hubungan antara kecemasan akademik dengan …repository.usd.ac.id/23689/2/119114078_full.pdfyang...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN AKADEMIK DENGAN
PENGGUNAAN DEFENSE MECHANISM PADA MAHASISWA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Maria Paula Toby
119114078
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Ask and it will be given to you; seek and you will find; knock and the door will be
opened to you. For everyone who asks receives; the one who seeks finds; and to
the one who knocks, the door will be opened.
(Matthew 7 : 7-8)
Karena dengan berdoa “Rosario Kerahiman”, mereka akan menerima semua yang
mereka minta.
(buku harian St. Faustina)
Everything comes to you at the right time. Be patient and trust the process ...
(unknown)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Sumber kekuatanku, Tuhan Yesus Kristus
Kedua orangtua yang sangat kucinta, Mama dan Bapak
Saudara tak sedarahku, para sahabat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN AKADEMIK DENGAN
PENGGUNAAN DEFENSE MECHANISM PADA MAHASISWA
Maria Paula Toby
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan akademik dengan
penggunaan defense mechanism pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa
aktif yang berada di semester IV, VI dan VIII sehingga total subjek penelitian ini sebanyak 92
orang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara defense
mechanism yang tergolong mature, immature dan neurotic. Data penelitian ini diungkap
menggunakan skala Kecemasan Akademik yang dibuat oleh peneliti dan skala adaptasi Defense
Style Questionnaire 40 atau DSQ-40 yang terdiri dari 3 faktor menggunakan teknik Likert.
Reliabilitas dari skala Kecemasan Akademik adalah α = 0,934 dan Reliabilitas dari skala DSQ-40
yang terdiri dari faktor Mature α = 0,68 , faktor Immature α = 0,80 dan faktor Neurotic α = 0,58.
Analisis data dengan menggunakan teknik Pearson’s menunjukkan : 1) terdapat hubungan positif
signifikan dengan kategori cukup antara variabel kecemasan akademik dengan defense mechanism
yang tergolong Immature (r=0,187, p=0,037). 2) terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan
antara variabel kecemasan akademik dengan defense mechanism yang tergolong Mature (r=-0,100,
p=0,171). 3) terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan antara variabel kecemasan akademik
dengan defense mechanism yang tergolong Neurotic (r=-0,114, p=0,141).
Kata Kunci : Kecemasan Akademik, Defense Mechanism, Mature, Immature, Neurotic,
Mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN ACADEMIC ANXIETY IN THE USE OF
DEFENSE MECHANISM IN STUDENTS
Maria Paula Toby
ABSTRACT
This study aims to see the relation of academic anxiety of students using defense mechanism. The
subjects in this study are active students who are in the semester IV, VI and VIII so the total
subjects in this study are 92 people. The hypothesis that proposed in this study, there was a
positive relationship between defense mechanism mature, immature and neurotic. The data on this
research was collected using the scale of Academic Anxiety found by the researcher and the scale
of adaptation of Defense Style Questionnaire 40 or DSQ-40 consist of 3 factors using Likert
technique. The reliability of Academic Anxiety scale was α = 0,934 and the reliability of DSQ-40
scale consist of Mature factor α = 0,68, Immature factor α = 0,80 and Neurotic factor α = 0,58.
The data analysis using Pearson's technique showed: 1) there was a positive significant
correlation with sufficient category between academic anxiety variable with immature defenses (r
= 0,187, p = 0,037). 2) there was not significant and negative correlation between academic
anxiety variable with mature defenses (r = -0,100, p = 0,171). 3) there was not significant and
negative correlation between academic anxiety variable with neurotic defenses (r = -0,114, p =
0,141).
Keywords: Academic Anxiety, Defense Mechanism, Mature, Immature, Neurotic, Student.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
yang selalu menyertai dan membimbing setiap proses pembuatan skripsi ini
sehingga pada akhirnya skripsi saya dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun
selama berproses penulis menghadapi begitu banyak rintangan dan hambatan
dalam pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa segala pertemuan merupakan sesuatu yang telah
direncanakan oleh Tuhan YME demi kepentingan penulis dalam berproses
terlebih dalam proses pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma beserta seluruh
karyawannya.
2. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widianto, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si, selaku Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma serta menjadi Dosen Pembimbing Akademik
saya di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
saya. Terima Kasih atas bimbingan bapak yang dengan sabar menjelaskan
langkah-langkah dalam melakukan penelitian skripsi ini, juga atas diskusi
yang menyenangkan yang seringkali out of topic namun merupakan
pengetahuan baru bagi saya, terima kasih pak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah mengajarkan
dan membagikan ilmu serta pengalamannya ketika proses perkuliahan,
sehingga saya dapat menerapkan ilmu-ilmu tersebut dalam penulisan skripsi
ini.
6. Segenap Staf Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terimakasih telah melayani, memberi berbagai informasi, dan membantu
proses administrasi dalam penyelesaian skripsi.
7. Teman-teman yang bersedia mengisi kuisioner online demi kepentingan
penelitian saya baik yang berada di Jogja, maupun di Samarinda.
8. Mama, Bapak, Kak Yuni dan Nona. Tanpa cinta dan rasa sayang dari kalian
saya bahkan tak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Terimakasih untuk semua yang sudah diberikan hingga detik ini, rasanya ku
tak pernah kekurangan sesuatu.
9. Opa Agus, Oma Tiar, tante Ani dan suami, Om Ronni, Tante Christy dan
suami, juga keluarga besar lainnya, yang selalu setia bertanya “kapan Mira
selesai?” tanpa menuntutku dan memberi beban padaku, namun setia untuk
mendukung, dan mendoakanku agar segera lulus.
10. Saudara tak sedarahku, Rhisty Banik, Lydia Haba, adik tak sedarahku, Dian,
Maria, Ratna, Ditta, Ipo, Febby, Amel, Gege, Lea, Yayang, Oliv. Juga Elni
yang sudah lebih dulu mendahuluiku mengenakan toga, terimakasih untuk
kalian semua! Saya bersyukur untuk pertemuan kita, untuk cerita yang tak
pernah habis, untuk waktu yang sudah kalian berikan untukku. Terimakasih
masih setia mendengarkanku, aku mencintai kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
11. Teman-teman Psikologi 2011, terima kasih untuk waktu yang diberikan
sejak kuliah dari awal semester hingga penulisan skripsi. Terimaksih untuk
sekedar berdiskusi atau sekedar menyapa. Juga para pejuang terakhir yang
sedang berada di medan perangnya masing-masing. Kita pasti bisa jika kita
setia mengerjakan. Jangan pernah lelah berjuang!
12. Sahabat seperantauan ku , Adisty, Wila, Ayik. Terimakasih sudah membagi
cerita, terimakasih sudah mendukungku serta memberi masukan buatku
ketika mengerjakan skripsi.
13. Teman-teman PATEMON. Kalian semua luar biasa. Sejak 2 tahun
pertemuan kita hingga kini begitu banyak cerita baik suka maupun duka.
Terimakasih untuk pengalaman yang tak akan pernah kudapat dari
manapun. Terimakasih atas sukacita, semangat dan jiwa pantang menyerah
yang ditularkan kepadaku selama kita berproses.
14. Untuk sahabat-sahabatku. Niko, Fikta, Nanet, Gita, Emak, Agna, Jully.
Kalian akan selalu kuingat meski kita berjauhan nanti. Terimakasih untuk
canda dan tawa saat kita bersama. Mengenal kalian membuatku bisa
menertawakan dunia yang kejam ini.
15. Semua teman-teman yang sudah mendahuluiku memakai toga namun setia
membantuku dan mendengarkan keluhanku.
16. Teman-teman Jogja lainnya, yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu
per satu. Terimakasih untuk pertemuan kita. Atas cerita yang telah menjadi
bagian dari proses hidup saya sehingga saya dapat berkembang menjadi
seperti ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
17. Para sahabatku yang ada di Samarinda, Ica, Heni, Maya, Dipa, Arip, Rinda.
Terimakasih masih setia menjadi sahabatku selama 10 tahun ini.
Terimakasih atas semangat, cerita dan dukungan selama ini. Kalian juga
adalah alasanku untuk segera pulang.
18. Seseorang yang pernah menemaniku, terimakasih untuk semuanya sehingga
saat ini saya mampu berjuang dan bangkit dari setiap keterpurukan yang
menimpaku. Terimakasih atas proses ini.
19. Kembaranku, Paul. Terimakasih atas pertemuan singkat yang menjadi
sangat berarti. Terimakasih sudah ada saat ku butuhkan, terimakasih sudah
setia menjadi “reminder” untuk mengerjakan skripsi.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan banyak
pihak.
Yogyakarta, 12 Desember 2017
Penulis
Maria Paula Toby
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 9
A. Defense Mechanism ............................................................................................ 9
1. Definisi Defense Mechanism ....................................................................... 9
2. Tujuan Defense Mechanism ...................................................................... 11
3. Fungsi Defense Mechanism ....................................................................... 12
4. Karakteristik Defense Mechanism ............................................................ 12
5. Bentuk-bentuk Defense Mechanism ......................................................... 16
6. Dampak Defense Mechanism .................................................................... 23
B. Kecemasan Akademik ..................................................................................... 24
1. Pengertian Kecemasan Akademik ............................................................ 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Aspek-aspek Kecemasan Akademik ........................................................ 26
3. Sumber-sumber Kecemasan Akademik ................................................... 27
C. Mahasiswa .......................................................................................................... 28
D. Dinamika Hubungan Antara Kecemasan Akademik dengan Defense
Mechanism ......................................................................................................... 31
E. Kerangka Penelitian .......................................................................................... 34
F. Hipotesis ............................................................................................................. 35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 36
A. Jenis Penelitian .................................................................................................. 36
B. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................................... 36
C. Definisi Operasional ........................................................................................ 35
1. Kecemasan Akademik ................................................................................ 37
2. Defense Mechanism .................................................................................... 37
D. Subjek Penelitian ............................................................................................... 39
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .............................................................. 39
1. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 39
2. Alat Pengumpulan Data ............................................................................. 40
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................................... 43
1. Validitas ...................................................................................................... 43
2. Seleksi Item ................................................................................................ 44
3. Uji Reliabilitas ........................................................................................... 46
G. Metode Analisis Data ....................................................................................... 48
1. Uji Asumsi .................................................................................................. 48
1.1 Uji Normalitas ..................................................................................... 48
1.2 Uji Linearitas ....................................................................................... 48
2. Uji Hipotesis ............................................................................................... 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 50
A. Persiapan Penelitian ......................................................................................... 50
B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 51
C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................ 51
1. Perbandingan Data Teoritik dan Empirik ............................................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
2. Hasil Deskripsi Data Penelitian ......................................................... 53
D. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 56
1. Uji Asumsi .................................................................................................. 56
a. Uji Normalitas .................................................................................... 56
b. Uji Linearitas ...................................................................................... 57
2. Uji Hipotesis ............................................................................................... 60
E. Pembahasan ................................................................................................ 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 69
A. Kesimpulan ................................................................................................ 69
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 70
C. Saran .......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Sebaran Item dan Rancangan Skala Aspek-Aspek Kecemasan
Akademik Sebelum Uji Coba ................................................. 41
Tabel 2 Rancangan Item dalam Skala Defence Style
Questionnaire-40.................................... ................................ 43
Tabel 3 Distribusi Item Kecemasan Akademik setelah Uji Coba ....... 46
Tabel 4 Reliabilitas Skala DSQ-40 ...................................................... 47
Tabel 5 Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel .................................... 53
Tabel 6 Norma Kategorisasi ................................................................ 54
Tabel 7 Kriteria Kategori Skor Kecemasan Akademik dan Defense
Mechanism Mature, Immature dan Neurotic ........................... 55
Tabel 8 Jumlah Presentase untuk setiap Kategorisasi .......................... 55
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 56
Tabel 10 Hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan Akademik
dengan Defense Mechanism yang tergolong Mature ............... 58
Tabel 11 Hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan Akademik
dengan Defense Mechanism yang tergolong Immature ........... 59
Tabel 12 Hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan Akademik
dengan Defense Mechanism yang tergolong Neurotic ........... 60
Tabel 13 Kriteria Koefisien Korelasi ..................................................... 61
Tabel 14 Korelasi variabel Kecemasan Akademik dan Defense
Mechanism yang tergolong Mature ........................................ 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 15 Korelasi variabel Kecemasan Akademik dan Defense
Mechanism yang tergolong Immature ..................................... 63
Tabel 16 Korelasi variabel Kecemasan Akademik dan Defense
Mechanism yang tergolong Neurotic ...................................... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba .................................................................. 78
Lampiran 2 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item ..................................... 87
Lampiran 3 Skala Final .......................................................................... 93
Lampiran 4 Hasil Uji Beda Mean (Uji-t) ............................................... 106
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas variabel Kecemasan Akademik
dan masing-masing faktor Defense Mechanism ............... 108
Lampiran 6 Hasil Uji Linearitas ............................................................ 109
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 111
Lampiran 8 Table Blueprint Skala Kecemasan Akademik .................... 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa adalah peserta didik yang menuntut ilmu di bangku kuliah
perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa yang menuntut ilmu
tersebut tidak akan pernah terlepas dari aktivitas belajar yang terjadi di
perguruan tinggi dan tidak akan terlepas dari ujian, ataupun tugas-tugas
akademik lainnya, karena hal ini merupakan kewajiban yang tidak dapat
dihindari oleh mahasiswa sendiri. Hal ini juga semata-mata demi memperoleh
prestasi yang memuaskan selama berada di bangku kuliah dan sekaligus
menjadi syarat agar mahasiswa lulus dan memperoleh gelar sarjana. Seorang
mahasiswa akan dituntut untuk mampu mengikuti proses perkuliahan dengan
aturan tertentu sesuai dengan perguruan tinggi mahasiswa tersebut,
mahasiswa juga dituntut untuk dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh dosen, pembuatan laporan atau makalah, maupun mengerjakan kuis atau
ujian yang diberikan oleh dosen yang merupakan evaluasi belajar (dalam
Akbar, Fanani, dan Herawati, 2015).
Situasi belajar yang menekan ini dianggap cenderung menimbulkan
kecemasan pada diri siswa. Siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi
lebih banyak membuat kesalahan pada situasi yang memiliki keterbatasan
waktu, sedangkan siswa dengan tingkat kecemasan rendah membuat
kesalahan yang lebih banyak pada situasi waktu yang tidak terbatas. Interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ini menunjukkan bahwa situasi yang menekan dapat mempengaruhi perilaku
siswa dalam mencapai prestasi belajar (dalam Slameto, 2010).
Akbar dkk (2015) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa yaitu faktor internal yang meliputi
kondisi jasmani dan rohani mahasiswa dan faktor eksternal yang meliputi
faktor lingkungan mahasiswa. Salah satu faktor internal yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar mahasiswa yaitu gangguan kecemasan. Lebih lanjut
dijelaskan oleh Akbar dkk (2015) bahwa mahasiswa mengalami stress selama
berlangsungnya ujian maupun sebelum ujian. Stresor utamanya sendiri ialah
tekanan akademis. Hal ini dapat memicu kecemasan pada mahasiswa yang
disebut sebagai kecemasan akademis.
Kecemasan akademis memiliki pengaruh yang besar pada prestasi
belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Sarason dan kawan-kawan
membuktikan bahwa siswa dengan kecemasan akademis yang tinggi tidak
dapat berprestasi lebih baik dari siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah
(dalam Slameto, 2010). Hal ini sesuai dengan penelitian Akbar dkk (2015)
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
kecemasan dengan prestasi akademik mahasiswa di fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan yang tinggi beresiko
memperoleh prestasi akademik yang rendah, dikarenakan kecemasan yang
tinggi dapat menurunkan daya ingat dan mengganggu prestasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Kecemasan dapat menimbulkan dampak yang positif dan negatif.
Dampak kecemasan yang positif muncul pada tingkat yang ringan hingga
sedang dapat memunculkan kekuatan untuk melakukan sesuatu hingga
membangun sebuah pertahanan pada diri individu agar rasa cemas yang
dirasakan dapat berkurang. Individu akan mengambil langkah untuk
mencegah ancaman lalu dapat mengurangi akibatnya misalnya belajar dengan
giat saat akan menghadapi ujian. Sedangkan dampak kecemasan yang negatif
memunculkan kecemasan pada tingkatan yang tinggi yang menimbulkan
gejala fisik yang berdampak negatif pada hasil belajar (Sistyaningtyas, 2013).
Salah satu tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meraih suatu
prestasi dalam belajar, namun tidak semua mahasiswa mampu mencapai
prestasi belajar yang baik selama di perguruan tinggi (Azwar, 2013).
Ketidakmampuan dalam mencapai prestasi belajar yang baik, serta adanya
kesenjangan antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan untuk mencapai
prestasi akademik mengakibatkan munculnya perubahan respon dalam diri
individu baik secara psikologis maupun fisik (Dian Dwi, 2015).
Menurut Sudrajat (dalam Purwadi, 2014) kecemasan menghadapi ujian
menjadi penghambat belajar yang mengganggu kinerja fungsi-fungsi
psikologis seseorang, seperti konsentrasi, mengingat, takut akan kegagalan,
pembentukan konsep dan pemecahan masalah. Pada tingkat kecemasan yang
kronis dan akut, seseorang bahkan mengalami gangguan fisik (somatik),
seperti gangguan pencernaan, sering buang air, gangguan jantung, sesak
didada, gemetar bahkan pingsan. Warsiki (1993, dalam Sistyaningtyas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengungkapkan bahwa proses belajar dapat berhasil apabila seseorang
mampu memusatkan perhatian pada pelajaran, tetapi jika terdapat gangguan
dalam diri individu seperti rasa cemas, kecewa, malu, dan sedih, maka dengan
sendirinya akan mempengaruhi prestasi belajar.
Santrock (2007, dalam Prawitasari) menjelaskan bahwa beberapa
variabel seperti, keinginan orangtua terhadap anaknya untuk mencapai
prestasi diluar kesanggupan anaknya, banyaknya tugas-tugas akademik,
adanya perbandingan sosial antar mahasiswa serta adanya pengalaman gagal
ketika mengerjakan tugas-tugas akademik disebut sebagai sumber kecemasan
akademik. Kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa membuat
individu berusaha untuk mereduksi kecemasannya tersebut. Sesuai pendapat
yang disampaikan oleh Pervin, Cervone dan John (2010), individu
mengembangkan mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism untuk
melawan kecemasan. Individu mendistorsi realita, keinginan, pemikiran atau
perasaannya dari kesadaran dengan tujuan untuk meredakan kecemasannya.
Cramer (2006) menjelaskan bahwa defense bertugas untuk mengendalikan
atau mengatur ekspresi impuls sehingga melindungi individu dari rasa cemas
yang tidak dapat diterima. Konsep ini mencakup penggunaan defense sebagai
reaksi terhadap sumber stres eksternal serta kekuatan internal yaitu dorongan.
