hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan … fileyang berusia antara 40-60 tahun dan pernah...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KONSULTASI
MEDIS DAN KETAATAN MEDIS PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS
(USIA DEWASA MADYA)
S k r i p s i
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Evi Dwi Putri Utami
NIM : 019114011
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KONSULTASI
MEDIS DAN KETAATAN MEDIS PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS
( USIA DEWASA MADYA )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperolah Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Evi Dwi Putri Utami
NIM : 019114011
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Pencobaan - pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan –
pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan
kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar,
sehingga kamu dapat menanggungnya.
1 Korintus 10 : 131 Korintus 10 : 131 Korintus 10 : 131 Korintus 10 : 13
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.”
PPPPengkhotbah 3 : 11 engkhotbah 3 : 11 engkhotbah 3 : 11 engkhotbah 3 : 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman.”
Matius 28 : 19 – 20
Karya ini kupersembahkan untuk :
Papah, Mamah dan Adikku tercinta
Teman –teman baikku
Dan
Diriku sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Maret 2008
Evi Dwi Putri Utami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Evi Dwi Putri Utami. (2008). Hubungan antara Kepuasan Konsultasi Medis dan Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus (Usia Dewasa Madya). Yogyakarta: Program Studi Psikologi. Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Hipotesa penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Variabel penelitian ini diukur dengan menggunakan 2 skala, yaitu skala kepuasan konsultasi medis yang terdiri dari 25 aitem dan skala ketaatan medis yang terdiri dari 45 aitem. Subjek penelitian ini adalah 50 orang (28 pria dan 22 wanita) penderita Diabetes Mellitus yang berusia antara 40-60 tahun dan pernah berkonsultasi dengan dokter tentang penyakitnya tersebut. Hasil uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil sebesar 0,926 untuk skala kepuasan konsultasi medis dan 0,939 untuk skala ketaatan medis. Hasil uji hipotesa penelitian ini diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,507 (N=50, p<0,01). Hal ini berarti bahwa hipotesa penelitian diterima dan signifikan. Ada hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia dewasa madya). Kata kunci: kepuasan konsultasi medis, ketaatan medis, dan penederita Diabetes Mellitus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Evi Dwi Putri Utami. (2008). The Correlation between Medical Consultation Satisfaction and Medical Loyalty on Diabetes Mellitus Sufferer (Middle Age Adult). Yogyakarta: Study Program of Psychology. Faculty of Psychology. University of Sanata Dharma. This research is aimed to know the correlation between medical consultation satisfaction and medical loyalty on Diabetes Mellitus sufferer (middle age adult). The hypothesis of this research is there is positive correlation between medical consultation satisfaction and medical loyalty on Diabetes mellitus sufferer (middle age adult). Kind of this research is correlational research. This variable research is measured using 2 scales, that is medical consultation satisfaction scale (25 items)and medical loyalty scale (45 items). The subject of this research are 50 people (28 man and 22 woman) Diabetes Mellitus sufferer that attain the age of 40-60 years old and once hold a consultation with the doctor because of their illness. The reliability result with Alpha Cronbach is 0,926 for medical consultation satisfaction scale and 0,939 for medical loyalty. The hypothesis result of this research is 0,507 (N=50, p<0,01). It means that the hypothesis of this research was significant and accepted. There is positive correlation between medical consultation satisfaction and medical loyalty on Diabetes Mellitus sufferer (middle age adult). Keywords: medical consultation satisfaction, medical loyalty, and Diabetes Mellitus sufferer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa untuk kasih setia dan damai sejahtera yang
selalu dilimpahkanNya kepada penulis dalam setiap keadaan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan oleh penulis dengan baik. Biarlah segala hormat dan kemuliaan
hanya bagi nama Nya.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana Psikologi Strata 1 Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan terima kasih atas
segala petunjuk, bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian serta fasilitas yang
telah penulis dapatkan dalam proses pembuatan skripsi ini kepada:
1. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu M.L Anantasari, S.Psi., M.Si.,dosenku yang cantik selaku dosen
pembimbing skripsi yang dengan kesabaran serta ketekunannya dalam
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sangat baik. Meskipun terkadang saya membuat Ibu jengkel karena jarang
datang bimbingan tetapi Ibu tetap sabar menghadapi saya. Terima kasih.
3. Ibu Sylvia CMYM, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan dukungan bagi penulis sepanjang penulis mengerjakan dan
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Seluruh staf administrasi dan perpustakaan yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, yang telah banyak membantu penulis dalam mengurus semua
administrasi terima kasih banyak.
5. Mamahku tercinta, terimakasih sudah bekerja keras untuk membiayai kuliah
dan skripsiku. Terimakasih juga atas doa dan cinta serta kesabarannya selama
ini. Tuhan memberkati.
6. Adikku satu-satunya Tom-tom, terimakasih sudah mau bantu cc dalam
mengerjakan skripsi yang cc tidak bisa lakukan sendiri.
7. Ustea, Mitha, C’Yun, Ku San, terima kasih atas dukungan dan bantuannya
selama pengambilan data, tanpa bantuan kalian mungkin aku akan lebih lama
lagi lulusnya. God Bless U.
8. Keluarga besar Tanto Raharjo yang selalu memberiku dukungan material
maupun spiritual. Terimakasih banyak, tanpa kalian mungkin Evi tidak dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
9. My beloved brothers & sisters in Christ: Iin, Yani, DC&Hanter,
Lanny&Sandy, k’Yanik. Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti
kalian yang senantiasa mendukung dan mendoakanku.
10. Teman-teman seperjuanganku di Fakultas Ψ: Hastin, Deni, Sapti, Nopek, Elli
Adar, Rani, thanks ya atas bantuan dan dukungannya. Kalian adalah teman-
teman yang sangat luar biasa yang membuat aku mengerti arti perjuangan
hidup dan memberiku inspirasi serta banyak pengetahuan dan terima kasih atas
dukungannya. God Bless You.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Special thanks to my best friend Belu & Irma. Belu terima kasih untuk
dukungan dan semangat serta bantuan yang kamu berikan. Terima kasih juga
buat penjelasan penggunaan SPSSnya dan kesabaran kamu ngajarin aku. Irma,
terima kasih buat abstraknya ya hehehe. Terima kasih juga buat dukungan dan
doanya selama ini. Teman-teman akhirnya aku lulus juga! God Bless You.
12. Agatha, terimakasih ya cik Evi sudah boleh nginep di kos selama
menyelesaikan skripsi. GBU.
13. Semua teman-teman dan keluargaku yang lain yang tidak dapat aku sebutkan
satu-persatu, terimakasih untuk semuanya. God Bless You All.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan masukan sangat penulis harapkan dari
semua pihak.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.
Yogyakarta, Maret 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………. vi
ABSTRAK ……………………………………………………………….......... vii
ABSTRACT …………………………………………………………………... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................... ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...... xvi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xviii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 4
BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………………… 6
A. Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus………………… 6
1. Pengertian Ketaatan Medis……………………………………… 6
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketaatan Medis…………….. 7
3. Pengertian Diabetes Mellitus………………………………….... 9
4. Faktor-faktor Penyebab Diabetes Mellitus……………………… 9
5. Indikator Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus…… 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
6. Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus……………… 12
B. Usia Dewasa Madya………………………………………………. 13
1. Pengertian Usia Dewasa Madya………………………………... 13
2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya…………………… 15
C. Kepuasan Konsultasi Medis………………………………………. 16
1. Pengertian Kepuasan Konsultasi Medis………………………... 16
2. Peran Komunikasi dalam Kepuasan Konsultasi Medis………… 17
3. Kemampuan Komunikator dalam Menyampaikan Pesan……… 18
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsultasi Medis. 20
D. Hubungan Kepuasan Konsultasi Medis dan Ketaatan Medis pada
Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya………………… 21
E. Hipotesis…………………………………………………………… 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………….. 26
A. Jenis Penelitian……………………………………………………. 26
B. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………… 26
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………………. 26
D. Subjek Penelitian………………………………………………….. 27
E. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 28
1. Skala Ketaatan Medis………………………………………….. 29
2. Skala Kepuasan Konsultasi Medis……………………………... 31
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas……………………………… 32
1. Uji Validitas……………………………………………………. 33
2. Uji Analisis Item……………………………………………….. 33
3. Uji Reliabilitas…………………………………………………. 34
G. Metode Analisis Data…………………………………………….. 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………….. 35
A. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………… 35
1. Perizinan……………………………………………………… 35
2. Proses Penelitian.........................……………………………... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3. Skala Kepuasan Konsultasi Medis…………………………… 36
4. Skala Ketaatan Medis………………………………………... 37
B. Hasil Penelitian…………………………………………………… 38
1. Uji Reliabilitas……………………………………………..... 38
2. Uji Asumsi................................................................................ 39
a. Uji Normalitas…………………………………………… 39
b. Uji Linearitas…………………………………………….. 40
3. Uji Hipotesis…………………………………………………. 40
C. Pembahasan………………………………………………………. 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 46
A. Kesimpulan……………………………………………………….... 46
B. Saran……………………………………………………………….. 46
Daftar Pustaka…………………………………………………………………. 48
LAMPIRAN………………………………………………………………….... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Alur Pemikiran Penelitian……………………………… 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skor Skala Ketaatan Medis………………………………………….. 30
Tabel 2. Blue print Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba…………………… 30
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba…………… 31
Tabel 4. Skor Skala Kepuasan Konsultasi Medis…………………………….. 32
Tabel 5. Blue print Skala Kepuasan Konsultasi Medis untuk Uji Coba……… 32
Tabel 6. Distribusi Aitem Skala Kepuasan Konsultasi Medis Uji Coba……… 32
Tabel 7. Tabulasi Subjek Penelitian................................................................... 36
Tabel 8. Nomor-nomor Aitem Skala Kepuasan Konsultasi Medis yang Sahih
dan Gugur…………………………………………………………… 36
Tabel 9. Blue print Skala Kepuasan Konsultasi Medis (setelah uji coba)…… 37
Tabel10. Nomor-nomor Aitem Skala Ketaatan Medis yang Sahih dan Gugur 37
Tabel 11. Blue print Skala Ketaatan Medis (setelah uji coba)………………. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Skala Uji Coba……………………………………………………………... 51
2. Data Uji Coba……………………………………………………………… 57
3. Uji Beda dan Reliabilitas Item…………………………………………….. 74
a. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Kepuasan Konsultasi Medis…….. 75
b. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Ketaatan Medis………………….. 78
4. Skala Penelitian……………………………………………………………. 84
5. Data Penelitian……………………………………………………………... 90
6. Uji Asumsi…………………………………………………………………. 107
a. Uji Normalitas………………………………………………………….. 108
b. Uji Linearitas……………………………………………………………. 109
7. Uji Hipotesis……………………………………………………………….. 110
8. Data Subjek dan Wawancara......................................................................... 112
9. Perizinan…………………………………………………………………… 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejumlah besar orang dalam kehidupan sehari-hari harus pergi ke dokter.
Mereka pergi ke dokter dengan tujuan untuk berobat atau hanya sekedar
berkonsultasi saja dengan dokter. Konsultasi dengan dokter menjadi hal yang
penting karena dengan berkonsultasi maka pasien akan mendapatkan informasi
yang lebih lengkap tentang penyakit dan cara pengobatannya. Tetapi tidak semua
orang atau pasien senang untuk melakukannya. Ada banyak keluhan tentang dari
masyarakat tentang pelayanan medis saat ini terutama dalam hal pemberian
informasi. Pelayanan medis sekarang dirasakan atau dipandang oleh masyarakat
sebagai pelayanan yang kurang komunikatif (Susanti, 1998).
