hubungan jumlah total mikroba dengan...

49
HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Dalam Ilmu Biologi Oleh: Selly Anggraini Putri NPM. 1511060338 Jurusan: Pendidikan Biologi FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441H/2019M

Upload: others

Post on 15-Dec-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS

UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Dalam Ilmu Biologi

Oleh:

Selly Anggraini Putri

NPM. 1511060338

Jurusan: Pendidikan Biologi

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1441H/2019M

Page 2: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS

UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas- Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Dalam Ilmu Biologi

Oleh:

Selly Anggraini Putri

NPM . 1511060338

Jurusan: Pendidikan Biologi

Pembimbing I : Dr. Rina Budi Satiyarti, M.Si

Pembimbing II : Marlina Kamelia, M. Sc

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1441H/2019M

Page 3: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

iii

ABSTRAK

Kualitas udara yang baik adalah udara yang didalamya tidak tercemar dan

tidak mengandung unsur-unsur berbahaya. Tercemarnya udara terjadi ketika

masuk atau dimasukanya zat, energi/ dan komponen lain ke dalam udara ambien

oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara tersebut tidak dapat memenuhi fungsinya. Udara yang tidak

memiliki kualitas baik dan mengandung unsur-unsur yang membahayakan bagi

tubuh disebut udara tercemar. Pengamatan mikroba pada Mal X dan Mal Y

didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah mikroba di ruang

parkir bawah tanah. Dari hasil analisis data jumlah koloni bakteri dan jamur

tertinggi berada pada Mal Y weekday. Hasil pengamatan menyatakan bahwa

jumlah total mikroba berhubungan dengan kualitas udara.

Kata kunci: Kualitas Udara, Jumlah Mikroba, Pencemaran udara.

Page 4: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi
Page 5: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi
Page 6: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

iii

MOTTO

ظهز ٱلفساد في ٱلبز وٱلبحز بما كسبت أيدي ٱلىاس ليذيقهم بعض ٱلذي عملىا

قبة ٱلذيه مه قبل ٤١لعلهم يزجعىن قل سيزوا في ٱلرض فٱوظزوا كيف كان ع

شزكيه ٤٢كان أكثزهم م

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan

karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan

kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,

agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah:

"Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah

bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.

Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang

mempersekutukan (Allah)"

Page 7: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulilahirobil’alamin, dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah

SWTyang telah memberikan kekuatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

tugas akhir pada perkuliahan ini. Dengan rasa syukur peneliti mempersembahkan

skripsi ini kepada:

1. Kedua orang tercinta, Bapak Seniman (Alm) dan Mamakku tersayang

Fatonah yang telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, dan

dukungan moril maupun matrial dalam mengerjakan skripsi ini, serta

mendoakan dengan tulus untuk keberhasilanku.

2. Kepada Mamasku Saifudin Abdilah, serta Mbkku Lisma Linda serta

Mamasku Ahmad Rofik, yang selalu mendoakan memberiku semangat

dan juga dukungan serta mengingatkanku untuk selalu berusaha.

3. Almamater tercinta Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan

Lampung.

Page 8: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Selly Anggraini Putri, dilahirkan di Desa

Campang Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Penulis dilahirkan pada

hari sabtu tanggal 28 juni 1997, sebagai anak terakhir dari lima bersaudara, putri

pasangan Bapak Seniman dan ibu fatonah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2

Campang. 2010, melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama di

MTs YPPTQMH Kecamatan Ambarawa Kabupaten pringsewu. Pada tahun 2013,

kemudian melanjutkan sekolah ke SMAM 01 Gisting Kabupaten Tanggamus pada

tahun 2015.

Pada tahun yang sama yaitu 2015 penulis melanjutkan pendidikan di

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung mengambil jurusan Pendidikan

Biologi fakultas Tarbiyah dan Keguruan program srata 1 (S-1). Penulis juga aktif

sebagai Asisten Praktikum kebiologian yaitu Asisten Praktikum TTR pada tahun

2017/2018, Asisten Praktikum Embriologi 2017/2018, Asisten Praktikum

Mikrobiologi 2017/2018, dan Asisten Praktikum Bioteknologi 2018/2019, Asisten

Praktikum Biologi Umum 2019/2020.

Pada tanggal 25 Juli sampai 26 Agustus 2018 penulis melakukan Kuliah

Kerja Nyata di Desa Pandan Sari Selatan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten

Pringsewu. Penulis pada tanggal 28 Oktober 2018 melaksanakan Praktek

Pengalaman Lapangan di SMP 02 Bandar Lampung. Selama menempuh

pendidikan di UIN Raden Intan Lampung.

Page 9: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirobil’alamin puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan rahmat serta hidayat dan karunia_Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyususan skripsi ini. Sholawat beserta salam yang selalu

tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,

sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga akhir Zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan, petunjuk baik berupa material maupun spiritual, untuk itu

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah

menyumbangkan tenaga, waktu, pikiran maupun ilmu pengetahuan. Secara

khusus penulis ucapkan terimakasih kepada:.

1. Ibu Prof Dr. Nirva Diana selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Bapak. Dr. Eko kuswanto, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Progam studi

Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

3. Fredi Ganda Putra, M.Pd. selaku sekertaris jurusan Program Studi

Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Raden Intan.

4. Ibu MarlinaKamelia, M.Sc.Selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, motivasi dan waktu yang tiada hentinya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Rina Budi Satiyarti, M. Si. Selaku pembimbing I yang selalu

memberikan arahan dan bimbingan.

Page 10: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

ix

6. Bapak dan Ibu dosen dan Asisten dosen dilingkungan Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan khususnya di program Studi pendidikan Biologi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menempuh perkuliahan.

7. Bapak Arianto, Bapak Andreas, Bapak Emus Mulyadi dan Bapak

Sungsung yang mengizinkan serta membantu dalam data penulisan skripsi

ini.

8. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu memberikan motivasi serta

membantu dalam pembuatan skripsi ini Suci Ristawati, Reren Selawati,

Ria Tara Puspita, Rita Sahara dan Tina Wulandari.

9. Keluargaku di pondok Samara 2 lantai 3, Witiar Pramudita, Dita Ayu

Sarasita, Novi Hera Wati, Devi Krisnawati, Anggi Novitasari.

10. Keluarga besar Gen-F angkatan 15, dan keluarga besar Tim Asisten

Praktikum, yang membantu serta mendoakan dalam penyelesaian skripsi

ini.

11. Kakakku yang membantu dalam penyususan dan juga dukungan dalam

skripsi ini Novita Nur Hasanah, Oktafiana, dan Azis.

12. Adikku Nadia Savira dan juga Safitri yang mendukung dan juga

mendoakan penyusunan skripsi ini.

13. Teman-teman KKN 258 Desa Pandan Sari Selatan yang selalu

memberikan semangat, juga teman-teman PPL di SMP 02 Bandar

Lampung yang memberikan kecerian serta warna dalam hidupku.

14. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

skripsi baik berupa petunjuk atau berupa saran-saran.

