hubungan asma dengan obesitas

Upload: gunawan-samosir

Post on 10-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asma obesitas

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    1/16

    1

    PENDAHULUAN

    Prevalens obesitas dan asma meningkat pada beberapa dekade terakhir ini

    menyebabkan timbulnya suatu hipotesis bahwa terdapat hubungan diantara kedua

    penyakit tersebut.1 Bukti hubungan obesitas dengan asma didapatkan dari laporan

    berbagai penelitian. Penelitian epidemiologi dengan berbagai desain dan penelitian

    hewan coba mengenai hubungan asma dengan obesitas telah menarik perhatian para ahli

    sejak awal tahun 1990 sampai sekarang.2 Sebagian besar hasil penelitian tersebut

    menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan risiko terjadi asma walaupun bentuk

    kausalitas hubungan tersebut masih belum diketahui.3 Namun bukti ilmiah terakhir

    mendapatkan bahwa obesitas meningkatkan risiko terjadi asma dan kondisi obesitas dan

    asma merupakan suatu bentuk fenotipe asma terbaru selain fenotipe yang sudah ada

    karena terdapat perbedaan derajat berat penyakit dan respons terhadap pengobatan

    dengan pasien asma tanpa obesitas. Perbedaan tersebut mungkin disebabkan oleh

    patogenesis yang mendasari kedua keadaan ini dan diduga terdapat peranan genetik,

    mekanik, inflamasi dan asupan makanan.2 Tinjauan pustaka ini membahas hubungan

    asma dengan obesitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan tersebut.

    EPIDEMIOLOGI

    Prevalensi masing-masing obesitas dan asma cenderung meningkat dari tahun ke

    tahun.1Peningkatan prevalensi ini dilaporkan terjadi hampir di seluruh populasi dunia.

    Laporan World Health Oragnization (WHO) tahun 2008 menyatakan bahwa terdapat

    1,4 triliyun overweight dan obesitas dewasa dengan angka kejadian pada perempuan

    lebih tinggi daripada laki-laki sedangkan prevalens asma adalah 1-18% pada populasi

    dari berbagai negara.4,5 Hasil yang hampir sama di Indonesia, prevalens overweight

    sebesar 8,8% dan obesitas sebesar 10,3% dan asma sebesar 7,7%, laki-laki lebih tinggi

    daripada perempuan.6,7

    Bukti peningkatan prevalens asma pada obesitas didapatkan dari berbagai

    penelitian epidemiologi maupun hewan coba dengan berbagai desain penelitian.2Hasil

    sebagian besar penelitian epidemiologi dengan desain potong lintang mendapatkan

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    2/16

    2

    terdapat hubungan positif sedang antara obesitas dengan asma yang tidak dipengaruhi

    ras.8Penelitian epidemiologi prospektif mendapatkan hubungan kenaikan indeks massa

    tubuh (IMT) dengan kasus asma baru.2 Penelitian hewan coba mendapatkan

    hipereaktivitas saluran napas, peningkatan tahanan jalan napas, inflamasi saluran napas

    dan penurunan fungsi paru pada tikus dengan obesitas yang dipengaruhi oleh durasi

    obesitas.9,10

    HUBUNGAN ASMA DENGAN OBESITAS

    Asma adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan banyak

    sel dan elemen dan ditandai dengan hiperesponsif saluran napas yang menyebabkan

    gejala episodik berupa mengi, sesak, dada terasa berat dan batuk terutama malam dan

    dini hari. Asma merupakan hasil interaksi faktor pejamu dan lingkungan. Salah satu

    faktor pejamu yang merupakan faktor risiko terjadinya asma sekaligus pencetus asma

    adalah obesitas seperti terlihat pada gambar 1.7

    Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan dan manifestasi asma

    Dikutip dari (7)

    Faktor pejamu

    Genetik:

    Genetik alergi,

    Genetik hipereaktivitas bronkus

    Genetik asma

    Obesitas

    Jenis kelamin

    Faktor lingkungan

    Allergen

    Dalam ruangan (debu rumah, serpihan kulit,

    bulu binatang

    Luar ruangan (tepung sari, jamur)

    Infeksi pernapasan terutama akibat virus

    Sensitisasi lingkungan kerja (Okupasi)

    Asap rokok (aktif, pasif)

    Polusi udara

    Dalam rumah (asap dapur, bau yang

    keras/merangsang dari makanan, dll)Luar rumah (asap kendaraan, dll)

    ASMA

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    3/16

    3

    Obesitas dan overweight adalah akumulasi kelebihan dan abnormalitas lemak

    tubuh yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Parameter penentuan overweight

    maupun obesitas yang direkomendasikan WHO dan telah digunakan secara luas adalah

    hasil pengukuran indeks massa tubuh (IMT) yang merupakan perbandingan berat badan

    (kg) terhadap tinggi badan (m2).4 Individu dengan nilai IMT sebesar 25 < 30 kg/m2

    dikelompokan sebagai overweightdan 30 kg/m2 untuk obesitas. Rekomendasi WHO

    untuk Asia Pasifik sedikit berbeda seperti terlihat pada tabel 1.4

    Tabel 1. Klasifikasi status gizi Asia Pasifik/WHO tahun 2000

    Klasifikasi IMT

    Berat badan kurang

    Normal

    Berat badan lebih

    Berisiko

    Obesitas I

    Obesitas II

    < 18,5

    18,522,9

    23

    2324,9

    2529,9

    30

    Dikutip dari (4)

    Hubungan asma dengan obesitas sangat kompleks dan mekanisme serta bentuk

    kausalitas hubungan tersebut belum diketahui dengan pasti sampai saat ini. 11Berbagai

    hipotesis dikemukan oleh para ahli untuk menggambarkan hubungan kedua penyakit

    tersebut.12Fenomena yang dapat menjelaskan hubungan tersebut dibagi dalam berbagai

    faktor seperti faktor genetik, mekanik, inflamasi, hormonal dan diet.13 Gambaran klinis

    dan respons pengobatan pada asma dengan obesitas berbeda dengan asma tanpa

    obesitas. Perbedaan ini juga meliputi perbedaan pada inflamasi sel saluran napas

    sehingga asma dengan obesitas dijadikan satu fenotipe baru yaitu obesity-associated

    asthma. Fenotipe ini merupakan kombinasi minimal 2 fenotipe yang berbeda yaitu

    early-onset allergic diseaseyang dipengaruhi oleh obesitas dan late-onset diseaseyang

    terjadi pada populasi dengan obesitas.2

    Faktor genetik

    Bukti mengenai faktor genetik sebagai penghubung obesitas dengan asma belum

    banyak dilaporkan.2Hallstrand dkk.dikutip dari 14 melaporkan bahwa 8% komponen genetik

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    4/16

    4

    obesitas merupakansharing geneticdengan asma. Thomsen dkk.dikutip dari 15melaporkan

    bahwa risiko asma meningkat pada obesitas laki-laki maupun perempuan tetapi

    pengaruh faktor genetik hanya bermakna pada perempuan. Obesitas mempengaruhi

    fenotipe asma melalui dua jalur yaitu overlapping dan sharing kandidat gen dan

    kandidat regio kromosom.16 Kandidat gen yang berperan pada obesitas dan asma

    terdapat pada regio kromosom 5q, 6p, 11q dan 12q seperti terlihat pada tabel 2.16

    Tabel 2. Kromosom dan kandidat gen asma dan obesitas

    Lokus Kandidat gen Asma Obesitas

    5q(5q31-32)

    ADRB2

    NR3C1

    Mengontrol tonus salurannapasModulasi inflamasi

    Mengontrol metabolisme tubuhModulasi inflamasi

    6p TNF-, HLA Modulasi respons imundan inflamasi

    Modulasi respons imun daninflamasi

    11q13 UCP2, UCP3

    IgE

    Belum diketahui

    Respons inflamasi sel Th2

    Mengontrol metabolisme tubuhBelum diketahui

    12q STAT6, IGF1,

    LTA4H, CD36L1

    Modulasi respons

    inflamasi

    Modulasi respons inflamasi

    Dikutip dari (16)

    Kromosom 5q terutama 5q31-32 mengandung kandidat gen adrenergic receptor

    beta 2 (ADRB2) yang menyandi reseptor beta-2 adrenergik dan nuclear receptor

    subfamily 3 group C member 1 (NR3C1) yang menyandi reseptor glukokortikoid.

    Polimorfisme gen ADRB2berhubungan dengan fenotipe asma alergi, asma nokturnal,

    gangguan respons terapi terhadap pemberian agonis beta-2 dan obesitas. Polimorfisme

    gen NR3C1berhubungan dengan obesitas, berkurangnya respons terhadap steroid dan

    peningkatan derajat dan fatalitas asma.13,16

    Kromosom 6pmengandung kandidat gen TNF-dan polimorfisme kandidat gen

    maupun kromoson ini menyebabkan sekresi TNF-abnormal yang dapat menyebabkan

    hipereaktivitas bronkus pada asma dan respons inflamasi pada obesitas. Kromosom

    11q13 merupakan sharing kromosom untuk asma dan obesitas. Kromosom ini

    mengandung 2 kandidat gen yaitu kandidat gen reseptor imunoglobulin E (IgE) yang

    berperan untuk asma dan kandidat gen uncoupling protein-2 (UCP2) dan UCP3 yang

    hanya mempengaruhi pengaturan metabolisme tubuh pada obesitas. Kromosom 12q

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    5/16

    5

    mengandung kandidat gen-gen yang menyandi sitokin inflamasi asma dan obesitas yaitu

    IL-1, leukotriene A4 hydrolase(LTA4H), nitric oxide synthase-1 (NOS-1) untuk asma

    dan signal transducer and activator of transcription 6 (STAT6), type 1 insulinoid

    growth factor (IGF1) dan cluster of differentiation 36 antigen like (CD36L1) untuk

    obesitas.13,16

    Polimorfisme gen merupakan hasil interaksi faktor genetik dengan faktor

    lingkungan yang sudah terjadi saat awal kehidupan seperti nutrisi ibu saat hamil,

    epigenetik, pola makan bayi dan infan yang mempengaruhi komposisi flora mikroba

    normal dalam usus, proses inflamasi, kadar adipokin berat badan lahir dan kebiasaan

    merokok ibu saat hamil. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi program

    pembentukan janin dan anak termasuk perkembangan paru dan sistem imun. Gangguan

    yang terjadi dapat berupa obesitas maupun asma yang akan berlanjut sampai usia

    dewasa. Teori ini dikenal dengan hipotesis Barker atau fetal origin atau programming

    hypothesis.17

    Faktor mekanik

    Pengaruh mekanik obesitas terhadap sistem pernapasan adalah gangguan

    restriksi dengan penurunan volume paru tertentu dan diameter saluran napas perifer.13,18

    Gangguan restriksi atau pengembangan paru disebabkan oleh penekanan dan infiltrasi

    jaringan lemak di dinding dada serta peningkatan volume darah paru. Penurunan

    volume paru yang banyak ditemukan pada obesitas adalah menurunnya nilai kapasitas

    residu fungsional (KRF) dan volume cadangan ekspirasi (VCE).2,18,20Penurunan KRF

    berhubungan dengan gangguan pengembangan paru yang disebabkan oleh peningkatantekanan intra abdominal terhadap diafragma dan masa lemak yang terdapat pada

    dinding dada menyebabkan ketidakimbangan antara tekanan inflasi dan deflasi sehingga

    KRF terjadi pada saat volume paru rendah seperti terlihat pada gambar 2.2 Obesitas

    tidak terlalu mempengaruhi nilai kapasitas paru total (KPT) kecuali pada obesitas berat

    dan nilai volume residu (VR) biasanya normal bahkan meningkat.2

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    6/16

    6

    Gambar 2. Perbedaan pernapasan pada obesitas dengan normal

    Dikutip dari (2)

    Nilai rasio volume ekspirasi paksa detik pertama dengan kapasitas vital paksa

    (VEP1/KVP) pada obesitas meningkat jika airway closure dan gas trappingmenurunkan nilai KVP. Namun rasio VEP1/KVP dapat tetap normal jika penurunan

    diameter saluran napas akibat bernapas pada KRF rendah meningkatkan tahanan jalan

    napas sehingga mengurangi nilai VEP1dan KVP.2Selain itu penyempitan saluran napas

    akibat tekanan mekanik tersebut dapat menimbulkan hiperesponsif jalan napas.22

    Obesitas dapat mengubah kontraktilitas otot polos saluran napas, meningkatkan respons

    saluran napas dan menyebabkan perubahan siklus kontraksi aktin-miosin sel yang

    akhirnya meningkatkan hiperreaktivitas dan obstruksi saluran napas seperti terlihat pada

    gambar 3.2,18

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    7/16

    7

    Gambar 3. Efek mekanik obesitas pada paru

    Dikutip dari (18)

    Faktor inflamasi

    Obesitas merupakan proses inflamasi kronik derajat rendah yang melibatkan

    banyak sel dan elemennya seperti sel-sel imun dan mediator proinflamasi.2 Pada

    obesitas didapatkan perubahan pada sel monosit, makrofag dan sel limfosit.22Penelitian

    pada tikus dan manusia mendapatkan lebih dari 800 gen berhubungan dengan obesitas

    terlibat dalam respons inflamasi dan aktivasi makrofag menghasilkan suatu macrophage

    enhanced metabolic network.2,23 Peningkatan jumlah makrofag yang terdapat pada

    jaringan lemak dan sekresi berbagai molekul inflamasi seperti tumor necrosing factor-

    alpha (TNF-), interleukin-6 (IL-6), monocyte chemo-attracting protein-1 (MCP-1),

    plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), leptin, adiponektin, CRP dan berbagai

    komplemen ditemukan pada obesitas.2, 22Mediator-mediator tersebut juga dihasilkan sel

    lemak dan hal inilah yang menjadi penghubung obesitas dengan asma seperti terlihat

    pada gambar 4.2

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    8/16

    8

    Gambar 4. Faktor yang berperan dalam patogenesis asma pada obesitas

    Dikutip dari (2)

    Produksi IL-6 oleh sel adiposit maupun makrofag meningkat pada obesitas.

    Interleukin-6 merupakan sitokin yang memiliki banyak aktivitas biologis dan dilepaskan

    pada kondisi inflamasi kronik seperti pada obesitas dan mempunyai aksi proinflamasi

    maupun antiinflamsi. Peningkatan kadar IL-6 berhubungan dengan stimulasi terhadap

    histamin, IL-4 yang meningkatkan produksi IgE, TNF-, IL-1, CRP dan fibrosis

    subepitelial saluran napas dalam proses remodeling saluran napas. Sitokin lain yang

    diduga penghubung asma dengan obesitas adalah TNF- yang meningkat pada asma

    maupun obesitas. Tumor necrosing factor- merupakan sitokin yang dihasilkan oleh

    makrofag dan meningkat pada obesitas dan berperan meningkatkan produksi IL-4 dan

    IL-6 oleh epitel bronkus.13,16

    Plasminogen activator inhibitor-1 dihasilkan oleh sel adiposit dan produksinya

    meningkat pada obesitas serta berperan dalam proses remodelling saluran napas dan

    hiperreaktivitas bronkus.24 C reactive protein merupakan marker inflamasi fase akut

    yang dihasilkan oleh sel hati sebagai respons dari induksi IL-6. Peranan CRP salah

    satunya adalah turut andil dalam proses apoptosis sel. Kadar CRP meningkat pada

    obesitas dan juga pasien asma dengan obesitas tetapi peranannya pada asma masih

    belum jelas.25 Kadar 8-isoprostanyang merupakan suatu marker stress oksidatif yang

    berperan dalam patofisiologi asma ditemukan meningkat pada pasien asma dengan

    obesitas dan diduga sebagai penghubung asma dengan obesitas.26

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    9/16

    9

    Faktor hormonal

    Sel adiposit memproduksi hormon adipokin yaitu leptin dan adiponektin yang

    dilepaskan ke dalam sirkulasi. Peningkatan kadar adipokin dapat mempengaruhi saluran

    napas secara langsung atau melalui sel-sel imun.2Adipokin adalah kelompok protein

    yang dihasilkan oleh sel adiposit terdiri dari leptin dan adiponektin. Hubungan adipokin

    dengan asma telah banyak diteliti tetapi mekanisme hubungan tersebut masih menjadi

    perdebatan. Namun sebagian hasil penelitian mendapatkan hubungan positif antara

    leptin serum dengan risiko asma dan hubungan negatif antara adiponektin dengan risiko

    asma yang dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Peneltian hewan coba mendapatkanbahwa adipokin menginduksi hipereaktivitas bronkus dan sebaliknya asma

    mempengaruhi produksi adipokin.2, 27,28

    Leptin adalah protein bermolekul kecil yang disekresikan oleh sel adiposit dan

    berperan sebagai mediator selera makan dan pemakaian energi oleh tubuh. Aksi leptin

    dimediasi melalui reseptor membran yang diekspresikan di hipotalamus dan sel-sel

    imun bawaan maupun didapat. Pengaruh leptin pada sel imun bawaan adalah

    mendukung fagositosis, meningkatkan produksi sitokin proinflamasi, kemokin danaktivasi berbagai molekul marker yang terdapat pada membran sel imun sedangkan

    pada sel imun didapat adalah menginduksi proliferasi sel T, memodulasi produksi

    sitokin yang berasal dari sel Th1.2

    Kadar leptin sirkulasi meningkat pada obesitas sedangkan peranan leptin pada

    asma masih belum diketahui. Pada hewan coba tikus, pemberian leptin meningkatkan

    hipereaktivitas saluran napas pada tikus dengan berat badan normal. Leptin menekan

    produksi sitokin yang berasal dari sel Th2 dan terdapat hubungan positif dengan IgE

    serum. Defisiensi leptin pada obesitas mengganggu fungsi makrofag alveolar dan

    pemberian leptin eksogen dapat meningkatkan kembali aktivasi makrofag alveolar.2, 29

    Kadar adiponektin menurun pada obesitas dan meningkat dengan penurunan

    berat badan. Adiponektin memiliki efek antiinflamasi dan menurunkan hipereaktivitas

    bronkus tetapi mekanismenya belum diketahui. Adiponektin di dalam sirkulasi terdiri

    dari 3 jenis high molecular weight adiponectin, hexameric adiponectin dan trimeric

    adiponectin dan yang diduga berperan pada kelainan respirasi adalah high molecular

    weight adiponectin karena kadarnya menurun pada spesimen yang berasal dari BAL

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    10/16

    10

    hewan coba tikus walaupun kadar di dalam serummya meningkat. Reseptor adiponektin

    yang telah diidentifikasi adalah AdipoR1, AdipoR2 dan T-chaderin. AdipoR1

    diekspresikan pada berbagai sel termasuk epitel bronkus namun peranannya belum

    diketahui.2, 21,30,31

    Hormon lain yang diduga sebagai penguhubung obesitas dengan asma adalah

    estrogen. Penelitian longitudinal yang dilakukan oleh Camargo dkk.dikutip dari 13

    mendapatkan bahwa pengaruh obesitas terhadap kejadian asma pada perempuan lebih

    besar daripada laki-laki. Hal ini berhubungan dengan peningkatan enzim aromatase

    pada jaringan adiposa pada obesitas. Enzim ini berperan mengubah androgen menjadi

    estrogen. Peningkatan produksi estrogen didapatkan pada obesitas dan usia pubertas

    yaitu awal menstruasi perempuan sedangkan pada laki-laki onsetnya lebih lambat.13

    Gaya hidup dan diet

    Hubungan asma dengan obesitas merupakan interaksi antara faktor lingkungan

    dengan genetik. Pembatasan aktivitas fisis karena sakit dan asupan makanan berlebihan

    secara akut maupun kronik sering dijumpai pada pasien asma. Kelebihan makronutrien

    glukosa dan lemak merupakan penyebab stress oksidatif pada obesitas dan asma.

    Restriksi kalori dapat menurunkan kadar stress oksidatif pada pasien asma ditunjukkan

    dengan perbaikan nilai arus pucak ekspirasi dan perbaikan gejala asma namun

    mekanismenya belum jelas.2,32

    Defisiensi vitamin A, C, E, karoten, riboflavin, piridoksin, ion seng dan

    magnesium berhubungan dengan munculnya gejala asma dan hiperreaktivitas bronkus.

    Suplementasi vitamin A, C, E dan ion seng menurunan derajat serangan dan frekuensieksaserbasi asma. Ion natrium (Na) dilaporkan juga berhubungan dengan asma dan

    obesitas. Retensi ion Na akibat produksi angiotensin II oleh adiposit dan leptin yang

    menimbulkan efek simpatis langsung pada ginjal dan berhubungan dengan peningkatan

    hipereaktivitas saluran napas.13

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    11/16

    11

    PERANAN PENYAKIT PENYERTA OBESITAS TERHADAP ASMA

    Obesitas meningkatkan risiko asma melalui penyakit penyerta seperti refluks

    gastro-esofagus dan obstructive sleep apnea (OSA).33 Kedua komorbiditas ini

    berhubungan dengan serangan asma akut dan perburukan kondisi asma.9 Para ahli

    berspekulasi bahwa refluks gastro-esofagus dapat menyebabkan gejala asma pada

    populasi obesitas. Refluks gastro-esofagus meningkat seiring dengan meningkatkatnya

    IMT. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa terdapat hubungan refluks gastro-

    esofagus dengan meningkatnya hipereaktivitas bronkus dan mengi yang diduga

    disebabkan oleh stimulasi saraf vagal oleh asam lambung dan mikroaspirasi asma

    lambung ke dalam bronkus.33

    Prevalens OSA meningkat pada penderita asma seiiring dengan kenaikan IMT.

    Hal ini menimbulkan dugaan bahwa OSA yang merupakan penyakit penyerta obesitas

    merupakan faktor risiko memperburuk kondisi asma. Mekanisme pasti peranan OSA

    terhadap hubungan asma dengan obesita masih belum jelas tetapi diduga terjadi melalui

    banyak jalur seperti refleks vagal yang menyebabkan bronkokonstriksi, inflamasi

    saluran napas atas yang menyebabkan inflamasi saluran napas bawah (konsep united

    airway disease) dan gangguan gerakan bronkus dari sentral. Peranan penyakit penyerta

    obesitas lainnya seperti hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes melitus terhadap

    hubungan asma dengan obesitas masih belum diketahui dan membutuhkan penelitian

    lebih lanjut.9,33

    PENATALAKSANAAN ASMA PADA OBESITAS

    Pencapaian asma terkontrol sulit didapatkan pada pasien asma dengan obesitas

    yang seringkali tidak respons terhadap inhalasi kortikosteroid maupun kombinasi

    kortikosteroid dengan agonis beta-2 kerja lama (LABA) dan juga dengan pemberian

    teofilin.2,11,34 Penurunan respons terhadap medikasi asma tidak dijumpai pada

    penggunaan antileukotrien sehingga dapat dijadikan alternatif terapi dalam pengontrolan

    asma.35 Penyebab pasti perubahan respons terhadap medikasi masih belum diketahui

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    12/16

    12

    sampai saat ini dan masih dalam penelitian Namun diduga berhubungan dengan

    inflamasi sistemik.1

    Peningkatan berbagai sitokin dan mediator inflamasi sistemik yang dijumpai

    pada obesitas seperti leptin, TNF-, IL-6 dan CRP dilaporkan juga memediasi

    terjadinya resistensi terhadap kortikosteroid pada asma.1 Hasil penelitian terbaru

    melaporkan bahwa pada asma resisten steroid terjadi peningkatan regulasi TNF- dan

    IL-6 yang terdapat dalam sel makrofag alveolar yang mengesankan bahwa sitokin-

    sitokin tersebut dapat mempengaruhi respons terapi terhadap kortikosteroid inhalasi.1

    Boulet dkk.dikutip dari 36 melaporkan bahwa respons pasien asma pada overweight dan

    obesitas terhadap pemberian flutikason dengan atau tanpa kombinasi dengan salmetrol

    lebih rendah daripada pasien asma berat badan normal maupun kurus. Hasil yang sama

    didapatkan oleh Peters-Golden dkk.dikutip dari 35bahwa terjadi penurunan respons terhadap

    pemberian beklometason inhalasi seiring dengan peningkatan IMT pada pasien asma.

    Obesitas mempengaruhi pengontrolan asma dan kualitas hidup.2 Obesitas

    memiliki gejala asma yang lebih berat dan penggunaan obat-obat asma lebih sering

    daripada pasien asma tanpa obesitas. Obesitas memiliki dampak penting pada gejala

    asma, penggunaan obat-obat, kualitas hidup dan kekerapan masuk rumah sakit. 2

    Penurunan berat badan dan penatalaksanaan penyakit penyerta merupakan strategi

    penting penatalaksanaan asma pada obesitas.2 Penurunan berat badan melalui bedah

    maupun pengaturan diet terbukti dapat meningkatkan pencapaian asma terkontrol dan

    perbaikan fungsi paru (VEP1, KVP dan nilai APE).2, 33,36 Susanto dkk.dikutip dari 37

    mendapatkan perbaikan gejala asma dan penggunana bronkodilator berkurang pada

    penderita asam persisten sedang dengan penyakit reflus gastro-esofagus yang mendapat

    proton pump inhibitor 40 mg setiap hari selama 8 minggu. Pengobatan OSA dapat

    memperbaiki gejala asma tetapi tidak mempengaruhi faal paru dan hipereaktivitas

    bronkus.33

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    13/16

    13

    KESIMPULAN

    1. Penelitian epidemiologi maupun hewan coba telah membuktikan hubungan asma

    dengan obesitas tetapi belum dapat menjawab hubungan kausalitas kedua penyakit

    tersebut.

    2. Obesity-associated asthmadiduga sebagai suatu fenotipe baru karena derajat derat

    penyakit dan respons terhadap pengobatan berbeda dengan pasien asma tanpa

    obesitas.

    3. Hubungan asma dengan obesitas dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor

    genetik, mekanik, inflamasi, hormonal dan diet.

    4.

    Perubahan respons terhadap medikasi terutama obat pengontrol asma pada obesitas

    diduga berhubungan dengan inflamasi sistemik yang terjadi pada obesitas.

    5. Penurunan berat badan dan penatalaksanaan penyakit penyerta obesitas merupakan

    strategi penting dalam penatalaksanaan asma pada obesitas selain obat-obatan.

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    14/16

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sutherland ER. Obesity and asthma. Immunol Allergy Clin North Am.

    2008;28(3):589602.

    2. Dixon AE, Holguin F, Sood A, Salome CM, Pratley RE, Beuther DA, et al.

    obesity and asthma. Proc Am Thorac Soc. 2010;7:32535.

    3. Beuther DA, Sutherland ER. Overweight, obesity, and incident asthma: a meta-

    analysis of prospective epidemiologic studies. Am J Respir Crit Care Med.

    2007;175:6616.

    4. World Health Organization. Obesity fact sheet. [cited 1912 November 3].

    Available from.http://whglibdoc.who.int/publications/2012.

    5. World Health Organization. Asthma fact sheet. [cited 1912 November 3].

    Available from.http://whglibdoc.who.int/publications/20126. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

    Riset Kesehatan Dasar (RISKEDA) 2007. Laporan Nasional 2008:948.

    7. Beban asma. In: Sutoyo DK, Setyanto DB, Rengganis I, Yunus F, Sundaru H,

    editors. Pedoman Tatalaksana Asma. Jakarta: Dewan Asma Indonesia.2011.p.4.

    8. Ford ES. The epidemiology of obesity and asthma. J Allergy Clin Immunol.

    2005;115:897909.

    9.

    Shore SA. Obesity and asthma: lessons from animal models. J Appl Physiol.

    2007;102:51628.

    10.Johnston RA, Zhu M, Rivera-Sanchez YM, Lu FL, Theman TA, Flynt L, et al.

    Allergic airway responses in obese mice. Am J Respir Crit Care Med.2007;176:6508.

    11.Global initiative for asthma. Definition and overview. In: Global strategy for

    asthma management and prevention. NHLBI Publication.2011.p.5.

    12.Plumb J, Brisbon N. The interplay of obesity and asthma. Curr All and Asth

    Rep. 2007:16.

    13.

    Delgado J, Barranco P, Quirce S. Obesity and asthma. J Investig Allergol Clin

    Immunol. 2008;18(6):4195.

    14.

    Hallstrand TS, Fischer ME, Wurfel MM, Afari N, Buchwald D, Goldberg J.

    Genetic pleiotropy between asthma and obesity in a community-based sample of

    twins. J Allergy Clin Immunol. 2005;116:123541.

    15.

    Thomsen SF, Ulrik CS, Kyvik KO, Sorensen TI, Posthuma D, Skadhauge LR, etal. Association between obesity and asthma in a twin cohort. Allergy.

    2007;62:1189194.

    16.Tantisira KG, Weiss ST. Complex interactions in complex traits: obesity and

    asthma. Thorax. 2001;56:ii6473.

    17.Brisbon N, Plumb J, Brawer R, Paxman D. The asthma and obesity epidemics:

    The role played by the bulit enviroment a public health prespective. J Allergy

    Clin Immunol. 2005;115:10248.

    18.Beuther DA, Weiss ST, Sutherland ER. Obesity and asthma. Am J Respir CritCare Med. 2006;174:1129.

    19.Watson RA, Pride NB. Postural changes in lung volumes and respiratory

    resistance in subjects with obesity. J Appl Physiol. 2005;98:5127.

    http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012http://whglibdoc.who.int/publications/2012
  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    15/16

    15

    20.Sutherland TJ, Goulding A, Grant AM, Cowan JO, Williamson A,Williams SM,

    et al. The effect of adiposity measured by dual-energy X-ray absorptiometry on

    lung function. Eur Respir J. 2008;32:8591.21.Shore SA. Obesity and asthma: possible mechanism. J Allergy Clin Immunol.

    2008;121(5):108793.

    22.Ferrante AW Jr. Obesity-induced inflammation: a metabolic dialogue in the

    language of inflammation. J Intern Med. 2007;262:40814.

    23.Chen Y, Zhu J, Lum PY, Yang X, Pinto S, MacNeil DJ, et al. Variations in

    DNA elucidate molecular networks that cause disease. Nature. 2008;452:429

    35.

    24.Shore SA, Fredberg JJ. Obesity, smooth muscle, and airway

    hyperresponsiveness. J Allergy Clin Immunol. 2005;9257.

    25.Visser M, Bouter LM, McQuillan GM, Wener MH, Harris TB. Elevated C-

    reactive protein levels in overweight and obese adults. JAMA.2009;282(22):21315.

    26.Komakula S, Khatri S, Mermis J, Savill S, Haque S, Rojas M, et al. Body mass

    index is associated with reduced exhaled nitric oxide and higher exhaled 8-

    isoprostanes in asthmatics. Respir Res. 2007;8:32.

    27.Shore SA, Schwartzman IN, Mellema MS, Flynt L, Imrich A, Johnston RA.

    Effect of leptin on allergic airway responses in mice. J Allergy Clin Immunol.

    2005;115:1039.

    28.Shore SA, Terry RD, Flynt L, Xu A, Hug C. Adiponectin attenuates allergen-

    induced airway inflammation and hyperresponsiveness in mice. J Allergy Clin

    Immunol. 2006;118:38995.29.

    Sood A, Ford ES, Camargo CA Jr. Association between leptin and asthma in

    adults. Thorax. 2006;61:3005.

    30.Hug C, Wang J, Ahmad NS, Bogan JS, Tsao TS, Lodish HF. T-cadherin is a

    receptor for hexameric and high-molecular-weight forms of acrp30/adiponectin.

    Proc Natl Acad Sci USA. 2004;101:1030813.

    31.

    Yamauchi T, Nio Y, Maki T, Kobayashi M, Takazawa T, Iwabu M, et al.

    Targeted disruption of adipor1 and adipor2 causes abrogation of adiponectin

    binding and metabolic actions. Nat Med.2007;13:3329.

    32.Johnson JB, Summer W, Cutler RG, Martin B, Hyun DH, Dixit VD, et al.

    Alternate day calorie restriction improves clinical findings and reduces markers

    of oxidative stress and inflammation in overweight adults with moderate asthma.Free Radic Biol Med. 2007;42:66574.

    33.

    Lugogo NL, Kraft M, Dixon AE. Does obesity produce a distinct asthma

    phenotype?. J Apply Physiol. 2010;108:72934.

    34.

    Sutherland ER, Goleva E, Strand M, Beuther DA, Leung DY. Body mass and

    glucocorticoid response in asthma. Am J Respir Crit Care Med. 2008;178:682

    7.

    35.Peters-Golden M, Swern A, Bird SS, Hustad CM, Grant E, Edelman JM.

    Influence of body mass index on the response to asthma controller agents. EurRespir J. 2006;27:495503.

    36.Boulet LP, Franssen E. Influence of obesity on response to fluticasone with or

    without salmeterol in moderate asthma. Respir Med. 2007;101:22407.

  • 5/20/2018 Hubungan Asma Dengan Obesitas

    16/16

    16

    37.Susanto AD, Yunus F, Wiyono WH, Sawitri N, Lelosutan SAR. Asthma

    symptoms improvement in moderate persistent asthma patients with

    gastroesophageal reflux disease (GERD): the role of proton pump inhibitor. MedJ Indones. 2008;7(3):169-74.