hubungan karakteristik dan motif dengan efek … · informasi yang berasal atau dikutip dari karya...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIF DENGAN EFEK MEDIA
(Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta)
AGUSTINI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIF DENGAN EFEK MEDIA
AGUSTINI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul Tesis : HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIF DENGAN EFEK MEDIA
Nama : A g u s t i n i
NIM : I 353060121
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. drh.Syahrun Hamdani Nasution Dra. Krishnarini Matindas, MS Ketua Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Dekan Komunikasi Pembangunan Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB dan Pedesaan Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Tanggal Ujian: 27 Januari 2009 Tanggal Lulus:
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Drh. Noesje Soesilowati, M. Sc.
i
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Karakteristik dan Motif
dengan Efek Media: Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Januari 2009 Agustini NIM I353060121
ii
ABSTRACT
AGUSTINI. The Relationship between Characteristics and Motives with The Effect of Media (Case: Housewives Listeners to Pro Dokter Radio Program of LPP RRI Jakarta). Under direction of Syahrun Hamdani Nasution and Krishnarini Matindas. The aims of this study were to analyze the housewives characteristics, the motivation for listening to Pro Dokter radio program, the relationship between characteristics and motivation, the relationship between media use and motivation, and the relationship between motivation and satisfaction as the effect of the media. The study was designed as a survey employing a descriptive correlational method. One hundred housewives were choosen as respondents through a simple random sampling method. Data were analyzed with Rank Spearman test, Chi Square test and Contingency Coefficient test using SPSS program.Results of the study show the characteristics of samples as follows: average age is 37 years, without occupation, family income is between Rp1-2 million, senior high school (or equivalent) education, and between 1 to 3 children in the family. The motivations for listening to the radio program are: gaining information, broadening vision, easyness to solve problems in health, feeling more secure, confidence, and having a topic to talk about when meeting friends. Family income correlates highly significantly with motives for: gaining information, broadening vision, and having a topic to talk about, while correlates significantly with motives for easyness to solve problems, and confidence. The number of family members has a high significant relationship with motives for gaining information, has significant relationship with motivation for having a topic to talk about.There are signficant differences in any motivation between housewives who have occupations and those who do not have one. There is a strong relationship between occupation and the motivation for: solving problems, feeling more secure, confidence, having a topic to talk about, entertainment, feeling spare time, and routinity.The frequency to listen correlates highly significantly with motivation for: gaining information, while correlates significantly with feeling spare time and routinity.The intensity of completeness, active sms/phone is closely associated with the motivation to fill spare time, the associated with health problems, and routinity. Motivation for: routinity and having topic to talk about, correlate siginificantly with the cognitive and conative aspects. Motivation for: gaining information and broadening vision, correlate highly significantly with the affective and conative aspects.
Keywords: pro dokter, characteristics, motives, media use, media effect
iii
RINGKASAN
AGUSTINI, 2006. Hubungan Karakteristik dan Motif dengan Efek Media (Kasus: Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta) Dibimbing oleh Syahrun Hamdani Nasution dan Krishnarini Matindas. Di Indonesia saat ini sudah terdapat ribuan stasiun radio swasta yang mengudara secara regional dan stasiun radio nasional yang dapat diperdengarkan ke seluruh tanah air, sehingga persaingan di dunia radio semakin ketat. Suasana persaingan ini tidak hanya pada radio, juga pada televisi bahkan media cetak yang masing-masing mempunyai strategi khusus untuk tetap merebut hati khalayak dalam menyajikan informasi aktual sebagai suatu kebutuhan. LPP RRI sebelumnya mengalami kesulitan dalam persaingan meraih pendengar ataupun pemirsa dengan radio swasta. Kini, sebagai salah satu media layanan publik RRI dapat memberikan informasi edukatif yang memberikan solusi terbaik kepada masyarakat. Pro Dokter melalui konsultasi kesehatan, keluhan berbagai jenis penyakit dan solusi, memberikan proses pembelajaran pada masyarakat luas, pemahaman yang benar soal kesehatan. Berdasarkan hal itu penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik Ibu rumah tangga, pendengar di Jakarta dan motif mendengarkan dalam hubungannya dengan kepuasan yang diperoleh sebagai efek media. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan karakteristik Ibu rumah tangga dengan motif mendengarkan Pro Dokter dan kepuasan yang diperoleh sebagai efek media. Secara spesifik tujuan penelitian ini untuk: (1) menganalisis karakteristik Ibu rumah tangga pendengar acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta, (2) menganalisis motif apa saja yang mendorong Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta, (3) menganalisis hubungan antara karakteristik Ibu rumah tangga dengan motif mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif, di Pro 2 LPP RRI Jakarta dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi kesehatan, (4) menganalisis hubungan antara penggunaan media dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta, (5) menganalisis hubungan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta dengan kepuasan yang diperoleh sebagai efek media. Penelitian dilakukan di Jakarta. Pemilihan lokasi secara purposive dan. dilaksanakan Februari-Juni 2008. Metode penelitian survai deskriptif korelasional. Populasi ialah Ibu rumah tangga di Jakarta pendengar Pro Dokter yang interaktif melalui sms/telpon. Pengambilan sampel acak sederhana karena setiap unit dalam sampel mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel 100 Ibu rumah tangga yang aktif sms/telpon ke acara dan tersebar di berbagai wilayah Jakarta.
Data penelitian dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan frekuensi, rataan, persentase, rataan skor, total rataan skor dan tabel distribusi. Analisis hubungan menggunakan uji rank Spearman, chi-square dan koefisien kontingensi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13 for windows. Hasil penelitian adalah: (1) Ibu rumah tangga rata-rata berumur 36,98 tahun. Tergolong produktif berusia 21-36 tahun (51%), pendidikan tamatan SMU/sederajat (52%), paling rendah tamat SD (5%), tidak bekerja (67%), pendapatan keluarga Rp 1000.000 – Rp 200.000 per bulan (55%). Jumlah tanggungan keluarga berkisar 1-3
iv
anak (72%). (2) Frekuensi mendengarkan Pro Dokter 1–10 kali sejak pertama disiarkan tahun 1996-Juni 2008 hanya (42%). Mendengarkan 30 menit–1jam setiap minggu lebih dari separuh (65%). Mendengarkan sampai selesai dari pembukaan sampai penutup hampir seluruhnya (91%). Tidak aktif bersms/telpon bila tidak ada keluhan kesehatan, tertidur karena sakit, bekerja/kuliah/kesibukan lain (55%). Melakukan aktivitas lain di rumah sambil istirahat, mengajari anak belajar, menyusui bayinya (67%). Tempat biasanya mendengarkan di rumah (90%), selebihnya di kantor saat masih mengerjakan tugas atau di mobil ketika masih dalam perjalanan
(10%). (3) Ibu rumah tangga dengan rataan skor 2,0 memiliki motif mendengarkan
Pro Dokter untuk menambah informasi, menambah wawasan, mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan karena informasi kesehatan penting dan bermanfaat. Motif mendengarkan untuk memudahkan mengatasi masalah, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin (96%) rataan skor 1.96. Motif mendengarkan untuk meningkatkan kepercayaan diri (93%) rataan skor 1,93. Hanya (47%) rataan skor 1,47 motif Ibu-ibu untuk menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman karena hanya masalah kesehatan tertentu sebagai bahan diskusi dengan teman. Motif mendengarkan tidak hanya mendapatkan hiburan namun untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan (91%) rataan skor 1,96. Motif tidak hanya mengisi waktu luang tetapi untuk menambah pengetahuan (72%) rataan skor 1,72. Hanya (29%) dengan rataan skor 1,29 motif Ibu-Ibu untuk melakukan hal yang rutin karena tergantung mood, waktu mendengarkan. (4) Perilaku sebagai aspek kognitif diperoleh Ibu-Ibu setelah mendengarkan Pro Dokter paling banyak (99%) pengetahuan pengobatan diabetes, types (97%), setelah operasi kista (93%), pengaruh autis (94%), tipe penyakit diare (93%), mioma (88%), kista coklat (70%), hepatitis (59%), tumor hanya (47%). Pengetahuan gejala sakit maag (86%). Total rataan skor (1,83). Perilaku sebagai aspek afektif diperoleh Ibu-ibu setelah mendengarkan merasa tenang mengetahui pengobatan penyakit anak (95%). Merasa tenang asam urat tidak mempengaruhi hubungan intim (90%). Merasa aman pil KB diminum sebelum tidur malam hari (87%). Merasa yakin senam habis melahirkan otot rahim lebih kencang (95%). Merasa yakin susah tidur malam hari stres dan banyak masalah (92%). Merasa yakin peranakan kering kelamaan minum pil KB (56%). Merasa percaya hamil muda tidak boleh makan durian (77%). Merasa percaya senam ringan menambah berat badan yang kurang (70%). Merasa percaya stress tidak menimbulkan sakit maag (65%). Merasa ragu kehamilan bulan pertama mual tanpa muntah (74%). Total rataan skor (1,80). Perilaku sebagai aspek konatif mengikuti anjuran minum air hangat bila tenggorokkan berlendir, batuk (98%), olahraga teratur mengurangi sesak nafas (92%), rontgent di payudara ada benjolan tidak normal (97%), makan kacang2an/minum susu bila osteoporosis (95%), memberi anak susu/melarang tidur malam agar gemuk (93%), olahraga teratur mengurangi sesak nafas (92%), ke neurolog sering pusing, pelupa (67%), mengobati diare hanya dengan oralit kehamilan 8 bulan (67%). Mengikuti saran mengurangi makan seafood agar wajah bayi tidak memerah/alergi (80%), menjauhi bau parfum saat hamil bulan pertama supaya tidak mual/muntah (70%), berobat ke dokter ahli penyakit dalam bila jantung berdebar (60%). Total rataan skor (1,82). (5) Pendapatan berhubungan sangat nyata dengan motif menambah informasi, memperluas wawasan, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman, berhubungan nyata dengan motif memudahkan mengatasi masalah, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan sangat nyata dengan motif menambah informasi, berhubungan nyata dengan motif
v
menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman. Ada perbedaan yang signifikan pada setiap motif mendengarkan Pro Dokter dengan jenis pekerjaan antara Ibu rumah yang tidak bekerja dan bekerja. Terdapat hubungan yang erat antara pekerjaan dengan motif untuk memudahkan mengatasi masalah, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman, mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, melakukan hal yang rutin. (6) Frekuensi mendengarkan Pro Dokter berhubungan sangat nyata dengan motif manambah informasi, berhubungan nyata dengan mengisi waktu luang, melakukan hal yang rutin. Intensitas mendengarkan dari lengkap/sampai selesai berhubungan sangat nyata dengan motif mengisi waktu luang, Intensitas dari aktif sms/telepon berhubungan sangat nyata dengan motif mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, mengisi waktu luang, melakukan hal yang rutin. Intensitas mendengarkan dari tempat atau biasa mendengarkan berhubungan sangat nyata negatif dengan motif mengisi waktu luang. (7) Motif untuk melakukan hal yang rutin berhubungan nyata dengan aspek kognitif. Motif untuk menambah informasi berhubungan sangat nyata dengan aspek afektif. Motif untuk menambah informasi, memperluas wawasan berhubungan sangat nyata dengan aspek konatif. Motif mendengarkan untuk menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman berhubungan nyata dengan aspek konatif. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata antara karakteristik Ibu rumah tangga, penggunaan media dengan motif mendengarkan dan hubungan nyata antara motif dengan efek media setelah mendengarkan Pro Dokter. Disarankan Program Pro Dokter, Konsultasi Kesehatan Dialog Interaktif Pro 2 LPP RRI Jakarta sebaiknya menyesuaikan waktu siarnya dengan aktivitas Ibu rumah tangga agar efektivitas penyampaian dapat meningkat. Kata Kunci: pro dokter, karakteristik responden, motif, penggunaan media, efek media
vi
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penullisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
vii
HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIF DENGAN EFEK MEDIA
(Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta)
AGUSTINI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
viii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Drh. Noesje Soesilowati, M. Sc.
ix
Judul Tesis : HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN MOTIF DENGAN EFEK MEDIA
(Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta)
Nama : A g u s t i n i
NIM : I 353060121
Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. drh.Syahrun Hamdani Nasution Dra. Krishnarini Matindas, MS Ketua Anggota
Diketahui Ketua Program Studi Dekan Komunikasi Pembangunan Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB dan Pedesaan Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS Prof. Dr. Ir. H. Khairil Anwar Notodiputro, MS Tanggal Ujian: 27 Januari 2009 Tanggal Lulus:
x
PRAKATA
Alhamdullillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia dan rahmatNya kepada penulis sehingga tesis ini dapat
terselesaikan sesuai dengan harapan dan keinginan penulis.
Tesis yang berjudul “ Hubungan Karakteristik dan Motif dengan Efek media,
Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta”
disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai gelar Magister Sains
pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.
Penulisan tesis ini terselesaikan karena bimbingan, pengarahan, perhatian dan
bantuan yang tak terhingga dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa hormat yang setulus-tulusnya kepada
berbagai pihak, sebagai berikut:
1. Bapak Dr. drh. Syahrun Hamdani Nasution selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang senantiasa memberikan bimbingan, petunjuk, bantuan dan dorongan
kepada penulis dengan penuh perhatian dan kesabaran.
2. Ibu Dra. Krishnarini Matindas, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang
selalu memberikan arahan, bimbingan, bantuan dan dorongan kepada penulis
dengan penuh perhatian dan kesabaran.
3. Ibu Drh. Noesje Soesilowati, M. Sc. sebagai Penguji Luar Komisi yang telah
meluangkan waktu serta kontribusinya dalam tesis ini untuk menjadi lebih baik.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS selaku Ketua Program Studi Komunikasi
Pembangunan Pertanian dan Pedesan yang selalu mendorong penulis untuk
segera menyelesaikan tesis ini.
5. Segenap dosen, Mba Lia di bagian administrasi (sekretariat) pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dan Sekolah Pascasarjana
yang telah mendorong dan membantu memberikan informasi akademis sampai
terselesaikannya tesis ini.
6. Bapak Oktavianus Seksi Programa II LPP RRI Jakarta yang telah memberikan
data dan informasi yang terkait dengan program acara Pro Dokter.
7. Mas Ary Suparyadi, S.sos (Account Executive), Ibu Siti Khodijah, S.sos (Ajun
Andalan Siaran LPP RRI Jakarta) dan segenap redaksional Pro 2 LPP RRI
xi
Jakarta yang selalu mendorong dan siap membantu memberikan data dan
informasi yang berkaitan dengan program Pro Dokter.
8. Suami, anak-anak tercinta dan keluarga besar yang senantiasa mendoakan dan
membantu penulis sampai terselesaikannya penulisan tesis ini.
9. Pendengar Pro Dokter, khususnya Ibu rumah tangga yang telah membantu dan
berpartisipasi mengisi kuesioner penelitian dalam tesis penulis.
10. Teman-teman yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan tesis ini. Akhir kata,
semoga tesis ini bermanfaat.
.
Bogor, Januari 2009
Agustini
xii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Pandan, Belitung, pada tanggal 7 Agustus 1964
sebagai anak bungsu dari dua belas bersaudara dari Ayah, Basri Husin (almarhum)
dan Ibu, Hozila (almarhumah). Penulis menikah tahun 1996 dikaruniai satu orang
putri, Mawardah Hanifa dan seorang putra, Muhamad Ihsan Kamil.
Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan tahun 1979, Sekolah lanjutan Tingkat
Pertama tahun 1982, dan Sekolah Menengah Umum 1985. Pada tahun 1986 penulis
menjadi mahasiswa Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Institut Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Jakarta dan lulus tahun 1991. Sejak Desember tahun 1991
sampai tahun 2006 bekerja sebagai staf pengajar pada Institut Ilmu Sosial dan llmu
Politik Jakarta. Pernah mengajar di STIA Alfatah Cilengsi tahun 2006. Menjadi
mahasiswa Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor tahun 2006.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................... 1 Rumusan Masalah............................................................................... 4
Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6 Definisi Istilah...................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 8 Karakteristik Pendengar ....................................................................... 8 Dialog Interaktif .................................................................................... 12 Radio Sebagai Media Massa Siaran .................................................... 17 Pendekatan Uses and Gratifications .................................................... 20 Motif Mendengarkan Radio .................................................................. 21 Penggunaan Media .............................................................................. 23 Efek Media/Kepuasan Pendengar........................................................ 24
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS .................................................... 27 Kerangka Berpikir ................................................................................ 27 Hipotesis .............................................................................................. 30
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 31 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 31 Populasi dan Sampel ........................................................................... 31 Desain Penelitian ................................................................................. 31 Data dan Instrumentasi ........................................................................ 33 Analisis Data ........................................................................................ 34 Definisi Operasional ............................................................................. 36 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................................... 41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 43 Gambaran Umum Program Acara Siaran Pro Dokter Pro 2 LPP RRI Jakarta .......................................................................................... 43 Karakteristik Ibu Rumah Tangga. ......................................................... 45 Penggunaan Media (Terpaan/Keterdedahan Terhadap Program Pro Dokter .................................................................................................. 48 Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter. .......................... 50 Efek Media/Kepuasan Ibu Rumah Tangga ........................................... 54 Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter. .................................................................. 57 Hubungan Penggunaan Media dengan Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter ................................................................... 65
xiv
Hubungan Motif Ibu Rumah Tangga dengan Kepuasaan yang diperoleh setelah Mendengarkan Pro Dokter ....................................... 69
KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 74 Kesimpulan. ......................................................................................... 74 Saran. .................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 76
LAMPIRAN ................................................................................................... 80
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Distribusi Karakteristik Ibu Rumah Tangga Pendengar Pro Dokter ......... 46 2. Distribusi Ibu Rumah Tangga berdasarkan Penggunaan Media (Terpaan/Keterdedahan terhadap Program Pro Dokter) ......................... 49 3. Distribusi Ibu Rumah Tangga berdasarkan Motif Mendengarkan Pro Dokter.. ............................................................................................ 51 4. Rataan Skor Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter .......... 53
5. Distribusi Ibu Rumah Tangga berdasarkan Efek Media/Kepuasan .......... 55 6. Hubungan antara Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter ...................................................................... 57 7. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter berdasarkan Analisis Uji Chi-square dan Koefisien Kontingensi ...................................................................... 61 8. Hubungan Penggunaan Media dengan Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter ...................................................................... 65 9. Hubungan antara Motif Ibu Rumah Tangga dengan Kepuasan yang diperoleh setelah Mendengarkan Pro Dokter .......................................... 70
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Model Harapan-Nilai dari Motif dan Kepuasan ........................................ 28 2. Kerangka Berpikir Hubungan Karakteristik Ibu Rumah tangga dan
Motif dengan Efek Media ......................................................................... 29
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Treatment Alur Dialog Interaktif Pro Dokter, Konsultasi Kesehatan Pro 2 LPP RRI Jakarta (Durasi 60 menit) ................................................ 80 2. Isi Acara Pro Dokter Konsultasi Kesehatan, Dialog Interaktif Pro 2 LPP RRI Jakarta (Narasumber: dr Sumarjati Arjoso dan dr. Retno W) .... 81 3. Kerangka Sampling Ibu Rumah Tangga Pendengar Pro Dokter Konsultasi Kesehatan, Dialog Interaktif Pro 2 LPP RRI Jakarta .............. 86 4. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 89 5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................................................ 97
6. Karakteristik Ibu Rumah Tangga Pendengar Pro Dokter, Penggunaan Media, Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter, Efek Media/ Kepuasan Ibu Rumah Tangga pada Aspek Kognitif, Aspek Afektif, Aspek Konatif .................................................................................................... 99
7. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan
Pro Dokter berdasarkan Uji rank Spearman .............................. ............... 101 8. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter berdasarkan Uji Chi-square dan Koefisien Kontingensi .......... 102
9. Hubungan Penggunaan Media dengan Motif Ibu Rumah Tangga
Mendengarkan Pro Dokter ......................................................... .............. 110
10. Hubungan Motif Ibu Rumah Tangga dengan Kepuasan yang diperoleh Setelah Mendengarkan Pro Dokter ............................................ .............. 113
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Radio sebagai media komunikasi massa memegang peranan penting dalam
penyebaran informasi kepada masyarakat. Kekhususan ciri yang dimilikinya
menjadikan radio dapat menyebarkan informasi secara serentak dengan jangkauan
wilayah yang luas.
Berkaitan dengan peranan siaran radio dalam pembangunan, Amunugama;
Moses, (dalam Jahi, 1988) mengatakan, siaran radio merupakan salah satu cara
yang paling efektif untuk mencapai khalayak. Melalui program-program siarannya,
radio dapat menyebarkan informasi tentang suatu inovasi dan hal-hal lainnya secara
meluas sampai pelosok-pelosok yang sulit terjangkau alat transportasi.
Di Indonesia saat ini sudah terdapat ribuan stasiun radio swasta yang
mengudara secara regional dan beberapa stasiun radio nasional yang dapat
diperdengarkan ke seluruh tanah air. Ini membuat persaingan di dunia radio
semakin ketat. Dalam persaingan seperti ini yang menjadi tolok ukur utama adalah
kemampuan menarik khalayak sebanyak mungkin. Suasana persaingan ini tidak
hanya sesama radio, tetapi antara radio dengan televisi bahkan media cetak yang
masing-masing mempunyai strategi khusus untuk tetap merebut hati khalayak dalam
menyajikan informasi aktual sebagai suatu kebutuhan.
Akibatnya banyak bermunculan program-program baru dengan berbagai
variasi. Seperti program berita yang berbentuk berita pendek (straight news), buletin,
feature, dan investigatif news. Diantara sekian bentuk itu, format interaktif
merupakan format yang khas, dan hampir semua radio swasta memiliki programa
ini, yang mengupas berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Demikian halnya dengan RRI yang memiliki area pancaran terbesar,
sebelumnya mengalami kesulitan dalam persaingannya meraih pendengar ataupun
pemirsa dengan radio-radio swasta, antara lain dikarenakan kebanyakan siaran-
siarannya berbentuk penyampaian pesan bukannya mengkomunikasikan pesan.
Artinya format pesan RRI masih banyak yang belum melibatkan khalayak dalam
acara siarannya (searah). Seyogyanya sebuah stasiun (para pemilik dan
pengelolanya) harus melihat, apa yang diinginkan oleh masyarakat dan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat (wants dan needs). Barulah setelah itu kita berpikir
2
dengan cara apa dan bagaimana kita harus berkomunikasi dengan mereka
(process) (Munthe, 1996).
Namun sejak adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun
2005, Perusahaan Jawatan (Perjan) Radio Republik Indonesia yang didirikan
dengan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2000. RRI dialihkan bentuknya menjadi
Lembaga Penyiaran Publik RRI, selanjutnya disebut RRI, banyak mengalami
perubahan dalam program acara siarannya. Kini, program acara siaran LPP RRI
Jakarta sangat beragam, yang dipilah-pilah menjadi tiga programa yaitu Programa I
(Pro 1) RRI berisi informasi, Pendidikan, budaya dan hiburan untuk pendengar di
propinsi DKI Jakarta usia dewasa, Programa II (Pro 2) LPP RRI berisi berita
informasi, siaran pendidikan, kebudayaan, dan hiburan. untuk segmen pendengar
profesional muda di Jakarta dan sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan
programa IV (Pro 4) LPP RRI adalah pendidikan dan budaya yang berskala
nasional. Selain itu ada radio khusus Siaran Luar Negeri dengan “Suara Indonesia”.
Sebagai salah satu media layanan publik, LPP RRI Jakarta sudah seharusnya
memberikan berbagai informasi yang edukatif yang dapat memberikan solusi terbaik
kepada masyarakat. Dalam hal ini Pro 2 LPP RRI Jakarta melalui program acara Pro
Dokter memberikan layanan konsultasi kesehatan kepada masyarakat dan
mengajak masyarakat agar lebih memperhatikan, menjaga (care) dan pro mengenai
kesehatan.
Kesehatan menjadi salah satu faktor utama yang menentukan indeks
Pembangunan Sumber Daya Manusia. Karena itu pembangunan kesehatan
masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan masyarakat secara
keseluruhan. Adapun kesehatan merupakan karunia Tuhan yang sangat berharga
dan salah satu hak dasar manusia. Peningkatan derajat kesehatan akan
memberikan sumbangan nyata dalam meningkatkan daya saing bangsa yang
sangat diperlukan dalam era globalisasi. Untuk itu, kesehatan bagi sebagian
penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan
berpendapatan rendah perlu diperjuangkan secara terus menerus. Caranya dengan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan sekaligus memberdayakan
kemampuan mereka melalui pengembangan berbagai upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (Kompas, 2007).
3
Sebagai negara berkembang yang sedang giat berjuang mengatasi
kemiskinan, Indonesia memang tak bisa lepas dari berbagai masalah kesehatan
masyarakatnya. Kemiskinan dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan menjadi penyebab utama timbulnya banyak bibit penyakit,
akibatnya muncul berbagai jenis penyakit. Selain itu, pola hidup yang tidak sehat
pada manusia seperti stress, makan yang tidak teratur (kurang bergizi), kurang tidur
dan olahraga, bahkan ambisi yang besar kadangkala orang jadi lupa akan
kesehatan, Akibatnya menderita dan mengeluh karena gangguan dari berbagai
penyakit. Karena itu seseorang harus memperjuangkan kesehatannya sejak dini.
Maka pengetahuan masyarakat tentang kesehatan perlu digali lebih dalam lagi dan
berbagai penyakit yang diderita seseorang harus dicari cara pengobatannya (solusi).
Hal ini diperkuat Oktavianus, (2007) Kepala Seksi Pro 2 LPP RRI Jakarta
bahwa program acara Pro Dokter bertujuan memenuhi kebutuhan khalayak untuk
berkonsultasi masalah kesehatan dengan menyampaikan informasi pendidikan
tentang masalah-masalah kesehatan, berbagai jenis penyakit dan solusi kepada
masyarakat pendengar. Program ini memberikan proses pembelajaran pada
masyarakat luas pada pemahaman yang benar soal kesehatan.
Atas dasar itu, penulis memfokuskan penelitian ini pada program acara Pro
Dokter yang mengkonsultasikan masalah kesehatan, dan keluhan berbagai jenis
penyakit. Program Pro Dokter sudah disiarkan sejak tahun 1996 hingga sekarang
secara langsung setiap Selasa dan Kamis pukul 20.00 -21.00 WIB di Pro 2 LPP RRI
Jakarta dan merupakan program yang paling banyak pendengarnya yang berada di
Jakarta dan sekitarnya (Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi). Melalui format acara
Dialog Interaktif, pendengar dapat lebih leluasa bertanya tentang apa saja mengenai
masalah kesehatan, dan menyampaikan keluhan berbagai jenis penyakit.
Permasalahan ini bisa dikonsultasikan langsung dengan dokter melalui sms atau
telepon. Konsultasi melalui sms dibacakan oleh pemandu acara lalu dijawab atau
dibahas oleh dokter sebagai nara sumber. Sedangkan konsultasi melalui telepon
setelah pemandu mengetahui ada telepon masuk dan mempersilahkan pendengar
untuk bertanya kepada dokter tentang masalah kesehatan dan keluhan penyakit apa
yang dideritanya. Dalam hal ini dokter menjawab dan memberikan solusinya dengan
menjelaskan masalah kesehatan dan keluhan dari jenis penyakit yang terkait
langsung dengan yang diderita pendengar.
4
Guna mengetahui apakah program acara Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2
LPP RRI Jakarta dapat memenuhi kebutuhan Ibu rumah tangga, maka perlu untuk
diteliti motif Ibu rumah tangga mendengarkan program acara Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta.dan kepuasan yang diperoleh.
Untuk itu program ini memerlukan nara sumber pakar/ahli kesehatan (dokter) yang
berkompeten dan dipercaya (kredibel) dalam memberikan jawaban dan solusi
mengenai masalah kesehatan dengan menggunakan kata-kata yang tepat,
sederhana, mengena dan mudah dimengerti sehingga mencapai tujuan (efektif).
Berkaitan dengan pendengar program acara Pro Dokter konsultasi kesehatan,
yang akan diteliti adalah pendengar yang berada di Jakarta yaitu khususnya Ibu
rumah tangga yang melakukan Dialog Interaktif melalui sms atau telepon yang
memiliki motif mendengarkan program acara Pro Dokter saat beraktivitas di rumah,
diperjalanan, maupun yang sedang di kantor. Alasannya, Ibu rumah tangga lebih
memperhatikan dan menjaga kesehatan keluarganya. Karena itu peran wanita
dalam rumah tangga jelas tidak terbatas pada fungsi melahirkan saja, tetapi
mengurus rumah tangga dan mendidik anak, bahkan wanita yang kebetulan bekerja
di luar rumah bebannya menjadi bertambah karena juga memikirkan pekerjaan di
luar rumah (BPS, 2002). Jadi dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga posisi
perempuan tidak hanya dirumah saja (domestik) tetapi juga bekerja di luar rumah
(Geetz 1961, dalam Sajogyo Pudjiwati 1983). Berdasarkan hal itu, penelitian
dilakukan untuk mengetahui karakteristik Ibu rumah tangga, pendengar yang berada
di Jakarta dan motif mendengarkan dalam hubungannya dengan kepuasan yang
diperoleh sebagai efek media. Seperti yang dikatakan Defleur (1982) dalam Hadi
(1997) bahwa khalayak mempunyai motif tertentu, mencari informasi untuk
memenuhi kebutuhannya. Melalui Uses and gratifications, Katz, et al, (1974)
menyatakan selain aktif khalayak juga memiliki kebutuhan tertentu dimana tersedia
beberapa alternatif komunikasi dan secara sadar khalayak akan memilih media dan
pesan-pesan yang dapat memenuhi kebutuhannya.
