hubungan fasilitas belajar di sekolahdan motivasi …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. skripsi full...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASIBELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO
(Skripsi)
Oleh
VIKA NADIANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
ABSTRAK
HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASIBELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO
Oleh
Vika Nadiana
Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas IV SD
Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar di sekolah dan
motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo. Jenis penelitian yaitu penelitian ex-postfacto korelasi.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 154 peserta didik dan 63 peserta didik
digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, angket dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah
korelasi product moment dan multiple correlation. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar di sekolah dan
motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,667
berada pada kriteria kuat.
Kata kunci: fasilitas belajar, hasil belajar, motivasi belajar
ABSTRACK
THE RELATION BETWEEN LEARNING FACILITIES AT SCHOOL ANDLEARNING MOTIVATION WITH THE LEARNING OUTCOMES AT
FOURTH GRADE OF SD GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO
By
Vika Nadiana
The problem of the research was the low of student learning outcomes of grade IV
elementary school Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. The purpose of the
research was to determine the positive and significant relation between learning
facilities at school and learning motivation with the learning outcomes at fourth
grade of SD Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. The type of the research was
an ex-postfacto correlation. The population of this research amounted to 154
students and 63 students were used as research sample. The technique of
collection data uses observation, questionnaire and documentation studies. The
data analysis used product moment correlation and multiple correlation. The
results showed that the were a positive and significant correlation between
learning facilities at school and learning motivation with the learning outcomes at
fourth grade of SD Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo by correlation
coefficient of 0,667 which the strong criteria.
Keywords: learning facilities, learning outcomes, learning motivation
HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASIBELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO
OlehVIKA NADIANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2020
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Vika Nadiana dilahirkan di Desa
Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung
Timur Provinsi Lampung, pada tanggal, 29 November
1997. Peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Warsino dengan Ibu Siti Indariyati.
Pendidikan formal yang telah diselesaikan peneliti sebagai berikut.
1. SD Negeri 3 Banjarrejo lulus tahun 2009.
2. SMP Negeri 7 Metro lulus tahun 2012.
3. SMA Muhammadiyah 2 Metro lulus tahun 2015.
Pada tahun 2015, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
MOTO
“Kesuksesanmu tidak akan menghampirimu jika kamu tidak mengejarnya. Bergeraklah,
berjalanlah, dunia tidak hanya yang bisa kamu lihat saja.Puncakmu berada di atas, dan kamu
tidak dapat meraihnya tanpa pengorbanan dan perjuangan. Mulailah dari tempat terdekatmu, dan
lakukanlah dengan sejuta caramu”
(Peneliti)
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Puji syukur kehadirat Allah SWT dan rasul-Nya nabi Muhammad SAW, dengan
segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Orang tuaku tercinta, Bapak Warsino dan Ibu Siti Indariyati
Yang senantiasa memberikan didikan terbaik dari semua guru, memberikan rasa cinta
serta kasih sayang yang tulus, mengorbankan segala hal demi kebahagiaan anak-
anaknya, dan tak pernah lelah melantunkan doa-doa bagi kebaikan dan kesuksesanku.
Terima kasih, kalian adalah orang tua juara satu sedunia.
Adikku tersayang, Edward Arya Dinata
Terima kasih untuk segala doa yang telah dipanjatkan, engkau adalah alasanku untuk
menjadi lebih baik setiap harinya. Semoga karya kecil ini dapat menjadi motivasi
bagimu untuk tak lelah menuntut ilmu. Teruslah belajar untuk menjadi kebanggaan
Bapak dan Ibu.
Almamater tercinta, Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Hubungan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi
Belajar dengan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Karomani, M. Si., Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Riswandi, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD Universitas
Lampung, Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, motivasi dan saran yang membangun selama masa
kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas
Lampung dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya
memberikan bimbingan selama penyelesaian skripsi.
6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan
saran yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Kepala SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak dan Ibu pendidik kelas IVSD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro
Husodo yang telah membantu dan memberikan fasilitas demi kelancaran
penelitian.
10. Peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang
telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan
baik.
11. Rekan-rekan mahasiwa S1-PGSD FKIP Universitas Lampung angkatan 2015.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun
peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan
pendidikan khususnya sekolah dasar.
Metro, 17 Februari 2020Peneliti
Vika NadianaNPM 1513053019
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 10
B. Kerangka Pikir ................................................................................... 30
C. Hipotesis ........................................................................................... 34
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 35
B. Setting Penelitian .............................................................................. 35
C. ProsedurPenilaian .............................................................................. 36
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 37
E. Variabel Penelitian ............................................................................ 40
F. Definisi Konseptual Variabel ............................................................. 40
G. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 41
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43
I. Instrumen Penelitian .......................................................................... 45
J. Uji Prasyarat Instrumen ..................................................................... 46
K. Teknik Analisis Data ......................................................................... 52
L. Hipotesis Statistik ............................................................................. 55
M. Rumusan Hipotesis ........................................................................... 55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah..................................................................................... 58
B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 64
C. Data Variabel Penelitian ................................................................... 65
D. Hasil Analisis Data ........................................................................... 69
E. Pembahasan ....................................................................................... 76
F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 82
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 84
B. Saran .................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Ketuntasan Mid Semester Ganjil Kelas IV ................................. 52. Data Jumlah Peserta Didik Kelas IV.................................................... 373. Jumlah Anggota Sampel penelitian...................................................... 394. Skor Alternatif Jawaban Skala Likert .................................................. 425. Skor Alternatif Jawaban Skala Likert .................................................. 456. Kisi-kisi Instrumen Angket Fasilitas Belajar di Sekolah ..................... 457. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ...................................... 468. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket X1 .................. 499. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket X2 .................. 5110. Kriteria Interpertasi Koefisien Korelasi (r) .......................................... 5411. Data Variabel Xdan Y.......................................................................... 6512. Distribusi Frekuensi Data Variabel Y.................................................. 6613. Distribusi Frekuensi Data Variabel X1................................................. 6714. Distribusi Frekuensi Data Variabel X2................................................. 6815. Peringkat Korelasi antara Variabel X1, X2dan Y.................................. 75
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian ........................................................................... 332. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Y ........................................... 673. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel X1 .......................................... 684. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel X2 .......................................... 69
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan setiap manusia
sebagai dasar guna membuka jendela pengetahuan agar dapat mengembangkan
kemampuan, bakat dan potensi yang dimiliki di dalam dirinya. Peranan
pendidikan juga untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita–
cita yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 (2003: 1) bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(Sisdiknas 2011: 3)
Perwujudan tujuan pendidikan nasional perlu diimbangi dengan peningkatan
mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangatlah erat kaitannya dengan mutu
pendidik dan mutu peserta didik. Pendidik sebagai pengelola kegiatan
pembelajaran merupakan faktor penentu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan
pendidikan. Seorang pendidik yang profesional tidak cukup hanya dengan
menguasai materi pelajaran saja, akan tetapi harus mampu mengayomi,
menjadi contoh, dan selalu mendorong peserta didik untuk lebih baik dan maju.
2
Selain faktor pendidik, dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan juga
tidak terlepas dari faktor peserta didik. Peningkatan mutu pendidikan haruslah
pula diikuti dengan peningkatan mutu peserta didik. Peningkatan mutu peserta
didik dapat dilihat pada tingkat hasil belajar peserta didik.
Peserta didik mendapat hasil belajar yang baik merupakan sebuah kebanggaan,
namun bukanlah hal yang mudah, karena keberhasilan belajar peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan memerlukan usaha yang besar untuk
meraihnya. Dalyono (2012: 55), berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar
disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu
yang berasal dalam diri (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat,
motivasi, minat, dan cara belajar, serta ada pula dari luar dirinya (eksternal)
meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah pada peserta didik, yaitu
sekolah, pendidik dan fasilitas belajar. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor fasilitas belajar dan motivasi
belajar.
Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, dikarenakan
keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran
serta keberlangsungan proses belajar peserta didik. Fasilitas belajar merupakan
alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik
melakukan proses belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan
efektif. Apabila tersedianya fasilitas belajar yang baik maka peserta didik akan
semakin baik dalam belajar. Untuk dapat belajar dengan baik antara lain
seorang peserta didik membutuhkan sebuah meja tulis, kursi dan buku
3
pelajaran. Jika hal tersebut dapat terpenuhi maka akan tercipta suasana tenang
dalam belajar dan ini akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Ketersediaan fasilitas belajar tidak lepas dari peranan orang tua yang peduli
dengan kelengkapan fasilitas belajar yang dimiliki oleh anak-anaknya, karena
ketersediaan fasilitas belajar akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Selanjutnya, Matin dan Nurhattati (2016: 1) menyatakan betapa pentingnya
fasilitas belajar di sekolah, keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat
dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki
sekolah. Kelancaran proses pembelajaran akan baik jika didukung fasilitas
pembelajaran yang lengkap dengan kondisi yang baik sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai.
