hubungan fasilitas belajar di sekolahdan motivasi …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. skripsi full...

78
HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTER WAHIDIN SUDIRO HUSODO (Skripsi) Oleh VIKA NADIANA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 17-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASIBELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO

(Skripsi)

Oleh

VIKA NADIANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2020

Page 2: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

ABSTRAK

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASIBELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO

Oleh

Vika Nadiana

Masalah penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik kelas IV SD

Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar di sekolah dan

motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo. Jenis penelitian yaitu penelitian ex-postfacto korelasi.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 154 peserta didik dan 63 peserta didik

digunakan sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi, angket dan studi dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah

korelasi product moment dan multiple correlation. Hasil penelitian menunjukkan

terdapat hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar di sekolah dan

motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,667

berada pada kriteria kuat.

Kata kunci: fasilitas belajar, hasil belajar, motivasi belajar

Page 3: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

ABSTRACK

THE RELATION BETWEEN LEARNING FACILITIES AT SCHOOL ANDLEARNING MOTIVATION WITH THE LEARNING OUTCOMES AT

FOURTH GRADE OF SD GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO

By

Vika Nadiana

The problem of the research was the low of student learning outcomes of grade IV

elementary school Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. The purpose of the

research was to determine the positive and significant relation between learning

facilities at school and learning motivation with the learning outcomes at fourth

grade of SD Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. The type of the research was

an ex-postfacto correlation. The population of this research amounted to 154

students and 63 students were used as research sample. The technique of

collection data uses observation, questionnaire and documentation studies. The

data analysis used product moment correlation and multiple correlation. The

results showed that the were a positive and significant correlation between

learning facilities at school and learning motivation with the learning outcomes at

fourth grade of SD Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo by correlation

coefficient of 0,667 which the strong criteria.

Keywords: learning facilities, learning outcomes, learning motivation

Page 4: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASIBELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS IV SD SE-GUGUS DOKTERWAHIDIN SUDIRO HUSODO

OlehVIKA NADIANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2020

Page 5: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
Page 6: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
Page 7: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
Page 8: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Vika Nadiana dilahirkan di Desa

Banjarrejo Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung

Timur Provinsi Lampung, pada tanggal, 29 November

1997. Peneliti merupakan anak pertama dari dua bersaudara

pasangan Bapak Warsino dengan Ibu Siti Indariyati.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan peneliti sebagai berikut.

1. SD Negeri 3 Banjarrejo lulus tahun 2009.

2. SMP Negeri 7 Metro lulus tahun 2012.

3. SMA Muhammadiyah 2 Metro lulus tahun 2015.

Pada tahun 2015, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Page 9: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

MOTO

“Kesuksesanmu tidak akan menghampirimu jika kamu tidak mengejarnya. Bergeraklah,

berjalanlah, dunia tidak hanya yang bisa kamu lihat saja.Puncakmu berada di atas, dan kamu

tidak dapat meraihnya tanpa pengorbanan dan perjuangan. Mulailah dari tempat terdekatmu, dan

lakukanlah dengan sejuta caramu”

(Peneliti)

Page 10: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahiim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan rasul-Nya nabi Muhammad SAW, dengan

segala kerendahan hati, kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Orang tuaku tercinta, Bapak Warsino dan Ibu Siti Indariyati

Yang senantiasa memberikan didikan terbaik dari semua guru, memberikan rasa cinta

serta kasih sayang yang tulus, mengorbankan segala hal demi kebahagiaan anak-

anaknya, dan tak pernah lelah melantunkan doa-doa bagi kebaikan dan kesuksesanku.

Terima kasih, kalian adalah orang tua juara satu sedunia.

Adikku tersayang, Edward Arya Dinata

Terima kasih untuk segala doa yang telah dipanjatkan, engkau adalah alasanku untuk

menjadi lebih baik setiap harinya. Semoga karya kecil ini dapat menjadi motivasi

bagimu untuk tak lelah menuntut ilmu. Teruslah belajar untuk menjadi kebanggaan

Bapak dan Ibu.

Almamater tercinta, Universitas Lampung

Page 11: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Hubungan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi

Belajar dengan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Karomani, M. Si., Rektor Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Riswandi, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD Universitas

Lampung, Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan saran yang membangun selama masa

kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas

Lampung dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya

memberikan bimbingan selama penyelesaian skripsi.

Page 12: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

6. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan

saran yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD Kampus B FKIP Universitas

Lampung yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman,

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Kepala SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

9. Bapak dan Ibu pendidik kelas IVSD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro

Husodo yang telah membantu dan memberikan fasilitas demi kelancaran

penelitian.

10. Peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang

telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan

baik.

11. Rekan-rekan mahasiwa S1-PGSD FKIP Universitas Lampung angkatan 2015.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun

peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan

pendidikan khususnya sekolah dasar.

Metro, 17 Februari 2020Peneliti

Vika NadianaNPM 1513053019

Page 13: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6

C. Batasan Masalah ............................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka ................................................................................... 10

B. Kerangka Pikir ................................................................................... 30

C. Hipotesis ........................................................................................... 34

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 35

B. Setting Penelitian .............................................................................. 35

C. ProsedurPenilaian .............................................................................. 36

D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 37

E. Variabel Penelitian ............................................................................ 40

F. Definisi Konseptual Variabel ............................................................. 40

G. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 41

H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 43

I. Instrumen Penelitian .......................................................................... 45

J. Uji Prasyarat Instrumen ..................................................................... 46

K. Teknik Analisis Data ......................................................................... 52

Page 14: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

L. Hipotesis Statistik ............................................................................. 55

M. Rumusan Hipotesis ........................................................................... 55

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah..................................................................................... 58

B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 64

C. Data Variabel Penelitian ................................................................... 65

D. Hasil Analisis Data ........................................................................... 69

E. Pembahasan ....................................................................................... 76

F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 82

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................ 84

B. Saran .................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai Ketuntasan Mid Semester Ganjil Kelas IV ................................. 52. Data Jumlah Peserta Didik Kelas IV.................................................... 373. Jumlah Anggota Sampel penelitian...................................................... 394. Skor Alternatif Jawaban Skala Likert .................................................. 425. Skor Alternatif Jawaban Skala Likert .................................................. 456. Kisi-kisi Instrumen Angket Fasilitas Belajar di Sekolah ..................... 457. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ...................................... 468. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket X1 .................. 499. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Angket X2 .................. 5110. Kriteria Interpertasi Koefisien Korelasi (r) .......................................... 5411. Data Variabel Xdan Y.......................................................................... 6512. Distribusi Frekuensi Data Variabel Y.................................................. 6613. Distribusi Frekuensi Data Variabel X1................................................. 6714. Distribusi Frekuensi Data Variabel X2................................................. 6815. Peringkat Korelasi antara Variabel X1, X2dan Y.................................. 75

Page 16: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian ........................................................................... 332. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel Y ........................................... 673. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel X1 .......................................... 684. Diagram Distribusi Frekuensi Variabel X2 .......................................... 69

Page 17: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang diperlukan setiap manusia

sebagai dasar guna membuka jendela pengetahuan agar dapat mengembangkan

kemampuan, bakat dan potensi yang dimiliki di dalam dirinya. Peranan

pendidikan juga untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter

sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita–

cita yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 (2003: 1) bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(Sisdiknas 2011: 3)

Perwujudan tujuan pendidikan nasional perlu diimbangi dengan peningkatan

mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangatlah erat kaitannya dengan mutu

pendidik dan mutu peserta didik. Pendidik sebagai pengelola kegiatan

pembelajaran merupakan faktor penentu kunci keberhasilan dalam pelaksanaan

pendidikan. Seorang pendidik yang profesional tidak cukup hanya dengan

menguasai materi pelajaran saja, akan tetapi harus mampu mengayomi,

menjadi contoh, dan selalu mendorong peserta didik untuk lebih baik dan maju.

Page 18: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

2

Selain faktor pendidik, dalam mewujudkan peningkatan mutu pendidikan juga

tidak terlepas dari faktor peserta didik. Peningkatan mutu pendidikan haruslah

pula diikuti dengan peningkatan mutu peserta didik. Peningkatan mutu peserta

didik dapat dilihat pada tingkat hasil belajar peserta didik.

Peserta didik mendapat hasil belajar yang baik merupakan sebuah kebanggaan,

namun bukanlah hal yang mudah, karena keberhasilan belajar peserta didik

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan memerlukan usaha yang besar untuk

meraihnya. Dalyono (2012: 55), berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar

disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu

yang berasal dalam diri (internal) meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat,

motivasi, minat, dan cara belajar, serta ada pula dari luar dirinya (eksternal)

meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah pada peserta didik, yaitu

sekolah, pendidik dan fasilitas belajar. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi

oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor fasilitas belajar dan motivasi

belajar.

Keberadaan akan fasilitas belajar sebagai penunjang kegiatan belajar tentulah

sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, dikarenakan

keberadaan serta kondisi dari fasilitas belajar dapat mempengaruhi kelancaran

serta keberlangsungan proses belajar peserta didik. Fasilitas belajar merupakan

alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik

melakukan proses belajar sehingga kegiatan belajar menjadi lebih efisien dan

efektif. Apabila tersedianya fasilitas belajar yang baik maka peserta didik akan

semakin baik dalam belajar. Untuk dapat belajar dengan baik antara lain

seorang peserta didik membutuhkan sebuah meja tulis, kursi dan buku

Page 19: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

3

pelajaran. Jika hal tersebut dapat terpenuhi maka akan tercipta suasana tenang

dalam belajar dan ini akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Ketersediaan fasilitas belajar tidak lepas dari peranan orang tua yang peduli

dengan kelengkapan fasilitas belajar yang dimiliki oleh anak-anaknya, karena

ketersediaan fasilitas belajar akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Selanjutnya, Matin dan Nurhattati (2016: 1) menyatakan betapa pentingnya

fasilitas belajar di sekolah, keberhasilan program pendidikan di sekolah sangat

dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki

sekolah. Kelancaran proses pembelajaran akan baik jika didukung fasilitas

pembelajaran yang lengkap dengan kondisi yang baik sehingga tujuan

pembelajaran akan tercapai.

Selain fasilitas belajar, motivasi belajar juga menjadi faktor yang

mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Motivasi merupakan

prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran

sehingga sangat penting dan diperlukan dalam proses belajar-mengajar.

Menurut Sardiman (2012: 40) seseorang akan berhasil dalam belajar, jika

dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah

yang disebut dengan motivasi. Sejalan dengan pendapat Sardiman, menurut

Mulyasa (2012: 195) motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang

menyebabkan adanya perilaku seseorang ke arah suatu tujuan tertentu.

Kenyataanya dorongan setiap orang dalam belajar dapat berbeda. Ada peserta

didik yang memang rajin belajar karena ingin mendapat nilai tinggi namun ada

juga peserta didik yang belajar karena takut dimarahi oleh orang tua. Adanya

perbedaan motivasi tersebut dipengaruhi oleh motivasi internal yang muncul

Page 20: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

4

dari dalam diri sendiri dan motivasi eksternal yang muncul dalam diri

seseorang karena adanya pengaruh dari luar seperti guru, orang tua dan

lingkungan sekitar. Peserta didik yang kurang termotivasi atau tidak memiliki

motivasi belajar dalam dirinya akan melemahkan kegiatan belajar yang dapat

menyebabkan hasil belajar menjadi rendah. Semakin jelas bahwa hasil belajar

peserta didik merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terlibat

sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar

seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tanggal 16 Juni 2019 menunjukkan

terdapat masalah dalam proses belajar-mengajar, seperti keadaan ruang kelas

kurang bersih, terdapat beberapa meja dan kursi yang rusak, ketersediaan buku

paket kurang memadai, alat-alat kebersihan yang kurang memadai, kurangnya

penggunaan media pembelajaran sehingga peserta didik merasa bosan dan

kurang tertarik. Kemudian dalam diri peserta didik menunjukkan bahwa tingkat

motivasi belajar masih rendah. Hal ini terlihat dari masih ada beberapa peserta

didik yang tidak mencatat dan kurang memperhatikan penjelasan guru, ada

beberapa peserta didik yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung, serta

ada pula yang mengobrol dan bercanda dengan temannya.

Studi dokumentasi yang dilakukan menunjukkan bahwa masih banyak peserta

didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang hasil belajar

tematiknya kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai mid semester

ganjil kelas IV sebagai berikut.

Page 21: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

5

Tabel 1. Nilai ketuntasan Mid Semester Ganjil Kelas IV SD Se-GugusDokter Wahidin Sudiro Husodo Tahun Pelajaran 2019/2020

No. Nama SekolahJumlahSiswa

KKM Nilai Angka

PresentasiTuntas

dan TidakTuntas

Keterangan

1.SD Negeri 1

Metro Barat36 75

≥75 14 39 % Tuntas

<75 22 61 %BelumTuntas

2.SD Negeri 2

Metro Barat19 70

≥70 7 37 % Tuntas

<70 12 63 %BelumTuntas

3.SD Negeri 3

Metro Barat29 70

≥70 13 45 % Tuntas

<70 16 55 %BelumTuntas

4.SD Negeri 4

Metro Barat35 70

≥70 14 40 % Tuntas

<70 21 60 %BelumTuntas

5.SD Negeri 5

Metro Barat35 70

≥70 13 37% Tuntas

<70 22 63 %BelumTuntas

(Sumber: Dokumentasi peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter WahidinSudiro Husodo)

Berdasarkan tabel tersebut, jumlah seluruh peserta didik kelas IV yang tuntas

hanya sebanyak 61 orang dari 154 peserta didik. Hal ini kemungkinan dapat

terjadi karena fasilitas belajar yang kurang memadai sehingga lemahnya

motivasi peserta didik untuk belajar. Pendidik yang memiliki posisi penting

haruslah dapat menumbuhkan ketertarikan dan semangat dalam diri peserta

didik untuk belajar sehingga perolehan hasil belajar maksimal.

Sehubungan dengan masalah yang telah diuraikan pada latar belakang, peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Fasilitas Belajar

di Sekolah dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV

SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo”.

Page 22: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Keadaan ruang kelas kurang bersih

2. Terdapat beberapa meja dan kursi yang rusak

3. Ketersediaan buku paket kurang memadai

4. Alat-alat kebersihan yang kurang memadai

5. Kurangnya penggunaan media pembelajaran

6. Ada beberapa peserta didik yang tidak mencatat dan kurang memperhatikan

penjelasan guru

7. Ada beberapa peserta didik yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung

8. Peserta didik mengobrol dan bercanda dengan temannya

9. Rendahnya hasil belajar kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro

Husodo

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, oleh

karena itu peneliti memberi batasan masalah yaitu fasilitas belajar di sekolah

(X1), motivasi belajar (X2), dan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-

Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka diperoleh

rumusan masalah yaitu :

Page 23: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

7

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo?

4. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dan motivasi belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar

peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian ini

yaitu:

1. Mengetahui hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dengan hasil

belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro

Husodo.

2. Mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar peserta

didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

3. Mengetahui hubungan antara fasilitas belajar dengan motivasi belajar

peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

4. Mengetahui hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dan motivasi

belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD

Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

Page 24: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peserta Didik

Memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi peserta didik untuk

meningkatkan motivasi belajar demi tercapainya hasil belajar peserta didik

yang lebih baik.

2. Pendidik

Memberikan wawasan tentang pentingnya factor yang mempengaruhi

keberhasilan proses pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

3. Sekolah

Memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD

Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

4. Peneliti

Memberikan ilmu pengetahuan baru, wawasan, dan pengalaman yang

berharga dan bermanfaat bagi peneliti dalam meningkatkan kompetensi

sebagai calon pendidik di tingkat sekolah dasar.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian yang dilaksanakan adalah ilmu

pendidikan di SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo, dengan jenis

penelitian ex-postfacto korelasi.

Page 25: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

9

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo, dengan jumlah 154 siswa. Subjek lain dalam

penelitian ini adalah wali kelas IV.

3. Ruang Lingkup Objek

Objek dalam penelitian adalah fasilitas belajar, motivasi belajar dan hasil

belajar tematik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

4. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo, yang berada di Kecamatan Metro Barat, Kota Metro,

Provinsi Lampung.

5. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilaksanakan di semester ganjil pada tahun pelajaran

2019/2020.

Page 26: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

10

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh setiap manusia yang

ingin mengetahui atau melakukan sesuatu yang baru, dengan kata lain

belajar adalah proses setiap orang melakukan perubahan yang relatif

permanen dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman serta latihan

yang dilakukan secara terus-menerus. Djamarah (2014: 13) belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam

interaksi dengan lingkungannnya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotor.

Menurut Slameto (2015: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sardiman

(2012: 21) belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik,

untuk menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, yang berarti

menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Page 27: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

11

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik

kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan dalam

diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku. Perubahan

tersebut diantaranya meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor

pola pikir, yang diperoleh berdasarkan pengalaman dan interaksi

dengan lingkungannya.

b. Pembelajaran

Kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan

mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih

dominan pada peserta didik, sementara mengajar secara instruksional

dilakukan oleh pendidik. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi

peserta didik dengan pendidik atau sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Kimble dan Garmezy (dalam Thobroni 2015: 17)

pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan

merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.

Karwono dan Mularsih (2017: 19) mengemukakan pembelajaran

merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor internal dan eksternal agar

terjadi proses pada diri individu yang belajar. Pembelajaran

membutuhkan sebuah proses yang disadari yang cenderung bersifat

permanen dan merubah perilaku. Proses tersebut terjadi pengingatan

informasi yang kemudian disimpan dalam memori dan organisasi

kognitif (Thobroni 2015: 17).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh faktor internal dan

Page 28: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

12

eksternal peserta didik yang kemudian terjadi proses penyimpanan

informasi. Sehingga dapat merubah perilaku peserta didik tersebut ke

arah yang lebih baik.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan timbal balik yang dihasilkan akibat kegiatan

belajar dan pembelajaran. Susanto (2013: 5) mengemukakan hasil

belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar. Nawawi (dalam Susanto 2013: 5) hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Bloom

(dalam Sudjana 2010: 22) belajar mencakup:

1) Ranah kognitif yaitu memahami pengetahuan faktual dengancara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahutentang dirinya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,di sekolah, dan tempat bermain.

2) Ranah afektif yaitu memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, percaya diri, dan santun.

3) Ranah psikomotor adalah menyajikan pengetahuan faktualdalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karyayang estetis, gerakan yang mencerminkan anak sehat, dantindakan yang mencerminkan anak yang beriman danberakhlak mulia.

Menurut Rusman (2017: 124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar antara lain meliputi:

1) Faktor internal meliputi faktor jasmaniah (pendengaran,penglihatan, dan struktur tubuh) dan faktor psikologis (bakat,minat, kebiasaan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri).

2) Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungansekolah, lingkungan teman sebaya, fasilitas belajar, adatistiadat, kurikulum dan lingkungan keamanan.

Page 29: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

13

Pendapat Sunarto (2009: 54) juga sejalan dengan pedapat sebelumnya

bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu:

1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasaldari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasibelajarnya, seperti kecerdasan/intelegensi, bakat, minat danmotivasi.

2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapatmempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasaldari luar diri seseorang tersebut, yang termasuk faktor-faktorekstern antara lain: keadaan lingkungan keluarga, keadaanlingkungan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik

kesimpulan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi

pada diri peserta didik akibat timbal balik dari kegiatan belajar dan

pembelajaran, dimana perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor

intern dan ekstern yang akan berdampak langsung pada aspek kognitif,

afektif maupun psikomotor peserta didik yang dinyatakan dalam

bentuk skor.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor

utama yaitu faktor kemampuan peserta didik dan faktor lingkungan.

Sudjana (dalam Susanto 2013: 14) hasil belajar yang dicapai oleh

peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor dalam diri

peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau

faktor lingkungan.Wasliman (dalam Susanto 2013: 12) hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal dan faktor

Page 30: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

14

eksternal. Maksud dari faktor internal dan faktor eksternal tersebut

yaitu:

1. Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yangbersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhikemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi:kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan,sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar peserta didikyang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah danmasyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasilbelajar peserta didik. Keluarga yang morat-marit keadaanekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yangkurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hariberperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupansehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Dalyono (2012: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil

belajar yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, sepertikesehatan, interegensi, bakat, minat, motivasi, cara belajar.

2. Faktor-faktor lingkungan meliputi:a. Keluarga, seperti pendidikan orang tua, besar kecilnya

penghasilan orang tua, perhatian orang tua, keadaanrumah.

b. Sekolah, berupa kualitas guru, metode mengajar,kurikulum, fasilitas di sekolah, jumlah murid per kelas,pelaksanaan tata tertib sekolah.

c. Masyarakat, misalnya pendidikan masyarakat dan moralsekitar.

d. Lingkungan sekitar misalnya bangunan rumah, suasanasekitar, keadaan lalu lintas, iklim.

Slameto (2015: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibagi menjadi dua yaitu:

1. Faktor internalYaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.Faktor internal terdiri dari:a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).b. Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan dan kesiapan).

Page 31: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

15

c. Faktor kelelahan.2. Faktor eksternal

Yaitu faktor yang ada di luar individu.Faktor eksternal terdiri dari:a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomikeluarga, pengertian orang tua, dan latar belakangkebudayaan).

b. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi gurudengan siswa, displin sekolah, alat pelajar, waktu sekolah,standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, fasilitassekolah, metode dan media dalam mengajar dan tugasrumah).

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,media, teman gaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa hasil

belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yang bersumber dari dalam diri peserta didik,

sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar peserta didik.

2. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang menggabungkan

beberapa materi pelajaran dan menyajikannya ke dalam sebuah tema atau

topik. Menurut Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik dapat

diartikan suatu kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi

beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan.

Menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

bermakna kepada peserta didik. Majid (2017: 80) mengemukakan

pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan

Page 32: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

16

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik, melibatkan peserta didik secara langsung dalam

pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri

berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran

tematik memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.

Majid (2017: 89) menyatakan karakteristik pembelajaran tematiksebagai berikut. (1) berpusat pada peserta didik, (2) memberikanpengalaman langsung, (3) pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas,(4) menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran, (5) bersifatfleksibel, (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain danmenyenangkan.

Adapun karakteristik menurut Hajar (2013: 43) adalah sebagai berikut.

(1) berpusat pada peserta didik, (2) memberikan pengalamanlangsung, (3) tidak terjadi pemisahan materi pelajaran secara jelas,(4) menyajikan konsep dari berbagai materi pelajaran, (5) bersifatfleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhanpeserta didik, (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain danmenyenangkan, (8) mengembangkan komunikasi peserta didik, (9)mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, (10) lebihmenekankan proses daripada hasil.

Page 33: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

17

Rusman (2012: 258) menyatakan karakteristik pembelajaran tematik

sebagai berikut. (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman

langsung kepada siswa, (3) pemisah antar mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas, (4) bersifat flaksibel.

Berdasarkan uraian para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik adalah sebagai berikut. 1) berpusat

pada peserta didik, 2) memberikan pengalaman langsung, 3) menyajikan

konsep dari berbagai materi pelajaran, 4) bersifat fleksibel, 5) lebih

menekankan proses daripada hasil, 6) menggunakan prinsip belajar

sambil bermain dan menyenangkan.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan di

antaranya yaitu, Rusman (2012: 257) menyatakan kelebihan yang

dimaksud, yaitu:

1. Menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator sertaisi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpangtindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebabisi atau materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana ataualat, bukan tujuan akhir.

3. Pembelajaran tidak terpecah-pecah karena siswa dilengkapidengan pengalaman belajar yang lebih terpadu sehingga akanmendapat pengertian mengenai proses dan materi yang lebihterpadu juga.

4. Memberikan penerapan-penerapan dari dunia nyata sehinggadapat mempertinggi kesempatan transfer belajar.

5. Adanya pemaduan antar mata pelajaran, maka penguasaan materipembelajaran akan semakin baik dan meningkat.

Kekurangan dari pembelajaran tematik, yaitu:

1. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorentasi padadampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga padaproses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.

Page 34: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

18

2. Menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya produk, tetapi jugapada proses.

3. Menuntut adanya teknik evaluasi yang ragamnya, sehingga tugasguru menjadi lebih banyak.

Menurut Khasanah (dalam Suryosubroto 2009: 2) kelebihan dan

kekurangan dari pembelajaran tematik sebagai berikut.

1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan pesertadidik.

2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkatperkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan danbermakna.

4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama,toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Kekurangan dari pembelajaran tematik, yaitu:

1. Pendidik dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan

konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

Majid (2017: 92) menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari

pembelajaran tematik sebagai berikut.

1. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhanpeserta didik.

2. Memberi pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yangrelevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan pesertadidik.

3. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan danbermakna.

4. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai denganpersoalan yang dihadapi.

5. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.6. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap

gagasan orang lain.7. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan

yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

kelebihan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang

menyenangkan, dapat menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja

Page 35: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

19

sama, memberi pengalaman belajar yang relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik. Kekurangan pembelajaran

tematik adalah pendidik harus memiliki kemampuan yang tinggi dan

tidak semua pendidik mampu mengintegrasikan kurikulum dengan

konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

3. Fasilitas Belajar di Sekolah

a. Pengertian Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar merupakan komponen yang penting dalam sebuah

kegiatan pembelajaran. Gie (dalam Saputra 2016: 30) untuk belajar yang

baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai, antara lain

ruang belajar yang baik, alat belajar yang tepat, perlengkapan belajar

yang efisien. Bafadal (2014: 2) fasilitas belajar dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu sarana dan prasarana pendidikan, sarana pendidikan

adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara

langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan

prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang

secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di

sekolah.

Djamarah (2014: 81) fasilitas belajar adalah kelengkapan yang

menunjang belajar anak didik di sekolah, segala sesuatu yang

memudahkan anak didik. Fasilitas belajar yang mendukung kegiatan

belajar peserta didik akan menyebabkan proses belajar menjadi

menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Page 36: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

20

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik kesimpulan

bahwa fasilitas belajar dapat diartikan segala sesuatu yang digunakan

secara langsung maupun tidak langsung, untuk mempermudah dan

melancarkan proses belajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Fasilitas yang dimaksud adalah sarana dan prasarana belajar yang di

butuhkan peserta didik untuk belajar di sekolah.

b. Macam-macam Fasilitas Belajar

Pada dasarnya fasilitas belajar terdiri dari dua unsur, yaitu sarana dan

prasarana. Mulyasa (dalam Baharud dan Moh. Makin 2010: 84)

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secaralangsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses belajar mengajar, seperti papan tulis, spidol,penghapus, alat tulis, buku dan media pengajaran. Sedangkanprasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsungmenunjang jalannya suatu proses pendidikan atau pengajaran disuatu lembaga pendidikan, seperti gedung, ruang kelas, halaman,kebun sekolah, jalan menuju sekolah, dan sebagainya. Apabilaprasarana tersebut digunakan secara langsung untuk kegiatan belajarmengajar, misalnya kebun sekolah digunakan untuk kegiatan belajarbiologi maka kebun sekolah menjadi sarana pendidikan.

Gie (dalam Saputra 2016: 31) macam-macam fasilitas belajar dapat di

indikatorkan sebagai berikut:

1. Ruang atau tempat belajarSalah satu syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknyaadalah tersedianya ruang atau tempat belajar, inilah yangdigunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajarmengajar. Ruang atau tempat belajar yang memadai dan nyamanuntuk belajar maka siswa akan memperoleh hasil belajar yangbaik. Tempat belajar yang baik harus mempertimbangkanpenerangan dan sirkulasi udara yang baik.

2. Perabotan belajar yang lengkapPerabotan yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajaryang baik, diantaranya yaitu meja belajar, kursi belajar, danlemari buku serta kemungkinan perabotan lain yang diperlukanuntuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

3. Perlengkapan belajar yang efisien

Page 37: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

21

Perlengkapan belajar adalah sebagai bagian dari sistem yangharus ada agar kesatuan sistem kegiatan dapat terlaksana dengansempurna dan terarah ketujuan yang dilakukan. Kekuranganalat, ketiadaan atau kurang tepat alat yang dipergunakan akanmengurangi sempurnannya efisiensi maupun efektifitas kegiatanatau bahkan berhenti sama sekali. Syarat yang lain dalamkegiatan belajar mengajar yaitu buku pegangan. Buku-bukupegangan yang dimaksud di sini adalah buku-buku pelajaranyang dapat menunjang pemahaman siswa dalam menerimamateri yang disampaikan oleh guru.

Bafadal (2014: 2) fasilitas dapat dikelompokan menjadi dua yaitu sarana

pendidikan dan prasarana pendidikan.

1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok

yaitu:

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

1) Sarana pendidikan yang habis dipakai, yaitu segala bahan atau alatyang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat.Misalnya kapur tulis yang biasa digunakan oleh guru dan siswadalam pembelajaran.

2) Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu keseluruhan alat ataubahan yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam waktuyang relatif lama. Misalnya bangku sekolah, mesin tulis, atlas,globe, dan alat olah raga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya

1) Sarana pendidikan yang bergerak, yaitu sarana pendidikan yangbisa digerakan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya,misalnya lemari arsip sekolah dan bangku sekolah.

2) Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak, yaitu semua saranapendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untukdipindahkan, misalnya sekolah yang sudah menggunakan PDAM,pipanya tidak dapat dipindahkan ke tempat- tempat tertentu.

c. Ditinjau dari hubungan dengan proses pembelajaran

1) Sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam prosesbelajar mengajar. misalnya kapur tulis, atlas, buku paket, dan saranapendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar.

Page 38: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

22

2) Sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan denganproses belajar mengajar. Misalnya lemari arsip di kantor sekolah.

2. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua macam:

a. Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk prosesbelajar mengajar, seperti ruang belajar, ruang perpustakaan, ruangpraktik, ketrampilan, ruang laboraturium dan lain-lain.

b. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan dalam prosesbelajar mengajar, tetapi secara langsung dapat menunjang terjadinyaproses belajar mengajar. Misalnya ruang kantor, kantin, jalan menujusekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang kepala sekolah, dan tempatparkir.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

macam-macam fasilitas belajar ialah dikelompokan menjadi dua yaitu

sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah

peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan

menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar seperti

alat tulis, buku paket, papan tulis, meja dan kursi sekolah, dan lemari arsip

sekolah. Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran di suatu lembaga

pendidikan misalnya ruang belajar, ruang perpustakaan, ruang praktik, ruang

kantor, kantin, jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang kepala

sekolah, dan tempat parkir.

Berbagai macam fasilitas belajar yang telah disebutkan di atas, semuanya

saling melengkapi satu sama lain. Kelengkapan fasilitas baik sarana dan

prasarana belajar akan mempermudah proses kegiatan belajar peserta didik

sehingga peserta didik semakin mudah menerima ilmu yang diajarkan dan

tujuan pendidikan dapat tercapai.

Page 39: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

23

4. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi

hasil belajar peserta didik. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang

saling mempengaruhi. Menurut A.W. Bernard (dalam Prawira, 2016: 319)

motivasi merupakan fenomena yang dilibatkan dalam perangsangan

tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak

ada gerakan sama sekali ke arah tujuantujuan tertentu. Dimyati dan

Mudjiono (2013: 80) menyatakan motivasi adalah dorongan mental yang

menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku

belajar. Uno (2013: 1) motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun

dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Melalui pemaparan para ahli tersebut, motivasi merupakan kekuatan

dorongan baik dari luar individu maupun dari dalam untuk mengarahkan

melakukan perbuatan ke arah tujuan tertentu. Kekuatan dorongan yang

awalnya tidak ada sama sekali hingga muncul keinginan melakukan

gerakan.

Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi

optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan

makin berhasil pula pelajaran itu. Menurut Sardiman (2016: 75) motivasi

belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri peserta didik

yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan

kegiatan belajar dan memberi arah pada kegitan belajar sehingga tujuan

Page 40: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

24

yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Dalyono

(2009: 57) motivasi belajar adalah suatu daya penggerak atau dorongan

yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pekerjaan yaitu belajar.

Uno (2013: 23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan

eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau

unsur yang mendukung.

Sesuai dengan pendapat para ahli tersebut, motivasi belajar merupakan

dorongan yang timbul dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu

keinginan belajar. Seiring dengan munculnya motivasi dalam diri

seseorang maka akan dapat menghasilkan perubahan tingkah laku.

b. Macam-macam Motivasi Belajar

Motivasi sangat diperlukan oleh peserta didik salah satunya untuk

meningkatkan hasil belajarnya. Motivasi belajar tidak hanya berasal

dari dalam diri individu atau peserta didik namun juga berasal dari luar

diri peserta didik. Sardiman (2012: 86) macam-macam motivasi terdiri

dari empat sudut pandang yaitu: (1) Motivasi dilihat dari dasar

pembentukkannya; (2) Motivasi menurut pembagiannya; (3) Motivasi

jasmaniah dan rohaniah; (4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Mudjiono (2013: 86) menyebutkan macam-macam motivasi ada dua,

yaitu motivasi primer dan motivasi sekunder. Motivasi primer adalah

motivasi yang didasarkan pada motif˗motif dasar, yang berasal dari

segi biologis atau jasmani manusia, dan motivasi sekunder adalah

motivasi yang dipelajari atau motivasi sosial.

Page 41: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

25

c. Indikator Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar adalah dua aspek yang saling mempengaruhi. Hakikat

motivasi belajar adalah dorongan atau daya penggerak yang timbul dalam

diri peserta didik untuk melakukan suatu keinginan belajar. Sardiman

(2016: 83) mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada pada peserta didik

di antaranya adalah:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalamwaktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidakmemerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.d. Lebih senang bekerja mandiri.e. Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,

berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Motivasi belajar merupakan dorongan atau daya penggerak yang timbul

dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu keinginan belajar sehingga

tujuan dapat tercapai. Motivasi ini akan membuat peserta didik dapat

memiliki perubahan tingkah laku sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai, oleh sebab itu terdapat sejumlah indikator untuk mengetahui

peserta didik memiliki motivasi belajar. Indikator yang digunakan dalam

menyusun kisi-kisi instrumen angket untuk mengungkap salah satu

variabel bebas dalam penelitian ini yaitu mengadopsi pendapat tersebut.

Indikatornya antara lain: ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi

kesulitan, minat dalam belajar, dapat mempertahankan pendapat, tidak

mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal.

Page 42: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

26

5. Penelitian yang Relevan

Berikut ini hasil penelitiann terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

untuk mengetahui posisi penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

1. Sidik Wirdayanto (2016)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Fasilitas Belajar dengan

Hasil Belajar Siswa Kelas IV di SDN Gugus Wijaya Kusuma

Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”. Hasil analisis data menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan

fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar yaitu dengan koefisien

korelasi sebesar 0,597 lebih besar dari pada rtabel yaitu 0,248. Persamaan

antara penelitian Sidik Wirdayanto dengan penelitian yang peneliti

laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu fasilitas belajar.

Perbedaannya terletak pada jumlah variabel yang digunakan, penelitian

tersebut hanya menggunakan dua variabel, sementara peneliti terdiri atas

tiga variabel. Jenis sampel yang digunakan, peneliti menggunakan

sampel penelitian peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo.dan tempat penelitian di SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo pada tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian Sidik

Wirdayanto menggunakan sampel penelitian kelas IV di SDN Gugus

Wijaya Kusuma Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang dan waktu

penelitiannya pada tahun pelajaran 2016/2017. Mengingat persamaan

dan perbedaan yang telah diuraikan, maka penelitian Sidik Wirdayanto

dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.

Page 43: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

27

2. Markus (2016)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi

Belajar pada Siswa Kelas V SDN Dabin II Kecamatan Gajahmungkur

Semarang”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara hubungan motivasi belajar terhadap

prestasi belajar yaitu dengan koefisien korelasi sebesar 0,690 yang

berada dalam kriteria kuat. Persamaan antara penelitian Markus dengan

penelitian yang peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu

motivasi belajar. Perbedaannya terletak pada jumlah variabel yang

digunakan, penelitian tersebut hanya menggunakan dua variabel,

sementara peneliti terdiri atas tiga variabel. Jenis sampel yang

digunakan, peneliti menggunakan sampel penelitian peserta didik kelas

IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.dan tempat penelitian

di SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tahun pelajaran

2019/2020. Penelitian Markus menggunakan sampel penelitian kelas V

SDN Dabin II Kecamatan Gajahmungkur Semarang dan waktu

penelitiannya pada tahun pelajaran 2016/2017. Mengingat persamaan

dan perbedaan yang telah diuraikan, maka penelitian Markus dapat

menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.

3. Betti Cahya Wulandari (2017)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Motivasi dan Fasilitas Belajar

terhadap Hasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN Gugus Sunan

Ampel Kabupaten Demak”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dengan motivasi belajar peseta didik dengan hasil korelasi

Page 44: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

28

sebesar 0,689 yang berada dalam kriteria kuat. Persamaan antara

penelitian Betti Cahya Wulandari dengan penelitian yang peneliti

laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu motivasi belajar dan

fasilitas belajar. Perbedaannya terletak pada hasil belajar yang diukur,

penelitian tersebut mengukur hasil belajar IPS, sementara peneliti

mengukur hasil belajar tematik. Jenis sampel yang digunakan, peneliti

menggunakan sampel penelitian peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo.dan tempat penelitian di SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tahun pelajaran 2019/2020.

Penelitian Betti Cahya Wulandari menggunakan sampel penelitian kelas

V SDN Gugus Sunan Ampel Kabupaten Demak dan waktu penelitiannya

pada tahun pelajaran 2017/2018. Mengingat persamaan dan perbedaan

yang telah diuraikan, maka penelitian Betti Cahya Wulandari dapat

menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.

4. Irma Widyastuti (2017)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Fasilitas Belajar dan Motivasi

Belajar terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas III SDN Gugus Dwija

Harapan Kota Semarang”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan hasil korelasi

sebesar 51,1%. Persamaan antara penelitian Irma Widyastuti dengan

penelitian yang peneliti laksanakan terletak pada variabel bebasnya yaitu

fasilitas belajar dan motivasi belajar. Perbedaannya terletak pada hasil

belajar yang diukur, penelitian tersebut mengukur hasil belajar PKn ,

sementara peneliti mengukur hasil belajar tematik. Jenis sampel yang

Page 45: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

29

digunakan, peneliti menggunakan sampel penelitian peserta didik kelas

IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.dan tempat penelitian

di SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada tahun pelajaran

2019/2020. Penelitian Irma Widyastuti menggunakan sampel penelitian

kelas III SDN Gugus Dwija Harapan Kota Semarang dan waktu

penelitiannya pada tahun pelajaran 2017/2018. Mengingat persamaan

dan perbedaan yang telah diuraikan, maka penelitian Irma Widyastuti

dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti laksanakan.

5. Penelitian Fiska Santika, Rina Selva Johan, Gani Haryana (2015)

Penelitian yang berjudul “The Effect of Learning Facilities Toward

Student Learning Outcomes”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara The Learning

Facilities with Student Learning Outcomes yaitu R2 (R Square Change)

diperoleh nilai sebesar 0,392 yang artinya terdapat pengaruh antara

fasilitas belajar terhadap hasil belajar sebesar 39,2%. Persamaan antara

penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti laksanakan yaitu

sama-sama membahas mengenai fasilitas belajar. Jurnal menunjukkan

bahwa adanya hubungan antara fasilitas belajar terhadap hasil belajar.

Perbedaannya terletak pada jumlah populasi penelitian, Fiska Santika,

Rina Selva Johan dan Gani Haryana menggunakan siswa kelas X dan XI

IPS SMAN 1 Teluk Kuantan sebanyak 209 orang peserta didik, dan

yang menjadi sampel sebanyak 137 orang peserta didik, sedangkan

peneliti menggunakan kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro

Husodo sebanyak 154 orang peserta didik, dan yang menjadi sampel

sebanyak 63 orang peserta didik. Mengingat persamaan dan perbedaan

Page 46: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

30

yang telah diuraikan, maka penelitian Fiska Santika, Rina Selva Johan

dan Gani Haryana dapat menjadi acuan dalam penelitian yang peneliti

laksanakan.

B. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian

1. Kerangka Pikir

Penelitian agar memiliki arah yang lebih jelas, perlu disusun sebuah

kerangka pikir. Sugiyono (2016: 91) mengemukakan bahwa kerangka

berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting. Intinya kerangka pikir memudahkan penulis untuk

mengidentifikasikan hubungan antar kedua variabel. Kerangka pikir yang

baik akan menjelaskan secara teoritis keterkaitan antar variabel yang akan

diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan antara variabel bebas dan

terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar di sekolah dan

motivasi belajar, sedangkan untuk variabel terikatnya adalah hasil belajar

peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti terangkan

keterkaitan antar variabel secara teoritis.

1. Hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar

peserta didik

Kegiatan belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh fasilitas belajar

yang baik. Peserta didik dapat belajar lebih baik, nyaman dan

menyenangkan apabila terdapat fasilitas belajar yang memadai dan

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik.

Page 47: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

31

Fasilitas belajar diduga berpengaruh terhadap hasil belajar peserta

didik, apabila peserta didik mempunyai fasilitas belajar yang baik

maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik, dan apabila fasilitas

belajar peserta didik kurang baik maka ia akan mendapatkan hasil

belajar yang kurang baik. Oleh sebab itu, untuk mencapai hasil belajar

yang baik perlunya fasilitas belajar yang memadai yang dapat

dimanfaatkan oleh peserta didik, sehingga hasil belajar yang

diharapkan dapat tercapai.

2. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar peseta

didik

Tingkat keberhasilan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan

tergantung dari pelaksanaan atau proses kegiatan tersebut. Salah satu

faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa

adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Motivasi belajar

merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam

belajar. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat peserta didik

belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar

peserta didik tersebut. Dalam pembelajaran, motivasi belajar diduga

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, bila tingkat motivasi

belajar peserta didik baik, maka hasil belajar peserta didik akan

meningkat sesuai dengan tujuan yang diinginkan dalam proses

pembelajaran, dan sebaliknya hasil belajar peserta didik akan menurun

apabila motivasi belajar peserta didik rendah.

Page 48: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

32

3. Hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dengan motivasi

belajar

Fasilitas belajar adalah alat bantu belajar yang dapat digunakan untuk

membantu peserta didik melakukan proses belajar. Tersedianya

fasilitas belajar yang baik maka peserta didik akan semakin baik dalam

belajar. Fasilitas belajar di sekolah yang baik diduga berpengaruh

terhadap motivasi belajar. Jika fasilitas belajar di sekolah baik maka

motivasi belajarnya pun akan tinggi. Ketika motivasi belajar peserta

didik tinggi akan mudah untuk melibatkan diri dan aktif untuk

mengikuti pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, jika fasilitas

belajar di sekolah baik, maka akan semakin tinggi pula motivasi

belajar pesserta didik.

4. Hubungan antara fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar

secara bersama-sama dengan hasil belajar peserta didik

Fasilitas belajar dan motivasi belajar merupakan hal penting dalam

suatu proses belajar mengajar. Tanpa adanya fasilitas belajar, proses

pembelajaran tidak dapat berjalan. Demikian pula dengan motivasi

belajar, peserta didik tidak mempunyai rasa semangat jika tidak

mempunyai motivasi belajar sebagai pendorong untuk belajar. Artinya

dengan fasilitas belajar yang baik serta motivasi yang tinggi diduga

dapat meyebabkan peningkatan hasil belajar peserta didik.

2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan gambaran dari sebuah penelitian yang

dilakukan oleh seorang peneliti. Menurut Sugiyono (2014: 42) paradigma

Page 49: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

33

penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antar

variabel yang diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan

masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik

analisis yang digunakan.

Jadi, paradigma penelitian adalah suatu gambaran dalam pola dari

hubungan antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Berdasarkan

penjabaran dan kerangka pikir, maka paradigma penelitian yang akan

dilaksanakan oleh peneliti sebagai berikut.

Gambar 1. Paradigma penelitian

Keterangan:X1 = fasilitas belajar di sekolahX2 = motivasi belajarY = hasil belajar tematikrx1y = koefisien korelasi antara X1 dan Yrx2y = koefisien korelasi antara X2 dan Yrx1x2 = koefisien korelasi antara X1 dan X2

Rx1x2y = koefisien korelasi ganda antara X1, X2 dan Y= hubungan

(Sumber: Sugiyono , 2014: 44)

=X1

Y

X2

=X1

Y

X2

Page 50: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

34

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, peneliti menetapkan

hipotesis sebagai berikut.

1. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD

Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

2. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

3. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

fasilitas belajar di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV

SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

4. Diduga bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar

peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

Page 51: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

35

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif. Metode penulisan yang digunakan adalah ex-postfacto korelasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif dan signifikan

antara fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar

peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo, yang meliputi SD Negeri 1 Metro Barat, SD Negeri 2

Metro Barat, SD Negeri 3 Metro Barat, SD Negeri 4 Metro Barat dan SD

Negeri 5 Metro Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2019/2020, kegiatan

penelitian dimulai dari tahap perencanaan sampai penyebaran skripsi.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo tahun pelajaran 2019/2020 dengan

jumlah 154 peserta didik.

Page 52: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

36

C. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap penelitian ex-postfacto korelasi yang akan dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

1. Memilih subjek penelitian yaitu peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo yang berjumlah 154 peserta didik. Subjek

uji coba instrument kuesioner (angket) yaitu siswa yang merupakan

bagian populasi penelitian namun tidak termasuk dalam sampel penelitian

dengan jumlah 20 orang.

2. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data yang berupa angket.

3. Menguji coba instrumen pengumpul data pada subjek uji coba instrumen

yang telah ditentukan yaitu 20 peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Metro

Barat.

4. Menganalisis data dari hasil uji coba instrumen untuk mengetahui apakah

instrumen yang disusun telah valid dan reliabel.

5. Melaksanakan penelitian dengan membagikan instrumen angket kepada

sampel penelitian, sedangkan untuk mengetahui hasil belajar dilakukan

studi dokumentasi yang dilihat pada dokumen hasil ujian tengah semester

ganjil kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

6. Menghitung ketiga data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan dan

tingkat keterkaitan fasilitas belajar dan motivasi belajar dengan hasil

belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro

Husodo.

7. Interpretasi hasil perhitungan data yang telah dilakukan.

Page 53: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

37

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subjek yang akan diteliti.

Sugiyono (2014: 40) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang

berjumlah 154 peserta didik. Berikut peneliti sajikan data jumlah peserta

didik yang menjadi populasi penelitian.

Tabel 2. Data Jumlah Peserta Didik Kelas IV SD Se-Gugus DokterWahidin Sudiro Husodo Tahun Pelajaran 2019/ 2020

No Nama Sekolah Jumlah1 SD Negeri 1 Metro Barat 362 SD Negeri 2 Metro Barat 193 SD Negeri 3 Metro Barat 294 SD Negeri 4 Metro Barat 355 SD Negeri 5 Metro Barat 35

Jumlah 154(Sumber: Dokumentasi wali kelas IV SD Se-Gugus Dokter WahidinSudiro Husodo Kecamatan Metro Barat)

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Yusuf (2014: 150) sampel adalah sebagian

dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Peneliti dapat

menyimpulkan sampel adalah bagian tertentu dari populasi yang dapat

mewakilkan seluruh populasi itu sendiri.

Page 54: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

38

Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Teknik

probability yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsionate

stratified random sampling. Riduwan (2013: 58) menyatakan teknik

proporsionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan bersrata secara proporsional.

a. Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Yamane dalam

Riduwan (2013: 65) sebagai berikut:

n = .Keterangan:n = Jumlah SampelN = Jumlah Populasid2 = Presisi (ditetapkan 10% atau 0,1)

Perhitungan sampel dengan rumus di atas, sebagai berikut.

n = . , = , = , =Presentase = % = , %Jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebesar 61 responden kelas IV

SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo. Jumlah sampel sebesar

61 responden tersebut belumlah keputusan akhir karena masih perlu

dilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah sampel pada setiap

stratanya atau disetiap sekolah.

b. Penentuan Jumlah Sampel di Setiap Sekolah

Setelah diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 61

responden, kemudian dari jumlah sampel tersebut dicari sampel

Page 55: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

39

berstrata menggunakan rumusan alokasi proportional dari Sugiyono

dalam Riduwan (2013: 66):= ( ∶ ) .Keterangan:ni = Jumlah sampel menurut stratumNi = Jumlah populasi menurut stratumN = Jumlah populasin = Jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel menurut stratum

(ni) pada penelitian sebagai berikut.

Tabel 3. Jumlah Anggota Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

Kelas IV

Sampel

1. SD Negeri 1 Metro Barat 36 (36 : 154) . 61 = 14,2 = 15

2. SD Negeri 2 Metro Barat 19 (19 : 154) . 61 = 7,7 = 8

3. SD Negeri 3 Metro Barat 29 (29 : 154) . 61 = 11,4 = 12

4. SD Negeri 4 Metro Barat 35 (35 : 154) . 61 = 13,8 = 14

5. SD Negeri 5 Metro Barat 35 (35 : 154) . 61 = 13,8 = 14

Jumlah 154 63

c. Penentuan Sampel

Setelah diketahui jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 63

responden, kemudian dari jumlah sampel tersebut digunakan teknik

Probability sampling untuk menentukan responden yang akan

digunakan. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi

peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel (Sugiyono, 2013: 132). Cara demikian sering disebut

pengambilan sampel secara acak. Penelitian ini mengambil sampel atau

responden dengan cara random atau acak pada setiap sekolahnya.

Page 56: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

40

E. Variabel Penelitian

Variabel merupakan subjek yang digunakan oleh peneliti dalam suatu

penelitian. Sugiyono (2013: 64) menjelaskan variabel penelitian adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat.

Berdasarkan judul penelitian, maka terdapat dua variabel yaitu:

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah fasilitas belajar di sekolah dan

motivasi belajar.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik

kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo Kecamatan Metro

Barat.

F. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual variabel merupakan batasan-batasan terhadap masalah-

masalah variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian. Definisi

konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi, diperoleh dan

dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Perubahan

tersebut dapat ditunjukkan melalui nilai akademik yang dicapai peserta

didik.

Page 57: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

41

2. Fasilitas Belajar di Sekolah

Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang berupa sarana dan prasarana

pendidikan untuk membantu proses kegiatan pembelajaran di sekolah.

Fasilitas belajar mempengaruhi kegiatan pembelajaran di sekolah. Peserta

didik dapat belajar lebih baik apabila suatu sekolah dapat memenuhi

segala kebutuhan belajar peserta didik.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan atau daya penggerak yang timbul

dalam diri peserta didik untuk melakukan suatu keinginan belajar

sehingga terdapat perubahan tingkah laku. Peserta didik akan mampu

menghasilkan luaran yang baik apabila semua unsur atau indikator

motivasi belajar dapat muncul dan aktif. Motivasi belajar diukur

menggunakan indikator: ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi

kesulitan, minat dalam belajar, dapat mempertahankan pendapat, tidak

mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan

memecahkan masalah soal-soal.

G. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dapat memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi

kesalahpahaman dalam mendefinisikan objek penelitian, maka variabel yang

di uji dalam sebuah penelitian perlu di operasionalkan. Definisi operasional

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan peserta didik setelah

mengikuti pembelajaran, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan

Page 58: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

42

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar yang

digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar tematik, yaitu dengan

melihat dokumentasi mid semester peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo pada semester ganjil tahun pelajaran

2019/2020.

2. Fasilitas Belajar di Sekolah

Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang berupa sarana dan prasarana

pendidikan digunakan secara langsung atau tidak secara langsung untuk

membantu proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selanjutnya untuk

mengetahui fasilitas belajar di sekolah dalam penelitian ini dilakukan

pengukuran dengan indikator (1) ruang atau tempat belajar, (2) alat

belajar, dan (3) perlengkapan belajar yang efisien.

Pengumpulan data variabel motivasi belajar dengan menyebar angket

kepada responden, selanjutnya peneliti memberikan skor terhadap

pernyataan setiap item soal yang ada pada angket. Angket pernyataan

motivasi belajar terdiri dari item soal positif dan item soal negatif.

Angket disusun menggunakan skala likert tanpa pilihan jawaban netral

dengan skor jawaban sebagai berikut.

Tabel 4. Skor alternatif jawaban skala likert

Alternatif JawabanSkor untuk PernyataanPositif Negatif

Selalu 4 1Sering 3 2Kadang-kadang 2 3Tidak Pernah 1 4

(Sumber: Sugiyono, 2014: 93)

Page 59: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

43

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri

peserta didik maupun dari pihak luar untuk memengaruhinya melakukan

perbuatan agar tercapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar

sangat diperlukan dalam pembelajaran agar peserta didik mendapatkan

hasil belajar yang baik karena semangatnya dalam mengikuti proses

pembelajaran. Adapun indikator motivasi belajar adalah ketekunan dalam

belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dalam belajar, dapat

mempertahankan pendapat, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini,

dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Pengumpulan data variabel motivasi belajar dengan menyebar angket

kepada responden, selanjutnya peneliti memberikan skor terhadap

pernyataan setiap item soal yang ada pada angket. Angket pernyataan

motivasi belajar terdiri dari item soal positif dan item soal negatif.

Angket disusun menggunakan skala likert tanpa pilihan jawaban netral

dengan skor jawaban sebagai berikut.

Tabel 5. Skor alternatif jawaban skala likert

Alternatif JawabanSkor untuk PernyataanPositif Negatif

Selalu 4 1Sering 3 2Kadang-kadang 2 3Tidak Pernah 1 4

(Sumber: Sugiyono, 2014: 93)

H. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, antara lain.

Page 60: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

44

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan

langsung atau peninjauan secara langsung di lapangan serta pencatatan

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Hadi (dalam Sugiyono,

2014: 145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Teknik observasi dalam penulisan ini dilakukan pada saat penulis

melaksanakan penulisan pendahuluan. Selain itu juga teknik ini dilakukan

untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi tentang

lokasi penelitian yang dilaksanakan di SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi perlu digunakan sebagai sumber data dalam

penelitian. Riduwan (2013: 77) menjelaskan studi dokumentasi adalah

cara untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto,

dan data lain yang relevan pada penelitian. Pengumpulan data tentang

hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh dari data nilai mid semester

ganjil kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo di

Kecamatan Metro Barat.

3. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2014: 142) menyatakan bahwa kuesioner (angket)

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab.

Page 61: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

45

Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data fasilitas

belajar di sekolah dan motivasi belajar. Kuesioner (angket) ini dibuat

dengan skala Likert yang mempunyai empat kemungkinan jawaban yang

berjumlah genap, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator dijadikan sebagai tolak ukur

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan.

I. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan,

memeriksa, dan menyelidiki. Sugiyono (2013: 148) adalah suatu alat bantu

yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data objektif yang

diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan pada penelitian yang objektif.

Instrumen fasilitas belajar di sekolah dapat dilihat dari kisi-kisi pada tabel 5.

Peneliti mengajukan sebanyak 40 item angket fasilitas belajar di sekolah, hal

tersebut sebagai antisipasi jika ada item yang tidak valid, berikut

perinciannya.

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Angket Fasilitas Belajar di Sekolah

No. Indikator Sub IndikatorNomor Rancangan

AngketNomor yang

dipakai

1. Ruang atau tempatbelajar yang baik

Keadaan ruang kelasyang baik

1, 2, 3, 4, 5, 17, 18, 19,

20, 21, 221, 2, 3, 18, 19, 20

2. Perabotan belajaryang lengkap

Ada meja, kursi danperabot lain yanglengkap

23, 24, 25, 26, 27, 28,

29, 30, 31, 32, 33, 34

23, 26, 27, 31, 32,

33

3.Perlengkapanbelajar yangefisien

1. Terdapat penerangancahaya yang cukup

6, 7, 8, 9, 10 6, 8, 9

2. Ada sirkulasi udara 11, 12, 13, 14, 15, 16 13, 15

3. Mempunyaiperlengkapan belajaryang efisien sepertibuku pelajaran dansebagainya

35, 36, 37, 38, 39, 40 35, 37, 40

Jumlah 40 20

Page 62: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

46

Instrumen motivasi belajar dapat dilihat dari kisi-kisi pada tabel 6. Peneliti

mengajukan sebanyak 40 item angket fasilitas belajar di sekolah, hal tersebut

sebagai antisipasi jika ada item yang tidak valid, berikut perinciannya.

Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar

No. Indikator Sub IndikatorNomor Rancangan

AngketNomor yang

dipakai

1. Ketekunan dalambelajar

1. Kehadiran di sekolah 1, 2, 3, 4 1, 3

2. Mengikutipembelajaran di kelas

5, 6, 7, 8 7, 8

3. Belajar di rumah 9, 10, 11, 12 9, 10, 11, 12

2.Ulet dalammenghadapikesulitan

1. Sikap terhadapkesulitan

13, 14, 15, 16 14, 16

2. Usaha mengatasikesulitan

17, 18, 19, 20 18

3.Minat dalambelajar

1. Kebiasaan dalammengikuti pelajaran

21, 22, 23, 24 22, 24

2. Semangat dalammengikuti pelajaran

25, 26, 27, 28 26, 27

4.

Dapatmempertahankanpendapat

Berpendapat danmenanggapi pendapatorang lain

29, 30, 31, 32 29, 31

5.

Tidak mudahmelepaskan halyang diyakini

1. Percaya diri dengankemampuan dankualifikasi hasil

33, 34, 35, 36 34, 36

6.

Senang mencaridan memecahkanmasalah soal-soal

1. Sikap dalammemecahkan soal

37, 38, 39, 40 38

Jumlah 40 20

J. Uji Prasyarat Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen penulisan dapat dikatakan valid apabila instrumen yang

dipakai dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas merupakan

derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penulisan dengan

data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sugiyono (2014: 267) data

yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan

oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian. Pengujian validitas instrumen menggunakan rumus korelasi

Page 63: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

47

product moment yang dikemukakan oleh Pearson (dalam Muncarno,

2015: 51) dengan rumus sebagai berikut.

꞊∑ − (∑ )(∑ ){ − ( ) } . { − ( ) }

Keterangan:rxy = Koefisien antara variabel X dan YN = Jumlah sampelX = Skor itemY = Skor totalDistribusi/tabel r untuk α =0,05

Kaidah keputusan : jika rhitung> rtabel berarti valid, sebaliknya

jika rhitung< rtabel berarti tidak valid atau drop out.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang

sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas dapat menggunakan

rumus korelasi alpha cronbach, yaitu:

= − . −Keterangan :r11 = Reliabilitas instrumenΣσ = Varians skor tiap-tiap itemσtotal = Varians totaln = Banyaknya soalMencari varians skor tiap-tiap item (σi) digunakan rumus:

= ∑ − (∑ )

Keterangan:σi = Varians skor tiap-tiap item∑Xi = Jumlah item Xi

N = Jumlah responden

Page 64: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

48

Selanjutnya untuk mencari varians total (σtotal) dengan rumus:

= ∑ − (∑ )

Keterangan:σ total = Varians total∑Xtotal = Jumlah X totalN = Jumlah responden

Hasil perhitungan dari rumus korelasi alpha cronbach (r11) dikonsultasikan

dengan nilai tabel r product moment dengan dk = N - 1, dan α sebesar 5%

atau 0,05, maka kaidah keputusannya sebagai berikut.

Jika r11> rtabel berarti reliabel.

Jika r11< rtabel berarti tidak reliabel.

3. Hasil Uji Prasyarat Instrumen

Pelaksanaan uji coba instrumen angket, pada tanggal 13 Desember 2019.

Responden uji coba instrumen adalah 20 orang peserta didik kelas IV SD

Negeri 1 Metro Barat Kecamatan Metro Barat, Kota Metro yang bukan

merupakan sampel penelitian.

a. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Angket) Fasilitas

Belajar di Sekolah

Berdasarkan hasil analisis instrumen fasilitas belajar terdapat 20 item

pernyataan yang valid dari 40 soal pernyataan yang diajukan oleh

peneliti. Terdapat 20 item valid yang digunakan, hal tersebut didasari

pada item dengan koefisien korelasi tertinggi di setiap indikator yang

ingin diketahui oleh peneliti.

Page 65: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

49

Berdasarkan uji coba validitas instrumen fasilitas belajar di sekolah,

diketahui bahwa instrumen fasilitas belajar di sekolah yang akan

digunakan yakni item no: 1, 2, 3, 6, 8, 9, 13, 15, 18, 19, 20, 23, 26,

27, 31, 32, 33, 35, 37, 40. Namun item-item tersebut belum tentu

reliable, oleh sebab itu perlu di uji reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas

instrumen fasilitas belajar di sekolah didapati bahwa koefisien

korelasi (r11) sebesar 0,93011, sedangkan rtabel yaitu sebesar 0,444.

Hal ini berarti r11 > dari rtabel dengan interpretasi bahwa instrumen

reliabel. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, berikut peneliti

sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen AngketFasilitas Belajar di Sekolah

No Item Uji Validitas Ui ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status rhitung rtabel Status

1 1 0,631 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel2 2 0,726 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel3 3 0,661 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel4 0,366 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji5 0,204 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji6 4 0,726 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel7 0,006 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji8 5 0,619 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel9 6 0,631 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel

10 0,170 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji11 0,316 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji12 0,226 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji13 7 0,513 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel14 0,350 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji15 8 0,661 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel16 0,350 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji17 0,328 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji18 9 0,553 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel19 10 0,619 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel20 11 0,513 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel21 0,066 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji22 0,267 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji23 12 0,653 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel24 0,010 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji25 0,229 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji26 13 0,652 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel27 14 0,715 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel28 0,239 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji29 0,324 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji30 0,403 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji31 15 0,513 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel32 16 0,573 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel

Page 66: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

50

No Item Uji Validitas Uji ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status rhitung rtabel Status

33 17 0,652 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel34 0,333 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji35 18 0,715 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel36 0,384 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji37 19 0,652 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel38 0,104 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji39 0,305 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji40 20 0,573 0,444 Valid 0,93011 0,444 Reliabel

(Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 13 Desember2019 )

b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner (Angket) Motivasi

Belajar

Berdasarkan hasil analisis instrumen motivasi belajar terdapat 21 item

pernyataan yang valid dari 40 soal pernyataan yang diajukan oleh peneliti.

Terdapat 20 item valid yang digunakan, hal tersebut didasari pada item

dengan koefisien korelasi tertinggi di setiap indikator yang ingin diketahui

oleh peneliti.

Berdasarkan uji coba validitas instrumen motivasi belajar, diketahui

bahwa instrumen motivasi belajar yang akan digunakan yakni item no: 1,

3, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 18, 22, 24, 26, 27, 29, 31, 34, 36, 38. Namun

item-item tersebut belum tentu reliabel, oleh sebab itu perlu di uji

reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen motivasi belajar didapati

bahwa koefisien korelasi (r11) sebesar 0,9221, sedangkan rtabel yaitu

sebesar 0,444. Hal ini berarti r11 > dari rtabel dengan interpretasi bahwa

instrumen reliabel. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, berikut

peneliti sajikan dalam bentuk tabel.

Page 67: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

51

Tabel 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen AngketMotivasi Belajar

No Item Uji Validitas Ui ReliabilitasDiajukan Dipakai rhitung rtabel Status rhitung rtabel Status

1 1 0,818 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel2 0,217 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji3 2 0,568 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel4 0,401 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji5 0,422 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji6 0,017 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji7 3 0,546 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel8 4 0,463 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel9 5 0,818 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel

10 6 0,780 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel11 7 0,672 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel12 8 0,554 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel13 0,350 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji14 9 0,818 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel15 0,232 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji16 10 0,562 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel17 0,402 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji18 11 0,757 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel19 0,082 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji20 0,340 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji21 0,191 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji22 12 0,757 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel23 0,412 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji24 13 0,463 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel25 0,206 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji26 14 0,554 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel27 15 0,546 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel28 0,180 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji29 16 0,702 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel30 0,324 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji31 17 0,472 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel32 0,191 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji33 0,379 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji34 18 0,517 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel35 0,403 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji36 19 0,554 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel37 0,076 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji38 20 0,592 0,444 Valid 0,9221 0,444 Reliabel39 0,206 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji40 0,466 0,444 Tidak Valid 0,444 Tidak Diuji

(Sumber: Hasil penarikan angket uji coba instrumen tanggal 13 Desember2019 )

Page 68: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

52

K. Teknik Analisis Data

1.Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis

mempunyai sebaran (berdistribusi) normal atau tidak. Uji normalitas

penelitian ini menggunakan rumus chi kuadrat seperti yang diungkapkan

Riduwan (2014: 162) sebagai berikut.

= ( − )Keterangan:

= Nilai chi kuadrat hitungfo = Frekuensi hasil pengamatanfe = Frekuensi yang diharapkank = Banyaknya kelas interval

Tahap selanjutnya, membandingkan dengan nilai untuk α =

0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1, maka dikonsultasikan pada tabel

chi kuadrat dengan kaidah keputusan sebagai berikut.

Jika < , artinya distribusi dinyatakan data normal.

Jika > , artinya distribusi data dinyatakan tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki

hubungan yang linear atau tidak. Uji tersebut digunakan sebagai

prasyarat dalam analisis korelasi ataupun regresi linear. Rumus utama

pada uji linearitas yaitu dengan uji-F, seperti yang diungkapkan Riduwan

(2014: 174) berikut.

Page 69: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

53

=Keterangan:Fhitung = Nilai uji F hitungRJKTC = Rata-rata jumlah tuna cocokRJKE = Rata-rata jumlah kuadrat error

Tahap selanjutnya menentukan Ftabel dengan langkah seperti yang

diungkapkan Sugiyono (2014: 274) yaitu dk pembilang (k – 2) dan dk

penyebut (n – k). Hasil nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, dan

selanjutnya ditentukan sesuai dengan kaidah keputusan sebagai berikut.

Jika Fhitung < Ftabel, artinya data berpola linier.

Jika Fhitung > Ftabel, artinya data berpola tidak linier.

2. Uji Hipotesis

Pengujian selanjutnya, yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk mencari

makna hubungan antara variabel X terhadap Y, maka untuk pengujian

hipotesis pertama dan kedua diuji dengan rumus korelasi product moment

yang diungkapkan Pearson (dalam Muncarno, 2016: 49) sebagai berikut.

꞊∑ − (∑ )(∑ ){ − ( ) } . { − ( ) }

Keterangan:rxy = Koefisien (r) antara variabel X dan YN = Jumlah sampelX = Skor variabel XY = Skor variabel Y

Sedangkan, pengujian hipotesis ketiga yaitu hubungan fasilitas belajar (X1)

dan motivasi belajar (X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar (Y)

digunakan rumus kolerasi ganda (multiple correlation) yang diungkapkan

Sugiyono (2014: 193) sebagai berikut.

Page 70: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

54

=

Keterangan:

RyX1X2 = Kolerasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama ................ dengan variabel YRyx1 = Kolerasi product moment antara X1 dan YRyx2 = Kolerasi product moment antara X2 dan YRx1x2 = Kolerasi product moment antara X1 dan X2

Korelasi dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 < r < +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r

= 0 artinya tidak ada korelasi; r = 1 berarti korelasi sangat kuat.

Tabel 10. Kriteria Interpertasi Koefisien Korelasi (r)

Koefisien Korelasi (r) Kriteria Validitas0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Tinggi0,80 – 1,000 Sangat tinggi

(Sumber: Muncarno, 2016: 51)

Rumus selanjutnya adalah mencari besar kecilnya kontribusi variabel X1 dan

X2 terhadap variabel Y dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.= × %Keterangan :KD = Koefisien determinationr = Nilai koefisien korelasi(Sumber: Muncarno, 2016: 51)

Pengujian lanjutan, jika terdapat hubungan antara variabel X1, X2, dan

variabel Y maka untuk mencari kebermaknaan atau kesignifikanan

Page 71: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

55

hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y akan diuji dengan uji

signifikansi atau uji-F dengan rumus:

Fh =// ( )

Keterangan:R = Koefisien korelasi gandaK = Jumlah variabel independentN = Jumlah anggota sampel

Selanjutnya dikonsultasikan ke F tabel dengan dk pembilang = k dan dk

penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 0,05 dengan kaidah:

Jika Fhitung > Ftabel, artinya terdapat hubungan signifikan atau

hipotesis penulisan diterima, sedangkan

Jika Fhitung< Ftabel, artinya tidak terdapat hubungan signifikan atau

hipotesis penulisan ditolak.

L. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Ha: r ≠ 0

2. Ha: r = 0

M. Rumusan Hipotesis

Rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hubungan fasilitas belajar di sekolah dengan hasil belajar peserta didik

kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo

Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar

di sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

Page 72: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

56

Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas

belajar di sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-

Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

2. Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD

Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo

Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo.

Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

3. Hubungan fasilitas belajar di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik

kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo

Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar

di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD Se-

Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas

belajar di sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD

Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

4. Hubungan fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil

belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro

Husodo

Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar

di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas

IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

Page 73: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

57

Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas

belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta

didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo.

Page 74: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

84

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar

dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo. Hubungan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter

Wahidin Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi sebesar 0,655 berada

pada kriteria kuat.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar

dengan hasil belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus Dokter Wahidin

Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi sebesar 0,408 berada pada

kriteria sedang.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dengan motivasi belajar peserta didik kelas IV SD Se-Gugus

Dokter Wahidin Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi sebesar 0,449

berada pada kriteria sedang.

4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar di

sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik kelas IV

Page 75: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

85

SD Se-Gugus Dokter Wahidin Sudiro Husodo dengan koefisien korelasi

sebesar 0,667 berada pada kriteria kuat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa saran

yang dikemukakan oleh peneliti, antara lain.

1. Peserta didik

Selama proses pembelajaran di kelas, peserta didik diharapkan untuk bisa

mengatur penataan perlengkapan sedemikian rupa sehingga menimbulkan

kesan yang baik. Peserta didik juga harus lebih aktif dan semangat dalam

proses pembelajaran, sehingga menimbulkan motivasi belajar peserta didik

yang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar yang optimal.

2. Pendidik

Pendidik diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik

dalam proses pembelajaran, pendidik juga harus memberikan lebih banyak

kesempatan kepada peserta didik untuk bisa belajar lebih aktif lagi di

dalam kelas, sehingga membuat peserta didik lebih termotivasi dalam

kegiatan pembelajaran dan pembelajaran akan lebih maksimal. Hasil

belajar tematik peserta didik yang masih rendah karena terdapat peserta

didik yang memiliki hasil belajar tematik yang belum mencapai KKM.

3. Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, sekolah harus menyadari bahwa fasilitas

belajar di sekolah dan motivasi belajar dengan hasil belajar peserta didik

memiliki hubungan yang erat, sehingga sekolah harus mampu

Page 76: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

86

meningkatkan sarana dan prasarana di sekolah untuk menumbuhkan dan

meningkatkan fasilitas belajar di sekolah dan motivasi belajar yang baik

untuk menciptakan hasil belajar peserta didik yang lebih baik dan optimal.

4. Peneliti lanjutan

Kepada peneliti lanjutan, peneliti menyarankan untuk dapat lebih

mengembangkan variabel yaitu menambah variabel lain yang terdapat

hubungan dengan hasil belajar peserta didik ataupun meneliti variabel lain

karena masih banyak variabel-variabel yang dapat meningkatkan dan

memiliki hubungan dengan hasil belajar peserta didik yang lebih baik,

selain itu diharapkan peneliti selanjutnya mengembangkan dan membuat

instrumen penelitian menjadi lebih baik lagi, sehingga hasil dari penelitian

lanjutan tersebut dapat lebih maksimal dari penelitian ini dapat

memberikan wawasan lebih baik untuk bekal dalam mengajar

sesungguhnya.

Page 77: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

88

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2014. Manajemen Perlengkapan Sekolah dan Aplikasinya.Bumi Aksara, Jakarta.

Baharudin dan Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam TransformasiMenuju Sekolah/Madrasah Unggul. UIN Maliki Press, Yogyakarta.

Barnawi. Arifin, M. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Dalyono. 2012. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta

Djamarah. 2014. Psikologi Belajar. Rineka Cipta, Jakarta.

Hajar, Ibnu. 2013. Panduan Lengkap Kurikulum Tematik. Diva Press,Yogyakarta.

Karwono, Heni Mularsih. 2017. Belajar dan Pembelajaran serta PemanfaatanSumber Belajar. PT. Pajagrafindo Persada, Depok.

Majid, Abdul. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu. PT. RemajaRosdakarya,Bandung.

Markus. 2016. Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar pada SiswaKelas V SDN Dabin II Kecamatan Gajahmungkur Semarang TahunPelajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Matin dan Nurhattati, Fuad. 2016. Manajemen Sarana dan PrasaranaPendidikan. Rajawali Pers, Jakarta.

Mudjiono dan Dimyati. 2013. Belajar & Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyasa.2012. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. RemajaRosdakarya, Bandung.

Muncarno. 2016. Statistik Pendidikan. Arthawarna, Metro.

Prawira, Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.Arruzz Media, Yogyakarta.

Riduwan.2014. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Page 78: HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAHDAN MOTIVASI …digilib.unila.ac.id/61629/18/3. SKRIPSI FULL TANPA... · 12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan

Rusman. 2017. Model-model Pembelajaran Mengembangkan ProfesionalismePendidik. PT. Rajagrafindo Pustaka, Jakarta.

Santika, Fiska, dkk. 2015. The Effect of Learning Facilities Toward StudentLearning Outcomes. University of Riau.

Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar. PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). 2003. Undang-undang RepublikIndonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. SistemPendidikan Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. PT. Rineka Cipta,Jakarta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. RemajaRosdakarya, Bandung.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Sunarto, Ais. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Media Group, Jakarta.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Megajar di Sekolah. PT. Rineka Cipta,Jakarta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Prenadamedia Group, Jakarta.

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Praktik. Ar-RuzzMedia, Jakarta.

Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Bumi Aksara,Jakarta.

Widyastuti, Irma. 2017. Hubungan Fasilitas Belajar dan Motivasi Belajar terhadapHasil Belajar PKn Siswa Kelas III SDN Gugus Dwija Harapan KotaSemarang Tahun Pelajaran 2017/2018. (Skripsi). Universitas NegeriSemarang. Semarang.

Wirdayanto, Sidik. 2016. Hubungan Antara Fasilitas Belajar dengan Hasil BelajarSiswa Kelas IV di SDN Gugus Wijaya Kusuma Kecamatan NgaliyanKota Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas NegeriSemarang. Semarang.

Wulandari, Betti Cahya. 2017. Hubungan Motivasi dan Fasilitas Belajar terhadapHasil Belajar IPS pada siswa kelas V SDN Gugus Sunan AmpelKabupaten Demak Tahun Pelajaran 2017/2018. (Skripsi). UniversitasNegeri Semarang. Semarang.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan PenelitianGabungan. Prenadamedia Group, Jakarta.

88