Rumusan Masalah
Efek suatu media terhadap diri khalayak berbeda satu sama lain. Hal ini
membawa konsekuensi khalayak akan mengkonsumsi media berdasarkan
kebutuhannya. Karena kebutuhan akan informasi berbeda, maka diasumsikan
5
terdapat ragam motif yang melatarbelakangi seseorang mengkonsumsi suatu media.
Perbedaan motif akan membedakan kepuasan yang diperoleh pada tiap individu.
Motif mengkonsumsi media atau gratification sought merupakan perilaku yang
mendorong seseorang mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Karakteristik Ibu rumah tangga dapat saja menyebabkan motif yang berbeda pada
individu tersebut terhadap media sehingga cara penggunaan media dan
efek/kepuasaan yang diperoleh dari media tersebut juga berbeda. Sementara
gratifications obtained merupakan kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan
media, seperti memperoleh pengetahuan, terhibur dan sebagainya. Karena motif
menggunakan media dilandasi kebutuhan berbeda, maka efek/kepuasan yang
diperoleh akan berbeda pula.
Penggunaan media akan memperlihatkan apakah khalayak dalam hal ini Ibu
rumah tangga, benar-benar aktif mendengarkan program acara Pro Dokter
konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif untuk memenuhi kebutuhannya. Kemudian
kepuasan yang diperoleh Ibu rumah tangga setelah mendengarkan jawaban dokter
dari pertanyaan yang diajukannya kepada dokter (Pro Dokter) mengenai masalah
kesehatan, keluhan berbagai jenis penyakit dan solusinya disaat Ibu rumah tangga
berada di rumah, diperjalanan maupun yang sedang di kantor.
Berkaitan dengan hal itu, pendekatan penelitian yang digunakan adalah ”uses
and gratifications” untuk mengetahui hubungan karakteristk Ibu rumah tangga di
Jakarta dan motif mendengarkan program acara Pro Dokter konsultasi kesehatan,
Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta dengan kepuasan yang diperoleh sebagai
efek media.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, rumusan penelitian yang
relevan sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik Ibu rumah tangga pendengar acara Pro Dokter di Pro 2
LPP RRI Jakarta?
2. Apa saja motif yang mendorong Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter,
Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik Ibu rumah tangga dengan motif
mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif, di Pro 2 LPP RRI Jakarta dalam
pemenuhan kebutuhan akan informasi kesehatan?
6
4. Bagaimana hubungan penggunaan media dengan motif Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta?
5. Bagaimana hubungan antara motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter,
Dialog Interaktif, di Pro 2 LPP RRI Jakarta dengan kepuasan yang diperoleh
sebagai efek media?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis karakteristik Ibu rumah tangga pendengar acara Pro Dokter di Pro
2 LPP RRI Jakarta.
2. Menganalisis motif apa saja yang mendorong Ibu rumah tangga mendengarkan
Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik Ibu rumah tangga dengan motif
mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif, di Pro 2 LPP RRI Jakarta dalam
pemenuhan kebutuhan akan informasi kesehatan.
4. Menganalisis hubungan antara penggunaan media dengan motif Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta.
5. Menganalisis hubungan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter,
Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta dengan kepuasan yang diperoleh
sebagai efek media.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai berikut:
1. Menerapkan teori yang berkaitan dengan penggunaan media dan kepuasaan
pendengar radio.
2. Memperkaya bidang kajian ilmu komunikasi dalam media massa.
3. Bahan masukan bagi RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik untuk menyajikan
program acara siaran yang diinginkan dan dibutuhkan pendengar, khususnya
program acara dengan format Dialog Interaktif.
7
Definisi Istilah
Istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Uses and gratifications adalah pendekatan penelitian komunikasi yang
memfokuskan pada pengguna (khalayak) dan menelaah perilaku khalayak
dalam hal pengalamannya secara langsung terhadap media yang menerpanya.
2. Motif adalah dorongan yang timbul dari dalam individu untuk bertindak sesuai
dengan keinginannya atau memenuhi kebutuhannya.
3. Penggunaan media adalah aktivitas khalayak dalam menggunakan media yang
merupakan orientasi sukarela dan selektif dari khalayak terhadap proses
komunikasi.
4. Efek media adalah sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan
kepuasan, sebagai dependensi media (kepada media mana atau isi yang
bagaimana khalayak sangat bergantung untuk tujuan informasi) dan sebagai
pengetahuan (apa yang diketahui khalayak perihal persoalan tertentu).
5. Kepuasan adalah efek/perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media
massa.
6. Karakteristik pendengar adalah ciri atau sifat yang dimiliki individu, relatif tidak
berubah dalam waktu singkat berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga.
7. Pendengar aktual adalah pendengar yang dapat terjangkau oleh daya siar radio
tersebut, mempunyai kedekatan emosional, percaya pada apa pun yang
diinformasikan dan akan mengikuti.
8. Pendengar aktif adalah pendengar yang menjumpai sesuatu yang menarik dari
sebuah stasiun radio, lalu aktif berfikir, aktif melakukan interpretasi, bertanya-
tanya pada dirinya benar atau tidak apa yang diucapkan oleh seorang penyiar
atau seorang penceramah radio atau pembaca berita.
9. Dialog adalah komunikasi dua arah dari pihak-pihak yang terlibat saling
menyampaikan informasi, pendapat dan saling berusaha memahami dan
menerima dari hal yang menjadi bahan permasalahan.
10. Dialog Interaktif adalah bentuk interaktif secara teknis melalui telepon atau sms
yang melibatkan langsung pendengar (interaksi) dengan nara sumber.
11. Wawancara adalah dialog antara pewawancara dengan narasumber untuk
mengetahui kejelasan terhadap suatu permasalahan.
8
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Pendengar
Sasaran penyampaian informasi atau khalayak merupakan elemen
komunikasi. Komunikasi akan dapat diharapkan lebih berhasil jika komunikator
berorientasi kepada khalayaknya. Keefektifan pesan-pesan yang disampaikan
melalui radio, harus disesuaikan dengan keadaan khalayak yang menjadi sasaran
sehingga pengkemasan pesan dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan
khalayak tersebut. Berarti dengan mengetahui karakteristik atau ciri-ciri khalayak
dapat menyesuaikan bahan-bahan yang mengena dengan khalayak sasaran.
(Munthe, 1996).
Pada dasarnya khalayak dapat dikelompokkan menjadi kelompok khalayak
utama yang menjadi sasaran atau target utama dari informasi yang ingin
disampaikan dan kelompok diluar ke lompok utama yang masih dapat diharapkan
menjadi sasaran atau target informasi yang disampaikan melalui radio (Suratmo,
dalam Munthe 1996).
Menurut Bovee dan Arens (Munthe, 1996) karakteristik khalayak dapat
dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor geografik: dilihat dari letak wilayah, luas
wilayah, iklim, kepadatan penduduk, faktor demografik: umur, jenis kelamin,
penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, etnik, besar keluarga, faktor
behavioristik: berkaitan dengan keuntungan yang dicari, kebiasaan membeli atau
menggunakan media, faktor psikografik: mencerminkan kelas sosial, gaya hidup,
kepribadian. Maka untuk mencapai khalayak yang potensial dalam menyampaikan
informasi harus diketahui faktor-faktor tersebut.
Begitu banyak stasiun radio siaran dengan jenis acara siarannya yang masing-
masing berlomba untuk memikat perhatian pendengar. Isi siaran yang tidak
memenuhi selera pendengar, sudah tentu akan sia-sia.
Dalam kenyataannya sumber dan audiens/pendengar aktual tidak dapat
dipisahkan dan diidentifikasi dengan jelas. Namun pendengar punya kedekatan
emosional dengan radio yang disimaknya. Sehingga, mereka sangat percaya
dengan radio tersebut. Apapun yang dilakukan oleh radio itu, akan diikutinya.
Apapun yang diinformasikan oleh radio favoritnya, pasti dipercayainya. Sifat
personal semacam inilah yang tidak dimiliki oleh media selain radio yang didukung
9
pula oleh kemudahan pendengar berinteraksi dengan penyiarnya. Mereka bisa
setiap saat berkomunikasi dengan surat, kartu pos, sms atau telepon dan langsung
(http://basithjournalist.blogspot.com/2008/).
Hal yang sama dikatakan Effendy (1990) bahwa pendengar adalah sasaran
komunikasi massa melalui media radio siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif,
apabila pendengar terpikat perhatiannya, tertarik terus minatnya, mengerti, tergerak
hatinya dan melakukan kegiatan apa yang diinginkan si pembicara.
Lebih lanjut dikatakan Effendy (1990), adapun karakteristik pendengar sebuah
stasiun radio siaran adalah: (a) Heterogen. Pendengar adalah massa, sejumlah
orang yang sangat banyak yang sifatnya heterogen, terpencar-pencar di berbagai
tempat, mereka berbeda dalam jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf
kebudayaan. Selain itu, pendengar berbeda dalam pengalaman dan keinginan,
tabiat dan kebiasaan. (b) Pribadi. Pendengar berada dalam keadaan heterogen,
terpencar-pencar di berbagai tempat dan umumnya di rumah-rumah, maka sesuatu
isi pernyataan akan dapat diterima dan dimengerti, kalau sifatnya pribadi (personal)
sesuai dengan situasi di mana pendengar itu berada. (c) Aktif. Apabila mereka
menjumpai sesuatu yang menarik dari sebuah stasiun radio, mereka aktif berfikir,
aktif melakukan interpretasi, mereka bertanya-tanya pada dirinya apakah yang
diucapkan oleh seorang penyiar atau seorang penceramah radio atau pembaca
berita, benar atau tidak. (d) Selektif. Pendengar sifatnya selektif, ia dapat dan akan
memilih programa radio siaran yang disukainya. Dengan memutar knop jarum
gelombang pada pesawat radionya, pendengar dapat mencari apa yang
disenanginya, baik programa musik maupun uraian atau drama, siaran dalam negeri
ataupun luar negeri. Begitu banyak stasiun radio siaran dengan aneka jenis acara
siarannya masing-masing berlomba-lomba untuk memikat perhatian pendengar.
Sependapat dengan Effendy, (Wahyudi, 1991) mengemukakan beberapa hal
mengenai sifat-sifat pendengar media massa elektronik, radio adalah: (a) jumlahnya
relatif besar, (b) heterogen, anonim dan tidak terlembagakan (c) terikat pada satu
perhatian yang sama, yaitu pesan dari media massa yang sama, (d) tidak berada di
satu tempat yang sama. Terpisah-pisah secara fisik, (e) tidak dapat memberikan
arus balik secara langsung saat itu.
Pendengar radio dalam hal ini beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang
10
tidak sama pula. Dalam satu keluarga saat mendengarkan radio atau menonton
televisi dari jenis kelamin bisa jadi sama, tetapi dari jenjang pendidikan, umur, status
sosial berbeda satu sama lain.
Blumer (Nurudin, 2003) mendukung pendapat-pendapat di atas dan
memberikan ciri karakteristik audience sebagai berikut:
1. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya,
mempunyai heterogenitas komposisi/susunan. Ditinjau dari asalnya, berasal dari
berbagai kelompok dalam masyarakat dan umumnya saling tidak mengenal.
2. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.
Antar individu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. Artinya saling tidak
berinteraksi karena audience yang tersebar di seluruh Indonesia.
3. Tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. Audience
mempunyai kebebasan untuk mendengarkan radio atau menonton televisi atau
sebaliknya dari acara tertentu yang menentukan kebutuhan-kebutuhannya. Artinya
fungsi media dalam menghubungkan individu dengan individu lain. Lasswell (1948)
dalam Rakhmat (2002).
Pendengar acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2
LPP RRI Jakarta bersifat heterogen, aktif, selektif, anonim, tersebar di berbagai
tempat di Jakarta dan wilayah sekitarnya (Depok, Bogor,Tangerang, Bekasi) dan
tidak dapat memberikan feedback langsung. Proses memberikan feedback harus
melalui penggunaan telepon atau sms. Itupun harus diseleksi dan menunggu giliran
untuk di jawab atau dibacakan pemandu acara.
Menurut Nursalam (2000) karakteristik sebagai ciri-ciri atau sifat pribadi yang
dimiliki setiap individu yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status ekonomi.
Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan fisik, umumnya terdiri dari Ibu, bapak dan anak, tinggal
bersama serta makan dari satu dapur (BPS, 1998). Dalam hal ini yang diteliti adalah
karakteristik Ibu rumah tangga, yaitu seorang perempuan yang telah berkeluarga
tinggal dalam satu rumah dengan suami dan anak serta memiliki ciri atau sifat
pribadi sebagai pendengar acara Pro Dokter di Jakarta yang beraktivitas di rumah,
diperjalanan, maupun yang sedang di kantor.
De Fluer dan Rokeach (1982) melalui perspektif kategori sosial menilai bahwa
dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial yang reaksinya cenderung
11
sama berdasarkan karakteristik demografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat
ekonomi, tingkat pendidikan. Ciri kependudukan menurut kelompok umur yang
dikelompokkan: umur 0 -14 tahun berusia muda; umur 15 – 65 berusia produktif;
berumur 65 tahun lebih (lanjut usia atau lansia). Jadi distribusi umur penduduk
dalam golongan umur produktif (15 – 64 tahun), tidak produktif (< 15 dan 65+ tahun)
(Muda Saputra, 2007). Untuk penduduk 15-65 tahun dan 65 tahun lebih banyak
perempuan baik di perkotaan maupun di pedesaan. dimana pada usia lanjut
penduduk laki-laki lebih cepat meninggal dibandingkan penduduk perempuan.
Diasumsikan karena laki-laki lebih banyak mengambil resiko dalam kehidupannya,
sedangkan perempuan lebih tahan dan kuat menanggung beban hidup.
Ciri demografi penduduk berdasarkan pendidikan secara umum difokuskan
pada pendidikan formal yaitu yang memiliki ijasah pendidikan dasar (SD dan SLTP),
yang memiliki ijazah pendidikan menengah (SLTA dan sederajad, selebihnya yang
memiliki ijazah pendidikan tinggi atau di atas pendidikan menengah (Diploma,
Akademi atau universitas). Pada penduduk di perkotaan yang memiliki ijazah
seluruh jenjang pendidikan persentase perempuan lebih rendah debandingkan
dengan laki-laki (SSEN BPS, 2002).
Ciri demografi penduduk berdasarkan pekerjaan merupakan kepentingan atau
kepuasan individu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Hasil
pembangunan ketenagakerjaan terdapat pada hampir semua bidang kehidupan baik
sektor formal seperti perkantoran/karyawan lembaga formal maupun sektor non
formal. Berdasarkan Statistik Indonesia (2005/2006) jumlah buruh dan karyawan di
Indonesia Pebruari 2005 mencapai 25,7 juta jiwa (27,11 persen) dari jumlah
penduduk yang bekerja yaitu di sektor jasa, industri, perdagangan dan pertanian.
Survei Angkatan Kerja Nasional 2002 (BPS, 2002) mencatat bahwa di perkotaan,
perempuan yang bekerja di sektor formal sebagai buruh dibayar sebesar 45,4
persen, sedangkan di sektor informal, berusaha sendiri (20,5 persen) dan berusaha
dibantu pekerja tidak dibayar (9,5 persen). Perempuan sebagian besar berstatus
sebagai pekerja tidak dibayar (36,1 persen) yang mencerminkan masih lemahnya
peran wanita dalam ketenagakerjaan.
Pendapatan sebagai ciri demografi individu merupakan upah/balas jasa yang
diberikan kepada pekerja, mencakup komponen upah/gaji, lembur, tunjangan
transport, uang makan dan tunjangan lainnya secara rutin dalam bentuk uang. Besar
12
kecilnya upah atau gaji secara umum dipengaruhi tingkat produktifitas dan
pendidikan yang ditamatkan oleh pekerja tersebut. Susenas 1998, BPS (1998)
mencatat secara umum persentase gaji/upah yang diterima wanita lebih banyak,
rendah (sekitar 72 persen) yang menerima gaji/upah Rp 200.000,- ke bawah
perbulan daripada diterima pria lebih banyak (64 persen) yang menerima gaji/upah
Rp 200.000,- ke atas per bulan.
Ciri individu menurut Jumlah tanggungan keluarga dilihat dari jumlah anak yang
dilahirkan oleh setiap perempuan yang menjadi tanggungannya. Data BPS, (2002)
menunjukkan jumlah kelahiran anak mengalami penurunan dari 3,30 anak pada
tahun 1990 menjadi 2,34 anak pada tahun 2000. Berdasarkan sensus penduduk
2000 (BPS, 2005/2006) menunjukkan jumlah rumah tangga adalah 52 juta dengan
rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,9 orang. Sementara banyaknya rumah
tangga tahun 2004 tercatat sebesar 58,3 juta rumah tangga dengan rata-rata
anggota rumah tangga sebesar 3,7 orang. Data rumah tangga untuk tahun 2004 dan
2005 merupakan hasil estimasi berdasarkan data hasil sensus penduduk 2000.
Dibandingkan dengan tahun 2000, rata-rata besarnya anggota rumah tangga tahun
2004 dan 2005 mengalami penurunan.
Bila dikaitkan dengan karakteristik Ibu rumah tangga pendengar acara Pro
Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta yaitu berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga yang beraktivitas di rumah, dalam
perjalanan dan yang sedang di kantor, memiliki motif mendengarkan acara Pro
Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta dan
kepuasan yang diperoleh.
Dialog Interaktif
Dialog berasal dari kata Yunani dia yang berarti antara, di antara, bersama,
dan legein yang berarti berbicara, bercakap-cakap, bertukar pemikiran dan gagasan.
Maka Hardjana (2003) mengatakan secara harfiah dialogos atau dialog adalah
berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran dan gagasan bersama. Dalam dialog,
pihak-pihak yang terlibat saling menyampaikan informasi, data, fakta, pemikiran,
gagasan dan pendapat, dan saling berusaha mempertimbangkan, memahami, dan
menerima. Artinya berbagi dan bertukar informasi dan gagasan. Hingga diharapkan
terbentuk saling pengertian dan pemahaman bersama yang lebih luas dan
13
mendalam tentang hal yang menjadi bahan dialog meliputi segala bidang kehidupan
diantaranya sosial, ekonomi, politik, budaya, etika, moral, agama.
Pendapat Wahyudi (1994), dialog dapat dilakukan dengan cara wawancara
yaitu dialog antara pewawancara yang mewakili khalayak yang menginginkan
kejelasan, terhadap permasalahan atau realita yang mengandung nilai berita,
apakah masih dalam bentuk topik pembicaraan, keresahan atau ketidakpastian di
masyarakat (current affairs) yang ada di masyarakat. Kepada masyarakat perlu
diberikan informasi atau penjelasan dari nara sumber (pakar/pejabat/saksi mata)
yang relevan terhadap permasalahan itu.
Dalam komunikasi radio dan televisi, wawancara tidak sekedar percakapan
spontan, tetapi merupakan bentuk komunikasi efektif, yang (1) dipersiapkan (2)
dilaksanakan dan (3) hasilnya digunakan untuk kegiatan berkomunikasi juga.
Adapun bentuk lain dari pengembangan wawancara, antara lain wawancara
interaktif melalui telepon. Menurut Masduki (2004) Interaktif artinya melibatkan
sebanyak mungkin pendengar, baik dalam menjawab pertanyaan maupun
mengajukan persoalan. Meskipun bentuk interaktif atau telepon lebih merupakan
persoalan teknis produksi wawancara, namun dari segi komunikasi radio-
narasumber-pendengar, jenis wawancara ini memiliki nilai lebih. Interaktif
menunjukkan proses wawancara yang bersifat interaksi, narasumber dan
pendengar.
Maka Brandt, Sasono, dan Gunawan (2001) menjelaskan dialog interaktif
disebut juga talk show yaitu melibatkan interaksi antara pembawa acara atau
presenter (dengan atau tanpa dilengkapi kehadiran pembicara yang diundang dari
luar) di studio, dengan pendengar di luar studio (dalam beberapa kejadian,
pendengar bisa juga diundang hadir di studio).
Dialog interaktif (talk show) menurut Masduki (2004) merupakan program
primadona karena bisa disiarkan secara langsung atau interaktif dan atraktif serta
menghibur. Arti yang sebenarnya bukan sekedar menghibur melainkan dinamis dan
hidup. Jadi peran pemandu atau moderator sangat menentukan sukses tidaknya
acara ini. (yakni pemandu yang tidak emosional, fair, dan rapi dalam menjelaskan
fakta atau opini kepada pendengar), dan mempunyai kemampuan dalam melakukan
beberapa tindakan yang meliputi (1) mengambil keputusan, (2) menyusun topik dan
pertanyaan dengan cepat, (3) memotong pembicaraan narasumber yang
14
melenceng, (4) kemampuan melakukan kompromi dan meyakinkan narasumber,
dan (5) memadukan kemasan program secara interaktif.
Selanjutnya dikatakan sebuah stasiun radio dapat menyuguhkan beragam
acara talk show seputar masalah kesehatan, seksualitas, isu narkoba, dinamika
politik elit, problem lingkungan hidup, dan penataan kota. Bagi kalangan pendengar
dewasa, program semacam ini dapat menjadi arena untuk menyampaikan gagasan
dan kritik terhadap situasi sosial, ekonomi dan politik (Masduki, 2004).
Beberapa definisi tersebut bila dikaitkan dengan masalah penelitian bahwa
dialog interaktif adalah bentuk interaktif secara teknis melalui telepon atau sms dari
program konsultasi kesehatan, Pro Dokter yang melibatkan langsung pendengar
(interaksi) untuk saling tukar menukar pendapat antara pembicara (dalam hal ini
dokter) yang memberikan jawaban atas pertanyaan dari pendengar, tentang
masalah kesehatan, berbagai jenis penyakit dan solusinya.
Peigh (1979) dalam Munthe (1996) mengemukakan, untuk membuat program
dan memproduksi siaran radio yang efektif, hendaklah dirancang berdasarkan studi
yang mendalam tentang khalayak sasaran. Hanya melalui seleksi dan analisis yang
ketat terhadap sasaran, seseorang programmer dapat menggunakan media radio
secara maksimum untuk pembangunan sosial suatu daerah. Artinya, sebelum
sebuah program disusun atau diproduksi, yang pertama harus diketahui adalah
bagaimana sebenarnya khalayak yang dituju. Menurut Gilang (Munthe,
1996).ketajaman segmentasi menjadikan acara siaran lebih terarah. Setiap acara
hanya ditujukan kepada khalayak yang menjadi sasaran. Sebab pada akhirnya,
khalayak hanya memperhatikan acara yang sesuai dengan kebutuhannya.
Moses, (1974) mengatakan, karena pendengar radio selektif memilih acara,
hanya acara yang menurut penilaiannya baik yang dinikmati, sementara acara yang
menurutnya tidak baik akan dilewatkan begitu saja (Jahi, 1998).
Menurut Gilang dalam Munthe (1996) acara yang disiarkan agar menarik,
harus memperhatikan beberapa hal yaitu:
1. Acara harus sesuai sasaran/segmentasinya harus jelas, artinya sasaran
yang akan dituju pasti dan jelas. Hal ini penting untuk memudahkan pengelola siaran
dalam mengoloh bahan siaran. Dengan sasaran/segmentasi yang jelas maka acara
tersebut akan efektif.
15
2. Acara harus spesifik, isi acara hendaknya membahas materi yang khusus.
Hanya satu topik yang dibahas secara menyeluruh. Artinya, dalam membahas harus
diperhatikan aspek yang terkait dengan bidang yang dibahas.
3. Acara harus utuh, maksudnya pembahasan materi harus terjaga, tidak
keluar dari konsep yang telah ditentukan. Mulai dari pengantar, permasalahan,
pembahasan, dan penyelesaian masalah secara sistematis. Pada akhirnya di bagian
penyelesaian dijabarkan tentang usulan sebagai jalan keluar untuk mengembangkan
topik. Dengan demikian sistematika dan kesinambungan tetap terjaga.
4. Kemasan Acara harus bervariasi, acara dikemas dalam bentuk yang
bervariasi, dapat ditampilkan dalam dua bentuk yaitu dialog dan monolog. Dalam
dialog dapat ditampilkan dua orang atau lebih yang memiliki warna suara berbeda.
Kontras warna suara ini sangat mendukung acara karena radio merupakan media
audio yang hanya mampu menstimuli indera pendengaran. Dengan warna suara
yang berbeda memudahkan pendengar untuk mengenali tokoh-tokoh yang terlibat
dalam dialog tersebut. Sedangkan dalam bentuk monolog penyelenggara siaran
dapat membuat variasi dengan menampilkan dua orang penyiar secara bergantian
menyampaikan topik bahasan. Misalnya pada bagian pengantar diisi oleh suara
penyiar wanita sedangkan pada bagian permasalahan, pembahasan diisi suara pria
dan pada bagian akhir ditutup dengan suara wanita.
5. Waktu yang dipilih untuk penyiaran suatu acara sudah tepat. Ketepatan ini
didasari pada kebiasaan mendengar dari khalayak. Dengan demikian, acara
tersebut akan efektif.
6. Acara harus orisinil, penyelenggara siaran harus menyajikan acara yang
benar-benar hasil kerja tim kreatif studio tersebut, bukan tiruan, dalam arti acara
seperti ini pernah disajikan stasiun lain yang kemudian dimodifikasi di sana-sini
sehingga tampaknya orisinil. Bukan juga acara jiplakan. Hal ini terletak dari sudut
pandang bahasan, tokoh yang tampil, dan latar belakang pembahasan materi
tersebut karena orisinalitas menuntut kejujuran para penyelenggara siaran radio.
7. Acara harus disajikan dengan kualitas baik, mutu teknik suatu acara ikut
menentukan sukses tidaknya acara di pasar. Pendengar selalu menuntut hasil yang
prima tanpa noise (gangguan). Sebab pendengar sangat mendambakan
kenyamanan dalam mendengarkan suatu acara siaran.
16
8. Acara harus disajikan dengan bahasa sederhana, artinya bahasa yang
dipakai sehari-hari atau bahasa pergaulan. Usahakan menghindari kalimat-kalimat
asing, bahasa ilmiah atau kata-kata baru.
Dalam hal ini dikaitkan dengan program acara Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif yang membahas masalah kesehatan, berbagai jenis
penyakit dan solusinya merupakan program yang menarik dan banyak diminati Ibu
rumah tangga yang berada di Jakarta dan sekitarnya (Depok, Bogor, Tangerang,
Bekasi) karena program ini memberikan informasi pendidikan kesehatan dan
sebagai proses pembelajaran pada masyarakat luas pada pemahaman yang benar
soal kesehatan.
Menurut Masduki (2004) program di radio dapat dianalogikan sebagai barang
(goods) atau pelayanan (services) yang dijual pada bentuk bisnis lain. John R.
Bittner mengatakan, program atau acara adalah barang yang dibutuhkan orang
sehingga mereka bersedia mendengarkannya Jenis program siaran radio yaitu
musik, berita dan Informasi (http://petra.ac.id.jiunkpels1.ikom/2007/).
Pendapat Gilang (Munthe, 1996) mengenai program radio adalah rangkaian
acara radio sepanjang hari. Program ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian
berdasarkan pembagian waktu. Misalnya program pagi hari, disiarkan pukul 06.00-
09.00. Sedangkan pukul 09.00-12.00 dan pukul 12.00-15.00 masuk dalam kelompok
program siang hari. Begitu selanjutnya hingga acara pukul 24.00-08.00 yang
termasuk dalam kelompok program dini hari. Pembagian program ini tidak baku,
penyelenggara siaran dapat mengalokasikan waktu sesuai dengan kebutuhan,
misalnya hanya membagi waktu siar menjadi tiga kelompok yaitu pagi, siang, dan
malam. Mengenai waktu siaran Dominick (1983) mengatakan, “Most people listen to
radio in the early morning when they are getting ready for and driving to work and in
the late afternoon when they are driving home. These two “day parts”, as they are
called bay those in the industry, consisting roughly from 6 AM to 10 AM and 4 PM to
7 PM, are called „drive time‟.
Artinya kebanyakan orang mendengarkan radio pada pagi hari saat mereka
bersiap-siap untuk bekerja dan dalam perjalanan menuju tempat kerja dan pada
sore hari saat mereka dalam perjalanan pulang. Dua waktu yang terdiri dari pukul
06.00-10.00 dan 16.00 sampai 19.00 tersebut dinamakan „waktu menyetir‟ .
17
Kaitannya dengan penelitian ini, maka acara Pro Dokter konsultasi kesehatan,
di Pro 2 LPP RRI Jakarta adalah dialog interaktif yaitu bentuk interaktif secara teknis
melalui telepon atau sms. Program ini membahas tentang masalah kesehatan,
berbagai jenis penyakit serta solusinya berdasarkan pertanyaan dari pendengar
yang terlibat langsung (interaksi) dengan nara sumber (dokter). Program acara Pro
Dokter disiarkan malam hari pukul 20.00-21.00 WIB saat pendengar sedang
bersantai melepas lelah. Acara ini diselingi musik.
Dengan demikian apa yang akan disampaikan dan bagaimana cara
penyampaiannya melalui radio juga harus sesuai dengan khalayak sasaran. Sebab,
kata Munandar (1982), khalayak akan menolak pesan yang tidak sesuai dengan
pengalaman, pengetahuan, sikap, kebutuhan, dan nilai-nilai mereka. Namun, jika
pesan disusun dan disampaikan dengan berorentasi pada khalayak sasaran, bisa
diharapkan tujuan komunikasi akan tercapai.