Dari uraian diatas diketahui bahwa tuntutan di perguruan tinggi
menuntut mahasiswa untuk mampu mengikuti proses perkuliahan serta
aktivitas akademik lainnya, hal ini semata-mata untuk memperoleh prestasi
akademik yang memuaskan serta menjadi syarat untuk memperoleh gelar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
sarjana. Namun di sisi lain, beberapa sumber kecemasan yang dirasakan
mahasiswa selama berada di perguruan tinggi, salah satunya seperti
ketidakmampuan mahasiswa untuk mencapai prestasi akademik yang baik
dapat memicu munculnya kecemasan akademik, sedangkan mahasiswa
dengan kecemasan akademik yang tinggi dapat mengakibatkan prestasi
akademik yang rendah.
Adanya rasa cemas yang tinggi yang dirasakan individu
mendorong individu mengembangkan mekanisme pertahanan diri atau
defense mechanism. Defense mechanism sendiri terbagi ke dalam 3
kategori, yakni : defense mechanism yang tergolong matang (mature),
defense mechanism yang tergolong tidak matang (immature), dan defense
mechanism yahng tergolong neurotik (neurotic). Menurut Cramer (2009),
penggunaan defense yang tergolong mature akan mendukung berfungsinya
defense dengan baik, sebaliknya penggunaan defense mechanism yang
tergolong immature mengurangi keberhasilan fungsi dari penggunaan
defense. Dijelaskan lagi oleh Cramer bahwa defense yang tergolong
mature berhubungan dengan fungsi yang positif, sedangkan defense
mechanism yang tergolong immature berhubungan dengan fungsi yang
maladaptif.
Penggunaan defense mechanism dikembangkan oleh individu tanpa
disadari, namun penggunan defense mechanism memiliki dampak yang
positif maupun negatif. Dampak positif penggunaan defense mechanism
seperti kepuasan hidup, serta memperoleh kesuksesan dalam pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(Zeigler-Hill & Pratt, 2007) akan dirasakan jika individu menggunakan
mekanisme pertahanan yang matang atau mature defense mechanism dan
digunakan sesuai usia perkembangan individu sendiri yaitu pada penelitian
ini pada masa usia mahasiswa 18-25 tahun (Sumanto 2014). Pada masa usia
mahasiswa, mahasiswa mampu menjalani tugas-tugas perkembangan seperti
menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara efektif, mencapai
kemandirian emosional, mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara
sosial, secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih memadai,
serta mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai petunjuk dalam
berperilaku. Sedangkan, dampak negatif biasanya berhubungan dengan efek
negatif seperti depresi bahkan gangguan makan (Zeigler-Hill & Pratt, 2007),
hal ini akan dirasakan individu jika menggunakan immature defense
mechanism ataupun neurotic defense mechanism dan digunakan tidak sesuai
dengan usia perkembangan individu itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
rumusan masalah pada penelitian ini:
1. Apakah ada hubungan antara Kecemasan Akademik dengan
Penggunaan defense mechanism pada mahasiswa ?
2. Defense Mechanism manakah yang sering digunakan oleh mahasiswa
untuk mereduksi kecemasan akademik ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kecemasan akademik
dengan penggunaan defense mechanism pada mahasiswa.
2. Untuk mengetahui defense mechanism manakah yang sering
digunakan oleh mahasiswa untuk mereduksi kecemasan akademik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi atau
masukan mengenai penggunaan defense mechanism dengan 3 kategori
yaitu defense mechanism yang tergolong mature, defense mechanism
yang tergolong immature dan defense mechanism yang tergolong
neurotic, sehingga penelitian ini dapat menjadi bahan literatur bagi
penelitian yang relevan dimasa mendatang.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi
mahasiswa mengenai penggunaan defense mechanism yang
tergolong mature, immature, dan neurotic, sehingga dapat
digunakan sesuai dengan tahapan usia perkembangan mahasiswa
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan
pengembangan ilmu bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti
mengenai kecemasan akademik dan defense mechanism.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Defense Mechanism
1. Definisi Defense Mechanism
Defense Mechanism atau mekanisme pertahanan diri pertama kali
diperkenalkan oleh Freud (1894/1962) sebagai proses ketidaksadaran yang
termodifikasi atau terdistorsi untuk melindungi si individu dari pikiran
impuls dan keinginan yang tidak dapat diterima. Pada konsep awal
mengenai mekanisme pertahanan diri bahwa, semua mekanisme
pertahanan memiliki tugas dalam mengatur keadaan psikologis individu
melalui self-deception atau dengan cara menipu diri sendiri (Zeigler-Hill
& Pratt, 2007).
Cramer (2006) mendefinisikan defense mechanism sebagai
penangkal yang mengarah pada ekspresi dari dorongan dan impuls.
Defense mechanism bertugas untuk mengendalikan ekspresi impuls yang
dapat melindungi individu agar tidak terbebani oleh kecemasan yang
diakibatkan oleh pengakuan sadar akan impuls yang tidak dapat diterima.
Konsep ini mencakup penggunaan defense sebagai reaksi terhadap sumber
stres eksternal serta kekuatan internal yaitu dorongan.
Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Pervin dkk (2004)
bahwa defense mechanism merupakan konsep dari Freud yang membahas
tentang strategi mental yang digunakan oleh individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menyingkirkan keinginan, pemikiran atau perasannya dari kesadaran
dengan tujuan untuk meredakan kecemasannya.
Sophia & Siregar (2015) mengungkapkan bahwa defense
mechanism merupakan mekanisme pertahanan yang dihasilkan alam
bawah sadar yang digunakan seorang individu untuk mengantisipasi
ancaman atau mengatasi kecemasan yang dapat membahayakan individu
itu sendiri. Pada skala penggunaan yang normal, mekanisme pertahanan
tersebut dapat membantu individu dalam membentuk pertahanan yang
bersifat positif seperti kesuksesan dalam bekerja, kepuasan hidup.
Sebaliknya, jika penggunaan dalam skala yang tidak normal, mekanisme
tersebut dapat menimbulkan efek yang negatif seperti depresi berat, hingga
gangguan makan.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
defense mechanism merupakan mekanisme yang bekerja di alam bawah
sadar yang berfungsi untuk melindungi diri individu dari ancaman berupa
kecemasan baik kecemasan internal maupun eksternal.
Arif (2006) mengatakan bahwa defense mechanism dianggap
sebagai suatu mekanisme psikis yang pasti patologis dan maladaptif.
Namun, dalam perkembangan teori psikoanalisis selanjutnya konsep
mengenai defense mechanism mengalami perubahan. Defense mechanism
belum tentu bersifat maladaptif dan patologis; melainkan merupakan
mekanisme psikis yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat adaptif
dengan realitas eksternal. Jika individu menggunakan defense mechanism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
secara efektif dan sesuai dengan usia perkembangan yang sedang
dijalaninya yaitu pada masa usia mahasiswa (18-25 tahun) seperti yang
dikatakan oleh Syamsul Yusuf (dalam Sumanto, 2014) maka dapat
dikatakan bahwa individu menggunakan defense mechanism yang matang.
Sebaliknya, jika individu menggunakan defense mechanism yang tidak
efektif dan tidak sesuai dengan usia perkembangannya, maka dikatakan
bahwa individu menggunakan defense mechanism yang tidak matang.
2. Tujuan Defense Mechanism
Defense mechanism dalam penggunaannya memiliki upaya untuk
menjaga keseimbangan kepribadian seorang individu (Arif, 2006).
Sehingga untuk mencapai suatu tujuan tertentu,seorang individu
menggunakan defense mechanism untuk melindungi diri, pikiran maupun
ego dari kecemasan, serta mengurangi perasaan yang menyakitkan dengan
mempertahankan perasaan yang aman (Salkind, 2004).
Saludin Muis (2009) juga menyatakan bahwa defense mechanism
bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan melindungi ego individu,
yang setiap saat dibutuhkan. Kecemasan yang dimaksud adalah perasaan
takut, yang sesungguhnya tidak terdapat bahaya namun bahaya tersebut
muncul dari dalam diri individu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Fungsi Defense Mechanism
Fungsi utama atau kegunaan dari defense mechanism adalah untuk
mempertahankan diri dalam menghadapi realitas eksternal yang penuh
dengan tantangan (Arif, 2006). Lebih lanjut lagi, Cramer (2006)
menyatakan bahwa defense mechanism memiliki kegunaan, yaitu (1)
untuk melindungi individu dengan cara menangkal rasa cemas yang
berlebihan juga dari pengaruh negatif lainnya yang mengganggu sehingga
(2) perasaan yang nyaman dapat berfungsi kembali.
4. Karakteristik atau Ciri khas Defense Mechanism
Untuk dapat lebih memahami cara penggunaan defense mechanism
maka perlu diperhatikan ciri khas atau karakteristik dari defense
mechanism seperti yang telah diuraikan oleh Semiun (2006).
a. Defense Mechanism adalah Tingkah Laku-Tingkah Laku
Normal.
Defense mechanism digunakan oleh setiap orang dalam batas
tertentu terlebih dalam situasi-situasi yang mengancam ego mereka.
Hal ini merupakan tingkah laku yang normal sebagai akibat dari
penyesuaian diri seseorang untuk memenuhi kepuasan suatu
kebutuhan secara tidak langsung, sehingga perasan tegang dapat
direduksi dan harga diri dapat dipertahankan. Ketika seorang
individu menjadi matang dan beralih ke tahap perkembangan
selanjutnya, maka tentu ia akan menghadapi sebuah frustasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mungkin saja tidak dapat diatasi. Perasaan frustasi didalam situasi
yang mengancam inilah yang membuat individu menggunakan
defense mechanism untuk melepaskan tekanan yang kemudian
menjadi sebuah pola kebiasaan. Penyesuaian diri yang secara
sederhana dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyelaraskan
tuntutan-tuntutan motivasi baik dari dalam ataupun dari luar.
Tingkatan sikap defensif seseorang sebanding dengan tingkatan
keraguan dalam dirinya terhadap kemampuan untuk menerima.
Maka semakin stres dialami seseorang maka semakin kemungkinan
individu tersebut menggunakan sikap yang defensif. Cara
bertingkah laku ini menjadi patologik bila digunakan secara
berlebihan.
b. Defense Mechanism Sering Tidak Disadari
Frustasi dan konflik dalam kehidupan sehari-hari dapat diselesaikan
pada taraf sadar, sedangkan konflik yang tidak dapat diselesaikan
pada taraf sadar akan menimbulkan usaha-usaha penyesuaian diri
secara tidak sadar yakni defense mechanism. Cara penyesuaian diri
secara sadar dapat dilakukan dengan meningkatkan usaha untuk
mereduksi atau mengubah tujuan serta dapat menilai secara realistik
situasi yang menyebabkan konflik ataupun frustasi. Sedangkan
usaha penyesuaian diri secara tidak sadar (defense mechanism)
adalah usaha individu untuk melindungi dirinya terhadap berbagai
ancaman serta untuk meredakan ketegangan dan rasa cemas sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
akibat dari rasa frustasi dan konflik yang tidak terpecahkan.
Penggunaan defense mechanism sangat menguntungkan bagi
individu dalam usaha untuk menyesuaikan diri namun
ketergantungan yang berlebihan dalam penggunaan defense
mechanism sebagai sarana untuk memecahkan konflik
menunjukkan gaya penyesuaian diri yang abnormal.
c. Defense Mechanism itu Tidak Bersifat Instingtif
Seperti tingkah laku lainnya, penggunaan defense mechanism dapat
mengurangi tekanan dan tegangan sehingga mekanisme-mekanisme
ini menyenangkan bagi orang yang menggunakannya dan
sebaliknya jika tidak menyenangkan mekanisme tersebut tidak akan
digunakan lagi. Setiap individu bertingkah laku dengan alasan
tertentu dan akan mengulanginya apabila tingkah laku tersebut
menguntungkan dan jika penggunaannya telah memenuhi
kebutuhan psikologis bagi individu tersebut.
d. Defense Mechanism Mendistorsikan Persepsi
Penggunaan Defense Mechanism dapat mendistorsikan atau
mengaburkan persepsi individu terhadap realitas, hal ini
mengakibatkan informasi yang diproses oleh individu tersebut
mengenai lingkungan sosialnya adalah keliru karena
permasalahannya sesuai dengan apa yang dipersepsikannya bukan
menurut situasi sebenarnya. Komunikasi yang diterima dari seorang
defensif tidak berhubungan dengan situasi yang sebenarnya namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
hanya dengan persepsi individu itu sendiri. Dengan demikian,
tingkah laku individu dalam menanggulangi situasi tidaklah efektif.
e. Defense Mechanism Cenderung Mengekalkan Diri
Individu yang menggunakan tingkah laku defensif cenderung
memperkuat diri, sirkuler, dan kumulatif. Misalnya, seseorang
menarik diri dari hubungan dengan orang-orang lain atau menutup
dan membatasi kesadarannya karena merasa tidak senang dan cemas
bila hal-hal tertentu terjadi. Individu seperti ini memiliki kebutuhan
untuk mempertahankan status sehingga akan mengesampingkan
realitas. Bila merasa sangat terancam, individu akan menggunakan
defense mechanism dengan mengesampingkan semua tingkah laku
yang realistik sehingga membatasi kesempatan untuk
mengembangkan cara bertingkah laku yang lebih efektif.
f. Defense Mechanism membutuhkan energi.
Individu yang defensif memerlukan energi atau kekuatan untuk
dapat mendistorsikan kenyataan, sehingga tekanan atau paksaan
untuk tetap melindungi diri secara psikologi membuat individu
menjadi tidak relaks. Hal ini disebabkan oleh perhatian dan
dorongan yang diberikan hanya digunakan untuk satu hal saja.
g. Defense Mechanism adalah Manipulatif
Mekanisme merupakan cara yang tidak efektif yang digunakan
untuk mengontrol lingkungan agar individu dapat memuaskan
kebutuhan psikologis individu tersebut. Defense dijadikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sebuah sarana untuk memperoleh apa yang kita inginkan dari
lingkungan kita (McGuire, 1974), sehingga defense mechanism
merupakan usaha untuk mempengaruhi serta membentuk keadaan
lingkungan sekitar agar cocok dengan keadaan ataupun ide dari
individu tersebut.
5. Bentuk-bentuk Defense Mechanism
Jika individu menggunakan defense mechanism secara efektif dan
sesuai dengan usia perkembangan yang sedang dijalaninya maka individu
tersebut memiliki kepribadian yang sehat. Kepribadian yang sehat
memiliki kemampuan dalam menggunakan defense mechanism yang
“matang” yakni sesuai dengan masa usia perkembangan individu.
Sebaliknya, pribadi yang tidak sehat akan menggunakan defense
mechanism yang “tidak matang” yakni yang tidak sesuai dengan usia
perkembangan individu tersebut, ini menunjukkan individu menggunakan
defense mechanism secara tidak efektif (Arif, 2006).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan subjek yang menempuh
pendidikan di bangku kuliah yaitu usia mahasiswa 18-25 tahun. Pada masa
usia mahasiswa ini, mahasiswa menjalani tugas-tugas perkembangan
seperti menerima keadaan jasmaniah dan dapat menggunakannya secara
efektif, mencapai kemandirian emosional, mencapai perilaku yang
bertanggung jawab secara sosial, secara sadar mengembangkan gambaran
dunia yang lebih memadai, serta mengembangkan sistem nilai etika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebagai petunjuk dalam berperilaku (Sumanto, 2014). Dari penjelasan
singkat diatas, maka diharapkan pada masa usia mahasiswa ini, mahasiswa
dapat menggunakan defense mechanism yang “matang” yakni yang sesuai
dengan usia perkembangannya.
Vaillant (1977, dalam Kline) mengklasifikasikan defense
mechanism ke dalam 3 kategori, yakni : defense mechanism yang
tergolong matang (mature), defense mechanism yang tergolong tidak
matang (immature), dan defense mechanism yang tergolong neurotik
(neurotic).
1. Defense Mechanism yang tergolong Mature
Vaillant menjelaskan bahwa pertahanan yang matang (mature)
lebih adaptif dan mengarah pada kesehatan mental yang lebih baik.
Steiner (2001, dalam Bowins) juga menjelaskan bahwa defense
mechanism matang (mature) melibatkan distorsi kognitif yang relatif
kecil, yang sebagian besar terdiri dari redaman pengalaman yang tidak
diinginkan. Defense mechanism yang mature biasanya berhubungan
dengan efek yang positif seperti kepuasaan hidup atau memperoleh
kesuksesan dalam pekerjaan (dalam Zeigler-Hill & Pratt, 2007).
Bentuk-bentuk defense mechanism yang tergolong Mature
yakni; Humor, Sublimasi, Antisipasi, dan Supresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a. Humor
Individu dapat menggunakan defense humor dengan cara
mengubah suatu peristiwa yang dianggap berpotensi dapat
mengganggu menjadi lebih menyenangkan.
b. Sublimasi
Individu dapat menggunakan defense sublimasi untuk mengubah
perasaan atau impuls yang mengganggu dengan menyalurkannya
ke dalam dorongan yang lebih sesuai atau diterima, prosesnya
ialah memodifikasi kesadaran akan kondisi yang negatif.
c. Antisipasi
Individu dapat menggunakan defense ini untuk mengalihkan
perhatian dari pengalaman saat ini demi mempersiapkan
konsekuensi yang akan terjadi.
d. Supresi
Defense ini dilakukan dengan sengaja dan sadar oleh individu
untuk mengurangi fokusnya pada keadaan intrapsikis yang
mengganggunya dengan cara mengalihkan perhatian akan
gangguan tersebut.
2. Defense Mechanism yang tergolong Immature
Defense mechanism yang tidak matang (immature) melibatkan
distorsi kognitif yang paling ekstrem sehingga dapat mengganggu
realitas yang ada. Sering ditemui ketika stres berat dan ada gangguan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kepribadian, misalnya saja proyeksi dan gangguan paranoid (Bowins,
2004). Defense mechanism yang tidak matang atau immature biasanya
berhubungan dengan efek yang negatif seperti kecemasan, depresi
bahkan gangguan makan (Zeighler-Hill et al, 2008).
Menurut Bowins (2004), bentuk-bentuk defense mechanism
yang tergolong ke dalam Immature yakni; proyeksi, agresi pasif,
acting-out, isolasi, devaluasi, fantasi autistik, penyangkalan (denial),
pengalihan (displacement), disosiasi, rasionalisasi, dan somatisasi.
a. Proyeksi
Individu yang menggunakan defense ini akan mengubah
pengalaman atau peristiwa sedemikian rupa sehingga individu
meyakini bahwa dorongan dan sikap yang tidak dapat diterima itu
bukan dari diri sendiri melainkan berasal dari orang lain atau
objek luar.
b. Agresi Pasif
Ketika individu menghadapi konflik emosional atau tekanan baik
internal maupun eksternal, individu akan mengekspresikan sikap
agresinya kepada orang lain secara tidak langsung.
c. Acting-out
Pada defense ini, individu akan melakukan suatu tindakan dengan
cepat ketika menghadapi sebuah konflik emosional atau mendapat
sebuah tekanan baik internal maupun eksternal dibandingkan jika
hanya menggunakan perasaan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Isolasi
Pada defense ini, individu menarik diri dari situasi yang
menimbulkan stres atau ketegangan didalam dirinya. Individu
juga akan memisahkan aspek kognitif (pikiran), afektif
(perasaan), dan konatif (tingkah laku).
c. Devaluasi
Pada defense ini, individu menghadapi konflik emosional dan
tekanan dari dalam dan luar dirinya dengan mengatribusi sifat
negatif yang berlebihan pada diri sendiri atau orang lain.
d. Fantasi Autistik
Pada defense ini individu menghadapi konflik emosional dan
tekanan dari dalam dan luar dirinya dengan khayalan yang
berlebihan.
e. Denial
Defense ini merupakan defense yang paling primitif. Individu gagal
mengenali implikasi nyata akibat dari suatu perilaku atau keadaan
yang ada.
f. Displacement
Pengalihan dari objek yang sebenarnya kepada objek pengganti.
Objek pengganti inilah yang dapat memuaskan dorongan naluri
individu. Pengalihan cukup memberikan kepuasaan bagi individu
dan merupakan defense yang bisa diandalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
g. Disosiasi
Membagi pikiran atau aktivitas dari bagian utama. Pemisahan pola
proses-proses psikologi yang kompleks sebagai satu kesatuan dari
struktur-struktur kepribadian, yang kemudian bisa berfungsi bebas
otonom dari bagian kepribadian lainnya.
h. Splitting
Pada defense ini, individu melihat kebersamaan diantara
kontradiksi ego yang menggambarkan diri sendiri dan orang lain,
begitu juga dengan sikap terhadap diri sendiri dan orang lain.
Individu mempersepsikan bahwa semuanya baik atau semuanya
jahat.
i. Rasionalisasi
Pada defense ini, individu memberikan penjelasan yang logis dan
dapat diterima secara sosial untuk perilaku atau keputusan yang
dihasilkan oleh ketidaksadaran.
j. Somatisasi
Pada defense ini, konflik ditunjukkan dengan adanya gejala fisik
yang timbul. Hal ini dipengaruhi oleh sistem simpatik dan
parasimpatik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Defense Mechanism yang tergolong Neurotic
Bowins (2004) menjelaskan defense mechanism yang neurotik
(neurotic) melibatkan tingkat distorsi kognitif yang lebih tinggi
daripada mature dan seringkali menggambarkan sebuah usaha untuk
mengatasi dengan signifikan stres dari internal maupun eksternal
Defense mechanism yang neurotik atau neurotic biasanya bersifat
bertentangan dengan realitas.
Bentuk-bentuk defense mechanism yang tergolong ke dalam
Neurotic yakni; Pseudo-altruism, Undoing, Reaksi-Formasi,
Idealisasi.
a. Pseudo-altruism
Defense ini melibatkan kebutuhan untuk memuaskan diri oleh
individu dengan cara memberi kepada orang lain apa yang
sebenarnya ingin diterima. Hal ini memerlukan asumsi yang tidak
selalu realistis bahwa membantu orang lain dapat membuat
individu merasa akan menerima bantuan untuk dirinya sendiri.
b. Undoing
Pada defense ini, individu secara simbolis melakukan kebalikan
sesuatu yang telah dikerjakannya, atau pikirannya yang tidak dapat
diterima oleh egonya di masyarakat. Secara tidak langsung,
individu akan menghapus pikiran, perasaan ataupun keinginan
yang tidak dapat diterima oleh lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Reaksi-formasi
Pada defense ini , individu menekan impuls-impuls yang tidak
disukainya kedalam ketidaksadaran dan memunculkan hal yang
justru berlawanan dalam kesadaran.
d. Idealisasi
Pada defense ini, individu menilai berlebihan hal yang
menyenangkan dan meremehkan keterbatasan dari hal yang
disukai.
6. Dampak Defense Mechanism
Dalam kondisi yang biasa ataupun kadar ancaman yang cukup
maka defense mechanism dapat berfungsi dengan baik. Sebaliknya, jika
defence mechanism digunakan secara berlebihan, maka dapat memicu
munculnya efek negatif. Defence mechanism mendistorsi realitas sehingga
individu mengalami kesulitan dalam melihat realita sumber ketegangan
secara objektif. Apabila ketegangan, kecemasan dan stres menjadi semakin
hebat sehingga individu tidak lagi dapat mentoleransi rasa ketegangan
tersebut, maka pola tingkah laku defensif akan menjadi berlebihan atau
menyimpang. Akibatnya pada taraf tertentu mengindikasikan adanya
perilaku neurotik dan gangguan psikotik, yaitu gangguan yang memiliki
gejala distress yang tidak dapat diterima oleh penderita seperti konsentrasi
berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, menjadi pesimis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memiliki perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri (Semiun,
2006).
B. Kecemasan Akademik
1. Pengertian Kecemasan Akademik
Diawali dengan konsep Freud (dalam Hidayat 2011), kecemasan
merupakan ketakutan yang tidak jelas yang tidak memiliki objek
sehingga seringkali individu sulit untuk menunjukkan sumber
kecemasan dan sulit untuk menjelaskannya secara spesifik. Tidak jauh
berbeda dengan pendapat dari ahli lain yaitu Atkinson, dkk (1996,
dalam Safaria, 2009) kecemasan merupakan emosi yang tidak
menyenangkan yang dapat menimbulkan gejala seperti perasaan
khawatir, dan rasa takut. Pendapat ini juga sejalan dengan pernyataan
dari Priest (1994 dalam Safaria, 2009) bahwa kecemasan atau perasaan
cemas ialah suatu keadaan yang dialami seseorang yang membuat ia
berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi. Blackburn
dan Davidson (1994) menambahkan bahwa proses terjadinya
kecemasan bermula ketika individu bertemu dengan suatu stimulus
yang dirasakan dapat memberi ancaman bagi individu sendiri baik
secara langsung atau tidak langsung berdasarkan hasil pengamatan atau
pengalaman dari individu yang diolah melalui proses kognitif dengan
menggunakan skemata. Dari hasil skemata tersebut, individu akan
merespons sebuah stimulus berdasarkan penilaian atau proses kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Respons yang akan ditimbulkan tergantung dari seberapa baik individu
menilai atau mengenali situasi tersebut dan seberapa baik individu
mampu mengendalikan diri dalam menghadapi stimulus atau ancaman
tersebut.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan
merupakan suatu kondisi dimana individu merasa berada dalam situasi
yang tidak meyenangkan dan merasa terancam sehingga menimbulkan
kekhawatiran serta rasa takut.
Berdasarkan penjelasan mengenai kecemasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kecemasan akademik adalah suatu keadaan atau
pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami oleh individu
yang memunculkan rasa khawatir dan takut dalam konteksnya
menghadapi tugas-tugas akademik.
Ketidakyakinan akan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-
tugas akademik seringkali memicu munculnya kecemasan, kecemasan
ini disebut dengan kecemasan akademik oleh Bandura (1997, dalam
Prawitasari 2012).
Ahli lain Ottens (1991), juga menyampaikan pendapat yang serupa,
bahwa kecemasan akademik mengarah pada munculnya pola
pemikiran dan respon fisik perilaku yang terganggu yang disebabkan
oleh performa yang ditampilkan siswa tidak sesuai dengan harapan
atau ketika siswa merasa tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas
akademik yang diberikan. Dengan kata lain, ketika siswa tidak mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menyelesaikan tugas yang diberikan maka muncullah kecemasan
akademik, kecemasan ini mengarah pada terganggunya pola pemikiran
dan respon fisik seorang siswa.
Valiante dan Pajares (1999) menyampaikan pendapat yang sejalan
dengan dua pendapat yang telah dipaparkan di atas, bahwa kecemasan
akademis mengacu pada perasan tegang dan ketakutan yang dirasakan
siswa pada sesuatu yang akan terjadi. Perasaan tersebut tentu saja
dapat mengganggu aktivitas akademis serta pelaksanaan tugas.
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan akademik
mengarah pada gangguan pola pikir, reaksi fisik seperti rasa takut,
kekhawatiran, dan ketegangan yang dipicu oleh ketidakampuan
mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik,
ketidakmampuan mengerjakan ujian atau tes yang diberikan dosen, dan
ketidakmampuan berinteraksi serta berkomunikasi dengan dosen.
2. Aspek-aspek Kecemasan Akademik
Calhoun dan Acocella (1995) mengemukakan aspek-aspek
kecemasan ke dalam tiga reaksi, yaitu:
a. Reaksi Emosional : reaksi ini adalah komponen dari kecemasan
yang kaitannya ada pada persepsi individu, sehingga akan memberi
pengaruh pada psikologis individu seperti, perasaan sedih, perasaan
keprihatinan, ketegangan, mencela diri sendiri atau orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Reaksi Kognitif : reaksi ini merupakan komponen kecemasan yang
kaitannya pada kemampuan berpikir jernih individu dalam
penyelesaian sebuah masalah. Hal ini tentu dapat memunculkan rasa
kekhawatiran dan ketakutan individu
c. Reaksi Fisiologis : reaksi ini berkaitan dengan reaksi tubuh
individu terhadap sumber-sumber kecemasan seperti ketakutan dan
kekhawatiran. Reaksi ini berhubungan dengan sistem syaraf yang
mampu mengendalikan otot dan kelenjar tubuh sehingga
memunculkan reaksi seperti jantung yang berdetak lebih keras,
nafas bergerak lebih cepat hingga tekanan darah yang meningkat.
3. Sumber-sumber Kecemasan Akademik
Beberapa variabel disebutkan sebagai sumber munculnya
kecemasan akademik oleh Santrock (dalam Prawitasari, 2012),
beberapa sumber tersebut ialah;
1. Tingkat kecemasan yang tinggi pada mahasiswa merupakan
akibat dari tingginya harapan atau keinginan orangtua terhadap
anaknya untuk mencapai prestasi yang tinggi di luar kesanggupan
anak.
2. Banyaknya tugas-tugas akademik yang diberikan serta kesulitan
dalam mengerjakan tugas-tugas akademik juga dapat memicu
munculnya kecemasan dalam diri mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Adanya perbandingan sosial antar mahasiswa juga dapat memicu
munculnya kecemasan yang tinggi, serta
4. Pengalaman akan gagal mengerjakan tugas-tugas akademik
sebelumnya juga hasil ujian yang tidak sesuai harapan mampu
memicu tingginya kecemasan.
C. Mahasiswa
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), mahasiswa
didefinisikan sebagai orang yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi.
Mahasiswa sangat erat dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kegiatan mahasiswa, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar
perguruan tinggi.
Havighurst (dalam Sumanto, 2014) menyatakan bahwa masa usia
mahasiswa digolongkan pada masa remaja akhir sampai pada masa
dewasa awal yang berada pada usia 18 hingga 25 tahun. Masa ini
merupakan masa dimana mahasiswa menginternalisasi nilai-nilai hidup
dari masa remaja akhir lalu dibawa menuju pada masa dewasa awal hingga
menjadikan masa ini masa pemantapan pendirian hidup. Masa ini ditandai
dengan adanya kegiatan yang bersifat eksperimen maupun eksplorasi
sehingga terjadilah perubahan yang berkesinambungan.
Menurut Santrock (2011), masa transisi dari sekolah menengah ke
perguruan tinggi melibatkan fitur-fitur yang positif. Saat berada di
perguruan tinggi, mahasiswa merasa lebih dewasa, memiliki banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pilihan terhadap mata kuliah yang diambil, memiliki waktu untuk bergaul
dengan teman, memiliki peluang untuk dapat mengeksplor nilai dan gaya
hidup, terbebas dari pantauan orang tua, serta merasa tertantang secara
intelektual oleh tugas-tugas akademik. Meski demikian, dikatakan bahwa
mahasiswa masa kini mengalami stres yang lebih besar dari serta merasa
depresi dari masa-masa sebelumnya. Studi yang dilakukan oleh Asosiasi
Kesehatan Universitas Amerika pada tahun 2008 menunjukkan hasil
bahwa lebih dari 90.000 mahasiswa di 177 perguruan tinggi
mengungkapkan bahwa mahasiswa tersebut merasa tidak memiliki
harapan, merasa kewalahan dengan segala hal yang harus dilakukan
sebagai seorang mahasiswa, mengalami kelelahan mental, merasa sedih
bahkan merasa depresi.
Dijelaskan oleh Brouwer (dalam Siswanto, 2007) terdapat
beberapa masalah yang berkaitan dengan situasi dan status sebagai
mahasiswa. Kegagalan dalam permasalahan-permasalahan ini dapat
menimbulkan tekanan bagi mahasiswa yang bersangkutan. Permasalahan
tersebut yakni, perbedaan cara belajar, perpindahan tempat, mencari teman
baru atau hal-hal yang berkaitan dengan pergaulan, perubahan relasi,
pengaturan waktu, dan nilai-nilai hidup. Perbedaan cara belajar di
perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dalam memahami
dan mempelajari materi. Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi,
mahasiswa diharuskan untuk berpindah tempat, baik kost atau tinggal
bersama saudara atau keluarga lain saat memasuki perguruan tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
perpindahan tempat seperti ini mengharuskan mahasiswa memiliki energi
yang besar untuk melakukan penyesuaian diri terlebih lagi ketika harus
mandiri akibat perpisahan dengan orangtua. Saat memasuki perguruan
tinggi mahasiswa akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki latar
belakang yang berbeda-beda. Hal ini membuat mahasiswa menjadi
kesulitan dalam mencari teman baru yang cocok. Kegagalan dalam
mencari teman mengakibatkan munculnya rasa kesepian.
Mahasiswa lalu mengalami perubahan relasi yang dapat menjadi
kesulitan sendiri bagi mahasiswa. Dari yang sifatnya personal menjadi
fungsional seperti relasi orangtua-anak menjadi dosen-mahasiswa, antar
teman sepermainan menjadi antar-mahasiswa. Masalah selanjutnya terkait
dengan pengaturan waktu. Menjadi mahasiswa berarti memiliki kebebasan
mengatur waktu sesuai kehendak sendiri, namun hal ini berarti tidak ada
orang lain yang mengontrol. Ketidakmampuan dalam mengatur waktu
antara kegiatan kuliah, belajar, bermain dan aktivitas lainnya dapat
menjadi permasalahan yang serius terlebih kaitannya dengan tugas belajar
mahasiswa itu sendiri. selain itu, berbagai macam informasi yang diterima
di perguruan tinggi lebih terbuka, sehingga dapat berakibat pada krisis
nilai hidup pada mahasiswa yang bersangkutan, nilai-nilai lama yang
dibawa dan dihidupi dihadapkan pada nilai-nilai baru sehingga tak jarang
kehidupan mahasiswa yang bersangkutan membawa dampak negatif bagi
kesejahteraannya sendiri (Siswanto, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menurut Siswanto (2007), masalah-masalah di atas dapat menjadi
sumber tekanan/stres yang juga dapat membangkitkan emosi tersendiri
bagi mahasiswa. Bila mahasiswa tersebut berhasil melewati atau
menangani tekanan tersebut dengan suskes maka peranannya sebagai
mahasiswa dapat dijalani dengan baik dan lancar. Sebaliknya, jika ia gagal
menghadapi tekanan tersebut maka perannya sebagai mahasiswa akan
mengalami gangguan serta hambatan. Gangguan serta hambatan tersebut
seperti kekurangmampuan dalam menunjukkan hasil belajar yang optimal
atau gangguan-gangguan psikis. Serta gangguan suasana perasaan yang
berakibat pada munculnya simptom-simptom depresi.
D. Dinamika Hubungan Antara Kecemasan Akademik dengan
Penggunaan Defense Mechanism.
Dalam pencapaiannya, mahasiswa cenderung mengalami
kecemasan akademik, hal ini disebabkan oleh tingginya tuntutan di
perguruan tinggi yaitu mampu mengikuti proses perkuliahan atau aktivitas
akademik lainnya seperti menyelesaikan tugas-tugas akademik, mengikuti
ujian atau kuis. Mahasiswa berupaya agar tidak gagal dalam aktivitas
akademik, sehingga mampu memperoleh prestasi akademik yang
memuaskan di perguruan tinggi. Berbagai kondisi seperti ketidakmampuan
dalam mencapai prestasi yang tinggi, tuntutan dari orangtua maupun
lingkungan, kegagalan saat ujian, banyaknya tugas-tugas akademik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
adanya perbandingan sosial antar-mahasiswa (Santrock, 2007) hal ini
memicu timbulnya kecemasan akademik.
Kecemasan akademik membuat mahasiswa menjadi sulit
berkonsentrasi, sulit mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen,
serta sulit mengerjakan ujian. Hasil dari penelitian laboratorium
mengungkapkan bahwa, faktanya kecemasan dapat mengurangi keaktifan
pengaturan informasi dalam memori individu. Hal ini terjadi ketika
mahasiswa mengalami kecemasan, mahasiswa menjadi kesulitan dalam
menerima dan mengolah informasi sehingga kehilangan proses pengaturan
memori dan ingatannya (Matthews dkk., 2000). Dobson dan Cassie (2012)
menjelaskan bahwa mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik
cenderung merasa khawatir dengan tugas akademiknya. Mereka dapat
merasakan kecemasan terkait dengan setiap tugas akademik.
Kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa membuat
individu berusaha untuk mereduksi kecemasannya tersebut. Sesuai
pendapat yang disampaikan oleh Pervin dkk, individu mengembangkan
mekanisme pertahanan diri atau defense mechanism untuk melawan
kecemasan. Individu mendistorsi realita, keinginan, pemikiran atau
perasaannya dari kesadaran dengan tujuan untuk meredakan
kecemasannya. Cramer (2006) menjelaskan bahwa defense bertugas untuk
mengendalikan atau mengatur ekspresi impuls sehingga melindungi
individu dari rasa cemas yang tidak dapat diterima. Namun penggunan
defense mechanism memiliki dampak yang positif maupun negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dampak positif seperti kepuasan hidup, serta memperoleh kesuksesan
dalam pekerjaan (Zeighler-Hill et al, 2008) akan dirasakan jika individu
menggunakan mekanisme pertahanan yang matang atau mature defense
mechanism dan digunakan sesuai usia perkembangan individu sendiri
yaitu pada penelitian ini pada masa usia mahasiswa 18-25 tahun (Sumanto
2014). Pada masa usia mahasiswa ini, mahasiswa menjalani tugas-tugas
perkembangan seperti menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya
secara efektif, mencapai kemandirian emosional, mencapai perilaku yang
bertanggung jawab secara sosial, secara sadar mengembangkan gambaran
dunia yang lebih memadai, serta mengembangkan sistem nilai dan etika
sebagai petunjuk dalam berperilaku. Sedangkan, dampak negatif biasanya
berhubungan dengan efek negatif seperti depresi bahkan gangguan makan
(Zeighler-Hill et al, 2008) akan dirasakan individu jika individu
menggunakan immature defense mechanism ataupun neurotic defense
mechanism dan digunakan tidak sesuai dengan usia perkembangan
individu itu sendiri.
