hubungan motivasi dan iklim kerja dengan · pdf fileed vokasi, jurnal pendidikan teknologi dan...

12
ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado 71 Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011 ISSN 2087-3581 HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS GURU SMK DI KOTA MANADO Rio M. Abast 1 ABSTRACT This study was intended to analyze and describe (1) the relationship of work motivation between productivity of teachers of vocational high school (SMKs) in Manado City; (2) the relationships between work climate and productivity of teachers of SMKs in Manado City, (3) the relationships of both work motivation and work climate altogether and productivity of teachers of SMKs in Manado City. The analysis result that, it was conclude that higher the work motivation and the more conducive the work climate, the higher the productivity of the teachers at SMKs in Manado City. Therefore, it is recommended that: (1) the teachers work motivation should be maintained and even continuously improved, encouraged, and facilitated so as to increase the teacher’s productivity. (2) conducive work climate should be maintained and even improved so as to increase the teachers productivity, (3) in order to maintain and improve the teachers productivity continuously, the teachers creativity and innovation should be facilitated; creativity is considered as an integral part of achievement, because high productivity is expected to give significant contribution to performance and progress of the school, i.e. the quality of education, and (4) the institution that nurture the productivity of teachers and staff should be clear whether that of the government or organization of professional teachers and others educators. Keywords: Work Motivation, Work Climate, Productivity. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data dan menganalisis (1) hubungan motivasi kerja dengan produktivitas guru SMK di Kota Manado, (2) hubungan iklim kerja dengan produktivitas guru SMK di Kota Manado, (3) hubungan motivasi dan iklim kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas guru SMK di Kota Manado. Dari analisis disimpulkan bahwa makin tinggi motivasi kerja dan makin kondusif iklim kerja maka akan makin tinggi pulaproduktivitas guru SMK di Kota Manado. Untuk itu disarankan: (1) motivasi kerja guru perlu dipertahankan bahkan terus ditingkatkan, didorong dan difasilitasi agar dapat meningkatkan produktivitas guru, (2) iklim kerja yang kondusif harus tetap dijaga bahkan ditingkatkan agar guru dapat menjalankan tugasnya dengan penuh semangat, karena sudah menjadi tanggung jawab hidupnya, (3) dalam rangka mempertahankan dan terus meningkatkan 1 Dra. Rio M. Abast, MPd adalah Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado.

Upload: doannhan

Post on 31-Jan-2018

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

71

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

ISSN 2087-3581

HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN

PRODUKTIVITAS GURU SMK DI KOTA MANADO

Rio M. Abast1

ABSTRACT

This study was intended to analyze and describe (1) the relationship of work

motivation between productivity of teachers of vocational high school (SMKs) in

Manado City; (2) the relationships between work climate and productivity of teachers

of SMKs in Manado City, (3) the relationships of both work motivation and work

climate altogether and productivity of teachers of SMKs in Manado City.

The analysis result that, it was conclude that higher the work motivation and

the more conducive the work climate, the higher the productivity of the teachers at

SMKs in Manado City. Therefore, it is recommended that: (1) the teachers work

motivation should be maintained and even continuously improved, encouraged, and

facilitated so as to increase the teacher’s productivity. (2) conducive work climate

should be maintained and even improved so as to increase the teachers productivity,

(3) in order to maintain and improve the teachers productivity continuously, the

teachers creativity and innovation should be facilitated; creativity is considered as an

integral part of achievement, because high productivity is expected to give significant

contribution to performance and progress of the school, i.e. the quality of education,

and (4) the institution that nurture the productivity of teachers and staff should be

clear whether that of the government or organization of professional teachers and

others educators.

Keywords: Work Motivation, Work Climate, Productivity.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data dan menganalisis (1)

hubungan motivasi kerja dengan produktivitas guru SMK di Kota Manado, (2)

hubungan iklim kerja dengan produktivitas guru SMK di Kota Manado, (3) hubungan

motivasi dan iklim kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas guru SMK di

Kota Manado.

Dari analisis disimpulkan bahwa makin tinggi motivasi kerja dan makin

kondusif iklim kerja maka akan makin tinggi pulaproduktivitas guru SMK di Kota

Manado. Untuk itu disarankan: (1) motivasi kerja guru perlu dipertahankan bahkan

terus ditingkatkan, didorong dan difasilitasi agar dapat meningkatkan produktivitas

guru, (2) iklim kerja yang kondusif harus tetap dijaga bahkan ditingkatkan agar guru

dapat menjalankan tugasnya dengan penuh semangat, karena sudah menjadi tanggung

jawab hidupnya, (3) dalam rangka mempertahankan dan terus meningkatkan

1 Dra. Rio M. Abast, MPd adalah Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik

Universitas Negeri Manado.

Page 2: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

72

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

produktivitas guru maka ruang kreativitas, inovasi bagi guru harus terbuka dan

kreativitas merupakan bagian dari prestasi, karena kualitas produktivitas yang tinggi

diharapkan dapat memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi kinerja dan

kemajuan sekolah lebih khusus mutu pendidikan, (4) institusi yang membina

produktivitas guru dan tenaga kependidikan harus jelas apakah sepenuhnya oleh

pemerintah atau organisasi profesi guru dan tenaga kependidikan.

Kata Kunci: Motivasi, Iklim Kerja, Produktivitas Guru

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi telah

membawa perubahan dihampir semua

kehidupan manusia dimana berbagai

permasalahan hanya dapat dipecahkan

kecuali dengan upaya penguasaan dan

peningkatan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta seni. Selain manfaat

bagi kehidupan manusia di satu sisi

perubahaan tersebut juga telah

membawa manusia ke dalam era

persaingan global yang semakin ketat.

Agar mampu berperan dalam

persaingan global, maka sebagai bangsa

kita perlu terus mengembangkan dan

meningkatkan kualitas sumber daya

manusianya.

Oleh karena itu, peningkatan

kualitas sumber daya manusia marupakan

kenyataan yang harus dilakukan secara

terencana, terarah, intensif, efektif dan

efisien dalam proses pembangunan, kalau

tidak ingin bangsa ini kalah bersaing

dalam menjalani era globalisasi tersebut.

Pendidikan memegang peran yang

sangat penting dalam proses peningkatan

sumber daya manusia. Peningkatan

kualitas pendidikan merupakan suatu

proses yang terintegrasi dengan proses

peningkatan kualitas sumber daya

manusia itu sendiri.

Bahwasanya kualitas sumber daya

pendidik merupakan salah satu faktor

utama yang menentukan seberapa baik

dan berkualitasnya output anak didik

yang dihasilkan. Institusi pendidikan

tidaklah lepas dari dunia organisasi

dimana keberhasilan kegiatan pendidikan

ditentukan oleh berbagai sumber daya

yang saling terkait satu dengan yang

lainnya membentuk rangkaian kegiatan

yang sinergis dan kontinyu.

Tilaar (2006:86) menyatakan

bahwa standar kualitas sumber daya

manusia Indonesia rata-rata berada pada

angka yang rendah yakni sebesar empat.

Page 3: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

73

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

Angka ini telah dicapai oleh kualitas

sumber daya manusia Thailand pada

tahun 1970. Rendahnya angka ini

menggambarkan rendahnya produktivitas

sumber daya manusia Indonesia.

Sedarmayanti (1996:142-143)

mengutip Dewan Produktivitas Nasional

Tahun 1983, mengungkapkan bahwa:

“Produktivitas mengandung sikap

mental yang selalu mempunyai

pandangan: mutu kehidupan hari ini

harus lebih baik dari hari kemarin dan

hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Secara umum produktivitas yang

mengandung perbandingan antara

hasil dan keseluruhan sumber daya

yang digunakan. Perbandingan

tersebut berubah dari waktu ke waktu

karena dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, disiplin kerja,

ketrampilan, sikap kerja, motivasi,

lingkungan kerja dan lain-lain.

Dalam bidang pendidikan

produktivitas berkaitan dengan

keseluruhan proses penataan dan

penggunaan sumber daya untuk mencapai

tujuan pendidikan secara efektif dan

efisiensi. Dalam konteks pendidikan,

sumber-sumber pendidikan dipadukan

dengan cara-cara yang berbeda.

Perpaduan tersebut sama halnya dengan

upaya memproduksi pakaian yang

menggunakan teknik-teknik yang

berbeda-beda dalam memadukan buruh,

modal dan pengetahuan.

Thomas (1982:47)

mengemukakan bahwa produktivitas

pendidikan dapat ditinjau dari tiga

dimensi sebagai berikut:

“Meninjau produktivitas

sekolah dari segi keseluruhan, yaitu

seberapa besar dan seberapa baik

layanan yang dapat diberikan dalam

suatu proses pendidikan, baik oleh

guru, kepala sekolah, maupun pihak

lain yang berkepentingan; Meninjau

produktivitas dari segi keluaran

perubahan perilaku, dengan melihat

nilai-nilai yang diperoleh peserta didik

sebagai suatu gambaran dari prestasi

akademik yang telah dicapainya dalam

periode belajar terutama disekolah;

melihat produktivitas sekolah dari segi

keluaran ekonomis yang berkaitan

dengan pembiayaan layanan

pendidikan di sekolah. Hal ini

mencakup harga layanan yang

diberikan (pengorbanan atau cost) dan

perolehan (earning) yang ditimbulkan

oleh layanan itu atau yang disebut

peningkatan nilai balik” (Mulyasa,

2003:93-94).

Secara teoretis seorang guru akan

memiliki produktivitas kerja yang baik

Page 4: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

74

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

jika ada motivasi untuk kerja. Motivasi

dalam bekerja ini akan membangun

semangat kerja untuk terus maju dan

berkembang sehingga dalam kegiatan

pendidikan dengan sendirinya akan

terimplementasi proses belajar dan

mengajar yang akan dapat mengarahkan

perilaku belajar siswa untuk terus tumbuh

seiring dengan peningkatan yang dicapai

ketika siswa tersebut menerima pelajaran.

Banyak contoh yang sering ditemui

bahwa ada guru yang kurang bahkan

tidak memiliki perencanaan, sasaran

maupun tujuan ketika mengadakan

kegiatan pembelajaran.

Dalam hal ini guru tersebut

melaksanakan prinsip mengajar hanyalah

terbatas pada kegiatan yang dilandasi

pada pola pikir mengajar semata tanpa

mempertimbangkan aspek ke depan yang

harus dicapai. Pada konsep seperti ini

memberikan citra bahwa guru tersebut

tidak lagi memiliki motivasi untuk

berprestasi sehingga jika dikaitkan

dengan produktivitas guru dalam proses

belajar mengajar maka dapat dikatakan

memiliki produktivitas rendah sehingga

akan mempengaruhi perilaku siswa .

Pada kondisi ini perilaku belajar

siswa cenderung tidak akan mengalami

peningkatan dan bahkan akan dapat

mengarahkan siswa pada perilaku belajar

yang pasif dan tidak kreatif yang

dicirikan oleh kurangnya respons siswa

terhadap pelajaran yang diterima.

Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) adalah institusi pendidikan formal

yang bertujuan untuk melaksanakan

program pendidikan mengarah pada

pemberian bekal kecakapan dan

ketrampilan agar anak didik selesai studi,

mereka dapat diberdayakan dalam dunia

insdustri. SMK terdiri dari kelompok

ekonomi, pertanian, kerumahtanggaan

dan teknologi. SMK bidang teknologi

(sebelumnya STM) adalah suatu lembaga

formal, yang bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta

ketrampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut

(Peraturan Pemerintah RI No.19.Tahun

2005. Generasi yang dididik di lembaga

tersebut akan dijadikan teknisi yang

profesional sesuai keahliannya yang

dapat diandalkan untuk menunjang

pembangunan nasional termasuk

pembangunan kota Manado.Adapun

program kompetensi yang dididik di

SMK bidang teknologi, meliputi:

program keahlian pemanfaatan tenaga

listrik, teknik computer dan jaringan,

teknik audio video, teknik elektronika

industri, teknik permesinan, teknik

Page 5: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

75

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

otomotif, teknik las, teknik gambar

bangunan, teknik survey dan pemetaan,

dan teknik batu beton. Keandalan tenaga

keahlian tersebut tergantung mutu

lulusan, sedangkan ,mutu lulusan sangat

tergantung dari proses belajar mengajar

yang dilaksanakan di lembaga pendidikan

formal tersebut.

Menurut Suryosubroto (2005:19),

“guru dan iklim kerja sama di antara guru

dengan murid, murid dengan guru, serta

guru dengan kepala sekolah harus

harmonis”. Guru harus profesional berarti

mereka dituntut harus memiliki dedikasi

dan motivasi mengajar agar produktivitas

guru dalam proses belajar mengajar dapat

ditingkatkan. Berdasarkan pengamatan,

iklim pembelajaran dan motivasi kerja

guru SMK bidang teknologi di kota

Manado dan produktivitasnya belum

maksimal. Indikasinya masih relative

banyak guru sering terlambat datang ke

sekolah dan masuk kelas tidak sesuai

waktu yang sudah ditetapkan dijadwal

untuk melaksanakan tugas pokok yaitu

mengajar, masih terdapat adanya sikap

kerja guru yang tidak bertanggung jawab

dalam proses PBM, lingkungan kerja

(situasi) yang tidak menyenangkan antara

guru, dan lain-lain.

METODE

Oleh karena penelitian ini

menggunakan rancangan korelasional,

maka metode yang digunakan adalah

metode ex-post facto, di mana data-data

penelitian dikumpulkan tanpa membuat

perlakuan (treatment) khusus terhadap

variabel-variabel yang diteliti. Dalam

penelitian dengan metode ex-post facto

,data penelitian diperoleh melalui suatu

survey (Bailey, 1978:209). Yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karakteristik yang

berhubungan dengan variabel motivasi

kerja, iklim kerja, dan produktivitas

kerja guru. Sedangkan anggota

populasinya adalah seluruh guru SMK

Bidang Teknologi, yaitu: SMK Negeri 2,

SMK Negeri 4, SMK Ngeri 5, SMK

Getsemani, SMK Malesung, SMK El

Fatah, SMK Yapim, sebesar 260 orang

guru. Total guru SMK yang dijadikan

obyek penelitian adalah sejumlah 260

guru. Keseluruhan jumlah atau total

populasi guru ini tidak semuanya

dijadikan subyek penelitian, tetapi

mengambil sampel yang mewakili

populasi dengan cara atau teknik

Proporsional random sampling.

Penentuan sampel dilakukan dengan

memakai rumus:

n =

(Riuwan, 2004: 65-67)

Page 6: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

76

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

Dan berdasarkan rumus di atas

diperoleh:

n =

=

= 72,22

dibulatkan = 72

Data pada setiap variabel

penelitian dikumpulkan dengan

menggunakan angket dengan skala

Likert. Konstruksi item dengan skala

Likert tersebut disusun dalam bentuk

pernyataan positif dan negative yang

dijabarkan dari indikator-indikator yang

telah ditentukan untuk masing-masing

variabel penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis pertama yang diajukan

menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara variable motivasi

(X1) dengan produktivitas guru (Y).

Hipotesis Statistik H0 : ρy1 = 0 dan H1 :

ρy1 0 Untuk mengetahui hubungan

tersebut digunakan analisis korelasi

sederhana antara X1 dengan Y atau ry1.

Hasil deskrptif variabel

produktivitas guru (Y) menunjukkan

bahwa terdapat jumlah responden ( n ) =

72 responden yang mengisi angket

dengan rata-rata (mean) sebesar 160.8889

dan simpangan baku (standar deviasi) =

11.80064 dan variabel motivasi

menunjukkan jumlah responden ( n ) =

72 dengan rata-rata (mean) sebesar

162.4444 dan simpangan baku (standar

deviasi) = 11.81297.

Hasil koefisien Correlations

antata kedua variable tersebut. Nilai yang

diperoleh besar ry1 = 0.609 berarti

terdapat hubungan yang positif kuat

antara variabel motivasi dan

produktivitas guru. Dari hasil

perhitungan, kompetensi motivasi kerja

memberikan sumbangan (kontribusi)

terhadap produktivitas guru sebesar

37,1%.

Perhitungan keberartian (keeratan

hubungan) koefisien korelasi digunakan

rumus t hitung (Sudjana,1983:48) dan

dari hasil perhitungan didapatkan t hitung

sebesar 6,425

Untuk taraf nyata 0.05 dan n = 72,

uji satu pihak dimana dk = n – 2 = 72 – 2

= 70 sehingga diperoleh dari tabel

Distribusi t, maka ttabel = 1.658. Ternyata

t hitung lebih besar dari ttabel atau 6.425 >

1.658, maka H0 ditolak, dengan demikian

penelitian ini menerima H1, yang

menyatakan terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara motivasi

dengan produktivitas guru SMK Bidang

Teknologi di Kota Manado.

Dimana semakin tinggi tingkat

motivasi semakin tinggi pula

Page 7: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

77

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

produktivitas guru di sekolah. sesuai

dengan teori, oleh perkataan Husaini

(2009:265) bahwa: Penelitian tentang

motivasi menghasilkan konsep-konsep

antara lain: 1) manusia dewasa yang

sehat penuh potensi. Walaupun potensi

yang dimiliki manusia sangat tinggi,

namun tanpa adanya motivasi untuk

memanfaatkannya maka ia tidak akan

berprestasi, 2) manusia dewasa

mempunyai sejumlah motif (kebutuhan

dasar) yang menyalurkan potensinya. 3)

manusia dewasa mempunyai kebutuhan

sesuai dengan kebudayaannya, 4)

pemenuhan kebutuhan terlihat perilaku

yang tampak, berbeda-beda tergantung

situasinya.

Hipotesis kedua yang diajukan

menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara variable iklim

kerja (X2) dengan produktivitas guru (Y).

Hipotesis Statistik H0 : ρy2 = 0 dan H1 :

ρy1 0 Untuk mengetahui hubungan

tersebut digunakan analisis korelasi

sederhana antara X2 dengan Y atau ry2.

Hasil deskrptif variabel

produktivitas guru (Y) menunjukkan

bahwa terdapat jumlah responden ( n ) =

72 responden yang mengisi angket

dengan rata-rata (mean) sebesar 160.8889

dan simpangan baku (standar deviasi) =

11.80064 dan variabel iklim kerja

menunjukkan jumlah responden ( n ) =

72 dengan rata-rata (mean) sebesar

159.5417 dan simpangan baku (standar

deviasi) = 9.77340

Hasil koefisien Correlations

antata kedua variable tersebut. Nilai yang

diperoleh besar ry2 = 0.622 berarti

terdapat hubungan yang kuat antara

variabel iklim kerja dan variabel

produktivitas guru. Dari hasil

perhitungan, kompetensi iklim kerja (X2)

memberikan sumbangan (kontribusi)

terhadap produktivitas kerja (Y) sebesar

38.6%. Untuk uji signifikansi (keeratan)

korelasi atau hubungan

(Sudjana,1983:48) dan dari hasil

perhitungan didapatkan t hitung sebesar

6,654.

Untuk taraf nyata 0.05 dan n = 72,

uji satu pihak dimana dk = n – 2 = 72 – 2

= 70 sehingga diperoleh dari tabel

Distribusi t, maka ttabel = 1.658. Ternyata

t hitung lebih besar dari ttabel atau 6.654 >

1.658, maka H0 ditolak. Dengan

demikian penelitian ini menerima H1,

yang menyatakan terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara iklim

kerja dengan produktivitas guru SMK

Bidang Teknologi di Kota Manado.Dari

hasil analisis regresi sederhana maka

penduga koefisien regresi a2 = 41.046

dan b2 = 0,751 dan hasil pengujian

Page 8: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

78

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

koefisien regresi β = 0,622. Dari hasil

pengujian koefisien pengujian

signifikansi (t = 6,654) > ttabel= 1,658

pada taraf nyata 0,05 korelasi dan

poengujian dengan uji F maka F =

38.687 > Ftabel = 3.98. untuk = 0,493,

dengan demikian model hubungan iklim

kerja dan produktivitas guru merupakan

model garis lurus atau linier. Selanjutnya,

koefisien determinasi (r2) = 0,622. Nilai

ini menunjukkan bahwa hubungan iklim

sekolah dengan produktivitas guru adalah

sebesar 62 % sedangkan 37 %

dipengaruhi oleh factor lain. Dimana

iklim kerja yang kondusif menghasilkan

produktivitas yang tinggi pula, sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh

(Gibson, et al,1973) dalam Husaini

(2008:198) iklim organisasi erat

kaitannya dengan tugas seseorang dalam

rangka mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efisien. Interaksi yang terjadi

dalam sekolah merupakan indikasi

adanya keterkaitan satu dengan yang

lainnya guna memenuhi kebutuhan juga

sebagai tuntutan tugas dan tanggung

jawab pekerjaannya. Untuk terjalinnya

interaksi-interaksi yang melahirkan

hubungan yang harmonis dan

menciptakan kondisi yang kondusif untuk

bekerja diperlukan iklim kerja yang baik.

Iklim kerja ialah keseluruhan sikap guru-

guru di sekolah terutama yang

berhubungan dengan kesehatan dan

kepuasan mereka (Made Pidarta,

1998:178)

Oleh karena itu penciptaan iklim

kerja di sekolah sangatlah penting agar

kepuasan guru senantiasa terjaga

sehingga para guru dapat menjalankan

tugasnya dengan kinerja yang tinggi.

Hipotesis ketiga yang diajukan

menyatakan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara variable motivasi

(X1) dan iklim kerja (X2) dengan

produktivitas guru (Y). Hipotesis Statistik

H0 : ρy12 = 0 dan H1 : ρy12 0 Untuk

mengetahui hubungan tersebut digunakan

analisis korelasi ganda antara X1 dan X2

dengan Y

Hasil deskrptif variabel

produktivitas guru (Y) menunjukkan

bahwa terdapat jumlah responden ( n ) =

72 responden yang mengisi angket

dengan rata-rata (mean) sebesar 160.8889

dan simpangan baku (standar deviasi) =

11.80064 dan variabel motivasi

menunjukkan jumlah responden ( n ) =

72 dengan rata-rata (mean) sebesar

162.4444 dan simpangan baku (standar

deviasi) = 11.81297 serta variabel iklim

kerja menunjukkan jumlah responden ( n

) = 72 dengan rata-rata (mean) sebesar

Page 9: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

79

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

159.5417 dan simpangan baku (standar

deviasi) = 9.77340.

Hasil koefisien Correlations nilai

yang diperoleh untuk X1 dengan Y

sebesar 0.609 berarti terdapat hubungan

yang kuat antara motivasi dengan

produktivitas guru. Kemudian untuk X2

dengan Y sebesar 0.622 berarti terdapat

hubungan yang kuat antara iklim kerja

dengan produktivitas guru. Serta untuk

X1, X2 dengan Y sebesar 0.667 berarti

terdapat hubungan yang kuat antara

motivasi dan iklim kerja dengan

produktivitas guru. Dari hasil perhitungan

kompetensi motivasi, iklim kerja,

memberikan sumbangan (kontibusi)

terhadap produktivitas guru sebesar

44,5%.

Kemudian untuk uji signifikansi

(keeratan) atau hubungan antara variabel

X1 dan X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y diperoleh harga Fhitung =

27.583 lebih besar dari Ftabel atau 27.583

> 3.14 , maka Ho ditolak .Dengan

demikian penelitian ini menerima

H1yang menyatakan terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara

motivasi dan iklim kerja secara bersama-

sama dengan produktivitas guru SMK

Bidang Teknologi Kota Manado.

Sejalan dengan itu, Hiks (dalam

Winardi, 2000) mengatakan produktivitas

merupakan salah satu fungsi dari

motivasi. Motivasi menurut Hiks

dapat bersifat positif atau negatif, hal ini

menunjukkan bahwa jika motivasi

bersifat positif dapat mendorong

peningkatan produktivitas kerja.

Sebaliknya jika motivasi menurun dapat

menurunkan produktivitas kerja.

Produktivitas organisasi sekolah sebagian

besar dipengaruhi oleh produktivitas

kerja guru. Oleh karena itu, produktivitas

kerja guru harus menjadi perhatian kepala

sekolah sebagai pimpinan organisasi

karena tinggi rendahnya produktivitas

kerja guru dapat berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan organisasi sekolah

secara keseluruhan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis penelitian yang diajukan

terbukti bahwa variabel motivasi (X1) dan

iklim Sekolah (X2), baik secara sendiri-

sendiri maupun secara bersama-sama

berkontribusi positif terhadap

produktivitas guru (Y) seperti berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara motivasi dengan

produktivitas guru SMK Bidang

Page 10: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

80

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

Teknologi di Kota Manado. Hasil

koefisien determinasi r2 = 0,609

dengan t = 6,425 > ttabel = 1,658, ini

menunjukkan bahwa, hubungan

motivasi dengan produktivitas guru

SMK Bidang Teknologi sebesar

37.1%. Ini berarti guru dalam

melaksanakan tugas akan termotivasi

ketika memperoleh imbalan yang

layak, kesempatan untuk promosi,

memperoleh pengakuan dan

penghargaan atas prestasi dari

pimpinan, keamanan dalam bekerja,

lingkungan kerja yang baik sehingga

akan meningkatkan kinerjanya.

2. Terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara iklim kerja dengan

produktivitas guru SMK Bidang

Teknologi di Kota Manado.

Koefisien determinasi r2

= 0,622

dengan (t = 6.654) > ttabel = 1,658 ,hal

ini menunjukkan bahwa hubungan

iklim kerja dengan produktivitas guru

SMK Bidang Teknologi sebesar 38.6

% . Ini berarti Iklim kerja erat

kaitannya dengan tugas seseorang

dalam rangka mencapai tujuan satuan

pendidikan secara efektif dan efisien

karena iklim kerja yang kondusif

menghasilkan kinerja yang tinggi pula.

3. Terdapat hubungan yang positif dan

signifikan secara bersama motivasi

dan iklim kerja terhadap produktivitas

guru SMK Bidang Teknologi di kota

Manado. Hal ini berarti makin tinggi

motivasi kerja, makin kondusif iklim

kerja maka makin tinggi pula

produktivitas guru. Dimana total

keragaman produktivitas guru SMK

Bidang Teknologi di kota Manado,

dapat dijelaskan oleh motivasi dan

iklim kerja sebesar 44.5 % , sedangkan

yang sisanya 45.5 % merupakan

pengaruh faktor lainya yang tidak

diteliti. Adapun iklim kerja yang

kondusif antara lain: kualitas

kepemimpinan (quality of leadership),

kepercayaan (amount of trust),

komunikasi ke atas dan ke bawah

(communication upward and

downward), perasaan senang dalam

bekerja (feeling of useful work),

tanggung jawab (reponsibility),

keterbukakan hadiah (fair reward),

alasan masuk akal untuk kerja keras

(reasonable job pressures), peluang

(opportunity), lingkungan pekerja dan

partisipasi (employee environment,

participation

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil

penelitian, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

Page 11: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

81

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

1. Mengingat temuan dalam penelitian

ini menunjukkan signifikan hubungan

motivasi dengan produktivitas guru,

maka tingkat perkembangan motivasi

perlu ditingkatkan lagi dengan terus

memperbaiki kualitas

produktivitasnya.

2. Iklim sekolah yang kondusif harus

tetap dijaga bahkan ditingkatkan agar

guru dapat menjalankan tugasnya

dengan penuh keikhlasan dan penuh

semangat

3. Institusi yang membina kinerja guru

dan tenaga kependidikan harus

sepenuhnya oleh pemerintah atau

organisasi profesi guru dan tenaga

kependidikan.

4. Para penentu kebijakan dalam bidang

pendidikan memberikan perhatian

penuh terhadap masalah motivasi

kerja dan iklim kerja agar

produktivitas tetap tinggi, sebab

produktivitas kerja yang tinggi

diharapkan dapat memberikan

sumbangan yang sangat berarti bagi

kinerja dan kemajuan sekolah lebih

khusus mutu pendidikan. Sebab

kebijakan pendidikan dalam

pelaksanaannya perlu

memperhitungkan faktor efisiensi.

DAFTAR PUSTAKA

Buchari, Z. 2004. Manajemen dan

Motivasi. Jakarta: Balai Aksara.

Cushway, Barry & Lodge. 2002.

Organizational Behavior and

design .(Perilaku dan Desain

Organisasi). Jakarta: PT.Gramedia

Faisal Djalal. 2010. Kerja Sama

Sekolah Industri Diperkuat.

Dikutip dalam website

http://transparansipendidikan.blog

spot.com. Tanggal 8 Januari 2010.

Gomes, F. Cardoso. 1995. Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Yokyakarta: Andi Offset.

Husaini, Usman. 2009. Manajemen,

Teori dan Praktik dan Riset

Pendidikan. Bumi Aksara.

Heidjrachman, R. P dan Suad, H. 1995.

Kompensasi dan Produktivitas

Organisasi. Yokyakarta: BPFE.

Ishak Arep dan Hendri Tandjung. 2004.

Manajemen Motivasi. Jakarta:

Grasind.

Kambey, D. C. 1999. Manajemen

Sumber Daya. Manado: Yayasan

Triganesha Nusantara.

Muin, H. Januar. 1999. Motivasi Kerja

Dan Peningkatan Produktivitas

Kerja. Jakarta: Nuansa Madani.

Pidarta, Made. 1998. Manager

Pendidikan Indonesia. Jakarta:

Bumi Aksara.

Prabayu, Cs. 2005. Analisis Statistik

Dengan Microsoft Excel &

SPSS. Yokyakarta: Andi.

Page 12: HUBUNGAN MOTIVASI DAN IKLIM KERJA DENGAN · PDF fileED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota

ED VOKASI, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Abast, Hubungan Motivasi dan Iklim Kerja dengan Produktivitas Guru SMK di Kota Manado

82

Volume 2, Nomor 2, hal 71-82, Sept. 2011

Petty, Geoffrey. 1997. How to be better

at Creativity. Memaksimalkan

Potensi Kreatif . (Alih bahasa:

Hari Wahyudi). 2002. Jakarta: PT

Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya

Manusia dan Produktivitas

Kerja. Bandung: Mandar Maju.