Radio Sebagai Media Massa Siaran
Ketika radio masih relatif “baru” bagi masyarakat, peranannya cukup besar
sebagai sumber informasi, pendidikan, dan hiburan. Sebagai alat memberikan
informasi (fungsi informatif), melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami
sesuatu. Sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang. Sebagai alat
menghibur (fungsi entertainment), yakni melalui isinya seseorang dapat terhibur,
menyenangkan hatinya, memenuhi hobinya, mengisi waktu luangnya (Munthe,
1996).
Menurut Santana (2005) berbagai radio memiliki format penyiaran yang
berbeda satu sama lainnya, diantaranya siaran informasi-musik yang mempunyai
perbandingan informasi 60-70 persen dan musik 30-40 persen. Artinya siaran
informasinya menyisipkan musik, sebagai selingan dengan titik berat pada unsur
informasi sebagai target siarannya.
Masduki (2001) mengatakan, sebagai media publik yang dikenal dalam konsep
radio for society, radio adalah media penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak
lain, radio sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda/diskusi untuk
mencari solusi bersama yang saling menguntungkan.
18
Kenneth Roman (Rakhmat, 2002) merumuskan keunggulan karakteristik radio
sebagai media massa, diantaranya mampu mengembangkan imajinasi dengan
bantuan audio, mempunyai kemampuan selektifitas dalam memilih program maupun
segmen khalayaknya, dan sifatnya amat personal, sehingga menjadi medium yang
amat efektif dalam memberi kontak-kontak antar pribadi yang diliputi oleh sifat
kehangatan, keakraban dan kejujuran.
Hal senada dijelaskan (Jonathans 2000, dalam http://petra.ac id.jiunkpels1.
ikom.2007) bahwa sebagai salah satu jenis media massa, radio memiliki
karakteristik yang berbeda dengan media massa lain yaitu:
a. Produksi Radio Hanya “Suara”
Karena hanya berupa suara, maka menjadi tantangan seorang produsen berita
radio untuk memahami hal-hal yang dapat disiarkan dan yang tidak. Keberhasilan
pemberitaan radio adalah apabila khalayak pendengar mampu menerima suatu
informasi dengan sempurna secara makna ataupun persepsi.
b. Informasi Muncul Selintas
Berkaitan dengan penampilannya yang hanya suara, berakibat karakteristik
suara di radio menjadi selintas. Artinya, suara itu akan lenyap dalam sekejap setelah
mengudara. Tantangan bagi produksi adalah bagaimana pendengar dapat
menerima dan mengerti informasi tersebut dalam sekali mengudara.
c. Unggul Dalam Kecepatan
Karakter proses produksi siaran yang singkat membuat radio paling utama
dalam kecepatan distribusi informasinya. Radio disebut sebagai “Bisnis Detik”.
Artinya, apa yang terjadi detik ini, radio mampu menyiarkannya pada saat yang
sama.
d. Imajinatif
Karena karakter “ suara” tersebut, maka proses dan dampak komunikasi yang
diciptakannya juga berbeda. Disatu sisi, suara dipandang sebagai kelemahan.Tetapi
di sisi lain, faktor suara inilah yang paling kuat dalam mengundang imajinasi
pendengar yang berusaha menginterpretasikan suara itu dalam benak masing-
masing
Radio menuntut keikutsertaan aktif pendengarnya dalam membentuk
pengalaman tentang pandangan, perasaan dan sensasi yang dibangun oleh media
suara. Radio adalah media yang buta, tetapi dapat menstimulasi sehingga begitu
19
suaranya terdengar dari pengeras suara, pendengar berusaha memvisualisasikan
apa yang didengarnya dan menciptakan bayangan mereka sendiri tentang pemilik
suara tersebut (Stokkink 1997, dalam hhttttpp::////ppeettrraa..aacc.. id.jiunkpels1. ikom.2007)
Sebagai medium komunikasi yang makin diperlukan oleh masyarakat yang
aktif bekerja, radio memiliki mobilitas yang tinggi, karena bisa membawa
pendengarnya kemana-mana sambil sibuk bekerja di suatu lokasi. Selain itu, radio
juga menggiring pendengar ke dalam kenyataan dengan suara-suara aktual dan
bunyi dari fakta yang terekam dan disiarkan, serta mampu menyajikan informasi dan
petunjuk yang dibutuhkan pendengar secara cepat, bahkan secara langsung pada
saat kejadian (Masduki 2004, dalam hhttttpp::////ppeettrraa..aacc..id.jiunkpels1. ikom.2007)
Dunia radio adalah dunia siaran yang mengenali bahasa siaran sebagai
bahasa percakapan yaitu bahasa audio yang didengar telinga. Maka dibutuhkan
keterampilan mengolah bahasa yang agak lain. ”How to craft the language for a
broadcast audience”‟ kata Tuggle dkk ketika mengkarakteristikan broadcast news
writing. Bagaimana mengolah bahasa untuk siaran bagi pendengar radio.
Bagaimana mengisahkan peristiwa dengan cara menarik, mengabarkan informasi,
dan mengesankan kepada khalayak seolah berada ditengah peristiwa. Menurut
Tuggle dkk (2001) dalam Santana (2005) diantara karakteristik broadcast style yang
perlu disimak adalah khalayak hanya mendapatkan satu kesempatan untuk
memahami. Artinya, khalayak tidak dapat bolak-balik mendengar, mencari
kejelasan. Maka dalam membuat acara, setiap kalimat harus jelas agar khalayak
langsung paham hanya dalam sekali penyampaian. Maka penulis naskah (script)
harus membuat tulisan yang bila dibaca terdengar jelas dan tegas setiap kata-
katanya.
Menurut Effendi (1990) selain memiliki keunggulan dibanding media massa
lain, radio juga memiliki kekurangan, yaitu: (1) auditori. Sifat radio siaran adalah
auditif, untuk didengar, karena hanya untuk didengar maka isi siaran yang sampai di
telinga pendengar hanya sepintas lalu saja. (2) mengandung gangguan. Radio kalau
tidak bersifat alamiah, gangguan itu bersifat teknis berupa interferensi yakni dua
atau lebih gelombang yang berdempetan, sehingga membuat isi siaran sukar
dimengerti. Gelombang radio yang ditimbulkan oleh pancaran pemancar radio
mendapat pengaruh dari sinar matahari. Akibatnya isi siaran tidak dapat
dipancarkan oleh gelombang yang mendukungnya secara leluasa.
20
Pendekatan ”Uses and Gratifications”
Setyorini (2000) mengatakan, pendekatan Uses and Gratifications
memfokuskan pada pengguna (khalayak) dan menelaah perilaku khalayak dalam
hal pengalamannya secara langsung terhadap media yang menerpanya Menurut
teori Law of effect, perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan
diulangi, artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila media tidak
memberikan pada kebutuhan kita (Rakhmat, 2002). Jadi khalayak menggunakan
media massa karena di dorong motif-motif tertentu untuk memenuhi kebutuhannya.
Pada dasarnya pendekatan uses and gratifications memiliki asumsi bahwa
audiens dipandang aktif, memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu, tersedianya
beberapa alternatif komunikasi, dan secara sadar audiens memilih saluran
komunikasi dan pesan-pesan yang paling memenuhi kebutuhannya. Mempunyai
harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Dalam menggunakan media,
audiens mempunyai motif-motif tertentu, yaitu mencari informasi yang dapat
memenuhi kebutuhannya sehingga audiens aktif dan selektif dalam memilih dan
menggunakan media (Hadi, 1997).
Pendekatan ini dirumuskan Katz, Blumler, Gurevitch (1974) dalam Rakhmat,
(2002) sebagai dasar pemikiran uses and gratifications sebagai berikut: (1) sumber
sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan, yang melahirkan (3) harapan-harapan dari
(4) media massa atau sumber-sumber yang lain, yang menyebabkan (5) perbedaan
pola terpaan media (atau keterlibatan dalam kegiatan lain), dan menghasilkan (6)
pemenuhan kebutuhan dan (7) akibat-akibat lain, bahkan seringkali akibat-akibat
yang tidak dikehendaki.
Artinya, aktifitas kebutuhan individu, sebagian waktu dicurahkan untuk
mengkonsumsi media tertentu dalam upaya memenuhi sebagian kebutuhan dasar
hidupnya. Hal ini menyebabkan individu mendengarkan, memirsa ataupun membaca
media cetak tertentu yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhannya.
Selanjutnya Blumler dan Katz (1974) dalam Rakhmat (2002) juga merumuskan
asumsi-asumsi dasar dari teori ini: Pertama, khalayak dianggap aktif, artinya
sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
Kedua, Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan
pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
Ketiga, Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan
21
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan
kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui
konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.
Keempat, banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan
anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan
kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. Kelima, penilaian tentang arti
kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih orientasi
khalayak.
Motif Mendengarkan Radio
Motif adalah kondisi intern yang mengatur dan menggalakkan tingkah laku
menuju arah tertentu (Rakhmat, 2002). Motif disebut pula sebagai penyebab
seseorang mengeluarkan energi untuk mencapai tujuan dengan cara tertentu
(Perrin, 1986). Atau kekuatan-kekuatan yang ada dan bekerja pada diri organisme
atau individu yang menjadi penggerak dan pengarah tingkah laku individu tersebut
(Koeswara, 1989).
Katz, et al (1974) mengemukakan faktor-faktor sosial yang menyebabkan
timbulnya kebutuhan seseorang yang berhubungan dengan media yaitu: 1. Situasi
sosial menimbulkan ketegangan dan pertentangan, orang berusaha melepaskan
dirinya dari hal itu. 2. Situasi sosial menciptakan kesadaran akan adanya masalah
yang membutuhkan perhatian dan informasi; informasi tersebut bisa dicari lewat
media. 3. Situasi sosial menawarkan kesempatan-kesempatan peningkatan taraf
hidup dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang semuanya bisa
dipenuhi melalui media massa. 4. Situasi sosial memberikan dukungan yang
menguatkan pada nilai-nilai tertentu melalui konsumsi media yang selaras. 5. Situasi
sosial menyajikan sejumlah harapan yang telah diketahui melalui materi-materi
media tertentu, semua itu harus dipantau agar mendukung kelompok-kelompok
sosial yang penting.
Setyorini (2000) mengemukakan, faktor sosial diatas menyebabkan kebutuhan
orang berbeda-beda terhadap media, sehingga melahirkan motif yang berbeda pula
Mengenai motif yang mendorong orang menggunakan media massa
(Rakhmat, 2002) menjelaskan, kita menggunakan media massa karena di dorong
oleh motif-motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media
22
massa. Disimpulkan bahwa orang menggunakan media massa karena didorong oleh
beraneka ragam motif. Pada setiap orang motif yang mendorong konsumsi media
tidak sama.
Maka, menurut Hadi (1997), motif merupakan dorongan yang berasal dari
dalam diri manusia yang menggerakkan kearah tujuan untuk memuaskan
kebutuhan. Motif khalayak mengkonsumsi media massa menyebabkan ia aktif dan
selektif mencari dan menggunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan informasinya. Pemilihan media dan isi atau acara tertentu yang disukai
didasarkan pada motif-motif tertentu dalam mengkonsumsi media massa. Motif itu
biasanya didasarkan oleh kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan psikologis.
Pendapat Katz dan kawan-kawan mengenai motif (Denis McQuail, 1991)
bahwa sebagai kerangka dasar kepuasan individu yaitu:1. Informasi: kebutuhan
kognitif yang berkaitan dengan penambahan informasi, pengetahuan dan
pemahaman atas lingkungan kita. 2. Identitas Pribadi: kebutuhan yang berkaitan
dengan penunjang nilai-nilai pribadi, mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain
(dalam media), peningkatan pemahaman tentang diri sendiri, 3. Integrasi dan
Interaksi Sosial: kebutuhan yang berkaitan dengan penambahan kontak dengan
keluarga, teman dan dunia didasarkan atas dorongan afiliasi individu. 4. Hiburan
(diversi) kebutuhan yang berkaitan dengan pelarian diri, mengurangi ketegangan
dan dorongan untuk mencari hiburan.
Bahkan Blumler (1980) dalam Rakhmat (2002) menyebutkan tiga orientasi
sebenarnya daftar motif penggunaan media massa: (1) orientasi kognitif: kebutuhan
akan informasi, surveillance (pengamatan lingkungan), atau eksplorasi realitas (2)
diversi: kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan (3)
identitas personal: menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi sendiri.
Dengan beragamnya kebutuhan-kebutuhan sosial dan psikologis individu,
maka para ahli mengumpulkan dan mendata motif-motif yang melatarbelakangi
khalayak dalam mengkonsumsi media massa. Dari bermacam motif itu, di
klasifikasikan menjadi tujuh kategori: menambah informasi (pengetahuan/cognitive),
identitas pribadi (personal identity), integrasi dan interaksi sosial, hiburan (diversion),
pengawasan (surveillance), keterkaitan relevation), dan ketidakpastian (un-
certainty).
23
Kaitannya dengan masalah yang akan diteliti, motif yang dimiliki Ibu rumah tangga
sebagai pendengar saat mendengarkan program acara Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta adalah untuk menambah
informasi/pengetahuan, memperluas wawasan, memudahkan dalam mengatasi
masalah, mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, meningkatkan
kepercayaan diri, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai
bahan percakapan dengan teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu
luang dan melakukan hal yang rutin.
Motif mempunyai hubungan dengan usia, tingkat pendidikan, pola komunikasi
dalam keluarga, lamanya berdomisili di suatu tempat, diskusi dengan orang lain dan
keanggotaan dalam organisasi (Palmgreen et al., 1985). Karakteristik pendengar,
Ibu rumah tangga dalam hal ini yang diduga mempengaruhi motif mereka
mendengarkan Pro Dokter adalah usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan
jumlah tanggungan keluarga.
Penggunaan Media
Penggunaan media adalah aktivitas khalayak dalam menggunakan media
yang merupakan orientasi sukarela dan selektif dari khalayak terhadap proses
komunikasi. Penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan yang
didefinisikan oleh khalayak sendiri. Karena itu partisipasi aktif khalayak dalam
proses komunikasi dapat mendorong, membatasi atau mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan dan efek dalam terpaan media (Lin 1977 dalam Levy dan Windahl 1985).
Pendekatan uses and gratifications ditujukan untuk menggambarkan proses
penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh
individu atau agregasi individu (Effendi 2000, dalam Bungin 2006).
Kaitannya dengan terpaan media, Rakhmat (2002) menjelaskan, penggunaan
media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi
media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media
dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan.
Menurut Prastyono (1995) terpaan media berusaha mencari data khalayak
tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi
penggunaan atau longevity (hhttttpp::////ppeettrraa..aacc..id.jiunkpels1.ikom.2007).
24
Littlejohn (1996) mengatakan, pandangan audiens aktif mengisyaratkan bahwa
orang membuat keputusan secara aktif mengenai bagaimana menggunakan media
tersebut. Frank Biocca (Littlejohn,1996) membahas lima karakteristik dari audiens
yang aktif. Pertama: selektivitas. Audiens aktif dianggap selektif dalam memilih
media yang akan mereka gunakan. Kedua: azas manfaat (utilitarianism). Audiens
aktif dianggap mempergunakan media untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan tertentu. Ketiga: kesengajaan. Isi media digunakan dengan suatu tujuan.
Keempat. Keterlibatan atau usaha. Audiens secara aktif menghadiri, memikirkan,
dan menggunakan media tersebut. Kelima: audiens aktif dianggap tidak mudah
terpengaruh, atau tidak mudah dihasut oleh media saja.
Berbagai pendapat tersebut mengungkapkan bahwa khalayak mengkonsumsi
media didasarkan oleh motif-motif tertentu, sehingga khalayak aktif bahkan selektif
dalam mencari informasi yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasannya (Katz et al., 1974 dalam Rakhmat 2002).
Efek Media/Kepuasan Pendengar
Efek adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa
(Schramm dan Roberts, 1977 dalam Rakhmat, 2002). Efek media sebagai evaluasi
kemampuan media untuk memberikan kepuasan, sebagai dependensi media
(kepada media mana atau isi yang bagaimana khalayak sangat bergantung untuk
tujuan informasi) dan sebagai pengetahuan (apa yang diketahui khalayak perihal
persoalan tertentu) (Rosengren 1974, dalam Rakhmat, 2002).
Menurut Chaffee (Wilhoit dan Harold de Bock, 1980) dalam Rakhmat (2002).
ada tiga pendekatan dalam melihat efek media massa baik yang berkaitan dengan
pesan maupun dengan media itu sendiri yaitu: Pendekatan pertama dalam melihat
efek media massa. Pendekatan kedua, melihat jenis perubahan yang terjadi pada
diri khalayak komunikasi massa dalam penerimaan informasi (efek kognitif),
perubahan perasaan atau sikap (efek afektif) dan perubahan perilaku (efek
konatif/behavioral). Pendekatan ketiga meninjau satuan observasi yang dikenai efek
komunikasi massa – individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa.
Efek pesan media massa pada pendekatan kedua, yaitu aspek kognitif terjadi
bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak
yang berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau
25
informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi atau dibenci khalayak yang berhubungan dengan emosi, sikap atau nilai.
Efek konatif atau behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati
meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku
Efek atau kepuasaan akan informasi merupakan hasil dari terpaan media atau
menunjukkan apa yang diperoleh khalayak setelah mereka menggunakan media.
Bila kepuasaan diperoleh maka khalayak merasa bergantung pada suatu media,
sedangkan penggunaan media dipengaruhi oleh kepercayaan, evaluasi,
ketersediaan dan relevansi isi media. Penggunaan media merupakan salah satu
cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis (Rosengren, 1979 dalam Levy MR,
Windahl S 1985).
Jadi dasar kepuasan pendengar untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya
merupakan sifat individu dari motivasi dalam dirinya yang diperoleh dari media
(McGuire, dalam Blumler, Katz 1974).
Kepuasan khalayak terhadap suatu media merupakan hasil atau dampak
(outcome) dari perilaku media. Artinya perilaku suatu media akan memberikan
kepuasaan atau efek tertentu bagi khalayak (Palmgreen dan Rayburn, 1984). Efek
media juga tergantung pada motif individu terhadap suatu media. Rakhmat (2002)
mengatakan bahwa perbedaan motif dalam mengkonsumsi media massa
menyebabkan reaksi khalayak yang berbeda pula. Berarti efek media massa juga
berlainan pada setiap anggota khalayaknya. Bagi pencari informasi, media massa
diduga mempunyai efek kognitif yang menguntungkan. Bagi pencari informasi,
media massa mungkin menimbulkan efek afektif yang mengerikan. Bagi pencari
model media massa mungkin mendorong perilaku yang meresahkan.
Palmgreen dan Rayburn (1984) dalam Palmgreen et al., (1985) menyatakan
bahwa karakteristik media merupakan faktor penting yang mempengaruhi motif
untuk mencari kepuasaan melalui suatu media, selanjutnya akan mempengaruhi
konsumsi media. Dalam persepsi pendekatan uses and gratifications, konsumsi
media menunjukkan kepuasan khalayak terhadap suatu media, ini akan membentuk
kepercayaan yang memperkuat atau mengarahkan persepsi individu berkaitan
dengan kepuasan yang diperoleh dari media.
Melihat begitu banyaknya orang secara setia membaca suratkabar, memirsa
televisi, atau mendengarkan radio, secara psikologis mereka memperoleh
26
kepuasaan dalam mengkonsumsi, betapapun kecilnya pemuasan yang dapat
dilakukan media massa. Menurut aliran uses and gratifications, perbedaan motif
dalam konsumsi media menyebabkan kita beraksi pada media massa secara
berbeda pula. Berarti, efek media massa juga berlainan pada khalayaknya. Perilaku
penggunaan media dilandasi oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Namun tidak
hanya faktor kebutuhan saja yang menyebabkan perilaku penggunaan media
melainkan masih ada faktor lain yang mempengaruhi misalnya faktor ketersediaan
media. Model uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis
dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber lain
yang membawa pola terpaan media berlainan dan menimbulkan pemenuhan
kebutuhan dan akibat-akibat lain, termasuk juga yang tidak kita inginkan (Hadi,
1997).
Dalam hal ini yang diteliti adalah jenis perubahan yang terjadi pada diri
khalayak komunikasi massa yaitu efek atau perubahan perilaku pada Ibu rumah
tangga di Jakarta setelah mendengarkan acara Pro Dokter konsultasi kesehatan,
Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta pada aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek konatif yang dapat memenuhi kebutuhan dalam hal kepuasaan.
Saat Ibu rumah tangga mendengarkan nara sumber (dokter) menjelaskan
masalah kesehatan, mengenai jenis penyakit dan solusinya yang berawal dari
pertanyaannya sebagai pendengar lewat sms atau telepon, mungkin Ibu rumah
tangga tersebut mengetahui pola hidup sehat, nama penyakit yang dideritanya dan
cara pengobatannya (efek kognitif). Bahkan Ibu rumah tangga yang langsung
interaktif maupun yang sedang beraktivitas terharu karena mendengar seseorang
yang mengalami sakit kanker bertahun-tahun bisa disembuhkan melalui terapi dan
mendukung upaya dokter dengan cara medis yang lain (efek afektif), atau setelah itu
mungkin Ibu rumah tangga yang menderita penyakit serupa segera berobat ke
rumah sakit yang dirujuk dokter (efek konatif).
Kaitannya antara pendengar radio dengan kebutuhan serta kepuasannya,
(Chaney 1972, Elliot 1974) mengatakan hampir seluruh kepuasan diidentifikasi
merupakan indikasi posisi dalam struktur sosial atau kebutuhan yang telah diperoleh
audiens dari media. Selanjutnya dalam teori fungsional apa yang diperoleh audiens
adalah apa yang diinginkan dan juga apa yang dibutuhkan.
27
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
Kerangka Berpikir
Komunikasi diharapkan lebih berhasil jika komunikator berorientasi kepada
khalayaknya. Keefektifan pesan-pesan yang disampaikan dalam suatu kegiatan
komunikasi harus disesuaikan dengan keadaan khalayak yang menjadi sasaran.
Pengetahuan mengenai khalayak sasaran amat berguna bagi pengelola siaran,
sehingga pengkemasan pesan dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan
karakteristik atau ciri-ciri individu atau khalayak yang dipengaruhi faktor demografik
seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan. Dalam hal ini pengelola siaran
akan dapat menyusun suatu program siaran radio yang lebih baik, lebih sesuai,
dengan dukungan bahan-bahan informasi yang akurat. Artinya dapat mengemas
pesan-pesan yang akan menjadi materi acara program siaran radio yang lebih
mengena dikaitkan dengan khalayak sasaran (Suratmo, dalam Munthe, 1996).
Isi program siaran, terutama yang berkaitan dengan informasi pembangunan
haruslah sepadan dengan kebutuhan khalayak yang dirasakan. Maka Nasution
(2001) mengatakan penerapan komunikasi pembangunan di bidang kesehatan
(komunikasi kesehatan/health communication) termasuk yang intensif
pengembangannya, dan merupakan penerapan komunikasi pembangunan untuk
keperluan pelayanan kesehatan masyarakat.
Motif mengkonsumsi media dipengaruhi oleh kepercayaan (belief) dan
penilaian (evaluation) seseorang terhadap suatu media. Motif mempunyai hubungan
dengan usia, tingkat pendidikan, pola komunikasi dalam keluarga, lamanya
berdomisili di suatu tempat, diskusi dengan orang lain, dan keanggotaan dalam
organisasi (Palmgreen et al., 1985). Motif yang berbeda akan membuat penggunaan
yang berbeda terhadap media, dan pada akhirnya akan menentukan kepuasan
khalayaknya. Pola ini membentuk suatu siklus. Kepuasan yang diperoleh akan
membentuk kepercayaan dan penilaian lagi yang selanjutnya menentukan motif
(Palmgreen dan Rayburn, 1985). Hubungan ini terlihat pada gambar 1 dibawah ini.
28
Dala
Gambar 1 Model Harapan-Nilai dari Motif dan Kepuasan (Palmgreen dan Rayburn, 1985)
Dalam penelitian ini data pendengar Pro 2 LPP RRI Jakarta yaitu Ibu rumah
tangga di Jakarta yang berkaitan dengan karakteristik pendengar/variabel individual
(usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga).
Sedangkan motif Ibu rumah tangga mendengarkan acara Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif adalah untuk memenuhi kebutuhan menambah
informasi/pengetahuan, memperluas wawasan, memudahkan dalam mengatasi
masalah, mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, meningkatkan
kepercayaan diri, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai
bahan percakapan dengan teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu
luang dan melakukan hal yang rutin.
Penggunaan media oleh Ibu rumah tangga yang dapat memenuhi kebutuhan
dan kepuasan yang diperoleh merupakan terpaan atau keterdedahan terhadap
program Pro Dokter yang berkaitan dengan frekuensi, durasi dan intensitas
mendengarkan acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif.
Penggunaan media ini akan memperlihatkan apakah khalayak benar-benar aktif
dalam memenuhi kebutuhannya melalui media massa radio. Kemudian efek media
sebagai situasi ketika pemuasaan kebutuhan tercapai, yang dapat memenuhi
kebutuhan dalam hal kepuasaan Ibu rumah tangga karena penggunaan media
hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan.
Dalam kerangka pemikiran ini variabel individual yaitu karakteristik Ibu rumah
tangga sebagai variabel bebas (X1) akan diukur berdasarkan indikator usia,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga. Penggunaan
media berupa terpaan atau keterdedahan terhadap Program Pro Dokter sebagai
Kepercayaan
Individu
Penilaian
Motif Pengguna Efek/Kepuasan
29
variabel bebas (X2), akan diukur melalui indikator frekuensi mendengarkan,
waktu/durasi mendengarkan, dan intensitas mendengarkan. Selanjutnya variabel
bebas tersebut dilihat hubungannya dengan variabel antara (Y1) yaitu motif
mendengarkan, yang akan diukur melalui indikator menambah informasi atau
pengetahuan, memperluas wawasan, memudahkan dalam mengatasi masalah,
mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, meningkatkan kepercayaan
diri, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang dan
melakukan hal yang rutin.
Efek media dalam hal kepuasan Ibu rumah tangga sebagai terpenuhinya apa
yang dicari sesuai dengan yang diperoleh meliputi aspek kognitif, aspek afektif,
aspek konatif sebagai variabel tidak bebas (Y2).
V. bebas V. antara V. tidak bebas
Gambar 2 Kerangka Berpikir Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dan Motif dengan Efek Media
X1. Karakteristik Ibu Ibu Rumah Tangga
X1.1 Usia X1.2 Pendidikan X1.3 Pekerjaan X1.4 Pendapatan X1.5 Jumlah tanggungan keluarga
Y1 Motif Mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif
Y1.1 Menambah informasi Y1.2 Memperluas wawasan Y1.3 Memudahkan dalam
mengatasi masalah Y1.4 Mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan
- Y1.5 Meningkatkan - kepercayaan diri - Y1.6 Menghilangkan - ketidakpastian/ - merasa yakin - Y1.7 Menjadikan sebagai
bahan percakapan dengan teman
- Y1.8 Mencari/mendapatkan hiburan
- Y1.9 Mengisi waktu luang - Y1.10 Melakukan hal yang rutin
X2. Penggunaan Media (Terpaan /Keterdedahan
Terhadap Program Pro Dokter)
X2.1 Frekuensi mendengarkan X2.2 Durasi/waktu mendengarkan X2.3 Intensitas
mendengarkan
-
-
Y2. Efek Media/
Kepuasan Ibu
Rumah T Tangga
Y2.1 Aspek kognitif
- Y2.2 Aspek afektif Y Y2.3 Aspek konatif
- i
-
30
Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir sebelum melakukan penelitian, penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik Ibu rumah tangga, penggunaan
media dengan motif mendengarkan program acara Pro Dokter Konsultasi
Kesehatan, Dialog Interaktif.
2. Terdapat hubungan nyata antara motif Ibu rumah tangga dengan efek media
setelah mendengarkan program acara Pro Dokter Konsultasi Kesehatan, Dialog
Interaktif
31
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta. Pemilihan wilayah Jakarta sebagai
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
pendengar acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif lebih banyak Ibu
rumah tangga yang berada di Jakarta. Pelaksanaannya selama Februari-Juni 2008.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi penelitian yang menjadi sasaran peneliti adalah pendengar Pro
Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta khususnya Ibu rumah tangga di Jakarta yang
melakukan dialog interaktif pada acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, di Pro 2
LPP RRI Jakarta selama Februari-Juni 2008 melalui sms atau telpon. Dasar
pertimbangan memilih Ibu-ibu karena dalam suatu keluarga, Ibu rumah tangga akan
lebih tanggap dan lebih peduli pada kesehatan anggota keluarganya.
Sampel
Berdasarkan data sms dan telpon yang diperoleh, pendengar acara Pro Dokter
konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif Pro 2 LPP RRI Jakarta yang terbanyak
berada di wilayah Jakarta. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
pengambilan sampling secara acak sederhana (Simple Random Sampling) dengan
mengundi tabel angka acak (random) karena setiap unit dalam sampel mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih. Untuk metode sampling acak sederhana harus
tersedia daftar kerangka sampling (sampling frame) (Singarimbun dan Effendi,
2006). Jumlah yang diambil sebagai sampel sebanyak 100 Ibu rumah tangga
tersebar di berbagai wilayah Jakarta merupakan pendengar yang aktif sms/telpon
dalam mengikuti acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog interaktif di Pro 2
LPP RRI Jakarta.