Individu akan terdorong untuk mengembangkan mekanisme
pertahanan atau defense mechanism ketika merasakan kecemasan.
Meskipun demikian, apabila konfliknya terlalu besar maka penggunaan
defense mechanism dapat menimbulkan gejala neurotis atau penarikan diri
dari realitas yang ada. Terlebih jika penggunaan mekanisme pertahanan ini
digunakan tidak sesuai dengan usia perkembangan individu tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(Pervin dkk, 2004). Defense mechanism umumnya dibagi menjadi mature,
neurotic, dan immature (Bowins, 2004).
Defense mechanism yang tergolong mature melibatkan distorsi
kognitif yang relatif kecil, yang sebagian besar terdiri dari sebuah
redaman/ pengurangan pengalaman yang tidak diinginkan (Steiner et al.,
2001). Defense Mechanism yang tergolong neurotic melibatkan tingkat
distorsi kognitif yang lebih tinggi daripada defense mechanism yang
tergolong mature dan seringkali menggambarkan sebuah usaha untuk
mengatasi dengan signifikan stres yang dihasilkan baik itu internal
maupun eksternal. Sedangkan defense mechanism yang tergolong
Immature, melibatkan distorsi yang negatif dan ekstrim yang dalam jangka
panjang dapat menyebabkan psikopatologis (Bowins, 2004).
E. Kerangka Penelitian
KECEMASAN AKADEMIK
PENGGUNAAN
DEFENSE MECHANISM
IMMATURE MATURE NEUROTIC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Hipotesis
Berdasarkan keseluruhan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka
peneliti mengajukan hipotesis, yaitu
1. Terdapat hubungan positif antara kecemasan akademik dengan penggunaan
defense mechanism pada mahasiswa. Hal ini berarti, semakin positif
kecemasan akademik yang dialami mahasiswa, semakin tinggi penggunaan
defense mechanism. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif kecemasan
akademik yang dialami mahasiswa, maka semakin rendah penggunaan
defense mechanism.
2. Terdapat hubungan positif antara kecemasan akademik dengan penggunaan
defense mechanism yang tergolong mature.
3. Terdapat hubungan positif antara kecemasan akademik dengan penggunaan
defense mechanism yang tergolong immature.
4. Terdapat hubungan positif antara kecemasan akademik dengan penggunaan
defense mechanism yang tergolong neurotic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
dengan menggunakan metode korelasional (correlational research)
pendekatan kuantitatif, yaitu tipe penelitian yang memiliki karakteristik
masalah yang berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih
(Sangadji dan Sopiah, 2010). Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat ada
tidaknya hubungan antara variabel kecemasan akademik dengan variabel
defense mechanism.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel merujuk pada sebuah karakteristik atau sebuah atribut dari
seorang individu atau organisasi yang dapat diukur atau di observasi
(Creswell, 2007a). Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan dua
variabel, yaitu sebagai berikut:
a. Variabel bebas ( independet variable ): Kecemasan Akademik
b. Variabel tergantung ( dependent variable ): Defense Mechanism
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
C. Definisi Operasional
1. Kecemasan Akademik
Berdasarkan definisi teoritis yang ada pada landasan teori, maka
peneliti mengangkat definisi operasional kecemasan akademik pada
penelitian ini adalah kecemasan akademik mengarah pada gangguan pola
pikir, reaksi fisik seperti rasa takut, kekhawatiran, dan ketegangan yang
dipicu oleh ketidakampuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
akademik, ketidakmampuan mengerjakan ujian atau tes yang diberikan
dosen, dan ketidakmampuan berinteraksi serta berkomunikasi dengan
dosen.
Pengukuran kecemasan akademik menggunakan skala kecemasan
akademik dengan respon Likert 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat
setuju). Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam pengukuran
menunjukkan bahwa semakin tinggi kecemasan mahasiswa dalam masa
perkuliahan.
2. Defense Mechanism
Berdasarkan definisi teoritis yang ada pada landasan teori, maka
peneliti mengangkat definisi operasional defense mechanism pada
penelitian ini adalah mekanisme pertahanan diri yang bekerja di alam
bawah sadar yang berfungsi untuk melindungi diri agar terhindar dari
ancaman yang berupa kecemasan, defense diperlukan untuk dapat adaptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dengan realitas eksternal. Defense mechanism diuraikan ke dalam tiga
kategori, yakni : Mature, Immature, dan Neurotic.
Pengukuran defense mechanism menggunakan skala DSQ-40
(Defense Style Questionnaire 40 ) dengan respon metode summated rating
Likert 1 (sangat tidak setuju) sampai 9 (sangat setuju). Semakin tinggi
skor yang diperoleh dalam pengukuran maka menunjukkan bahwa
semakin sering mahasiswa tersebut menggunakan defense mechanism saat
mengalami sebuah kecemasan. Dalam DSQ-40, terdapat 20 mekanisme
pertahanan yang masing-masing terdiri dari dua item. Ke 20 mekanisme
ini dipilih untuk mewakili spektrum strategi adaptif yang lebih atau
kurang. 20 mekanisme ini diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu;
1). Defense mechanism matang (Mature), terdiri dari 8 item yang
beirisikan 4 defense yaitu, Sublimasi, Humor, Antisipasi, dan
Supresi.
2). Defense mechanism tidak matang (Immature), terdiri dari 24
item yang berisikan 12 defense yaitu, Proyeksi, Agresi Pasif, Acting
Out, isolasi, devaluasi, fantasi autistik, denial, displacement,
disosiasi, splitting, rasionalisasi, dan somatisasi.
3). Defense mechanism Neurotis (Neurotic), terdiri dari 8 item
yang berisikan 4 defense yaitu, pseudo-altruism, undoing, reaksi
formasi, idealisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini diambil dengan teknik non probality
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak semua anggota
populasi diberi peluang/kesempatan sama untuk dipilih menjadi sampel
(Sangadji dan Sopiah, 2010). Peneliti menggunakan teknik pemilihan
sampel dengan metode purposive sampling yaitu metode dengan
penetapan sampel yang berdasarkan pada kriteria tertentu (Sangadji dan
Sopiah, 2010).
Penelitian ini memiliki karakteristik atau kriteria sebagai berikut :
1. Subjek merupakan mahasiswa S1
2. Mahasiswa aktif yang berada di semester IV , VI dan VIII
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik angket
(kuesioner) yang merupakan teknik pengumpulan data yang
memungkinkan peneliti mempelajari sikap, perilaku, keyakinan dan
karakteristik beberapa orang (Siregar, 2013). Teknik ini juga dilakukan
dengan cara memberi daftar pertanyaan tertentu kepada responden atau
subjek (Sangadji dan Sopiah, 2010).
Pengumpulan data dilakukan dengan cara online, yakni peneliti
menyebarkan link kuesioner pada subjek/responden melalui media sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Alat Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan dua skala dalam penelitian ini, yakni skala
variabel Kecemasan Akademik dan Skala adaptasi variabel Defense
Mechanism yaitu Defence Style Questionnaire 40. Kedua skala ini
menggunakan skala Likert. Skala likert merupakan skala yang disusun
untuk mengungkap sikap baik pro dan kontra, positif dan negatif maupun
setuju dan tidak-setuju terhadap suatu objek sosial tertentu (Azwar,1997).
Peneliti meminta subjek untuk memilih salah satu jawaban dari empat
alternatif pilihan jawaban. Alternatif pilihan jawaban ini digunakan
peneliti dengan tujuan mengungkap gambaran kondisi subjek/responden
yang sebenernya, apakah kondisi subjek sesuai dengan fenomena yang
hendak diukur peneliti atau tidak. Skala yang digunakan peneliti terdiri
dari dua jenis item, yaitu item favorable dan item unfavorable. Pernyataan
dengan item favorable yakni pernyataan yang isinya mendukung atau
memihak indikatornya, sedangkan item unfavorabel yakni pernyataan
yang isinya tidak mendukung atau memihak indikatornya (Azwar,1997).
a. Pada skala Kecemasan Akademik, peneliti menyusun skala
berdasarkan pada aspek-aspek yang dibagi ke dalam tiga reaksi yang
dikemukakan oleh Calhoun dan Acocella (1995), ketiga reaksi tersebut
yakni, reaksi emosional, reaksi kognitif dan reaksi fisiologis. Skala
yang digunakan terdiri dari 54 item. Alternatif pilihan jawaban yang
digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a). Item-item favorable, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Sangat Sesuai : skor 4
2. Sesuai : skor 3
3. Tidak Sesuai : skor 2
4. Sangat Tidak Sesuai : skor 1
b). Item-item unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu:
1. Sangat Sesuai : skor 1
2. Sesuai : skor 2
3. Tidak Sesuai : skor 3
4. Sangat Tidak Sesuai : skor 4
Berikut adalah rancangan item yang dibuat oleh peneliti dalam
Skala Kecemasan Akademik dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Sebaran Item dan Rancangan Skala Aspek-Aspek Kecemasan Akademik
sebelum Uji Coba
No. Aspek Jenis Item Jml
Item Bobot
Favorable Unfavorable
1. Reaksi
Emosional
11, 44, 22, 6,
43, 4, 40, 21, 14
33, 16, 34, 46,
25, 12, 48, 47, 23 18 33,3%
2. Reaksi
Kognitif
38, 27, 3, 30, 8,
41, 31, 7, 35
28, 1, 39, 32, 24,
51, 50, 17, 45 18 33,3%
3. Reaksi
Fisiologis
15, 29, 53, 52,
9, 37, 10, 42, 20
54, 6, 49, 19, 18,
26, 5, 2, 13 18 33,3%
Jumlah 27 27 54 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Skala adaptasi Defence Style Questionnaire 40 atau skala DSQ-40
merupakan skala yang dibuat oleh Andrews et al., (1993) lalu
dikembangkan oleh Dr. Henning Schauenburg, Verena Willenborg,
Isa Sammet dan Johannes C. Ehrenthal (2007). Pertimbangan peneliti
dalam memilih skala DSQ 40 dikarenakan DSQ-40 merupakan skala
yang sudah dikembangkan menggunakan tiga faktor pertahanan yang
stabil dan skala DSQ-40 merupakan skala yang cukup banyak
digunakan oleh beberapa penelitian sebelumnya untuk melihat
penggunaan bentuk-bentuk defense mechanism. Dalam DSQ-40,
terdapat 20 mekanisme pertahanan yang masing-masing terdiri dari
dua item. Ke 20 mekanisme ini dipilih untuk mewakili spektrum
strategi adaptif yang lebih atau kurang. 20 mekanisme ini
diklasifikasikan ke dalam 3 kategori, yaitu;
1. Defense mechanism yang tergolong matang (Mature), terdiri
dari 8 item yang beirisikan 4 defense yaitu, Sublimasi, Humor,
Antisipasi, dan Supresi.
2. Defense mechanism yang tergolong tidak matang
(Immature), terdiri dari 24 item yang berisikan 12 defense yaitu,
Proyeksi, Agresi Pasif, Acting Out, isolasi, devaluasi, fantasi
autistik, denial, displacement, disosiasi, splitting, rasionalisasi,
dan somatisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3. Defense mechanism yang tergolong Neurotis (Neurotic),
terdiri dari 8 item yang berisikan 4 defense yaitu, pseudo-
altruism, undoing, reaksi formasi, idealisasi.
Item dinilai menggunakan skala Likert dengan penilaian dimulai
dari angka 1 (sangat tidak setuju) sampai angka 9 (sangat setuju).
Ketentuan penghitungan skor untuk 3 faktor adalah jumlah dari rata-
rata kontribusi masing-masing defense mechanism terhadap faktor
(Andrews et al., 1993).
Berikut adalah rancangan item dalam Skala Defence Style
Questionnaire 40 dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Rancangan item dalam Skala Defence Style Questionnaire 40
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana sebuah alat ukur mampu
mengukur apa yang akan atau hendak diukur. Pada penelitian ini
digunakan validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan
No. Faktor Item Jumlah Item
1. Mature 2, 3, 4, 25, 26, 30, 35, 38 8
2. Immature 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23,
27, 29, 31, 33, 34, 36, 37.
24
3. Neurotic 1, 7, 21, 24, 28, 32, 39, 40. 8
Jumlah 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kemampuan sebuah alat ukur yang dapat mengungkap isi dari sebuah
konsep atau variabel yang akan diukur. Penentuan validitas isi ini
memerlukan proses analisis logis. Oleh karena itu, peneliti membutuhkan
bantuan dengan meminta pendapat ahli (expert judgement) yaitu dosen
pembimbing dari peneliti (Siregar, 2013). Dosen pembimbing dari peneliti
diminta untuk memastikan bahwa item pada skala dalam penelitian ini
sesuai dengan tujuan dari penelitian.
Pada skala adaptasi DSQ-40, peneliti dibantu oleh dosen
pembimbing peneliti dalam menterjemahkan skala ke dalam bahasa
Indonesia. Lalu proses expert judgement dilakukan oleh dosen
pembimbing peneliti dan beberapa mahasiswa psikologi Universitas
Sanata Dharma untuk melihat kesesuaian item yang sudah diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia dan kesesuaian tata bahasa yang mudah
dipahami oleh mahasiswa.
2. Seleksi Item
Seleksi item memiliki peranan yang penting dalam sebuah
penelitian, dikarenakan kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh
kualitas item yang ada di dalamnya. Seleksi item digunakan untuk
menentukan mana item yang baik dan layak digunakan. Dalam seleksi
item skala psikologi, parameter yang penting ialah daya diskriminasi item.
Daya diskriminasi item mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang hendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
diukur. Besaran koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai 1,00
dengan tanda positif atau negatif. Jika semakin baik daya diskriminasi item
maka koefisien korelasi semakin mendekati angka 1,00. Jika mendekati
angka 0 mengindikasikan bahwa daya diskriminasi item tidak baik.
Batasan kriteria seleksi item menggunakan batasan rix ≥ 0,30, sehingga jika
item mencapai koefisien korelasi item-total lebih atau sama dengan 0,30
dianggap memiliki daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya, jika item
memiliki koefisien korelasi item-total kurang dari 0,30 maka dianggap
daya diskriminasi yang tidak baik (Azwar, 1999)
Item yang memiliki indeks daya diskriminasi = atau ≥ dari 0,30
jumlahnya melebihi jumlah item yang sebelumnya direncanakan, maka
kita dapat hanya memilih item yang memiliki daya diskriminasi tertinggi
saja. Sebaliknya, jika jumlah item yang lolos belum juga mencukupi
jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan
sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25. Namun, jika hal ini tidak juga
menolong, maka kita perlu merevisi seluruh item yang daya
diskriminasinya rendah bahkan menulis item baru dan kemudian
melakukan field testing dikarenakan menurunkan batas kriteria rix dibawah
0,20 sangat tidak disarankan (Azwar, 1999). Pada Skala Kecemasan
Akademik, uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 13 Maret 2017.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi semester VI
berjumlah 50 orang. Skala yang disebar merupakan skala Kecemasan
Akademik. Pada seleksi item, peneliti menggunakan batas kriteria rix =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
0,25 untuk menyeleksi item-item yang baik pada skala Kecemasan
Akademik. Berdasarkan pada hasil uji coba yang dilakukan, peneliti
mendapatkan 46 item yang dapat disajikan dengan kualitas item yang baik
dari 54 item total. Koefisien korelasi item total sebelum seleksi item
berada pada kisaran rix = -0,082 sampai 0,667. Setelah dilakukan seleksi
item, koefisien korelasi item total menjadi rix = 0,272 sampai 0,679.
Distribusi item skala Kecemasan Akademik setelah uji coba dan melewati
seleksi item ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Item Kecemasan Akademik setelah uji coba.
2.1 S
3. Uji Reliabilitas
Kosistensi dan kepercayaan sebuah alat ukur yang mengandung
makna kecermatan sebuah pengukuran mengacu pada reliabilitas (Azwar,
1999). Sehingga apabila dilakukan pengukuran sebanyak dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
No. Aspek Jenis Item Jml
Item Favorable Unfavorable
1. Reaksi Emosional 18, 20, 14, 26, 15,
21, 8, 40, 6,
4, 16, 9, 29, 11,
5, 41, 35, 36
18
2. Reaksi Kognitif 28, 19, 23, 32, 34,
44, 13
43, 31, 22, 7, 30,
46
13
3. Reaksi Fisiologis 37, 3, 12, 45, 24,
10, 38, 33
39, 27, 1, 17, 2,
25, 42,
15
Jumlah 24 22 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sama, maka hasil pengukuran tetaplah konsisten (Siregar, 2013). Koefisien
reliabilitas (rxx’) dinyatakan jika angkanya berada dalam rentang dari 0
sampai dengan 1,00. Jika semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekat
angka 1,00 artinya semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, jika koefisien
semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas
(Azwar, 1999). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan analisis
pada nilai koefisien Cronbach’s Alpha. Alat ukur dianggap reliabel ketika
koefisien alpha cronbach mendekati angka > 0,60 dan semakin baik ketika
koefisien alpha cronbach mendekati angka 1,00 (Sujarweni & Endrayanto,
2012). Pada perhitungan reliabilitas, peneliti menggunakan aplikasi IBM
SPSS 22.00.
Koefisien Cronbach’s Alpha dari skala Kecemasan Akademik
setelah uji coba 0,923, kemudian menjadi sebesar 0,934 setelah dilakukan
seleksi item. Pada skala DSQ-40 asli memiliki nilai Cronbach’s Alpha
sebagai berikut :
Tabel 4
Reliabilitas skala DSQ-40
Reliability Statistics
Factor of Defense Mechanism Cronbach’s
Alpha N of Item
Mature 0,68 40
Immature 0,80 40
Neurotic 0,58 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
Uji asumsi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui terpenuhi
atau tidaknya korelasional yang digunakan dalam uji hipotesis. Uji
asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran data dan linearitas
hubungan antar variabel.
1.1 Uji Normalitas
Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan tujuan untuk
mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang
sebarannya normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat pada data
penelitian kita, jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data yang
nomal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang kita miliki normal.
Namun, sebaliknya jika p > 0,05 maka disimpulkan bahwa data yang
kita miliki berbeda secara signifikan dengan data yang normal. Hal
ini menunjukkan bahwa data yang kita miliki tidak normal
(Santoso,2010). Uji normalitas dilakukan oleh peneliti menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test melalui bantuan IBM SPSS versi 22.00.
1.2 Uji Linearitas
Penelitian ini melakukan uji linearitas dengan tujuan untuk
mengetahui apakah hubungan antar variabel yang hendak dianalisis
mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kuantitas di satu variabel, akan diikuti juga secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya
(Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan menggunakan alat bantu
IBM SPSS versi 22.00. Pengujian pada SPSS menggunakan Test for
Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dua variabel dapat
dikatakan memiliki hubungan yang linear bila p < 0,05 (Priyatno,
2014).
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan menggunakan
korelasi Product Moment Pearson untuk menguji hipotesis seperti yang
telah dijabarkan sebelumnya oleh peneliti, yaitu hubungan Kecemasan
Akademik dengan penggunaan Defense Mechanism, apabila data yang
dihasilkan dari kedua variabel berdistribusi normal. Sebaliknya jika data
yang dihasilkan berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis
dilakukan menggunakan Spearman Rho. Hal ini dapat dilakukan karena
teknik tersebut tidak mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). Uji
hipotesis dilakukan peneliti menggunakan alat bantu program IBM SPSS
versi 22.00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyiapkan terlebih dahulu
skala penelitian yang dibutuhkan. Pada variabel Defense Mechanism, peneliti
melakukan adaptasi skala yaitu menggunakan skala Defence Style
Questionnaire 40 atau DSQ-40. Sebelum melakukan adaptasi peneliti
mengirimkan permintaan izin penggunakan skala pada penelitian ini pada
pengembang skala yang akan digunakan melalui e-mail.
Peneliti kemudian melakukan proses expert judgement pada skala DSQ-
40 yang dilakukan oleh dosen pembimbing peneliti. Tahap selanjutnya ialah
melakukan proses back-translation. Proses back-translation dilakukan peneliti
dengan bantuan dosen pembimbing peneliti dan beberapa mahasiswa
psikologi Universitas Sanata Dharma untuk melihat kesesuaian item yang
sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan kesesuaian tata bahasa
yang mudah dipahami oleh mahasiswa.
Persiapan terakhir peneliti menyiapkan skala ke dalam bentuk online.
Pada skala DSQ-40 dalam bentuk online, peneliti memasukkan untuk
pertanyaan data demografik subjek dan prosedur pengerjaan ke dalam
program online yaitu www.surveymonkey.com.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
B. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali yaitu pada
tanggal 08 Mei 2017 hingga 11 Mei 2017 dan 05 Juni 2017 hingga 8 Juni
2017 secara online. Peneliti menyebarkan link kuisioner online melalui media
sosial.
Kuisioner online yang disebarkan direspon sebanyak 412 subjek. Namun
hanya 242 subjek yang melanjutkan untuk mengisi kuisioner. Lalu setelah
disesuaikan dengan karakteristik atau kriteria yang diinginkan, yaitu subjek
merupakan mahasiswa S1 dan mahasiswa aktif yang berada di semester IV,
VI, dan VIII, peneliti menyisahkan hanya 92 subjek. Maka, total kuisioner
yang dapat digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 92 kuisioner.
C. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk melihat Kecemasan
Akademik dan masing-masing bentuk Defense Mechanism dari subjek
penelitian. Peneliti membandingkan antara mean teoritik dan mean empirik
dari variabel Kecemasan Akademik dan masing-masing bentuk variabel
Defense Mechanism.
1. Perbandingan Data Teoritik dan Empirik
Hasil perhitungan mean teoritik berdasarkan skala kecemasan akademik
adalah sebagai berikut :
Jumlah Item : 46
Nilai Minimum : 46 x 1 = 46
Nilai Maximum : 46 x 4 = 184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Rentang Nilai : 46 – 184
Jarak : 184 – 46 = 138
Mean Teoritik : (Xmin + Xmax)/2 = (46 + 184)/2 = 115
Standar Devisi : 1/6 (Xmax – Xmin) = 1/6 (184 – 46) = 23
Perhitungan mean teoritik berdasarkan skala defense mechanism
adalah sebagai berikut :
a. Defense mechanism yang tergolong Mature
Jumlah Item : 8
Nilai Minimum : 8 x 1 = 8
Nilai Maximum : 8 x 4 = 32
Rentang Nilai : 8 – 32
Jarak : 32 – 8 = 24
Mean Teoritik : (Xmin + Xmax)/2 = (8 + 32)/2 = 20
Standar Devisi : 1/6 (Xmax – Xmin) = 1/6 (32 – 8) = 4
b. Defense mechanism yang tergolong Immature
Jumlah Item : 24
Nilai Minimum : 24 x 1 = 24
Nilai Maximum : 24 x 4 = 96
Rentang Nilai : 24 – 96
Jarak : 96 – 24 = 72
Mean Teoritik : (Xmin + Xmax)/2 = (24 + 96)/2 = 60
Standar Devisi : 1/6 (Xmax – Xmin) = 1/6 (96 – 24) = 12
c. Defense mechanism yang tergolong Neurotic
Jumlah Item : 8
Nilai Minimum : 8 x 1 = 8
Nilai Maximum : 8 x 4 = 32
Rentang Nilai : 8 – 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Jarak : 32 – 8 = 24
Mean Teoritik : (Xmin + Xmax)/2 = (8 + 32)/2 = 20
Standar Devisi : 1/6 (Xmax – Xmin) = 1/6 (32 – 8) = 4
2. Hasil Deskripsi Data Penelitian
Tabel 5
Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel
Variabel Teoritik Empirik
Sig.
Hasil
Uji-t Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax Mean SD
Kecemasan
Akademik 46 184 115 23 83 164 124,40 13,147 0,000
Mature 8 32 20 4 25 68 45,41 9,471 0,000
Immature 24 96 60 12 68 158 109,34 20,53 0,000
Neurotic 8 32 20 4 17 64 44,01 9,166 0,000
Pada tabel 5 menunjukkan keseluruhan deskripsi data penelitian.
Tabel menunjukkan bahwa mean teoritik pada variabel kecemasan akademik
sebesar 115, sedangkan mean empirik pada variabel kecemasan akademik
sebesar 124,40 dengan SD sebesar 13,147. Nilai tertinggi dari variabel
kecemasan akademik sebesar 164 dan nilai terendah sebesar 83.
Tabel 5 juga menunjukkan mean teoritik pada variabel defense
mechanism yang tergolong mature sebesar 20, sedangkan mean empirik pada
variabel defense mechanism yang tergolong mature sebesar 45,41 dengan SD
sebesar 9,471. Nilai tertinggi dari variabel defense mechanism yang tergolong
mature sebesar 68 dan nilai terendah sebesar 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dari tabel 5 juga diketahui bahwa mean teoritik pada variabel
defense mechanism yang tergolong immature sebesar 60, sedangkan mean
empirik pada variabel defense mechanism yang tergolong immature sebesar
109,34 dengan SD sebesar 20,53. Nilai tertinggi dari variabel defense
mechanism yang tergolong immature sebesar 158 dan nilai terendah sebesar
68.
Dari tabel 5 juga dapat diketahui bahwa mean teoritik pada variabel
defense mechanism yang tergolong neurotic sebesar 20, sedangkan mean
empirik pada variabel defense mechanism yang tergolong neurotic sebesar
44,01 dengan SD sebesar 9,166. Nilai tertinggi dari variabel defense
mechanism yang tergolong neurotic sebesar 64 dan nilai terendah sebesar 17.
Peneliti mengkategorikan hasil analisis deskriptif berdasarkan
tingkat variabel kecemasan akademik dan defense mechanism yang tergolong
mature, immature dan neurotic menjadi tiga kelompok dengan norma dan
analisis sebagai berikut :
Tabel 6
Norma Kategorisasi (Azwar, 2009)
Skor Kategori
(µ+1,0σ) ≤ X Tinggi
(µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) Sedang
X < (µ-1,0σ) Rendah
Keterangan :
X : skor total subjek µ : mean teoritik σ : standar deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 7
Kriteria Kategori Skor Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism
Mature, Immature dan Neurotic.
Kategori Kecemasan
Akademik Mature Immature Neurotic
Tinggi 138 ≤ X 24 ≤ X 72 ≤ X 24 ≤ X
Sedang 92 ≤ X < 138 16 ≤ X < 24 48 ≤ X < 72 16 ≤ X < 24
Rendah X < 92 X < 16 X < 48 X < 16
Tabel 8
Jumlah Presentase untuk Setiap Kategorisasi
Kategori Kecemasan
Akademik Mature Immature Neurotic
Tinggi 11,96% 84,64% 81,88% 83,72%
Sedang 71,76% - 2,76% 0,92%
Rendah 0,92% - - -
Jumlah 92 (100%) 92 (100%) 92 (100%) 92 (100%)
Hasil pada tabel kategori skor kecemasan akademik menunjukkan bahwa
terdapat 0,92% subjek yang termasuk dalam kategori rendah, disisi lain
terdapat 11,96% subjek yang termasuk kedalam kategori tinggi, dan sebanyak
71,76% subjek yang termasuk dalam kategori sedang.
Dari tabel 8 juga dihasilkan kategori skor pada variabel defense
mechanism yang tergolong mature, yang menunjukkan bahwa tidak ada
subjek yang termasuk dalam kategori sedang dan rendah, disisi lain terdapat
84,64% subjek yang termasuk dalam kategori tinggi. Hasil kategori skor
untuk defense mechanism yang tergolong immature menunjukkan bahwa
tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori rendah, namun terdapat
2,76% subjek yang masuk kedalam kategori sedang dan 81,88% subjek yang
termasuk kategori tinggi. Sedangkan, pada kategori skor untuk defense
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mechanism yang tergolong neurotic menunjukkan bahwa tidak ada subjek
yang termasuk dalam kategori rendah, namun disisi lain terdapat 0,92%
subjek yang termasuk dalam kategori sedang, dan sebanyak 83,72% subjek
yang masuk kedalam kategori tinggi.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan tujuan untuk
mengetahui apakah data dari variable Kecemasan Akademik dan
Defense Mechanism normal atau tidak. Hal ini dapat dilihat melalui
data dengan nilai p < 0,05 yang menunjukkan bahwa data tersebut
memiliki perbedaan yang signifikan dengan data yang normal.
Sebaliknya, apabila data yang didapat memiliki nilai p > 0,05
menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang
signifikan dengan data yang normal. Uji normalitas dilakukan dengan
bantuan IBM SPSS 22.00.
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-
Smirnov Signifikansi Keterangan
Kecemasan Akademik 0,81 0,182 Normal
Mature 0,90 0,065 Normal
Immature 0,73 0,200 Normal
Nurotic 0,47 0,200 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel
Kecemasan Akademik memiliki taraf signifikansi 0,182 (p>0,005).
Hal ini menunjukkan sebaran data pada variabel tersebut memiliki
data yang normal. Pada variabel Defense Mechanism, masing-masing
faktor yakni Mature, memiliki taraf signifikansi sebesar 0,065
(p<0,05). Pada faktor Immature, memiliki taraf signifikansi sebesar
0,200 (p<0,05), dan Neurotic memiliki taraf signifikansi sebesar 0,200
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data pada variabel
tersebut memiliki data yang normal.
b. Uji Linearitas
Penelitian ini melakukan uji linearitas dengan tujuan untuk
mengetahui apakah hubungan antar variabel yang hendak dianalisis
mengikuti garis lurus atau tidak. Peningkatan atau penurunan
kuantitas di satu variabel, akan diikuti juga secara linear oleh
peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya
(Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan menggunakan alat bantu
IBM SPSS versi 22.00. Pengujian pada SPSS menggunakan Test for
Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dua variabel dapat
dikatakan memiliki hubungan yang linear bila p < 0,05 (Priyatno,
2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
a. Defense Mechanism yang tergolong Mature
Berikut ini hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan
Akademik dengan variabel Defense Mechanism yang tergolong
Mature.
Tabel 10
Hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan Akademik
dengan Defense Mechanism yang tergolong Mature
Mature
Kecemasan
Akademik
F Sig.
Between
Groups (Combined) 1,113 0,358
Linearity 1,161 0,287
Deviation
from
Linearity
1,112 0,360
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diketahui bahwa
variabel Kecemasan Akademik dengan Defense Mechansim yang
tergolong Mature memperoleh nilai F sebesar 1,161 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,287. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang tidak linear antara variabel Kecemasan
Akademik dengan Defense Mechansim Mature karena memiliki
nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
b. Defense Mechanism yang tergolong Immature
Berikut ini hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan
Akademik dengan variabel Defense Mechanism yang tergolong
Immature.
Tabel 11
Hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan Akademik
dengan Defense Mechanism yang tergolong Immature
Immature
Kecemasan
Akademik
F Sig.
Between
Groups (Combined) 1,654 0,046
Linearity 4,184 0,047
Deviation
from
Linearity
1,593 0,060
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diketahui bahwa
variabel Kecemasan Akademik dengan Defense Mechansim yang
tergolong Immature memperoleh nilai F sebesar 4,184 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,047. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang linear antara variabel Kecemasan
Akademik dengan Defense Mechansim yang tergolong Immature
karena memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Defense Mechanism yan tergolong Neurotic
Berikut ini hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan
Akademik dengan variabel Defense Mechanism yang tergolong
Neurotic.
Tabel 12
Hasil Uji Linearitas antara variabel Kecemasan Akademik
dengan Defense Mechanism yang tergolong Neurotic
Neurotic
Kecemasan
Akademik
F Sig.
Between
Groups (Combined) 0,843 0,714
Linearity 1,590 0,213
Deviation
from
Linearity
0,825 0,736
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diketahui bahwa
variabel Kecemasan Akademik dengan Defense Mechansim yang
tergolong Neurotic memperoleh nilai F sebesar 1,590 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,213. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang tidak linear antara variabel Kecemasan
Akademik dengan Defense Mechansim yang tergolong Neurotic
karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan menggunakan
korelasi Product Moment Pearson untuk menguji hipotesis seperti yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
telah dijabarkan sebelumnya oleh peneliti, yaitu hubungan Kecemasan
Akademik dengan penggunaan Defense Mechanism, apabila data yang
dihasilkan dari kedua variabel berdistribusi normal. Sebaliknya jika data
yang dihasilkan berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis
dilakukan menggunakan Spearman Rho. Distribusi data pada variabel
Defense Mechanism yang tergolong Mature dan Neurotic bersifat normal
dan tidak linear sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan Spearman Rho. Sedangkan, Defense Mechanism yang
tergolong Immature bersifat normal dan linear, sehingga pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan Pearson’s. Berikut merupakan
kriteria koefisien korelasi menurut Sarwono (2006) yang digunakan dalam
penelitian ini:
Tabel 13
Kriteria Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0 Tidak Ada Korelasi
0,00 – 0,25 Korelasi Sangat Lemah
0,025 – 0,5 Korelasi Cukup
0,5 – 0,75 Korelasi Kuat
0,75 – 0,99 Korelasi Sangat Kuat
1 Korelasi Sempurna
Hasil uji korelasi antara variabel Kecemasan Akademik dan
variabel yang tergolong Mature dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 14
Korelasi variabel Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism yang
tergolong Mature
Correlations
MATURE
KECEMASANAK
ADEMIK
Spearman's rho MATURE Correlation Coefficient 1,000 -,100
Sig. (1-tailed) . ,171
N 92 92
KECEMASANAKADEMIK Correlation Coefficient -,100 1,000
Sig. (1-tailed) ,171 .
N 92 92
Berdasarkan hasil pengujian, dapat dilihat pada tabel 11 bahwa
hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = -0,100 dengan
signifikansi 0,171 (p < 0,05) yang diuji menggunakan one-tailed test
antara variabel Kecemasan Akademik dan variabel Defense Mechanism
yang tergolong Mature. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan. Hal ini berarti tidak
ada hubungan Kecemasan Akademik dengan penggunaan Defense
Mechanism yang tergolong Mature pada mahasiswa. Hasil analisis ini
membuktikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 15
Korelasi variabel Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism yang
tergolong Immature
Berdasarkan hasil pengujian, dapat dilihat pada tabel 12 bahwa
hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = 0,187
dengan
signifikansi 0,037 (p < 0,05) yang diuji menggunakan one-tailed test
antara variabel Kecemasan Akademik dan variabel Defense Mechanism
yang tergolong Immature. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan dengan kategori cukup
antara variabel Kecemasan Akademik dengan Defense Mechanism yang
tergolong Immature. Hal ini dapat didikatakan bahwa semakin tinggi
kecemasan akademik pada mahasiswa, maka semakin tinggi pula
penggunaan Defense Mechanism yang tergolong Immature yang dimiliki
mahasiswa. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah kecemasan akademik
pada mahasiswa, maka semakin rendah pula penggunaan Defense
Mechanism yang tergolong Immature yang dimiliki mahasiswa tersebut.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
diterima.
Correlations
IMMATURE KECEMASANAKADEMIK
IMMATURE Pearson Correlation 1 ,187
*
Sig. (1-tailed) ,037
N 92 92
KECEMASANAKADEMIK Pearson Correlation ,187
* 1
Sig. (1-tailed) ,037
N 92 92
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 16
Korelasi variabel Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism yang
tergolong Neurotic
Correlations
NEUROTIC
KECEMASANA
KADEMIK
Spearman's rho NEUROTIC Correlation Coefficient 1,000 ,114
Sig. (1-tailed) . ,141
N 92 92
KECEMASANAKAD
EMIK
Correlation Coefficient ,114 1,000
Sig. (1-tailed) ,141 .
N 92 92
Berdasarkan hasil pengujian, dapat dilihat pada tabel 13 bahwa
hasil analisis data menunjukkan koefisien korelasi r = 0,114 dengan
signifikansi 0,141 (p > 0,05) yang diuji menggunakan one-tailed test
antara variabel Kecemasan Akademik dan variabel Defense Mechanism
yang tergolong Neurotic. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan negatif dan tidak signifikan. Hal ini berarti tidak
ada hubungan Kecemasan Akademik dengan penggunaan Defense
Mechanism yang tergolong Neurotic pada mahasiswa. Hasil analisis ini
membuktikan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
E. Pembahasan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui adanya hubungan
antara kecemasan akademik dan penggunaan defense mechanism pada
mahasiswa, lalu defense mechanism manakah yang digunakan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mahasiswa untuk mereduksi kecemasan akademiknya. Hasil penelitian
berdasarkan analisis dengan menggunakan Korelasi Spearman’s rho pada
variabel kecemasan akademik dengan defense mechanism yang tergolong
mature diperoleh koefisien korelasi sebesar r = -0,100 dengan nilai
signifikansi 0,171 (p > 0,05) yang diuji menggunakan one-tailed test. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan tidak
signifikan antara variabel kecemasan akademik dengan defense mechanism
yang tergolong mature.
Hasil analisis tersebut juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara kecemasan akademik dengan penggunaan defense mechanism yang
tergolong mature pada mahasiswa. Hasil analisis ini membuktikan bahwa
hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik pada penelitian ini tidak
menggunakan defense mechanism yang tergolong mature atau matang.
Sehingga dari hasil penelitian ini dikhawatirkan mahasiswa menjadi
maladaptif, sedangkan dalam aktivitas perkuliahan, mahasiswa tidak terlepas
dari pengerjaan laporan, tugas, serta mengikuti ujian atau tes. Hal ini tentu
saja akan mengganggu individu dalam pencapaian nilai akademik yang baik.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Sumanto (2014) individu
diharapkan dapat menggunakan defense mechanism yang sesuai dengan usia
perkembangannya yaitu pada usia mahasiswa yaitu 18-25 tahun, pada usia
tersebut individu diharapkan dapat menggunakan defense mechanism yang
tergolong mature atau matang. Penggunaan defense mechanism yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tergolong mature ini dapat membantu mahasiswa untuk lebih adaptif dan
mengarah pada kesehatan mental yang lebih baik, dan tentu saja membuat
mahasiswa lebih mudah dalam mencapai nilai akademis yang lebih
memuaskan (Kline, 1993).
Hasil penelitian berdasarkan analisis dengan menggunakan Korelasi
Spearman’s rho pada variabel kecemasan akademik dengan defense
mechanism yang tergolong neurotic diperoleh koefisien korelasi sebesar r =
0,114 dengan nilai signifikansi 0,141 (p > 0,05) yang diuji menggunakan one-
tailed test. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang negatif dan tidak signifikan antara variabel kecemasan akademik dengan
defense mechanism yang tergolong neurotic.
Hasil analisis ini juga membuktikan bahwa sama seperti variabel
defense mechanism yang tergolong mature, hipotesis keempat dalam
penelitian ini juga ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang
mengalami kecemasan akademik pada penelitian ini juga tidak menggunakan
defense mechanism yang tergolong neurotic. Namun, berbeda dengan harapan
agar mahasiswa dapat menggunakan defense mechanism yang tergolong
mature agar individu menjadi lebih adaptif dan memiliki kesehatan mental
yang lebih baik, ketika mengalami kecemasan akademik, mahasiswa dalam
penelitian ini tidak menggunakan defense mechanism yang tergolong
neurotic. Hal ini berarti mahasiswa dalam penelitian ini tidak melibatkan
tingkat distorsi kognitif yang tinggi, memiliki usaha untuk mengatasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
signifikan stres dari internal maupun eksternal, sehingga memiliki sifat yang
bertentangan dengan realitas (Bowins, 2004).
Selain penjelasan yang telah dipaparkan oleh peneliti tersebut,
pernyataan dari Zeigler-Hill dan Pratt (2007) bahwa faktanya item dari
defense mechanism yang tergolong mature dan neurotic mengandung lebih
sedikit item (yaitu, 8 item masing-masing). Karena masing-masing defense
mechanism diukur hanya dengan dua item, konsistensi internal pada subskala
ini sangat bervariasi, dari = 0,19 untuk penolakan (denial) sampai = 0,72
untuk fantasi autistik. Konsistensi internal rata-rata untuk defense mechanism
adalah = 0,37. Hal ini mengakibatkan tidak adanya hubungan atau korelasi
antara variabel kecemasan akademik dengan variabel pada defense
mechanism yang tergolong mature dan neurotic.
Hasil penelitian berdasarkan analisis dengan menggunakan Korelasi
Pearson’s pada variabel kecemasan akademik dengan defense mechanism
yang tergolong immature diperoleh koefisien korelasi sebesar r = 0,187
dengan signifikansi 0,037 (p > 0,05) yang diuji menggunakan one-tailed test.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara variabel
kecemasan akademik dengan penggunaan defense mechanism yang tergolong
immature didapat nilai koefisien korelasi positif, menunjukkan terjadi
hubungan positif yang artinya, semakin tinggi kecemasan akademik yang
dialami oleh mahasiswa maka semakin tinggi juga penggunaan defense
mechanism yang tergolong immature. Begitu pula sebaliknya, semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
rendah kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa maka semakin
rendah penggunaan defense mechanism yang tergolong immature.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis pertama dan ketiga
yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan positif
antara kecemasan akademik dengan penggunaan defense mechanism pada
mahasiswa, dan terdapat hubungan positif antara kecemasan akademik
dengan penggunaan defense mechanism yang tergolong immature. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik pada
penelitian ini menggunakan defense mechanism yang tergolong immature
atau tidak matang. Bowins (2004) menjelaskan bahwa defense mechanism
yang tergolong immature melibatkan distorsi kognitif yang paling ekstrem
sehingga dapat mengganggu realitas yang ada. Penggunaan defense
mechanism yang tergolong immature ini sering digunakan ketika menemui
stres yang berat atau gangguan kepribadian, seperti proyeksi dan gangguan
paranoid. Penggunaan defense mechanism ini juga berefek negatif seperti
kecemasan, depresi bahkan gangguan makan (Zeigler-Hill & Pratt, 2007).
Lebih lanjut penggunaan yang jangka panjang serta berlebihan akan
mempengaruhi pola tingkah laku individu yang pada taraf tertentu
mengindikasikan adanya perilaku neurotik dan psikotik (Semiun, 2006). Hal
ini juga akan mempengaruhi pencapaian nilai akademik atau prestasi yang
baik pada mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan teknik analisis Spearman’s Rho pada variabel kecemasan
akademik dan variabel defense mechanism yang tergolong mature maka
diperoleh koefisiensi korelasi sebesar -0,100 dengan signifikansi 0,171 (p >
0,05) yang artinya terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara
variabel kecemasan akademik dengan defense mechanism yang tergolong
mature. Kemudian pada variabel kecemasan akademik dan variabel defense
mechanism yang tergolong neurotic diperoleh koefisiensi korelasi sebesar
0,114 dengan signifikansi 0,141 (p > 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan
yang negatif dan tidak signifikan antara variabel kecemasan akademik dengan
defense mechanism yang tergolong neurotic. Mahasiswa dalam penelitian ini
tidak menggunakan kedua defense ini, baik itu defense mechanism yang
tergolong mature maupun yang tergolong neurotic. Sedangkan pada variabel
kecemasan akademik dan variabel defense mechanism yang tergolong
immature, yang menggunakan teknik analisis Pearson’s diperoleh nilai
koefisiensi korelasi sebesar 0,187 dengan signifikansi 0,037 (p < 0,05). Hal
ini berarti terdapat hubungan yang sisnifikan antara penggunaan defense
mechanism yang tergolong immature. Hasil penelitian berdasarkan analisis
ini menunjukkan bahwa semakin positif tingkat kecemasan akademik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dialami mahasiswa khususnya yang terlibat sebagai subjek penelitian ini,
maka semakin tinggi penggunaan defense mechanism yang tergolong
immature pada mahasiswa. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat
kecemasan akademik yang dialami mahasiswa, maka semakin rendah
penggunaan defense mechanism yang tergolong immature.
B. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan oleh kesimpulan yang telah dijabarkan oleh peneliti
sebelumnya, peneliti perlu juga untuk menyampaikan beberapa keterbatasan
dalam penelitian yang dirasakan peneliti selama proses penelitian sampai
pengolahan data. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel kurang ideal, dikarenakan peneliti mengambil
teknik purposive sampling yaitu metode dengan penetapan sampel yang
berdasarkan pada kriteria tertentu. Yang berarti peneliti telah menentukan
kriteria-kriteria tertentu untuk memilih sampel dari populasi yang ada.
Teknik pemilihan sampel yang demikian tidak memberikan kesempatan
yang sama pada populasi untuk menjadi anggota sampel. Sehingga hasil
dari penelitian ini kurang mampu menggeneralisasikan untuk semua
anggota populasi.
2. Pengambilan data dilakukan secara online, dimana mahasiswa yang
mengisi kuisioner online tersebut bisa jadi tidak serius menjawab setiap
pernyataan yang diberikan, hal ini mengakibatkan data yang diperoleh
mungkin saja sudah terkena bias.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
maka berikut saran-saran yang dapat peneliti berikan:
1. Bagi mahasiswa, diharapkan agar secara sadar dapat mengurangi
kecemasan yang dirasakan, hal ini bisa dilakukan dengan cara
berfokus pada kemampuan diri sehingga dapat mengembangkan
diri menjadi lebih baik, dalam hal ini bagi mahasiswa yang
merasa kurang dalam nilai akademik dapat belajar dengan
sungguh-sungguh terlebih saat akan menghadapi ujian. Maupun
dapat mengoptimalkan seluruh kemampuan saat mengerjakan
tugas ataupun laporan saat diberi oleh dosen. Hal ini dapat
mengurangi rasa cemas dalam aktivitas belajar-mengajar di
kampus.
2. Bagi orang tua, sebaiknya lebih komunikatif pada anak agar
mampu memahami kemampuan anak sendiri. Hal ini juga dapat
mengurangi tuntutan-tuntutan yang pada akhirnya akan
memunculkan perasaan cemas pada anak.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melihat hubungan
antara kecemasan akademik dengan penggunaan defense
mechanism untuk memperhatikan bias-bias yang mungkin saja
terjadi saat pengambilan data secara online. Sehingga, meskipun
lebih irit biaya dan praktis namun pengambilan data secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
online dapat memunculkan bias yang mungkin saja dapat
menggangu perolehan data.
4. Peneliti juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti
bentuk kecemasan pada mahasiswa yang berprestasi atau
memiliki nilai akademik yang tinggi saja lalu defense mechanism
manakah yang sering digunakan oleh mahasiswa berprestasi atau
memiliki nilai akademik yang tinggi tersebut. Sehingga mungkin
saja menemukan hal baru yang tidak dijelaskan oleh peneliti
pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol (2004). Psikologi Kepribadian: Edisi Revisi. Malang: UPT. Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Arif, Iman Setiadi. (2006). Dinamika Kepribadian Gangguan dan Terapinya
(Understanding the Unconscious). Bandung: PT. Refika Aditama.
Akbar, Djumadi. , Moh. Fanani, Erna Herawati. (2015). Hubungan Antara
Tingkat Kecemasan Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Naskah Publikasi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh pada 12 Oktober
2017 pada pukul 20.00 WIB, dari
http://eprints.ums.ac.id/39572/20/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
Auliani Rizqiah. (2010). Hubungan Antara Tipe Kecemasan Dengan Prestasi
Belajar Statistik Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Jurnal Fakultas
Psikologi Universitas UIN Jakarta. Diunduh pada 30 Agustus 2017 pada
pukul 16.00 WIB, dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3520/1/RIZQIAH%
20AULIANI-PSI.pdf
Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bowins, Brad. (2004). Pschological Defense Mechanism A New Perspective. The
American Journal Of Psychoanalysis. Vol. 64, No. 1, March 2004.
Cramer, Phebe (2006). Protecting The Self Defense Mechanism in Action. New
York: The Guilford Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Cramer, Phebe (2009). Seven Pillars Of Defense Mechanism Theory. In: Social
and Personality Psychology Compass, 2008. 2:1963-1981.
Dobson, Cassie. (2012).. Effect Of Academic Anxiety On The Performance Of
Students With And Without Learning Disablities And How Students Can Cope
With Anxiety At School. Academic Anxiety And Coping With Anxiety 1.
Diunduh pada 10 Oktober 2017 pada pukul 04.00 WIB, dari
https://www.nmu.edu/education/sites/DrupalEducation/files/UserFiles/Dobso
n_Cassie_MP.pdf
Dwi Dian. (2015). Stres Akademik. Diakses secara online di
http://diandwiartanti.blogs.uny.ac.id/2015/11/26/stres-akademik/ pada 15
Oktober 2017 pada pukul 22.00 WIB.
Hergenhahn, B.R & Matthew H. Olson. (2011). Pengantar Teori Kepribadian
Edisi ke-8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hidayat, Dede Rahmat (2011). Teori dan Aplikasi: Psikologi Kepribadian Dalam
Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online/daring (dalam jaringan).
Diunduh pada 10 Maret 2017 pada pukul 22.30 WIB, dari https://kbbi.web.id/
Kline, Paul (1993). The Concept Of Defense Mechanisms In Contemporary
Psychology. New York: Springer-Verlag.
Matthews, G., Davies D.R., Westerman, S.J, Stammers, R.B. (2000). Human
Performance Cognition, Stress and Individual Differences. Philadelphia:
Psyhology Press.
Muis, Saludin. (2009). Kenali Kepribadian Anda Dan Permasalahannya: Dari
Sudut Pandang Teori Psikoanalisa.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasution, Liza H. , Fasti Rola. (2011). Hubungan Antara Kecemasan Akademik
dengan Academic Self Management Pada Siswa SMA Kelas X Unggulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Naskah Publikasi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Diunduh pada 21
November 2017 pada pukul 10.00 WIB, dari fpsi.mercubuana-yogya.ac.id
Pervin, Lawrence A. , Cervone, Daniel dan John, Oliver P. (2010). Psikologi
Kepribadian: Teori dan Penelitian, Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana.
Pratiwi, Melani Dian. (2014). Upaya Meminimalisir Tingkat Kecemasan
Menjelang Ulangan Kenaikan Kelas Melalui Bimbingan Belajar
Menggunakan Teknik Relaksasi Progresif (Penelitian Tindakan Bimbingan
dan Konseling pada Siswa VIIID SMP Negeri 2 Sambirejo, Sragen Tahun
Ajaran 2013/2014). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Prawitasari, E. J. (2012). Psikologi Terapan Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta:
Erlangga.
Priyatno, D. (2014). SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.
Purwadi, Andri. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada
Siswa Kelas XII Otomotif dan Mesin Dalam Menghadapi Ujian Nasional
SMK Bina Patria 2 Sukoharjo. Surakarta: STIKES PKU Muhammadiyah.
Safaria, T dan Saputra, N.E. (2009). Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Salkind, Neil J. (2004). Teori-teori Perkembangan Manusia : Sejarah
Kemunculan, Konsepsi Dasar, Analisis Komparatif, dan Aplikasi. Bandung:
Nusa Media.
Sangadji, E. M., dan Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis
dalam Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Santrock, J.W. (2011). Life-Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Edisi
Tiga Belas. Jilid II. Jakarta: Erlangga
Schauenburg H., Willenborg V., Sammet I., & Ehrenthal J.C. (2007). Self-
reported Defence Mechanism as an Outcome Measure in Psychotherapy: A
Study on the German version of the Defence Style Questionnaire DSQ 40.
Psychology and Psychotherapy: Theory, Research and Practice (2007), 80,
355-366. DOI:10.1348/147608306X146068.
Semiun, Yustinus (2006). Kesehatan Mental 1: Pandangan Umum Mengenai
Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-Teori yang Terkait.
Yogyakarta: Kanisius.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Siswanto. (2007). Kesehatan Mental: Konsep, Cakupan, dan Perkembangan.
Yogyakarta: Andi Offset
Sistyaningtyas, Fitriana. (2013) Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan
Prestasi Belajar Matematik Siswi Kelas XI IPA Di SMA Negeri 1 Kayen Pati.
Naskah Publikasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Diunduh pada 12 Oktober 2017 pada pukul 19.00 WIB, dari
http://eprints.ums.ac.id/22565/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sophia Hilma & Siregar Aminudin TH (2015). Pemahaman Diri Mengenai
Defense Mechanism Melalui Bahasa Ungkap Metafor. Journal of Visual Art.
Vol 4, No 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan: Fungsi dan Teori. Jakarta: PT. Buku
Seru.
Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelittian.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Zeigler-Hill Virgil & Drew W. Pratt (2007). Defense Styles and the Interpersonal
Circumplex: The Interpersonal Nature of Psychological Defense. Journal Of
Psychiatry, Psychology and Mental Health. Volume 1, Issue 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 1 :
Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Maria Paula Toby
( 119114078 )
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Salam sejahtera,
Perkenalkan, saya adalah Maria Paula Toby , mahasiswa tingkat akhir dari
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang
menyelesaikan tugas akhir saya untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana. Saya meminta kesedian teman-teman untuk membantu
saya dengan cara mengisi skala penelitian ini.
Sebelum teman-teman mengisi skala penelitian ini, teman-teman saya
minta untuk mengisi data diri terkait dengan kepentingan skala ini. Kemudian,
teman-teman saya harapkan untuk dapat mengisi skala penelitian ini sesuai
dengan apa yang teman-teman alami, rasakan maupun pikirkan. Karena
tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian skala ini sehingga
teman-teman tidak perlu ragu-ragu dalam mengerjakan skala ini dan dapat
mengisinya dengan keadaan teman-teman yang sesungguhnya. Saya memahami
bahwa informasi yang teman-teman berikan dalam skala ini mungkin bersifat
pribadi dan privasi, sehingga saya akan menjaga kerahasiaan jawaban teman-
teman.
Apabila teman-teman bersedia membantu saya untuk mengisi skala dalam
penelitian ini, silahkan teman-teman memberi tanda tangan atau paraf di akhir
pernyataan ini sebagai tanda persetujuan bahwa teman-teman bersedia mengisi
skala ini. Terima kasih atas perhatian dan kesediaan teman-teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian skala ini, dan
saya bersedia mengisi skala penelitian ini.
_____________ , ________________
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini, ada beberapa pernyataan yang teman-teman alami dalam masa
perkuliahan. Silahkan teman-teman baca dengan teliti dan perhatikan pernyataan-
pernyataan di bawah ini dengan seksama dan berilah tanda silang (X) pada salah
satu dari empat kolom yang berada di sebelah kanan pernyataan sesuai dengan
keadaan teman-teman yang sesungguhnya.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
STS : bila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
TS : bila teman teman Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
S : bila teman-teman Setuju dengan pernyataan yang ada
SS : bila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada
Contoh :
Apabila teman-teman ingin mengganti jawaban teman-teman, maka teman-teman
bisa mencoret jawaban teman-teman dengan tanda samadengan (=) pada jawaban
sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang lain.
Contoh :
No. Pernyatan
Jawaban
SS S TS STS
1. Saya merasa sedih jika IPK saya
jelek.
X
X
No. Pernyatan
Jawaban
SS S TS STS
1. Saya merasa sedih jika IPK saya
jelek.
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Nama ( Inisial ) : ______________________
Jenis Kelamin : ( P / L ) *coret yang tidak perlu
Semester : ______________________
No. Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS
1. Saya cukup yakin dengan kemampuan saya dalam
menjawab semua pertanyaan dalam soal ujian.