Selain fasilitas belajar, motivasi belajar juga menjadi faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Motivasi merupakan
prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran
sehingga sangat penting dan diperlukan dalam proses belajar-mengajar.
Menurut Sardiman (2012: 40) seseorang akan berhasil dalam belajar, jika
dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah
yang disebut dengan motivasi. Sejalan dengan pendapat Sardiman, menurut
Mulyasa (2012: 195) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya perilaku seseorang ke arah suatu tujuan tertentu.
Kenyataanya dorongan setiap orang dalam belajar dapat berbeda. Ada peserta
didik yang memang rajin belajar karena ingin mendapat nilai tinggi namun ada
juga peserta didik yang belajar karena takut dimarahi oleh orang tua. Adanya
perbedaan motivasi tersebut dipengaruhi oleh motivasi internal yang muncul
4
dari dalam diri sendiri dan motivasi eksternal yang muncul dalam diri
seseorang karena adanya pengaruh dari luar seperti guru, orang tua dan
lingkungan sekitar. Peserta didik yang kurang termotivasi atau tidak memiliki
motivasi belajar dalam dirinya akan melemahkan kegiatan belajar yang dapat
menyebabkan hasil belajar menjadi rendah. Semakin jelas bahwa hasil belajar
peserta didik merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat
sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar
seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tanggal 16 Juni 2019 menunjukkan
terdapat masalah dalam proses belajar-mengajar, seperti keadaan ruang kelas
kurang bersih, terdapat beberapa meja dan kursi yang rusak, ketersediaan buku
paket kurang memadai, alat-alat kebersihan yang kurang memadai, kurangnya
penggunaan media pembelajaran sehingga peserta didik merasa bosan dan
kurang tertarik. Kemudian dalam diri peserta didik menunjukkan bahwa tingkat
motivasi belajar masih rendah. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa peserta
didik yang tidak mencatat dan kurang memperhatikan penjelasan guru, ada
beberapa peserta didik yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung, serta
ada pula yang mengobrol dan bercanda dengan temannya.
Studi dokumentasi yang dilakukan menunjukkan bahwa masih banyak peserta
didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang hasil belajar
tematiknya kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai mid semester
ganjil kelas IV sebagai berikut.
5
Tabel 1. Nilai ketuntasan Mid Semester Ganjil Kelas IV SD Se-GugusDokter Wahidin Sudiro Husodo Tahun Pelajaran 2019/2020
No. Nama SekolahJumlahSiswa
KKM Nilai Angka
PresentasiTuntas
dan TidakTuntas
Keterangan
1.SD Negeri 1
Metro Barat36 75
≥75 14 39 % Tuntas
<75 22 61 %BelumTuntas
2.SD Negeri 2
Metro Barat19 70
≥70 7 37 % Tuntas
<70 12 63 %BelumTuntas
3.SD Negeri 3
Metro Barat29 70
≥70 13 45 % Tuntas
<70 16 55 %BelumTuntas
4.SD Negeri 4
Metro Barat35 70
≥70 14 40 % Tuntas
<70 21 60 %BelumTuntas
5.SD Negeri 5
Metro Barat35 70
≥70 13 37% Tuntas
<70 22 63 %BelumTuntas
(Sumber: Dokumentasi peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter WahidinSudiro Husodo)
Berdasarkan tabel tersebut, jumlah seluruh peserta didik kelas IV yang tuntas
hanya sebanyak 61 orang dari 154 peserta didik. Hal ini kemungkinan dapat
terjadi karena fasilitas belajar yang kurang memadai sehingga lemahnya
motivasi peserta didik untuk belajar. Pendidik yang memiliki posisi penting
haruslah dapat menumbuhkan ketertarikan dan semangat dalam diri peserta
didik untuk belajar sehingga perolehan hasil belajar maksimal.
Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Fasilitas Belajar
di Sekolah dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV
SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Keadaan ruang kelas kurang bersih
2. Terdapat beberapa meja dan kursi yang rusak
3. Ketersediaan buku paket kurang memadai
4. Alat-alat kebersihan yang kurang memadai
5. Kurangnya penggunaan media pembelajaran
6. Ada beberapa peserta didik yang tidak mencatat dan kurang memperhatikan
penjelasan guru
7. Ada beberapa peserta didik yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung
8. Peserta didik mengobrol dan bercanda dengan temannya
9. Rendahnya hasil belajar kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro
Husodo
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, oleh
karena itu peneliti memberi batasan masalah yaitu fasilitas belajar di sekolah
(X1), motivasi belajar (X2), dan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-
Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo (Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka diperoleh
rumusan masalah yaitu :
7
1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo?
2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo?
3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo?
4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar
peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian ini
yaitu:
1. Mengetahui hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dengan hasil
belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro
Husodo.
2. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar peserta
didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
3. Mengetahui hubungan antara fasilitas belajar dengan motivasi belajar
peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
4. Mengetahui hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dan motivasi
belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD
Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
8
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta Didik
Memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi peserta didik untuk
meningkatkan motivasi belajar demi tercapainya hasil belajar peserta didik
yang lebih baik.
2. Pendidik
Memberikan wawasan tentang pentingnya factor yang mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
3. Sekolah
Memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD
Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
4. Peneliti
Memberikan ilmu pengetahuan baru, wawasan, dan pengalaman yang
berharga dan bermanfaat bagi peneliti dalam meningkatkan kompetensi
sebagai calon pendidik di tingkat sekolah dasar.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:
1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian yang dilaksanakan adalah ilmu
pendidikan di SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo, dengan jenis
penelitian ex-postfacto korelasi.
9
2. Ruang Lingkup Subjek
Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo, dengan jumlah 154 siswa. Subjek lain dalam
penelitian ini adalah wali kelas IV.
3. Ruang Lingkup Objek
Objek dalam penelitian adalah fasilitas belajar, motivasi belajar dan hasil
belajar tematik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
4. Ruang Lingkup Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo, yang berada di Kecamatan Metro Barat, Kota Metro,
Provinsi Lampung.
5. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian dilaksanakan di semester ganjil pada tahun pelajaran
2019/2020.
10
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh setiap manusia yang
ingin mengetahui atau melakukan sesuatu yang baru, dengan kata lain
belajar adalah proses setiap orang melakukan perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman serta latihan
yang dilakukan secara terus-menerus. Djamarah (2014: 13) belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannnya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor.
Menurut Slameto (2015: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sardiman
(2012: 21) belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik,
untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, yang berarti
menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
11
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan dalam
diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku. Perubahan
tersebut diantaranya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor
pola pikir, yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan interaksi
dengan lingkungannya.
b. Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan
mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih
dominan pada peserta didik, sementara mengajar secara instruksional
dilakukan oleh pendidik. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi
peserta didik dengan pendidik atau sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Kimble dan Garmezy (dalam Thobroni 2015: 17)
pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan
merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.
Karwono dan Mularsih (2017: 19) mengemukakan pembelajaran
merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor internal dan eksternal agar
terjadi proses pada diri individu yang belajar. Pembelajaran
membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung bersifat
permanen dan merubah perilaku. Proses tersebut terjadi pengingatan
informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi
kognitif (Thobroni 2015: 17).
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh faktor internal dan
12
eksternal peserta didik yang kemudian terjadi proses penyimpanan
informasi. Sehingga dapat merubah perilaku peserta didik tersebut ke
arah yang lebih baik.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan timbal balik yang dihasilkan akibat kegiatan
belajar dan pembelajaran. Susanto (2013: 5) mengemukakan hasil
belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Nawawi (dalam Susanto 2013: 5) hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Bloom
(dalam Sudjana 2010: 22) belajar mencakup:
1) Ranah kognitif yaitu memahami pengetahuan faktual dengancara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahutentang dirinya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,di sekolah, dan tempat bermain.
2) Ranah afektif yaitu memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, percaya diri, dan santun.
3) Ranah psikomotor adalah menyajikan pengetahuan faktualdalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karyayang estetis, gerakan yang mencerminkan anak sehat, dantindakan yang mencerminkan anak yang beriman danberakhlak mulia.
Menurut Rusman (2017: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar antara lain meliputi:
1) Faktor internal meliputi faktor jasmaniah (pendengaran,penglihatan, dan struktur tubuh) dan faktor psikologis (bakat,minat, kebiasaan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri).
2) Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungansekolah, lingkungan teman sebaya, fasilitas belajar, adatistiadat, kurikulum dan lingkungan keamanan.