Page 11: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

x

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan kekurangan dari karna keterbatasanya kemampuan penulis. Kritik dan

saran yang bersifat membangun penulis harapkan dari pembaca untuk perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

para pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, November 2019

Penulis,

Selly Anggraini Putri

NPM.1511060338

Page 12: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

xii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

PERSETUJUAN ................................................................................................... iv

PENGESAHAN ...................................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul Masalah ....................................................................... 1

B. Alasan Memilih Judul Masalah .............................................................. 2

C. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 2

D. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7

E. Batasan Masalah..................................................................................... 7

F. Rumusan Masalah .................................................................................. 7

G. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

H. Kegunaan Penelitian............................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme ..................................................................................... 9

B. Bakteri .................................................................................................... 9

C. Jamur .................................................................................................... 17

D. Kualitas Udara ...................................................................................... 19

E. Emisi Kendaraan Bermotor .................................................................. 20

F. Pencemaran Udara ............................................................................... 24

Page 13: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

xiii

G. Penelitian Relavan ................................................................................ 29

H. Kerangka Berfikir................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32

B. Alat dan Bahan ..................................................................................... 32

C. Variabel Penelitian ............................................................................... 33

D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 33

E. Metode Penelitian................................................................................. 33

F. Prosedur Penelitian............................................................................... 34

1. Memilih pusat perbelanjaan ruang parkir bawah tanah ................ 34

2. Pembuatan media tumbuh mikroba ................................................ 34

3. Pengambilan sampel....................................................................... 36

4. Pengamatan sampel ........................................................................ 36

5. Pengamatan morfologi mikroba ..................................................... 38

G. Parameter Penelitian............................................................................. 40

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40

I. Alur Kerja Penelitian............................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kualitas Udara Di Tinjau Dari Aspek Biologi .................................... 42

B. Kualitas Udara Di Tinjau Dari Aspek Fisika ...................................... 59

C. Kualitas Udara Di Tinjau Dari Aspek Kimia ...................................... 61

D. Hubungan Aspek Biologi Fisika Dan Kimia Dengan Kualitas Udara . 65

E. Hasil Penelitian Sebagai Sumber Belajar ............................................. 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 71

B. Saran ..................................................................................................... 71

DAFAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bentuk Kokus Sel Bakteri ................................................................ 11

Gambar 2.2 Bentuk Sel Bakteri Basillus ............................................................. 12

Gambar 2.3 Bentuk Sel bakteri Spiral ................................................................. 13

Gambar 2.4 Kurva Pertumbuhan Bakteri ............................................................. 15

Gambar 4.1 Grafik Koloni Bakteri Mal X ........................................................... 42

Gambar 4.2 Grafik Koloni Bakteri Mal Y ........................................................... 43

Gambar 4.3 Grafik Jumlah Rerata Bakteri Di waktu Pagi, Siang, Sore .............. 44

Gambar 4.4 Grafik Jumlah Koloni Bakteri Weekend Dan Weekday ................... 45

Gambar 4.5 Grafik Jumlah Koloni Jamur Mal X ................................................. 52

Gambar 4.6 Grafik Jumlah Koloni Jamur Mal Y ................................................. 53

Gambar 4.7 Grafik Jumlah Rerata Jamur Di waktu Pagi, Siang, Sore ................ 54

Gambar 4.8 Grafik Jumlah Koloni Jamur Weekend Dan Weekday .................... 54

Gambar 4.9 Pengamatan Mikroskopis Bakteri .................................................... 57

Gambar 4.10 Pengamatan Mikroskopis Jamur ...................................................... 58

Gambar 4.11 Ruang Parkir Bawah Tanah Mal X .................................................. 61

Gambar 4.12 Ruang Parkir Bawah Tanah Mal X .................................................. 61

Gambar 4.13 Grafik Rata-rata Gas Emisi CO ........................................................ 63

Gambar 4.14 Grafik Rata-rata Gas Emisi HC ........................................................ 64

Gambar 4.15 Grafik Rata-rata Gas Emisi NOx ..................................................... 64

Gambar 4.16 Grafik Rata-rata Gas Emisi SO2 ....................................................... 65

Page 15: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Mal X Kemampuan Bakteri Memfermentasikan Laktosa .................... 46

Tabel 4.2. Mal Y Kemampuan Bakteri Memfermentasikan Laktosa .................... 48

Tabel 4.3. Mal X Bakteri fecal Dan Non fecal ...................................................... 50

Tabel 4.4. Mal Y Bakteri fecal Dan Non fecal ...................................................... 51

Tabel 4.5. Mal X Kondisi Fisik Ruangan Parkir Bawah Tanah ........................... 59

Tabel 4.6. Mal X Kondisi Fisik Suhu Dan kelembapan ...................................... 60

Tabel 4.7. Data Kendaraan Bermotor ................................................................... 62

Tabel 4.8. Rerata Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor .................................... 62

Page 16: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Judul skripsi ini ialah “Hubungan Jumlah Total Mikroba Dengan Kualitas

Udara Di Ruang Parkir Bawah Tanah”. Supaya tidak ada kerancuan dalam

memahami maksud dari skripsi ini maka diperlukan adanya penegasan judul.

Judul ini memiliki beberapa istilah antara lain:

1. Hubungan dalam kamus besar bahasa Indonesia merupakan 1.

Keadaan berhubungan; 2. Kontak; 3. Sangkut paut; 4. Ikatan; 5.

Pertalian (keluarga, persahabatan, dan sebagainya).

2. Jumlah total mikroba yang di maksud dalam penelitian ini adalah

mikroba yang berada di ruang parkir bawah tanah pada pusat

perbelanjaan yang dihitung menggunakan metode open plate.

3. Kualitas udara dapat diartikan satu persatu yaitu, kualitas menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan tingkat baik buruknya

sesuatu kadar atau derajat atau taraf (kepandaian, kecakapan, dan mutu

dan sebagainya).1 Sedangkan udara adalah campuran berbagai gas

yang tidak bewarna dan tidak berbau (seperti oksigen dan nitrogen)

yang memenuhi ruang di atas bumi seperti yang kita hirup apabila kita

bernafas.2 Jadi, kualitas udara merupakan bentuk kesesuaian atau

tingkat baik buruknya kadar atau taraf tertentu berdasarkan mutu yang

1“Kamus Besar Bahasa Indonesia [online]” <http:/kbbi.web.id/>. Diakses pukul, 11.20,

27 September 2018. 2 Ibid. [Online]. https://kbbi.web.id/ udara. Diakses pukul, 11.35, 27 September 2018.

Page 17: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

2

ada di dalam udara itu sendiri yang pemanfaatanya dilakukan secara

bijaksana demi kehidupan yang akan datang.

Secara garis besar yang dimakud penulis dalam judul “Hubungan Jumlah

Total Mikroba Dengan Kualitas Udara Di Ruang Parkir Bawah Tanah” adalah

keterkaitan/ sangkut paut jumlah total mikroba dengan kualitas udara yang berada

di ruang parkir bawah tanah.

B. Alasan Memilih Judul

Alasan peneliti dalam memilih judul adalah:

1. Kualitas udara di ruang parkir menjadi faktor pertumbuhan mikroba

untuk itu diperlukan penelitian mengenai hubungan jumlah total

mikroba dengan kualitas udara di ruang parkir bawah tanah.

2. Kurangnya pengetahuan tentang bahayanya mikroba yang berada di

bawah ruang parkir.

C. Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba sering disebut dengan jasad hidup yang

ukurannya kecil (jasad renik) dan tidak bisa dilihat secara langsung oleh mata

karena ukurannya >0,1 mm. Umumnya mikroba dapat diamati dengan

menggunakan lup atau mikroskop. Namun, ada pula yang berbentuk koloni yang

terlihat tanpa harus menggunakan alat bantu.3

Mikroorganisme tumbuh bukan dengan bantuan media udara. Namun

sebagai pembawa bahan debu, serta tetesan cairan yang tersuspensikan.

3Sri Sumarsih, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar (Yogyakarta: UPN Veteran, 2003).h. 1.

Page 18: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

3

Selanjutnya terbentuk titik-titik cairan yang menguap dan mungkin di tempati

oleh mikroba. Mikroba di dalam udara dapat bertahan hidup tergantung pada

keadaan di sekelilingnya. Selain hal tersebut keberadaan mikroba juga bergantung

pada keadaan lainnya seperti: atsmotfer, kelembaban, suhu, cahaya matahari,

suhu, dan ukuran partikel yang membawa mikroba itu.4

Udara yang berada di sekitar kita merupakan kebutuhan manusia sebagai

makhluk hidup. Oksigen yang terkandung dalam udara dibutuhkan untuk proses

metebolisme, sebagai bahan utama dalam proses tersebut. Selain oksigen,

kandungan udara seperti nitrogen, karbon, mikroorganisme, jamur, virus dan lain

sebagainya.

