pelangi
c. Posyandu Anggrek
3. Kelurahan Baruga
a. Posyandu Bougenvil
b. Posyandu Manula
c. Posyandu Griya Baruga Indah
d. Posyandu Latjinta Dua
e. Posyandu Kemala Bhayangkara
f. Posyandu Nusa Indah
g. Posyandu Nanga-nanga
4. Kelurahan Watubangga
a. Posyandu Beringin
b. Posyandu Sanggoleo
c. Posyandu Teratai
49
d. Posyandu Mawar
e. Posyandu Mekar
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti disebut
populasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang memeriksakan
kehamilannya di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo pada periode
Januari - April tahun 2018 sebanyak 192 ibu hamil.
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2010), sampel adalah objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam mengambil
sampel penelitian ini digunakan cara atau teknik-teknik tertentu,
sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakili populasinya
a. Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester
III yang memeriksakan kehamilannya ke wilayah kerja Puskesmas
Lepo-Lepo. Dengan jumlah populasi kecil atau lebih kecil dari
10.000, maka digunakan formula sebagai berikut:
n =N
1 + N (d2)
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
50
Sehingga dengan jumlah populasi 192, maka dapat
ditentukan besar sampel sebagai berikut:
n =192
1+192(0,052) =
192
1+192 (0,0025) =
192
1.48 = 129.72 = 130
Jadi, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
sebesar 130 ibu hamil.
b. Teknik Sampling dan Kriteria Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil secara non random
sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas
kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata
hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan semata
(Notoatmodjo, 2010). Teknik yang digunakan adalah accidental
sampling. Kriteria sampel yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:
1) Kriteria Inklusi
a) Ibu hamil dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu
b) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden
2) Kriteria Eksklusi
a) Ibu hamil yang sedang sakit
b) Ibu hamil yang tidak bisa baca tulis
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Variabel Independen
a. Usia Ibu Hamil Trimester III
Usia adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan hingga
berulang tahun dan diukur dalam satuan waktu. Pengukuran usia
51
dengan metode wawancara dan menggunakan alat ukur kuesioner.
Kriteria objektif :
a) Bukan risiko tinggi : umur 20 – 35 tahun
b) Risiko tinggi : < 20 tahun atau > 35
tahun
(Ruswana, 2006)
b. Paritas Ibu Hamil Trimester III
Paritas adalah banyaknya kelahiran yang hidup tanpa
melihat jumlah anak setiap kelahiran, sehingga kelahiran kembar
dihitung satu kali paritas. Pengukuran paritas dilakukan dengan
metode wawancara dan menggunakan alat ukur kuesioner. Kriteria
objektif :
a) Nullipara : seorang perempuan yang belum pernah
melahirkan anak sama sekali (Manuaba, 2009 dalam
Widyayanti, 2016)
b) Primipara : perempuan yang telah pernah melahirkan anak satu
kali (Varney, 2006 dalam Widyayanti, 2016)
c) Multipara : perempuan yang telah melahirkan dua hingga
empat kali (Prawirohardjo, 2005 dalam Widyayanti, 2016)
c. Dukungan Suami pada Ibu Hamil Trimester III
Dukungan suami merupakan unsur terpenting dalam
menghadapi masalah, yang mana membuat penerima dukungan
merasa disayangi dan dihargai. Pengukuran dukungan suami
dilakukan dengan metode wawancara dan menggunakan alat ukur
kuesioner. Kriteria objektif :
52
a) Kurang : skor 1 - 17
b) Cukup : skor 18 - 34
c) Baik : skor 35 – 68
(Adelina, 2014)
Untuk keperluan analisis, maka kategori dukungan suami
dikelompokkan menjadi 2 kategori, yakni:
a) Tidak mendukung : skor 1 - 34
b) Mendukung : skor 35 - 68
2. Variabel Dependen : Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
Persalinan
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian
intelektual akan bahaya yang mengancam harga diri atau identitas diri
dan tidak memiliki objek yang spesifik. Pengukuran tingkat
kecemasan dilakukan dengan metode angket dan menggunakan alat
ukur HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety). Kriteria objektif :
a. Skor < 14 : tidak ada kecemasan
b. Skor 14 – 20 : kecemasan ringan
c. Skor 21 – 27 : kecemasan sedang
d. Skor 28 – 41 : kecemasan berat
e. Skor 42 – 56 : kecemasan sangat berat
(Satyono, 2010)
Untuk keperluan analisis, maka kategori kecemasan
dikelompokkan menjadi 2 kategori, yakni:
a. Skor < 14 : Tidak cemas
b. Skor ≥14 : Cemas
53
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek
sebagai sumber informasi yang dicari (Siswanto dkk, 2014).
Dalam penelitian ini, data primer berupa jawaban atas pertanyaan
yang diberikan kepada responden melalui kuesioner.
b. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang
diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari
subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data
dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Siswanto dkk,
2014). Data sekunder didapatkan dari Profil Tahunan Puskesmas
Lepo-Lepo.
2. Cara Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan dua cara, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran
penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut (face to face). Jadi, data tersebut diperoleh
langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau
percakapan. Wawancara sebagai pembantu utama dari metode
observasi. Gejala-gejala sosial yang tidak dapat terlihat atau
54
diperoleh melalui observasi dapat digali dari wawancara
(Notoatmodjo, 2010).
Wawancara yang dimaksud adalah wawancara terpimpin
(structured interview) yang dilakukan berdasarkan pertanyaan-
pertanyaan yang telah disusun dalam kuesioner demografi dan
kuesioner dukungan suami serta telah mencakup semua variabel
yang akan diteliti.
b. Angket
Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu
penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak
menyangkut kepentingan umum (orang banyak). Angket ini
dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang
berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah
subjek untuk mendapat tanggapan, informasi, jawaban dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini, metode ini menggunakan parameter
HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) yang diberikan kepada
responden untuk dijawab.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data berkaitan dengan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan adalah:
1. Kuesioner demografi yang memuat data karakteristik responden
seperti usia, pendidikan, pekerjaan dan paritas.
55
2. Kuesioner dukungan suami yang berisi 17 kriteria dengan penilaian
setiap kriteria menggunakan skor 1 – 4 yang dapat diisi sebagai
berikut:
Skor 1 = Tidak pernah
Skor 2 = Jarang
Skor 3 = Sering
Skor 4 = Selalu
Jumlah total skor yang diisi oleh responden terbagi menjadi 3
kategori, yakni:
a. Kurang : skor 1 - 17
b. Cukup : skor 18 - 34
c. Baik : skor 35 – 68
Untuk keperluan analisis, maka kategori dukungan suami
dikelompokkan menjadi 2 kategori, yakni:
a. Tidak mendukung : skor 1 - 34
b. Mendukung : skor 35 - 68
3. Kuesioner tingkat kecemasan yang berisi 14 kriteria dengan
penilaian setiap kriteria menggunakan skor 0 – 4 yang dapat diisi
sebagai berikut:
0 = tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 = ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)
2 = sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 = berat (lebih dari separuh gejala yang ada)
4 = sangat berat (semua gejala ada)
56
Jumlah total skor yang diisi oleh responden, terbagi menjadi
beberapa kategori:
a. Skor < 14 : tidak ada kecemasan
b. Skor 14 – 20 : kecemasan ringan
c. Skor 21 – 27 : kecemasan sedang
d. Skor 28 – 41 : kecemasan berat
e. Skor 42 – 56 : kecemasan sangat berat
Untuk keperluan analisis maka kategori tersebut
dikelompokkan menjadi 2 kategori, yakni:
a. Skor < 14 : Tidak cemas
b. Skor ≥14 : Cemas
G. Pengolahan, Penyajian dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Proses kegiatan analisis data/pengolahan data ini terdiri dari 3
jenis kegiatan, yaitu:
a. Memeriksa data
Yang dimaksud memeriksa atau proses editing adalah memeriksa
data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan,
kartu, buku register dan lain-lain.
b. Memberi kode (koding)
Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian tersebut
adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-
masing data yang sudah diklasifikasikan.
c. Tabulasi data (Tabulating)
57
Yang dimaksud yaitu menyusun dan mengorganisir data
sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk
dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
atau grafik.