13
Pendapat Sunarto (2009: 54) juga sejalan dengan pedapat sebelumnya
bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu:
1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasaldari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasibelajarnya, seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat danmotivasi.
2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapatmempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasaldari luar diri seseorang tersebut, yang termasuk faktor-faktorekstern antara lain: keadaan lingkungan keluarga, keadaanlingkungan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi
pada diri peserta didik akibat timbal balik dari kegiatan belajar dan
pembelajaran, dimana perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor
intern dan ekstern yang akan berdampak langsung pada aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor peserta didik yang dinyatakan dalam
bentuk skor.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor kemampuan peserta didik dan faktor lingkungan.
Sudjana (dalam Susanto 2013: 14) hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dalam diri
peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau
faktor lingkungan.Wasliman (dalam Susanto 2013: 12) hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal dan faktor
14
eksternal. Maksud dari faktor internal dan faktor eksternal tersebut
yaitu:
1. Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yangbersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhikemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar peserta didikyang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah danmasyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasilbelajar peserta didik. Keluarga yang morat-marit keadaanekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yangkurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hariberperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupansehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Dalyono (2012: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil
belajar yaitu:
1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, sepertikesehatan, interegensi, bakat, minat, motivasi, cara belajar.
2. Faktor-faktor lingkungan meliputi:a. Keluarga, seperti pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan orang tua, perhatian orang tua, keadaanrumah.
b. Sekolah, berupa kualitas guru, metode mengajar,kurikulum, fasilitas di sekolah, jumlah murid per kelas,pelaksanaan tata tertib sekolah.
c. Masyarakat, misalnya pendidikan masyarakat dan moralsekitar.
d. Lingkungan sekitar misalnya bangunan rumah, suasanasekitar, keadaan lalu lintas, iklim.
Slameto (2015: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor internalYaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.Faktor internal terdiri dari:a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan).
15
c. Faktor kelelahan.2. Faktor eksternal
Yaitu faktor yang ada di luar individu.Faktor eksternal terdiri dari:a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomikeluarga, pengertian orang tua, dan latar belakangkebudayaan).
b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi gurudengan siswa, displin sekolah, alat pelajar, waktu sekolah,standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, fasilitassekolah, metode dan media dalam mengajar dan tugasrumah).
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,media, teman gaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hasil
belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar peserta didik.
2. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang menggabungkan
beberapa materi pelajaran dan menyajikannya ke dalam sebuah tema atau
topik. Menurut Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik dapat
diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi
beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan.
Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik. Majid (2017: 80) mengemukakan
pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
16
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, melibatkan peserta didik secara langsung dalam
pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri
berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
Majid (2017: 89) menyatakan karakteristik pembelajaran tematiksebagai berikut. (1) berpusat pada peserta didik, (2) memberikanpengalaman langsung, (3) pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas,(4) menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran, (5) bersifatfleksibel, (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain danmenyenangkan.
Adapun karakteristik menurut Hajar (2013: 43) adalah sebagai berikut.
(1) berpusat pada peserta didik, (2) memberikan pengalamanlangsung, (3) tidak terjadi pemisahan materi pelajaran secara jelas,(4) menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran, (5) bersifatfleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhanpeserta didik, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain danmenyenangkan, (8) mengembangkan komunikasi peserta didik, (9)mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, (10) lebihmenekankan proses daripada hasil.
17
Rusman (2012: 258) menyatakan karakteristik pembelajaran tematik
sebagai berikut. (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, (3) pemisah antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas, (4) bersifat flaksibel.
Berdasarkan uraian para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut. 1) berpusat
pada peserta didik, 2) memberikan pengalaman langsung, 3) menyajikan
konsep dari berbagai materi pelajaran, 4) bersifat fleksibel, 5) lebih
menekankan proses daripada hasil, 6) menggunakan prinsip belajar
sambil bermain dan menyenangkan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di
antaranya yaitu, Rusman (2012: 257) menyatakan kelebihan yang
dimaksud, yaitu:
1. Menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator sertaisi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpangtindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebabisi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana ataualat, bukan tujuan akhir.
3. Pembelajaran tidak terpecah-pecah karena siswa dilengkapidengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akanmendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebihterpadu juga.
4. Memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata sehinggadapat mempertinggi kesempatan transfer belajar.
5. Adanya pemaduan antar mata pelajaran, maka penguasaan materipembelajaran akan semakin baik dan meningkat.
Kekurangan dari pembelajaran tematik, yaitu:
1. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorentasi padadampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga padaproses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
18
2. Menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya produk, tetapi jugapada proses.
3. Menuntut adanya teknik evaluasi yang ragamnya, sehingga tugasguru menjadi lebih banyak.
Menurut Khasanah (dalam Suryosubroto 2009: 2) kelebihan dan
kekurangan dari pembelajaran tematik sebagai berikut.
1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan pesertadidik.
2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkatperkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan danbermakna.
4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama,toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Kekurangan dari pembelajaran tematik, yaitu:
1. Pendidik dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
Majid (2017: 92) menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari
pembelajaran tematik sebagai berikut.
1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhanpeserta didik.
2. Memberi pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yangrelevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan pesertadidik.
3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan danbermakna.
4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai denganpersoalan yang dihadapi.
5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan
yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
kelebihan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
menyenangkan, dapat menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja
19
sama, memberi pengalaman belajar yang relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Kekurangan pembelajaran
tematik adalah pendidik harus memiliki kemampuan yang tinggi dan
tidak semua pendidik mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.
3. Fasilitas Belajar di Sekolah
a. Pengertian Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar merupakan komponen yang penting dalam sebuah
kegiatan pembelajaran. Gie (dalam Saputra 2016: 30) untuk belajar yang
baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai, antara lain
ruang belajar yang baik, alat belajar yang tepat, perlengkapan belajar
yang efisien. Bafadal (2014: 2) fasilitas belajar dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu sarana dan prasarana pendidikan, sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan
prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang
secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah.
Djamarah (2014: 81) fasilitas belajar adalah kelengkapan yang
menunjang belajar anak didik di sekolah, segala sesuatu yang
memudahkan anak didik. Fasilitas belajar yang mendukung kegiatan
belajar peserta didik akan menyebabkan proses belajar menjadi
menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
20
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik kesimpulan
bahwa fasilitas belajar dapat diartikan segala sesuatu yang digunakan
secara langsung maupun tidak langsung, untuk mempermudah dan
melancarkan proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Fasilitas yang dimaksud adalah sarana dan prasarana belajar yang di
butuhkan peserta didik untuk belajar di sekolah.
b. Macam-macam Fasilitas Belajar
Pada dasarnya fasilitas belajar terdiri dari dua unsur, yaitu sarana dan
prasarana. Mulyasa (dalam Baharud dan Moh. Makin 2010: 84)
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secaralangsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses belajar mengajar, seperti papan tulis, spidol,penghapus, alat tulis, buku dan media pengajaran. Sedangkanprasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsungmenunjang jalannya suatu proses pendidikan atau pengajaran disuatu lembaga pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, halaman,kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan sebagainya. Apabilaprasarana tersebut digunakan secara langsung untuk kegiatan belajarmengajar, misalnya kebun sekolah digunakan untuk kegiatan belajarbiologi maka kebun sekolah menjadi sarana pendidikan.
Gie (dalam Saputra 2016: 31) macam-macam fasilitas belajar dapat di
indikatorkan sebagai berikut:
1. Ruang atau tempat belajarSalah satu syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknyaadalah tersedianya ruang atau tempat belajar, inilah yangdigunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajarmengajar. Ruang atau tempat belajar yang memadai dan nyamanuntuk belajar maka siswa akan memperoleh hasil belajar yangbaik. Tempat belajar yang baik harus mempertimbangkanpenerangan dan sirkulasi udara yang baik.
2. Perabotan belajar yang lengkapPerabotan yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajaryang baik, diantaranya yaitu meja belajar, kursi belajar, danlemari buku serta kemungkinan perabotan lain yang diperlukanuntuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
3. Perlengkapan belajar yang efisien
21
Perlengkapan belajar adalah sebagai bagian dari sistem yangharus ada agar kesatuan sistem kegiatan dapat terlaksana dengansempurna dan terarah ketujuan yang dilakukan. Kekuranganalat, ketiadaan atau kurang tepat alat yang dipergunakan akanmengurangi sempurnannya efisiensi maupun efektifitas kegiatanatau bahkan berhenti sama sekali. Syarat yang lain dalamkegiatan belajar mengajar yaitu buku pegangan. Buku-bukupegangan yang dimaksud di sini adalah buku-buku pelajaranyang dapat menunjang pemahaman siswa dalam menerimamateri yang disampaikan oleh guru.
Bafadal (2014: 2) fasilitas dapat dikelompokan menjadi dua yaitu sarana
pendidikan dan prasarana pendidikan.
1. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok
yaitu:
a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai
1) Sarana pendidikan yang habis dipakai, yaitu segala bahan atau alatyang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat.Misalnya kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswadalam pembelajaran.
2) Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu keseluruhan alat ataubahan yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktuyang relatif lama. Misalnya bangku sekolah, mesin tulis, atlas,globe, dan alat olah raga.
b. Ditinjau dari bergerak tidaknya
1) Sarana pendidikan yang bergerak, yaitu sarana pendidikan yangbisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya,misalnya lemari arsip sekolah dan bangku sekolah.
2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak, yaitu semua saranapendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untukdipindahkan, misalnya sekolah yang sudah menggunakan PDAM,pipanya tidak dapat dipindahkan ke tempat- tempat tertentu.
c. Ditinjau dari hubungan dengan proses pembelajaran
1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam prosesbelajar mengajar. misalnya kapur tulis, atlas, buku paket, dan saranapendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.
22
2) Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan denganproses belajar mengajar. Misalnya lemari arsip di kantor sekolah.
2. Prasarana Pendidikan
Prasarana pendidikan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam:
a. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk prosesbelajar mengajar, seperti ruang belajar, ruang perpustakaan, ruangpraktik, ketrampilan, ruang laboraturium dan lain-lain.
b. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan dalam prosesbelajar mengajar, tetapi secara langsung dapat menunjang terjadinyaproses belajar mengajar. Misalnya ruang kantor, kantin, jalan menujusekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang kepala sekolah, dan tempatparkir.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
macam-macam fasilitas belajar ialah dikelompokan menjadi dua yaitu
sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti
alat tulis, buku paket, papan tulis, meja dan kursi sekolah, dan lemari arsip
sekolah. Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran di suatu lembaga
pendidikan misalnya ruang belajar, ruang perpustakaan, ruang praktik, ruang
kantor, kantin, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang kepala
sekolah, dan tempat parkir.
Berbagai macam fasilitas belajar yang telah disebutkan di atas, semuanya
saling melengkapi satu sama lain. Kelengkapan fasilitas baik sarana dan
prasarana belajar akan mempermudah proses kegiatan belajar peserta didik
sehingga peserta didik semakin mudah menerima ilmu yang diajarkan dan
tujuan pendidikan dapat tercapai.
23
4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi
hasil belajar peserta didik. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Menurut A.W. Bernard (dalam Prawira, 2016: 319)
motivasi merupakan fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan
tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak
ada gerakan sama sekali ke arah tujuantujuan tertentu. Dimyati dan
Mudjiono (2013: 80) menyatakan motivasi adalah dorongan mental yang
menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku
belajar. Uno (2013: 1) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun
dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Melalui pemaparan para ahli tersebut, motivasi merupakan kekuatan
dorongan baik dari luar individu maupun dari dalam untuk mengarahkan
melakukan perbuatan ke arah tujuan tertentu. Kekuatan dorongan yang
awalnya tidak ada sama sekali hingga muncul keinginan melakukan
gerakan.
Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi
optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan
makin berhasil pula pelajaran itu. Menurut Sardiman (2016: 75) motivasi
belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri peserta didik
yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan belajar sehingga tujuan
24
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Dalyono
(2009: 57) motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau dorongan
yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar.
Uno (2013: 23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau
unsur yang mendukung.
Sesuai dengan pendapat para ahli tersebut, motivasi belajar merupakan
dorongan yang timbul dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu
keinginan belajar. Seiring dengan munculnya motivasi dalam diri
seseorang maka akan dapat menghasilkan perubahan tingkah laku.
b. Macam-macam Motivasi Belajar
Motivasi sangat diperlukan oleh peserta didik salah satunya untuk
meningkatkan hasil belajarnya. Motivasi belajar tidak hanya berasal
dari dalam diri individu atau peserta didik namun juga berasal dari luar
diri peserta didik. Sardiman (2012: 86) macam-macam motivasi terdiri
dari empat sudut pandang yaitu: (1) Motivasi dilihat dari dasar
pembentukkannya; (2) Motivasi menurut pembagiannya; (3) Motivasi
jasmaniah dan rohaniah; (4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Mudjiono (2013: 86) menyebutkan macam-macam motivasi ada dua,
yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah
motivasi yang didasarkan pada motif˗motif dasar, yang berasal dari
segi biologis atau jasmani manusia, dan motivasi sekunder adalah
motivasi yang dipelajari atau motivasi sosial.
25
c. Indikator Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar adalah dua aspek yang saling mempengaruhi. Hakikat
motivasi belajar adalah dorongan atau daya penggerak yang timbul dalam
diri peserta didik untuk melakukan suatu keinginan belajar. Sardiman
(2016: 83) mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada pada peserta didik
di antaranya adalah:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalamwaktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidakmemerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.d. Lebih senang bekerja mandiri.e. Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Motivasi belajar merupakan dorongan atau daya penggerak yang timbul
dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu keinginan belajar sehingga
tujuan dapat tercapai. Motivasi ini akan membuat peserta didik dapat
memiliki perubahan tingkah laku sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai, oleh sebab itu terdapat sejumlah indikator untuk mengetahui
peserta didik memiliki motivasi belajar. Indikator yang digunakan dalam
menyusun kisi-kisi instrumen angket untuk mengungkap salah satu
variabel bebas dalam penelitian ini yaitu mengadopsi pendapat tersebut.
Indikatornya antara lain: ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi
kesulitan, minat dalam belajar, dapat mempertahankan pendapat, tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.
26
5. Penelitian yang Relevan
Berikut ini hasil penelitiann terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
untuk mengetahui posisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:
1. Sidik Wirdayanto (2016)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Fasilitas Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus Wijaya Kusuma
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan
fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar yaitu dengan koefisien
korelasi sebesar 0,597 lebih besar dari pada rtabel yaitu 0,248. Persamaan
antara penelitian Sidik Wirdayanto dengan penelitian yang peneliti
laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu fasilitas belajar.
Perbedaannya terletak pada jumlah variabel yang digunakan, penelitian
tersebut hanya menggunakan dua variabel, sementara peneliti terdiri atas
tiga variabel. Jenis sampel yang digunakan, peneliti menggunakan
sampel penelitian peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo.dan tempat penelitian di SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo pada tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian Sidik
Wirdayanto menggunakan sampel penelitian kelas IV di SDN Gugus
Wijaya Kusuma Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang dan waktu
penelitiannya pada tahun pelajaran 2016/2017. Mengingat persamaan
dan perbedaan yang telah diuraikan, maka penelitian Sidik Wirdayanto
dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.
27
2. Markus (2016)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi
Belajar pada Siswa Kelas V SDN Dabin II Kecamatan Gajahmungkur
Semarang”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara hubungan motivasi belajar terhadap
prestasi belajar yaitu dengan koefisien korelasi sebesar 0,690 yang
berada dalam kriteria kuat. Persamaan antara penelitian Markus dengan
penelitian yang peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu
motivasi belajar. Perbedaannya terletak pada jumlah variabel yang
digunakan, penelitian tersebut hanya menggunakan dua variabel,
sementara peneliti terdiri atas tiga variabel. Jenis sampel yang
digunakan, peneliti menggunakan sampel penelitian peserta didik kelas
IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.dan tempat penelitian
di SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tahun pelajaran
2019/2020. Penelitian Markus menggunakan sampel penelitian kelas V
SDN Dabin II Kecamatan Gajahmungkur Semarang dan waktu
penelitiannya pada tahun pelajaran 2016/2017. Mengingat persamaan
dan perbedaan yang telah diuraikan, maka penelitian Markus dapat
menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.
3. Betti Cahya Wulandari (2017)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi dan Fasilitas Belajar
terhadap Hasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN Gugus Sunan
Ampel Kabupaten Demak”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dengan motivasi belajar peseta didik dengan hasil korelasi
28
sebesar 0,689 yang berada dalam kriteria kuat. Persamaan antara
penelitian Betti Cahya Wulandari dengan penelitian yang peneliti
laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu motivasi belajar dan
fasilitas belajar. Perbedaannya terletak pada hasil belajar yang diukur,
penelitian tersebut mengukur hasil belajar IPS, sementara peneliti
mengukur hasil belajar tematik. Jenis sampel yang digunakan, peneliti
menggunakan sampel penelitian peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo.dan tempat penelitian di SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tahun pelajaran 2019/2020.