Pemberian informasi memang merupakan hal yang sepele atau dianggap
kurang penting bagi sebagian dokter, tetapi justru dari proses pemberian informasi
ini akan dapat membawa dampak yang berkelanjutan. Perhatian dokter saat ini
terhadap pentingnya pemberian informasi masih kurang. Dokter terkadang
memberikan informasi tanpa melihat kepentingan pasien. Dokter hanya
memberikan informasi seperlunya saja kepada pasien sedangkan pasien masih
membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang penyakit yang dideritanya. Oleh
karena itu supaya pemberian informasi (konsultasi) ini dapat berjalan dengan
lancar maka diperlukan komunikasi yang baik antara pasien dan dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Komunikasi yang baik antara pasien dan dokter diharapkan dapat
membuat sebuah konsultasi berjalan dengan baik dan lancar. Konsultasi yang baik
akan membuat informasi dari dokter dapat terkirim dengan jelas sehingga pasien
akan lebih mudah mengerti. Konsultasi yang berjalan dengan baik akan membawa
dampak kepuasan pada diri pasien. Menurut Ley (Smet, 1994: 243), ada beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa para pasien sering tidak puas dengan kualitas dan
kuantitas informasi yang mereka terima dari para tenaga kesehatan. Bukti
menunjukkan bahwa 35%-40% dari seluruh pasien yang menjadi subjek penelitian
Ley tidak puas dengan informasi yang diberikan oleh dokter. Kepuasan pasien
terhadap konsultasi ini akan terlihat dari seberapa sering pasien bergonta-ganti
dokter untuk menangani penyakitnya dalam penelitian ini adalah diabetes
(Smet,1994).
Diabetes Mellitus adalah sejenis penyakit kronis yang ditandai dengan
kadar gula (glukosa) di dalam darah yang tinggi. Diabetes dapat menyerang
semua lapisan masyarakat dari yang miskin sampai kaya raya, anak-anak sampai
orang tua, dan dari yang kurus sampai yang gemuk. Diabetes termasuk penyakit
yang tidak bisa disembuhkan secara total, penderita harus terus mengontrol dan
menjaga kadar gula darahnya supaya tetap normal sehingga tetap bisa melakukan
aktivitas dengan baik. Diabetes merupakan penyakit yang rumit, banyak aturan-
aturan yang harus dijalankan oleh para penderitanya misalnya disiplin minum
obat, cek darah, diet, dan olahraga. Pelanggaran atau kesalahan dalam
melaksanakan aturan-aturan tersebut dapat berakibat gula darah menjadi sangat
tinggi atau sangat rendah dan hal ini akan sangat berbahaya bagi para penderita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
karena dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu ketaatan sangat diperlukan
untuk menghindari kemungkinan terburuk dari penyakit diabetes. Ketaatan medis
adalah perilaku/kemauan pasien untuk senantiasa melaksanakan aturan-aturan
medis sesuai dengan nasehat dokter dengan keyakinan tidak menimbulkan
konsekuensi yang lebih parah, misalnya adalah bertambah parahnya penyakit
yang diderita pasien.
Pasien yang tidak puas dengan sebuah konsultasi atau pengobatan seorang
dokter akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak baik misalnya
adalah ketidaktaatan pasien pada aturan-aturan medis. Hal tersebut dapat
mengakibatkan seseorang menghindari atau bahkan menolak pelayanan medis,
sehingga dapat menjadi penyebab meningkatnya resiko kesehatan (Smet, 1994:
246). Ketidaktaatan terhadap aturan medis dapat meningkatkan resiko
berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau bahkan
memperburuk sakit yang diderita oleh pasien. Keberhasilan suatu pengobatan
tergantung pada kerjasama antara pasien dengan para tenaga kesehatan.
Para dokter sering mengalami kesulitan dalam menangani pasiennya, salah
satunya adalah kurangnya umpan balik dari pasien tentang aktivitas dan perilaku
dokter, sehingga dokter tidak dapat mengetahui apakah informasi yang dia berikan
kepada para pasiennya dapat diterima dan dimengerti atau tidak oleh para pasien
tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pasien yang
puas dengan konsultasi seorang dokter atau pengobatan yang diterimanya tidak
akan mencari bantuan dokter lain. Ketidakpuasan pada seorang dokter akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang parah seperti menghindari
pelayanan medis sehingga berdampak pada ketidaktaatan pasien pada aturan
medis (Smet, 1994,h.246). Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat masalah tersebut menjadi tema penelitian, yaitu menghubungkan
antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan
medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis
dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara praktis dan
teoritis, yaitu:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi kajian ilmiah ilmu
psikologi mengenai ketaatan medis ditinjau dari kepuasan konsultasi medis
yang dialami oleh para penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
juga untuk semakin memperkaya bidang penelitian ilmu psikologi terutama
psikologi kesehatan.
2. Manfaat praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penderita diabetes
tentang pentingnya kepuasan konsultasi medis terhadap ketaatan mereka
dalam menaati aturan-aturan medis.
b. Menambah wacana bagi para tenaga medis tentang pentingnya kelancaran
komunikasi dalam sebuah konsultasi sehingga terwujud kepuasan pasien yang
kemudian akan membantu pasien dalam menaati aturan-aturan medis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ketaatan Medis Pada Penderita Diabetes Mellitus
1. Pengertian Ketaatan Medis
Ketaatan berasal dari kata taat yang berarti senantiasa menurut; tidak
berlaku curang. Sarafino mengatakan bahwa ketaatan medis atau kepatuhan
adalah kemauan pasien untuk melaksanakan cara pengobatan yang disarankan
oleh dokternya, sehingga tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah bagi
pasien (Poerwodarminto,1987.Smet, 1994).
Haynes (Susanti,1998), mengatakan bahwa ketaatan medis adalah tingkat
di mana perilaku seseorang (dalam menjalani pengobatan, mengikuti diet) sesuai
dengan pengobatan medis atau nasehat dokter.
Perilaku ketaatan sering diartikan sebagai usaha pasien untuk
mengendalikan perilakunya, bahkan jika hal tersebut bisa menimbulkan resiko
mengenai kesehatannya. Faktor penting ini seringkali dilupakan. Banyak dokter
begitu saja beranggapan bahwa pasien akan mengikuti apa yang mereka
nasehatkan tanpa menyadari bahwa pasien tersebut pertama-tama harus
memutuskan terlebih dahulu apakah mereka akan melakukannya atau tidak
(Taylor dlm Smet, 1994, h. 254). Hal tersebut didukung juga dengan pendapat
Janis (Smet,1994) bahwa ketaatan itu sendiri adalah hasil dari proses pengambilan
keputusan. Pasien harus memiliki keyakinan, sikap dan kehendak terlebih dahulu
baru kemudian dia akan taat. Ketaatan medis akan terlaksana dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pertimbangan akan adanya ancaman yang dirasakan dari suatu penyakit, persepsi
kekebalan terhadap penyakit, kerugian (biaya,waktu) dan keuntungan (efektivitas
pengobatan) (Laventhal dlm Smet,1994).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
ketaatan medis adalah perilaku/kemauan pasien untuk senantiasa melaksanakan
aturan-aturan medis sesuai dengan nasehat dokter dengan keyakinan tidak
menimbulkan konsekuensi yang lebih parah, misalnya adalah bertambah parahnya
penyakit yang diderita pasien.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan medis
a. Ciri-ciri kesakitan (penyakit) dan ciri-ciri pengobatan
Menurut Dickson, Sarafino, dan Ley (Smet, 1994, h. 254) perilaku ketaatan
akan lebih rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang
segera dirasakan atau resiko yang jelas.
b. Komunikasi antara pasien dengan dokter
Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingkat ketidaktaatan pasien.
Komunikasi yang didukung dengan adanya pengawasan dan dukungan dari
dokter akan menimbulkan ketaatan bagi pasien. Berbagai aspek komunikasi
antara pasien dengan dokter mempengaruhi tingkat ketidaktaatan misalnya,
informasi dengan pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek
hubungan emosional dengan dokter, ketidakpuasan terhadap pengobatan
dan konsultasi yang diberikan dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
c. Persepsi dan pengharapan pasien
Yaitu bagaimana pandangan pasien mengenai penyakit yang dideritanya,
sehingga dapat menimbulkan ketaatan bagi pasien.
d. Dukungan sosial
Merupakan faktor yang sangat mempengaruhi ketaatan. Jika dokter dapat
melakukan pendekatan terhadap keluarga pasien maka ketidaktaatan dapat
dikurangi. Riset yang telah dilakukan oleh Taylor (Smet, 1994, h. 260)
menunjukkan bahwa adanya kerjasama yang baik antara dokter dengan
keluarga pasien akan mempengaruhi tingkat ketaatan pasien.
e. Ciri-ciri individual
Umur dan atau status perkembangan merupakan salah satu faktor yang
penting (La Greca dlm Smet, 1994). Sebagai contoh, anak-anak terkadang
punya tingkat ketaatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja,
meskipun anak-anak itu mendapatkan informasi yang kurang seperti yang
Johnson temukan pada penderita Diabetes Mellitus (Smet, 1994). Masalah
khusus dapat timbul dalam memperoleh ketaatan medis dari anak-anak
yang mempunyai penyakit kronis, karena mereka sangat tergantung pada
anggota keluarga yang lain untuk perawatan medis.
Ketidaktaatan akan meningkatkan resiko berkembangnya masalah
kesehatan atau memperpanjang atau bahkan memperburuk penyakit yang sedang
diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20% jumlah opname di rumah
sakit merupakan akibat dari ketidaktaatan pasien terhadap aturan pengobatan
(Sarafino dlm Smet, 1994, h. 253).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes adalah suatu penyakit di mana tubuh penderitanya tidak bisa
secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam darahnya (Tim
Vitahealth, 2004). Diabetes merupakan gangguan metabolisme dari distribusi
gula. Tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah
kelebihan gula di dalam darah.
Penderita diabetes tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang
cukup atau tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadilah kelebihan gula di dalam darah. Kelebihan gula yang kronis di dalam
darah (hiperglikemia) ini menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa yang
tertahan di dalam darah itu melimpah ke sistem urine untuk dibuang melalui
urine. Air kencing penderita diabetes yang mengandung gula dalam kadar tinggi
tersebut menarik bagi semut, karena itulah gejala ini disebut juga gejala kencing
manis (Tim Vitahealth, 2004).
4. Faktor-faktor Penyebab Diabetes Mellitus
Margatan (1995,h. 17-19) mengemukakan ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan Diabetes Mellitus, yaitu:
a. Kurang gerak, kegiatan fisik dari tubuh kita akan menimbulkan proses energi
yang membutuhkan sejumlah gula untuk pembakarannya, sehingga kebutuhan
hormon insulin semakin berkurang. Gula dalam tubuh orang yang tidak aktif
tidak banyak terbakar, maka bahan makanan yang masuk terutama gula harus
disimpan dalam tubuh yang kemudian menjadi cadangan gula dan timbunan
lemak sehingga membutuhkan banyak hormon insulin untuk mengelolanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kebutuhan yang berlebihan ini memacu beta sel pankreas untuk memproduksi
insulin secara berlebihan sehingga permintaan dan persediaan tidak seimbang.
b. Makan secara berlebihan /obesitas, pola makan yang salah dapat menimbulkan
diabetes. Beberapa penelitian yang telah dilakukan di AS membuktikan bahwa
75% penderita diabetes yang datang berobat ke dokter ditemukan dalam
keadaan gemuk/obesitas.
c. Kehamilan, ibu-ibu hamil akan memberikan makan yang cukup bagi janin
sehingga cenderung akan banyak makan dan tubuh menjadi gemuk. Setiap
kehamilan mempunyai resiko munculnya Diabetes Mellitus apalagi jika
kehamilan berulang yaitu setiap 1-2 tahun sekali.
d. Kekurangan hormon insulin, hal ini dapat terjadi karena:
a) Pankreactomy : pemotongan sebagian pankreas akibat suatu penyakit
b) Pankreatitis : radang pankreas yang menimbulkan kerusakan beta sel
pankreas.
( Hormon insulin dihasilkan oleh kelenjar pankreas )
e. Hormon insulin yang terpacu berlebihan, pada penyakit hormon lain yang
mempunyai sifat berlawanan fungsi dengan horman insulin.
5. Indikator Ketaatan Medis Pada Penderita Diabetes Mellitus
Kondisi penyakit diabetes tergantung pada individu masing-masing,
terutama dari segi kepatuhan dan disiplin untuk melakukan diet dan olahraga
dengan benar (Tim Vitahealth, 2004,h. 39). Ada beberapa hal yang harus
dilakukan oleh para penderita diabetes untuk mengontrol kadar gula darah agar
tetap normal, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Disiplin minum obat, minum obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai
dengan aturan pemakaiannya dan tidak boleh mencampur obat dengan obat
lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
b. Diet, diet adalah awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Diet ini harus
dapat memenuhi kebutuhan gula tubuh, tetapi tidak boleh berlebihan. Diet
diabetes dapat dilakukan dengan cara:
1) Memilih karbohidrat yang aman
Sumber karbohidrat yang aman bagi penderita diabetes adalah bahan makan
yang mengandung senyawa karbohidrat kompleks/ karbohidrat berserat
yang terdapat dalam sayuran, kacang-kacangan, dan buah yang tidak terlalu
manis (mis: pepaya, semangka, apel, salak, kedondong).
