hubungan kemandirian belajar dengan · pdf filetabel 10 distribusi frekuensi skor prestasi...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK
DI SMPN – 14 PALANGKA RAYA TAHUN PELAJARAN2014/2015
SKRIPSI
Oleh
SITI MARYAM NIM : 10.21.11875
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
TAHUN 2015
2
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK
DI SMPN-14 PALANGKA RAYA TAHUNPELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Ditulis Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh
SITI MARYAM NIM : 10.21.11875
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015
3
i
4
ABSTRAK
SITI MARYAM. 2015. Hubungan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik Di SMPN – 14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi. Program Studi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Pembimbing : (1) Drs. M. Fatchurahman, M.Pd.,M.Psi (2) Drs. Fazakkir Noor, M.Pd
Kata kunci : kemandirian Belajar, Prestasi Belajar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara
kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris di SMPN-14 Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional. Adapun
populasi dalam penelitian ini sebanyak 55 orang peserta didik yang sekaligus dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan rumus korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kemandirian belajar
dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII SMPN –14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan nilai rhitung= 0,324 yang berlaku pada populasi.
ii
5
ABSTRACT
Siti Maryam. 2015. Relationship With Independence Learning English Learning
Achievement of Students in SMP - 14 Palangkaraya Academic Year 2014 /
2015.Skripsi.Guidance Counseling Study Program Faculty of Teacher
Training and Education Sciences, University of Muhammadiyah
Palangkaraya.Advisor: (1) Drs. M. Fatchurahman, M.Pd.,M.Psi (2) Drs.
Fazakkir Noor, M.Pd
Keywords: independence Learning, Learning Achievement
This study aims to determine whether or not the relationship between independent learning and academic achievement of English in the SMP-14 Palangkaraya academic year 2014/2015
The method used in this study was correlation. The population in this study were 55learners who once used as a sample. Data collection techniques by using questionnaires and documentation.Data analysis technique using product moment correlation formula.
The results showed that there is a relationship independent learning and the learning achievement of students in the subjects of English class VIII SMP Palangkaraya -14 academic year 2014/2015 with rCount value = 0.324 applicable to the population
iii
6
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto : “Orang yang bijak adalah orang yang mampu mengakui
kesalahannya dan memperbaiki kesalahannya serta dapat
mengambil hikmah dari setiap tindakannya”
Tiada Kata Yang Lebih Pantas Selain Terima Kasih dari Lubuk Hati
Yang Paling Dalam, Yang Dapat Saya Sampaikan
Kepada Semua Pihak,Terutama :
Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, limpahan rahmat dan
karunia sehingga dapat menyelesaikan skripsi serta pendidikan sebagai
sarjana S1
Ayah dan Bunda yang telah melahirkan,membesarkan dan mendidik
saya,yang dedikasinya dalam perjuangan hidup menginspirasi saya
untuk terus menggapai kehidupan yang lebih baik
Suami beserta anak-anakku tercinta,yang dengan setia,sabar dan tekun
menemani saya dalam masa pendidikan.
Dosenpembimbingterbaikku (Drs.H.M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi
dan Drs. Fazakkir Noor, M.Pd) atas pelayanan dan perhatiannya yang
selalumembantuku.
Adik-adik ku, teman-teman di RA.Al-muslimun serta teman- teman
Angkatan 2010 yang selalu memberi semangat, bantuan, dan pendapat
selama menempuh pendidikan sampai penyusunan tugas akhir ini,
yang tidak bisa disebutkan satu persatu
Almamater, Nusa danBangsaku
iv
7
v
8
vi
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
taufik-nya kepada peneliti sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan kemandirian
belajar peerta didik kelas VIII di SMPN-14 Palangka Raya” dapat diselesaikan
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Palangka Raya.
2. Bapak Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka
Raya
3. Bapak Ketua Program Studi BK Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
4. Bapak Drs. M. Fatchurahman, M.Pd dan Bapak Drs. Fazakkir Noor, M.Pd
5. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga kota Palangka Raya
6. Kepala sekolah, Bapak dan Ibu guru serta Staf TU SMPN-14 Palangka Raya
7. Ayah, Ibu, Adik dan Keluargaku yang selalu memberikan dukungan baik
berupadukungan moril maupun materil
8. Rekan-rekan seperjuangan serta segala pihak yang membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini kelak menjadi skripsi yang sangat bermanfaat bagi
kita semua terutama bagi perkembangan ilmu pendidikan
Palangka Raya, Januari2015
Penulis,
SITI MARYAM
vii
10
DAFTAR ISI
Halaman SURAT PERNYATAAN ............................................................................ i ABSTRAK ................................................................................................... ii ABTRACK .................................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... v LEMBARPENGESAHAN .......................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR TABEL ....................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 4 C. Batasan Masalah ..................................................................... 5 D. Rumusan Masalah .................................................................. 5 E. Tujuan Penelitian.................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 7
A. Analisis Teoretis ..................................................................... 7 1. Kemandirian ...................................................................... 7
a. Pengertian Kemandirian .............................................. 7 b. Aspek Kemandirian ..................................................... 8 c. Ciri – ciri Kemandirian Anak Dalam Belajar .............. 9 d. Upaya mengembangkan Kemandirian Anak ................ 9 e. Faktor – faktor yang mempengaruhi kemandirian Anak 11
2. Prestasi Belajar.................................................................. 12 a. Pengertian Belajar ....................................................... 12 b. Pengertian Prestasi Belajar .......................................... 13 c. Faktor – faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14 d. Indikator Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik 17
B. Penelitian Yang Relevan......................................................... 18 C. Kerangka Berpikir .................................................................. 20 D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 23 A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 23 B. Metode Penelitian ................................................................... 23 C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 24 D. Variabel dan Definisi Operasional .......................................... 26 E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian .............. 28 F. Teknik Analisa Data ............................................................... 33
viii
11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 35 A. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 35 B. Analisis Korelasi .................................................................... 46 C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 48 D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 49
BABV PENUTUP ................................................................................... 51 A. Kesimpulan ............................................................................ 51 B. Saran ...................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Populasi penelitian ............................................................................. 24
Tabel 2 Sampel Penelitian .............................................................................. 25
Tabel 3 Pedoman Pemberian Skor .................................................................. 29
Tabel 4 Kisi-kisi Angket Kemandirian Peserta Didik ..................................... 30
Tabel 5 Pedoman untuk Pemberian Interfrestasi Koefisien Korelasi ................ 34
Tabel 6 Data Skor Kemandirian Belajar .......................................................... 35
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Skor Kemandirian Belajar Peserta
Didik Kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya. ....................................... 37
Tabel 8 Kategorisasi Skor Kemandirian Belajar ............................................. 39
Tabel 9 Data Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris .......................................... 40
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Peserta Didik Kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya ............................ 43
Tabel 11 Kategorisasi Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris .............................. 44
Tabel 12 Analisis Korelasi Antara Variabel X (Kemandirian Belajar) Dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Bahasa Inggris) .............................................................................................. 46
x
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Hubungan antara varibel bebas dan variabel terikat............................ 26
Gambar 2. Diagram Batang Kemandirian Belajar Peserta Didik ......................... 39
Gambar 3. Diagram Batang Prestasi Belajar Peserta Didik ................................. 45
xi
14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Uji Validitas dan Reabilitas Instrument
Lampiran 2 Soal dan Hasil Penelitian
Lampiran 3 Administrasi Penelitian
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional dibidang pendidikan dilaksanakan dalam
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas
manusia dalam mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu mewujudkan masyarakat
yang maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang
Dasar 1945, yang memungkinkan setiap warga negaranya mengembangkan
diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
Untuk mencapai sasaran dari pembangunan khususnya dibidang
pendidikan, pemerintah telah berupaya mengembangkan dan meningkatkan
penyelenggaraan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan
perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. Upaya-upaya dimaksud antara
lain dengan penyediaan sarana prasarana pendidikan, peningkatan
kemampuan profesi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar,
serta adanya penyesuaian kurikulum sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan masyarakat. Semua upaya tersebut pada dasarnya ditujukan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yakni:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
2
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Membentuk suatu karakter bangsa yang bermartabat, diperlukan
sistem pendidikan yang didalamnya tercipta sistem belajar mengajar yang
baik bagi peserta didik itu sendiri. Proses belajar mengajar yang baik akan
menunjang terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang baik pula.
Dalam proses belajar mengajar diharapkan adanya perubahan tingkah laku
yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku peserta didik berbeda
satu samalain, hal ini disebabkan karakteristik setiap peserta.Perbedaan
tersebut dapat meliputi kesehatan, tingkat kecerdasan, motivasi, kemandirian
dan masih banyak lagi.
Menurut Morrison (2012:228) bahwa: “kemandirian adalah
kemampuan untuk mengerjakan tugas sendiri, menjaga diri sendiri, dan
memulai kegiatan tanpa harus selalu diberi tahu apa yang harus dilakukan”.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Barnadib (dalam Fatimah, 2006:142)
mengungkapkan bahwa: “kemandirian meliputi perilaku mampu berinisiatif,
mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat
melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.”
Kemandirian belajar peserta didik ditunjukkan dengan sikapnya yang
mampu menghadapi masalah dan tugasnya dengan mandiri, tanpa harus
bergantung pada pekerjaan teman atau orang lain. Seiring pertumbuhannya,
peserta didik yang mandiri akan mampu untuk menghadapi masalah yang
timbul dalam masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya dengan cara yang
solutif, mengembangkan kematangan sikap dan mental.
3
Menurut Syaiful (2005:24) menyatakan bahwa: “Prestasi belajar
adalah suatu tingkat penguasaan yang dicapai peserta didik dalam mengikuti
kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya”.
Sedangkan menurut Slameto (2009: 17) mengatakan bahwa :
Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima. Prestasi belajar merupakan suatu penilaian terhadap suatu kecakapan
nyata yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari materi pembelajaran.
Hasil penilaian tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai dan huruf setelah
dievaluasi. Tujuan dari prestasi belajar adalah untuk mengetahui sejauh mana
peserta didik dapat menguasai dan memahami materi dari mata pelajaran
yang telah diajarkan oleh guru. Untuk mencapai prestasi yang baik tidaklah
mudah, dibutuhkan usaha yang optimal untuk mencapainya.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SMPN – 14 Palangka Raya tahun
pelajaran 2014/2015dan keterangan sementara dari guru BK dan guru mata
pelajaran bahwa terdapat peserta didik yang bekerjasama bila mengerjakan
ulangan, kesulitan mengerjakan tugas-tugas mandiri dari guru mata pelajaran
bahasa Inggris, saling ketergantungan dengan teman dalam mengerjakan
tugas-tugas guru, serta kesulitan dalam mengambilkeputusan yang tepat untuk
dirinya dalam hal belajar. Selain itu juga terdapat peserta didik yang lebih
senang mengerjakan kegiatan yang lain diluar pelajaran daripada
memperhatikan pelajaran karena mereka kurang memahami kosakata dalam
4
Bahasa Inggris sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya. Jika tidak diteliti maka akan berdampak negatif pada peserta didik
seperti : ia akan mencontek, hasil belajarnya tidak mencapai nilai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimum).
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih mendalam mengenai penelitian dengan judul: “Hubungan Kemandirian
Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik SMP Negeri 14
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015”.Penelitian ini penting dilakukan
karena kemandirian dalam belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik. Semakin bagus kemandirian belajar peserta didik maka akan
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena yang dikemukakan pada latar belakang, maka
dalam penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Terdapat peserta didik yang bekerjasama bila mengerjakan ulangan
2. Terdapat peserta didik yang kesulitan mengerjakan tugas-tugas mandiri
dari guru mata pelajaran Bahasa Inggris
3. Terdapat peserta didik yang sering kesulitan dalam mengambil keputusan
yang tepat untuk dirinya dalam hal belajar
4. Terdapat peserta didik yang saling ketergantungan dengan teman dalam
mengerjakan tugas-tugas dari guru
5. Terdapat peserta didik yang lebih senang mengerjakan kegiatan yang lain
diluar pelajaran daripada memperhatikan pelajaran.
5
C. Batasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan judul
penelitian, maka perlu diberi batasan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Yang diteliti dalam penelitian ini adalah tentang hubungan kemandirian
belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik di SMP Negeri
14 Palangka Raya.
2. Prestasi dalam penelitian ini meliputi prestasi dalam mata pelajaran
Bahasa Inggris
3. Peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas VIII SMPN-14
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada
hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta
didik di SMPN -14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015?.
E. Tujuan Penelitian
Dalam melaksanakan setiap penelitian pasti ada tujuan yang dicapai.
Adapun tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta
didik di SMPN - 14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
6
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang berkaitan dengan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
Bahasa Inggris peserta didik.
b. Dapat menjadi dasar bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut tentang
permasalahan yang berkaitan dengan kemandirian belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Diharapkan dapat dijadikan acuan untuk dapat meningkatkan kualitas
belajar mengajar.
b. Bagi guru
Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan
pemahaman dan perhatian dalam kegiatan belajar mengajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis
1. Kemandirian
a. Pengertian Kemandirian
Menurut Morrison (2012:228) bahwa: “kemandirian adalah
kemampuan untuk mengerjakan tugas sendiri, menjaga diri sendiri, dan
memulai kegiatan tanpa harus selalu diberi tahu apa yang harus
dilakukan.”
Sedangkan Barnadib (dalam Fatimah, 2006:142)
mengungkapkan bahwa: “kemandirian meliputi perilaku mampu
berinisiatif, mampu mengatasi hambatan/masalah, mempunyai rasa
percaya diri dan dapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang
lain.”
Kemandirian tidak hanya berlaku bagi anak tetapi juga pada
semua tingkatan usia. Setiap manusia perlu mengembangkan
kemandirian dan melaksanakan tanggung jawab sesuai dengan
kapasitas dan tahapan perkembangannya.Secara alamiah anak
mempunyai dorongan untuk mandiri dan bertanggung jawab atas diri
sendiri.
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kemandirian adalah kemampuan untuk berdiri sendiri dalam arti tidak
7
8
bergantung pada orang lain dalam menentukan keputusan dan mampu
melaksanakan tugas hidup dengan penuh tanggung jawab.
b. Aspek Kemandirian
Menurut Havighurst (dalam Fatimah, 2006:143) menyatakan
bahwa kemandirian dalam belajar terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
1) Emosi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak bergantung kepada orang tua.
2) Ekonomi, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan mengatur ekonomi dan tidak bergantungnya kebutuhan ekonomi kepada orang tua.
3) Intelektual, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
4) Sosial, aspek ini ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung atau menunggu aksi dari orang lain.
Sejalan dengan pendapat tersebut Salim (dalam Ayriza,
2007:18) menyatakan bahwa kemandirian ditunjukkan dengan beberapa
bentuk yaitu:
1) Bebas dapat dilihat adanya tindakan atas kehendak sendiri tidak tergantung pada orang lain.
2) Progresif dan ulet, tampak pada usaha untuk mengejar prestasi, tekun dan berusaha untuk mewujudkan harapan.
3) Inisiatif, yang meliputi kemampuan berpikir, bertindak secara orisinil, dan penuh inisiatif.
4) Pengendalian diri, meliputi perasaan mampu mengatasi masalah, kemampuan mengendalikan tindakan dan mempengaruhi lingkungan atas usahanya sendiri.
5) Pemantapan diri, mencakup aspek percaya diri, menerima dirinya dan memperoleh kepuasan dari usahanya.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa aspek
kemandirian pada anak berasal dari dalam dan luar diri anak
9
c. Ciri – ciri Kemandirian Dalam Belajar
Menurut Danuri (2010: 15) ada beberapa ciri-ciri kemandirian
belajar yaitu:
1) Adanya tendensi untuk berperilaku bebas dan berinisiatif, bersikap, dan berpendapat.
2) Adanya tendensi untuk percaya diri. 3) Adanya sifat original (keaslian) dan bukan sekedar meniru
orang lain. 4) Adanya tendensi untuk mencoba diri.
Sejalan dengan pendapat diatas, Negoro (2008: 17) menyatakan
bahwa ciri-ciri kemandirian belajar adalah sebagai berikut :
1) Memiliki kebebasan untuk berinisiatif. 2) Memiliki rasa percaya diri. 3) Mampu mengambil keputusan. 4) Dapat bertanggung jawab. 5) Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Setelah melihat ciri-ciri kemandirian yang dikemukakan dari
beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
kemandirian dalam belajar antara lain: Memiliki rasa tanggung jawab
terhadap diri sendiri, memiliki inisiatif, memiliki percaya diri, dapat
mengambil keputusan,mempunyai kontrol diri yang kuat.
d. Upaya Mengembangkan Kemandirian Anak
Upaya untuk mengembangkan nilai kemandirian melalui ikhtiar
pengembangan atau pendidikan sangat diperlukan untuk kelancaran
perkembangan kemandirian siswa. Pendidikan di sekolah perlu
melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian siswa. Desmita
(2009: 190) mengemukakan upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah
untuk mengembangkan kemandirian siswa adalah:
10
1) Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang memungkinkan anak merasa dihargai.
2) Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan dalam berbagai kegiatan sekolah.
3) Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekplorasi lingkungan serta mendorong rasa ingin tahu.
4 ) Penerimaan positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya.
5) Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak.
Sejalan dengan pendapat di atas Ali dan Asrori (2005: 119-120)
menjelaskan hal-hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan
kemandirian remaja, antara lain sebagai berikut:
1) penciptaan partisipasi dan keterlibatan dalam keluarga, yang diwujudkan dalam bentuk saling menghargai antaranggota keluarga dan keterlibatan dalam memecahkan masalah remaja;
2) penciptaan keterbukaan, yang diwujudkan dalam bentuk toleransi terhadap perbedaan pendapat, memberikan alasan terhadap keputusan yang diambil bagi remaja, keterbukaan terhadap minat remaja, mengembangkan komitmen terhadap tugas remaja, kehadiran dan keakraban hubungan dengan remaja;
3) penciptaan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan diwujudkan dalam bentuk mendorong rasa ingin tahu remaja, adanya aturan tetapi tidak cenderung mengancam apabila ditaati, adanya jaminan rasa aman dan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan;
4) penerimaan positif tanpa syarat, yang diwujudkan dalam bentuk tidak membeda-bedakan remaja, menerima remaja apa adanya, serta menghargai ekspresi potensi remaja;
5) empati terhadap remaja, yang diwujudkan dalam bentuk memahami pikiran dan perasaan remaja, melihat persoalan remaja dengan berbagai sudut pandang, dan tidak mudah mencela karya remaja;
6) penciptaan kehangatan hubungan dengan remaja, yang diwujudkan dalam bentuk interaksi secara akrab, membangun suasana humor dan komunikasi ringan dengan remaja, dan bersikap terbuka terhadap remaja. Melalui upaya pengembangan kemandirian yang dilakukan oleh keluarga maupun pendidik tersebut dapat memicu berkembangnya
11
kemandirian pada diri remaja sehingga remaja dapat mencapai perkembangannya secara optimal.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa upaya
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemandirian siswa
adalah: melakukan tindakan penciptaan kebebasan keterlibatan dan
partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan, menciptakan hubungan yang
akrab, hangat dan harmonis dengan siswa, menciptakan keterbukaan,
penerimaan positif tanpa syarat, menciptakan kebebasan untuk
mengeksplorasi lingkungan serta menciptakan empati kepada siswa.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Siswoyo (2004: 9) menyatakan bahwa kemandirian belajar
sebagai bagian dari kepribadian mempunyai faktor-faktor sebagai
berikut :
1) Faktor kodratik, seperti umur, jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Faktor kodratik berkaitan dengan faktor dari dalam individu. Dari segi umur akan mempengaruhi tingkat kemandirian belajar karena semakin bertambahnya umur seseorang akan diikuti pula semakin tingginya tingkat kemandirian belajarnya. Anak perempuan biasanya lebih lambat disbanding anak laki-laki karena anak perempuan lebih banyak mendapat perlindungan dari orang tuanya.Disamping itu, urutan kelahiran juga berpengaruh terhadap kemandiriannya. Anak pertama akan lebih mempunyai sikap mandiri daripada anak kedua dan seterusnya.
2) Faktor lingkungan, yang terbagi atas faktor tidak permanen yaitu peristiwa-peristiwa penting dalam hidup seseorang yang mengakibatkan ketergantungan kepribadian seseorang, misalnya kematian orang tua atau bencana alam, dan faktor permanen seperti pendidikan dan pekerjaan. Lingkungan keluarga akan mempengaruhi tingkat kemandirian dikarenakan pola asuh orang tua terhadap anak. Perbedaan tingkat kemandirian belajar anak tergantung bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak. Sedangkan lingkungan sekolah
12
dan masyarakat juga turut menentukan tergantung pola kepemimpinan maupun pola kebiasaan yang ada dalam lingkungan tersebut.
Sejalan dengan pendapat tersebut Sidarta(dalam Suyoto, 2005:
10) menjelaskan bahwa “Salah satu faktor pendukung yang ikut
mempengaruhi kemandirian belajar adalah lingkungan dimana individu
disosialisasikan. Sosialisasi adalah seluruh proses mempelajari nilai-
nilai sikap, pengetahuan, berbagai keterampilan dan tehnik yang
dimiliki masyarakat”.
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar peserta didik meliputi
faktor dari dalam dan faktor dari luar.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh setiap
manusia untuk dapat menjalani kehidupannya dengan baik. Dengan
belajar maka manusia itu sendiri dapat berguna dan bermanfaat bagi
dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Menurut Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan Anitha (2007: 24) menyatakan bahwa:
Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena adanya dukungan dari lingkungan positif yang menyebabkan
13
terjadinya interaksi induktif. Perubahan itu terjadi secara menyeluruh meliputi pengetahuan, sikap, keterampilan.
Sejalan dengan pendapat tersebut Nurgiyantoro (2008: 78)
mengatakan bahwa:
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang disebabkan adanya interaksi dengan lingkungan. Indikator bahwa seseorang telah mengalami proses belajar adalah jika ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berkompeten dan tidak berkapabilitas menjadi berkompeten dan berkapabilitas, serta dari cara dan sikapnya memandang dan memperlakukan suatu masalah yang mengalami “peningkatan kualitas” dan sebelum terjadi proses belajar.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksinya untuk
mencapai suatu perubahan yang lebih baik, hal tersebut meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berlangsung secara
pengalaman yang dialami oleh peserta didik.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar peserta didik. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar
yang bersifat tidak dapat diraba. Kunci pokok untuk memperoleh
ukuran dan data hasil belajar peserta didik yaitu dengan cara
mengetahui garis besar indikator yang dikaitkan dengan jenis prestasi
yang hendak diungkapkan atau diukur. Maka dari itu para ahli
mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan
pandangan yang mereka anut.
14
Menurut Syaiful (2005:24) menyatakan bahwa: “Prestasi belajar
adalah suatu tingkat penguasaan yang dicapai peserta didik dalam
mengikuti kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
sebelumnya”. Sedangkan menurut Slameto (2009: 17) mengatakan
bahwa :
Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Prestasi belajar adalah tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar merupakan segala upaya yang dilakukan seseorang
secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Prestasi
tidak lepas dari proses belajar mengajar. Oleh karena itu untuk
mencapai prestasi yang baik seseorang harus belajar dengan baik dan
sungguh-sungguh. Prestasi belajar merupakan tolak ukur penguasaan
peserta didik terhadap suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu
dalam suatu mata pelajaran dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan yang dimiliki peserta didik dari hasil
evaluasi atau tes materi pelajaran.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Kartono (dalam Tu’u 2004:83), faktor-faktor yang
menghambat prestasi belajar siswa antara lain :
1) Faktor intern (dari dalam diri), meliputi : a) Faktor kesehatan.
Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan anak tertinggal pelajarannya.Karena itu, orang tua harus
15
memperhatikan kesehatan anak-anaknya dengan makanan yang bergizi.
b) Faktor kecerdasan Siswa dengan kecerdasan yang kurang menyebabkan siswa tersebut lambat dan akan tertinggal dari teman-temannya. Hasil yang dicapai tidak optimal.
c) Faktor perhatian Perhatian disini terdiri dari perhatian di sekolah dan di rumah.Perhatian belajar di rumah sering terganggu dengan acara televisi, kondisi keluarga dan rumah sedangkan perhatian belajar disekolah sering terganggu dengan suasana pembelajaran,serta kurangnya konsentrasi. Perhatian yang kurang memadai akan berdampak kurang baik terhadap hasil belajar.
d) Faktor minat Minat merupakan kecenderungan yang tinggi
terhadap sesuatu. Apabila pembelajaran yang dikembangkan guru tidak menimbulkan minat, akan membuat siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai tidak optimal.
e) Faktor bakat Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak lahir.Apabila pelajaran yang diikuti tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki, prestasi belajar yang dicapai tidak optimal.
2) Faktor ekstern (dari luar diri), meliputi:
a) Faktor keluarga Faktor-faktor tersebut berupa faktor orang tua misalnya cara orang tua mendidik yang kurang baik, teladan yang kurang, faktor suasana rumah yang ramai an sering cekcok; faktor ekonomi keluarga.
b)Faktor sekolah Faktor sekolah terdiri dari faktor metode pembelajaran, misalnya metode yang kurang variatif dan membosankan siswa; faktor hubungan antara guru dan siswa yang kurang dekat, faktor siswa, faktor guru yang kurang penguasaan terhadap materi, faktor sarana di sekolah seperti buku-buku yang kurang, lingkungan yang ramai.Semua itu mengganggu siswa mencapai prestasi yang baik.
c) Faktor disiplin sekolah Disiplin sekolah yang tidak ditegakkan dengan baik akan berpengaruh negatif terhadap proses belajar anak. Misalnya siswa yang terlambat dibiarkan saja tanpa adanya hukuman.
16
d) Faktor masyarakat Faktor media massa seperti acara televisi yang mengganggu waktu belajar, faktor teman bergaul yang kurang baik, merupakan faktor yang paling banyak mempengaruhi prestasi dan perilaku siswa.
e). Faktor lingkungan tetangga Misalnya tetangga yang pengangguran, pencuri, penjudi, peminum merupakan lingkungan yang dapat bergaul terhadap hasil belajar siswa.
f). Faktor aktivitas organisasi Jika siswa mempunyai banyak aktivitas organisasi selain menunjang hasil belajar, dapat juga mengganggu hasil belajar jika tidak dapat mengatur waktu dengan baik.
Sejalan dengan pendapat di atas, Djaali (2007: 142) menyatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ,yaitu:
1) Faktor dari dalam diri, antara lain : a) Kesehatan
Apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, demam dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau belajar. Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar
b) Intelegensi Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal.
c) Minat dan motivasi Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri anak ataupun dari luar lingkungan
d) Cara belajar Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.
2) Faktor dari lingkungan, antara lain a) Keluarga
Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan
17
anak. Pendidikan orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara, bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi belajar anak.
b) Sekolah Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.
c) Masyarakat Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak untuk lebih giat belajar.
d) Lingkungan sekitar Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam dan luar
diri peserta didik
d. Indikator Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik
Menurut Surya dan Barlow (dalam Muhibbin syah, 2007 :214-
216) ada beberapa indikator untuk mengetahui prestasi belajar peserta
didik, antara lain:
1) Ranah Cipta (kognitif) a) Pengamatan, indikatornya : dapat menunjukkan, dapat
membandingkan, dapat menghubungkan. b) Ingatan, indikatornya : dapat menyebutkan, dapat
menunjukkan kembali c) Pemahaman, indikator : dapat menjelaskan, dapat
mendefinisikan dengan lisan sendiri d) Aplikasi/ penerapan, indikatornya : dapat memberikan
contoh, dapat menggunakan secara tepat e) Analisis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti),
indikatornya : dapat menguraikan, dapat mengklasifikasikan/memilah-milah
f) Sintesis, indikatornya : dapat menghubungkan, dapat menyimpulkan, dapat menggeneralisasikan.
18
2) Ranah Rasa (Afektif) a) Penerimaan, indikatornya : menunjukkan sikap
menerima, menunjukkan sikap menolak b) Sambutan, indikatornya : kesediaan
berpartisipasi/terlibat, kesediaan memanfaatkan c) Apresiasi (sikap menghargai), indikatornya : menanggap
penting dan bermanfaat, menganggap indah dan harmonis, mengagumi
d) Internalisasi (pendalaman), indikatornya : mengakui dan meyakini, mengingkari
e) Karakterisasi, indikatornya : melembagakan atau meniadakan, menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari
3) Ranah Karsa (Psikomotor) a) Keterampilan bergerak dan bertindak, indikatornya :
mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya
b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal, indikatornya : mengucapkan, membuat mimik dan gerakan jasmani
B. Penelitian Yang Relevan
Eka Prismantara (2006) melaksanakan penelitian tentang hubungan
antara prestasi belajar Matematika dan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar dasar-dasar Akuntansi kelas satu Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta
tahun 2005/2006. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui hubungan
antara prestasi belajar Matematika dengan prestasi belajar Dasar-dasar
Akuntansi kelas I Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta Tahun 2005/2006, (2)
untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar siswa dengan prestasi
belajar Dasar-dasar Akuntansi kelas I Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta, (3)
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar Matematika
dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar Dasar-dasar Akuntansi
kelas I Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2005/2006. Penelitian
ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif.Tehnik analisis data yang
19
digunakan analisis korelasi ganda dan korelasi parsial satu jenjang dalam
regresi linier. Hasil analisis sebagai berikut:
1. Hasil hitung pada N = 40 dengan taraf signifikan 5% diperoleh = 0,878
dan rtabel 0,312. Jadi rhitung>rtabel, hal ini berarti ada hubungan antara prestasi
belajar Matematika dengan prestasi belajar Dasar-dasar Akuntansi. Jadi
hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan antara
prestasi belajar Matematika dengan prestasi belajar Dasar-dasar
Akuntansi“ dapatteruji kebenarannya.
2. Hasil hitung pada N = 40 dengan taraf signifikan 5% diperoleh = 0,429
dan rtabel 0,312. Jadi rhitung>rtabel, hal ini berarti ada hubungan antara
kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar Dasar-dasar Akuntansi.
Jadi hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang positif dan signifikan
antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Dasar-dasar Akuntansi
“ dapat teruji kebenarannya.
3. Hasil hitungan pada dk = 2 kawan 37 dan taraf signifikan 5% diperoleh
Fhitung= 52,3 dan Ftabel= 4,1. Jadi Fhitung>Ftabel, hal ini berarti ada hubungan
antara prestasi belajar Matematika dan kemandirian belajar siswa dengan
prestasi belajar Dasar-dasar Akuntansi. Jadi hipotesis yang berbunyi “ada
hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar Matematika
dan kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar Dasar-dasar
Akuntansi” dapat teruji kebenarannya.
Pada tahun 2012 Saparudin melaksanakan penelitian tentang
kemandirian belajar siswa hubungannya dengan prestasi belajar pada mata
20
pelajaran Aqidah Akhlak (studi penelitian di MTs Al-Mu’awanah Sajira).
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui kemandirian belajar di MTs Al-
Mu’awanahSajira, (2) untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Mu’awanahSajira, (3) untuk mengetahui
berapa besar hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Mu’awanah Sajira. Hasil
penelitian ini diperoleh data bahwa indeks koefisien korelasi sebesar 0,66
nilai tersebut termasuk adanya korelasi yang tinggi. Sedangkan signifikasi
diperoleh thitung= 5,42 dan ttabel= 1,69 , dimana t hitung> t tabel berarti terdapat
hubungan positif antara kemandirian belajar siswa dengan prestasi belajar
pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Mu’awanahSajira. Sedangkan
kontribusinya diperoleh 43,5% dan sisanya 56, 44% dipengaruhi oleh faktor
lain.
Sedangkan penelitian ini mengambil judul tentang hubungan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas
VIII di SMPN-14 Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa
Inggris peserta didik kelas VIII di SMPN-14 Palangka Raya.
C. Kerangka Berpikir
Menurut Sugiono (2010 : 92) menyatakan bahwa :
Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan. Berbagai teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti.
21
Kemandirian belajar merupakan suatu kesadaran dari peserta didik
untuk memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri dalam memperoleh
pengetahuan dan keterampilan tertentu. Dengan pengertian tersebut dapat
ditemukan adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian kemandirian, yaitu
adanya percaya diri yang tinggi, tidak bergantung pada orang lain dan
bertanggung jawab pada diri sendiri.
Prestasi belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah
melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar tampak dari perubahan tingkah
laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi akan
dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya peserta didik yang
memiliki kemandirian belajar yang rendah akan kurang dapat mencapai hasil
belajar yang baik. Semakin tinggi kemandirian belajarnya maka semakin
tinggi pula prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu rumusan
masalah dan penelitian yang merumuskan hipotesis merupakan penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiono (2007: 51)
bahwa :
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.
22
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah : Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan
prestasi belajar bahasa Inggris peserta didik kelas VIII di SMPN-14 Palangka
Raya.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN-14 Palangka Raya pada bulan
Januari 2014 sampai bulan Januari 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 14 Palangka Raya
berlokasi di Jl. Tilung Ujung Palangka Raya
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasional. Menurut Sukardi (2009: 166) bahwa penelitian korelasional
adalah:
Suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel penelitian yaitu
hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu
pendekatan yang dimungkinkan melakukan pencatatan eksak dan menganalisis
datanya menggunakan perhitungan statistik.
23
24
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, terlebih dahulu harus menentukan
siapa yang akan menjadi subjek penelitian. Sugiono (2007: 117)
mengatakan bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian kesimpulan.”
Sedangkan menurut Hadeli (2006: 67), bahwa “Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang berfungsi sebagai data”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah jumlah keseluruhan subjek yang menjadi subjek
penelitian.Jadi yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas VIII-A dan VIII-B SMPN-14 Palangka Raya yang
berjumlah 55 orang peserta didik.
Tabel 1 Populasi Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VIII-A 20 9 29
VIII-B 16 10 26
Jumlah 36 19 55
Sumber data:KantorSMPN-14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015
25
2. Sampel Penelitian
Menurut Usman (2009: 2) bahwa sampel adalah himpunan individu
yang dipilih dari suatu populasi, dan ia harus mewakili populasinya”.
Sejalan dengan pendapat tersebut Sugiono (2007: 117) menyatakan
bahwa :
Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.”
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
penelitian ini adalah seluruh jumlah dari populasi yang akan diteliti. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Arikunto (2006: 131) “Apabila subjek
kurang dari 100, lebih baik diambil semua”. Sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih dari 100,
maka diambil antara 10-15% atau 20-25%.
Tabel 2 Sampel Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VIII-A 20 9 29
VIII-B 16 10 26
Jumlah 36 19 55
Sumber data :kantor SMPN-14 Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015
26
D. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
Hatch dan Farhady (dalam Sugiono, 2010: 63) menyatakan bahwa
“Variabel dapat di definisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek lainnya”.
Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana (2006: 23) mengatakan
bahwa: “Variabel dapat diartikan ciri individu; objek, gejala, peristiwa,
yang dapat diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
adalah suatu gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian.
Penelitian ini melibatkan dua variabel yakni sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi, dalam penelitian ini
adalah kemandiriaan belajar
b. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi, dalam penelitian ini
adalah prestasibelajar Bahasa Inggris.
Bentuk hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
X Y
Gambar. 1. Hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat
Keterangan :
X = Kemandirian Belajar
Y = Prestasi Belajar Bahasa Inggris
27
2. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan masalah pengertian dalam penafsiran
tentang landasan berpikir dari masalah yang ditampilkan, maka peneliti
merasa perlu untuk menjelaskan definisi operasional tentang variabel yang
diteliti.
Adapun definisi operasional dari variabel penelitian beserta
indikator variabel antara lain:
a. Variabel Bebas : Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar peserta didik adalah suatu kesadaran dari
peserta didik untuk memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Indikator sebagai berikut :
1) Memiliki inisiatif
2) Memiliki rasa percaya diri
3) Memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri
4) Dapat mengambil keputusan
5) Mempunyai kontrol diri yang kuat
b. Variabel Terikat , variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar Bahasa inggris yang di lihat berdasarkan nilairaportsemester I
pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII.
28
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data dan instrumen, yaitu :
a. Angket
Menurut pendapat Sugiono (2010:199) mengatakan bahwa:
“Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Adapun jenis
angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disiapkan
oleh peneliti sehingga responden tidak diberi kesempatan untuk
jawaban lain, selain yang disediakan. Tehnik angket digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kemandirian belajar peserta didik kelas
VIII pada SMPN-14 Palangka Raya.
Dalam angket setiap item mempunyai alternative jawaban dan
skor, dari alternatif jawaban tersebut diberikan skor.Ada berbagai skala
sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan
dan Sosialantara,variabel diukur oleh instrumen pengukuran dalam
bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala
likert. Skala likert menurut Sugiono (2007: 134) adalah “Digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang sekelompok
orang tentang fenomena sosial.”
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti memberikan skor
atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah
29
Tabel 3 Pedoman Pemberian Skor
Pedoman pemberian skor angket alternative Pernyataan Positif A (Selalu) B (Sering) C(Kadang
-kadang) D(Jarang) E (Tidak pernah)
5 4 3 2 1 Pedoman pemberian skor angket alternative Pernyataan Negatif A (Selalu) B (Sering) C(Kadang
-kadang) D(Jarang) E (Tidak pernah)
1 2 3 4 5
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data untuk prestasi belajar adalah
dokumentasi. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 231)
“dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. “Pengumpulan data prestasi belajar
diambil dari nilai raport semester I pada mata pelajaran Bahasa Inggris
kelas VIII.
2. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan tehnik
pengumpulan datanya menggunakan angket dan dokumentasi.
a. Instrument angket yang digunakan untuk kemandirian belajar adalah 25
butir soal. Agar dapat merumuskan secara tepat tentang angket yang
diinginkan, maka disusunlah kisi-kisi angket sebagaimana terdapat
dalam tabel berikut ini
30
Tabel 4 Kisi-kisi Angket Kemandirian peserta Didik
No Indikator Variabel Jumlah Item
Nomor Item
1.
2.
3.
4.
5.
Memiliki inisiatif Memiliki rasa percaya diri Memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri Dapat mengambil keputusan Mempunyai kontrol diri yang kuat
5
5
5
5
5
1, 2, 3. 4, 5 6,7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 14, 15 16,17, 18, 19, 20 21, 22, 23, 24, 25
Jumlah butir soal 25 25
b. Instrument dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan nilai raport semester I pada mata pelajaran Bahasa
Inggris kelas VIII.
3. Uji Coba Instrumen
Sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data,
peneliti membuat langkah-langkah uji coba instrument yang digunakan
untuk tehnik pengumpulan data angket, Adapun uji coba instrument yang
dimaksud yaitu :
a. Validitas isi
Menguji validitas isi dapat digunakan pendapat para ahli. Dalam
hal ini setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek – aspek yang
akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli.Untuk instrumen yang berbentuk tes,
pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara
isi instrumen dengan materi yang telah disampaikan. Secara teknis
31
pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrumen atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi itu
terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor
butir ( item ) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indikator. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut,
maka dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya diuji cobakan dan
dianalisis dengan item atau uji coba. Dalam pengujian validitas isi
peneliti meminta bantuan dua orang dosen ahli yaitu ibu Karyanti, MPd
dan ibu Esty A.S M.Psi.
b. Validitas kontruk
Menurut Riduan (2007:97) menjelaskan bahwa” Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur”.Untuk mendapatkan alat ukur yang baik dan akurat
dalam mengukur data, terlebih dahulu alat ukur tersebut harus diuji
validitas dan reliabilitasnya, alat ukur yang digunakan dalam penelitian
ini adalah instrumen.
Sugiono (2012: 348) mengatakan bahwa valid berarti instrument
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur,
sedangkan reliabilitas berarti bila instrumen digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Proses pengujian validitasi instrumen dilakukan dengan menghitung
korelasi product moment dengan menggunakan rumus seperti berikut:
32
rxy = 2222 ...
)).((..
YYNXXN
YXYXN
Keterangan:
rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Item soal yang dicari validitasnya
Y = Skor total yang diperoleh sampel
Pengujian korelasi item-total product momentuntuk mencari
validitas item dilakukan dengan menggunakan software SPSS version
17.0 for Windows. Dari 25 item pernyataan diperoleh 19 item
pernyataan yang valid, pernyataan yang memiliki validitas tinggi yaitu
nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 23, 24, 25,
sedangkan pernyataan yang tidak valid adalah nomor 5, 7, 13, 19, 21,
22. Hasil pengujian dapat terlihat dalam lampiran.
c. Realibilitas
Realibilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu
instrument dapat meminimumkan kesalahan dalam pengukuran serta
menilai konsistensi yang sama untuk menghitungkan kesalahan yang
muncul dalam tes. Untuk menguji realibilitas instrument menggunakan
metode koefisien Alfa Cranbach menurut Arikunto (Lasna 2013 : 40),
yaitu sebagai berikut :
Keterangan ;
33
= realibilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan/soal
= jumlah varians butir
= varians total
Adapun kriteria realibilitas dalam sebuah tes, menurut Nana
Sudjana (2006 : 219) :
1) Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : Sangat Tinggi 2) Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : Tinggi 3) Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : Cukup 4) Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : Rendah 5) Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas instrumen kemandirian belajar dengan
menggunakan software SPSS 17.0 for Windows diperoleh koefisien
realibilitas (α) sebesar 0,685. Dengan merujuk pada klasifikasi tentang
koefisien reliabilitas dari Nana Sudjana (2006 :219), koefisien
reliabilitas (α) sebesar 0,685 termasuk ke dalam kategori tinggi
sehingga dapat dijadikan instrument penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu data yang diperoleh dari penelitian
tersebut dianalisis dengan menggunakan analisa korelasi. Analisa korelasi
digunakan untuk mengetahui kuat lemahnya variabel yang dianalisis.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh maka dalam penelitian ini, teknik
analisis data yang digunakan adalah dengan korelasi product moment atau
lengkapnya Product Of The Moment Correlation adalah salah satu teknik
untuk mencari korelasi antara dua variabel yang kerap kali digunakan.Disebut
34
korelasi product moment karena koefisien korelasinya diperoleh dengan cara
mencari hasil perkalian dari moment variabel yang dikorelasikan menurut
Anas Sudijono (2008 : 190) adapun rumus sebagai berikut:
rxy = 2222 ...
)).((..
YYNXXN
YXYXN
Keterangan :
= korelasi skor suatu item terhadap skor totalnya.
x = skor yang diperoleh responden uji coba pada item yang sedang
diuji coba validitasnya.
Y = skor yang diperoleh responden uji coba
N = banyaknya responden uji coba.
Maka untuk membuktikan kebenaran hipotesis untuk penelitian maka
dilakukan dengan uji hipotesis yakni :
Ho : (tidak ada hubungan antara X dan Y)
Ho : ada hubungan antara X dan Y )
Dengan kriteria penarikan kesimpulan sebagai berikut :
Ho diterima jika rhitung rtabel; atau
Ho ditolak jika rhitung rtabel
Tabel 5 Pedoman untuk Pemberian Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
0,80 – 0,1000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Sugiyono (2004 dan 2010)
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian memuat data-data tentang kemandirian belajar peserta
didik yang menggunakan angket dan data tentang nilai prestasi Bahasa Inggris
peserta didik. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penelitian ini melibatkan 2
(dua) variabel yaitu variabel bebas (X) kemandirian belajar, sedangkan
variabel terikatnya (Y) adalah prestasi belajar.
1. Data Kemandirian BelajarPeserta Didik.
Tabel 6 Data Skor Kemandirian Belajar
No Kode Peserta Didik Skor Perolehan
1 A 64
2 B 73
3 C 74
4 D 66
5 E 73
6 F 57
7 G 68
8 H 58
9 I 71
10 J 64
11 K 74
12 L 69
13 M 68
14 N 68
15 O 75
16 P 57
17 Q 72
18 R 69
19 S 67
20 T 67
35
36
No Kode Peserta Didik Skor Perolehan
21 U 75
22 V 67
23 W 58
24 X 70
25 Y 60
26 Z 72
27 AA 60
28 AB 70
29 AC 70
30 AD 78
31 AE 59
32 AF 69
33 AG 84
34 AH 54
35 AI 62
36 AJ 55
37 AK 43
38 AL 60
39 AM 57
40 AN 63
41 AO 81
42 AP 61
43 AQ 54
44 AR 61
45 AS 49
46 AT 69
47 AU 57
48 AV 56
49 AW 57
50 AX 65
51 AY 59
52 AZ 61
53 BA 67
54 BB 64
55 BC 67
Jumlah 3568
37
Dari hasil penjumlahan skor kemandirian belajar peserta didik kelas
VIII, maka diperoleh nilai yang paling rendah adalah 43 dan nilai yang paling
tinggi adalah 84.
Berdasarkan hasil angket terhadap 55 orang peserta didik kelas VIII
SMPN-14.Maka diperoleh jawaban skor kemandirian belajar dengan rentang
nilai 43 – 84. Adapun tabel sebaran data diperoleh dengan cara:
a. Menentukan banyaknya kelas yang dibuat menggunakan rumus empiris
Strurgessyang dikutip oleh IqbalHasan (2003:43) :
K = 1 + 3.3 log 55
= 1 + 3,3 (1,74)
= 6,74 diambil K = 7
b. Membuat lebar interval kelas menurut IqbalHasan (2003:44)
dengan rumus :
i = = = 5,85 diambil i = 6
Sehingga didapat sebaran distribusi frekuensi skor kemandirian belajar
adalah sebagai berikut :
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Skor Kemandirian Belajar Peserta Didik
Kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya
No
Interval
Frekuensi (f)
Titik tengah (x)
Fx
f
1 43 - 48 1 45,5 45,5 2070,25 2070,25
2 49 - 54 3 51,5 154,5 2652,25 7956,75
3 55 - 60 14 57,5 805 3306,25 46287,5
4 61 - 66 10 63,5 635 4032,25 40322,5
5 67 - 72 18 69,5 1251 4830,25 86944,5
6 73 - 78 7 75,5 528,5 5700,25 399901,75
7 79 - 84 2 81,5 163 6642,25 13284,5
Jumlah 55 3582,5 29233,75 236767,75
38
Dari tabel di atas, maka diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi
dari variabel penelitian data kemandirian belajar peserta didik pada kelas
VIII sebagai berikut:
- Nilai rata-rata (x):
x =
x =
x = 65,14
- Standar Deviasi (SD)
SD =
22
N
fx
N
fx
SD =
2
55
5,3582
55
75,236767
SD = 3025
25,12834306
55
75,236767
SD =
SD =
SD = 7,88
Dari data di atas dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi,
yang menghasilkan skor rata-rata ( x ) sebesar 65,14 dengan standar deviasi
(SD) sebesar 7,88.
39
Tabel 8 Kategorisasi Skor Kemandirian Belajar
Interval Skor Frekuensi Persentasi Kategori
(x-SD) 57 ke bawah 4 7,27% Rendah
(x-SD) - (x+SD) 57 – 73 42 76,36% Sedang
(x+SD) 73 ke atas 9 16,37% Tinggi
Berdasarkan tabel di atas maka diagram batangnya sebagai berikut :
Gambar 2 Diagram Batang Kemandirian Belajar Peserta Didik
Diagram di atas terdapat 4 orang peserta didik (7,27%) yang
termasuk kategori rendah. Hal ini karena terdapat peserta didik yang tidak
yakin dengan kemampuan diri sendiri sehingga mencontek pekerjaan teman,
selalu meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaannya. Ini
berarti kemandirian pada peserta didik masih belum tampak. 42 orang
peserta didik (76,36%) kemandirian belajarnya berada pada kategori sedang
terlihat dari hasil angket yang menunjukkan dapat menyelesaikan
40
masalahnya, mampu mengarahkan dirinya, memiliki pandangan hidup
sendiri, mampu mengatur kehidupannya sendiri, serta berani menanggung
segala akibat dari tindakan yang dilakukannya, artinya kemandirian
belajarnya mulai berkembang. Nilai kemandirian 9 orang peserta didik
(16,37%) berada pada kategori tinggi dikarenakan peserta didik sudah
mampu bertanggung jawab terhadap dirinya, sudah berani dalam mengambil
keputusan,memiliki kepercayaan yang tinggi sehingga kemandirian belajar
peserta didik meningkat. Hal ini sejalan dengan pendapat Negoro
(2008:17) yang menyatakan bahwa ”Ciri-ciri kemandirian belajar adalah :
memiliki kebebasan untuk berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, mampu
mengambil keputusan, dapat bertanggung jawab, dan mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan”.
Berdasarkan hasil di atas disimpulkan bahwa secara keseluruhan
kemandirian belajar dalam kategori sedang yang didapatkan dari jumlah
skor 5 indikator (dalam persentase) tiap responden, yaitu indikator
memiliki inisiatif, memiliki rasa percaya diri, memiliki tanggung jawab
terhadap diri sendiri, dapat mengambil keputusan, dan mempunyai kontrol diri
yang kuat
2. Data Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Tabel 9 Data Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris
No Kode Peserta Didik Skor Perolehan
1 A 65
2 B 70
3 C 70
41
No Kode Peserta Didik Skor Perolehan
4 D 70
5 E 66
6 F 74
7 G 72
8 H 65
9 I 65
10 J 70
11 K 70
12 L 70
13 M 65
14 N 65
15 O 75
16 P 74
17 Q 75
18 R 75
19 S 72
20 T 73
21 U 70
22 V 72
23 W 66
24 X 65
25 Y 60
26 Z 66
27 AA 65
28 AB 60
29 AC 60
30 AD 65
31 AE 62
32 AF 72
33 AG 70
34 AH 70
35 AI 70
36 AJ 70
37 AK 65
38 AL 75
39 AM 80
40 AN 70
41 AO 71
42 AP 63
43 AQ 65
42
No Kode Peserta Didik Skor Perolehan
44 AR 67
45 AS 70
46 AT 70
47 AU 70
48 AV 72
49 AW 60
50 AX 72
51 AY 78
52 AZ 66
53 BA 67
54 BB 65
55 BC 60
Jumlah 3770 Dari hasil penjumlahan skor prestasi belajar Bahasa Inggris peserta
didik kelas VIII, maka diperoleh nilai yang paling rendah adalah 60 dan
nilai yang paling tinggi adalah 80.
Berdasarkan hasil dokumentasi nilai raportterhadap 55 orang peserta
didik kelas VIII SMPN-14.Maka diperoleh jawaban skor prestasi belajar
dengan rentang nilai 60 – 80. Adapun tabel sebaran data diperoleh dengan
cara:
A. Menentukan banyaknya kelas yang dibuat menggunakan rumus empiris
Strurgess yang dikutip oleh IqbalHasan (2003:43) :
K = 1 + 3.3 log 55
= 1 + 3,3 (1,74)
= 6,74 diambil K = 7
B. Membuat lebar interval kelas menurut IqbalHasan (2003:44)
dengan rumus :
i = = = 2,86 diambil i = 3
43
Sehingga didapat sebaran distribusi frekuensi skor prestasi belajar
Bahasa Inggris adalah sebagai berikut :
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris Peserta Didik
Kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya
No
Interval
Frekuensi (f)
Titik tengah
(x) Fx
f
1 60 - 62 6 61 366 3721 22326
2 63 – 65 12 64 768 4096 49152
3 66 - 68 6 67 402 4489 26934
4 69 – 71 16 70 1120 4900 78400
5 72 – 74 9 73 657 5329 47961
6 75 – 77 4 76 304 5776 23104
7 78 – 80 2 79 158 6241 12482
Jumlah 55 - 3775 34552 260359
Dari tabel di atas, maka diperoleh nilai rata-rata dan standar deviasi
dari variabel penelitian data prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik
pada kelas VIII sebagai berikut:
- Nilai rata-rata (x):
x =
x =
x = 68,6
- Standar Deviasi (SD)
SD =
22
N
fx
N
fx
44
SD =
2
55
3775
55
260359
SD = 3025
14250625
55
260359
SD =
SD =
SD = 4,78
Dari data di atas dapat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi,
yang menghasilkan skor rata-rata (x) sebesar 68,6 dengan standar deviasi
(SD) sebesar 4,78.
Tabel 11 Kategorisasi Skor Prestasi Belajar Bahasa Inggris
Interval Skor Frekuensi Persentasi Kategori
(x-SD) 64 ke bawah 18 32,73% Rendah
(x-SD) - (x+SD) 64– 73 31 56,36% Sedang
(x+SD) 73 ke atas 6 10,91% Tinggi
45
Berdasarkan tabel di atas maka diagram batangnya sebagai berikut :
Gambar 3 Diagram Batang Prestasi Belajar Peserta Didik
Diagram di atas menunjukkan bahwa 18 orang peserta didik (32,73
%) prestasi belajar Bahasa Inggris berada dalam kategori rendah
dikarenakan nilai raport dibawah standar KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum), 31 orang peserta didik (56,36 %) berada pada kategori sedang
dikarenakan nilai raport cukup bagus dan 6 orang peserta didik (10,91%)
berada pada kategori tinggi dikarenakan nilai raport yang di atas nilai KKM.
Prestasi belajar di peroleh dari nilai raport, dalam penilaian raport terdapat
beberapa indikator mengenai kognitif, afektif., dan psikomotorik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Syah (2007: 214-216) tentang beberapa indikator
untuk mengetahui prestasi belajar, diantaranya ranah cipta (kognitif), ranah
rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotor). Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan prestasi belajar peserta didik
di SMPN-14 Palangka Raya memiliki kategori sedang.
46
B. Analisis Korelasi
Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari data angket
kemandirian belajar dan dari data dokumentasi prestasi belajar Bahasa Inggris
peserta didik kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014 –
2015. Pada tabel di bawah ini akan dijelaskan perhitungan untuk memperoleh
koefisien korelasi antara kemandirian belajar peserta didik dan prestasi belajar
Bahasa Inggris.
Tabel 12 Analisis Korelasi Antara Variabel X (Kemandirian Belajar) Dengan
Variabel Y (Prestasi Belajar Bahasa Inggris)
No Kode Peserta
Didik X Y
XY
1 A 64 65 4096 4225 4160
2 B 73 70 5329 4900 5110
3 C 74 70 5476 4900 5180
4 D 66 70 4356 4900 4620
5 E 73 66 5329 4356 4818
6 F 57 74 3249 5476 4218
7 G 68 72 4624 5184 4896
8 H 58 65 3364 4225 3770
9 I 71 65 5041 4225 4615
10 J 64 70 4096 4900 4480
11 K 74 70 5476 4900 5180
12 L 69 70 4761 4900 4830
13 M 68 65 4624 4225 4420
14 N 68 65 4624 4225 4420
15 O 75 75 5625 5625 5625
16 P 57 74 3249 5476 4218
17 Q 72 75 5184 5625 5400
18 R 69 75 4761 5625 5175
19 S 67 72 4489 5184 4824
20 T 67 73 4489 5329 4891
21 U 75 70 5625 4900 5250
22 V 67 72 4489 5184 4824
23 X 58 66 3364 4356 3828
24 Y 70 65 4900 4225 4550
47
25 Z 60 60 3600 3600 3600
26 AA 72 66 5184 4356 4752
27 AB 60 65 3600 4225 3900
28 AC 70 60 4900 3600 4200
29 AD 70 60 4900 3600 4200
30 AE 78 65 6084 4225 5070
31 AF 59 62 3481 3844 3658
32 AG 69 72 4761 5184 4968
33 AH 84 70 7056 4900 5880
34 AI 54 70 2916 4900 3780
35 AJ 62 70 3844 4900 4340
36 AK 55 70 3025 4900 3850
37 AL 43 65 1849 4225 2795
38 AM 60 75 3600 5625 4500
39 AN 57 80 3249 6400 4560
40 AO 63 70 3969 4900 4410
41 AP 81 71 6561 5041 5751
42 AQ 61 63 3721 3969 3843
43 AR 54 65 2916 4225 3510
44 AS 61 67 3721 4489 4087
45 AT 49 70 2401 4900 3430
46 AU 69 70 4761 4900 4830
47 AV 57 70 3249 4900 3990
48 AW 56 72 3136 5184 4032
49 AX 57 60 3249 3600 3420
50 AY 65 72 4225 5184 4680
51 AZ 59 78 3481 6084 4602
52 BA 61 66 3721 4356 4026
53 BB 67 67 4489 4489 4489
54 BC 64 65 4096 4225 4160
55 BD 67 60 4489 3600 4020
Jumlah 3568 3770 234854 259600 244635
Dari hasil perhitungan diperoleh :
∑X = 3568
∑Y = 3770
∑ = 234854
48
∑ = 259600
∑XY = 244635
Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi
productmoment
rxy = 2222 ...
)).((..
YYNXXN
YXYXN
= 22 3770259600.55.)3568(234854.55
)3770( )3568(244635.55
=)1421290014278000).(1273062412916970(
1345136013454925
=)65100).(186346(
3565
=121311246
3565
=13846,11014
3565
= 0,324
C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis alternatifnya (Ha) : Ada hubungan kemandirian
belajar dengan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas VIII
SMPN-14 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
49
2. Merumuskan hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada hubungan kemandirian belajar
dengan prestasi belajar Bahasa Inggris peserta didik kelas VIII SMPN-14
Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan analisis hitungan di atas maka diperoleh nilai rxy = 0,324.
Ini berarti bahwa kemandirian belajar memiliki hubungan dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris.Hubungan tersebut termasuk dalam kategori hubungan
yang lemah.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Deskripsi data pada kemandirian belajar peserta didik kelas VIII
SMPN-14 Palangka Raya berada pada kategori tinggi dengan persentase
16,37%, untuk kategori sedang sebesar 76,36%, dan untuk kategori rendah
sebesar 7,27%. Untuk deskripsi data prestasi belajar Bahasa Inggris peserta
didik kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya berada pada kategori tinggi 10,91%,
untuk kategori sedang 56,36%, dan untuk kategori rendah sebesar 32,73%. Hal
ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar dan prestasi belajar Bahasa
Inggris peserta didik kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya berada pada kategori
sedang.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa Ho di
tolak dengan diterimanya Ha yang dibuktikan dari hasil analisis korelasi
product momentya itu rhitung yaitu 0,324. Jadi hipotesis alternatif (Ha) yang
menyatakan bahwa Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi
belajar Bahasa Inggris pada SMPN-14 Palangka Raya Tahun Pelajaran
2014/2015 dapat diterima.
50
Dalam hal ini kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang
penting yang seharusnya dimiliki oleh peserta didik untuk meraih prestasi
belajar yang lebih baik di sekolah. Penelitian ini menguatkan hasil penelitian
terdahulu yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar peserta didik.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis bab IV dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata
pelajaran Bahasa Inggris kelas VIII SMPN-14 Palangka Raya Tahun Pelajaran
2014/2015 dengan nilai rhitung = 0,324 yang berlaku pada populasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas, peneliti
memberikan beberapa saran diantaranya :
1. Bagi kepala sekolah, agar dapat memberikan anjuran kepada guru untuk
lebih memperhatikan perkembangan kemandirian peserta didik sehingga
peserta didik dapat memiliki kemandirian belajar secara maksimal untuk
peningkatan prestasi belajar.
2. Bagi guru hendaknya membimbing peserta didik agar kemandirian belajar
mereka berkembang secara optimal sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar peserta didik
3. Bagi peserta didik, agar dapat lebih meningkatkan sikap kemandirian dalam
belajar sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2005. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Anitha, S.W,dkk. 2007. Strategi Pembelajaran di SD.Jakarta : Universitas
Terbuka
Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta :Rineka Cipta
Ayriza Yulia. 2007. Pola asuh disiplin Orang Tua. Yogyakarta :Kanisius
Danuri. 2010. Kemandirian Belajar. Bandung : Sinar Baru
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi. Sekjen Depdiknas
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Djaali. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta : Bumi aksara
Fatimah Enung. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : CV Pustaka Setia
Hadeli. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat : Quantum Press
Hasan Iqbal. 2000. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia Indonesia
Hasan Iqbal. 2003. Pokok Materi Statistik I. Jakarta : Bumi Aksara
Lansa.2013. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik Kelas XI IPS Man Selat Tengah Kabupaten Kapuas Tahun Pelajaran 2013/2014.Palangka Raya : Universitas Muhammadiyah
Morrison Goorge S.. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta : PT Indeks
Mustofa Usman. 2009. Statistika. Bandung : PT. Sinar baru Algesindo
Nazir Moh. 2005.Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia
Negoro Suratina Tirto. 2008. Kecenderungan Hidup Mandiri. Bandung :Tarsito
Nurgiantoro Burhan. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta
53
Prismantara Eka. 2006. Hubungan Antara Prestasi Belajar Matematika Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Dasar-Dasar Akuntansi Kelas Satu Akuntansi Kelas Satu Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta Tahun 2005/2006.Surakarta : Universitas Surakartya
Riduan, 2007.Statistik.RajawaliPress : Yogyakarta Safaruddin 2012.Kemandirian Belajar siswa Hubungannya Dengan Prestasi
Belajar .http://safaruddinelsajriy.blogspt.com) Diakses : 15 Desember 2014
Sagala Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :Alfabeta
Siswoyo Dwi. 2004. Kemandirian Dan Kompetitif.Bandung : Sinar Baru Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta : PT
Rineka Cipta
Sudijono Anas. 2008. Pengantar Statistika Pendidikan.Jakarta : PT Raja GrafindoPersada
Sudjana Nana. 2006. Tuntunan Penyusunan Karya. Bandung : Sinar Baru Al Gensindo
Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung :Alfabeta
_______. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta
_______. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta
_______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan .Jakarta: PT. Bumi Aksara
Suyoto. 2005. Pola Asuh Anak Remaja. Jakarta :Rineka Cipta
Syah Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar.Jakarta : PT. Raja GrapindoPersada
Tim Penyusun. 2013. Bimbingan Penulisan Skripsi. Palangka Raya : Universitas Muhammadiyah
Tulus Tu’u. 2004. Peranan Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa.Jakarta :Grasindo