hubungan antara status gizi dengan kejadian …eprints.ums.ac.id/44895/12/naskah publikasi...

19
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: Nina Utari J210 120 074 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: vukhanh

Post on 24-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE

PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

Nina Utari

J210 120 074

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN

DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN

SKRIPSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

NINA UTARI

J210 120 074

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep.

NIK. 1012

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN

DISMENORE PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN

SKRIPSI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

OLEH

NINA UTARI

J210 120 074

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Selasa, 28 Juni 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep

(……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Sulastri, S.Kp., M.Kes (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Arina Maliya, S.Kep., M.Si.Med. (…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Suwaji, M.Kes

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 28 Juni 2016

Penulis

NINA UTARI

J210 120 074

1

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENORE

PADA MAHASISWI YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Oleh :

Nina Utari*

Winarsih Nur Ambarwati**

Abstrak

Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang amat

penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap

gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya.

Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja saat menstruasi salah

satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi. Faktor-faktor yang terkait

dengan dismenore meliputi usia dibawah 20 tahun, merokok, usia menarche (awal

menstruasi), gangguan lamanya siklus menstruasi, infeksi panggul, faktor

psikologis, genetik, dan status gizi. Status gizi merupakan hal yang penting dari

kesehatan manusia. Status gizi yang buruk pada remaja menyebabkan berbagai

gangguan atau kelainan pada fungsi organ tubuh salah satunya fungsi organ

reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan

antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasisiwi yang sedang

mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif korelatif yang dilakukan terhadap 49 mahasiswi

semester akhir S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan

2012/2013 dengan teknik total sampling. Pengumpulan data penelitian

menggunakan kuesioner dan timbangan berat badan serta microtoice yang

selanjutnya dianalisis menggunakan analisa Korelasi Gamma dan Somers’d.

Hasil analisa Korelasi Gamma dan Somers’d nilai koefisien korelasi Somers’d

sebesar Somers’d sebesar -0,176 dengan tingkat signifikansi (p value) 0,097,

sehingga disimpulkan tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian

dismenore pada mahasisiwi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Status gizi

mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah

Surakarta sebagian besar adalah normal, (2) Kejadian dismenore mahasiswi yang

sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagian

besar adalah kadang-kadang mahasiswi mengalami dismenore, (3) tidak terdapat

hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang

sedang mengerjakan skripsi di Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2016.

Kata kunci: kesehatan reproduksi, status gizi, kejadian dismenore.

2

RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND

DYSMENORRHEA IN STUDENTS ARE DOING MINITHESIS IN

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SURAKARTA

By : Nina Utari

Abstract

Reproduction health is an important component for women. Reproduction system

of women are very susceptible to illness that make complication to her

reproduction system. Reproduction system complication on adolescents during

menstruation was dysmenorrhea or pain during menstruation.various factors.

Risk factors for dysmenorrheal are age < 20 years, smoking, age at menarche,

heavy or prolonged menstrual flow, pelvic infection, psychological factor, genetic

and nutritional status. Nutritional status are important thing from human health.

The bad nutritional status in adolescent caused various abnormality on body

function such as reproduction function. The aimed of this study to analyze

between nutritional status and dysmenorrhea in students are doing thesis in

University Of Muhammadiyah Surakarta. This research was descriptif correlative

study conducted on 49 students who end of semester course Nursing Faculty of

Health University of Muhammadiyah Surakarta generation 2012/2013 with total

sampling technique. Data collection of the research using questionnaires, pair of

scales weight, and microtoice. The analyzed using Gamma dan Somers’d

correlation test. The result of the analysis Gamma dan Somers’d correlation

values -0,176 with p-value 0,097, concluded that no relationship between

nutritional status and dysmenorrhea in students are doing minithesis in University

Of Muhammadiyah Surakarta. The conclusion of this study are (1)the nutritional

status of students are doing minithesis in University of Muhammadiyah Surakarta

mostly normal, (2) Dysmenorrhea of students are doing minithesis in University

of Muhammadiyah Surakarta who has an experience of dysmenrrhea are rarely,

(3) no relationship between nutritional status and dysmenorrhea in students are

doing minithesis in University Of Muhammadiyah Surakarta.

Keywords : Reproduction health, nutritional status, dysmenorrhea

3

A. PENDAHULUAN

Kesehatan reproduksi untuk seorang wanita merupakan komponen yang

amat penting. Wanita memiliki sistem reproduksi yang sangat rentan terhadap

gangguan yang dapat menimbulkan masalah pada kesehatan reproduksinya

(Kusmiran, 2014). Masalah yang terjadi pada kesehatan reproduksi remaja

saat menstruasi salah satunya adalah dismenore atau nyeri saat menstruasi

Widyastuti, Y. Rahmawati, A. dan Purnaningrum, Y, 2009 dalam Irmawati,

2011).

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kejadian dismenore pada

remaja telah banyak dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika

Serikat pada tahun 2012 untuk mengetahui kejadian dismenore primer pada

wanita umur 12 – 17 tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49%

dismenore ringan, 37% dismenore sedang, dan 12% dismenore berat (Shinta,

Sirait, Hiswani dan Jemadi, 2014). Menurut Cakir, et al (2007) menyatakan

kejadian dismenore pada mahasiswi di Turki sebesar 89,5%. Berdasarkan

studi yang dilakukan di Nigeria prevalensi kejadian dismenore pada

mahasiswi sebesar 64% (Chiou & Wang, 2004; Chiou & Wang, 2008; Ko &

Kao, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Zukir, et al (2009) kejadian

dismenore di Malaysia pada mahasiswi sebesar 50,9%. Kejadian dismenore di

Indonesia juga tidak kalah tinggi dibandingkan dengan negara lain di dunia.

Menurut Proverawati (2009) kejadian dismenore di Indonesia diperkirakan

45-95% pada wanita usia produktif. Prevalensi dismenore pada remaja di kota

Surakarta sebanyak 87,7% (Handayani, Gamayanti, dan Julia, 2013).

Studi yang dilakukan untuk menunjukkan faktor-faktor yang terkait

dengan dismenore telah banyak dilakukan. Faktor-faktor tersebut meliputi

usia dibawah 20 tahun, merokok, usia menarche (awal menstruasi), gangguan

lamanya siklus menstruasi, infeksi panggul, faktor psikologis, genetik, dan

status gizi, semua faktor ini dapat mempengaruhi kejadian dan keparahan

dismenore (Al-Dabal et al, 2014).

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan dalam tubuh yang

merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Supariasa et al, 2002; Almatsier,

2005 dalam Waryana, 2010). Menurut Waryana (2010) menyatakan bahwa

status gizi merupakan hal yang penting dari kesehatan manusia. Status gizi

manusia dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh salah satunya adalah fungsi

reproduksi.

Remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik dengan cara

mengkonsumsi makanan seimbang. Asupan gizi yang baik akan

4

mempengaruhi pembentukan hormon-hormon yang terlibat dalam menstruasi

yaitu hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone), LH (Luteinizing

Hormone), estrogen dan juga progesteron. Hormon FSH, LH dan estrogen

bersama-sama akan terlibat dalam siklus menstruasi, sedangkan hormon

progesteron mempengaruhi uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi selama

siklus haid (Trimayasari dan Kuswandi, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan

wawancara terhadap 16 mahasiswi semester 7 Prodi S1 keperawatan di

Universitas Muhammadiyah Surakarta, didapatkan 12 mahasiswi yang

mempunyai pengalaman dismenore saat menstruasi, 6 mahasiswi dengan

status gizi normal, 4 mahasiswi memiliki pola makan yang tidak teratur dan 2

mahasiswi memiliki pola makan yang teratur; 6 mahasiswi dengan status gizi

kurang memiliki pola makan yang tidak teratur, sedangkan 4 mahasiswi yang

tidak mempunyai pengalaman dismenore, 2 mahasiswi status gizinya kurang

serta pola makan tidak teratur dan 2 mahasiswi status gizinya normal

memiliki pola makan yang tidak teratur juga. Berdasarkan studi pendahuluan

diatas, berarti bahwa pola makan tidak mempengaruhi status gizi mahasiswi

serta jumlah mahasiswi yang mengalami dismenore lebih banyak dan tidak

dipengaruhi oleh status gizi lebih maupun kurang

Mahasiswa semester akhir dituntut untuk menyelesaikan pendidikan

dengan penyusunan skripsi. Labrague (2013) menyatakan bahwa mahasiswa

dihadapkan pada beberapa stressor selama menjalani masa studi nya. Stecker

(2006) juga menyatakan bahwa tingkat stress mahasiswa perawat lebih tinggi

dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Penelitian di Filipina menunjukkan

bahwa mahasiswa tingkat akhir lebih stress dibandingkan dengan mahasiswa

baru, 80,3% nya merupakan mahasiswa perempuan dan 19,67% mahasiswa

laki-laki dengan rentang usia 17-23 tahun (Labrague, 2013). Menurut peneliti,

stress yang dialami karena kurikulumnya, beban tugas, praktik klinik, ujian,

serta tugas lain yang membuat mahasiswa keperawatan memiliki beban yang

lebih berat dan jadwal yang lebih padat dibandingkan jurusan lain. Penelitian

juga dilakukan Oleh Ismail, Kundre, dan Lolong (2015) yang dilakukan pada

mahasiswi semester VIII memperoleh hasil bahwa tingkat stress mahasiswi

selama mengerjakan skripsi 83,9% mengalami stress ringan dan 16,1%

mengalami stress sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi yang

sedang mengerjakan skripsi semuanya mengalami stress.

Berdasarkan uraian diatas, didukung dengan hasil penelitian dari peneliti

lain serta hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti,

membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hubungan

5

status gizi dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang

mengerjakan skripsi.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

jenis penelitian deskriptif korelatif (Arikunto, 2010). Rancangan penelitiian

menggunakan cross sectional yaitu suatu penelitian yang mencari hubungan

antara variabel bebas (faktor resiko) dengan variabel terikat (faktor efek)

dengan melakukan pendekatan, observasi, pengumpulan data dan pengukuran

yang dilakukan sesaat, tidak semua subyek harus diperiksa pada hari atau

waktu yang sama, baik variabel bebas maupun variabel terikat hanya diukur

satu kali saja (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta pada bulan Februari sampai Maret 2016. Populasi

yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi S1 Keperawatan

semester akhir di Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2012/2013

sebanyak 49 responden teknik pengambilan sampel yaitu total sampling.

Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner dan timbangan berat

badan serta microtoice yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisa

Korelasi Gamma dan Somers’d dengan bantuan program computer SPSS 16.0

for Windows.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Karakteristik responden

Tabel 4.1Karakteristik Responden

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%) N

1. Umur Responden 46

20 tahun 2 4,3

21 tahun 17 37,0

22 tahun 25 54,3

23 tahun 2 4,3

Tabel 4.1 menunjukkan distribusi umur responden bahwa paling

banyak responden berumur 22 tahun yaitu sebanyak 25 responden

(54,3%), selanjutnya responden yang berumur 21 tahun sebanyak 17

responden (37,0%), umur 20 tahun sebanyak 2 responden (4,3%) dan

responden berumur 23 tahun sebanyak 2 responden (4,3%). Dalam

penelitian ini tidak ditemukan responden yang berusia 24 tahun

b. Analisis Univariat

6

1) Status gizi

Distribusi frekuensi status gizi responden disajikan dalam tabel

4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi status gizi

No. Status Gizi Frekuensi Persentase (%)

1. Kurus 7 15,2

2. Normal 36 78,3

3. Gemuk 2 4,3

4. Obesitas 1 2,2

Total 46 100

Distribusi frekuensi status gizi responden menunjukkan bahwa

frekuensi tertinggi adalalah status gizi normal sebanyak 36

responden (78,3%), kurus sebanyak 7 reponden (15,2%), gemuk

sebanyak 2 responden (4,3%) serta obesitas sebanyak 1 responden

(2,2%).

2) Kejadian Dismenore

Kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan

skripsi diperoleh dari jawaban kuesioner sebanyak 2 pertanyaan.

Selanjutnya kejadian dismenore responden dibagi menjadi tiga

kategori yaitu tidak pernah 0, kadang-kadang 1-2 kali dan sering 3-

6 kali.