2) Pola diet diabetes
(a) memangkas kalori
(b) mengurangi lemak
(c) makan karbohidrat kompleks
(d) ucapkan selamat tinggal pada yang manis
(e) melengkapi makanan dengan serat
3) Penerapan pola diet sehari-hari
Penerapan pola diet sehari-hari dilakukan untuk menjaga kadar gula darah
dan berat badan yaitu dengan cara makan makanan yang rendah lemak, kaya
serat, mengandung lebih banyak karbohidrat kompleks dan menghindari
gula murni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c. Olahraga, olahraga dilakukan secara teratur tetapi tidak berlebihan. Olahraga
yang dipilih sebaiknya yang disenangi dan dapat meningkatkan kesehatan dan
kebugaran serta melibatkan otot-otot besar (kaki, tangan, dan bahu).
d. Kontrol gula darah, pemeriksaan untuk mengukur kadar gula darah dianjurkan
dilakukan setiap tahun bagi mereka yang berusia di atas 45 tahun dan
mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena diabetes (memiliki riwayat
keluarga penderita diabetes).
e. Perawatan kaki, penderita diabetes sering mengalami luka pada kaki tanpa
menyadarinya dan biasanya luka tersebut mudah sekali terserang infeksi
karena lama sembuhnya.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa para penderita diabetes
harus menjalankan beberapa hal seperti disiplin minum obat, diet, olahraga,
kontrol gula darah, dan melakukan perawatan kaki supaya penyakit diabetes
mereka tidak bertambah parah. Hal-hal itulah yang kemudian peneliti gunakan
sebagai indikator ketaatan medis pada penderita diabetes.
6. Ketaatan Medis Pada Penderita Diabetes Mellitus
Seorang penderita diabetes dapat hidup normal dan melakukan segala
aktivitas yang ingin dilakukan apabila bersedia membiasakan diri untuk hidup
secara teratur, menjalankan pengobatan dengan tekun dan kontrol kesehatan
seperti yang dianjurkan dokter. Satu hal yang penting agar hal-hal tersebut dapat
berhasil adalah ketaatan. Ketaatan bagi penderita diabetes lebih banyak mengacu
pada ketaatan untuk melaksanakan aturan-aturan medis (ketaatan medis).
Ketaatan medis adalah perilaku seseorang untuk senantiasa melaksanakan aturan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
aturan medis dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi yang lebih parah.
Penyakit diabetes merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan sehingga
penderita hanya dapat melakukan pengontrolan terhadap kadar gula darah supaya
tetap stabil. Pengobatan/pengendalian diabetes harus dijalankan secara kontinyu
dan dalam jangka waktu yang cukup lama atau bahkan sepanjang hidup si
penderita. Beberapa usaha pengendalian itu antara lain: disiplin minum obat, diet,
olahraga, kontrol gula darah, dan perawatan kaki. Usaha-usaha pengendalian itu
tidak akan berhasil jika para penderita diabetes tidak mempunyai ketaatan dalam
melaksanakannya. Jadi, ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus adalah
kemauan pasien untuk melaksanakan segala aturan-aturan medis yang
diberlakukan untuk mereka supaya penyakit diabetes yang mereka derita tidak
bertambah parah dan mereka dapat hidup normal.
B. Usia Dewasa Madya
1. Pengertian Usia Dewasa Madya
Istilah adult berasal dari bentuk lampau partisipel dari kata kerja adultus
yang mempunyai arti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna
atau telah menjadi dewasa. Orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1994,h. 246).
Usia dewasa madya atau setengah baya pada umumnya dipandang sebagai
masa usia antara 40 sampai 60 tahun yang ditandai dengan adanya perubahan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
perubahan jasmani dan mental (Hurlock, 1994, h.320). Menurut Hurlock
karakteristik-karakteristik masa dewasa madya adalah sebagai berikut:
a. Periode yang sangat ditakuti
Usia madya merupakan suatu periode yang menakutkan karena semakin
mendekati usia tua, biasanya orang-orang dewasa tidak mau mengakui bahwa
mereka telah mencapai usia tersebut.
b. Masa transisi
Masa di mana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku
masa dewasanya. Pria mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam
kesuburan.
c. Masa stres
Masa di mana penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang
berubah. Wanita mengalami gangguan dalam homeostatis selama usia 40-an,
yaitu bahwa mereka mulai menopause, pria pada usia 50-an memasuki masa
pensiun.
d. Usia yang berbahaya
Masa di mana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai akibat terlalu
banyak bekerja dan rasa cemas yang berlebihan.
e. Usia canggung
Masa di mana pria dan wanita sudah bukan muda lagi tapi juga bukan tua.
f. Masa berprestasi
Masa di mana seseorang akan lebih sukses atau sebaliknya mereka akan
berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
g. Masa evaluasi
Masa di mana orang-orang usia madya mengevaluasi prestasi yang telah
mereka capai berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang
lain, khususnya anggota keluarga dan teman.
h. Dievaluasi dengan standar ganda
Standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan
wanita. Dua aspek khusus yaitu pertama adalah aspek yang berkaitan dengan
perubahan jasmani (rambut putih, timbul keriput, dll) dan yang kedua adalah
cara pria dan wanita menyatakan sikap terhadap usia tua.
i. Masa sepi
Masa di mana kegiatan mereka sudah mulai berkurang. Masa ketika anak-
anak tidak lama lagi tinggal bersama orang tua , para wanita sudah tidak lagi
melakukan pekerjaan rumah tangga dan para pria memasuki masa pensiun.
j. Masa jenuh
Masa di mana pria dan wanita mengalami kebosanan dengan apa yang mereka
jalani secara rutin sehari-hari.
2. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya
Havighurst dalam Hurlock (1994,h. 9) berpendapat bahwa setiap
kelompok budaya mengharap anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang
penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui pada berbagai usia
sepanjang rentang kehidupan. Havighurst menamakannya tugas perkembangan.
Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu
periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya, tetapi jika gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan
dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan masa dewasa madya yang berhubungan dengan
penelitian ini adalah menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini serta menyesuaikan diri dengan
orang tua yang semakin tua. Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis
yang secara drastis menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun yaitu saat
manusia berada pada tahap usia dewasa madya ( Tim Vitahealth, 2004, h.34).
Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum
dan memburuknya kesehatan. Masalah kesehatan secara umum pada usia madya
mencakup kecenderungan untuk mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot,
kepekaan kulit, sakit pada lambung, hilangnya selera makan serta insomnia
(Hurlock, 1994,h. 328).
C. Kepuasan Konsultasi Medis
1. Pengertian Kepuasan Konsultasi Medis
Kepuasan konsultasi medis berasal dari kata kepuasan dan kata konsultasi
medis, oleh karena itu sebelum memahami lebih lanjut tentang arti kata kepuasan
konsultasi medis terlebih dahulu perlu diketahui tentang arti dari kata kepuasan
dan kata konsultasi medis.
Kepuasan adalah perihal atau perasaan puas, kesenangan, kelegaan.
Sedangkan konsultasi medis adalah perundingan antara pemberi dan penerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
layanan kesehatan yang bertujuan mencari penyebab timbulnya penyakit dan
menentukan cara-cara pengobatan. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu
kepuasan konsultasi medis adalah perasaan senang atau puas seseorang atas
perundingan yang dilakukan oleh pemberi dan penerima layanan kesehatan
tentang penyebab timbulnya penyakit dan cara pengobatan.
Sarafino dalam Smet (1994, h. 250), menyatakan bahwa kepuasan
konsultasi medis adalah kepuasan pasien pada kualitas dan kuantitas informasi
yang mereka terima pada saat konsultasi medis.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian-pengertian di atas adalah
bahwa kepuasan konsultasi medis adalah perasaan puas atau senang pasien atas
perundingan yang dilakukannya dengan dokter tentang penyebab timbulnya
penyakit dan cara pengobatannya baik secara kuantitas maupun kualitas.
2. Peran Komunikasi dalam Kepuasan Konsultasi Medis
Solita dalam Sarwono (1993, h. 50), menyebutkan bahwa kepuasan
konsultasi medis dipengaruhi oleh komunikasi. Orang berusaha menyampaikan
pandangan, perasaan dan harapannya kepada orang lain melalui komunikasi.
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, sehingga komunikasi harus dikembangkan dan dipelihara secara terus-
menerus. Komunikasi, dalam hubungan antar dokter dan pasiennya merupakan
suatu hal yang paling penting. Kont dan O’ Donell (Skripsi Tina Susanti, 1998),
mengemukakan pengertian komunikasi adalah pemindahan informasi dari satu
orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak (informasi yang ditransfer harus
dapat dimengerti oleh si penerima).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pelayanan medis sekarang dirasakan oleh banyak orang sebagai pelayanan
yang kurang komunikatif sebagaimana diharapkan oleh kebanyakan orang.
Kegagalan untuk mengikuti nasehat medis berpangkal pada pelayanan yang
kurang komunikatif. Pelayanan yang lebih responsif terhadap persepsi dan
harapan pasien, yang lebih banyak mendengarkan problem pasien akan
menghasilkan kerjasama pasien dan dokter yang lebih baik. Pelayanan medis akan
lebih berdayaguna bagi pasien dan kemubaziran pelayanan akan terelakkan
(Skripsi Tina Susanti, 1998).
Konsultasi sangat erat hubungannya dengan komunikasi. Para pasien
berkomunikasi dengan dokter lewat sebuah konsultasi. Peran dokter dalam
konsultasi sangat penting, karena dalam hal ini dokter sebagai komunikator/
pemberi informasi harus pandai dalam memberikan penjelasan/informasi.
Penjelasan yang diberikan dokter hendaknya harus dapat dimengerti oleh pasien
sehingga dalam pelaksanaannya pasien tidak melakukan kesalahan yang dapat
memperburuk kesehatannya. Seorang pasien akan lebih mendengarkan dokter
yang dinilai mempunyai kredibilitas yang tinggi. Kredibilitas merupakan
gambaran audiens (pasien) mengenai komunikator (dokter) dalam hal
kepercayaan (Liliweri,2007).
3. Kemampuan Komunikator dalam Menyampaikan Pesan
Aristoteles mempunyai pendapat mengenai kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang komunikator. Kemampuan ini terbagi atas 3 bagian yaitu etos, patos,
dan logos (Liliweri, 2007):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Etos merupakan karakter yang dimiliki seorang komunikator yang meliputi:
1) Intelligence, komunikator yang tampil sebagai seorang yang pandai atau
cakap.
2) Character, tampil dengan karakter yang jujur, memiliki reputasi.
3) Goodwill, menunjukkan kemauan baik, kontak mata dan gerakan yang
meyakinkan.
b. Patos berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang komunikator
mampu menampilkan daya tarik emosional melalui :
1) Making and calming-anger, mampu membuat komunikan merasa sejuk
atau marah.
2) Love-hate, mampu membuat komunikan mencintai dan membenci.
3) Fear-confidence, mampu membuat komunikan merasa takut atau
membangkitkan kepercayaan diri.
4) Shame-shamelessness, mampu membuat komunikan merasa malu atau
membangkitkan keberanian.
5) Indignation-envy,mampu membangkitkan rasa berkuasa atau kehilangan
kekuasaan.
6) Admiration-envy, mampu membangkitkan semangat kerja atau
mendorong orang lain bekerja keras atau tidak bekerja keras.
c. Logos berkaitan dengan kemampuan komunikator yang secara intelek (cerdik
dan pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentatif misalnya
menyampaikan informasi dengan dukungan data statistik. Logos meliputi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Invention, menyampaikan sebuah informasi yang menampilkan hukum-
hukum logika (masuk akal).
2) Arrangement, menyampaikan sebuah topik informasi secara sederhana.
3) Style, menampilkan gaya berbicara yang menyenangkan.
4) Memory, menampilkan informasi dengan gambaran informasi yang
diingat dan informasi itu berkaitan dengan yang diucapkan.
5) Delivery, kemampuan berbicara efektif.
Hal-hal tersebutlah yang kemudian akan peneliti gunakan sebagai indikator
kepuasan konsultasi medis, yang kemudian akan digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan aitem- aitem penelitian.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsultasi Medis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsultasi medis dan
kebanyakan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut menunjuk pada ciri-ciri
dokter, ciri-ciri pasien dan ciri-ciri interaksi keduanya (Smet, 1994, h.244):
a. Ciri-ciri dokter, yaitu tidak mendengarkan pasien (misalnya lebih doctor
centered daripada patient centered), penggunaan istilah teknis, tidak
menanggapi pasien dengan serius.
b. Ciri-ciri pasien, yaitu kecemasan pasien, inteligensi, pengalaman terhadap
penyakit, mengacuhkan atau tidak mendengarkan apa yang dikatakan dokter,
mengkritik dokter.
c. Ciri-ciri interaksi keduanya, yaitu alasan-alasan ketidakpuasan selalu
berhubungan dengan interaksi antara tenaga-tenaga kesehatan dengan
pasiennya. Contohnya, para tenaga kesehatan seharusnya memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
informasi kepada pasien sesuai dengan tingkat pendidikannya: penggunaan
istilah-istilah medis dapat benar-benar dimengerti oleh seorang pasien dengan
tingkat pendidikan tinggi tetapi belum tentu dimengerti oleh pasien dengan
tingkat pendidikan yang rendah.
Satu kesulitan yang serius bagi para dokter adalah kurangnya umpan balik
pada aktivitas dan perilaku pasien mereka. Dokter jarang mengetahui apakah
informasi mereka dapat diterima dan dimengerti oleh para pasien atau tidak.
Orang yang tidak puas dengan konsultasi seorang dokter atau pengobatan yang
diterimanya sering mencari bantuan dari dokter lain. Ketidakpuasan terhadap
seorang dokter bisa menimbulkan konsekuensi yang parah. Hal tersebut bisa
menyebabkan seseorang akan menghindari pelayanan medis. Hal ini bisa
menyebabkan meningkatnya resiko kesehatan. Salah satu masalah utama adalah
ketidaktaatan pasien dengan aturan medis (Smet, 1994, h. 246).
D. Hubungan Kepuasan Konsultasi Medis dan Ketaatan Medis pada
Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya
Diabetes Mellitus merupakan gangguan metabolisme dari distribusi gula
oleh tubuh, tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup dan
tubuh tidak mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga terjadilah
kelebihan gula di dalam tubuh. Diabetes tidak dapat disembuhkan, oleh karena itu
pengobatannyapun harus dilakukan secara kontinyu dalam jangka waktu lama
atau bahkan sepanjang hidup. Penderita diabetes dapat hidup normal apabila dia
mampu menjaga kadar gula darahnya supaya tetap stabil. Diabetes merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
penyakit yang rumit, banyak aturan-aturan yang harus dijalankan oleh para
penderita, jika sedikit saja melanggar atau salah melaksanakan aturan-aturan
tersebut maka kemungkinan kadar gula menjadi sangat tinggi atau sebaliknya dan
hal ini sangat berbahaya bagi penderita. Oleh karena itu, ketaatan medis menjadi
sangat penting. Ketaatan medis adalah perilaku seseorang untuk senantiasa
melaksanakan aturan-aturan medis dengan keyakinan tidak menimbulkan
konsekuensi-konsekuensi yang parah. Kondisi penyakit diabetes tergantung pada
individu masing-masing terutama dari segi kepatuhan dan disiplin menaati aturan-
aturan medis seperti disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah, dan
perawatan kaki.
Para pasien biasanya melakukan komunikasi dengan dokter lewat
konsultasi. Konsultasi dapat memberi dampak positif maupun negatif bagi para
pasien, salah satunya adalah kepuasan konsultasi medis. Kepuasan konsultasi
medis adalah kepuasan pasien terhadap kualitas dan kuantitas informasi yang
mereka terima pada saat konsultasi medis.
Kepuasan konsultasi medis mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
komunikasi. Kepuasan konsultasi medis tergantung dari kepandaian dokter
sebagai komunikator yang memberi informasi kepada pasien. Jika dokter mampu
memberi informasi secara jelas dan mudah dimengerti oleh pasien, maka pasien
akan lebih mudah untuk menjalankan perintah-perintah dokter dan pasien
diharapkan akan lebih taat.
Dokter sebagai pengirim informasi setidaknya harus mempunyai
kredibilitas yaitu gambaran pribadi mengenai komunikator. Kredibilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berhubungan dengan rasa percaya pasien pada dokter. Kredibilitas-kredibilitas
dokter kurang lebih meliputi etos, patos dan logos. Etos merupakan kemampuan
dokter yang dicirikan oleh inteligensi, karakter dan kemauan baik (goodwill).
Patos merupakan kemampuan dokter yang berkaitan dengan emosi, artinya
bagaimana seorang komunikator/dokter mampu menampilkan daya tarik
emosional yang ada pada diri pasien. Sedangkan logos merupakan kemampuan
dokter yang secara cerdik dan pandai menyampaikan sesuatu secara rasional dan
argumentatif (Liliweri,2007).
Seorang pendengar (pasien) akan mendengarkan dan percaya pada
komunikator yang dinilai mempunyai kredibilitas yang tinggi (Liliweri, 2007).
Kejelasan penyakit, obat dan diagnosa dokter sangat penting karena hal
tersebut dapat membantu pasien untuk lebih mudah mengerti tentang aturan-
aturan medis yang diberlakukan untuk mereka sehingga dalam pelaksanaannya
tidak terjadi kesalahan yang dapat memperburuk kondisi pasien. Selain itu
perasaan pasien juga sangat penting yaitu dalam setiap konsultasi apakah pasien
merasa dihargai, diperhatikan dan didengarkan oleh dokter atau tidak. Jika pasien
merasa senang dengan apa yang dilakukan dokter terhadap diri pasien maka hal
ini akan membawa dampak yang baik yaitu pasien akan lebih termotivasi untuk
selalu menaati nasehat dokter terutama dalam melaksanakan aturan-aturan medis
dan membantu keikutsertaan pasien dalam proses pengobatan di mana pasien mau
untuk bekerjasama dengan dokter yang kemudian akan mempercepat proses
penyembuhan penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Orang yang puas dengan konsultasi seorang dokter atau pengobatan yang
diterimanya tidak akan mencari bantuan dokter lain. Ketidakpuasan pada seorang
dokter akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang parah seperti
menghindari pelayanan medis sehingga berdampak pada ketidaktaatan pasien
pada aturan medis (Smet, 1994,h.246).
E. Hipotesis
Ada hubungan yang positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan
medis. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin tinggi ketaatan
medis, semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka semakin rendah ketaatan
medis. Pengujian hipotesis dengan menggunakan one tailed test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 1. Skema Penelitian
Konsultasi Medis
Konteks Kepuasan Konsultasi Medis: - Etos - Patos - Logos
Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya yang Tidak Puas dengan Konsultasi Medis
- Percaya pada dokter - Merasa senang karena dihargai,
diperhatikan dan didengarkan oleh dokter sehingga termotivasi dalam menghadapi penyakit
- Mendapat informasi yang jelas tentang penyakit, obat dan diagnosa dari dokter
- Tidak percaya pada dokter - Merasa tidak senang karena kurang
dihargai, diperhatikan dan didengarkan oleh dokter sehingga kurang termotivasi dalam menghadapi penyakit]
- Kurang mendapat informasi yang jelas dari dokter tentang penyakit, obat dan diagnosa
Kerjasama yang kurang baik dari pasien dalam proses pengobatan, menambah kecemasan dan penderitaan, penyembuhan yang lebih lama
Tingkat Ketaatan Medis Tinggi
Tingkat Ketaatan Medis Rendah
Kerjasama yang lebih baik dari pasien dalam proses pengobatan, mengurangi kecemasan dan penderitaan, penyembuhan yang lebih cepat
Penderita Diabetes Mellitus Usia Dewasa Madya yang Puas dengan Konsultasi Medis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional. Penelitian
korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
sebuah variabel terkait dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mencari tahu apakah ada hubungan antara kepuasan konsultasi
medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2,
yaitu:
1. Variabel bebas : Kepuasan Konsultasi Medis
2. Variabel tergantung : Ketaatan Medis
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional dimaksudkan untuk membatasi arti variabel-variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak akan terjadi salah
pengertian dalam menginterpretasikan data dari hasil penelitian yang akan
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Kepuasan Konsultasi Medis
Kepuasan konsultasi medis adalah perasaan puas atau senang pasien atas
perundingan yang dilakukannya dengan dokter tentang penyebab timbulnya
penyakit dan cara pengobatannya. Konteks yang digunakan meliputi tiga hal
yaitu etos, patos dan logos. Kepuasan konsultasi medis dalam penelitian ini
diungkap dengan menggunakan skala kepuasan konsultasi medis. Semakin
tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin tinggi ketaatan medis.
Sebaliknya, semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka semakin rendah
ketaatan medis.
2. Ketaatan Medis
Ketaatan medis adalah perilaku seseorang untuk senantiasa melaksanakan
aturan-aturan medis dengan keyakinan tidak menimbulkan konsekuensi yang
lebih parah bagi diri pasien (penyakit semakin parah). Ketaatan medis
meliputi lima indikator, yaitu disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula
darah, dan perawatan kaki. Ketaatan medis diungkap dengan menggunakan
skala ketaatan medis. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka
semakin tinggi ketaatan medis. Sebaliknya, semakin rendah kepuasan
konsultasi medis maka semakin rendah ketaatan medis.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita penderita Diabetes Mellitus
yang berusia 40-60 tahun (usia dewasa madya) dan pernah berkonsultasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dokter tentang penyakit Diabetesnya. Subjek penelitian ini didapatkan dari
pendekatan personal.
Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini adalah purpose
sampling. Purpose sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Aswar, 2003).
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode skala Skala mempunyai karakteristik sebagai alat ukur psikologi, yaitu
stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang mengungkap indikator
perilaku dari atribut yang akan diukur. Skala selalu berisikan banyak aitem dan
semua jawaban dalam skala dapat diterima sejauh diberikan secara jujur dan
bersungguh-sungguh (Azwar, 1999). Skala dipilih dalam penelitian ini karena
metode skala sangat populer dalam penelitian, praktis dan jika dirancang dengan
baik pada umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan (Azwar, 1999).
Penelitian ini menggunakan 2 macam skala, yaitu skala kepuasan konsultasi
medis dan skala ketaatan medis.
Sebelum digunakan untuk penelitian maka skala harus terlebih dahulu di
ujicoba. Ujicoba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya beda aitem
dan reliabilitas alat penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Ujicoba
dilakukan dengan cara memberikan skala langsung ke subjek. Masing-masing
subjek mengisi 28 aitem pada skala kepuasan konsultasi medis dan 58 aitem pada
skala ketaatan medis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1. Skala Ketaatan Medis
Skala ketaatan medis digunakan untuk mengukur tingkat ketaatan pada
penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya dalam menaati aturan-aturan
medis. Skala ini disusun berdasarkan indikator-indikator ketaatan medis penderita
Diabetes Mellitus yaitu disiplin minum obat, diet, olahraga, kontrol gula darah,
dan perawatan kaki. Penjelasan kelima indikator tersebut adalah sebagai berikut:
a. Disiplin minum obat, yaitu kemauan pasien untuk minum obat yang
diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan pemakaian dan tidak
boleh mencampurnya dengan obat lain tanpa berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter.
b. Diet, yaitu kemauan pasien untuk melaksanakan peraturan makan atau
peraturan diet yang harus dilaksanakan sehari-hari sesuai dengan kemampuan
tubuh untuk menerima makanan berdasarkan petunjuk dokter.
c. Olahraga, yaitu kemauan pasien untuk melakukan olah tubuh secara teratur
untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
d. Kontrol gula darah, yaitu kemauan pasien untuk melakukan cek darah ke
laboratorium.
e. Perawatan kaki, yaitu kemauan pasien untuk selalu memeriksa keadaan kaki
jika terdapat luka dan dapat segera diobati sehingga tidak menimbulkan resiko
yang lebih parah.
Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif jawaban
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(STS). Peneliti hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan jawaban
netral untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban netral.
Tabel 1
Skor Skala Ketaatan Medis
Pernyataan Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat Sesuai 4 1 Sesuai 3 2
Tidak Sesuai 2 3 Sangat Tidak Sesuai 1 4
Subjek yang memberikan respon positif pada pernyataan favorable maka
akan mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon yang negatif, sedangkan
pada aitem yang bersifat unfavorable respon yang negatif akan mendapat skor
yang lebih tinggi daripada respon yang positif.
Tabel 2
Blue Print Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba
Item Indikator
Favorable Unfavorable Total
Disiplin minum obat 6
( 10,35% ) 6
( 10,35% ) 12
(20,70%)
Diet 6
( 10,35% ) 6
( 10,35% ) 12
(20,70%)
Olahraga 5
( 8,6% ) 5
( 8,6% ) 10
(17,20%)
Kontrol gula darah 6
( 10,35% ) 6
( 10,35% ) 12
(20,70%)
Perawatan kaki 6
( 10,35% ) 6
( 10,35% ) 12
(20,70%)
Total 29
( 50% ) 29
( 50% ) 58
(100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3
Distribusi Aitem Skala Ketaatan Medis untuk Uji Coba
Item No Indikator
Favorable Unfavorable Total
1 Disiplin minum obat 1, 11, 21, 31, 41, 51 6, 16, 26, 36, 46, 55 12 2 Diet 2, 12, 22, 32, 42, 52 7,17,27,37,47,56 12 3 Olahraga 3, 13, 23, 33, 43 8, 18, 28, 38, 48 10 4 Kontrol gula darah 4, 14, 24, 34, 44, 53 9, 19, 29, 39, 49, 57 12 5 Perawatan kaki 5, 15, 25, 35, 45, 54 10, 20, 30, 40, 50, 58 12
Total Aitem 58
2. Skala Kepuasan Konsultasi Medis
Kepuasan konsultasi medis diukur dengan menggunakan skala kepuasan
konsultasi medis. Aitem-aitem yang akan digunakan untuk mengukur kepuasan
konsultasi medis dibuat berdasarkan pendapat Aristoteles mengenai kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang komunikator. Kemampuan ini terbagi atas 3
bagian yaitu etos, patos, dan logos. Ketiga hal tersebut mempunyai spesifikasi
tersendiri yang kemudian akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aitem.
Penjelasan 3 hal tersebut adalah:
a. Etos, yaitu karakter seorang komunikator (dokter) yang dicirikan oleh
inteligensi, karakter, dan kemauan baik.
b. Patos, berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang komunikator
mampu menampilkan daya tarik emosional
c. Logos, berkaitan dengan kemampuan komunikator yang secara intelek (cerdik
dan pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentatif misalnya
menyampaikan informasi dengan dukungan data statistik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif jawaban yaitu
Sangat Puas (SP), Puas (P), Tidak Puas (TP), dan Sangat Tidak Puas (STP).
Peneliti hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan jawaban netral
untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban netral.
Tabel 4
Skor Skala Kepuasan Konsultasi Medis
Jawaban Skor Sangat Puas 4
Puas 3 Tidak Puas 2
Sangat Tidak Puas 1
Tabel 5
Blue Print Skala Kepuasan Konsultasi Medis untuk Uji Coba
No Konteks Item Total 1 Etos 8
( 28,58% ) 8
( 28,58% ) 2 Patos 10
( 35,71% ) 10
( 35,71% ) 3 Logos 10
( 35,71% ) 10
( 35,71% )
Total aitem 28
( 100% ) 28
( 100% )
Tabel 6
Distribusi Aitem Skala Kepuasan Konsultasi Medis untuk Uji Coba
No Konteks Item Total 1 Etos 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19, 22 8 2 Patos 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 28 10 3 Logos 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 25, 27 10
Total aitem 28
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas merupakan tingkatan mutu dari seluruh proses
pengumpulan data dalam penelitian. Pengujian validitas dan reliabilitas perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dilakukan sebelum suatu alat ukur digunakan dalam suatu penelitian, supaya alat
ukur dapat benar-benar mengukur apa yang diukur dan memiliki ketepatan dalam
mengukur.
1. Uji Validitas
Validasi adalah ukuran yang melihat sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsinya. Tujuan
pengujian validitas adalah untuk mengetahui skala psikologi menghasilkan data
yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya ( Aswar, 2003 ).
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes
dengan analisis rasional atau lewat professional judgement.
2. Uji Analisis Item
Uji analisis item digunakan untuk mengetahui seberapa cermat alat ukur
dapat melakukan fungsi ukurnya. Prosedur seleksi item berdasar pada data
empiris. Kualitas item diukur dengan analisis butir menggunakan parameter daya
beda atau daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauhmana item
mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki
atribut yang diukur ( Aswar, 2003 ).
Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor item dengan kriteria yang relevan. Komputasi ini
menghasilkan koefisien korelasi item total ( rxy ). Syarat yang digunakan untuk
seleksi item adalah jika item-item tersebut menghasilkan korelasi positif dan
signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada konsistensi hasil pengukuran, yaitu keajegan
hasil pengukuran skala ( Aswar,2003 ). Skala dianggap reliabel bila skala tersebut
memunculkan hasil yang relatif sama pada subjek yang sama pada satu
kesempatan yang berbeda atau pada kelompok yang berbeda, namun memiliki
karakteristik sama.
Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal
melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien alpha.
Prosedur ini dipilih karena memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi.
Prosedur ini hanya didasarkan pada pengukuran satu kali dari sekelompok
individu, sebagian subjek, atau disebut single trial administration ( Aswar,2003 ).
G. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini
dalam menganalisa data menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12.0 for
windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Perizinan
Sebelum melaksanakan ujicoba dan penelitian, peneliti terlebih
dahulu meminta surat keterangan penelitian dari Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebanyak 6 kopi dengan nomor surat
114C/D/KP/Psi/USD/X/2007. surat keterangan penelitian tersebut kemudian
ditujukan kepada para penderita Diabetes Mellitus.
2. Proses Penelitian
Setelah peneliti mendapat surat keterangan penelitian dari Fakultas,
peneliti melakukan ujicoba terlebih dahulu terhadap alat penelitian untuk
mengetahui daya beda dan reliabilitasnya. Ujicoba ini dilaksanakan pada
tanggal 17-29 September 2007.
Hasil ujicoba digunakan untuk memilih aitem-aitem yang layak
untuk digunakan pada skala penelitian yang sesungguhnya. Setelah skala
penelitian jadi, peneliti kemudian melaksanakan penelitian. Penelitian
dilaksanakan pada tanngal 16-30 November 2007. Subjek penelitian adalah
50 orang penderita Diabetes Mellitus dengan spesifikasi 28 pria dan 22
wanita yang masuk dalam kategori usia 40-60 tahun dan pernah
berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit Diabetesnya. Subjek penelitian
ini paling banyak berusia 55-60 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 7. Tabulasi Subjek Penelitian
USIA Frekuensi 40-44 3 45-49 10 50-54 9 55-60 28
TOTAL 50
Penelitian dilakukan dengan cara memberikan skala ke subjek baik
yang dilakukan oleh peneliti sendiri maupun dengan bantuan orang yang
berkompeten (dapat dipercaya). Sebelum peneliti menitipkan skala ke orang
lain untuk diberikan ke subjek, peneliti terlebih dahulu menanyakan apakah
mereka mempunyai relasi dengan subjek penderita Diabetes, barulah
kemudian peneliti menitipkan skala tersebut.
3. Skala Kepuasan Konsultasi Medis
Dari hasil analisis item uji coba diperoleh aitem-aitem yang sahih
dan aitem-aitem yang gugur. Aitem-aitem tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 8
Nomor-nomor Item yang Sahih dan Gugur
Nomor Aitem Keterangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28
Sahih
13 dan 18 Gugur
Hasil seleksi aitem-aitem skala kepuasan konsultasi medis
diperoleh 26 aitem yang sahih dan 2 aitem yang gugur. Aitem-aitem gugur
karena aitem-aitem tersebut tidak memiliki korelasi positif dan signifikan
dengan atem total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dari hasil uji daya beda item dan reliabilitas diperoleh aitem yang
tersisa dan layak uji sebanyak 26 aitem. Dari 26 aitem tersebut terdapat
satu aitem yang signifikansinya rendah yaitu 0,238 yang berarti aitem
tersebut mempunyai signifikansi di bawah standar 0,25, jadi aitem tersebut
harus dibuang supaya didapatkan hasil penelitian yang lebih maksimal.
Berikut ini adalah blue print skala yang akan digunakan untuk penelitian:
Tabel 9
Blue print Skala Kepuasan Konsultasi Medis ( setelah uji coba )
No Konteks Nomor Aitem Total 1 Etos 1, 4, 7, 10, 16, 19, 22 7 2 Patos 2, 5, 8, 11, 14, 17, 20, 23, 26, 28 10 3 Logos 3, 6, 9, 12, 15, 24, 25, 27 8
Total 25
4. Skala Ketaatan Medis
Dari hasil analisis uji coba aitem skala ketaatan medis diperoleh
aitem-aitem sahih dan aitem-aitem gugur sebagai berikut:
Tabel 10
Nomor-nomor Aitem yang Sahih dan Gugur
Nomor Aitem Keterangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 52, 53, 55, 56, 57, 58
Sahih
15, 33, 40, 51, 54 Gugur
Dari hasil seleksi aitem-aitem skala ketaatan medis diperoleh 53
aitem yang sahih dan 5 aitem yang gugur. Aitem-aitem yang gugur
disebabkan karena aitem-aitem tersebut tidak memiliki korelasi positif dan
signifikan dengan aitem total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Hasil uji daya beda aitem dan reliabilitas diperoleh aitem yang
tersisa dan layak uji sebanyak 53 item. aitem-aitem tersebut kemudian
masih diseleksi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Proses
seleksi adalah dengan cara membuang aitem yang mempunyai signifikansi
yang paling kecil pada aitem favorable dan aitem unfavorable. Kemudian
didapatkan 45 aitem yang lolos seleksi. Berikut ini adalah blue print skala
yang digunakan untuk penelitian:
Tabel 11
Blue Print Skala Ketaatan Medis ( setelah uji coba )
Aitem No Indikator
Favorable Unfavorable Total
1 Disiplin minum obat 1, 21, 31, 41 6, 16, 26, 36, 46 9 2 Diet 2,12, 32, 42, 52 7, 17, 27, 37 9 3 Olahraga 3, 13, 23, 43 8, 18, 28, 38, 48 9 4 Kontrol gula darah 14, 24, 34, 44, 53 9, 19, 39, 57 9 5 Perawatan kaki 5, 25, 35, 45 10, 20, 30, 50, 58 9
Total 22 23 45
B. Hasil Penelitian
1. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas skala penelitian dengan alpha Cronbach
diperoleh koefisien alpha sebesar 0,926 untuk skala kepuasan konsultasi
medis (25 aitem) dan 0,939 untuk skala ketaatan medis (45 aitem). Hal ini
berarti aitem-aitem pada kedua skala memuaskan karena nilai koefisien
reliabilitasnya lebih besar dari 0,900.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan sebelum melakukan analisis data untuk
menguji hipotesis dengan Pearson Product Moment. Uji asumsi dilakukan
untuk memeriksa apakah data yang terkumpul memenuhi syarat untuk
sebuah korelasi. Syarat-syarat pengukuran korelasi adalah memiliki
normalitas sebaran data penelitian dan linearitas hubungan antar variabel
penelitian dari data yang sudah diperoleh.
Uji sebaran data dan uji linearitas dilakukan untuk memeriksa
pemenuhan kedua persyaratan tersebut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
pengambilan sampel dan distribusi sebaran skor mengikuti distribusi
normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan program SPSS versi 12.0
for windows dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Bila
p>0,05 berarti distribusi data penelitian berdistribusi normal,
sebaliknya jika p<0,05 berarti distribusi data yang ada tidak
berdistribusi normal (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana
Komputer,2004).
Hasil analisis didapatkan nilai p=0,804 untuk variabel kepuasan
konsultasi medis, yang berarti probabilitasnya lebih dari taraf
signifikani 5% (0,538) dan p=0,751 untuk variabel ketaatan medis,
yang berarti probabilitasnya lebih dari taraf signifikansi 5% (0,626).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi kedua variabel, yaitu
kepuasan konsultasi medis dan ketaaatan medis adalah normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi yang
linear antara variabel kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis
penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. Uji linearitas
menggunakan bantuan dari program SPSS versi 12.0 for windows. Bila
nilai F>Ftabel berarti distribusi data penelitian berdistribusi normal,
sebaliknya jika F<Ftabel berarti distribusi data yang ada tidak berdistribusi
normal (Trihendradi,2005).
Hasil analisis kedua variabel diperoleh F=16,566 yang berarti lebih
besar dari Ftabel 7,19 (F 16,566>Ftabel 7,19) pada taraf signifikansi 1%.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel penelitian
adalah berupa garis lurus atau bersifat linear yang signifikan.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu
ada hubungan antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada
penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya. Uji hipotesis dilakukan
dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment melalui
program SPSS versi 12.0 for windows.
Hasil analisis hipotesis (one-tailed test) menunjukkan koefisien
korelasi Pearson (rxy) sebesar 0,507 dan korelasi dinyatakan signifikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
taraf 1%, sebab nilai rxy yang diperoleh lebih besar dari nilai rtabel untuk
taraf signifikansi 1% (0,322).
Nilai positif pada koefisien korelasi (r) menunjukkan arah hubungan
positif. Hal ini berarti semakin tinggi kepuasan konsultasi medis yang
dirasakan oleh individu maka semakin tinggi pula ketaatan medisnya,
sebaliknya semakin rendah kepuasan konsultasi medis yang dirasakan oleh
individu maka semakin rendah pula ketaatan medisnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yaitu ada
hubungan positif antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada
penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus
usia dewasa madya. Hasil uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,507
sehingga hipotesis penelitian diterima dan signifikan. Jadi, ada hubungan positif
antara kepuasan konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes
Mellitus usia dewasa madya. Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis para
penderita Diabetes Mellitus usia dewasa madya,maka akan semakin tinggi pula
ketaatan medisnya, demikian pula sebaliknya. Besarnya pengaruh kepuasan
konsultasi medis terhadap ketaatan medis adalah sebesar 25,7% dan sisanya
adalah 74,3% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya dukungan keluarga dan
lamanya menderita penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kepuasan konsultasi medis terdiri dari 3 konteks yaitu etos, patos dan
logos. Ketiga konteks tersebut dapat membantu para penderita diabetes untuk taat
terhadap aturan-aturan medis.
Etos merupakan sesuatu hal yang ditampilkan dokter melalui inteligensi,
karakter dan kemauan baik. Ketiga hal tersebut dapat membantu pasien untuk
melihat sejauhmana kualitas seorang dokter yang sudah mendapat kepercayaan
mereka untuk memberi jalan keluar bagi penyakitnya. Seorang dokter yang
dianggap pasien memiliki inteligensi yang tinggi, karakter yang baik dan
meyakinkan serta dokter yang sangat memperhatikan pasiennya akan membuat
pasien merasa puas (Smet,1994). Kepuasan seorang pasien akan terlihat dari
keantusiasannya menggali lebih dalam tentang informasi yang diperlukan untuk
mengatasi penyakit yang kemudian pasien akan lebih termotivasi untuk menaati
aturan-aturan medis dari dokter (Liliweri,2007)..
Patos berkaitan dengan emosi, artinya bagaimana seorang dokter mampu
menampilkan daya tarik emosional sehingga mampu membangkitkan perasaan
pasien. Perasaan-perasaan itu dapat berupa perasaan positif atau perasaan negatif.
Pasien yang mempuyai perasaan positif seperti rasa senang, nyaman, dan berani
bertanya atau mengungkapkan pendapat saat berkonsultasi dengan dokter akan
membuat pasien betah untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga pasien akan
lebih banyak mendapat informasi. Hal ini akan sangat membantu pasien untuk
lebih mudah bekerjasama dengan dokter sehingga apa yang disarankan dokter
akan cenderung dilaksanakan (Smet,1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Logos berkaitan dengan cara dokter menyampaikan informasi. Dokter
yang mampu memberi informasi yang jelas dan mudah dimengerti oleh pasien
akan mendapat nilai lebih. Informasi ini dapat berupa informasi tentang penyakit
diabetes itu sendiri, cara pengobatan dan obat yang diberikan. Kejelasan informasi
sangat diperlukan oleh pasien supaya dapat mencegah kesalahan-kesalahan yang
dapat memperburuk kondisi pasien. Pasien yang mengerti dengan apa yang
dikatakan dokter akan lebih mudah untuk melaksanakan apa yang diperintahkan
oleh dokter (pasien akan lebih mudah untuk taat). Jika informasi dari dokter
kurang jelas dan tidak mudah untuk dimengerti maka pasienpun akan sulit
menjadi taat karena mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Komunikasi antara dokter dengan pasien memegang peran yang penting
dalam menciptakan kepuasan dan ketaatan. Komunikasi yang lancar antara pasien
dan dokter akan membuat pasien merasa puas karena apa yang menjadi ganjalan
dalam diri pasien dapat tersalurkan dengan baik dan dokter dapat memberi solusi
dengan baik pula. Dengan adanya kepuasan dari pasien tersebut dapat membawa
dampak yang baik seperti pasien akan lebih termotivasi untuk melaksanakan
aturan-aturan medis, pasien akan lebih mudah bekerjasama dengan dokter dalam
proses pengobatan, dan pasien akan lebih mudah untuk menjalankan aturan-aturan
medis yang diberikan oleh dokter.
Ketidakpuasan pasien terhadap konsultasi yang dilakukan dengan dokter
akan menimbulkan konsekuensi yang buruk. Hal tersebut dapat menyebabkan
pasien menghindari pelayanan medis yang kemudian mengakibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
meningkatnya resiko kesehatan. Salah satu masalah utama adalah ketidaktaatan
pasien terhadap aturan-aturan medis (Smet,1994).
Hasil wawancara informal peneliti dengan subyek diketahui ada beberapa
hal yang mempengaruhi ketaatan medis selain kepuasan konsultasi medis. Hal-hal
tersebut antara lain dukungan keluarga, pelayanan dokter, dan lamanya menderita
penyakit.
Keluarga merupakan motivasi terbesar bagi para penderita diabetes untuk
menghadapi penyakit tersebut. Keluarga membantu subyek untuk mengontrol
perilaku subyek dalam menaati aturan medis seperti minum obat dan menjaga
pola makan. Hal tersebut didukung oleh riset yang dilakukan oleh Taylor
(Smet,1994) yang menunjukkan bahwa adanya kerjasama yang baik antara dokter
dengan keluarga pasien akan mempengaruhi tingkat ketaatan pasien.
Pelayanan dokter yang baik dapat dirasakan subyek melalui keramahan
dokter saat melayani pasien, kelancaran komunikasi dokter dengan pasien, dan
ketepatan pemberian obat. Pelayanan dokter yang baik dapat menimbulkan
kepuasan pada diri pasien dan akan membuat pasien taat terhadap aturan dokter.
Smet (1994) mengatakan bahwa komunikasi yang didukung dengan adanya
pengawasan dan dukungan dari dokter akan menimbulkan ketaatan bagi pasien.
Penderita diabetes yang sudah cukup lama menderita diabetes akan
mempunyai banyak pengalaman dengan penyakitnya sehingga mereka hafal
dengan kondisi tubuhnya. Mereka akan taat hanya pada saat kadar gula tinggi dan
akan cenderung untuk tidak taat pada saat kadar gula rendah. Hal ini didukung
juga oleh pendapat Dickson dkk (Smet,1994) bahwa perilaku ketaatan akan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
rendah untuk penyakit kronis karena tidak ada akibat buruk yang segera
dirasakan.
Hasil pembahasan di atas membuktikan bahwa kepuasan konsultasi medis
diperlukan bagi penderita Diabetes Mellitus dalam meningkatkan ketaatan medis
mereka. Kepuasan pasien terhadap sebuah konsultasi dapat dilihat dari seberapa
sering pasien berganti-ganti dokter. Pasien yang tidak puas dengan konsultasi dari
seorang dokter akan mencari bantuan dari dokter lain yang dianggap dapat
memuaskan mereka (Smet,1994). Kepuasan terhadap konsultasi dapat membuat
para penderita Diabetes Mellitus lebih mudah bekerjasama dengan dokter dalam
proses pengobatan, lebih mudah untuk menjalankan aturan-aturan medis, dan
lebih termotivasi untuk menaati perintah-perintah dokter (aturan medis). Jadi,
kepuasan konsultasi yang tinggi akan membuat para penderita Diabetes Mellitus
menjadi lebih taat terhadap aturan-aturan medis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil uji hipotesis penelitian menghasilkan koefisien korelasi sebesar
0,507 dan sumbangan yang diberikan oleh kepuasan konsultasi medis terhadap
ketaatan medis adalah sebesar 25,7 %. Ini menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian diterima dan signifikan. Ada hubungan positif antara kepuasan
konsultasi medis dan ketaatan medis pada penderita Diabetes Mellitus (usia
dewasa madya). Semakin tinggi kepuasan konsultasi medis maka semakin
tinggi ketaatan medis, dan semakin rendah kepuasan konsultasi medis maka
semakin rendah ketaatan medis.
B. Saran
Penelitian ini masih memiliki kekurangan yang disebabkan
keterbatasan peneliti. Oleh karena itu peneliti mengajukan beberapa saran
untuk pembaca dan peneliti selanjutnya. Saran-saran tersebut, yaitu:
1. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pengambilan data
yang sebagian tidak secara langsung kepada subyek penelitian. Peneliti
selanjutnya seyogyanya melakukan pengambilan data secara langsung
kepada subyek penelitian supaya validitas data dapat lebih
dipertanggungjawabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Penelitian ini masih memiliki kekurangan dalam hal identitas subyek.
Identitas subyek yang diambil dalam penelitian ini hanya mencakup
jenis kelamin dan umur. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih
melengkapi identitas subyek seperti lamanya mengidap penyakit,
status ekonomi, status dalam keluarga, dan lain-lain. Identitas subyek
ini dapat digunakan untuk lebih memperkaya hasil penelitian.
c. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini juga masih kurang dalam
landasan teori tentang kepuasan konsultasi medis. Peneliti selanjutnya
disarankan untuk lebih memperbanyak teori tentang kepuasan
konsultasi medis sehingga dapat memperkuat teori supaya dapat lebih
dipertanggungjawabkan.
2. Saran bagi pembaca
a. Dokter dan pekerja medis disarankan supaya lebih memperhatikan
para pasiennya terutama dalam hal komunikasi. Komunikasi yang
buruk dapat mengakibatkan ketidakpuasan pasien terhadap
konsultasinya dengan dokter sehingga akan membawa dampak pada
ketidaktaatan pasien terhadap aturan-aturan medis.
b. Bagi pasien Diabetes Mellitus, disarankan untuk berusaha
meningkatkan komunikasi dengan dokter supaya dokter dapat
memberikan umpan balik yang tepat bagi Anda sehingga dapat
membuat Anda puas dan Anda menjadi lebih taat pada aturan medis
yang diberikan oleh dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, A. (2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Edisi ketiga. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar. Azwar, S. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chaplin, J.P. (2001). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada Djauzi, S., Supartondo. (2004). Komunikasi dan Empati dalam Hubungan Dokter-
Pasien. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hurlock, E.B. (1992). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Liliweri, Alo. (2007). Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Margatan, A. (2005). Yang Manis Jangan Pipis. Solo: CV. Aneka. Margono, S. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. Nagy, Mark.S. (2002). Using a single-item approach to measure facet job
satisfaction. Jurnal. USA: Radford University. Poerwodarminto. (1987). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Santoso, M., Lian, S., Yudy. (2006). Gambaran Pola Penyakit Diabetes Mellitus
di Bagian Rawat Inap RSUD Koja 2000-2004. Jurnal. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.
Sarwono, J. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:
Penerbit Andi. Sarwono, S. (1993). Sosiologi Kesehatan Beberapa Konsep beserta Aplikasinya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo. Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Diabetes. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. Susanti, T. (1998). Ketaatan Medis pada Penderita Diabetes Mellitus Usia
Dewasa Awal dan Usia Dewasa Lanjut ditinjau dari Kepuasan Konsultasi Medis. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2003). Pengolahan Data
Statistik dengan 11.25 Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. Jakarta: Infotek.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. (2004). Pengolahan Data
Statistik dengan 12.00. Yogyakarta: Andi Offset. Trihendradi, C. (2005). Statistik Inferen Teori Dasar dan Aplikasinya
Menggunakan SPSS 12. Yogyakarta: Penerbit Andi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. SKALA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
SKALA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS
Petunjuk Pengisian :
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah : SP : Sangat Puas P : Puas TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saat Anda berkonsultasi dengan dokter, seberapa Puaskah Anda terhadap : No Pernyataan SP P TP STP 1 Keahlian dokter dalam memeriksa pasien 2 Kemampuan dokter dalam menenangkan hati pasien 3 Informasi tentang penyakit yang diberikan dokter 4 Kesopanan dokter dalam memeriksa pasien 5 Kemampuan dokter untuk membuat pasien selalu
mencintai diri sendiri
6 Cara dokter yang sederhana dalam menyampaikan informasi
7 Kejujuran dokter 8 Kemampuan dokter untuk membangkitkan rasa
percaya diri pasien dalam menghadapi penyakit
9 Keramahan dokter saat berbicara dengan pasien 10 Keluwesan dokter saat berkomunikasi dengan pasien 11 Kemampuan dokter untuk membuat pasien berani
bertanya tentang kondisi kesehatannya
12 Penjelasan informasi dokter yang mudah diingat 13 Reputasi dokter saat ini 14 Kemampuan dokter untuk membuat pasien merasa
menang dari penyakit yang dideritanya
15 Penjelasan dokter yang tidak berbelit-belit 16 Kesabaran dokter dalam menjawab pertanyaan
pasien
17 Kegigihan dokter untuk selalu memotivasi pasien agar cepat sembuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Pernyataan SP P TP STP 18 Diagnosa dokter terhadap kondisi pasien 19 Kecekatan dokter dalam menangani pasien 20 Kenyamanan suasana konsultasi yang diciptakan
dokter
21 Kebiasaan dokter untuk menyampaikan informasi secara ringkas
22 Ketenangan dokter dalam mengatasi pasien yang sedang gundah
23 Kemampuan dokter untuk membuat pasien senang jika berkonsultasi dengannya
24 Gaya bicara dokter 25 Kemampuan dokter untuk membuat pasien takut
terhadap penyakitnya sehingga pasien menjadi selalu waspada
26 Bahasa yang digunakan dokter 27 Usaha dokter untuk membuat pasien bekerjakeras
menaati semua nasehatnya
28 Ketepatan dokter dalam memberi resep obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
SKALA KETAATAN MEDIS
Petunjuk Pengisian :
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah : SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. NO PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya selalu minum obat secara teratur 2 Saya hanya mengkonsumsi makanan dan
minuman yang dianjurkan dokter ketika gula darah sedang tinggi
3 Saya melakukan olahraga setiap hari untuk menjaga kestabilan gula darah
4 Saya selalu mengontrol kadar gula darah secara rutin mis:1 bulan sekali
5 Saya selalu berhati-hati dalam melakukan kegiatan supaya kaki tidak terluka
6 Saya akan berhenti minum obat jika sudah merasa sedikit lebih baik
7 Saya terkadang makan makanan yang dilarang oleh dokter meski hanya sedikit
8 Saya kadang malas berolahraga 9 Saya jarang melakukan cek darah karena sudah
minum obat
10 Saya jarang memeriksa kesehatan kaki 11 Saya selalu minum obat sesuai dengan dosis
yang telah ditentukan oleh dokter
12 Saya selalu mengukur makanan yang saya konsumsi
13 Saya melakukan olahraga sesuai saran dari dokter
14 Saya akan tetap melakukan kontrol gula darah meski sudah minum obat dan diet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
NO PERNYATAAN SS S TS STS 15 Saya akan segera mengobati kaki saya jika
terluka
16 Saya terkadang lupa minum obat jika tidak diingatkan
17 Saya tidak pernah mengukur jumlah makanan yang saya konsumsi
18 Saya jarang berolahraga 19 Saya terkadang malas untuk melakukan cek
darah
20 Selama ini kaki saya baik-baik saja, jadi saya tidak terlalu mempedulikannya
21 Saya selalu minum obat tepat waktu 22 Saya selalu makan sesuai dengan diet yang
sedang saya jalankan
23 Saya menyesuaikan jenis olahraga seperti saran dokter
24 Saya selalu mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter
25 Saya selalu menjaga kaki saya tetap kering 26 Saya pernah menggunakan obat tambahan
tanpa seijin dokter
27 Saya terkadang melanggar aturan diet yang sudah dibuat oleh dokter
28 Saya berolahraga hanya jika kadar gula darah sedang tinggi
29 Saya mengontrol gula darah jika badan terasa tidak sehat
30 Saya kadang tidak segera mengobati kaki saya yang terluka
31 Saya selalu minum obat sampai habis sesuai dengan perintah dokter
32 Saya akan tetap menjalankan diet meskipun gula darah normal
33 Saya memilih olahraga yang banyak melatih otot besar seperti yang dianjurkan oleh dokter
34 Saya mengontrol gula darah secara teratur supaya penyakit diabetes saya tidak bertambah parah
35 Saya selalu berjalan menggunakan alas kaki 36 Saya pernah minum obat melebihi dosis yang
diberikan dokter supaya cepat sembuh
37 Saya terkadang mengkonsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
NO PERNYATAAN SS S TS STS 38 Saya terkadang tidak punya waktu untuk
berolahraga
39 Selama ini saya tidak rutin dalam melakukan kontrol gula darah
40 Saya tidak terlalu mempermasalahkan jenis alas kaki yang saya pakai
41 Saya tidak pernah mencampur obat yang diberikan dokter dengan obat lain
42 Selama saya menderita diabetes, saya akan menghindari makanan yang mengandung gula tinggi
43 Saya tidak memaksakan diri dalam melakukan olahraga
44 Saya melakukan cek darah dipagi hari karena itu waktu paling baik seperti anjuran dokter
45 Saya selalu memeriksa kaki untuk melihat adanya luka
46 Saya terkadang menyisakan obat yang diberikan dokter
47 Saya terkadang mengganti menu diet sesuai dengan keinginan saya tanpa persetujuan dokter
48 Saya tidak perlu berolahraga karena saya sudah minum obat diabetes
49 Saya jarang melakukan cek darah karena biayanya mahal
50 Saya tidak pernah melakukan perawatan khusus bagi kaki saya
51 Saya selalu inum obat tanpa harus diingatkan terlebih dahulu
52 Selama ini saya mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula murni
53 Saya tetap akan mengontrol gula darah meskipun badan terasa sehat
54 Saya selalu memilih sepatu yang nyaman dipakai dan tidak membuat kaki lecet
55 Saya terkadang minum obat hanya jika gula darah sedang tinggi
56 Saya tetap mengkonsumsi gula murni selama menderita diabetes seperti orang normal
57 Saya terkadang tidak mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter
58 Saya terkadang berjalan tanpa menggunakan alas kaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. DATA UJI COBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM
a. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM SKALA
KEPUASAN KONSULTASI MEDIS
b. UJI BEDA DAN RELIABILITAS ITEM SKALA
KETAATAN MEDIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
a. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Kepuasan Konsultasi Medis
ITEM1 Pearson Correlation ,667(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM2 Pearson Correlation ,681(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM3 Pearson Correlation ,522(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM4 Pearson Correlation ,704(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM5 Pearson Correlation ,791(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM6 Pearson Correlation ,338(**)
Sig. (1-tailed) ,008
N 50
ITEM7 Pearson Correlation ,574(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM8 Pearson Correlation ,569(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM9 Pearson Correlation ,563(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM10 Pearson Correlation ,567(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM11 Pearson Correlation ,642(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM12 Pearson Correlation ,701(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM13 Pearson Correlation -,031
Sig. (1-tailed) ,416
N 50
ITEM14 Pearson Correlation ,576(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
ITEM15 Pearson Correlation ,640(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM16 Pearson Correlation ,682(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM17 Pearson Correlation ,642(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM18 Pearson Correlation ,158
Sig. (1-tailed) ,137
N 50
ITEM19 Pearson Correlation ,276(*)
Sig. (1-tailed) ,026
N 50
ITEM20 Pearson Correlation ,603(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM21 Pearson Correlation ,238(*)
Sig. (1-tailed) ,048
N 50
ITEM22 Pearson Correlation ,738(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM23 Pearson Correlation ,744(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM24 Pearson Correlation ,733(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM25 Pearson Correlation ,409(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
ITEM26 Pearson Correlation ,613(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM27 Pearson Correlation ,697(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM28 Pearson Correlation ,515(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Item Statistics
Mean Std. Deviation N item1 3,28 ,497 50 item2 3,18 ,596 50 item3 2,98 ,589 50 item4 3,32 ,513 50 item5 3,06 ,712 50 item6 2,90 ,735 50 item7 3,00 ,808 50 item8 3,14 ,639 50 item9 3,28 ,536 50 item10 3,30 ,614 50 item11 3,22 ,616 50 item12 3,42 ,538 50 item13 3,22 ,679 50 item14 3,38 ,490 50 item15 3,40 ,535 50 item16 3,36 ,598 50 item17 3,12 ,558 50 item18 3,14 ,606 50 item19 3,30 ,735 50 item20 3,04 ,638 50 item21 3,00 ,639 50 item22 2,62 ,967 50 item23 3,08 ,566 50 item24 3,22 ,616 50 item25 3,30 ,544 50
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items N of Items
,926 ,931 25
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
79,26 89,380 9,454 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
b. Uji Beda dan Reliabilitas Item Skala Ketaatan Medis
ITEM1 Pearson Correlation ,401(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
ITEM2 Pearson Correlation ,412(**)
Sig. (1-tailed) ,001
N 50
ITEM3 Pearson Correlation ,378(**)
Sig. (1-tailed) ,003
N 50
ITEM4 Pearson Correlation ,281(*)
Sig. (1-tailed) ,024
N 50
ITEM5 Pearson Correlation ,620(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM6 Pearson Correlation ,544(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM7 Pearson Correlation ,695(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM8 Pearson Correlation ,652(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM9 Pearson Correlation ,713(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM10 Pearson Correlation ,450(**)
Sig. (1-tailed) ,001
N 50
ITEM11 Pearson Correlation ,330(**)
Sig. (1-tailed) ,010
N 50
ITEM12 Pearson Correlation ,508(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM13 Pearson Correlation ,515(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM14 Pearson Correlation ,620(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
ITEM15 Pearson Correlation ,219
Sig. (1-tailed) ,063
N 50
ITEM16 Pearson Correlation ,602(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM17 Pearson Correlation ,663(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM18 Pearson Correlation ,779(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM19 Pearson Correlation ,695(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM20 Pearson Correlation ,560(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM21 Pearson Correlation ,469(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM22 Pearson Correlation ,238(*)
Sig. (1-tailed) ,048
N 50
ITEM23 Pearson Correlation ,543(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM24 Pearson Correlation ,616(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM25 Pearson Correlation ,488(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM26 Pearson Correlation ,330(**)
Sig. (1-tailed) ,010
N 50
ITEM27 Pearson Correlation ,592(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM28 Pearson Correlation ,674(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM29 Pearson Correlation ,380(**)
Sig. (1-tailed) ,003
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
ITEM30 Pearson Correlation ,266(*)
Sig. (1-tailed) ,031
N 50
ITEM31 Pearson Correlation ,442(**)
Sig. (1-tailed) ,001
N 50
ITEM32 Pearson Correlation ,362(**)
Sig. (1-tailed) ,005
N 50
ITEM33 Pearson Correlation -,146
Sig. (1-tailed) ,157
N 50
ITEM34 Pearson Correlation ,496(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM35 Pearson Correlation ,454(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM36 Pearson Correlation ,535(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM37 Pearson Correlation ,630(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM38 Pearson Correlation ,723(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM39 Pearson Correlation ,692(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM40 Pearson Correlation ,040
Sig. (1-tailed) ,391
N 50
ITEM41 Pearson Correlation ,323(*)
Sig. (1-tailed) ,011
N 50
ITEM42 Pearson Correlation ,408(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
ITEM43 Pearson Correlation ,325(*)
Sig. (1-tailed) ,011
N 50
ITEM44 Pearson Correlation ,392(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
ITEM45 Pearson Correlation ,396(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
ITEM46 Pearson Correlation ,561(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM47 Pearson Correlation ,374(**)
Sig. (1-tailed) ,004
N 50
ITEM48 Pearson Correlation ,535(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM49 Pearson Correlation ,537(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM50 Pearson Correlation ,399(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
ITEM51 Pearson Correlation -,110
Sig. (1-tailed) ,223
N 50
ITEM52 Pearson Correlation ,344(**)
Sig. (1-tailed) ,007
N 50
ITEM53 Pearson Correlation ,397(**)
Sig. (1-tailed) ,002
N 50
ITEM54 Pearson Correlation ,225
Sig. (1-tailed) ,058
N 50
ITEM55 Pearson Correlation ,266(*)
Sig. (1-tailed) ,031
N 50
ITEM56 Pearson Correlation ,561(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM57 Pearson Correlation ,591(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50
ITEM58 Pearson Correlation ,609(**)
Sig. (1-tailed) ,000
N 50 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Item Statistics
Mean Std. Deviation N item1 3,58 ,499 50 item2 3,40 ,535 50 item3 3,24 ,657 50 item4 3,36 ,525 50 item5 2,96 ,755 50 item6 3,16 ,792 50 item7 2,90 ,678 50 item8 3,08 ,601 50 item9 2,94 ,712 50 item10 3,32 ,621 50 item11 3,28 ,536 50 item12 3,34 ,519 50 item13 3,24 ,687 50 item14 3,20 ,571 50 item15 3,04 ,727 50 item16 3,14 ,700 50 item17 3,04 ,669 50 item18 3,54 ,579 50 item19 3,34 ,519 50 item20 3,40 ,571 50 item21 3,12 ,689 50 item22 3,08 ,778 50 item23 3,20 ,639 50 item24 3,14 ,639 50 item25 3,46 ,788 50 item26 3,42 ,785 50 item27 3,20 ,606 50 item28 3,48 ,505 50 item29 3,28 ,701 50 item30 3,36 ,598 50 item31 3,24 ,625 50 item32 3,12 ,773 50 item33 3,12 ,689 50 item34 3,28 ,536 50 item35 3,52 ,544 50 item36 3,16 ,548 50 item37 3,48 ,505 50 item38 3,22 ,679 50 item39 3,36 ,631 50 item40 3,26 ,633 50 item41 2,64 ,693 50 item42 3,36 ,563 50 item43 3,24 ,687 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
item44 3,08 ,665 50 item45 2,96 ,832 50
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items ,939 ,940 45
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation N of Items
145,28 229,593 15,152 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4. SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
SKALA KEPUASAN KONSULTASI MEDIS
Petunjuk Pengisian :
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah :
SP : Sangat Puas P : Puas TP : Tidak Puas STP : Sangat Tidak Puas Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. Saat Anda berkonsultasi dengan dokter, seberapa Puaskah Anda terhadap :
No Pernyataan SP P TP STP
1 Keahlian dokter dalam memeriksa pasien
2 Kemampuan dokter dalam menenangkan hati
pasien
3 Informasi tentang penyakit yang diberikan dokter
4 Kesopanan dokter dalam memeriksa pasien
5 Kemampuan dokter untuk membuat pasien selalu
mencintai diri sendiri
6 Cara dokter yang sederhana dalam menyampaikan
informasi
7 Kejujuran dokter
8 Kemampuan dokter untuk membangkitkan rasa
percaya diri pasien dalam menghadapi penyakit
9 Keramahan dokter saat berbicara dengan pasien
10 Keluwesan dokter saat berkomunikasi dengan
pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
No Pernyataan SP P TP STP
11 Kemampuan dokter untuk membuat pasien berani
bertanya tentang kondisi kesehatannya
12 Penjelasan informasi dokter yang mudah diingat
13 Kemampuan dokter untuk membuat pasien merasa
menang dari penyakit yang dideritanya
14 Penjelasan dokter yang tidak berbelit-belit
15 Kesabaran dokter dalam menjawab pertanyaan
pasien
16 Kegigihan dokter untuk selalu memotivasi pasien
agar cepat sembuh
17 Kecekatan dokter dalam menangani pasien
18 Kenyamanan suasana konsultasi yang diciptakan
dokter
19 Ketenangan dokter dalam mengatasi pasien yang
sedang gundah
20 Kemampuan dokter untuk membuat pasien senang
jika berkonsultasi dengannya
21 Gaya bicara dokter
22 Kemampuan dokter untuk membuat pasien takut
terhadap penyakitnya sehingga pasien menjadi
selalu waspada
23 Bahasa yang digunakan dokter
24 Usaha dokter untuk membuat pasien bekerja keras
menaati semua nasehatnya
25 Ketepatan dokter dalam memberi resep obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
SKALA KETAATAN MEDIS
Petunjuk Pengisian :
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda dengan cara memberi tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawabannya adalah :
SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, oleh karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda karena tidak ada jawaban yang dianggap salah. NO PERNYATAAN SS S TS STS 1 Saya selalu minum obat secara teratur
2 Saya hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang dianjurkan dokter ketika gula darah sedang tinggi
3 Saya melakukan olahraga setiap hari untuk menjaga kestabilan gula darah
4 Saya selalu berhati-hati dalam melakukan kegiatan supaya kaki tidak terluka
5 Saya akan berhenti minum obat jika sudah merasa sedikit lebih baik
6 Saya terkadang makan makanan yang dilarang oleh dokter meski hanya sedikit
7 Saya kadang malas berolahraga
8 Saya jarang melakukan cek darah karena sudah minum obat
9 Saya jarang memeriksa kesehatan kaki
10 Saya selalu mengukur makanan yang saya konsumsi
11 Saya melakukan olahraga sesuai saran dari dokter
12 Saya akan tetap melakukan kontrol gula darah meski sudah minum obat dan diet
13 Saya terkadang lupa minum obat jika tidak diingatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
NO PERNYATAAN SS S TS STS 14 Saya tidak pernah mengukur jumlah makanan yang
saya konsumsi
15 Saya jarang berolahraga
16 Saya terkadang malas untuk melakukan cek darah
17 Selama ini kaki saya baik-baik saja, jadi saya tidak terlalu mempedulikannya
18 Saya selalu minum obat tepat waktu
19 Saya menyesuaikan jenis olahraga seperti saran dokter
20 Saya selalu mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter
21 Saya selalu menjaga kaki saya tetap kering
22 Saya pernah menggunakan obat tambahan tanpa seijin dokter
23 Saya terkadang melanggar aturan diet yang sudah dibuat oleh dokter
24 Saya berolahraga hanya jika kadar gula darah sedang tinggi
25 Saya kadang tidak segera mengobati kaki saya yang terluka
26 Saya selalu minum obat sampai habis sesuai dengan perintah dokter
27 Saya akan tetap menjalankan diet meskipun gula darah normal
28 Saya mengontrol gula darah secara teratur supaya penyakit diabetes saya tidak bertambah parah
29 Saya selalu berjalan menggunakan alas kaki
30 Saya pernah minum obat melebihi dosis yang diberikan dokter supaya cepat sembuh
31 Saya terkadang mengkonsumsi makanan/minuman yang banyak mengandung gula
32 Saya terkadang tidak punya waktu untuk berolahraga
33 Selama ini saya tidak rutin dalam melakukan kontrol gula darah
34 Saya tidak pernah mencampur obat yang diberikan dokter dengan obat lain
35 Selama saya menderita diabetes, saya akan menghindari makanan yang mengandung gula tinggi
36 Saya tidak memaksakan diri dalam melakukan olahraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
NO PERNYATAAN SS S TS STS 37 Saya melakukan cek darah dipagi hari karena itu
waktu paling baik seperti anjuran dokter
38 Saya selalu memeriksa kaki untuk melihat adanya luka
39 Saya terkadang menyisakan obat yang diberikan dokter
40 Saya tidak perlu berolahraga karena saya sudah minum obat diabetes
41 Saya tidak pernah melakukan perawatan khusus bagi kaki saya
42 Selama ini saya mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula murni
43 Saya tetap akan mengontrol gula darah meskipun badan terasa sehat
44 Saya terkadang tidak mengkonsultasikan hasil cek darah ke dokter
45 Saya terkadang berjalan tanpa menggunakan alas kaki
TERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIH
TUHAN MEMBERKATITUHAN MEMBERKATITUHAN MEMBERKATITUHAN MEMBERKATI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5. DATA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
6. UJI ASUMSI
a. UJI NORMALITAS
b. UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
a. UJI NORMALITAS NPar Test Descriptive Statistics
N Mean Std.
Deviation Minimum Maximum KKM 50 77,60 9,001 61 96 KM 50 141,08 10,472 120 160
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KKM KM N 50 50
Mean 77,60 141,08 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 9,001 10,472
Absolute ,114 ,106 Positive ,114 ,106
Most Extreme Differences
Negative -,065 -,068 Kolmogorov-Smirnov Z ,804 ,751 Asymp. Sig. (2-tailed) ,538 ,626
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
b. UJI LINEARITAS Regression Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 KM(a) . Enter a All requested variables entered. b Dependent Variable: KKM Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,507(a) ,257 ,241 7,841 a Predictors: (Constant), KM ANOVA(b)
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 1018,618 1 1018,618 16,566 ,000(a) Residual 2951,382 48 61,487 Total 3970,000 49
a Predictors: (Constant), KM b Dependent Variable: KKM Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta 1 (Constant) 16,176 15,132 1,069 ,290 KM ,435 ,107 ,507 4,070 ,000
a Dependent Variable: KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
7. UJI HIPOTESA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
UJI HIPOTESA Correlations Correlations KKM KM
Pearson Correlation 1 ,507(**)
Sig. (1-tailed) . ,000
KKM
N 50 50 Pearson Correlation ,507(**) 1
Sig. (1-tailed) ,000 .
KM
N 50 50 ** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
8. DATA SUBJEK DAN WAWANCARA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DATA SUBJEK
SUBJEK USIA (tahun) Jenis Kelamin
A 55 P B 46 P C 47 W D 58 P E 55 W F 57 W G 55 P H 45 P I 56 W J 55 P K 58 P L 47 W M 51 W N 55 P O 53 P P 56 P Q 54 P R 55 W S 52 P T 59 P U 52 P V 58 W W 47 P X 55 W Y 57 P Z 58 P
AA 49 W BB 55 P CC 58 P DD 44 W EE 55 W FF 57 W GG 58 P HH 55 W II 53 W JJ 50 P
KK 43 W LL 48 P
MM 58 P NN 57 P OO 54 W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PP 55 P QQ 45 W RR 42 P SS 55 W TT 50 W UU 48 P VV 48 W WW 55 W XX 56 P
Ket: P = Pria W = Wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
HASIL WAWANCARA INFORMAL
Pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti sempat melakukan
perbincangan dengan subjek penelitian tentang berbagai macam hal diantaranya
adalah mengenai penyakit Diabetes yang diderita subjek. Hasil dari perbincangan
tersebut kemudian peneliti rangkum sebagai berikut:
� Istri selalu mengingatkan dan menyiapkan obat yang harus diminum
� Istri selalu cerewet jika suami tidak mengontrol pola makan
� Istri/anak/suami menemani berolahraga (lari pagi/sore, bulu tangkis, tenis)
� Penderita yang sudah lama terkena Diabetes biasanya hafal dengan kondisi
tubuhnya.
� Kontrol gula darah tidak selalu ke rumah sakit tetapi ke klinik-klinik yang
menyediakan layanan kontrol gula darah (Prodia, Budi Sehat, atau klinik yang
lain)
� Kontrol gula darah biasanya dilakukan dengan rutin antara 3-6 bulan sekali,
tetapi ada juga subjek yang tidak rutin kontrol gula darah karena malas.
� Dokter yang baik akan membuat subjek senang dan santai saat mengobrol
atau berbincang
� Dokter terkadang semaunya sendiri. Kalau suasana hatinya sedang baik,
sikapnya juga baik tetapi kalau suasana hatinya sedang buruk, sikapnya juga
ikut buruk
� Sebagian dari subjek lebih memilih pergi ke dokter yang sudah kenal baik
dengan subjek maupun keluarga subjek karena lebih enak saat memeriksakan
diri ke dokter (lebih dipercaya)
� Obat tradisional atau obat alternatif lain selain obat yang diberikan dokter
juga dipakai dalam proses penyembuhan penyakit Diabetes
� Pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif juga dilakukan untuk
menyembuhkan penyakit Diabetes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
9. PERIZINAN
Sehubungan dengan tidak dilampirkannya data-data ujicoba dan data-data
penelitian maka peneliti mencantumkan alamat yang bisa dihubungi apabila
pembaca membutuhkan data-data tersebut.
Nama : Evi Dwi Putri Utami
Alamat : Jl. Kapt Patimura No 23 Dawung Wetan Solo 57156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI