hubungan antara kepribadian hardiness dengan …eprints.ums.ac.id/58926/1/naskah publikasi.pdf ·...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN
KEDISIPLINAN PADA ANGGOTA TNI
Disusun sebagai salah syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan
Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh :
Defi Mei Lina
F.100130106
PEOGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN
KEDISIPLINAN PADA ANGGOTA TNI
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian
hardiness dengan kedisiplinan, tingkat kepribadian hardiness, tingkat
kedisiplinan, sumbangan efektif kepribadian hardiness dengan kedisiplinan.
Subjek penelitian ini adalah 58 karyawan TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis
413/ Bremoro. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis purposive sampling. Metode yang digunakan dalam pnelitian ini
adalah metode kuantitatif dengan alat ukur berupa skala kepribadian hardiness
dan kedisiplinan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi Product Moment dari Carl Pearson yang dihitung menggunakan SPSS 16
for windows. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar
0,864 dan sig. (p) sebesar 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif antara
kepribadian hardiness dengan kedisiplinan pada anggota TNI AD Batalyon
Infanteri Mekanis 413/Bremoro. Variabel kepribadian hardiness memiliki rerata
empirik (RE) sebesar 147,41 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 125 yang termasuk
dalam kategori tinggi, sedangkan variabel kedisiplinan memiliki rerata empirik
(RE) sebesar 96,02 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 80 yang termasuk dalam
kategori tinggi. Sumbangan efektif kepribadian hardiness dengan kedisiplinan
sebesar 71,6% sehingga terdapat 28,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata kunci : Kepribadian Hardiness, Kedisiplinan, Anggota TNI
Abstract
The aims of this research is to find the correlation between the hardiness
personality with discipline, the level of hardiness personality, the level of
discipline, and the effective contribution of hardiness personality to the disiciplie.
The participant of this research are 58 membersof teh Army of Batalyon Infanteri
Mekanis 413/Bremoro. The sample collection technique in this research is
purposive sampling. This research used quantitative method and using measuring
scale of hardiness personality and scale of discipline. The data analyse technique
of this research is correlation of Product Moment from Carl Pearson using SPSS
16 for windows program. By the outcome of data analysis, showed the value of
correlation coefficient 0,864 with sig. (p) 0,000 (p < 0,01) it means that there is a
significant positive relation between hardiness personality and discipline to the
membersof the Army of Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro. The mean
empirical (ME) of variable hardiness personality is as big as 147,41 and mean
hipotetocal is as big as 125 is included in high category, while the mean empirical
(ME) of discipline is as big as 96,02 and mean hipotetocal (MH) is as big as 80 is
included in high category. The effective contribution of hardiness personality
with discipline is 71,6% so there is 28,4% that influenced by another factors.
Keyword: Hardiness Personality, Discipline, Members of the Army
2
1. PENDAHULUAN
Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau disebut juga prajurit TNI adalah
warga negara Tentara Nasional Indonesia (TNI) atau disebut juga Prajurit TNI
adalah Warga Negara yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
perundang-undangan dan diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk
mengabdikan diri dalam dinas keprajuritan yang dalam pengertian umum Tentara
Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan
Angkatan Udara (AU). Anggota TNI yang sudah di angkat dan ditempatkan di
kesatuan, baik di Satpur, Banpur, Banmin dan Teritorial adalah diterjunkan ke
masyarakat untuk mengaplikasikan pengabdiannya dengan bekal Sumpah Prajurit,
Sapta Marga dan 8 Wajib TNI dan bagi Perwira ada kode etik Perwira dan 11
azas kepemimpinan.
Disiplin merupakan landasan utama dalam kehidupan prajurit, kedisiplinan
prajurit memiliki pengaruh yang tinggi terhadap keberhasilan tugas yang telah
diberikan. Untuk itu, kedisiplinan perlu ditegakkan dan selalu ditingkatkan agar
tidak terjadi pelanggaran disiplin oleh anggota TNI. Pada hakekatnya kedisiplinan
seorang anggota TNI menunjukkan suatu sikap dan gambaran dari mental seorang
prajurit. Disiplin prajurit TNI adalah ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-
sungguh bagi setiap prajurit TNI yang didukung oleh kesadaran yang bersendikan
Sapta Marga dan Sumpah Prajurit untuk menunaikan tugas kewajiban serta
bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan atau tata kehidupan prajurit
TNI.
Disiplin militer sendiri merupakan suatu bentuk ketaatan dan kepatuhan
yang harus dilakukan sebagai anggota militer atau seorang angota TNI dalam
kehidupan sehari-hari. Sehubungan dengan kedisiplinan, Oktoberiandi
menyatakan bahwa disiplin adalah kata yang sangat mudah diucapkan tapi sulit
untuk dilakukan. Prajurit TNI telah mendapatkan pelatihan kedisiplinan selama
Pendidikan Dasar Prajurit (Diksarjurit) dan Pendidikan Pertama (Dikma), dan saat
berdinas sudah seharusnya kedisiplinan yang dimilki terus dipupuk dan
dikembangkan dalam kehidupan prajurit TNI. Karena disiplin merupakan dasar
utama dalam membuat kebijakan dan pengambilan keputusan. Terlambat dalam
3
mengambil keputusan akan membuat rangkaian kegiatan dibelakangnya juga
terlambat. Selain itu jika terjadi ketidakdisiplinan, maka akan mengakibatkan
kecelakaan, menghilangkan nyawa manusia, menghancurkan alutsista dan yang
pasti TNI, negara dan rakyat Indonesia akan mengalami kerugian besar.
Ketidakdisiplinan akan merusak tatanan, aturan dan sistem baik yang telah
disepakati dan sedang berjalan. (tni.au.mil.id).
Dewasa ini telah terjadi pergeseran dalam tatanan kehidupan TNI yang
terkadang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, terdapat oknum-
oknum TNI yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan norma-norma yang ada
di lingkungan TNI. Hal tersebut dapat memengaruhi tindakan prajurit lain,
sehingga tidak boleh dibiarkan begitu saja (Syarifudin,
http://www.tni.mil.id/patriot/200607). Pada tahun 2010, Polisi Militer Angkatan
Udara (POM AU) mendapat 300 laporan mengenai pelanggaran yang dilakukan
TNI AU. Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Angkatan Udara
Marsekal Pertama Sudipo Handoyo telah mengkonfirmasi mengenai laporan
tersebut. 300 laporan tersebut, terdiri dari kasus internal yaitu masalah
kedisiplinan anggota dan kasus eksternal, antara anggota TNI dan masyarakat
sipil. (edisicetak.joglosemar.co). Catatan data Operasi Gaktib TNI sebagai
berikut: Pelanggaran Disiplin Murni: Tahun 2011 sebanyak 486 pelanggaran,
tahun 2012 sebanyak 392 pelanggaran, tahun 2013 sebanyak 259
pelanggaran. Pelanggaran Disiplin Tidak Murni: Tahun 2011 sebanyak 192
pelanggaran, tahun 2012 sebanyak 171 pelanggaran, tahun 2013 sebanyak 162
pelanggaran. Pelanggaran Lalu Lintas:Tahun 2011 sebanyak
1.114 pelanggaran, tahun 2012 sebanyak 983 pelanggaran, tahun 2013 sebanyak
703 pelanggaran. (tni.mil.id). Pelanggaran disiplin berdasarkan data
perkembangan perkara anggota periode Januari sampai dengan Desember 2012
jumlahnya cukup menonjol yakni 65 orang. Sedangkan periode Januari sampai
Desember 2013 mengalami penurunan yaitu 23 orang (Sumber data Daftar
Perkembangan Perkara Anggota Kesatuan, periode 2012-2013).
4
Disiplin bukan merupakan persoalan yang dimonopoli suatu golongan atau instasi,
bukan persoalan khusus Perwira, Bintara, dan Tamtama saja, melainkan
merupakan persoalan dari setiap pribadi (Salam, 2006).
Helmi (1996) menyatakan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi
disiplin kerja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan
faktor yang berasal dari dalam diri individu, hal ini mencakup kepribadian
seseorang. Salah satu kepribadian yaitu kepribadian tangguh (hardiness).
Hardiness menurut Amaruddin dan Ambarani (2014), merupakan kepribadian
yang dimiliki seseorang yang memiliki komitmen, kontrol, dan keberanian dalam
menghadapi tantangan. Menurut Olivia (2014) individu yang memiliki hardiness
yang tinggi ditunjukan dengan perasaan dan komitmen kerja yang kuat, memiliki
kontrol yang baik, dan menerima perubahan serta tantangan dalam hidup. Kobasa,
dkk (1982) menjelaskan, kepribadian hardiness merupakan serangkaian sifat yang
memiliki fungsi sebagai sumber perlawanan, saat individu menemui suatu
masalah. Individu dengan kepribadian hardiness percaya, bahwa semua masalah
yang dihadapi, termasuk segala masalah dan beban kerja yang ada sebagai sesuatu
yang tidak mungkin dihindari sehingga mereka dapat melakukan hal yang
dianggap tepat untuk menyelesaikan masalah. Seseorang yang memiliki
kepribadian hardiness menurut Cotton memiliki komitmen yang kuat terhadap
diri sendiri, sehingga dapat menciptakan tingkah laku yang aktif terhadap
lingkungan dan perasaan bermakna yang menetralkan efek negatif stres.
Berdasarkan latar belakang yang disebutkan, peneliti menyimpulkan
bahwa sebagai anggota TNI dibutuhkan kepribadian yang kuat untuk memenuhi
tangggung jawab sebagai anggota TNI dan melaksanakan tugas yang telah
diberikan oleh atasan. Sehingga tercapai tujuan utama (visi dan misi) tanpa harus
melanggar aturan atau norma-norma yang telah ditetapkan dilingkungan TNI.
Dengan kepribadian tangguh, maka anggota TNI akan dapat menerima tugas dan
menjalankan tugas tersebut dengan kesungguhan dan keteguhan hati demi nama
baik kesatuan dan demi harga diri sebagai seorang prajurit. Prajurit TNI yang
memiliki kepribadian tangguh akan merasa tertantang ketika mendapatkan tugas
dari atasan, berkomitmen unuk menjalankam tugas dengan baik dan memiliki
5
kontrol yang tinggi untuk menetapi peraturan-peraturan yang ditetapkan
dilingkungan militer sehingga kemungkinan kecil prajurit melanggar peraturan
yang telah ditetapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
kepribadian hardiness dengan kedisiplinan pada anggota TNI, mengetahui tingkat
kepribadian hardiness dan kedisiplinan anggota TNI mengetahui kontribusi atau
peranan kepribadian hardiness terhadap kedisiplinan anggota TNI.
Hiptesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif
antar kepribadian hardiness dengan kedisiplinan pada anggta TNI AD.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kuantitatif. Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah anggota TNI AD Batalyon Infanteri
Mekanis 413/Bremoro dengan masa kerja 0-5 tahun yang berjumlah 58 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Alat pengumpulan data berupa skala kedisplinan kerja ini disusun berdasarkan
pernyataan Muhayat (dalam Anggraini, 2015) yaitu, ketepatan waktu, kehadiran,
ketaatan terhadap peraturan, dan ketekunan dalam menjalankan tugas. Sedangkan
Skala hardiness ini disusun berdasarkan aspek control, challenge, dan
commitment (Kobasa, Maddi, dan Courington, dalam Amiruddin dan Ambnarani,
2014). Yang telah diuji validitas isi dengan melibatkan beberapa expert untuk
memutuskan kelayakan suatu aitem. Kemudian menggunakan formula Aiken’s V
untuk menhitung content validity coefficient. Dari hasil penilaian expert dan
Aiken’s V, skala kepribadian hardiness dan skala kedisiplinan menggunakana
standar validitas sebesar 0,6. Untuk aitem dengan hasil valiliditas dibawah 0,6
(<0,6) maka dinyatakan yidak layak sebagai alat ukur penelitian. Sedangkan aitem
dengan hasil validitas diatas 0,6 (>0,6) maka dnyatakan layak dimasukkan dalam
skala penelitian. Berdasarkan hasil penghitungan dengan formula Aiken’s V
diperoleh 47 aitem pada skala kepribadian hardiness yang dinyatakan layak
untuk digunakan dalam penelitian dengan koefisien validitas 0,92. Sedangkan
pada skala kedisiplinan diperoleh 32 aitem yang dinyatakan layak untuk
6
digunakan dalam penelitian dengan koefisien validitas bergerak dari 0,75 sampai
dengan 0,92.
Konsep dari pengujian reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya (Azwar, 2012). Alat ukur yang reliabel memiliki konsistensi
hasilukur yang relatif sama apabila digunakan untuk mengukur sekelompok
subjek yang sama secara berulang kali. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik Alpha Cronbach dan dihitung dengan menggunakan
program SPSS 15 forwindows. Hasil koefisien reliabilitas berada dalam rentang
angka dari 0 sampai dengan 1,00. Apabila koefisien reliabilitas semakin
mendekati angka 1,00 maka aitem tersebut dianggap semakin reliabel.
Berdasarkan pengujian reliabilitas menunjukkan hasil bahwa skala kepribadian
hardiness memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,941. Sedangkan hasil
pengujian reliabilitas pada skala kedisiplinan menjunjukkan hasil koefisien
reliabilitassebesar 0,918. Adapun metode analisis data yang digunakan
dalampenelitian ini yaitu menggunakan teknik korelasi product moment dari
Carl Pearson dan dihitung dengan bantuan program SPSS for windows.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan teknik analisis product
moment dari Carl Pearson yang dihitung menggunakan SPSS 16.0 for windowa
diketahui bahwa ada hubungan positif antara kepribadian hardiness dengan
kedisiplinan pada anggota TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro. Hal
tersebut dilihat dari perolehan hasil koefisien korelasi (rxy) sebsesar 0,864 dan
signifikansi (p) sebesar 0,000 (p< 0,01). Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang
diajukan oleh peneliti, yaitu ada hubungan positif antara kepribadian hardiness
dengan kedisiplinan yang berarti, semakin tinggi kepribadian hardiness yang
dimiliki anggota TNI maka semakin tingi pula kedisiplinan anggota TNI,
begitupun sebaliknya semakin rendah kepribadian hardiness yang dimiliki
anggota TNI maka semakin rendah pula kedisiplinan pada anggota TNI.
Hasil analisi terhadap variabel kepribadian hardiness menunjukkan hasil rerata
empirik (RE) sebesar 147,41 dan rerata hipotetik (RH) 125 yang berarti variabel
7
kepribadian hardiness termasuk kategori tinggi. Berdasarkan hasil kategorisai
diketahui bahwa 1 orang (1,7%) memiliki kepribadian hardiness yang tergolong
rendah; 17 orang (29,3%) memiliki kepribadian hardiness yang tergolong sedang;
37 orang (63,8%) memiliki kepribadian hardiness yang tergolong tinggi; dan 3
orang (5,2%) memiliki kepribadian hardiness yang tergolong sangat tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa persentase dari jumlah terbanyak variabel kepribadian
hardiness berada pada posisi tinggi.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diartikan bahwa anggota TNI AD
Batalyon Infanteri Mekanis 413/ Bremoro cukup memenuhi aspek-aspek terhadap
kepribadian hardiness yang dikemukakan oleh Kobasa, Maddi, dan Courrington
(dalam Ambarani dan Amiruddin, 2014) yaitu control, commitment dan
challenge. Pada aspek control para anggota TNI AD dapat mengontrol perilaku
untuk mematuhi segala peraturan dan perintah dari komandan, pada aspek
commitment para anggota TNI AD memiliki komitmen yang tinggi terhadap
instansi dan diri sendiri untuk menjalankan kewajiban sebagai anggota TNI
berdasarkan sumpah yang telah diucapkan, kemudian pada aspek challenge para
anggota TNI AD merasa tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan untuk
mengembangkan kemampuan diri dan karir.
Hasil analisis terhadap variabel kedisiplinan memiliki rerata empirik (RE)
sebesar 96,02 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 80 yang berarti variabel
kedisiplinan termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil ketegorisasi
variabel loyalitas diperoleh hasil bahwa sebanyak 16 orang (27,6%) yang
memiliki kedisiplinan yang tergolong sedang, sebanyak 35 orang (65,3%)
memiliki kedisiplinan yang tinggi, dan subjek yang memiliki kedisiplinan sangat
tinggi sejumlah 7 orang (12,1%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase dari
jumlah terbesar pada variabel kedisiplinan termasuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan hasi tersebut dapat diartikan bahwa anggota TNI Batalyon
Infanteri Mekanis 413/Bremoro cukup memenuhi aspek-aspek kedisiplinan yang
dikemukakan Muhayat (dalam Anggraini, 2013) yaitu ketepatan waktu,
kehadiran, ketaatan terhadap peraturan, dan ketekunan dalam menjalankan tugas.
Pada aspek ketepatan waktu para anggota TNI tepat waktu pada saat mengikuti
8
kegiatan, mendapatakan panggilan dan dalam menyelesaikan masalah. Pada aspek
kehadiran selalu hadir dalam setiap kegiatan dan saat mendapatkan panggilan
mendadak dari komandan. Pada aspek ketaatan terhadap peraturan para anggota
TNI taat dan patuh terhadap peraturan tertulis dan perintah dari komandan.
Kemudian pada aspek ketekunan dalam menjalankan tugas para anggota TNI
menjalankan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan perintah komandan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Helmi
(1996) yang menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi
kedisiplinan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri individu. Hal ini mencakup kepribadian seseorang.
Sumbangan efektif kepribadian hardiness dengan kedisiplinan sebesar 71,6%
ditunjukkan dengan hasil koefisien determinasi (r2) atau nilai dari R Squared
sebesar 0,716. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat 28,4% faktor lain yang
mempengaruhi kedisiplinan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori yang
disampaikan oleh Helmi (1996) yang menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang
memengaruhi kedisiplinan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Hal ini mencakup
kepribadian seseorang. Kemudian hipotesis dari penelitian ini diterima yiatu ada
hubungan positis yang sangat signifikan antara kepribadian hardiness dengan
kedisiplinan, dan senada dengan penelitian Bartone (1999) yang menyatakan
bahwa hardiness dapat memengaruhi displin kerja, dikarenakan saat pegawai
dihadapkan pada stressor yang menekan, individu yang memiliki kepribadian
hardiness bukan hanya mengalaminya sebagai suatu yang menekan, tapi juga
sesuatu yang menarik dan penting (komitmen), minimal sebagai sesuatu yang
dapat dikontrol sehingga tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari
peraturan (tindakan disiplin), dan menjadikan hal tersebut sebagai nilai yang
berpotensi bagi pengembangan diri dan karir (tantangan).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penilitan Eid et al. (2008) yang
menyatakan bahwa individu yeang memiliki dimensi hardiness akan lebih
memerhatikan kinerjanya dengan berperilaku menjaga kedisilinan. Hal ini karena
sifat dasar dari dimensi hardiness yang memiliki komitmen tinggi terhadap
9
pekerjaan yang dimiliki, kontrol perilaku akan ketaatan dan kepatuhan peraturan,
dan kemampuan menerima tugas dan tekana sebagai tantangan yang dianggap
menjadi peluang untuk mengembangkan karir yang dimiliki.
Hasil penelitian ini menunjukkan bukti bahwa hipotesis yang diajukan
terbutu yakni ada hubungan positif antara kepribadian hardiness dengan
kedisiplinan pada anggota TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian dilkukan setelah para anggota
TNI Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro melakukan latihan beladiri
Yongmodo dan mengikuti pengarahan darai sakah satu pihak asuransi, sehingga
anggota TNI dalam keadaan yang cukup lelah. Karena hal tersebut, membuat
peniliti kurang menjamin bahwa pengisian skala sesuai dengan keadaan yang
seharusnya.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara kepribadian hardiness dengan kedisiplinan pada anggota
TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro. 2) Tingkat kepribadian
Hardiness anggota TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis 413/Bremoro tergolong
tinggi. 3) Tingkat kedisiplinan anggota TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis
413/Bremoro tergolong tinggi. 4) Sumbangan efektif kepribadian hardiness
dengan kedisilinan pada prajurit TNI AD Batalyon Infanteri Mekanis
413/Bremoro sebesar 71,6% ditunjukkan dengan hasil koefisien determinasi (r2)
atau nilai dari R Squared sebesar 0,716. Hal ini menunjukkan bahwa masih
terdapat 28,4% faktor lain yang mempengaruhi kedisiplinan yaitu adalah
kepemimpinan, gaji kesejahteraan, dan sistem penghargaan.
Berdasarkan hasil penelitian dankesimpulan yang diperoleh selama penelitian,
maka peneliti memberikan sumbangan saran yang diharapkan bermanfaat, yaitu:
1) Bagi Batalyon, Untuk Batayon Infanteri Mekanis 413/Bremoro supaya tetap
melaksanakan pembinaan mental dengan intensitas yang lebih teratur seperti
sebulan sekali. 2) Bagi Anggota TNI, bagi anggota TNI Batayon Infanteri
10
Mekanis 413/Bremoro diharapkan agar mengambil sikap dan tindakan bijakan
supaya tidak melanggar peraturan yang tertulis dan tidak menyimpang dari
Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan Delapan Wajib TNI. 3) Bagi peniliti
selanjutnya yang ingin meneliti tentang kedisiplinan pada anggota TNI,
diharapkan untuk mempetimbangkan faktor lain yang dapat memengaruhi
kedisiplinan selain kepribadian hardiness, selain itu diharapkan untuk
menggunakan referensi dari penelitian sebelumnya apabila ada. Kemudian untuk
mendapatkan data tingkat kedisiplinan yang lebih akurat, untuk menanyakan
tingkat kedisiplinan subjek kepada komandan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, L.(2013).Pengaruh Intensitas Pembinaan Mental Islami Terhadap
Kedisiplinan Kerja dan Dalam Menjalankan Ibadah Salat Lima Waktu di
Korem 073 Salatiga Tahun 2013. (Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi
Islam Negeri, Salatiga). Diunduh dari
http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/9319fcb8bac87ce0.pdf.
Amiruddin, J.H., & Ambarini, T.K. (2014). Pengaruh Hardiness dan Coping
Stress Terhadap Tingkat Stres pada Kadet Akademi TNI-AL. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi, 03(02), 72-78. Diunduh dari
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jpioe89d9a7172full.pdf
Anonim (Tanpa tahun). Daftar Perkembangan Perkara Anggota Kesatuan X,
periode tahun 2012-2013.
Azwar, S.(2012). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bartone, P.T.(1999). Hardiness protects againts war-related stredd in Army
Reserves forces. Consulting Psychology Journal: Practice and Research,
51(2), 72-82. Diunduh dari http://reacmilitaryfamilies.umn.edu
Eid, J., Johnsen, BJ., Bartone, P.T., and Nissestad, O.A. (2008). Growing
Transformational Leaders Exploring the Role or Personality Hardiness.
Leadership & Organization Development Journal, Vol. 68, 687-695.
Diunduh dari pdfs.semanticscolar.org
Helmi, A.F. (1996, Desember). Disiplin Kerja. Buletin Psikologi, IV (2). Diunduh
dari http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/disiplinkerja_avin.pdf
11
Kobasa, S.C., Maddi, S.R., & Kahn, S. (1982). Hardiness and Health :
Aprospective Study. Journal of Personality and Social Psychology, 42, 168-
177.
Tentara Nasional Indonesia.(2013).Panglima TNI Pimpin Gelar Operasi Gaktib
Dan Yustisi TNI 2013. Diunduh dari http://tni.mil.id/view-44567-panglima-
tni-pimpin-gelar-operasi-gaktib-dan-yustisi-tni-2013.html
Oktoberiandi. (n.d). Disiplin Sebagai Fondasi Keselamatan Terbang Dan Kerja.
Diunduh dari https://tni-au.mil.id/pustaka/disiplin-sebagai-fondasi-
keselamatan-terbang-dan-kerja
Olivia, D.O. (2014). Kepribadian Hardiness dengan Prestasi Kerja pada Karyawan
Bank. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 02(01), 115-129. Diunduh dari
http://ejournal.umm.ac.id
Riz. (2010, September 9). 300 Kasus Dilaporkan ke POM AU. Joglosemar.
Diunduh dari http://edisicetak.joglosemar.co/berita/300-kasus-dilaporkan-
ke-pom-au-25474.html
Salam, M.F. (2006). Hukum Pidana Militer di Indonesia. Bandung: CV. Mandar
Maju.
Syarifudin. (2006). Patriot. Diunduh dari http://www.tni.mil.id/patriot/200607