Komponen udara bersih terdiri dari nitrogen 78%, oksigen 20,8%, argon

0,9%, karbon dioksida 0,03%, dan gas lainnya meliputi : helium, neon, kripton,

xenon, hidrogen, dan metan dengan presentase 0, 27% serta mengandung uap air

yang jumlahnya bervariasi .5 Sedangkan udara kotor atau polusi merupakan udara

yang mengandung debu, jelaga, pasir dan gas berbahaya.

Udara kotor dan udara bersih dapat dibedakan dengan menganalisis

kualitas udara yang berada dilingkungan. Kualitas udara menurut IKU (Indeks

Kualitas Udara) yaitu menunjukan suatu nilai mutu (tingkat kebaikan) udara

berdasarkan sifat-sifat unsur pembentukannya. IKU adalah suatu gambaran atau

4Koes Irianto, „Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2‟ (Jakarta: Yrama

Widya, 2006), h. 156-157. 5Dewi Yuliana Astuti, Pengetahuan Tentang Udara (Malang: Sarana Pascakarya Nusa,

2018).h.4.

Page 19: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

4

nilai parameter (indikator) individual polusi udara dengan berhubungan menjadi

suatu nilai sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat.6

Kualitas udara yang baik adalah udara yang didalamya tidak tercemar dan

tidak mengandung unsur-unsur berbahaya. Tercemarnya udara terjadi ketika

“masuk atau dimasukannya zat, energi/ dan komponen lain ke dalam udara

ambien7 oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan udara tersebut tidak dapat memenuhi fungsinya”.8

Udara yang tidak memiliki kualitas baik dan terdapat unsur-unsur yang

membahayakan bagi tubuh disebut udara tercemar.

Udara yang lembab memungkinkan untuk tumbuhnya mikroba, seperti

udara yang terdapat di dalam ruangan dibandingkan dengan luar ruangan.

Mikroba yang banyak di dalam ruangan contohnya ada di ruang parkir. Seiring

dengan perkembangan zaman dan sempitnya lahan di kota-kota besar termasuk

yang ada di Provinsi Lampung terutama kota Bandar Lampung. Ruang parkir

bawah tanah menjadi solusi utama untuk perusahaan, rumah sakit, pusat

perbelanjaan, dan lain sebagainya.

Pusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung berkembang semakin pesat,

hal tersebut juga berpengaruh pada jumlah pengunjung yang datang. Para

pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan biasanya menggunakan kendaraan

bermotor. Hal ini akan berdampak pada sempitnya lahan parkir yang tersedia pada

pusat-pusat perbelanjaan. Lahan parkir yang tersedia umumnya berupa ruang

6„Badan Pusat Statistik. 2013.

7 Ambien adalah udara yang terdiri dari oksigen, nitrogen, argon dan karbon dioksida atau

disebut komponen udara bersih. 8Pemerintah Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 41

Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara,” 1999.

Page 20: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

5

parkir bawah tanah, sebagai lahan bagi kendaraan bermotor baik roda dua maupun

empat. Kendaraan bermotor sering tidak kita sadari mengeluarkan gas emisi yang

berdampak negatif. Emisi gas buang merupakan sisa hasil pembakaran bahan

bakar yang prosesnya tidak sempurna dan dikeluarkan melalui sistem

pembuangan mesin atau knalpot. Pengeluaran zat buang dari mesin kendaraan

tersebut akan menghasilkan gas seperti uap air (H2O), karbon dioksida (CO2),

karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), nitrogen (NOx), sulfur dioksida

(SO2) dan particulate matter (PM) .9

Emisi gas buang kendaraan bermotor, menjadi faktor yang dapat

menyebabkan tercemaranya udara di dalam ruangan parkir. Hal ini menyebabkan

kualitas udara berubah, dan tidak dapat menjalankan keperuntukan fungsi udara

sebagaimana mestinya. Buruknya kualitas udara juga akan berpengaruh pada

tingkat kesehatan dan kehidupan populasi makhluk hidup disekitarnya tak

terkecuali manusia. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT. dalam Al-Qur‟an

surat Ar- Rum ayat 41-42 :

لنا لبحر بما كسبت ٱيدي ٱ

وٱ لب

لفساد ف ٱ

لوا لعلهم ظهرٱ ي ع ل

س ليذيقهم بعض ٱ

ين من قبل كن ١٤يرجعون ل قبة ٱ هظروا كيف كن ع

لرض فٱ

قل سيروا ف ٱ

شكين ه م ١٤ٱكث

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke

jalan yang benar). Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi

dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.

9Arianto yp Wardoyo, Emisi Particulate Kendaraan Bermotor Dan Dampak Kesehatan

(Malang: UNBRA, 2016).h.99.

Page 21: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

6

kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan

(Allah).”10

Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah SWT. telah memperingatkan

bahwa kejadian yang ada di muka bumi, termasuk berbagai penyakit yang

disebabkan oleh emisi gas buang udara adalah salah satu contoh kerusakan yang

dibuat oleh manusia. Maka kita diperintahkan untuk memperhatikan masalah ini

agar dapat mengambil pelajaran. Supaya apapun yang Allah SWT berikan di

muka bumi dapat dimanfaatkan dengan baik dan tidak menimbulkan dampak

kerusakan yang buruk bagi lingkungan.

Udara yang tercemar mampu menyebabkan penyakit pada manusia salah

satunya disebabkan oleh mikroba. Mikroba di udara sangat beragam ada yang

bersifat menguntungkan dan merugikan bagi makhluk hidup disekitarnya.

Mikroba yang menguntungkun seperti mikroba pengurai dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas kendaraan bermotor yang parkir di ruang parkir

bawah tanah pusat perbelanjaan akan menghasilkan emisi gas buang ke udara.

Udara merupakan medium tempat perpindahan mikroba dari tempat satu ke

tempat yang lainya. Hal ini diduga menyebabkan pencemaran udara, yang dapat

mempengaruhi jumlah mikroba yang berada didalamnya. Oleh karena itu,

diperlukan pemeriksaan mengenai hubungan kualitas udara di pusat perbelanjaan

kota Bandar Lampung, dengan cara menentukan jumlah total mikroba yang

berada di ruang parkir bawah tanah.

10

Departemen Agama RI, Al quran dan Terjemahanya (Bandung: Diponegoro, 2004).

Page 22: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

7

D. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalahnya yaitu.

1. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang selaras dengan jumlah

emisi gas buang.

2. Emisi gas buang menyebabkan pencemaran udara.

3. Udara yang tercemar mempengaruhi kualitas makhluk hidup

didalamya.

4. Emisi gas buang kendaran bermotor yang dilepaskan ke udara akan

mempengaruhi jumlah total mikroba.

5. Kurangnya penelitian tentang mikroba di ruang parkir bawah tanah di

pusat perbelanjaan Bandar lampung.

E. Batasan Massalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini berfokus pada mikroba yang berada di parkir bawah tanah

pusat perbelanjaan di kota Bandar Lampung.

2. Pengukuran parameter mikroba dilakukan di ruang parkir bawah tanah

pusat perbelanjaan yang berada di daerah kota Bandar lampung.

F. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah adakah hubungan jumlah total

mikroba dengan kualitas udara di ruang parkir bawah tanah?

Page 23: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

8

G. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jumlah total

mikroba dengan kualitas udaradi ruang parkir bawah tanah.

H. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Bagi masyarakat luas sebagai sumber informasi serta dapat mengurangi

penggunaan kendaraan bermotor yang sifatnya individu.

2. Bagi pusat perbelanjaan agar dapat memfasilitasi jaminan kesehatan bagi

karyawan yang bekerja di ruang parkir bawah tanah.

Page 24: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba merupakan jasad renik uniseluler ataupun

multiseluler berukuran kecil.1 Seringnya kita mengambil ketentuan, bahwa semua

makluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi disebut

mikroorganisme. Satu mikron bisa ditulis 1 = 0,001 mm. Jadi yang termasuk

golongan ini adalah:

a. Cendawan atau jamur tingkat rendah.

b. Bakteri.

c. Ragi yang secara sistematik masuk ordo jamur

d. Ganggang tingkat rendah

e. Hewan bersel satu atau protozoa

f. Virus yang dapat dilihat dengan mikroskop elektron, dan oleh karenanya

dikatakan makhluk ultra mikroskopik.2

B. Bakteri

1. Pengertian Bakteri

Nama bakteri berasal dari kata “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti

tongkat atau batang. Istilah tersebut dipakai untuk menyebut sekelompok

mikroorganisme yang bersel satu, tidak berklorofil (meskipun ada kecualinya)

berbiak dengan pembelahan diri, yang sedemikian kecilnya sehingga hanya

1(Irianto 2006)

2Dwijoseputro, Dasar- Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Djambatan, 2005).h.5.

Page 25: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

10

tampak dengan mikroskop.3Menurut pendapat buku lain bakteri merupakan

organisme uniseluler, nucleoid yaitu tidak mempunyai membran inti , tidak

berklorofil, saprofit atau parasit, pembelahan biner termasuk Protista. 4

2. Ukuran Sel Bakteri

Satuan ukuran bakteri yaitu dalam satuan mikrometer yang setara

dengan 1/ 1000 mm atau10-3

mm.5 Ukuran sel bakteri dinyatakan dalam satuan

mikron yaitu:

1 mikron ( atau mikrometer sama dengan seperseribu milimeter

1 milimikron atau nanometer (nm) sama dengan seperseribu

mikron

Ukuran sel setiap ragam bakteri bervariasi, contoh pada bakteri bentuk bulat

berdiameter 0,2-2,0 , bakteri bentuk batang memiliki kisaran panjang 2-10 ,

dan lebar 0,2 sampai 1,5 . Bakteri terkecil contohnya Dialester pneumosintes,

berukuran 0,15-0,30 . Bakteri besar contohnya Spirillum volutans, ukuran lebar

lebar 1,5 dan panjang 15 dan panjang 15 . Hal ini juga bergantung

pada faktor yang mempengaruhi ukuran sel yaitu umur sel lingkungan, teknik

laboratorium contohnya metode pewarnaan.6

3. Bentuk bakteri

Bentuk sel bakteri ada 3 macam yaitu:

Bulat (kokus).

3Ibid. h. 22.

4 (Astuti 2018)

5Pelczar dan E. S. C. Chan MJ, Dasar- Dasar Mikrobiologi Jilid 1 (Jakarta: UI Pres,

2008).h.100.

6Agnes Sri Harti, “Mikrobiologi Kesehatan,” Mikrobiologi Kesehatan (Yogyakarta: Andi,

2015), h. 12.

Page 26: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

11

Batang (basil).

Spiral ( lengkung atau koma ).7

(a) Bulat

Bakteri berbentuk bola atau bundar di namakan “coccus” dapat

dibedakan menjadi :

- Monokokus, merupakan bakteri berbentuk bola tunggal atau

berbentuk bundar tunggal.

- Diplokokus, merupakan bakteri berbentuk bola yang

bergandengan dua-dua atau berbentuk bundar dua-dua.

- Sarkina, merupakan bakteri berbentuk bola dengan empat-empat

bentuknya mirip dengan kubus.

- Streptokokus, merupakan bakteri bentuk bola atau bulat yang

membentuk rantai.

- Stafilokokkus, merupakan bakteri dengan bentuk bola yang

berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur, sehingga

bentuknya mirip dengan setangkup buah anggur. dan yang

mengkelompok empat berempat disebut tetrakokus.8

Gambar 2.1.Sel Bakteri Berbentuk Kokus9

7Ibid, h.13.

8Koes Irianto, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2 (Jakarta: Yrama Widya,

2006).h. 56-57

9 Mades Fifendy, Mikrobiologi (Depok: Kencana, 2017), h. 19.

Page 27: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

12

(b) Batang

Bakteri berbentuk batang disebut juga dengan basillus dapat pula

dibedakan atas:

- Monobasil tunggal, merupakan bakteri bentuk satu batang tunggal

- Diplobasil, merupakan bakteri dengan bentuk batang yang

bergandengan dua-dua seperti rantai.dua-dua

- Streptobacil merupakan bakteri batang yang bergandengan

memanjang membentuk koloni seperti rantai.10

-

Gambar 2.2. Sel Bakteri Berbentuk Basillus.11

(c) Spiral

Bakteri yang berbentuk melilit, disebut juga spirillum atau spiral.

ada 3 ragam jenisnya, sebagai berikut.

- Spiral merupakan golongan bakteri yang berbentuk seperti spiral

misalnya Spirillum. Sel tubuhnya umumnya kaku.

- Vibrio merupakan bentuk koma/ bentuk spiral tak sempurna.

10Koes irianto. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme jilid 1. Bandung : yrama widya,

2006, h. 57.

11

Mades Fifendy, Mikrobiologi (Depok: Kencana, 2017), h. 18

Page 28: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

13

- Spirochaeta merupakan golongan bakteri berbentuk spiral yang

bersifat lentur pada saat bergerak, tubuhnya dapat memanjang

dan mengerut.12

Gambar 2.3. Sel Bakteri Berbentuk Spiral.13

(d) Struktur Sel Bakteri

Sel bakteri terdapat dinding luar, membran sitoplasma, dan ada

bahan inti. Dinding luar terdiri atas 3 lapis, dari luar ke dalam yaitu

dinding sel, lapisan lendir, dan membran sitoplasma.14

(e) Lapisan Lendir

Kebanyakan bakteri terdapat lapisan lendir untuk menyelubungi

dinding sel seluruhnya. Jika lapisan lendir pada bakteri cukup tebal, di

sebut kapsula.15 Kapsul merupakan suatu lapisan lendir ataupun suatu

bahan kental. Kapsul sendiri mempunyai peran yang penting bagi bakteri,

kapsul penutup atau pelindung dan juga berfungsi sebagai gudang

makanan cadangan.

(f) Dinding Sel

12Koes Irianto, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2 (Jakarta: Yrama Widya,

2006), h. 58.

13

Mades Fifendy, Mikrobiologi (Depok: Kencana, 2017), h. 20.

14

Dwijoseputro, Dasar- Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Djambatan, 2005), h.24.

15

Ibid, 25

Page 29: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

14

Dinding sel adalah struktur kompleks, semi kaku, dengan ketebalan

10-23 nanomikron dan mengelilingi membran sitoplasma, yang berfungsi

memberi bentuk sel dan melindungi isi sel dari pengaruh luar sel.

Tersusun makromolekul peptidoglikan (murein) yang terdiri dari

disakarida dan polipeptida.16

(g) Membran Sitoplasma

Yaitu terletak di bawah dinding sel serta merupakan suatu

membran tipis disebut membran sitoplasma,dapat disebut sebagai

membran protoplasma atau sederhanaya membran plasma. Perkiraan

ketebalanya, yang didasarkan pada mikroorgafelektron irisan-irisan tipis,

iyalah sekitar 7,5 nm.17

(h) Inti

Bakteri memiliki inti yang terdiri dari Deoxyribo Nukleaic Acid

(DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA), Namun inti bakteri tidak

mempunyai membran atau dinding inti seperti pada sel prokaryon

(prokariotik).18

(i) Pertumbuhan Bakteri

Pertumbuhan umum digunakan untuk bakteri ataupun

mikroorganisme lain yang mengacu pada perubahan di dalam hasil panen

sel (pertambahan total masa sel) dan bukan perubahan individu

16Agnes Sri Harti, „Mikrobiologi Kesehatan‟, Mikrobiologi Kesehatan (Yogyakarta: Andi,

2015). h. 14.

17

Pelczar dan E. S. C. Chan MJ, Dasar- Dasar Mikrobiologi Jilid 1 (Jakarta: UI Pres, 2008), h.

119.

18

Dwijoseputro, dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta : Djambatan, 2005, h. 26

Page 30: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

15

organisme.19 Biasanya pada sel bakteri akan mengikuti fase

pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan bakteri. Dari percobaan

dengan escherchia coli dapat diketahui, bahwa bakteri ini tiap 20 menit

mengadadakan division atau mampu menggadakan selnya menjadi dua

kali lipat.20 Sebagaimana telah disebutkan, cara khas laju pertumbuhan

dan waktu generasi (waktu untuk populasi menjadi dua kali lipat)

berhubungan antara pertambahan sel dengan waktu berbentuk geometrik

eksponesial dengan rumus 2n yang merupakan singkatan aljabar yang

artinya jumlah akhir dalam hal, jumlah maksimum sel yang pada

akhirnya dicapai didalam populasi.21

Gambar 2.4. Kurva Pertumbuhan Bakteri.22

Gambar di atas merupakan kurva pertumbuhan bakteri yang menunjukan

perubahan kemiringan tingkat transisi suatu fase pertmbuhan bakteri ke fase

19Pelczar, MJ dan E.C. S. Chan. Op. cit, h. 148.

20

Dwijoseputro, Dasar- Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Djambatan, 2005), h.59.

21

Pelczar dan E. S. C. Chan MJ, Dasar- Dasar Mikrobiologi Jilid 1 (Jakarta: UI Pres, 2008), h.

149.

22

Mades Fifendy, Mikrobiologi (Depok: Kencana, 2017), h. 132.

Fase stasioner Fase stasioner

Fase kematian Fase kematian Fase eksponensial Fase eksponensial

Fase lag Fase lag

Page 31: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

16

upertumbuhan yang lainya. Kurva pertumbuhan bakteri dikelompokkan menjadi

empat bagian yaitu :

(a.) Fase adaptasi (lag) merupakan fase permulaan

Kecepatan pertumbuhan nol atau (tidak maksimum )/ fase adaptasi.

Tidak ada pertambahan populasi. Tetapi pertambahan substansi

intraseluler sehingga ukuran sel bertambah.

(b.) Fase pertumbuhan (logaritma/log) merupakan The log fase

eksponensial. Kecepatan pertumbuhan mencapai maksimal. Massa dan

jumlah sel bertambah secara eksponensial atau menjadi dua kali lipat

dengan waktu generasi sebagai konstanta, sehingga pertumbuhan akan

seimbang, yaitu sel membelah dengan kecepatan kostan. Biakan dalam

keadaan homogen dengan pertumbuhan sel pada kecepatan dan interval

sama.

(c.) Fase tetap maksimum/ The stationary phase/ fase statis/ Fase stasioner.

Kecepatan pertumbuhan mulai menurun, terjadi akumulasi metabolit.

Jumlah sel hidup tetap akan tetapi terjadi pengurangan nutrien maka

jumlah total sel mati dan hidup tetap serta akumulasi metabolit yaitu

jumlah sel tetap.

(d.) Fase kematian sama dengan fase penurunan populasi

Page 32: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

17

Populasi saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan

kehabisan nutrien, populasi bakterinya akan menurun kuantitasnya,

maka terjadilah laju kematian secara eksponensial terjadi penurunan

populasi sel-sel hidup hingga mencapai 0.23

C. Jamur

Jamur merupakan organisme eukariotik kemoheterotof, reproduksi secara

seksual dan aseksual, struktur vegetatif berupa sel tunggal atau berfilamen. Sifat

umumnya termasuk eukariotik. 24

1. Bentuk Morfologi Jamur

a) Yeast (khamir)

Mempunyai sifat uniseluler; non filamentous, dapat pseudohifa, bentuk

oval. Umumnya tidak punya alat gerak(non motil). Reproduksi aseksual

dengan pembelahan dan seksual.

b) Kapang (molds)

Sifat multiseluler reproduksi seksual atau aseksual strukturnya vegetatif

berfilamen/ benang disebut hifa. Kumpulan hifa disebut miselium.

c) Dimorfik

Mempunyai 2 bentuk pada pertumbuhanya, yaitu pada kapang membentuk

hifa vegetative dan aerial hifa, sedangkan pada khamir membentuk

kuncup. Banyak terdapat jamur patogen; dipengaruhi oleh suhu, pada suhu

37oC sebagai bentuk khamir dan pada suhu 25

oC sebagai bentuk kapang.

23(“Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online],” n.d.)

24

(Astuti 2018)

Page 33: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

18

d) Cendawan

Jamur tingkat tinggi dan tersusun sebagai tallus umumnya makroskopi,

dan ada yang menghasilkan mitotoksin.25

2. Pembiakan Jamur

Jamur berkembangbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai

macam spora. Macam-macam spora yang terjadi tanpa

perkawinan/vegetatif:

(a) Spora terjadi karena protoplasma didalam suatu sel tertentu

berkelompok-kelompok kecil, masing-masing mempunyai

membran serta inti sendiri. Set tempatnya terjadinya spora

disebut sporangium /spora (sporangiospora)

(b) Konidiospora yaitu spora yang terjadi akibat ujung suatu hifa

berbelah-belah seperti tasbih. Tidak ada sporangium, tiap spora

disebut konidiospora atau konidia saja, sedang tangkai pembawa

konidia yang disebut konidiofor.

(c) Pada spesies tertentu, bagian-bagian miselium dapat membesar

serta berdinding tebal, bagian itu disebut klamidospora

(Chlamydospora= spora yang berkulit tebal).

(d) Jika bagian-bagian miselium itu tidak menjadi lebih besar dari

pada aslinya, maka bagian-bagian ini disebut artro spora (serupa

batu bata), oidiospora atau oidia (serupa telur).

25Ibid, h.21-22.

Page 34: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

19

Pembiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogamete atau

dengan heterogamet. Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara

jenis sel kelamin itu belum sehingga semua nya kita sebut isogamet, diberi

tanda (+) dan (-), untuk membedakan jenisnya.26

D. Kualitas Udara

1. Pengertian Kualitas Udara

Kualitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kualitas / ku-„a-li-tas/n

berarti tingkat baik buruknya sesuatu; kadar/derajat/taraf (kepandaian, kecakapan,

dan mutu dan sebagainya).27 Sedangkan udara adalah campuran dari berbagai gas

tidak berwarna dan tidak berbau (seperti oksigen dan nitrogen) yang memenuhi

ruang di atas bumi seperti yang kita hirup apabila kita bernapas.28

Udara juga merupakan campuran gas yang adat pada permukaan bumi,

udara yang kering mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air,

karbon dioksida dan gas-gas lain.29 Menurut peraturan pemerintah RI No. 41

tahun 1999, udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk

hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti

pemanfaatannya harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan

kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.30

26(Indonesia 1999)

27

„Kamus Besar Bahasa Indonesia [Online]‟ <http:/kbbi.web.id/>. Diakses pukul, 11.20, 27

September 2018.

28

Ibid. [Online]. https://kbbi.web.id/ udara. Diakses pukul, 11.35, 27 September 2018.

29

Dewi Yuliana Astuti, Pengetahuan Tentang Udara (Malang: Sarana Pascakarya Nusa,

2018).h.4.

30

Pemerintah Republik Indonesia, „Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 41 Tahun

1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara‟, 1999.