(Imron & Munif, 2010 dalam Siswanto dkk, 2014)
2. Penyajian Data
Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dinarasikan dalam bentuk deskriptif sehingga dapat
dihasilkan kesimpulan hasil penelitian.
3. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisis Univariate
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Untuk
mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden yang
meliputi usia, paritas, tingkat pendidikan dan tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan digunakan rumus:
𝑃𝑖 =𝑓𝑖
𝑁x 100
Keterangan:
Pi = persentase masing-masing kelompok
fi = frekuensi atau jumlah pada setiap kelompok
N = total sampel penelitian
58
Total persentase harus sama dengan seratus persen (100%)
b. Analisis Bivariate
Analisis bivariate yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).
Analisis bivariate ini akan digunakan untuk mengetahui hubungan
antara usia ibu hamil trimester III dengan tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan, hubungan antara paritas ibu hamil
trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan dan hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil
trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan.
Jenis analisis yang digunakan adalah Chi-Square Test (Uji
Chi Kuadrat) dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji Chi Kuadrat
dijabarkan dengan rumus sebagai berikut :
𝑋2 = ∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒)²
𝑓𝑒
Keterangan:
X2 = nilai Chi Kuadrat
fo = frekuensi observasi (observed frequencies)
fe = frekuensi harapan (expected frequencies)
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Lepo-Lepo merupakan puskesmas perawatan
(Kebidanan dan Unit Gawat Darurat) yang terletak di Jl. Christina M.
Tiahahu No. 117, Kota Kendari. Luas wilayah kerja Puskesmas Lepo-
Lepo adalah 13.130 Ha dan terdiri dari 4 kelurahan, yaitu : Lepo-Lepo,
Wundudopi, Watubangga dan Baruga. Batas-batas wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Kec. Wua-Wua dan Kec. Kadia
b. Sebelah selatan : Kec. Poasia
c. Sebelah timur : Kec. Konda (Kab. Konawe Selatan)
d. Sebelah barat : Kec. Ranomeeto (Kab. Konawe Selatan)
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Berikut ini distribusi responden menurut usia, paritas,
dukungan suami dan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan :
a. Usia
Usia responden dibagi menjadi dua, yakni bukan risiko
tinggi dan risiko tinggi.
60
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Usia di Wilayah Kerja
Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018.
Usia Frekuensi (n) Persentase (%)
Bukan risiko tinggi 112 86,2
Risiko tinggi 18 13,8
Total 130 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel diatas menunjukkan dari 130 responden, mayoritas
responden berada pada usia yang bukan risiko tinggi yaitu 112
responden (86,2%) diikuti jumlah responden dengan usia risiko
tinggi sebanyak 18 responden (13,8%).
b. Paritas
Responden memiliki paritas yang berbeda dan
dikategorikan menjadi tiga, yakni nullipara, primipara dan
multipara.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Paritas di Wilayah
Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018.
Paritas Frekuensi (n) Persentase (%)
Nullipara 34 26,2
Primipara 44 33,8
Multipara 52 40,0
Total 130 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel diatas menunjukkan dari 130 responden, multipara
memiliki jumlah responden terbanyak yaitu sebanyak 52
responden (40,0%), diikuti primipara dengan jumlah responden
sebanyak 44 responden (33,8%), nullipara sebanyak 34
responden (26,2%).
61
c. Dukungan Suami
Dukungan suami pada reponden dibagi ke dalam tiga
kategori, yakni kurang, cukup dan baik.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Dukungan Suami di
Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018.
Dukungan Suami Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak Mendukung 48 36,9
Mendukung 82 63,1
Total 130 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel diatas menunjukkan dari 130 responden, responden
dengan suami yang mendukung merupakan yang paling banyak
yakni 82 (63,1%) diikuti oleh suami yang tidak mendukung yakni
48 responden (36,9%).
d. Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan
Tingkat kecemasan yang diukur dengan HARS dibagi menjadi
dua kategori yakni tidak cemas dan cemas.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan
dalam Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018.
Tingkat Kecemasan Frekuensi (n) Persentase (%)
Tidak Cemas 58 44,6
Cemas 72 55,4
Total 130 100 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel diatas menunjukkan dari 130 responden, yang tidak
mengalami kecemasan sebanyak 58 responden (44,6%) dan yang
mengalami kecemasan sebanyak 72 responden (55,4%).
62
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariate ini akan digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Analisis yang
digunakan adalah Chi-Square Test (Uji Chi Kuadrat) dengan
confidence interval (CI) 95%.
Hubungan antara usia, paritas dan dukungan suami pada ibu
hamil trimester III dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.5 Distribusi usia dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-
Lepo tahun 2018.
Variabel Usia
Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan
n X2 p value Tidak Cemas
Cemas
n % n %
Bukan risiko tinggi
50 44,6 62 55,4 112
0,000 0,987 Risiko tinggi 8 44,4 10 55,6 18
Total 58 44,6 72 55,4 130 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel 4.5 hasil penelitian usia dengan tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan diatas menunjukkan bahwa dari 112
responden berusia bukan risiko tinggi, yang tidak cemas sebanyak
50 responden (44,6%) dan yang cemas sebanyak 62 responden
(55,4%). Sedangkan dari 18 responden berusia risiko tinggi, yang
tidak cemas sebanyak 8 responden (44,4%) sedangkan yang cemas
sebanyak 10 responden (55,6%).
63
Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 1, X2 hitung 0,000 <
X2 tabel 3,481, nilai p value = 0,987 (0,987 > 0,05) maka Ho diterima
dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan antara usia ibu hamil
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Tabel 4.6 Distribusi paritas dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-
Lepo tahun 2018.
Variabel Paritas
Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan
n X2 p value Tidak Cemas
Cemas
n % n %
Nullipara 13 38,2 21 61,8 34
1,079 0,583 Primipara 22 50 22 50 44
Multipara 23 45,1 29 55,8 52
Total 58 44,6 72 55,4 130 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel 4.6 hasil penelitian paritas dengan tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan diatas menunjukkan bahwa dari 34
responden nullipara, yang tidak cemas sebanyak 13 responden
(38,2%) dan yang cemas sebanyak 21 responden (61,8%). Dari 44
responden primipara, yang tidak cemas sebanyak 22 responden
(50%) dan yang cemas sebanyak 22 responden (50%). Dari 52
responden multipara, yang tidak cemas sebanyak 23 responden
(45,1%) dan yang cemas sebanyak 29 responden (55,8%)..
Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 2, X2 hitung 1,079 <
64
X2 tabel 5,991, nilai p value = 0,583 (0,583 > 0,05) maka Ho diterima
dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan antara paritas ibu hamil
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Tabel 4.7 Distribusi dukungan suami dengan tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Lepo-Lepo tahun 2018.
Variabel Dukungan Suami
Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
Persalinan n X2 p value
Tidak Cemas
Cemas
n % n %
Tidak Mendukung 13 27,1 35 72,9 48
9,466 0,002 Mendukung 45 54,9 37 45,1 82
Total 58 44,6 72 55,4 130 Sumber: Data Primer (diolah), 2018
Tabel 4.7 hasil penelitian dukungan suami dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan diatas menunjukkan
bahwa dari 48 responden dengan suami tidak mendukung, yang
tidak cemas sebanyak 13 responden (27,1%) dan yang cemas
sebanyak 35 responden (72,9%). Sedangkan dari 82 responden
dengan suami mendukung, yang tidak cemas sebanyak 45
responden (54,9%) dan yang cemas sebanyak 37 responden
(45,1%).
Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 1, X2 hitung 9,466 >
X2 tabel 3,841, nilai p value = 0,002 (0,002 < 0,05) maka Ho ditolak
65
dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara dukungan suami pada
ibu hamil dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan.
C. Pembahasan
1. Hubungan Usia dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
Persalinan
Hasil penelitian usia dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo
tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 112 responden berusia bukan
risiko tinggi, yang tidak cemas sebanyak 50 responden (44,6%) dan
yang cemas sebanyak 62 responden (55,4%). Sedangkan dari 18
responden berusia risiko tinggi, yang tidak cemas sebanyak 8
responden (44,4%) sedangkan yang cemas sebanyak 10 responden
(55,6%).