Penelitian Betti Cahya Wulandari menggunakan sampel penelitian kelas
V SDN Gugus Sunan Ampel Kabupaten Demak dan waktu penelitiannya
pada tahun pelajaran 2017/2018. Mengingat persamaan dan perbedaan
yang telah diuraikan, maka penelitian Betti Cahya Wulandari dapat
menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.
4. Irma Widyastuti (2017)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Fasilitas Belajar dan Motivasi
Belajar terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas III SDN Gugus Dwija
Harapan Kota Semarang”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan hasil korelasi
sebesar 51,1%. Persamaan antara penelitian Irma Widyastuti dengan
penelitian yang peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu
fasilitas belajar dan motivasi belajar. Perbedaannya terletak pada hasil
belajar yang diukur, penelitian tersebut mengukur hasil belajar PKn ,
sementara peneliti mengukur hasil belajar tematik. Jenis sampel yang
29
digunakan, peneliti menggunakan sampel penelitian peserta didik kelas
IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.dan tempat penelitian
di SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tahun pelajaran
2019/2020. Penelitian Irma Widyastuti menggunakan sampel penelitian
kelas III SDN Gugus Dwija Harapan Kota Semarang dan waktu
penelitiannya pada tahun pelajaran 2017/2018. Mengingat persamaan
dan perbedaan yang telah diuraikan, maka penelitian Irma Widyastuti
dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.
5. Penelitian Fiska Santika, Rina Selva Johan, Gani Haryana (2015)
Penelitian yang berjudul “The Effect of Learning Facilities Toward
Student Learning Outcomes”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara The Learning
Facilities with Student Learning Outcomes yaitu R2 (R Square Change)
diperoleh nilai sebesar 0,392 yang artinya terdapat pengaruh antara
fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 39,2%. Persamaan antara
penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti laksanakan yaitu
sama-sama membahas mengenai fasilitas belajar. Jurnal menunjukkan
bahwa adanya hubungan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar.
Perbedaannya terletak pada jumlah populasi penelitian, Fiska Santika,
Rina Selva Johan dan Gani Haryana menggunakan siswa kelas X dan XI
IPS SMAN 1 Teluk Kuantan sebanyak 209 orang peserta didik, dan
yang menjadi sampel sebanyak 137 orang peserta didik, sedangkan
peneliti menggunakan kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro
Husodo sebanyak 154 orang peserta didik, dan yang menjadi sampel
sebanyak 63 orang peserta didik. Mengingat persamaan dan perbedaan
30
yang telah diuraikan, maka penelitian Fiska Santika, Rina Selva Johan
dan Gani Haryana dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti
laksanakan.
B. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
1. Kerangka Pikir
Penelitian agar memiliki arah yang lebih jelas, perlu disusun sebuah
kerangka pikir. Sugiyono (2016: 91) mengemukakan bahwa kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Intinya kerangka pikir memudahkan penulis untuk
mengidentifikasikan hubungan antar kedua variabel. Kerangka pikir yang
baik akan menjelaskan secara teoritis keterkaitan antar variabel yang akan
diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan antara variabel bebas dan
terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar di sekolah dan
motivasi belajar, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah hasil belajar
peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti terangkan
keterkaitan antar variabel secara teoritis.
1. Hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar
peserta didik
Kegiatan belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh fasilitas belajar
yang baik. Peserta didik dapat belajar lebih baik, nyaman dan
menyenangkan apabila terdapat fasilitas belajar yang memadai dan
dapat dimanfaatkan oleh peserta didik.
31
Fasilitas belajar diduga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik, apabila peserta didik mempunyai fasilitas belajar yang baik
maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik, dan apabila fasilitas
belajar peserta didik kurang baik maka ia akan mendapatkan hasil
belajar yang kurang baik. Oleh sebab itu, untuk mencapai hasil belajar
yang baik perlunya fasilitas belajar yang memadai yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik, sehingga hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai.
2. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar peseta
didik
Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan
tergantung dari pelaksanaan atau proses kegiatan tersebut. Salah satu
faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa
adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Motivasi belajar
merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam
belajar. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat peserta didik
belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar
peserta didik tersebut. Dalam pembelajaran, motivasi belajar diduga
berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, bila tingkat motivasi
belajar peserta didik baik, maka hasil belajar peserta didik akan
meningkat sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam proses
pembelajaran, dan sebaliknya hasil belajar peserta didik akan menurun
apabila motivasi belajar peserta didik rendah.
32
3. Hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dengan motivasi
belajar
Fasilitas belajar adalah alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk
membantu peserta didik melakukan proses belajar. Tersedianya
fasilitas belajar yang baik maka peserta didik akan semakin baik dalam
belajar. Fasilitas belajar di sekolah yang baik diduga berpengaruh
terhadap motivasi belajar. Jika fasilitas belajar di sekolah baik maka
motivasi belajarnya pun akan tinggi. Ketika motivasi belajar peserta
didik tinggi akan mudah untuk melibatkan diri dan aktif untuk
mengikuti pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, jika fasilitas
belajar di sekolah baik, maka akan semakin tinggi pula motivasi
belajar pesserta didik.
4. Hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar
secara bersama-sama dengan hasil belajar peserta didik
Fasilitas belajar dan motivasi belajar merupakan hal penting dalam
suatu proses belajar mengajar. Tanpa adanya fasilitas belajar, proses
pembelajaran tidak dapat berjalan. Demikian pula dengan motivasi
belajar, peserta didik tidak mempunyai rasa semangat jika tidak
mempunyai motivasi belajar sebagai pendorong untuk belajar. Artinya
dengan fasilitas belajar yang baik serta motivasi yang tinggi diduga
dapat meyebabkan peningkatan hasil belajar peserta didik.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan gambaran dari sebuah penelitian yang
dilakukan oleh seorang peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 42) paradigma
33
penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antar
variabel yang diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik
analisis yang digunakan.
Jadi, paradigma penelitian adalah suatu gambaran dalam pola dari
hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Berdasarkan
penjabaran dan kerangka pikir, maka paradigma penelitian yang akan
dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut.
Gambar 1. Paradigma penelitian
Keterangan:X1 = fasilitas belajar di sekolahX2 = motivasi belajarY = hasil belajar tematikrx1y = koefisien korelasi antara X1 dan Yrx2y = koefisien korelasi antara X2 dan Yrx1x2 = koefisien korelasi antara X1 dan X2
Rx1x2y = koefisien korelasi ganda antara X1, X2 dan Y= hubungan
(Sumber: Sugiyono , 2014: 44)
=X1
Y
X2
=X1
Y
X2
34
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, peneliti menetapkan
hipotesis sebagai berikut.
1. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD
Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
2. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
3. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
fasilitas belajar di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV
SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
4. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar
peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
35
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif. Metode penulisan yang digunakan adalah ex-postfacto korelasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan
antara fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar
peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo, yang meliputi SD Negeri 1 Metro Barat, SD Negeri 2
Metro Barat, SD Negeri 3 Metro Barat, SD Negeri 4 Metro Barat dan SD
Negeri 5 Metro Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2019/2020, kegiatan
penelitian dimulai dari tahap perencanaan sampai penyebaran skripsi.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo tahun pelajaran 2019/2020 dengan
jumlah 154 peserta didik.
36
C. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap penelitian ex-postfacto korelasi yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1. Memilih subjek penelitian yaitu peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang berjumlah 154 peserta didik. Subjek
uji coba instrument kuesioner (angket) yaitu siswa yang merupakan
bagian populasi penelitian namun tidak termasuk dalam sampel penelitian
dengan jumlah 20 orang.
2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data yang berupa angket.
3. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji coba instrumen
yang telah ditentukan yaitu 20 peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Metro
Barat.
4. Menganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui apakah
instrumen yang disusun telah valid dan reliabel.
5. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket kepada
sampel penelitian, sedangkan untuk mengetahui hasil belajar dilakukan
studi dokumentasi yang dilihat pada dokumen hasil ujian tengah semester
ganjil kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
6. Menghitung ketiga data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan dan
tingkat keterkaitan fasilitas belajar dan motivasi belajar dengan hasil
belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro
Husodo.
7. Interpretasi hasil perhitungan data yang telah dilakukan.
37
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subjek yang akan diteliti.
Sugiyono (2014: 40) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang
berjumlah 154 peserta didik. Berikut peneliti sajikan data jumlah peserta
didik yang menjadi populasi penelitian.
Tabel 2. Data Jumlah Peserta Didik Kelas IV SD Se-Gugus DokterWahidin Sudiro Husodo Tahun Pelajaran 2019/ 2020
No Nama Sekolah Jumlah1 SD Negeri 1 Metro Barat 362 SD Negeri 2 Metro Barat 193 SD Negeri 3 Metro Barat 294 SD Negeri 4 Metro Barat 355 SD Negeri 5 Metro Barat 35
Jumlah 154(Sumber: Dokumentasi wali kelas IV SD Se-Gugus Dokter WahidinSudiro Husodo Kecamatan Metro Barat)
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Yusuf (2014: 150) sampel adalah sebagian
dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Peneliti dapat
menyimpulkan sampel adalah bagian tertentu dari populasi yang dapat
mewakilkan seluruh populasi itu sendiri.
38
Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Teknik
probability yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsionate
stratified random sampling. Riduwan (2013: 58) menyatakan teknik
proporsionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan bersrata secara proporsional.
a. Penentuan Jumlah Sampel
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane dalam
Riduwan (2013: 65) sebagai berikut:
n = .Keterangan:n = Jumlah SampelN = Jumlah Populasid2 = Presisi (ditetapkan 10% atau 0,1)
Perhitungan sampel dengan rumus di atas, sebagai berikut.
n = . , = , = , =Presentase = % = , %Jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebesar 61 responden kelas IV
SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. Jumlah sampel sebesar
61 responden tersebut belumlah keputusan akhir karena masih perlu
dilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah sampel pada setiap
stratanya atau disetiap sekolah.
b. Penentuan Jumlah Sampel di Setiap Sekolah
Setelah diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 61
responden, kemudian dari jumlah sampel tersebut dicari sampel
39
berstrata menggunakan rumusan alokasi proportional dari Sugiyono
dalam Riduwan (2013: 66):= ( ∶ ) .Keterangan:ni = Jumlah sampel menurut stratumNi = Jumlah populasi menurut stratumN = Jumlah populasin = Jumlah sampel
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel menurut stratum
(ni) pada penelitian sebagai berikut.
Tabel 3. Jumlah Anggota Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Siswa
Kelas IV
Sampel
1. SD Negeri 1 Metro Barat 36 (36 : 154) . 61 = 14,2 = 15
2. SD Negeri 2 Metro Barat 19 (19 : 154) . 61 = 7,7 = 8
3. SD Negeri 3 Metro Barat 29 (29 : 154) . 61 = 11,4 = 12
4. SD Negeri 4 Metro Barat 35 (35 : 154) . 61 = 13,8 = 14
5. SD Negeri 5 Metro Barat 35 (35 : 154) . 61 = 13,8 = 14
Jumlah 154 63
c. Penentuan Sampel
Setelah diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 63
responden, kemudian dari jumlah sampel tersebut digunakan teknik
Probability sampling untuk menentukan responden yang akan
digunakan. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi
peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel (Sugiyono, 2013: 132). Cara demikian sering disebut
pengambilan sampel secara acak. Penelitian ini mengambil sampel atau
responden dengan cara random atau acak pada setiap sekolahnya.
40
E. Variabel Penelitian
Variabel merupakan subjek yang digunakan oleh peneliti dalam suatu
penelitian. Sugiyono (2013: 64) menjelaskan variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat.
Berdasarkan judul penelitian, maka terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar di sekolah dan
motivasi belajar.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik
kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo Kecamatan Metro
Barat.
F. Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual variabel merupakan batasan-batasan terhadap masalah-
masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian. Definisi
konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi, diperoleh dan
dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Perubahan
tersebut dapat ditunjukkan melalui nilai akademik yang dicapai peserta
didik.
41
2. Fasilitas Belajar di Sekolah
Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang berupa sarana dan prasarana
pendidikan untuk membantu proses kegiatan pembelajaran di sekolah.
Fasilitas belajar mempengaruhi kegiatan pembelajaran di sekolah. Peserta
didik dapat belajar lebih baik apabila suatu sekolah dapat memenuhi
segala kebutuhan belajar peserta didik.
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan dorongan atau daya penggerak yang timbul
dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu keinginan belajar
sehingga terdapat perubahan tingkah laku. Peserta didik akan mampu
menghasilkan luaran yang baik apabila semua unsur atau indikator
motivasi belajar dapat muncul dan aktif. Motivasi belajar diukur
menggunakan indikator: ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi
kesulitan, minat dalam belajar, dapat mempertahankan pendapat, tidak
mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal.
G. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dapat memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam mendefinisikan objek penelitian, maka variabel yang
di uji dalam sebuah penelitian perlu di operasionalkan. Definisi operasional
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan peserta didik setelah
mengikuti pembelajaran, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
42
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar tematik, yaitu dengan
melihat dokumentasi mid semester peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada semester ganjil tahun pelajaran
2019/2020.
2. Fasilitas Belajar di Sekolah
Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang berupa sarana dan prasarana
pendidikan digunakan secara langsung atau tidak secara langsung untuk
membantu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selanjutnya untuk
mengetahui fasilitas belajar di sekolah dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran dengan indikator (1) ruang atau tempat belajar, (2) alat
belajar, dan (3) perlengkapan belajar yang efisien.
Pengumpulan data variabel motivasi belajar dengan menyebar angket
kepada responden, selanjutnya peneliti memberikan skor terhadap
pernyataan setiap item soal yang ada pada angket. Angket pernyataan
motivasi belajar terdiri dari item soal positif dan item soal negatif.
Angket disusun menggunakan skala likert tanpa pilihan jawaban netral
dengan skor jawaban sebagai berikut.
Tabel 4. Skor alternatif jawaban skala likert
Alternatif JawabanSkor untuk PernyataanPositif Negatif
Selalu 4 1Sering 3 2Kadang-kadang 2 3Tidak Pernah 1 4
(Sumber: Sugiyono, 2014: 93)
43
3. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri
peserta didik maupun dari pihak luar untuk memengaruhinya melakukan
perbuatan agar tercapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar
sangat diperlukan dalam pembelajaran agar peserta didik mendapatkan
hasil belajar yang baik karena semangatnya dalam mengikuti proses
pembelajaran. Adapun indikator motivasi belajar adalah ketekunan dalam
belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dalam belajar, dapat
mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini,
dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Pengumpulan data variabel motivasi belajar dengan menyebar angket
kepada responden, selanjutnya peneliti memberikan skor terhadap
pernyataan setiap item soal yang ada pada angket. Angket pernyataan
motivasi belajar terdiri dari item soal positif dan item soal negatif.
Angket disusun menggunakan skala likert tanpa pilihan jawaban netral
dengan skor jawaban sebagai berikut.
Tabel 5. Skor alternatif jawaban skala likert
Alternatif JawabanSkor untuk PernyataanPositif Negatif
Selalu 4 1Sering 3 2Kadang-kadang 2 3Tidak Pernah 1 4
(Sumber: Sugiyono, 2014: 93)
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data, antara lain.
44
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan
langsung atau peninjauan secara langsung di lapangan serta pencatatan
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Hadi (dalam Sugiyono,
2014: 145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Teknik observasi dalam penulisan ini dilakukan pada saat penulis
melaksanakan penulisan pendahuluan. Selain itu juga teknik ini dilakukan
untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi tentang
lokasi penelitian yang dilaksanakan di SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi perlu digunakan sebagai sumber data dalam
penelitian. Riduwan (2013: 77) menjelaskan studi dokumentasi adalah
cara untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi
buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto,
dan data lain yang relevan pada penelitian. Pengumpulan data tentang
hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dari data nilai mid semester
ganjil kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo di
Kecamatan Metro Barat.
3. Kuesioner (Angket)
Menurut Sugiyono (2014: 142) menyatakan bahwa kuesioner (angket)
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab.
45
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data fasilitas
belajar di sekolah dan motivasi belajar. Kuesioner (angket) ini dibuat
dengan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang
berjumlah genap, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan.
I. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan,
memeriksa, dan menyelidiki. Sugiyono (2013: 148) adalah suatu alat bantu
yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data objektif yang
diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan pada penelitian yang objektif.
Instrumen fasilitas belajar di sekolah dapat dilihat dari kisi-kisi pada tabel 5.
Peneliti mengajukan sebanyak 40 item angket fasilitas belajar di sekolah, hal
tersebut sebagai antisipasi jika ada item yang tidak valid, berikut
perinciannya.
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Angket Fasilitas Belajar di Sekolah
No. Indikator Sub IndikatorNomor Rancangan
AngketNomor yang
dipakai
1. Ruang atau tempatbelajar yang baik
Keadaan ruang kelasyang baik
1, 2, 3, 4, 5, 17, 18, 19,
20, 21, 221, 2, 3, 18, 19, 20
2. Perabotan belajaryang lengkap
Ada meja, kursi danperabot lain yanglengkap
23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30, 31, 32, 33, 34
23, 26, 27, 31, 32,
33
3.Perlengkapanbelajar yangefisien
1. Terdapat penerangancahaya yang cukup
6, 7, 8, 9, 10 6, 8, 9
2. Ada sirkulasi udara 11, 12, 13, 14, 15, 16 13, 15
3. Mempunyaiperlengkapan belajaryang efisien sepertibuku pelajaran dansebagainya
35, 36, 37, 38, 39, 40 35, 37, 40
Jumlah 40 20
46
Instrumen motivasi belajar dapat dilihat dari kisi-kisi pada tabel 6. Peneliti
mengajukan sebanyak 40 item angket fasilitas belajar di sekolah, hal tersebut
sebagai antisipasi jika ada item yang tidak valid, berikut perinciannya.
Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar
No. Indikator Sub IndikatorNomor Rancangan
AngketNomor yang
dipakai
1. Ketekunan dalambelajar
1. Kehadiran di sekolah 1, 2, 3, 4 1, 3
2. Mengikutipembelajaran di kelas
5, 6, 7, 8 7, 8
3. Belajar di rumah 9, 10, 11, 12 9, 10, 11, 12
2.Ulet dalammenghadapikesulitan
1. Sikap terhadapkesulitan
13, 14, 15, 16 14, 16
2. Usaha mengatasikesulitan
17, 18, 19, 20 18
3.Minat dalambelajar
1. Kebiasaan dalammengikuti pelajaran
21, 22, 23, 24 22, 24
2. Semangat dalammengikuti pelajaran
25, 26, 27, 28 26, 27
4.
Dapatmempertahankanpendapat
Berpendapat danmenanggapi pendapatorang lain
29, 30, 31, 32 29, 31
5.
Tidak mudahmelepaskan halyang diyakini
1. Percaya diri dengankemampuan dankualifikasi hasil
33, 34, 35, 36 34, 36
6.
Senang mencaridan memecahkanmasalah soal-soal
1. Sikap dalammemecahkan soal
37, 38, 39, 40 38
Jumlah 40 20
J. Uji Prasyarat Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Suatu instrumen penulisan dapat dikatakan valid apabila instrumen yang
dipakai dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas merupakan
derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penulisan dengan
data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sugiyono (2014: 267) data
yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan
oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian. Pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi
47
product moment yang dikemukakan oleh Pearson (dalam Muncarno,
2015: 51) dengan rumus sebagai berikut.
꞊∑ − (∑ )(∑ ){ − ( ) } . { − ( ) }
Keterangan:rxy = Koefisien antara variabel X dan YN = Jumlah sampelX = Skor itemY = Skor totalDistribusi/tabel r untuk α =0,05
Kaidah keputusan : jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya
jika rhitung< rtabel berarti tidak valid atau drop out.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas dapat menggunakan
rumus korelasi alpha cronbach, yaitu:
= − . −Keterangan :r11 = Reliabilitas instrumenΣσ = Varians skor tiap-tiap itemσtotal = Varians totaln = Banyaknya soalMencari varians skor tiap-tiap item (σi) digunakan rumus:
= ∑ − (∑ )
Keterangan:σi = Varians skor tiap-tiap item∑Xi = Jumlah item Xi
N = Jumlah responden
48
Selanjutnya untuk mencari varians total (σtotal) dengan rumus:
= ∑ − (∑ )
Keterangan:σ total = Varians total∑Xtotal = Jumlah X totalN = Jumlah responden
Hasil perhitungan dari rumus korelasi alpha cronbach (r11) dikonsultasikan
dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N - 1, dan α sebesar 5%
atau 0,05, maka kaidah keputusannya sebagai berikut.
Jika r11> rtabel berarti reliabel.
Jika r11< rtabel berarti tidak reliabel.
3. Hasil Uji Prasyarat Instrumen
Pelaksanaan uji coba instrumen angket, pada tanggal 13 Desember 2019.
Responden uji coba instrumen adalah 20 orang peserta didik kelas IV SD
Negeri 1 Metro Barat Kecamatan Metro Barat, Kota Metro yang bukan
merupakan sampel penelitian.
a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Angket) Fasilitas
Belajar di Sekolah
Berdasarkan hasil analisis instrumen fasilitas belajar terdapat 20 item
pernyataan yang valid dari 40 soal pernyataan yang diajukan oleh
peneliti. Terdapat 20 item valid yang digunakan, hal tersebut didasari
pada item dengan koefisien korelasi tertinggi di setiap indikator yang
ingin diketahui oleh peneliti.
49
Berdasarkan uji coba validitas instrumen fasilitas belajar di sekolah,
diketahui bahwa instrumen fasilitas belajar di sekolah yang akan
digunakan yakni item no: 1, 2, 3, 6, 8, 9, 13, 15, 18, 19, 20, 23, 26,
27, 31, 32, 33, 35, 37, 40. Namun item-item tersebut belum tentu
reliable, oleh sebab itu perlu di uji reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas
instrumen fasilitas belajar di sekolah didapati bahwa koefisien
korelasi (r11) sebesar 0,93011, sedangkan rtabel yaitu sebesar 0,444.
Hal ini berarti r11 > dari rtabel dengan interpretasi bahwa instrumen
reliabel. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, berikut peneliti
sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen AngketFasilitas Belajar di Sekolah
No Item Uji Validitas Ui ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status rhitung rtabel Status
1 1 0,631 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel2 2 0,726 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel3 3 0,661 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel4 0,366 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji5 0,204 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji6 4 0,726 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel7 0,006 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji8 5 0,619 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel9 6 0,631 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel
10 0,170 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji11 0,316 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji12 0,226 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji13 7 0,513 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel14 0,350 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji15 8 0,661 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel16 0,350 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji17 0,328 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji18 9 0,553 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel19 10 0,619 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel20 11 0,513 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel21 0,066 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji22 0,267 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji23 12 0,653 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel24 0,010 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji25 0,229 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji26 13 0,652 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel27 14 0,715 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel28 0,239 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji29 0,324 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji30 0,403 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji31 15 0,513 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel32 16 0,573 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel
50
No Item Uji Validitas Uji ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status rhitung rtabel Status
33 17 0,652 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel34 0,333 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji35 18 0,715 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel36 0,384 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji37 19 0,652 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel38 0,104 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji39 0,305 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji40 20 0,573 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel
(Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 13 Desember2019 )
b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Angket) Motivasi
Belajar
Berdasarkan hasil analisis instrumen motivasi belajar terdapat 21 item
pernyataan yang valid dari 40 soal pernyataan yang diajukan oleh peneliti.
Terdapat 20 item valid yang digunakan, hal tersebut didasari pada item
dengan koefisien korelasi tertinggi di setiap indikator yang ingin diketahui
oleh peneliti.
Berdasarkan uji coba validitas instrumen motivasi belajar, diketahui
bahwa instrumen motivasi belajar yang akan digunakan yakni item no: 1,
3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 22, 24, 26, 27, 29, 31, 34, 36, 38. Namun
item-item tersebut belum tentu reliabel, oleh sebab itu perlu di uji
reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen motivasi belajar didapati
bahwa koefisien korelasi (r11) sebesar 0,9221, sedangkan rtabel yaitu
sebesar 0,444. Hal ini berarti r11 > dari rtabel dengan interpretasi bahwa
instrumen reliabel. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, berikut
peneliti sajikan dalam bentuk tabel.
51
Tabel 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen AngketMotivasi Belajar
No Item Uji Validitas Ui ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status rhitung rtabel Status
1 1 0,818 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel2 0,217 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji3 2 0,568 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel4 0,401 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji5 0,422 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji6 0,017 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji7 3 0,546 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel8 4 0,463 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel9 5 0,818 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel
10 6 0,780 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel11 7 0,672 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel12 8 0,554 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel13 0,350 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji14 9 0,818 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel15 0,232 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji16 10 0,562 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel17 0,402 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji18 11 0,757 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel19 0,082 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji20 0,340 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji21 0,191 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji22 12 0,757 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel23 0,412 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji24 13 0,463 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel25 0,206 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji26 14 0,554 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel27 15 0,546 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel28 0,180 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji29 16 0,702 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel30 0,324 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji31 17 0,472 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel32 0,191 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji33 0,379 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji34 18 0,517 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel35 0,403 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji36 19 0,554 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel37 0,076 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji38 20 0,592 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel39 0,206 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji40 0,466 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji
(Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 13 Desember2019 )
52
K. Teknik Analisis Data
1.Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis
mempunyai sebaran (berdistribusi) normal atau tidak. Uji normalitas
penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat seperti yang diungkapkan
Riduwan (2014: 162) sebagai berikut.
= ( − )Keterangan:
= Nilai chi kuadrat hitungfo = Frekuensi hasil pengamatanfe = Frekuensi yang diharapkank = Banyaknya kelas interval
Tahap selanjutnya, membandingkan dengan nilai untuk α =
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1, maka dikonsultasikan pada tabel
chi kuadrat dengan kaidah keputusan sebagai berikut.
Jika < , artinya distribusi dinyatakan data normal.
Jika > , artinya distribusi data dinyatakan tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki
hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan sebagai
prasyarat dalam analisis korelasi ataupun regresi linear. Rumus utama
pada uji linearitas yaitu dengan uji-F, seperti yang diungkapkan Riduwan
(2014: 174) berikut.
53
=Keterangan:Fhitung = Nilai uji F hitungRJKTC = Rata-rata jumlah tuna cocokRJKE = Rata-rata jumlah kuadrat error
Tahap selanjutnya menentukan Ftabel dengan langkah seperti yang
diungkapkan Sugiyono (2014: 274) yaitu dk pembilang (k – 2) dan dk
penyebut (n – k). Hasil nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, dan
selanjutnya ditentukan sesuai dengan kaidah keputusan sebagai berikut.
Jika Fhitung < Ftabel, artinya data berpola linier.
Jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.
2. Uji Hipotesis
Pengujian selanjutnya, yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk mencari
makna hubungan antara variabel X terhadap Y, maka untuk pengujian
hipotesis pertama dan kedua diuji dengan rumus korelasi product moment
yang diungkapkan Pearson (dalam Muncarno, 2016: 49) sebagai berikut.
꞊∑ − (∑ )(∑ ){ − ( ) } . { − ( ) }
Keterangan:rxy = Koefisien (r) antara variabel X dan YN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y
Sedangkan, pengujian hipotesis ketiga yaitu hubungan fasilitas belajar (X1)
dan motivasi belajar (X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar (Y)
digunakan rumus kolerasi ganda (multiple correlation) yang diungkapkan
Sugiyono (2014: 193) sebagai berikut.
54
=
Keterangan:
RyX1X2 = Kolerasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama ................ dengan variabel YRyx1 = Kolerasi product moment antara X1 dan YRyx2 = Kolerasi product moment antara X2 dan YRx1x2 = Kolerasi product moment antara X1 dan X2
Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
harga (-1 < r < +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r
= 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti korelasi sangat kuat.
Tabel 10. Kriteria Interpertasi Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Korelasi (r) Kriteria Validitas0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Tinggi0,80 – 1,000 Sangat tinggi
(Sumber: Muncarno, 2016: 51)
Rumus selanjutnya adalah mencari besar kecilnya kontribusi variabel X1 dan
X2 terhadap variabel Y dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.= × %Keterangan :KD = Koefisien determinationr = Nilai koefisien korelasi(Sumber: Muncarno, 2016: 51)
Pengujian lanjutan, jika terdapat hubungan antara variabel X1, X2, dan
variabel Y maka untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan
55
hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y akan diuji dengan uji
signifikansi atau uji-F dengan rumus:
Fh =// ( )
Keterangan:R = Koefisien korelasi gandaK = Jumlah variabel independentN = Jumlah anggota sampel
Selanjutnya dikonsultasikan ke F tabel dengan dk pembilang = k dan dk
penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 0,05 dengan kaidah:
Jika Fhitung > Ftabel, artinya terdapat hubungan signifikan atau
hipotesis penulisan diterima, sedangkan
Jika Fhitung< Ftabel, artinya tidak terdapat hubungan signifikan atau
hipotesis penulisan ditolak.
L. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Ha: r ≠ 0
2. Ha: r = 0
M. Rumusan Hipotesis
Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Hubungan fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar peserta didik
kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo
Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar
di sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
56
Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas
belajar di sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-
Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
2. Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD
Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo
Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo.
Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi
belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
3. Hubungan fasilitas belajar di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik
kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo
Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar
di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD Se-
Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas
belajar di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD
Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
4. Hubungan fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil
belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro
Husodo
Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar
di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas
IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
57
Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas
belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta
didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.
84
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar
dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo. Hubungan dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter
Wahidin Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi sebesar 0,655 berada
pada kriteria kuat.
2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar
dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin
Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi sebesar 0,408 berada pada
kriteria sedang.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus
Dokter Wahidin Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi sebesar 0,449
berada pada kriteria sedang.
4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di
sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV
85
SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi
sebesar 0,667 berada pada kriteria kuat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran
yang dikemukakan oleh peneliti, antara lain.
1. Peserta didik
Selama proses pembelajaran di kelas, peserta didik diharapkan untuk bisa
mengatur penataan perlengkapan sedemikian rupa sehingga menimbulkan
kesan yang baik. Peserta didik juga harus lebih aktif dan semangat dalam
proses pembelajaran, sehingga menimbulkan motivasi belajar peserta didik
yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.
2. Pendidik
Pendidik diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik
dalam proses pembelajaran, pendidik juga harus memberikan lebih banyak
kesempatan kepada peserta didik untuk bisa belajar lebih aktif lagi di
dalam kelas, sehingga membuat peserta didik lebih termotivasi dalam
kegiatan pembelajaran dan pembelajaran akan lebih maksimal. Hasil
belajar tematik peserta didik yang masih rendah karena terdapat peserta
didik yang memiliki hasil belajar tematik yang belum mencapai KKM.
3. Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, sekolah harus menyadari bahwa fasilitas
belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik
memiliki hubungan yang erat, sehingga sekolah harus mampu
86
meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar yang baik
untuk menciptakan hasil belajar peserta didik yang lebih baik dan optimal.
4. Peneliti lanjutan
Kepada peneliti lanjutan, peneliti menyarankan untuk dapat lebih
mengembangkan variabel yaitu menambah variabel lain yang terdapat
hubungan dengan hasil belajar peserta didik ataupun meneliti variabel lain
karena masih banyak variabel-variabel yang dapat meningkatkan dan
memiliki hubungan dengan hasil belajar peserta didik yang lebih baik,
selain itu diharapkan peneliti selanjutnya mengembangkan dan membuat
instrumen penelitian menjadi lebih baik lagi, sehingga hasil dari penelitian
lanjutan tersebut dapat lebih maksimal dari penelitian ini dapat
memberikan wawasan lebih baik untuk bekal dalam mengajar
sesungguhnya.
88
DAFTAR PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 2014. Manajemen Perlengkapan Sekolah dan Aplikasinya.Bumi Aksara, Jakarta.
Baharudin dan Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam TransformasiMenuju Sekolah/Madrasah Unggul. UIN Maliki Press, Yogyakarta.
Barnawi. Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah. 2014. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta.
Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Diva Press,Yogyakarta.
Karwono, Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta PemanfaatanSumber Belajar. PT. Pajagrafindo Persada, Depok.
Majid, Abdul. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. RemajaRosdakarya,Bandung.
Markus. 2016. Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar pada SiswaKelas V SDN Dabin II Kecamatan Gajahmungkur Semarang TahunPelajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Matin dan Nurhattati, Fuad. 2016. Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan. Rajawali Pers, Jakarta.
Mudjiono dan Dimyati. 2013. Belajar & Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyasa.2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. RemajaRosdakarya, Bandung.
Muncarno. 2016. Statistik Pendidikan. Arthawarna, Metro.
Prawira, Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.Arruzz Media, Yogyakarta.
Riduwan.2014. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Rusman. 2017. Model-model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismePendidik. PT. Rajagrafindo Pustaka, Jakarta.
Santika, Fiska, dkk. 2015. The Effect of Learning Facilities Toward StudentLearning Outcomes. University of Riau.
Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar. PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). 2003. Undang-undang RepublikIndonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. SistemPendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. PT. Rineka Cipta,Jakarta.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. RemajaRosdakarya, Bandung.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
Sunarto, Ais. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Media Group, Jakarta.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Megajar di Sekolah. PT. Rineka Cipta,Jakarta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group, Jakarta.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Praktik. Ar-RuzzMedia, Jakarta.
Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara,Jakarta.
Widyastuti, Irma. 2017. Hubungan Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar terhadapHasil Belajar PKn Siswa Kelas III SDN Gugus Dwija Harapan KotaSemarang Tahun Pelajaran 2017/2018. (Skripsi). Universitas NegeriSemarang. Semarang.
Wirdayanto, Sidik. 2016. Hubungan Antara Fasilitas Belajar dengan Hasil BelajarSiswa Kelas IV di SDN Gugus Wijaya Kusuma Kecamatan NgaliyanKota Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas NegeriSemarang. Semarang.
Wulandari, Betti Cahya. 2017. Hubungan Motivasi dan Fasilitas Belajar terhadapHasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN Gugus Sunan AmpelKabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018. (Skripsi). UniversitasNegeri Semarang. Semarang.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan PenelitianGabungan. Prenadamedia Group, Jakarta.
88