2. Saya merasa santai jika belum mengerjakan tugas
yang diberikan dosen.
3. Saya akan terus-menerus mengajukan pertanyaan
pada dosen jika saya belum mengerti.
4.
Saya sering menyalahkan diri saya sendiri ketika
saya tak mampu menjawab 1 pertanyaan pada soal
ujian.
5. Saya mampu belajar lebih keras dari biasanya
menjelang ujian dalam keadaan baik-baik saja.
6. Saya merasa prihatin ketika mendapati hasil kuis
saya jelek.
7.
Saya mengerahkan seluruh kemampuan saya
untuk mendapatkan nilai tertinggi pada setiap
mata kuliah yang saya ambil.
8. Saya sukar berkonsentrasi ketika diberi materi
oleh dosen yang kaku.
9.
Saya dapat merasakan nafas saya berhembus lebih
cepat ketika dosen menunjuk saya untuk
menjawab pertanyaan dosen.
10.
Saya merasa sakit pada kepala ketika saya
berusaha belajar lebih keras dari biasanya
menjelang ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
11. Saya merasa sedih jika IPK saya jelek.
12. Saya merasa santai jika saya tak mampu
menjawab 1 pertanyaan pada soal ujian.
13.
Saya dapat mengerjakan soal ujian dengan tenang
meskipun pertanyaan pada soal ujian tidak sesuai
dengan apa yang saya pelajari.
14. Saya merasa tegang jika akan berdiskusi dengan
dosen.
15. Saya merasa jantung saya berdetak lebih keras
ketika dosen hendak membagikan hasil ujian.
16. Saya tidak menyesali jika tidak mampu menjawab
pertanyaan dalam soal ujian.
17. Saya belajar hanya sesuai kemampuan saya pada
setiap mata kuliah.
18. Ketika dosen meminta saya menjawab pertanyaan,
saya mampu menjawab dengan tenang.
19. Saya tetap tenang mengerjakan ujian meskipun
waktu pengerjaan ujian hampir selesai
20. Saya merasa pusing ketika pertanyaan pada soal
ujian tidak sesuai dengan apa yang saya pelajari.
21. Saya merasa tegang ketika hendak menerima nilai
satu semester.
22. Saya merasa sedih ketika hasil ujian saya tidak
sesuai dengan ekspetasi saya.
23. Saya senang jika akan berdiskusi dengan dosen.
24. Saya tetap fokus pada perkuliahan meskipun
materi kuliah diajar oleh dosen yang kaku.
25. Saya merasa wajar jika saya mendapat nilai jelek
pada transkrip nilai.
26. Saya merasa bersemangat ketika akan dibagikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
nilai ujian.
27.
Saya khawatir tidak mendapatkan nilai yang tinggi
jika saya tidak menjawab semua pertanyaan dalam
soal ujian.
28. Menjelang ujian, saya membaca materi
secukupnya .
29. Saya merasa deg-degan ketika dosen membahas
presentasi saya didepan kelas.
30. Saya sulit berkonsentrasi ketika waktu pengerjaan
kuis yang diberikan dosen akan berakhir.
31. Saya memiliki target IPK yang tinggi.
32.
Saya mampu fokus pada soal kuis yang diberikan
oleh dosen meskipun waktu pengerjaan akan
berakhir.
33. Saya merasa biasa saja jika IPK saya jelek.
34.
Saya tak berekspetasi mengenai hasil ujian saya
sehingga saya tidak merasa sedih jika mendapati
nilai ujian saya jelek.
35.
Saya merasa takut ketika menjawab pertanyaan
dosen mengenai topik yang saya sampaikan ketika
presentasi.
36. Saya merasa biasa saja ketika dosen membahas
presentasi saya didepan kelas.
37. Saya dapat merasakan nafas saya berhembus lebih
cepat ketika pembagian nilai ujian.
38. Menjelang ujian, saya biasa membaca materi
berulang-ulang.
39. Saya merasa tidak perlu bertanya meskipun saya
belum mengerti mengenai penjelasan dosen.
40. Saya sering merasa tegang ketika sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menghadapi ujian.
41. Saya menjadi sukar berkonsentrasi ketika
diberikan banyak tugas oleh dosen.
42. Saya merasa mual ketika belum mengerjakan
tugas yang diberikan dosen.
43. Ketika saya menemukan nilai yang jelek pada
transkrip nilai, saya merasa kasian pada diri saya.
44. Saya merasa sedih jika tidak mampu menjawab
pertanyaan dalam soal ujian.
45.
Saya dapat memberikan jawaban pada dosen
dengan tenang saat dosen bertanya mengenai topik
yang saya sampaikan ketika presentasi.
46. Saya merasa biasa saja melihat hasil kuis saya
jelek.
47. Saya merasa baik-baik saja jika hendak menerima
nilai satu semester.
48. Saya menghadapi ujian dengan tenang.
49. Diluar perkuliahan pun, saya tetap merasa nyaman
ketika harus berkomunikasi dengan dosen.
50. Saya tidak memiliki target IPK.
51. Saya mampu fokus meskipun banyak tugas yang
diberikan oleh dosen.
52. Nafas saya menjadi tidak teratur ketika waktu
pengerjaan ujian hampir selesai.
53.
Saya merasa detak jantung saya tidak teratur
ketika berbicara dengan dosen diluar jam
perkuliahan.
54. Saya merasa tenang-tenang saja ketika hasil ujian
hendak dibagikan dosen.
Mohon periksa kembali jawaban teman-teman, jangan sampai ada yang terlewat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 2
Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item
A. Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Kecemasan Akademik
1. Hasil Awal
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KPA_1 142,9796 284,979 ,280 . ,923
KPA_2 142,0000 272,875 ,587 . ,920
KPA_3 142,3673 293,154 -,119 . ,925
KPA_4 142,3265 275,433 ,566 . ,920
KPA_5 143,1633 286,764 ,187 . ,923
KPA_6 141,6735 278,474 ,513 . ,921
KPA_7 141,8776 283,610 ,281 . ,923
KPA_8 142,1429 288,958 ,043 . ,925
KPA_9 142,2041 278,207 ,437 . ,921
KPA_10 142,6122 281,034 ,378 . ,922
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 49 98,0
Excludeda 1 2,0
Total 50 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,923 ,923 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
KPA_11 141,7143 281,583 ,336 . ,922
KPA_12 142,1633 279,723 ,439 . ,921
KPA_13 142,4694 277,338 ,492 . ,921
KPA_14 142,4490 277,503 ,470 . ,921
KPA_15 142,2857 277,625 ,530 . ,921
KPA_16 142,2041 281,249 ,337 . ,922
KPA_17 142,4286 286,708 ,148 . ,924
KPA_18 142,7551 278,689 ,521 . ,921
KPA_19 142,3878 282,326 ,283 . ,923
KPA_20 142,3061 280,592 ,384 . ,922
KPA_21 141,9592 273,998 ,605 . ,920
KPA_22 141,5714 279,375 ,513 . ,921
KPA_23 142,9592 284,832 ,279 . ,923
KPA_24 142,5510 292,211 -,082 . ,925
KPA_25 142,0204 281,520 ,367 . ,922
KPA_26 142,6939 289,634 ,051 . ,924
KPA_27 141,9592 277,790 ,540 . ,921
KPA_28 142,9592 283,748 ,313 . ,922
KPA_29 142,3265 275,724 ,599 . ,920
KPA_30 142,4694 277,629 ,598 . ,920
KPA_31 141,7959 279,082 ,432 . ,921
KPA_32 142,5510 282,919 ,391 . ,922
KPA_33 141,5918 279,747 ,471 . ,921
KPA_34 142,0204 276,020 ,600 . ,920
KPA_35 142,6735 278,558 ,509 . ,921
KPA_36 142,5306 274,046 ,667 . ,919
KPA_37 142,3469 278,273 ,534 . ,921
KPA_38 142,0000 278,292 ,515 . ,921
KPA_39 142,3061 287,550 ,128 . ,924
KPA_40 142,2857 275,875 ,605 . ,920
KPA_41 142,5714 279,000 ,397 . ,922
KPA_42 142,9796 283,687 ,205 . ,924
KPA_43 142,0408 280,582 ,485 . ,921
KPA_44 142,0612 275,642 ,644 . ,920
KPA_45 142,7551 278,897 ,569 . ,920
KPA_46 141,8163 280,611 ,476 . ,921
KPA_47 142,5102 279,297 ,516 . ,921
KPA_48 142,9184 281,535 ,448 . ,921
KPA_49 143,0204 285,395 ,257 . ,923
KPA_50 141,7143 277,458 ,566 . ,920
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KPA_51 142,7551 282,522 ,389 . ,922
KPA_52 142,4694 276,046 ,563 . ,920
KPA_53 142,9796 282,270 ,353 . ,922
KPA_54 142,4898 278,380 ,533 . ,921
Item yang gugur : ( 8 item )
3, 5, 8, 17, 24, 26, 39, 42
2. Hasil Setelah seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,934 ,935 46
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 49 98,0
Excludeda 1 2,0
Total 50 100,0
Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KPA_1 123,2857 266,583 ,272 . ,934
KPA_2 122,3061 253,800 ,621 . ,932
KPA_4 122,6327 257,404 ,558 . ,932
KPA_6 121,9796 260,062 ,517 . ,933
KPA_7 122,1837 264,778 ,295 . ,934
KPA_9 122,5102 259,713 ,443 . ,933
KPA_10 122,9184 263,243 ,352 . ,934
KPA_11 122,0204 263,312 ,329 . ,934
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
KPA_12 122,4694 261,588 ,429 . ,933
KPA_13 122,7755 258,969 ,495 . ,933
KPA_14 122,7551 258,439 ,500 . ,933
KPA_15 122,5918 259,288 ,532 . ,933
KPA_16 122,5102 262,588 ,346 . ,934
KPA_18 123,0612 260,100 ,533 . ,933
KPA_19 122,6939 263,467 ,298 . ,935
KPA_20 122,6122 262,201 ,384 . ,934
KPA_21 122,2653 255,657 ,611 . ,932
KPA_22 121,8776 260,943 ,516 . ,933
KPA_23 123,2653 265,657 ,312 . ,934
KPA_25 122,3265 263,224 ,361 . ,934
KPA_27 122,2653 259,574 ,536 . ,932
KPA_28 123,2653 265,699 ,291 . ,934
KPA_29 122,6327 256,946 ,623 . ,932
KPA_30 122,7755 259,636 ,583 . ,932
KPA_31 122,1020 260,760 ,431 . ,933
KPA_32 122,8571 264,333 ,397 . ,934
KPA_33 121,8980 261,177 ,481 . ,933
KPA_34 122,3265 257,391 ,617 . ,932
KPA_35 122,9796 260,354 ,504 . ,933
KPA_36 122,8367 255,598 ,679 . ,931
KPA_37 122,6531 260,690 ,500 . ,933
KPA_38 122,3061 259,675 ,528 . ,933
KPA_40 122,5918 258,247 ,578 . ,932
KPA_41 122,8776 260,943 ,386 . ,934
KPA_43 122,3469 262,106 ,490 . ,933
KPA_44 122,3673 257,737 ,629 . ,932
KPA_45 123,0612 260,392 ,578 . ,932
KPA_46 122,1224 262,193 ,478 . ,933
KPA_47 122,8163 261,028 ,512 . ,933
KPA_48 123,2245 263,678 ,419 . ,933
KPA_49 123,3265 266,224 ,289 . ,934
KPA_50 122,0204 258,895 ,578 . ,932
KPA_51 123,0612 264,767 ,354 . ,934
KPA_52 122,7755 257,428 ,579 . ,932
KPA_53 123,2857 263,000 ,390 . ,934
KPA_54 122,7959 260,249 ,524 . ,933
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
B. Hasil Reliabilitas pada Skala Defense Mechanism
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 49 98,0
Excludeda 1 2,0
Total 50 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,848 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
DM_1 182,64 1280,424 ,199 ,848
DM_2 183,40 1290,415 ,099 ,851
DM_3 183,96 1265,102 ,229 ,847
DM_4 183,33 1243,057 ,328 ,845
DM_5 182,22 1246,610 ,415 ,843
DM_6 184,43 1248,595 ,386 ,843
DM_7 184,28 1270,849 ,222 ,847
DM_8 183,66 1251,932 ,319 ,845
DM_9 184,74 1266,072 ,297 ,845
DM_10 186,17 1298,457 ,129 ,848
DM_11 184,17 1280,561 ,180 ,848
DM_12 184,13 1253,853 ,291 ,846
DM_13 181,34 1257,651 ,302 ,845
DM_14 183,53 1253,017 ,326 ,845
DM_15 183,77 1242,441 ,408 ,843
DM_16 183,20 1264,786 ,280 ,846
DM_17 184,59 1269,774 ,254 ,846
DM_18 184,78 1265,753 ,294 ,846
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
DM_19 182,61 1223,526 ,486 ,841
DM_20 183,08 1244,890 ,341 ,844
DM_21 182,74 1236,628 ,404 ,843
DM_22 182,35 1256,422 ,286 ,846
DM_23 184,97 1279,268 ,197 ,848
DM_24 182,72 1231,823 ,422 ,842
DM_25 182,80 1228,091 ,425 ,842
DM_26 182,22 1225,601 ,525 ,840
DM_27 182,84 1251,332 ,329 ,845
DM_28 182,94 1253,118 ,303 ,845
DM_29 184,30 1245,795 ,380 ,844
DM_30 181,52 1277,800 ,248 ,846
DM_31 184,33 1257,231 ,332 ,845
DM_32 182,61 1212,466 ,522 ,840
DM_33 182,61 1258,431 ,261 ,847
DM_34 182,62 1244,742 ,350 ,844
DM_35 182,76 1266,585 ,293 ,846
DM_36 183,48 1246,965 ,421 ,843
DM_37 183,71 1237,357 ,425 ,842
DM_38 182,51 1257,383 ,309 ,845
DM_39 182,14 1266,624 ,246 ,847
DM_40 182,81 1249,390 ,398 ,843
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3 :
Skala Final
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Maria Paula Toby
( 119114078 )
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Salam sejahtera,
Perkenalkan saya Maria Paula Toby, mahasiswa akhir Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saat ini saya sedang menyelesaikan tugas
akhir saya sebagai syarat kelulusan. Berkaitan dengan hal itu, saya melakukan
sebuah penelitian mengenai hubungan antara mekanisme pertahanan diri dengan
kecemasan dalam berprestasi pada mahasiswa. Dalam penelitian ini saya ingin
lebih memahami bagaimana reaksi mahasiswa terkait dengan kecemasan
akademik. Untuk itu, saya meminta kesediaan teman-teman untuk menjawab
pertanyaan ataupun pernyataan yang ada di dalam kuisioner ini. Jika teman-teman
ikut berpartisipasi dalam kuisioner ini, maka teman-teman telah memberikan
sumbangsih pada perkembangan diri mahasiswa.
Sebagaimana saya paparkan di atas, teman-teman nantinya akan mengisi
beberapa pertanyaan atau pernyataan yang terbagi menjadi II bagian. Karena tidak
ada jawaban yang benar atau salah, baik atau buruk maka teman-teman dapat
mengisi sesuai dengan apa yang teman-teman alami, rasakan, maupun pikirkan.
Pengisian kuisioner ini bersifat sukarela, sehingga teman-teman dapat
mengisi kuisioner ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya juga
memahami bahwa informasi yang teman-teman berikan bersifat pribadi dan
privasi, oleh karena itu saya dapat menjamin kerahasiaan informasi diri dan
jawaban dari teman-teman. Angket ini juga bersifat anonim atau tanpa nama
sehingga saya tak mengetahui identitas teman-teman. Terimakasih.
Saya telah membaca dan memahami penjelasan tentang pengisian skala ini, dan
saya bersedia mengisi skala penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
IDENTITAS DIRI
Sebelum teman-teman mengisi survei ini, teman-teman saya minta untuk
memberikan informasi terkait dengan kepentingan penelitian saya ini.
Jenis Kelamin : ( P / L ) *coret yang tidak perlu
Semester :
IPK :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAGIAN PERTAMA
PETUNJUK PENGISIAN
Di bawah ini, ada beberapa pernyataan yang teman-teman alami selama masa
perkuliahan. Silahkan teman-teman baca dengan teliti dan perhatikan pernyataan-
pernyataan di bawah ini dengan seksama dan berilah tanda silang (X) pada salah
satu dari empat kolom jawaban yang berada di sebelah kanan pernyataan sesuai
dengan keadaan teman-teman yang sesungguhnya.
Terdapat empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
STS : bila teman-teman Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
TS : bila teman teman Tidak Setuju dengan pernyataan yang ada
S : bila teman-teman Setuju dengan pernyataan yang ada
SS : bila teman-teman Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada
Contoh :
Apabila teman-teman ingin mengganti jawaban teman-teman, maka teman-teman
bisa mencoret jawaban teman-teman dengan tanda samadengan (=) pada jawaban
sebelumnya dan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang lain.
No. Pernyatan
Jawaban
SS S TS STS
1. Saya merasa sedih jika IPK saya
jelek.
X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Contoh :
No. Pernyatan
Jawaban
SS S TS STS
1. Saya merasa sedih jika IPK saya
jelek.
X
X
No. Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS
3. Diluar perkuliahan pun, saya tetap merasa nyaman
ketika harus berkomunikasi dengan dosen.
4. Ketika dosen meminta saya menjawab pertanyaan,
saya mampu menjawab dengan tenang.
3. Saya merasa deg-degan ketika dosen membahas
presentasi saya didepan kelas.
4. Saya merasa biasa saja jika IPK saya jelek
5. Saya merasa santai jika saya tak mampu
menjawab 1 pertanyaan pada soal ujian.
6. Saya merasa tegang jika akan berdiskusi dengan
dosen.
7. Saya mampu fokus meskipun banyak tugas yang
diberikan oleh dosen.
8. Saya sering merasa tegang ketika sedang
menghadapi ujian.
9.
Saya tak berekspetasi mengenai hasil ujian saya
sehingga saya tidak merasa sedih jika mendapati
nilai ujian saya jelek.
10. Saya dapat merasakan nafas saya berhembus lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
cepat ketika pembagian nilai ujian.
11. Saya merasa wajar jika saya mendapat nilai jelek
pada transkrip nilai.
12.
Saya merasa detak jantung saya tidak teratur
ketika berbicara dengan dosen diluar jam
perkuliahan.
13.
Saya merasa takut ketika menjawab pertanyaan
dosen mengenai topik yang saya sampaikan ketika
presentasi.
14. Saya merasa sedih ketika hasil ujian saya tidak
sesuai dengan ekspetasi saya.
15. Ketika saya menemukan nilai yang jelek pada
transkrip nilai, saya merasa kasian pada diri saya.
16. Saya tidak menyesali jika tidak mampu menjawab
pertanyaan dalam soal ujian.
17. Saya tetap tenang mengerjakan ujian meskipun
waktu pengerjaan ujian hampir selesai
18. Saya merasa sedih jika IPK saya jelek.
19.
Saya khawatir tidak mendapatkan nilai yang tinggi
jika saya tidak menjawab semua pertanyaan dalam
soal ujian.
20. Saya merasa sedih jika tidak mampu menjawab
pertanyaan dalam soal ujian.
21.
Saya sering menyalahkan diri saya sendiri ketika
saya tak mampu menjawab 1 pertanyaan pada soal
ujian.
22.
Saya mampu fokus pada soal kuis yang diberikan
oleh dosen meskipun waktu pengerjaan akan
berakhir.
23. Saya sulit berkonsentrasi ketika waktu pengerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
kuis yang diberikan dosen akan berakhir.
24.
Saya dapat merasakan nafas saya berhembus lebih
cepat ketika dosen menunjuk saya untuk
menjawab pertanyaan dosen.
25. Saya merasa santai jika belum mengerjakan tugas
yang diberikan dosen.
26. Saya merasa prihatin ketika mendapati hasil kuis
saya jelek.
27. Saya merasa biasa saja ketika dosen membahas
presentasi saya didepan kelas.
28. Menjelang ujian, saya biasa membaca materi
berulang-ulang.
29. Saya merasa biasa saja melihat hasil kuis saya
jelek.
30. Saya tidak memiliki target IPK.
31. Saya cukup yakin dengan kemampuan saya dalam
menjawab semua pertanyaan dalam soal ujian.
32. Saya menjadi sukar berkonsentrasi ketika
diberikan banyak tugas oleh dosen.
33. Saya merasa pusing ketika pertanyaan pada soal
ujian tidak sesuai dengan apa yang saya pelajari.
34. Saya memiliki target IPK yang tinggi.
35. Saya merasa baik-baik saja jika hendak menerima
nilai satu semester.
36. Saya senang jika akan berdiskusi dengan dosen.
37. Saya merasa jantung saya berdetak lebih keras
ketika dosen hendak membagikan hasil ujian.
38.
Saya merasa sakit pada kepala ketika saya
berusaha belajar lebih keras dari biasanya
menjelang ujian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
39. Saya merasa tenang-tenang saja ketika hasil ujian
hendak dibagikan dosen.
40. Saya merasa tegang ketika hendak menerima nilai
satu semester.
41. Saya menghadapi ujian dengan tenang.
42.
Saya dapat mengerjakan soal ujian dengan tenang
meskipun pertanyaan pada soal ujian tidak sesuai
dengan apa yang saya pelajari.
43. Menjelang ujian, saya membaca materi
secukupnya.
44.
Saya mengerahkan seluruh kemampuan saya
untuk mendapatkan nilai tertinggi pada setiap
mata kuliah yang saya ambil.
45. Nafas saya menjadi tidak teratur ketika waktu
pengerjaan ujian hampir selesai.
46.
Saya dapat memberikan jawaban pada dosen
dengan tenang saat dosen bertanya mengenai topik
yang saya sampaikan ketika presentasi.
Mohon periksa kembali jawaban teman-teman, jangan sampai ada yang terlewat.
Kemudian silakan melanjutkan ke bagian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
BAGIAN KEDUA
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Silahkan teman-teman berikan
penilaian yang menggambarkan tingkatan Setuju atau Tidak Setuju pada
pernyataan di bawah ini.
__________________________________________________________________
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sangat Setuju
__________________________________________________________________
Semakin kecil angka yang Anda pilih, berarti Anda semakin TIDAK setuju
dengan pernyataan yang ada. Sebaliknya, semakin besar angka yang Anda pilih,
berarti Anda semakin setuju dengan pernyataan tersebut.
Tidak ada pilihan jawaban yang benar atau salah dari setiap pernyataan yang ada
sehingga teman-teman dapat mengisi sesuai dengan apa yang teman-teman alami
dan rasakan.
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya mendapat kepuasaan ketika membantu orang lain;
namun jika saya merasa tidak puas lagi, saya akan merasa
tertekan.
2. Jika ada masalah, saya bisa mengabaikan masalah itu sampai
saya memiliki waktu yang tepat untuk menyelesaikannya.
5. Saya mengatasi kecemasan saya dengan membuat sesuatu
yang kreatif seperti melukis atau membuat sebuah kerajinan.
4. Saya mudah mentertawakan diri saya.
5. Saya dapat menemukan alasan yang tepat untuk apapun
yang saya lakukan.
6. Saya sering mendapat perlakuan yang buruk dari orang lain.
7. Jika seseorang menjambret dan mencuri uang saya, saya
lebih memilih ia ditolong dari pada dihukum.
8. Orang-orang menganggap saya cenderung mengabaikan
kejadian yang tidak menyenangkan, seolah-olah kejadian
tersebut tidak ada.
9. Saya mengabaikan bahaya seperti layaknya Superman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
10. Saya bangga karena mampu membuat seseorang merasa
dirinya kecil atau tidak berharga.
11. Saya sering bertindak di luar kendali ketika ada sesuatu yang
mengganggu saya.
12. Ketika ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai dengan
keinginan saya, maka saya akan sakit atau merasa tidak enak
badan.
13. Saya sering menyembunyikan perasaan atau pikiran saya.
14. Saya mendapatkan kepuasan yang lebih besar dari fantasi
daripada kehidupan nyata.
15. Saya memiliki bakat khusus yang membuat saya mampu
melewati hidup tanpa masalah.
16. Saya selalu memiliki alasan yang tepat ketika mengalami
kegagalan.
17. Saya mengalami kesuksesan di dalam dunia fantasi daripada
di dunia nyata.
18. Saya tidak takut apapun.
19. Terkadang saya merasa saya adalah seorang malaikat, tetapi
di lain waktu saya merasa saya adalah seorang iblis.
20. Saya menjadi agresif ketika saya sakit hati.
21. Saya selalu merasa bahwa ada seseorang yang saya kenal
seperti malaikat pelindung.
22. Sepanjang berhubungan dengan diri saya, orang-orang dapat
dikelompokkan menjadi dua: orang baik dan orang jahat.
23. Jika atasan membuat saya jengkel, saya mungkin saja akan
membuat pekerjaan saya salah atau saya akan bekerja lebih
lambat supaya ia tahu.
24. Saya kenal dengan orang yang bisa melakukan apa pun, dan
juga sepenuhnya adil dan jujur.
25. Saya bisa terus memendam perasaan saya, sebab jika saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
melepaskan perasaan tersebut maka saya tidak dapat bekerja
dengan baik.
26. Saya biasanya dapat melihat sisi yang lucu dari keadaan
yang tidak menyenangkan.
27. Saya sakit kepala ketika harus mengerjakan sesuatu yang
tidak saya sukai.
28. Saya bersikap sangat manis pada seseorang walaupun dalam
hati saya marah padanya.
29. Saya yakin saya sering mendapat perlakuan yang lebih
buruk dibandingkan orang lain.
30. Ketika saya harus menghadapi situasi yang sulit, saya
mencoba membayangkan apa yang akan terjadi dan
merencanakan cara untuk menghadapinya.
31. Dokter tidak pernah benar-benar memahami masalah saya.
32. Setelah berapi-api mengutarakan hal-hal yang pantas saya
dapatkan, saya biasanya meminta maaf karena terlalu
berterus-terang.
33. Ketika saya sedang merasa tertekan atau cemas, makan
dapat membuat saya merasa lebih nyaman.
34. Saya sering dianggap sebagai orang yang tidak
mengungkapkan perasaan saya.
35. Jika saya tahu nantinya saya akan sedih, saya bisa
menghadapi kenyataan dengan baik.
36. Saya tidak pernah mendapat tanggapan yang memuaskan,
meskipun banyak keluhan yang saya sampaikan.
37. Sering kali saya mati rasa atau tidak merasakan apapun
ketika ada situasi yang menuntut pergulatan emosi yang
kuat.
38. Menyibukkan diri terus-menerus dengan pekerjaan membuat
saya tidak merasa tertekan atau cemas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
39. Ketika saya mengalami kesulitan, saya akan mencari
seseorang untuk mencurahkan kecemasan.
40. Jika saya memiliki pikiran yang brutal atau agresif, maka
saya terdorong untuk melakukan sesuatu untuk
mengimbanginya.
Periksa kembali pekerjaan teman-teman dan pastikan tidak ada nomor yang
terlewatkan.
Atas bantuan teman-teman saya ucapkan Terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 4
Hasil Uji Beda Mean (Uji-t)
A. Hasil Uji-T Mean Empiris dan Mean Teoritis variabel Kecemasan
Akademik
B. Hasil Uji-T Mean Empiris dan Mean Teoritis Mature
C. Hasil Uji-T Mean Empiris dan Mean Teoritis Immature
One-Sample Test
Test Value = 115
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
KPA 6,860 91 ,000 9,402 6,68 12,12
One-Sample Test
Test Value = 40
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
MATURE 5,482 91 ,000 5,413 3,45 7,37
One-Sample Test
Test Value = 120
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
IMMATURE -4,982 91 ,000 -10,663 -14,91 -6,41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
D. Hasil Uji-T Mean Empiris dan Mean Teoritis Neurotic
One-Sample Test
Test Value = 40
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
NEUROTIC 4,197 91 ,000 4,011 2,11 5,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas variabel Kecemasan Akademik dan masing-masing
faktor Defense Mechanism
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KECEMASANAKADEMIK 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
MATURE 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
IMMATURE 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
NEUROTIC 92 100,0% 0 0,0% 92 100,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 6
Hasil Uji Linearitas
A. Uji Linearitas Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism Mature
B. Uji Linearitas Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism Immature
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
IMMATURE *
KECEMASANAKADE
MIK
Between
Groups
(Combined) 22897,432 43 532,498 1,654 ,046
Linearity 1347,428 1 1347,428 4,184 ,046
Deviation from
Linearity 21550,004 42 513,095 1,593 ,060
Within Groups 15457,122 48 322,023
Total 38354,554 91
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
MATURE *
KECEMASANAKADE
MIK
Between
Groups
(Combined) 4074,638 43 94,759 1,113 ,358
Linearity 98,913 1 98,913 1,161 ,287
Deviation from
Linearity 3975,725 42 94,660 1,112 ,360
Within Groups 4087,667 48 85,160
Total 8162,304 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
C. Uji Linearitas Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism Neurotic
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
NEUROTIC *
KECEMASANAKADE
MIK
Between
Groups
(Combined) 3289,100 43 76,491 ,843 ,714
Linearity 144,317 1 144,317 1,590 ,213
Deviation from
Linearity 3144,783 42 74,876 ,825 ,736
Within Groups 4355,889 48 90,748
Total 7644,989 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 7
Hasil Uji Hipotesis
A. Korelasi Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism Mature
B. Korelasi Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism Immature
Correlations
KECEMASANA
KADEMIK IMMATURE
KECEMASANAKADEMIK Pearson Correlation 1 ,187*
Sig. (1-tailed) ,037
N 92 92
IMMATURE Pearson Correlation ,187* 1
Sig. (1-tailed) ,037
N 92 92
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Correlations
KECEMASANA
KADEMIK MATURE
Spearman's rho KECEMASANAKADEMIK Correlation Coefficient 1,000 -,100
Sig. (1-tailed) . ,171
N 92 92
MATURE Correlation Coefficient -,100 1,000
Sig. (1-tailed) ,171 .
N 92 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
C. Kecemasan Akademik dan Defense Mechanism Neurotic
Correlations
KECEMASANA
KADEMIK NEUROTIC
Spearman's rho KECEMASANAKADEMIK Correlation Coefficient 1,000 ,114
Sig. (1-tailed) . ,141
N 92 92
NEUROTIC Correlation Coefficient ,114 1,000
Sig. (1-tailed) ,141 .
N 92 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 8 :
Tabel Blueprint Skala Kecemasan Akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Table Blueprint Skala Kecemasan Akademik
Kecemasan Akademik adalah gangguan pola pikir, reaksi fisik seperti rasa takut, kekhawatiran, dan
ketegangan yang dipicu oleh ketidakampuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik,
ketidakmampuan mengerjakan ujian atau tes yang diberikan dosen, dan ketidakmampuan berinteraksi serta
berkomunikasi dengan dosen.
No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable
1. Reaksi emosional, adalah
komponen kecemasan yang
berkaitan dengan persepsi
individu terhadap pengaruh
psikologis seperti sedih,
perasaan keprihatinan,
ketegangan, mencela diri
sendiri atau orang lain.
1. Sedih 1.1.1
Saya merasa sedih jika IPK saya
jelek.
1.1.3
Saya merasa sedih jika tidak
mampu menjawab pertanyaan
dalam soal ujian.
1.1.5
Saya merasa sedih ketika hasil
ujian saya tidak sesuai dengan
ekspetasi saya.
1.1.2
Saya merasa biasa saja jika IPK
saya jelek
1.1.4
Saya tidak menyesali jika tidak
mampu menjawab pertanyaan
dalam soal ujian.
1.1.6
Saya tak berekspetasi mengenai
hasil ujian saya sehingga saya
tidak merasa sedih jika mendapati
nilai ujian saya jelek.
2. Perasaan keprihatinan 1.2.7
Saya merasa prihatin ketika
mendapati hasil kuis saya jelek.
1.2.9
Ketika saya menemukan nilai
yang jelek pada transkrip nilai,
saya merasa kasian pada diri saya.
1.2.11
Saya sering menyalahkan diri
saya sendiri ketika saya tak
mampu menjawab 1 pertanyaan
pada soal ujian.
1.2.8
Saya merasa biasa saja melihat
hasil kuis saya jelek.
1.2.10
Saya merasa wajar jika saya
mendapat nilai jelek pada
transkrip nilai.
1.2.12
Saya merasa santai jika saya tak
mampu menjawab 1 pertanyaan
pada soal ujian.
3. Ketegangan 1.3.13
Saya sering merasa tegang ketika
sedang menghadapi ujian
1.3.15
Saya merasa tegang ketika
hendak menerima nilai satu
semester.
1.3.14
Saya menghadapi ujian dengan
tenang.
1.3.16
Saya merasa baik-baik saja jika
hendak menerima nilai satu
semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1.3.17
Saya merasa tegang jika akan
berdiskusi dengan dosen.
1.3.18
Saya senang jika akan berdiskusi
dengan dosen.
2. Reaksi kognitif, adalah
komponen kecemasan yang
mempengaruhi kemampuan
berpikir jernih individu
dalam pemecahan masalah
sehingga memunculkan rasa
kekhawatiran dan
ketakutan individu dalam
mengatasi tuntutan
lingkungan.
1. Khawatir 2.1.19
Menjelang ujian, saya biasa
membaca materi berulang-ulang.
2.1.21
Saya khawatir tidak mendapatkan
nilai yang tinggi jika saya tidak
menjawab semua pertanyaan
dalam soal ujian.
2.1.20
Menjelang ujian, saya membaca
materi secukupnya .
2.1.22
Saya cukup yakin dengan
kemampuan saya dalam
menjawab semua pertanyaan
dalam soal ujian.
2. Sukar berkonsentrasi 2.2.25
Saya sulit berkonsentrasi ketika
waktu pengerjaan kuis yang
diberikan dosen akan berakhir.
2.2.29
Saya menjadi sukar
berkonsentrasi ketika diberikan
banyak tugas oleh dosen.
2.2.26
Saya mampu fokus pada soal kuis
yang diberikan oleh dosen
meskipun waktu pengerjaan akan
berakhir.
2.2.30
Saya mampu fokus meskipun
banyak tugas yang diberikan oleh
dosen.
3. Ketakutan (akan
tuntutan)
2.3.31
Saya memiliki target IPK yang
tinggi.
2.3.33
Saya mengerahkan seluruh
kemampuan saya untuk
mendapatkan nilai tertinggi pada
setiap mata kuliah yang saya
ambil.
2.3.35
Saya merasa takut ketika
menjawab pertanyaan dosen
mengenai topik yang saya
sampaikan ketika presentasi.
2.3.32
Saya tidak memiliki target IPK.
2.3.36
Saya merasa tenang ketika
menjelaskan jawaban dari
pertanyaan dosen ketika
presentasi berlangsung.
3. Reaksi fisiologis, adalah
komponen kecemasan yang
terkait dengan reaksi tubuh
individu terhadap sumber
kekhawatiran dan
ketakutan. Reaksi tubuh ini
1. Jantung berdetak
lebih keras
3.1.37
Saya merasa jantung saya
berdetak lebih keras ketika dosen
hendak membagikan hasil ujian
3.1.38
Saya merasa tenang-tenang saja
ketika hasil ujian hendak
dibagikan dosen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
berkaitan dengan sistem
syaraf yang mengendalikan
otot dan kelenjar tubuh
sehingga memunculkan
reaksi seperti jantung yang
berdetak lebih keras, nafas
bergerak lebih cepat serta
tekanan darah yang
meningkat.
3.1.39
Saya merasa deg-degan ketika
dosen membahas presentasi saya
didepan kelas.
3.1.41
Saya merasa detak jantung saya
tidak teratur ketika berbicara
dengan dosen diluar jam
perkuliahan
3.1.40
Saya merasa biasa saja ketika
dosen membahas presentasi saya
didepan kelas.
3.1.42
Diluar perkuliahan pun, saya tetap
merasa nyaman ketika harus
berkomunikasi dengan dosen.
2. Nafas bergerak lebih
cepat
3.2.43
Nafas saya menjadi tidak teratur
ketika waktu pengerjaan ujian
hampir selesai.
3.2.45
Saya dapat merasakan nafas saya
berhembus lebih cepat ketika
dosen menunjuk saya untuk
menjawab pertanyaan dosen.
3.2.47
Saya dapat merasakan nafas saya
berhembus lebih cepat ketika
pembagian nilai ujian.
3.2.44
Saya tetap tenang mengerjakan
ujian meskipun waktu pengerjaan
ujian hampir selesai.
3.2.46
Ketika dosen meminta saya
menjawab pertanyaan, saya
mampu menjawab dengan tenang.
3. Tekanan darah
meningkat
3.3.49
Saya merasa sakit pada kepala
ketika saya berusaha belajar lebih
keras dari biasanya menjelang
ujian.
3.3.53
Saya merasa pusing ketika
pertanyaan pada soal ujian tidak
sesuai dengan apa yang saya
pelajari.
3.3.52
Saya merasa santai jika belum
mengerjakan tugas yang diberikan
dosen.
3.3.54
Saya dapat mengerjakan soal
ujian dengan tenang meskipun
pertanyaan pada soal ujian tidak
sesuai dengan apa yang saya
pelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI