hubungan faktor risiko riwayat dm keluarga

4
Usia merupakan salah satu karakteristik yang melekat pada host atau penderita penyakit. Usia mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya fisik, serta sifat resistensi tertentu. Usia juga berhubungan erat dengan sikap dan perilaku, juga karakteristik tempat dan waktu. Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut usia sangat berhubungan dengan perbedaan tingkat keterpaparan dan proses patogenesis (masriadi, 2012). Syamsiyah, Najah, 2014 menyebutkan bahwa salahg satu faktor risiko yang terbukt berhubungan dengan kejadian dm tipe 2 adalah usia >= 45 tahun. Diaberes sering kali ditemukan pada masyarakat dengan usia tua karena pada usia tersebut, fungsi tubuh secara fisiologis menurun dan terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang ptimal ( Gusti dan Erna, 2014) Hubungan faktor risiko riwayat dm keluarga Secara teori seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus. DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit ini. Risiko seseorang menderita dM tipe 2 apabila salah satu orang tuanya menderita DM sebesar 15% dan 75% apabila kedua orangtuanya menderita DM. Pada umumnya apabila seseorang menderita DM maka saudara kandungnya memiliki risiko DM sebanyak 10% (Kemennkes 2008) Menurut WHO, faktor genetik dianggap terlibat dalam fungsi pankreas sel B, metabilisme aksi insulin atau glukosa, atau kondisi metabolik lainnya yang meningkatkan risiko DM tipe 2 (misalnya, asupan energi/pengeluaran, metabolisme lipid).

Upload: agung-triatmojo

Post on 13-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

OK

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Faktor Risiko Riwayat Dm Keluarga

Usia merupakan salah satu karakteristik yang melekat pada host atau penderita penyakit. Usia mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya fisik, serta sifat resistensi tertentu. Usia juga berhubungan erat dengan sikap dan perilaku, juga karakteristik tempat dan waktu. Perbedaan pengalaman terhadap penyakit menurut usia sangat berhubungan dengan perbedaan tingkat keterpaparan dan proses patogenesis (masriadi, 2012).

Syamsiyah, Najah, 2014 menyebutkan bahwa salahg satu faktor risiko yang terbukt berhubungan dengan kejadian dm tipe 2 adalah usia >= 45 tahun. Diaberes sering kali ditemukan pada masyarakat dengan usia tua karena pada usia tersebut, fungsi tubuh secara fisiologis menurun dan terjadi penurunan sekresi atau resistensi insulin sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang ptimal ( Gusti dan Erna, 2014)

Hubungan faktor risiko riwayat dm keluarga

Secara teori seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus. DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakit ini.

Risiko seseorang menderita dM tipe 2 apabila salah satu orang tuanya menderita DM sebesar 15% dan 75% apabila kedua orangtuanya menderita DM. Pada umumnya apabila seseorang menderita DM maka saudara kandungnya memiliki risiko DM sebanyak 10% (Kemennkes 2008)

Menurut WHO, faktor genetik dianggap terlibat dalam fungsi pankreas sel B, metabilisme aksi insulin atau glukosa, atau kondisi metabolik lainnya yang meningkatkan risiko DM tipe 2 (misalnya, asupan energi/pengeluaran, metabolisme lipid).

Lingkar perut

Kelebihan lemak di sekitar otot perut berkaitan dengan gangguan metabolik, sehingga mengukur lingkar perut merupakan salah satu cara untuk mengukur lemak perut (balkau, 2014)

Merokok

Merokok merupakan faktor risiko terkenal dalam banyak penyakit, termasuk berbagai jenis kanker dan penyakit kardiovaskular termasuk DM. Banyak bukti yang menunjukan bahwa merokok merupakan faktor risiko untuk DM tipe 2. Merokok telah diidentifikasi sebagai faktor risiko yang memungkinkan untuk terjadinya resistensi insulin. Merokok juga telah terbukti menurunkan metabolisme glukosa yang dapat menyebabkan timbulnya DM tipe 2. Merokok telah dikaitkan dengan risiko pankreatitis kronis dan kanker pankreas, menunjukan bahwa asap rokok dapat menjadi racun bagi pankreas.

Page 2: Hubungan Faktor Risiko Riwayat Dm Keluarga

Merokok menyebabkan kejadian DM karena berkaitan dengan resistensi insulin. Menurut penelitian dengan desain studi case control yang dilakukan oleh venkatachalam 2012, aaaa...dietemukan eh bahwa orang yang merokok lebih dari 10 batang per hari berisiko lebih tinggi (OR 7,15) bila dibandingkan dengan perokok ringan. Ditemukan pula bahwa ada 5kali peningkatan risiko diabetes pada perokok lebih dari 20 tahun.

IMT dengan DM

Pada pasien DM tipe 2, pankreas yang memproduksi insulin sebagian rusak. Sehingga insulin tidak dapat dihasilka dalam jumlah yang cukup. Kegemukan melambangkan seperti seakan-akan lubang kunci pada sel-sel berubah bentuk sehingga diperlukan lebih banyaj insulin . namun peningkatan kebutuhan insulin tersebut tidak dapat dipenuhi. Sebagai akibatknya konsentrasi glukosa darah menjadi tinggi (Soegondo, 2008)

Ambilan (uptake) glukosa oleh sel yang meliputi sel otak, sel darah merah, sel mukosa usus, tubulus renalis, dan plasenta. Di bawah pengaruh insulin, sel-sel tersebut menggunakan glukosa sebagai bahan bakar dan bukan lemak atau protein. Efek samping utama yang ditimbulkan oleh insulin adalah hipoglikemia. Pada saat melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik, akan terjadi mekanisme lain yang digunakan oleh otot yang sedang melakukan exercise untuk mengambil glukosa tanpa bergantung pada insulin (Syamiyah, 2014).

Berdasarkan analisis hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadia DM tipe 2 didapatkan bahwa dari 239 responden yang obesitas, terdapat 9 (3,98%) responden yang menderita DM tipe 2. Dari 7 responden yang berat badannya masuk ke kategori berisiko, terdapat 6 (7,69%) responden yang menderita DM tipe 2. Smentara itu, dari 183 responden yang berat badannya kurang dan normal, terdapat 7 (3,83%) responden yang menderita DM tipe 2. Dari hasil uji statistik didpatkan nilai p 0,304. Kesimpulan yang didapat tidak ada hubungan antara IMT dengan kejadian DM tipen 2. (Fitriyani, 2012)

Aktivitas Fisik

Berdasarkan hasil uji Chi Square diketahui bahwa ada hubungan antara olahraga dengan kejadian DM tipe II (nilai p=0,004), dengan nilai Contingency Coefficient adalah 0,309 yang menunjukkan bahwa tingkat keeratan adanya hubungan antara variabel bebas (olahraga) dan variabel terikat (kejadian DM tipe II) lemah (0,200-0,399). Nilai OR=3,857 (95% CI=1,526–9,750) sehingga dapat diartikan bahwa seseorang yang kurang olahraga, berisiko sebesar 3,857 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian DM tipe II. ( Arofah, 2015)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fikasari (2012), bahwa seseorang yang teratur melakukan olahraga / dalam kategori sedang dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit DM tipe II sebesar 0,422 kali dibandingkan yang tidak teratur / kurang. Karena olahraga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas terhadap insulin, sehingga dapat memperbaiki kendali glukosa dalam darah (Misnadiarly, 2006). Seseorang yang kurang olahraga memiliki risiko 4,5 kali menderita DM tipe II dibandingkan yang cukup melakukan olahraga. Seseorang dikatakan melakukan olahraga secara teratur jika melakukannya minimal 3 kali dalam seminggu dan sekurang-kurangnya selama 30 menit (Handayani 2003).

Page 3: Hubungan Faktor Risiko Riwayat Dm Keluarga

previous study also reported thatmoderate and high occupational physical activity,as well as daily walking or cycling toand from work for more than 30 minutes,independently and significantly reduced riskof type 2 diabetes. (Hu G, Qiao Q, Silventoinen K, et al. Occupational, commuting, and leisure-timephysical activity in relation to risk for type 2 diabetes in middle-aged Finnish menand women. Diabetologia, 2003;46:322-329.)