Page 35: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

20

Jadi, kualitas udara merupakan bentuk kesesuaian atau tingkat baik

buruknya kadar atau taraf tertentu berdasarkan mutu yang ada di dalam udara itu

sendiri yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana demi kehidupan yang

akan datang.

2. Udara Bersih

Udara yang kita hirup sering tidak disadari akan kehadiranya hal ini

disebabkan karena udara yang kita hirup sering kali tidak berbau, warna dan rasa.

komposisi udara bersih sangat bervariasi dari satu tempat ketempat lain di seluruh

dunia rata-rata dalam presentasi volume gas dalam udara bersih dan kering, yaitu

nitrogen 78%, oksigen 20,8%, argon 0,9%, Karbon dioksida 0,03%, dan gas lain

0, 27% yang meliputi helium, neon, krypton, xenon, hydrogen, dan methan. 31

E. Emisi Kendaraan Bermotor

1. Komposisi emisi kendaraan bermotor

Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang menggunakan mesin teknik

sebagai alat gerak digunakan sebagai alat transportasi, secara umum kendaraan

bermotor menggunakan mesin pembakaran. Pembakaran adalah reaksi kimia yang

terjadi dalam waktu yang cepat antara oksigen dan bahan bakar yang akan

menghasilkan energi serta emisi. Emisi atau gas buang kendaraan bermotor

komposisinya bergantung pada jenis bahan bakar, jenis mesin, dan jenis lainya.32

Emisi gas buang kendaraan bermotor terdiri dari senyawa yang tidak

berbahaya dan senyawa yang berbahaya. Senyawa yang tidak berbahaya yaitu

31 Devianti Muziansyah, Rahayu Sulistyorini, and Syukur Sebayang, „Model Emisi Gas

Buangan Kendaraan Bermotor Akibat Aktivitas Transportasi ( Studi Kasus : Terminal Pasar

Bawah Ramayana Koita Bandar Lampung )‟, Jrsdd, 3.1 (2015), h. 4.

Page 36: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

21

seperti nitrogen, karbon dioksida dan uap air, tetapi didalamnya terkandung juga

senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan gas

buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan. Bahan pencemar yang

terutama terdapat didalam gas buang kendaraan bermotor adalah karbon

monoksida (CO), berbagai senyawa hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen

(NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat-partikulat debu termasuk timbal (PB).

Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel organik, dilepaskan keudara

karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar.33

Komposisi emisi gas buang terdiri dari beberapa komponen antara lain :

1. CO (Karbon Monoksida) merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak

beraroma ataupun berbau, gas ini terjadi bila bahan bakar atau unsur C

tidak mendapatkan ikatan yang cukup dengan O2 (oksigen) artinya udara

yang masuk ke ruang silinder kurang atau suplai bahan bakar berlebihan.

2. NO (Nitrogen Oksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini akan

terjadi bila panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses pembakaran

sehingga kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi NOx.

3. HC (Hidrokarbon), warna kehitam-hitaman dan berbau cukup tajam, gas

ini terjadi apabila proses pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung

dengan baik atau suplai bahan bakar berlebihan.

4. CO2 (Karbon dioksida) Tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini

terjadi akibat pembakaran yang sempurna antara bahan bakar dan udara

dalam hal ini oksigen.

33(Aditama 1995)

Page 37: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

22

5. SO2 (Oksida Belerang), dapat menimbulkan efek iritasi pada saluran

nafas sehingga menimbulkan gejala batuk, sesak nafas dan meningkatkan

asma.

6. PM10 (Particulate Matter) adalah debu partikulat yang terutama

dihasilkan dari emisi gas buangan kendaraan. Sekitar 50% - 60% dari

partikel melayang merupakan debu berdiameter 10 μm. Debu PM10 ini

bersifat sangat mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, sehingga

PM10 dikategorikan sebagai Respirable Particulate Matter (RPM).

Akibatnya akan mengganggu sistem pernafasan bagian atas maupun

bagian bawah (alveoli). Pada alveoli terjadi penumpukan partikel kecil

sehingga dapat merusak jaringan atau sistem jaringan paru-paru,

sedangkan debu yang lebih kecil dari 10 μm, akan menyebabkan iritasi

pada mata.34

2. Dampak terhadap kesehatan

Keterkaitan pencemaran udara di perkotaan dan kemungkinan adanya resiko

terhadap kesehatan, baru dibahas pada beberapa dekade belakangan ini. Pengaruh

yang merugikan mulai dari meningkatnya kematian akibat adanya episod smog

sampai pada gangguan estetika dan kenyamanan. Gangguan kesehatan lain

diantara kedua pengaruh yang ekstrim, misalnya kanker pada paru-paru atau organ

tubuh lainnya. Penyakit pada saluran tenggorokan yang bersifat akut dan kronis,

kondisi yang diakibatkan karena pengaruh bahan pencemar terhadap organ lain

seperti paru-para, misalnya sistem syaraf. Karena setiap individu akan terpajang

34Muziansyah, Sulistyorini, and Sebayang. h. 59.

Page 38: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

23

oleh banyak senyawa secara bersamaan, sering kali sangat sulit untuk menentukan

senyawa mana atau kombinasi senyawa yang mana yang paling berperan

memberikan pengaruh membahayakan terhadap kesehatan.

Bahaya emisi gas buang ken.daraan bermotor terhadap kesehatan

bergantung dari toksitas (daya racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas

masyarakat terpapar olehnya. Istilah dari bahayanya terhadap kesehatan yang

digunakan adalah pengaruh bahan pencemar yang dapat menyebabkan

meningkatnya resiko atau penyakit atau kondisi medik lainnya pada seseorang

ataupun kelompok orang. Pengaruh ini tidak dibatasi hanya pada pengaruhnya

terhadap penyakit yang dapat dibuktikan secara klinik saja, tetapi juga pada

pengaruh yang pada suatu mungkin juga dipengaruhi faktor lainnya seperti umur

misalnya. Telah banyak bukti bahwa anak-anak dan para lanjut usia merupakan

kelompok yang mempunyai resiko tinggi di dalam peristiwa pencemaran udara.

Anak-anak lebih peka terhadap infeksi saluran pernafasan dibandingkan

dengan orang dewasa, dan fungsi paru-paru nya juga berbeda. Para usia lanjut

masuk di dalam kategori kelompok resiko tinggi karena penyesuaian kapasitas

dan fungsi paru-paru menurun, dan pertahanan imunitasnya melemah. Karena

kapasitas paru-paru dari penderita penyakit jantung dan paru-paru juga rendah,

kelompok ini juga sangat peka terhadap pencemaran udara. Berdasarkan sifat

kimia dan perilakunya di lingkungan, dampak bahan pencemar yang terkandung

di dalam gas buang kendaraan bermotor digolongkan sebagai berikut :

Page 39: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

24

1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan.

Yang termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat,

oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya.

2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik,

seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam.

3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker misalnya

hidrokarbon.

4. Kondisi yang dapat mengganggu kenyamanan seperti kebisingan, debu

jalanan, dll.35

F. Pencemaran Udara

1. Pengertian Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi,

dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga

mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara

ambien tidak dapat memenuhi fungsinya,36 hal ini sesuai dengan peraturan

pemerintah RI No 41 tahun1999 tentang pengendalian pencemaran udara.

2. Polusi Udara

Polusi udara merupakan salah satumasalah kesehatan yang penting.

Dampak buruk populasi udara pada kesehatan mulai banyak di bicarakan telah

timbulnya beberapa kejadian di Belgia tahun 1930, pennsylvania di tahun 1948

dan di londan pada tahun 1952. pada kejadian – kejadian di atas terjadi stagnasi

35Ibid, h 3-4.

36

Pemerintah Republik Indonesia, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 41 Tahun

1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara,” 1999.

Page 40: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

25

udara yang mengakibatkan peningkatan jumlah bahan polutan di udara, khususnya

sulfur dioksida dan partikel lainya yang diikuti dengan peningkatan angka

kematian secara tajam. Sebagian besar dengan korban terdiri dari mereka yang

sangat muda, sangat tua, atau mereka yang sebelumya memang telah menderita

penyakit paru atau jantung. Kematian umumnya di sebabkan oleh pneumonia,

bronkhitis dan penyakit paru atau jantung lainyanya. Dampak buruk polusi udara

bagi kesehatan tidak dapat di bantah lagi, baik polusi udara di ruangan(indoor air

polution) maupunyang di luar ruangan. ( outdoor air polution). Polusi di luar

ruangan biasanya terjadi karena asap dari industri – industri tertentu dan juga asap

kendaraan bermotor, sementara polusi udara di dalam ruangan terjadi karena asap

rokok, gangguan sirkulasi udara di gedung- gedung dan asap yang terjadi di

dapur-dapur tradisional ketika memasak. Selama ini banyak diantara kita yang

beranggapan bahwa masalah polusi udara semata-mata terjadi di udara bebas (

outdoor) kita belum menyadari bahwa polusi di dalam.37

3. Bentuk-Bentuk Pencemaran Zat-Zat Udara

Zat-zat pencemaran udara terdapat dalam bentukgas atau partikel (biasanya

sebagai sebagai baha-bahan partikulat). Kedua bentuk zat pencemar udara 90%

berbentuk gas. Bentuk-bentuk zat pencemar yang sering terdapat diatsmosfer

adalah :

Gas : Kedaan gas dari cairan atau bahan padatan.

Embun : Tetesan cairan yang sangat halus yang tersuspensi di udara.

Uap : Keadaan gas dari zat padat volatile atau cairan

37 Tjandra Yoga Aditama, Polusi Udara Dan Kesehatan (Jakarta: Arcan, 1995).

Page 41: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

26

Awan : Uap yang dibentuk pada tempat tinggi.

Kabut : Awan yang tersuspensi dalam udara yang dihasilkan dari

pemecahan bahan.

Haze : Partikel-partikel debu atau garam yang tersuspensi dalam tetes

air

Asap : Padatan gas yang berasal dari pembakaran tidak sempurna.38

4. Jenis-jenis Pencemaran Udara

Berdasarkan jenis-jenis pencemaran udara adalah sebagai berikut

- Menurut bentuk: gas partikel

- Menurut tempatnya yaitu: di dalam ruangan (indoor) dan (outdoor)

- Ganguan kesehatan : iritansia, askfisia, anetesia, toksis

- Menurut asal : primer dan sekunder

- Bahan atau zat pencemaran udara dapat berbentuk gas dapat dibedakan

diantaranya pada jenis belerang yang terdiri dari sulfur dioksida (SO2) dan

hidrogen sulfida (H2S) dan sulfat aerosol, Golongan nitrogen terdiri dari

nitrogen oksida (N2O), nitrogen monoksida (NO), amoniak (NH3), dan

nitrogen dioksida (NO2), Golongan karbon terdiri dari karbon dioksida

(CO2) , karbon monoksida (CO), dan hidrokarbon. Golongan gas yang

berbahaya seperti benzene, vinyil klorida, dan air raksa uap

Sedangkan pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan antara lain:

Mineral (anorganik) dapat berupa racun contohnya air raksa dan timah

Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzen

38Rukaesih achmad. Kimia lingkungan. Jakarta: Andi. 2004, h. 121-122

Page 42: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

27

Makluk hidup terdiri dari bakteri, virus dan telur cacing.39

5. Sumber Pencemaran

Pencemaran sebagai sumber dapat diartikan sebagai kegiatan yang

mengeluarkan bahan tercemar ke udara sehingga udara tidak dapat berfungsi

sebagai mana mestinya, sumber tercemararnya udara antara lain:

a) Pencemaran udara menurut tempat sumbernya dibedakan menjadi dua

yaitu:

Pencemaran udara bebas (out door air pollution) sumber

pencemaran udara bebas :

Alamiyah berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan dan

lain-lain

Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri,

rumah tangga, asap kendaraan bermotor, dan lain-lain

Pencemaran udara ruangan (indoor air pollution), berupa yang

berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

b) Berdasarkan asal atau kelajutanya

Berdasarkan asal ataupun kelanjutan di udara, pencemaran dapat

dibedakan menjadi dua yaitu: pencemaran udara primer, dan

pencemaran udara sekunder.

Pencemaran udara primer

39 Dewi yuliana astuti. Pengetahuam tentang udara. Malang : Sarana Pancakarya Nusa. 2018,

h. 21.

Page 43: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

28

Pencemaran udara primer yaitu semua pencemaran diudara yang

ada dalam bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat

dibebaskan dari sumbernya sebagai hasil dari proses tertentu.

Pencemaran udara primer mencakup 90% dari jumlah pencemaran

udara seluruhnya, umum yang berasal dari sumber-sumber yang

diakibatkan oleh aktivitas manusia, seperti industri dimana dalam

industri tersebut terjadi proses pembakaran, proses pemurnian/

peleburan logam; dan hasil emisi gas buang kendaraan bermotor dan

lainya. Dari keseluruhanya pencemaran primer tersebut, sumber

pencemaran utama berasal dari sektor transportasi yang mencapai

presentase 60%. Pencemaran udara primer dapat digolongkan menjadi

lima kelompok berikut: (1) Karbon monoksida (CO), (2) Nitrogen

oksida (NOx), (3) Hidrokarbon (HC), (4) Sulfur oksida (SOx), (5)

partikel.40

Pencemaran udara sekunder

Pencemaran udara sekunder merupakan semua pencemaran di

udara yang sudah berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih

kontaminan/ politan. Umumnya polutan sekunder tersebut merupakan

hasil antara polutan primer dengan polutan primer dengan polutan

lainya yang ada diudara. Reaksi- reaksi yang menimbulkan polutan

sekunder yang terjadi melalui reaksi fotokimia dan reaksi oksida

katalis. Pencemaran sekunder yang terjadi melalui reaksi fotokimia,

40Philip Kristanto, Ekologi Industri, Yogyakarta (Yogyakarta: Andi, 2002). h. 99.

Page 44: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

29

misalnya oleh pembentukan ozon, yang terjadi melalui molekul-

molekul hidrokarbon yang ada di udara dengan NOx melalui pengaruh

sinar ultraviolet dari matahari.41 Berbagai bahan pencemaran kadang

bereaksi satu sama lain yang akan menghasilkan jenis pencemaran baru,

yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi

secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, pencemaran

seperti ini disebut dengan pencemaran sekunder.

c) Berdasarkan wujut fisik dan kimianya

Berdasarkan wujut fisiknya, pencemaran udara dibedakan menjadi

gas dan partikel. Partikel merupakan benda-benda padat/cair yang

dimensinya sedemikian kecilnya sehingga memungkinkan melayang di

udara. 42

G. Penelitian Relavan

Penelitian relavan yang menjadi sumber penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Gabriel Andari Kristanto yang berjudul “analisis kualitas

udara di ruang parkir bawah tanah dan pengaruhnya terhadap pengguna”.

Menghasilkan kualitas mikrobiologi di dalam ruangan lebih tinggi akibat dari

paparan emisi dan menjadi tempat tumbuh suburnya bakteri. Penelitian yang

dilakukan oleh Gabriel di lakukan di daerah Jakarta dan parameter yang diukur

adalah kosentrasi CO, konsentasi NO, kemudian pengukuran pencemaran

mikrobiologi, dan juga suhu serta kelembapan udara. Penelitian ini mempunyai

41Ibid, h. 125.

42

Ibid . h. 126-127

Page 45: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

30

persamaan yaitu kualitas udara yang berada di ruang parkir bawah tanah dan

parameter yang diukur meliputi suhu, dan juga total jumlah mikroba. Dan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian dilakukan di kota Bandar

Lampung.

Penelitian yang selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Eko

Pudjadi yang berjudul “kualitas mikrobiologis udara di salah satu pusat

perbelanjaan di Jakarta selatan”. Penelitanya di lakukan pada area parkir, taman

bermain anak, food court, dan hasilnya mikroba yang paling banyak ada di area

parkir. Penelitian ini mempunyai kesamaan yaitu meneliti kualitas udara secara

mikrobiologis, hanya saja area tempat pengambilan sampel yang berbeda.

Penelitian yang selanjutnya yaitu yang dilakukan oleh Novita nur hasanah

dengan judul “studi komparasi total jumlah mikroba di lahan parkir Universitas

Islam Negeri Raden Intan Lampung”. Penelitian yang di lakukan oleh Novita

dilakukan di parkiran UIN Raden Intan Lampung dengan parameter penelitian

jumlah mikroba, sifat-sifat koloni mikroba dan morfologi mikroba dengan

menggunakan metode open plate/ pembukaan cawan NA dan PDA. Persamaan

dengan skripsi penulis adalah parameter yang di gunakan dan metode yang

digunakan. Perbedaannya terletak pada lahan parkir yang di gunakan oleh Novita

dilakukan pada lahan parkir UIN Raden intan dan di ruang terbuka hijau,

sedangkan peneliti menggunakan lahan parkir yang berada di ruang parkir bawah

tanah pusat perbelanjaan Bandar Lampung.

H. Kerangka Berfikir

Page 46: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

31

Udara merupakan komponen terpenting untuk seluruh makhluk hidup,

seperti manusia yang membutuhkan udara sebagai penunjang kehidupan. Udara

dapat terbagi menjadi udara luar ruangan dan udara dalam ruangan. Kualitas

udara dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan terutama pada ruangan kerja

ataupun ruangan lainya.

Pusat perbelanjaan adalah sarana yang penting untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari dan juga sebagai sarana rekreasi. Untuk itu butuh akses untuk pergi ke

pusat perbelanjaan tersebut. Salah satu akses tercepat menuju pusat perbelanjaan

adalah dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat. Hal ini dapat

berpengaruh untuk ketersedian ruangan parkir. Maka dari itu, seiring dengan

perkembangan zaman modern di gunakan lah ruang parkir bawah tanah sebagai

lahan parkir.

Kendaraan bermotor dapat mengeluarkan emisi gas buang. Emisi gas buang

adalah polutan yang dapat mengotori udara yang dihasilkan dari sisa pembakaran.

Gas buang kendaraan yang dimaksud disini adalah gas sisa proses pembakaran

yang dibuang ke udara maupun melalui saluran buang kendaraan yang terdapat

emisi pokok yang dihasilkannya. Komposisi-komposisi bahan pencemar antara

lain bahan partikulat, SO2, CO, CO2, NO2, CO3, Pb, C2H2n+2 yang sangat berbahaya

untuk makluk hidup. Efek kendaraan bermotor dapat membahayakan lagi jika

terjadi di dalam ruangan seperti halnya ruang parkir. Hal ini akan menjadi pemicu

tumbuhnya mikroba yang menjadikan udara sebagai fasilisator medium

hidupnya.Uraian diatas adalah alasan peneliti untuk melakukan penelitian

Page 47: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

32

mengenai hubungan jumlah total mikroba dengankualitas udara di ruang parkir

bawah tanah.

Page 48: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga, Polusi Udara dan Kesehatan (Jakarta: Arcan, 1995).

Anwar, Chairul. Hakikat Manusia Dalam Pendidikan: Sebuah Tinjauan Filosofis

(Yogyakarta: SUKA-Press, 2014).

Astuti, Dewi Yuliana, Pengetahuan Tentang Udara (Malang: Sarana Pascakarya

Nusa, 2018)

Atmojo, Andi Tri Founder Indonesian. Media EMB. Indonesia Medical Laboratory,

18 November 2019.

Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik, 2013.

Dwijoseputro, Dasar- Dasar Mikrobiologi (Jakarta: Djambatan, 2005)

Fardiaz, Srikandi. Polusi Air dan Udara. (Kanisius: Yogyakarta1992)

Fifendy, Mades, Mikrobiologi (Depok: Kencana, 2017)

Harti, Agnes Sri, “Mikrobiologi Kesehatan,” Mikrobiologi Kesehatan (Yogyakarta:

Andi, 2015).

Indonesia, Pemerintah Republik, “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer

41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara,” 1999

Irianto, Koes, Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2 (Jakarta: Yrama

Widya, 2006)

Kamelia, Marlina. Buku Panduan Praktikum (Bandar Lampung: Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung, 2018)

“Kamus Besar Bahasa Indonesia [online]” <http:/kbbi.web.id/>

Kristanto, Philip, Ekologi Industri, Yogyakarta (Yogyakarta: Andi, 2002)

Laila, et.all. “Kualitas Udara Dalam Ruang Pepustakaan Universitas X Ditinjau Dari

Kualita Biologi Fisik Dan Kimia”. Jurnal Makara Kesehatan, 12,2.2008.

MJ, Pelczar dan E. S. C. Chan, Dasar- Dasar Mikrobiologi Jilid 1 (Jakarta: UI Pres,

2008)

Murtius, Wenny Surya. Modul Praktek Dasar Mikrobiologi.(Sumatra Barat:

Universita Andalas, 2018),

Page 49: HUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/8970/1/SKRIPSI_PERPUS.pdfHUBUNGAN JUMLAH TOTAL MIKROBA DENGAN KUALITAS UDARA DI RUANG PARKIR BAWAH TANAH Skripsi

Muziansyah, Devianti, Rahayu Sulistyorini, dan Syukur Sebayang, “Model Emisi

Gas Buangan Kendaraan Bermotor Akibat Aktivitas Transportasi ( Studi Kasus :

Terminal Pasar Bawah Ramayana Koita Bandar Lampung ),” Jrsdd, 3 (2015)

Moerjoko .“Kaitan Sistem Ventilasi Bangunan dengan Keberadaan Mikroorganisme

udara ”(Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur 32,1. 2004)

Novita Nur Hasanah, “Studi Komparasi Total Jumlah Mikroba di Lahan Parkir

Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung”. (Skripsi Program Pendidikan

Biologi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung , Bandar lampung, 2019)

Pudjadi, Eko, “Kualitas Mikrobiologis Udara DI Salah Satu Pusat Perbelanjaan DI

Jakarta Selatan,” Jurnal biologi, 8.2 (2015)

RI, Departemen Agama, Al quran dan Terjemahanya (Bandung: Diponegoro, 2004)

Sri Sumarsih, Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar (Yogyakarta: UPN Veteran, 2003)

Suarjana, I gusti ketut dkk. Modul Isolasi dan Identifikasi Bakteri.(Universitas

Udayana : Fakultas Kedokteran Hewan. 2017)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2018)

Tim Pengembagan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (Jakarta:

PT Imperal Bhakti Utama, 2007)

Tugaswati, A.Tri, “Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya Terhadap

Kesehatan,” Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel, 1 (2008)

Vidyautami, Huboyono, dan Hadiwidodo. “ Pengaruh Penggunaan Ventilasi (AC dan

Non AC) Dalam Ruangan Terhadap Keberadaan Mikroorganisme”

Wardoyo, Arianto yp, Emisi Particulate Kendaraan Bermotor Dan Dampak

Kesehatan (Malang: UNBRA, 2016).

Yusmaniar, Wardiyah dan Khairunnida. Mikrobiologi dan Parasitologi.(Jakarta

Selatan: Mentri Kesehatan Republik Indonesia, 2017)