Desain Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan melalui metode penelitian survai dengan
desain yang bersifat deskriptif korelasional, karena menggambarkan atau
32
menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel (Sigit, 1999).
Penelitian Survai menurut Singaribun dan Effendi (2006) adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner (daftar
pertanyaan) sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Pemilihan jenis desain tersebut didasarkan untuk mengetahui motif yang
melatarbelakangi Ibu rumah tangga mendengarkan acara Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta, dan mengetahui bagaimana
hubungan antara motif mendengarkan Pro Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI
Jakarta, dengan efek media atau kepuasan yang diperoleh.
Variabel yang diteliti adalah:
1. X1 (variabel bebas): Karakteristik Ibu rumah tangga meliputi, usia, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga.
2. X2 (variabel bebas): Penggunaan radio berdasarkan frekuensi mendengarkan,
durasi atau waktu mendengarkan, dan intensitas mendengarkan acara siaran.
3. Y1 (variabel antara): Motif mendengarkan meliputi menambah informasi atau
pengetahuan, memperluas wawasan, memudahkan dalam mengatasi masalah,
mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, meningkatkan
kepercayaan diri, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan
sebagai bahan percakapan dengan teman, mencari/mendapatkan hiburan,
mengisi waktu luang dan melakukan hal yang rutin.
4. Y2 (variabel tidak bebas): Efek Media dapat memenuhi kebutuhan dalam hal
kepuasan Ibu rumah tangga meliputi: aspek kognitif, aspek afektif, aspek konatif.
Hubungan antar variabel dapat terlihat:
1. Hubungan karakteristik Ibu rumah tangga X1 (variabel bebas) meliputi, usia,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga dengan
motif mendengarkan acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif Y1
(variabel antara) untuk menambah informasi/pengetahuan, memperluas
wawasan, memudahkan dalam mengatasi masalah, mengetahui masalah yang
terkait dengan kesehatan, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan
ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang dan melakukan hal
yang rutin.
33
2. Hubungan penggunaan radio X2 (variabel bebas) berdasarkan frekuensi
mendengarkan acara siaran, durasi atau waktu mendengarkan acara siaran, dan
intensitas mendengarkan acara siaran dengan motif mendengarkan acara Pro
Dokter konsultasi kesehatan, Dalog Interaktif Y1 (variabel antara) meliputi,
menambah informasi/pengetahuan, memperluas wawasan, memudahkan dalam
mengatasi masalah, mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan,
meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin,
menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman, mencari/mendapatkan
hiburan, mengisi waktu luang dan melakukan hal yang rutin.
3. Hubungan motif Ibu rumah tangga Y1 (variabel antara) dengan efek
media/kepuasaan pendengar Y2 (variabel tidak bebas) yang dapat memenuhi
kebutuhan dalam hal kepuasan Ibu rumah tangga meliputi, aspek kognitif, aspek
afektif, aspek konatif.
Data dan Instrumentasi
Data
Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengajukan pertanyaan dalam
bentuk kuesioner yang berisi daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan
mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tadi. Data sekunder berupa
data sms atau telpon pendengar Pro 2 LPP RRI, isi acara siaran program Pro
Dokter, rekaman isi acara siaran Pro Dokter, dan hasil wawancara dengan Kepala
Seksi Pro 2 LPP RRI Jakarta untuk mengetahui perencanaan dan penyusunan
acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif.
Instrumentasi
Pengumpulan instrumen yang direncanakan dalam penelitian ini dengan
mengajukan pertanyaan dalam bentuk kuesioner kepada Ibu rumah tangga untuk
mengoperasionalisasikan variabel-variabel seperti karakteristik pendengar Pro 2
LPP RRI Jakarta, yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah
tanggungan keluarga. Penggunaan media atau terpaan/keterdedahan terhadap
program Pro Dokter berdasarkan frekuensi mendengarkan, durasi/waktu
mendengarkan, intensitas mendengarkan. Motif mendengarkan Pro Dokter, meliputi:
menambah informasi/pengetahuan, memperluas wawasan, memudahkan dalam
34
mengatasi masalah, keterkaitan dengan masalah kesehatan, lebih percaya diri,
keyakinan/menghilangkan ketidakpastian, sebagai bahan percakapan dengan
teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang dan melakukan hal
yang rutin dan efek media/kepuasaan pendengar Pro 2 LPP RRI Jakarta yang dapat
memenuhi kebutuhan dalam hal kepuasan meliputi: aspek kognitif, yaitu
memperoleh pengetahuan tentang pengobatan penyakit, pengaruh penyakit, tipe
penyakit, gejala penyakit. Aspek afektif yaitu merasa tenang, aman, yakin, percaya,
ragu setelah mendengarkan penjelasan pada acara Pro Dokter. Aspek konatif yaitu
mengikuti anjuran, saran untuk melakukan pencegahan dari pengaruh penyakit,
pengobatan penyakit.
Analisis Data
Analisis data menggunakan metode korelasi (Rakhmat, 2002) untuk mengukur
hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel terikat dari pengetahuan
kita.tentang variabel bebas. Data-data akan dimuat dalam tabel silang, sehingga
akan terlihat secara statistik sejauhmana hubungan antar variabel yang akan
dikontrol oleh usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah tanggungan
keluarga. Kaitannya dengan penelitian, dilakukan analisis deskriptif antara lain
perhitungan frekuensi, rataan skor, total rataan skor, persentase dan tabel distribusi.
Pengolahan data uji coba kuesioner menggunakan program SPSS. 13
(Statistical Packages for Social Sciences) dari program windows dan program
microsoft office excel 2003, yaitu analisis statistik deskriptif korelasional. Untuk
melihat hubungan antar variabel, data nominal menggunakan analisis chi-square.
untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi dengan mengadakan pendekatan
dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil
observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fh) dengan rumus sebagai berikut:
X2 = Σ (fo – fh ) 2
fh
Keterangan :
X2 = koefisien korelasi chi-kuadrat (chi square) fo = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data fh = frekuensi yang diharapkan
35
Untuk menentukan apakah Ho ditolak atau diterima maka harus
membandingkan antara nilai chi-square hitung dengan nilai chi-square tabel pada
selang kepercayaan 95% (taraf nyata α = 0,05). Bila nilai chi-square hitung lebih
besar dari nilai chi-square tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Penentuan ini bisa
dilihat dari probalitas bila menggunakan nilai-p (p-value < α = 0,05) maka Ho ditolak.
Selanjutnya menggunakan analisis koefisien kontingensi. Seperti yng
dijelaskan Arikunto (1998) dan Siegel (1994) bahwa untuk menganalisis hubungan
data bersifat nominal dan ordinal, dapat digunakan kooefisien kontingensi (C).
Adapun rumus koefisien kontingensi yang digunakan sebagai berikut:
X2
C = X + N
Keterangan: C = koefisien kontingensi
X2 = chi-kuadrat (chi square) hitung
N = besar sampel
Langkah-langkah dalam penggunaan koefisien kontingensi yaitu:
1. Membuat tabel kontingensi dari frekuensi-frekuensi observasi dalam bentuk k x r,
dimana k = banyaknya kategori yang terhadapnya satu variabel ”diskor” dan r =
banyaknya kategori yang terhadapnya satu variabel lain ”diskor”.
Menentukan frekuensi harapan di bawah Ho untuk tiap-tiap sel dengan
mengalikan kedua jumlah tepi yang sama-sama dimiliki sel tersebut, kemudian
membagi hasilnya dengan N (jumlah total kasus). Jika lebih dari 20% diantara
sel-sel itu mempunyai frekuensi yang diharapkan kurang dari 1, maka kategori-
kategori tersebut digabung untuk meningkatkan frekuensi - frekuensi yang
diharapkan.
2. Untuk menguji kemampuan harga observasi C memberikan petunjuk terdapat
asosiasi antara kedua variabel di dalam populasi yang diambil sampelnya,
kemudian ditentukan suatu harga sebesar harga X2 yang diobservasi, di bawah
Ho, dengan db = ( k-1 ) ( r-1 ) dari tabel chi-kuadrat. Jika kemungkinan itu sama
dengan atau kurang dari α (alpa), atau menggunakan p-value < alpha maka Ho
36
ditolak dan Ha diterima. Pengujian hipotesis menggunakan tingkat signifikansi
pada taraf kepercayaan α (alpa) = 0.05 dan α (alpa) 0.01.
Analisa untuk data ordinal menggunakan analisis rank Spearman. Untuk
melihat hubungan antar variabel, ada tidaknya hubungan antara variabel bebas
dengan variabel tidak bebas dengan rumus sebagai berikut:
n 6 Σ d 2
Rs = 1 - __________ n (n 2 – 1)
Keterangan: rs = koefisien korelasi Spearman n = banyaknya pasangan data d = jumlah selisih antara peringkat bagi xi dan yi Alasan-alasan penggunaan korelasi Spearman adalah:
1. Tidak ada anggapan bahwa skor yang dianalisis ditarik dari populasi dengan
distribusi tertentu.
2. Skor tidak eksak dalam pengertian keangkaan melainkan semata-mata
merupakan jenjang.
3. Efisiensi cukup tinggi, yaitu 1% (Siegel, 1994).
Definisi Operasional
Berkaitan dengan penelitian dioperasionalisasikan konsep berikut:
(X1) Karakteristik Ibu Rumah Tangga dijabarkan sebagai ciri-ciri atau sifat pribadi
yang dimiliki setiap individu meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan
dan jumlah tanggungan keluarga.
(X1.1) Usia dijabarkan sebagai jumlah tahun umur responden terhitung sejak
lahir sampai penelitian ini dilakukan. Kelompok umur menunjukkan komposisi
atau rata-rata usia secara keseluruhan. Hasil pengambilan data diperoleh
kisaran umur responden dengan skala rasio 14 sampai 65 tahun. Kelompok
umur yang biasa dikelompokkan dalam demografi (BPS, 2002) yaitu kelompok
37
berusia muda 0 -14 tahun; produktif 15 – 65 tahun; lanjut usia (lansia) 65 tahun
lebih.
(X1.2) Pendidikan dijabarkan sebagai jenjang dalam pendidikan formal yang
pernah diperoleh Ibu rumah tangga. Data yang diperoleh dijadikan
skala rasio berdasarkan data BPS (2002) dengan kategori yaitu: a
memiliki ijasah pendidikan dasar (SD dan SLTP), b. memiliki ijazah
pendidikan menengah (SLTA dan sederajad), c. memiliki ijazah
pendidikan tinggi atau di atas pendidikan menengah (Diploma, Akademi
atau universitas).
(X1.3) Pekerjaan dijabarkan sebagai aktivitas atau kegiatan responden yang
produktif dilakukan sebagai kepentingan atau kepuasan individu untuk
memenuhi kebutuhan diri atau kebutuhan ekonomi rumah tangga
dengan memperoleh imbalan. Data yang diperoleh dijadikan skala
nominal, dengan kategori: a. Ibu rumah tangga b. Pegawai Negeri c.
Pegawai swasta d. Wiraswasta.
(X1.4) Pendapatan dijabarkan sebagai penghasilan Ibu rumah tangga dalam
keluarga yang dilihat dari tiap bulan. Berupa upah/balas jasa yang
diberikan kepada pekerja, mencakup komponen upah/gaji, lembur,
tunjangan transport, uang makan dan tunjangan lainnya secara rutin
dalam bentuk uang. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional/Susenas
(BPS, 1998) mencatat secara umum persentase gaji/upah yang
diterima wanita lebih banyak, lebih rendah perbulannya daripada
diterima pria. Data yang diperoleh dijadikan skala rasio, dengan
kategori a. < Rp1000.000,- b. Rp 1000.000,- – Rp 2000.000,- c. > Rp
2000.000,-
(X1.5) Jumlah tanggungan keluarga dijabarkan sebagai jumlah orang yang
masih menjadi tanggungannya. Berdasarkan data BPS, (2002) jumlah
tanggungan keluarga dilihat dari jumlah anak yang dilahirkan oleh
setiap perempuan yang menjadi tanggungannya. Data yang diperoleh
dijadikan skala rasio, dengan kategori a. Belum punya anak b.1-3 anak
c. Lebih dari 4 anak.
38
(X2) Penggunaan Media dijabarkan sebagai perilaku Ibu rumah tangga untuk aktif
dan selektif memillih dan menggunakan media radio dari
terpaan/keterdedahan terhadap Program Pro Dokter dalam memenuhi
kebutuhannya, dilihat berdasarkan:
(X2.1) Frekuensi mendengarkan yaitu sering atau tidaknya Ibu rumah tangga
mendengarkan acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif
Pro 2 LPP RRI Jakarta setiap Selasa dan Kamis. Data yang diperoleh
dijadikan skala ordinal dengan kategori: a. 1-10 kali skor 1 yaitu
mendengarkan siaran setiap Selasa dan Kamis selama Februari-Juni
2008, b.10-20 kali skor 2 yaitu mendengarkan siaran setiap Selasa dan
Kamis selama Februari-Juni 2008, c. > 20 kali skor 3 yaitu
mendengarkan siaran setiap Selasa dan Kamis selama Februari–Juni
2008.
(X2.2) Durasi atau waktu mendengarkan adalah jumlah atau lamanya waktu
yang dicurahkan Ibu rumah tangga berapa menit atau berapa jam
setiap Selasa dan Kamis mendengarkan Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif. Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal
dengan kategori: a. < 30 menit skor 1 setiap Selasa dan Kamis. b. 30
menit -1 jam skor 2 setiap Selasa dan Kamis. c. > 1 jam skor 3 setiap
Selasa dan Kamis.
(X2.3) Intensitas mendengarkan adalah kelengkapan atau sampai selesainya
Ibu rumah tangga mengikuti dari awal sampai akhir acara siaran yaitu:
1. Lengkap atau tidaknya Ibu rumah tangga mengikuti sampai selesai
Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif yang disiarkan Pro 2
LPP RRI Jakarta. Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal dengan
kategori: a. Tidak lengkap skor 1 untuk jawaban tidak. b. Lengkap
dengan skor 2 untuk jawaban ya. 2. Aktif sms atau telpon setiap Pro
Dokter disiarkan. Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal dengan
kategori: a. Tidak aktif sms atau telpon skor 1 untuk jawaban tidak. Aktif
sms atau telpon skor 2 untuk jawaban ya. 3. Tanpa melakukan aktivitas
lain. Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal dengan kategori: a.
tidak melakukan aktivitas skor 1 untuk jawaban tidak. b. melakukan
aktivitas dengan skor 2 untuk jawaban ya. 4.Tempat dimana biasanya
39
mendengarkan Pro Dokter. Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal
dengan kategori: a. Rumah skor 1. b. Kantor skor 2. c. Mobil skor 3.
(Y1) Motif Mendengarkan, dijabarkan sebagai alasan yang mendorong Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif untuk
memenuhi kebutuhannya menambah informasi/pengetahuan, memperluas
wawasan, memudahkan dalam mengatasi masalah, mengetahui masalah yang
terkait dengan kesehatan, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan
ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang dan melakukan
hal yang rutin. Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal, dengan standar
pengukuran didasari ketentuan nilai sebagai berikut: Untuk pernyataan ya
dengan skor 2 dan tidak dengan skor 1.
(Y1.1) Menambah informasi, yaitu pengetahuan Ibu rumah tangga terhadap
informasi kesehatan Pro Dokter, Dialog Interaktif jika saat
mendengarkan ingin memperoleh tambahan informasi atau tambahan
pengetahuan.
(Y1.2) Memperluas wawasan, yaitu meningkatkan pengetahuan dalam
pemahaman tentang masalah kesehatan dengan mempererat
hubungan dengan orang lain, berbagi pengalaman dengan orang lain.
(Y1.3) Memudahkan dalam mengatasi masalah, yaitu aktivitas yang dilakukan
Ibu rumah tangga untuk melepaskan diri dari permasalahan, dengan
mendengarkan Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di Pro
2 LPP RRI Jakarta.
(Y1.4) Mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, yaitu aktivitas Ibu
rumah tangga untuk mengetahui suatu masalah yang berkaitan dengan
kesehatan melalui Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di
Pro 2 LPP RRI Jakarta.
(Y1.5) Meningkatkan kepercayaan diri, yaitu aktivitas yang dilakukan ibu rumah
tangga untuk menjadi lebih percaya diri dengan memiliki pengetahuan
tentang kesehatan setelah mendengarkan konsultasi kesehatan Pro
Dokter, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta.
(Y1.6) Menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, yaitu aktivitas yang
dilakukan ibu rumah tangga untuk meyakini suatu hal dan
40
menghilangkan ketidak pastian berkaitan dengan masalah kesehatan
melalui Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP
RRI Jakarta.
(YI.7) Menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman, yaitu aktivitas
yang dilakukan Ibu rumah tangga dalam berinteraksi dengan teman
atau orang lain untuk berbagi pengalaman, mengetahui keadaan
teman/orang lain dan membantu menjalankan peran sosial setelah
mendengarkan Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di Pro
2 LPP RRI Jakarta.
(Y1.8) Mencari/mendapatkan hiburan, yaitu aktivitas yang dilakukan Ibu rumah
tangga untuk mendapatkan hiburan, merasa santai, menyenangkan
hatinya dengan mendengarkan Pro Dokter konsultasi kesehatan,
Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta.
(Y1.9) Mengisi waktu luang, yaitu aktivitas yang dilakukan Ibu rumah tangga
untuk melupakan aktivitas sehari-hari dengan mendengarkan Pro
Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif di Pro 2 LPP RRI Jakarta.
(Y1.10)Melakukan hal yang rutin, yaitu aktivitas yang dilakukan Ibu rumah
tangga secara rutin setiap minggu mendengarkan Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif yang disiarkan di Pro 2 LPP RRI Jakarta.
(Y2) Efek Media/Kepuasaan Ibu Rumah Tangga dijabarkan sebagai perubahan
perilaku pada Ibu rumah tangga dengan terpenuhinya kebutuhan dalam hal
kepuasan yang dicari sesuai dengan apa yang diperoleh setelah
mendengarkan Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif, meliputi
aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek konatif
(tindakan). Data yang diperoleh dijadikan skala ordinal dengan pemberian skor
2 untuk jawaban benar/ya dan skor 1 untuk jawaban salah/tidak.
(Y2.1) Aspek kognitif, yaitu kepuasan yang diperoleh Ibu rumah tangga setelah
mendengarkan Pro Dokter berupa tambahan pengetahuan,
pemahaman dan kepercayaan tentang pengetahuan, atau informasi
dari bahasan masalah kesehatan, jenis penyakit dan solusinya.
(Y2.2) Aspek afektif, yaitu kepuasaan yang diperoleh Ibu rumah tangga
setelah mendengarkan Pro Dokter berupa sikap yang timbul ketika ada
perubahan dari sesuatu yang dirasakan dengan menerima dan
41
menyikapi informasi yang disampaikan dari penjelasan seseorang yang
dianggap ahli, berpengalaman dan dapat dipercaya.
(Y2.3) Aspek konatif/behavioral, yaitu kepuasaan yang diperoleh Ibu rumah
tangga setelah mendengarkan Pro Dokter berupa tindakan atau respon
nyata dalam suatu perbuatan, kegiatan, atau kebiasaan untuk
mengikuti petunjuk, saran, anjuran dari orang yang dianggap ahli,
berpengalaman dan dapat dipercaya dalam menyampaikan atau
menjelaskan masalah kesehatan, jenis penyakit dan solusinya.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas Instrumen
Validitas adalah ‟keabsahan‟ yang menunjukkan sejauhmana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ancok dalam Singarimbun dan
Effendi, 2006). Instrumentasi perlu diperkuat validitasnya agar mampu mewakili
indikator variabel penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperkuat validitas dari
instrumentasi penelitian dilakukan dengan menyusun daftar pertanyaan yaitu
mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, dengan cara: (1)
mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang tertulis di dalam
literatur (2) mendiskusikan konsep tersebut dengan para ahli dan dosen pembimbing
(3) menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau
orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden (Singarimbun dan
Effendy, 2006). Hasil uji coba dengan menggunakan analisis SPSS 13 for windows,
diperoleh nilai validitas 0.725. Butir pertanyaan (kuesioner) yang valid 35 pertanyaan
atau mencapai 73 persen dari 48 butir pertanyaan. Maka kuesioner dinyatakan valid.
Reliabilitas Instrumen
Menurut Ancok (Singarimbun dan Effendi, 2006) reliabilitas adalah
„keterpercayaan‟ indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. (Arikunto, 1988) menjelaskan metode Cronbach
alpha digunakan untuk teknik perhitungan reliabilitas, di mana pengukuran dilakukan
hanya satu kali. Metode tersebut digunakan untuk kuesioner yang memiliki lebih
banyak pilihan jawaban tetapi bukan merupakan skor 1 dan 0 melainkan dalam
42
bentuk kategori dan uraian. Sehingga menghasilkan konsistensi antar butir
pertanyaan atau interitem (Kerlinger, 2004). Alpha Cronbach sebagai korelasi dari
skala yang diamati (observed scale) dengan semua kemungkinan pengukuran skala
lain yang mengukur hal yang sama dan menggunakan jumlah butir pertanyaan yang
sama. Rumusnya adalah sebagai berikut:
k 1- Σσ ²b
r 11 = (k – 1) σ ²
¹
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σσ² = jumlah varians butir b
σ ² = varians total ¹ Penentuan reliabilitas instrumen lebih dahulu dilakukan uji coba kuesioner
kepada khalayak pendengar yang memiliki karakteristik sama dengan karakteristik
objek penelitian yaitu Ibu rumah tangga di Jakarta sebanyak 20 responden. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat bisa dipahami dengan
mudah oleh responden, artinya pertanyaan jelas, tidak menimbulkan pemahaman
ganda, serta tidak terlalu panjang sehingga menimbulkan kebosanan.
Nilai r11 yang diperoleh dibandingkan dengan nilai koefisien r dari tabel
korelasi. Bila r11 > dari r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel sedangkan bila
lebih kecil maka perlu ada perbaikan atau dilakukan uji ulang terhadap pertanyaan
tersebut. Hasil uji coba dengan menggunakan analisis SPSS diperoleh nilai validitas
0.725 dan nilai reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,720. Nilai r11 sebesar 0,720
tersebut bila dibandingkan dengan r tabel product moment (df = n-1 = 20-1 = 19)
dengan nilai ά = 5 % yaitu 0,549 maka nilai r11 > r tabel. Dengan demikian instrumen
yang digunakan valid dan reliabel.
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Program Acara Siaran Pro 2 LPP RRI Jakarta
Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta sebagai Lembaga Penyiaran Publik
yang bersifat independent dan netral berperan memberikan layanan informasi,
pendidikan kepada masyarakat. Sesuai dengan mottonya yang berbunyi: ”Sekali di
udara tetap di udara”, RRI terus berupaya dalam menyajikan program acara terbaik
yang berorientasi pada kepentingan khalayak pendengar dan harus mampu
menjadikan dirinya sebagai media perekat sosial dan sekaligus berperan
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan visi dan misinya.
RRI didirikan dengan visi ”RRI Jakarta rujukan berita, informasi, pendidikan
dan hiburan”. Sedangkan misi yang dijalankan RRI adalah:
1. Melayani kebutuhan informasi, pendidikan dan hiburan demi terciptamya citra
siaran RRI sebagai radio publik.
2. Mencari solusi pemasalahan publik.
3. Mewujudkan kerukunan antar warga untuk kebersamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara yang demokratis dan berkeadilan sosial.
4. Melaksanakan kontrol sosial yang bersifat membangun.
5. Mendukung program pengelolaan pemerintah untuk kepentingan publik.
6. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
7. Mengembangkan jati diri dan budaya bangsa.
Pembagian program acara di LPP RRI Jakarta khususnya Pro 2 FM Jakarta
lebih berdasarkan pada ketajaman program dan message yang ingin disampaikan
ke pendengar serta kekuatan format penyiar tanpa mengabaikan perkembangan
kebutuhan market yang senantiasa berkembang.
Pro 2 LPP RRI Jakarta hadir di frekuensi 105.0 MHZ ditujukan pada pendengar
yang berada di wilayah Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi untuk segmen
laki-laki dan perempuan dari kalangan pelajar, mahasiswa, karyawan, dan
wiraswasta dengan usia 10 -19 tahun, 20 - 40 tahun dan 40 tahun ke atas.
Berdasarkan riset Ac Nielsen tahun 2006 (Ac Nielsen Media Research 2006)
Pro 2 mendapat rating dengan pendengar terbanyak yaitu 1.031.000 pendengar.
44
Klasifikasi siaran Pro 2 terbagi menjadi: Berita informasi 30 %; Siaran Pendidikan
5%; Siaran Kebudayaan 10 %; Hiburan 40 %; Iklan/Acara Penunjang 15 %.
Program acara Pro Dokter adalah siaran pendidikan yang menginformasikan
pengetahuan tentang kesehatan, merupakan program tetap yang menjadi andalan
program Pro 2 FM. Selain Pro dokter sebagai program tetap yang menjadi program
andalan Pro 2 FM yaitu: Jakarta pagi ini (Senin–Sabtu pukul 6.30–9.30 WIB); Mario
Teguh Open Forum (Senin, pukul 7.20-8.20 WIB); ESQ (Rabu, pukul 7.20-8.20
WIB); Iptek Voice (Selasa dan Kamis, pukul 16.30-17.00 WIB); Pro Insipirasi (Senin,
pukul 20.00-21.00 WIB); Pro Dokter (Selasa dan Kamis, pukul 20.00-21.00 WIOB);
BBS/Bincang-Bincang Santai bersama Readest Digest Indonesia (Jumat, pukul
17.00-18.00 WIB); Movie Corner (Sabtu, pukul 12.00-13.00 WIB); Pro Resensi
(Minggu, pukul 15.00-18.00 WIB); Metropolitan Issue (Senin-Minggu, 13.45-13.55
WIB); Slow Track (Senin, pukul 21.00-01.00 WIB); Jazz Pro (Selasa, 21.00-01.00
WIB); Indo Pro (Rabu, pukul 21.00-01.00 WIB); Sentuhan Cinta (Kamis, 21.00-01.00
WIB); Rock The Night (Jumat, 21.00-01.00 WIB); Pro 2 Classic Beat (Sabtu, 21.00-
01.00 WIB); Nuansa Nostalgia (Minggu, 21.00-01.00 WIB); Info Pro 2 (Senin-Jumat
di menit 30 setiap jamnya, dimulai pukul 10.00-22.00 WIB); dan Reportase Team
Liputan Pro 2 di lapangan (tidak dibatasi waktu laporannya). Program tidak tetap
adalah Talk Show, Quiz dan lain-lain.
Program acara Pro Dokter di Pro 2 LPP RRI Jakarta merupakan program
mingguan yang menyampaikan informasi tentang masalah-masalah kesehatan,
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan khalayak untuk berkonsultasi masalah
kesehatan. Disiarkan langsung dalam format Dialog Interaktif setiap Selasa dan
Kamis pukul 20.00 – 21.00 WIB. Narasumber yang dihadirkan yaitu dr. Sumarjati
Arjoso dan dr. Retno W.
Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin majunya
IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah merubah
paradigma pembangunan kesehatan yang lama dengan mengutamakan pelayanan
kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan
kesehatan yang baru yakni paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih
meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif.
Diharapkan melalui program Pro Dokter dalam jangka panjang, mampu
mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran
45
yang lebih tinggi, pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.
Pro Dokter adalah acara yang diselenggarakan di 105 Pro 2 FM Jakarta lebih
bersifat layanan konsultasi kesehatan dalam bentuk interaksi pendengar dengan
menghadirkan narasumber dari disiplin ilmu kedokteran yang senantiasa
mengingatkan dan mengajak masyarakat agar lebih care dan proaktif dalam
menjaga serta meningkatkan kesehatan.
Sejak kehadirannya dari tahun 1996 di Pro 2 LPP RRI Jakarta, Pro Dokter
memperoleh pendengar paling banyak daripada program yang lain. Tahun 2006
program acara Pro Dokter bekerjasama dengan sponsor dari BKKBN ketika itu
dokter Sumarjati sebagai ketua Yayasan Jantung Sehat. Hal ini dapat lebih
memperkuat image Pro 2 sebagai radio Life-sttyle dengan segment pendengar
menengah ke atas. Penyusunan naskah pada topik acara terencana. Sekarang Pro
dokter tidak terikat dengan sponsor (lepas). Topik acara bersifat umum (lepas) tidak
mengacu pada masalah kesehatan tertentu tetapi langsung pada masalah
kesehatan yang dialami pendengar yang berawal dari pertanyaan pendengar
kepada narasumber (dokter). Sehingga pendengar dapat lebih leluasa bertanya
tentang apa saja mengenai masalah kesehatan.
Karakteristik Ibu Rumah Tangga
Karakteristik adalah ciri-ciri atau sifat pribadi yang dimiliki setiap individu. Data
karakteristik Ibu rumah tangga responden sebagai pendengar acara Pro Dokter
yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) usia, (2) pendidikan, (3) pekerjaan, (4)
pendapatan, dan (5) jumlah tanggungan keluarga.
Usia
Ibu rumah tangga pendengar acara Pro dokter di Pro 2 FM LPP RRI Jakarta,
rataan umurnya adalah 36.98 tahun, dengan kisaran antara 21 sampai 68 tahun.
Usia responden diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok dengan menggunakan
prosedur persentil. Kategori pertama di bawah 36 tahun, (21 - 36 tahun) kedua
antara 37 – 52 tahun dan ketiga di atas 53 tahun (53 - 68 tahun). Berdasarkan
kategori tersebut, usia responden tergolong produktif yaitu di bawah 36 tahun
dengan jumlah persentase (51%) tidak jauh berbeda dengan kategori kedua sekitar
46
37 – 52 tahun (45%). Pada kedua kategori ini selain sebagai ibu rumah tangga,
responden ada yang bekeja di luar rumah (produktif). Batasan usia produktif
berdasarkan kelompok umur yang biasa dikelompokkan dalam demografi (BPS,
2002) berkisar antara 15 sampai 65 tahun. Hampir semua responden (99%) berada
pada usia produktif. Distribusi Ibu rumah tangga menurut usia terlihat pada tabel 1.
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Ibu Rumah Tangga Pendengar Pro Dokter No. Karakteristik Ibu Rumah Tangga Jumlah Orang %
1. Usia (tahun)
< 36 tahun (produktif 1) 51 51.0
37 – 52 tahun (produktif 2) 45 45.0
> 53 (non produktif) 4 4.0
2. Pendidikan
SD/sederajad 5 5.0
SMP/sederajad 9 9.0
SMU/sederajat 52 52.0
Diploma 16 16.0
S1 17 17.0
S2 1 1.0
3 Pekerjaan
Ibu rumah tangga 67 67.0
Pegawai negeri 12 12.0
Pegawai swasta 18 18.0
Wiraswasta 3 3.0
4. Pendapatan
< Rp 1000.000 27 27.0
Rp 1000.000 – Rp 2000.000 55 55.0
> Rp 2000.000 18 18.0
5 Jumlah tanggungan keluarga
Belum punya anak 21 21.0
1 -3 anak 72 72.0
Lebih dari 4 anak 7 7.0
Sumber: Pengolahan data primer, 2008
47
Pendidikan Ibu rumah tangga pendengar acara Pro Dokter Pro 2 FM LPP RRI
Jakarta dihitung berdasarkan pendidikan formal terakhir yang pernah diperoleh.
Pendidikan formal Ibu rumah tangga dibagi menjadi empat kelompok yaitu (1)
memiliki ijazah pendidikan dasar (SD/sederajat), (2) memiliki ijazah pendidkan
tingkat pertama (SMP/sederajat, (3) memiliki ijazah pendidkan tingkat menengah
umum (SMU/sederajat) (4) memiliki ijazah pendidikan tinggi sarjana muda/diploma,
(5) memiliki ijazah pendidikan tinggi sarjana (S1/S2). Umumnya Ibu rumah tangga
pendengar acara Pro Dokter Pro 2 FM berpendidikan SMU/sederajat lebih banyak
dari yang berpendidikan tinggi (Diploma/Sarjana S1/S2). Namun masih ada Ibu
rumah tangga yang berpendidikan rendah hanya tamat SD dan SMP.
Pekerjaan
Ibu rumah tangga pendengar acara Pro Dokter Pro 2 FM LPP RRI Jakarta ,
lebih banyak tidak bekerja. Kegiatan Ibu rumah tangga lebih kepada mengurus
rumah tangga dan mendidik anak. Namun masih ada Ibu rumah tangga selain
mengurus rumah tangga, mendidik anak juga kebetulan bekerja di luar rumah
sebagai pegawai negeri, dan swasta. Selebihnya Ibu rumah tangga berwiraswasta
membantu ekonomi keluarga.
Pendapatan
Penghasilan Ibu rumah tangga pendengar acara Pro Dokter Pro 2 FM LPP RRI
Jakarta, (55%) rata-rata sebesar Rp 1000.000,- sampai Rp 2000.000,-. Pendapatan
ini merupakan penghasilan keluarga dalam suatu rumah tangga dari Ibu rumah
tangga yang tidak bekerja (penghasilan dari suami) atau yang bekerja di luar rumah
sebagai pegawai negeri, pegawai swasta dan wiraswasta.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah anak yang dilahirkan dalam suatu keluarga yang menjadi
tanggungannya rata-rata berkisar 1-3 anak. Jumlah tanggungan keluarga dibagi tiga
kelompok (1) belum punya anak (2) 1-3 anak, (3) lebih dari 4 anak, namun masih
ada keluarga yang belum punya anak.
48
Penggunaan Media (Terpaan/Keterdedahan Terhadap Program Pro Dokter)
Penggunaan media adalah perilaku Ibu rumah tangga untuk aktif dan selektif
memillih dan menggunakan media radio dari terpaan/keterdedahan terhadap
Program Pro Dokter. Penggunaan media di motivasi oleh kebutuhan dan tujuan Ibu
rumah tangga sebagai pendengar acara Pro Dokter di Pro 2 FM LPP RRI Jakarta
dalam mencari informasi yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhannya, meliputi:
frekuensi mendengarkan, durasi atau waktu mendengarkan dan intensitas
mendengarkan.
Frekuensi Mendengarkan
Frekuensi mendengarkan adalah sering atau tidaknya Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter. Ibu rumah tangga baru mendengarkan Pro Dokter
sebanyak 1–10 kali (42%) sejak pertama kali disiarkan dari tahun 1996 sampai
bulan Juni 2008. Sementara (32%) mendengarkan sudah lebih dari 20 puluh kali.
Artinya Ibu rumah tangga ada yang baru mendengarkan (awal tahun 2008) dan ada
yang mendengarkan ketika acara tersebut baru pertama kali disiarkan.
Durasi Mendengarkan
Durasi mendengarkan adalah lamanya waktu yang dicurahkan berapa jam
setiap minggu Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter. Hasil penelitian
menunjukkan lamanya waktu yang dicurahkan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter setiap minggu lebih dari separuh (65%) antara 30 menit–1 jam. Selebihnya
(24%) mendengarkan lebih dari 1 jam.
Distribusi penggunaan media (terpaan/keterdedahan terhadap Program Pro
Dokter) terlihat pada tabel 2 di bawah ini.
49
Tabel 2 Distribusi Ibu Rumah Tangga berdasarkan Penggunaan Media (Terpaan/ Keterdedahan terhadap Program Pro Dokter) No. Penggunaan Pro Dokter Pro 2 LPP RRI Jakarta Jumlah
Orang %
Frekuensi mendengarkan:
1. 2 Seringnya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter sejak 1996: setiap minggu (Selasa dan Kamis)
1 – 10 kali 42 42.0
11 - 20 kali 26 26.0
> 20 kali 32 32.0
Durasi/waktu mendengarkan:
2. 4 Lamanya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter setiap minggu
< 30 menit 11 11.0
30 menit – 1 jam 65 65.0
> 1 jam 24 24.0
Intensitas mendengarkan:
3. Lengkap/sampai selesai mendengarkan - Tidak lengkap (tidak sampai selesai) - Lengkap (sampai selesai)
9 91
9.0 91.0
4. Aktif sms atau telepon - Tidak Aktif - Aktif
55 45
55.0 45.0
5. Melakukan aktivitas lain - Tidak Melakukan aktivitas - Melakukan aktivitas
33 67
33.0 67.0
6. Tempat biasanya mendengarkan: - Rumah - Kantor - Mobil
90 6 4
90.0 6.0 4.0
Sumber: Pengolahan data primer, 2008
Intensitas Mendengarkan
Intensitas mendengarkan adalah lengkap atau tidaknya Ibu rumah tangga
mengikuti dari awal sampai akhir acara siaran Pro Dokter.
Hasil penelitian menunjukkan Ibu rumah tangga rata-rata mengikuti atau
mendengarkan Pro Dokter hampir seluruhnya lengkap sampai selesai (91%) mulai
awal pembukaan dari pembawa acara, penjelasan dan solusi kesehatan dan
penyakit dari narasumber (dokter) sampai penutup dari pembawa acara. Setiap Pro
Dokter disiarkan Selasa dan Kamis, Ibu rumah tangga dengan setia menantinya dan
50
banyak yang sampai selesai mendengarkan Pro Dokter karena mereka ingin
mendengarkan jawaban dari dokter atas pertanyaan yang mereka sampaikan lewat
sms atau telpon bahkan mendengarkan jawaban dokter dari pertanyaan pendengar
lain yang dapat menambah pengetahuannya.
Setiap Pro Dokter disiarkan, Ibu rumah tangga tidak semua yang aktif sms
atau telepon untuk menanyakan masalah kesehatan. Lebih dari separuh (55%) Ibu
rumah tangga tidak aktif sms atau telpon. Hal ini bila Ibu rumah tangga tidak ada
keluhan kesehatan, tertidur karena sakit, bekerja sambil kuliah atau ada kesibukan
lain di luar rumah. Sedangkan yang aktif telepon atau sms hanya (45%) karena Ibu
rumah tangga tertarik dengan topik tentang kesehatan yag dibahas bahkan bisa
lebih dari satu kali mereka menanyakan masalah kesehatan atau keluhan kesehatan
tentang diri dan keluarganya sampai mereka mendapatkan jawaban atau penjelasan
dokter tentang penyakit dan solusinya. Apabila ada keraguan atau tidak yakin akan
jawaban dokter mereka akan terus menanyakannya sampai betul-betul mereka
yakin dan percaya.
Lebih dari separuh (67%) ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter dengan
melakukan aktifitas lain di rumah sambil tiduran, mengajari anak belajar atau
menyusui bayinya. Selebihnya (33%) Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter
tanpa melakukan aktivitas lain hanya bersantai, istirahat setelah seharian mengurus
keluarga atau bekerja di luar rumah.
Tempat di mana biasanya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter paling
banyak (90%) di rumah. Selebihnya di kantor saat mereka masih mengerjakan sisa
tugas yang menjadi tanggungjawabnya. atau di mobil ketika masih dalam
perjalanan.
Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter
Motif Ibu rumah tangga mendengarkan acara Pro Dokter adalah alasan yang
mendorong keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter konsultasi
kesehatan, Dialog Interaktif untuk memenuhi kebutuhannya. Motif Ibu rumah tangga
ditentukan skor penilaian terhadap sepuluh indikator motif dengan standar
pengukuran didasari ketentuan nilai ‟ya‟ dengan skor 2 dan ‟tidak‟ dengan skor 1
yaitu (1) menambah informasi (2) memperluas wawasan (3) memudahkan dalam
mengatasi masalah (4) mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan (5)
51
meningkatkan kepercayaan diri (6) menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin (7)
menjadikan sebagai percakapan dengan teman (8) mencari/mendapatkan hiburan
(9) mengisi waktu luang (10) melakukan hal yang rutin. Data Ibu rumah tangga
berdasarkan motif mendengarkan Pro Dokter dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3 Distribusi Ibu Rumah Tangga berdasarkan Motif Mendengarkan Pro Dokter
Motif Mendengarkan untuk
Jumlah Orang
%
Menambah informasi 100 100.0
Memperluas wawasan 100 100.0
Memudahkan dalam mengatasi masalah 96 100.0
Mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan 100 100.0
Meningkatkan kepercayaan diri 93 100.0
Menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin 96 100.0
Menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman 47 100.0
Mencari/mendapatkan hiburan 91 100.0
Mengisi waktu luang 72 100.0
Melakukan hal yang rutin 29 100.0
Sumber: Pengolahan data primer, 2008
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif Ibu rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan menambah informasi, (100%) memberikan jawaban ‟ya‟ untuk skor 2
karena dengan mendengarkan Pro Dokter Ibu rumah tangga lebih mengetahui
tentang masalah kesehatan, jenis penyakit dan solusinya, memahami dan
menambah pengetahuannya akan informasi kesehatan secara detail dari yang tidak
tahu tentang penyakit yang dideritanya menjadi tahu, dari yang tidak peduli akan
kesehatan diri, keluarga setelah mendengarkan penjelasan dokter lebih peduli,
bahkan dapat mengetahui bagaimana menjaga diri dan keluarga dengan
pencegahan penyakit makan yang bergizi, pengobatan secara medis atau non
medis (pengobatan herbal).
52
Selain itu (100%) Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk
memenuhi kebutuhan menambah wawasan. Meskipun tingkat pendidikan mereka
ada yang rendah (hanya SD dan SMP) tetapi keinginan mereka memperluas
wawasan dengan mengetahui informasi tentang masalah kesehatan dan solusinya
merupakan hal yang sangat bermanfaat. Motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter untuk memudahkan dalam mengatasi masalah (96%). Artinya Ibu rumah
tangga mengetahui solusinya, terlepas dari masalah gangguan kesehatan dari sakit
yang diderita langsung mengatasinya dengan tindakan awal pengobatan.
Motif Untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan, (100%)
Ibu rumah tangga mengatakan ‟ya‟ karena kesehatan merupakan hal yang sangat
penting maka dengan mendengarkan Pro Dokter, Ibu rumah tangga tidak hanya
mengetahui solusi dari penyakit yang di deritanya tetapi juga bisa lebih cepat
mengambil tindakan untuk mengobatinya. Sedangkan motif Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter meningkatkan kepercayaan diri dengan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan (93%). Artinya Ibu rumah tangga lebih yakin dan
percaya dengan memiliki pengetahuan kesehatan untuk menjaga kesehatan diri dan
keluarganya yang dapat membuat keadaan fisik atau tubuh seseorang menjadi fit
dan segar.
Motif menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin dengan masalah kesehatan
(96%) dimiliki Ibu rumah tangga, karena dengan mendengarkan Pro Dokter Ibu
rumah tangga menjadi tambah yakin dapat menambah wawasan dan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan, pencegahan penyakit dan solusinya. Namun
hanya (47%) Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menjadikan
sebagai bahan percakapan dengan teman karena bagi sebagian Ibu rumah tangga
hanya masalah kesehatan tertentu menjadi bahan untuk didiskusikan atau diketahui
orang lain apalagi yang berhubungan dengan anak dan kesehatan diri. Selebihnya
Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter tidak menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman karena masih banyak dari Ibu rumah tangga yang malu
dan sensitif menceritakan masalah kesehatan diri dan keluarganya.
Apalagi jika motif mendengarkan acara Pro Dokter hanya mendapatkan
hiburan, hampir keseluruhan (91%) Ibu rumah tangga mengatakan ‟tidak‟ untuk
mencari hiburan, melainkan untuk menambah pengetahuan. Artinya informasi
kesehatan, berbagai gangguan penyakit dan solusi sangat penting untuk menambah
53
pengetahuan dan wawasan Ibu rumah tangga. Lebih dari separuh (72%) Ibu rumah
tangga juga mengatakan ‟tidak‟ jika mendengarkan acara Pro Dokter hanya untuk
mengisi waktu luang melainkan untuk menambah pengetahuan. Artinya Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter tidak semata untuk mengisi waktu luang tetapi
sangat penting sebagai informasi untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan
diri dan keluarga. Hanya (29%) Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter
menjadi hal yang rutin sehari-hari karena keinginan Ibu rumah tangga
mendengarkan acara tersebut tergantung perasaan (mood), kelelahan dalam urusan
rumah tangga, kelupaan dan waktu mendengarkan Pro Dokter dalam setiap minggu.
Adapun rataan skor masing-masing motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter dipaparkan pada tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Rataan Skor Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter
Motif Mendengarkan untuk Nilai Skor Total Rataan Skor
2 1
Menambah informasi 100 0 100.0 2.0
Memperluas wawasan 100 0 100.0 2.0
Memudahkan dalam mengatasi masalah 96 4 100.0 1.96
Mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan
100 0 100.0 2.0
Meningkatkan kepercayaan diri 93 7 100.0 1.93
Menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin 96 4 100.0 1.96
Menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman
47 53 100.0 1.47
Mencari/mendapatkan hiburan 91 9 100.0 1.91
Mengisi waktu luang 72 28 100.0 1.72
Melakukan hal yang rutin 29 71 100.0 1.29
Total rataan skor 1.82
Sumber: Pengolahan data primer, 2008
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa skor rata-rata masing-masing motif Ibu
rumah tangga positif dengan menjawab ‟ya‟ rataan skor (2,0), mendengarkan Pro
Dokter untuk menambah informasi, memperluas wawasan, dan mengetahui
masalah yang terkait dengan kesehatan. Motif Ibu rumah tangga dengan rataan skor
54
(1.96) mendengarkan Pro Dokter memenuhi kebutuhan untuk memudahkan
mengatasi masalah dan menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin dengan
masalah kesehatan. Motif mendengarkan untuk meningkatkan kepercayaan diri
rataan skor (1.93). Ibu rumah tangga mengatakan ‟tidak‟ rataan skor (1.91) bila motif
mendengarkan Pro Dokter hanya untuk mendapatkan hiburan. Ibu rumah tangga
juga mengatakan ‟tidak‟ bila motif mendengarkan Pro Dokter hanya untuk mengisi
waktu luang rataan skor (1.72) tetapi untuk menambah pengetahuan. Motif Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman rataan skor hanya (1.47) karena dari Ibu rumah tangga
yang mengalami gangguan masalah kesehatan masih malu dan sensitif untuk
dibicarakan dengan orang lain. Motif mendengarkan Pro Dokter untuk melakukan
hal yang rutin rataan skor (1.29) karena bagi Ibu-Ibu, tergantung ada tidaknya waktu
mendengarkan atau mood (keadaan perasaan).
Nilai rataan skor keseluruhan (1.82) menunjukkan bahwa secara keseluruhan
setiap motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter memberikan jawaban ‟ya‟
atau positif.
Efek Media/ Kepuasan Ibu Rumah Tangga
Kepuasan adalah efek/perubahan perilaku Ibu rumah tangga setelah diterpa
pesan media massa. Efek media atau kepuasan Ibu rumah tangga setelah
mendengarkan Pro Dokter merupakan evaluasi kemampuan media untuk
memberikan kepuasan sebagai dependensi media atau kepada media mana atau isi
yang bagaimana khalayak sangat bergantung untuk tujuan informasi dan sebagai
pengetahuan.
Efek media atau kepuasan Ibu rumah tangga setelah mendengarkan Pro
Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif meliputi: kategoti aspek kognitif
(pengetahuan), aspek afektif (sikap), dan aspek konatif (tindakan) ditentukan dari
sepuluh pertanyaan pada masing-masing aspek.
Distribusi Ibu rumah tangga berdasarkan efek media atau kepuasaan yang
diperoleh dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini.
55
Tabel 5 Distribusi Ibu Rumah Tangga berdasarkan Efek Media/Kepuasan
Efek Media/Kepuasaan Ibu Rumah Tangga Jumlah Orang
Rataan Skor
%
Aspek kognitif (pengetahuan): 1. pengobatan : - diabetes
- types - setelah operasi kista 2. pengaruh penyakit: - autis pada anak 3. tipe penyakit : - diare
- mioma - kista coklat - hepatitis - tumor 4. gejala penyakit: - sakit maag
99
97 93 94 93 88 94 59 47
86
1.99 1.97 1.93 1.94 1.93 1.88 1.70 1.59 1.47 1.86
99.0 97.0 93.0 94.0 93.0 88.0 70.0 59.0 47.0 86.0
1.83
Aspek afektif (sikap):
1. Merasa tenang mengetahui pengobatan penyakit anak, pengaruh penyakit: - bayi tidak akan muntah/gumuh bila dipeluk, didirikan di
dada Ibunya - asam urat tidak mempengaruhi hubungan intim 2. Merasa aman mengetahui pengaruh penyakit pada alat kontrasepsi: - pil Kb diminum sebelum tidur di malam hari
- 3. Merasa yakin tentang pengobatan kandungan, gangguan, pengaruh - penyakit: - senam setelah melahirkan supaya otot rahim kencang
- - susah tidur malam hari stres dan banyak masalah - - peranakan kering terlalu lama minum pil KB
4. Merasa percaya dengan pengaruh penyakit kehamilan, pencegahan penyakit, penyebab penyakit - Ibu hamil muda tidak boleh makan durian
- - senam ringan menambah berat badan yang kurang - - stres tidak menimbulkan sakit maag - 5. Merasa ragu tentang gejala penyakit kehamilan: - - wanita hamil bulan pertama disertai mual tanpa muntah
95
90
87
95
92 56
77 70 65
74
1.95
1.90
1.87
1.95 1.92 1.56
1.77 1.70 1.65
1.74
95.0
90.0
87.0
95.0 92.0 56.0
77.0 70.0 65.0
74.0
1.80
Aspek konatif (tindakan):
1. Mengikuti anjuran untuk mencegah penyakit, pengobatan penyakit, - minum air hangat kalau tenggorokan terasa banyak lendir dan batuk - ronstgen di payudara ada benjolan yang tidak normal - makan kacang2 an dan minum susu bila menderita osteoporosis - memberikan anak susu, melarang tidur larut malam supaya gemuk - olah raga teratur mengurangi sesak nafas - sudah datang ke neurolog sering pusing dan pelupa - mengobati diare hanya dengan minum oralit pada kehamilan 8 bulan 2. Mengikuti saran di Pro Dokter untuk melakukan pengobatan penyakit, pencegahan penyakit, pengobatan dari pengaruh penyakit: - mengurangi makan seafood agar wajah bayi tidak memerah (alergi) - menjauhi bau parfum saat hamil bulan 1 supaya tidak mual/muntah - berobat ke dokter ahli spesialis penyakit dalam bila jantung berdebar
98
97 95 93 92 67 67
80 70 60
1.98 1.97 1.95 1.93 1.92 1.67 1.67
1.80 1.70 1.60
98.0 97.0 95.0 93.0 92.0 67.0 67.0
80.0 70.0 60.0
1.82
Sumber: Pengolahan data primer, 2008
Hasil penelitian menunjukkan perilaku sebagai aspek kognitif diperoleh Ibu-Ibu
setelah mendengarkan Pro Dokter paling banyak (99%) tentang pengetahuan
pengobatan diabetes, sehingga Ibu rumah tangga menjadi tahu dan memahami
56
pengobatan sakit diabetes dengan mengkonsumsi makanan yang rendah
karbohidrat, gula, dan olahraga teratur, types (97%), setelah operasi kista (93%),
pengaruh penyakit autis pada anak (94%), tipe penyakit diare (93%), mioma (88%),
kista coklat (70%), hepatitis (59%), tumor hanya (47%) karena beberapa Ibu rumah
tangga ada yang tidak memahami dan tidak mengetahui perbedaan tumor dengan
kanker. Pengetahuan gejala sakit maag (86%). Total rataan skor (1,83).
Perilaku sebagai aspek afektif diperoleh Ibu-ibu setelah mendengarkan Pro
Dokter (95%) merasa tenang sehabis minum asi, bayi kalau dipeluk ditepuk-tepuk
pundaknya, didirikan di dada Ibunya, tidak akan muntah atau gumuh, merasa tenang
asam urat tidak mempengaruhi hubungan intim (90%), merasa aman pil KB diminum
sebelum tidur malam hari sebanyak (87%), merasa yakin senam sehabis melahirkan
otot rahim lebih kencang (95%) karena Ibu rumah tangga banyak yang sudah
mengalami sendiri mengikuti senam setelah habis masa nifas dan merasakan otot-
otot rahimnya cepat pulih dan terasa kencang. Merasa yakin susah tidur malam hari
stres dan banyak masalah (92%), Merasa yakin peranakan kering terlalu lama
minum pil KB (56%). Selebihnya perasaan tidak yakin dari Ibu rumah tangga
mengenai peranakan kering.karena dari pengalaman sendiri atau orang lain yang
pernah ber KB dengan cara minum pil yang sudah bertahun-tahun tetapi masih bisa
hamil dan punya anak. Merasa percaya hamil muda tidak boleh makan durian
(77%), merasa percaya senam ringan menambah berat badan yang kurang (70%),
merasa percaya stress tidak menimbulkan sakit maag (65%), merasa ragu
kehamilan bulan pertama mual tanpa muntah (74%), Total rataan skor (1,80).
Perilaku sebagai aspek konatif diperoleh Ibu rumah tangga setelah
mendengarkan Pro Dokter mengikuti anjuran minum air hangat bila tenggorokkan
terasa banyak lendir dan sering batuk (98%), rontgent di payudara bila ada benjolan
tidak normal (97%), makan kacang2an atau minum susu bila menderita osteoporosis
(95%), memberi anak susu dan melarang tidur malam supaya gemuk (93%),
olahraga teratur mengurangi sesak nafas (92%), ke neurolog sering pusing, pelupa
(67%), mengobati diare hanya dengan oralit pada kehamilan 8 bulan (67%).
Mengikuti saran mengurangi makan seafood agar wajah bayi tidak memerah atau
alergi (80%), menjauhi bau parfum saat hamil bulan pertama supaya tidak mual atau
muntah (70%), kepuasan mengikuti saran berobat ke dokter ahli penyakit dalam bila
jantung berdebar hanya (60%) karena bagi Ibu rumah tangga pengobatan suatu
57
penyakit apalagi ke dokter ahli (spesialis) akan pasti mengeluarkan biaya besar dan
merasa takut dan khawatir akan ketahuan penyakitnya. Total rataan skor (1,82).
Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter
Karakteristik Ibu rumah tangga adalah ciri-ciri atau sifat pribadi yang dimiliki
setiap Ibu rumah tangga seperti usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan
jumlah tanggungan keluarga. Hasil uji hubungan antara karakteristik Ibu rumah
tangga dengan motif mendengarkan Pro dokter, terlihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6 Hubungan antara Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter
Motif Mendengarkan untuk Karakteristik Ibu Rumah Tangga
Usia Pendidikan Pendapatan Tanggungan Keluarga
Menambah informasi 1.000 0.136 0.177
0.333**
0.001
0.301**
0.002
Memperluas wawasan 0.000 1.000 0.418**
0.000 -0.113 0. 264
Memudahkan dalam mengatasi masalah
0.004 0.968
0.038 0.705
0.206*
0.039 0.042 0.681
Mengetahui masalah yg terkait dengan kesehatan
0.000
0.000 1.000 0.145 0.150
Meningkatkan kepercayaan diri
- 0.032 0.755
-0.007 0.942
0.021 0.835
0.076 0.452
Menghilangkan ketidakpastian /merasa yakin
0.004 0.968
0.012 0.910
0.206*
0.039 0.042 0.681
Menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman
0.115 0.255
0.174 0.083
0.337**
0.001
0.213*
0.034
Mencari/mendapatkan hiburan
0.062 0.538
0.121 0.229
0.036 0.721
0.003 0.980
Mengisi waktu luang
0.013 0.895
0.037 0.716
-0.163 0.105
-0.116 0.249
Melakukan hal yang rutin
0.010 0.920
-0.049 0.631
0.011 0.915
0.049 0.627
Keterangan: * = berhubungan nyata pada p< alfa 0,05; Nilai-p = sig (signifikansi uji dua sisi) level 0.05
** = berhubungan sangat nyata pada p< alfa 0.01; Nilai-p = sig (signifikansi uji dua sisi) level 0.01; nyata dan sangat nyata (rho = koefisien korelasi)
Hasil penelitian dilakukan analisis statistik dengan menggunakan prosedur
korelasi uji rank Spearmen (rs), menunjukkan bahwa ada hubungan karakteristik Ibu
rumah tangga dengan motif mendengarkan Pro Dokter. Pada kategori pendapatan
berhubungan sangat nyata (p<0,01) positif dengan motif Ibu rumah tangga
58
mendengarkan Pro Dokter untuk memenuhi kebutuhan menambah informasi
/pengetahuan berarti tingginya pendapatan dalam penghasilan keluarga
menentukan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menambah
informasi tentang kesehatan diri dan keluarganya bahkan Ibu rumah tangga akan
lebih sering berkonsultasi lewat telpon menanyakan lebih detail mengenai masalah
kesehatan, jenis penyakit dan solusinya. Pendapatan berhubungan sangat nyata
(p<0,01) positif dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk
memperluas wawasan. Artinya tingginya pendapatan Ibu rumah tangga dalam
keluarga menentukan motif atau keinginannya untuk memenuhi kebutuhan
memperluas wawasan tentang pengetahuan informasi kesehatan diri dan keluarga.
Dalam hal ini pendapatan Ibu rumah tangga yang tinggi memberi peluang Ibu rumah
tangga memperluas wawasannya tentang informasi kesehatan serta ditindaklanjuti
dengan berkonsultasi ke dokter ahli atau pengobatan alternatif lain yang lebih baik.
Pendapatan berhubungan sangat nyata (p<0,01) positif dengan motif Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman. Artinya pendapatan Ibu rumah tangga yang tinggi dalam
penghasilan keluarga menentukan motif atau keinginanya mendengarkan Pro
Dokter untuk memenuhi kebutuhan menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman karena dengan pendapatan yang tinggi ada peluang untuk berkonsultasi
dengan dokter lain atau membicarakannya dengan teman.
Pendapatan berhubungan nyata (p<0.05) positif dengan motif Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter untuk memudahkan dalam mengatasi masalah.
Artinya tingginya pendapatan Ibu rumah tangga sebagai penghasilan keluarga
menentukan motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter
untuk memudahkan dalam mengatasi masalah. Hal ini memudahkan Ibu rumah
tangga mengatasi masalah kesehatan diri dan keluarganya. Sehingga bila ada
keluarga yang sakit akan lebih cepat mendapatkan pertolongan untuk berobat ke
dokter atau ke rumah sakit karena mengetahui lebih banyak masalah kesehatan,
penyakit dan solusinya. Berhubungan nyata (p<0.05) positif dengan motif Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menghilangkan ketidakpastian atau merasa
yakin dengan masalah kesehatan. Artinya pendapatan Ibu rumah tangga yang tinggi
dalam penghasilan keluarga menentukan motif atau keinginannya untuk memenuhi
kebutuhannya merasa yakin dengan masalah kesehatan. Karena pendapatan yang
59
tinggi memudahkan Ibu rumah tangga untuk selalu berkonsultasi di acara Pro Dokter
sehingga keyakinannya bertambah bahwa pengetahuan tentang informasi
kesehatan sangat penting dan bermanfaat.
Karakteristik pendapatan tidak berhubungan nyata (p>0.05) dengan motif lain
serta memiliki nilai koefisien korelasi negatif dengan motif Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter hanya untuk mengisi waktu luang, artinya bahwa
pendapatan yang tinggi dari setiap Ibu rumah tangga tidak berpengaruh pada motif
atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter jika hanya untuk
mengisi waktu luang. Sementara bernilai positif dengan motif yang lain.
Karakteristik dari jumlah tanggungan keluarga berhubungan sangat nyata
(p<0,05) positif dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk
menambah informasi atau pengetahuan. Artinya banyaknya anak yang menjadi
tanggungan dalam keluarga menentukan motif atau keinginan Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter untuk menambah informasi atau pengetahuan karena
semakin banyak anak dalam keluarga menentukan motif rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter untuk memenuhi kebutuhan menambah informasi/
pengetahuan tentang kesehatan diri dan keluarga, jenis penyakit dan solusinya,
Berhubungan nyata (p<0.05) positif dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan
Pro Dokter untuk menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman. Artinya
banyaknya anak yang menjadi tanggungan keluarga menentukan motif Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter sebagai bahan percakapan dengan teman karena
makin banyak anak dalam tanggungan keluarga akan semakin memunculkan
berbagai masalah kesehatan dalam suatu keluarga sehingga keinginan yang kuat
dari Ibu rumah tangga memperoleh informasi kesehatan yang berhubungan dengan
anak menjadi bahan diskusi dengan teman.
Karakteristik jumlah tanggungan keluarga tidak berhubungan nyata (p>0.05)
dengan motif lain serta memiliki nilai koefisien korelasi negatif dengan motif Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk memperluas wawasan dan hanya
untuk mengisi waktu luang. Artinya banyaknya anak yang menjadi tanggungan dari
keluarga tidak berpengaruh dengan motif atau keinginan Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter untuk memperluas wawasan tentang kesehatan dan
hanya untuk mengisi waktu luang. Meskipun Ibu rumah tangga mempunyai anak
sedikit atau belum punya anak tidak menentukan motif atau keinginannya
60
mendengarkan Pro Dokter memperluas wawasan tentang kesehatan apalagi hanya
untuk mengisi waktu luang karena pengetahuan informasi kesehatan bisa diketahui
di media lain dan waktu luang untuk melakukan aktivitas lain. Sementara memiliki
nilai positif dengan motif yang lain.
Sedangkan karakteristik usia tidak berhubungan nyata (p>0.05) dengan semua
motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter serta memiliki nilai koefisien
korelasi negatif dengan motif untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan. Artinya usia Ibu rumah tangga tidak berpengaruh
pada motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter memenuhi
kebutuhannya untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan memiliki pengetahuan
tentang kesehatan. Maka motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter tidak
tergantung pada usia Ibu rumah tangga baik yang berusia (muda, dewasa atau tua)
karena mendengarkan Pro Dokter merupakan suatu pengetahuan yang sangat
penting dan bermanfaat untuk menambah informasi kesehatan mengenai masalah
kesehatan, jenis penyakit dan solusinya. Seperti yang dijelaskan (Effendy, 1990)
bahwa berdasarkan ciri karakteristik demografis dari segi usia, pendengar radio
memiliki reaksi yang sama dalam masyarakat untuk aktif apabila menjumpai sesuatu
yang menarik dari acara yang disiarkan sebuah stasiun radio.
Karakteristik pendidikan Ibu rumah tangga tidak berhubungan nyata (p>0.05)
dengan semua motif, serta memiliki nilai koefisien korelasi negatif dengan motif Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk meningkatkan kepercayaan diri
dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan, dan untuk melakukan hal yang
rutin. Nilai negatif memiliki arti bahwa pendidikan Ibu rumah tangga yang tinggi tidak
mempengaruhi motif untuk meningkatkan kepercayaan diri dengan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan, dan ada tidaknya waktu mendengarkan secara
rutin. Hal ini karena keinginan atau motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter untuk meningkatkan kepercayaan diri atau melakukan hal yang rutin. tidak
tergantung kepada tinggi rendahnya pendidikan tetapi ada tidaknya waktu
mendengarkan.
Hasil analisa uji rank Spearman dapat disimpulkan bahwa karakteristik
pendapatan berhubungan sangat nyata dengan motif menambah informasi,
memperluas wawasan, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman,
berhubungan nyata dengan motif memudahkan mengatasi masalah, menghilangkan
61
ketidakpastian/merasa yakin. Jumlah tanggungan keluarga berhubungan sangat
nyata dengan motif menambah informasi, berhubungan nyata dengan motif untuk
menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman.
Hubungan antara karakteristik yang terkait dengan pekerjaan dengan motif Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter diuji menggunakan analisis uji chi-square.
Hasil uji chi–square dipaparkan pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7 Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter berdasarkan Analisis Uji Chi–square dan Koefisien Kontingensi
Motif Mendengar kan untuk
Jenis Pekerjaan Chi-square Koefisien Kontingensi
Ibu Rumah Tangga
Pgw Negeri
Pgw Swasta
Wira swasta
Total X² Nilai -p
df Nilai KK
Nilai -p
Menambah Informasi
67 12 18 3 100 a¹ - a¹ -
Memperluas wawasan
67 12 18 3 100 a¹ - a¹ -
Memudahkan dalam mengatasi masalah
4 (2.7)¹ 63 (64.3)
0 (.5) 12(11.5)
0 (.7) 18 (7.3)
0 (1) 3 (2.9)
100 2.052 0.562 3 0.142 0.562
Mengetahui masalah yg terkait dg kesehatan
67
12 18 3 100 a¹ a¹
Meningkatkan kepercayaan diri
4( 4.7) 63( 62.3)
1(.8) 11(11.2)
2(1.3) 16(16.7)
0(.2) 3(2.8)
100 0.835 0.841 3 0.091 0.841
Menghilangkan ketidakpastian/ merasa yakin
4(2.7) 63(64.3)
0(.5) 12(11.5)
0(.7) 18(17.3)
0(.1) 3(2.9)
100 2.052 0.562 3 0.142 0.562
Menjadikan sebagai bahan percakapan dgn teman
35(36.2) 32(30.8)
8(6.5) 4(5.5)
11(9.7) 7(8.3)
0(1.6) 3(1.4)
100 4.747 0.191 3 0.213 0.191
Mencari /mendapatkan hiburan
9(9.4) 58(57.6)
2(1.7) 10(10.3)
3(2.5) 15(15.5)
0(4) 3(2.6)
100 0.683 0.877 3 0.082 0.877
Mengisi waktu luang
21(22.1) 46(44.9)
3(4.0) 9(8.0)
6(5.9) 12(12.1)
3(1.0) 0(2.0)
100 6.522 0.089 3 0.247 0.089
Melakukan hal yang rutin
48(48.9) 19(18.1)
9(8.8) 3(3.2)
15(13.1) 3(4.9)
1(2.2) 2(.8)
100 3.457 0.326 3 0.183 0.326
Keterangan:1. Perhitungan chi-square (X²) menggunakan nilai –p (nilai Asymp. Sig (2-sided)
Probabilitas X² = 7.815 dari nilai X² dalam tabel dengan α 0,05 dan df = 3 2. Nilai KK adalah nilai koefisien kontingensi dari hasil X² (chi-square) 3. ¹ Count = frekuensi yang diamati; expected count = frekuensi yang diharap 4. ¹ Constanta
62
Menurut Nasir (2003), uji kuadrat chi untuk mencari kecocokan (goodness of
fit), menguji apakah distribusi frekuensi yang diamati menyimpang secara
signifiocance dari suatu distribusi frekuensi hipotesis atau yang diharapkan.
Berdasarkan hasil analisis chi-square yang menguji hubungan antara
karakteristik yang terkait dengan pekerjaan menggunakan nilai–p (p-value)
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (p-value<0.05) pada setiap motif
mendengarkan Pro Dokter dengan jenis pekerjaan antara Ibu rumah tangga yang
tidak bekerja dengan yang bekerja (pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta).
Artinyai jenis pekerjaan Ibu rumah tangga berpengaruh terhadap motif atau
keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk memenuhi kebutuhan
memudahkan mengatasi masalah, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan
ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman, tidak untuk mendapatkan hiburan, tidak untuk mengisi waktu luang dan
melakukan hal yang rutin.
Pekerjaan menentukan motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan
Pro Dokter untuk memudahkan mengatasi masalah. berarti ibu rumah tangga yang
tidak bekerja lebih banyak waktu mendengarkan dan lebih mengetahui informasi
kesehatan sehingga bila ada masalah kesehatan mudah mengatasinya, mengetahui
cara pertolongan pertama bila ada masalah kesehatan diri dan keluarga.
Pekerjaan menentukan motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan
Pro Dokter untuk meningkatkan kepercayaan diri. Artinya dengan memiliki
pengetahuan tentang kesehatan, berarti Ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih
percaya diri, tidak khawatir dengan kesehatan diri dan keluarganya karena lebih
mengetahui informasi tentang kesehatan. Pekerjaan menentukan motif atau
keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menghilangkan
ketidakpastian/merasa yakin, Artinya Ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih
banyak waktu mendengarkan untuk mengetahui informasi kesehatan, menambah
pengetahuan dan mengetahui solusinya sehingga merasa yakin dengan masalah
yang berkaitan dengan kesehatan.
Pekerjaan menentukan motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan
Pro Dokter untuk menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman. Artinya Ibu
rumah tangga yang tidak bekerja lebih mengetahui informasi kesehatan karena
banyak waktu luang untuk berdiskusi dengan saudara, tetangga atau teman
63
membicarakan masalah kesehatan diri dan keluarga. yang berhubungan dengan
anak, suami, dan kesehatan dirinya. Pekerjaan menentukan motif atau keinginan Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter tidak untuk mendapatkan hiburan. Artinya
Ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih banyak waktu luang mendengarkan Pro
Dokter untuk menambah informasi/pengetahuan tentang kesehatan bukan hanya
mendapatkan hiburan. Pekerjaan menentukan motif atau keinginan Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter tidak hanya untuk mengisi waktu luang. Artinya
Ibu rumah tangga yang tidak bekerja lebih banyak waktu mendengarkan Pro Dokter
untuk menambah pengetahuan kesehatan bukan hanya untuk mengisi waktu luang.
Pekerjaan menentukan motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter untuk melakukan hal yang rutin. Artinya Ibu rumah tangga yang tidak bekerja
lebih banyak waktu luang untuk selalu rutin mendengarkan Pro Dokter karena
informasi kesehatan penting dan bermanfat bagi kesehatan diri dan keluarga.
Selanjutnya untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel
tersebut, hasil uji hubungan antara karakteristik pekerjaan Ibu rumah tangga dengan
motif mendengarkan Pro Dokter, nilai chi-square (X² hitung) masing-masing motif
dihitung menggunakan rumus koefisien kontingensi (coeficient of contingency).
Hasil penelitian analisis koefisien kontingensi menunjukkan terdapat hubungan
yang erat antara pekerjaan dengan motif mendengarkan Pro Dokter. Hubungan
keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan Pro Dokter untuk memenuhi
kebutuhannya memudahkan dalam mengatasi masalah diketahui dari nilai –p chi-
square 0.562, koefisien kontingensi hanya sebesar 0.142, atau 1.4% berarti lemah
hubungannya karena Ibu rumah tangga yang bekerja waktu mendengarkan sedikit
maka kurang mengetahui informasi kesehatan sehingga hanya masalah kesehatan
tertentu yang dapat diatasi dan setiap Ibu rumah tangga baik yang tidak bekerja atau
yang bekerja mempunyaii motif tertentu untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
Hubungan keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan untuk
meningkatkan kepercayaan diri diketahui dari nilai –p chi-square 0.841, koefisien
kontingensi hanya sebesar 0.091 atau 9,1% berarti lemah hubungannya karena Ibu-
Ibu yang bekerja sedikit memiliki pengetahuan kesehatan sehingga kurang merasa
percaya diri.
Hubungan keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan untuk
menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin dengan nilai –p chi-square 0.562,
64
koefisien kontingensi hanya 0.142 atau 1.4%. Artinya lemah hubungannya karena
Ibu-Ibu yang bekerja kurang mengetahui informasi kesehatan sehingga kurang yakin
dengan masalah kesehatan. Dalam hal ini motif Ibu rumah tangga mendengarkan
Pro Dokter untuk menghilangkan ketidakpastian agar yakin dengan masalah
kesehatan tidak ditentukan dengan pekerjaannya karena Ibu rumah tangga yang
tidak bekerja atau yang bekerja memilikii motif yang sama untuk memenuhi
kebutuhan informasinya tentang kesehatan.
Hubungan keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan untuk menjadikan
sebagai bahan percakapan dengan teman dengan nilai –p chi-square 0.191
Koefisien kontingensi hanya 0.213 atau 2.1% lemah hubungannya karena Ibu-Ibu
yang bekerja kurang mengetahui informasi kesehatan sehingga tidak dapat
mendiskusikannya dengan teman.
Hubungan keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan hanya untuk
mendapatkan hiburan dengan nilai –p chi-square 0.877, koefisien kontingensi hanya
0.082 atau 8.2% lemah hubungannya bila Ibu-Ibu yang tidak bekerja motif
mendengarkan Pro Dokter hanya mendapatkan hiburan.
Hubungan keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan hanya untuk
mengisi waktu luang dengan nilai –p chi-square 0.089, koefisien kontingensi hanya
0.247 atau hampir 2.5% lemah hubungannya berarti bila Ibu-Ibu yang tidak bekerja
motif mendengarkan Pro Dokter hanya untuk mengisi waktu luang.
Hubungan keeratan pekerjaan dengan motif mendengarkan hanya untuk
melakukan hal yang rutin, nilai –p chi-square 0.326, Koefisien kontingensi hanya
0.183 atau 1.8% berarti lemah hubungannya karena Ibu rumah tangga yang bekerja
tidak selalu rutin mendengarkan tergantung ada tidaknya waktu mendengarkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada setiap motif mendengarkan Pro Dokter antara Ibu rumah yang tidak bekerja
dan bekerja. Terdapat hubungan yang erat namun hubungan keeratannya lemah
antara karakteristik pekerjaan Ibu rumah tangga yang tidak bekerja dengan yang
bekerja (pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta) dengan motif untuk
memudahkan mengatasi masalah, meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan
ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman, mencari/mendapatkan hiburan, mengii waktu luang, melakukan hal yang
rutin.
65
Hasil analisa uji statistik rank Spearman, chi-square, koefisien kontingensi
menunjukkan berhubungan sangat nyata, nyata positif dan terdapat perbedaan yang
signifikan serta hubungan yang erat antara karakteristik Ibu rumah tangga dengan
motif mendengarkan Pro Dokter. Maka Hipotesis yang mengatakan terdapat
hubungan nyata antara karakteristik Ibu rumah tangga dengan motif mendengarkan
program acara Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog interaktif, diterima.
Hubungan Penggunaan Media dengan Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter
Penggunaan media sebagai perilaku Ibu rumah tangga untuk aktif dan selektif
memilih dan menggunakan Pro 2 dalam acara Pro Dokter konsultasi kesehatan,
dialog interaktif dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi kesehatan meliputi
frekuensi, durasi dan intensitas mendengarkan. Terlihat pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8 Hubungan Penggunaan Media dengan Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter
Motif Mendengarkan untuk
Mendengarkan Media Pro 2 LPP RRI
Frekuensi Durasi Intensitas
Pro Dokter
Pro Dokter
Lengkap/Selesai
Aktif sms/ Telpon
Aktivi tas lain
Tem Pat
Menambah informasi 0.313**
0.002 0.071 0.483
0.056 0.579
0.151 0.133
-0.055 0.590
0.069 0.493
Memperluas wawasan 1.000 0.140 0.165
0.168 0.094
0.159 0.155
-0.060 0.554
0.037 0.717
Memudahkan dalam mengatasi masalah
-0.028 0.780
-0.132 0.190
-0.064 0.526
0.082 0.417
-0.074 0.466
0.068 0.502
Mengetahui masalah yg terkait dengan kesehatan
0.140 0.165
1.000 0.184 0..067
0.242**
0.015 0.153 0.128
-0.129 0.199
Meningkatkan kepercayaan diri
0.006 0.954
0.002 0.987
0.051 0.617
0.012 0.907
-0.109 0.280
0.091 0.366
Menghilangkan Ketidakpastian/merasa yakin
0.036 0.723
-0.039 0.701
-0.064 0.526
-0.021 0.839
-0.143 0.155
0.068 0.502
Menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman
-0.040 0.692
-0.172 0.086
-0.060 0.551
-0.028 0.780
-0.035 0.730
0.098 0.334
Mencari/mendapatkan hiburan
0.154 0.127
-0.058 0.566
0.175 0.081
0.133 0.186
-0.038 0.707
-0.059 0.557
Mengisi waktu luang 0.219*
0.029 0.148 0.142
0.299**
0.002
0.293**
0.003 -0.085 0.398
-0.270**
0.007
Melakukan hal yang rutin 0.224*
0.025 0.179 0.075
0.113 0.265
0.265**
0.008 0.139 0.167
0.028 0.778
Keterangan: * = berhubungan nyata pada p< α 0,05; ** = berhubungan sangat nyata pada p< α 0.01; nyata dan sangat nyata (rho = koefisien korelasi)
66
Hasil analisis korelasi rank Spearman memperlihatkan hubungan antara
penggunaan media dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter.
Penggunaan media berdasarkan frekuensi mendengarkan berhubungan
sangat nyata (p<0,01) positif dengan motif mendengarkan Pro Dokter untuk
menambah informasi. Artinya seringnya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter karena motif atau keinginanan Ibu rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhannya menambah informasi atau pengetahuan kesehatan dengan
mengetahui dan memahami seluk beluk informasi tentang kesehatan. Berhubungan
nyata (p<0,05) positif dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter
untuk mengisi waktu luang. Artinya bagi yang sering mendengarkan Pro Dokter
karena motif untuk menambah pengetahuan kesehatan diri dan keluarga tidak
hanya mengisi waktu luang. Berhubungan nyata (p<0,05) positif dengan motif Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk melakukan hal yang rutin. Artinya
seringnya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter karena motif atau keinginan
Ibu rumah tangga rutin mendengarkan Pro Dokter untuk memperoleh pengetahuan
yang penting dan bermanfaat bagi kesehatan diri dan keluarga.
Frekuensi mendengarkan Pro Dokter yang tidak berhubungan nyata (p>0.05)
dengan motif untuk memudahkan dalam mengatasi masalah dan sebagai bahan
percakapan dengan teman memiliki nilai koefisien korelasi negatif. Artinya Ibu rumah
tangga yang baru sekali mendengarkan Pro Dokter motifnya tidak untuk
memudahkan mengatasi masalah atau menjadikan sebagai bahan percakapan
dengan teman karena kurang memahami informasi kesehatan cara pencegahan,
pengobatan penyakit dan solusinya.
Intensitas mendengarkan Pro Dokter dilihat dari lengkap atau selesainya Ibu
rumah tangga mendengarkan Pro Dokter berhubungan sangat nyata (p<0,01) positif
dengan motif mendengarkan tidak hanya untuk mengisi waktu luang. Artinya Ibu
rumah tangga yang sampai selesai mendengarkan Pro Dokter karena motif untuk
mengetahui informasi kesehatan menambah pengetahuan bukan untuk mengisi
waktu luang. Intensitas dari lengkap atau selesainya mendengarkan Pro Dokter tidak
berhubungan nyata (p>0.05) dengan motif lain serta memiliki nilai koefisien korelasi
negatif (rho) dengan motif untuk memudahkan dalam mengatasi masalah,
menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin dan menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman, berarti bagi Ibu rumah tangga yang tidak selesai
67
mendengarkan Pro Dokter tidak mempengaruhi motif atau keinginannya
mendengarkan Pro Dokter untuk memudahkan dalam mengatasi masalah,
menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin berkaitan dengan masalah kesehatan
dan menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman.
Intensitas mendengarkan Pro Dokter dilihat dari aktif sms atau telpon
berhubungan sangat nyata (p<,0,05) positif dengan motif mendengarkan untuk
mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, berarti aktifnya Ibu rumah
tangga sms atau telpon karena motif atau keinginan Ibu rumah tangga untuk
mengetahui masalah penting yang berkaitan dengan kesehatan. Berhubungan
sangat nyata (p<0,01) positif dengan motif mendengarkan tidak hanya untuk mengisi
waktu luang. Artinya aktifnya Ibu rumah tangga sms atau telpon lebih dari satu kali
menanyakan masalah kesehatan karena motif atau keinginan yang mendorong Ibu
rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya menambah pengetahuan informasi
kesehatan diri dan keluarga bukan mengisi waktu luang. Hal ini dilakukan Ibu rumah
tangga bila mengalami masalah atau keluhan kesehatan diri dan keluarga atau
karena topik yang dibahas penting dan menarik. Berhubungan sangat nyata
(p<0,01) positif dengan motif mendengarkan Pro Dokter untuk melakukan hal yang
rutin. Artinya aktifnya Ibu rumah tangga sms atau telpon lebih dari satu kali karena
motif atau keinginan yang mendorong Ibu rumah tangga selalu rutin mendengarkan
Pro Dokter dengan menanyakan setiap ada permasalahan kesehatan, penyakit yang
tidak diketahui dan solusinya untuk memenuhi kebutuhan informasi dan tambahan
pengetahuan tentang kesehatan yang penting dan bermanfaat.
Namun intensitas mendengarkan Pro Dokter dilihat dari aktif sms atau telpon
yang tidak berhubungan nyata (p>0.05) memiliki nilai koefisien korelasi negatif
dengan motif menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin berkaitan dengan
masalah kesehatan dan menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman.
Artinya Ibu rumah tangga yang tidak aktif sms atau telpon maka kurang mengetahui
dan memahami informasi kesehatan sehingga tidak mempengaruhi motif atau
keinginannya mendengarkan Pro Dokter untuk menghilangkan ketidakpastian/
merasa yakin berkaitan dengan masalah kesehatan dan menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman. Hal ini disebabkan topik yang dibahas tidak menarik,
sibuk dengan pekerjaan atau aktivitas lain.
68
Intensitas mendengarkan dilihat dari tempat atau di mana biasanya Ibu rumah
tangga mendengarkan Pro Dokter berhubungan sangat nyata (p<0,01) negatif
dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk mengisi waktu
luang. Artinya Ibu-Ibu yang biasa mendengarkan di rumah karena motifnya untuk
menambah informasi pengetahuan tentang kesehatan, tidak untuk mengisi waktu
luang. Sedangkan mendengarkan di kantor atau di mobil bila motifnya untuk mengisi
waktu luang maka kurang mendapatkan pengetahuan tentang informasi kesehatan
karena kurang perhatian pada topik yang dibahas. Dalam hal ini tempat dimana
biasanya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter dapat mempengaruhi motif
untuk mengisi waktu luang. Intensitas mendengarkan dilihat dari tempat atau di
mana biasanya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter yang tidak
berhubungan nyata (p>0.05) memiliki nilai koefisien korelasi negatif dengan motif
mendengarkan Pro Dokter untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan
kesehatan dan mendapatkan hiburan. Artinya bagi Ibu rumah tangga yang
mendengarkan Pro Dokter di kantor atau di mobil tidak berpengaruh pada motifnya
untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan mendapatkan
hiburan.
Intensitas mendengarkan dilihat dari melakukan aktivitas lain tidak
berhubungan nyata (p>0.05) dengan semua motif serta memiliki nilai koefisien
korelasi negatif dengan motf mendengarkan Pro Dokter untuk menambah informasi,
memperluas wawasan, meningkatkan kepercayan diri dengan memiliki pengetahuan
tentang kesehatan, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin berkaitan dengan
masalah kesehatan, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman,
mencari/mendapatkan hiburan, dan mengisi waktu luang. Artinya bagi Ibu rumah
tangga yang mendengarkan Pro Dokter dengan melakukan aktivitas lain tidak
berpengaruh pada motif tertentu karena Ibu rumah tangga mendengarkan tidak
fokus sehingga kurang memahami informasi kesehatan yang sedang di bahas
dalam Pro Dokter. Namun memiliki nilai koefisien korelasi positif dengan motif
mendengarkan Pro Dokter untuk memudahkan mengatasi masalah, mengetahui
masalah yang terkait dengan kesehatan dan melakukan hal yang rutin.
Penggunaan media berdasarkan durasi mendengarkan Pro Dokter tidak
berhubungan nyata (p>0,05) dengan semua motif Ibu rumah tangga serta memiliki
nilai koefisien korelasi negatif dengan motif untuk memudahkan mengatasi masalah,
69
menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin dengan masalah kesehatan,
menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman dan mendapatkan hiburan.
Artinya Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter kurang dari 30 menit setiap
minggu tidak berpengaruh pada motif atau keinginannya untuk memudahkan
mengatasi masalah, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin, menjadikan
sebagai bahan percakapan dengan teman bahkan hanya mendapatkan hiburan.
Hasil analisa di atas disimpulkan bahwa penggunaan media berdasarkan
frekuensi mendengarkan Pro Dokter berhubungan sangat nyata dengan motif
manambah informasi, berhubungan nyata dengan motif mendengarkan untuk
mengisi waktu luang, melakukan hal yang rutin. Intensitas mendengarkan dari
lengkap/sampai selesai, aktif sms/telpon berhubungan sangat nyata positif dengan
motif mengisi waktu luang, mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan,
melakukan hal yang rutin namun intensitas mendengarkan dari tempat atau
biasanya mendengarkan berhubungan sangat nyata negatif dengan motif mengisi
waktu luang. Hasil analisa hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan nyata
antara penggunaan media dengan motif mendengarkan program acara Pro Dokter
konsultasi kesehatan, Dialog interaktif, diterima.
Hubungan Motif Ibu Rumah Tangga dengan Kepuasan yang diperoleh setelah Mendengarkan Pro Dokter
Motif Ibu rumah tangga adalah alasan yang mendorong Ibu rumah tangga
untuk mendengarkan Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif untuk
bertindak sesuai dengan keinginannya atau kebutuhannya.
Kepuasaan yang diperoleh Ibu rumah tangga setelah mendengarkan Pro
Dokter sebagai suatu efek media merupakan indikasi posisi dalam struktur sosial
atau kebutuhan yang telah diperoleh khalayak dari media (Chaney, 1972, Elliot,
1974). Kepuasaan atau efek media sebagai perubahan perilaku pada Ibu rumah
tangga dengan terpenuhinya kebutuhan dalam hal kepuasaan yang dicari sesuai
dengan apa yang diperoleh setelah mendengarkan Pro Dokter meliputi aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek konatif.
Untuk melihat hubungan motif Ibu rumah tangga dengan kepuasaan yang
diperoleh setelah mendengarkan Pro Dokter digunakan uji rank Spearman yang
70
menunjukkan bahwa ada hubungan nyata, sangat nyata antara motif Ibu rumah
tangga dengan kepuasaan yang diperoleh setelah mendengarkan Pro Dokter.
Pada tabel 9 kategori motif mendengarkan Pro Dokter untuk melakukan hal
yang rutin berhubungan nyata (p<0.05) positif dengan kepuasan Ibu rumah tangga
dengan aspek kognitif setelah mendengarkan Pro Dokter. Artinya bila motif atau
keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk rutin sehari-hari maka
mendapat kepuasaan aspek kognitif memperoleh tambahan pengetahuan
kesehatan, dapat membedakan dan memahami pengobatan penyakit, pengaruh
penyakit, tipe penyakit dan gejala penyakit setelah mendengarkan Pro Dokter.
Tabel 9 Hubungan antara Motif Ibu Rumah Tangga dengan Kepuasan yang diperoleh setelah Mendengarkan Pro Dokter
Motif Mendengarkan untuk
Kepuasan Ibu Rumah Tangga/ Efek Media
Aspek kognitif Aspek afektif Aspek konatif
Menambah informasi
1.000 0.276** 0.005
0.322** 0.001
Memperluas wawasan 0.000 1.000 0.360** 0.000
Memudahkan dalam mengatasi masalah
-0.035 0.733
0.109 0.281
0.128 0.203
Mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan
0.000
0.000 0.000
Meningkatkan kepercayaan diri
0.116 0.251
0.119 0.240
0.131 0.195
Menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin
0.022 0.830
0.064 0.524
0.055 0.586
Menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman
0.055 0.590
0.063 0.533
0.240* 0.016
Mencari/mendapatkan hiburan
-0.011 0.917
0.139 0.169
-0.168 0.094
Mengisi waktu luang
0.135 0.180
0.054 0.594
-0.089 0.378
Melakukan hal yang rutin
0.254* 0.011
0.163 0.105
0.109 0.281
Keterangan: * = berhubungan nyata pada p< α 0,05, nilai-p = sig (signifikansi uji dua sisi) level 0,05;
** = berhubungan sangat nyata pada p< α 0.01, nilai-p = sig (signifikansi uji dua sisi) level
0.01; nyata dan sangat nyata (rho = koefisien korelasi)
71
Dengan kata lain motif atau keinginan Ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
informasi secara rutin mendapatkan kepuasan memperoleh tambahan pengetahuan
kesehatan pada aspek kognitif.
Motif mendengarkan Pro Dokter untuk memudahkan mengatasi masalah dan
mendapatkan hiburan tidak berhubungan nyata (p>0,005) dengan kepuasan yang
diperoleh pada aspek kognitif serta memiliki nilai koefisien korelasi negatif karena
tidak semua informasi kesehatan yang diperoleh dapat mengatasi masalah, apalagi
hanya memdapatkan hiburan. Dalam hal ini motif atau keinginan Ibu rumah tangga
mendengarkan Pro Dokter untuk memudahkan mengatasi masalah dan
mendapatkan hiburan tidak berpengaruh dengan aspek kognitif karena pemahaman
Ibu rumah tangga yang berbeda tentang informasi kesehatan pengobatan penyakit,
pengaruh penyakit, tipe penyakit dan gejala penyakit sehingga tidak semua
pengetahuan kesehatan yang diperoleh dapat memudahkan mengatasi masalah,
begitu pula jika motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter hanya
mendapatkan hiburan, tidak memperoleh kepuasan pada aspek kognitif tentang
informasi kesehatan, pengobatan penyakit, pengaruh penyakit, tipe penyakit dan
gejala penyakit.
Demikian dengan motif lain tidak berhubungan nyata (p>0.05) dengan
kepuasan yang diperoleh pada aspek kognitif setelah mendengarkan Pro Dokter,
berarti motif atau keinginan Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk
memenuhi kebutuhannya menambah informasi, memperluas wawasan,
memudahkan dalam mengatasi masalah, mengetahui masalah yang terkait dengan
kesehatan, meningkatkan kepercayaan diri memiliki pengetahuan tentang
kesehatan, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin dengan masalah
kesehatan, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman, mendapatkan
hiburan, dan mengisi waktu luang tidak berpengaruh dengan kepuasan yang
diperoleh setelah mendengarkan Pro Dokter pada aspek kognitif karena sudah
terpenuhi dari motif atau keinginan Ibu rumah untuk selalu rutin mendengarkan Pro
Dokter.
Motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menambah informasi
berhubungan sangat nyata (p<0,01) positif dengan kepuasan aspek afektif setelah
mendengarkan Pro Dokter, berarti Ibu rumah tangga mendapatkan kepuasan aspek
afektif merasa tenang, aman, yakin, percaya, tentang pengobatan penyakit anak,
72
pengaruh penyakit, pengobatan kandungan, gangguan penyakit, pengaruh penyakit
kehamilan, pencegahan penyakit kehamilan dan penyebab penyakit, setelah
mendengarkan Pro Dokter. Adapun motif yang lain tidak berhubungan nyata
(p>0.05) dengan kepuasan yang diperoleh setelah mendengarkan Pro Dokter pada
aspek afektif padahal memiliki nilai koefisien korelasi yang positif. Hal ini karena
keinginan atau motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter sudah terpenuhi
dari motif tertentu sehingga tidak semua Ibu rumah tangga memperoleh kepuasaan
rasa tenang, aman, keyakinan, kepecayaan, ragu-ragu dengan penjelasan dokter
setelah mendengarkan Pro Dokter.
Motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menambah informasi
dan memperluas wawasan berhubungan sangat nyata (p<0,01) positif dengan
kepuasan yang diperoleh pada aspek konatif setelah mendengarkan Pro Dokter,
berarti bila motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menambah
informasi, memperluas wawasan tentang kesehatan maka Ibu-Ibu setelah
mendengarkan Pro Dokter mendapat kepuasan aspek konatif mengikuti anjuran,
saran dokter untuk melakukan pencegahan penyakit dan memberi pengobatan
penyakit. Motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menjadikan
sebagai bahan percakapan dengan teman berhubungan nyata (p<0,05) positif
dengan aspek konatif. Artinya bila motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro
Dokter untuk menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman maka Ibu
rumah tangga setelah mendengarkan Pro Dokter berusaha memperoleh kepuasan
aspek konatif mengikuti anjuran, saran dokter untuk melakukan pencegahan
penyakit, pengaruh penyakit dan memberi pengobatan pada kesehatan diri dan
keluarga. Hal ini karena keinginan Ibu rumah tangga untuk berbagi pengetahuan,
pengalaman tentang masalah kesehatan yang diperoleh dari anjuran, saran dokter
dengan teman saudara atau orang lain penting sebagai informasi pengetahuan
kesehatan.
Motif mendengarkan untuk mencari/mendapatkan hiburan, mengisi waktu
luang tidak berhubungan nyata (p>0.05) dengan aspek konatif, dan memiliki nilai
korelasi yang negatif, berarti bila motif mendengarkan hanya mendapatkan hiburan,
hanya mengisi waktu luang maka Ibu- Ibu biasanya tidak mengikuti anjuran, saran,
dan merasa ragu terhadap penjelasan program Pro Dokter tersebut.
73
Hasil analisa uji rank Spearman disimpulkan bahwa motif mendengarkan Pro
Dokter untuk melakukan hal yang rutin, menjadikan sebagai bahan percakapan
dengan teman berhubungan nyata dengan aspek kognitif, dan konatif. Motif untuk
menambah informasi, memperluas wawasan berhubungan sangat nyata dengan
aspek afektif, dan aspek konatif.
Dari hasil analisa hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan nyata antara
motif Ibu rumah tangga dengan efek media setelah mendengarkan program acara
Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif, diterima.
74
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik Ibu rumah tangga pendengar Pro Dokter, Konsultasi Kesehatan
Dialog Interaktif di Pro 2 FM LPP RRI Jakarta rata-rata berusia 36,98 tahun, tidak
bekerja, pendapatan Ibu rumah tangga dari penghasilan keluarga baik yang
bekerja (pegawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta dan yang tidak bekerja
tergolong sedang satu sampai dua juta perbulan, pendidikan formal terakhir yang
diperoleh Ibu rumah tangga Sekolah Menengah Umum/sederajat dan paling
rendah Sekolah Dasar, jumlah tanggungan keluarga satu sampai tiga anak.
2. Motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter untuk menambah informasi,
memperluas wawasan, mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan,
memudahkan mengatasi masalah, menghilangkan ketidakpastian/merasa yakin,
meningkatkan kepercayaan diri, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman.
3. Terdapat hubungan antara karakteristik pendapatan dan karakteristik jumlah
tanggungan keluarga dengan motif menambah informasi, memperluas wawasan,
menjadikan sebagai bahan percakapan dengan teman, memudahkan mengatasi
masalah, menghilangkan ketidakpastian. Ada perbedaan yang signifikan pada
setiap motif mendengarkan Pro Dokter dengan jenis pekerjaan antara Ibu rumah
tangga yang tidak bekerja dan bekerja. Terdapat hubungan yang erat antara
pekerjaan dengan motif untuk memudahkan mengatasi masalah, meningkatkan
kepercayaaan diri, menghilangkan ketidakpastian, menjadikan sebagai bahan
percakapan dengan teman, mendapatkan hiburan, mengisi waktu luang, dan
melakukan hal yang rutin. Terdapat hubungan nyata antara karakteristik Ibu
rumah tangga, dengan motif mendengarkan Program acara Pro Dokter
konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif, diterima.
4. Terdapat hubungan antara penggunaan media dari frekuensi mendengarkan
dengan motif Ibu rumah tangga mendengarkan untuk manambah informasi,
mengisi waktu luang, melakukan hal yang rutin. Intensitas dari lengkap/sampai
selesai, aktif sms/telpon, dan tempat/di mana biasanya Ibu rumah tangga
75
mendengarkan Pro Dokter berhubungan dengan motif mendengarkan untuk
mengisi waktu luang, mengetahui masalah yang terkait dengan kesehatan, dan
melakukan hal yang rutin. Maka hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan
nyata antara penggunaan media dengan motif mendengarkan program acara
Pro Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif, diterima.
5. Terdapat hubungan antara motif Ibu rumah tangga mendengarkan Pro Dokter
untuk melakukan hal yang rutin, menjadikan sebagai bahan percakapan dengan
teman, menambah informasi, memperluas wawasan dengan kepuasan aspek
kognitif, afektif, konatif sebagai efek media setelah mendengarkan Pro Dokter.
Maka hipotesis yang mengatakan terdapat hubungan nyata antara motif Ibu
rumah tangga dengan efek media setelah mendengarkan program acara Pro
Dokter konsultasi kesehatan, Dialog Interaktif, diterima.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Program Pro Dokter, konsultasi kesehatan Dialog Interaktif Pro 2 FM LPP RRI
Jakarta sebaiknya menyesuaikan waktu siarnya dengan aktivitas Ibu rumah
tangga agar efektivitas penyampaian dapat meningkat.
2. Program Pro Dokter, konsultasi kesehatan Dialog Interaktif Pro 2 FM LPP RRI
Jakarta menjadi lebih menarik bila pada setiap penjelasan dan solusi ada
anjuran untuk tidak merasa malu, ragu mendiskusikannya dengan keluarga,
saudara atau teman.
3. Program Pro Dokter, konsultasi kesehatan Dialog Interaktif Pro 2 FM LPP RRI
Jakarta sebaiknya setiap pertanyaan yang diajukan melalui sms atau telpon
secara teknis diatur dengan baik sehingga setiap pertanyaan pendengar
mendapatkan kesempatan yang sama untuk dibacakan dan dibahas.
76
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arikunto S. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto S, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Jakarta: Rineka Cipta . Brandt T, Erik S, Arya G. 2001. Jurnalisme Radio Sebuah Panduan Praktis. Jakarta:
Unesco. Blumler JG, Katz E (Ed).1974. The Uses of Mass Communications, Current
Perspectives on Gratifications Research. London: Sage Publications. Beverly Hills,
Berlo DK. 1960. The Process of Communication, An Introduction To Theory And Practice. USA: Rinehart and Winston, Inc.
Burhan Bungin HM. 2006. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group. Bettinghaus E P.1973. Persuasive Communication. New York: Holt. Rinehart and
Winston, Inc. Bagian Statistik Kesehatan, Kesejahteraan Sosial dan Perumahan. 1998. Profil
Wanita Kepala Rumah Tangga (Women of Head of Household Profile). Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Darmanto A. 1998. Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya. Dance, EX Frank. 1982. Human Communication Theory. New York: Harper & Row
Publisher. Dominick JR. 1983. The Dynamics of Mass Communication. New York: Newbery A
ward Records Inc. De Fluer ML, Sandra BR. 1982. Theories of Mass Communication, Fourth edition,
New York: Longman Inc. Effendi OU. 1990. Radio Siaran Teori dan Praktek, Bandung: CV Mandar Maju. Hardjana AM. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta:
Kanisius. Jahi A. 1998. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara
Dunia ketiga. Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
77
Katz E, Blumler JG, Gurevitch M. 1974. Utilization of Mass Communication by the Individual, In The Uses of Mass Communication, Current Perspectives on Gratifications Research. Blumler JG, dan Katz E (Ed). London: Sage Publications, Beverly Hills.
Kerlinger FN. 2006. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Edisi ketiga cetakan
kesepuluh. Simatupang LR, penerjemah; Koesoemanto HJ, editor. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Terjemahan dari: Foundation of Behavioral Research.
Koeswara E. 1989. Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Levy MR, Windahl S.1985, The Concept of Audience Activity, In Media Gratification
Research, Current Perspectives..Rosenggren KE, LA. Wenner dan P. Palmgreen (Editors). London: Sage Publication, Beverly Hills.
Littlejohn WS 1996. Theories of Human Communication. Komunikasi Pascasarjana.
Bandung: Universitas Padjadjaran. Munthe MG, et al. 1996. Media Komunikasi Radio. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Masduki. 2004. Jurnalistik Radio, Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar.
Yogyakarta: LkiS. McQuail D. 1996. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Penerjemah Agus
Darma dan Aminuddin Ram. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Nurudin. 2003. Komunikasi Massa..Yogyakarta: Cespur. Nursalam T. 2000. Kajian Karakteristik dan Aktifitas Komunikasi Nelayan terhadap
Perilaku Mereka Dalam Pengembangan Subsistem Produksi Pada Agribisnis Perikanan Tangkap: Studi Kasus di kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Tesis. Bogor: IPB.
Palmgreen P, LA Wenner, Rosengren KE. 1985, Uses and Gratifications Research,
The Past Ten Years, In Media Gratifications Research, Current Perspectives. Rosenggren KE, LA Wenner dan P Palmgreen (Editors). London: Sage Publication, Beverly Hills.
Palmgreen P, LA Wenner, JD Rayburn II. 1985. An Expectancy-Value Approach to
Media Gratifications, In Media Gratification Research, Current Perspectives. Rosenggren KE, LA Wenner dan P Palmgreen (Editors). London: Sage Publication, Beverly Hills.
Rakhmat J. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. ...................2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
78
Sudibyo A. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: LKiS bekerjasama dengan ISAI Jakarta.
Singarimbun M, Effendi S. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Siegel S. 1985. Non Parametric Statisyics for the Behavioral Sciences. New York:
McGraw-Hill Book Company. Sigit S. 1999. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Sajogyo P. 1983. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. Jakarta:
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Santana SK, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Pengantar Bambang
Harymurti, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Setyorini E. 2000. Hubungan Karakteristik Penyuluh Dengan Motif Serta
Penggunaan Mereka Terhadap Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Kabupaten Bogor. Tesis. Bogor: IPB.
Subdirektorat Publikasi Statistik. 2005/2006. Statistik Indonesia (Statistical yearbook
of Indonesia). Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Subdirektorat Statistik Kesehatan dan Perumahan. 2002. Profil Wanita Indonesia (Profile of Indonesian Women), Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Tubbs SL, Moss S. 2001, Human Communication, Konteks-Konteks Komunikasi.
Pengantar: Deddy Mulyana. Bandung: Remaja Rosdakarya. Uyanto, Stanislaus S. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS.Yogyakarta:
Graha Ilmu. Wahyudi JB. 1991. Komunikasi Jurnalistik Pengetahuan Praktis Kewartawanan,
Surat Kabar-Majalah, Radio dan Televisi. Bandung: Alumni. ......................1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Jurnal:
Surantio H. 1997. Hubungan Motif Dengan Kepuasan Mahasiswa IISIP Membaca Suara Pembaruan. Jurnal Kampus Tercinta. No.4 Tahun I:2-13.
Saputra M. 2007. Kebijakan Kependudukan dan Keluarga Berencana Dalam
Jendela kesempatan. Jurnal Warta Demografi No 1 Tahun ke 37, Jakarta: BPS.
79
Suratkabar :
Bersama Membangun Masyarakat Sehat. Kompas, 14 November 2007.
Internet :
Karakteristik Radio. http://basithjournalist.blogspot.com/2008/03.
Implementasi visi dan misi Radio Suara Surabaya dalam program siaran.
http://petra.ac.id.jiunkpels1.ikom/2007.
LAMPIRAN
80
Lampiran 1. Treatment Alur Dialog Interaktif Pro Dokter, Konsultasi Kesehatan Pro 2 LPP RRI Jakarta (Durasi 60 menit)
Tahapan Materi Durasi
Pembukaan Musik dan spot promo pembuka
Salam jumpa dan perkenalan acara dari pemandu acara
Penjelasan awal Pro Dokter dari narasumber
10 menit (siaran langsung)
Diskusi I Pemandu acara membacakan isi sms pendengar yang telah di kirim ke Pro Dokter
Penjelasan dan solusi narasumber dari pertanyaan pendengar
11 menit
Selingan Musik lembut 1 menit
Diskusi II Pemandu acara membuka dialog dengan pendengar melalui telpon
Pendengar berkonsultasi langsung dengan nara- sumber tentang masalah kesehatan
11 menit (siaran langsung)
Selingan Musik lembut 1 menit
Diskusi III Pemandu acara kembali membacakan isi sms dari pendengar
Narasumber menjelaskan, memberikan solusi dari masalah kesehatan yang ditanyakan pendengar
Dialog Interaktif dengan pemandu acara, nara- sumber dan pendengar melalui telepon
15 menit (siaran langsung)
Selingan Musik lembut 1 menit
Penutup Penyampaian kesimpulan dari bahasan masalah kesehatan dan terima kasih telah ikut berpartisipasi dalam acara Pro Dokter
Musik dan spot promo penutup
10 menit
81
Lampiran 2. Isi Acara Pro Dokter Konsultasi Kesehatan, Dialog Interaktif Pro 2 LPP RRI Jakarta (Narasumber: dr Sumarjati Arjoso dan dr. Retno W)
Istilah Penyakit
Gejala Penyakit
Penyebab Penyakit
Pengaruh Penyakit
Gangguan Penyakit
Pencegahan Penyakit
Pengobatan Penyakit
Kandungan: kista, mioma, keputihan, kanker rahim, kuretasi, Umum:
Diabetes, maag, kolesterol sesak nafas; asam urat; hernia; bronchitis, ambein, epilepsi, diare, demam berdarah, jantung koroner; hepatitis, asma, types; tyroid, osteoporosis;
Kehamilan: o hamil 6
bulan berat badan 48 kg dan suka muntah
o sedang hamil perut sebelah kanan suka sakit
o habis melahirkan dahi, mata terasa pusing, badan pegal, payudara bengkak, menyusui nyeri dan panas dingin
o hamil 8 bulan diare terus
o lagi hamil dari pergelang
an sampai kaki bengkak o hamil 3
bulan mual tapi tidak muntah
o hamil 36 minggu perut bawah ngiris dan ngilu karena
Kandungan: o kegugur an progester on jauh dari normal o sewaktu
hamil 8 bulan ada benjolan di leher
o janin tidak berkemba
ng karena dikuret Umum:
o pemicu gagal bersin berhari-hari
o penyebab pinggul kiri kanan sakit (pegal2) apalagi duduk, lutut sampai pangkal paha sakit padahal sudah dirontgen
o penyebab jantung lemah
Anak: o penyebab anak laki2 9,5 th masih ngompol dan anak
Kandungan: o pengaruh
kista susah hamil
o pengaruh keguguran tidak dikuret
o resiko rahim tidak diangkat/ dioperasi; o pengaruh
habis melahirkan pada ukuran payudara
o penga ruh makanan
sehabis operasi kista
o pengaruh keseringan USG terhadap janin
o efek ibu menyusui minum redoxon
o pengaruh tidur dibawah jam 12 bagi wanita hamil, dan diurut
o pengaruh lahir normal dengan kacamata
Kehamilan: o haid
terlambat tapi hasil test hamil negatf
Umum: o haid tidak
teratur o sperma
encer o bentol di
vagina o tensi
rendah o obesitas o sakit gigi o rambut
rontok o makan
teratur (tidak suka ngemil) badan sangat kurus
o benjolan dipung
gung merah dan sakit o buang air
kencing tidak bisa ditahan
o Nyeri di vagina dan saluran kencing
o setiap habis minum selalu kencing;
Umum: o olah
raga teratur mengurangi sesak nafas
o ronstg en di payuda ra ada benjol an tidak normal o datang
ke neuro
log sering pusing dan pelupa
Kandungan: o pengobat an miom dengan cara histerskopi /angkat rahim o obat
payudara kendor habis melahirkan
Kehamilan: o obat batuk
yang aman bagi wanita hamil
Umum:
o obat untuk uban rambut
o pengobat an pencegah an tahi lalat dan vitamin pada tangan muka, dan badan yang bertambah o obat sulit
tidur, dan sulit bangun tidur malam hari
o minum air hangat tenggorok an banyak lendir dan batuk malam
82
sering kontraksi
o lagi hamil plek, perut dan
pinggang tiap hari sakit Umum: o buang air
besar terus o paha kram
dan ngilu kaitannya dengan rematik
o tulang punggung dan pangkal paha keceklik seperti mau jatuh
o radang sendi dan gejala pengapur
an kulit dengan mengkon sumsi glukosa
min, chondroitin dan MSM o benjolan
dipunggu ng merah dan sakit o suami tidak
bisa tahan kencing sakit dan berdarah
o kaki sering kram tiap malam tangan dan jari tangan ngilu
o pergelang an tangan
perempuan 4,5 th bila panas langsung tinggi 40 derajad o penyebab
anak 1,4 bulan sering sakit padahal minum ASI
o penyebab anak 8 th 6 bln bb37 kg tb 126 cm tiba2 terdiam seperti tidak sadar, tangannya kaku dan ingin memukul, pandangan mata lain, terjadi beberapa detik saja
o penyebab diare pada anak 2 th 8 bulan
o coklat penyebab alergi pada anak
o anak susah makan; berat badan anak kurang (rendah)
minus o pengaruh
tidak minum vitamin selama hamil
o pengaruh kehamilan dengan minum obat diwarung dan minuman bersoda
o pengaruh obat penyubur pada kehamilan
o pengaruh minum jamu bersalin setelah melahirkan
o pengaruh makan manis2 selama hamil
o pengaruh posisi berhubungan dengan jenis kelamin bayi
o pengaruh minum pil microgy
non pada wanita yang belum pernah hamil dan cara minumnya; o pengaruh
senam setelah melahirkan
o pengaruh hydro dua
o mood yang selalu berubah dan tidak stabil
o kuping kanan dan kiri bunyi deng-deng
o benjolan di payudara
Anak: o anak susah
konsentrasi karena autis
o bayi 2 bulan tidur terus kecuali lagi menyusu ke ibunya
o anak 3 th belum bisa bicara lancar dan berjalan
hari Anak: o makanan
dan buah yang cocok untuk bayi 4 bulan untuk pencegah
an kening dan badannya yang merah2; o bayi gumuh
dan muntah setelah minum susu; ditepuk pundaknya, didirikan di dada Ibunya
83
kanan nyeri dan linu bila kerja dan ditekan kepala suka sakit leher sampai bahu terasa kaku hubungan dengan maag o dengkul
kaki kanan bengkak
o perut sakit sehabis berhubungan intim
o bokong nyeri bahu kanan nyut2an karena duduk terus
o berhubungan pakai kondom panas kadang gatal di vagina
o kepala bagian belakang kanan telinga cenut2
o suami berdiri terlalu lama pinggang pegal dan sakit
o setelah menikah haid tidak lancar dan sakit perut
o sakit kepala, leher sebelah kiri
kali dari 20 cc yang imasukkan ke vagina, yang masuk 2 cc dengan saluran sel telur o pengaruh
senam setelah melahirkan
o pengaruh KB di malam pertama dengan punya anak
o pengaruh gondongan dan demam pada kemandu
lan o pengaruh
minum jahe dengan kesuburan dan peranakan kering
Kehamilan: o Pengaruh
Ibu hamil makan durian
o pil Kb diminum sebelum tidur di malam hari
Umum: o pengaruh
gigi dicabut dengan tensi rendah
o pengaruh senam untuk badan
84
tidak enak, tulang sebelah kiri bersuara denyut tidak beraturan tangan sebelah kiri sampai keketiak bagian belakang sakit
o jari tangan sebelah kanan tiba2 bengkak
o haid tidak lancar, badan lemas dan pusing
o kelamin suami gatal
o sakit perut bagian bawah tanda2 kanker rahim
o gejala usus buntu
o bab ada darahnya
o pusing dan pelupa
kurus (berat badan kurang)
o kadar kolesterol 242, asam urat 5.4 akibatnya dada dan pinggang sakit
o pengaruh hubungan intim saat haid dengan bayi saat lahir
o pengaruh makanan yang dikonsumsi dan muka yang bersih dari jerawat
o pengaruh sakit ginjal dengan makan oncom
o pengaruh kolesteror 270 dengan pinggang pegal o pengaruh asam urat dengan hubungan intim o pengaruh asam urat dan tulang keropos
Anak: o pengaruh
minum susu sapi asli tapi di masak pada anak di bawah
85
15 th o pengaruh
buah semangka pada anak
o pengaruh asma pada anak dengan
bantal kapas/ kapuk o pengaruh
asi pada muka kulit bayi
o pengaruh anak 7 th tidur harus pakai kipas angin
o pengaruh bayi umur 2 minggu tiba-tiba muntah darah juga bab-nya karena sakit milena setelah dewasa
o pengaruh anak cebok pakai air sirih
o anak 12 th kurus tidak suka sayur dan buah
o anak panas dan membe
kas agak merah setelah disuntik DPT
86
Lampiran 3. Kerangka Sampling Ibu Rumah Tangga Pendengar Pro Dokter Konsultasi Kesehatan, Dialog Interaktif Pro 2 LPP RRI Jakarta
NO. NAMA ALAMAT TELEPON/HP
1. Ibu Siti Fatkuljanah Cipayung, Jakarta Timur 081380941261
2. Ibu Herlina Ciracas, Jakarta Timur 87790250/08128197419
3. Ibu Estika Dewi. I Pengadegan, Jakarta Selatan 081398965619
4. Ibu Dina Fitriah Cengkareng, Jakarta Barat 085280539991
5. Ibu Xanita Pasar Rebo, Jakarta Timur 085694234128/081210454801
6. Ibu Tri Yogawati Cengkareng, Jakarta Barat 5550843/08159580011
7. Ibu Ais Murtopiah Pamulang, Jakarta Selatan 081319553969
8. Ibu Fitri Nuraini Cilandak, Jakarta Selatan 081511350901
9. Ibu Mayasyaroh Penjaringan, Jakarta Utara 085282627209
10. Ibu Hj. Rochayati Pangkalan Jati, Jakarta Timur 8483213/08176919336
11. Ibu Marni Pangkalan Jati, Jakarta Timur 081381148474
12. Ibu Endang S. S Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 7974688/09159439637
13. Ibu Agust R (Arie) Lebak Bulus, Jakarta Selatan 08888123259
14. Ibu Kanti Sadino Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 081513529177
15. Ibu Sri Ambarwati Tebet, Jakarta Selatan 081365160034/08567203510
16. Ibu Sudarsini (Iqbal) Jagakarsa, Jakarta Selatan 081319743494
17. Ibu Lona Berliani Cengkareng, Jakarta Barat 081908244974
18. Ibu Annisa Alawiyah Lenteng Agung, Jakarta Selatan 08170792064
19. Ibu Huri Kramat Jati, Jakarta Timur 085213095600
20. Ibu Imelda F Jagakarsa, Jakarta Selatan 081808477356
21. Ibu Wijiana Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 02171450432
22. Ibu Jamilah Pangkalan Jati, Jakarta Timur 08121334741
23. Ibu Elisa Mutiara Pondok Pinang, Jakarta Selatan 085921089300
24. Ibu Siti Azizah Kapuk Raya, Jakarta Barat 942497987/02194249197
25. Ibu Eka Febrianty Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 7197808/081318334455
26. Ibu Syamsiyati Pasar Rebo, Jakarta Timur 081382006478
27. Ibu Maharani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 085214673681
28. Ibu Kartini Ulujami, Jakarta Selatan 085218324133
29. Ibu Susi Cengkareng, Tangerang 081319547670
30. Ibu Lusi Pasar Baru, Jakarta Pusat 085885801837
31. Ibu Siti Aisah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 08170026328
32. Ibu Kresentia Rini S Cijantung, Jakarta Timur 02198861917
33. Ibu Nani Sumarni E Rawasari, Jakarta Pusat 081809071011
34. Ibu Fatimah K Kalideres, Jakarta Barat 081808244236
35. Ibu Santi Lisa Cengkareng, Jakarta Barat 085921768300
87
36. Ibu Iyat Huriati P (Iis) Karet Sawah, Jakarta Selatan 02171018760/0878877462246
37. Ibu Leni Tri H Jembatan Tiga, Jakarta Barat 081379251480/085283027593
38. Ibu Yayah Bintaro, Jakarta Selatan 081315689874
39. Ibu Khana N Kebon Jeruk, Jakarta Selatan 081585869333
40. Ibu Sriningsih Cilandak, Jakarta Selatan 085691231260
41. Ibu Neneng Sri R Srengseng Sawah, Jakarta Selatan 081932782951
42. Ibu Dewi Ambarwati Cengkareng, Jakarta Barat 085268033791/08176669129
43. Ibu Sumarni (Mar) Taman Kencana I, Jakarta Selatan 081388717218
44. Ibu Ayati DM Kramat Jaya, Jakarta Pusat 08158168421
45. Ibu Rustina (Ina) Lubang Buaya, Jakarta Timur 081514610124
46. Ibu Minah Tanjung Barat, Jakarta Selatan 087877242586
47. Ibu Diana Damai, Jakarta Selatan 021989808838
48. Ibu Enung Wahyuni Pejaten, Jakarta Selatan 081931313829
49. Ibu Marsinah Cilandak, Jakarta Selatan 085281719100
50. Ibu Yeni Herliani Pancoran, Jakarta selatan 081210029036
51. Ibu Yayah Walid. J Pasar Minggu, Jakarta Selatan 081319930053
52. Ibu Rahmi Gandaria Utara, Jakarta Selatan 081387832732
53. Ibu Nurjamilah Pondok Cabe, Jakarta Selatan 085213544641
54. Ibu Sri Herdonowati Cibubur, Jakarta Timur 081386753272
55. Ibu Siti Suarsih (Aci) Cengkareng, Jakarta Barat 081399837000
56. Ibu Saripatun Cengkareng, Jakarta Barat 08176343633
57. Ibu Sumiati Kalideres, Jakarta Barat 081318577638
58. Ibu Ammi Kebayoran lama, Jakarta Selatan 081931296212
59. Ibu Bekti Ratryastuti Pondok Bambu, Jakarta Timur 085890906500
60. Ibu Yeti Setia P Pondok Labu, Jakarta Selatan 085692199471
61. Ibu Suzana Lubang Buaya, Jakarta Timur 081513724149
62. Ibu Kusnani Grogol, Jakarta Barat 081310854250
63. Ibu Maswarni Klender, Jakarta Timur 081317205911
64. Ibu Dwi Ayu Maharani Tegal Alur, Jakarta Barat 08562696517
65. Ibu Santi Dewi Mangga Besar, Jakarta Pusat 0815192553763
66. Ibu Widya Pasar Minggu, Jakarta Selatan 08569931870
67. Ibu Titin Cibubur, Jakarta Timur 081806575627
68. Ibu Tina Marfuah Joglo, Jakarta Barat 081315427781
69. Ibu Warsih Kalideres, Jakarta Barat 081210290112
70. Ibu Siti Suprihati Kramat Jati, Jakarta Timur 085284349003
71. Ibu Indri Lubang Buaya, Jakarta Timur 02198808838/081310436509
72. Ibu Linda Pondok Cabe, Jakarta Selatan 02132640642
73. Ibu Wiwin (Winda) Petamburan, Jakarta Barat 085222603379
88
74. Ibu Aisah Pondok Pinang, Jakarta Selatan 081315365769
75. Ibu Ernawati Duren Tiga, Jakarta Selatan 081382365499
76. Ibu Maghfirah (Fira) Balai Rakyat, Jakarta Selatan 081389346188
77. Ibu Yetty Achadiati Bintaro, Jakarta Selatan 0811970322
78. Ibu Mis‟ah Johar Baru, Jakarta Pusat 085959404122
79. Ibu Kamsiyatun Jagakarsa, Jakarta Selatan 08174883718
80. Ibu Nani Ronaeni Tg Periuk, Jakarta Utara 55746753/081388572045
81. Ibu Tri Martini Dewi Sartika, Jakarta Timur 0816812862
82. Ibu Jatherlina Tanah Abang, Jakarta Pusat 081586181955
83. Ibu Siti Khotijah Pejompongan, Jakarta Pusat 08161841626
84. Ibu Sri Murniningsih Manggarai, Jakarta Selatan 08121822850
85. Ibu Siti Hawa Rawasari, Jakarta Pusat (021) 4211620
86. Ibu Sri Wuryandari Jagakarsa, Jakarta Selatan 08179890941
87. Ibu Kasturi Tomang Raya, Jakarta Pusat (021) 5681107
88. Ibu Sunarni Petamburan, Jakarta Barat (021) 5659862
89. Ibu Hudiharini J Tanjung Duren, Jakarta Pusat (021) 56969506
90. Ibu Agustini Rostiani Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 081386197942
91. Ibu Kori Moha Radio Dalam, Jakarta Selatan 081318914159
92. Ibu Astini Budi Kali Anyar, Jakarta Barat (021) 6300684
93. Ibu Partinah Radio Dalam, Jakarta Selatan 08158969319
94. Ibu Nurwahyuni Palmerah, Jakarta Barat 081310115292
95. Ibu Mujiwati Bidaracina, Jakarta Timur 08568792492
96. Ibu Agustina Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 08128712048
97. Ibu Iwul Alfiati Dewi Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 08128160072
98. Ibu Aulia Pasar Minggu, Jakarta Selatan 081314726579
99. Ibu Lia Permata Hijau, Jakarta Selatan 081519272554
100. Ibu Susilawati Lubang Buaya, Jakarta Timur 08561905627
89
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Hubungan Karakteristik dan Motif dengan Efek Media (Kasus Ibu Rumah Tangga Pendengar Acara Pro Dokter
di Pro 2 LPP RRI Jakarta)
No. Responden :
Nama Responden :
Alamat tinggal sekarang :
No. telepon/Hp :
Tanggal wawancara :
Waktu wawancara : Menit
Petunjuk: Mohon kesediaan Ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini
dengan cara memberikan satu jawaban dengan tanda check (√) pada tempat yang
disediakan X1. Karakteristik Ibu Rumah Tangga
1. Berapa Usia Ibu sekarang (ke ulang tahun terdekat) ? Tahun
2. Apa pendidikan formal terakhir yang Ibu peroleh?
SD/sederajad
SMP/sederajad
SMA/sederajad
Diploma
S1
S2
S3
3. Apa pekerjaan pokok Ibu sekarang?
Pegawai negeri
Pegawai swasta
Ibu rumah tangga
Wiraswasta
90
4. Berapa penghasilan Ibu setiap bulan?
< Rp 1000.000
Rp 1000.000 – Rp 2000.000
> Rp 2000.000
5. Berapa jumlah tanggungan keluarga Ibu?
Belum punya anak
1-3 anak
Lebih dari 4 anak
X2. Penggunaan Media (Terpaan/Keterdedahan Terhadap Pro Dokter)
Frekuensi Mendengarkan:
1. Dalam seminggu, seberapa sering Ibu mendengarkan
Pro 2 RRI Jakarta?
1-2 kali seminggu
3-5 kali seminggu
6-7 kali seminggu
2. Seberapa sering Ibu mendengarkan acara Pro Dokter
sejakpertama kali acara ini disiarkan tahun 1996
di Pro 2 RRI Jakarta?
1-10 kali
11-20 kali
> 20 kali
Durasi Mendengarkan:
3. Dalam sehari, berapa lama Ibu mendengarkan RRI Jakarta?
< 5 jam
5–15 jam
16–24 jam
4. Dalam seminggu setiap kali acara Pro Dokter disiarkan
Selasa dan Kamis berapa lama biasanya Ibu
mendengarkannya?
< 30 menit
30 menit–1 jam
>1 jam
91
Intensitas Mendengarkan:
5. Apakah Ibu mengikuti sampai selesai acara Pro Dokter
yang disiarkan Pro 2 RRI Jakarta?
Ya
Tidak
6. Apakah setiap acara Pro Dokter disiarkan, Ibu aktif sms atau
telpon menanyakan masalah kesehatan ke acara tersebut?
Ya
Tidak
7. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter tanpa melakukan
aktivitas lain?
Ya
Tidak
8. Dimana biasanya Ibu mendengarkan acara Pro Dokter?
Rumah
Kantor
Mobil
Y1 . Motif Mendengarkan
1. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter adalah untuk
menambah informasi atau menambah pengetahuan?
Ya
Tidak
2. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter adalah untuk
memperluas wawasan?
ya
Tidak
92
3. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter karena untuk
memudahkan mengatasi masalah?
ya
Tidak
4. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter adalah untuk
mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan?
Ya
Tidak
5. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter adalah untuk lebih
percaya diri dengan memiliki pengetahuan tentang kesehatan? Ya
Tidak
6. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter untukmenghilangkan
ketidakpastian berkaitan dengan masalah kesehatan?
Ya
Tidak.
7. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter adalah untuk bahan
percakapan dengan teman?
Ya
Tidak
8. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter hanya sebagai
hiburan? Ya
Tidak
9. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter hanya untuk mengisi
waktu luang?
Ya
Tidak
10. Apakah Ibu mendengarkan acara Pro Dokter adalah untuk rutinitas
sehari-hari?
Ya
Tidak
93
Y2. Efek Media/Kepuasaan Ibu Rumah Tangga
Aspek Kognitif/Pengetahuan:
1. Kista coklat (endometriosis) adalah sel-sel sisa darah atau selaput
lendir rahim yang terdorong dan terbuang keluar
Benar
Salah
2. Hepatitis adalah infeksi yang dapat menular melalui alat cukur
Benar
Salah
3. Pengobatan setelah operasi kista adalah makanan yang
mengandung organik A, B, C, tahu tempe dan jus buah segar
Benar
Salah
4. Tumor atau benjolan di payudara adalah kanker
Benar
Salah
5. Autis pada anak menyebabkan konsentrasinya terganggu
Benar
Salah
6. Mioma adalah tumor jinak di dalam dan di luar rahim
Benar
Salah
7. Perasaan mual adalah gejala sakit maag
Benar
Salah
8. Pengobatan sakit diabetes adalah dengan mengkonsumsi
makanan yang rendah karbohidrat, gula, dan olahraga teratur
Benar
Salah
9. Pengobatan sakit types adalah dengan minum antibiotika, obat
penurun panas, makan yang lunak-lunak dan istirahat yang cukup
Benar
Salah
94
10. Diare adalah gerakan usus yang berlebihan dan BAB-nya encer
Benar
Salah
Aspek Afektif/Sikap:
11. Saya merasa tenang setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
asam urat tidak mempengaruhi hubungan intim
. Ya
Tidak
12. Saya merasa aman setelah mendengar uraian dokter bahwa pil
KB memang diminum sebelum tidur di malam hari
Ya
Tidak
13. Saya merasa percaya setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
ada mitos kalau ibu yang hamil muda tidak boleh makan durian
Ya
Tidak
14. Saya tidak percaya setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
stres tidak akan menimbulkan sakit maag
Ya
Tidak
15. Saya merasa yakin setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
kalau peranakan kering adalah karena terlalu lama meminum pil KB
Ya
Tidak
16. Saya merasa ragu-ragu setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
wanita hamil muda dibulan pertama selalu disertai dengan mual tanpa
muntah
Ya
Tidak
95
17. Saya merasa yakin setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
senam sehabis melahirkan atau masa nifas bertujuan supaya otot-
otot rahim lebih kencang
Ya
Tidak
18. Saya merasa tenang setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
bayi sehabis minum asi, kalau dipeluk, dan didirikan didada Ibunya,
kemudian ditepuk-tepuk pundaknya tidak akan muntah atau gumuh
Ya
Tidak
19. Saya merasa percaya setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
senam ringan dapat menambah berat badan yang kurang (kurus)
Ya
Tidak
20. Saya merasa yakin setelah mendengar penjelasan dokter bahwa
kalau susah tidur di malam hari adalah karena stres dan mempunyai
banyak masalah
Ya
Tidak
Aspek Konatif/Tindakan:
21. Saya akan mengikuti anjuran di acara pro dokter untuk melakukan
olahraga teratur untuk mengurangi sesak nafas
Ya
Tidak
22. Saya akan mengikuti anjuran di acara Pro dokter untuk melakukan
ronstgen di payudara kalau ada benjolan yang tidak normal
Ya
Tidak
23. Saya sudah datang ke spesialis saraf (neurolog) sesuai anjuran
di acara Pro dokter karena sering pusing dan menjadi pelupa
Ya
Tidak
96
24. Saya akan mengikuti saran di acara Pro dokter kalau jantung berdebar
untuk berobat ke dokter ahli hormon spesialis penyakit dalam
Ya
Tidak
25. Saya akan mengikuti anjuran di acara Pro dokter kalau mengalami
diare terus menerus pada kehamilan usia 8 bulan untuk mengobati
hanya dengan minum oralit
Ya
Tidak
26. Saya akan minum air hangat sesuai anjuran di acara Pro dokter
kalau tenggorokan terasa banyak lendir dan sering batuk
Ya
Tidak
27. Bila saya masih memberi Asi akan mengikuti saran di acara Pro
dokter untuk mengurangi makan seafood supaya wajah bayi tidak
memerah karena alergi
Ya
Tidak
28. Saya akan mengikuti saran dari acara Pro dokter untuk menjauhi bau
parfum kalau hamil di bulan pertama, supaya tidak mual dan muntah
Ya
Tidak
29. Saya akan makan kacang-kacangan dan minum susu sesuai
anjuran di acara Pro dokter jika dinyatakan menderita osteoporosis
Ya
Tidak
30. Saya akan memberikan susu kepada anak dan melarang tidur
sampai larut malam, sesuai anjuran di acara Pro dokter supaya
berat badan anak dapat bertambah (gemuk)
Ya
Tidak
Terima Kasih atas partisipasi dan bantuan Ibu
97
Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Item –Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
P1 83.4000 20.147 .423 .700
P2 83.4500 21.313 .090 .728
P3 83.7500 22.092 .055 .721
P4 83.1500 20.345 .419 .702
p5 82.3000 22.116 -.049 .744
p6 83.0500 22.261 -.022 .727
p7 83.2500 19.987 .468 .697
p8 83.5000 20.263 .418 .701
p9 82.8500 22.345 .000 .720
p10 82.8500 22.345 .000 .720
p11 82.9000 22.305 -.005 .722
p12 82.8500 22.345 .000 .720
p13 82.8500 22.345 .000 .720
p14 82.9000 22.305 -.005 .722
p15 83.1000 20.726 .351 .706
p16 83.7500 22.197 .018 .722
p17 83.1500 20.345 .419 .702
p18 83.4500 20.787 .285 .710
p19 83.0000 20.421 .540 .698
p20 83.6500 20.134 .554 .695
p21 82.8500 22.345 .000 .720
p22 82.9500 21.629 .217 .715
p23 82.9000 21.568 .350 .712
p24 83.1500 21.187 .216 .714
p25 83.1500 20.871 .292 .710
p26 82.8500 22.345 .000 .720
p27 82.8500 22.345 .000 .720
p28 82.8500 22.345 .000 .720
p29 82.9000 22.726 -.202 .727
p30 82.9000 21.989 .146 .718
p31 83.1500 20.239 .445 .700
p32 83.5000 20.263 .418 .701
p33 83.2500 21.461 .136 .720
p34 83.1000 22.726 -.137 .734
p35 82.8500 22.345 .000 .720
p36 82.8500 22.345 .000 .720
p37 83.4500 22.787 -.145 .737
p38 83.0000 23.053 -.239 .735
p39 82.9500 20.787 .521 .702
p40 82.8500 22.345 .000 .720
98
Item –Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
p41 83.0500 20.892 .342 .707
p42 83.2000 20.274 .416 .701
p43 83.4000 19.411 .594 .688
p44 82.8500 22.345 .000 .720
p45 82.9500 22.471 -.076 .726
p46 83.3000 19.905 .478 .696
p47 82.9000 21.989 .146 .718
p48 82.8500 22.345 .000 .720
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.725 .719 35
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.720 48
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excluded(a) 0 .0
Total 20 100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Dari 48 butir pertanyaan yang tidak valid 13 pertanyaan ditunjukkan pada
item correlation 0,000 (zero). Maka pertanyaan yang valid adalah 35 pertanyaan
atau sebesar 73% sehingga butir-butir pertanyaan dengan nilai Alpha Cronbach..
0.725 dapat dinyatakan valid dan reliabel.
99
Lampiran 6. Karakteristik Ibu Rumah Tangga Pendengar Pro Dokter
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kelompok Usia 100 1 3 1.54 .576
Pendidikan Terakhir 100 1 6 3.35 1.009
Jenis Pekerjaan 100 1 4 2.62 .736
Penghasilan Keluarga 100 1 3 1.92 .646
Jumlah Tanggungan Keluarga 100 1 3 1.86 .513
Valid N (listwise) 100
Penggunaan Media Pro 2 LPP RRI Jakarta
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Frekuensi Mendengarkan 100 1.00 3.00 1.9000 .85870
Durasi Mendengarkan 100 1.00 3.00 2.1300 .58006
Intensitas Mendengarkan 100 1.00 2.00 1.9100 .28762
Valid N (listwise) 100
Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Informasi 100 2.00 2.00 2.0000 .00000
Wawasan 100 2.00 2.00 2.0000 .00000
Masalah 100 1.00 2.00 1.9600 .19695
Keterkaitan 100 2.00 2.00 2.0000 .00000
Kepercayaan 100 1.00 2.00 1.9300 .25643
Keyakinan 100 1.00 2.00 1.9600 .19695
Percakapan 100 1.00 2.00 1.4700 .50161
Hiburan 100 1.00 2.00 1.9100 .28762
Waktu 100 1.00 2.00 1.7200 .45126
Rutinitas 100 1.00 2.00 1.2900 .45605
Valid N (listwise) 100
100
Efek Media/Kepuasan Ibu Rumah Tangga pada Aspek Kognitif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kista 100 1.00 2.00 1.7000 .46057
Hepatitis 100 1.00 2.00 1.5900 .49431
Pengobatan 100 1.00 2.00 1.9300 .25643
Tumor 100 1.00 2.00 1.4700 .50161
Autis 100 1.00 2.00 1.9400 .23868
Mioma 100 1.00 2.00 1.8800 .32660
Mual 100 1.00 2.00 1.8600 .34874
Diabetes 100 1.00 2.00 1.9900 .10000
Types 100 1.00 2.00 1.9700 .17145
Diare 100 1.00 2.00 1.9300 .25643
Valid N (listwise) 100
Aspek Afektif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Asam 100 1.00 2.00 1.9000 .30151
Pil 100 1.00 2.00 1.8700 .33800
Mitos 100 1.00 2.00 1.7700 .42295
Stres 100 1.00 2.00 1.6500 .47937
Peranakan 100 1.00 2.00 1.5600 .49889
Hamil 100 1.00 2.00 1.7400 .44084
Senam 100 1.00 2.00 1.9500 .21904
Bayi 100 1.00 2.00 1.9500 .21904
Kurus 100 1.00 2.00 1.7000 .46057
Masalah 100 1.00 2.00 1.9200 .27266
Valid N (listwise) 100
Aspek Konatif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Olahraga 100 1.00 2.00 1.9200 .27266
Ronstgen 100 1.00 2.00 1.9700 .17145
Neurolog 100 1.00 2.00 1.6700 .47258
Jantung 100 1.00 2.00 1.6000 .49237
Oralit 100 1.00 2.00 1.6700 .47258
Batuk 100 1.00 2.00 1.9800 .14071
Alergi 100 1.00 2.00 1.8000 .40202
Parfum 100 1.00 2.00 1.7000 .46057
Susu 100 1.00 2.00 1.9500 .21904
Gemuk 100 1.00 2.00 1.9300 .25643
Valid N (listwise)
100
101
Lampiran 7. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter berdasarkan Uji rank Spearman
Correlations
Usia pendidikan pendapatan
Jumlah tanggungan
Spearman's rho
Usia Correlation Coefficient 1.000 .136 .333(**) .301(**)
Sig. (2-tailed) . .177 .001 .002
N 100 100 100 100
pendidikan Correlation Coefficient
.136 1.000 .418(**) -.113
Sig. (2-tailed) .177 . .000 .264
N 100 100 100 100
pendapatan Correlation Coefficient
.333(**) .418(**) 1.000 .145
Sig. (2-tailed) .001 .000 . .150
N 100 100 100 100
tanggungan Correlation Coefficient
.301(**) -.113 .145 1.000
Sig. (2-tailed) .002 .264 .150 .
N 100 100 100 100
informasi Correlation Coefficient
. . . .
Sig. (2-tailed) . . . .
N 100 100 100 100
wawasan Correlation Coefficient
. . . .
Sig. (2-tailed) . . . .
N 100 100 100 100
masalah Correlation Coefficient
.004 .038 .206(*) .042
Sig. (2-tailed) .968 .705 .039 .681
N 100 100 100 100
keterkaitan Correlation Coefficient
. . . .
Sig. (2-tailed) . . . .
N 100 100 100 100
kepercayaan Correlation Coefficient
-.032 -.007 .021 .076
Sig. (2-tailed) .755 .942 .835 .452
N 100 100 100 100
keyakinan Correlation Coefficient
.004 .012 .206(*) .042
Sig. (2-tailed) .968 .910 .039 .681
N 100 100 100 100
percakapan Correlation Coefficient
.115 .174 .337(**) .213(*)
Sig. (2-tailed) .255 .083 .001 .034
N 100 100 100 100
102
hiburan Correlation Coefficient
.062 .121 .036 .003
Sig. (2-tailed) .538 .229 .721 .980
N 100 100 100 100
Waktu Correlation Coefficient
.013 .037 -.163 -.116
Sig. (2-tailed) .895 .716 .105 .249
N 100 100 100 100
rutinitas Correlation Coefficient
.010 -.049 .011 .049
Sig. (2-tailed) .920 .631 .915 .627
N 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 8. Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga dengan Motif Mendengarkan Pro Dokter berdasarkan Uji Chi-square dan Koefisien Kontingensi
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Informasi * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Wawasan * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Masalah * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Keterkaitan * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Kepercayaan * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Keyakinan * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Percakapan * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Hiburan * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Waktu * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
Rutinitas * Jenis Pekerjaan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
103
Informasi * Jenis Pekerjaan Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Informasi Ya Count 67 12 18 3 100
Expected Count
67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .(a)
N of Valid Cases 100
a No statistics are computed because Informasi is a constant.
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .(a)
N of Valid Cases 100
a No statistics are computed because Informasi is a constant.
Wawasan * Jenis Pekerjaan Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Wawasan Ya Count 67 12 18 3 100
Expected Count
67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .(a)
N of Valid Cases 100
a No statistics are computed because Wawasan is a constant.
104
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .(a)
N of Valid Cases 100
a No statistics are computed because Wawasan is a constant.
Masalah * Jenis Pekerjaan Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Masalah Tidak Count 4 0 0 0 4
Expected Count
2.7 .5 .7 .1 4.0
Ya Count 63 12 18 3 96
Expected Count
64.3 11.5 17.3 2.9 96.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.052(a) 3 .562
Likelihood Ratio 3.285 3 .350 Linear-by-Linear Association 1.707 1 .191
N of Valid Cases 100
a 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .12.
Symmetric Measures Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .142 .562
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
105
Keterkaitan * Jenis Pekerjaan
Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Keterkaitan Ya Count 67 12 18 3 100
Expected Count
67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count
67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square .(a)
N of Valid Cases 100
a No statistics are computed because Keterkaitan is a constant.
Symmetric Measures
Value
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .(a)
N of Valid Cases 100
a No statistics are computed because Keterkaitan is a constant.
Kepercayaan * Jenis Pekerjaan
Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Kepercayaan Tidak Count 4 1 2 0 7
Expected Count
4.7 .8 1.3 .2 7.0
Ya Count 63 11 16 3 93
Expected Count
62.3 11.2 16.7 2.8 93.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
106
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square .835(a) 3 .841
Likelihood Ratio .982 3 .806 Linear-by-Linear Association .198 1 .657
N of Valid Cases 100
a 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .21.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .091 .841
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Keyakinan * Jenis Pekerjaan
Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Keyakinan Tidak Count 4 0 0 0 4
Expected Count
2.7 .5 .7 .1 4.0
Ya Count 63 12 18 3 96
Expected Count
64.3 11.5 17.3 2.9 96.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.052(a) 3 .562
Likelihood Ratio 3.285 3 .350
Linear-by-Linear Association 1.707 1 .191
N of Valid Cases 100
a 5 cells (62.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .12.
Symmetric Measures Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .142 .562
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
107
Percakapan * Jenis Pekerjaan Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Percakapan Tidak Count 35 8 11 0 54
Expected Count
36.2 6.5 9.7 1.6 54.0
Ya Count 32 4 7 3 46
Expected Count
30.8 5.5 8.3 1.4 46.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4.747(a) 3 .191
Likelihood Ratio 5.908 3 .116 Linear-by-Linear Association .031 1 .860
N of Valid Cases 100
a 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.38.
Symmetric Measures Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .213 .191
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Hiburan * Jenis Pekerjaan
Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Hiburan Tidak Count 9 2 3 0 14
Expected Count
9.4 1.7 2.5 .4 14.0
Ya Count 58 10 15 3 86
Expected Count
57.6 10.3 15.5 2.6 86.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
108
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square .683(a) 3 .877
Likelihood Ratio 1.092 3 .779 Linear-by-Linear Association .000 1 .995
N of Valid Cases 100
a 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .42.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .082 .877
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Waktu * Jenis Pekerjaan Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta Wiraswasta Total
Waktu Tidak Count 21 3 6 3 33
Expected Count
22.1 4.0 5.9 1.0 33.0
Ya Count 46 9 12 0 67
Expected Count
44.9 8.0 12.1 2.0 67.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 6.522(a) 3 .089
Likelihood Ratio 7.101 3 .069 Linear-by-Linear Association
1.536 1 .215
N of Valid Cases 100
a 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .99.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .247 .089
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
109
Rutinitas * Jenis Pekerjaan Crosstab
Jenis Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pegawai Negeri
Pegawai swasta
Wiraswasta Total
Rutinitas Tidak Count 48 9 15 1 73
Expected Count
48.9 8.8 13.1 2.2 73.0
Ya Count 19 3 3 2 27
Expected Count
18.1 3.2 4.9 .8 27.0
Total Count 67 12 18 3 100
Expected Count 67.0 12.0 18.0 3.0 100.0
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 3.457(a) 3 .326
Likelihood Ratio 3.212 3 .360
Linear-by-Linear Association .010 1 .921
N of Valid Cases 100
a 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .81.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .183 .326
N of Valid Cases 100
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
110
Lampiran 9. Hubungan Penggunaan Media dengan Motif Ibu Rumah Tangga Mendengarkan Pro Dokter
Correlations
RRI Pro Dokter
Durasi RRI
Durasi Pro Dokter Lengkap Aktif Aktivitas Tempat
Spearman's rho
RRI Correlation Coefficient
1.000 .313(**) .311(**) .071 .056 .151 -.055 .069
Sig. (2-tailed)
. .002 .002 .483 .579 .133 .590 .493
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Pro
Dokter Correlation Coefficient
.313(**) 1.000 -.120 .140 .168 .159 -.060 .037
Sig. (2-tailed)
.002 . .234 .165 .094 .115 .554 .717
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Durasi
RRI Correlation Coefficient
.311(**) -.120 1.000 .010 -.068 -.059 -.002 -.084
Sig. (2-tailed)
.002 .234 . .925 .503 .558 .986 .405
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Durasi
Pro Dokter
Correlation Coefficient
.071 .140 .010 1.000 .184 .242(*) .153 -.129
Sig. (2-tailed)
.483 .165 .925 . .067 .015 .128 .199
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Kele
ngkap an
Correlation Coefficient
.056 .168 -.068 .184 1.000 .284(**) .002 -.130
Sig. (2-tailed)
.579 .094 .503 .067 . .004 .982 .196
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Aktif Correl
ation Coefficient
.151 .159 -.059 .242(*) .284(**) 1.000 .207(*) -.102
Sig. (2-tailed)
.133 .115 .558 .015 .004 . .038 .314
N 100 100 100 100 100 100 100 100
111
Aktivi tas
Correlation Coefficient
-.055
-.060
-.002
.153
.002
.207(*)
1.000
-.331(**)
Sig. (2-tailed)
.590
.554
.986
.128
.982
.038
.
.001
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Temp
at Correlation Coefficient
.069 .037 -.084 -.129 -.130 -.102 -.331(**) 1.000
Sig. (2-tailed)
.493 .717 .405 .199 .196 .314 .001 .
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Infor
masi Correlation Coefficient
. . . . . . . .
Sig. (2-tailed)
. . . . . . . .
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Wawa
san Correlation Coefficient
. . . . . . . .
Sig. (2-tailed)
. . . . . . . .
N 100 100 100 100 100 100 100 100 masal
ah Correlation Coefficient
.133 -.028 .052 -.132 -.064 .082 .074 .068
Sig. (2-tailed)
.187 .780 .610 .190 .526 .417 .466 .502
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Keter
kaitan Correlation Coefficient
. . . . . . . .
Sig. (2-tailed)
. . . . . . . .
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Keper
caya an
Correlation Coefficient
.012 .006 .069 .002 .051 .012 -.109 .091
Sig. (2-tailed)
.906 .954 .493 .987 .617 .907 .280 .366
N 100 100 100 100 100 100 100 100
112
Keya kinan
Correlation Coefficient
.024
.036
-.163
-.039
-.064
-.021
-.143
.068
Sig. (2-tailed)
.810 .723 .104 .701 .526 .839 .155 .502
N 100 100 100 100 100 100 100 100
Percakapan
Correlation Coefficient
.138
-.040
.105
-.172
-.060
-.028
-.035
.098
Sig. (2-tailed)
.172 .692 .300 .086 .551 .780 .730 .334
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Hibur
an Correlation Coefficient
.060 .154 -.019 -.058 .175 .133 -.038 -.059
Sig. (2-tailed)
.552 .127 .848 .566 .081 .186 .707 .557
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Waktu Correl
ation Coefficient
.127 .219(*) -.091 .148 .299(**) .293(**) -.085 -.270(**)
Sig. (2-tailed)
.209 .029 .366 .142 .002 .003 .398 .007
N 100 100 100 100 100 100 100 100 Rutin
tas Correlation Coefficient
.146 .224(*) .036 .179 .113 .265(**) .139 .028
Sig. (2-tailed)
.148 .025 .722 .075 .265 .008 .167 .778
N 100 100 100 100 100 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
113
Lampiran 10. Hubungan Motif Ibu Rumah Tangga dengan Kepuasaan yang diperoleh setelah Mendengarkan Pro Dokter
Correlations
kognitif afektif konatif
Spearman's rho kognitif Correlation Coefficient 1.000 .276(**) .322(**)
Sig. (2-tailed) . .005 .001
N 100 100 100
afektif Correlation Coefficient .276(**) 1.000 .360(**)
Sig. (2-tailed) .005 . .000
N 100 100 100
konatif Correlation Coefficient .322(**) .360(**) 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .000 .
N 100 100 100
informasi Correlation Coefficient . . .
Sig. (2-tailed) . . .
N 100 100 100
wawasan Correlation Coefficient . . .
Sig. (2-tailed) . . .
N 100 100 100
masalah Correlation Coefficient -.035 .109 .128
Sig. (2-tailed) .733 .281 .203
N 100 100 100
keterkitan Correlation Coefficient . . .
Sig. (2-tailed) . . .
N 100 100 100
kepercayaan Correlation Coefficient .116 .119 .131
Sig. (2-tailed) .251 .240 .195
N 100 100 100
keyakinan Correlation Coefficient .022 .064 .055
Sig. (2-tailed) .830 .524 .586
N 100 100 100
percakapan Correlation Coefficient .042 .049 .232(*)
Sig. (2-tailed) .680 .629 .020
N 100 100 100
hiburan Correlation Coefficient -.149 .072 -.190
Sig. (2-tailed) .138 .475 .058
N 100 100 100
waktu Correlation Coefficient .025 .020 -.123
Sig. (2-tailed) .802 .840 .223
N 100 100 100
rutinitas Correlation Coefficient .212(*) .117 .072
Sig. (2-tailed) .034 .248 .478
N 100 100 100
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)