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi kejadian dismenore

No. Kejadian dismenore Frekuensi Persentase(%)

1. Tidak pernah 9 19,6

2. Kadang-kadang 23 50,0

3. Sering 14 30,4

Total 36 100

Distribusi frekuensi kejadian dismenore pada mahasiswi yang

sedang mengerjakan skripsi tertinggi adalah kadang-kadang

sebanyak 23 responden (50,0%), sering sebanyak 14 responden

(30,4%) dan tidak pernah sebanyak 9 responden (19,6%).

c. Analisis Bivariat

Teknik analisa data yang dipakai adalah uji korelasi Gamma dan

Somers’d dengan bantuan SPSS versi 16.0. Hasil analisis data

selengkapnya disajikan dalam tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore

pada mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi

Status kejadian dismenore Somers p

7

Gizi Tidak

pernah

Kadang-

kadang

Sering Jumlah ’d

n % n % n % N % -0,176 0,09

7

Kurus 1 2,1 2 4,3 4 8,7 7 15,1

Normal 7 15,4 19 41,3 10 21,7 36 78,4

Gemuk 1 2,1 1 2,2 0 0 2 4,3

Obesitas 0 0 1 2,2 0 0 1 2,2

Total 9 19,6 23 50,0 14 30,4 46 100

Tabel 4.4 menunjukkan dari 46 responden terdapat 7 responden

yang memiliki status gizi kurus, 1 responden tidak pernah mengalami

dismenore, 2 responden kadang-kadang mengalami dismenore

sedangkan 4 responden sering mengalami dismenore selama

mengerjakan skripsi. Dari 36 responden yang memiliki status gizi

normal, 7 responden tidak pernah mengalami dismenore, 19 orang

kadang-kadang mengalami dismenore, dan 10 orang sering mengalami

dismenore. Dari 2 responden yang memiliki status gizi gemuk, 1

responden kadang-kadang mengalami dismenore, dan 1 responden

sering mengalami dismenore. Dari 1 responden yang memiliki status

gizi obesitas, kadang-kadang mengalami dismenore.

Hasil analisis korelasi Gamma dan Somers’d hubungan status gizi

dengan kejadian dismenore pada mahasiswi yang sedang mengerjakan

skripsi diperoleh nilai koefisien korelasi Somers’d sebesar -0,176

dengan tingkat signifikansi (p value) 0,097. Nilai p value > 0,05

sehingga keputusan uji adalah Ho diterima dan disimpulkan tidak

terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada

mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi.

2. Pembahasan

a. Karakteristik Responden

Peneliti mengambil usia 20-24 tahun karena dismenore primer tidak

terjadi pada saat awal menstruasi (menarche) tetapi umumnya terjadi pada

usia remaja akhir. Pada saat menarche, siklus menstruasi nya masih siklus

anovulatorik. Dalam siklus anovulatorik, estrogen dilwan oleh

progesterone sehingga terbentuk lapisan endometrium yang tidak stabil

dan kontraktilitas otot uterus juga tidak terjadi, sehingga tidak terjadi

dismenore (Cakir, 2007).

Kejadian dismenore akan meningkat selama masa remaja sesuai

pertambahan usia nya dan di luar masa remaja kejadian dismenore akan

menurun seiring dengan pertambahan usia nya pula (Cakir, 2007).

Menurut Nathan (2005) puncak kejadian dismenore primer pada rentang

8

usia remaja akhir menuju dewasa muda yaitu rentang usia 15-25 tahun

dan akan menurun diluar usia tersebut. Sedangkan menurut Hudson

(2007) puncak kejadian dismenore primer berada pada usia 20-24 tahun

dan akan menurun seiring pertambahan usia.

Dismenore primer paling banyak terjadi pada wanita usia 21-25

tahun karena adanya optimalisasi fungsi syaraf uterus sehingga produksi

prostaglandin meningkat sehingga timbul rasa sakit (dismenore) saat

menstruasi. Selain itu, seiring bertambahnya usia seseorang, maka

semakin sering mengalami dismenore sehingga leher rahim melebar.

Leher rahim yang melebar membuat produksi prostaglandin berkurang

dan dismenore akan berkurang seiring dengan penurunan fungsi syaraf

uterus akibat penuaan (Novia dan Puspitasari, 2008).

b. Analisis Univariat

1. Status Gizi

Penilaian status gizi salah satunya bisa diukur dengan indeks

antropometri yaitu, Indeks Massa Tubuh. Penilaian IMT hanya bisa

dilakukan pada usia remaja keatas. Indeks Massa Tubuh merupakan

hasil perbandingan antara berat badan dalam Kg dengan Tinggi Badan

dalam m (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2005). Kategori IMT menurut

WHO (2006) kurus <17,0; normal 18,5-24,9; gemuk 25,0-29,9 serta

obesitas ≥ 30,0.

Kejadian status gizi yang kurang mencapai 15,2 % merupakan

jumlah yang cukup tinggi. Status gizi kurang menyebabkan mahasiswi

mudah lelah, mudah terkena penyakit, anemia, kurang konsentrasi, dan

gangguan pada sistem tubuh seperti sistem reproduksi (Supariasa, Bakri

dan Fajar, 2005). Masalah gizi pada remaja salah satunya mahasiswi,

muncul akibat perilaku gizi yang kurang baik yaitu ketidakseimbangan

antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (Emilia,

2009).

Kejadian gizi lebih hanya 6,5 % lebih rendah daripada kejadian gizi

kurang. Status gizi lebih selalu dikaitkan dengan kebiasaan makan

termasuk makan dan ngemil yang sering, pola makan besar dan makan

diluar (WHO).

2. Kejadian dismenore

Puspitasari (2008) menemukan bahwa kejadian dismenore di

Indonesia mencapai 60-70%. Titilayo (2009) mengungkapkan bahwa

kejadian dismenore sebanyak 40-95% dialami oleh wanita yang

menstruasi di Nigeria. Studi juga dilakukan oleh Cakir (2007) pada

mahasiswa di Turki menunjukkan hasil yang cukup tinggi yaitu yang

mengalami dismenore sebanyak 89,5% dan 10% nya mengalami

9

dismenore berat. Studi di Yordania pada remaja putri juga

menunjukkan hal yang serupa yaitu sebanyak 87,4% mengalami

dismenore primer (Razzak, 2010).

Dismenore primer merupakan rasa nyeri dan mual pada bagian

perut bawah selama menstruasi, umumnya terjadi pada wanita di usia

muda tanpa adanya penyakit patologi seperti endometriosis (Hudson,

2007 dan Nathan, 2005).

Kejadian dismenore dipengaruhi oleh kadar prostaglandin, semakin

parah dismenore ditemukan semakin tinggi kadar prostaglandin nya.

Selain kadar prostaglandin, juga ditemukan kadar PGE-2 dan

peningkatan aktivitas PGF2α yang meningkat pada wanita dismenore

(Maza, 2005). Peningkatan kadar prostaglandin berhubungan dengan

kontraksi otot rahim dan nyeri. Kontraksi otot uterus dirangsang oleh

prostaglandin khusunya PGF-2α dan PGE-2, yang menyebabkan

endometrium meluruh dan keluar bersama ovum yang tidak dibuahi

(Hudson, 2007). Pada wanita yang dismenore juga ditemukan kadar

vasopressin yang tinggi. Vasopressin ini juga dihasilkan dari

mekanisme stress akibat stressor yang dihadapi oleh seseorang.

Vasopressin berperan dalam kontraksi uterus dan menyebabkan

iskemik akibat dari vasokontriksi serta dapat meningkatkan sintesis

prostaglandin dan aktivitas miometrium (Nathan, 2005).

c. Analisis Bivariat

Hasil penelitian mengenai kejadian dismenore ini berdasarkan lama

pengerjaan skripsi yang sudah berlangsung selama 6-8 bulan, sehingga

kejadian dismenore juga dikategorikan sesuai pengalaman dismenore

selama 6 bulan terakhir. Hasil uji statistic menggunakan uji korelasi

Gamma dan Somers’d dengan p = 0,05 didapatkan hasil p sebesar 0,097

(p≥0,05) yang berarti kesimpulannya Ho ditolak dengan interpretasi tidak

ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore pada

mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal

bahwa status gizi memiliki hubungan dengan kejadian dismenore. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trimayasari

dan Kuswandi (2013) dengan judul hubungan usia menarche dan status

gizi siswi SMP kelas 2 dengan kejadian dismenore. Berdasarkan hasil

analisis data diperoleh hasil yang menunjukkan tidak ada hubungan antara

usia menarche dan status gizi dengan kejadian dismenore. Menurut

peneliti, hal ini karena status gizi bukan satu-satunya faktor yang

mempengaruhi dismenore. Terdapat faktor lain yang dapat

10

mempengaruhi, antara lain faktor fisik dan psikis seperti stress dan

pengaruh hormon prostaglandin dan progesteron.

Faktor fisik yang mempengaruhi dismenore salah satunya faktor

hormonal. Hormon yang berbeda-beda pada setiap orang menimbulkan

efek yang ditimbulkan juga berbeda pula (Silvana, 2012). Dismenore

dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesterone dan prostaglandin.

Selama menstruasi kadar hormon estrogen tinggi dan kadar progesteron

rendah sampai berakhirnya masa menstruasi. Kadar progesteron yang

rendah menyebabkan terbentuknya prostaglandin yang banyak sehingga

kontraktilitas otot uterus meningkat dan terjadi lah dismenore (Hudson,

2007).

Faktor lain yang dapat memperburuk dismenore antara lain stress

psikis atau stress sosial (Robert dan David, 2005 dalam Trimayasari dan

Kuswandi, 2013). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Robert

dan David (2005) dalam Trimayasari dan Kuswandi (2013) bahwa

dismenore atau nyeri saat menstruasi itu normal, tetapi dapat berlebihan

apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti strees. Stress yang

dialami mahasiswi disebabkan karena mahasiswi sedang mengerjakan

skripsi. Menurut penelitian Sunaryo (2007), penyusunan skripsi

merupakan suatu stressor yang dialami oleh setiap mahasiswa, sehingga

bagi sebagian individu dapat mempengaruhi kehidupan nya. Tetapi

mahasiswa juga berusaha beradaptasi untuk menanggulangi stressor

tersebut. Stressor dalam pengerjaan skripsi yang dialami mahasiswa bisa

memberikan dampak yang baik secara fisik maupun psikologis jika dapat

direspon secara positif. Sebaliknya jika stressor skripsi direspon negatif

akan menimbulkan stress, ketegangan, rendah diri, frustasi dan kecemasan

(Mutadin, 2013). Dalam penelitian ini dampak dari pengerjaan skripsi

tidak begitu membuat mahasiswi stress sehingga tidak mempengaruhi

pada status gizi dan juga kejadian dismenore nya, maka tidak terdapat

hubungan antara keduanya. Hal ini mungkin disebabkan karena kesiapan

mahasiswi dalam menghadapi pengerjaan skripsi sudah cukup siap,

sebelumnya sudah diberikan informasi terkait skripsi, konseling, dan

pemberian beberapa mata kuliah yang juga berkaitan dengan pengerjaan

skripsi.

Faktor yang juga dapat mempengaruhi dismenore yaitu gaya hidup

yang dijalani oleh wanita. Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga secara

teratur dapat membuat aliran darah pada otot uterus berkurang sehingga

bisa terjadi nyeri saat menstruasi. Olahraga dan aktivitas fisik secara

teratur seperti jalan sehat, berlari, bersepeda, berenang yang dilakukan

sebelum dan selama haid, membuat aliran darah semakin lancar sehingga

11

nyeri akan berkurang (Icesma, 2013). Selain itu kebiasaan makan yang

dijalani oleh wanita salah satunya mahasisiwi yang suka mengkonsumsi

makanan yang tidak sesuai seperti makanan junk food untuk kudapan

maupun makan besar akan membuat tumpukan lemak semakin banyak,

sehingga menyebabkan dismenore (Novia dan Puspitasari, 2008).

Metode yang dapat digunakan untuk mengurangi dismenore seperti

pengaturan posisi, massase, distraksi atau teknik relaksasi nafas dalam

dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri (Novia dan Puspitasari 2008).

Sylvia dan Lorraine (2006) menyatakan bahwa aktivitas fisik dan

olahraga-olahraga ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi nyeri haid.

Dengan melakukan aktivitas fisik atau olahraga ringan saat menstruasi

dapat merangsang pembentukan hormone endorphin. Hormon ini

berfungsi sebagai obat penenang alami yang dihasilkan otak dan susunan

saraf tulang belakang yang akan membuat sesorang menjadi nyaman.

Selain itu pada kondisi tubuh rileks, tubuh akan menghentikan produksi

semua hormon yang menyebabkan dismenore dan hormon yang

diproduksi saat stress

D. PENUTUP

1. Simpulan

a. Status gizi mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas

Muhammadiyah Surakarta sebagian besar adalah normal.

b. Kejadian dismenore mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi di

Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagian besar adalah kadang-

kadang mahasiswi mengalami dismenore.

c. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore

pada ,mahasisiwi yang sedang mengerjakan skripsi di Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

2. Saran

a. Bagi mahasiswi

Mahasiswi hendaknya selalu menjaga kesehatan dirinya agar terhindar

dari berbagai gangguan pada tubuhnya terutama dismenore.

Diharapkan dengan mahasiswi menjaga perilaku gizi yang baik,

melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang teratur dan menghindari

stress untuk mencegah gangguan saat menstruasi seperti dismenore.

Serta diharapkan mahasiswi dapat memahami penanganan secara

medis maupun tindakan keperawatan sendiri yang bisa dilakukan

untuk mengurangi dismenore.

b. Bagi pelayanan kesehatan

12

Pelayanan kesehatan hendaknya disediakan secara memadai untuk

melayani wanita yang dismenore. Dengan pelayanan yang memadai

diharapkan penanganan maupun pencegahan serta penyuluhan

mengenai dismenore dapat dilakukan dengan baik sehingga angka

kejadian dismenore bisa menurun.

c. Bagi institusi pendidikan kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau informasi

untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai hubungan

status gizi dengan kejadian dismenore. Diharapkan juga hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai penguat teori keperawatan

khususnya tentang status gizi dan kejadian dismenore.

d. Bagi peneliti lain

Peneliti selanjutnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk

bahan pertimbangan jika akan melakukan penelitian dengan tema

yang sejenis. Peneliti selanjutnya hendaknya lebih menggali lagi

faktor lain yang berhubungan atau dapat mempengaruhi dismenore,

karena masih banyak faktor lain yang mungkin lebih dominan selain

status gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Dabal, B.K., Koura, M.R., Al-Sowielem, L.S., & Barayan, S.S. (2014).

Dysmenorrhea and associated risk factors among university students in

eastern province of Saudi Arabia. Journal of Medicine & Society Vol.12

ISSN 1839-0188, h.25.

Affandi. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Baradero, M., Dayrit, M., Siswadi, Y. (2006). Klien Gangguan Sistem Reproduksi

dan Seksualitas. Jakarta : EGC.

Cakir, M (2007). Menstrual pattern and common menstrual disorders among

university students in Turkey. Pediatrics International, 49.

Chomaria, N. (2009). Tips jitu dan praktis mengatasi stress. Jogjakarta : Diva

Press.

Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi edisi ketiga. Jakarta: EGC.

Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (ed 3). Jakarta :

Salemba Medika.

13

Dyah dan Tinah. (2009). Hubungan Indeks Massa Tubuh < 20 dengan kejadian

dismenore pada remaja putri di SMA Negeri 3 Sragen. Jurnal Kebidanan

Vol.I, No.2.

Emilia, E. (2009). Pendidikan gizi sebagai salah satu sarana perubahan perilaku

gizi pada remaja. Universitas Negeri Medan.

Handayani., Gamayanti, I.L., Julia, M. (2013). Dismenore dan kecemasan pada

remaja. Sari Pediatri, Vol.15 No.1, h.2.

Hanifa Wiknjosastro. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP.

Hidayat, A.A. (2011). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.

Jakarta : Salemba Medika.

Hudson, T. (2007). Using nutrition to review primary dysmenhorrea. Alternative

& Complementary Therapies. Marry Ann Liebert, Inc. h.125-128.

Icesma, S.K., Margareth, Z.H. (2013) Kehamilan, persalinan. dan nifas.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Infodatin. (2015). Pusat data dan informasi kementerian kesehatan Republik

Indonesia. Jakarta.

Irfan., Bahar, B., Hendrayati. (2012). Pola konsumsi sayur, buah dan aktivitas

sedentary mahasiswa obesitas di Universitas Hasanuddin. Skripsi, h.6.

Irmawati, R. (2011). Hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kesehatan

reproduksi dengan kejadian dismenore pada remaja putri di SMK

Muhammadiyah 1 Kab. Sragen. Tesis, h.8.

Ismail, I.F., Kundre, R., Lolong, J. (2015). Hubungan tingkat stres dengan

kejadian dismenorea pada mahasiswi semester VIII program studi ilmu

keperawatan fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

ejournal Keperawatan (e-Kp) Vol.3 No.2, h.2.

Klinic community Health Center. ( January, 2010). Stress and stress management.

Winnipeg MB Canada.

Kumalasari, I dan Andhyantoro, I. (2012). Kesehatan reproduksi untuk

mahasiswa kebidanan dan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kusmiran, E. (2014). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta : Salemba

Medika.

14

Labrague, L.J. (2013). Stress, stressors, stress response of students nurses in a

government nursing school. Health Science Journal Vol.7. ISSN:1791-

809x.

Lu, C.I. (2010). Dysmenorrhea and related factors in Taiwanese adolescent girls.

Dissertation of philosophy.

Mari Kitamura., Takashi Takeda., Shoko Koga., Satoru Nagase., & Nobuo

Yaegashi. (2012).Relationship between premenstrual symptoms

and dysmenorrhea in Japanese high school students. Arch Womens Ment

Health, 15 DOI 10.1007//s00737-012-0266-2, h.131-135.

Maza, D. (2007). Dysmenorrhea in adolescent . Practice Nurse, 27(10).

Mutadin. (2013). Hubungan antara distress dan dukungan sosial pada mahasiswa

dalam menyusun skripsi di Universitas Sahid Skripsi. Jurnal Kesehatan

Vol.2.

Nathan, A. (2007). Primary Dysmenhorrea Practice Nurse, 30(6).

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta, h.37-38.

Novia, I. dan Puspitasari, N. (2008). Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian

dismenore. The Indonesian Journal of Public Health, h.4.

Okoro, R.N., Malgwi, H., Okoro, G.O. (2013). Evaluation of factors that increase

the severity of dysmenorrheal among university female students in

Maiduguri, North Eastern Nigeria. Journal of Allied Health Sciense and

Practice, vol.II No.4 ISSN 1540-580X, h.2.

Purwitasari, D dan Maryanti, D. (2009). Gizi dalam kesehatan reproduksi.

Yogyakarta : Nuha Offset.

Purwoastuti, E dan Walyani, E.S. (2015). Panduan materi kesehatan reproduksi

dan keluarga berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru.

Razzak, K.K. (2010). Influence of dietary intake of diary products on

dysmenorrheal. Journal Obstetrics and Obstetrics, No.279, h.377.

RISKESDAS. (2010). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan

kementerian kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Silvana, P.D. (2012). Hubungan antara karakteristik individu, aktivitas fisik, dan

konsumsi produk susu dengan dismenore primer pada mahasiswi FIK dan

FKM UI. h.45, 95-96.

15

Stecker, T.(2006). Well being in academic environment. Medical Environment

Journal Vol.38.

Sunaryo. (2007). Perbandingan tingkat stress mahasiswa PSIK A dan B dalam

menyelesaikan skripsi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Skripsi.

Suryadi, S. (2008). Perbedaan insomnia pada mahasiswa yang sedang

mengerjakan skripsi dan belum mengerjakan skripsi, Skripsi.

Supariasa, I.D.N., Bakri, B. dan Fajar, I. (2005). Penilaian status gizi. Jakarta :

Buku Kedokteran EGC.

Suryani, E. (2012). Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker

payudara dengan sikap terhadap Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada

wanita usia produktif di Desa Kalibening, Skripsi.

Titilayo, A. (2009). Menstrual discomfort and its influence on daily academic

activities and psychosocial relationship among undergraduate female

students in Nigeria. Tanzania Journal of Health Research, Vo.11 No.4,

h.181.

Trimayasari, D dan Kuswandi, K. (2013). Hubungan usia menarche dan status gizi

siswi SMP kelas 2 dengan kejadian dismenore. Jurnal Obstretika Scientia

Vol.2, No.2 ISSN 2337-6120, h.196.

Waryana (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama, h.112-122.

WHO. WHO global database on Body Mass Index (BMI). Department of

Nutrition for Health and Development (NHD). Geneva, Switzerland.

http://www.who.int/bmi/index.jsp, (diakses tanggal 02 Maret 2016 ).

Yuniayanti, B., Masini., Salim, H.H.S. (2014). Hubungan tingkat stress dengan

tingkat dysmenorrheal pada siswi kelas X dan XI SMK Bhakti Karyakota

Magelang. Jurnal kebidanan Vol.3, No.7, h.5-6.

Zukri, S.M et al. (2009). Primary Dysmenorrhea among medical and dental

University Student in Kelantan : prevalence and associated factors.

International Medical Journal, 16(2).

*Nina Utari : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS Jl. A Yani Tromol Pos 1

Kartasura

** Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep., Ns., ETN., M.Kep : Dosen Keperawatan

FIK UMS Jl. A Yani Tromol Pos 1 Kartasura