Dari analisis statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh
hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 1, X2 hitung 0,000 <
X2 tabel 3,481, nilai p value = 0,987 (0,987 > 0,05) maka Ho diterima
dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan antara usia ibu hamil
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan. Peneliti
berpendapat bahwa usia tidak mempengaruhi tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan karena bukti yang didapat di tempat
penelitian berbeda dengan teori, yaitu usia bukan risiko tinggi
seharusnya tidak mengalami kecemasan dan usia risiko tinggi
mengalami kecemasan. Hasil wawancara dengan beberapa
responden yang berusia bukan risiko tinggi di tempat penelitian,
66
mayoritas mengakui bahwa mereka merasakan perasaan cemas
menjelang persalinan. Hal tersebut kemungkinan dipicu oleh faktor-
faktor selain usia, salah satunya seperti dukungan suami.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Zamriati dkk (2013)
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan (p value = 0,022). Hal
tersebut juga tidak sesuai dengan Heriani (2016) yang menyatakan
ada hubungan bermakna antara usia dengan tingkat kecemasan
dalam menghadapi persalinan (p value = 0,002). Usia seorang
wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu
tua. Umur yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun,
berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk
hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi
(Ruswana, 2006).
Menurut Manuaba (dalam Pasaribu, 2014) usia seseorang
dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut
hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami
komplikasi dibanding wanita yang hamil di bawah usia reproduksi
ataupun di atas usia reproduksi. Kecemasan pada kehamilan dapat
dihubungkan dengan usia ibu yang memberi dampak terhadap
perasaan takut dan cemas yaitu di bawah usia <20 tahun karena
kondisi fisik belum 100% siap serta di atas >35 tahun berisiko lebih
tinggi mengalami penyulit obstetrik serta morbiditas dan mortalitas
perinatal.
67
2. Hubungan Paritas dengan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan
Hasil penelitian paritas dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo
tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 34 responden nullipara, yang
tidak cemas sebanyak 13 responden (38,2%) dan yang cemas
sebanyak 21 responden (61,8%). Dari 44 responden primipara, yang
tidak cemas sebanyak 22 responden (50%) dan yang cemas
sebanyak 22 responden (50%). Dari 52 responden multipara, yang
tidak cemas sebanyak 23 responden (45,1%) dan yang cemas
sebanyak 29 responden (55,8%)..
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Chi
Square diperoleh hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 2,
X2 hitung 1,079 < X2 tabel 5,991, nilai p value = 0,583 (0,583 > 0,05)
maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan antara
paritas ibu hamil dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Zamriati dkk (2013)
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara paritas dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan (p value = 0,000).
Hal tersebut juga tidak sesuai dengan Heriani (2016) yang
menyatakan ada hubungan bermakna antara usia dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan(p value = 0,008).
Menurut Kartono (1992) bagi primigravida, kehamilan yang
dialaminya merupakan pengalaman pertamakali sehingga trimester
68
III dirasakan semakin mencemaskan karena semakin dekat dengan
proses persalinan. Ibu akan cenderung merasa cemas dengan
kehamilannya, merasa gelisah dan takut menghadapi persalinan,
mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya
kecemasan. Sedangkan ibu yang pernah hamil sebelumnya
(multigravida) mungkin kecemasan berhubungan dengan
pengalaman masa lalu yang pernah dialaminya (Astria, 2009)
3. Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan dalam
Menghadapi Persalinan
Dari hasil penelitian dukungan suami dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan di wilayah kerja
Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018 menunjukkan bahwa dari 48
responden dengan suami tidak mendukung, yang tidak cemas
sebanyak 13 responden (27,1%) dan yang cemas sebanyak 35
responden (72,9%). Sedangkan dari 82 responden dengan suami
mendukung, yang tidak cemas sebanyak 45 responden (54,9%) dan
yang cemas sebanyak 37 responden (45,1%).
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji Chi
Square diperoleh hasil dimana pada taraf signifikan α = 0,05, df = 1,
X2 hitung 9,466 > X2 tabel 3,841, nilai p value = 0,002 (0,002 < 0,05)
maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara
dukungan suami pada ibu hamil dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi persalinan. Dari hasil wawancara dengan beberapa
responden, sebagian responden mengatakan mendapat dukungan
69
dari suami namun menunjukkan gejala-gejala kecemasan saat
wawancara berlangsung.
Penelitian ini sejalan dengan Adelina (2014) yang
menyatakan ada hubungan antara dukungan suami dengan tingkat
kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan (p value = 0,011).
Dukungan keluarga khususnya suami sangat berperan dalam
menjaga atau mempertahankan integritas seseorang baik secara
fisik ataupun psikologis. Seseorang dalam keadaan stress akan
mencari dukungan dari orang lain sehingga dengan adanya
dukungan tersebut, maka diharapkan dapat mengurangi kecemasan
(Aprianawati, 2007).
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
hubungan usia, paritas dan dukungan suami pada ibu hamil trimester III
di wilayah kerja Puskesmas Lepo-Lepo tahun 2018, maka peneliti
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Responden yang berusia bukan risiko tinggi (86,2%) lebih banyak
dibandingkan dengan yang berusia risiko tinggi (13,8%).
2. Responden yang paling banyak dengan paritas multipara (40,0%)
dan paling sedikit dengan paritas nullipara (26,2%).
3. Responden dengan suami mendukung (63,1%) lebih banyak
dibandingkan responden dengan suami tidak mendukung (36,9%).
4. Responden yang mengalami kecemasan (55,4%) lebih banyak
dibanding yang tidak mengalami kecemasan (44,6%).
5. Tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan dimana pada uji Chi
Square diperoleh nilai p value = 0,987.
6. Tidak ada hubungan antara paritas ibu hamil dengan tingkat
kecemasan dalam menghadapi persalinan dimana pada uji Chi
Square diperoleh nilai p value = 0,583
7. Ada hubungan antara dukungan suami pada ibu hamil dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan dimana pada uji
Chi Square diperoleh nilai p value = 0,002.
71
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Lepo-Lepo
Memberikan ruang konseling khusus bagi bidan dan ibu hamil
untuk meningkatkan kualitas konseling dan memberi privasi lebih
bagi klien.
2. Bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan
a. Tetap memberikan konseling support atau dukungan pada ibu
hamil dan keluarga terutama ibu hamil trimester III yang sedang
bersiap untuk menghadapi persalinan.
b. Dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan lain di
puskesmas untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan melalui pelatihan serta penyuluhan kepada kader
posyandu terutama masalah perubahan psikologis pada ibu
hamil.
72
DAFTAR PUSTAKA
Adelina, E. 2014. Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil dalam menghadapi Persalinan di Puskesmas Turi Sleman. Skripsi. STIKES Alma Ata Yogyakarta. http://latihan. jurnalindonesia.org/index.php/jnki/article/download/195/68 (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Aprianawati, R. B. & Sulistyorini, I. R. 2007. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Ibu Hamil menghadapi Kelahiran Anak Pertama pada Masa Triwulan Ketiga. Jurnal Psikologi. https://skripsi stikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Ardiani, A.K . 2013. Perbedaan Curah Saliva pada Wanita Hamil Trimester I, Trimester 2 dan Trimester 3. KTI. Universitas Diponegoro. http:// eprints.undip.ac.id/43723/3/Anindita_Kusuma_Ardiani_G2A009148_BabIIKTI.pdf (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Astria, Y. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Tahun 2009. Jurnal Penelitian. Jakarta: UIN syarif Hidayatullah Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 - Lab Mandat. http://labdata.litbang.depkes. go.id/riset-badan-litbangkes/menu-riskesnas/menu-riskesdas/374-rk d-2013 (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Biaggi, A., Conroy, S., Pawlby, S., & Pariante, C.M. 2015. Identifying The Women at Risk of Antenatal Anxiety and Depression: A systematic Review. Journal of Affective Disorders. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pmc/articles/PMC4879174/ (diunduh pada tanggal 9 Februari 2018)
BKKBN. 2006. Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi Konseling. Jakarta: BKKBN
Christine, H. & Jones, K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Ria Anjarwati, Renata Komalasari & Dian Adiningsih, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Dennis, CL., Falah-Hassani, K. & Shiri, R. 2017. Prevalence of Antenatal and Postnatal Anxiety: Systematic Review and Meta-analysis. The British Journal of Psychiatry Volume 210 Issue 5
Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. http://dinkes.sultraprov.go.id/wp/content/ uploads/Profile-Dinkes-2016-1.pdf (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
73
Febriyanti, S. 2016. Hubungan Dukungan Suami dengan Perilaku Kesehatan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Makanan Bergizi. Skripsi. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. http://repository.umy. ac.id/bitstream/handle/123456789/3187/f.%20BAB%20II.pdf?sequence=6%&isAllowed=y (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Heriani. 2016. “Kecemasan dalam Menjelang Persalinan ditinjau Dari Paritas, Usia dan Tingkat Pendidikan”. https/media.neliti.com/media/ publications/195278-ID-kecemasan-dalam-menjelang-persalinan-dit. pdf (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Hermayoni, N.M.I. 2015. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Puskesmas III dan IV Denpasar Selatan. Diploma Thesis. Universitas Udayana http://erepo.unud.ac.id/9920/3/d49c660dc75339a236a650350a0aaa0 (diunduh pada tanggal 1 Januari 2018) (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Horhoruw, C.P. 2016. Hubungan Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Naskah Publikasi. Universitas “Aisyiyah Yogyakarta. http://digilib.unisayogya.ac.id/ 1981/1/PUBLIKASI (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Mansur, H. 2011. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Salemba
Medika: Jakarta Manuaba, I.G.B, Manuaba, I.A.C & Manuaba, I.G.B.F. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta
Nursalam & Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan Keperawatan Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
Nursanti, S. 2016. Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita yang Belum Menikah saat Menghadapi Premenopause. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. http://repository.umc.ac.id/ bitstream/handle/123456789/2312/6 (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Pasaribu. 2014. Hubungan Paritas dan Usia dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di Puskesmas Sipea-Pea Kecamatan Sorkam Barat. Jurnal penelitian. STIKES Nauli Husada Sibolga
Perinatal Anxiety & Depression Australia. Anxiety & Depression in
Pregnancy &Early Parenthood. 2012. http://www.panda.org.au> resources (diunduh pada tanggal 9 Februari 2018)
74
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan (Edisi 4). Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
_____________. 2010. Ilmu Kebidanan (Edisi keempat). Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Puskesmas Lepo-Lepo. 2014. Profil Puskesmas Lepo-Lepo. Kendari: Puskesmas Lepo-Lepo
___________________. 2015. Profil Puskesmas Lepo-Lepo. Kendari: Puskesmas Lepo-Lepo
___________________. 2016. Profil Puskesmas Lepo-Lepo. Kendari: Puskesmas Lepo-Lepo
Ranita, B.A. 2016. Pengaruh Belly Dance terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III (Studi Kasus di BPM Ranting III Kota Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. http://eprints. undip.ac.id/51354/ (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Ruswana. 2006. Ibu Hamil Resiko Tinggi. http://medicastore.com/penyakit/ 569/Kehamilan_Resiko_Tinggi.html (diakses pada tanggal 5 Januari 2018)
Saifuddin, A.B, Adriaansz, G., Winkjosastro, G. & Waspodo, D. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Siswanto, Susila & Suyanto. 2014. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Bursa Ilmu: Yogyakarta
Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Edisi 5). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tuslihah, S. Hubungan Umur, Paritas dengan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Kagok Semarang. KTI. Universitas Mudammadiyah Semarang. http://jtptu nimus-gdl-sitituslih-6010-2-babii.pdf (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (4th ed). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Widyayanti, A. 2012. Hubungan Paritas dengan Usia Menopause pada Ibu-Ibu di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang. http:// digilib.unimus.ac.id/download.php?id=9753 (diunduh pada tanggal 5
Januari 2018)
Winkjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan (Edisi ketiga). Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
75
Zamriati, W.O, Hutagaol, E. & Wowiling, F. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting. ejurnal Keperawatan. Volume 1 Nomor 1. Universitas Samratulangi Manado. https://ejournal.unsrat.ac.id/ index.php/jkp/article/view/2249 (diunduh pada tanggal 5 Januari 2018)
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Saudara Responden
Di-
Tempat
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program Studi
D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari, maka saya:
Nama : LUH AYU RATNAWATI
NIM : P00312014026
Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Program Studi D-
IV Kebidanan, akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Usia,
Paritas dan Dukungan Suami pada Ibu Hamil Trimester III dengan
Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018”.
Sehubungandengan hal itu, saya mohon kesediaan saudara untuk
berkenan menjadi subyek penelitian. Identitas dan informasi yang
berkaitan dengan saudara akan dirahasiakan oleh peneliti. Atas partisipasi
dan dukungannya diucapkan terima kasih
Hormat Saya,
LUH AYU RATNAWATI
Lampiran 2
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, tidak keberatan untuk
menjadi responden dalam penelitian ini yang dilakukan oleh mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kendari Program Studi D-IV Kebidanan, dengan
judul “Hubungan Usia, Paritas dan Dukungan Suami pada Ibu Hamil
Trimester III dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi
Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Lepo-Lepo Tahun 2018”.
Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.
Demikianpernyataan ini, secara sadar dan suka rela serta tidak ada unsur
paksaan dari pihak manapun. Semoga dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Kendari, 2018
Responden
_________________________
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Nomor Responden :
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tanggal :
Nama Responden :
Alamat :
Petunjuk : Beri tanda centang (√) pada pilihan yang sesuai
1. Umur :............tahun
2. Usia Kehamilan : 1 bulan 4 bulan 7 bulan
2 bulan 5 bulan 8 bulan
3 bulan 6 bulan 9 bulan
3. Paritas : Belum pernah melahirkan
Sudah melahirkan satu kali
Sudah melahirkan dua kali atau lebih
Sudah melahirkan lima kali atau lebih kali
KUESIONER DUKUNGAN SUAMI
Petunjuk : Beri tanda centang (√) pada kolom skor yang tersedia
Keterangan :
Skor 1 = Tidak pernah
Skor 2 = Jarang
Skor 3 = Sering
Skor 4 = Selalu
Dukungan suami Skor
1 2 3 4
Dukungan informatif
1. Saya dan suami saya mencari informasi tentang
persalinan di rumah sakit atau puskesmas
2. Suami saya memberikan informasi kepada saya
tentang persalinan dari buku dan majalah
Dukungan emosional
3. Suami saya mengingatkan saya agar tidak
cemas saat persalinan
4. Suami saya mengingatkan saya untuk selalu
mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi
5. Suami saya mengingatkan saya untuk tidak
melakukan aktivitas yang berlebihan
Dukungan suami Skor
1 2 3 4
Dukungan instrumental
6. Suami saya memberikan perhatian penuh saat
saya hamil
7. Suami saya menemani saya saat saya sulit tidur
dengan cara mengelus dan memijat
8. Suami saya menemani saya saat persiapan
membeli peralatan bayi
S
S
S
S
S
S
S
Dukungan instrumental
9. Suami saya memberikan semua yang saya
butuhkan saat hamil dan persalinan nanti
10. Suami saya menemani saya saat pemeriksaan
kehamilan
11. Suami saya menemani saya untuk mengikuti
senam hamil
12. Suami saya akan menemani saya saat
persalinan nanti
13. Suami saya akan membantu saya saat
persalinan nanti dengan cara mengelap
keringat dan mengusap punggung saya
Dukungan suami Skor
1 2 3 4
Dukungan penghargaan
14. Suami saya akan memberikan pujian
kepada saya untuk setiap kemajuan tahap
persalinan
Dukungan spritual
15. Suami saya membaca surat yusuf kepada
saya agar berharap bisa mendapatkan anak
laki-laki
16. Suami saya membaca surat mariam kepada
saya agar berharap bisa mendapatkan anak
perempuan
17. Suami saya membaca sholawat nabi untuk
saya dan calon bayi
KUESIONER TINGKAT KECEMASAN
Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A)
Petunjuk : Beri tanda centang (√) pada kolom skor yang sesuai
0 = tidak ada (tidak ada gejala sama sekali)
1 = ringan (satu gejala dari pilihan yang ada)
2 = sedang (separuh dari gejala yang ada)
3 = berat (lebih dari separuh gejala yang ada)
4 = sangat berat (semua gejala ada)
NO GEJALA KECEMASAN
SKOR
0 1 2 3 4
1 Perasaan cemas (ansietas)
a. Cemas
b. Firasat buruk
c. Takut akan pikiran sendiri
d. Mudah tersinggung
2 Ketegangan
a. Merasa tegang
b. Lesu
c. Tidak bisa istirahat tenang
d. Mudah terkejut
e. Mudah menangis
NO GEJALA KECEMASAN SKOR
0 1 2 3 4
f. Gemetar
g. Gelisah
3 Ketakutan
a. Pada gelap
b. Pada orang asing
c. Ditinggal sendiri
d. Pada binatang besar
e. Pada keramaian lalu lintas
f. Pada kerumunan orang banyak
4 Gangguan tidur
a. Sukar tidur sendiri
b. Terbangun malam hari
c. Tidur tidak nyenyak
d. Bangun dengan lesu
e. Banyak mimpi-mimpi
f. Mimpi buruk
g. Mimpi menakutkan
5 Gangguan kecerdasan
a. Sukar konsentrasi
b. Daya ingat menurun
c. Daya ingat buruk
NO GEJALA KECEMASAN SKOR
0 1 2 3 4
6 Perasaan depresi
a. Hilangnya minat
b. Berkurangnya kesenangan pada
hobi
c. Sedih
d. Bangun dini hari
e. Perasaan berubah-ubah sepanjang
hari
7 Gejala somatic/fisik (otot)
a. Sakit dan nyeri otot-otot
b. Kaku
c. Kedutan otot
d. Gigi gemerutuk
e. Suara tidak stabil
8 Gejala somatic/fisik (sensorik)
a. Tinnitus (telinga berdenging
b. Penglihatan kabur
c. Muka merah atau pucat
d. Merasa lemas
e. Perasaan ditusuk-tusuk
NO GEJALA KECEMASAN SKOR
0 1 2 3 4
9 Gejala kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah)
a. Takikardia (denyut jantung cepat)
b. Berdebar-debar
c. Nyeri di dada
d. Denyut nadi mengeras
e. Rasa lesu/lemas seperti mau
pingsan
f. Detak jantung menghilang (berhenti
sekejap)
10 Gejala respiratori (pernafasan)
a. Rasa tertekan atau sempit di dada
b. Rasa tercekik
c. Sering menarik nafas
d. Napas pendek/sesak
11 Gejala gastrointestinal (pencernaan)
a. Sulit menelan
b. Perut melilit
c. Gangguan pencernaan
d. Nyeri sebelum dan sesudah makan
e. Perasaan terbakar di perut
NO GEJALA KECEMASAN SKOR
0 1 2 3 4
f. Rasa penuh atau kembung
g. Mual
h. Muntah
i. Buang air besar lembek
j. Sukar buang air besar (konstipasi)
k. Kehilangan berat badan
12 Gejala urogenital (perkemihan dan
kelamin
a. Sering buang air kecil
b. Tidak dapat menahan air seni
c. Tidak datang bulan (tidak ada haid)
d. Darah haid berlebihan
e. Darah haid amat sedikit
f. Masa haid berkepanjangan
g. Masa haid amat pendek
h. Haid beberapa kali dalam sebulan
i. Menjadi dingin (frigid)
j. Ejakulasi dini
k. Ereksi ilmiah
l. Ereksi hilang
m. impotensi
NO GEJALA KECEMASAN SKOR
0 1 2 3 4
13 Gejala autonom
a. Mulut kering
b. Muka merah
c. Mudah berkeringat
d. Kepala pusing
e. Kepala terasa berat
f. Kepala terasa sakit
g. Bulu-bulu berdiri
14 Tingkah laku (sikap) pada wawancara
a. Gelisah
b. Tidak tenang
c. Jari gemetar
d. Kerut kening
e. Muka tegang
f. Otot tegang/mengeras
g. Nafas pendek dan cepat
h. Muka merah
Lampiran 4
OUTPUT SPSS PENELITIAN
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Bukan Risiko Tinggi 112 86.2 86.2 86.2
Risiko Tinggi 18 13.8 13.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
Paritas
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Nullipara 34 26.2 26.2 26.2
Primipara 44 33.8 33.8 60.0
Multipara 52 40.0 40.0 100.0
Total 130 100.0 100.0
Dukungan Suami
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Mendukung 48 36.9 36.9 36.9
Mendukung 82 63.1 63.1 100.0
Total 130 100.0 100.0
Tingkat Kecemasan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Cemas 58 44.6 44.6 44.6
Cemas 72 55.4 55.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square .000a 1 .987
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .000 1 .987
Fisher's Exact Test 1.000 .597
Linear-by-Linear
Association .000 1 .988
N of Valid Casesb 130
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,03.
b. Computed only for a 2x2 table
Usia * Tingkat Kecemasan Crosstabulation
Tingkat Kecemasan
Total Tidak Cemas Cemas
Usia Bukan Risiko Tinggi Count 50 62 112
Expected Count 50.0 62.0 112.0
% within Usia 44.6% 55.4% 100.0%
Risiko Tinggi Count 8 10 18
Expected Count 8.0 10.0 18.0
% within Usia 44.4% 55.6% 100.0%
Total Count 58 72 130
Expected Count 58.0 72.0 130.0
% within Usia 44.6% 55.4% 100.0%
Paritas * Tingkat Kecemasan Crosstabulation
Tingkat Kecemasan
Total Tidak Cemas Cemas
Paritas Nullipara Count 13 21 34
Expected Count 15.2 18.8 34.0
% within Paritas 38.2% 61.8% 100.0%
Primipara Count 22 22 44
Expected Count 19.6 24.4 44.0
% within Paritas 50.0% 50.0% 100.0%
Multipara Count 23 29 52
Expected Count 23.2 28.8 52.0
% within Paritas 44.2% 55.8% 100.0%
Total Count 58 72 130
Expected Count 58.0 72.0 130.0
% within Paritas 44.6% 55.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.079a 2 .583
Likelihood Ratio 1.083 2 .582
Linear-by-Linear Association .186 1 .666
N of Valid Cases 130
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.17.
Dukungan Suami * Tingkat Kecemasan Crosstabulation
Tingkat Kecemasan
Total Tidak Cemas Cemas
Dukungan
Suami
Tidak
Mendukung
Count 13 35 48
Expected Count 21.4 26.6 48.0
% within Dukungan
Suami 27.1% 72.9%
100.0
%
Mendukung Count 45 37 82
Expected Count 36.6 45.4 82.0
% within Dukungan
Suami 54.9% 45.1%
100.0
%
Total Count 58 72 130
Expected Count 58.0 72.0 130.0
% within Dukungan
Suami 44.6% 55.4%
100.0
%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 9.466a 1 .002
Continuity Correctionb 8.374 1 .004
Likelihood Ratio 9.741 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear
Association 9.393 1 .002
N of Valid Casesb 130
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.42.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 5
MASTER TABEL PENELITIAN
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI PADA IBU
HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI PERSALINAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LEPO-LEPO
TAHUN 2018
A. Karakteristik Responden
No Responden
Nama Alamat Usia Paritas
Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi
1 Ny. W Baruga 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
2 Ny. S Konda 28 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
3 Ny. K Lalowiya 28 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
4 Ny. H Baruga 23 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
5 Ny. I Lepo-Lepo 33 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
6 Ny. A Baruga 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
7 Ny. A Lepo-Lepo 26 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
8 Ny. S Baruga 25 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
9 Ny. S Ranomeeto 22 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
10 Ny. E Baruga 29 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
11 Ny. D Baruga 27 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
12 Ny. H Lepo-Lepo 29 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
13 Ny. N Watubangga 29 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
14 Ny. A Lepo-Lepo 38 Risiko tinggi ≥2 Multipara
15 Ny. R Baruga 23 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
16 Ny. A Lepo-Lepo 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
17 Ny. S Baruga 18 Risiko tinggi 0 Nullipara
18 Ny. R Baruga 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
19 Ny. S Baruga 33 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
20 Ny. U Baruga 30 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
21 Ny. R Lepo-Lepo 31 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
22 Ny. M Wundudopi 23 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
23 Ny. H Wua-Wua 32 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
24 Ny. M Lepo-Lepo 35 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
25 Ny. I Lepo-Lepo 22 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
26 Ny. A Wundudopi 23 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
27 Ny. R Lepo-Lepo 24 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
28 Ny. H Wundudopi 32 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
29 Ny. A Wundudopi 31 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
30 Ny. I Wundudopi 30 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
31 Ny. I Wundudopi 30 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
32 Ny. R Kadia 30 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
33 Ny. E Baruga 34 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
34 Ny. R Tunggala 25 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
35 Ny. N Lepo-Lepo 20 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
36 Ny.S Lepo-Lepo 42 Risiko tinggi 1 Primipara
37 Ny. A Watubangga 36 Risiko tinggi 0 Nullipara
38 Ny. T Baruga 24 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
39 Ny. L Lepo-Lepo 30 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
40 Ny. E Watubangga 38 Risiko tinggi 1 Primipara
41 Ny. I Lepo-Lepo 21 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
42 Ny. M Watubangga 35 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
43 Ny. S Baruga 26 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
44 Ny. D Lepo-Lepo 35 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
45 Ny. C Baruga 24 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
46 Ny. E Watubangga 30 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
47 Ny. A Baruga 21 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
48 Ny. L Baruga 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
49 Ny. S Transito 30 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
50 Ny. H Wua-Wua 36 Risiko tinggi ≥2 Multipara
51 Ny. W Psr Panjang 40 Risiko tinggi ≥2 Multipara
52 Ny. E Baruga 25 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
53 Ny. S Konda 34 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
54 Ny. P Wua-Wua 21 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
55 Ny. L Konda 29 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
56 Ny. W Wua-Wua 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
57 Ny. M Baruga 22 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
58 Ny. I Pasar Baru 24 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
59 Ny. S Mokoau 26 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
60 Ny. Z Baruga 27 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
61 Ny. M Lepo-Lepo 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
62 Ny. A Lepo-Lepo 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
63 Ny. L Tunggala 31 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
64 Ny. G Watubangga 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
65 Ny. R Lepo-Lepo 24 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
66 Ny. H Lepo-Lepo 28 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
67 Ny. E Ranomeeto 39 Risiko tinggi ≥2 Multipara
68 Ny. H Lepo-Lepo 32 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
69 Ny. N Watubangga 35 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
70 Ny. E Lepo-Lepo 40 Risiko tinggi ≥2 Multipara
71 Ny. N Baruga 31 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
72 Ny. M wua-Wua 28 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
73 Ny. P Ranomeeto 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
74 Ny. S Lepo-Lepo 21 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
75 Ny. W Lepo-Lepo 34 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
76 Ny. J Lepo-Lepo 30 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
77 Ny. F Ranomeeto 31 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
78 Ny. S Baruga 35 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
79 Ny. S Lepo-Lepo 22 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
80 Ny. R Lepo-Lepo 34 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
81 Ny. D Watubangga 29 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
82 Ny. W Lepo-Lepo 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
83 Ny. E Watubangga 39 Risiko tinggi ≥2 Multipara
84 Ny. S Lepo-Lepo 41 Risiko tinggi ≥5 Multipara
85 Ny. S Baruga 40 Risiko tinggi ≥2 Multipara
86 Ny. S Watubangga 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
87 Ny. H Baruga 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
88 Ny. S Baruga 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
89 Ny. C Baruga 40 Risiko tinggi ≥2 Multipara
90 Ny. S Baruga 21 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
91 Ny. S Baruga 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
92 Ny. J Baruga 26 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
93 Ny. R Baruga 35 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
94 Ny. H Baruga 29 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
95 Ny. A Baruga 21 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
96 Ny. D Baruga 30 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
97 Ny. A Baruga 30 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
98 Ny. D Baruga 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
99 Ny. T Baruga 34 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
100 Ny. A Baruga 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
101 Ny. I Laepo-Lepo 30 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
102 Ny. N Watubangga 24 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
103 Ny. Y Lepo-Lepo 26 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
104 Ny. M Lepo-Lepo 32 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
105 Ny. E Watubangga 31 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
106 Ny. I Watubangga 37 Risiko tinggi 1 Primipara
107 Ny. D Lepo-Lepo 22 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
108 Ny. R Baruga 22 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
109 Ny. Y Lepo-Lepo 30 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
110 Ny. R Psr Panjang 37 Risiko tinggi ≥2 Multipara
111 Ny. I Watubangga 32 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
112 Ny. N Ranomeeto 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
113 Ny. A Lepo-Lepo 25 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
114 Ny. A Baruga 24 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
115 Ny. A Watubangga 20 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
116 Ny. W Lepo-Lepo 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
117 Ny. S Banggoeya 44 Risiko tinggi 1 Primipara
118 Ny. L Konsel 22 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
119 Ny. N Baruga 35 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
120 Ny. W Wua-Wua 27 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
121 Ny. I Wua-Wua 26 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
122 Ny. I Wundudopi 44 Risiko tinggi ≥2 Multipara
123 Ny. I Lepo-Lepo 25 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
124 Ny. W Kambu 26 Bukan risiko tinggi 0 Nullipara
125 Ny. A Wundudopi 28 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
126 Ny. H Lepo-Lepo 31 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
127 Ny. D Baruga 28 Bukan risiko tinggi 1 Primipara
128 Ny. S Lepo-Lepo 38 Risiko tinggi ≥2 Multipara
129 Ny. M Watubangga 34 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
130 Ny. S Lepo-Lepo 29 Bukan risiko tinggi ≥2 Multipara
B. Dukungan Suami
No Responden
Nama B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 Total Interpretasi
1 Ny. W 1 1 3 4 1 4 4 4 1 4 1 4 1 1 1 1 3 39 Mendukung
2 Ny. S 1 2 4 4 4 4 3 2 2 2 1 4 4 4 3 3 2 49 Mendukung
3 Ny. K 2 1 3 2 3 4 4 1 2 2 1 4 4 2 1 1 2 39 Mendukung
4 Ny. H 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 1 1 57 Mendukung
5 Ny. I 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 1 1 1 53 Mendukung
6 Ny. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
7 Ny. A 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 4 1 4 54 Mendukung
8 Ny. S 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 1 3 4 57 Mendukung
9 Ny. S 1 1 2 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 2 2 2 2 44 Mendukung
10 Ny. E 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 65 Mendukung
11 Ny. D 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 2 2 2 51 Mendukung
12 Ny. H 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 2 2 3 51 Mendukung
13 Ny. N 3 3 4 4 3 4 3 1 4 2 1 2 3 4 3 4 4 52 Mendukung
14 Ny. A 1 1 3 3 3 3 1 1 3 1 1 3 3 3 1 1 1 33 Tidak Mendukung
15 Ny. R 1 1 3 3 3 2 2 2 1 1 1 4 4 1 1 1 1 32 Tidak Mendukung
16 Ny. A 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 1 4 4 4 2 2 2 53 Mendukung
17 Ny. S 2 2 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 4 3 56 Mendukung
18 Ny. R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
19 Ny. S 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 1 1 52 Mendukung
20 Ny. U 2 1 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 1 1 1 49 Mendukung
21 Ny. R 4 1 4 4 4 3 4 1 3 3 1 3 1 1 3 3 3 46 Mendukung
22 Ny. M 1 3 3 3 3 3 2 1 3 2 1 3 2 2 1 1 3 37 Mendukung
23 Ny. H 1 1 1 3 3 2 3 1 3 3 1 2 2 1 2 2 2 33 Tidak Mendukung
24 Ny. M 3 3 4 4 4 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 43 Mendukung
25 Ny. I 2 2 3 3 3 3 2 1 3 2 1 2 2 1 2 2 2 36 Mendukung
26 Ny. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
27 Ny. R 2 1 3 4 4 3 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 1 34 Tidak Mendukung
28 Ny. H 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 2 4 60 Mendukung
29 Ny. A 2 1 3 3 3 3 2 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 32 Tidak Mendukung
30 Ny. I 2 1 3 3 3 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 30 Tidak Mendukung
31 Ny. I 3 1 3 4 4 4 2 1 3 3 1 2 2 1 1 1 1 37 Mendukung
32 Ny. R 1 1 3 3 3 3 2 1 3 1 1 2 1 1 2 2 2 32 Tidak Mendukung
33 Ny. E 2 1 3 4 4 4 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 33 Tidak Mendukung
34 Ny. R 3 1 4 4 4 3 3 1 2 3 1 3 1 1 2 2 2 40 Mendukung
35 Ny. N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
36 Ny.S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
37 Ny. A 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 3 48 Mendukung
38 Ny. T 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 48 Mendukung
39 Ny. L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
40 Ny. E 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
41 Ny. I 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 3 4 1 4 55 Mendukung
42 Ny. M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 33 Tidak Mendukung
43 Ny. S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
44 Ny. D 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 36 Mendukung
45 Ny. C 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 3 2 2 3 3 3 52 Mendukung
46 Ny. E 2 1 2 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 25 Tidak Mendukung
47 Ny. A 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 4 3 1 4 55 Mendukung
48 Ny. L 1 1 3 3 3 3 2 1 3 2 1 2 2 1 1 1 1 31 Tidak Mendukung
49 Ny. S 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 3 35 Mendukung
50 Ny. H 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 1 3 2 2 2 2 4 51 Mendukung
51 Ny. W 2 2 3 3 3 3 1 1 3 2 1 3 3 1 1 1 1 34 Tidak Mendukung
52 Ny. E 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 3 49 Mendukung
53 Ny. S 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 4 49 Mendukung
54 Ny. P 3 2 3 4 4 3 2 2 3 3 1 2 1 1 1 1 1 37 Mendukung
55 Ny. L 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 34 Tidak Mendukung
56 Ny. W 1 1 2 2 3 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 26 Tidak Mendukung
57 Ny. M 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 3 3 4 3 1 4 51 Mendukung
58 Ny. I 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 32 Tidak Mendukung
59 Ny. S 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 37 Mendukung
60 Ny. Z 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 52 Mendukung
61 Ny. M 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 4 46 Mendukung
62 Ny. A 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 24 Tidak Mendukung
63 Ny. L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 4 47 Mendukung
64 Ny. G 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 2 1 1 2 38 Mendukung
65 Ny. R 3 1 3 3 3 4 2 3 4 4 1 3 1 1 2 2 2 42 Mendukung
66 Ny. H 2 1 3 4 4 4 2 3 4 3 1 3 1 1 1 1 1 39 Mendukung
67 Ny. E 1 1 2 3 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Tidak Mendukung
68 Ny. H 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 31 Tidak Mendukung
69 Ny. N 3 2 4 4 4 4 3 2 4 3 1 3 2 2 2 2 3 48 Mendukung
70 Ny. E 2 1 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 1 32 Tidak Mendukung
71 Ny. N 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 1 3 1 1 1 1 1 38 Mendukung
72 Ny. M 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 2 36 Mendukung
73 Ny. P 3 2 3 3 3 3 2 1 4 3 1 2 1 1 2 2 3 39 Mendukung
74 Ny. S 2 1 3 2 2 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 2 29 Tidak Mendukung
75 Ny. W 2 1 2 2 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 25 Tidak Mendukung
76 Ny. J 2 2 3 3 3 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 31 Tidak Mendukung
77 Ny. F 3 2 3 3 3 4 2 1 4 2 1 1 1 1 2 2 3 38 Mendukung
78 Ny. S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
79 Ny. S 3 1 3 3 3 4 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 3 38 Mendukung
80 Ny. R 3 1 2 3 3 3 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 31 Tidak Mendukung
81 Ny. D 3 2 3 4 4 3 2 2 3 3 1 2 1 1 2 2 3 41 Mendukung
82 Ny. W 2 1 3 3 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 28 Tidak Mendukung
83 Ny. E 2 1 3 3 3 4 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 35 Mendukung
84 Ny. S 3 1 3 4 4 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 2 3 44 Mendukung
85 Ny. S 2 1 2 2 2 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 25 Tidak Mendukung
86 Ny. S 2 1 4 4 4 4 3 2 4 3 1 2 2 2 3 3 3 47 Mendukung
87 Ny. H 1 1 2 3 3 3 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 28 Tidak Mendukung
88 Ny. S 3 1 3 4 4 4 2 2 4 3 1 3 2 2 2 2 2 44 Mendukung
89 Ny. C 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 42 Mendukung
90 Ny. S 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 36 Mendukung
91 Ny. S 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 39 Mendukung
92 Ny. J 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 45 Mendukung
93 Ny. R 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 38 Mendukung
94 Ny. H 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 35 Mendukung
95 Ny. A 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 2 2 3 55 Mendukung
96 Ny. D 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 41 Mendukung
97 Ny. A 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 33 Tidak Mendukung
98 Ny. D 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 39 Mendukung
99 Ny. T 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 1 2 2 2 2 2 2 48 Mendukung
100 Ny. A 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 3 36 Mendukung
101 Ny. I 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 28 Tidak Mendukung
102 Ny. N 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 42 Mendukung
103 Ny. Y 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 2 2 1 1 1 37 Mendukung
104 Ny. M 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 34 Tidak Mendukung
105 Ny. E 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 48 Mendukung
106 Ny. I 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1 2 2 2 2 2 2 46 Mendukung
107 Ny. D 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 3 3 3 3 3 56 Mendukung
108 Ny. R 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 3 3 3 1 4 57 Mendukung
109 Ny. Y 2 1 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 40 Mendukung
110 Ny. R 3 1 2 2 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 34 Tidak Mendukung
111 Ny. I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
112 Ny. N 3 1 2 3 3 3 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 1 33 Tidak Mendukung
113 Ny. A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 47 Mendukung
114 Ny. A 4 2 4 4 4 4 3 2 4 3 1 2 2 2 2 2 3 48 Mendukung
115 Ny. A 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 38 Mendukung
116 Ny. W 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 4 3 1 4 53 Mendukung
117 Ny. S 2 1 3 3 3 3 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 32 Tidak Mendukung
118 Ny. L 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 1 3 3 3 2 2 2 51 Mendukung
119 Ny. N 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 28 Tidak Mendukung
120 Ny. W 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 40 Mendukung
121 Ny. I 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1 1 2 2 2 37 Mendukung
122 Ny. I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Tidak Mendukung
123 Ny. I 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 27 Tidak Mendukung
124 Ny. W 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 1 3 2 2 2 2 2 48 Mendukung
125 Ny. A 3 2 3 4 4 4 3 2 4 3 1 2 2 2 2 2 2 45 Mendukung
126 Ny. H 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 32 Tidak Mendukung
127 Ny. D 2 1 3 4 4 4 3 2 3 4 1 2 2 2 1 1 1 40 Mendukung
128 Ny. S 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 30 Tidak Mendukung
129 Ny. M 2 1 3 4 4 4 3 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 42 Mendukung
130 Ny. S 3 1 2 2 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 31 Tidak Mendukung
C. Tingkat Kecemasan
No Responden
Nama C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 Total Interpretasi
1 Ny. W 1 2 1 2 0 0 1 2 1 1 0 1 1 1 14 Cemas
2 Ny. S 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 0 1 2 2 20 Cemas
3 Ny. K 1 1 0 3 0 0 1 0 0 2 2 2 3 2 17 Cemas
4 Ny. H 1 2 0 2 0 2 2 2 2 1 2 1 1 0 18 Cemas
5 Ny. I 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 9 Tidak cemas
6 Ny. A 4 4 3 3 3 3 3 2 2 0 3 3 3 2 38 Cemas
7 Ny. A 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 21 Cemas
8 Ny. S 2 2 0 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 0 18 Cemas
9 Ny. S 2 2 2 2 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 20 Cemas
10 Ny. E 4 2 1 2 2 1 2 0 1 0 1 2 3 0 21 Cemas
11 Ny. D 2 2 2 2 1 2 4 3 2 2 2 3 2 2 31 Cemas
12 Ny. H 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 6 Tidak cemas
13 Ny. N 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 25 Cemas
14 Ny. A 1 2 0 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 18 Cemas
15 Ny. R 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 10 Tidak cemas
16 Ny. A 1 1 0 2 2 1 1 2 1 2 2 3 1 0 19 Cemas
17 Ny. S 2 3 0 4 0 1 0 2 2 4 1 1 2 1 23 Cemas
18 Ny. R 2 4 2 3 3 3 4 0 0 0 3 0 3 3 30 Cemas
19 Ny. S 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 9 Tidak cemas
20 Ny. U 1 1 1 1 0 1 1 0 2 2 1 1 0 0 12 Tidak cemas
21 Ny. R 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 Tidak cemas
22 Ny. M 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Tidak cemas
23 Ny. H 0 1 0 2 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 8 Tidak cemas
24 Ny. M 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 Tidak cemas
25 Ny. I 2 2 0 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 15 Cemas
26 Ny. A 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 22 Cemas
27 Ny. R 1 1 0 2 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 Tidak cemas
28 Ny. H 1 2 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 14 Cemas
29 Ny. A 1 2 0 2 1 1 1 0 1 2 1 1 1 0 14 Cemas
30 Ny. I 1 1 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12 Cemas
31 Ny. I 1 2 0 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 17 Tidak cemas
32 Ny. R 1 2 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 16 Cemas
33 Ny. E 2 2 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12 Tidak cemas
34 Ny. R 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 9 Tidak cemas
35 Ny. N 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 23 Cemas
36 Ny.S 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 20 Cemas
37 Ny. A 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2 1 1 8 Tidak cemas
38 Ny. T 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 2 2 1 1 13 Cemas
39 Ny. L 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 32 Cemas
40 Ny. E 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 30 Cemas
41 Ny. I 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 2 2 0 11 Tidak cemas
42 Ny. M 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 24 Cemas
43 Ny. S 3 2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 3 33 Cemas
44 Ny. D 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 15 Cemas
45 Ny. C 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 8 Tidak cemas
46 Ny. E 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 0 1 18 Cemas
47 Ny. A 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 2 1 0 7 Tidak cemas
48 Ny. L 1 1 0 2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 11 Tidak cemas
49 Ny. S 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 14 Cemas
50 Ny. H 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 7 Tidak cemas
51 Ny. W 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 10 Tidak cemas
52 Ny. E 1 2 1 2 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 12 Tidak cemas
53 Ny. S 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 2 1 1 7 Tidak cemas
54 Ny. P 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 10 Tidak cemas
55 Ny. L 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 21 Cemas
56 Ny. W 2 2 2 2 0 1 1 1 1 1 2 1 0 1 17 Cemas
57 Ny. M 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 2 1 1 7 Tidak cemas
58 Ny. I 2 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 17 Cemas
59 Ny. S 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 20 Cemas
60 Ny. Z 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Tidak cemas
61 Ny. M 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 2 0 8 Tidak cemas
62 Ny. A 1 2 1 1 0 1 2 1 2 1 1 1 1 1 16 Cemas
63 Ny. L 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 2 1 1 8 Tidak cemas
64 Ny. G 2 1 0 2 1 0 2 1 2 1 1 1 0 1 15 Cemas
65 Ny. R 2 2 0 1 0 0 0 1 1 2 1 1 0 1 12 Tidak cemas
66 Ny. H 1 2 1 1 0 0 2 1 1 1 1 1 0 1 13 Tidak cemas
67 Ny. E 2 3 0 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 2 18 Cemas
68 Ny. H 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 16 Cemas
69 Ny. N 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Cemas
70 Ny. E 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 Tidak cemas
71 Ny. N 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 9 Tidak cemas
72 Ny. M 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 Cemas
73 Ny. P 1 2 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 Tidak cemas
74 Ny. S 2 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Cemas
75 Ny. W 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 20 Cemas
76 Ny. J 1 2 0 2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 13 Tidak cemas
77 Ny. F 2 1 1 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 13 Tidak cemas
78 Ny. S 2 2 1 2 0 1 2 1 0 1 1 1 1 1 16 Cemas
79 Ny. S 1 2 1 1 1 0 2 1 1 2 1 1 0 1 15 Cemas
80 Ny. R 2 1 1 1 2 1 1 0 1 2 1 1 0 1 15 Cemas
81 Ny. D 2 2 0 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 18 Cemas
82 Ny. W 2 1 0 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 17 Cemas
83 Ny. E 1 1 0 1 1 0 2 1 1 1 2 1 0 0 12 Tidak cemas
84 Ny. S 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 21 Cemas
85 Ny. S 1 3 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 15 Cemas
86 Ny. S 2 2 1 1 0 1 1 0 1 2 2 1 1 1 16 Cemas
87 Ny. H 2 2 0 1 0 1 2 0 2 1 1 1 0 0 13 Tidak cemas
88 Ny. S 1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 0 1 13 Tidak cemas
89 Ny. C 2 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 10 Tidak cemas
90 Ny. S 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 Tidak cemas
91 Ny. S 1 1 0 2 1 2 2 0 1 1 1 1 1 1 15 Cemas
92 Ny. J 1 1 0 3 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 15 Cemas
93 Ny. R 1 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Cemas
94 Ny. H 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 15 Cemas
95 Ny. A 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 8 Tidak cemas
96 Ny. D 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 11 Tidak cemas
97 Ny. A 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 Tidak cemas
98 Ny. D 1 2 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 11 Tidak cemas
99 Ny. T 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 9 Tidak cemas
100 Ny. A 2 1 0 2 0 2 2 0 1 1 0 1 1 1 14 Cemas
101 Ny. I 1 0 0 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 Tidak cemas
102 Ny. N 2 0 0 1 0 0 2 0 1 2 1 1 0 1 11 Tidak cemas
103 Ny. Y 1 0 0 2 1 1 2 1 1 2 1 1 0 0 13 Tidak cemas
104 Ny. M 1 2 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12 Tidak cemas
105 Ny. E 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 7 Tidak cemas
106 Ny. I 2 2 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13 Tidak cemas
107 Ny. D 2 1 0 1 0 1 2 1 1 2 2 1 0 1 15 Cemas
108 Ny. R 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 5 Tidak cemas
109 Ny. Y 1 1 0 1 0 0 2 1 1 2 2 1 0 0 12 Tidak cemas
110 Ny. R 1 2 0 1 0 0 1 0 1 2 1 1 1 1 12 Tidak cemas
111 Ny. I 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27 Cemas
112 Ny. N 0 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Cemas
113 Ny. A 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9 Tidak cemas
114 Ny. A 2 1 0 1 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 13 Tidak cemas
115 Ny. A 2 1 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1 1 1 16 Cemas
116 Ny. W 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 Tidak cemas
117 Ny. S 2 1 2 1 0 0 2 1 1 1 1 1 1 1 15 Cemas
118 Ny. L 3 2 1 1 0 1 2 1 1 2 1 1 1 1 18 Cemas
119 Ny. N 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 0 1 1 1 16 Cemas
120 Ny. W 2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 11 Tidak cemas
121 Ny. I 2 1 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 0 1 14 Cemas
122 Ny. I 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 18 Cemas
123 Ny. I 1 3 0 3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16 Cemas
124 Ny. W 2 1 1 3 1 0 1 0 1 1 1 1 0 2 15 Cemas
125 Ny. A 2 2 0 1 0 0 2 1 1 2 1 1 0 1 14 Cemas
126 Ny. H 2 1 1 1 1 0 1 0 1 2 1 1 2 1 15 Cemas
127 Ny. D 2 1 1 1 1 0 1 1 1 2 1 1 0 1 14 Cemas
128 Ny. S 2 2 0 1 0 1 2 1 1 2 1 1 1 1 16 Cemas
129 Ny. M 1 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 1 1 1 11 Tidak cemas
130 Ny. S 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 16 Cemas
Lampiran 6
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL
Lampiran 7
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 8
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
Lampiran 9
SURAT KETERANGAN BEBAS PUSTAKA
Lampiran 10
SURAT KETERANGAN BEBAS ADMINISTRASI
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
Jumat, 20 April 2018 wawancara bersama Ny. E setelah
pemeriksaan ANC di Posyandu Kemala Bhayangkara
Sabtu, 21 April 2018 wawancara bersama Ny. K yang sedang
menunggu antrian pemeriksaan ANC di ruang tunggu
Poli KIA Puskesmas Lepo-Lepo
Sabtu, 5 Mei 2018 pengisian kuesioner oleh Ny. M setelah
pemeriksaan ANC di Posyandu Bukit Seruni
Sabtu, 12 Mei 2018 wawancara bersama Ny. W setelah
pemeriksaan ANC di Posyandu Sanggoleo